Anda di halaman 1dari 7

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No.

bidang
EKONOMI

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)


PADA DUNIA PERBANKAN

ISNIAR BUDIARTI

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi UNIKOM

Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan


semata-mata diakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh
belum dilaksanakannya Good Corporate Governance dan etika yang
melandasinya. Oleh karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada
dunia perbankan Indonesia melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya
dapat mempunyai dampak jangka panjang dan mendasar apabila disertai tiga
tindakan penting lain yaitu : (1) Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian; (2)
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG); (3) Pengawasan yang efektif
dari Otoritas Pengawas Bank.
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) sangat diperlukan
untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai
syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat.

PENDAHULUAN Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tentang


“Pelaksanaan Good Corporate Governance
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum”, yang menunjukkan
(GCG) sangat diperlukan untuk membangun keseriusan Bank Indonesia dalam meminta
kepercayaan masyarakat dan dunia pengurus perbankan agar taat untuk
internasional sebagai syarat mutlak bagi menerapkan manajemen risiko guna
dunia perbankan untuk berkembang melindungi kepentingan para pemangku
dengan baik dan sehat. kepentingan (stakeholder). Banyaknya
Oleh karena itu Bank for ketentuan yang mengatur sektor perbankan
International Sattlement (BIS) sebagai dalam rangka melindungi kepentingan
lembaga yang mengkaji terus menerus masyarakat menjadikan sektor perbankan
prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh sebagai sektor yang ”highly regulated”.
perbankan, telah pula mengeluarkan Menurut OECD corporate
Pedoman Pelaksanaan Good Corporate governance adalah sistem yang
Governance (GCG) bagi dunia perbankan dipergunakan untuk mengarahkan dan
secara internasional. Pedoman serupa mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan.
dikeluarkan pula oleh lembaga-lembaga Corporate governance yang mengatur
internasional lainnya. pembagian tugas, hak dan kewajiban
Di Indonesia terdapat beberapa mereka yang berkepentingan terhadap
peraturan yang telah dikeluarkan berkaitan kehidupan perusahaan, termasuk
dengan penerapan prinsip Good Corporate pemegang saham, Dewan Pengurus, para
Governance (GCG) antara lain peraturan manajer, dan semua anggota stakeholders
Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 yang non-pemegang saham. Dengan pembagian
disempurnakan dengan peraturan Bank tugas, hak, dan kewajiban serta ketentuan

H a l a ma n 263
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Isniar Budiarti

