Dibuat oleh :
Fatkhul Qorrib
100.701.20.021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mengenai
pengenalan macam-macam peta ini tepat pada waktunya. Tak lupa juga
shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah prasyarat praktikum perpetaan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu perpetaan bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Instrukstur Laboratorium
Eksplorasi yang telah memberikan tugas ini dan menjelaskan tata cara
pengerjaannya, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Fatkhul Qorrib
NPM :100.701.20.021
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kartografi
kartografi adalah sebuah ilmu studi atau teknik dalam pembuatan peta
yang melibatkan geodesi, fotogrametri, kompilasi dan pembuatan ulang peta.
Menurut International Cartogtaphic Association (ICA) pada tahun 1973
menyatakan bahwa kartografi merupakan seni, ilmu pengetahuan, serta
teknologi pembuatan peta sekaligus mencakup studi sebagai dokumen ilmiah
serta hasil karya seni. Kegiatan kartografi merupakan suatu proses pembuatan
peta yang meliputi pengumpulan data, analisa data dari permukaan bumi, dan
penyajian secara grafis dengan skala tertentu sehingga unsur-unsur tersebut
dapat terlihat jelas dan mudah dimengerti.
Istilah peta berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa, yang artinya
taplak atau kain penutup meja. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta
adalah kartografi.
2
2.2.2 Fungsi Peta
Peta memiliki beberapa fungsi di antaranya:
3
2. Peta korografi
Peta yang menggambarkan muka bumi seluruh atau
sebagian dalam sekala sedang
3. Peta geografi
Peta dunia yang digambarkan pada suatu bidang sehingga
peta ini menggambarkan daerah yang luas namun dengan
skala yang kecil.
2). Peta khusus (tematik)
4
Gambar Contoh Peta Topografi Yang Umumnya Digunakan Sebagai
Peta Dasar
b. Peta turunan
Peta turunan merupakan peta yang dibuat berdasarkan acuan
peta yang sudah ada (Peta Induk) sehingga survei langsung
ke lapangan tidak perlu dilakukan.
3. Berdasarkan Skala
Berdasarkan skala, peta dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis
yaitu:
a. Peta skala besar (kadaster)
Skala besar merupakan skala peta yang dapat menyajikan
gambar dalam ukuran besar, sehingga data-data topografi
dapat digambarkan secara rinci. Peta skala besar ini pada
umumnya digunakan untuk keperluan perencanaan teknik
sipil, perencanaan jaringan listrik, keperluan tata guna lahan
dan sebagainya. Contohnya: Peta skala 1:10.000, 1:5.000,
1:1000, 1:500.
5
kelompok data. Contohnya : peta skala 1:100.000, 1:50.000,
1:25.000, 1:12.500. Skala sedang ini pada umumnya
digunakan untuk pemetaan dasar topografi nasional yang
dilakukan oleh BIG dan Direktorat Topografi Angkatan Darat
(Dittopad), bisa untuk menggambarkan wilayah kota, provinsi.
c. Peta skala kecil
Peta skala kecil merupakan peta yang hanya menyajikan data
dalam ukuran kecil dengan tingkat penyederhanaan penyajian
data sudah semakin besar. Contoh peta skala kecil ialah
1:500.000, 1:1.000.000 atau skala lebih kecil dan banyak
digunakan untuk atlas, atau menggambarkan peta dunia.
6
Contoh Gambar peta
topografi
b. Peta tematik
Peta tematik adalah peta yang hanya menyajikan data-data
atau informasi dari suatu konsep/tema tertentu baik berupa
data kualitatif maupun data kuantitatif dalam hubungannya
dengan detail topografi yang spesifik sesuai dengan tema peta
tersebut.
1) Data kualitatif ialah data yang menyajikan unsur–unsur
topografi berupa gambar atau keterangan misalnya jalan,
sungai, nama daerah dan lain sebagainya.
