Anda di halaman 1dari 3

Nama : Huzaila Nur

NIM : 181000229

Judul Skripsi yang Ingin Diajukan :

GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA PEKERJA BURUH ANGKAT
(PENGANGKAT GAS LPG 3 KG) PT KARYA MANDIRI PRIMA KECAMATAN GEBANG
KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2021

Latar Belakang :

Status gizi pekerja dapat dikategorikan baik bila kebutuhan gizi pekerja dapat tercukupi
dengan baik pula. Pemenuhan kebutuhan gizi pada waktu bekerja adalah salah satu upaya
meningkatkan derajat kesehatan pekerja (Ariati, 2013). Kebutuhan gizi pekerja terutama
dipengaruhi oleh usia, ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Faktor lain yang menentukan adalah
jenis pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan sehari-hari, kondisi fisiologis, keadaan khusus
seperti sedang berada pada pemulihan kesehatan tertentu dan anemia, serta keadaan di
lingkungan tempat kerja. Kebutuhan gizi pada seseorang dapat dilakukan dengan mencukupi
asupan gizi dengan pola makan yang baik yang menyesuaikan dengan kebutuhan tubuh.
Penelitian yang dilakukan oleh Syam (2013) mengenai gizi kerja pada pekerja pabrik kelapa
sawit Bagerpang Estate didapatkan hasilnya bahwa lebih dari 54,2% asupan energi pekerja tidak
sesuai dengan kebutuhannya dan kebanyakan mengalami defisit energi, vitamin dan mineral dan
sebanyak 40,3% pekerja mengalami status gizi tidak normal. Hal ini menunjukkan status gizi
pekerja dipengaruhi asupan gizi dan asupan gizi dipengaruhi pola makan seseorang.

Pola makan yang baik mengandung makanan seperti sumber energi, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur, karena semua zat gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
pemiliharaan tubuh serta perkembangan otak dan produktifitas kerja. Dengan pola makan sehari-
hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencapai dan mempertahankan status gizi dan
kesehatan yang optimal (Almatsier, 2011).

Asupan gizi pekerja hasil dari pola makan pekerja pada akhirnya akan memengaruhi
status gizi pekerja dan status gizi pekerja nantinya akan memengaruhi komponen-komponen
dalam pekerjaan. Menurut Maas (2013), gizi yang kurang pada pekerja akan menurunkan daya
kerja serta produktifitas kerja begitu juga dengan pernyataan Setyawati (2013) yang menyatakan
hal yang sama bahwa status gizi memengaruhi produktivitas kerja dan kelelahan kerja. Pada
penelitian Herliani (2012) terdapat hubungan antara status gizi dengan kelelahan kerja pada
pekerja industri pembuatan gamelan di daerah Wirun Sukoharjo. Status gizi pekerja menjadi
sangat penting untuk diperhatikan demi memajuan perusahaan.

Pola makan yang terbiasa tidak mengandung makanan sumber energi, sumber zat
pembangun dan sumber zat pengatur, apabila dimakan dalam jumlah yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh akan mempengaruhi pertumbuhan dan pemiliharaan tubuh serta perkembangan
otak dan produktifitas kerja. Menurut Suma’mur (2014), kesehatan dan daya kerja sangat erat
kaitannya dengan tingkat status gizi seseorang. Zat makanan dan kalori yang ditimbulkan
berperan penting untuk memenuhi energi agar pekerjaan dapat dilakukan dan banyaknya energi
dapat meningkat sesuai dengan beratnya pekerjaan. Penelitian yang dilakukan oleh Oesman dan
Simanjuntak (2011), menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor usia, status gizi, beban kerja,
dan keluhan yang diterima dengan tingkat kelelahan kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel
taslim (2015) menyatakan bahwa ada hubungan yang berkaitan antara asupan energi dan
kelelahan kerja pada pekerja di PT. Perkebunan Nusantara I Pabrik Kelapa Sawit Pulau Tiga.

