Anda di halaman 1dari 34

KUBIKEL DAN TRAFO DISTRIBUSI

SEMESTER GANJIL 2020/2021

OLEH :
NAMA :
NIM :

KELAS :

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berfungsi dalam
menyalurkan energi listrik kepada beban-beban yang ada, yang dalam hal ini adalah
pelanggan tenaga listrik. Peran vital yang langsung berhubungan kepada pelanggan
tersebutlah yang membuat sistem distribusi tenaga listrik harus memiliki keandalan yang baik
secara kontinyu dan juga terminimalisir dari berbagai macam gangguan.

Dalam perkembangannya, kebutuhan energy listrik dari pelanggan selalu bertambah


dari waktu ke waktu, begitu pula dengan kondisi masyarakat yang semakin bertambah
jumlahnya dari waktu ke waktu. Untuk tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari
para pelanggan, maka system tenaga listrik haruslah dikembangkan seirama dengan kenaikan
kebutuhan akan tenaga listrik dari para pelanggan.
Untuk itu dibuat sebuah system interkoneksi yang sangat besar yang terdiri dari pusat
pembangkit, pusat beban, dan sarana pengendalian operasi dengan menggunakan sarana
telekomunikasi tetapi itu saja tidak mencukupi tetapi harus ditambah dengan peralatan
telemetering dan alat –alat pengolah data yang semuanya berbasis elektronik.
Pada perusahaan pembangkit listrik ditemukan sebuah perangkat instalasi listrik yang
sering disebut kubikel atau perangkat hubung bagi. Perangkat hubung bagi atau kubikel ini
berfungsi untuk membagi beban serta terdapat pengukuran. Kubikel di dalamnya mempunyai
berbagai alat seperti PMT, PT, CT, relay dan lain-lain. Untuk itu perlu dilakukan
pemeliharaan agar kubikel tetap sesuai dengan standart kerjanya.
Pada praktikum kali ini, membahas tentang kubikel 20 KV yang berada di
Laboratorium Tegangan Menengah, Jurusan Teknik Elektro, Program Studi Teknik Listrik,
Politeknik Negeri Ujung Pandang. Dimana dilakukan pengenalan kubikel beserta komponen
yang ada di dalamnya. Selain itu, juga dilakukan pemeliharaan serta pengoperasian kubikel
20 KV.
Transformator atau biasa dikenal dengan trafo berasal dari kata transformatie yang
berarti perubahan.Transformer adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energilistrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain,
melalui suatugandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, dimana
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
perbandingan jumlah lilitan dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Trafo banyak digunakan antara lain untuk:
1.    Gandengan impedansi (input impedance) antara sumber dan beban
2.    Menghambat arus searah atau DC (Direct Current) dan melewatkan arus bolak-balik
3.    Menaikkan atau menurunkan tegangan AC

Untuk keperluan apa tegangan atau arus suatu trasformator diubah, ada beberapa alasan
antara lain:
-       Digunakan untuk pengiriman tenaga listrik
-       Untuk menyesuaikan tegangan
-       Untuk mengadakan pengukuran dari besaran listrik
-       Untuk memisahkan rangkaian yang satu dengan yang lain
-       Untuk memberikan tenaga pada alat tertentu

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa fungsi kubikel beserta komponen yang ada di dalamnya?
2. Bagaiamana cara melakukan pemeliharaan kubikel 20 KV?
3. Bagaimana melakukan prosedur pengoperasian dan prosedur melepaskan beban pada
kubikel ?
4. Bagaimana cara mengukur tahanan isloasi Trafo?
5. Bagaimana cara mengukur pembumian?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kubikel tegangan menengah 20 kV, yaitu :


1. Untuk mengetahui fungsi kubikel beserta komponen yang ada di dalamnya.
2. Untuk mengetahui cara melakukan pemeliharaan kubikel 20 kV
3. Untuk mengetahui prosedur pengoperasian dan prosedur melepaskan beban pada
kubikel.
4. Untuk mengetahui cara mengukur tahanan isloasi Trafo.
5. Untuk mengetahui cara mengukur pembumian.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari laporan praktikum ini diantaranya :


