Kelompok 6
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Klorofil adalah suatu pigmen yang memberi warna hijau pada tumbuhan hijau
yang terdapat pada kloroplas. Klorofil terdapat di semua tumbuhan hijau yang
berfotosintesis (Hendriyani dan Setiari 2009). Klorofil dapat menampung energi
cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya melalui fotosintesis. Sifat fisika klorofil
yaitu menerima dan memantulkan sinar dengan menyerap sinar pada panjang
gelombang antara 400-700 nm, terutama sinar merah dan biru saat proses fotosintesis,
sedangkan sifat kimia klorofil dintaranya tidak larut dalam air, melainkan larut dalam
pelarut organik yang lebih polar, memiliki inti Mg yang dapat tergeser oleh 2 atom H
apabila dalam suasana asam sehingga membentuk suatu persenyawaan yang disebut
feofitin yang berwarna coklat (Arfandi et al. 2013).
Pigmen klorofil sangat berperan dalam proses fotosintesis karena mengubah
energi cahaya menjadi energi kimia. Selain berperan dalam fotosintesis, klorofil juga
memberikan manfaat secara langsung bagi kesehatan manusia. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa klorofil mempunyai bioaktivitas tinggi sebagai senyawa
antikanker, antioksidan, katalisator pelepas radikal bebas, menghambat oksidasi lipid,
fototoksin khususnya terhadap larva nyamuk, membersihkan darah kotor,
meningkatkan imunitas, serta dapat berperan sebagai fotosensitizer dalam terapi
fotodinamika untuk penghancuran sel tumor dan kanker (Kusmita dan Limantara
2009).
Pigmen klorofil dapat diambil dari sumbernya seperti daun dari tumbuhan
tingkat tinggi ataupun alga melalui proses ekstraksi. Target ekstraksi dapat berupa
senyawa bioaktif yang tidak diketahui, senyawa yang diketahui ada pada suatu
organisme, serta sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan
secara struktural (Mukhriani 2014). Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan
dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Setelah proses ekstraksi,
pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan. Ekstrak awal sulit dipisahkan
melalui teknik pemisahan tunggal untuk mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena
itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran
molekul yang sama. Identifikasi golongan senyawa dilakukan dengan uji warna,
penentuan kelarutan, bilangan Rf dan ciri spektrum UV. Identifikasi yang paling
umum digunakan secara luas ialah pengukuran spektrum serapan dengan
menggunakan spektrofotometer (Maleta et al. 2018)
Metode ekstraksi terdiri dari metode konvensional dan modern. Metode-
metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Semakin
berkembangnya zaman terdapat metode-metode ekstraksi yang efektif dan efisien
untuk mengekstrak pigmen dari bahan. Terdapat beberapa metode umum ekstraksi
yang sering dilakukan yaitu ekstraksi dengan pelarut (maserasi), destilasi,
supercritical fluid extraction (SFE), pengepresan mekanik dan sublimasi, serta
secara enzimatik (Sayuti 2017). Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
memisahkan campuran pada hasil ekstraksi yaitu sentrifugasi. Sentrifugasi
merupakan proses pemisahan partikel berdasarkan berat partikel terhadap densitas
layangnya (Gopala 2016). Setelah dilakukan sentrifugasi, menurut Warono dan
Syamsudin (2013), metode spektrofotometri dapat dilakukan untuk menetapkan
senyawa-senyawa organik yang umumnya dipergunakan untuk penentuan senyawa
dalam jumlah yang sangat kecil. Analit yang dapat diukur dengan spektrofotometer
sinar tampak adalah analit berwarna seperti ekstrak klorofil sehingga dapat menyerap
cahaya pada panjang gelombang tertentu. Praktikum ini dilakukan untuk menentukan
kadar klorofil a dan b menggunkan metode spekrofotometri.
METODE
Prosedur Percobaan
HASIL PENGAMATAN
Absorbansi dari ekstrak klorofil daun air mata pengantin dengan pelarut
aseton diukur menggunakan metode spektrofotometri. Panjang gelombang yang
digunakan yaitu 663 nm dan 645 nm. Percobaan dilakukan dalam tiga ulangan
dengan satu blanko.
