2021/2022
LAPORAN
PRAKTIKUM
BIOKIMIA
S1 FARMASI
LABORATORIUM BIOKIMIA
Jakarta Global University
Jl. Boulevard Grand Depok City, Tirtajaya, Kec.
Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat
Indonesia
16412
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
LEMBAR PENILAIAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
SEMESTER GANJIL 2021/2022
NILAI
NILAI MODUL
No Nama Praktikan NIM ASPEK BBT AKHIR
1 2 3 4 dst dst
= total jumlah
JAMS OTNIEL
1 210211701012 Attendance Kehadiran 10 % nilai / jumlah
RYCHARD modul
=Total Nilai
TOTAL
akhir
3
Laboratorium Biokimia,
Biokimia
4
MODUL I - UJI PROTEIN
BAB I
PENDAHULUAN
1
berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel
dengan mengikat protein dan lemak.
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnyaketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein
(Winarno, 2002).
Sumber karbohidrat yang dijadikan makanan pokok terutama di Indonesia adalah
beras. Beras merupakan makanan pokok yang mengandung kadar karbohidrat yang tinggi,
namun karena naiknya harga komoditas pangan dunia, yang mencerminkan adanya krisis
pangan dunia, menyebabkan ratusan juta penduduk dunia khususnya warga Indonesia
mengalami kesulitan untuk memperoleh pangan terutama naiknya harga beras yang kian
melambung tinggi.
Diversifikasi pangan dan ketahanan pangan, merupakan salah satu cara untuk
mengurangi ketergantungan terhadap beras. Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi
dimana setiap orang sepanjang waktu memiliki akses, baik secara fisik maupun ekonomis,
terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi, untuk memenuhi kebutuhan gizi harian yang
diperlukan agar dapat hidup dengan aktif dan sehat.
Terlepas dari itu, karbohidrat dalam pangan dapat diuji menggunakan beberapa jenis
uji. Beberapa diantaranya: uji benedict dan uji iodin. Uji tersebut dapat digunakan untuk
menentukan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam jenis pangan tersebut. Oleh karena
itu, diperlukan uji kandungan karbohidrat dalam pangan dapat menggunakan jenis-jenis uji
tersebut. Sehingga diketahui ada atau tidaknya kandungan karbohidrat dalam pangan
tersebut.
Oleh karena beberapa alasan ditas, maka dari itu kami melakukan praktikum uji
protein, agar kami dapat mengetahuinya adanya unsur-unsur di atas maka dilakukan
percobaan tentang reaksi pengendapan. uji Biuret dan uji iodin merupakan salah satu cara
mengidentifikasi keberadaan protein.
1.2. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep dasar reaksi biokimia dalam tubuh
2. Menunjukkan adanya asam amino tirosin
3. Menentukan adanya protein dalam suatu larutan uji
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata protein berasal dari protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena
sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik, karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungasi sebagai biokatalis. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari
hewan atau tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan
yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati.
Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,
kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan. Tumbuhan membentuk proten dari CO2, H2O,
dan senyawa Nitrogen. Hewan yang memakan tumbuhan mengubah protein nabati menjadi
protein hewani. Disamping digunakan untuk pembentukan sel-sel tubuh, protein juga dapat
digunakan sebagai sumber energy apabila tubuh kita kekurangan karbohidrat dan lemak.
Komposisi rata-rata unsure kimia yang terdapat pada protein ialah sebagai berikut: karbon
50%, Hidrogen 7%, Oksigen 23%, Nitrogen 16%, Belerang 0-3%, dan Fosfor 0-3%.
Dengan pedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kandungan
protein dalam suatu bahan makanan.
Protein mempunyai molekul besar dengan bobot molekul bervariasi antara 5.000
sampai jutaan. Dengan cara hidrolisis oleh asam atau oleh enzim, protein akan
menghasilkan asam-asam amino. Ada protein yang mudah larut dalam air tetapi juga ada
yang sukar larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu protein yang tidak larut dalam
air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang terdapat dalam air dan mudah
bereaksi.