1. Praktikan memperoleh ilmu praktik sebagai penguatan teori-teori yang telah dipelajari.
2. Praktikan mampu mengoperasikan kubikel 20 KV dengan baik serta megetahui fungsi
dari komponen-komponen di dalamnya.
3. Menambah wawasan atau pemahaman bagi pembaca mengenai kubikel.
4. Mengasah kemampuan dalam bekerjasama untuk membuka serta melakukan
pemeliharaan kubikel 20 KV.
5. Menambah wawasan tentang system tahanan isolasi dan pembumian
6. Sebagai bahan referensi bagi para pembaca.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Kubikel

Kubikel  ialah  suatu  perlengkapan  atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung  dan  pelindung  serta  membagi  tenaga listrik dari sumber tenaga
listrik, Kubikel istilah umum yang mencangkup peralatan switching dan kombinasinya
dengan peralatan kontrol, pengukuran, proteksi dan peralatan pengatur.

Peralatan tersebut dirakit dan saling terkait dengan perlengkapan, selungkup dan
penyangga. Sesuai IEC 298 : 1990 didespesifikasikan sebagai perlengkapan hubung bagi dan
kontrol berselungkup logam rakitan pabrik untuk arus bolak-balik dengan tegangan pengenal
diatas 1 kV sampai dengan dan termasuk 35 kV, untuk pasangan dalam dan pasangan luar ,
dan untuk frekuensi sampai 50 Hz.

Gambar 2.1 Kubikel 20 kV

2.2. Fungsi Kubikel

 Mengendalikan sirkuit yang dilakukan oleh saklar utama


 Melindungi sirkuit yang dilakukan oleh fuse/pelebur
 Membagi sirkuit dilakuan oleh pembagian jurusan/kelompok (busbar)

2.3. Jenis Kubikel

Berdasarkan fungsi/penempatannya, kubikel 20 kV di Gardu Induk antara lain :


a. Kubikel Incoming : berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke
busbar 20 kV. Tegangan 20 kV dari sisi sekunder trafo masuk ke dalam busbar yang
berada di dalam kubikel 20 kV.
b. Kubikel Outgoing : sebagai penghubung / penyalur dari busbar ke beban.
c. Kubikel Pemakaian sendiri (Trafo PS) : sebagai penghubung dari busbar ke beban
pemakaian sendiri GI.
d. Kubikel Kopel (bus kopling) : sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2.
e. Kubikel PT / LA : sebagai sarana pengukuran dan proteksi pengaman terhadap
jaringan.
f. Kubikel Bus Riser / Bus Tie (Interface) : sebagai penghubung antar sel.

2.4. Komponen Kubikel

2.4.1 Busbar
Busbar digunakan untuk mengumpulkan daya listrik dengan tegangan 20 kV serta
membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan. Busbar dibuat dari tembaga atau aluminium
dengan bentuk sesuai dengan desain dari masing-masing pabrik.

Gambar 2.2 Busbar


2.4.2 Kompartemen
Kompartemen merupakan rumah dari terminal penghubung LBS, PMT, PMS, Fuse,
Trafo ukur, CT, PT, peralatan mekanis dan instalasi tegangan rendah.
Gambar 2.3 Kompartemen
2.4.3 PMS (Pemisah)
Pemisah atau Disconnecting Switch (DS) berfungsi untuk memisahkan peralatan yang
akan dipelihara agar terlihat secara visual bahwa peralatan yang akan terpelihara sudah
terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari
luar peralatan tersebut. Lengan kontak PMT 20 kV pada kubikel disisi kabel dan disisi rel,
berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk memisahkannya dilakukan dengan cara
mengeluarkan PMT dari kubikel tersebut atau diposisikan test. Simbol diagram system PMS
ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.4 Diagram Sistem PMS

Keterangan :
SP = Saklar Pemutus
PD = Pemutus Daya
SB = Saklar Bumi (Earthing Switch)

2.4.4 PMT (CB)


Circuit Breaker adalah suatu peralatan listrik yang digunakan untuk menghubungkan
atau memutuskan arus listrik sesuai dengan ratingnya. Circuit breaker ini dapat dioperasikan
secara otomatis maupun manual dengan waktu pemutus atau penyambungan yang tetap sama,
sebab faktor ini ditentukan oleh struktur mekanisme yang menggunakan pegas.

