Anda di halaman 1dari 5

EFEKTIFITAS WATER TEPID SPONGE DAN KOMPRES DINGN TERHADAP

PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM DI PUSKESMAS CIKADU

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana


Terapan Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karya Husada Semarang

BAROTUL CHOMULIAH
NIM : 2004146

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang sehat merupakan harapan setiap orang tua. Kesehatan anak harus selalu
dijaga dan gangguan atau penyakit harus segera diatasi karena anak belum dapat merawat diri
sendiri. Oleh karenanya peran orang tua sangatbesar dalam menjaga kesehatan anaknya.
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang
saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa,
karena anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan
dalam meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan
anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa.

Menjaga kesehatan anak menjadi perhatian khusus saat pergantian musim yang
umumnya disertai dengan berkembangnya berbagai penyakit. Kondisi anak dari sehat menjadi
sakit mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan suhu yang disebut demam
(hipertermi). Demam dapat didefinisikan dengan suatu keadaan suhu tubuh di atas normal
sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Pusat pengaturan suhu
mempertahankan suhu dalam keadaan seimbang baik pada saat sehat ataupun demam dengan
mengatur keseimbangan diantara produksi dan pelepasan panas tubuh. Bila terjadi suatu
keadaan peningkatan suhu tubuh yang tidak teratur, karena disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara produksi panas dan pembatasan panas, disebut dengan hipertermia.

Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai
16 – 33 juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya. Di Indonesia demam dapat
ditemukan sepanjang tahun dan insiden tertinggi terjadi pada anak – anak. Jumlah penderita
demam di Indonesia dilaporkan lebih tinggi angka kejadiannya dibandingkan dengan negara –
negara lain yaitu sekitar 80 – 90%, dengan mayoritas mengalami demam sederhana. Hasil Riset
Kesehatan Dasar Nasional tahun 2014 menunjukkan prevalensi demam sebesar 1,5% yang
artinya ada kasus demam 1.500 per 100.000 penduduk Indonesia. Berdasarkan data Puskesmas
Watukumpul Kabupaten Pemalang pada tahun 2018 menunjukkan kunjungan anak yangdemam
karena ISPA sebanyak 2.993 anak balita.

Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan
merupakan gejala dari suatu penyakit. Demam merupakan infeksi atau inflamasi yang
disebabkan oleh bakteri, virus, atau patogen lain merangsang pelepasan pirogen endogenus
(interleukin, factor nekrosis tumor, dan interferon). Pirogen bekerja di hipotalamus, memicu
prostaglandin dan meningkatkan nilai acuan (set point) suhu tubuh. Hal ini memicu respon
dingin, sehingga mengakibatkan terjadinya menggigil, vasokontriksi, dan penurunan perfusi
perifer untuk membantu menurunkan kehilangan panas dan memungkinkan suhu tubuh
meningkat ke nilai acuan yang baru. Selain itu, demam juga dapat disebabkan oleh infeksi ,
virus , paparan panas yang berlebihan (overheating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi
maupun dikarenakan gangguan sistem imun.
Menurunkan atau mengendalikan dan mengontrol demam pada anak dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya dapat dilakukan dengan pemberian antipiretik (farmakologik) seperti
pemberian obat – obatan parasetamol dan ibuprofen. Antipiretik bekerja secara sentral
menurunkan pusat pengatur suhu di hipotalamus, yang diikuti respon fisiologis termasuk
penurunan produksi panas, peningkatan aliran darah ke kulit, serta peningkatan pelepasan
panas melalui kulit dengan radiasi, konveksi, dan penguapan. Namun penggunaan antipiretik
memiliki efek samping yaitu mengakibatkan spasme bronkus, peredaran saluran cerna,
penurunan fungsi ginjal dan dapat menghalangi supresi respons antibodi serum.

