Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN INTERNET CERDAS SEBAGAI UPAYA

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA HATE SPEECH PADA REMAJA


(DIDASARKAN SURAT EDARAN KAPOLRI NO. SE/6/X/2015 TENTANG
PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN)

Oleh : Benny Sumardiana, S.H., M.H.,


(Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang)

ABSTRAK
Penyampaian hate speech atau ujaran kebencian dalam pengabdian ini secara khusus
berfokus pada media sosial yang saat ini secara luas digunakan oleh masyarakat.
Diketahui bahwa saat ini penggunaan media sosial tidak memiliki ruang batas,
pengguna dapat secara bebas memanfaatkan apa yang ada didalamnya. Segala fungsi
tersedia di ruang yang dikenal dengan istilah dunia maya ini. Bisa digunakan untuk
bisnis online, entertaint, informasi, komunikasi di dunia maya yang dapat
menghubungkan seluruh pengguna internet di dunia sehingga jarak tidak lagi terasa.
Pada pengguna media internet di Indonesia sendiri hate speech atau ujaran kebencian
biasanya dilakukan pada aplikasi media sosial yang familiar di masyarakat seperti
Facebook, twitter, instagram, dsb. Serta ada juga media dengan konten video seperti
youtube. Ujaran kebencian yang menyebar didunia maya semakin mengkhawatirkan,
tidak terbatasnya ruang bagi pengguna internet membuat perbuatan tersebut bisa
menyasar siapapun menjadi korban maupun pelakunya.
Tujuan pengabdian ini adalah membekali pemahaman terhadap masyarakat pengguna
internet terutama anak remaja mengenai dampak buruk dan hukuman yang
mengancam dari perbuatan ujaran kebencian atau hate speech di media sosial.
Masyarakat pengguna internet saat ini berpikir bahwa media sosial masih berfungsi
pada area-area yang bersifat kesenangan dan cenderung lebih personal sedangkan
fungsi lain yang produktif tidak banyak dimanfaatkan.
Pengabdian ini menggunakan sosialisasi, games, dan training motivasi sebagai
suatu strategi yang efektif untuk menanamkan kesadaran pada khalayak sasaran akan
bahaya dampak dari tindak pidana ujaran kebencian atau hate speech serta kejahatan
mayantara lainnya oleh pengguna media sosial, sehingga pada akhir pengabdian dapat
dicapai khalayak sasaran yang dapat menggunakan media internet dengan lebih
cerdas, produktif, bermanfaat baik bagi masyarakat dan dapat dipertanggung-
jawabkan.

Kata kunci : Remaja, hate speech, media sosial, hukum pidana


LATAR BELAKANG menyatakan pengguna internet di

Penggunaan media sosial tidak Indonesia hingga saat ini telah mencapai

memiliki ruang batas, pengguna dapat 82 juta orang, sehingga menempatkan

secara bebas memanfaatkan apa yang Indonesia di peringkat delapan dunia.

ada didalamnya. Segala fungsi tersedia Sementara, 80 persen diantara pengguna

di ruang yang dikenal dengan istilah tersebut merupakan remaja berusia 15-19

dunia maya ini. Bisa digunakan untuk tahun. Jumlah ini tentunya menjadi

bisnis online, entertaint, informasi, sasaran yang menarik bagi perusahaan

komunikasi di dunia maya yang dapat aplikasi untuk mengembangkan sayap

menghubungkan seluruh pengguna bisnis di Indonesia, dampaknya semakin

internet di dunia sehingga jarak tidak mudahlah masyarakat mengakses

lagi terasa. Dalam jaringan dunia beragam aplikasi-aplikasi tersebut.

