Disusun oleh:
Andri Nur Azizah 230210120006
Fauziyyah Rahmawati 230210120038
Isnan Fazri Pangestu 230210120044
Kelompok 10
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JATINANGOR
2013
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... v
I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2.Tujuan Praktikum ........................................................................ 2
1.3.Prinsip Praktikum ........................................................................ 2
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Termoregulasi.............................................................................. 3
2.2.Tinjauan Umum Sampel ............................................................. 4
2.3.Alat Pernapasan ........................................................................... 6
2.4.DO meter..................................................................................... 9
2.5.Suhu ............................................................................................ 10
III.METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktikum.................................. 12
3.2.Alat dan Bahan ............................................................................ 12
3.3.Prosedur Praktikum ..................................................................... 13
iii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1. Alat yang Digunakan ....................................................................... 12
2. Bahan yang Digunakan .................................................................... 13
3. Hasil ............................................................................................... 14
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Ikan Mas .......................................................................................... 5
2. Sistem Sirkulasi Pernafasan Ikan Mas .............................................. 7
3. Struktur Insang Ikan……. ................................................................ 7
4. Mekanisme Pernapasan Pada Ikan Bertulang Sejati .......................... 8
5. DO meter ......................................................................................... 10
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 ManfaatPraktikum
Manfaat dari praktikum ini kita dapat menghitung jumlah kadar oksigen
yang dikonsumsi ikan mas dalam selang waktu tertentu, dengan alat bantu DO
meter sebagai pengukur kandungan oksigen terlarutnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Termoregulasi
Termoregulasi merupakan proses yang terjadi dalam tubuh hewan untuk
mengatur suhu tubuhnya supaya tetap konstan, supaya suhu tubuhnya tidak
mengalami perubahan yang drastis. Mekanisme termoregulasi yaitu mengatur
keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Keseimbangan
suhu tubuh hewan dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar, hewan dapat
bertahan hidup diantara -2oCsampai 50oCatau pada suhu yang lebih ekstrim.
Namun, hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari
kisaran suhu tersebut yang ideal yang dikuasai agar proses fisiologis optimal.
Suhu tubuh ideal yang palig disukai yaitu suhu ekritik berkisar antara 35 oC-40oC.
Kisaran toleransi termal yaitu kisaran suhu yang lebih luas dan dapat diterima
hewan. Suhu optimal sesuai keadaan tubuh suhu tubuh yaitu inti konstan dan suhu
permukaan berubah – ubah.
Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood
animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli
Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan
yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu
tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan.
Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan
reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari
hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum
dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Pengaruh suhu pada
lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu poikiloterm dan
homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh
bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini
juga disebut hewan berdarah dingin, dan hewan homoiterm sering disebut hewan
berdarah panas.
4
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : (Cyprinus carpio L )
Ikan Mas hidup di alam bebas pada sungai berarus tenang sampai sedang
dan area perairan air tawar lainnya seperti danau, waduk dan situ. Ikan ini
menempati perairan dengan kedalaman yang dangkal sampai sedang, dapat hidup
dan berkembang biak dengan baik di wilayah perairan dengan ketinggian 150-600
meter dpl dengan suhu kisaran 25-30° C. Ikan Mas adalah ikan air tawar yang
mampu hidup di air payau seperti tambak atau rawa-rawa di pesisir maupun
muara sungai dengan kadar garam 25-30%. Ikan Mas menyukai suatu tempat
tertentu bukan hanya karena tersedianya banyak pakan alami tetapi juga adanya
tumbuhan air yang berguna sebagai tempat memijah dan berlindung. Ikan Mas
dapat beradaptasi dengan baik sehingga mampu hidup menyebar di perairan air
tawar di seluruh pelosok Indonesia.
Seperti ikan-ikan lainnya, cara berkembang biak Ikan Mas adalah bertelur.
Masa pijahnya (breeding season) bisa terjadi sepanjang tahun. Sang Betina akan
bertelur pada perairan dangkal dekat tumbuhan air yang tembus sinar matahari,
telur-telurnya menempel pada dedaunan. Pada kondisi yang ideal dan bersuhu
hangat, telur-telur tersebut akan menetas dalam 5 hingga 8 hari.
Setiap hewan memiliki tingkah laku (behavior) yang berbeda-beda, Ikan
Mas masuk golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-aduk dasar
6
perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut,
cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisma lainnya yang ada di
perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan
air.
Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan membuka mulutnya lebar-
lebar dan kemudian menyedot makanannya seperti alat penghisap. Dalam kondisi
nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan akan dihisap
kemudian dicicipi dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara
disemburkan.
secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut
membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup.
Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah
yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan
air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air
melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan
karbondioksida terjadi pada lembaran insang.
Gambar 3. StrukturInsangIkan
(Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)
Gambar 4. MekanismePernapasanPadaIkanBertulangSejati
(Sumber :http://www.sentra-edukasi.com/2011/08/sistem-pernapasan-ikan-pisces.html)
a) Fase inspirasi ikan, gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup
insang tetap menempel pada tubuh mengakibatkan rongga mulut bertambah besar,
sebaliknya celah belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam
rongga mulut lebih kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka
sehingga terjadi aliran air ke dalam rongga mulut.
b) Fase ekspirasi ikan, setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut
menutup. Insang kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang.
