Anda di halaman 1dari 12

14 Kompetensi 

Guru dalam PKG


Berikut ini adalah 14 Kompetensi beserta indikator penilaiannya yang wajib dimiliki oleh guru
;

A. KOMPETENSI PEDAGOGIK (Pembelajaran)

Penilaian untuk Kompetensi 1 : Mengenal Karakteristik Peserta Didik


Indikator
1. Guru dapat mengeidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik di kelasnya.
2. Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada
semua peserta didik dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar yang berbeda.
4. Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta didik lain.
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik.
6. Guru memperhatikan peserta didik dengan kelamahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan,
diolok-olok, minder, dsb)

Penilaian untuk Kompetensi 2 : Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
Indikator
1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi
pembelajaran sesuai usia dan kemapuan belajaranya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.

2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran


tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik
yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran.
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotivasi kemauan belajar peserta didik.
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik.
6. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran.

Penilaian untuk Kompetensi 3 : Pengembangan Kurikulum


Indikator
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum.
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk membahas
materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan.
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
4. Guru memilih materi pembelajaran yang: a) sesuai dengan tujuan pembelajaran, b) tepat
dan mutakhir, c) sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik, dan d)
dapat dilaksanakan di kelas e) sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.

Penilaian untuk Kompetensi 4 : Pengembangan Kurikulum


Indikator
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun
secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya.

2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk membantu proses


belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga membuat peserta didik merasa
tertekan.
3. Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar peserta didik.
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan proses
pembelajaran, bukan semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi. Misalnya: dengan
mengetahui terlebih dahulu peserta didik lain yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban
tersebut yang benar.
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan mengaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari peserta didik.
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian peserta didik.
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua peserta dapat termanfaatkan secara produktif.
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang dengan kondisi kelas.
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya,
mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis untuk membantu
proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman peserta didik terhadap materi sebelumnya.
11. Guru menggunakan alat bantu ajar, dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Penilaian untuk Kompetensi 5 : Memahami dan Mengambangkan Potensi


Indikator
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian terhadap setiap
peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-masing.
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masing-masing
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk memunculkan daya
kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta didik.
4. Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memberikan perhatian kepada setiap individu.
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing.
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing.
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan mendorongnya
untuki memahami dan menggunakan informasi yang disampaikan.

Penilaian untuk Kompetensi 6 : Komunikasi dengan Peserta Didik


Indikator
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan menjaga partisipasi
peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang menuntut peserta didik untuk
menjawab dengan ide dan pengetahuan mereka.
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan tanggapan
peserta didik, tanpa menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk membantu atau
mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3. Guru menanggapinya pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai
tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa mempermalukannya.
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar peserta didik.
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban peserta didik
baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk mengukur tingkat pemahaman peserta
didik.
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan meresponnya secara
lengkap dan relevan untuk menghilangkan kebingungan pada peserta didik

Penilaian untuk Kompetensi 7 : Penilaian dan Evaluasi


Indikator
1. Guru menyusun alat penilaian yangs sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian, selain penilaian
formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan hasil serta implikasinya kepada
peserta didik, tentang tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran yang telah dan
akan dipelajari.
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang
sulit sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan masing-masing peserta didik untuk
keperluan remedial dan pengayaan.
4. Guru memanfatkan masukan dari peserta didik dan mereflesikannya untuk meningkatkan
pembelajaran selanjutnya, dan dapat membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran,
rancangan pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5. Guru memanfaatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya.
B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN (Pembelajaran)

Penilaian untuk Kompetensi 8 : Bertindak sesuai dengan Norma, Agama, Hukum, Sosial
dan Kebudayaan Nasional Indonesia
Indikator
1. Guru mengharagai dan mempromosikan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi
dan etika bagi semua warga Indonesia.
2. Guru mengembangkan kerjasama dan membina kebersamaan dengan teman sejawat
tanpa memperhatikan perbedaan yang ada (misalnya: suku, agama, dan gender)

3. Guru saling menghormati dan menghargai teman sejawat sesuai dengan kondisi dan
keberadaan masing-masing.
4. Guru memiliki rasa persatuan dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
5. Guru mempunyai pandangan yang luas tentang keberagaman bangsa Indonesia
(misalnya: budaya, suku, agama).