Gambar 2.5 PMT


2.4.5 Earthing Switch
Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan menghubungkan
terminal kabel ketanah (grounding), sehingga bila ada personil yang bekerja pada kubikel
tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi yang menyebabkan kabel terisi
tegangan. PMS tanah ini biasanya mempunyai sistem interlock dengan pintu kubikel dan
mekanik LBS pintu tidak bisa dibuka jika PMS tanah belum masuk, LBS tidak bisa masuk
sebelum PMS tanah dibuka.
2.4.6 Heater
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga. keadaan ini
diharapkan dapat mengurangi efek corona pada terminal kubikel tersebut, besarnya tegangan
heater 220 V sumber tegangan berasal dari trafo distribusi.

Gambar 2.6 Heater

2.4.7 Transformator Arus (CT)


Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar menjadi
arus yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung. Nominal arus disisi
primer CT bermacam-macam, dapat dipilih sesuai dengan arus beban maksimum di sisi
primer. Sedang arus disisi sekunder adalah 1 Ampere atau 5 Ampere.
Jenis CT yang terpasang pada kubikel 20 kV biasanya berbentuk cor-coran/cesh resain.
Bagian-bagian utama trafo arus, yaitu:
 Kumparan primer
 Kumparan sekunder
 Inti besi
 Terminal primer dan terminal sekunder
Bentuk Transformator arus / CT yang terdapat di Cubikel ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.7 Transformator Arus

2.4.8 Transformator Tegangan (PT)


Fungsi transformator tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah sesuai dengan tegangan nominal instrumen. Transformator tegangan pada
kubikel tegangan menengah umumnya berbentuk cor-coran. Bagian-bagian uatama dari
transformator tegangan yaitu:
 Kumpuran primer
 Kumparan sekunder
 Inti besi
 Terminal primer dan terminal sekunder
Gambar 2.8 Transformator Tegangan
2.4.9 Kubikel Incoming
Berikut gambar bagian-bagian luar dari kubikel incoming

Gambar 2.9 Kubikel Incoming

1. Low Voltage Compartment


2. Cabe Connection Compartment
3. Disconnecting Switch Compartment
4. DS interruptor berisi gas SF6 (menggunakan DS chamber)
5. Status Indikasi
 Status indikasi Disconnecting Switch
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup Disconnecting
Switch
 Status indikasi pembumian
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup earthing switch
 Status indikasi tegangan
Untuk menandai adanya tegangan (20 kV) pada sisi kabel, baik berasal
dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitif yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan. 
 Pengoperasian pembumian
Lubang untuk membuka atau menutup earthing switch dengan tongkat
pemutar kontak (dalam hal ini untuk pemeliharaan kubikel )
 Pengoperasian Disconnecting Switch
Lubang untuk membuka atau menutup disconnector dengan tongkat
pemutar kontak
6. Capasitive Voltage Divider
7. Panel Depan
8. Jendela Pemeriksaan Koneksi Kabel
1. Cabe Connection Compartment

2.4.10 Kubikel Metering


Berikut gambar bagian-bagian luar dari kubikel metering.

Gambar 2.10 Kubikel Metering.

Keterangan :
1. Low Voltage Compartment
2. Jendela Pemeriksaan Koneksi Kabel
3. Panel Depan
4. Disconnecting Switch Compartment
 MCB
Untuk menghubungkan dan memutuskan tegangan.
 Pengoperasian pembumian
Lubang untuk membuka atau menutup earthing switch dengan tongkat
pemutar kontak(dalam hal ini untuk pemeliharaan kubikel).
 Pengoperasian Disconnecting Switch
Lubang untuk membuka atau menutup disconnector dengan tongkat
pemutar kontak.
 Status indikasi Disconnecting Switch
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup Disconnecting
Switch.
 Status indikasi pembumian
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup earthing switch
 Alat ukur Voltmeter & Amperemeter.
Untuk mengukur arus dan tegangan listrik.
5. Cabe Connection Compartment
6. Panel Belakang
2.4.11 Kubikel Outgoing
Berikut gambar bagian-bagian luar dari kubikel outgoing.

