Anda di halaman 1dari 96

MANAJEMEN

PENANGGULANGAN BENCANA

Nurul Kartika Sari, M.Kep.


BENCANA

• Definisi : Peristiwa atau rangkaian peristiwa


yang disebabkan oleh alam atau manusia
yang mengakibatkan korban dan
penderitaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana
dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan dan
penghidupan masyarakat dan pembangunan
nasional yang memerlukan bantuan dan
pertolongan secara khusus.
KORBAN MASSAL

• Definisi : Korban akibat kejadian dengan


jumlah relatif banyak oleh karena sebab
yang sama dan perlu mendapatkan
pertolongan kesehatan segera dengan
menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga
yang lebih dari yang tersedia sehari-hari.
Penyebab :

1. Alam, seperti : banjir, gempa bumi,


tsunami dan lain sebagainya.
2. Teknologi, seperti : tabrakan kereta api,
rubuhnya gedung dan lain
sebagainya.
3. Konflik, seperti : konflik antar etnis,
terorisme dan lain sebagainya.
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN BENCANA
DASAR HUKUM PENANGGULANGAN
BENCANA DI INDONESIA
• Undang Undang nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008
tentang penyelenggaraan penanggulangan bencana
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 22 tahun 2008
tentang pendanaan dan pegelolaan bantuan bencana
• Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 23 tahun 2008
tentang peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non
pemerintah dalam penanggulangan bencana
• Peraturan Presiden nomor 8 tahun 2008 tentang Badan
Penanggulangan Bencana Nasional
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 44 tahun 2012
tentang dana darurat
• Instruksi Presiden Republik Indonesia nomor 4 tahun 2012 tentang
penanggulangan bencana banjir dan tanah longsor
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
12/MENKES/SK/I/2002 tentang pedoman koordinasi penanggulangan
bencana di lapangan
SISTEM PENANGGULANGAN
BENCANA
PENGERTIAN SPGDT

• Sistem yang merupakan koordinasi


berbagai unit kerja (multi sektor) dan
didukung berbagai kegiatan profesi
(multi disiplin dan multi profesi) untuk
menyelenggarakan pelayanan terpadu
bagi penderita gawat darurat dalam
keadaan sehari- hari maupun dalam
keadaan bencana
(Ditjen BinaPelayanan Medik Depkes
RI, 2005)
TUJUAN SPGDT

• Umum : Mewujudkan Masyarakat Sehat aman dan


sejahtera (‘Safe Community’) melalui Implementasi
SPGDT
• Khusus :
– Adanya komando kegiatan sesuai peran masing-
masing
– Tersedianya SDM kesehatan dengan kualitas dan
kuantitas sesuai kebutuhan
– Tersedianya sarana/ fasilitas yang standar
– Adanya sistem pembiayaan yang jelas
– Adanya dasar peraturan yang kondusif
PASIEN GAWAT DARURAT

Pasien yang perlu pertolongan “


tepat,cermat, cepat” untuk mencegah
kematian/ kecacatan
DOKTRIN DASAR

Time saving is life and limb saving


UKURAN KEBERHASILAN
RESPONSE TIME
(WAKTU TANGGAP)
FUNGSI VITAL

AIRWAY (jalan nafas) →A


BREATHING (pernafasan) →B
CIRCULATION (peredaran darah) →C
DISABILITY (Kesadaran/Otak/refleks) → D

TERGANGGU
Terlambat diketahui,
Terlambat ditolong, diperbaiki, diusahakan seperti semula

DALAM WAKTU SINGKAT


KORBAN MATI/CACAT
PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT →
PELAYANAN MEDIK DASAR UNTUK MENGATASI
KEGAWAT DARURATAN JALAN NAFAS,
PERNAFASAN,PEREDARAN DARAH DAN KESADARAN,

PENTING

JALAN NAFAS TERGANGGU BAGAIMANA


PERNAFASAN TERGANGGU MENOLONG
BAGAIMANA
SIRKULASI TERGANGGU DENGAN
TAHU CEPAT
KESADARAN TERGANGGU
HAKEKAT SPGDT

Rantai Bantuan Hidup ( Life Support Chain)

Masyarakat Dokter umum RS Kelas C RS Kelas B/A


Puskesmas

Kekuatan rantai ditentukan oleh mata rantai yang paling lemah


Pembinaan SPGDT harus dilakukan menyeluruh
Mengapa SPGDT penting ???

