PENDAHULUAN
Gangguan jiwa skizofrenia adalah salah satu penyakit yang cendrung berlanjut
(kronik, menahun). Oleh karenanya terapi pada skozofreia memerlukan waktu
relative lama berbulan bahkan bertahun, hal ini dimaksudkan untuk menekan
sekecil mungkin kekambuhan (relaps). Terapi yang diberikan pada pasien
dengan gangguan skizofrenia bersifat komprehensif yaitu meliputi terapi
psikofarmaka, psikoterapi, terapi psikososial, dan terapi psikoreligius.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nurjanah
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 52 Tahun
Alamat : Batoh
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku : Aceh
Tanggal Pemeriksaan : 21 Januari 2019
II RIWAYAT PSIKIATRI
Data diperoleh dari:
1. Rekam medis :
2. Autoanamnesis :
A. Keluhan Utama
Cemas berlebih.
2
bisikan kata berulang kali untuk berwudhu atau mandi secara berulang.
Hal ini disebabkan karena pasien mendengar bisikan yang mengatakan
bahwa dirinya belum bersih. Pasien tinggal bersama anak perempuan
keduannya menantu, suami, dan cucu.
Pasien pada saat dilakukan anamnesa tidak bisa berhenti bicara.
Pasien sudah mengasingkan diri dari keluarga dan lingkungan sekitar
rumahnya dikarenakan pasien merasa curiga bahwa kelurganya yang
menguna guna dia.
Alloanamnesis:
Keluarga mengatakan bahwa ibunya sudah sering menyendiri dan
jarang untuk berinteraksi dengan orang sekitar. Keluarga juga mengatakan
dalam 4 bulan ini pasien sudah tidak minum obat dan merasa bahwa
keluhan pada ibunya semakin parah. Pasien sebelumnya terdiagnosa
Depresi oleh dokter spesialis jiwa. Keluarga pasien menyebutkan bahwa
pasien melakukan tindakan mandi dan berwudhu lebih dari 4 kali pada
waktu yang berdekatan.
E. Riwayat Pengobatan
Riwayat penggunaan obat psikatri.
F. Riwayat Sosial
3
Pasien sering menyendiri dan pasien semakin menyendiri sejak anak
pertamanya menikah dan jauh darinya.
G. Riwayat Pendidikan
Pasien sekolah sampai tamat SMP
I. Riwayat Keluarga
Keterangan:
Laki-laki Perempuan Pasien
4
A. Status Internus
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Tekanan Darah : 110/70
3. Frekuensi Nadi : 88x/i
4. Frekuensi Napas : 22x/i
5. Temperatur : 36,7 C
B. Status Generalisata
1. Kepala : Normochepali (+)
2. Leher : Distensi vena jugular (-), massa (-)
3. Paru : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
4. Jantung : BJ I >BJII , iktus cordis terlihat di ICS V
5. Abdomen : Ascites (-), hepatomegali (-), nyeri tekan
pada semua regio (-)
6. Ekstremitas
Superior : Sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Inferior : Sianosis (-/-), ikterik (-/-)
Genetalia : Tidak diperiksa
C. Status Neurologi
1. GCS : E4V5M6
2. Tanda rangsangan meningeal : (-)
3. Peningatan TIK : (-)
4. Mata : Pupil isokor (+/+),
Ø3mm/3mm,RCL (+/+),
RCTL (+/+)
5. Motorik : Dalam batas normal
6. Sensibilitas : Dalam batas normal
7. Fungsi luhur : Dalam batas normal
8. Gangguan khusus : Tidak ditemukan
5
IV. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : Rapi, sesuai usia
2. Kebersihan : Bersih
3. Kesadaran : Compos mentis
4. Perilaku & Psikomotor : Normoaktif
5. Sikap terhadap Pemeriksa : Kooperatif
C. Pembicaraan
Spontan
D. Pikiran
1. Arus pikir
Koheren : (+)
Inkoheren : (-)
Neologisme : (-)
Sirkumstansia : (-)
Tangensial : (-)
Assosiasi longgar : (+)
Flight of idea : (-)
Blocking : (-)
Logorhe : (+)
2. Isi pikir
Waham
6
1. Waham Bizzare : (-)
2. Waham Somatik :(-)
3. Waham Kebesaran :(-)
4. Waham Erotomania :(-)
5. Waham Paranoid :(+)
Waham Persekutor : (-)
Waham Kebesaran : (-)
Waham Referensi : (-)