dan prosedur pengambilan keputusan sejumlah pejabat. (Sumber : Harian


penting, maka perusahaan mempunyai Ekonomi Neraca, 21 Januari 2010 dan
pegangan bagaimana menentukan sasaran Indonesia Monitor, 19 januari 2010).
usaha (corporate objectives) dan strategi Korupsi dilakukan mantan Direktur
untuk mencapai sasaran tersebut. Utama salah satu Bank. Terdakwa dianggap
Kebutuhan untuk menerapkan prinsip- secara sah dan menyakinkan terbukti
prinsip Good Corporate Governance (GCG) bersalah merugikan negara sebesar Rp 51
dirasakan sangat kuat dalam industri miliar. Salah satu perbuatannya ialah
perbankan. Situasi eksternal dan internal meminta pimpinan bank anak cabang
perbankan semakin kompleks. Risiko menyetorkan dana untuk komisi dari modal
kegiatan usaha perbankan kian beragam. tetapi tanpa bukti administrasi berupa
Keadaan tersebut semakin meningkatkan penerimaan. Perbuatan ini dinilai hakim
kebutuhan akan praktik tata kelola melawan hukum formil, yakni undang-
perusahaan yang sehat (good corporate undang dan perbuatan tercela melawan
governance) di bidang perbankan. hukum secara materi. (Sumber :
Pelaksanaan Good Corporate www.liputan6.com. 9 April 2010).
Governance (GCG) sangat diperlukan untuk Dari beberapa permasalahan
membangun kepercayaan masyarakat dan tersebut menunjukan bahwa masih
dunia internasional sebagai syarat mutlak lemahnya pengelolaan risiko dan penerapan
bagi dunia perbankan untuk berkembang prinsip-prinsip Good Corporate Governance
dengan baik dan sehat. Oleh karena itu (GCG) di lingkungan Perbankan. .
Bank for International Sattlement (BIS) Permasalahan tersebut bisa menurunkan
sebagai lembaga yang mengkaji terus tingkat kepercayaan nasabah, berpengaruh
menerus prinsip kehati-hatian yang harus pada harga saham dan juga pada
dianut oleh perbankan, telah pula kepercayaan mitra untuk melakukan
mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan Good transaksi bisnis. Karena tidak dapat
Corporate Governance (GCG) bagi dunia dipungkiri bahwa nama baik perusahaan
perbankan secara internasional. Pedoman merupakan salah satu aset yang paling
serupa dikeluarkan pula oleh lembaga- berharga, terlebih lagi untuk industri
lembaga internasional lainnya. perbankan yang dasarnya adalah
Permasalahan yang terjadi Pada sektor kepercayaan antara penyimpan dana dan
Perbankan diantaranya adalah penghimpun dana.
Kebobolan kredit fiktif miliaran rupiah. Hal Menurut Muchayat dalam artikelnya
ini bermula dari pengajuan kredit terkait “Manajemen Risiko dalam Kerangka
suatu proyek oleh sebuah CV sebesar Rp Corporate Governance”, ada beberapa
9,4 miliar. Namun yang disetujui hanya Rp alasan bahwa di masa datang manajemen
4,8 miliar dan dalam proses risiko akan semakin berkembang. Pertama,
pembayarannya mengalami kemacetan, adanya Good Corporate Governance (GCG).
kredit macetnya sebesar Rp 3,4 miliar. Skandal akuntansi yang menimpa Enron
Belakangan diketahui bahwa surat perintah dan Wordcom, justru terjadi pada
kerja terkait kredit tersebut ternyata manajemen puncak yang seharusnya
dipalsukan. Nilai proyeknya pun sangat jauh melakukan pengawasan agar skandal
lebih kecil dibandingkan dengan pengajuan tersebt tidak terjadi. Pasar secara reaktif
kreditnya, yakni hanya Rp 92 juta. (Sumber : menghukum perusahaan yang lalai
www.kilasberita.com, 22 Juli 2008). terhadap pengawasan dan pelaksanaan
Baru-baru ini Komite Pemberantasan Good Corporate Governance (GCG).
Korupsi menemukan kasus aliran uang Kedua, perkembangan teknologi.
setoran (fee) di Bank Jabar Banten sebesar Khususnya, teknologi informasi (TI) akan
Rp 148 miliar ke sejumlah pejabat. Kasus meningkatkan peran pengukuran dan
ini mirip dengan kasus Bank Century pengelolaan risiko. Pemanfaatan TI secara
terutama dalam hal pemberian fee kepada maksimal juga dapat membantu

H a l a m a n 264
Isniar Budiarti Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