Gambar 2.11 Kubikel Outgoing


Keterangan :
1. Low Voltage Compartment
2. Disconnecting Switch Compartment
 Pengoperasian pembumian
Lubang untuk membuka atau menutup earthing switch dengan tongkat
pemutar kontak(dalam hal ini untuk pemeliharaan kubikel).
 Pengoperasian Disconnecting Switch
Lubang untuk membuka atau menutup disconnector dengan tongkat
pemutar kontak.
 Status indikasi Disconnecting Switch
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup Disconnecting
Switch.
 Status indikasi pembumian
Untuk mengetahui kondisi membuka atau menutup Earthing Switch
 Anak kunci A & B
Untuk operasi energizing dan perawatan pada kubikel
 Status indikasi tegangan
Untuk menandai adanya tegangan (20 kv) pada sisi kabel, baik berasal
dari sisi lain kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung
dimasukkan lampu indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitif yang
dihasilkan oleh kapasitor pembagi tegangan. 
CB Compartment
 Handle atau tuas
Untuk charging spring (Bisa dilihat pada window)
 Indikator untuk melihat charging spring
 Tombol ON/OFF manual
 Name plate
 Rumah kunci C (berkaitan dengan interlock Disconnecting Switch)
 Capasitive Voltage divider (pembagitegangankapasitif)
 Terminal Power Cable
Untuk menghubungkan bagian-bagian kubikel yang bertegangan satu
dengan yang lainnya
 Earthing switch Blades
Untuk mengamankan kubikel pada saat tidak bertegangan dengan
menghubungkan terminal kabel ketanah (grounding) sehingga bila ada personil
yang bekerja pada kubikel tersebut terhindar terhadap adanya kesalahan operasi
yang menyebabkan kabel terisi tegangan.
 Cast resin chamber ( Main contact & Arc contact ) yang berisi gas SF6
Sebagai pemutus penghubung aliran listrik dan sebagai peredam busur
api pada kubikel jenis LBS atau CB digunakan media minyak, gas SF 6, vacum
atau dengan hembusan udara selain itu memperkecil terjadinya busur api
dilakukan dengan pembukaan dan penutupan kontak pemutus secara cepat
secara mekanis
2.5. Pengaman, Kontrol, dan Indikator

2.5.1 Sekering
Pada kubikel terdapat suatu sekering tegangan menengah yang sering disebut sebagai
solefuse. Rating tegangannya bisa mencapai 34 kV, dan mampu bekerja pada arus 31.5 kA.
Solefuse ini digunakan untuk melindungi trafo tegangan dari gangguan. Bentuk Solefuse
ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.12 Solefuse

2.5.2 Relay dan Metering


Relay arus lebih adalah suatu relai yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus
yang melebihi suatu nilai pengamanan tertentu dan dalam waktu tertentu, sehingga rele ini
dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih. Adapun single line diagram relay dapat
dilihat pada gambar 2.11.
REL
PT

UFR
PMT

OC R G FR R EC

KWH A

kV

Gambar 2.13 Singel Line Diagram Relay

 Relay Arus Lebih (OCR)


Berfungsi sebagai pengaman terhadap gangguan hubung singkat fasa-fasa
pada penyulang TM.
 Relai Gangguan Tanah (OCR)
Sebagai pengaman terhadap gangguan tanah pada penyulang TM.
 Reclosing Relai
Berfungsi untuk menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan
temporer.
 Relai Frekuensi Kurang (UFR)
Berfungsi untuk pelepasan beban pada penyulang, jika terjadi gangguan
sistem.
 Ampere Meter
Berfungsi untuk pengukuran arus beban.
 kWh Meter
Berfungsi untuk pengukuran energi disalurkan
 kV meter
Berfungsi untuk pengukutan tegangan.
Instrumen-instrumen yang memerlukan pasukan arus dari sekunder CT adalah: OCR,
GFR, Ampere meter, KWH meter. Sedangkan yang memerlukan pasukan tegangan dari
sekunder PT adalah : OFR, kV meter dan KWH meter.
2.5.3 Lampu Indikator
Untuk menandai adanya tegangan 20 kV pada sisi kabel, baik berasal dari sisi lain
kabel tersebut atau berasal dari busbar sebagai akibat alat hubung dimasukkan, lampu
indikator menyala dikarenakan adanya arus kapasitip yang dihasilkan oleh kapasitor pembagi
tegangan. Kubikel jemis PMT lampu indikator digunakan untuk menandai posisi alat
hubungnya dengan dua warna yang berbeda untuk posisi masuk atau keluar. Sumber listrik
untuk lampu indikator berasal dari sumber arus searah (DC) yang dihubungkan dengan
kontak bantu yang bekerja serempak dengan kerja poros penggerak alat hubung utama.