2) Data kuantitatif ialah data yang menyajikan unsur–unsur
topografi yang menyatakan besaran seperti ketinggian titik,
nilai kontur, jumlah penduduk dan lain sebagainya. Contoh
peta tematik: Peta geologi, peta tata guna lahan.
7
Gambar Penggambaran Data Kualitatif dan Data Kuantitatif
2. Skala Peta
Untuk menyajikan data secara tepat dan benar saat memetakan
suatu wilayah dan dalam pembuatnya sangat tergantung kepada
skala peta, sebab makin besar skala peta semakin teliti posisi data
yang disajikan.
8
Skala peta dapat disajikan dalam bentuk sebagai berikut :
a. Skala numeris
Adalah skala yang di tuliskan dengan notasi angka Seperti
1:100, 1:10.000.000
b. Skala grafis
c. Skala teknis
Skala yang sama dengan skala numeris hanya saja skala ini
bersifat 1 cm : 100 m, artinya 1 cm jarak di peta berbanding 100
m jarak yang bersangkutan di permukaan bumi.
3. Proyeksi Peta
Dalam pemilihan sistem proyeksi peta, harus diusahakan
kesalahan (distorsi) sekecil mungkin. Pada saat melakukan proses
pemetaan akan terjadi tiga macam perubahan yaitu :
a. Kesalahan sudut
Artinya bentuk sudut di lapangan tidak sama dengan di peta.
b. Kesalahan jarak
Artinya jarak dipeta sudah dikalikan dengan bilangan skala
tidak sama dengan jarak di lapangan.
c. Kesalahan luas
Artinya luas dipeta sudah dikalikan dengan bilangan skala
tidak sama dengan luas di lapangan.
Untuk menentukan proyeksi yang akan digunakan, harus
9
diperhatikan hal–hal di bawah ini:
a. Luas da erah yang akan dipetakan.
Bila luasnya lebih kecil dari 100 ha, sebaiknya digunakan
proyeksi polieder, sedangkan untuk daerah yang luas
sebaiknya digunakan proyeksi UTM.
b. Sifat penggunaan peta (lama atau sementara)
Untuk pemetaan yang penggunaannya relatif singkat misalnya
untuk proyek bangunan, jalan sebaiknya digunakan proyeksi
polieder.
c. Ada tidaknya keterkaitan dengan sistem pemetaan
nasional. Pemetaan yang ada kaitannya dengan sistem
nasional digunakan sistem proyeksi UTM misalnya: Penataan
batas Kuasa Pertambangan (KP), pemetaan yang
dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional. Sedangkan
pemetaan untuk kegiatan-kegiatan lain disesuaikan dengan
kebutuhannya.
4. Ukuran peta
Untuk menghitung kebutuhan kertas plotting (opdracht) hasil
pengukuran lapangan diperlukan data sebagai berikut :
a. Skala yang akan digunakan
b. Data lapangan hasil pengukuran yaitu:
1) Harga X maksimum dan X minimum,
2) Harga Y maksimum dan Y minimum.
5. Informasi yang berada di daerah tepi peta adalah :
a. Nama lembar peta (judul)
1) Judul peta biasanya diambil dari nama daerah, gunung,
dan sungai terbesar yang ada dalam lembar tersebut.
2) Huruf yang digunakan tingginya antara 4 mm-5,5 mm dan
berjenis tegak.
3) Judul paling baik ditempatkan di tengah-tengah atas peta,
atau di sebelah kanan atas legenda.
b. Skala
Dalam setiap peta sebaiknya dicantumkan skala dalam dua
bentuk, yaitu :
10
1) Skala numeris
2) Skala grafis
Penulisan kedua skala ini sebaiknya tidak terpisah dan
penempatannya sebaiknya di tengah peta.
c. Legenda
Legenda harus menerangkan dengan jelas.
1) Simbol-simbol titik, garis, dan luas yang dipakai pada peta.
2) Ukuran dari simbol ini harus tetap berpegang pada kaidah
keindahan dan keseimbangan.