internet kini telah banyak menjamur Dari segala fasilitas yang terdapat dalam

aplikasi yang mendukung pengguna media internet tidak serta merta

untuk memudahkan mendapat segala memberikan dampak positif bagi

yang diinginkan melalui internet. masyarakat. Ada pengguna internet yang

Indonesia sebagai Negara dengan juga memanfaatkan untuk sesuatu yang

penduduk yang cukup besar tentu tidak tepat. Banyak perbuatan negatif

menyumbangkan jumlah pengguna yang dilakukan menggunakan media

internet yang juga tinggi. internet mulai dari penipuan online,

Data dari Kementerian Komunikasi dan perjudian, penyebaran konten pornografi,

Informatika (Kemenkominfo) dan yang terbaru adalah hate speech atau

ujaran kebencian.
Pengabdian ini secara khusus akan keagamaan, media massa cetak maupun

membicarakan tentang hate speech elektronik, dan pamflet. Jauh sebelum

tersebut. Berdasarkan Surat Edaran Surat Edaran Kapolri dibuat sebenarnya

Kepala Kepolisian RI No.SE/6/X/2015 hate speech atau ujaran kebencian dalam

dijelaskan bahwa ujaran kebencian adalah dunia maya telah diatur dalam Pasal 27

tindak pidana yang berbentuk, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

penghinaan, pencemaran nama baik, tentang Informasi dan Transaksi

penistaan, perbuatan tidak Elektronik mengenai larangan dengan

menyenangkan, memprovokasi, sengaja dan tanpa hak mendistribusikan

menghasut, penyebaran berita bohong, dan/atau mentransmisikan dan/atau

dan semua tindakan tersebut memiliki membuat dapat diaksesnya Informasi

tujuan atau dapat berdampak pada tindak Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

diskriminasi, kekerasan, penghilangan terhadap 4 muatan atau substansi yakni :

nyawa, dan atau konflik sosial. (1) muatan yang melanggar kesusilaan (2)

Aspek hate speech meliputi suku, agama, muatan perjudian (3) muatan penghinaan

aliran keagamaan, keyakinan dan dan/atau pencemaran nama baik dan (4)

kepercayaan, ras, antar golongan, warna muatan pemerasan dan/atau

kulit, etnis, gender, kaum difabel, dan pengancaman.

orientasi seksual. Ujaran kebencian dapat Pada pengguna media internet di

melalui media kegiatan kampanye, Indonesia sendiri hate speech atau

spanduk atau banner, jejaring media ujaran kebencian biasanya dilakukan

sosial, penyampaian pendapat di muka pada aplikasi media sosial yang familiar

umum atau demonstrasi, ceramah


di masyarakat seperti Facebook, twitter, pendidikan khusus bagi pengguna

instagram, dsb. Serta ada juga media internet usia remaja agar memahami

dengan konten video seperti youtube. bagaimana menggunakan internet secara

Ujaran kebencian yang menyebar cerdas, dan terhindar dari jeratan tindak

didunia maya semakin pidana hate speech yang diatur dalam

mengkhawatirkan, tidak terbatasnya Surat Edaran Kepala Kepolisian RI

ruang bagi pengguna internet membuat No.SE/6/X/2015 dan jeratan cybercrime

perbuatan tersebut bisa menyasar yang diatur secara khusus dalam

siapapun menjadi korban maupun Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008

pelakunya. Presiden Jokowidodo pernah tentang Informasi dan Transaksi

menjadi korban dan melaporkan pada Elektronik.

pihak kepolisian meski akhirnya Didasarkan pada situasi diatas

diselesaikan secara mediasi. maka dalam pengabdian ini tim

Disadari memang kemudahan mencoba memberikan pendidikan moral

menggunakan internet dan segala kepada masyarakat dengan mengambil

aplikasi penunjang membuat pengguna pengabdian berjudul “Sosialisasi

sangat mudah mengekspresikan Penggunaan Interntet Cerdas Sebagai

perasaannya baik itu suka, sedih, bahkan Upaya Penanggulangan Tindak Pidana

benci itu sendiri. Ini artinya siapapun Hate Speech Pada Siswa SMAN 06

dapat menjadi pelaku perbuatan hate Kota Semarang (Didasarkan Surat

speech. Melihat hal tersebut tim Edaran Kapolri No. SE/6/X/2015

pengabdi merasa perlu adanya Tentang Penangan Ujaran Kebencian)”


