Anda di halaman 1dari 15

SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Standar Nasional Indonesia
 

Tata cara pembuatan dan perawatan


spesimen uji beton di lapangan
(ASTM C31–10, IDT)

ICS 91.080.30 Badan Standardisasi Nasional

 
 
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
© BSN 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Daftar isi

Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata ..................................................................................................................................... ii
Pendahuluan..............................................................................................................................i
1. Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2. Dokumen referensi ............................................................................................................ 1
3. Istilah dan definisi .............................................................................................................. 2
4. Kepentingan dan kegunaan ............................................................................................... 2
5. Peralatan ........................................................................................................................... 2
6. Persyaratan uji ................................................................................................................... 4
7. Pengambilan contoh beton ................................................................................................ 4
8. Slump, kadar udara, dan temperatur ................................................................................. 4
9. Pencetakan spesimen ....................................................................................................... 5
10. Perawatan........................................................................................................................ 7
11. Transportasispesimen ke laboratorium............................................................................ 9
12. Laporan............................................................................................................................ 9
13. Kata kunci ...................................................................................................................... 10

Tabel 1 – Persyaratan diameter batang pemadat ................................................................... 3


Tabel 2 – Metoda persyaratan pemadatan .............................................................................. 5
Tabel 3 – Persyaratan pencetakan dengan penusukan .......................................................... 5
Tabel 4 – Persyaratan pencetakan dengan penggetaran........................................................ 6

© BSN 2013  iii  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Bahan Bangunan pada Subpanitia
Teknis Bahan, Sain, Struktur dan Konstruksi Bangunan.

Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan adalah revisi SNI 03-
4810-1998 diadopsi identik dari ASTM C31, Standard practice for making and curing
concrete test specimens in the fieldyang digunakan sebagai acuan untuk pembuatan dan
perawatan spesimensilinder dan balok yang mewakili beton segar untuk suatu proyek
konstruksi, sehingga pada pelaksanaannya di lapangan mencapai kualitas yang tepat mutu.

Tata cara penulisan disusun berdasarkan MoU BSN-ASTM dan Pedoman Standardisasii
Nasional 10:2012 dan telah dibahas dalam rapat konsensus pada tanggal 28 Feberuari
2013 di Bandung. Forum rapat konsensus ini dihadiri oleh wakil dari produsen, konsumen,
asosiasi, lembaga penelitian, perguruan tinggi dan instansi pemerintah terkait

© BSN 2013  ii
SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Pendahuluan

Standar ini dimaksudkan sebagai petunjuk dalam pembuatan dan perawatan spesimen
beton silinder dan balok di lapangansesuai dengan proporsi campuran yang telah
direncanakan dan harus memiliki slump terukur.

Dengan adanya standar ini, maka diharapkan tercapainya kinerja konstruksi yang
memenuhi persyaratan perancangan.

Standar ini membahas peralatan, persyaratan uji, pengambilan sampel beton segar,
pencetakan spesimen, perawatan dan pengangkutan spesimen ke laboratorium untuk
memperoleh spesimen yang menghasilkan kinerja yang diharapkan. Standar ini merupakan
pelengkap dari SNI 2847 Peraturan bangunan gedung beton struktural

© BSN 2013  iii  


SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Tata cara pembuatan dan perawatan spesimen uji beton di lapangan

1 Ruang lingkup

1.1 Tata cara ini mencakup prosedur pembuatan dan perawatanspesimen silinder dan
balok dari sampel yang mewakili beton segar untuk suatu proyek konstruksi.

1.2 Beton yang digunakan untuk membuat spesimen yang dicetak harus merupakan
sampel yang sesuai dengan proporsi campuran yang telah direncanakan, termasuk
penambahan air pencampur dan bahan campuran tambahan. Standar ini tidak berlaku untuk
pembuatan spesimen dari beton yang tidak mempunyai slump terukur atau spesimendengan
ukuran atau bentuk lain.

1.3 Nilai-nilai yang dinyatakan dalam salah satu satuanSI atau satuan inch-pound dianggap
terpisah sebagai standar. Nilai-nilai yang dinyatakan pada setiap sistem mungkin tidaktepat
ekivalen; karena itu setiap sistem harus digunakan secara independen dari yang lain.
Menggabungkan nilai dari dua satuan dapat mengakibatkan ketidaksesuaian dengan
standar.

