Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ainil Mardhiah

NIM : 19029003

Mata Kuliah : Asesmen Pembelajaran Matematika

Taksonomi Bloom

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang berarti ilmu
pengetahuan. Taksonomi berarti klasifikasi berhierarki dari suatu prinsip yang mendasari klasifikasi
tersebut. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, seorang
psikolog bidang pendidikan beserta dengan teman-temannya.

Taksonomi Bloom mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga ranah:
kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hierarkinya.

Ranah kognitif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,
pengertian, dan keterampilan berpikir. Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Ranah psikomotor berisi
perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.

1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan,
penalaran, atau pikiran. Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah ini meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau
prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, kompetensi memperoleh
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Bloom membagi
ranah kognitif ke dalam enam tingkatan atau kategori, yaitu:
a. Pengetahuan (knowlegde) – C1 : Menekankan pada kemampuan dalam mengingat kembali materi
yang telah dipelajari.
b. Pemahaman (comprehension)-C2 : kemampuan dalam memahami materi tertentu yang dipelajari.
c. Penerapan (application) – C3 : kemampuan menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana
peserta didik mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata.
d. Analisis (analysis) – C4 : kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen- komponen
yang lebih jelas.
e. Sintesis (synthesis) – C5: kemampuan memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen
untuk membentuk sebuah struktur yang unik.
f. Evaluasi (evaluation) – C6 : kemampuan menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat
penerimaan atau penolakan suatu obyek dalam kegiatan belajar mengajar. Ranah afektif terdiri dari
lima domain yang berhubungan dengan respons emosional terhadap tugas. Pembagian ranah afektif
ini disusun oleh Bloom antara lain :
a. Penerimaan (receiving) – A1 : seseorang peka terhadap rangsangan dan memiliki kesediaan untuk
memperhatikan rangsangan itu.
b. Partisipasi (responding) – A2 : mencakup kerelaan dan kesediaan untuk memperhatikan secara
aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian atau Penentuan Sikap (valuing) – A3: kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
d. Organisasi (organization) – A4 : kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan.
e. Pembentukan Pola Hidup (characterization by a value) – A5 : Kemampuan untuk menghayati
nilai kehidupan, sehingga menjadi milik pribadi, menjadi pegangan nyata dan jelas dalam
mengatur kehidupannya sendiri.
3. Ranah Psikomotor
Kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek- aspek keterampilan jasmani.
a. Persepsi (perception) : kemampuan untuk menggunakan isyarat-isyarat sensoris dalam memandu
aktivitas motorik.
b. Kesiapan (set) : kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan, berupa
kesiapan fisk, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
c. Gerakan terbimbing (guided response) : kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai
dengan contoh yang diberikan atau coba-coba.
d. Gerakan yang terbiasa (mechanical response) : kemampuan melakukan gerakan tanpa
memperhatikan lagi contoh yang diberikan karena sudah dilatih secukupnya.
e. Gerakan yang kompleks (complex response) : kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan
yang terdiri dari banyak tahap dengan lancar, tepat dan efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan (adjusment) : keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Kreativitas (creativity) : kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau
inisiatif sendiri.

Hingga akhir hayatnya, Bloom tidak merumuskan kategori dalam ranah psikomotorik. Ahli psikologi
berikutnyalah yang mengembangkan kategori psikomotorik, yakni Dave (1967), Simpson (1972), dan
Harrow (1972). Berikut ini adalah kategori psikomotorik menurut Dave (1967) :

a. Imitasi – P1: imitasi berarti meniru tindakan seseorang.


b. Manipulasi – P2 : kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk
dengan cara mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi.
c. Presisi – P3 : kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan.
d. Artikulasi – P4 : kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai
dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis
dan konsisten.
e. Naturalisasi – P5 : kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan
dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada.

Anda mungkin juga menyukai