Kelompok 3
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Prosedur Percobaan
Penyiapan Sampel
Ekstrak kembang telang ditimbang sebanyak 0.05 mg, kemudian dilarutkan
dengan etanol 96% sebanyak 10 mL sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi
1000 ppm. Larutan tersebut kemudian diencerkan menjadi konsentrasi 100, 200,
400, 600, dan 800 ppm dengan volume akhirnya 10 mL.
0.384 - 0.213
= x 100%
0.384
= -55.469 %
Asam askorbat
0.61
0.6
Absorbansi
0.59
0.58
0.57 y = -0.0009x + 0.6488
R² = 0.4679
0.56
0.55
0 20 40 60 80 100 120
Konsentrasi (ppm)
%Aktivitas antioksidan
-20
-30
-40
-50
-60 y = 0.2396x - 68.958
-70 R² = 0.4679
-80
Konsentrasi (ppm)
Contoh perhitungan :
Absorbansi 0 ppm - absorbansi standar
% Aktivitas antioksidan = x 100%
Absorbansi 0 ppm
0.087 - (- 0.043)
= x 100%
0.087
= 49.425 %
y = -0.0312x + 36.088
60.000 R² = 0.3551
40.000
20.000
0.000
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Konsentrasi (ppm)
PEMBAHASAN
Sistem kerja antioksidan secara umum dibagi menjadi dua yaitu, enzimatik
dan non enzimatik. Contoh antioksidan yang bekerja secara enzimatik adalah
superoksida dimutase (SOD), katalase, peroksidase, asam askorbat peroksidase,
glutation peroksidase dan polifenol peroksidase. Antioksidan yang bekerja secara
non enzimatik contohnya adalah asam askorbat, senyawa fenolik, karotin dan α-
tokoferol. Senyawa fenolik yang sangat aktif sebagai antiokasidan alam, paling
banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang dapat
menjadi sumber antioksidan adalah tumbuhan telang (Clitoria ternatea L.) yang
merupakan tanaman polong dan termasuk ke dalam famili Fabaceae. Beberapa
penelitian telah menyatakan bahwa tumbuhan ini terutama pada bagian bunganya
memiliki kandungan kimia fenolik, flavonoid, antosianin, flavonol glioksida,
kaempferol glioksida, kuersetin glioksida, mirisetin glioksida, terpenoid, tanin dan
steroid. Senyawa fenolik mempunyai korelasi positif dengan aktivitas antioksidan,
sehingga polifenol kemungkinan merupakan senyawa yang paling berpotensi
menyumbangkan aktivitas antiradikal pada bunga telang (Andriani dan Murtisiwi
2018).
Pengujian aktivitas antioksidan pada tanaman dan bahan pangan lainnya
dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya adalah metode Ferric
Reducing Antioxidant Power (FRAP). Prinsip metode ini adalah mengukur
kemampuan senyawa antioksidan untuk mereduksi kompleks senyawa Ferric
Tripyridyl Triazine (Fe(III)-TPTZ) menjadi bentuk ferro yang berwarna biru pada
pH rendah 3.6 (Setiawati et al. 2015). Menurut Rohmadianto (2019) metode FRAP
menggunakan Fe(TPTZ)3+ kompleks besi-ligan 2,4,6-tripiridil-triazin sebagai
pereaksi. Kompleks Fe(TPTZ)23+ akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan
mengalami reduksi menjadi Fe(TPTZ)22+ yang berwarna kekuningan. Persamaan
rekasinya adalah
Fe(TPTZ)23+ + AROH Fe(TPTZ)22+ + H+ + AR=O.
Senyawa Fe(TPTZ)3+ mewakili senyawa oksidator yang mungkin terdapat dalam
tubuh dan dapat merusak sel-sel tubuh, sedangkan sampel yang mengandung
antioksidan yang kemudian dapat mereduksi senyawa Fe(TPTZ)3+ menjadi
Fe(TPTZ)2+ sehingga Fe(TPTZ)3+ tidak akan melakukan reaksi yang merusak sel-
sel tubuh. Semakin banyak konsentrasi Fe(TPTZ)3+ yang direduksi maka aktivitas
antioksidan dari sampel juga semakin besar. Penambahan FeCl3 dalam reagen untuk
membentuk senawa Fe3+ dan memperlambat reaksi reduks Fe3+ menjadi Fe2+ yang
terjadi sangat cepat oleh pengaruh cahaya(Syarif et al. 2015). Menurut Al Amin et
al. (2018) penambahan FeCl3 bertujuan untuk membentuk kompleks berwarna
hijau sampai biru. Penambahan larutan TCA bertujuan agar kompleks kalium
ferrosianida mengendap. Larutan pembanding yang digunakan adalah asam
askorbat. Asam askorbat digunakan karena telah diketahui berfungsi sebagai
antioksidan sekunder yang mampu menangkal radikal bebas ekstraseluler. Hal ini
dikarenakan asam askorbat mempunyai gugus hidroksi bebas (Maryam et al. 2016).
