2020
Asesmen dilakukan oleh Asesor program pintar bersama Daihatsu yang ditunjuk
oleh PT Astra Daihatsu Motor, Tim Koordinator Wilayah dapat mengajukan SMK
yang dirasa sudah memenuhi kriteria untuk dilakukan kegiatan asesmen
program PBD.
Intrumen ini digunakan sebagai panduan dalam kegiatan asesmen pintar
bersama Daihatsu, PT Astra Daihatsu Motor berhak untuk melakukan verifikasi
terhadap hasil asesmen yang telah di submit oleh SMK / Asesor sesuai
kebutuhan.
Kirana Belly
CSR Dept. Head
A. Status Sekolah
Juknis :
Juknis :
Dibuktikan dengan adanya lampiran scan sertifikat ISO Sekolah
Juknis :
Dibuktikan dengan adanya dokumen Lembaga Sertifikasi Propesi ( LSP ) di
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan berapa skema yang telah
diimplementasikan.
Juknis :
Cek doumen lampiran apabila ada kerja sama dari masing-masing program studi,
contoh ada 3 jurusan masing-masing jurusan ada kerja sama dibuktikan dengan
adanya lampiran MOU / Program Guru Tamu / magang dan PKL / yang
menunjang bukti kerja sama dengan DU/DI.
Juknis
Dibuktikan dengan adanya dokumen BKK tentang keterserapan alumni secara
keseluruhan di SMK pada DUDI / Melanjutkan Studi / Wirausaha. Data yang
dicek adalah dokumen 1 tahun terakhir.
Juknis
Dibuktikan dengan adanya dokumen BKK tentang keterserapan alumni Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) pada DUDI / Melanjutkan Studi / Wirausaha. Data yang
dicek adalah dokumen 1 tahun terakhir.
Juknis
Dibuktikan dengan adanya lampiran dokumen pendukung, sesuaikan penilaian
dengan kelengkapan dokumen pendukung yang dilampirkan.
Juknis
Dibuktikan dengan adanya lampiran dokumen pendukung kegiatan sosialisasi
yang disesuaikan dengan kelengkapan dokumen pendukung yang dilampirkan
dan kondisi yang ada di lapngan.
Juknis
Penilaian berdasarkan frekwensi sosialisasi 5S di kegiatan sekolah, dibuktikan
dengan dokumentasi / lampiran dokumen dan juga penilaian kondisi
dilapangan.
Juknis
Pengecekan PIC ruangan sebagai penanggung jawab di setiap ruangan yang ada
di Sekolah, dapat dibuktikan dengan adanya informasi PIC & Tanggung jawab
yang ditempel di area yang dimaksud.
Juknis
Area tidak terpakai tidak harus berupa ruangan, namun ada area khusus sebagai
penyimpanan barang tidak terpakai. dan juga standarisasi penempatan sesuai
dengan kaidah Seiri.
Juknis
Daftar inventaris tidak terpakai merupakan rekap data barang yang ada di area
tidak terpakai dilengkapi dengan PIC barang serta due date penyimpanan dan
proses yang akan di lakukan, apakah di scrap atau di perbaiki atau disimpan.
Dibuktikan dengan adanya lampiran data inventaris barang tidak terpakai.
Juknis
Dalam proses seiton standarisasi layout penyimpanan barang memerlukan
identifikasi di setiap penempatanya, pada poin ini, identifikasi dapat berupa
labeling nama barang.
Juknis
Penempatan barang disesuaikan dengan layout Seiton berupa identifikasi,
marking, labeling. Didukung dengan dokumen lampiran pendukung.
Juknis
Implementasi Marking, labeling sebagai bentuk penerapan seiton di sekolah
untuk penempatan barang-barang baik berupa buku, alat praktik dan lainya.
Penilaian dilihat melalui cakupan implementasi marking dan labeling di area
sekolah.
Juknis
Penerapan seiton di area parkir berupa standarisasi layout dilengkapi dengan
Marka, Aturan kendaraan yang boleh masuk, slogan yang mencerminkan safety
serta implementasi sesuai dengan standar yang telah dibuat sekolah.
Juknis
Fasilitas public di sekolah berupa Taman, Kantin, ataupun tempat istirahat
(toilet) mencerminkan kondisi yang sehat, bersih, dan rapi. Dibuktikan dengan
dokumentasi foto public area menyesuaikan dengan kaidah seiton baik marking,
labeling dan penempatan yang sesuai standar.
Juknis
Jalur hijau merupakan jalur khusus untuk memisahkan antara pejalan kaki dan
kendaraan yang melintas di area sekolah, implementasi jalur hijau di sekolah
cakupanya menentukan penilaian.
Juknis
Tempat belajar berupa ruang kelas, laboratorium, ruang praktik, ataupun
bengkel yang telah tertata rapi dan bersih serta memenuhi dokumen
pendukung.
