Anda di halaman 1dari 11

NAMA : SITI ALVIRA

NIM: (526080619009)

MATA KULIAH : ETIKET DAN PENGEMBANGAN DIRI

DOSEN PENGAMPU: NS DITTE AYU SUNTARA, M.Kep

PROGAM STUDI : D3 KEBIDANAN (T1)

SOAL :

berdasarkan yg akan kita bahas tolong pendapat anda berdasarkan jurnal n

sumber sumber yg d percaya mengenai .. konsep pengembangan diri bidan, elemen

kompetensi diri, cara pengembangan potensi diri n faktor yg mempengaruhinya ..

buat dlm bentuk word n buat/cari vidio mengenai kegiatan bidan dlm

pengembangan diri ..
1. Pengertian pengembangan diri

Pengembangan diri yang dimaksud adalah pengembangan segala potensi yang ada
pada diri sendiri, dalam usaha meningkatkan potensi berfikir dan berprakarsa serta
meningkatkan kapasitas intelektual yang diperoleh dengan jalan melakukan berbagai
aktivitas.
Pengembangan diri adalah suatu proses meningkatkan kemampuan atau potensi,
dan kepribadian, serta sosial-emosional seseorang agar terus tumbuh dan berkembang.

Berikut beberapa pengertian tentang Pengembangan Diri menurut para ahli:

a) Menurut Abraham Maslow, pengembangan diri adalah suatu usaha individu


dalam memenuhi kebutuhannya terhadap aktualisasi diri. Kebutuhan aktualisasi
diri yaitu kebutuhan puncak atau tertinggi diantara kebutuhan-kebutuhan manusia.

b) Menurut Mc Clelland, pengembangan Diri dapat dikategorikan pada usaha


pemenuhan kebutuhan untuk berprestasi. Prestasi yang dimaksud disini ialah
dalam pengertian luas, tidak sekedar dalam ruang lingkup akademis misalnya
prestasi dalam berkarir, prestasi dalam lingkungan masyarakat dan politik, serta
lain sebagainya.
c) Menurut Erik Erikson setiap orang menjalani serangkaian “krisis psikososial”
pada saat jatuh tempo. Setiap orang memiliki rintangan emosional tertentu untuk
mengatasinya. Bagaimana mereka mengatasi rintangan tersebut mempengaruhi
perkembangan pribadi mereka.

2
Pengembangan diri dapat mencakupdengan kegiatan-kegiatan berikut:

- meningkatkan kesadaran diri


- meningkatkan pengetahuan diri
- meningkatkan keterampilan atau mempelajari keterampilan baru
- membangun atau memperbaharui identitas/harga diri
- mengembangkan kekuatan atau bakat
- meningkatkan kesejahteraan[butuh rujukan]
- mengidentifikasi atau meningkatkan potensi
- membangun kinerja sumber daya manusia
- meningkatkan gaya hidup atau kualitas hidup
- meningkatkan kesehatan
- memenuhi aspirasi
- memulai keberaniaan pribadi
- mendefinisikan dan melaksanakan rencana pengembangan diri (PDPs)
- meningkatkan kemampuan social

2. Pengembangan diri dalam pelayanan kebidanan


A. Pengertian pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregister) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan. (Midwifery Service)
Pelayanan Kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga, sesuai dengan kewenangan dalam
rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Sebuah filosofi kebidanan (Philosophy for Midwifery) yang dikeluarkan pada
tahun 1991 oleh Royal College of Midwives, tertulis sebagai berikut : Tujuan profesi
kebidanan adalah menyediakan suatu pelayanan yang memfasilitasi rasa aman dan
kepuasan wanita yang mengalami perubahan menjadi ibu. Ini adalah pencapaian
yang sangat prinsip dari suatu proses dukungan,perawatan,bimbingan,pengawasan