1.4 Standar ini tidak mencakup keselamatan dan kesehatan sehubungan dengan
penggunaannya. Pengguna standar ini bertanggung jawab untuk menerapkan keselamatan
dan kesehatan dalam penggunaannya. (Peringatan-campuran segar sementisiushidrolis
adalah kaustik yang dapat menyebabkan kulit dan jaringanmelepuh akibat kontak yang
terlalu lama.)

1.5 Catatan-catatan pada dokumenreferensi standar ini hanyalah merupakan penjelasan,


bukansebagai persyaratan standar.

2 Dokumen referensi

2.1 Standar ASTM:

ASTM C 125,Terminology relating to concrete and concrete aggregates.


ASTM C 138/C 138M,Test method for density (Unit weight), Yield, and Air content
(Gravimetric) of concrete.
ASTM C 143/C 143M,Test method for slump of hydraulic cement concrete.
ASTM C 172,Practice for sampling freshly mixed concrete.
ASTM C 173/C 173M,Test method for air content of freshly mixed concrete by the volumetric
method.
ASTM C 231,Test method for air content of freshly mixed concrete by the pressure method.
ASTM C 330,Specification for lightweight aggregates for structural concrete.
ASTM C 403/C 403M, Test method for time of setting of concrete mixtures by penetration
resistance.
ASTM C 470/C 470M,Specification for molds for forming concrete test cylinders vertically.
ASTM C 511,Specification for mixing rooms, moist cabinets, moist rooms, and water storage
tanks used in the testing of hydraulic cements and concretes.
ASTM C 617,Practice for capping cylindrical concrete specimens.

© BSN 2013  1 dari 10  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
ASTM C 1064/C 1064M,Test method for temperature of freshly mixed hydraulic-cement
concrete.

2.2 American Concrete Institute Publication:

CP-1,Concrete field testing technician, Grade I.


309R,Guide for consolidation of concrete.

3.Istilah dan definisi

3.1 Untuk definisi istilah-istilah yang digunakan pada standar ini, mengacu pada ASTM
C125.

4.Kepentingan dan kegunaan

4.1 Standar ini memberikan persyaratan untuk pembuatan, perawatan, perlindungan, dan
transportasispesimen uji beton sesuai kondisi lapangan.

4.2 Jika spesimen dibuat dan dirawat sesuai standar, maka data hasil uji kekuatan dapat
digunakan untuk tujuan berikut :

4.2.1 Uji penerimaan untuk kekuatan yang disyaratkan,

4.2.2 Pemeriksaan kecukupan proporsi campuran untuk kekuatan, dan

4.2.3 Pengendalian mutu.

4.3 Jika spesimen dibuat dan dirawat di lapangansesuai standar, data hasil uji
kekuatandapat digunakan untuk tujuan berikut :

4.3.1 Penentuan kemampuan suatu strukturmemikul beban layan yang ditetapkan,

4.3.2 Perbandingan dengan hasil uji dari spesimenyang dirawat standar atau dengan hasil
uji dari berbagai metoda uji di lapangan,

4.3.3 Kecukupan perawatan dan perlindungan pada beton strukturnya, atau

4.3.4 Persyaratan waktu pembongkaran bekisting atau perancah.

5. Peralatan

5.1 Cetakan, umum–Cetakanuntuk spesimendan pengencangnya harus dibuat dari baja,


besi cor, atau material lainnya yang tidak menyerap air, tidak reaktif dengan beton semen
portland atau semen hidrolis lainnya. Dimensi dan bentuk cetakan harus dijaga tidak
berubah dalam semua kondisi. Cetakan harus kedap air dan tidak bocor ketikadigunakan.
Ketentuan uji kebocoran air dijelaskan dalam Test methods for elongation, absorption, and
water leakage section of specification ASTM C470/C470M. Perapat celah yang cocok,
seperti pelumas kental (heavy grease), tanah liat, atau lilin harus digunakan bila diperlukan
untuk pencegahan kebocoran pada sambungan cetakan. Pelat dasar cetakan harus melekat
erat pada cetakan. Cetakan dapat digunakan kembali harus dilapis tipis dengan minyak
pelumas untuk memudahkan cetakan dilepas.

© BSN 2013 2 dari 10


SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
5.2 Cetakan silinder - Cetakan silinderuntuk spesimen uji beton harus memenuhi
persyaratan ASTM C470/C470M.