14.Benda kerja dan peralatan kerja sudah bersih dan rapi [D/L]
A: Bersih dan tertata serta Terdapat ceklist kebersihan, Terdapat Petugas &
Jadwal Kebersihan Berkala
B: Bersih dan tertata serta Terdapat Petugas & Jadwal Kebersihan Berkala /
Ceklist kebersihan
C: Benda kerja bersih
D: Benda dan peralatan kerja tidak bersih.
Juknis
Penerapan Seiso / keberishan dalam benda kerja meliputi kondisi benda-benda
kerja di area kerja dan meliputi dokumen pendukung.
Juknis
Penyimpanan benda kerja (alat tulis, alat praktik) pada area belajar baik di
bengkel, laboratorium. Selalu dijaga kebersihan dan kerapihanya sesuai dengan
adanya dokumen pendukung.
Juknis
Kebersihan fasilitas umum dan juga bangunan seperti Ruang Ibadah, Taman,
Kantin ataupun gedung serba guna di area sekolah tertata rapi serta bersih
sesuai dengan dokumen pendukung.
Juknis
Dalam seiketsu pengelolan 5S untuk tetap menjaga implementasi maka
diperlukan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang mengatur keterlaksanaan
kegiatan 5S di sekolah yang disahkan oleh kepala sekolah / pejabat yang
berwernang.
Juknis
Meiruka merupakan papan informasi yang bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai suatu hal untuk dibaca oleh umum. Dengan papan meiruka
5S dapat berisi kegiatan before after 5S, kegiatan yang telah dilakukan sekolah
untuk mengimplementasi dan menjaga agar 5S selalu berjalan di sekolah,
dibuktikan dengan dokumen pendukung.
Juknis
Program maintenance repair yang dilakukan di sekolah meliputi barang-barang
atau inventaris sekolah terdokumentasikan melalui dokumen maintenance
repair.
20.Adanya program Audit 5S secara berkala pada program kerja sekolah [D]
A: Terdapat Planning Audit, Implementasi Audit 5S, Evaluasi / Audit 5S di TKR
& Prodi. Lain
B: Terdapat Planning Audit dan Implementasi Audit 5S di area TKR
C: Terdapat Planning Audit 5S di TKR
D: Tidak ada Planning Audit
Juknis
Sebagai bentuk budaya 5S yang telah berjalan, maka perlu adanya audit kegiatan
5S untuk mengecek persiapan dari mulai perencanaan, pelaksanan, dan juga
evaluasi dari program 5S yang dilakukan di Sekolah.
Juknis
Anggaran 5S terdapat pada RKAS sekolah dibuktikan dengan lampiran dokumen
RKAS yang menunjukan kegiatan 5S.
Juknis
Tim audit 5S merupakan tim khusus yang dibentuk dari pihak yang ditunjuk
sekolah untuk mengawasi kegiatan 5S di sekolah dari mulai perencanaan,
jadwal, dan juga implementasi 5S serta evaluasi program.
Juknis
Penilaian implementasi audit 5S, dibuktikan dengan adanya jadwal audit,
dokumentasi audit, evaluasi hasil audit secara menyeluruh di area sekolah.
6. KETERLAKSANAAN 5S
Juknis :
Dokumen Before dan after kegiatan Implementasi 5S, dokumen before after
merupakan dokumentasi aktivitas yang menunjukan sisi area baik sebelum dan
sesudah melakukan 5S, dan juga penjelasan aktivitas apa yang telah dilakukan.
Juknis :
Implementasi dinilai dari keterlaksanaan program 5S di sekolah baik di Program
Teknik Kendaraan Ringan dan jurusan lain atau bahkan level implementasi sudah
dilakukan di lingkup sekolah.
Juknis :
Kehadiran siswa dilihat dari presentase kehadiran siswa 1 tahun terakhir
Juknis :
Kehadiran Guru dilihat dari presentase kehadiran siswa 1 tahun terakhir
Juknis :
Alat pelindung diri merupakan bagian penting pada saat proses produksi di
industry. Di sekolah untuk aspek safety juga penting sebagai cerminan
komitmen safety terhadap proses pembelajaran. Ratio 1:1 adalah setiap orang
yang praktik menggunakan APD. Apabila satu kali batch praktik berisi 10 orang
namun apd yang tersedia hanya 5 maka apd hanya terpenuhi 50% (1:2) dan
dinilai B.
Juknis :
Cek informasi jadwal tugas mengajar guru di sekolah dibuktikan melalui
dokumen / jadwal tugas mengajar
Juknis :
Penilaian control alat praktik yang berisi informasi pemiinjaman, PIC pengelola
ataupun jadwal perbaikan.
Juknis :
Tata tertib bengkel di pasang di area yang mudah dilihat dan dapat dibaca oleh
murid / guru / tamu.
