Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ainil Mardhiah

NIM : 19029003

Mata Kuliah : Penelitian Pendidikan Matematika

Tugas 2

Membuat Variabel, Hipotesis dan Kajian Teori dari Rumusan Masalah.

1. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah siswa setelah belajar menggunakan


pembelajaran PBL?
a. Variabel
Variabel bebas : Pembelajaran PBL
Variabel terikat : kemampuan pemecahan masalah
b. Hipotesis
Tidak ada, karena rumusan masalah menggunakan kalimat tanya terbuka.
c. Kajian Teori
PBL adalah suatu sistem belajar mengajar di mana, tanpa persiapan sebelumnya,
kelompok kecil siswa mempertimbangkan keadaan yang tidak familiar, masalah atau
tugas, dengan mengeksplorasi sifat situasi asing ini, para siswa berbagi pengetahuan
dan pengalaman sebelumnya (Nathan, 2004).
Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam matematika dan harus
memiliki peran penting dalam pendidikan matematika (NCTM, 2010). Pemecahan
masalah merupakan fokus dari matematika sekolah (Takahashi, 2008; Ali, 2010;
Caballero, Blanco, Guerrero, 2011; Karatas & Baki, 2013).

2. Apakah terdapat korelasi (hubungan) antara kemampuan komunikasi matematis


dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?
a. Variabel
Variabel terikat : kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan pemecahan
masalah
b. Hipotesis
Terdapat korelasi (hubungan) antara kemampuan komunikasi matematis dan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
c. Kajian Teori
Kemampuan komunikasi dan kemampuan pemecahan masalah matematis
merupakan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Hal ini sejalan dengan
tujuan kurikulum yaitu: (1) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (2) mengkomunikasikan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
Sejalan dengan pendapat Greenes dan Schulman (1996: 168) yang mengatakan
bahwa komunikasi matematis merupakan: (I) kekuatan sentral bagi siswa dalam
merumuskan konsep dan strategi matematik; (2) modal keberhasilan bagi siswa
terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik; (3)
wadah bagi siswa dalam memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan,
curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan orang lain.
Pemecahan masalah memegang peranan penting dalam matematika dan harus
memiliki peran penting dalam pendidikan matematika (NCTM, 2010). Pemecahan
masalah merupakan fokus dari matematika sekolah (Takahashi, 2008; Ali, 2010;
Caballero, Blanco, Guerrero, 2011; Karatas & Baki, 2013).

3. Apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan


pendekatan RME lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa yang belajar secara konvensional?
a. Variabel
Variabel bebas : pendekatan RME dan konvensional
Variabel terikat : kemampuan pemecahan masalah
b. Hipotesis
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar dengan pendekatan
RME lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
belajar secara konvensional.
c. Kajian Teori
RME adalah pembelajaran yang dilakukan dalam interaksi dengan lingkungannya,
dan dimulai dari permasalahan yang nyata atau yang bisa dibayangkan oleh siswa serta
menekankan keterampilan proses dalam menyelesaikan masalah yang diberikan.
Penyelesaian masalah, siswa diajak mengerjakan soal-soal dengan menggunakan
langkah-langkah sendiri. Patut dihargai bahwa penggunaan langkah ini tidak berlaku
baku atau sama seperti yang dipakai pada buku atau yang digunakan guru. Siswa dapat
menggunakan cara atau pendekatan yang ditemukan sendiri yang bahkan sangat
berbeda dengan cara atau pendekatan yang digunakan oleh buku atau oleh guru.

