Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH:

Nama : Meysandra Maudy Denisa


NIM : 3193131005
Kelas : A Pendidikan Geografi 2019
Dosen Pengampuh : ¹Drs. Ali Nurman, M.Si
²M. Taufik Rahmadi, S.Pd. M.Sc.
Mata Kuliah : Kosmografi

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
RahmatNya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan critical journal
review ini dengan berjudul “” Critical Journal Review ini penulis buat guna menyelesaikan
tugas pada materi kuliah Kosmografi, kiranya Critical Journal Review ini dapat
menambahkan wawasan beserta pengetahuan para bagi pembaca.
Dalam penulisan Critical Journal Review ini penulis tentu tidak dapat
menyelesaikannya dengan sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepada Tuhan Yesus buat berkat yang luar biasa
2. Kepada orang tua yang selalu mendoakan

Kepada Bapak dosesn pengampu, ¹Drs. Ali Nurman, M.Si


²M. Taufik Rahmadi, S.Pd. M.Sc.

Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 28 Februari 2021

Meysandra Maudy Denisa


3193131005

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Tujuan dan Manfaat.....................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
2.1. Identitas jurnal.............................................................................................................2
2.2. Review Jurnal..............................................................................................................3
2.3. Analisis jurnal..............................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikanterutama buat
mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnalmaka mahasiswa/i
ataupun si pengkritik dapat membandingkan dua jurnal dengantema yang sama, dapat
melihat mana jurnal yang perlu diperbaiki dan mana jurnalyang sudah baik untuk
digunakan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukanoleh penulis jurnal tersebut,
setelah dapat mengkritik jurnal maka diharapkanmahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal
karena sudah mengetahui bagaimanakriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan
dan sudah mengerti bagaimanacara menulis atau langkah-langkah apa saja yang
diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut

1.2. Tujuan dan Manfaat


 Menyelesaikan tugas mata kuliah kosmografi
 Menyelesaikan salah satu tuntutan dari 6 tugas pokok dalam kurikulum KKNI.
 Mempermudah memahami inti dari jurnal ataupun dari hasil penelitian.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Identitas jurnal
2.1.1. Jurnal Utama

Judul Remote sensing and GIS based groundwater potential zone mapping in
Ariyalur District, Tamil Nadu
Penulis Gnanachandrasamy, G, Yongzhang Zhou, Bagyaraj, M, Venkatramanan,
S, Ramkumar, T, Shugong Wang
Nama Jurnal/ Journal Geological Society Of India
penerbit
Volume, No Vol. 92 No. 4

Tahun 2018
Halaman 484-490
Reviewers Meysandra Maudy Denisa

2.1.2. Jurnal pembanding

Judul Teknik Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Untuk


Identifikasi Potensi Kekeringan
Penulis Puguh Dwi Raharjo

Nama Jurnal/ MAKARA, Journal of Technology


penerbit
Volume, No Vol. 14 No. 2

Tahun 2010
Halaman 97-105
Reviewers Meysandra Maudy Denisa

2.2. Review Jurnal


2.2.1. Jurnal Utama

Pendahuluan Sumber air tanah di wilayah India tersebar tidak merata hal ini disebakan
karena adanya Musim penghujan dan kondisi fisiografik yang beragam.
Namun seiring berjalannya waktu terjadilah aktivitas pertumbuhan
penduduk, urbanisasi, dan perluasan wilayah pertanian. Secara tidak

