KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesalkan diktat ini. Penulis
berusaha untuk menyusun dan menyelesaikan diktat ini dengan baik dan sesuai dengan apa
yang diharapkan agar dapat digunakan oleh seluruh anggota Paduan Suara Universitas Mercu
Buana Khususnya dan masyarakat umum lainnya.
Penulis juga menyadari bahwa diktat ini dapat terselesaikan berkat bantuan daxi
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
penuh dalam menyelesaikan diktat ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan dan
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaihan proposal ini. .
Akhir kata, besar harapan penulis agar diktat ini dapat bermanfaat bagi anggota
Paduan Suara Universitas Mercu Buana pada khususnya dan masyarakat umum lainnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4) Kunci G dan Kunci F ............................................................................................. 15
5) Birama .................................................................................................................... 15
6) Garis Paranada, Spasi, dan Garis Bantu ................................................................ 16
iv
BAB I
PENGENALAN UMUM TENTANG PADUAN SUARA DAN SENI SUARA
(VOKAL)
A. Paduan Suara
Paduan suara merupakan sekelompok orang yang terorganisir dan memiliki tujuan yang
sama yang bernyanyi bersamu-sama dengan atau tanpa iringan suatu alat musik.
1) Seleksi
Dalam membentuk tim paduan suara diperlukan personiI-personil yang memiliki
bakat dan seni khususnya dibidang seni suara. Selain itu para personil harus ' memiliki rasa
kebersamaan dan dapat saling bekerja sama antar personil (kelompok suara agar dapat
menghasilkan suara yang tidak dominan satu cengan yang lainnya.
Untuk itu diperlukan suatu seleksi awal yang nantinya dapat menentukan layak atau
tidaknya seseorang untuk bergabung dalam tim paduan suara. Adapun seleksi yang dapat
dilakukan antara lain :
Seleksi Kemampuan Pribadi
Seleksi kemampuan pribadi dapat dilakukan dengan cara :
1
1. Mempunyai pendengaran yang tajam, cepat dan tepat dalam “menangkap" suara-
suara/nada.
2. Dapat dengan cepat dan tepat untuk mengulangi atau menirukan suara nada yang baru
didengarnya.
3. Suara tidak sumbang (fals).
4. Dapat membaca solmisasi.
2) Latihan
Kelompok paduan suara harus mempunyai peraturan dan tata tertib yang harus
dipatuhi oleh semua anggotanya. Terutama masalah kedisiplinan mengenai ketepatan waktu
untuk berkumpul.
Latihan harus dilaksanakan secara rutin dalam seminggu, minimal harus dilakukan 1-
2 kali latihan. Hal ini diperlukan guna melatih teknik vokal serta suara yang kita miliki
sehingga tetap terjaga kualitasnya
Cara latihan sebaiknya diawali dengan membagi-bagi anggota sesuai dengan
kelompok suara yang sudah ditentukan sebelumnya. Usahakan agar masing-masing anggota
memiliki partitur, lalu masing-masing kelompok suara berlatih dalam jangka waktu +/30
menit untuk menguasai satu buah lagu. Setelah semua kelompok suara dapat menguasai lagu,
kemudian digabungkan menjadi satu untuk menyanyikan lagu tersebut sesuai dengan
golongan suaranya masing-masing.
3) Memilih Lagu
Beberapa dasar untuk memilih lagu-lagu dalam paduan suara, antara lain :
2
a. Pilihlah lagu-lagu yang gembira, semangat, dan mengasikkan.
b. Pemilihan lagu-Iagu yang baik harus ditinjau dari segi melodi, harmoni, dan syairnya.
c. Pilihlah lagu-lagu yang sesuai dengan kemampuan anggota paduan termasuk juga
dirigennya.
d. Pada saat bernyanyi dalam suatu event tertentu, harus diperhatikan tema dari acara
tersebut sehingga lagu-lagu yang dinyanyikan harus sesuai.