Gambar 2.14 Lampu Indikator

2.5.4 Handle Kubikel


Untuk menggerakkan mekanik kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak
hubung :PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi
membuka/menutup kontak hubung, pada satu kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu
macam atau lebih.

Gambar 2.15 Handle Kubikel


2.6. Sistem Interlock

Sistem interlock harus dilengkapi untuk mencegah kemungkinan kesalahan atau


kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi. Gawai interlock harus
dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling tinggi, tak dapat diganggu gugat
dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya. Pada kubikel jenis
PMT yang dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak alat hubung dan dikontrol
dengan sistem kontrol listrik arus searah, maka sistem interlockpun juga diberlakukan pada
sistem kontrol listriknya. Yaitu bila posisi komponen kubikel belum pada posisi siap
dioperasikan, maka sistem kontrol tidak dapat dioperasikan.

Macam- macam sistem interlock pada Kubikel :


2.6.1 Interlock Pintu
Pintu Kubikel harus tidak dapat dibuka jika :
 Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) dalam keadaan tertutup
 Sakelar pembumian dalam keadaan terbuka.
 Pintu Kubikel harus tidak dapat ditutup jika sakelar pembumian dalam keadaan
terbuka.
2.6.2 Interlock Sakelar Utama
Sakelar utama (sakelar tegangan menengah) harus tidak dapat dioperasikan jika:
 Pintu Kubikel dalam keadaan terbuka.
 Sakelar pembumian dalam keadaan tertutup.
2.6.3 Interlock Sakelar Pembumian
Sakelar pembumian harus tidak dapat ditutup jika sakelar utama dalam keadaan
tertutup.
2.6.4 Penguncian
Perlengkapan penguncian harus disediakan untuk :
 Sakelar pembumian pada posisi terbuka atau tertutup
 Sakelar utama atau pemutusan tenaga pada posisi terbuka
 Pintu Kubikel
2.7. Pengertian Transformator Daya

Transformator daya adalah salah satu jenis transformator, yang digunakan untuk mentransfer
energi listrik di bagian mana pun dari rangkaian listrik atau rangkaian elektronik antara
generator dan rangkaian utama distribusi. Transformator daya digunakan dalam sistem
distribusi untuk menghubungkan tegangan step up dan step down.

Jenis transformator daya yang umum adalah cairan yang direndam (liquid immersed) dan
masa pakai transformator ini adalah sekitar 30 tahun. Transformator daya dapat
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis berdasarkan rentang. Mereka adalah transformator daya
kecil, transformator daya sedang dan transformator daya besar.

 Kisaran transformator daya kecil mulai dari 500-7500kVA


 Kisaran transformator daya menengah mulai dari -100MVA
 Kisaran transformator daya besar mulai dari 100MVA & lebih

Kehidupan rata-rata transformator adalah sekitar 30 tahun

Transformator ini mengubah tegangan. Ini memegang tegangan rendah, rangkaian arus tinggi
di satu sisi transformator dan di sisi lain transformator itu memegang rangkaian arus rendah
tegangan tinggi.

Transformator daya tergantung pada prinsip induksi Faraday. Mereka menggambarkan sistem
daya menjadi zona di mana setiap gigi yang terhubung ke sistem berukuran per peringkat
yang ditetapkan oleh transformator daya.

2.8. Desain Transformator Daya

Kerangka transformator daya dirancang dengan logam yang dilaminasi oleh lembaran.
Ditetapkan menjadi tipe inti atau tipe shell. Kerangka transformator wound dan dihubungkan
menggunakan konduktor untuk membuat tiga transformator 1 fasa atau tiga transformator 3
fasa.

Tiga transformator 1 fasa mengharuskan setiap bank terisolasi dari tambahan dan karenanya
menawarkan kesinambungan layanan ketika satu bank gagal. Satu trafo 3 fasa, baik tipe shell
atau core, tidak akan berfungsi bahkan dengan satu bank yang tidak beroperasi.
Transformator 3 fasa tidak mahal untuk dibuat dan memiliki tapak yang lebih kecil, dan
fungsinya relatif dengan efisiensi yang lebih tinggi.