Juknis :
Keterlaksanaan tata tertib di lihat melalui dokumen tata tertib sekolah dan juga
pelaksanaan tata tertib di sekolah, atau murid / guru di Sekolah paham dan
mengetahui tata tertib yang ada di sekolah baik berupa safety, kerapian,
ketertiban danlainya. Asesor menanyakan pengetahuan warga sekolah
terhadap tata tertib di sekolah tersebut.
Juknis :
Kotak saran digunakan untuk mendapatkan feedback atau masukan serta saran
dari warga sekolah untuk kebaikan jurusan / sekolah. Maka dari itu setiap
program studi wajib memiliki kotak saran.
C. Basic Mentality
Juknis :
Pemahaman visi misi sekolah adalah pengetahuan warga sekolah terhadap visi
dan misi yang ada di SMK tersebut, dapat dilakukan dengan cara mewawancara
warga sekolah baik siswa, guru, atau kepala sekolah.
Juknis :
Hasil rata-rata nilai ujian nasional secara keseluruhan di sekolah, sekolah
diharapkan merekap nilai sehingga sesuai dengan data yang dibutuhkan.
Juknis :
Jumlah PPDB Per tahun sesuai dengan perencanaan sekolah, diperlukan
informasi jumlah pendaftar di tahun smk diases dan juga apakah sesuai dengan
perencanaan sekolah sesuai dengan presentase ketercapaian. (Cek rencana/
kuota yang dibuka dan jumlah pendaftar)
Juknis :
Prestasi sekolah dibuktikan dengan data rekap prestasi sesuai tingkat lomba
yang diikuti / sertifikat / dokumentasi.
Juknis :
Struktur pelaksanaan safety adalah penanggung jawab tentang safety dalam
pembelajaran oleh pihak sekolah. Dibuktikan dengan adanya struktur organisasi
pelaksana safety dan juga memiliki rencana, program, implementasi untuk
memberikan pengertian terhadap pentingnya safety di sekolah.
Juknis :
Sosialisasi safety merupakan kegiatan untuk mengingatkan pentingnya
kesadaran akan keselamatan kerja pada setiap orang, penilaian berdasarkan
frekuensi dalam pelaksanaan sosialisasi safety.
Juknis :
SOP pelaksanaan penanganan kecelakan berisi aturan Tindakan apabila terjadi
kecelakaan selama dalam kegiatan pembelajaran baik merupakan kondisi
darurat seperti kecelakaan saat praktik, kondisi bencana alam dan lainya.
Juknis :
Penanganan sampah B3 dapat berupa penanganan khusus material yang
bersifat bahan kimia contoh Oli, battery dll. Sekolah wajib memiliki dokumen
SOP untuk penanganan limbah B3 (pemilahan jenis sampah) yang ada di sekolah
baik di area tempat kerja/ bengkel atau secara umum di sekolah.
Juknis :
MSDS wajib dilampirkan di area tempat kerja / bengkel untuk memberikan
informasi kepada peserta yang menggunakan tempat kerja.
Juknis :
Fasilitas K3 merupakan alat pelengkap sebagai tindak prefentif apabila terdapat
keadaan darurat, contohnya : APAR, Tandu, Pertolongan Pertama dll.
Juknis :
Emergency Response adalah Tindakan yang dilakukan dalam keadaan genting,
seperti flow arah exit ruangan apabila terjadi gempa/ kebakaran dan juga
adanya assembly point / titik kumpul pada saat keadaan darurat
Juknis :
Rambu-rambu safety dapat berupa marka sebagai penunjuk agar warga sekolah
sadar betapa pentingnya berperilaku safety untuk menjaga diri dan orang lain,
contoh : tanda hati-hati, area berbahaya, bahan mudah meledak , ketinggian,
licin, slogan-slogan safety
Juknis :
Peraturan perundangan K3 diperlukan bagi sekolah untuk mengetahui kebijakan
K3 yang berlaku, sekolah perlu memiliki copy/ cetak untuk dokumentasi di
skeolah.
Juknis :
Program peningkatan kualitas kompetensi dapat berupa training, workshop
atau seminar yang diprogramkan oleh sekolah untuk peningkatan kompetensi
guru.
Juknis :
Program guru tamu adalah kegiatan yang melibatkan DU/DI untuk dapat mengisi
pembelajaran di sekolah baik untuk guru / siswa dan tidak hanya berupa
hardskill namun juga kompetensi lain seperti rekrutment atau kegiatan lain.
A. Kurikulum Integrated
Juknis :
Sekolah binaan Daihatsu diharapkan menerapkan kurikukum integrated Pintar
Bersama Daihatsu, dalam poin ini dinilai dari keikutsertaan sekolah dalam
program sinkronisasi kurikulum Bersama tim kurikulum PBD / Koordinator
wilayah.
Juknis :
Pada poin ini kurikulum integrated PBD telah disahkan oleh kepala sekolah / tim
Pintar Bersama Daihatsu pusat.