3
BAB II
SUARA MANUSIA DAN TEKNIK VOKAL
A. Suara manusia
Suara manusia yang merupakan dasar atau sumber suara pada musik vokal,
mempunyai daerah suara empat oktaf, yang digolongkan menjadi :
1. Daerah Suara Discant
Nada tinggi yang dapat dicapai oleh suara Discant adalah nada keempat pada
oktaf tingkat V1 (V1 / 4), dan nada terendah sebagai batas daerah suara wanita tingkat
rendah, adalah nada kelima dari oktaf tingkat III. Suara Discant terdiri dari suara wanita
dan suara anak-anak
2. Daerah Suara Bass
Nada terendah suara Bass (suara Pria) yang dapat dicapai, adalah berada pada
nada pertama dari oktaf tingkat ll dan nada tertinggi dapat dicapai oleh suara pria,
melampui batas pusat suara dan mencapai nada terakhir dan oktaf tingkat IV. Suara Bass
biasanya dan pada umumnya terdiri dari suara pria.
B. Teknik Vokal
Seorang anggota paduan suara harus menguasai teknik vokal dengan baik. Dan perlu
diketahui bahwa suara untuk bernyanyi itu tidaklah sama dengan suara yang digunakan untuk
berbicara sehari-hari. Suara yang dikeluarkan saat kita beryanyi harus memerlukan suatu
4
pengolahan lebih lanjut agar nantinya dapat menghasilkan suara yang indah dan dapat
memberikan suatu kepuasan bagi orang-orang yang mendengarnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh anggota paduan suara dalam
bernyanyi, antara lain :
1. Sikap Tubuh 5. Resonansi
2. Pernafasan 6. Pharascring
3. Pembentukan Suara 7. Vibrato
4. Pengucapan/ Lafal 8. Penjiwaan
1. Sikap Tubuh
Sikap tubuh yang baik pada saat kita bernyanyi adalah berdiri. Usahakan sikap
tubuh berdiri tegak lurus dan dalam keadaan santai, tidak kaku,dan tegang, Berat kedua
tangan tidak menjadi beban sehingga tidak akan mengganggu rongga dada.
2. Pernafasan
Pernafasan merupakan unsur terpenting dalam bernyanyi. Pernafasan dilakukan
untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya dan cepat saat bernyanyi dan ditahan
sejenak kemudian dikeluarkan dengan hemat dan penuh dengan kesadaran.
Ada bebarapa jenis pernafasan, antara lain :
a. Pernafasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi udara kedalam pam-paru bagian atas.
Pernafasan dada ini sangat dangkal dan kurang baik digunakan untuk bernyanyi.
b. Pernafasan Perut
Terjadi disebabkan oleh gerakan perut yang mengembang, rongga perut
mengembang / membesar sehingga udara dari luar masuk memenuhi perut. Pernafasan
ini tidak tahan lama untuk menahan udara dan untuk mengeluarkan nafas kurang
mendapat kekuatan dan' otot-otot perut. Oleh karena itu, paru-paru cepat menjadi lemah
dan cepat lelah. Penafasan ini juga kurang menguntungkan untuk digunakan dalam
beryanyi.
c. Pernafasan Diafragma
Diafragma terletak pada sekat rongga dada dan rongga perut. Pada saat
istirahat diafragma melengkung keatas dan sebagian masuk ke rongga dada. Pada saat
kita bernafas, diafragma akan menegang maka, rongga dada dan perut mengembang dan
volumenya bertambah dikarenakan udara dari luar masuk kedalam paru-paru.
Udara yang ada didalam paru-parn dapat bertahan cukup lama dengan tidak
melelahkan paru-paru. Sedangkan nafas yang dikeluarkan dapat diatur dengan sadar olah
diafragma dan otot-otot bagian samping kiri dan kanan.
Pernafasan diafragma inilah yang baik digunakan untuk bernyanyi, karena
pernafasan ini dapat ditarik lebih lama dan dapat ditahan lebih lama. Untuk mendapatkan
pernafasan yang baik, seseorang penyanyi harus mengadakan latihan pernafasan yang
lebih giat.
Pernafasan akan sukar diatur dan dikuasai apabila kita dalam keadaan :
1. Kurang sehat atau kondisi fisik sedang lemah.
2. Rasa cemas, sedih, dan ketakutan.
5
3. Kurang konsentrasn karena demam panggung
3. Pembentukan Suara
a. Organ - Organ Suara
Yaitu bagian-bagian dalam tubuh kita yang mempunyai hubungan erat dengan
produksi suara. Organ-organ yang dimaksud, antara lain :
Pita 5mm, yang merupakan sumber bunyi suara manusia yang terletak pada
pangkal tenggorokan.