Penurunan suhu tubuh juga dapat dilakukan secara fisik (non farmakologik) yaitu dengan
penggunaan energi panas melalui metode konduksi dan evaporasi. Metode konduksi yaitu
perpindahan panas dari suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat
menyentuh yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui evaporasi, sehingga
perpindahan energi panas berubah menjadi gas12. Contoh dari metode konduksi dan evaporasi
adalah penggunaan kompres hangat, kompres hangat dapat dilakukan dengan water tepid
sponge. Penelitian Afrah tahun 2017 yang menyebutkan bahwa ada pengaruh water tepid
sponge terhadap perubahan suhu tubuh anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalami
demam . Water tepid sponge dengan cara yang tepat dapat menurunkan suhu tubuh anak yang
demam lebih cepat 15 menit daripada hanya diberikan obat 4 antipiretik saja . Water tepid
sponge merupakan kombinasi teknik blok dengan seka. Teknik water tepid sponge ini
menggunakan kompres blok langsung dibeberapa tempat yang memiliki pembuluh darah besar
seperti di leher, ketiak, dan lipatan paha. Selain itu teknik ini ditambah dengan memberikan seka
di beberapa area tubuh seperti ekstremitas atas dan bawah sehingga perlakuan yang diterapkan
akan lebih kompleks. Kompres blok langsung di berbagai tempat ini akan menyampaikan sinyal
ke hipotalamus dengan lebih gencar dan pemberian seka akan mempercepat vasodilatasi
pembuluh darah perifer serta memfasilitasi perpindahan panas di tubuh ke lingkungan sekitar
sehingga terjadi penurunan suhu tubuh.

Berdasarkan survey lahan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Cikadu Kabupaten Pemalang
diperoleh data balita yang demam disertai ISPA pada bulan Januari – Agustus 2019 sebanyak
1.541 balita dan data balita yang mengalami kejang berjumlah 54 balita 20. Hasil wawancara
dengan 10 ibuyang anaknya mengalami demam, selain minum obat penurun panas, 50 % ibu
mengatakan melakukan kompres hangat di dahi anak, 30 % ibu menggunakan tumbukan
bawang merah dicampur dengan minyak telon atau minyak kayu putih dibalurkan ke tubuh, 10
% ibu menggunakan kompres disposible, dan 10% sisanya menggunakan ampas batang
kecombrang yang diletakkan didahi anak, dengan rata – rata suhu kembali normal dalam 3 – 4
hari. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Efektivitas
Water Tepid Sponge dan Kompres Bawang Merah terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam di Wilayah Puskesmas Cikadu Kabupaten Pemalang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah yaitu: “apakah ada perbedaan efektivitas
antara water tepid sponge dengan kompres bawang merah terhadap suhu tubuh anak demam
di Wilayah Puskesmas Watukumpul Kabupaten Pemalang”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas antara water
tepid sponge dengan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak
demam di Wilayah Puskesmas Watukumpul Kabupaten Pemalang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi suhu tubuh anak demam sebelum dan sesudah intervensi water

tepid sponge.

b. Mengidentifikasi suhu tubuh anak demam sebelum dan sesudah intervensi kompres

bawang merah.

c. Menganalisa pengaruh water tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak

demam.

d. Menganalisa pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh

anak demam.

e. Menganalisis perbedaan penurunan suhu tubuh anak demam yang diberikan water

tepid sponge dan kompres bawang merah di Wilayah Puskesmas Watukumpul

Kabupaten Pemalang.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Bagi Ibu Balita

Menambah wawasan pengetahuan tentang water tepid sponge atau

kompres bawang merah, sehingga diharapkan ibu dapat menerapkan water

tepid sponge atau kompres bawang merah sebagai terapi komplementer

untuk menurunkan suhu tubuh anak demam.

2. Bagi Tenaga Kesehatan dan Puskesmas


Masukan bagi Tenaga Kesehatan dan Puskesmas, untuk

menggunakan water tepid sponge dengan kompres bawang merah sebagai

terapi komplementer untuk menurunkan suhu tubuh anak demam.

3. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES Karya Husada)

Wacana ilmiah mengenai water tepid sponge dengan kompres

bawang merah sebagai terapi komplementer untuk menurunkan suhu

tubuh anak demam.

4. Bagi peneliti.

Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan terutama

fisiologi, metodologi penelitian dan biostatistik. Selain itu untuk

memperluas pengetahuan dan menambah wawasan.

Anda mungkin juga menyukai