Penilaian untuk Kompetensi 9 : Menunjukan Pribadi yang Dewasa dan Teladan
Indikator
1. Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara, berpenampilan, dan berbuat terhadap
semua peserta didik, orang tua, dan teman sejawat.
2. Guru mau membagi pengalamannya dengan teman sejawat, termasuk mengundang
mereka untuk mengobservasi cara mengajarnya dan memberikan masukan.
3. Guru mampu mengelola pembelajaran yang membuktikan bahwa guru dihormati oleh
peserta didik, sehingga semua peserta didik selalu memperhatikan guru dan berpartisispasi
aktif dalam proses pembelajaran
4. Guru bersikap dewasa dalam menerima masukan dari peserta didik dan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipsi dalam proses pembelajaran.
5. Guru berperilaku baik untuk mencitrakan nama baik sekolah.

Penilaian untuk Kompetensi 10 : Etos Kerja, Tanggung Jawab yang Tinggo, dan Rasa
Bangga menjadi Guru
Indikator
1. Guru mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu.
2. Jika guru harus meninggalkan kelas, guru mengaktifkan siswa dengan melakukan hal-hal
produktif terkait dengan mata pelajaran, dan meminta guru piket atau guru lain untuk
mengawasi kelas.
3. Guru memenuhi jam mengajar dan dapat melakukan semua kegiatan lain diluar jam
mengajar berdasarkan ijin dan persetujuan pengelola sekolah.
4. Guru meminta ijin dan memberitahu lebih awal, dengan memberikan alasan dan bukti
yang sah jika tidak menghadiri kegaiatan yang telah direncanakan, termasuk proses
pembelajaran di kelas.
5. Guru menyelesaikan semua tugas administratif dan non-pembelajaran dengan tepat
waktu sesuai standar yang ditetapkan.
6. Guru memanfaatkan waktu luang selain mengajar untuk kegiatan yang produktif terkait
dengan tugasnya.
7. Guru memberikan kontribusi terhadap pengembamgan sekolah dan mempunyai prestasi
yang berdampak positif terhadap nama baik sekolah.
8. Guru merasa bangga dengan profesinya sebagai guru.

C. KOMPETENSI SOSIAL (Pembelajaran)

Penilaian untuk Kompetensi 11 : Bersikap Inklusif, Bertindak Obyektif, Serta Tidak
Diskriminatif
Indikator
1. Guru memperlakukan semua peserta didik secara adil, memberikan perhatian dan
bantuan sesuai dengan kebutuhan masing-masing, tanpa memperdulikan faktor perseonal.
2. Guru menjaga hubungan baik, dan peduli dengan teman sejawat (bersifat inklusif), serta
berkontribusi positif terhadap semua diskusi formal dan informal terkait dengan
pekerjaannya.
3. Guru sering berinteraksi dengan peserta didik dan tidak membatasi perhatiannya hanya
pada kelompok tertentu (misalnya: peserta didik yang pandai, kaya, berasal dari daerah
yang sama dengan guru).

Pemantauan Penilaian untuk Kompetensi 12 : Komunikasi dengan Sesama Guru, Tenaga
Pendidikan, Orang Tua Peserta Didik, dan Masrakat.
Indikator
1. Guru menyampaikan informasi tentang kemajuan, kesulitan, dan potensi peserta didik
kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan formal maupun tidak formal antara guru dan
orang tua, teman sejawat, dan dapat menunjukan buktinya.
2. Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh
sekolah dan masyarakat dan dapat memberikan bukti keikutsertaannya.
3. Guru memperhatikan sekolah sebagai bagian dari masyarakat, berkomunikasi dengan
masyarakat
sekitar, serta berperan dalam kegiatan sosial di masyarakat.

D. KOMPETENSI PROFESIONAL (Pembelajaran)

Penilaian untuk Kompetensi 13 : Penguasaan Materi Struktur Konsep dan Pola Pikir
Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu
Indikator
1. Guru melakukan pemetaan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata
pelajaran yang diampunya, untuk mengidentifkasi materi pembelajaran yang dianggap sulit,
melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, dan memperkirakan alokasi waktu
yang diperlukan.
2. Guru menyertakan informasi yang tepat dan mutkahir di dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
3. Guru menyusun materi, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang berisi
informasi yang tepat, mutakhir, dan membantu peserta didik untuk memahami konsep
materi pembelajaran.

Penilaian untuk Kompetensi 14 : Mengembangkan Keprofesian Melalui Tindakan Reflektif.