2
langsung hal tersebut menyebabkan terjadinya eksploitasi terhadap air tanah
sehingga semakin memperburuk situasi. Situasi seperti ini tentunya
merupakan situasi yang memprihatinkan dimana air tanah merupakan salah
satu komponen yang penting bagi pertumbuhan bangsa India menjadi
tereksploitasi akibat dari kegiatan social dan ekonominya. Disamping itu
analisis sumber daya air yang telah dilakukan masih terpisah-pisah. Maka
dari itu dilakukanlah penelitian tentang gambaran zona potensi air tanah di
kabupaten Arilayur bagian selatan India dengan menggunakan integrasi siste
informasi Geografi dan Penginderaan jauh.
Metode dan Data Untuk penyusunan peta dasar digunakan peta busur 9.3 ekstensi alat analisis
Penelitian spasial metode pembobotan IDW. Selanjutnya, berbagai lapisan tematik
seperti drainase, lereng, geologi, geomorfologi, tanah, curah hujan, peta
kelurusan disiapkan dari berbagai sumber termasuk departemen survei tanah
dan penggunaan lahan negara, Departemen Pekerjaan Umum (PWD), Tamil
Nadu Water Supply and Drainage (TWAD) ) board- divisi GIS, citra satelit
(IRS-1C, LISS -III), dan data SRTM dengan Universal Transverse Mercator
(UTM) skala 1: 50.000, datum WGS 84, zona 44N diklasifikasikan ke dalam
berbagai jenis kelas.
Lokasi Penelitian Ariyalur (Gbr. 1) terletak di negara bagian Tamil Nadu di India dengan luas
1.949 km2. Letaknya di antara 78 ° 40 'dan 79 ° 30'E bujur dan 10 ° 54' dan
11 ° 30'N garis lintang. Sungai utamanya adalah Kollidam dan cabang dari
Marudaiyar, Ellar, Kallar, dan Anaivari Odai. Memiliki suhu terendah yaitu
19,5 ° C dan suhu tertingginya yaitu 39,8 ° C.dengan curah hujan rata-rata
825,6 mm. secara geomorfologis, kabupaten Ariyalur terbagi menjadi
beberapa bagian yaitu diantaranya bagian dataran alluvial dan bagian
sedimen terkubur dengan dataran rendah. Pola drainasenya yaitu radial dan
dendritik
Ringkasan Jurnal Geologi
peta geologi dari penelitian yang telah dilakukan, disiapkan dengan bantuan
perangkat lunak GIS Arc dengan berbagai struktur geologi ditandai dan
dipetakan dengan symbol yang sesuai. Jenis batuan yang ditemukan berup
pink migmatite dan graniotoid gneiss di bagian selatan, batupasir dan clay di
bagian utara, batupasir dengan lempung batugamping di bagian barat laut,
dan endapan fluvial, fluvial marine, aeolian dan marine di tengah. Lapisan
geologi individu dipisahkan dan ditentukan oleh bobot berdasarkan sifat
menahan air mereka. Batupasir dan lempung, batupasir dengan batugamping
dan lempung dianggap sebagai formasi bantalan air yang potensial.

3
Geomorfologi
Peta geomorfologi wilayah studi disiapkan dengan data satelit LISS-III
dengan teknik interpretasi visual. Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa
Geomorfologi kabupaten Ariyalur dibedakan menjadi empat lapisan yaitu
dataran alluvial, dataran banjir, pediplain dan dataran tinggi. pada wilayah
tersebut sebagian besar wilayahnya didominasi oleh pediplain kemudian
diikuti oleh dataran banjir, selanjutnya dataran tinggi dan terakhir dataran
alluvial.

Tanah
Berdasarkan tingkat infiltrasi dan potensi airtanah, tanah lempung tergolong
potensi yang sangat baik dengan ranking 3, jenis tanah tersebut berada di
wilayah timur laut dan barat daya. Lempung berkapur yang sangat dalam
dan tanah lempung berkapur yang dalam berpotensi sedang hingga rendah
dengan peringkat 2, selanjutnya Jenis tanah lempung dan lempung yang
sangat dalam memiliki potensi yang buruk dan diberi peringkat sebagai 1.

Pola Drainase
Di wilayah studi, kepadatan drainase diklasifikasikan menjadi lima kelas dan
bervariasi dari sangat rendah (<1) hingga sangat tinggi (> 6). Peringkat yang
lebih tinggi diberikan untuk daerah dengan kepadatan drainase yang sangat
rendah dan sebaliknya. Bagian tengah, barat dan selatan menunjukkan
kepadatan drainase yang lebih tinggi dan kepadatan drainase yang lebih
rendah di bagian utara wilayah studi.