Tabel 1 Nilai absorbansi klorofil daun air mata pengantin
A terukur A terkoreksi
Sampel Ulangan
λ 663 λ 645 λ 663 λ 645
Blanko (aseton) 0.062 0.058 0 0
1 0.432 0.328 0.370 0.270
Daun air mata
2 0.481 0.303 0.419 0.245
pengantin
3 0.446 0.270 0.384 0.212
Rata-rata 0.391 0.242
Contoh perhitungan
- A663 terkoreksi 1 = Absorbansi terukur – Absorbansi blanko
= 0.432 – 0.062
= 0.370
- Rata-rata A terkoreksi = (A terkoreksi 1 + A terkoreksi 2 + A terkoreksi 3) : 3
= (0.370 + 0.419 + 0.384) : 3
= 0.391
- [Kadar klorofil]
a. [Klorofil a] = 12.7 A663 – 2.69 A645
= (12.7 x 0.391) – (2.69 x 0.242)
= 4.966 – 0.651
= 4.315 mg/L
b. [Klorofil b] = 22.9 A645 – 4.08 A663
= (22.9 x 0.242) – (4.08 x 0.391)
= 5.542 – 1.595
= 3.947 mg/L
c. [Klorofil total] = 20.2A645 + 8.02 A663
= (20.2x 0.242) + (8.02 x 0.391)
= 4.888 + 3.136
= 8.023 mg/L
PEMBAHASAN
SIMPULAN
Kadar klorofil a dan b pada daun air mata pengantin yang berwarna hijau
ditentukan malalui metode spektrofotometri. Klorofil a memiliki daya serap
maksimum pada panjang gelombang 663 nm dan klorofil b pada panjang gelombang
645 nm. Warna setiap klorofil berbeda karena klorofil a mengandung gugus -CH3
sedangkan klorofil b mengandung gugus HC=O. Kandungan klorofil a yang tinggi
pada daun menunjukkan bahwa daun tersebut masih muda.
DAFTAR PUSTAKA
Ajiningrum PS. 2018. Kadar total pigmen klorofil tanaman Avicennia marina pada
tingkat perkembangan daun yang berbeda. Stigma. 11(2) : 52 – 59.
Arfandi A, Ratnawulan, Darvina Y. 2013. Proses pembentukan feofitin daun suji
sebagai bahan aktif photosensitizer akibat pemberian variasi suhu. PILLAR
OF PHYSICS. 1(1) : 68 – 76.
Aryanti N, Nafiunisa A, Willis FM. 2016. Ekstraksi dan karakterisasi klorofil dari
daun suji (Pleomele angustifolia) sebagai pewarna pangan alami. Jurnal
Aplikasi Teknologi Pangan. 5(4) : 129 – 135.
Fitria EA. 2015. Pemanfaatan klorofil sebagai cerdas indikator warna [skripsi].
Bogor(ID) : Institut Pertaniaan Bogor.
Gibson M, Kasman, Iqbal. 2017. Analisa kualitas klorofil daun jarak kepyar (Ricinus
comunis L) sebagai bahan pewarna pada dye sensitized solar cell (DSSC).
16(2) : 31 – 40.
Gopala J. 2016. Pengaruh kecepatan sentrifugasi terhadap hasil pemeriksaan sedimen
urin pagi metode konvensional [skripsi]. Semarang(ID) : Universitas
Muhammadiyah.
Hastuti W, Prihastanti E, Haryanti S, Subagio A. 2016. Pemberian kombinasi pupuk
daun gandasil d dengan pupuk nano-silika terhadap pertumbuhan bibit
mangrove (Bruguiera gymnorrhiza). Jurnal Biologi. 5(2) : 38 – 48.
Hendriyani IS, Setiari N. 2009. Kandungan klorofil dan pertumbuhan kacang panjang
(Vigna sinensis) pada tingkat penyediaan air yang berbeda. J. Sains & Mat.
17(3) : 145 – 150.
Kusmita L, Limantara L. 2009. Pengaruh asam kuat dan asam lemah terhadap
agregasi dan feofitinisasi klorofil a dan b. Indo. J. Chem. 9(1) : 70 – 76.
Maleta HS, Indrawati R, Limantara L, Brotosudarmo THP. 2018. Ragam metode
ekstraksi karotenoid dari sumber tumbuhan dalam dekade terakhir (telaah
literatur). Jurnal Rekayasa Kimia dan Ligkungan. 13(1) : 40 – 50.
Mukhriani. 2014. Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif.
Jurnal Kesehatan. 7(2) : 361 – 367.
Neldawati, Ratnawulan, Gusnedi. 2013. Analisis nilai absorbansi dalam penentuan
kadar flavonoid untuk berbagai jenis daun tanaman obat. PILLAR PHYSICS.
2(1) : 76 – 83.
Oktavia S. 2009. Pengukuran Kandungan Klnorofil Dengan Teknik Spektrometri.
Purwokerto(ID) : Universitas Jendaral Soedirman.
Prastyo KA, Laily AN. 2015. Uji konsentrasi klorofil daun temu mangga (Curcuma
mangga Val.), temulawak (Curcuma xanthorrhiza), dan temu hitam
(Curcuma aeruginosa) dengan tipe kertas saring yang berbeda menggunakan
spektrofotometer. Biologi Education. 1(1): 188 – 191.
Sayuti M. 2017. Pengaruh perbedaan metode ekstraksi, bagian dan jenis pelarut
terhadap rendemen dan aktifitas antioksidan bambu laut (Isis hippuris).
Technology Science and Enginering Journal. 1(3) : 166 – 174.
Sumenda, Rampe LHL, Mantiri FR. 2011. Analisis kandungan klorofil daun mangga
(Mangifera indica L.) pada tingkat perkembangan daun yang berbeda.
Bioslogos. 1(1) : 20 – 24.
Warono D, Syamsudin. 2013. Unjuk kerja spektrofotometer untuk analisa zat aktif
ketoprofen. KONVERSI. 2(2) : 57 – 65.