Anda di halaman 1dari 4

RISIKO ASPIRASI

RS. UIA No. Dokumen No. Revisi Halaman

PAK.0001/ASKEP/RSUIA 01 1/4
Ditetapkan
PANDUAN Tanggal Terbit Direktur Utama RS. UIA
ASUHAN
KEPERAWATAN

…………………… ………………………….
Pengertian Berisiko menglamin masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi orofaring,
benda cair atau padat ke dalam saluran traekeobronkhial akibat disfungsi
mekanisme protektif saluran napas.
Penyebab 1. Penurunan tingkat Kesadaran
2. Penurunan Refleks Muntah/ dan atau batuk
3. Gangguan Menelan
4. Disfagia
5. Kerusakan Mobilitas Fisik
6. Peningkatan Residu Lambung
7. Peningkatan Tekanan Intragastrik
8. Penurunan Motilitas Gastrointestinal
9. Sfingter Esofagus Bawah Inkompeten
10. Perlambatan pengosongan lambung
11. Terpasang selang nasogastric
12. Terpasang trakeostomi atau endochatreal tube
13. Trauma / pembedahan leher, mulut, dan / atau wajah
14. Efek agen farmakologis
15. Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan
bernapas

Data Subyektif -
RISIKO ASPIRASI

RS. UIA No. Dokumen No. Revisi Halaman

PAK.0001/ASKEP/RSUIA 01 2/4
Data Obyektif 1.

Kondisi klinis 1. Cedera Kepala


terkait
2. Stroke
3. Cedera Medulla Spinalis
4. Guillain Berre Syndrome
5. Penyakit Parkinson
6. Keracunan Obat dan Alkohol
7. Pembesaran uterus
8. Miestenia Gravis
9. Fistulua Trakeoesofagus
10. Strikttura esofagus
11. Sklerosis Multiple
12. Labiopalatoskizis
13. Atresia Esofagus
14. Laringomalasia
15. Prematuritas
Kriteria Hasil/ 1. Tingkat Kesadaran Meningkat
Standar Luaran
2. Kemampuan Menelan Meningkat
(SLKI)
3. Dispsnea Kelemahan otot Menurun
4. Akumulasi secret Menurun
RISIKO ASPIRASI

RS. UIA No. Dokumen No. Revisi Halaman

PAK.0001/ASKEP/RSUIA 01 3/4
Standar Intervensi Intervensi Utama:
Keperawatan (SIKI)
1. Manajemen Jalan Napas (I. 01011. Hal. 187)
Intervensi Pendukung :
1. Dukungan Ventilasi ( I. 01002, Hal .49)
2. Edukasi Tehnik Napas ( I. 12452, hal 111)

Tindakan Mandiri:
Keperawatan
Observasi
1. Monitor Pola napas (Frekuensi, kedalaman, Usaha napas )

2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, wheezing,


ronkhi kering )

3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma ) .

Terapeutik
1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tlit dan chin lift

2. Posisikan semi fowler atau fowler

3. Berikan minum hangat

4. Lakukan fisioterapi dada

5. Lakukan penghisapan lendir kurang dri 15 detik

6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill, berikan


oksigen

Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari (jika tidak kontraindikasi )

2. Ajarkan tehnik batuk efektif


RISIKO ASPIRASI

RS. UIA No. Dokumen No. Revisi Halaman

PAK.0001/ASKEP/RSUIA 01 4/4
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian brokodilator, ekspetroran, mukolitik, jika
perlu.
Evaluasi Risiko Aspirasi : Teratasi
Informasi dan 1. Dukungan memenuhi aspirasi
Edukasi
2. Edukasi tehnik napas yang sesuai
Nasehat pulang/ 1. Mengatur posisi semi fowler atau fowler Ketika merasa ada sekresi,
Instruksi kontrol
benda cair atau padat yang mengganggu pernapasan
2. Minum air hangat
3. Menjadwalkan fisioterapi dada
4. Kontrol ke poliklinik
5. Kondisi darurat yang mengharuskan segera ke RS
Kepustakaan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Definisi dan Indikator
Diagnostik (2016).
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan
Keperawatan (2018).
Standar Luaran Keperawatan Indonesia, Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (2019).

Anda mungkin juga menyukai