5.3 Cetakan balok–Cetakanbalok harus mempunyai bentuk dan dimensi yang disyaratkan
untuk menghasilkan spesimen yang ditetapkan dalam 6.2. Permukaan dalam cetakan harus
halus. Sisi-sisi, bagian bawah dan ujung harus tegak lurus satu sama lain dan harus benar-
benar lurus dan tidak terpuntir. Simpangan maksimal dari penampang melintang nominal
tidak boleh melampaui3 mm [1/8 in] untuk cetakan berukuran tinggi ataulebar 150 mm [6 in.]
atau lebih. Cetakan harus menghasilkan selisih panjang spesimentidak lebih dari 2 mm [1/16
in]dibanding panjang yang disyaratkan dalam 6.2.

5.4 Batang pemadat - Batang baja bundar, halus, lurus, berdiameter sesuai dengan
persyaratan dalamTabel 1. Panjang batang pemadatminimal 100 mm [4 in.] lebih panjang
dari kedalaman cetakan bila batangdigunakan untuk menusuk, tetapi dengan panjang total
maksimum 600 mm [24 in.](lihat Catatan 1). Ujung batang harus dibulatkan salah satu atau
keduanyadengan bentuk setengah bola (hemispherical).

CATATAN 1 – Panjang batang 400 mm [16 in.]sampai 600 mm [24 in.] harus memenuhi persyaratan
berikut: ASTM C31/C31M, ASTM C138/C138M, ASTM C143/C143M, ASTM C173/C173M, dan ASTM
C231.

Tabel 1 – Persyaratan diameter batang pemadat

Diameter silinder atau lebar balok Diameter atauBatang


mm [in.] mm [in.]
<150 [6] 10 ± 2 [3/8 ± 1/16]
≥ 150 [6] 16 ± 2 [5/8 ± 1/16]

5.5 Penggetar–Harus digunakan penggetar internal. Pada waktu digunakan, penggetar


harus memiliki frekuensi minimum 9000 getaran per menit [150 Hz]. Diameter penggetar
maksimum seperempat diameter cetakan silinder atau seperempat lebar cetakan balok.
Penggetar yang berbentuk lain harus memiliki garis keliling yang setara dengan lingkaran
penggetar bundar. Gabungan panjang batang penggetar dan elemen penggetar harus
melampaui kedalaman bagian yang digetarkan minimum 75 mm [3 in.]. Frekuensi pengetar
harus diperiksa secara periodik dengan tachometer reed-penggetar atau peralatan yang
sesuai lainnya.

CATATAN 2 – Untuk informasi ukuran dan frekuensi berbagai penggetar dan metoda pemeriksaan
frekuensi penggetar secara periodik, lihat ACI 309R.

5.6 Palu – Harus digunakan palu dengan kepala karet atau rawhide seberat (0,6  0,2)
kg[(1,25  0,50) lb].

5.7 Alat pengambil beton segar- Alat pengambil beton segar memiliki ukuran cukup besar
sehingga beton yang diambil cukup mewakili beton yang akan di uji tetapi juga cukup kecil
sehingga tidak tumpah ketika dituangkan ke dalam cetakan. Untuk mengisi silinder beton,
digunakan sendok beton. Untuk mengisi cetakan balok, digunakan sekop atau sendok beton.

5.8 Alat finishing - roskam atau sendok perata (trowel).

5.9Peralatan slump – Peralatan untuk mengukur slump harus sesuai ASTM C143/C143M.

5.10Wadah sampe l- Wadah sampel harus terbuat dari metal yang cukup tebal, gerobak
dorong, atau lempeng yang rata, bersih dan tidak menyerap air dengan kapasitas yang

© BSN 2013  3 dari 10  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
cukup besar sehingga memudahkan pengadukan ulang seluruh sampel dengan sekopatau
sendok aduk.

5.11 Alat uji kadar udara–Alat untuk mengukur kadar udara harus sesuai ASTM
C173/C173M atau ASTM C231.

5.12 Alat ukur temperatur–Alat untuk mengukur temperatur harus sesuai ASTM
C1064/C1064M.

6. Persyaratan uji

6.1 Spesimen silinder–Spesimenuntuk kekuatan tekan atau kekuatan tarik belah harusdicor
pada cetakan silinder dan dibiarkan mengeras dalam posisi tegak. Jumlah dan ukuran
cetakan silinder harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Selain itu, tinggi silinder harus dua
kali diameter dan diameter silinder minimal 3 kali ukuran maksimum nominal agregat kasar.
Bila ukuran maksimum nominal agregat kasar lebih dari 50 mm [2 in.], maka sampel beton
harus diayak basah melalui saringan50 mm [2-in.]seperti yang dijelaskan dalam ASTM
C172. Untuk uji penerimaan kekuatan tekan yang disyaratkan, silinder harus
berukuran150mmx 300mm(6 in. x 12 in.) atau 100 mm x 200 mm (4 in. x 8 in.) (Catatan 3).