Kerangka transformator diserap dalam minyak pelindung api di dalam tangki. Konservatori di
atas tangki minyak memungkinkan untuk meningkatkan minyak jatuh ke dalamnya. Pengisi
daya dari beban mengetuk sisi tangki mengubah tidak ada belokan pada belitan arus tegangan
rendah-rendah untuk pengaturan tegangan superior.

Busing tangki memungkinkan konduktor masuk dan keluar dengan hati-hati tanpa
merangsang kulit luar. Trafo daya dapat bekerja di luar peringkat kecilnya asalkan tetap
dalam kenaikan suhu 65ºC. Untuk memungkinkan operasi nominal di atas, transformator
terintegrasi dengan kipas yang mendinginkan inti transformator ke titik di bawah suhu yang
ditunjukkan.

2.9. Spesifikasi Transformator Daya

Transformator daya dapat dirancang sebagai konfigurasi 1 fasa atau 3 fasa. Ada banyak
spesifikasi penting untuk diidentifikasi saat mencari transformator daya. Spesifikasi
transformator daya mencakup peringkat daya maksimum, peringkat arus sekunder
maksimum, peringkat tegangan maksimum, dan tipe o/p. Spesifikasi transformator daya
terutama mencakup

 Fasa adalah 3Ø
 Frekuensi jika 60Hz, 50Hz
 Tegangan Primer adalah 22,9 kV
 Tegangan Sekunder adalah 6.6 / 3.3 kV
 Tegangan Tap 23.9-R22.9-21.9-20.9-19.9kV
 Vektor Dd0, Dyn11, dll.
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat yang Digunakan


Tabel 3.1. Daftar Alat yang Digunakan

No Nama Alat Jumlah


.
1. Alat Ukur Pembumian (Earth Test) 1 Set
2. Kunci Ring ukuran 19 dan 20 2 Buah
3. Kunci Handle Panel (lever) 2 Buah
4. Megger 1000V 1 Set

3.2. Bahan/Peralatan
Tabel 3.2 Daftar Bahan/Peralatan yang Digunakan

No. Nama Alat Jumlah


1. Transformator 3 fasa 380V/20 Kva 1 Buah
2. Kubikel SCHENEIDER 20 KV SM 6 1 Buah

3.3. K3/APD
Tabel 3.3 Daftar Perlengkapan K3 yang Digunakan

No. Nama perlengkapan K3 Jumlah


1. Transformator 3 fasa 380V/20 Kva 1 Buah
2. Kubikel SCHENEIDER 20 KV SM 6 1 Buah
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Cara Pengoperasian Kubikel

Kubikel dapat dioperasikan pada tiga posisi, yaitu posisi operasi, perawatan
(maintenance) dan standby.. Untuk mengarahkan ke posisi tersebut terdapat prosedur atau
tata cara dalam mengoperasikan kubikel itu sendiri. Beriut ini merupakan cara pengoperasian
kubikel pada operasi, perawatan (maintenance) dan standby.

Sebelum melangkah ke cara pengoperasiannya, telrbih dahulu kami akan


menginformasikan bahwa kubikel yang digunakan adalah kubikel merek Schneider dengan
alat bantu pengoperasian berupa tongkat kunci (lever).

Kubikel Schneider
4.2 Kubikel Posisi Standby

Pengoperasian Kubikel Posisi Standby

Berikut ini merupakan pengoperasian kubikel kondisi standby (diasumsikan kondisi awal
kubikel dalam keadaan pemeliharaan).

1. Melepas grounding kubikel dengan cara memasukkan tongkat (lever) ke pengunci Q2


bagian outgoing lalu memutar ke arah kiri (0).
2. Mengulangi langkah (1) untuk bagian matering dan incoming.
4.3 Kubikel Posisi Operasi

Pengoperasian Kubikel Posisi Operasi

Berikut ini merupakan pengoperasian kubikel  kondisi operasi (diasumsikan kondisi awal
kubikel dalam keadaan standby).

