Anda di halaman 1dari 6

MODUL 5

PENYAKIT TROPIS KONTAK LANGSUNG


Pergaulan menjadi petaka
Tn HA, 22 datang dibawa dibawa ayahnya ke RS Cut Meuta karena mengeluh sakit
kerongkongan sehingga sulit menelan sejak 1 bulan ini, pasien sudah pernah minum obat tapi
tidak sembuh, pasien juga mengeluh berat badanya turun sangat drastis dan sering mengalami
diare, pasien sangat cemas karena punya riwayat memakai narkoba dan seks bebas, dokter
menganjurkan pasien untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS sehingga bisa dilakukan
tatalaksana yang tepat.
Setelah selesai dengan pasien tersebut dokter juga mendapat pasien dengan riwayat suka
berganti ganti pasangan, Tn Gn, laki laki,40 tahun, datang dengan keluhan sakit pada saat
buang air kecil yang disertai nanah dan darah, dari hasil pemeriksaan didapatkan orifisium
uretrae eksternum hiperemis dan edema, ditemukan secret mukopurulen dan pembengkakan
KGB inguinal dekstra, dokter melakukan pemeriksaan sedian hapus sekret untuk
menegakkan diagnosis dan selanjutnya memberikan terapi.
Pada saat melakukan pemeriksaan, dokter dikejutkan dengan pasien di IGD yang datang
dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah digigit ular pada saat mencari kayu ke hutan.
Bagaimanakah anda menjelaskan kasus kasus diatas?
JUMP 2 & 3 : RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA
1. Bgm hubungan usia jk dengan keluhan?
Data ini dapat menjelaskan bahwa infeksi HIV ternyata lebih banyak terjadi pada umur
muda ketimbang umur tua. Hal ini disebabkan karena umur muda lebih mungkin banyak
melakukan perilaku seks tidak aman yang berisiko terhadap penularan HIV. Dapat
disimpulkan bahwa ODHA umur muda lebih berisiko berperilaku seksual tidak aman
sehingga kurang dalam melakukan tindakan pencegahan penularan HIV dibandingkan
dengan umur tua. Namun, dalam beberapa kasus umur tua dapat juga berperilaku seks
berisiko.
Penelitian ini menjelaskan bahwa distribusi penularan HIV tidak terletak pada perbedaan
jenis kelamin. Penelitian Irmanigrum, et al., (2007) menemukan bahwa frekuensi kontak
seksual berganti-ganti pasangan di Papua menunjukkan perbedaan yang signifikan antara
laki-laki dan perempuan, yaitu proporsi terbesar dimana pada laki-laki sebesar 28%,
sementara proporsi terkecil yaitu pada perempuan sebesar 12%. Tinggi-nya prevalensi
kasus HIV/AIDS pada laki-laki lebih dikarenakan oleh perilaku seksual berisiko yang
lebih rentan dilakukan laki-laki dibandingkan perempuan
2. Mengapa pasien mengeluh skit kerongkongan,sulit menelan sejak satu buln terakhir,bb
turun drastis,sering mengalami diare?
Karena pada awal infeksi, virus HIV tidak segera menyebabkan kematian dari sel yang
diinfeksinya, tetapi terlebih dahulu mengalami replikasi sehingga ada kesempatan untuk
berkembang dalam tubuh penderita tersebut dan lambat laun akan merusak limfosit T4
sampai pada jumlah tertentu. Masa ini disebut dengan masa inkubasi. Masa inkubasi adalah
waktu yang diperlukan sejak seseorang terpapar virus HIV sampai menunjukkan gejala
AIDS. Pada masa inkubasi, virus HIV tidak dapat terdeteksi dengan pemeriksaan
laboratorium kurang lebih 3 bulan sejak 15 tertular virus HIV yang dikenal dengan masa
“window period”. Setelah beberapa bulan sampai beberapa tahun akan terlihat gejala klinis
pada penderita sebagai dampak dari infeksi HIV tersebut. Pada sebagian penderita
memperlihatkan gejala tidak khas pada infeksi HIV akut, 3-6 minggu setelah terinfeksi.
Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar getah bening,
ruam, diare, atau batuk.
Saat tubuh mengalami gejala HIV, terkadang sering ditandai dengan kondisi sakit
tenggorokan. Sakit tenggorokan sering disertai dengan sakit saat menelan juga. Gejala HIV
merupakan dampak dari HIV yang melemahkan sistem kekebalan. Alhasil, virus mudah
masuk lewat mulut dan membuat peradangan di tenggorokan.