CATATAN 3 – Bila cetakan dalam ukuran SI tidak tersedia, boleh digunakan cetakandengan ukuran
inch-poundyang ekivalen.

6.2 Spesimen balok - Spesimenkekuatan lentur harus balok beton yang dicor dan
mengeras dalam posisi horizontal. Jumlah balok yang dicor harus sesuai dengan spesifikasi
teknis. Panjang benda uji minimal lebih panjang 50 mm [2 in.]dari tiga kali tingginya.Rasio
lebar terhadap tinggi maksimum 1,5.Balokstandar harusberukuran penampang(150 x 150)
mm [(6 x 6) in.], dan harus digunakan untuk beton dengan ukuran maksimum nominal
agregat kasar 50 mm [2 in.]. Bila ukuran maksimum nominal agregat kasar lebih dari 50 mm
[2 in.], ukuran penampang melintang balok yang lebih kecil harus minimum tiga kali ukuran
maksimum nominal agregat kasar. Kecuali jika ditetapkan dalam spesifikasi teknis, balok
yang dibuat di lapangan tidak boleh memiliki lebar atau tinggi kurang dari 150 mm [6 in.].

6.3 Teknisi lapangan – Teknisilapangan yang melakukan pembuatan dan perawatan


spesimen untuk pengujian harus memilikisertifikat yang sesuai.

7. Pengambilan contoh beton

7.1 Pengambilan sampel yang digunakan untuk membuat spesimenuji sesuai standar ini
harus memenuhi ASTM C172 kecuali jika disetujui suatu prosedur alternatif.

7.2 Catat identifikasi sampel sesuai lokasi tempat pengambilan dan waktu pembuatannya.

8. Slump, kadar udara, dan temperatur

8.1 Slump–Segera ukur dan catat slump setiap kali pengadukan di mana spesimendibuat
setelah diadukulang dalam bak penampung, sesuai ASTM C143/C143M.

8.2 Kadar udara–Ukurdan catat kadar udara sesuai ASTM C173/C173M atau ASTM C231
Beton yang telah digunakan untuk uji kadar udara tidak boleh digunakan untuk
pembuatanspesimenuji.

© BSN 2013 4 dari 10


SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
8.3 Temperatur - Ukur dan catat temperatur sesuai ASTM C1064/C1064M.

CATATAN 4 –Beberapaspesifikasi mungkin membutuhkan pengukuran berat isi beton. Volume beton
yang diproduksi dalam satu kali pengadukan mungkindibutuhkanpada beberapa proyek. Mungkin
dibutuhkaninformasi tambahan pengukuran kadar udara. ASTM C138/C138M digunakan untuk
mengukur berat isipadat,yield dan kadar udarasecara gravimetridari adukan beton segar.

9. Pencetakan spesimen

9.1 Penempatan cetakan–Letakkan cetakanspesimenpada permukaan yang keras dan


datar, bebas getaran dan gangguan lainnya, di tempat yang dekat dengan lokasi di mana
spesimenakan disimpan.

9.2 Pengecoran silinder–Pilihbatang pemadat sesuai dengan 5.4 dan Tabel 1 atau
penggetar sesuai dengan 5.5. Tentukan metoda pemadatan sesuaiTabel 2, kecuali
disyaratkan metoda lain. Jika metoda pemadatan adalah penusukan, tentukan persyaratan
pencetakan sesuai Tabel 3. Jika metoda pemadatan adalah penggetaran, tentukan
persyaratan pencetakan sesuai Tabel 4. Pilih sendok beton sesuai 5.7.
Sementaramemasukkan adukan beton ke dalam cetakan, gerakkansendok beton
mengelilingi dindingcetakan untuk menjamin distribusi beton yang merata dengan segregasi
minimal. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sesuai yang disyaratkan. Dalam
memasukkan lapisan terakhir terakhir tambahkan sejumlah beton untuk memenuhi cetakan
setelah pemadatan selesai.

Tabel 2 – Metodapersyaratan pemadatan

Slumpmm (in.) Metoda pemadatan


 25 [1] Penusukan atau penggetaran
< 25 [1] Penggetaran

Tabel 3 – Persyaratanpencetakan dengan penusukan

Jumlah lapis yang kira-kira Jumlah penusukan


Tipe dan ukuran benda uji
sama tebal tiap lapis
Silinder :
Diameter, mm [in.]
100 [4] 2 25
150 [6] 3 25
225 [9] 4 50
Balok :
Lebar, mm [in.]
150 [6]sampai dengan 200 [8] 2 Lihat 9.3
>200 [8] 3 atau lebih dengan tebalsama, Lihat 9.3
masing-masingmaksimal150 mm
[6 in.]