4.3.1 Posisi Standby Ke Posisi Operasi

1. Memastikan sumber 20 kV siap untuk disalurkan


2. Pastikan pada kubikel metering dan kubikel outgoing dalam kondisi open (off) atau
standby.
3. Meng-ONkan kubikel incoming dengan memasukkan kunci tongkat pada Q1 dan
putar ke arah 1 agar rangkaian terhubung (dapat dilihat pada gambar rangkaian posisi
operasi).
4. Meng-ONkan kubikel metering dengan memasukkan kunci tongkat pada Q1 dan putar
ke arah 1 sehingga rangkaian terhubung (dapat dilihat pada gambar rangkaian posisi
operasi).
5. Memastikan semua peralatan terutama pada bagian Jaringan Tegangan Manengah
bahwa energi siap disalurkan.
6. Memasukkan kunci tongkat ke Q2 bagian outgoing dan putar ke arah 1.
7. Kunci kubikel outgoing di titik A.
8. Kunci kubikel outgoing di titik C.
9. Kompa tuas sampai kubikel outgoing berbunyi keras dan tanda di Q1 menjadi “1”.
10. Lepaskan kunci kubikel outgoing di titik C.

4.3.2 Posisi Operasi Ke Posisi Standby


1. Pasang kunci kubikel outgoing di titik C.
2. Tekan Off untuk mngoffkan PMT.
3. Lepaskan kunci outgoing di titik C kemudian pasang di titik A.
4. Memasukkan kunci tongkat ke Q2 bagian outgoing dan putar ke arah 0 untuk
mengoffkan PMS.
5. Memasukkan kunci tongkat ke Q1 bagian metering dan putar ke arah 0 untuk
mengoffkan PMS.
6. Memasukkan kunci tongkat ke Q2 bagian incoming dan putar ke arah 0 untuk
mengoffkan PMS.

4.4 Kubikel Posisi Pemeliharaan (Maintenance)

Pengoperasian Kubikel Posisi Pemeliharaan (Maintenance)

Berikut ini merupakan pengoperasian kubikel kondisi pemeliharaan (diasumsikan kondisi


awal kubikel dalam keadaan standby).

1. Memasukkan tongkat kunci (lever) ke dalam pengunci Q2 bagian incoming dan


memutar ke arah 1 (dapat dilihat pada gambar rangkaian posisi perawatan). 
2. Mengulangi langkah (a) untuk bagian metering dan outcoming.
3. Setelah semua panel dalam keadaan ground maka selanjutnya membuka pintu panel
dengan cara mengangkat sambil menarik pintu panel
4. Mengecek keadaan fuse, PMT, transformator metering apakah masih dalam kondisi
baik atau tidak
5. Setelah selesai perawatan maka menutup pintu panel dengan cara mengangkat sambil
mendorong pintu panel dengan memperhatikan presisi pada saat menutup pintu panel
6. Melepas grounding kubikel dengan cara memasukkan tongkat (lever) ke pengunci lalu
memutar ke arah kiri (0) sehingga posisi kembali seperti semula
7. Perawatan kubikel telah selesai.
Jadi itulah penjelasan mengenai cara pengoperasian kubikel schneider pada posisi operasi,
Standby dan Maintenance.

4.5 Mengukur Tahanan Isolasi Trafo dan Pembumian Trafo

Data Spesifikasi Teknik Transformator

Tempat : Lab. Tegangan Menengah

Jenis Uji/Ukur : Spesifikasi Teknik

Alat Uji/Ukur : Plat nama dan Meter

Type :

Tanggal Pengukuran: 4 November 2020

Cuaca : Cerah

Tabel data spesifikasi teknik trafo

Uraian Kapasitas/Ukuran/Simbol Satuan


Merek dagang CV.Centrada Prima (?)
Daya Nominal 25 kVA

Jumlah Phasa 3

Frekuensi 50 Hz
Hubungan Belitan:
 Primer
20000 V
 Sekunder
100 V

Tegangan Nominal:

 Primer
21000 Volt

20500 Volt
20000 Volt

19500 Volt

19000 Volt

18500 Volt

18000 Volt

 Sekunder 400 Volt

Arus Nominal:
 Primer
0,72 Ampere

 Sekunder 36,08 Ampere

Pendingin Minyak Mineral

Kenaikan Suhu:
 Minyak o
50 C
 Kumparan o
55 C

Tingkat Isolasi Dasar 125 kV

Berat Minyak 125 Liter

Jumlah Berat 320 kg

Hasil Pengujian tahanan isolasinya adalah seperti pada table:

Tempat : Lab. Tegangan Menengah

Jenis Uji/Ukur :

Alat Uji/Ukur : Megger


Type :

Tanggal Pengukuran: 26 Okt 2020

Cuaca : Cerah

Tabel Hasil Pengukuran tahanan Isolasi (Tegangan Injeksi=1000 V)

Nilai Tahanan
Sisi Belitan Sisi Tegangan Terminal
(MΩ)
Primer Tegangan Rendah (220/380 V) R-Body 255
S-Body 293

T-Body 275

N-Body 274
Sekunder Menengah (20 kV) R-Body 620

S-Body 636

T-Body 652
Primer-Sekunder Tegangan Rendah – Tegangan r-R 894
Menengah
r-S 907

r-T 813

s-R 921

s-S 912

s-T 886

t-R 965

t-S 982

t-T 990

Hasil Pengujian Pembumian:

Tempat : Lab. Tegangan Menengah

Jenis Uji/Ukur :

Alat Uji/Ukur : Earth Tester


Type :

Tanggal Pengukuran: 4 November 2020

Cuaca : Cerah

Hasil Pengukuran Pembumian:

 Pembumian Trafo = 3,8 Ω


 Pembumian Kubikel = 3,8 Ω

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktikum Bengkel Listrik Catu Daya job kubikel, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Kubikel ialah suatu perlengkapan atau peralatan listrik yang berfungsi sebagai
pengendali, penghubung dan pelindung serta membagi tenaga listrik dari sumber
tenaga listrik.
2. Pemeliharaan kubikel dan transformator digunakan untuk menghindari masalah yang
timbul dari komponen itu sendiri maupun masalah yang timbul akibat kesalahan
manusia.
3. Pengoperasian kubikel 20 kV dilakukan dengan memutus dan menghubungkan sisi
trafo daya 150 kV ke sistem 20 kV yang akan di ditribusikan ke pelanggan.
4. Pengukuran tahanan isolasi sebuah trafo dilakukan dengan mengukur pada bagian
sisi primer, sekunder, maupun primer-sekunder terhadap body, menggunakan
bantuan alat ukur megger.

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan mengutamakan safety pada saat melakukan percobaan maupun
pengukuran Tegangan Menengah. Misalnya mengenakan sarung tangan, helm, dan
sepatu safety.
2. Pada saat praktek di bengkel sebaiknya praktikan benar-benar memanfaatkan waktu
yang diberikan untuk memahami job yang diberikan mengingat waktu yang
diberikan sangat terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2016. Pengenalan Kubikel 20 kV Dan Komponen-Komponennya.


https://docplayer.info/59005684-3-pengenalan-kubikel-20-kv-dan-komponen-
komponennya.html. Diakses Pada tanggal 3 November 2019.

Arman. 2017. Kubikel 20 Kv.


https://armanbacktrak5.wordpress.com/2017/02/12/kubikel-20-kv/. Diakses pada
tanggal 3 November 2019

Bakhtiar. 2012. Jobsheet Kubikel Dan Trafo Distribusi. Politeknik Negeri Ujung Pandang :
Makassar.

Bonggas, L. Tobing. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta.PT Gramedia Pustaka


Utama : Jakarta.

Firda, Dwi. 2017. Pemeliharaan Mvmdp(Medium Voltage Main Distribution Panel) /


Kubikel 20 Kv. Politeknik Negeri Bandung : Bandung

Mahardi, Andi. 2010. Pemeliharaan Peralatan Hubung Bagi (Kubikel) 20kv Pelanggan
Besar. Universitas Diponegoro : Semarang

PT PLN. 2016. Pengenalan Kubikel 20 Kv Dan Komponen – Komponennya. Jakarta :


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jawa Bagian Barat.

https://abdulelektro.blogspot.com/2019/10/pengertian-transformator-daya-fungsi.html
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener36b.html
https://electricdot.wordpress.com/2011/04/04/power-tranformator-trafo-daya/
LAMPIRAN
KUBIKEL
TRAFO

Anda mungkin juga menyukai