Definisi para ahli mengenai kelelahan kerja. Salah satunya, kelelahan kerja merupakan
proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan/ketahanan fisik tubuh
untuk terus melanjutkan kegiatan pekerjaan yang harus dilakukan. Kelelahan juga berarti
keadaan tubuh baik fisik dan mental yang berbeda karena suatu pekerjaan dan berakibat pada
penurunan daya kerja serta berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja (Suma’mur, 2014).
Kelelahan memperlihatkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
mengarah pada kehilangan energy seperti lemas,letih, dan lesu. Menurut Cameron kelelahan
kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan
psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah
dan capek, penurunan motivasi dan penurunan produktivitas kerja. (Ambar, 2006). Kelelahan
akibat kerja sering kali diartikan sebagai menurunnya efisiensi, performa kerja dan berkurangnya
kekuatan/ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan (Wignjosoebroto,
2008). Kelelahan kerja pada pekerjaan dengan beban kerja yang berat sering terjadi. Hal ini
dikarenakan beban kerja yang berat yang sering tidak seimbang dengan pola makan dan
pemenuhan kebutuhan energy yang cukup oleh pekerja.

Pekerjaan dengan beban kerja yang berat salah satunya adalah Pekerja Buruh Angkat
(Pengangkat Gas LPG 3 KG). Pekerjaan Buruh Angkat (Pengangkat Gas LPG 3 KG) merupakan
pekerjaan dengan beban kerja yang berat dikarenakan faktor manusia (kekuatan fisik) sangat
berperan dalam serangkaian kegiatan untuk mengangkat Gas LPG 3 KG. Proses pekerjaan
dimulai dari datang ke kantor SPPBE untuk mengangkat Tabung Gas LPG 3 KG yang baru diisi
Komponen LPG, atau (Liquefied Petroleum Gas) ke dalam mobil pengangkut dalam jumlah
yang banyak sekitar 540 tabung Gas, lalu Gas LPG 3 KG dibawa untuk diecerkan ke Pangkalan
Gas yang sudah membayar 2 hari sebelum Gas LPG 3 KG diantar. Ketika Gas LPG 3 KG sampai
ke Pangkalan Gas, Buruh kembali menurunkan Gas LPG sesuai dengan jumlah yang dipesan
oleh Pangkalan berkisar sekitar 50-200 tabung Gas LPG 3 KG .Lokasi Pengantaran cukup
berjarak yakni disekitaran Kabupaten Langkat yaitu dari Perbatasan Aceh dengan Kabupaten
Langkat sampai ke Perbatasan Kota Binjai dengan Kabupaten Langkat lalu kembali lagi ke
SPPBE untuk menyimpan mobil angkut dan Kembali ke Kantor Agen Gas milik PT Karya
Mandiri Prima yang berada di Kecamatan Gebang. Keseluruhan kegiatan ini secara manual
dikerjakan oleh manusia. Oleh sebab itu Buruh Angkat (Pengangkat Gas LPG 3 KG)
membutuhkan pola makan yang baik yang memenuhi semua kebutuhan gizi baik agar pekerjaan
dapat berlangsung tanpa terjadi kelelahan kerja.

PT Karya Mandiri Prima adalah perusahaan yang merupakan Agen resmi Gas Pertamina.
Dikarenakan Aktivitas kerja di perusahaan ini khususnya pekerjaan pengeceran dan
pengangkatan Gas LPG 3 KG masih dilakukan secara manual dan mengandalkan tenaga
manusia. Kondisi ini tentu saja berpotensi untuk menimbulkan permasalahan khususnya
kelelahan terhadap Pekerja Buruh Angkat (Pengangkat Gas LPG 3 KG) terutama jika pola
makan pekerja buruh angkat tidak memenuhi asupan zat gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh
pekerja.

Anda mungkin juga menyukai