Prolog
Setting di wilayah pedesaan, audio suara kicauan burung dan desiran air terjun, slide yang ditampilkan di
layar berupa gambar sungai yang indah. Di dalam panggung terdapat beberapa aktor, yaitu Bawang
Putih dan tiga teman wanita sebayanya, yang sedang memperagakan nyuci baju layaknya iklan sabun
colek.
Narator : “Di suatu desa nan jauh di mata, hiduplah seorang gadis manis bernama Bawang Putih.
Ia hidup bersama saudaranya yang bernama Bawang Merah dan Ibu Tirinya yang
bernama Bawang Bombay. Sepeninggalan ayah kandungnya, ia hidup dalam tekanan
bersama kedua Bawang jahat tersebut. Kebahagiaan hiduppun selalu ia cari, dengan
cara berkumpul bersama teman-temannya, menjadi anak nongkrong, bahkan dengan
menyuci bajupun ia akan sangat bahagia.”
Inilah kisah hidup sang Bawang Putih yang terangkai dalam sebuah kisah dongeng.
Lagu Ello-Buka Semangat Baru dibawakan oleh Bawang Putih dan grup Paduan Suara.
Hello teman semua, ayo kita sambut hari baru tlah tiba.
Buka kita buka hari yang baru, sebarkan semangat langkah kedepan.
Buka kita buka jalan yang baru, tebarkan senyum wajah gembira.
1
Kita jumpa di sana, berbagi bersama,
Buka kita buka hari yang baru, sebarkan semangat langkah kedepan.
Buka kita buka hari yang baru, sebarkan senyum tampil ke depan.
(end)
Musik selesai.Di dalam panggung terdapat Bawang Putih dengan tiga orang gadis. Mereka berempat
menyanyikanlagu Lir Ilir.
Gadis 1 : Hari ini cerah beud ya. Banyak suara kicauan burung yang merdu menemani kita
mencuci di sungai. Ihhh, bikin laper deh. Ada makanan ga?
2
Gadis 2 : (suara gadis 2 dengan logat khas) Ya udah, tuh… ada yang kuning-kuning di kali.
Mungkin bisa dimakan.
Bawang Putih : Sudah-sudah jangan gaduh. (suaranya di lembutin dan ada audio yang menandakan
pesona diri) Hari ini memang indah, dan seperti biasa banyak cowok tampan yang memperhatikan kita
saat sedang menyuci. (melirik penonton dan tersipu ‘malu-maluin’.).
Gadis 1 : Bawang Putih, aku tau kamu memang primadona diantara kita, banyak banyak orang
yang mencarimu, banyak orang yang memberimu money alias uang, bahkan hari ini banyak sekali
pakaian yang kau terima. Tapi plis deh, Bawang Putih beritau kami, apa resepmu itu.
Bawang Putih : (menghembuskan nafas panjang) Baiklah, jika kalian memaksa. Aku akan kasih tau
alasannya. Tapi kalian jangan beritau hal ini pada ibu tiriku si Bawang Bombay dan saudara tiriku si
Bawang Merah.Bagaimana deal or no deal?
Bawang Putih : Wani piro? (Gadis 1,2,3 mau marah tapi Bawang Putih segera memotong) ya, ya, ya.
Bercanda kok… Baiklah sebenarnya aku…
3
(Gadis 1,2,3 memasang perhatian penuh)
Bawang Putih : Aku buka jasa laundry. Lumayan dapet penghasilan, lalu banyak yang kenal, banyak ini,
banyak itu, bla, bla, dan bla.(dengan tampang polos tanpa dosa)
(Gadis 1,2,3 jatuh bersamaan, karena rahasia yang disimpan Bawang Putih tidak sepenting yang mereka
harapkan. Gadis 1, 2, 3 bersiap mau pergi dengan merapikan pakaian yang dicucinya.)
Gadis 1, 2, 3 : Iya. (kompak dengan menjawab ketus lalu mereka keluar panggung).
Gadis 1, 2, 3 : TITI DJ????? (melihat sekitar seperti mereka mencari-cari artis idolanya itu dengan
nafas tersengal-sengal)
Bawang Putih : Ckckck, maksudku hati-hati di jalan disingkat jadi Titi DJ.
4
(Gadis 1, 2, 3 memasang ekspresi beranekaragam dengan pasrah mengiringi mereka keluar panggung.
Setelah itu fokus ke Bawang Putih yang merapikan cuciannya dan disebunyikan cuciannya di balik benda
di panggung)
(Lampu kelap-kelip, audio petir, serta nuansa tegang timbul mengiringi Bawang Bombay memasuki
panggung.Ibu Tiri itu memandang si Bawang Putih dari sudut panggung.Musik mulai, Petualangan
Sherina-Kertarajasa.