Kemiringan
Berdasarkan derajat kemiringan daerah tersebut tergolong landai, sedang
dalam, sedang, curam dan sangat curam. Jika lereng curam dan sangat curam
dengan aliran permukaan yang tinggi, dianggap memiliki potensi airtanah
yang buruk

Kelurusan dan kepadatan kelurusan


Kehadiran kelurusan secara umum menunjukkan zona permeabel dan
kepadatan kelurusan yang tinggi. dari penelitan ditunjukn bahwa wilayah
penelitian memiliki potensi airtanah yang baik

Curah hujan

4
Peta curah hujan penelitian ini dibuat dengan menggunakan data yang
diperoleh dari Indian Meteorological Department (IMD) dan Public Work
Department (PWD), Chennai. Data tersebut kemudian dipindahkan ke
lingkungan GIS dan metode interpolasi spasial digunakan IDW untuk
mendapatkan peta curah hujan. pada penelitian yang telah dilakuakn
didapatkan hasil bahwa daerah Ariyalur, Suthamalli, dan Thirumanur
memiliki curah hujan tinggi. Distribusi curah hujan yang disertai kemiringan
lereng dengan mudah mempengaruhi laju infiltrasi air limpasan sehingga
meningkatkan kemungkinan zona potensial airtanah

Demarkasi Zona potensi Air Tanah


Peta zona potensi airtanah disiapkan dengan cara overlay bobot kumulatif
yang ditetapkan untuk semua lapisan tematik (geologi, geomorfologi,
drainase, kepadatan drainase, kelurusan, kepadatan kelurusan, tanah dan
kemiringan) menggunakan teknik overlay. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar wilayah tergolong zona potensial baik dengan luas
total 982,64 km2 diikuti oleh sedang (600,37 km2), sangat baik (254,54
km2), rendah (53,85 km2) dan buruk (15,72 km2). zona potensial. Zona
potensi airtanah yang sangat baik terjadi di petak-petak di bagian utara dan
tengah kawasan Jayamkondam, Andimadam dan Palur karena adanya batuan
pasir dengan tanah lempung memiliki infiltrasi airtanah yang tinggi.

2.2.2. Jurnal Pembanding

Pendahuluan Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah


yang berada di bagian selatan. Penggunaan lahan berupa lahan
pertanian di Kabupaten Kebumen lebih dari 50% dari total jenis
penggunaan lahannya. Masyarakat secara umum masih banyak yang
menggantungkan mata pencariannya terhadap lahan pertanian. Pada
tahun 2005, kekeringan yang melanda Kabupaten Kebumen
mengakibatkan kerusakan sekitar 10.838 hektar tanaman padi yang
tersebar di seluruh kecamatan. Pada tahun 2008, Kabupaten Kebumen
kembali dilanda kekeringan. Hal ini disebabkan karena adanya
penurunan debit sumber air dari Sungai Luk Ulo, Sungai Kalibanda,
dan Sungai Telomoyo sehingga mengakibatkan warga kesulitan air