Juknis :
Penerapan softskill (5S, Safety,dll) dan hardskill (technician) di Pintar Bersama
Daihatsu telah dimasukan kedalam RPP dan perangkat pembelajaran dibuktikan
dengan RPP yang telah terintegrasi dengan program PBD.
Juknis :
Penerapan kurikulum integrated PBD dapat dimanifestasikan menjadi sebuah
standar operasional prosedur baik dari soft skill maupun hard skill yang
mencerminkan implementasi. Contoh : SOP Safety, SOP 5S, SOP pelaksanaan
praktek bengkel sesuai teknisi.
Juknis :
Pelatihan Budaya industry bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
budaya industry yang ada di industry seperti 5S di sekolah dan juga diharapkan
dapat diimplementasikan ke sekolah. Dalam penilaian diisi berdasarkan training
yang telah dilakukan oleh tim Pintar Bersama Daihatsu untuk tenaga pengajar.
Juknis :
Penilaian berdasarkan jumlah guru TKR, dan jumlah guru yang telah mengikuti
program training Daihatsu technician baik dari Daihatsu atau melalui
Koordinator Wilayah Program Pintar Bersama Daihatsu. (training online saat
pandemic juga termasuk)
Juknis :
Guru TKR telah bersertifikat Daihatsu technician atau telah mengikuti program
OJT yang dibuktikan dengan laporan kegiatan telah dikirimkan ke pihak
Daihatsu.
Juknis :
Penilaian berdasarkan jumlah guru TKR, dan jumlah guru yang telah mengikuti
program training Daihatsu Pro-technician baik dari Daihatsu atau melalui
Koordinator Wilayah Program Pintar Bersama Daihatsu. (training online saat
pandemic juga termasuk)
Juknis :
Guru TKR telah bersertifikat Daihatsu pro-technician atau telah mengikuti
program OJT yang dibuktikan dengan laporan kegiatan telah dikirimkan ke pihak
Daihatsu.
C. UJI KOMPETENSI
Juknis :
Uji kompetensi siswa TKR adalah uji untuk mengevaluasi tingkat skill siswa
mengenai technician level pada setiap tingkat (kelas X,XI,dan XII) berupa ujian
yang dilakukan sekolah untuk mengukur pemahaman siswa terhadap dunia
mekanik otomotif.
Juknis :
USK adalah uji kompetensi yang diuji oleh penguji dari Industri yaitu PT Astra
Daihatsu Motor, penilaian dari kelulusan pada saat USK. Contoh terdapat USK 1
Batch dengan 20 Peserta, presentasi kelulusan 75% ( 15 Orang ) maka hasilnya
adalah B.
A. STANDARISASI WORKSHOP
Juknis :
Struktur Organisasi TKR merupakan susunan penanggung jawab dari program
kejuruan TKR yang dipasang di bengkel, penilaian disesuaikan dengan
presentase adanya dokumen pendukung.
Juknis :
Stall Penerimaan Servis adalah sarana servis atau tempat untuk menerima dan
menyerahkan kendaraan customer. Disinilah Service Advisor akan melakukan
“Walk-around check” bersama customer dan diagnosa untuk mengkonfirmasi
kondisi kendaraan customer. Cek nilai berdasarkan standar dan kondisi actual di
lapangan
Stall Area
Reception Stall 5.0 m
Counter
Service
Sales Area
(Show Room) 2.6 m
Pintu Masuk
Juknis :
Stall Perbaikan Umum merupakan tempat/sarana bagi teknisi untuk
memperbaiki kendaraan. Nilai sesuai dengan standar dibawah ini :
Stall kerja untuk teknisi harus cukup luas (standar ukuran 3.5m x 6.0m)
sehingga teknisi dapat bekerja dengan leluasa dan tidak terganggu serta
menghindari lecet, baret ataupun kerusakan lain pada kendaraan selama
proses perbaikan
Stall untuk perbaikan umum ditempatkan didekat ruang tunggu, sedangkan
stall untuk pekerjaan yang berat ditempatkan di bagian belakang atau dekat
dengan ruang Overhaul.
Stall kerja harus mempunyai lift, jumlah minimum lift adalah 1/3 dari jumlah
stall, atau 1: 3 antara lift dan stall
Berikut adalah ketentuan minimum jumlah minimum stall perbaikan umum
berdasarkan target unit entry/hari :
Target unit entry / hari
Ukuran
75 60 45 35 30 25 20 10 5
Jumlah 3.5mx
24 20 14 12 10 8 6 4 2
Stall 6.0m
Stall ini harus dilengkapi dengan Energy Box sebagai standar peralatan untuk
memudahkan teknisi dalam bekerja. Jumlah minimum energy box adalah ½
dari jumlah stall.
Juknis :
Standar ukuran mengacu pada stall general repair, untuk lift menyesuaikan.