Oh tiada tandingannya
Bawang Bombay : Bawang Putih (audio petir), jadi selama ini kau diam-diam mencari uang tanpa
sepengetahuanku, hah?
Bawang Bombay : Bawang Putih !! (audio petir) jawab pertanyaan saya. (silet mode on)
5
Bawang Bombay : BAWANG PUTIH !!!! (audio petir yang menjadi-jadi)
Bawang Bombay : Eh, dia malah nangis. (nunjuk Bawang Putih kepada penonton). Permasalahan disini,
saya tidak melarangmu untuk bekerja, yang jadi permasalahannya adalah kamu tidak memberi
penghasilanmu pada saya.Mengerti? (suara audio petir agak lama dan menjadi-jadi). Ih petirnya berisik
banget deh. Sstt…. (kepada audio petir).
Bawang Bombay : Memang dalam cerita ini kamu harus takut sama saya!
Bawang Bombay : As-ta-ga-na-ga-bo-nar-ja-di-dua. Gua kira ente wedi karo abdi. Ahh sudah, sekarang
saya tidak mau tau! Serahkan uang hasil kerjamu sekarang juga! Mana?!
Bawang Putih : Hm, gimana kalo kita diskusi sebentar. (gaya so demokratis)
(Audio warkop mulai.Bawang Putih cemberut maksa, dengan ekspresi humor.Lalu balik badan untuk
mengambil uang di selipan bajunya dan memberikan uang selembar demi selembar pada Bawang
Bombay.Bawang Bombay dengan segera merampas uang di tangan Bawang Putih).
6
Bawang Bombay : Baiklah segini cukup untuk menutupi kemarahanku hari ini. Kalo kamu ada uang
jangan lupa beritau saya ya. Hohoho. (keluar panggung sambil tertawa, di tengah tawanya sempat
tersendak hingga terbatuk. Tetapi setelah itu, tawanya kembali menyaring hingga ia keluar panggung).
Bawang Putih :
(Datang Pemuda menghampiri Bawang Putih, dan melihatnya yang bernyanyi di tengah panggung.)
ku selalu berharap
7
Pemuda : Kamu kemana saja?
Pemuda : Bawang kamu tau? berabad-abad aku menunggu, hingga menembus ruang dan
waktu. Aku rela menunggumu di tengah badai yang menghempaskan badanku hingga ke ujung dunia
yang fana nan jauh di mata. Walau tsunami menerjang sampai badai matahari 2012 menerpa. Aku tetap
menunggumu. Itu semua hanya untuk mendengar kabarmu, bawang?
Pemuda : Maafkan aku juga, Bawang. Sejujurnya aku disini menemuimu ingin memberimu
sesuatu. (mengeluarkan kotak cincin dari dalam sakunya). Maukah kau… (audio suara detak jantung)
Pemuda : Maukah….
8
(Tiba-tiba Bawang Merah memasuki panggung, audio musik tegang mulai.)
Bawang Merah : Tunggu. (berjalan bulak-balik dihadapan Bawang Putih dan Pemuda sambil cemberut
sekalian pose) Pemuda, kamu tega banget sama aku! kamu selingkuh dari aku, kamu jahat! Jahat! Jahat!
(menangis anak kecil)
Bawang Merah : Dan teganya, kamu selingkuh dengan saudara tiriku, si Bawang Putih! Bawang Putih,
kamu kok kejam sekali sama aku. Dalam cerita sebenarnya, kan harusnya aku yang kejam bukan kamu.
(melanjuti nangisnya)
(Pemuda bingung, saat mau menjawab tiba-tiba si Bawang Putih mengeluarkan kertas di balik bajunya.)
Bawang Putih : Apa kita salah skrip naskah ya? (memperhatikan kertas naskah dan si Bawang Merah
ikut nimbrung membaca naskah yang dipegang Bawang Putih)
Bawang Putih : Cukup! (melihat Pemuda dan menahan nangis. Lalu pergi dengan berlari yang terlihat
dibuat-buat)
Pemuda : Bawang, tunggu! (belari mengejar Bawang Putih. Di sudut panggung berhenti dan
menoleh Bawang Merah sembari marah) Hei, Bawang Merah!!!
