PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1 +uuan mum
2 +uuan husus
1. Man!aat
2.1 De!en&s&
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh herpes simpleks
virus (HSV) tipe 0 atau tipe 00 yang ditandai dengan adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan (Handoko, 21).
Penyakit herpes simpleks tersebar kosmopolit dan menyerang baik pria maupun
*anita dengan frekuensi yang tidak berbeda. 0nfeksi primer oleh
herpessimpleks virus (HSV) tipe 0 biasa pada usia anak/anak, sedangkan infeksi
HSV tipe 00 biasa teradi pada dekade 00 atau 000 dan berhubungan dengan
peningkatan aktivitas seksual (Handoko, 21).
0nfeksi genital yang berulang kali lebih sering daripada infeksi berulang pada
oral/labial3 infeksi HSV tipe 00 pada daerah genital lebih sering kambuh
daripada infeksi HSV tipe 0 di daerah genital3 dan infeksi HSV tipe 0 pada
oral/labial lebih sering kambuh daripada infeksi HSV tipe 00 di daerah
oral.4alaupun begitu infeksi dapat teradi di mana saa pada kulit dan
infeksi pada satu area tidak menutup kemungkinan bah*a infeksi dapat
menyebar ke bagian lain (Habif, 25).
2.2 "las&!&kas&
1. H$'(1
a. 6ingivostomatitis herpetik akut
Penyakit ini sering teradi pada anak/anak ke%il (usia 1/ tahun)
dan terdiri atas lesi/lesi vesikuloulseratif yang luas dari selaput
lendir mulut, demam, %epat marah dan limfadenopati lokal. -asa
inkubasi pendek
(sekitar /7 hari) dan lesi/lesi menyembuh dalam 2/ minggu.
b. eratoungtivitis
Suatu infeksi a*al HSV/1 yang menyerang kornea mata dan
dapat mengakibatkan kebutaan.
%. Herpes 8abialis
+eradi pengelompokan vesikel/vesikel lokal, biasanya pada
perbatasan mukokutan bibir. Vesikel pe%ah, meninggalkan tukak yang
rasanya sakit dan menyembuh tanpa aringan parut. 8esi/lesi dapat
kambuh kembali se%ara
berulang pada berbagai interval *aktu
2. H$'(2
a. Herpes 6enetalis
Herpes genetalis ditandai oleh lesi/lesi vesikuloulseratif pada penis
pria atau serviks, vulva, vagina, dan perineum *anita. 8esi terasa
sangat nyeri dan diikuti dengan demam, malaise, disuria, dan
limfadenopati inguinal. 0nfeksi herpes genetalis dapat mengalami
kekambuhan dan
beberapa kasus kekambuhan bersifat asimtomatik. #ersifat
simtomatik ataupun asimtomatik, virus yang dikeluarkan dapat
menularkan infeksi
pada pasangan seksual seseorang yang telah terinfeksi.
b. Herpes neonatal
Herpes neonatal merupakan infeksi HSV/2 pada bayi yang baru lahir. Virus
HSV/2 ini ditularkan ke bayi baru lahir pada *aktu kelahiran melalui
kontak dengan lesi lesi herpetik pada alan lahir. ntuk menghindari
infeksi, dilakukan persalinan melalui bedah %aesar terhadap *anita
hamil dengan lesi/lesi herpes genetalis 0nfeksi herpes neonatal
hampir selalu simtomatik. "ari kasus yang tidak diobati, angka
kematian seluruhnya sebesar 79.
2.3 Et&)lg&
Herpes simpleks virus (HSV) tipe 0 dan 00 merupakan virus herpeshominis
yang merupakan virus ":. Pembagian tipe 0 dan 00 berdasarkan karakteristik
pertumbuhan pada media kultur, antigenic marker dan lokasi klinis
tempat
predileksi (Handoko, 21). HSV tipe 0 sering dihubungkan dengan infeksi
oral sedangkan HSV tipe 00 dihubungkan dengan infeksi genital. Semakin
seringnya infeksi HSV tipe 0 di daerah genital dan infeksi HSV tipe
00 di daerah oral kemungkinan disebabkan oleh kontak seksual dengan %ara
oral/genital (Habif, 25).