3
dan pendidikan. Kebutuhan wanita yang unik dan personal dalam masa usia subur
mereka adalah pusat dari pelayanan ini.
Telah dipahami bahwa jika bidan akan bergerak ke pelayanan yang benar –benar
berpusat pada wanita maka mereka membutuhkan perubahan dalam struktur
organisasi dan sistem operasional,demikian pula dengan persiapan demi kepentingan
setiap praktisi.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga, dan masyarakat yang
meliputi upayapeningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan pelayanan
kebidanan dapat dibedakan menjadi :
1) Layanan Primer
ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi anggung jawab bidan.
2) Layanan Kolaborasi
adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.
3) Layanan Rujukan
adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system
layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh
bidan dalam menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga
layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horizontal maupun vertical atau meningkatkan keamanan dan
kesejahteraan ibu serta bayinya.
4) Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak,
melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika
diperlukan, serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan


kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan

4
menjadi orang tua serta dapat meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan
seksual atau kesehatan reproduksi dan asuhan anak

3. Pengertian kompetensi diri

Menurut Susanto (2003) definisi tentang kompetensi yang sering dipakai adalah
karakteristik-karakteristk yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior.
Kompetensi juga merupakan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan yang
berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-
pekerjaan non-rutin.
Mendiknas melalui Surat Keputusan No. 045/U/2002 menyatakan bahwa
kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu
1. elemen-elemen kompetensi meliputi:
1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan ilmu dan keterampilan
3. Kemampuan berkarya
4. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan
keterampilan yang dikuasai
5. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam
berkarya

Menurut Johnson (Usman, 1997), kompetensi merupakan kinerja (perfomance)


yang rasional yang secara memuaskan memenuhi tujuan tertentu sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Sedangkan Ife (1995) menyatakan bahwa secara umum kompetensi
dimaknai sama dengan keterampilan-keterampilan (skills) yang dimiliki oleh seseorang.

Mirabile (Kismiyati, 2004) mendefinisikan kompetensi sebagai pengetahuan dan


keterampilan yang dituntut untuk melaksanakan dan/atau untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan, yang merupakan dasar bagi penciptaan nilai dalam suatu organisasi.

5
Menurut definisi ini, faktor-faktor kompetensi yang sangat penting bagi
perseorangan maupun organisasi untuk mencapai keberhasilan, meliputi: pengetahuan
teknis, pengkoordinasian pekerjaan, penyelesaian dan pemecahan masalah, komunikasi
dan layanan, dan akuntabilitas.

Selanjutnya, Sedarmayanti (2003) mengemukakan beberapa pengertian kompetensi,


yaitu:

1. Konsep luas, membuat kemampuan, mentrasfer keahlian dan kemampuan kepada


situasi baru dalam wilayah kerja.
2. Kemampuan dan kemauan untuk melakukan pekerjaan.
3. Dimensi perilaku yang memengaruhi kinerja.
4. Karakteristik individu yang dapat dihitung dan diukur secara konsisten, dapat
dibuktikan untuk membedakan secara nyata antara kinerja yang efektif dengan yang tidak
efektif.
5. Kemampuan dasar dan kualitas kinerja yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan
dengan baik.
6. Bakat, sifat dan keahlian individu yang dapat dibuktikan, dapat dihubungkan dengan
kinerja yang efektif dan baik sekali.

4. Cara menggali potensi diri

A. Pengertian potensi diri


Potensi berasal dari bahasa Inggris to potent yang artinya keras, atau kuat. Istilah
lain potensi dapat disebut kemampuan, kekuatan, kesanggupan, atau daya, baik sudah
terwujud atau belum terwujud, tetapi belum optimal.
Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk paling
sempurna di antara makhluk makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia dianugerahi
cipta, rasa, dan karsa. Ketiga hal tersebut yang disebut potensi dasar.

6
Dengan daya cipta, manusia mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan diri sendiri atau dimanfaatkan oleh orang lain. Melalui perasaan, manusia
mampu merasakan atau membedakan mana yang baik atau mana yang buruk.
sedangkan dengan karsa, manusia mempunyai kemauan untuk melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu.

B. Macam-Macam Potensi Diri


Potensi sendiri menyangkut kemampuan dasar inteligensi, logika, dan sikap kerja.
Walaupun demikian, tidak ada manusia sempurna yang memiliki kelebihan dalam
segala hal dibandingkan orang lain. Disinilah kita memahami bagaimana kedudukan
manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak mungkin memenuhi
segala kebutuhan hidupnya tanpa bantuan atau pertolongan orang lain.