5
bersih dan sekitar 2000 hektar lahan pertanian mengalami kekeringan
dan gagal panen. Seiring dengan kemajuan teknologi, informasi
spasial suatu wilayah dapat dilakukan dengan mudah. Penggunaan
data penginderaan jauh dan SIG dalam ekstraksi informasi mengenai
keruangan dan kewilayahan dapat digunakan untuk pengkajian
wilayah secara menyeluruh. Wilayah yang berpotensi terhadap
kekeringan dapat diidentifikasi dengan mengaitkan berbagai
parameter yang memicu terjadinya kekeringan tersebut.
Metode dan Data motode yang digunakan dalam memperoleh hasil adalah
Penelitian menumpangsusunkan parameter-parameter yang berpengaruh
terhadap kekeringan dengan menggunakan SIG. Bahan data primer
yang digunakan sebagai data citra satelit Landsat TM (thematic
mapper) adalah peta cakupan wilayah penelitian Kabupaten Kebumen
Jawa Tengah. Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini
antara lain peta digital Kabupaten Kebumen, citra Landsat TM
path/row 120/065, data curah hujan, data geohidrologi, dan
seperangkat alat komputer lengkap. Parameter-parameter yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi indeks kebasahan, indeks
kecerahan, indeks vegetasi, bentuk lahan, geohidrologi, curah hujan,
serta penggunaan lahan yang berupa lahan pertanian kering. Data-data
tersebut diperoleh dari bahan data primer berupa citra Landsat TM,
data sekunder dari penelitian sebelumnya, serta data hasil pemeriksaan
lapangan.
Ringkasan Jurnal Parameter curah hujan merupakan faktor penentu kondisi permukaan
dalam kaitannya dengan sumberdaya air yang mempunyai hubungan
pada kekeringan. Hujan 2500-3000 mm/tahun dengan luas sekitar
83.352,89 km2 yang merupakan curah hujan dengan penyebaran
terluas pada lokasi penelitian. Sebaran pada curah hujan kelas ini juga
meliputi topografi datar, landai, wilayah pesisir hingga pada daerah
perbukitan. Jenis bentuk lahannya meliputi pegunungan denudasional,
perbukitan denudasional, perbukitan struktural, bukit sisa, dataran
aluvial, perbukitan kapur serta beting gisik dengan jenis tanah
eutrudepts/hapludals, endoaguepts/ endoaquent,
endoaquepts/endoaquepts, eutrudepts/ udorthers,

6
hapluduls/dystrudepts, haprendolls/hapludalfs dan
udipsamment/endoaquents.

Curah hujan 3000-3500 mm/tahun dengan luas sekitar 23.979,09 km2


Isohyet berada pada daerah dengan topografi berbukit sedang sampai
tinggi dengan bentuk lahan pegunungan denudasional dan perbukitan
struktural serta mempunyai jenis tanah hapluduls/ dystrudepts,
eutrudepts/udorthers, dan eutrudepts/ hapludals [12]. Sedangkan curah
hujan 3500-4000 mm/tahun dengan luas sekitar 1.908,24 km2 dan
curah hujan 4000–4500 mm/tahun dengan luas sekitar 638,48 km2
hanya merupakan kawasan yang kecil dengan topografi berbukit
sedang yang berada pada bentuk lahan perbukitan struktural dengan
jenis tanah hapluduls/ dystrudepts.

Berdasarkan citra Landsat TM komposit RGB 452, geomorfologi


yang ada pada kawasan meliputi satuan bentukan lahan asal proses
struktural, satuan bentukan lahan asal proses denudasional, satuan
bentukan lahan asal proses fluvial, satuan bentuk lahan marin, dan
satuan bentuk lahan karst. Bentukan lahan asal proses struktural
dengan jenis patahan dan lipatan. berada di wilayah perbukitan
kawasan Karangsambung dan sekitarnya. Bentukan lahan asal proses
dedudasional meliputi sub bentuk lahan perbukitan sisa, daerah erosi,
serta daerah sedimentasi. Bentukan lahan asal proses fluvial terdiri
dari wilayah gosong sungai, sungai teranyam, dataran banjir, sungai
meandering berlokasi berasosiasi dengan bentuk lahan struktural yaitu
di lembah antiklin. Bentuk lahan marin terdapat di sekitar sepanjang
pantai selatan, sedangkan bentuk lahan karst berada di wilayah
Kecamatan Buayan dan Kecamatan Ayah.