© BSN 2013  5 dari 10  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
Tabel 4 – Persyaratan pencetakan dengan penggetaran

Tipe dan ukuran Jumlah Jumlah penusukan Perkiraan tebal per lapis,
benda uji lapis penggetar per lapis mm [in.]
Silinder :
Diameter, mm [in.]
100 [4] 2 1 ½ tinggi benda uji
150 [6] 2 2 ½ tinggi benda uji
225 [9] 2 4 ½ tinggi benda uji
Balok :
Lebar, mm [in.]
6 [150] sampai dengan 8 1 Lihat 9.4.2 Tinggi benda uji
[200] 2 atau lebih Lihat 9.4.2 8 [200]sedekatmungkin
>8 [200]

9.3 Pengecoran balok - Pilih batang pemadat sesuai 5.4 dan Tabel 1 atau penggetar sesuai
5.5. Tentukan metoda pemadatan dari Tabel 2, kecuali ditentukan metoda lainnya. Jika
metoda pemadatan denganpenusukan, tentukan persyaratan pencetakan sesuai Tabel 3.
Jika metoda pemadatan dengan penggetaran, tentukan persyaratan pencetakan
sesuaiTabel 4. Tentukan jumlah penusukan per lapis, satu tusuk per 14 cm2[2 in.2] dari luas
permukaan bagian atas balok. Pilih peralatan pengecoran sesuai5.7. Gunakan sendok beton
atau sekop, masukkan beton ke dalam cetakan perlapis. Masukkan beton sedemikian rupa
sehingga setiap lapis terdistribusi merata dengan segregasi minimum. Setiap lapis harus
dipadatkan sesuai yang disyaratkan. Dalam penuangan untuk lapisanakhir, tambahkan
beton sampai cetakan penuh.

9.4 Pemadatan–Metodapemadatan pada standar ini dilakukan dengan penusukan atau


penggetaran internal.

9.4.1 Penusukan–Masukkan beton dalam cetakan dalam beberapa lapis yang disyaratkan
dengan volume beton yang kira-kira sama. Tusuk setiap lapis beton secara merata seluruh
penampang melintang dengan batang pemadat yang ujungnya bulatdengan jumlah tusukan
yang disyaratkan. Tusuk lapisanbawah sampai dasar cetakan. Pada penusukan lapis ini,
harus hati-hati jangan merusak bagian bawah cetakan. Untuk setiap lapis diatasnya, batang
pemadatharus menembus sampai lapisan dibawahnya kira-kira 25 mm[1 in.]. Untuk setiap
lapis tusukan, ketuk sisi luar cetakan 10 kali sampai dengan 15 kali dengan palukaret untuk
menutup lubang yang ditinggalkan oleh batang pemadat dan untuk melepaskan gelembung
udara yang mungkin terperangkat. Gunakan kedua tangan untuk menekanringan tutup
cetakan silinder yang sangat rentanterhadapkerusakan jika diketuk dengan palu. Setelah
pengetukan, sekop setiap lapis beton sepanjang sisi dan ujung cetakan balok dengan
trowelatau alat lain yang sesuai. Cetakan yang kurang penuh harus diisi dengan adukan
beton yang sama selama pemadatan lapis atas. Beton yang berlebihan harus diambil.

9.4.2 Penggetaran - Pertahankan durasi getaranyang seragam untuk setiap jenis beton,
penggetar, dan cetakan benda uji. Durasi penggetaran yang diperlukan tergantung pada
kelecakan beton dan efektifitas penggetar. Biasanya penggetaran sudah cukup apabila
permukaan beton terlihat halus dan gelembung-gelembung udara muncul dan pecah
dipermukaan.Penggetaran dilanjutkan hanya untuk mencapai pemadatan beton yang cukup
(lihat catatan 5). Isi cetakan dan getarkan dalam jumlah lapis yang kira-kira sama setiap
lapisnya. Masukkan adukan beton setiap lapis ke dalam cetakan sebelum penggetaran
dilakukan pada lapis tersebut. Dalam pemadatan spesimen, masukkan penggetar secara
pelan-pelan dan jangan biarkan penggetarmenyentuh dasar atau dinding cetakan.Perlahan-
lahan tarik penggetarsehingga tidak ada gelembung udara besar-besar yang tertinggal di
dalam benda uji. Sewaktu melakukan penuangan lapis terakhir, hindari mengisi terlalu penuh
lebih dari 6 mm[¼ in.].

