Anda di halaman 1dari 37

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

(Tahap Pencatatan dan Tahap


Pengikhtisaran)
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan
belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan
dengan pengalaman. Namun tidak jujur
sulit untuk diperbaiki.”
Bung Hatta – Proklamator RI.

Kata Kunci:
• Akun • Metode penghapusan piutang
• Akun nominal • Metode penyusutan
• Akun riil • Neraca Saldo
• Buku Besar • Nilai residu
• Bukti eksternal • Perusahaan jasa
• Bukti internal • Pemindahbukuan (posting)
• Daftar akun • Pendekatan Laporan Laba Rugi
• Karakteristik perusahaan jasa • Pendekatan Laporan Posisi Keuangan
• Kertas Kerja • Perusahaan jasa
• Kode akun • Umur ekonomis

A. Karakteristik Perusahaan Jasa

Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh seseorang atau


sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi jasa
dan distribusi guna memenuhi kebutuhan ekonomis manusia, menghasilkan jasa dan
bukan barang atau produk untuk pelanggan. Misalnya Trans Studio (hiburan), Garuda
Indonesia (transportasi), Marriot Hotels (hotel dan penginapan).
Karakteristik lain yang membedakan antara perusahaan jasa (service).

1. Produknya tidak dapat dipisahkan (inseparability), perusahaan jasa memproduksi


jasa bersamaan dengan penjualannya. Jadi saat orang menikmati perjalanan dari
Jakarta-Bandung dengan kereta api, saat itu jugalah produksi jasa tersebut
berlangsung (kereta berjalan membawa penumpang dari Jakarta dan
mengantarkannya sampai ke Bandung).
2. Berubah-ubah (variability), jenis dan kualitas layanan tidak ada standar yang
pasti, karena hal tersebut tergantung pada selera, tempat, waktu, dan karakteristik
konsumen/pelanggan.
3. Tidak dapat disimpan (perishability), yaitu sifat jasa yang tidak dapat disimpan
untuk dijual kembali pada waktu yang berbeda. Oleh karena itu, perusahaan jasa
tidak memiliki persediaan jasa.
Jadi berdasarkan karakteristik tersebut dapat disimpulkan perusahaan jasa
adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk memperoleh laba
dengan memberikan pelayanan atau menjual jasa-jasa tertentu. Misalnya jasa seorang
dokter, guru, transportasi, dan telekomunikasi.

siklus akuntansi perusahaan jasa (accounting cycle).

Transaksi

2
Pelaporan Pencatatan

Pengikhtisaran Penggolongan

Siklus akuntansi terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut.

1. Tahap Pencatatan, terdiri atas:


a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi.
b. Pencatatan dalam jurnal.
c. Pemindah-bukuan (posting) ke buku besar.

3
2. Tahap Pengikhtisaran, terdiri atas:
a. Pembuatan neraca saldo (trial balance).
b. Pencatatan jurnal penyesuaian (adjustment).
c. Pembuatan neraca lajur/kertas kerja (work sheet).
3. Tahap Pelaporan, terdiri atas:
a. Penyusunan laporan laba rugi (income statement).
b. Penyusunan laporan perubahan ekuitas (statement of owner’s equity).
c. Penyusunan laporan posisi keuangan (statement of financial position).

B. Tahap Pencatatan

1. Akun dan Kegunaannya


Format sederhana (persamaan akuntansi) sangat sulit digunakan bila mencatat
ribuan transaksi setiap hari. sehingga perlu media atau formulir untuk mencatat
secara lengkap perubahan yang terjadi dalam aset, liabilitas, dan ekuitas.
Formulir khusus yang digunakan mencatat dan menggolong-golongkan
transaksi sejenis disebut akun atau perkiraan (account). Kumpulan akun yang
saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan yang digunakan perusahaan,
disebut buku besar (ledger), dan kumpulan akun yang mencantumkan nama akun
dan nomor kodenya dalam buku besar suatu perusahaan disebut daftar akun atau
bagan akun (chart of account).
2. Bentuk Akun
a. Bentuk “T”

D K a s K
Sisi kiri Sisi kanan
(D) (K)

D K a s K
Penerimaan Pengeluaran
Setoran modal 2.000 Pembelian perlengkapan 800
Penerimaan piutang 1.500 Pelunasan utang 1.200
Pendapatan jasa 3.800 Beban sewa 2.500

Total debit 7.300 Total kredit 4.500


Saldo debit 2.800
b. Bentuk Dua Kolom
Contoh akun skontro:
Nama Akun: Kas No Akun: 101
Tgl Keterangan Ref Debet Tgl Keterangan Ref Kredit
2019 2019
Pembelian
Jan 1 Saldo awal - - Jan 8 1 800
perlengkapan
Jan Pelunasan
Jan 5 Setoran modal 3 2.000 2 1.200
15 utang
Penerimaan Jan
Jan 10 1 1.500 Beban sewa 5 2.500
piutang 20
Pendapatan
Jan 18 4 3.800
jasa
Total debit 7.300 Total kredit 4.500
Saldo debit 2.800

Bentuk Tiga Kolom (Berkolom Saldo Tunggal)


Nama Akun: Kas No Akun:101
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit D/K Saldo
2019
Jan 1 Saldo awal - - - -
Jan 5 Setoran modal 3 2.000 - D 2.000
Pembelian
Jan 8 1 - 800 D 1.200
perlengkapan
Jan 10 Penerimaan piutang 1 1.500 - D 2.700
Jan 15 Pelunasan utang 2 - 1.200 D 1.500
Jan 18 Pendapatan jasa 4 3.800 - D 5.300
Jan 20 Beban sewa 5 - 2.500 D 2.800

Bentuk Empat Kolom (Berkolom Saldo Rangkap)