Air dalam mulut mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran-
lembaran insang. Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah
melepaskan CO2 ke dalam air dan mengikat O2 dari air.
Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2 diikat
oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
9
Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan
bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.
DO: Kelarutan suatu gas pada cairan. Penurunan kadar oksigen terlarut dapat
disebabkan oleh tiga hal:
1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada
malam hari. “Semakin tercemar, kadar oksigen terlerut semakin mengecil
(Abdilanov, 2011).
Perhitungan nilai DO dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rachmadiarti,
2008):
Keterangan:
DO = Dissolved Oxigen (mg/L)
a = volume titrasi yang dipakai
N = normalitas Na2S2O3 (0,025 N)
DO dapat di ukur dengan alat bantu DO meter.
Gambar 5. DO meter
(Sumber: https://www.electronichealing.co.uk/resources/Image/do_meter.jpg)
2.4 Suhu
Suhu di perairan dapat mempengaruhi kelarutan dari oksigen. Apabila
suhu meningkat maka kelarutan oksigen berkurang. Oksigen terlarut yang
biasanya dihasilkan oleh fitoplankton dan tanaman laut, keberadaannya sangat
penting bagi organisme yang memanfaatkannya untuk kehidupan, antara lain pada
proses respirasi dimana oksigen dibutuhkan untuk pembakaran bahan organik
11
sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan CO2 dan H2O.
Oksigen sebagai bahan pernafasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi
metabolisme. Oleh sebab itu kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh
kemampuannya memperoleh oksigen yang cukup dari lingkungannya.
Ikan adalah hewan berdarah dingin (poikilothermal) yang metabolisme
tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan (Neuman et al. 1997). Engelsma et
al. (2003) menyatakan bahwa suhu juga berpengaruh terhadap parameter
hematological dan daya tahan terhadap penyakit. Pemberian suhu tinggiataupun
suhu rendah yang mendadak dapat meningkatkan jumlah sel darah putih pada ikan
mas. Proses fisiologis dalam ikan yaitu tingkat respirasi, makan, metabolisme,
pertumbuhan, perilaku, reproduksi dan tingkat detoksifikasi dan bioakumulasi
dipengaruhi oleh suhu (Fadhil et al. 2011).
Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pernafasan biota budidaya
tergantung ukuran, suhu dan tingkat aktivitasnya dengan batas minimum adalah 3
ppm. Kandungan oksigen di dalam air dianggap optimum bagi budidaya biota air
adalah 4-10 ppm, tergantung jenisnya. Laju respirasi terlihat tetap pada batas
kelarutan oksigen antara 3-4 ppm pada suhu 20-30 oC (Ghufran & Kordi 2007).
Ernest (2000) ikan mas dapat bertahan hidup pada konsentrasi DO minimum
sebesar 2 mg/L. Doudoroff dan Shumway (1970) menyatakan bahwa kebutuhan
minimum oksigen untuk ikan mas (C. carpio) adalah 0,2-2,8 mg/L. Boyd
(1990)menjelaskan juga bahwa kandungan DO kurang dari 1 mg/L dapat
menyebabkan lethal atau menyebabkan kematian dalam beberapa jam.
12
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1 Ikan mas
2 Reagen
13
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil praktikum Konsumsi Oksigen Ikan Mas disajikan dalam Tabel 3
Tabel 3 Hasil Pengamatan
Bobotikan DO awal DO akhir Konsumsi Kebutuhan O2
Kelompok
(g) (g/l) (g/l) O2 (g/l) ikan (O2/g/l)
1 90 6.9 3.6 3.3 0.0733
2 103 6.9 2.2 4.7 0.0913
3 77 6.9 4.7 2.2 0.0571
4 89 6.9 4.3 2.6 0.0584
5 99 6.9 1 5.9 0.1192
6 86 6.9 2.3 4.6 0.1070
7 65 6.9 1.5 5.4 0.1662
8 78 6.9 1.3 5.6 0.1436
9 90.88 5.4 1.4 4 0.0880
10 72.54 5.4 3.2 2.2 0.0607
11 82.01 5.4 1.3 4.1 0.1000
12 92.7 5.4 1.5 3.9 0.0841
13 70.63 5.4 1.6 3.8 0.1076
14 83.09 5.4 1.3 4.1 0.0987
15 94.16 5.4 1.5 3.9 0.0828
16 85.63 3.4 1.4 2 0.0467
17 95.14 3.4 0.8 2.6 0.0547
18 93.7 3.4 1.5 1.9 0.0406
19 70 3.4 1.8 1.6 0.0457
20 49.9 3.4 2.3 1.1 0.0441
21 76.96 3.4 0.5 2.9 0.0754
15
4.2. Pembahasan
Dari kegiatan praktikum mengenai Konsumsi Oksigen Ikan Mas yang
telah dilakukan pada hari Kamis 10 Oktober 2013 diperoleh sejumlah data seperti
yang dicantumkan pada Tabel 3 hasil pengamatan di atas.
Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitung konsumsi oksigen pada
ikan mas dengan menggunakan metode alat pengukur DO meter atau titrasi.
Namun, pada praktikum kali ini dijelaskan mengenai konsumsi oksigen dengan
menggunakan alat ukur DO meter.Perlakuan yang dilakukan pada praktikum kali
ini, yaitu dengan menghitung DO awal yang dilakukan tanpa memasukkan
organisme pada wadah tersebut. Selanjutnya, melakukan penimbangan berat pada
ikan mas. Ikan mas tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah dan ditutup rapat
dengan plastic warp dan karet. Ditunggu hingga, 30 menit dan akhirnya diukur
DO akhir sehingga dapat diperoleh konsumsi oksigen pada ikan mas dengan cara
melakukan penghitungan pengurangan pada DO awal dan DO akhir yang telah
dicatat oleh praktikan. Kemudian, data tersebut di masukkan dalam tabel
pengamatan.
Pada praktikum ini oksigen sangat diperhatikan dalam konsumsinya pada
ikan mas.Berdasarkan tabel pengamatan, kelompok praktikan, yaitu kelompok 10
diperoleh data berat bobot ikan sebesar 72,54 g. Dengan DO awal sebesar 5,4 g/l
DO akhir 3.2 g/l konsumsi oksigen sebesar 2.2 g/l serta kebutuhan oksigen
sebesar 0.0607O2/g/l. Bila dibandingkan dengan kelompok lain, tentunya
perbedaan terdapat pada bobot ikan sehingga mempengaruhi perbedaan pada DO
awal, DO akhir, konsumsi oksigen, serta kebutuhan oksigen. Namun, perbedaan
tersebut tidak terlalu signifikan bila dilihat dari bobot ikan lain yang tak jauh
berbeda dengan kelompok praktikan.
Pada praktikum ini kita dapat mengetahui konsumsi oksigen yang
dibutuhkan oleh ikan. Pada dasarnya praktikum ini untuk mengetahui laju
pernafasana atu respirasi ikan, kita ketahui bahwa pernafasan adalah suatu proses
pengikatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui
permukaan alat pernafasan, atau pengangkutan oksigen dari lingkungan eksternal
16
ikan yang berada pada temperatur tinggi laju metabolismenya tinggi sehingga
konsumsi oksigennya lebih banyak.
Perbandingan antara jumlah konsumsi oksigen pada ikan besar dan ikan
kecil dimana jumlah konsumsi ikan ikan kecil lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah konsumsi oksigen ikan besar. Ini dikarenakan ikan kecil lebih banyak
membutuhkan oksigen lebih banyak untuk digunakan dalam pembentukan sel-sel
yang ada dalam tubuhnya dan juga untuk pertumbuhan, sedangkan ikan besar
hanya membutuhkan oksigen untuk mempertahankan hidup. Tetapi dari hasil
praktikum jumlah konsumsi ikan besar lebih banyak dari pada jumlah oksigen
yang digunakan oleh ikan kecil. Ini dikarenakan karena perbandingan bentuk
tubuh antara ikan besar dan ikan kecil tidak terlalu berbeda. Kebutuhan oksigen
untuk tiap jenis biota air berbeda-beda, tergantung dari jenisnya dan kemampuan
untuk beradaptasi dengan naik turunnya kandungan oksigen.Menurut Djawad dkk
(2003), bahwa semakin besar suatu organisme maka mengkonsumsi oksigen
semakin besar pula karena semua anggota tubuhnya bergerak memerlukan energi
yang berasal dari oksigen dan makanan (terjadi metabolisme dalam tubuh).
Ikan merupakan hewan poikiloterm, suhu tubuhnya akan menyesuaikan
diri dengan suhu lingkungannya. Suhu media air akan mempengaruhi
kandungan oksigen terlarut yang akan berakibat terhadap proses respirasi ikan
(Debora, 2011).
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pada praktikum “Konsumsi Oksigen Pada Ikan Mas” dapat disimpulkan
bahwa, setiap organism membutuhkan proses respirasi. Pada praktikum ini
konsumsi oksigen pada ikan mas di pengaruhi beberapa factor yaitu dari bobot
ikan, umur ikan, ukuran ikan, gerakan aktifitas ikan serta tingkat stress ikan.
Faktor-faktor tersebut dikarenakan bila umur suatu organism terlalu tua,
maka laju metabolismenya juga semakin rendah. Umur ikan juga mempengaruhi
ikan, dan ukuran ikan yang berbeda membutuhkan O2 yang berbeda. Semakin
besar ukuran ikan, jumlah konsumsi O2/mg berat badan makin rendah. Ikan yang
aktif membutuhkan O2 lebih banyak dibandingkan ikan yang pasif.
5.2. Saran
Pada praktikum kali ini diharapkan para praktikan, sangat memahami cara
mengambil oksigen terlarut di perairan dengan menggunakan reagen, serta dapat
mengetahui cara pakai alat DO meter, dan lebih teliti dalam melaksanakan
praktikum
DAFTAR PUSTAKA
19
20
LAMPIRAN