4. Apakah model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan


masalah siswa Kelas VIII SMP X?
a. Variabel
Variabel bebas : model pembelajaran PBL
Variabel terikat : kemampuan pemecahan masalah
b. Hipotesis
Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
Kelas VIII SMP X
c. Kajian Teori
Model PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang baik untuk
meningkatkan hasil belajar pada kemampuan pemecahan masalah. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Gunantara (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
pada mata pelajaran Matematika.
Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai oleh siswa.
Langkah-langkah pemecahan masalah yang dikemukakan Polya (1973) meliputi: (1)
understanding the problem (memahami masalah), (2) devising a plan (membuat
rencana), (3) carrying out the plan (melaksanakan rencana), (4) looking back
(memeriksa kembali).
5. Apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan discovery
learning lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar
dengan pembelajaran langsung?
a. Variabel
Variabel bebas : discovery learning dan pembelajaran langsung
Variabel terikat : kemampuan komunikasi matematis
b. Hipotesis
Kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan discovery learning
lebih baik dari kemampuan komunikasi matematis siswa yang belajar dengan
pembelajaran langsung.
c. Kajian Teori
Gulo (2008) mengatakan pembelajaran penemuan merupakan rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga siswa mampu
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajarana langsung (direct instruction) menurut Arends (2008), merupakan
salah satu pendekatan yang dirancang secara khusus dengan tujuan untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif (pengetahuan
tentang sesuatu) dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, bertahap
dan selangkah demi selangkah.
Sejalan dengan pendapat Greenes dan Schulman (1996: 168) yang mengatakan
bahwa komunikasi matematis merupakan: (I) kekuatan sentral bagi siswa dalam
merumuskan konsep dan strategi matematik; (2) modal keberhasilan bagi siswa
terhadap pendekatan dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik; (3)
wadah bagi siswa dalam memperoleh informasi, membagi pikiran dan penemuan,
curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan orang lain.

6. Apakah terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar


dengan model pembelajaran PBL, discovery dan GI?
a. Variabel
Variabel bebas : model pembelajaran PBL, discovery dan GI
Variabel terikat : kemampuan penalaran matematis
b. Hipotesis
Terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang belajar dengan
model pembelajaran PBL, discovery dan GI.
c. Kajian Teori
PBL adalah model pembelajaran yang bercirikan permasalahan nyata sebagai
konteks untuk siswa belajar berpikira kritis dan terampil memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan. PBL adalah model pembelajaran yang dapat membantu guru
untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, motivasi belajar siswa
(Madio, 2016; Royani, 2016; Anggraini & Mukhadis, 2013; (Royani, 2016) (Sumarmo
et al., 2012); dan (Sumarmo et al., 2012).
Penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya
pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Bruner (Markaban,
2006), belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang
siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga
siswa dapat mencari jalan pemecahan.
Slavin (2011:24) mendefinisikan bahwa investigasi kelompok (Group
Investigation) merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja
kedalam kelompok-kelompok kecil dengan menggunakan investigasi kooperatif,
diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif, dan kemudian melakukan
pemaparan kepada seluruh kelas tentang temuan mereka.
Kemampuan penalaran matematis adalah kemampuan menganalisis situasi baru,
menggeneralisasikan, mensintetis, membuat asumsi yang logis, menjelaskan ide,
memberikan alasan yang tepatdan membuat kesimpulan (Mufidi dkk: 2012, Gardner at
al dalam Lestari dan Yudhanegara: 2015).

7. Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa pada guru dan kemandirian belajar
terhadap hasil belajar matematika siswa?
a. Variabel
Variabel bebas : persepsi siswa pada guru dan kemandirian belajar
Variabel terikat : hasil belajar matematika
b. Hipotesis
Terdapat pengaruh persepsi siswa pada guru dan kemandirian belajar terhadap hasil
belajar matematika siswa.
c. Kajian Teori
Persepsi yang kurang baik pada siswa juga menjadikan hasil belajar siswa kurang
optimal. Siswa yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang relatif sulit dan
membentuk kesan dan pengalaman secara negatif terhadap matematika umumnya
berdampak buruk baik bagi motivasi belajar matematika maupun penyesuaian
akademik di sekolah (Gurganus, 2010) menyebutkan bahwa pengalaman sebelumnya
terhadap matematika merupakan prediktor yang sangat kuat terhadap kesuksesan di
masa berikutnya.
Pentingnya kemandirian belajar dalam menunjang hasil belajar matematika
dikuatkan dengan hasil beberapa penelitian. Hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh
Saravani, Marziyeh, dan Jenaabadi (2017) menunjukkan bahwa kemandirian belajar
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

Anda mungkin juga menyukai