Alat pernafasan, yaitu ; paru-paru.
Alat motorik; sepeni otot perut, otot sekitar punggsmg, diafragma.
Rongga Resonansi; terdiri dari rongga dada, rongga tekak, rongga hidung, rongga
mulut dan rongga kepala.
b. Pengolahan Suara
Untuk mendapatkan suara yang indah dalam bernyanyi, maka perlu pengolahan
suara secara sempurna, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Bentuk mulut, wajar saja jangan dibuat-buat, dan bukalah mulut +/- selebar 3 jari
tangan, dengan menarik rahang bawah kearah bawah.
Bibir kedepan menyerupai corong, sehingga merupakan corong pengeras suara.
Posisi lidah haruslah lemas dan letaknya tidak melengkung dan jangan menjulur
melampui gigi.
Gigi haruslah terlihat agar menghasilkan suara yang jernih.
Agar menghasilkan kualitas suara yang maksimal dan enak dilihat dan didengar
sebaiknya kita tersenyum dan tidak dalam keadaan kaku/muram.
6
4. Pengucapan (Artikulasi)
Salah satu yang juga terpenting dalam bernyanyi adalah pengucapan. Karena
apabila kita salah mengucapakan kata atau kata yang diucapkan tidak jelas bunyinya
akan membuat salah arti atau suara terdengar sumbang. Oleh karena itu kata-kata / syair
lagu pada saat kita bernyanyi harus diucapakan dengan baik dan jelas sesuai dengan
bunyinya, misalnya:
Ma harus diucapkan jelas ma, bukan me atau moa.
Tu harus diucapkan jelas tu, bukan te atau teu.
Da harus diucapkan jelas da, bukan de.
So harus diucapkan jelas so, bukan seo atau sao.
Selain jelas, harus pula diperindah dengan mengaturnya melalui rongga mulut sena posisi
lidah yang baik.
Selain itu dalam melafalkan syair, kita juga harus memperhatikan tandatanda
dalam partitur seperti panjang pendeknya syair dinyanyikan dan kapan kita memotong
atau menyambung suatu syair lagu sesuai dengan pemafasan yang kita miliki.
Berdasarkan pengucapannya huruf-huruf konsonan dapat dibedakan menjadi:
Huruf-huruf bibir; seperti M, W, P, B
Huruf-huruf gigi; seperti T, L, F, Q
Huruf-huruf desis; seperi S, Z
Huruf-huryf langit-langit; seperi R
5. Resonansi
Pengertian resonansi, selalu berhubungan dengan ruang-ruang atau rongga-rongga
udara yang turut bcrvibrasi untuk memperkuat dan mewamai suara. Resonansi pada
manusia berfungsi untuk memperluas dan memperindah suara, sehingga terdengar
merdu, nyaring, dan menawan. Untuk mewujudkannya diperlukan pula tckuik resonansi,
sepeti mengatur bentuk mulut, posisi bibir, posisi lidah, sehingga merupakan kotak suara.
6. Pharascring
Pharascring adalah aturan pemenggalan kalimat bahasa atau kalimat musik
menjadi bagian-bagian yang lebih pendek, tetapi tetap mempunyai kesatuan arti. Adapun
tujuan pharaseriug agar dalam memenggal kalimat baik kalimat bahasa maupun kalimat
musik dapat lebih tepat dan sesuai dengan kelompok-kelompok kesatuan yang berarti.
7. Vibrato
Vibrato adalah suara yang bergelombang (hidup). Dalain bernyanyi tidak semua
kalimat lagu menggunakan vibrato, adakalanya kalimat lagu tidak menggunakan vibrato
atau dikurangi penggunaan vnbratonya. Vibrato yang berlebihan dapat mengubah nada
dan vokal, sedangkan Vibrato yang dibuat-buat akan memberikan kesan penyanyi sedang
kedinginan atau kurang enak badan ( dalam keadaan sakit).
