Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nopi Ayu Cahyanti

NIM : 040831309

UPBJJ-UT KENDARI

Tugas.1
1. E Utreht mengawali deskripsi hukum administrasi dengan mengetengahkan
berbagai hal yaitu: lapangan administrasi negara, hukum administrasi, ilmu pemerintahan
dan publik administration, hukum administrasi negara sebagai himpunan peraturan-
peraturan istimewa, hukum adminstrasi negara dan hukum tata negara, sumber-sumber
hukum adminstrasi negara. Dalam telaahan ini hanya di ketengahkan deskripsi tentang
lapangan adminstrasi negara. Tidak berarti bahwa bagian lain nya tidak penting.
Pertanyaanya:
Jelaskan bahwa makna administrasi dalam hukum administrasi negara adalah tidak sama
dengan administrasi dalam ilmu administrasi negara
Hukum Administrasi Negara adalah Himpunan peraturan-peraturan tertentu yang menjadi sebab
maka negara berfungsi/beraksi,peraturan mana yang mengatur hubungan antara tiap-tiap warga
negara dengan pemerintahnya. Istilah administrasi yang terdapat dalam Hukum administrasi
maupun dalam Ilmu administrasi memiliki arti yang berbeda.
Pengertian administrasi dalam Hukum administrasi negara adalah Peraturan-peraturan yang
berhubungan dengan administrasi saja atau administratif recht disebut Bestuur recht. Bestuur
dapat diartikan dengan fungsi pemerintahan / penguasa yang tidak meliputi fungsi Legislatif
maupun Yudikatif (Pemerintahan dalam arti sempit saja).
2. Untuk menegakkan kewenangan, negara membutuhkan keberadaaan satu instrumen
hukum yang dapat memberikan ancaman atau pemaksaan agar perundanggan yang
diterbitkan dapat dilaksanakan.
Pertanyaannya:
Jelaskan jenis jenis sanksi hukum yang dapat dikenakan oleh negara untuk menegakkan
peraturan perundang-undangan
Menurut “Black's Law Dictionary Seventh Edition”, sanksi (sanction) adalah:
 
“A penalty or coercive measure that results from failure to comply with a law, rule, or
order (a sanction for discovery abuse)”
 
Di Indonesia, secara umum, dikenal sekurang-kurangnya tiga jenis sanksi hukum yaitu: 
1. sanksi hukum pidana
2. sanksi hukum perdata
3. sanksi administrasi/administrative
Dalam hukum pidana, sanksi hukum disebut hukuman. Menurut R. Soesilo, hukuman adalah:
 
“Suatu perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh hakim dengan vonis kepada
orang yang telah melanggar undang-undang hukum pidana”
 
Hukuman sendiri diatur dalam pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),
yaitu:
 
1. Hukuman pokok, yang terbagi menjadi: 
a)     hukuman mati
b)     hukuman penjara
c)     hukuman kurungan
d)     hukuman denda
 
2. Hukuman-hukuman tambahan, yang terbagi menjadi:
 
a)     pencabutan beberapa hak yang tertentu
b)     perampasan barang yang tertentu
c)     pengumuman keputusan hakim
 
 
Dalam hukum perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa:
1.      putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan
untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh: salah satu pihak dihukum untuk
membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk membayar biaya perkara
2.      putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan yang sah
menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan menegaskan suatu keadaan
hukum semata-mata. Contoh: putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik
yang sah atas tanah sengketa
3.      putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan hukum dan
menciptakan keadaan hukum baru. Contoh: putusan yang memutuskan suatu ikatan
perkawinan.
 
Jadi, dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa:
 
1. kewajiban untuk memenuhi prestasi (kewajiban)
2. hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan hukum
baru
 
Sedangkan untuk sanksi administrasi/administratif, adalah sanksi yang dikenakan terhadap
pelanggaran administrasi atau ketentuan undang-undang yang bersifat administratif. Pada
umumnya sanksi administrasi/administratif berupa;
- Denda (misalnya yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 2008),
- Pembekuan hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin (misalnya yang diatur
dalam Permenhub No. KM 26 Tahun 2009),
- Penghentian sementara pelayanan administrasi hinggapengurangan jatah
produksi (misalnya yang diatur dalam Permenhut No. P.39/MENHUT-II/2008 Tahun
2008),
-  Tindakan administratif (misalnya yang diatur dalam Keputusan KPPU No.
252/KPPU/KEP/VII/2008 Tahun 2008)
 
 
3. Pelanggaran terhadap ketentuan disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan dapat dikenakan sanksi.
Pertanyaannya:
Jelaskan jenis hukuman disiplin atau sanksi yang dapat dikenakan kepada Pegawai Negeri
Sipil
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak menaati
kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.
 