pengawasan dalam menekan terjadinya usahanya bank harus menganut prinsip


risiko. keterbukaan.
Ketiga, peraturan atau kebijakan 2. Akuntabilitas (Accountability)
pengelolaan risiko. Praktik-praktik Bank memiliki ukuran kinerja dari semua
pengukuran dan pengelolaan risiko modern jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran
termasuk kemampuan untuk melakukan yang konsisten dengan corporate values.
sekuritasi aset terus meningkat, misalnya 3. Tanggung Jawab (Responsibility)
dengan terbitnya Basel Accord II (sumber :
Harian Bisnis Indonesia, 21 Maret 2007) Berpegang pada prudential banking
Good Corporate Governance (GCG) practices dan menjamin dilaksanakannya
menurut Forum for Corporate Governance ketentuan yang berlaku sebagai wujud
in Indonesia (FCGI) yaitu : “Seperangkat tanggung jawab bank.
peraturan yang menetapkan hubungan Independensi (Independency)
antara pemegang saham, pengurus, pihak Dalam pengambilan keputusan harus
kreditur, pemerintah, karyawan serta para objektif dan bebas dari tekanan pihak
pemegang kepentingan intern dan ekstern manapun.
lainnya sehubungan dengan kata hak-hak Kewajaran (Fairness)
dan kewajiban mereka atau dengan kata Senantiasa memperhatikan kepentingan
lain sistem yang mengarah dan seluruh stakeholders berdasarkan azas
mengendalikan perusahaan.” kesetaraan dan kewajaran. (Pedoman Good
Organisasi wajib menerapkan praktik Corporate Governance Perbankan Indonesia
Good Corporate Governance (GCG). Hal ini KNKCG, 2004)
diperkuat dengan diterbitkannya pedoman Menurut Mas Achmad Daniri dan Angela
umum Good Corporate Governance (GCG) Indirawati (2009:1) dalam artikelnya
oleh Komite Nasional Kebijakan “Meningkatkan daya saing perusahaan
Governance (KNKG) yang mewajibkan melalui Good Governance” bahwa didalam
setiap organisasi yang sahamnya telah Pedoman Umum Corporate Governance
tercatat di bursa efek, perusahaan negara, yang dikeluarkan oleh KNKG
perusahaan daerah, perusahaan yang merekomendasikan agar dibuat sistem
menghimpun dan mengelola dana manajemen risiko dan pengendalian
masyarakat, dan perusahaan-perusahaan internal. Manajemen risiko dimaksudkan
yang produk atau jasanya digunakan oleh agar perusahaan dapat mengidentifikasikan
masyarakat luas, serta perusahaan yang risiko apa saja yang sebenarnya dihadapi
mempunyai dampak luas terhadap dan dampak dari risiko tersebut, baik dari
lingkungan untuk menerapkan praktik Good setiap aktivitas operasional, maupun dari
Corporate Governance (GCG). kondisi internal dan eksternal yang terkait
Selain itu, Komite Nasional Kebijakan dengan operasional perusahaan. Dengan
Governance (KNKG) menerbitkan pedoman mengetahui risiko yang ada, maka kita
Good Corporate Governance (GCG) dapat lebih fokus dalam menyusun strategi
Perbankan Indonesia yang merupakan dan langkah yang jitu untuk mengatasi dan
pelengkap dan bagian tak terpisahkan dari mengurangi kemungkinan risiko tersebut
pedoman umum Good Corporate terjadi.
Governance (GCG). Pedoman ini Terciptanya Good Corporate Governance
dimaksudkan sebagai pedoman khusus (GCG) dalam organisasi merupakan salah
bagi perbankan untuk memastikan satu penjabaran dari terlaksananya
terciptanya bank dan sistem perbankan mekanisme pengelolaan resiko organisasi
yang sehat. Dalam melaksanakan kegiatan melalui sistem yang dirancang dalam
usahanya bank harus menganut prinsip- rangka mengidentifikasi dan menganalisa
prinsip, sebagai berikut : resiko yang mungkin terjadi, baik yang
1. Keterbukaan (Transparency) timbul karena faktor eksternal maupun
Dalam melaksanakan kegiatan faktor internal yang berpotensi menghambat

H a l a ma n 265
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Isniar Budiarti

pencapaian tujuan dapat disimpulkan bahwa pengertian good


Good Corporate Governance (GCG) corporate governance (GCG) pada dasarnya
sebagaimana dimuat dalam Pedoman Good merupakan suatu system (input, proses,
Corporate Governance Perbankan Indonesia output) dan seperangkat peraturan yang
yang dikeluarkan oleh Komite Nasional mengatur hubungan antara berbagai pihak
Kebijakan Corporate Governance, Januari yang berkepentingan (stakeholders)
2004 adalah “suatu tata kelola yang terutama dalam arti sempit hubungan
mengandung lima prinsip utama yaitu antara pemegang saham, dewan komisaris,
keterbukaan (transparency), akuntabilitas dan dewan direksi demi tercapinya tujuan
(accountability), tanggung jawab perusahaan. GCG dimasukkan untuk
(responsibility), independensi mengatur hubungan-hubungan ini dan
(independency), dan kewajaran (fairness).” mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan
Sedangkan berdasarkan Keputusan signifikan dalam strategi perusahaan dan
Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep untuk memastikan bahwa kesalahan-
117 / M-MBU / 2002 tanggal 1 Agustus kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki
2002, Corporate Governance adalah : dengan segera.
“Suatu proses dan struktur yang digunakan
oleh organ BUMN untuk meningkatkan Pilar Pendukung Good Corporate
keberhasilan usaha dan akuntabilitas Governance (GCG)
perusahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka panjang Penerapan GCG perlu didukung
dengan tetap memperhatikan kepentingan oleh tiga pilar yang saling berhubungan,
stakeholder lainnya, berlandaskan yaitu negara dan perangkatnya sebagai
Peraturan Perundangan dan nilai-nilai regulator, dunia usaha sebagai pelaku
etika.” pasar, dan masyarakat sebagai pengguna
Menurut OECD (The Organization for produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar
Economic Cooperation and Development) yang harus dilaksanakan oleh masing-
sebagaimana dikutip oleh Wahyudin masing pilar adalah :
Zarkasyi (2008 : 35), Tata kelola 1) Negara dan perangkatnya
perusahaan yang baik (good corporate Menciptakan peraturan perundang-
governance) merupakan struktur yang oleh undangan yang menunjang iklim usaha
stakeholders, pemegang saham, komisaris yang sehat, efisien dan transparan,
dan manajer menyusun tujuan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-
dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut undangan dan penegakan hukum secara
dan mengawasi kinerja. Hal senada konsisten (consistent law enforcement).
dikemukakan oleh Calbury Comitte (2003), 2) Dunia Usaha
good corporate governance adalah “A set of Sebagai pelaku pasar menerapkan GCG
rules that define a relationship between sebagai pedoman dasar pelaksanaan
shareholders, manager, creditor the usaha.
government, employee and other internal 3) Masyarakat
and external stakeholder in respect to their Sebagai pengguna produk dan jasa
and responshibilities.” dunia usaha serta pihak yang terkena
Sedangkan menurut Tricker (2003), dampak dari keberadaan perusahaan,
tata kelola merupakan “ istilah yang muncul menunjukkan kepedulian dan
dari interaksi di antara manajemen, melakukan kontrol sosial (sosial control)
pemegang saham, dan dewan direksi serta secara obyektif dan bertanggung jawab.
pihak terkait lainnya, akibat adanya
ketidakkonsistenan antara “apa” dan “apa Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
yang seharusnya”, sehingga isu tata kelola
perusahaan muncul”. Pengaturan dan implementasi GCG
Dari berbagai pengertian tersebut, memerlukan komitmen dari top