Nama Akun: Kas No Akun:101
Re Saldo
Tgl Keterangan Debit Kredit
f Debit Kredit
2019
Jan 1 Saldo awal - - - - -
Jan 5 Setoran modal 3 2.000 - 2.000 -
Pembelian
Jan 8 1 - 800 1.200 -
perlengkapan
Jan 10 Penerimaan piutang 1 1.500 - 2.700 -
Jan 15 Pelunasan utang 2 - 1.200 1.500 -
Jan 18 Pendapatan jasa 4 3.800 - 5.300 -
Jan 20 Beban sewa 5 - 2.500 2.800 -
3. Klasifikasi Akun
Akun-akun untuk kepentingan penyusunan laporan posisi keuangan atau
disebut juga akun-akun riil (real account) yang dikelompokkan menjadi:
1) Kelompok akun aset.
2) Kelompok akun liabilitas.
3) Kelompok akun ekuitas.
a. Akun-akun untuk kepentingan penyusunan laporan laba rugi atau disebut juga
akun-akun nominal (nominal account), dikelompokkan menjadi:
1) Kelompok akun penghasilan.
2) Kelompok akun beban.
4. Teknik Pengodean Akun
Kode Numerial Angka Berurutan (Sequential Number Code)
Nomor kode: 10 – 19 untuk akun-akun aset lancar (current assets)
20 – 29 untuk akun-akun investasi jangka panjang (investment)
30 – 39 untuk akun-akun aset tetap (fixed assets)
40 – 49 untuk akun-akun liabilitas (liabilities)
50 – 59 untuk akun-akun ekuitas (owner’s equity)
60 – 69 untuk akun-akun penghasilan (revenue)
70 – … untuk akun-akun beban (expense)

10 Kas (Cash)
11 Kas Kecil (Petty Cash)
12 Surat-surat Berharga (Marketable Securities)
13 Piutang Wesel atau Wesel Tagih (Notes Receivable)
14 Piutang Dagang (Account Receivable)
15 Persediaan Barang Dagangan (Merchandise Inventory/Inventory)
16 Perlengkapan Kantor (Office Supplies)
17 Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent)
….. ………………………………………………..
19 ………………………………………………..
Selanjutnya untuk akun-akun investasi jangka panjang dimulai dari
nomor kode 20 sampai dengan 29. Misalnya:
20 Investasi dalam Saham PT. Telkom (Investment on Stock)
21 Investasi dalam Obligasi PT. Andalas (Investment on Bond)
….. ……………………………………….
29 ……………………………………….
Demikian pula halnya untuk akun-akun lainnya, diberi nomor kode yang
disediakan untuk masing-masing kelompok.
a. Kode Kelompok (Numerial Group Code)
Nomor kode: 1. untuk kelompok akun aset
2. untuk kelompok akun liabilitas
3. untuk kelompok akun ekuitas
4. untuk kelompok akun penghasilan
5. untuk kelompok akun beban
Akun kas termasuk kelompok aset, golongan aset lancar, dengan nomor kode:
111. Nomor kode akun kas 111 menunjukkan makna sebagai berikut.

1 1 1

Nama Akun : Kas


Golongan Akun : Aset Lancar
Kelompok Akun : Aset

Berikut ini contoh pemberian nomor kode akun menurut metode kode
kelompok:
KELOMPOK ASET
11.. Aset Lancar
111 Kas
112 Kas Kecil
113 Surat-surat Berharga
114 Piutang Wesel
115 Piutang Dagang
116 Persediaan Barang Dagangan
117 Persediaan Perlengkapan
118 Biaya Dibayar di Muka

6
119 Pendapatan yang Masih Harus Diterima
12.. Aset Tetap Berwujud
121 Investasi dalam Saham
122 Investasi dalam Obligasi
123 Investasi dalam Tanah
124 Tanah (tempat perusahaan)
125 Gedung
126 Akumulasi Penyusutan Gedung

13.. Aset Tetap Tidak Berwujud


131 Goodwill
132 Merek Dagang
KELOMPOK LIABILITAS
21.. Liabilitas Lancar
211 Utang Wesel Jangka Pendek
212 Utang Dagang
213 Utang Dividen
214 Utang Pajak
215 Utang Beban
216 Uang Muka Penjualan
22.. Liabilitas Jangka Panjang
221 Utang Wesel Jangka Panjang
222 Utang Hipotik
223 Utang Obligasi
KELOMPOK EKUITAS (dalam Perseroan Terbatas)
311 Modal Saham Biasa
312 Modal Saham Preferen
313 Agio Saham (Disagio Saham)
314 Modal Sumbangan
315 Cadangan Tujuan
316 Cadangan Umum
317 Saldo Laba Belum Dicadangkan
KELOMPOK PENDAPATAN

7
41.. Pendapatan Usaha (pada perusahaan dagang)
411 Penjualan
412 Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
413 Potongan Penjualan
42.. Pendapatan di Luar Usaha (pada perusahaan dagang)
421 Pendapatan Bunga
422 Laba Penjualan Aset Tetap
423 Pendapatan Dividen dari Perusahaan Lain
424 Laba Penjualan Surat Berharga
KELOMPOK BEBAN
51.. Beban Usaha
511 Pembelian
512 Beban Angkut Pembelian (Beban Angkut Masuk)
513 Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
514 Potongan Pembelian
521 Gaji Pegawai Bagian Penjualan
522 Beban Iklan
523 Beban Perlengkapan Toko
531 Beban Gaji Bagian Administrasi dan Umum
532 Beban Perlengkapan Kantor
533 Beban Penyusutan Peralatan Kantor
54.. Beban di Luar Usaha (pada perusahaan dagang)
541 Beban Bunga
542 Rugi Penjualan Aset Tetap
b. Kode Desimal
Angka 5 kelompok beban
3 golongan beban administrasi dan umum
1 akun beban gaji
531.10 Beban Gaji Departemen Sumber Daya Manusia
531.20 Beban Gaji Departemen Akuntansi
Aturan Debit dan Kredit
Akun Laporan Posisi Keuangan (Real Account)

Aset Liabilitas + Ekuitas


8
Akun-akun Aset Akun-akun Utang

Debit untuk Kredit untuk Debit untuk Kredit untuk


penambahan pengurangan pengurangan penambahan
(+) (-) (-) (+)

Akun-akun Modal

9
Debit untuk Kredit untuk
pengurangan penambahan
(-) (+)

a. Akun Laporan Laba Rugi (Nominal Account)

Akun Modal Akun Modal


Akun-akun Beban Akun-akun Pendapatan

Debit untuk Kredit untuk Debit untuk Kredit untuk


penambahan pengurangan pengurangan penambahan
(+) (-) (-) (+)

Saldo Normal
Jenis
Penambahan Pengurangan Saldo Normal
Akun
Aset Debit Kredit Debit
Liabilitas Kredit Debit Kredit
Ekuitas Kredit Debit Kredit
Prive Debit Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Beban Debit Kredit Debit

5. Jurnal
a. Bukti Transaksi
1) Bukti internal
2) Bukti eksternal
b. Contoh Bukti Transaksi
1) Kuitansi adalah catatan untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran
sejumlah uang.