RUMUSAN MASALAH pengguna internet terutama anak remaja

Berdasarkan identifikasi latar belakang mengenai dampak buruk dan hukuman

masalah tersebut, maka dirumuskan yang mengancam dari perbuatan ujaran

permasalahan sebagai berikut : kebencian atau hate speech di media

sosial. Masyarakat pengguna internet saat


1. Bagaimana dampak penggunaan
ini berpikir bahwa media sosial masih
media sosial untuk mengumbar
berfungsi pada area-area yang bersifat
ujaran kebencian atau hate speech
kesenangan dan cenderung lebih personal
pada anak usia remaja?
sedangkan fungsi lain yang produktif
2. Bagaimana Efektifitas Pelaksana-
tidak banyak dimanfaatkan. Pengguna
an Surat Edaran Kapolri Nomor
media sosial seringkali terlupa bahwa
SE/6/X/2015 Tentang Penanganan
mereka saling terhubung sehingga tiap
Ujaran Kebencian?
pengguna dapat mengetahui aktifitas
3. Bagaimanakah Peran Orang tua
penggunaan media sosial satu sama
Dan Lingkungan Dalam
lainnya. Termasuk ketika pengguna
Mengurangi Dampak Penggunaan
media sosial mengumbar ekspresi ujaran
Media Sosial Untuk Mengumbar
kebencian atau hate speech. Karenanya
Ujaran Kebencian Atau Hate
ujaran kebencian dapat menjadi sangat
Speech Pada Anak Usia Remaja?
berbahaya terutama bila bermuatan yang

sensitif seperti terkait suku, agama, ras,


TUJUAN KEGIATAN
dan golongan tentunya akan
Tujuan pengabdian ini adalah membekali
menyebabkan dampak yang jauh lebih
pemahaman terhadap masyarakat
besar ancamannya.
MANFAAT KEGIATAN kebencian yang lebih dikenal dengan hate

1. Bagi Pelaksana speech sebagai implementasi konservasi

Implementasi Tri Dharma Perguruan moral masyarakat.

Tinggi pada bidang Pengabdian Pada

Masyarakat, sebagai bentuk TINJAUAN PUSTAKA

kepedulian Fakultas Hukum Pengertian dan Ruang Lingkup Tindak

Universitas Negeri Semarang yang Pidana Hate Speech

mempunyai kepedulian ilmiah Kepolisian Republik Indonesia

terhadap masalah pentingnya menerbitkan Surat Edaran Kapolri

memberikan perlindungan terhadap Nomor: SE/6/X/2015 tentang Penanganan

masyarakat dengan pengetahuan Ujaran Kebencian (SE Hate

hukum yang minim dari ancaman Speech). Surat edaran Hate Speech ini

hukuman tindak pidana ujaran tengah menjadi perbincangan

kebencian. di masyarakat. Surat Edaran ini

2. Bagi Khalayak Sasaran terdiri dari empat butir yang mengatur

Melalui program ini diharapkan dapat antara lain lingkup perbuatan yang dapat

memberikan manfaat bagi masyarakat dikategorikan sebagai hate speech dan

luas, terutama remaja atau siswa di Kota tindak pidana yang berkaitan. Pada

Semarang untuk dapat menggunakan dasarnya, jika kita telusuri, tujuan Kapolri

media sosial dengan lebih cerdas dan mengeluarkan Surat edaran Hate

produktif sekaligus mengurangi tingkat speech ini adalah untuk menjadi acuan

kejahatan mayantara atau cyber crime bagi penegak hukum khususnya anggota

seperti perbuatan tindak pidana ujaran kepolisian agar mengetahui tindakan yang
perlu dilakukan dalam menangani di Indonesia sekitar 15%, persentasi

perbuatan ujaran kebencian atau hate tersebut hampir sama dengan total

speech. perkembangan pemakai internet di

Surat edaran tentang Hate speech Indonesia atau dengan kata lain hampir

mengharuskan masyarakat berhati-hati semua pengguna internet di Indonesia

dalam berekspresi atau mengeluarkan mempunyai akun sosial media.