7
8. Penjiwaan
Salah satu bagian terpenting dalam bernyanyi adalah melakukan penjiwaan atas
lagu yang dibawakannya (dinyanyikan). Penjiwaan penuh dapat menciptakan lagu yang
indah dan enak untuk didengar dan pendengar dapat mengerti maksud dari sebuah lagu
yang dinyanyikan oleh si penyanyi. Agar dapat melakukan penjiwaan atas lagu yang
akan dibawakan oleh penyanyi, maka harus diketahui dan dipahami teknik-teknik
penjiwaan dalam bernyanyi
Adapun yang perlu diperhatikan agar dapat menjiwai sebuah lagu dengan baik,
antara lain :
a) Berusaha untuk mengerti maksud serta isi syair lagu yang akan dinyanyikan.
b) Berusaha mengetahui latar belakang penciptaan lagu tersebut dan kondisi dari lagu
yang akan dibawakan; misalnya lagu perjuangan, lagu daerah, lagu dalam suasana
duka, lagu yang bernuansa cinta, dsb.
c) Memahami tanda-tanda dinamik, tempo, dan tanda-tanda lain yang terdapat dalam
lagu tersebut.
d) Menguasai pengucapan kata-kata (artikulasi).
e) Memahami pemenggalan kalimat musik (pharasering).
f) Menghafal lagu tersebut dengan sempurna.
8
BAB III
NADA, NOTASI BALOK, DAN TANDA - TANDA DALAM PARTITUR
A. Nada
1) Pengertian Nada
Nada merupakan bunyi yang frekuensinya teratur. Sedangkan rangkaian nada-nada
yang dibunyikan secara berurutan, berirama dan mengungkapkan suatu gagasan
(maksud) disebut dengan melodi. Nada-nada yang digunakan dalam musik frekuensinya
berkisar antara 32 -5000 getaran/detik. Adapun batasan suara yang dapat ditangkap
(didengar) oleh indra pendengaran manusia adalah berkisar antara l6-20.000
getaran/detik. Getaran yang kurang dari 16 getaran/detik tidak dapat didengar oleh
telinga.
Nada-nada yang digunakan dalam musik sekarang ini memiliki ketinggian yang
tetap, ditetapkan tahun 1885 di Wina (Austria). Yang telah menetapkan nada a'diapasson
normal, memiliki frekuensi 435 getaran/detik yang kemudian dibulatkan menjadi 440
getaran/detik.
Nada-nada yang terdapat dalam alat-alat musik seperti piano, telah direkayasa
dan diatur sedemikian rupa sehingga terbentuk pada satu tangga nada dan tiap-tiap
nadanya diberi nama masing-masing, yaitu C - D - E - F - G - A - B - C’. CDEFGAB
disebut dengan nada-nada mutlak.
Alat musik yang suaranya beraturan disebut dengan alat musik melodis,
sedangkan alat musik yang tidak bernada disebut dengan alat musik ritmis. Alat musik
ritmis digunakan sebagai ritme atau pengiring lagu misalnya dnnn set, gendang, wymbal,
tamborin, dan lain-lain.
9
Interval 1 disebut prim Interval 5 disebut kuint
Interval 2 disebut skond Interval 6 disebut sekt
Interval 3 disebut terts Interval 7 disebut septim
Interval 4 disebut kuart Interval 8 disebut oktaf
Contoh :
Jika interval dibunyikan dalam bentuk melodi (dibunyikan secara bergantian, berurutan)
disebut interval melodik. Sedangkan jika interval dibunyikan secara serentak disebut
dengan interval harmonik.
Keterangan :
1 dibaca di 5 dibaca sel
2 dibaca ri 7 dibaca sa
4 dibaca fi
4) Bidik Nada
Bidik nada adalah salah satu metode latihan dalam pengenalan terhadap nada
yang kita tangkap melalui telinga kita. Suara-suara tersebut adalah berupa nada 1(do)
sampai nada (do tinggi). Dan setelah diterima oleh telinga maka ditirukan kembali oleh
suara manusia. Untuk melakukan latihan ini diperlukan konsentrasi penuh dalam
mendengar nada-nada yang kita tangkap (dengar) dan disarankan agar dilakukan di
tempat yang jauh dari kebisingan.
Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana kita
mengenal suara dari nada-nada yang kita dengar dan menirukan suara yang kita dengar
dengar dengan baik. Apabila kita sering berlatih melakukan bidik nada maka kita akan
dapat dengan mudah menirukan semua suara (nada-nada) yang didengamya,
mnnudahkan dalam bernyanyi, dan membaca not yang ada dalam partitur. Selain itu,
tujuan yang lainnya adalah untuk mengetahui batasan dari suara kita (tingkat oktaf) yang
bisa kita suarakan. Biasanya dilakukan untuk seleksi anggota paduan suara tennasuk
dalam hal penempatan suara apabila menjadi anggota paduan suara.
Bidik nada biasanya dilakukan dengan 2 cara , yaitu :
a. Bidik nada dengan menggunakan alat musik.
10
Didalam paduan suara, bidik nada biasanya dilakukan dengan menggunakan piano
yang merupakan alat musik pengiring yang utama. Cara melakukannya adalah
dengan menekan tuts pada piano yang kemudian ditirukan kembali oleh orang yang
mendengarnya. Jika bidik nada dilakukan oleh pria maka tuts.yang ditekan adalah
pada tingkatan oktaf pria, sedangkan jika bidik nada dilakukan oleh wanita maka
tuts yang ditekan adalah pada tingkat oktaf suara wanita. Dan untuk menilai
pengenalan terhadap nada dilakukan dengan cara menekan tuts (misalkan bernada
1 (do) kemudian diminta mencari atau menyuarakan nada selain nada 1 (do) seperti
3 (mi), 5 (sol), 6 (la), dan sebagainya).
b. Bidik nada dengan menggunakan suara manusia.
Didalam bidik nada dengan menggunakan suara manusia dlperlukan lebih dari
seorang sebagai partner dan pengganti alat musik, caranya sama seperti dengan alat
musik. Biasanya bidik nada dengan suara manusia dilakukan oleh kelompok
acapela. .
B. Notasi Balok
Untuk dapat menotasikan musik kedalam notasi balok dan untuk mempelajari musik
yang ditulis dalam notasi balok, kita harus tahu tentang hal-hal sebagai berikut :
11
2) Nilai Not Tanda Diam Untuk Notasi Berirama Perempat dan Berirama
Perdelapan
Not-not tertentu bendera notnya dapat digabungkan sehingga membentuk garis lurus.
12
Contoh: untuk mendapatkan not yang bernilai 2½ hitungan, not tersebut harus dibuat
dengan menggabuungkan dua buah not.
Cara penulisan yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan nilai not yang
terhalang oleh garis birama.
Contoh:
Untuk mendapatkan not yang bernilai 4½ padahal dalam satu ruasnya hanya
diperbolehkan 4 hitungan saja, maka cara penulisannya adalah :
2) Tanda Tempo
Largo : lambat.
Andante : sedang lambatnya.
Moderato : sedang cepatnya.
Allegro : cepat.
Vivace : tergesa-gesa.
Accelerrando (accel) : lambat laun dipercepat.
Ritardando (rit) : melambat.
Tanda permata : ditahan atau diperlambat sekehendak hati.
Tanda koma ( ’ ) : mengambil nafas dengan tidak menganggu birama
lagu.
13
Staccato : memperpendek nada dan diberi tekanan tajam.
Tanda titik : ketukan.
Tanda nol : berhenti sejenak dalam bernyanyi.
Staccaro : memperpendek nada dan diberi tekanan.
Portato : memperpendek nada dan diberi tekanan ringan.
Legato : nada tersebut dinyanyikan berhubung-hubungan.
Legatura : busur yang menghubungkan dua nada sama
tinggi, waktu dinyanyikan ke-2 nya hanya sekali
sebut.
tanda
3) Nada Kromatik
Nada kromatik adalah nada yang telah dinaikkan atau diturunkan dari nada
asalnya. Untuk menaikkan, menurunkan atau menetralkan nada yang digunakan
tanda kromatik, tanda kromatik dituliskan disebelah kiri bulatan not (bila not balok).
Tanda kromatik yang banyak digunakan adalah :
Tanda kres (#)
Tanda ini digunakan untuk menaikkan setengah nada. Nada yang diberi tanda
kres, diucapkan berakhiran is.
Tanda mol ( b )
Tanda ini digunakan untuk menurunkan setengah nada. Nada yang diberi tanda
mol, diucapkan berakhiran es atau s.
Tanda dobel kres ( ## ) disederhanakan menjadi ( x )
Tanda ini digunakan untuk menaikkan 2 x setengah nada. Nada yang diberi tanda
x, diucapkan berakhiran isis.