Indikator
1. Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman
diri sendiri.
2. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan masukan dari kolega atau hasil penilaian proses
pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya.
3. Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
(PKB).
4. Guru dapat mengaplikasikan pengalaman PKB dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian
pembelajaran, dan tindak lanjutnya.
5. Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya
seminar, konferensi), dan aktif dalam melaksanakan PKB.
6. Guru dapat memanfaatkan TIK dalm berkomunikasi dan pelaksanaan PKB.

PROFESIONALISME GURU PAI Oleh Prof. Dr. H.


Kamrani Buseri, M.A.
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan/menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi tinggi. Keahlian
diperoleh dari lembaga pendidikan yang khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum
yang dapat dipertanggungjawabkan.
CIRI PROFESIONAL:
Muchtar Luthfi:
1. Keahlian khusus bukan diwarisi
2. Panggilan hidup dan sepenuh waktu
3. Memiliki teori yang baku secara universal. Ada aturan yang jelas. Dikenal secara umum
4. Untuk masyarakat bukan untuk pribadi
5. Dilengkapi kecakapan diagnostik dan kompetensi apilikatif
6. Otonomi dalam menunaikan profesinya
7. Punya kode etik
8. Punya klien yang jelas, orang yang membutuhkan layanan
Finn:
9. Membutuhkan organisasianisasi profesi yang kuat
10. Mengenali hubungan dengan profesi lain
Pendapat lain:
1. Adanya standar unjuk kerja ;
2. Adanya lembaga pendidikan khusus untuk menghasilkan pelaku profesi tersebut dengan
standar kualitas akademik yang bertanggung jawab ;
3. Adanya organisasianisasi profesi ;
4. Adanya etika dan kode etik profesi ;
5. Adanya sistem imbalan ; dan
6. Adanya pengakuan masyarakat.
PROFESI KEGURUAN

Enam asumsi dasar yang melandasi perlunya profesionalisasi dalam pendidikan:


1. Subjek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan
perasaan, dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensinya
2. Pendidikan dilaksanakan secara intensional, yakni secara sadar bertujuan, maka
pendidikan menjadi normatif yang diikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik secara
universal, nasional, maupun lokal, yang merupakan acuan para pendidik, peserta didik dan
pengelola pendidikan.
3. Teori-teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam menjawab
permasalahan pendidikan.
4. Pendidikan bertolak dari asumsi pokok tentang manusia, yakni manusia mempunyai
potensi yang baik untuk berkembang. Oleh karenanya pendidikan adalah usaha
mengembangkan potensi unggul tersebut.
5. Inti pendidikan terjadi dalam proses. Yakni situasi di mana terjadi dialog antara perserta
didik dengan pendidik, yang memungkinkan peserta didik tumbuh ke arah yang dikehendaki
oleh pendidik agar selaras dengan nilai-nilai yang yang dijunjung tinggi masyarakatakat.
6. Sering terjadi dilemma antara tujuan utama pendidikan yaitu menjadikan manusia sebagai
manusia yang baik (dimensi intrinsik) dengan misi instrumental yakni yang merupakan alat
untuk perubahan atau mencapai sesuatu.
Syarat-syarat Profesi Guru:
Guru harus memiliki kompetensi berikut :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Profesional
3. Kompetensi Keperibadian
4. Kompetensi Sosial
Ciri-Ciri Profesi Keguruan:
1. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual
2. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus
3. Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama (dibanding dengan pekerjaan
yang memerlukan latihan umum saja)
4. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan
5. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen
6. Jabatan yang menentukan standar bakunya sendiri
7. Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi
8. Jabatan yang mempunyai organisasianisasi professional yang kuat dan terjalin erat.

Ruang Lingkup Profesi Keguruan

Bidang layanan Profesional Guru di Sekolah

Layanan Administrasi Administrasi


Pendidikan Perkembangan
Layanan Instuksional Kurikulum & Proses Siswa secara
Belajar mengajar Optimal
Layanan Bantuan Bimbingan dan
Konseling

