PENDAHULUAN
nomal ini, ada beberapa sekolah yang melaksanakan pembelajaran secara tatap
muka walaupun hanya tiga hari dalam seminggu dan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Proses peralihan dari daring ke tatap muka ini nampaknya
muka karena mereka sudah merasa nyaman dengan belajar daring. Jika
dalam sistem daring mereka bisa belajar sambil bermain di luar rumah tanpa
mendapat teguran dari guru namun di dalam sistem tatap muka ini pembelajaran
guru.
anak yang tidak berangkat sekolah padahal mereka sudah mengetahui bahwa
peralihan ini membuat anak-anak belum siap jika menerima materi yang
banyak. Hal ini berdampak pada anak-anak yang terlihat tidak memperhatikan
pelajaran. Dalam hal ini, guru harus bisa menjalin kedekatan dengan siswa untuk
1
mengetahui karakteristik mereka. Dengan mengetahui karakteristik anak-anak,
juga harus berinovasi agar peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
pembelajaran yang kreatif agar minat peserta didik dalam belajar bangkit kembali.
Kurangnya minat dalam belajar ini terlihat dalam pelajaran bahasa inggris. Di
dalam kurikulum 2013, bahasa inggris sebagai bahasa asing masuk ke dalam mata
pelajaran muatan lokal yang mana dalam satu minggu hanya ada satu pertemuan
(Permendikbud 81A tahun 2013). Dengan waktu yang singkat ini, seharusnya
lebih dikenal dengan istilah English as Foreign language (EFL). Terkait dengan
hal tersebut, maka tidaklah heran jika adanya anggapan bahwa pembelajaran
writing dalam bahasa Inggris dipandang sulit. Peserta didik perlu menuangkan ide
pikirannya ke dalam bahasa lain selain bahasa ibu dengan cara yang berbeda.
Rangkaian model yang telah dirancang tersebut diharapkan dapat menjadi alat
2
bagi peserta didik dalam menuangkan idenya ketika proses menulis tersebut
berlangsung.
dalam bahasa Inggris disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor internal
yaitu hambatan yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri misalnya Peserta
didik tidak memiliki vocabulary yang cukup, peserta didik belum bisa membaca
dalam bahasa ibu. Kedua, faktor eksternal yaitu hambatan yang timbul dari luar
diri peserta didik yaitu dari guru itu sendiri seperti: guru tidak menyediakan
process writing bagi peserta didik, sehingga tidak ada tahapan-tahapan yang dapat
membantu peserta didik dalam membuat karya tulisnya. Guru tidak mengajarkan
menulis dengan menggunakan teknik yang tepat. Guru tidak menyediakan materi
atau media yang menarik dalam aktivitas writing peserta didik. Media dapat
digunakan untuk mengatasi rasa kebosanan peserta didik; jika peserta didik
tertarik dengan apa yang mereka kerjakan, mereka akan menikmati proses belajar
keterampilan berbahasa yang lain, maka dalam upaya peningkatannya guru harus
lebih kreatif agar peserta didik tidak merasa jenuh. Guru harus mampu
yang sesuai dan penggunaan media pembelajaran yang menarik bagi generasi
3
Rendahnya nilai keterampilan menulis kelas IX di SMP N 1 Pageruyung
telah terbukti bahwa hasil keterampilan menulis pada semester genap nilai rata-
rata kelas pada keterampilan menulis hanya mencapai 52%, masih dibawah KKM
yang ditentukan sekolah yaitu 75%. Hal ini disebabkan karena peserta didik
merasa kesulitan dalam menentukan diksi pada kalimat. Perlu dilakukan proses
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
menulis teks information report dan mengetahui peningkatan hasil menulis teks
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas IX F semester 2
4
D. Manfaat
manfaat yaitu.
1. Bagi guru
memotivasi peserta didiknya untuk berpikir yang sistematis dan terarah. Akan
lebih jelas dalam mengajarkan materi tentang menulis teks information report
3. Bagi penulis
pembelajaran menulis teks information report pada mata pelajaran Bahasa Inggris