Gawat darurat dapat terjadi


kapan saja,
dimana saja
pada siapa saja
Di Indonesia pasien gawat darurat cenderung meningkat

Bencana
Sehari-hari -Bencana alam
-Kecelakaan lalu lintas -Bencana akibat ulah manusia
GAWAT DARURAT SEHARI-HARI
KOMPONEN SPGDT
SUBSISTEM PRA RUMAH SAKIT
KOMPONEN SUB SISTEM INTRA RUMAH SAKIT
UTAMA SUB SISTEM ANTAR RUMAH SAKIT

SUB SISTEM KOMUNIKASI


KOMPONEN SUB SISTEM TRANSPORTASI
PENUNJANG SUB SISTEM PENDANAAN

KOMPONEN
MULTI DISIPLIN
SUMBERDAYA MULTI PROFESI
MANUSIA MULTI SEKTOR
TERLATIH
PUBLIC SAFETY CENTER

• Ujung tombak ‘ safe community”


• Sarana publik/masyarakat yang merupakan
perpaduan unsur ambulans gawat darurat,
pengamanan (kepolisian) dan unsur
penyelamatan ( mispemadam kebakaran)

Penanganan pertama kegawatdaruratan,


menjamin respons cepat dan tepat untuk
menyelamatkan nyawa & mencegah kecacatan
sebelum di rujuk ke RS
PELAYANAN INTRA RS

• Hospital Disaster Plan ( intra hospital disaster maupun


extra hospital disaster)
• UGD → organisasi,pembiayaan, SDM terlatih, mengikuti
perkembangan iptek
• BSB di RS
• High Care Unit (HCU)
• Intensive care unit (ICU)
• Pelayanan kamar jenazah
• Penunjang diagnostik dan penunjang dalam pengobatan
• Transport intra hospital (UGD-HCU-ICU-Kamar bedah)
→ prosedur,peralatan,SDM profesional
• Pelatihan, simulasi, koordinasi
• Pembiayaan → menjamin pelayanan terstandar
PELAYANAN ANTAR RS

• Jejaring rujukan
• Evakuasi → transportasi RS lapangan→ RS rujukan; antar
RS
• Sistem Informasi Manajemen
• Koordinasi dalam pelayanan rujukan
( pemberian informasi keadaan pasien dan pelayanan
yang dibutuhkan sebelum pasien ditransportasi ke RS
tujuan)
SISTEM MANAJEMEN BENCANA MASSAL

Daerah Bencana
Pos Komando

Perencanaan
Penanggulangan
• Pencarian
Bencana di RS
• Penyelamatan
• Pertolongan pertama
Unit
• Triase Kontrol Lalulintas Gawat
• Stabilisasi Pengaturan Evakuasi Darurat
• Evakuasi

PRE-HOSPITAL ORGANIZATION HOSPITAL ORGANIZATION


ADA 3 JALUR “CALL FOR HELP”

Dari Puskesmas
1. Jalur administrasi Depdagri
Puskesmas --> Camat --. Bupati --> Gubernur --> Mendagri

2. Jalur administrasi Depkes


Puskesmas --> Dinkes Kab/Kota --> Dinkes Prop. --> dst.

3. Jalur Rujukan Medik


Pusk --> RS Kab/Kota --> RS Prop. --> dst

Pada tahap acute untuk Rapid Response sebaiknya dipakai JALUR 3.


SISTEM PENYEBARAN INFORMASI DAN
PELAPORAN BENCANA
Pusat Komunikasi

Kantor Pusat
Kantor Pemadam
Penanggulangan
Kebakaran Kantor Polisi Layanan Ambulans Rumah Sakit Bencana

Rumah Sakit

Kepala Ketua Administrator Direktur Medis


Tim Pimpinan
Tenaga
Kepala Paramedis
Ketua Tim
Kepolisian Komisi
Pimpinan
Nasional

Anggota
Anggota Staff
Anggota
Siklus Manajemen / Penanggulangan
Bencana

Kesiapsiagaan X Tanggap
X Darurat

X Pemulihan
Mitigasi X

Pencegahan X X Pembangunan
PENATALAKSANAAN KESIAPSIAGAAN
DI LAPANGAN

• Merupakan bagian dari aktivitas yang


bertujuan untuk :
1. Memastikan tanda bahaya
2. Evaluasi besarnya masalah
3. Memastikan sumber daya yang ada
memperoleh informasi dan dilakukan
mobilisasi.
• Mencakup peringatan awal, penilaian situasi,
dan penyebaran pesan siaga.
• Inti dari proses penyiagaan adalah pusat
komunikasi.
PENILAIAN AWAL