10
2) Cek adalah surat perintah kepada bank untuk membayar sejumlah uang
kepada pemegang cek. Pengeluaran uang dengan cek dikenai bea meterai
sebesar Rp3.000,00 untuk jumlah berapapun.
3) Faktur adalah bukti transaksi pembelian atau penjualan barang dagangan
secara kredit.
4) Nota debit adalah bukti transaksi pengembalian barang yang sudah dibeli
(retur pembelian). Nota debit dibuat oleh pihak pembeli.
5) Nota kredit adalah bukti transaksi penerimaan kembali barang yang sudah
dijual (retur penjualan). Nota kredit dibuat oleh penjual ketika barang
yang dijual dikembalikan oleh pembeli.
6) Nota kontan adalah bukti pencatatan untuk transaksi pembelian barang
secara tunai yang dibuat oleh penjual dan diberikan kepada pembeli.
7) Bukti memorial merupakan bukti transaksi intern dalam bentuk memo dari
pejabat dalam perusahaan kepada bagian akuntansi, untuk mencatat suatu
peristiwa atau keadaan yang sifatnya intern.
c. Pencatatan Transaksi dalam Jurnal
1) Pengertian Jurnal
Jurnal (journal) merupakan dokumen pencatatan yang pertama dari
proses akuntansi keuangan. Oleh karena itu, jurnal disebut juga sebagai
buku catatan pertama (books of original entry).
2) Fungsi Jurnal
Fungsi jurnal meliputi:
a) Fungsi historis
b) Fungsi mencatat
c) Fungsi analisis
d) Fungsi instruktif
e) Fungsi informatif
3) Bentuk Jurnal
Bentuk standar jurnal dua kolom yang sering disebut jurnal umum
(general journal) adalah sebagai berikut.
Jurnal Umum
Halaman:
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit

Sebagai contoh Linda Taylor pada bab 2, yaitu Bu Linda menyetorkan


uang tunai (dalam nilai ribu rupiah) sebagai modal awal “Linda Taylor”
sebesar Rp8.000,00
Langkah a) Transaksi penerimaan kas atas penyetoran modal dapat
diidentifikasi dari bukti transaksi berupa bukti setoran bank,
voucher penerimaan kas sejumlah Rp8.000,00.
Langkah b) Akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi adalah akun Kas
dari kelompok aset dan akun Modal Linda dari kelompok
ekuitas.
Langkah c) Akun Kas dan Modal masing-masing bertambah sebesar
Rp8.000,00.
Langkah d) Akun Kas di debit sebesar Rp8.000,00 (aset bertambah) dan
akun Modal Linda di kredit sebesar Rp8.000,00 (ekuitas
bertambah).
Langkah e) Mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Halaman: 1
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019 2 Kas 8.000 -
Januari Modal Linda - 8.000
(setoran modal awal)

d. Posting
Posting adalah pemindahbukuan dari jurnal ke buku besar.
Halaman: 1
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019 2 Kas 8.000 -
Januari Modal Linda - 8.000
(setoran modal awal)

Pemindahbukuan ke buku besar bentuk “T” :

D Kas K D Modal Linda K


8.000 8.000

Posting ke buku besar dalam bentuk empat kolom, dapat digambarkan sebagai
berikut.
Halaman: 1
Tanggal Nama Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
2019 2 Kas 101 8.000 -
Januari Modal Linda 301 - 8.000
(setoran modal awal)

Nama Akun: Kas No Akun: 101 (3)


Re Saldo
Tgl Keterangan Debit Kredit
f Debit Kredit
2019 2 Setoran modal awal j.1 8.000 - 8.000 -
Jan(1) (5) (4) (2)

Nama Akun: Modal Linda No Akun: 301 (3)


Re Saldo
Tgl Keterangan Debit Kredit
f Debit Kredit
2019 2 Setoran modal awal j.1 - 8.000 - 8.000
Jan(1) (5) (4) (2)

C. Neraca Saldo
1. Pengertian Neraca Saldo
Neraca Saldo (trial balance), kadang disebut juga neraca sisa atau neraca
percobaan adalah daftar saldo seluruh akun yang ada dalam buku besar
perusahaan pada suatu saat tertentu.
2. Fungsi Neraca Saldo

Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa jumlah debit dan kredit akun-
akun dalam buku besar adalah sama.

3. Bentuk Neraca Saldo

Nama Perusahaan
Neraca Saldo
Per 31 Desember 20…

No Akun Nama Akun Debit Kredit


(1) (2) (3) (4)

