Anda di halaman 1dari 6

Feature And Documentary

13F2

Oleh:
Adam Anindra Rafzanjani : 190710256
Ryan Anggara R.P : 190710135
Aviz Fahmi : 190710258
Laurencia Ayu Mangngera : 190710251
Tiwi Purnamasari Jati : 190710138
Gilang Rendy : 190710043
Ilham ikhsan : 190710136
Muhammad Gian fikri : 190710090
Mauro Muhammad B :190710266
Muhammad awli prayuda : 190710339

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
Soal

Mulailah melakukan diskusi dalam kelompok Anda untuk menentukan ide dan
gagasan proyek Feature & Documentary.

1. Tiap kelompok dengan jumlah maksimal 10 orang diwajibkan mengusulkan 4 episode.


Usulan tiap episode itu dilakukan oleh 2-3 orang tim kreatif. Usulan episode terdiri dari
gambaran program dan cerita di setiap segmen. Usulan 4 episod tersebut memiliki tema yang
sama ya di dalam satu kelompok...!

2. Materi jawaban kelompok Anda lalu kumpulkanlah jadi satu file.

3. Kemudian submit dilakukan oleh masing- masing anggota.

4. Ketua kelas harap membuat list, nama-nama ketua kelompok dan kirimkan di WA Group.

Jawab

Nama Program : Sepekan di Jogja

Tema : Budaya Jogja

Gambaran Program :

Pada program 'sepekan di Jogja' dalam mata kuliah feature dan documentary kami
ingin lebih mengangkat tema budaya dan pariwisata di Yogyakarta seperti kuliner, tempat
wisata, fasilitas dan prasarana di Yogyakarta. Program 'sepekan di Jogja" dilatarbelakangi
dengan menurunnya pemasukan di sektor pariwisata dengan program ini kami berharap bisa
memperkenalkan kembali wisata yang ada di Yogyakarta. Tidak hanya itu kami juga
bertujuan memperkenalkan bandara YIA dan fasilitas nya yang memudahkan wisatawan
untuk berkunjung. Program ini kami mulai dari memperkenalkan bandara YIA di episode
pertama dan di episode ini kami juga membahas mengenai berbagai fasilitas YIA bahkan
sampai pada sisi filosofis serta nilai budaya yang ada di YIA dengan mengumpulkan sumber
dari para ahli serta informasi yang tersebar di internet,

Di episode berikutnya kami membahas kondisi lapangan serta suasana Yogyakarta


saat pandemic, hal ini kami angkat karena ingin membagikan serta berbagi informasi terkait
keadaan jogja saat pandemic, di episode ini kami juga akan membahas dampak ekonomi bagi
para pelaku usaha, tentang bagamana mereka dapat bertahan ditengah wabah ini yang dimana
sebenarnya para pelanggan setia mereka adalah para mahasiswa yang kebanyakan adalah
para pendatang.

Diepisode selanjutnya memiliki cerita yang cukup berbeda dengan episode


sebelumnnya namun masih dalam satu tema program yaitu tentang suatu kebudayaan dijogja
dan masih dalam satu acara berjudul “sepekan dijogja”. Berjudul “Kerajinan didesa
Bangunjiwo” episode ini menceritakan tentang pengenalan kerajinan yang ada di desa
bangunjiwo, mulai dari pembuatan souvenir, kerajinan tangan dari tembikar maupun opini
dari pelaku usaha kerajinan didesa Bangumjiwo.

Keindahan serta perasaan akan suatu kedekatan dengan kota jogja lah yang membuat
kami terdorong untuk membuat acara “Sepekan Di Jogja” kami berharap dengan acara ini
para audience dapat bisa merasakan suasana serta atmosfer dan memvisualisasikan kota
jogjsdari menonton acara ini, meskipun bukan tayangan edukasi kami juga berharap semoga
para audience lebih teredukasi akan budaya yang ada di kota Yogyakarta.