3
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang penting dalam tubuh manusia.
Senyawa ini memiliki peran struktural dan metabolik yang penting. Selama proses
pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding jejunum melalui sistem
transport aktif dalam bentuk monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) yang kemudian
akan diubah menjadi glukosa, senyawa berkarbon 6 seperti pada gambar 1. Glukosa
merupakan bahan baku utama metabolisme pada tubuh manusia.
Kegunaan glukosa tidak berhenti hanya sebagai bahan metabolisme energi. Glukosa
juga dapat berikatan dengan molekul lainnya, menjadi sebuah glikosida, dan menghasilkan
molekul lebih besar dengan kegunaannya masing-masing seperti ribosa dan glikosida
jantung.Glukosa ditransportasi dalam plasma darah yang menempati sekitar 1% dari
jumlah seluruh plasma darah bersamaan dengan zat-zat inorganik lainnya.
Glukosa darah sendiri menjadi sebuah perhatian khusus dalam penelitian ini karena
erat hubungannya dengan diagnosis diabetes melitus. Peran glukosa penting dalam bahan
bakar metabolik utama jaringan tubuh dan diedarkan melalui darah, sehingga disebut
sebagai “gula darah”. Glukosa menjadi perhatian secara klinis ketika tinggi kandungannya
di dalam darah hingga diekskresikan melalui urin atau dikenal sebagai glukosuria sebagai
akibat dari diabetes melitus yang tidak terkendali.
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan
oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi
di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi
sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian
akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti
berolahraga atau bekerja (irawan,2007).
Karbohidrat terdiri dari 3 kelompok yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana. Oligosakarida
merupakan senyawa yang dihidrolisis menghasilkan 2 sampai 6 gula monosakarida
sedangkan polisakarida merupakan monomer-monomer yang berasal dari monosakarida
(Respati, 1990).
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk manusia. Kebanyakan karbohidrat
yang kita konsumsi adalah tepung, amilum atau pati, yang ada dalam gandum, jagung,
beras, kentang dan padi-padian lainnya. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin. Karbohidrat juga merupakan bahan yang penting dan sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati, 2010).
1. Protein ikan bersifat tidak stabil dan mempunyai sifat dapat berubah (denaturasi)
dengan berubahnya kondisi lingkungan.
2. Apabila larutan protein tersebut diasamkan hingga mencapai pH 4.5 – 5 maka akan
terjadi pengendapan atau salting out.
3. Sebaliknya apabila dipanaskan seperti dalam pemasakan atau penggorengan , protein
ikan menggumpal atau terkoagulasi.
4. Protein juga dapat mengalami denaturasi apabila dilakukan pengurangan kandungan
air, baik selama pengeringan maupun pembekuan.
4
5. Protein otot sebagaian besar dalam bentuk koloid, baik berupa sol maupun gel.
Kemampuan untuk mengektraksi protein miosoin lebih besar pada pH yang agak
tinggi, tetapi kekutan gel daging ikan pada produk akhir lebih redah meskipun jumlah
myosin yang diekstrak lebih banyak.
5
f. Protein bersifat racun, yaitu yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
g. Protein pelindung, yaitu protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat
mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus atau
protein asing dari spesies lain.
h. Protein cadangan, protein ini disimpan untuk berbagai proses metabolism dalam
tubuh.
Struktur protein
Setiap protein terdiri dari satu atau lebih rantai peptida, Akibatnya terdapat empat
struktur protein, yaitu sebagai berikut :
6
Struktur protein umumnya dipertahankan oleh dua ikatan sangat kuat yaitu ikatan
peptida dan ikatan disulfida; dan tiga ikatan yang lemah, yaitu ikatan hidrogen,
interaksi hidrofobik dan interaksi elektrostatif.
1) Ikatan peptide
Ikatan peptida adalah ikatan yang menghubungkan atom a-karboksil dari
suatu asam amino dan atom a nitrogen dari asam amino yang lain. Peptida yang
dibentuk oleh dua molekul asam amino disebut dipeptida; bila dibentuk oleh 3
molekul asam amino disebut tripeptida; dan bila dibentuk oleh banyak molekul
asam amino disebut polipeptida.