Beberapa kesalahan yang megakibatkan jumlah tidak sama dan bisa sama:
1) Suatu transaksi tidak dicatat dalam jurnal. Misalnya suatu transaksi
pendapatan jasa lupa tidak dicatat, maka tidak ada pendebitan dan
pengkreditan yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Akibatnya jumlah
keseluruhan sisi debit dan sisi kredit yang dicatat tetap pada posisi seimbang.
2) Suatu transaksi dicatat dalam jurnal dengan satuan uang yang salah. Misalnya
transaksi pendapatan jasa sebesar Rp150.000,00 secara tunai dicatat
Rp105.000,00. Transaksi tersebut dicatat pada Kas sisi debit sebesar
Rp105.000,00 dan pada Pendapatan Jasa sisi kredit dalam jumlah yang sama
yaitu Rp105.000,00. Dengan demikian posisi antara debit dan kredit tetap
seimbang.
3) Satu transaksi dicatat dalam jurnal lebih dari satu kali. Misalnya transaksi
pendapatan jasa sebesar Rp150.000,00 dicatat dua atau tiga kali, maka
terdapat dua atau tiga kali pendebitan dan pengkreditan dalam jumlah yang
sama, masing-masing Rp150.000,00. Sudah tentu kejadian ini tidak
memengaruhi kesamaan antara sisi debit dan sisi kredit.
4) Suatu transaksi dicatat dalam jurnal pada akun yang tidak semestinya.
Misalnya transaksi pembelian perlengkapan sebesar Rp150.000,00 tunai,
dicatat pada akun Peralatan di sisi debit dan Kas di sisi kredit. Sekalipun
pencatatan pada akun Peralatan adalah keliru, namun ia tidak berpengaruh
terhadap keseluruhan
jumlah di sisi debit. Selain itu, karena sudah dilakukan pengkreditan yang
benar maka sisi debit dan sisi kredit tetap dalam jumlah yang sama.
Jika kesalahan-kesalahan tersebut diketahui sebelum ayat jurnal dipindahkan
ke buku besar, maka pembetulan dapat dilakukan dengan mencoret nama akun
atau jumlah yang salah dan menuliskan kembali nama akun atau jumlah yang
benar di atasnya dengan dibubuhi paraf oleh pegawai yang bertanggung jawab.
Apabila kesalahan terjadi pada saat posting atau pemindahbukuan, maka
pembetulan dapat dilakukan dengan mencoret nama akun atau jumlah yang salah,
baru kemudian di posting kembali dengan benar.
Kesalahan mungkin juga terjadi pada saat menjurnal transaksi dan terus
berlanjut ke buku besar. Maka pembetulannya harus dengan membuat ayat jurnal
koreksi, baru kemudian di posting ke akun buku besar yang bersangkutan.
Contohnya anggaplah pada tanggal 25 November 2018 dibeli secara tunai
peralatan sebesar Rp500.000,00, dijurnal dan diposting dengan mendebit
Perlengkapan Rp500.000,00 dan mengkredit Kas Rp500.000,00. Kondisi buku
besar sebelum pembetulan kesalahan adalah sebagai berikut.
D Perlengkapan K D Kas K
500.000 500.000

Kondisi akun buku besar yang seharusnya:


D Peralatan K D Kas K
500.000 500.000

Jurnal koreksi yang dibuat adalah sebagai berikut.


Peralatan 500.000 -
Perlengkapan - 500.000

Selanjutnya ayat jurnal ini diposting kembali ke akun buku besar, sehingga akun-
akun buku besar menunjukkan angka saldo yang sesungguhnya.
Ada beberapa tindak pencegahan yang perlu dilakukan agar tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang telah disebutkan di atas antara lain:
1) Menganalisis elemen-elemen yang akan dipengaruhi oleh sesuatu transaksi,
apakah itu aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan, dan biaya.
2) Menganalisis pengaruh suatu transaksi kepada elemen yang bersangkutan,
apakah transaksi tersebut akan menambah atau mengurangi elemen tersebut.
3) Menganalisis pendebitan dan pengkreditan yang semestinya dilakukan,
apakah sesuatu tambahan pada elemen tertentu harus dicatat pada sisi debit
ataukah pada sisi kredit.
4) Menguji kebenaran posting yang dilakukan, dengan membandingkan angka-
angka pada jurnal dengan yang tercantum pada akun. Di sinilah letak
pentingnya pemberian referensi yang baik, sehingga memudahkan
pemeriksaan ulang terhadap posting.
5) Menguji ulang kesamaan antara keseluruhan jumlah debit dengan keseluruhan
jumlah kredit dalam jurnal.
6) Menyusun daftar akun pada Neraca Saldo secara urut sesuai dengan nomor
tiap-tiap akun.
7) Memeriksa posisi angka khususnya tanda titik yang memisahkan posisi
ribuan, jutaan, milyaran dan seterusnya serta tanda koma yang menunjukkan
pecahan desimal, sehingga tidak terjadi salah meletakkan tanda tersebut.
D. Jurnal Penyesuaian
1. Pengertian Jurnal Penyesuaian
Laporan keuangan harus disusun berdasarkan data dan keadaan yang
sebenarnya. Untuk itu harus dilakukan penyesuaian terhadap akun tertentu.
Ayat jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) yang dibuat untuk akun-
akun tertentu, pada hakikatnya adalah untuk mengoreksi akun-akun tersebut
sehingga mencerminkan keadaan aset, liabilitas, ekuitas, beban dan pendapatan
yang sebenarnya
2. Fungsi Jurnal Penyesuaian
Fungsi jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan saldo catatan akun buku besar pada akhir periode sehingga sesuai
dengan saldo yang sesungguhnya.
b. Menghitung pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan.
3. Tujuan Jurnal Penyesuaian
Tujuan penyusunan jurnal penyesuaian adalah:
a. Agar setiap akun rill, khususnya akun-akun aset, liabilitas, dan ekuitas pada
akhir periode menunjukkan keadaan yang sebenarnya.
b. Agar setiap akun nominal, yaitu pendapatan dan beban pada akhir periode
menunjukkan besarnya pendapatan dan beban yang harus diakui.
4. Akun-akun yang Perlu Disesuaikan
Akun-akun yang perlu disesuaikan pada akhir periode akuntansi antara lain:
a. Beban Dibayar Di Muka (Prepaid Expenses)
Beban dibayar di muka adalah unsur-unsur dari aset yang diharapkan menjadi
beban-beban karena dipakai atau dengan berlalunya waktunya sepanjang
operasi perusahaan. Contohnya adalah asuransi dibayar di muka (prepaid
insurance), dan sewa dibayar di muka (prepaid rent). Asuransi dan sewa
dibayar di muka menjadi beban setelah berlalunya waktu.
Misal pada tanggal 1 April 2018 dibayar beban asuransi untuk periode 1 tahun
sebesar Rp1.200.000,00.
1) Jika pada saat pembayaran dicatat dengan pendekatan laporan posisi
keuangan (dicatat sebagai aset), maka ayat jurnalnya adalah:

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


April 1 Asuransi Dibayar Di Muka 1.200.000
2018 Kas 1.200.000

Pada akhir Desember asuransi tersebut belum habis 100% karena baru
berjalan 9 bulan (April – Desember) dan masih ada 3 bulan yang belum
lewat waktunya. Asuransi yang telah berjalan atau telah lewat waktu akan
9
menjadi beban, dengan perhitungan nilai sebagai berikut: x 1.200.000
= 12

900.000.
Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2018 untuk mencatat beban asuransi
adalah sebagai berikut:

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Beban Asuransi 900.000
2018 Asuransi Dibayar Di Muka 900.000

2) Jika pada saat pembayaran dicatat dengan pendekatan laporan laba rugi
(dicacat sebagai beban), maka ayat jurnalnya adalah:
Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
April 1 Beban Asuransi 1.200.000
2018 Kas 1.200.000

Asuransi yang belum lewat waktunya akan menjadi aset atau Asuransi
3
Dibayar Di Muka, dengan perhitungan nilai sebagai berikut: 12 x 1.200.000
= 300.000.
Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2018 untuk mencatat Asuransi
Dibayar Di Muka adalah sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Asuransi Dibayar Di Muka 300.000
2018 Beban Asuransi 300.000

Pedoman untuk membuat jurnal penyesuaian untuk kedua metode


pencatatan di atas adalah:
a) Tentukan dicatat dengan pendekatan apa?
Pedoman ada pada neraca saldo: jika di neraca saldo akun yang
digunakan untuk mencatat asuransi adalah Asuransi Dibayar Di Muka
itu berarti asuransi dicatat menggunakan pendekatan laporan posisi
keuangan (dicacat sebagai aset) dan jika akun yang digunakan adalah
Beban Asuransi maka asuransi dicatat dengan pendekatan laporan laba
rugi (dicatat sebagai beban).
b) Menentukan ayat jurnal penyesuaiannya
Pedomannya, akun yang terdapat pada neraca saldo diletakkan pada
posisi kebalikan/berlawanan. Misal di neraca saldo terdapat akun Sewa
Dibayar Di Muka di sebelah debit, maka ayat jurnal penyesuaian Sewa
Dibayar Di Muka harus diletakkan di sebelah kredit dan debitnya
adalah Beban Sewa. Sebaliknya jika di neraca saldo terdapat akun
Beban Sewa di sebelah debit, maka akun Beban Sewa pada ayat jurnal
penyesuaian harus diletakkan di sebelah kredit dan debitnya akun
Sewa Dibayar Di Muka.
c) Menentukan nilainya
Jika dicatat dengan pendekatan laporan posisi keuangan, maka nilai
yang dipakai dalam jurnal penyesuaian adalah yang telah lewat
waktunya/yang sudah jatuh tempo dan jika dicatat dengan pendekatan
laporan laba rugi, maka nilai yang dicatat adalah yang belum lewat
waktu/yang belum jatuh tempo.
b. Pendapatan Diterima Di Muka (Differed Revenues or Unerned Revenues)
Pendapatan diterima di muka adalah unsur-unsur liabilitas yang diharapkan
menjadi pendapatan dengan berlalunya waktu sepanjang operasi perusahaan.
Dalam hal ini, perusahaan telah menerima pembayaran dari pelanggan di muka
tetapi barang atau jasa belum diserahkan. Contohnya Pendapatan Jasa
Diterima
Di Muka (unerned service revenues), dan Sewa Diterima Di Muka (unerned
rent). Misalkan pada tanggal 1 Oktober 2018 diterima pendapatan sewa ruko
untuk 1 tahun sebesar Rp5.000.000,00.
1) Jika pada saat penerimaan dicatat dengan pendekatan laporan posisi
keuangan (dicatat sebagai liabilitas), maka akun yang digunakan untuk
mencatat transaksi tersebut adalah Sewa Diterima Di Muka. Jurnal yang
dibuat sebagai berikut.
Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
Okt 1 Kas 5.000.000
2018 Sewa Diterima Di Muka 5.000.000

Untuk menentukan jurnal penyesuaian sewa diterima di muka dapat


digunakan langkah-langkah pada penyesuaian beban dibayar di muka di
atas. Sampai dengan 31 Desember 2018, pendapatan yang sudah menjadi
hak perusahaan ialah selama 3 bulan (Oktober – Desember), sedangkan
yang 9 bulan merupakan pendapatan untuk tahun berikutnya.

18
3
Pendapatan sewa periode ini nilainya sebesar: X 5.000.000 =
12

Rp1.250.000.
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2018 untuk mencatat pendapatan
sewa sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Sewa Diterima Di Muka 1.250.000
2018 Pendapatan Sewa 1.250.000

2) Jika pada saat penerimaan sewa dicatat dengan pendekatan laporan laba
rugi (dicatat sebagai pendapatan), maka akun yang digunakan untuk

19
mencatat transaksi tersebut ialah akun Pendapatan Sewa, jurnalnya sebagai
berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Okt 1 Kas 5.000.000
2018 Pendapatan sewa 5.000.000

Walaupun menggunakan istilah pendapatan, namun sebenarnya sifat akun


tersebut ialah utang (kewajiban), karena pada saat penerimaan kas
perusahaan belum memberikan jasanya kepada langganan. Sampai dengan
31 Desember 2018, nilai yang merupakan pendapatan sesungguhnya bagi
perusahaan adalah 3 bulan (Oktober – Desember), sedangkan nilai yang
belum terpakai atau pendapatan untuk periode berikutnya adalah 9 bulan
dapat dikatakan sebagai sewa diterima di muka.
9
Nilai sewa diterima di muka adalah sebesar: x 5.000.000 = 3.750.000
12

Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Pendapatan sewa 3.750.000
2018 Sewa Diterima Di Muka 3.750.000

c. Beban yang Masih Harus Dibayar (Accrued Expenses)