-enurut 4olff (2;) infeksi HSV tipe 0 pada daerah labialis
</=9, urogenital 1/9, herpetic whitlow pada usia> 2 tahun, dan
neonatal 9.
Sedangkan HSV tipe 00 di daerah labialis 1/29, urogenital
;/=9,
herpeticwhitlow pada usia? 2 tahun, dan neonatal ;9.
2. Man&!estas& "l&n&s
0nfeksi herpes simpleks virus berlangsung dalam tiga tahap$ infeksiprimer,
fase laten dan infeksi rekuren. Pada infeksi primer herpes simpleks
tipe 0 tempat
predileksinya pada daerah mulut dan hidung pada usia anak/anak.
Sedangkan infeksi primer herpes simpleks virus tipe 00 tempat prediksinya
daerah pinggang ke ba*ah terutama daerah genital. 0nfeksi primer
berlangsung lebih lama dan lebih berat sekitar tiga minggu dan sering
disertai geala sistemik, misalnya demam, malaise dan anoreksia.
elainan klinis yang diumpai berupa vesikel
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi %airan ernih
dan menadi seropurulen, dapat menadi krusta dan dapat mengalami
ulserasi (Handoko, 21).
Pada fase laten penderita tidak ditemukan kelainan klinis,
tetapi herpessimpleks virus dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada
ganglion dorsalis (Handoko, 21). Pada tahap infeksi rekuren herpes simpleks
virus yang semula tidak aktif di ganglion dorsalis menadi aktif oleh
mekanisme pa%u (misalnya$ demam, infeksi, hubungan seksual) lalu
men%apai kulit sehingga menimbulkan geala klinis yang lebih ringan dan
berlangsung sekitar tuuh sampai sepuluh hari disertai geala prodormal lokal
berupa rasa panas, gatal dan nyeri. 0nfeksi rekuren dapat timbulpada tempat yang
sama atau tempat lain di sekitarnya (Handoko, 21).
6eala umum Herpes simplek adalah bentol berisi %airan yang terasa perih dan
panas. #entolan ini akan berlangsung beberapa hari. #intil ke%il ini
bisa meluas tidak hanya di *aah tapi bisa di seluruh tubuh. #isa uga
terlihat seperti era*at, dan pada *anita timbul keputihan. @asa sakit dan
panas di seluruh tubuh yang membuat tidak nyaman ini bisa
berlangsung sampai
beberapa hari disertai sakit saat menelan makanan, karena kelenar getah
bening sudah terganggu. 6eala ini datang dan pergi untuk beberapa
*aktu. #isa saa setelah sembuh, geala ini AtidurB untuk sementara
*aktu sampai satu
peradangan, dapat ter$adi peningkatan suhu tubuh atau
demam dan perubahan tanda%tanda &ital yang lain !ada
pengka$ian kulit, ditemukan adanya &esikel%&esikel
berkelompok yang nyeri, dan penglihatan klien
'ntuk mengetahui adanya nyeri, kita dapat mengka$i
respon klien terhadap nyeri akut se(ara )siologis atau melalui
respon perilaku *e(ara )siologis, ter$adi diaphoresis,
peningkatan denyut $antung, peningkatan pernapasan,
dan peningkatan tekanan darah+ pada perilaku, dapat $uga
di$umpai menangis, merintih, atau marah akukan
pengukuran nyeri dengan menggunakan skala nyeri 0%10
untuk orang de"asa 'ntuk anak%anak, pilih skala
yang sesuai dengan usia perkembangannya, bisa
menggunakan skala "a$ah untuk mengka$i nyeri sesuai
usia+ libatkan anak dalam pemilihan
3.2D&agn)sa "e+era0atan
1. 6angguan @asa :yaman (:yeri dan 6atal) berhubungan dengan,
respon
peradangan
2. @esiko infeksi berhubungan dengan kerusakan perlindungan kulit, penurunan
imunitas.
3. 6angguan %itra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
. 6angguan persepsi sensori$penglihatan b!d gangguan penerimaan3