pendapat di sosial media atau saat Selain perkembangannya yang begitu

berdemonstrasi, memang pada dasarnya pesat, fenomena Penggunaan sosial media

setiap orang dilarang mengungkapkan di Indonesia juga banyak yang

ekspresi berupa kebencian terhadap suku, menyimpang. Berdasarkan berita-berita di

ras dan agama tertentu. media nasional kita begitu banyak

Pada dasarnya Surat Edaran tersebut kejahatan-kejahatan yang berawal dari

petunjuk dan panduan bagi kepolisian di sosial media, baik itu penipuan,

lapangan ketika terjadi perbuatan ujaran penculikan, saling perang argumen

kebencian. berujung dipenjara pun sudah terjadi,

Peraturan dan Etika Bermedia Sosial hingga etika bersopan santun kini tak ada

Dalam Masyarakat lagi nilai dalam melakukan komunikasi

Berdasarkan data Statistik Pengguna dalam sosial media.

Internet dan Mobile di Indonesia tahun Indonesia merupakan salah satu negara

2016, perkembangan pengguna internet di berkembang di dunia yang telah memulai

Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 babak baru dalam tata cara pengaturan

dari total nilai populasi 251,160,124, beberapa sistem komunikasi melalui

sedang indikator pengguna sosial media media internet yakni seperti informasi,
pertukaran data, transaksi online dsb. Hal mengontrol perkembangan anak dengan

itu di lakukan oleh Indonesia melalui baik, sehingga sang anak tumbuh dengan

pemerintah yang bekerjasama dengan pengetahuan yang terbatas, dan tentunya

Dewan Perwakilan Rakyat untuk pengetahuan akan hukum yang minim

membuat sebuah draft atau aturan dalam dan kesadaran mengikuti aturan hukum

bidang komunikasi yang tertuang dalam yang terbatas, khusus terkait pengabdian

RUU ITE atau Undang-Undang Informasi ini adalah anak remaja yang

dan Transaksi Eletronik. menggunakan media sosial untuk

Pertanggungjawaban Hukum Orang berekspresi namun melebihi batas

Tua dan Keluarga Terhadap Perilaku sehingga memunculkan perbuatan hate

Anak speech.

Orang tua yang jarang memperhatikan

perkembangan anaknya, dengan METODE PENGABDIAN

membiarkan mereka dewasa dengan Evaluasi yang dipergunakan untuk

sendirinya, akan cenderung membuat mengukur tingkat keberhasilan kegiatan

anak tumbuh dengan moral yang tidak ini dilakukan pada awal dan akhir

terkontrol. Seperti masyarakat di Kota kegiatan pengabdian. Pada awal kegiatan

Semarang yang tingkat pergaulan para peserta kegiatan pengabdian akan

dimasyarakatnya begitu beragam. diberikan pertanyaan melalui angket

Ditambah kondisi lingkungan yang tidak mengenai pemahaman para peserta

mendukung serta peran orang tua yang mengenai bahaya atau dampak dari tindak

terbatas dalam mendidik anak remaja. pidana ujaran kebencian atau hate speech

menyebabkan mereka tidak dapat serta kejahatan mayantara lainnya oleh


pengguna media sosial. Kemudian di Atau Hate Speech Pada Anak Usia

akhir kegiatan peserta kegiatan Remaja

pengabdian ini akan diberikan materi Pengertian Anak Remaja disini

Bahaya Laten dampak penggunaan media disesuaikan Menurut Undang-Undang

sosial untuk mengumbar ujaran kebencian Pasal 330 ayat (1) KUHP Seorang belum

atau hate speech pada anak usia remaja dapat dikatakan dewasa jika orang

dan ditambah dengan dialog interaktif tersebut umurnya belum genap 21 tahun,

sebagai bentuk peningkatan pemahaman, kecuali seseorang tersebut telah menikah

serta permainan juga pelatihan motivasi. sebelum umur 21 tahun.