Beban yang masih harus dibayar adalah beban-beban yang telah terjadi karena
jasa yang telah diterima perusahaan, tetapi belum dicatat dalam jurnal dan
belum dibayarkan. Misalnya gaji atau upah yang belum dibayarkan kepada
karyawan dan belum dicatat pada akhir periode akuntansi.
Contoh: gaji karyawan bulan Desember 2018, baru akan dibayarkan tanggal 3
Januari 2018, sebesar Rp2.000.000,00.
Gaji karyawan bulan Desember 2018, seharusnya menjadi beban untuk
periode
2018, namun karena baru akan dibayarkan pada bulan Januari 2019, maka
beban tersebut menjadi utang perusahaan untuk periode 2018.
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Beban Gaji 2.000.000
2018 Utang Gaji 2.000.000
d. Pendapatan yang Masih Harus Diterima (Accrued Revenues)
Pendapatan yang masih harus diterima adalah pendapatan yang sudah menjadi
hak perusahaan tetapi belum diterima uangnya, sehingga merupakan piutang
bagi perusahaan. Contohnya pendapatan bunga deposito, dan bunga obligasi di
perusahaan lain.
Misal perusahaan memiliki obligasi PT. Mentari dengan nominal
Rp10.000.000,00. Bunga diterima di belakang tiap tanggal 1 Juli dan 1 Januari,
sebesar 12% per tahun.
Pada tanggal 31 Desember 2018, terdapat bunga yang sudah berjalan 6 bulan
(1 Juli sampai dengan 31 Desember 2018). Sesungguhnya bunga 6 bulan ini
telah menjadi hak perusahaan (pendapatan bunga) namun belum diterima
pembayarannya (piutang bunga), karena belum sampai tanggal jatuh tempo
pembayaran yaitu 1 Januari 2019.
6
Nilai pendapatan bunga adalah sebesar: x 12% x 10.000.000,00 =
600.000.
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Piutang Bunga 600.000
2018 Pendapatan Bunga 600.000

e. Beban Penyusutan (Depreciation Expenses)


Beban penyusutan adalah alokasi beban dari aset tetap (fixed assets)
berdasarkan berlalunya waktu. Aset tetap akan habis manfaatnya dan
dialokasikan bebannya menjadi beban penyusutan melalui beberapa periode
akuntansi. Aset tetap dalam hal ini adalah aset tetap berwujud seperti tanah,
gedung, kendaraan, mesin, dan peralatan yang digunakan dalam operasi
perusahaan. Khusus untuk tanah di mana masa manfaatnya tidak terbatas,
maka
ia tidak disusutkan.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi besarnya penyusutan aktiva
tetap,
antara lain nilai perolehan aktiva tetap (cost), nilai residu (salvage value),
umur
ekonomis (useful life), metode penyusutan (depreciation method).
Metode penyusutan aset tetap yang diperkenankan menurut prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum (Hery, 2013: 63), yaitu metode garis lurus

20
(straight line method), metode saldo menurun ganda (double declining
balance
method), metode jumlah angka tahun (sum of the years’ digits method), metode
unit produksi/metode output produktif (units of production method /
productive-output method), dan metode jam oprasional/metode jam jasa
(operating hours method / service hours method).
Metode yang paling sederhana dan secara umum banyak digunakan untuk
menghitung penyusutan adalah metode garis lurus. Rumus yang digunakan
untuk menghitung penyusutan per tahun dengan metode garis lurus adalah:

Penyusutan per Tahun = Nilai Perolehan – Nilai Residu


Umur Ekonomis

Nilai penyusutan aset tetap dicacat dengan mendebit akun beban penyusutan
dan di kredit pada akun akumulasi penyusutan bukan pada akun aset. Hal ini
dikarenakan dalam laporan posisi keuangan harus disajikan informasi
mengenai harga perolehan dari aset tetap dan jumlah penyusutan yang
diakumulasikan semenjak pembeliannya. Akun akumulasi penyusutan
dilaporkan dalam laporan posisi keuangan sebagai akun pengurang dari akun
aset tetap yang bersangkutan atau disebut juga akun kontra/lawan (contra
account) dari aset.
Sebagai contoh, pada tanggal 1 September 2018 dibeli kendaraan seharga
Rp120.000.000,00 yang memiliki umur ekonomis 10 tahun dan tidak ada nilai
residu (nilai sisa) pada akhir umur ekonomisnya.
o Umur ekonomis adalah taksiran mengenai lamanya suatu aset dapat
memberikan manfaat atau kegunaan bagi perusahaan. Dalam contoh ini
kendaraan ditaksir dapat digunakan dalam operasi perusahaan selama 10
tahun.
o Nilai residu adalah taksiran nilai aset yang masih ada setelah habis umur
ekonomisnya. Dalam contoh ini ditaksir setelah 10 tahun kendaraan tidak
memiliki nilai lagi atau 0.
Karena penggunaan kendaraan belum genap setahun, dalam hal ini baru
dipergunakan 4 bulan (September – Desember), maka nilai penyusutan untuk
kendaraan tersebut dihitung sebagai berikut.
4
Nilai penyusutan tahun 2018 = 12
x 120.000.000/10 = 4.000.000
21
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Beban Penyusutan Kendaraan 4.000.000
2018 Akm. Peny. Kendaraan 4.000.000

f. Pemakaian Perlengkapan (Supplies Expenses)


Perlengkapan diperlakukan dalam cara yang sama dengan beban dibayar
dimuka lainnya. Biasanya perusahaan membeli perlengkapan secara sekaligus
atau berangsur-angsur. Namun seringkali perlengkapan tersebut tidak habis
dipakai dalam satu periode akuntansi. Untuk itu perlu disesuaikan antara
perlengkapan yang benar-benar masih ada dan yang benar-benar habis
terpakai.
Misal dibeli secara tunai perlengkapan pada tanggal 1 Juli 2018 sebesar
Rp1.000.000,00.
1) Jika pada saat pembelian dicatat dengan pendekatan laporan posisi
keuangan (dicacat sebagai aset), maka jurnal untuk mencatat pembelian
tersebut sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Juli 1 Perlengkapan 1.000.000
2018 K a s 1.000.000

