Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1.1 Sejarah Gampong Lamjabat

Gampong Lamjabat telah ada semenjak zaman kerajaan Aceh, era dimana

Aceh sedang dalam masa keemasannya dan menguasai hampir seluruh kepulauan

Sumatera dan sebagian semenanjung Malaya. Dan pada saat itu nama gampong

Lamjabat adalah Lam- Jak- Beut yang dalam bahasa Aceh artinya tempat pergi

mengaji.1

Menurut sejarah, daerah Lamjabat adalah daerah tempat berkumpulnya banyak

orang yang kegiatannya berfokus pada pengajian dan penyebaran agama Islam, hal ini

diperkuat dengan adanya kuburan ulama yang bernama Syaikh Lukmanul Hakim atau

yang dikenal dengan laqab Tgk Chik Lamjabat. Tgk Chik Lamjabat berasal dari Arab

dan datang ke Aceh melalui kegiatan kerjasama perdagangan antar negara di masa

lalu. Tujuannya datang ke Aceh adalah berdagang dan menyiarkan agama Islam. Pada

awalnya beliau datang ke Peurelak, lalu ke Pasee dan berakhir menetap di gampong

Lamjabat dan memiliki seorang istri, beliau juga merupakan ulama keramat dan

pejabat mukim di masa kerajaan Aceh Darussalam sekitaran abad ke 17 Masehi.

Syiar Islam dan pengajian yang dikembangkan Tgk Chik Lamjabat di

gampong Lamjabat pada saat itu sangat tersohor dan maju sampai keluar daerah, ini

dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan beliau di daerah-daerah lain yang

1
Wawancara Dengan Bapak Armia, Keuchik Gampong Lamjabat. 25 Maret 2020
sekarang ini diwariskan ke Gampong Lamjabat. Beliau wafat di Gampong Lamjabat

dan dimakamkan di Dusun Meunasah, Gampong Lamjabat Kecamatan Meuraxa Kota

Banda Aceh yang sampai sekarang sudah dipugar dan dirawat dengan baik dan rapi.

Tgk Chik Lamjabat merupakan tokoh utama yang mendirikan pemukiman di

gampong Lamjabat, dan atas jasanya itu warga mengabadikan namanya sebagai

sebutan gampong yang dikenal saat ini dengan gampong Lamjabat.2

Perubahan nama gampong dari Lam-Jak-Beut ke Lamjabat ini diresmikan pada

tahun 1900-an oleh keuchik Lamjabat terdahulu yang bernama Ishaq3. Perubahan

penyebutan nama gampong ini dipengaruhi oleh peradaban di dalam kehidupan

masyarakat. Dari sejarah itu berdirilah sebuah Gampong Lamjabat yang maju dan

bermartabat sampai sekarang.

Gampong Lamjabat dulunya masuk kedalam kemukiman Meuraxa yang

menaungi 16 buah gampong dalam satu kecamatan yaitu Kecamatan Meuraxa. Setelah

adanya pemekaran mukim, yaitu kemukiman Meuraxa yang menaungi 9 gampong dan

kemukiman Lamjabat yang menaungi 7 gampong. Saat ini, gampong Lamjabat masuk

kedalam kemukiman Tgk Chik Lamjabat.4

1.2 Pemerintahan Gampong

Sistem pemerintah Gampong Lamjabat berasaskan umum penyelenggaraan

pemerintah yang baik : asas keislaman, asas kepastian hukum, asas kepentingan

2
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/profil-situs-makam-teungku-chik-lamjabat/
3
Wawancara dengan tokoh adat Lamjabat
4
Sumber Data: Profil Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa Tahun 2018
umum, pada pola adat / kebudayaan dan peraturan formal yang sudah bersifat umum

sejak zaman dahulu, pemerintah gampong dipimpin oleh seorang keuchik dan dibantu

oleh staf keuchik, kepala dusun, imum mukim yang memiliki peranan yang cukup

kuat dalam tatanan pemerintah gampong, yaitu sebagai penasehat baik dalam

penetapan sebuah kebijakan ditingkat pemerintah gampong dan dalam memutuskan

sebuah putusan hukum adat.

Tuha peut menjadi bagian lembaga penasehat gampong. Tuha peut juga sangat

berperan dan berwenang dalam memberi pertimbangan terhadap pengambilan

keputusan – keputusan gampong, memantau kinerja yang diambil oleh keuchik. Imum

Meunasah berperan mengorganisasikan kegiatan – kegiatan keagamaan.