3) Simbol-simbol dan penjelasannya sebaiknya diletakkan
disebelah kanan peta. Jika hal ini tidak memungkinkan,
maka dapat ditempatkan di tepi bawah peta.
d. Arah Utara
Arah Utara peta terdiri dari :
1) Arah Utara sebenarnya (true north) harus dicantumkan
dalam tiap peta.
2) Jika diperlukan, arah Utara magnetis dalam hubungannya
dengan Utara sebenarnya dan besarnya deklinasi pada
tahun itu serta perubahan tahunnya harus dicantumkan.
3) Penggambaran arah Utara harus jelas agar mudah terlihat
dan ukurannya tidak lebih dari 5 cm.
4) Penempatan arah Utara sebaiknya di bawah judul jika letak
legenda di sebelah kanan peta.
11
e. Harga Korrdinat
12
2.2.5 Grid, Graticule, dan Sistem Koordinat
Grid ialah penyajian garis lurus arah dari Barat ke Timur dan
berpotongan tegak lurus dengan jaringan garis lurus arah Utara ke
Selatan(horizontal dan vertikal) pada peta sehingga membentuk kisi
(jala) yang dipergunakan sebagai alat bantu menyusun atau mengatur
objek dalam kontek perencanaan ruang gamabr dua dimensi.Graticule
adalah penyajian lengkung meridian dan lengkung paralel yang
diproyeksikan pada peta yang berbentuk kisi (jala) yang menunjukan
posisi lintang atau bujur, dan hanya dibuat apabila sistem proyeksi
data spasialnya adalah geographic. Posisi suatu titik di permukaan
bumi dapat dinyatakan dalam bentuk penyajian berupa sistem
koordinat.
Dalam geometri, sistem korrdinat adalah suatu sistem yang
menggunakan satu atau lebih bilangan, koordinat, untuk secara unik
menentukan posisi suatu titik atau unsur geometris lain. Sistem
koordinat peta adalah sekumpulan aturan yang menentukan
bagaimana koordinat-koordinat yang bersangkutan
merepresentasikan titik-titik atau obyek pada sebuah peta. Aturan ini
biasanya mendefinisikan titik asal (origin) dari data yang didapat dan
diolah lagi sehingga dapat digambarkan pada bidang 2 dimensi
beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan
sudut untuk menghasilkan koordinat. Sistem koordinat peta yang
terkenal di dunia ini adalah sistem koordinat geografis dan sistem
koordinat UTM (Universal Transvers Mercator)
13
Sistem koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem
koordinat geodetis ini dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang
membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu irisan melintang yang
disebut dengan garis lintang mulai dari equator, membesar ke arah kutub
utara maupun selatan, sedangkan yang lain membujur mulai dari garis
Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur.
Satuan skala koordinat dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan
bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan equator,
sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich.
Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik,
misalnya 110°35’32”, dan seterusnya.
Koordinat geografi digunakan untuk menunjukan suatu titik di Bumi
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Koordinat geografi digunakan
sebagai referensi peta dengan tujuan yang luas, tetapi biasanya hanya
untuk pemetaan skala kecil (1:1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan
daerah yang sangat luas. Koordinat ini banyak digunakan untuk terapan
operasional di udara ataupun perairan seperti ditunjukkan pada semua
chart (peta-peta navigasi),dan untuk penggambaran suatu wilayah yang
luas seperti pulau, negara, atau bahkan dunia.
14
2.2.6 Pembuatan Peta Topografi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan semua unsur
topografi yang tampak di permukaan bumi, baik unsur alam (sungai, garis
pantai, danau, hutan, dan lain-lain) maupun unsur buatan manusia (jalan,
pemukiman, pelabuhan, tempat rekreasi, dan lain-lain), serta
menggambarkan keadaan relief permukaan bumi (data titik ketinggian
dan kontur topografi).