Evaluasi setelah diberikan penyuluhan Adapun tujuan dari ujaran kebencian

dan dialog interaktif kemudian akan sebagaimana dimaksud di atas, adalah

diperbandingkan. Apabila terjadi untuk menghasut dan menyulut kebencian

peningkatan pemahaman masyarakat terhadap individu dan/atau kelompok

mengenai bahaya atau dampak dari tindak masyarakat dalam berbagai komunitas

pidana ujaran kebencian atau hate speech yang dibedakan dari aspek: suku; agama;

serta kejahatan mayantara lainnya oleh aliran keagamaan; keyakinan/

pengguna media sosial maka program kepercayaan; ras; antar golongan; warna

pengabdian ini berhasil. kulit; etnis; gender; kaum difabel (cacat);

dan orientasi seksual (huruf g SE

HASIL DAN PEMBAHASAN Kapolri). Ujaran kebencian tersebut dapat

Dampak Penggunaan Media Sosial dilakukan melalui berbagai media, antara

Untuk Mengumbar Ujaran Kebencian lain dalam orasi kegiatan kampanye;

spanduk atau banner; jejaring media


sosial; penyampaian pendapat di muka dilakukan melalui upaya prefentif dan

umum (demonstrasi); ceramah represif.

keagamaan; media masa cetak maupun

elektronik; dan pamphlet (huruf h SE Efektifitas Pelaksanaan Surat Edaran

Kapolri). Tindakan-tindakan tersebut Kapolri Nomor SE/6/X/2015 Tentang

apabila dibiarkan secara terus-menerus Penanganan Ujaran Kebencian

lama-kelamaan dapat menjadi penyebab Kebebasan dalam berpendapat seringkali

timbulnya kebencian kolektif, pengucilan, dimaknai salah oleh masyarakat, terutama

diskriminasi, kekerasan, dan bahkan pada ketika era teknologi modern berkembang.

tingkat yang paling mengerikan, Banyak orang mengibaratkan saat ini

pembantain etnis atau genosida terhadap bahwa jari tangan lebih tajam dari lidah,

kelompok yang menjadi sasaran ujaran perumpaan tersebut dimaksudkan karena

kebencian. Selain itu, perbuatan ujaran saat ini masyarakat lebih suka

kebencian apabila tidak ditangani dengan mengungkapkan pikirannya melalui

efektif, efisien, dan sesuai dengan media sosial, dan cara yang digunakan

ketentuan peraturan perundang-undangan, adalah dengan mengetik pada keyboard

akan berpotensi memunculkan konflik atau keypad bukan lagi dengan

sosial yang meluas dan berpotensi mengutarakannya dalam forum.

menimbulkan tindak diskriminasi, Problem ini lah yang memunculkan rasa

kekerasan, dan/atau penghilangan nyawa berani yang berlebihan dalam

(huruf i SE Kapolri), untuk itu Polri mengungkapkan pendapat, karena pada

dituntut untuk bisa mengatasai segala hal faktanya memang tidak ada lawan bicara

terkait tindakan ujaran kebencian yang dihadapannya. Berbeda ketika dalam


suatu forum diskusi dimana ada rekan Kebanyakan dari situs ini menggunakan

diskusi disana maka setiap perkataan forum internet dan berita untuk

yang dilontarkan akan benar-benar mempertegas suatu sudut pandang

dipertimbangkan, sehingga tidak tertentu. (Syahdeni, 2009:38)

menyakiti atau bahkan muncul substansi Selama ini, Ujaran Kebencian berdampak

yang bersifat ujaran kebencian (hate pada pelanggaran HAM ringan hingga

speech). berat, selalu awalnya hanya katakata, baik

Ujaran Kebencian (Hate Speech) sendiri di media sosial, maupun lewat selebaran,

adalah “Tindakan komunikasi yang tapi efeknya mampu menggerakan massa

dilakukan oleh suatu individu atau hingga memicu konflik dan pertumpahan

kelompok dalam bentuk provokasi, darah.

hasutan, ataupun hinaan kepada individu Kondisi ini, mendorong untuk segera

atau kelompok yang lain dalam hal memunculkan tindakan dari aparat dalam

berbagai aspek seperti ras, warna kulit, menangani perbuatan hatespeech didalam

gender, cacat, orientasi seksual masyarakat yang dirasa begitu berlebihan,

kewarganegaraan, agama dan lain-lain.” bahkan sampai pada titik yang tidak lagi

Hate speech banyak ditemukan dalam dapat di kontrol. Tindakan aparat itu tidak

berbagai media online, baik itu di media hanya bersifat represif, namun juga harus

sosial seperti facebook, twitter, memiliki daya preventif atau pencegahan

Instagram, whatsapp, dan bahkan website. serta penanggulangan didalamnya. Agar

Website yang menggunakan atau perlawanan terhadap hatespeech berakhir

menerapkan Ujaran Kebencian (Hate hingga keakar-akarnya.