Untuk area praktek non unit kendaraan idealnya minimal untuk praktek 36 anak
: 15 m x 8 m = 120 m2. Jika 1 kelas 36 siswa maka ruang standar termasuk stall
engine adalah 140 m2.
Juknis :
Mengacu pada stall general repair, untuk lift menyesuaikan/spesifik untuk
penyetelan geometri roda/oh/ganti kopling
Untuk area praktek non unit kendaraan idealnya minimal untuk praktek 9
anak : 9 m x 7 m = 63 m2. Jika 1 kelas 36 siswa maka ruang standar termasuk
stall chasis & PT adalah 250 m2.
Juknis :
Mengacu pada stall general repair, untuk lift menyesuaikan
Untuk area praktek non unit kendaraan idealnya minimal untuk praktek 18
anak : 9 m x 8 m = 72 m2. Jika 1 kelas 36 siswa maka ruang standar termasuk
stall electrical adalah 165 m2.
Juknis :
Untuk area praktek kerja bangku dan dasar otomotif idealnya minimal untuk
praktek 9 anak : 9 m x 7 m = 63 m2. Jika 1 kelas 36 siswa maka ruang standar
termasuk stall perawatan /perbaikan umum adalah 250 m2.
Juknis :
Stall parkir ini berfungsi untuk parkir kendaraan customer dan customer yang
menunggu dan selesai waktu service dilakukan dan terpisah dengan tempat
parkir karyawan/guru dan siswa.
Luas tempat parkir adalah 13 m2 per stall (2.6m x 5.0m), ditempatkan
berdekatan dengan stall penerimaan service dan area service
Stall tempat parkir harus harus ditandai dengan garis pembatas hijauselebar 10
cm dan merah dan diberi tanda marka khusus berupa simbol ”P”
Parkir customer harus diberi tanda ”C”
Parkir kendaraan harus diberi nomor untuk memudahkan dalam pengambilan
kendaraan
Untuk kenyamanan customer tambahkan penahan banpada stall parkir agar
mobil yang parkir tidak terbentur tembok ataupun tanaman
Ada penanggung jawab area
Modifikasi lay-out yang diperkenankan :
Juknis :
Memiliki Ruang / Area funsional antar lain :
- Ruang Overhaul
- Ruang Alat / SST
- Ruang Bahan Praktik
- Ruang Kompresor
- Ruang Overhaul
Ruang perbaikan mesin / over houl
Ruang Perbaikan Mesin adalah ruangan atau tempat khusus untuk melakukan
aktifitas pekerjaan komponen kendaraan di luar stall perbaikan umum, seperti
perbaikan mesin, transmisi, differensial dan lain sebagainya.
Ruang Perbaikan Mesin harus dapat dikunci dan selalu tertutup rapat untuk
menghindari debu atau kotoran dari luar dan ditempatkan berdekatan dengan
stall pekerjaan berat
Ruang Perbaikan Mesin harus memiliki ventilasi dan penerangan yang cukup min.
350 lux. Penerangan ini sangat penting agar proses perbaikan komponen
kendaraan yang membutuhkan ketelitian ini dapat berjalan dengan baik
Ruangan ini harus dilengkapi dengan parts washing pan atau tempat untuk
mencuci part atau komponen, meja kerja dan peralatan yang menunjang sperti
engine stand, hydraulic press, ragum dan sebagainya
Selain itu ruangan ini harus selalu dijaga kerapihan dan kebersihannya
Untuk dapat menjalankan fungsinya secara optimal maka ruang Perbaikan Mesin
harus memiliki luas minimum yang disesuaikan dengan maksimum target unit
entry/hari.
Ada penanggung jawab area.
- Warna : Putih
Lantai Warna : Putih
Material : Keramik
Tipe Anti slip
Sign & Peralatan -
Ketentuan
Gudang ini harus mempunyai papan khusus yang digunakan untuk
menggantung SST yang sering digunakan dan dibuat shadow graph serta kartu
identitas peminjamsehingga mudah untuk di monitor penggunaannya
Gudang dilengkapi dengan lemari atau rak untuk menyimpan SST yang jarang
digunakan
Luas minimum untuk Gudang peralatan dan SST yang harus dipenuhi adalah
minimal 12 m2
Letak Gudang SST ini diusahakan berdekatan dengan ruang Overhaul
Gudang SST harus dilengkapi dengan pintu loket dengan ukuran 30cm x 90cm
Lantai gudang ini harus ditandai oleh garis pembatas berwarna kuning dengan
lebar 5cm sejumlah teknisi tools stand dan tools yang lainnya yang ada, garis
ini diperuntukkan sebagai batasan untuk menempatkan peralatan-peralatan
tersebut.
Ada penanggung jawab area
Item Spesifikasi
Dinding - Dinding harus memiliki
ventilasi
- Warna : Putih
Lantai Warna : Putih
Material : Keramik
Tipe Anti slip
Pecahayaan Min. 200 lux
Sign & Peralatan - Shadowgraph
- Lemari penyimpanan untuk
SST yang jarang digunakan.