3.knpa pasien tidak sembuh setelah meminum obat dan obat jenis apa kira2 yang ia minum?
4. Mengapa pasien merasa cemas dngan riwayat narkoba dan seks bebas nya? Apa kah ada
hubungan dengan keluhan nya?
Terdapat, karena seks bebas merupakan salah faktor resiko terbesar yang dapat menyebabkan
penyakit HIV/AIDS. Perilaku berisiko tinggi antara lain :
 Hubungan seksual dengan pasangan berisiko tinggi tanpa menggunakan kondom
 Pengguna narkotika intravena, terutama bila pemakaian jarum secara bersama tanpa
sterilisasi yang memadai.
 Hubungan seksual yang tidak aman : multi partner, pasangan seks individu yang diketahui
terinfeksi HIV, kontaks seks per anal.
2. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.
5.mgpa doktr menganjur kan pemeriksaan hiv / aids dan pemeriksaan apa kira2 di lakukan?
Dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS karena pada gejala klinis
yang dirasakan oleh tn. HA Tersebut mengarah pada infeksi HIV dan ditambah dengan
adanya riwayat seks bebas yang dilakukan oleh tn. HA tersebut. Kemudian pemeriksaan lain
yang dilakukan selain tes HIV/AIDS adalah :
Beberapa tes HIV adalah Full Blood Count (FBC), pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan
fungsi ginjal : Ureum dan Creatinin, analisa urin, pemeriksaan feses lengkap. Pemeriksaan
Penunjang adalah tes antibodi terhadap HIV, Viral load, CD4/CD8.
6.tata laksana apa yng di kemungkinan di berikan dokter? Dan bagaimana pencegahan dan
penanggulangannya?

Tata laksana yang diberikan :


- Terapi antiretroviral (ARV)
Direkomendasikan untuk semua pasien HIV-positif
• Untuk mencegah perkembangan penyakit
• Untuk mencegah penularan infeksi
Kekuatan rekomendasi berdasarkan
• Jumlah CD4
• Risiko penularan

7.hubungn usia,jk dan riwayat ganti ganti pasangan dngan riwayat keluhan?
8.mngpa tn g mengalami sakit BAK di sertai darah dan nanah
9.apa interpretasi pemeriksaan fisik tersebut dan interpretasi sediaan hapus sekret kira2
seperti apa?
10.apa Dd dan DX serta terapi yang kemungkinan di berikan dokter
Diagnosa : Infeksi Gonore(?)
Diagnosa banding : Trichomoniasis, Herpes simpleks
dll
Rekomendasi WHO,untuk terapi infeksi GO genital dan anogenital
1. Terapi ganda
„ Seftriakson 250 mg injeksi intramuskuler dosis tunggal dan azitromisin 1 gr per oral dosis
tunggal
„ Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal dan azitromisin 1 gr per oral dosis tunggal
2. Terapi tunggal
„ Seftriakson 250 mg injeksi intramuskuler dosis tunggal
„ Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal
„ Spectinomycin 2 g injeksi intramuskuler dosis tunggal
Upaya mencegah penularan dan penyebaran PMS, termasuk Gonorrhea, yang disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Pencegahan yang efektif adalah dengan perilaku seks
yang aman, yaitu setia dengan satu pasangan yang sah, tidak berganti-ganti pasangan seksual,
memakai kondom bila melakukan hubungan seksual dengan orang / pasangan yang beresiko
tinggi, misalnya PSK wanita. Pengentasan PSK wanita dari lokalisasi juga harus dilakukan
agar salah satu sumber rantai penularan dapat diputus. Perlu juga dilakukan konseling
pranikah, screening awal terhadap calon pengantin terhadap keberadaan PMS termasuk
gonorrhe.
Non farmakologi:
 Semua pasien dengan infeksi gonore seharusnya melibatkan pasangan seksualnya dalam
evaluasi dan pengobatan.
 Penggunaan kondom untuk proteksi.
 Pasien hendaknya diberikan edukasi mengenai resiko komplikasi dari infeksi gonore.
 Pasien seharusnya menghindari kontak seksual sampai pengobatan selesai dan juga sampai
pasangan seksualnya selesai dievaluasi dan diobati.
11.mengapa pasien tersebut tidak sadar kan diri setelah di gigit ular
12.pertolongan apa yng mungkin di berikan dokter
13.apa tata laksana lanjutan yng akan di lakukan dokter serta komplikasi dan prognosis
pasien tersebut?

Anda mungkin juga menyukai