Thought : (-)
1. Thought Withdrawal : (-)
2. Thought Insertion :(+)
3. Thought Broadcasting :(-)
4. Thought Echo : (-)
Delusion
1. Delusion Of Control : (-)
2. Delusion Of Influence :(-)
3. Delusion Of Passivity : (-)
4. Delusion Of Perception : (-)
3. Bentuk pikir :Realistik
E. Persepsi
1. Halusinasi
Auditorik : (+)
Visual : (-)
Olfaktorius : (-)
Taktil : (-)
2. Ilusi : (-)
F. Intelektual
1. Intelektual : Baik
2. Daya konsentrasi : Baik
7
3. Orientasi
Diri : Baik
Tempat : Baik
Waktu : Baik
4 Daya ingat
Seketika : Baik
Jangka Pendek : Baik
Jangka Panjang : Baik
5 Pikiran Abstrak : Baik
H. Daya nilai
Normo sosial : Baik
Uji Daya Nilai : Baik
Penilaian Realitas : Baik
J. Tilikan : T3
V. RESUME
Pasien dengan keluhan cemas berlebihan sejak 10 tahun terakhir,
yang memberat selama 4 bulan ini. Pasien juga mengalami sulit tidur
malam hari karena merasa cemas, pasien juga sering mengulangi aktivitas
yang sama berkali kali seperti berwudhu berulang kali, dan mandi
berulang kali. Hal ini disebabkan karena pasien mendengar bisikan yang
mengatakan bahwa dirinya belum bersih. Pasien tinggal bersama anak
perempuan keduannya menantu, suami, dan cucu.
8
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos
mentis, tekanan darah 111/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/ menit,
frekuensi napas 22 x/ menit, temperatur afebris. Status mental mulai dari
penampilan perempuan, sesuai usia, rapi, perilaku & psikomotor: tenang,
normoaktif, sikap terhadap pemeriksa: kooperatif, mood : eutimia, afek:
serasi, keserasian afek:appropriate affect, pembicaraan : bicara spontan,
logoroe (+), , isi pikir : cukup ide , waham bizzare : (-), waham kebesaran :
(-), waham erotomania : (-), waham paranoid (+) dimana though insertion
(+) dan delution control (-), Halusinasi Auditorik (+), visual (-),
olfaktorius (-), taktil (-), tilikan: T3, taraf kepercayaan : Dapat dipercaya.
IX. TATALAKSANA
A. Farmakoterapi
9
Haloperidol 5 mg 2x1/2
B. Terapi Psikosial
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya dan menjelaskan
mengenai penggunaan obat yang tidak boleh putus.
2. Meningkatkan kemampuan sosial, kemampuan memenuhi diri sendiri,
latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.
3. Menjelaskan kepada keluarga ataupun orang-orang disekitar pasien
mengenai kondisi pasien dan meyakinkan mereka untuk selalu memberi
dukungan kepada pasien agar proses penyembuhannya lebih baik.
X. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
WHO menunjukkan pada tahun 2007 diketahui 154 juta penduduk dunia
mengalami depresi, 25 juta skizofrenia, 91 juta mengalami gangguan mental
akibat alcohol,15 juta gangguan mental karena penyalahgunaan obat, 50 juta
epilepsy, dan 24 juta Alzheimer dan demensia lainnya. Hal lebih mengejutkan
terdapat sekitar 877.000 orang bunuh diri setiap tahun.
11
Onset untuk laki-laki 15 sampai 25 tahun sedangkan wanita 25-35 tahun.
Skizofrenia tipe paranoid terjadinya lebih awal pada laki-laki daripada
perempuan. Namun prognosis skizofrenia paranoid lebih baik pada laki-laki
daripada perempuan. Dan prognosis skizofrenia tipe paranoid lebih baik
dibandingkan tipe-tipe lainnya karena respon pengobatan yang lebih baik.
2.3.1 Organobiologik
12
2. Menurunnya auto-immune yang mungkin disebabkan infeksi selama
kehamilan
2.3.2 Psikodinamik
Dalam teori ini diurakan gambaran gejala (deskripsi) dari suatu gangguan
jiwa yang menjelaskan terjadinya gangguan keseimbangan atau homeostatic pada
diri seseorang sebelum dan sesudah terjadinya ganggua jiwa tersebut.