Speech) ini disebut (Hate Site).


Penanggulangan Kejahatan sendiri adalah Didalam surat Edaran Kapolri bernomor

Upaya yang dilakukan untuk SE/06/X/2015 tentang Ujaran Kebencian

memperbaiki keadaan sosial, ekonomi (Hate Speech) tersebut dijelaskan

masyarakat, meningkatkan kesadaran pengertian tentang Ujaran Kebencian

hukum serta disiplin masyarakat dan (Hate Speech) dapat berupa tindak pidana

mencegah terjadinya pengulangan tindak yang di atur dalam KUHP dan ketentuan

pidana (residivis). Pada hakikatnya pidana lainnya di luar KUHP, yang

penanggulangan kejahatan merupakan berbentuk antara lain:

bagian integral dari upaya perlindungan 1. Penghinaan

masyarakat (social defence) dan upaya 2. Pencemaran nama baik

mencapai kesejahteraan masyarakat 3. Penistaan

(social welfare). Oleh karena itu dapat 4. Perbuatan tidak menyenangkan

dikatakan, bahwa tujuan akhir atau tujuan 5. Memprovokasi

utama dari penanggulangan kejahatan 6. Menghasut

ialah “perlindungan masyarakat untuk 7. Menyebarkan berita bohong

mencapai kesejahteraan masyarakat.” Surat Edaran Kapolri ini merupakan salah

(Barda Nawawi Arief, 1992 : 2} satu pedoman atau panduan yang

Maka sebagai bentuk upaya diberikan oleh Kapolri kepada

penanggulangan, Kepala Kepolisian anggotanya. Melalui Surat edaran Hate

Republik Indonesia mengeluarkan Surat Speech ini penting bagi anggota Polri

Keputusan terkait penanganan Ujaran untuk memiliki pemahaman dan

Kebencian atau hatespeech. pengetahuan atas bentuk-bentuk ujaran

kebencian sehingga dapat mengambil


tindakan pencegahan sedini mungkin pembinaan yang dilakukan secara

sebelum timbulnya tindak pidana sebagai konseptual. b. Metode untuk mencegah

akibat dari ujaran kebencian tersebut. (the first crime), merupakan satu cara

Perbuatan ujaran kebencian apabila tidak yang ditujukan untuk mencegah

ditangani dengan efektif, efisien, dan terjadinya kejahatan yang pertama kali

sesuai ketentuan perundang-undangan (the first crime) yang akan dilakukan oleh

berpotensi memunculkan konflik sosial seseorang dan metode ini juga dikenal

yang meluas dan menimbulkan tindak sebagai metode prevention (preventif).

diskriminasi, kekerasan, dan/atau Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat

penghilangan nyawa. bahwa upaya penanggulangan kejahatan

Seperti yang dikemukakan oleh mencakup aktivitas preventif, pre-emtif

E.H.Sutherland dan Cressey sebagaimana dan sekaligus berupaya untuk

di kutip pada buku Barda Nawawi Arief memperbaiki perilaku seseorang yang

yang berjudul Bunga Rampai Kebijakan telah dinyatakan bersalah (sebagai

Hukum Pidana mengemukakan bahwa seorang narapidana) dilembaga

dalam crime prevention pada permasyarakatan.

pelaksanaannya ada dua metode yang setidaknya ada dua poin penting yang

dipakai untuk mengurangi frekuensi dari perlu diatur dalam Surat Edaran Kapolri

kejahatan yaitu: a. Metode untuk tersebut. Pertama, aparat harus

mengurangi pengulangan dari kejahatan, memisahkan antara tindakan ujaran

merupakan suatu cara yang ditujukan kebencian dengan kebebasan berekspresi.