• Merupakan prosedur yang dipergunakan untuk


segera mengetahui beratnya masalah dan
resiko potensial dari masalah yang dihadapi.
• Tujuan :
1. Untuk mencari tahu masalah yang sedang
terjadi dan kemungkinan yang dapat terjadi.
2. Untuk memobilisasi sumber daya yang
adekuat.
3. Agar penatalaksanaan lapangan dapat
diorganisasi secara benar.
TENAGA PELAKSANA

• Semua tenaga penolong pertama yang telah


diberi pelatihan penilaian awal dapat
melakukan prosedur penilaian awal pada
bencana massal, seperti :
– KSR/PMR
– Polisi
– Firefighter
– Hansip
– SatPam
– Awak Pesawat/kend.umum
– Sukarelawan
PENATALAKSANAAN KORBAN BENCANA MASSAL
DI LAPANGAN

Area Pekerja

Area Pekerja Triase

Area Pekerja Evakuasi

Daerah Pusat
Bencana Pos
Komando
TINDAKAN KESELAMATAN

• Diterapkan untuk memberi perlindungan


kepada korban, tim penolong dan
masyarakat yang terekspos dari segala
resiko yang mungkin terjadi seperti :
perluasan bencana, kemacetan lalu lintas,
material berbahaya, dll).
• Aksi pencegahan dilakukan dengan
menetapkan area larangan.
• Tenaga pelaksana dilakukan oleh Dinas
Pemadam Kebakaran dengan bantuan dari
unit khusus terkait.
PENETAPAN AREA LARANGAN

Area Larangan

Area pusat bencana

Area sekunder

Area tersier
PENATALAKSANAAN
KORBAN BENCANA MASSAL

1. Pencarian dan penyelamatan (SAR).


2. Perawatan di lapangan
a. Triase
b. Pertolongan Pertama
c. Pos Medis Lanjutan
3. Pos Penatalaksanaan Evakuasi.
TRIASE

• Tujuan : mengidentifikasi korban yang perlu


segera dikirim ke RS dan yang dapat ditunda
kemudian.
• Triase lapangan dilakukan pada tiga tingkat :
1. Triase di tempat ( triase satu )
2. Triase medik ( triase dua )
3. Triase Evakuasi ( triase tiga )
• Merah : Korban-korban yang membutuhkan
stabilisasi segera ( Gangguan ABCD) dan
korban- korban dengan :
- Syok oleh berbagai kausa
- Gangguan pernafasan
- Trauma kepala dengan pupil anisokor
- Perdarahan eksternal masif.
• Kuning : Korban yang memerlukan
pengawasan ketat, tetapi perawatan dapat
ditunda sementara. Termasuk :
- Korban dengan resiko syok
- Fraktur multipel
- Fraktur Femur/ pelvis
- Luka bakar luas
- Gangguan kesadaran/ trauma kepala
- Korban dengan status tidak jelas.
• Hijau : Kelompok korban yang tidak
memerlukan pengobatan atau pemberian
pengobatan dapat ditunda, seperti :
- Fraktur minor
- Luka minor.
• Hitam : Korban yang telah meninggal dunia.
POS MEDIS LANJUTAN

• Didirikan pada tempat yang cukup dekat


untuk ditempuh dengan berjalan kaki dari
lokasi bencana ( 50 – 100 m), dan daerah
tersebut merupakan :
- Aman
- Ada akses langsung ke jalan raya tempat
evakuasi dilakukan.
- Berada dekat dengan pos komando
- Berada dalam jangkauan radio komunikasi.
• Fungsi Pos Medis Lanjutan, disingkat “3 T”
“3T Principle” pada Pos Medik Lanjut

 Tag/Label

 Treat/Rawat

 Transfer/Evakuasi
POS PELAYANAN MEDIS LANJUTAN

NON AKUT
Hitam Hijau

NON
AREA AKUT
Evakuasi
TRIASE
AKUT

Merah Kuning

AKUT
ALUR PENGIRIMAN KORBAN
BENCANA MASSAL

Tempat Pengumpulan Pos Pelayanan


Korban Sementara Medis
Rumah Sakit

Daerah
Pusat
Bencana

Alur korban Alur petugas transport

“Manajemen Sistem Ban Berjalan”