Pembuatan peta topografi merupakan kegiatan merencanakan
penyajian data topografi dalam bentuk peta yang baik, benar, dan
menarik. Untuk mendapatkan suatu hasil peta yang baik harus
direncanakan dengan baik pula. Dalam pemetaan topografi telah ada
perjanjian internasional untuk menstandarkan desain peta yang meliputi
isi maupun keterangan-keterangan dalam peta topografi.
15
Garis kontur topografi ini memiliki beberapa sifat dan beberapa
kelemahan yang diantaranya sebagai berikut
2. Elevasi
Elevasi adalah titik pada peta yang menggambarkan ketinggian
permukaan bumi dengan harga ketinggian di atas suatu datum tertentu.
Datum yang umum digunakan untuk ketinggian ini adalah permukaan
air laut rata-rata.
16
1. Sifat Elevasi
Elevasi mempunyai sifat sebagai berikut :
a. Penyajian ketinggian yang paling akurat karena titik
tersebut dapat ditempatkan secara tepat dan akurat pada
posisinya yang benar.
b. Titik tertinggi di suatu tempat tertentu. Contoh: Puncak
gunung atau bukit.
c. Titik terendah di suatu tempat tertentu. Contoh: Cekungan
d. Elevasi merupakan tinggi hasil pengukuran langsung di
lapangan atau hasil pengukuran secara fotogrametris.
e. Elevasi digunakan untuk menggambarkan garis kontur
sehingga bentuk relief daerah pemetaan dapat
digambarkan dengan baik.
2. Penyebaran Elevasi
Penyebaran Elevasi di lapangan dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal, seperti berikut :
• Skala peta
Pada peta skala besar, hampir semua unsur topografi
dapat digambarkan dengan baik, sehingga kuantitas data
Elevasi yang harus diukur akan meningkat.
17
3. Tahapan Pembuatan Peta Topografi
Dengan peralatan dan bahan yang telah di siapkan,barulah
menyelesaikan pembuatan peta topografi dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Memberi garis pada kertas A3 dengan ukuran di sesuaikan
untuk mencari skala dan grid
b. Setelah itu ,menentukan titik maksimum dan minimum x dan y
, untuk memudahkan dalam menentukan titik koordinat.
c. Setelah itu barulah menentukan kenaikan antar grid dengan cara
x maks-xmin
Kenaikan antar grid=
banyaknya keinginan grid
e. Setelah itu barulah menhitung titik plot pada peta dengan cara
menentikan titik yang telah di tentukan pada data, kemudian
cocokan dengan garis koordinat x dan y setelah itu lakukan
dengan rumus
18
IK
JK= ×JD
BT
Keterangan:
JK = Jarak Kontur
JD =Jarak Datar
IK = Interval Kontur
BT= Beda Tinggi
JS = Jarak Sisa
19
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN
3.1 Tugas
Buatlah peta topografi berdasarkan data berikut !
TITIK KOORDINAT
X(mE) Y(mN) Z(Mdpl)
3500 8100 100
1
3100 8400 105
2
3800 9000 131
3
4000 8600 140
4
4500 8800 120
5
4400 8200 110
6
* Interval Kontur 2,5
3.2 Pembahasan
20
21
22
23
24
BAB IV
ANALISA
Ada berbagai jenis macam peta yang diklasifikasikan berdasakan isi peta,
sumber data yang diperoleh, berdasarkan perbandingan skala peta, dan sumber
data yang disajikan. Semuanya tergantung dengan peta apa yang kita butuhkan,
jika untuk melihat kondisi relief bumi sebenarnya dan dengan penggambaran
yang tidak begitu luas seperti kebutuhan pembuatan peta untuk urusan teknis
seperti teknik sipil untuk membuat sebuah bangunan digunakan peta topografi
berskala besar. Atau untuk kebutuhan pembangunan irigasi diperlukan peta jalur
irigasi yang terdapat pada peta tematik.