13
2.3.2.2 Teori fasilitatif-etiologik
Dalam teori ini diurakain factor factor yang memudahkan suatu penyakit
ini muncul bagaimana perjalanan penyakit dan penjelasan mekanisme psikolis
dari penyakit yang bersangkutan.
Menurut teori freud ini Id adalah bagian dari jiwa seseorng beruap
dorongan atau nfasu yang usdah ada sejak manusia dilahirkan yang memerlukan
pemenuhan dan pemuasan segera. Unsur Id ini sifatnya vital sebagai suatu
mekanisme pertahan diri, sebagai contohnya mislanya doroangan atau nafsu
makan, minum, seksua, agresivitas dan sejenisnya.
Unsur super ego sifatanya sebagai badan penyensory yang memiliki nilai
nilai moral moral etika yang membedakan mana yang boleh mana yang tidak ,
manayang baik mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram,
sedagkan unsure ego merupakan badan pelaksa yang menjalankan kebutuhan id
setelah disensor dahulu oleh Super-Ego.
Gejala Skizofrenia
Gejala-gejala skizofrenia terdiri dari dua jenis yaitu simtom positif dan
berupa alam perasaan (affect) “tumpul” dan “mendatar”, menarik diri atau
mengasingkan diri (withdrawn) tidak mau bergaul atau kontak dengan orang
14
lain, suka melamun (day dreaming), kontak emosional amat miskin, sukar
Fase Skizofrenia
penyakit skizofrenia terdiri dari tiga fase yaitu fase akut, fase stabilisasi dan
fase stabil (Reverger, 2012). Ketiga fase tersebut disebut dengan fase psikotik.
Sebelum fase psikotik muncul, terdapat fase premorbid dan fase prodormal
(Muhyi, 2011).
normatif (Muhyi, 2011). Pada fase prodormal biasanya timbul gejala-gejala non
spesifik yang lamanya bisa sampai beberapa bulan atau beberapa tahun
fungsi peran dan penarikan sosial (Muhyi, 2011). Hendaya fungsi pekerjaan,
fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri juga
prodromal dan berarti sudah mendekati fase psikotik (Muhyi, 2011). Masuk ke
fase akut psikotik, simtom positif menjadi jelas seperti tingkah laku katatonik,
15
Kemudian muncul fase stabilisasi yang berlangsung setelah dilakukan terapi
dan pada fase stabil terlihat simtom negatif dan residual dari simtom positif.
Prognosis
meningkatkan prognosis yang lebih baik untuk gangguan psikotik fase akut.
pikir dan perilaku aneh. Dosis yang rendah juga akan mengurangi
1) Usia pertama kali timbul (onset) : makin muda maka makin buruk.
2) Mula timbulnya akut atau kronik : bila akut maka lebih baik.
16
5) Ada atau tidaknya faktor pencetus : jika ada maka lebih buruk.
6) Ada atau tidaknya faktor keturunan : jika ada maka lebih buruk.
Terapi Farmakologi
a. Haloperidol
2014). Aksi terapi dari obat-obat antipsikotik tipikal secara langsung memblok
reseptor dopamin tipe 2 (D2) yang spesifik di jalur dopamin mesolimbik (Stahl,
b. Risperidon
Risperidon merupakan obat atipikal atau obat antipsikotik generasi
reseptor dopamin dan reseptor 5 HT-2. Cara kerja seperti ini efektif untuk
17
sebab ituah saat ini Risperidon menjadi terapi firstline pasien skizofrenia
c. Klorpromazin
Klorpromazin merupakan obat antipsikotik golongan pertama yang
merupakan turunan alifatik dari Fenotiazin. Obat ini mempunyai efek pada
pertama yang digunakan pada skizofrenia, banyak sekali efek samping yang
d. Triheksifenidil
Triheksifenidil merupakan obat yang direkomendasikan dan paling
sering digunakan untuk mengatasi efek samping dari obat antipsikotik tipikal
jenis antikolinergik yang mempunyai efek sentral lebih kuat dibanding efek
perifer (Swayami, 2014). Efek sentral berupa mual, mutah, dilatasi pupil,
perifer contohnya mulut dan hidung kering, pandangan kabur, retensi urin, dan
konstipasi.