Episode Satu Berjudul ”Keindahan Desain serta Filososfi Bandara YIA”

Di episode pembuka ini kami ingin mengangkat tema filosofi serta budaya
Yogyakarta yang diabadikan disebuah Infrastruktur atau bangunan modern, alangkah
baiknnya jika acara ini dibuka dengan membahas serta sedikit me-Review bandara YIA, yang
dimana bandara memang merupakan salah satu pintu masuk untuk memasuki suatu daerah,
dari bandara inilah para turis, pelancong atau masyarakat asli jogja yang baru pulang dari luar
kota dapat melihat keindahan peradaban Yogyakarta untuk pertama kalinya setelah pesawat
mendarat.

Segmen satu pada episode ini akan dibuka dengan memperlihatkan keindahan
eksterior bangunan serta didampingi oleh voice over yang menceritakan secara singkat dari
desain ekterior bandara YIA ini, selain itu voice over juga sedikit mereview serta
menceritakan sejarah berdirinya YIA, setelah selesai menceritakan sejarah serta review
singkatnya maka tayangan akan di fokuskan untuk membahas perihal pemilihan warna
rancangan desain Bandara YIA yang juga tidak sembarang dipilih. Dan dijelaskanlah melalui
narasi dari pendapat para ahli yang nantinya akan dilakukan research oleh tim kreatif.

Disegmen selajutnya masih dengan konsep yang sama yaitu acara akan diisi dengan
visualisasi YIA, hanya saja di segmen ini sudah meliput YIA secara luar dan dalam
(Menampilkan eksterior serta interior dari YIA), serta penjelasan dari voice over tentang
fasilitas yang ada di YIa dan setelah itu voice over sudah fokus kepada sisi filosofi dari
bentuk bangunan YIA, di segmen ini juga akan membahasa tantangan sang arsitek YIA
tentang bagaimana perjuangannya dalam membangun bandara yang bertema Jogja
Renaissance, sehingga kami berharap masyarakat dapat lebih ter edukasi serta sadar akan
sebuah seni dan filososfi dari YIA itu sendiri serta di episode ini juga color grading serta look
nya bersifat cerah dan teduh hal ini ditunjukan untuk menunjukan kesan jogja yang cerah dan
damai.

Episode Dua Berjudul “Jogja Saat Pandemi”

Diepisode ini kami ingin membuat sebuah acara yang mengangkat sebuah cerita
tentang kondisi kota jogja, kondisi para pelaku usaha serta keadaan tempat wisara jogja saat
pandemi hal ini ingin kami angkat lagi karena menurut kami sekarang orang-orang sudah
mulai lupa akan keadaan saudara kita yang terdampak pandemi terutama dijogja ini, acara ini
akan bertema dokumentasi sehingga akan terbagi menjadi tiga segmen.

Segmen pertama pada episode ini akan mendokumentasikan kondisi lingkungan serta
tempat-tempat yang biasanya ramai namun karena jogja diterjang pandemi maka tempat-
tempat ini pun menjadi sepi, musik pelan serta suasana hening dan dengan bantuan voice
over ditambah footage-footage kondisi tempat wisata yang sepi serta akan meliputi segmen
ini hal ini dituujukan untuk bisa membawa hati suasana penonton sehingga ikut merasakan
vibes dari sebuah konten disemen pertama episode ini.

Segmen kedua akan menceritakan perjuangan seorang pegusaha burjo dimana acara
“orang pinggiran” ditrans 7 menjadi role model untuk segmen ini sebuah segmen
dokumentasi yang menceritakan tentang sulitnya kondisi para pelaku usaha khususnya
warung makan atau biasa yang disebut burjo oleh para mahasiswa Yogyakarta, diselingi
dengan Shoot cinematic diharapkan dapat menambah kesan dramatis tentu saja disegmen ini
aneka menu yang disediakan juga tak luput dari shoot-shoot cinematic yang telah ditentukan.

Segmen ketiga akan membahas mengenai lingkungan serta kondisi perkampungan


dekat area kampus-kampus untuk menggambarkan dan memberi pandangan visual kepada
audience tentang situasi serta kondisi yang ada di jogja, di segmen ini memiliki role model
seperti dokumentasi dari vice, sebuah dokumentasi yang diramaikan oleh adanya satu
wartawan yang akan berbicara didepan kamera dan menjelaskan setelah dan sesudah pandemi
tentang kondisi lingkungan yang diliputnya.