Ketentuan
Gudang bahan harus mempunyai desain sedemikian rupa sehingga oli dan
grease yang tercecer tidak mengalir keluar dari gudang
Pada dinding bagian luar digunakan pintu dan lantai anti api (block beton dan
pintu baja) dan material yang tidak mudah terbakar dipakai untuk atap
Sediakan kipas ventilasi, sehingga dapat mencegah oli-grase naik
temperaturnya sehingga menjadi tidak stabil. Lebih lanjut, sediakan APAR
Instalasi lampu menggunakan tipe anti ledakan. Sebagai tambahan, switch
juga menggunakan tipe anti ledakan (termasuk kipas ventilasi)
Luas minimum Gudang Bahan yang harus dipenuhi berdasarkan maksimum
target unit entry bulan
Note : * menyatu dengan gudang suku cadang dan dipisahkan dengan
partisi.
Gudang ini harus selalu rapih dan bersih dari kotoran termasuk oli
- Ruang Kompresor
Ruang Kompresor adalah ruangan atau tempat untuk meletakkan
kompresor untuk keperluan bengkel.
Ketentuan
Luas minimum untuk sebuah ruangan kompresor adalah 6 m2dan
diletakan di bagian belakang bengkel
Untuk menghindari getaran yang diakibatkan oleh kompresor, maka
kompresor tersebut harus dilengkapi dengan peredam atau ruang
kompresor tersebut diberi peredam agar tidak mengganggu lingkungan
sekitar bengkel. Selain itu juga harus diberi WaterTrap untuk membuang
air yang ikut terhisap bersama udara
Direkomendasikan menggunakan kompresor tipe piston.
Ada penanggung jawab area
Sub tank
Drain gutter
Juknis :
Ruangan Istirahat dan Loker Teknisi/siswa adalah sarana yang dapat digunakan
teknisi untuk beristirahat dan menaruh barang-barang teknisi. Penilaian
berdasarkan presentase jumlah ruang fasilitas yang ada.
Ketentuan
Ruangan ini harus memiliki ukuran yang cukup luas, ventilasi dan penerangan
yang cukup sehingga membuat ruangan menjadi nyaman dan sejuk
Sebaiknya menggunakan karpet sebagai alas lantai sehingga teknisi dapat
beristirahat dengan nyaman
Ruangan ini harus selalu dijaga kerapihan dan kebersihannya
Ruangan ini harus memiliki beberapa lemari (locker) yang berguna untuk
menyimpan barang-barang teknisi seperti baju, seragam, handuk, helm dan
barang lainnya
Semua barang-barang teknisi harus tersimpan rapi di dalam lemari locker, tidak
diperkenankan untuk menaruh barang-barang teknisi di luar lemari locker
Luas minimum untuk sebuah ruang loker dan istirahat teknisi dapat mengacu
pada ketentuan minimum berdasarkanjadwal penggunaan bengkel/hari : 1,5
m2/anak, jika 36 siswa 54m2
Item Spesifikasi
Dinding / langit-langit Sesuai Outlet standar
Lantai Keramik dan berkarpet
Pecahayaan Min. 200 lux
Ventilasi Air conditioner atau kipas angin
Sign & Peralatan Tanda lokasi
Note: * = untuk bengkel yang tidak memiliki ruang training, maka aktifitas
training dilakukan di ruang meeting
Spesifikasi Ruang Training :
Item Spesifikasi
Dinding / langit- Sesuai Outlet standart
langit
Lantai Keramik sesuai outlet standart
Pecahayaan Min. 300 lux
Sign & Peralatan - Meja, kursi
- White board
- Projektor/OHP
- Toilet
Toilet teknisi adalah sarana yang disiapkan bagi teknisi untuk melakukan
aktifitas seperti mencuci tangan, mandi, berwudhu dan lain sebagainya.
Ketentuan
Kamar mandi teknisi harus memiliki fasilitas seperti closet, urinoir, shower atau
bak air untuk mandi, serta tempat untuk berwudhu.
Kamar mandi ini harus memiliki ventilasi dan penerangan yang baik serta harus
dijaga kebersihannya setiap hari.
Luas minimum untuk ruang toilet teknisi adalah sebagai berikut : 4 x 3 m= 12 m2
kapasitas 6 orang.
Juknis :
Diisi berdasarkan ada tidaknya fasilitas dan juga ketercapaian standar fasilitas
pendukung yang ada di bengkel.