H a l a m a n 266
Isniar Budiarti Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

management dan seluruh jajaran diungkapkan meliputi tapi tidak terbatas


organisasi. Pelaksanaannya dimulai dari pada hal-hal yang bertalian dengan visi,
penetapan kebijakan dasar (strategic policy) misi, sasaran usaha dan strategi
dan kode etik yang harus dipatuhi oleh perusahaan, kondisi keuangan, susunan
semua pihak dalam perusahaan. Bagi dan kompensasi pengurus, pemegang
perbankan Indonesia, kepatuhan terhadap saham pengendali, cross shareholding,
kode etik yang diwujudkan dalam satunya pejabat eksekutif, pengelolaan risiko (risk
kata dan perbuatan, merupakan faktor management), sistem pengawasan dan
penting sebagai landasan penerapan GCG. pengendalian intern, status kepatuhan,
Berdasarkan pertimbangan di atas dan sistem dan pelaksanaan GCG serta kejadian
tingginya tingkat kompleksitas serta risiko penting yang dapat mempengaruhi kondisi
bisnis perbankan, Komite Nasional bank.
Kebijakan Corporate Governance Prinsip keterbukaan yang dianut oleh
memandang perlu untuk mengeluarkan bank tidak mengurangi kewajiban untuk
Pedoman Good Corporate Governance memenuhi ketentuan rahasia bank sesuai
Perbankan Indonesia sebagai pelengkap dengan peraturan perundang-undangan
dan bagian tak terpisahkan dari Pedoman yang berlaku, rahasia jabatan, dan hak-hak
Umum GCG. Perbankan dalam pedoman ini pribadi. Kebijakan bank harus tertulis dan
meliputi bank umum dan BPR yang dikomunikasikan kepada pihak yang
dijalankan secara konvensional maupun berkepentingan (stakeholders) dan yang
syariah. berhak memperoleh informasi tentang
Sebagai lembaga intermediasi dan kebijakan tersebut.
lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank Akuntabilitas (Accountability)
harus menganut prinsip keterbukaan
(transparency), memiliki ukuran kinerja dari Bank harus menetapkan tanggung
semua jajaran bank berdasarkan ukuran- jawab yang jelas dari masing-masing organ
ukuran yang konsisten sebagai corporate organisasi yang selaras dengan visi, misi,
values, sasaran usaha dan strategi bank sasaran usaha dan strategi perusahaan.
sebagai pencerminan akuntabilitas bank Bank harus meyakini bahwa semua organ
(accountability), berpegang pada prudential organisasi bank mempunyai kompetensi
banking practices dan menjamin sesuai dengan tanggung jawabnya dan
dilaksanakannya ketentuan yang berlaku memahami perannya dalam pelaksanaan
sebagai wujud tanggung jawab bank GCG.
(responsibility), objektif dan bebas dari Bank harus memastikan
tekanan pihak manapun dalam terdapatnya check and balance system
pengambilan keputusan (independency), dalam pengelolaan bank. Bank harus
serta senantiasa memperhatikan memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran
kepentingan sluruh stakeholders bank berdasarkan ukuran-ukuran yang
berdasarkan azas kesetaraan dan disepakati konsisten dengan nilai
kewajaran (fairness). Dalam hubungan perusahaan (corporate values), sasaran
dengan prinsip tersebut bank perlu usaha dan strategi bank serta memiliki
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : rewards and punishment system.