PERKIRAAN KAPASITAS RUMAH SAKIT

SKALA WAKTU
PERAWATAN RAWAT INAP PERAWATAN LANJUTAN
MASUK
SEGERA RUMAH SAKIT (DI RUMAH)

X-RAY
TRIASE LABORATORIUM PERAWATAN HARIAN REHABILITASI
ICU

2 MENIT 2 JAM 2 MINGGU 2 BULAN


JARINGAN RADIO KOMUNIKASI

LAPANGAN - RUMAH SAKIT


Petugas Triase
Petugas Penampungan
Triase Korban di RS

Ketua pos pelayanan


medis lanjutan Rumah Sakit

Tempat pengumpulan
korban sementara
SISTEM PENATALAKSANAAN
KORBAN BENCANA MASSAL DI RUMAH SAKIT

Area Merah Pos Komando

Merah Ruang Operasi


Triase Kuning Area Kuning
Hijau Area Hijau

Area Penampungan
Prodi Keperawatan

Manajemen Penanggulangan Bencana

Penanggulangan Bencana pada Fase Kesiapsiagaan

http://media.vivanews.com/images/2010/11/11/99429_pencarian-korban-merapi.jpg
Apa yang dimaksud dengan
kesiapsiagaan
http://clipartist.info/www/FLAGARTIST.COM/flags/F/flag_art_flag_of_the_ifrc-1331px.png

Kesiapsiagaan
Segala upaya untuk menghadapi situasi darurat serta mengenali berbagai sumber daya u
memenuhi kebutuhan saat itu. Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki persiapan yang
saat menghadapi bencana. (IFRC, 2000)
Kesiapsiagaan
Segala upaya untuk menghadapi situasi darurat serta mengenali ber
sumber daya untuk memenuhi kebutuhan saat itu.(UU No. 24/2007)

http://www.seattlewabusinesslawyer.com/images/books.jpg
Kesiapsiagaan
Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, profesio
kebencanaan, komunitas dan individu untuk secara efektif mengantisipasi,
merespon dan mengatasi kejadian bencana. (UN-ISDR, 2007)
Kesiapsiagaan
Kesiapan masyarakat di semua lapisan untuk mengenali ancaman yang ada di
sekitarnya serta mempunyai mekanisme dan cara untuk menghadapi bencana.
Ke-siap-an (Preparedness)
Masa kesiapan terjadi saat kita menyadari adanya potensi ancaman bahaya sampai masa
tanda-tanda munculnya ancaman bahaya sudah nampak. Lamanya masa ini berbeda
pada tiap ancaman juga tergantung pada jelas tidaknya tanda tanda munculnya bahaya.
Fokus utama pada masa ini adalah pembuatan “Rencana untuk menghadapi Ancaman
Bahaya (Bencana)
http://www.iberita.com/wp-content/uploads/2014/03/gunung-merapi1.jpg
2
1) Rencana persiapan untuk menghadapi ancaman
Rencana bahaya/bencana (PLAN A)
Kesiapan 2) Rencana SAAT ancaman bahaya/bencana terjadi (PLAN B)
Ke-siaga-an (Readiness)
Kesiagaan adalah masa yang relatif pendek, dimulai ketika muncul tanda tanda awal
akan adanya ancaman bahaya. Pada masa ini, rencana B (PLAN B) mulai dijalankan
dan semua orang diajak untuk siap sedia melakukan peran yang sudah ditentukan
sebelumnya.
http://gdb.voanews.com/7487BD8F-B5C0-483A-9E5D-CE1C02EB35A4_mw1024_n_s.jpg
Ke-waspada-an (Alertness)
Kata ini lebih menunjuk ke sebuah momen/saat tertentu, yaitu ketika sebuah ancaman bahaya pasti
segera terjadi. Pada masa inilah semua hal yang berhubungan dengan kesiapsiagaan akan diuji, apak
semua berjalan sesuai dengan rencana ataukah ada hal-hal baru yang muncul dan perlu ditangani d
segera.
http://4.bp.blogspot.com/_D6seI1yVxLQ/TNuBZuTFFiI/AAAAAAAAAQM/kbXgz_Npi0g/s1600/evakuasi.jpg
Ke-siapsiaga-an
Sebagaimana sebuah dinamit, bila sumbu sudah dinyalakan (dan tanda peringatan
diberikan), maka kita tahu dengan pasti bahwa suatu saat dinamit akan meledak. Saat ini
kita ada pada masa kesiapan untuk menuju tempat perlindungan dan menjauh dari
dinamitnya.
http://totallycoolpix.com/wp-content/uploads/2010/05112010_mount_merapi/merapi_43.jpg
Dinamit Kesiapsiagaan Bencana
Apa Sajakah
Aktivitas-Aktivitas Terkait Kesiapsiagaan
Adanya Rencana Untuk Menghadapi Bencana/Bahaya
Baik rencana SEBELUM terjadi bahaya/bencana maupun rencana SAAT
terjadinya bahaya). Termasuk aktivitas Kajian Risiko Bencana (Kajian
Ancaman, Kerentanan dan Kapasitas) yang akan menjadi dasar
pembuatan rencana kesiapsiagaan. Rencana saat terjadinya bahaya juga
meliputi rencana evakuasi, sistem peringatan dini, manajemen informasi
dan komunikasi.
http://sekolahaman.16mb.com/wp-content/uploads/2012/11/Suasana-simulasi-gempa-di-S.jpg
Adanya Pembagian Peran Yang Jelas
(Koordinasi, Teknis, Support) Untuk Melaksanakan Rencana
Tersebut Baik Untuk Sebelum Maupun Saat Bahaya/Bencana.
http://krjogja.com/photos/c7d9d01a5b47917fadaaf202778946e5.JPG
Adanya Upaya Peningkatan Kapasitas Berupa Pelatihan Dan Simulasi
Melakukan Kajian Kapasitas yang diperlukan untuk rencana kesiapsiagaan, baik yang
sudah dapat dilakukan maupun belum, juga latihan latihan untuk mencapai kapasitas
dan ketrampilan yang belum dimiliki serta melakukan banyak simulasi bahaya