© BSN 2013 6 dari 10


SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
CATATAN 5–Biasanya, lama getaran pada pemadatan beton per lapis dengan slump lebih besar 75
mm dibutuhkantidak lebih dari 5 detik. Untuk slump beton yang lebih rendah, pemadatannya
membutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi lama getaran pada setiap penuangan per lapis tidak
boleh melampaui 10 detik.

9.4.2.1 Silinder–Jumlahpenusukan penggetarper lapis sesuai Tabel 4. Bila dibutuhkan


lebih dari satu penusukan per lapis, dalam setiap lapis berikutnya juga diperlukandistribusi
penusukan secara merata. Penggetar diperbolehkan menembus lapisan yang di getarkan,
sampai masuk ke lapisan dibawahnya kira-kira 25 mm[1 in.]. Setelah setiap lapis digetar,
ketuk sisi luar cetakan dengan palu karet minimal 10 kali, untuk menutup rongga-rongga
yang terjadi dan melepaskan gelembung udara yang terperangkap. Gunakan tangan terbuka
untuk menepuk cetakan karton atau cetakan metal sekali pakai yang mudah rusak jika
diketuk dengan palu karet.

9.4.2.2 Balok – Masukkanpenggetar pada interval tidak melampaui 150 mm[6 in.]
sepanjang garis tengah dari panjang balok. Untuk spesimenlebih lebar dari150 mm[6 in.],
gunakan alternatif penusukan dengan dua garis. Batang penggetar diperbolehkan masuk ke
dalam lapisan bawahnya kira-kira25 mm(1 in.). Setelah setiap lapis digetarkan, ketuk sisi
luar cetakan minimal 10 kali dengan palu untuk menutup lubang yang terjadi dengan getaran
dan untuk melepaskan rongga udara yang terperangkap.

9.5 Penyelesaianpermukaan – Lakukansemua penyelesaian permukaan dengan sesedikit


mungkin manipulasi untuk menghasilkan permukaan yang rata dengan tepi cetakan tanpa
terjadinya lekukan atau tonjolan lebih dari 3,3 mm[1/8 in.].

9.5.1 Silinder–Setelahpemadatanratakan permukaan atas dengan menusukkanbatang


pemadatapabila kekentalan cukup atau dengan roskam atau sendok aduk. Jika
diinginkan,lapisi permukaan atas (kaping) beton segar silinder dengan pasta kental semen
portland yang tipis,biarkan mengeras, dan kemudian dirawat bersama-sama dengan
spesimen tersebut. Lihat pasal MaterialCappingASTMC617.

9.5.2 Balok–Setelahpemadatan beton, gunakan roskam atau sendok aduk untuk


menghasilkan permukaan atas yang rata.

9.6 Identifikasi–Tandai spesimenuntukmengindentifikasi beton yang diwakilinya. Gunakan


metoda yang tidak merusak permukaan bagian atas beton. Jangan tandai pada penutup
yang dapat dilepaskan. Jikacetakan dilepas, tandai spesimenuji sesuai dengan identitas
sebelumnya.

10. Perawatan

10.1 Perawatan standar–Metodeperawatan standar digunakan bila spesimen dibuat dan


dirawat untuk tujuan yang dijelaskan dalam 4.2.

10.1.1 Penyimpanan - Jikaspesimen tidak bisa dicetak di tempat di mana


spesimenakanmenerima perawatan awal, segera setelah penyelesaian permukaan,
pindahkan spesimen ke tempat perawatan awal untuk disimpan. Lantai pendukung untuk
tempat penyimpanan spesimen harus rata atau dengan kemiringan tidak lebih dari 20 mm
per m (¼ in per ft). Jika cetakan sekali pakai silinder beton dipindahkan, angkat dan
tahanbagian bawah silinder dengan sendok aduk yang besar atau dengan alat yang serupa.
Segera perbaiki, jika permukaan bagian atas rusak sewaktu pemindahanspesimen ke tempat
penyimpanan awal.