Keterbukaan (Transparency) Tanggung Jawab (Responsibility)

Bank harus mengungkapkan Untuk menjaga kelangsungan usahanya,


informasi secara tepat waktu, memadai, bank harus : 1) berpegang pada prinsip
jelas, akurat dan dapat diperbandingkan kehati-hatian (prudential banking practices)
serta mudah diakses oleh stakeholders dan menjamin dilaksanakannya ketentuan
sesuai dengan haknya. Informasi yang harus yang berlaku; dan 2) Bank harus bertindak

H a l a ma n 267
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2 Isniar Budiarti

sebagai good corporate citizen (perusahaan Corporate Governance dapat meningkatkan


yang baik termasuk peduli terhadap kinerja perusahaan bahkan mengurangi
lingkungan dan melaksanakan tanggung risiko.
jawab sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Independensi (Independency)
Keputusan Menteri BUMN Nomor 117.
Bank harus menghindari terjadinya 2002.Penerapan Praktek Good
dominasi yang tidak wajar oleh stakeholder Corporate Governance pada BUMN.
manapun dan tidak terpengaruh oleh Indonesia
kepentingan sepihak serta bebas dari Komite Nasional Kebijakan Corporate
benturan kepentingan (conflict of interest). Governance. 2004. Pedoman Good
Bank dalam mengambil keputusan harus Corporate Governance Perbankan
obyektif dan bebas dari segala tekanan dari Indonesia.
pihak manapun. Mas Achmad Daniri & Angela Indirawati.
2008. Meningkatkan Daya Saing
Kewajaran (Fairness) Perusahaan Melalui Good
Governance.www.kadin.or.id
Bank harus senantiasa memperhatikan diakses 5 April 2010.
kepentingan seluruh stakeholders Moh. Wahyudin Zarkasyi.2008. Good
berdasarkan azas kesetaraan dan Corporate Governance Pada Badan
kewajaran (equal treatment). Bank harus Usaha Manufaktur, Perbankan, dan
memberikan kesempatan kepada seluruh Jasa Keuangan Lainnya. Alfabeta :
stakeholders untuk memberikan masukan Bandung.
dan menyampaikan pendapat bagi Peraturan Bank Indonesia No.5/8/
kepentingan bank serta mempunyai akses PBI/2003.PenerapanManajemenRi
terhadap informasi sesuai dengan prinsip sikoBagi Bank Umum. Indonesia.
keterbukaan. Peraturan Bank Indonesia No.8/4/
PBI/2006.Pelaksanaan Good
KESIMPULAN Corporate GovernanceBagi Bank
Umum. Indonesia.
Dengan kata lain, tata kelola yang
efektif (good corporate governance) Website
ditetapkan dengan menekankan pada: Mantan Direktur Bank Divonis Tujuh Tahun
1. Pemahaman risiko dan kemampuan Penjara”. www.liputan6.com
manajemen risiko diakses 10 Maret 2010.
2. Menyelaraskan atau meluruskan selera “Bank Kebobolan Kredit Fiktif Miliaran
resiko (risk appetite) dengan Rupiah”. www.kilasberita.com
kesempatan yang dimiliki perusahaan. diakses 10 Maret 2010.
Menurut F. Antonius Alijoyo, 2002
Sasaran akhir dari Good Corporate
Governance adalah menciptakan nilai
tambah untuk para pemangku kepentingan,
khususnya shareholder dan umumnya
stakeholder dengan cara memaksimalkan
kinerja perusahaan. memaksimalkan
kinerja perusahaan dihadapkan dengan
keadaan yang tidak pasti (risiko). Sejak saat
itu maka kinerja dengan risiko akan selalu
berhubungan, stuktur-struktur dan proses
yang mengacu pada penerapan Good

H a l a m a n 268
Isniar Budiarti Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.8, No. 2

H a l a ma n 269

Anda mungkin juga menyukai