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pasien didapatkan status mental mulai dari penampilan perempuan, sesuai
usia, rapi, perilaku & psikomotor: tenang, normoaktif, sikap terhadap pemeriksa:
kooperatif, mood : eutimia, afek: serasi, keserasian afek:appropriate affect,
pembicaraan : bicara spontan, logoroe (+), , isi pikir : cukup ide , waham bizzare :
(-), waham kebesaran : (-), waham erotomania : (-), waham paranoid (+) dimana
though insertion (+) dan delution control (-), Halusinasi Auditorik (+), visual (-),
olfaktorius (-), taktil (-), tilikan: T3, taraf kepercayaan : Dapat dipercaya
19
3. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan serta gejala katatonik
secara relative tidak nyata/tidak menonjol.
Keluarga mengatakan bahwa ibunya sudah sering menyendiri dan jarang untuk
berinteraksi dengan orang sekitar. Keluarga juga mengatakan dalam 4 bulan ini
pasien sudah tidak minum obat dan merasa bahwa keluhan pada ibunya semakin
parah. Pasien sebelumnya terdiagnosa Depresi oleh dokter spesialis jiwa.
Pada fase skizofrenai dapat dilihat sebagai suatu gangguan yang berkembang
melalui beberapa fase-fase.
1.Fase premorbid
Pada fase ini, fungsi-fungsi individu masih dalam keadaan normative
2.Fase prodromal
Adanya perubahan dari fungsi-fungsi pada fase premorbid menuju saat muncul
gejala psikotik yang nyata. Fase ini dapat berlangsung dalam beberapa minggu
atau bulan, akan tetapi lamanya fase prodromal ini rerata antara 2 sampai 5 tahun.
Pada fase ini, individu mengalami kemunduran dalam fungsi-fungsi yang
mendasar (pekerjaan social dan rekreasi) dan muncul gejala yang nonspesifik,
missal gangguan tidur, ansietas, iritabilitas, mood depresi, konsentrasi berkurang,
mudah lelah, dan adanya deficit perilaku misalnya kemunduran fungsi peran dan
penarikan social. Gejala positif seperti curiga mulai berkembang di akhir fase
prodromal dan berarti sudah mendekati mulai menjadi psikosis.
3.Fase psikotik
Berlangsung mulai dengan fase akut, lalu adanya perbaikan memasuki fase
stabilasi dan kemudian fase stabil
a.Pada fase akut dijumpai gambaran psikotik yang jelas, misalnya dijumpai
adanya waham, halusinasi, gangguan proses piker, dan pikiran yang kacau. Gejala
20
negative sering menjadi lebih parah dan idivdu biasanya tidak mampu untuk
mengurus dirinya sendiri secara pantas.
b. Fase stabilasasi berlangsung selam 6-18 bulan, setelah dilakuan acute treatment.
c. Pada fase stabil terlihat gejala negative dan residual dari gejal positif. Dimana
gejala positif biasa masih ada, dan biasanya sudah kurang parah dibandingkan
pada fase kaut. Pada beberapa individu bisa dijumpai asimotasi, sedangkan
individu lain mengalami gejala nonpsikotik misalnya merasa tegang, ansiietas,
depresi atau insomnia.
Pasien dengan keluhan cemas berlebihan sejak 10 tahun terakhir, yang memberat
selama 4 bulan ini, keluhan tersebut dirasakan ketika anak pertama tidak tinggal
lagi bersama ibunya
Orang yang depresi akan mengalami konflik kejiwaanya yang bisa bersumber dari
konflik internal maupun eksternal. Orang yang tidak mampu menyelesaikan
konflik ini akan jatuh pada frustasi yang mendalam, sebagai kelanjutannya yang
bersangkutan menarik diri (withdrawn), melamun (day dreaming), hidup dalam
dunianya sendiri yang lama-kelamaan timbullah gejala-gejala beruap kelainan
jiwa misalnya halusinasi, waham dan lain sebagainya. Yang bersangkutan tidak
lagi mampu menilai realitas dan pemahaman diri yang buruk yang merupakan
perjalanan awal skizofrenia.
21
BAB V
KESIMPULAN
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock, Benjamin J,.;Sadock, Virginia A.: Ruiz, Pedro :Kaplan &
Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry, 9th. Edition. Philadhelpia :
Lippincott William & Wilkins,2009; p.1434
23
6.Buchanan RW. Carpenter WT.Concept of schizophrenia In:Sadock BJ sadock
VA.,eds Kaplan and Sadock’s Comprehenisve textbook of psychiatry.8 th .
Philadelphia: Lippincoot Williams and wilkins;2005.p.1329.
24