2) Ikatan disulfide
Terbentuk antara 2 residu sistein yang saling berhubungan 2 bagian rantai
polipetida melalui residu sistein.
3) Ikatan hydrogen
Terbentuk antara gugus NH- atau -OH dan gugus C=O dalam ikatan peptida
atau -COO- dalam gugus R, misalnya dua peptida mungkin membentuk ikatan
hidrogen.
4) Interaksi hidrofobik
Rantai samping non polar asam amino netral pada protein cenderung
bersekutu.
5) Interaksi elektrostatik
Merupakan ikatan garam antara gugus yang bermuatan berlawanan pada
rantai samping asam amino.
7
2. Protein Globular
Umunya berbentuk bulat atu elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat.
Protein globular pada umunya mempunyai sifat dapat larut dalam air, dalam larutan
asam atau basa dan dalam etanol. Beberapa jenis protein globular yaitu albumin,
globulin, histon, dan protamin.
3. Protein Gabungan
Yang dimaksud dengan protein gabungan ialah, protein yang berikatan dengan
senyawa yang bukan protein. Gugus bukan protein ini disebut gugus prostetik. Ada
beberapa jenis protein gabungan antara lain mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein, dan
nucleoprotein.
Mukoprotein adalah gabungan antara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih dari
4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikat ini berupa polisakarida
kompleks yang mengandug N-asetilheksosamina bergabung dengan asam uronat atau
monosakarida lain.
Mukoprotein yang mudah larut terdapat pada bagian putih telur, dalam serum daram
dan urin wanita yang sedang hamil.protein ini tidak mudah terdenaturasi oleh panas atau
diendapkan oleh zat-zat yang biasanya dapat mengendapkan protein, misalnya triklor asam
asetat atau asam pikrat. Glikoprotein adalah juga terdiri atas protein dan karbohidrat, tetapi
dengan kadar hexosamina kurang dari 4%.
Lipoprotein adalah gabugan antara protein yang larut dalam air dengan lipid.
Lipoprotein terdapat dalam serum darah, dalam otak dan jaringan syaraf. Gugus lipid yang
biasanya terikat pada protein dalam lipoprotein antaralain lesitin dan kolesterol.
Nucleoprotein terdiri atas protein yang bergabung dengan asam nukleat. Asam nukleat ini
terdapat antara lain dalam inti sel
8
viskositas atau kekentalan yang relative lebih besar daripada viskositas air sebagai
pelarutnya. Pada umumnya viskositas suatu larutan tidak ditentukan atau diukur secara
absolute, tetapi ditentukan viskositas relatif, yaitu dibandingkan terhadap viskositas zat
cair tertentu.Alat yang digunakan untuk menentukan viskositas ini ialah viscometer
Oswald.
Pengukuran viskositas dengan alat ini didasarkan pada kecepatan aliran suatu zat
cair atau larutan melalui pipa tertentu.Serum darah misalnya, mempunyai kecepatan
aliran yang lebih lambat dibandingkan dengan kecepatan aliran air. Apabila viskositas
air diberi harga satu, maka viskositas serum darah mempunyai harga kira-kira antara
1,5 sampai 2,0. Viskositas larutan protein tergantung pada jenis protein, bentuk
molekul, konsentrasi serta larutan.Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi
tetapi berbanding terbalik dengan suhu.Larutan suatu protein yang bentuk molekulnya
panjang mempunyai viskositas lebih besar daripada larutan suatu protein yang
berbentuk bulat.Pada titik isolistrik viskositas larutan protein mempunyai harga
terkecil.
4. Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal. Meskipun
demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein tidak selalu sama, artinya ada
yang dengan mudah dapat terkristalisasi, tetapi ada pula yang sukar.Beberapa enzim
antara pepsin, tripsin, katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.
Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi protein sering
dilakukan dengan jalan penambahan garam ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan
dengan pengaturan pH pada titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula
penambahan asetonatau alcohol dalam jumlah tertentu.
Pada dasarnya semua usaha yang dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan
kelarutan protein dan ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil,
sehingga mudah dapat dikristalkan dengan baik.
5. System koloid
Pada tahun 1861 Thomas Graham membagi zat-zat kimia dalam dua kategori, yaitu
zat yang dapat menembus membran atau kertas perkamen dan zat yang tidak dapat
menembus membran. Oleh karena yang mudah menembus membrane adalah zat yang
dapat mengkristal, maka golongan ini disebut kristaloid, sedangkan golongan lain yang
tidak dapat menembus membrane disbut koloid. Pengertian koloid pada waktu ii lebih
banyak dihubungkan dengan besarnya molekul atau pada bobot molekul yang besar.
Molekul yang besar atau molekul makro apabila dilarutkan dalam air mempunyai
sifat koloid, yaitu tidak dapat menembus membrane atau kertas perkamen, tetapi tidak
cukup besar sehigga tidak dapat mengendap secara alami. System koloid adalah system
yang heterogen, terdiri atas dua fase, yaitu partikel keci yang terdispersi dan medium
atau pelarutnya.
Pada umumnya partiel koloid mempunyai ukuran antara 1 milimikaro-100
milimikro, namun batas ini tidak selalu tetap, mungkin lebih besar. Bobot molekul
beberapa protein telah ditentukan berdasarkan kecepatan pengendapan dengan
menggunakan ultrasentrifuga yang mempunyai kecepatan putar kira-kira 60.000
putaran per menit.
9
Bobot beberapa molekul protein
10
BAB III
METODE
1. Uji Milom
2. Uji Biuret
Ke dalam 2 buah
Ke dalam masing-
tabung reaksi
masing tabung,
bersih Amati perubahan
tambahkan 1 jenis
dimasukkan 2 ml warna yang
protein sebanyak
NaOH dan 2 tetes terjadi.
1 ml. campur
CuSO4, campur
sampai homogen.
sampai homogen.
11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
12
CuSo4 dalam suasana basa.
Semakin banyak ikatan
peptide yang terkandung
dalam protein maka warna
ungu yang terbentuk
semakin pekat.
2 Campuran Belum ditabahkan protein
NaOH + larutan
CuSo4 berwarna biru
terang
NaOH + Campuran tidak terjadi perubahan
Pepton CuSo4 + larutan tidak warna apapun bisa
pepton berubah disebabkan karena didalam
warna pepton tidak terdapat ikatan
peptide atau disebabkan
karena reagen yang
digunakan terlalu banyak.
13
(pipet) (tabung reaksi)
Uji Mylon
14
Uji Biuret
15
BAB V
PENUTUP
V.I Kesimpulan
1. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.
2. Beberapa makanan sumber protein ialah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang,
kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahanutan
3. Uji milon adalah pengujian pada senyawa protein dengan ditandai hasil akhir
pengujian terbentuknya endapan warna putih.
4. Terjadinya endapan berwarna putih disebabkan karena merkuri yang terdapat dalam
prekasi milon breaksi dengan protein yang terdapat dalam putih telur sehingga
mengakibatkan koagulasi (penggumpalan).
5. Penggumpalan terjadi karena protein yang terdapat dalam putih telur mengalami
pristiwa denaturasi pada strukturnnya (perubahan struktur awal).
6. Uji biuret adalah pengujian pada senyawa protein dengan ditandai hasil akhir
pengujian terjadinya perubahan warna menjadi warna merah muda samapai ungu
pekat.
7. Perubahan warna larutan menjadi ungu disebabkan karena protein yang terkandung
dala putih telur ayam negri memiliki ikatan peptide dan breaksi dengan ion Cu2+
yang terdapat dalam preaksi CuSo4 dalam suasana basa.
8. Semakin banyak ikatan peptide yang terkandung dalam protein maka warna ungu
yang terbentuk
16
DAFTAR PUSTAKA
17