Pemerintahan tingkat Gampong atau desa sebagaimana yang telah

diamanatkan dalam UU nomor 6 tahun 2014 bahwa Gampong memiliki wewenang

dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

masyarakat dan pemberdayaan masyarakat berdasarkan prakarsa serta hak asal usul

dan adat istiadat. Seperti halnya Gampong Lamjabat, dalam kepemerintahanya

memiliki struktur pemerintahan yang memberikan gambaran informasi terkait

pentunjuk dalam pelaksanaan pemerintahan guna untuk mengatur proses pelaksanaan

administrasi. Struktur organisasi juga merupakan sebagai petunjuk tata kerja dalam

sistem kepemerintahan dalam menetapkan pembagian tugas yang bergerak sesuai

dengan wewenang.

Adapun struktur pemerintahan Gampong Lamjabat dapat dilihat pada gambar

struktur dibawah ini:


STRUKTUR PEMERINTAHAN GAMPONG LAMJABAT

KEUCHIK
TUHA PEUT ARMIA TUHA LAPAN
GAMPONG (LEMBAGA ADAT)

KASIE SEKDES

KASIE KASIE
KAUR KEUANGAN KAUR UMUM
PEMERINTAHAN PEMBANGUNAN
TAHWIL F ADNAN RA
MEGAWATI ZULFAN

KASIE BENDAHARA
KESEJAHTERAAN GAMPONG
HANAFIAH MUHAMMAD ITIA

ULEE JURONG ULEE JURONG ULEE JURONG ULEE JURONG


PAYA MEUNASAH TEUMPEUN BLANG
RAHMAT IBRAHIM ISRAMI MULYADI Z SAIFUL ALWI

Sumber Data: Profil Gampong Lamjabat, Kecamatan Meuraxa Tahun 2018

1.3 Letak Geografis Gampong

Gampong Lamjabat merupakan gampong yang terletak ditengah-tengah

Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh dengan luas wilayah 78 Ha, adapun batas-

batas Gampong Lamjabat Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh sebagai berikut :

Utara : Gampong Cot Lamkuweuh dan Blang Oi

Selatan: Gampong Surien dan Asoe Nanggroe

Timur : Gampong Baro

Barat : Gampong Blang


Jumlah dusun yang ada di Gampong Lamjabat kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh

terdiri atas 4 (empat) dusun yaitu:

1. Dusun Menasah

2. Dusun Paya

3. Dusun Teumpeun

4. Dusun Blang

1.4 Kondisi Fisik Dasar Gampong

Kondisi fisik dasar gampong dari Lamjabat dapat kita lihat dari segi

pemanfaatan lahan, Gampong Lamjabat dengan luas 46.68 Ha, dalam pemanfaatan

lahan dikelompokkan ke dalam 8 (delapan) bagian yaitu :

Sawah : 0,5.00 Ha

Tegal/ladang : 2.00 Ha

Pemukiman : 30.00 Ha

Pekarangan : 2.00 Ha

Tanah rawa :1.00 Ha

Pasang surut : 0.00 Ha

Lahan gambut : 0.00 Ha

Situ/ waduk/ danau : 0.00 Ha

Perkebunan : 3.00 Ha

Tanah kas gampong : 0.00 Ha

Fasilitas umum : 17.00 Ha

Hutan : 0.00 Ha
1.5 Kependudukan

Penduduk Gampong Lamjabat pada tahun 2019 sampai dengan sekarang berjumlah

822 jiwa yang terdiri dari 438 laki-laki dan 384 perempuan. Berdasarkan hal tersebut

jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Gampong Lamjabat dapat dilihat

pada tabel berikut:

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah


1 0-6 44 28 72
2 7-12 90 66 156
3 13-18 45 36 81
4 19-25 28 34 62
5 26-40 117 137 254
6 41-55 92 65 157
7 56-65 17 16 33
8 65-75 4 1 5
9 >75 1 1 2
Jumlah keseluruhan 438 384 822
Sumber Data: Dokumentasi Profil Gampong Lamjabat

Tya, menurut UU definisi anak: usia di bawah 18 tahun. Coba hitung 1+2+3,

kelompok ini total, dibagi dengan total penduduk, berapa persentase anak di kampung

ini. Utk mendukung mengapa gampong ini menarik utk diteliti

Ada berapa KK?

Apakah bs dpt detail data KK yg single Mom, misalnya. Angka perceraian?

Adapun tingkat jenjang pedidikan masyarakat Gampong Lamjabat berdasarkan data

dapat dilihat pada tabel berikut:


No Tingkatan Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tamat SD /sederajat 10 13 23
2 Tamat SMP /sederajat 32 35 67
3 Tamat SMA /sederajat 149 115 264
4 Tamat D-1 /sederajat 3 0 3
5 Tamat D-2 /sederajat 4 1 5
6 Tamat D-3 /sederajat 10 17 27
7 Tamat S-1 /sederajat 16 13 29
8 Tamat S-2 /sederajat 1 0 1
Jumlah total (orang) 225 194 419
Sumber Data: Dokumentasi Profil Gampong Lamjabat

Apakah ada data mata pencaharian?