Secara umum, Budiyanto (2006:3) menyebutkan bahwa potensi diri setiap manusia
terdiri atas:
a) Potensi Berfikir
Manusia memiliki potensi berfikir. Sering kali Allah menyuruh manusia
untuk berfikir, maka berfikir. Logikanya orang hanya disuruh berfikir karena ia
memiliki potensi berfikir. Maka dapat dikatakan bahwa setiap manusia memiliki
potensi untuk belajar informasi-informasi baru, menghubungkan berbagai
informasi, serta menghasilkan pemikiran baru.

b) Potensi Emosi
Potensi yang lain ialah potensi dalam bidang afeksi/emosi. Setiap manusia
memiliki potensi cita rasa, yang dengannya manusia dapat memahami orang lain,
memahami suara alam, ingin mencintai dan dicintai, memperhatikan dan
diperhatikan, menghargai dan dihargai, cenderung kepada keindahan.

c) Potensi Fisik
Potensi Fisik (Psychomotoric) adalah potensi fisik manusia yang dapat
diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka

7
pemenuhan kebutuhan hidup. Misalnya mata untuk melihat, kaki untuk berjalan,
telinga untuk mendengar dan lain-lain.

d) Potensi Sosial
Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient) adalah potensi kecerdasan
yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kanan). Fungsinya antara lain
untuk mengendalikan amarah, bertanggungjawab, motivasi dan kesadaran diri.

e) Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient)


Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient) adalah potensi
kecerdasan yang ada pada otak manusia (terutama otak sebelah kiri). Fungsi
potensi tersebut adalah untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan
menganalisis.

f) Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)


Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient) adalah potensi kecerdasan
yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa
sadar atau kearifan di luar ego. Secara umum Spiritual Quotient merupakan
kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia.

g) Potensi Daya Juang (Adversity Quotient)


Potensi Daya Juang (Adversity Quotient) adalah potensi kecerdasan manusia yang
bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan,
ketangguhan dan daya juang tinggi. Melalui potensi ini, seseorang mampu
mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang.

C. Ciri-Ciri Potensi Diri


Ciri orang yang memahami potensi dirinya bisa diukur atau dilihat dalam sikap
dan perilakunya sehari-hari dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Menurut La Rose “Sugiharso dkk, 2009:126-127” menyebutkan bahwa orang yang
berpotensi memiliki ciri-ciri:

8
-Suka belajar dan mau melihat kekurangan dirinya.
-Memiliki sikap yang luwes.
-Berani melakukan perubahan secara total untuk perbaikan.
-Tidak mau menyalahkan orang lain maupun keadaan.
-Memiliki sikap yang tulus bukan kelicikan.
-Memiliki rasa tanggung jawab.
-Menerima kiritik saran dari luar.
-Berjiwa optimis dan tidak mudah putus asa.

D. Sifat Potensi Diri


Berikut ini terdapat beberapa sifat potensi diri, terdiri atas:

a. Potensi Positif
Terdiri atas:
-Memiliki Idealisme
-Dinamis dan Kreatif
-Keberanian Mengambil Resiko
-Optimis dan Kegairahan Semangat
-Kemandirian dan Disiplin Murni
-Fisik yang Kuat dan Sehat
-Sikap Ksatria
-Terampil dalam Menerapkan IPTEK
-Kompetitif
-Daya Pikir yang Kuat
-Memiliki Bakat

b. Potensi Negatif
Terdiri atas:
-Mudah Diadu Domba
-Kurang Berhati-hati
-Emosional

9
-Kurang Percaya Diri
-Kurang Memiliki Motivasi

10
DAFTAR PUSTAKA

Marmawi, Persamaan Gender dalam Pengembangan Diri, Jurnal Visi Pendidikan, h. 176.

Tarsis Tarmudji, Pengembangan Diri, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 1998), h.29.

https://www.dosenpendidikan.co.id/potensi-diri/

http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3692007.pdf

https://www.academia.edu/10133570/STANDAR_PELAYANAN_KEBIDANAN_STANDAR_
1_-4

https://darmawanaji.com/penemuan-diri-proses-sepanjang-hayat/

Anda mungkin juga menyukai