TANTANGAN PROFESIONAL GURU

1. Gelombang kehidupan era komunikasi & informasi


2. Globalisasi >< nilai-nilai pendidikan & keagamaan
3. Makna guru d.a. konvensional – sumber ilmu diambil alih oleh yang lain, seperti buku,
majalah, TV, CD, dan sebagainya.
4. Siswa yang kreatif, rasional, dinamis, bebas, otonom dan punya keingintahuan yang tinggi
5. Masyarakat yang cenderung sekuler, materialis, super sibuk
6. Kesejahteraan guru yang belum layak
7. Dana dan peralatan sekolah terbatas
UPAYA PEMBINAAN & PENGEMBANGAN
1. Kembangkan kompetensi dasar & kompetensi berkembang – pra jabatan yang memadai,
pendidikan dalam jabatan.
2. Kembangkan sikap yang menjawab perubahan – siswa subyek, bukan koersif, fair,
interaktif, jangan berlagak tahu
3. Kembangkan ilmu, ketrampilan, wawasan dan sikap
4. Kembangkan guru ideal – pupil oriented
Menurut Made Pidarta : Guru ideal yaitu:
1. Komponen afeksi guru – sabar, gembira, rendah hati, moral, bicara jelas menarik, tekun
dalam tugas, motif kuat terhadap jabatan guru, berprestasi, jabatan sebagai karier, bekerja
atas prinsip etik, tidak pamrih, tidak mengadvertensikan profesinya, bertindak untuk
kepentingan objektifitas murid.
2. Komponen penguasaan ilmu pengetahuan, pendidikan formal lama, spesifik, mendalami
dan memperluas terus menerus. Terintegrasi untuk mengorganisasianisasikan, memotivasi &
membantu belajar murid, menyusun materi kurikulum, mengevaluasi dan mampu
melaksanakan administrasi sekolah.
3. Komponen penyajian bahan – menanamkan cara belajar kritis, kreatif, percaya diri,
pandangan positif terhadap dunia. Promotor & konsultan murid, memberi latihan kerja nyata,
memperkenalkan kebudayaan lingkungan dan menjadi penghubunganung terhadap
lingkungan itu.
4. Komponen hubungan guru murid – kenal, senang, sensitif terhadap keadaan murid,
kasihan terhadap situasi tertentu, otonom dalam bertindak, tidak otoriter dan membimbing.
5. Hubungan Guru dengan orang dewasa – anggotaota organisasi profesi, berteman baik
dengan kawan-kawan seprofesi dan anggota masyarakat. Sebagai contoh taat beragama,
sebagai petugas pendidikan sosial dan menjadi kordinator lembaga nonformal di masyarakat.

Untuk menjawab semua itu perlu peran organisasi profesi — MGMP, pendidikan lanjut,
inservice training yang memadai, juga studi banding.

Kode Etik Guru Indonesia


1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjwa Pancasila
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan yang baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat pofesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan
social.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasianisasi PGRI
sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
10. Guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran merupakan wajib dan darma
yang menghendaki tanggung jawab, yang merupakan unsur etika.

Kompetensi Guru Profesional

Kompetensi (competency) didefinisikan dengan berbagai cara, namun pada dasarnya


kompetensi merupakan kebulatan penguasan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
ditampilkan melalui unjuk kerja, yang diharapkan bisa dicapai seseorang setelah
menyelesaikan suatu program pendidikan. Sementara itu, menurut Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggotaap
mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan
tertentu.
Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah
agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi guru
dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diwujudkan
dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi. Keempat jenis kompetensi guru yang
dipersyaratkan beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut.
1) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian
yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut dapat dijabarkan menjadi
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut.
(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial;
banggotaa sebagai pendidik; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
(2) Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai
pendidik.
(3) Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang
disegani.
(5) Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta
didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi
ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci masing-masing elemen
kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator
esensial sebagai berikut.
(1) Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi belajar
awal peserta didik.
(2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan
pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
(3) Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
(4) Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan
hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
(5) Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-
bangkan berbagai potensi nonakademik.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi
isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi
kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru. Secara rinci masing-
masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan indikator esensial sebagai
berikut.
(1) Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
(2) Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk menambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini
memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut.
(1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi
ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
(2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
(3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sek

Iklan

Tag: M.A. disajikan pada Pendidikan dan Latihan (Diklat) Sertifikasi Guru Agama Dalam
Jabatan Angkatan Tahun 2006 yang diselenggarakan oleh LTPK Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari tanggal 29 Oktober – 4 Nop, Oleh Prof. Dr. H. Kamrani Buseri

This entry was posted on Januari 28, 2009 at 1:01 am and is filed under 1. You

Anda mungkin juga menyukai