© BSN 2013  7 dari 10  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
10.1.2 Perawatan awal - Segerasetelah pencetakan dan finishing, spesimenharus disimpan
maksimum 48 jam dalam rentang temperatur dari 16 oC dan 27 oC [60 oF dan 80oF]dan pada
suatu lingkungan yang mencegah kehilangan kelembaban padaspesimen. Untuk campuran
beton dengan kekuatan yang disyaratkan 40 MPa [6 000 psi] atau lebih besar, temperatur
perawatan awal harus antara 20 oC dan 26 oC [68 oF dan 78 oF]. Berbagai prosedur yang
dapatdigunakan selama periode perawatan awal untuk menjaga kondisi kelembaban dan
temperatur yang disyaratkan. Harus digunakan prosedur yang sesuai atau kombinasi
prosedur-prosedur (Catatan 6). Lindungi semua spesimendari cahaya matahari langsung
danjika perlu gunakan peralatan radiant heating. Temperatur ruang penyimpananbenda uji
harus dikendalikan dengan menggunakan peralatan pemanas dan peralatan pendingin,
sebagaimana diperlukan. Catat temperaturmaksimum-minimum dengan menggunakan
thermometer. Jika digunakan cetakan karton, jaga agar permukaan luar cetakan tetap
kering.

CATATAN 6–Kondisi lingkungan yang baik untuk perawatan awal spesimen dapat dilakukan sebagai
berikut: (1) segera rendamspesimendi dalam larutan kapur hidroksida jenuh, (2) simpan dalam kotak
kayu yang kuat dan rapat, (3) ditimbun dengan pasir lembab, (4) tutup dengan lembaran plastik, (5)
masukkan ke dalam kantong, atau (6) tutup dengan lembaran plastik atau bahan yang tidak
menyerap air, suhu lingkungan harus diatur selama perawatan awal spesimen dengan salah satu
prosedur berikut: (1) gunakan ventilasi, (2) gunakan es, (3) gunakan pengkondisian temperatur yang
dilengkapi thermostat, atau (4) gunakan metoda pemanasan dengan menggunakan lampu. Metoda
lain yang cocok bolehdapat digunakan asalkan persyaratan temperaturdan kelembaban dipenuhi.
Untuk campuranbeton dengan kekuatan yang disyaratkan 40 MPa[6 000 psi] atau lebih besar, panas
yang dilepaskan selama umur awal dapat meningkatkan temperatur lebih tinggi dari temperatur
penyimpanan yang disyaratkan. Perendaman dalam air jenuh kapur hidroksida (calcium hydroxide)
mungkin metoda termudah untuk menjaga temperatur penyimpanan yang disyaratkan. Bila
spesimenharus direndam dalam larutan kapur hidroksida jenuh, maka spesimen dalam cetakan karton
atau cetakan lain yang dapat mengembang tidak boleh digunakan. Hasil uji kekuatan pada beton
o o
umur muda kemungkinan lebih rendahbila disimpan pada temperatur 16 C [60 F] dan lebih tinggi bila
o o
disimpan pada temperatur27 C[80 F]. Pada sisi lain, pada umur lanjut, hasil uji bisa lebih rendah
untuk penyimpanan awal dengan temperatur lebih tinggi.

10.1.3 Perawatan akhir:

10.1.3.1 Silinder–Untuk melengkapi perawatan awal dan dalam 30 menit setelah cetakan
dilepas, rawat spesimendengan permukaan basah pada temperatur(23 ± 2) 0C[(73,5 ± 3,5)
o
F] dengan menggunakan tangki air atau ruang basahsesuai ASTM C511, kecuali bila
dikaping (capping) dengan mortar belerang sesaat sebelum diuji. Bila dikaping (capping)
dengan mortar belerang, ujung atas dan bawah silinder (permukaan silinder) harus kering
untuk mencegah terbentuknya uap di bawah atau di dalam kaping (capping) yang lebih
besar dari 6 mm[¼ in.] seperti dijelaskan ASTMC617. Untuk periode kurang dari 3 jam
sebelumpengujian, temperatur perawatan standartidak diperlukan asalkan silinder dijaga
tetap lembab dan temperatur lingkungan dipertahankan antara20 oC dan 30 oC[68 oF dan 86
o
F].

10.1.3.2 Balok–Balokharus dirawat dengan cara sama seperti silinder (lihat 10.1.3.1)
kecuali bahwabalok harus disimpan dalam air jenuh kalcium hydroksida pada temperatur (23
± 2) oC[(73,5 ± 3,5) oF]selama minimal 20 jam sebelum dilakukan pengujian. Pengeringan
permukaan balok harus dicegah setelah balok dikeluarkan dari air sampai dilakukan
pengujian.