Terdapat 12 jenis penggunaan lahan di Kabupaten Kebumen yakni Air


Twar, Hutan, Kebun/Perkebunan, Pasir Darat, Pasir Pantai,
Permukiman, Rawa, Sawah Irigasi, Sawah Tadah Hujan,
Semak/Belukar, dan Tanah Ladang. Jenis penggunaan lahan vegetasi
yang termasuk dalam identifikasi wilayah kekeringan meliputi jenis

7
penggunaan lahan ladang dan sawah tadah hujan. Sekitar 18%
merupakan pertanian kering berupa tanah ladang dan sawah tadah
hujan dengan penyebaran di Kecamatan Karanggayam,
Karangsambung, Sadang, Alian, dan sekitar pesisir.

Untuk mengetahui kesesuaian dengan kondisi permukaan, maka


wilayah yang terdeteksi kekeringan disesuaikan dengan potensi
akuifer dangkal serta isohyet curah hujan terendah. Di Kabupeten
Kebumen, wilayah yang mempunyai tingkat kekeringan pada zonasi
akuifer dangkal meliputi Kecamatan Karanggayam, Karangsambung,
Sadang serta sebagian Kecamatan Alian. Pada wilayah kekeringan
juga masih banyak jenis penggunaan lahan pertanian kering serta
keberadaan sawah masih mempunyai tipe sawah tadah hujan. Wilayah
pesisir juga diidentifikasi sebagai wilayah kekeringan. Pada wilayah
pesisir tanaman pertanian berupa tanaman kering dengan sistem
pengairan dengan pengambilan air tanah menggunakan mesin pompa,
hal ini dikarenakan teksur tanah di kawasan pesisir berupa pasir yang
bersifat permebilitas sehingga air hujan tidak dapat tertampung di
permukaan dengan baik. Pada daerah penelitian wilayah kekeringan di
kawasan pesisir meliputi sebagian Kecamatan Puring, Klirong,
Buluspesantren, Ambal dan Mirit. Pada wilayah yang teridentifikasi
mempunyai potensi kekeringan tersebut, rata-rata lahan digunakan
untuk pertanian sawah tadah hujan serta perladangan.

2.3. Analisis jurnal


2.3.1. Jurnal Utama

Kelebihan Jurnal Kelebihan dari jurnal yakni materi yang dijelasakn pada jurnal ini
dijabarkan secara menyeluruh, dari berbgai faktornya dan diberi
keterangan pada pembahasannya. Seperti factor geologi, geomorfologi,
Tanah, Pola Drainase dan Sebagainya. Kemudian pada jurnal ini materi
pembahasannya dijelaskan secara berurutan sehingga materi yang
dipaparkan berhubungan antara materi sebelumnya. Kemudian pada
jurnal ini juga ditambahkan gambar-gambar ataupun bagan yang
mendukung pada pembahasan isi jurnal tersebut.
kelemahan jurnal Di dalam Jurnal ini memang terdapat gambar, dan bagan ataupun table

8
dalam mendukung pembahasan jurnalnya namun sangat disayangkan
tidak adanya keterangan tambahan sehinggi membuat pembaca sulit
dalam memahami jurnal.

2.3.2. Jurnal Pembanding

Kelebihan Jurnal Pada jurnal ini membahas tentang teknik penginderaan jauh dan SIG
untuk Identifikasi Potensi Kekeringan. Pada pembahasannya jurnal ini
membahasa secara menyeluruh isi pembahasannya yakni terkait
parameter yang berpengaruh terhadap kekeringan di Kabupaten
Kebumen. Pada jurnla ini juga ditambahkan gambar, dan bagan serta
keterangannya sehingga membuat pembaca mudah mengerti isi
pembahasannya
kelemahan jurnal Di dalam Jurnal ini penjelasannya terlalu bertele-tele dan tidak tersusun
dengan baik sehingga membuat pembacanya bingung, kemudian pada
jurnal ini tidak diberi keterangan ataupun sub-bab dalam isi
pembahasannya terkait parameter yang berpengaruh terhadap kekeringan
di Kabupaten Kebumen.

Anda mungkin juga menyukai