Episode Tiga Berjudul “Kerajinan di Desa Bangunjiwo”

Di episode ke 3 ini akan menceritakan tentang souvenir kerajinan yang ada di jogja.
tempat kerajinan ini bernama bangunjiwo yang terletak di bantul. di sini mereka membuat
kerajinan tangan menggunakan keramik dan tembikar. di segmen ini akan dijelaskan tentang
sejarah berdirinya usaha kerajinan ini beserta penjelasan dari pengisi suara tentang apa saja
kerajinan yang ada di bangunjiwo ini.

Setelah pengisi suara menjelaskan dan menjabarkan tentang apa saja kerajinan yang
ada di bangunjiwo,bantul jogjakarta. salah satu orang bertugas melakukan tanya jawab
dengan narasumber yang merupakan petugas atau pemilik usaha kerajinan tersebut. ketika
narasumber sedang menjelaskan tentang pertanyaan yang diajukan oleh reporter, disisi lain
juga mengambil gambar/video yang ada dalam kerajinan tersebut. teknik pengambilan
gambar yang digunakan saat sesi tanya jawab menggunakan shot wide angle agar video
tersebut dapat menampilkan angel secara keseluruhan baik dari narasumber, penanya dan
juga lokasi di tempat kerajinan tersebut

Kurang lebih untuk penggambaran shotlist nya yaitu mulai dari shot pengenalan
kerajinan yang ada di bangunjiwo, entah itu arsitektur bangunannya, alat-alat yang digunakan
untuk membuat kerajinan tersebut, serta shot-shot lainnya yang menarik, kemudian lanjut ke
sesi wawancara, dengan juga ditampilkan shot-shot yang menarik dari kerajinan tersebut, lalu
mewawancara pengunjung juga, kemudian membahas keunikan dari kerajinan tersebut, lalu
untuk shot penutupnya yaitu mengambil shot timelapse ketika mereka sedang membuat
kerajinan dan juga adanya transaksi jual beli.

Episode keempat “Kuliner Jogja”

Gudeg Yu Djum

Pada periode keempat menceritakan tentang kuliner yang ada di Yogyakarta. Nama
kuliner yang terkenal dan menjadi ciri khas Jogja yaitu gudeg Yu Djum yang juga merupakan
salah satu kuliner yang paling terpapuler di Jogja. Pada segmen ini akan ada sisi tanya jawab
dengan narasumber yang menjelaskan tentang sejarah berdirinya gudeg Yu Djum .

Setelah narasumber menjelaskan tentang sejarah berdirinya gudeg Yu Djun di


yogjakarta.pertama memperlihatkan bahan baku apa saja yang di gunakan dengan berbagai
angel shot Lalu melihat cara pembuatan mulai dari memyiapkan bahan baku sampai proses
memasaknya,dari memotong bawang dan bumbu-bumbu lain di siapkan,satu persatu bahan
mulai di campur dan di masak ,setelah selesai memasak gudeg yng masih hangat lalu di
masukan ke dalam bakul dan siap di angkat dan di bawa ke lapak penjual,mengambil sema
aktivitas dari mulai berangkat sampai di tempat lapak dan bagaimana suasananya sema
moment tersebut di sajikan dengan ada unsur semangat dan pesan selama aktifitas
tesebut,setelah sampai salah sat reporter membantu bu Yu Djum menata dagangannya yang
telah antri di tunggu pelanggan, setelah semua selesai di tata sekarang masuk ke proses
pembukusan serta menata gudeg di dalam bungkusan lalu di berikan kepada pembeli.

Sembari salah satu dari reporter mencoba membantu menyiapakan beberapa hidangan
gudeg yang biasa di lakukan bu Yu Djum serta mencicipi hidangan gudeg Yu Djum. Dan
memberikan tanggapan atau mengekpresikan dari rasa gudeg tersebut. Sebelum nya dari
pihak kameramen memperlihatkan seluruh ruangan tempat gudeg itu di jual atau mengambil
angle yang baik agar dalam videonya memperlihatkan lokasi tempat gudeg Yu Djun.

Terakhir memngambil suasana gudeg Yu Djum tersebut yang ramai pembeli,terakhir


shot gambar cantik dari gudeg tersebut, dan ditampilkan melihat hasil gudeg yang siap untuk
di sajikan dan siap di santap.

Anda mungkin juga menyukai