CATATAN 7–Pengeringan yang relatif kecil pada permukaan spesimenlentur dapat mempengaruhi
kekuatan tarik pada serat terluarsehingga menurunkan kekuatan lentur.

10.2 Perawatan di lapangan - Perawatan di lapangan adalah metode perawatan yang


digunakan untuk spesimen yang dibuat dan dirawat sesuai dengan4.3.

© BSN 2013 8 dari 10


SNI 4810:2013

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
10.2.1 Silinder–Simpansilinder di dalam atau di atas struktur sedekat mungkin dengan
lokasi beton yang dicor. Lindungi semua permukaan silinder dengan cara sama seperti
struktur yang dicor. Siapkan silinder dengan temperatur dan kondisi kelembaban yang sama
seperti struktur yang dicor. Uji spesimen dalam kondisi kelembaban yang dihasilkan dari
perlakuan perawatan yang disyaratkan. Untuk mencapai kondisi ini, spesimendibuat untuk
menentukan kapan struktur mampu memikul beban atau kapan bekisting boleh dibuka.

10.2.2 Balok–demi kepraktisan perawatan balok dilakukan dengan cara yang sama dengan
beton pada struktur. Pada akhir (48  4) jam setelah pencetakan, pindahkan benda uji ke
lokasi penyimpanan dan lepaskan cetakan. Simpan spesimen beton untuk jalan dengan
menempatkannya di atas tanah ketika dicetak dengan permukaan atas terbuka. Kubur sisi
spesimen dengan tanah atau pasir agar tetap lembab, biarkan permukaan atas tetap terbuka
dengan perlakuan perawatan yang disyaratkan. Simpan spesimensedekat mungkin dengan
lokasi yang dicor dan biarkan mengalami kondisi temperatur dan lingkungan yang sama.
Pada akhir periode perawatan, tinggalkan spesimen ditempatnya dan biarkan terekspos
cuaca dengan cara sama seperti strukturnya.Pindahkan semua spesimen balok dari tempat
penyimpanan di lapangan dan simpan dalam air jenuh kalsium hidroksida pada
temperatur(23 ± 2) oC[(73,5 ± 3,5) oF]selama(24 ± 4) jam sebelum waktu pengujian untuk
memastikan kondisi kelembaban yang merata dari spesimen ke spesimen. Amati petunjuk-
petunjuk yang diberikan dalam 10.1.3.2 untuk mencegah pengeringan diantara waktu
pemindahan dari perawatan ke pengujian.

10.3Perawatan beton ringan struktural–Rawatsilinder beton ringan struktural sesuai ASTM


C330.

11.Pengangkutanspesimen ke laboratorium

Sebelum diangkut, rawat dan lindungi spesimensesuaiPasal 10. Spesimen tidak boleh
dipindahkan sampai paling sedikit 8 jam setelah pengikatan akhir. (Lihat catatan 8). Selama
pengangkutan, lindungi spesimen dengan bahan yang empuk untuk mencegah kerusakan
akibat benturan. Selamacuaca dingin, lindungi spesimen dari pembekuan dengan bahan
pelindung yang sesuai. Cegah pengeringan selama pemindahan dengan membungkus
spesimen dengan plastik, lap basah, kubur dalam pasir atau kencangkan tutup plastik yang
rapat pada cetakan plastik. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 4 jam.

CATATAN 8 – Waktu pengikatan dapat diukur sesuai ASTM C403.

12. Laporan

12.1 Laporkan informasi-informasi berikut ke laboratorium yang akan menguji spesimen:

12.1.1 Nomor identifikasi,

12.1.2 Lokasi beton yang diwakili oleh sampel,

12.1.3Tanggal, waktu dan nama dari masing-masing spesimen yang dicetak,

12.1.4Slump, kadar udara dan temperatur beton, hasil-hasil uji dan hasil-hasil ujilain pada
beton segar dan setiap penyimpangandari metoda uji standar yang dirujuk.

12.1.5Metoda perawatan. Untuk metoda perawatan standar, laporkan metoda perawatan


awal dengan temperaturmaksimum dan minimum serta metoda perawatan akhir. Untuk

© BSN 2013  9 dari 10  


SNI 4810:2013
 

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan”
metoda perawatan di lapangan, laporkan lokasi dimana penyimpanan, cara perlindungan ,
temperatur dan lingkungan kelembaban, dan waktumelepaskan dari cetakan.

13. Kata kunci

13.1 balok; pencetakansampel; beton; perawatan; silinder; pengujian

© BSN 2013 10 dari 10

Anda mungkin juga menyukai