Data pada akhir periode menunjukkan perlengkapan masih ada


Rp400.000,00. Untuk penyusunan jurnal penyesuaian diatas langkah-
langkah yang harus dilakukan sama dengan langkah-langkah pada
penyesuaian beban dibayar di muka, jika dicatat sebagai aset maka nilai
perlengkapan yang sudah habis terpakai disebut sebagai beban
perlengkapan.
Nilai beban perlengkapan adalah sebesar: Rp1.000.000,00 – Rp400.000,00
= Rp600.000,00.
Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2018 dapat dicatat sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Beban Perlengkapan 600.000
2018 Perlengkapan 600.000

22
2) Jika pada saat pembelian dicatat dengan pendekatan laporan laba rugi
(dicatat sebagai beban), jurnal untuk mencatat pembelian tersebut sebagai
berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Juli 1 Beban Perlengkapan 1.000.000
2018 K a s 1.000.000

Pada akhir periode, diketahui masih ada sisa perlengkapan sebesar


Rp400.000,00. Hal ini berarti perlengkapan tidak seluruhnya habis
terpakai. Sisa sebesar Rp400.000,00 merupakan aset yang harus dicatat
dalam jurnal
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Perlengkapan 400.000
2018 Beban perlengkapan 400.000

Pedoman penyusunan jurnal penyesuaian diatas sama dengan langkah-


langkah atau pedoman penyesuaian terhadap beban dibayar dimuka.
g. Beban Piutang Tak Tertagih (Uncollectible Accounts Expense/Bad-debt
Expense)
Perusahaan biasanya juga menanggung beban operasional atas adanya piutang
tak tertagih. Hal ini bisa timbul karena kegagalan perusahaan memperoleh
pembayaran dari para pelanggan, misalnya pelanggan sudah meninggal dunia
dan tidak ada ahli waris untuk melanjutkan pembayaran, pelanggan telah
pindah alamat, atau pelanggan mengalami kebangkrutan. Misalnya piutang
pelanggan sebesar Rp500.000,00 tidak dapat ditagih karena pelanggan telah
pindah alamat. Jika piutang tersebut diputuskan untuk dihapuskan dari daftar
piutang perusahaan, maka ada 2 metode untuk menghapuskan piutang tersebut,
yaitu:
1) Metode Penghapusan Langsung
Piutang yang tidak dapat ditagih dianggap sebagai kerugian dan
merupakan beban bagi perusahaan. Dengan metode penghapusan
langsung, piutang yang dihapuskan dicatat dengan mendebit akun Beban
Kerugian Piutang atau Beban Piutang Tak Tertagih.

23
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2018 untuk mencatat
penghapusan piutang sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Beban Kerugian Piutang 500.000
2018 Piutang Usaha 500.000

2) Metode Penghapusan Tidak Langsung (Metode Penyisihan/Cadangan)


Penghapusan piutang dengan metode tidak langsung atau disebut juga
metode penyisihan/cadangan dilakukan dengan menetapkan taksiran
piutang yang kemungkinan tidak dapat ditagih dengan persentase tertentu
dari saldo piutang pada periode yang bersangkutan. Misalkan dalam
neraca saldo akun piutang menunjukkan saldo sebesar Rp5.000.000,00
di sisi debit. Dari jumlah tersebut ditaksir 10% nya tidak dapat ditagih,
itu sama besarnya dengan Rp500.000,00 (10% x Rp5.000.000,00).
Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2018 untuk mencatat
taksiran kerugian piutang sebagai berikut.
Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit
Des 31 Beban Kerugian Piutang 500.000
2018 Cadangan Kerugian Piutang 500.000

Jika sudah yakin piutang tidak bisa ditagih maka akan dibuat jurnal
penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut.

Tanggal Akun dan Keterangan Ref Debit Kredit


Des 31 Cadangan Kerugian Piutang 500.000
2018 Piutang Usaha 500.000

E. Kertas Kerja
1. Pengertian Kertas Kerja
Kertas kerja atau neraca lajur (worksheet) merupakan suatu daftar berkolom
yang dirancang sedemikian rupa untuk mempermudah dan memperlancar
penyusunan laporan keuangan yang benar.
2. Fungsi Kertas Kerja
Fungsi penyusunan kertas kerja atau neraca lajur adalah sebagai berikut.
a. Sebagai alat bantu untuk mempermudah proses penyusunan laporan keuangan
yang dilakukan secara manual.

24
b. Sebagai alat bantu untuk memahami alur data akuntansi, mulai dari neraca
saldo sebelum penyesuaian hingga menghasilkan laporan keuangan.
c. Sebagai alat bantu untuk mempermudah koreksi apabila terjadi kesalahan.
Kertas kerja menjadi tidak diperlukan terutama bagi perusahaan yang sudah
memiliki sistem komputerisasi akuntansi yang baik dan memadai. Bentuk Kertas
Kerja
a. Bentuk 6 kolom:
Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode
Lap posisi
Neraca saldo Lap laba rugi
No Nama akun keuangan
D K D K D K

25
b. Bentuk 8 kolom:
Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode

c. Kertas kerja bentuk 10 kolom:


Nama Perusahaan
Kertas Kerja

Lap laba Lap posisi


Neraca saldo Penyesuaian
No Nama akun rugi keuangan
D K D K D K D K

26
Periode
Neraca
Neraca Lap laba Lap posisi
Nama Penyesuaian saldo
No saldo rugi keuangan
akun disesuaikan
D K D K D K D K D K

d. Kertas kerja bentuk 12 kolom:


Nama Perusahaan
Kertas Kerja
Periode

Neraca Lap Lap


Neraca Penyesu saldo Lap laba perubah posisi
No Nama akun
saldo aian disesuai rugi an keuanga
kan ekuitas n
D K D K D K D K D K D K

Contoh:
Perusahaan “Angkutan Bangjo“ milik Pak Heru di Pati pada tanggal 31 Desember
2018 mempunyai data Neraca Saldo sebagai berikut.