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. Atas penjatuhan hukuman
disiplin, PNS dapat melakukan upaya hukum administratif yang terdiri dari:
a.   keberatan; dan/atau
b.   banding administratif.

Pelanggaran Peraturan Disiplin PNS


Definisi pelanggaran disiplin disebut dalam Pasal 1 angka 3 Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil(“PP Disiplin PNS”) yang berbunyi:
 
Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang tidak
menaati kewajiban dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
 
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, PNS
yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan
disiplin PNS.
 
Hukuman Disiplin PNS
Di sini kami tidak menerima informasi yang jelas hukuman disiplin seperti apa yang Anda
terima. Pada dasarnya, ada beberapa tingkatan dan jenis hukuman disiplin. 
 
Tingkat hukuman disiplin terdiri dari:
a.    hukuman disiplin ringan:
1)    teguran lisan;
2)    teguran tertulis; dan
3)    pernyataan tidak puas secara tertulis
b.    hukuman disiplin sedang:
1)    penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2)    penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun;
3)    penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
c.    hukuman disiplin berat:
1)    penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
2)    pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;
3)    pembebasan dari jabatan;
4)    pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
5)    pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.

Upaya Hukum Atas Penjatuhan Hukuman Disiplin PNS


Setiap penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabatyang berwenang
menghukum. Keputusan tersebut disampaikan secara tertutup oleh pejabat yang berwenang
menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk kepada PNS yang bersangkutan serta tembusannya
disampaikan kepada pejabat instansi terkait. Penyampaian keputusan hukuman disiplin dilakukan
paling lambat 14 hari kerja sejak keputusan ditetapkan.
 
Jika PNS tersebut tidak setuju dengan keputusan pejabat terkait pelanggaran disiplin PNS, maka
dapat dilakukan upaya administratif, yang terdiri dari:
a.    keberatan; dan
b.    banding administratif
 
1.    Keberatan
Hukuman disiplin yang dapat diajukan upaya administratif keberatan adalahhukuman
disiplin sedang yang berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun atau
penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun yang dijatuhkan oleh:
a.    Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara ke bawah;
b.    Sekretaris Daerah/Pejabat struktural eselon II Kabupaten/Kota ke bawah/Pejabat
yang setara ke bawah;
c.   Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan unit dengan
sebutan lain yang atasan langsungnya Pejabat struktural eselon I yang bukan Pejabat
Pembina Kepegawaian; dan
d.   Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan Kantor
Perwakilan Provinsi dan unit setara dengan sebutan lain yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Pejabat Pembina Kepegawaian.
 
 
Prosesnya:
a.   Keberatan diajukan secara tertulis kepada atasan pejabat yang berwenang
menghukum dengan memuat alasan keberatan dan tembusannya disampaikan kepada
pejabat yang berwenang menghukum. Keberatan diajukan dalam jangka waktu 14
hari, terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima keputusan hukuman
disiplin.
b.  Pejabat yang berwenang menghukum, harus memberikan tanggapan atas keberatan
yang diajukan oleh PNS yang bersangkutan. Tanggapan disampaikan secara tertulis
kepada atasan Pejabat tersebut, dalam jangka waktu 6 (enam) hari kerja terhitung
mulai tanggal yang bersangkutan menerima tembusan surat keberatan.
c.   Atasan pejabat tersebut wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan
oleh PNS dalam jangka waktu 21 hari kerja terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan menerima surat keberatan.
d.   Apabila dalam jangka waktu tersebut pejabat yang berwenang menghukum tidak
memberikan tanggapan atas keberatan, maka atasan pejabat tersebut mengambil
keputusan berdasarkan data yang ada. Atasan pejabat yang berwenang menghukum
dapat memanggil dan/atau meminta keterangan dari pejabat yang berwenang
menghukum, PNS yang dijatuhi hukuman disiplin, dan/atau pihak lain yang dianggap
perlu.
e.   Atasan Pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat, memperingan,
memperberat, atau membatalkan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
berwenang menghukum yang ditetapkan dengan keputusan Atasan Pejabat yang
berwenang menghukum.
f.     Keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum bersifat final dan mengikat.
Apabila dalam waktu lebih 21 hari kerja atasan pejabat yang berwenang menghukum
tidak mengambil keputusan atas keberatan, maka keputusan pejabat yang berwenang
menghukum batal demi hukum.
 
2.    Banding Administratif
Anda dapat mengajukan banding administratif jika Anda dijatuhi hukumandisiplin
berat berupa:
a.    pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS; dan
b.    pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau Gubernur.
 
Upaya hukum banding administratif diajukan kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian.
 
Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara
Jika upaya hukum administratif (keberatan dan/atau banding administratif) tersebut telah
ditempuh dan pihak yang bersangkutan masih tetap belum merasa puas, barulah persoalannya
dapat digugat dan diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara.

Anda mungkin juga menyukai