Dalam pembuatan peta pun ada hal yang perlu diperhatikan karena tidak
bisa dikerjakan dengan sembarang. Perbandingan pada peta dan aslinya harus
konsisten, mengapa harus konsisten, karena supaya yang tergambar pada peta
itu merupakan jarak asli namun dikecilkan oleh perbandingan sekala, yang mana
apabila kita mengalikan jarak antar dua titik di peta dan mengalikan dengan
sekalanya, maka kita akan mendapat jarak asli dari kedua titik tersebut. Dalam
penggambaran nya pada bidang dua dimensi tidak hanya terdapat petanya saja,
tetapi juga terdapat keterangan keterangan yang berfungsi mendeskripsikan peta
itu seperti: judul peta, legenda, informasi skala, arah utara dan arah mata angin,
dan ketentuan tambahan lainnya seperti tahun terbit peta, pembuat peta, sumber
peta. Unsur peta seperti itu harus ada dalam setiap penggambaran peta, karena
jika tidak ada informasi seperti itu kita akan kesusahan dalam menafsirkan
sebuah peta.
Pembuatan peta topografi merupakan kegiatan merencanakan penyajian
data topografi dalam bentuk peta yang baik, benar, dan menarik. Dalam
pembuatannya ada ketentuan tertentu, karena peta ini dicirikan dengan
penggambaran relief bumi maka akan berkaitan dengan cara pembuatan kontur.
• Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan skala, skala ini
didapat dengan pengurangan titik tertiggi dengan titik terendah pada
sumbu x atau y yang sebelumnya sudah mempunyai data titiknya
dibagi degan panjang sumbu x/y yang telah kita buat pada peta,
dalam pembuatan skala dipilih skala yang terbesar karena agar peta
25
yang kita buat mencakup seluruh bagian peta yang akan
digambarkan.
Skala= Xmax-Xmin
Jarak datar sumbu
• Lalu menentukan grid, penentuan grid ini berdasar data yang kita
peroleh dan juga skala, untuk grid, kita sendiri yang menentukan
ingin berapa banyak grid yang ingin dibuat.
• lalu setelah mendapat jarak antar grid, kalikan dengan skala dan
akan diperoleh kenaikan antar setiap grid.
Kenaikan grid = jarak antar grid × skala
• Ketiga, ploting titik, ploting titik ini berdasar data yang kita punya dan
grid yang sudah kita buat, dan posisikan letak nya disesuaikan
dengan grid.
Ploting = Titik koordinat(X/Y)-titik awal(X/Y)
Skala
• Setelah semua titik ter plot pada koordinatnya, barulah membuat
segitiga triangulasi untuk membuat titik titk elevasi, caranya
membuat segitiga antar tiga titik dengan klasifikasi jarak titik terdekat
atau jarak triangulasi terdekat, apabila jarak triangulasi antar titik
denkat sedangkan jarak nya jauh, maka pembuatan triangulasi
kurang tepat walau sebenarnya tidak masalah.
• Lalu setelah mendapat sefitiga triangulasi kita mencari titik elevasi
berdasar interval kontur yang sudah ada, beda tinggi antar setiap
elevasi, dan jarak datar antar titik, dengan rumus yang sudah ada
maka akan didapat titik titik elevasi yang mempunyai ketinggian
beragam pada setiap garis dan begitu seterusnya.
Jarak Kontur = Interval kontur × Jarak datar
Beda Tinggi
x= Beda tinggi = Jarak datar 2elevasi
Jarak kelipatan Jarak kelipatan
26
• Setelah itu hubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian elevasi
yang sama, penghubungan titik itu akan menghasilkan garis yang
menyatukan elevasi yang sama dan tidak akan pernah bertabrakan,
yang menyatakan ketinggian suatu daerah, yang dinamakan garis
kontur.
• Langkah terakhir adalah pembuatan aksesoris peta seperti legenda,
judul. Untuk memudahkan dalam membaca peta.
27
BAB V KESIMPULAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
30
31