http://1.bp.blogspot.com/-eVH38i7VDWk/Uk2P4UXoNVI/AAAAAAAAARY/3h7Q7iXQlAk/s1600/DSCF2391.JPG
FASE BENCANA/ FASE TANGGAP BENCANA
Apa yang dimaksud dengan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rehabilitasi
Menurut UU no 24 / 2007 rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek
pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca
bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua
aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah paska bencana.

http://www.seattlewabusinesslawyer.com/images/books.jpg
Rehabilitasi
Rekonstruksi didefinisikan sebagai pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pasca bencana, baik pada tingkat pemerintahan maupun
masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian,
sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta
masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.

https://pdptkulonprogo.files.wordpress.com/2013/07/kmp-wono-karyo.jpg
Apa Sajakah
Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Tanggap Darurat
Rehabilitasi bersifat segera dan merupakan kegiatan yang menjembatani antara
tanggap darurat dengan pasca bencana. Beberapa kegiatan di antaranya pengembalian
pelayanan yang terganggu, membersihkan jalan, memperbaiki bangunan-bangunan
yang rusak, dan menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi pengungsi

http://3.bp.blogspot.com/-
qEL1pIxb4Ms/Txwik4gqUyI/AAAAAAAAAR4/auGxEmhi99c/s1600/IMG_7145.jpg
Pembangunan Jangka Panjang
Rekonstruksi melibatkan beberapa kegiatan yang sama tetapi berlanjut hingga
beberapa bulan atau tahun. Namun pemulihan jangka panjang lebih berfokus pada
pembangunan kembali bangunan-bangunan fisik secara permanen dan peningkatan
sosial ekonomi. Kadang-kadang pembangunan kembali dilakukan secara menyeluruh
jika kerusakan sangat parah