Ketentuan
Seorang Kepala Bengkel harus dapat memonitor semua bawahannya,
sehingga penempatan ruangan Kepala Bengkel ini harus dapat berhubungan
langsung dengan area penerimaan dan juga area stall (jika memungkinkan)
Untuk itu ruangan ini dilengkapi dengan kaca atau jendela yang berhubungan
dengan area stall dan area penerimaan
Ruangan ini harus memiliki fasilitas-fasilitas seperti meja, kursi, kursi tamu,
AC, peralatan komputer, papan performance bengkel dan lain sebagainya
Luas minimum untuk ruang Kepala Bengkel adalah 12 m2
- Ruang tamu/customer
Area Penerimaan Customer Servis adalah fasilitas bengkel yang digunakan
untuk aktifitas fasilitas bengkel seperti penerimaan customer servis,
pembelian suku cadang dan lain sebagainya.
Ketentuan
Area penerimaan ini harus dapat berinteraksi langsung dengan area di luar
(stall penerimaan, area customer) maupun di dalam (stall, area teknisi)
sehingga ruangan ini sebagian besar harus terdiri dari kaca
Ruangan ini harus ada petunjuk atau sign board untuk menunjukkan lokasi
secara jelas
Ruangan ini harus memiliki fasilitas-fasilitas seperti :
- Meja , kursi untuk Service Advisor dan kursi untuk customer
- Kursi untuk customer selama menunggu sebelum diterima oleh Service
Advisor
-Control Board (Booking Capacity Board, Booking Control Board)
-Price menu board (papan menu)
- Peralatan komputer dengan LCD/monitor dan printer.
- Untuk penempatan komputer khususnya CPU harus ditempatkan di bawah
meja Service Advisor dan harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu aktivitas komunikasi antara Service Advisor dengan customer
-Rak untuk material promotion.
Selain fasilitas-fasilitas tersebut di atas, area penerimaan harus memiliki
penerangan yang baik (minimal 400 lux) dan dilengkapi dengan AC untuk
kenyamanan customer dan Service Advisor, serta harus dijaga kerapihan dan
kebersihannya setiap hari
Ruangan ini juga digunakan untuk mempromosikan produk-produk
programu, harus tersedia pemasangan rak catalog/tempat leaflet atau
material promosi lainnya serta rak display untuk part dan aksesories
Berikut adalah standar minimum luas dari Area Penerimaan Servis beserta
jumlah fasilitas yang harus tersedia dengan mengacu standar 36 m2 untuk
kapasitas 6 orang.
Juknis :
Oil trap harus terlindung dari air hujan dan direkomendasikan memakai 4
atau 5 layer tank. Idealnya spesifikasi harus dilengkapi dengan material/kain
penyaring oli dan lumpur
Oil trap tidak boleh bocor/terserap langsung ke tanah
Perawatan berkala diperlukan dan lumpur atau oli yang terkumpul harus
dibuang/diambil oleh perusahaan pengolah limbah yang bersertifikat
Ada PIC dan jadwal pemeliharaannya dan harus secara berkala melakukan
pemantauan terhadap mutu dan debit air keluaran dari air trap.
Apabila tidak terdapat oil trap, maka dapat menggunakan metode
konvensional untuk mengolah limbah oli.
Cor Beton
Juknis :
Sebagai tempat untuk memajang Part & aksesoris dan bahan
Menciptakan image positif terhadap pelayanan service/perbaikan
Dapat juga sebagai tempat area penyimpanan alat dan bahan utama praktek
Ukuran minimal yang butuhkan unutuk rak display part adalah : P x L x T =
80 x 40 x (40 s/d 170) Cm
15. Penerapan Standar : Label, Marking, warna, jalur IN - Out dan Jalur
Evakuasi [D/L]
A = 4 ; Ada, 80 % sesuai standar Juknis
B = 3 ; Ada, 65 % sesuai standar Juknis
C = 2 ; Ada, 50 % sesuai standar Juknis
D = 1 ; Ada, kurang dari 50% sesuai standar Juknis
Juknis :
Penerapan seiton dalam bengkel seperti label, marking, warna, jalur in-out dan
evakuasi akan menambahkan kesan bengkel yang tertata rapi dan bersih.
Juknis :
SOP Terpampang di Area Kerja ( Benda Kerja )
SOP Tidak sama dengan Instruksi Kerja
Inventaris bahan praktik memiliki sistem pengeluaran (ex : FIFO) dibuktikan
dengan data penggunaan bahan
Terdapat data inventaris alat yang menginformasikan jumlah dan kondisi
alat tersebut.
Juknis :
Standar Penerangan sesuai dengan ketentuan ( cahaya terang, dari matahari
/ lampu )
Ventilasi dan sirkulasi udara dinilai dari besarnya ruangan dan jumlah
sirkulasi yang tersedia
(Misal ruangan kecil / sempit dan tidak ada ventilasi maka standart
sirkulasinya buruk)
Setiap ruangan yang ada memiliki penanggung jawab dan check sheet
pengecekan ruangan.