Tingkat kesejahteraan?

Angka kemiskinan?

Krn faktor ekonomi berdasarkan hasil peneltiian Kak Mawaddah akan

berpengaruh mendorong tingkat kekerasan

2. Sejarah Kampung Ramah Anak

Tiga puluh tahun yang lalu, tepatnya di tanggal 5 september 1990, Indonesia

menyatakan komitmen untuk menjamin setiap anak diberikan masa depan yang

lebih baik dengan ratifikasi Konvensi Hak Anak. Komitmen ini tertuang dalam

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 B (2) yang menyatakan bahwa “setiap anak

berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi” dan operasionalnya pada Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Hal tersebut meliputi

komitmen untuk melindungi, menghormati, memenuhi kebutuhan, dan memajukan

anak. Sejak itu tercapailah kemajuan besar sebagaimana tercantum dalam laporan
Pemerintah Indonesia mengenai Pelaksanaan Konvensi Hak Anak ke Komite Hak

Anak, Jenewa. Lebih banyak anak bersekolah dibandingkan di masa sebelumnya,

lebih banyak anak mulai terlibat aktif dalam keputusan menyangkut kehidupan

mereka, dan sudah tersusun pula peraturan perundang-undangan penting yang

melindungi anak.5 Kondisi ini menjadi point penting dalam mempercepat

pembentukan Kota Layak Anak (KLA).

Gambar 1.1 Kewajiban Negara terkait Hak Anak

Sumber: Konvensi Hak Anak 1989

Melindungi Menghormati Memenuhi Memajukan

Pengembangan KLA diawali dengan adanya lokakarya Kota Ramah Anak

yang diselenggarakan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, Yayasan


5
Grand Design Jakarta Menuju Kota Layak Anak 2018-2022. Kedeputian Gubernur Prov.DKI
Jakarta Bidang Tataruang Dan Lingkungan Hidup. Jakarta: 2017
Pelangi Indonesia, Indonesian People Forum dengan dukungan Kementerian

Negara Pemberdayaan Perempuan pada 13 Mei 2004. Pertemuan ini dilanjutkan

dengan Seminar Nasional Kota Ramah Anak yang diselenggarakan oleh Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia dan Universitas Bina Nusantara (Jurusan

Arsitektur) dengan dukungan dari Yayasan Pelangi Indonesia, 12 Oktober 2004.

Setelah itu diskusi secara intens dan lobi ke Kementerian Pemberdayaan

Perempuan, akhirnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan memasukkan

“Kebijakan Pengembangan Kota Ramah Anak” ke dalam perencanaan program

Asisten Deputi Masalah Sosial, Deputi Bidang Perlindungan Anak, Kementerian

Pemberdayaan Perempuan. Hal ini ditandai dengan terselenggaranya Rapat

Koordinasi Pengembangan Kota Ramah Anak di Bogor pada akhir Desember

2005.

Sebagai langkah awal pengembangan KLA, Kementerian Negara

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah melakukan ujicoba

pengembangan KLA di 5 kabupaten/kota pada tahun 2006 yaitu Kota Jambi, Kota

Surakarta, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten

Gorontalo dan 10 kabupaten/kota pada tahun 2007.

Pada periode ujicoba, Kementerian Pemberdayaan Perempuan merubah

Konsep “Ramah” menjadi “Layak”, ini didasarkan dokumen World Fit For

Children, sehingga Pengembangan Kota Ramah Anak berubah menjadi

Pengembangan Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak.


Landasan pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak makin diperkuat

dengan ditetapkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan

Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010.

Dalam perkembangannya sejumlah kepala desa/lurah termotivasi untuk

mengembangkan desa/kelurahan layak anak. Karena mereka menyadari bahwa

anak merupakan modal, investasi dan potensi yang akan menjadi sumber daya

pembangunan desa/kelurahan atau sumber daya bangsa dan Negara Indonesia yang

berkualitas apabila terpenuhi hak-haknya dengan optimal.

Dengan terwujudnya desa/kelurahan layak anak akan memberikan

kontribusi terwujudnya Kabupaten/Kota Layak Anak, Provinsi Layak Anak,

Indonesia Layak Anak, dan selanjutnya menjadi Dunia Layak Anak.6

6
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Layak Anak Di
Desa/Kelurahan

Anda mungkin juga menyukai