No. Nama Akun Debit Kredit


101 Kas Rp 1.500.000,00 -
102 Piutang Usaha Rp 2.000.000,00 -
103 Sewa Dibayar Di Muka Rp 3.000.000,00 -
104 Perlengkapan Rp 1.000.000,00 -
111 Peralatan Rp 33.000.000,00 -
112 Akumulasi Penyusutan Peralatan - Rp 800.000,00
113 Kendaraan Rp150.000.000,00 -
114 Akumulasi Penyusutan Kendaraan - -
201 Utang Usaha - Rp50.000.000,00
202 Wesel Bayar - Rp63.000.000,00
301 Modal Heru - Rp50.000.000,00
302 Prive Heru Rp 500.000,00 -
401 Pendapatan Jasa - Rp42.500.000,00
402 Pendapatan Komisi - Rp 400.000,00
501 Beban Gaji dan Upah Rp 15.000.000,00 -
502 Beban Asuransi Rp 600.000,00 -
503 Beban Bunga Rp 100.000,00 -
Rp206.700.000,00 Rp206.700.000,00

Data penyesuaian:
a. Perlengkapan masih ada Rp300.000,00.
b. Sewa garasi dibayar tanggal 1 April 2018 untuk satu tahun.
c. Kendaraan memiliki usia ekonomis 10 tahun dengan nilai residu Rp30.000.000,00,
dibeli pada tanggal 1 Maret 2018, dan disusutkan dengan metode garis lurus.
d. Peralatan disusutkan 10% per tahun dari harga perolehan.
e. Gaji bulan Desember yang belum dibayar Rp250.000,00.
f. Asuransi dibayar pada tanggal 1 November 2018 untuk 6 bulan.
g. Bunga yang masih harus dibayar Rp50.000,00.
Diminta:
1. Membuat ayat-ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan.
2. Menyusun kertas kerja dengan susunan neraca saldo, penyesuaian, neraca saldo
disesuaikan, laporan laba rugi, dan laporan posisi keuangan.
Akun-akun baru yang harus dibuka:
105 Asuransi Dibayar Di Muka
203 Utang Bunga
504 Beban Perlengkapan
505 Beban Sewa
506 Beban Penyusutan Kendaraan
507 Beban Penyusutan Peralatan
Penyelesaian:
1. Mencatat jurnal penyesuaian:
“Angkutan Bangjo”
Jurnal Umum
31 Desember 2018
(dalam Rp000,00)
Halaman: 1
Tanggal Akun / Keterangan Ref Debit Kredit
Des 31 Beban Perlengkapan 700 -
2018 Perlengkapan - 700
(ajp: Rp1.000.000,00 – Rp300.000,00)

31 Beban Sewa 2.250 -


Sewa Dibayar Di Muka - 2.250
(ajp: 9/12 x Rp3.000.000,00)

31 Beban Penyusutan Kendaraan 10.000 -


Akm. Penyusutan Kendaraan - 10.000
(ajp: 10/12 x (Rp150.000.000,00 –
Rp30.000.000,00)/10

31 Beban Penyusutan Peralatan 3.300 -


Akm. Penyusutan Peralatan - 3.300
(ajp: 10% x Rp33.000.000,00)

31 Beban Gaji dan Upah 250 -


Utang Gaji dan Upah - 250
(ajp: gaji yang belum dibayar)

31 Asuransi Dibayar Di Muka 400 -


Beban Asuransi - 400
(ajp: 4/6 x Rp600.000,00)

31 Beban Bunga 50 -
Utang Bunga - 50
(ajp: bunga yang masih harus dibayar)
2. Menyusun Kertas Kerja:
“Angkutan Bangjo”
Neraca Lajur
31 Desember 2018
No Neraca Saldo Penyesuaian NSD Lap. Laba Rugi Lap.Posisi Keu.
Nama akun
Akun D K D K D K D K D K
101 Kas 1.500 - - - 1.500 - - - 1.500 -
102 Piutang Usaha 2.000 - - - 2.000 - - - 2.000 -
103 Sewa Dibayar Di Muka 3.000 - - 2.250 750 - - - 750 -
104 Perlengkapan 1.000 - - 700 300 - - - 300 -
111 Peralatan 33.000 - - - 33.000 - - - 33.000 -
112 Akm peny Peralatan - 800 - 3.300 - 4.100 - - - 4.100
113 Kendaraan 150.000 - - - 150.000 - - - 150.000 -
114 Akm Peny Kendaraan - - - 10.000 - 10.000 - - - 10.000
201 Utang Usaha - 50.000 - - - 50.000 - - - 50.000
202 Wesel Bayar - 63.000 - - - 63.000 - - - 63.000
301 Modal Heru - 50.000 - - - 50.000 - - - 50.000
302 Prive Heru 500 - - - 500 - - - 500 -
401 Pendapatan Jasa - 42.500 - - - 42.500 - 42.500 - -
402 Pendapatan Komisi - 400 - - - 400 - 400 - -
501 Beban Gaji dan Upah 15.000 - 250 - 15.250 - 15.250 - - -
502 Beban Asuransi 600 - - 400 200 - 200 - - -
503 Beban Bunga 100 - 50 - 150 - 150 - - -
Jumlah 206.700 206.700
106 Asuransi Dibyr Di Muka 400 - 400 - 400 -
203 Utang Gaji dan Upah - 250 - 250 - - - 250
204 Utang Bunga - 50 - 50 - - - 50
508 Beban Perlengkapan 700 - 700 - 700 - - -
509 Beban Sewa 2.250 - 2.250 - 2.250 - - -
510 Beban Peny Kendaraan 10.000 - 10.000 - 10.000 - - -
511 Beban Peny Peralatan 3.300 - 3.300 - 3.300 - - -
Jumlah 16.950 16.950 220.300 220.300 31.850 42.900 188.250 177.400
Laba Bersih 11.050 - - 11.050
Jumlah 42.900 42.900 188.450 188.450
PERHATIAN:
1. Proses tahap pencatatan dari siklus akuntansi perusahaan jasa yang terdiri atas:
a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi.
b. Pencatatan dalam jurnal.
c. Pemindahbukuan (posting) ke buku besar.
2. Proses tahap pengikhtisaran dari siklus akuntansi perusahaan jasa yang terdiri atas:
a. Pembuatan neraca saldo (trial balance).
b. Pencatatan jurnal penyesuaian (adjustment).
c. Pembuatan neraca lajur/kertas kerja (work sheet).
33

Anda mungkin juga menyukai