Juknis :
Memiliki Alur tanggap darurat
Memiliki Meeting point darurat
Memiliki perlengkapan K3 (Apar,Tandu,Standar P3K)
Daftar Inventaris peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3 ) pada
bengkel TKR
Jadwal pemeriksaan dan pemeliharaan peralatan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K-3 ) pada semua lingkungan bengkel TKR
Penempatan peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3 ) pada semua
lingkungan bengkel TKR
Petugas ( PIC ) K3 di bengkel
Juknis :
Unit Kendaraan praktek unit merk daihatsu (ada merk Daihatsu diantara General
Repair, Engine, Chasis & PT dan Elektrical tahun produksi setidaknya 10 tahun).
Juknis :
Unit Kendaraan praktek unit merk daihatsu (ada merk Daihatsu diantara General
Repair, Engine, Chasis & PT dan Elektrical tahun produksi setidaknya 10 tahun).
Juknis :
Unit Kendaraan praktek unit merk daihatsu (ada merk Daihatsu diantara General
Repair, Engine, Chasis & PT dan Elektrical tahun produksi setidaknya 10 tahun).
Juknis :
Unit Kendaraan praktek unit merk daihatsu (ada merk Daihatsu diantara General
Repair, Engine, Chasis & PT dan Elektrical tahun produksi setidaknya 10 tahun).
Juknis :
Alat khusus untuk BST dan GR serta alat ukur umum untuk penunjang yang
lainnya :
a. General Equipment’s
b. Miscellaneus Tools
c. Measuring Tools
d. Other Equipment
Juknis :
Alat khusus untuk pekerjaan engine, dan untuk penunjang yang lainnya.
Juknis :
Alat khusus untuk pekerjaan chasis & Pemindah tenaga, dan untuk penunjang
yang lainnya.
Juknis :
Alat khusus untuk pekerjaan elektrical, dan untuk penunjang yang lainnya.
Juknis :
Alat untuk Wheel aligment dan Tire service eqipments, Balancing machine, tyre
changer
Juknis :
SST untuk pekerjaan Dasar Otomotif, perawatan berkala, Engine, Chasis &
Pemindah Tenaga, Elektrical. Special Service Tools atau SST adalah tool wajib
yang harus dimiliki oleh bengkel, karena alat ini membantu memudahkan teknisi
dalam perbaikan kendaraan.
Ketentuan
•Peralatan SST ini tidak harus dimiliki oleh setiap teknisi, oleh karena itu alat-alat
ini disimpan di ruang SST.
•Setiap model kendaraan memerlukan SST yang berbeda.
•Jumlah SST yang harus dimiliki oleh bengkel tergantung dari model kendaraan
yang ada dalam Unit in Operation (UIO) dari bengkel tersebut.
Juknis :
Materials Training Basic Technical, dasar otomotif, kerja bangku, kerja las dasar
Lihat lampiran
Juknis :
Materials Training engine : Sistem pelumasan, sistem pendinginan, sistem bahan
bakar bensin, sistem bahan bakar diesel, sistem kerja utama mesin, unit OH
engine, sistem pembuangan, sistem pengapian engine.
Juknis :
Materials Training electrical : Sistem pengisian, sistem
Juknis :
Materials Training chasis & power train : suspensi, rem, kemudi, alignment roda,
roda & ban, rangka, kopling, transmisi, propeler, diferensial, poros roda, poros
penggerak
Juknis :
Cady tools set perawatan berkala ( mengacu pada caddy engine) Peralatan/tools
Traning Basic otomotif dengan STANDARD TOOLS & EQUIPMENTyang di
khususkan untuk mata pelajaran TDO, PDO juga mengacu pada kerja bangku,
pekerjaan las dasar.
Layout Caddy Tools mengikuti kaidah 5S
Terdapat Daftar Inventaris Caddy Tools untuk general repair
Jumlah Caddy dibandingkan dengan jumlah siswa pada saat praktik ( Misal
saat praktik ada 36 Siswa dan caddy tools berjumlah 3 maka mendapatkan
poin B
Juknis :
Layout Caddy Tools mengikuti kaidah 5S
Terdapat Daftar Inventaris Caddy Tools untuk general repair
Jumlah Caddy dibandingkan dengan jumlah siswa pada saat praktik ( Misal
saat praktik ada 36 Siswa dan caddy tools berjumlah 3 maka mendapatkan
poin B
Juknis :
Layout Caddy Tools mengikuti kaidah 5S
Terdapat Daftar Inventaris Caddy Tools untuk Set Electrical
Jumlah Caddy dibandingkan dengan jumlah siswa pada saat praktik ( Misal
saat praktik ada 36 Siswa dan caddy tools berjumlah 3 maka mendapatkan
poin B
Juknis :
Layout Caddy Tools mengikuti kaidah 5S
Terdapat Daftar Inventaris Caddy Tools untuk Set Chasis & Power Train
Jumlah Caddy dibandingkan dengan jumlah siswa pada saat praktik ( Misal
saat praktik ada 36 Siswa dan caddy tools berjumlah 3 maka mendapatkan
poin B