http://divif2kostrad.com/files/image/2272160_20140317_015752.jpg
Apa Sajakah
Prinsip-prinsip Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Mengarus-utamakan pengurangan risiko bencana
Integrasi pengurangan risiko dalam setiap aspek dan proposal
proses pembangunan kembali sangat penting dalam mencapai
keseluruhan tujuan dari sebuah pemulihan yang berkelanjutan.
http://indonesiaartnews.or.id/galeri/2510112114merapi.jpg
Dukungan Pemerintah
Syarat mendasar dari integrasi yang berhasil adalah bahwa proses
pemulihan harus didukung oleh kebijakan pemerintah yang disetujui,
sistem nasional yang memampukan, alat-alat yang tepat.
http://www.demokrat.or.id/wp-content/uploads/2013/10/21878.jpg
Memperbaiki/memelihara koordinasi
Koordinasi yang baik akan memaksimalkan proses rehabilitasi dan rekonstruksi serta
menghindari kesenjangan dengan melibatkan masyarakat dan kearifan lokal. Oleh
karena itu, tujuan, prioritas, tugas dan tanggung jawab yang disusun secara partisipatif
harus dilakukan melalui dialog dan pertemuan-pertemuan koordinatif
http://divif2kostrad.com/files/image/6914652_20140317_015753.jpg
Pemrograman rehabilitasi dan rekonstruksi
Mempromosikan pendekatan-pendekatan partisipatori dan perencaaan dan
pemrograman yang tidak terpusat. Pemrograman rehabilitasi dan rekonstruksi harus
dibuat berdasarkan pengkajian kebutuhan dan kapasitas yang jelas sehingga inisiatif,
sumber daya, dan kapasitas lokal dipahami dan digunakan sepenuhnya
http://divif2kostrad.com/files/image/2272160_20140317_015752.jpg
Standar Keamanan
Meningkatkan standar keamanan dan mengintegrasikan pengurangan
risiko. Semua aktivitas pemulihan harus menyasar pada perbaikan standar
keamanan dan pengurangan risiko. Termasuk menghindari resiko
pembangunan yang menciptakan kerentanan atau risiko baru
http://2.bp.blogspot.com/-
Kehidupan Masyarakat
Memperbaiki kehidupan masyarakat yang terkena dampak bencana. Kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi harus berkontribusi kepada perbaikan kondisi kehidupan
masyarakat dan berbagai sektor melalui pertanian, industri, industri kecil rumahan,
perdagangan, pelayanan, dan penciptaan kesempatan pekerjaan/penghasilan.
http://ekuatorial.com/wp-content/uploads/2013/09/drought.jpg
Kemampuan SDM
Membangun kemampuan sumber daya lokal dan nasional untuk
peningkatan ketangguhan, manajemen risiko, dan pembangunan
yang berkelanjutan.
http://blogs.unpad.ac.id/kknmbojonggenteng2012/files/2012/09/DSCF1045.jpg
Mengambil manfaat dari inisiatif-inisiatif yang sudah berjalan
Proses rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan kesempatan untuk meninjau kembali
inisiatif-inisiatif pembangunan yang sedang berjalan. Selain itu dapat digunakan untuk
melakukan orientasi ulang jika diperlukan dan mungkin dilaksanakan sehingga
berkontribusi kepada membangun ketangguhan dan kapasitas masyarakat
http://beritadaerah.com/wp-content/uploads/2013/11/Perbaikan-Dam-Sabo-Merapi-jawa.jpg
Sensitivitas gender
Peran dan posisi sosial perempuan secara langsung mempengaruhi
seluruh proses penanggulangan bencana. Pada dasarnya lelaki dan
perempuan telah memiliki peran dan posisi sosialnya
http://3.bp.blogspot.com/-3dxmUrbojyM/T8Wfp7UC9yI/AAAAAAAABVY/9TPW0GNx7o4/s1600/image.php.jpg
Efek demonstratif
Inisiatif-inisiatif rehabilitasi dan rekonstruksi setempat dapat memiliki efek demonstratif
yang penting, membangun kapasitas lokal dan nasional dan menjadi sebuah uji coba
pendekatan-pendekatan yang dapat dipertimbangkan dalam program pembangunan
nasional.
http://www.demokrat.or.id/wp-content/uploads/2013/10/21878.jpg
Monitoring, Evaluating and Learning (MEL)
Program dan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi harus
memasukkan mekanisme pengawasan dan evaluasi partisipatif
yang memungkinkan pelaksanaan tindakan-tindakan korektif
secara tepat waktu, menangkap pengalaman dan suara
masyarakat, mulai membangun dari efek demonstratif,
http://mis.bnpb.go.id/userfiles/image/kunjungan%20kaban%20di%20sabo%20dam2.jpg

Anda mungkin juga menyukai