kepada pengurangan jumlah residivis Tujuannya agar aparat tidak salah

(pengulangan kejahatan) dengan suatu mengartikan untuk masing-masing


tindakan itu. Jangan sampai ujaran sehingga melihat fenomena tersebut

kebencian menjadi alasan untuk semakin menekan masyarakat untuk lebih

mmebatasi hak masyarakat untuk berhati-hati dalam mengelola akun media

menyampaikan pendapat dan berekspresi. sosial mereka khususnya untuk

Kedua, ujaran kebencian bisa mengungkapkan pendapat atau ekspresi

menimbulkan presekusi, biasanya agar tidak kebablasan. Karenanya, penulis

menyasar kelompok rentan dan minoritas. merasa penerapan Surat Edaran Kapolri

Aparat penegak hukum wajib melindungi bernomor SE/06/X/2015 tentang

korban. Tanpa jaminan perlindungan penanganan ujaran kebencian sudah

dikhawatirkan korban akan takut untuk efektif dan tepat sasaran.

melaporkan peristiwa yang menimpanya

kepada aparat kepolisian. Peran Orangtua Dan Lingkungan

Sejauh ini, semenjak Surat Edaran Dalam Mengurangi Dampak

Kapolri tersebut diberlakukan, Penggunaan Media Sosial Untuk

dampaknya telah terasa positif. Diluar Mengumbar Ujaran Kebencian Atau

banyaknya perdebatan antara itu Hate Speech Pada Anak Usia Remaja

merupakan tindakan represif yang penting Teori Konvergensi ini memandang bahwa

dengan pembatasan kemerdekaan lingkungan dan pembawaan sama-sama

berpendapat dan berekspresi, setidaknya memiliki peran yang besar dalam

masyakarat kini lebih berhati-hati dalam menentukan perkembangan individu.

mengungkapkan pikirannya di media Dengan demikian dapat diambil

sosial. Sudah cukup banyak juga pelaku kesimpulan bahwa seseorang remaja yang

yang terjaring oleh aparat kepolisian berasal dari keturunan baik-baik belum
tentu akan selalu berkelakuan baik, sebab dalam Azwar (2012:05) yang menyatakan

ia bisa dihadapkan pada lingkungan yang bahwa “sikap adalah keteraturan tertentu

tidak baik. Demikian pula sebaliknya, dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran

apabila seseorang remaja berasal dari (kognisi) dan predisposisi tindakan

keturunan seorang penjahat maka belum (konasi) seseorang terhadap suatu aspek

tentu remaja tersebut perilakunya akan di lingkungan sekitarnya”. Pernyataan

sama dengan orang tuanya. Menurut tentang sikap tersebut diperkuat dengan

Suamadi (1993:83) Pola perilakunya akan pendapat yang disampaikan oleh Mar’at

dipengaruhi oleh lingkungan tempat (1984 : 9) yang menyebutkan bahwa

tinggal dan pergaulan. Uraian tersebut “sikap merupakan produk dari sosialisasi

jelas bahwa remaja pengguna media di mana seseorang bereaksi sesuai dengan

sosial itu melakukan tindakannya karena rangsang yang diterimanya”. Selain itu

sikap dari diri sendiri dan pengaruh dari menurut pendapat Allport dalam Djaali

teman atau lingkungan. Dalam peraturan (2008 : 114) “sikap adalah suatu kesiapan

mereka belum mengetahui bahaya hate mental dan saraf yang tersusun melalui

speech itu dianggap tidak terlalu penting. pengalaman respon individu terhadap

Pengaruh lingkungan dan pergaulan semua objek atau situasi yang

teman sebaya mencerminkan sikap berhubungan dengan objek itu”.

remaja dalam bertingkah laku di dalam Berdasarkan pendapat tersebut mengenai

masyarakat. Pengawasan dari orang tua sikap dapat disimpulkan bahwa sikap

pun kadang tidak cukup untuk mencegah adalah keteraturan tertentu dalam hal

menggunakan Hate Speech. Adapun kognitif atau pengetahuan, afektif atau

menurut pendapat Secord dan Backman kecenderungan emosional, dan konatif


atau kecenderungan bertindak terhadap pengguna media sosial berani

suatu objek. untuk menggunakan konten

sensitif yang termasuk dalam

PENUTUP ujaran kebencian.