14
4) Kunci G dan Kunci F
Kunci G adalah tanda gambar yang digunakan untuk menentukan letak nada g
pada garis kedua dari bawah. Kunci G disebut juga kunci biola atau kunci sopran.
Kunci F adalah suatu tanda gambar yang digunakan untuk menentukan letak
pada f, pada garis keempat dari bawah. Kunci F disebut juga kunci bas.
5) Birama
Birama adalah kelompok denyutan nasik dengan sistem hitungan tetap yang pada
tiap hitungan pertama bertekanan lebih kuat, muncul secara teratur dan berulang-
ulang sepanjang permainan musik tersebut.
Dalam notasi musik, kelompok-kelompok denyutan dipisahkan oleh garis tegak
lurus yang disebut garis birama sehingga notasi tersebut terlihat jelas, bersekat dan
membentuk ruas-ruas antar garis birama yang satu dengan garis birama berikutnya.
Ruas-ruas yang terbentuk dinamakan ruas birama.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulisan notasi musik biasanya menuliskan
tanda birame yang digunakan dalam lagu yaitu tanda yang menunjukan jurnlah
hitungan dalam tiap ruas birama dan menunjukkan nama not yang bernilai satu
hitungan
Tanda birama biasanya dituliskan pada permulaan lagu dan pada partitur dengan
huruf balok dituliskan setelah nada mula dan dinyatakan dengan angka bersusun.
Angka yang terletak diatas menunjukan jumlah hitungan dalam tiap ruas birama dan
angka yang terletak dibawah menunjukan nama not yang bernilai satu hitungan.
Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah notasi dibawah ini :
15
Birama 6/8, berarti tiap-tiap satu metrum (ruas birama) ada 6 ketukan dan
dinyanyikan dengan cepat.
16
BAB IV
DIRIGEN PADUAN SUARA
A. Sifat Dirigen
Seorang dirigen harus mempunyai sifat-sifat/persyaratan, sebagai berikut :
1. Cerdas, tidak cacat rohani dan jasmani.
2. Mempunyai pendengaran yang relatif, yaitu dapat dengan cepat membedakan
sumbang (fals) tidaknya suatu nada yang dinyanyikan.
3. Berwibawa, mampu untuk mempengarui orang lain (sugesti), berbicara luwes, dan
cepat dimengerti.
4. Memiliki perasaan yang peka terhadap orang lain.
5. Mempunyai bakat dan kemampuan mengurus orang banyak (organisasi).
6. Sabar, tenang dan pasti, serta segala perintahnya meyakinkan dan dapat diterima oleh
orang lain.
7. Memiliki pengetahuan dasar tentang musik, ilmu harmoni, ilmu bentuk musik, dan
sejarah musik.
8. Menetahui teknik mengenai cara memimpin bernyanyi atau menjadi seorang dirigen.
9. Penting juga bagi seorang dirigen, bahwa ia sendiri pernah mengalami menjadi
anggota paduan suara, sehingga dalam memimpin ia dapat lebih dekat mengenal
kehidupan paduan suara serta mengerti komunikasi antara penyanyi dengan dirigen.
C. Teknik Aba-Aba
17
Ada beberapa aba-aba yang harus diperhatikan oleh seorang dirigen dan dimengerti
oleh penyanyi, antara lain :
1. Aba-aba persiapan (sikap Siap)
Merupakan aba-aba awal untuk kesiapan penyanyi, konsentrasi dan memahami apa
yang harus dilakukan yang harus dilakukan nanti, misalnya aba-aba insetting biasa,
lembut, keras (kuat), tegas, dan sebagainya.
2. Aba-aba pelaksana
Merupakan aba-aba lagu (musik) diinulai. Dalam pelaksanaan ini harus benar- benar
dituntut kekompakkan penyanyi dan ketegasan aba-aba yang diberikan oleh dirigen.
3. Aba-aba selesai
Merupakan aba-aba akhir dari suatu penyajian. Dalam aba-aba ini juga harus
mendapat perhatian sekali. Akhir suatu lagu (musik) yang tidak diselesaikan dengan
baik, dapat menghapus keindahan yang telah susah payah disajikan sebelumnya.
18
19
20
21
22