Data percobaan pada pembanding berupa asam askorbat, menunjukan hasil
yang kurang baik karena nilai % aktivitas antioksidannya bernilai negatif. Nilai
aktivitas antioksidan menyatakan kemampuan asam askorbat untuk mengatasi efek
radikal bebas. Menurut Al amin et al. (2018) pada metode FRAP, aktivitas
antioksidan menyatakan kemampuan senyawa untuk mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+.
Senyawa yang mempunyai daya reduksi kemungkinan dapat berperan sebagai
antioksidan karena dapat menstabilkan radikal bebas. Asam askorbat yang
merupakan contoh antioksidan sekunder (Maryam et al. 2016) seharusnya
mempunyai nilai aktivitas antioksidan yang tidak negatif. Ketidaksesuaian hasil
percobaan terjadi karena prosedur percobaan tidak dilaukan dengan benar dan asam
askorbat yang digunakan kondisinya sudah tidak baik. Hasil percobaan pada
sampel, diperoleh bahwa nilai % aktivitas antioksidan dan nilai FRAP nya
bervariasi. Sampel dengan konsentrasi 100 ppm mempunyai nilai % aktivitas
antioksidan dan nilai FRAP yang paling besar dibandikan dengan sampel lainnya.
Menurut Maryam et al. (2016) % aktivitas antioksidan dan nilai FRAP sama-sama
menyatakan kemampuan antioksidan dalam mengatasi radikal bebas. Nilai FRAP
dinyatakan dalam mg equivalen asam askorbat per gram ekstrak (AAE). Ascorbic
Acid Equivalent (AAE) merupakan acuan umum untik mengukur sejumlah asam
askorbat yang terdapat dalam suatu bahan. Sampel ekstrak bunga telang, memiliki
nilai FRAP sebesar 672 mg AEE/ gekstrak, hal ini berarti dalam setiap grak ekstrak
setara dengan 672 mg asam askorbat.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Al Amin Y, Naspiah N, Rusli R. 2018. Formulasi sediaan krim anti aging berbahan
aktif ekstrak buah libo (Ficus Variegata). JMPC. 5(2): 301-307.
Andriani D, Murtisiwi L. 2018. Penetapan kada fenolik total ekstrak etanol bunga
telang (Clitoria ternatea L.) dengan spektrofotometri UV-Vis. Cendekia
Journal of Pharmacy. 2(1): 32-91.
Fadiyah Af, Wardhani RM, Rahmatika N, Wijayanti SPM. 2018. Eksplorasi potensi
ekstrak cair daun kecombrang yang mengandung antioksidan sebagai
penetralisir radikal bebas dalam darah petugas SPBU. J. Litbang Kota
Pekalongan. 15(1): 8-16.
Febriyenti, Suharti N, Lucida H, Husni E, Sedona O. 2018. Karakterisasi dan studi
aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol secang (Caesalpinia sappan L.).
JSFK. 5(1): 23-27.
Maesaroh K, Kurnia D, Al-Anshori J. 2018. Perbandingan metode uji aktivitas
antioksidan DPPH, terhadap asam askorbat, asam galat dan kuersetin.
Chemica et Natura Acta. 6(2): 93-100.doi:10.24198/cna.v6.n2.19049.
Maryam S, Baits M, Nadia A. 2016. Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak
etanol daun kelor (Moringa oleifera Lam.) menggunakan metode FRAP
(Ferric Reducing Antioxidant Power). JFI. 2(2): 115-118.
Rahman A, Malik A, Ahmad AR. 2016. Skrining fitokimia dann uji aktivitas
antioksidan ekstrak etanolik buah buni (Antidesma bunius (L.) SPRENG). J.
Fitofarmaka Indonesia. 3(2): 159-163.
Rohmadianto D, Suhartatik N, Widanti YA. 2019. Aktivitas antioksidan teh rambut
jagung (Zea mays L. sacharata) dengan penambahan rosela (Hibiscus
sabdariffa L) dan variasi lama pengeringan. JTIP. 3(2): 113-120.
Setiawati H, Marsono Y, Suteja AM. 2015. Kadar antosianin dan aktivitas
antioksidan flake beras merah dan ketan hitam dengan variasi suhu perebusan.
J. Teknologi Pangandan Gizi. 12(1): 29-38.
Syarif S, Kosman R, Inayah N. 2015. Uji aktivitas antioksidan terong belanda
(Solanum betaceum Cav.) dengan metode FRAP. As-Syifaa. 7(1): 26-33.