Kesimpulan 2. Penerapan Surat Edaran Kapolri

disimpulkan beberapa hal terkait bernomor SE/06/X/2015 tentang

Penggunaan Internet Cerdas Sebagai penanganan ujaran kebencian

Upaya Penanggulangan Tindak Pidana sudah efektif dan tepat sasaran

Hate Speech pada remaja, antara lain 3. siswa yang menyampaikan ujaran

adalah sebagai berikut : kebencian atau hatespeech pada

1. Pada dasarnya masyarakat telah media sosial dari sisi psikologis

memahami akan bahaya Tindak merasa aman karena tidak adanya

Pidana Hate Speech pada media tindakan khusus pada pelaku

sosial. Namun karena perbuatan itu dan orang tua serta

permasalahan yang dihadapi siswa masyarakat juga tidak melakukan

seperti konten yang bersifat pengawasan secara maksimal

provokatif atau hal-hal yang karena minimnya pengetahuan

bersifat SARA sehingga mereka.

terpancing untuk melakukan Saran

Tindak Pidana Hate Speech. Penulisan hukum ini mencoba

Selain itu kemampuan remaja memberikan sumbangan saran

yang telah dapat berselancar di berdasarkan kemajuan pelaksanaan

dunia maya mengakibatkan


pengabdian yang telah dicapai yaitu agar dapat berubah dengan

berupa : didasari pengetahuan yang telah

1. Aparat hukum dan akademisi mereka dapatkan dalam sosialisasi

secara berkala perlu memberikan yang telah diberikan.

informasi tentang akibat bahaya

yang mungkin muncul dan DAFTAR PUSTAKA

ancaman pidana yang akan Arief, Barda Nawawi dan Muladi,

didapatkan, selain itu pengawalan 1992, Bunga Rampai Hukum

pada perkembangan pengetahuan Pidana Alumni, Bandung. Hal

masyarakat usia remaja harus :2

dikawal sehingga muncul Irma Setyawati Soemitro, 1990,

kesamaan persepsi dan kesadaran Aspek Perlindungan Hukum

2. Aparat perlu melaksanakan Anak, Bumi Aksara, Jakarta.

penegakan hukum dengan acuan Kartini Kartono. 1988.Psikologi

Surat Edaran Kapolri tersebut Remaja. Bandung : PT.Rosda

dengan tegas dan tidak pandang Karya

bulu, sehingga dampak yang Kementerian Perempuan dan

ditimbulkan dalam masyarakat Perlindungan Anak, 2008

dapat terasa lebih maksimal. “Artikel Pengarusutamaan

3. Orang tua dan anak-anak remaja Hak Anak’2008: Jakarta

perlu diberikan dorongan oleh Kementerian perempuan dan

semua pihak terkait seperti aparat, Perlindungan Anak, 2008:

pemerintah desa, guru sekolah Konsep PUHA”: Jakarta


Undang-undang RI No. 23 Komputer, Jakarta, Pustaka

Tahun 2002 tentang Utama Grafiti, 2009, hlm 38

Perlindungan Anak

Lilik Mulyani, 2005, Pengadilan WEBSITE

Anak di Indonesia Teori, https://hatespeechgroup.wordpress.co

Praktek dan Permasalahan, m/pengertianhatespeech/ tgl 2

1, Mandar Maju, Bandung. april 2018, pukul 21.00

Marlina, 2012, Peradilan Pidana

Anak di Indonesia, 2, PT

Refika Aditama, Bandung.

Maulana Hasan Wadong, 2000,

Pengantar Advokasi Dan

Hukum PerlindunganAnak,

PT Grasindo, Jakarta.

Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum

Pidana, 8, PT Rineka Cipta,

Jakarta.

Nashriana, 2012, Perlindungan

Hukum Pidana Bagi Anak di

Indonesia, 2, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Syahdeini, Sutan Remy. Kejahatan

dan Tindak Pidana

Anda mungkin juga menyukai