9
Bawang Merah : APAA, HAH???????!!!!!! (teriak cempreng, dan memasang muka garang)
Bawang Merah : Yang penting, aku berhasil merusak kebahagian si Bawang Putih. (audio kuntilanak)
(Perlahan satu persatu lampu mati, hanya ada satu lampu kecil yang menyala mengiringi narator. Audio
musik piano yang sendu mulai. Layar di slide pemandangan hutan)
Narator
Ucapan yang diterlontarkan oleh Bawang Merah, membuat Bawang Putih menangis dan memilih untuk
pergi dari lingkungannya. Ia sungguh kecewa dengan Pemuda yang telah mempermainkan dirinya,
hingga ia pergi menjauhinya dan mencari kebahagiaan yang baru. Ia pergi ke kota seberang hingga rela
dengan menyusuri hutan seorang diri.
(Setting panggung dengan sebuah lampu ajaib di tengah panggung. Musik Agnes Monica-Karena Ku
Sanggup mulai)
Bawang Putih :
Biarlah ku sentuhmu
Pernah buatku
10
Ku tak bisa paksamu
Tinggalkan aku
(Bawang Putih melihat lampu ajaib, di tengah panggung lalu mengambilnya.Terlihat mimik heran di
wajahnya.)
Bawang Putih : Teko air? Jangan-jangan ini lampu ajaib, dan kalo aku gosok-gosok akan keluar jin
yang akan mengabulkan semua permintaanku. (bawang Putih mengusap lampu ajaib itu, lalu audio
kemunculan peri terdengar)
(Muncul peri dari balik tangga panggung yang sebelumnya tidak terlihat oleh penonton)
Peri : Hehehe, jin penghuni lampu ini lagi izin pesiar, sebagai gantinya akulah yang keluar
dari lampu ini karena kamu telah menggosok-gosok lampu ini.
Bawang Putih : Oh aku tau, sekarang peri sedang piket jaga ya, makanya ga bisa izin pesiar?
11
Peri : Hehehe, kurang lebih begitchu. Baiklah, ada yang bisa saya bantu nyonya….?
(menanyakan nama)
Peri : Ya, nyonya Bawang. (melirik penonton) nama yang aneh. (mengucapkan pada
penonton)
Bawang Putih : Begini peri, ……………………………………….. (dialog kosong diisi hanya dengan gerakan dan
audio pengiring) begitu, bagaimana kumaha pripun? Apakah peri bisa bantu?
Bawang Putih : Ih kok peri jadi nangis. Ni aku ada permen buat peri jadi jangan nangis ya.
(Peri melihat permen dan terlihat dengan ekspresi kecewa, lalu nangis lagi)
Peri : (lihat seribu dan menunjukan pada penonton, ekspresi nolak lalu memberi lagi pada
Bawang Putih, nangis lagi deh)
Bawang Putih : (manyun, balik badan ngambil 100rb di selipan sarungyang dipakainya, balik bdan
lagi) nih!! (terpaksa)
Peri : (menunjukan uang 100rb pada penonton, ekspresi nangis berubah jadi gembira)
Horee… Baiklah, peri bisa kabulkan keinginan Bawang Putih. Dengan cara, kamu pergi ke tengah hutan
untuk mencari sebuah rumah yang dihuni oleh tujuh orang kurcaci. Disitu kamu akan menemukan
12
kebahagiaan yang selama ini kamu cari, tapi ingat pepatah berakit-rakit dahulu berenang-renang
kemudian.
Bawang Putih : Ih aneh, udah bikin kok malah renang. Tulalit deh.
Peri : Heh! Itu artinya bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Jadi dalam
perjalanan, kamu akan menemukan rintangan yang akan kamu hadapi, jika kamu berhasil melewati
rintangan itu, maka kamu pasti akan menemukan kebahagiaan itu. Kebahagiaan yang sangat bahagia
dengan membawa kebahagiaan yang bahagia nan senantiasa bahagia. (saat penjelasan dialog ini si
Bawang Putih mengangguk-anggukan kepala) Paham kan?
Peri : Heh! Ya sudah, ini ada garam, trasi, dan timun. Saya yakin di dalam perjalanan kamu
akan membutuhkan benda-benda ini.
Peri : Buat makan sama nasi uduk! (kesel) ya bukanlah, nanti di tengah perjalanan kamu
akan menemui berbagai rintangan termasuk bersiaplah bertemu dengan seekor monster hijau, rayulah
monster itu agar bisa memakan makanan ini, jika tidak kamu akan di sandera oleh dia dan malah di
bawa ke KUA. Hati-hati.
Peri : Baiklah waktu peri tidak banyak, peri patuhi jam malam dulu ya alias mau tidur.
Bawang Putih : Ya udah, makasih ya Peri. Nanti bangun jangan lupa pencet alarm pagi. Kan piket jaga.
13
Peri : Iya-iya…. (audio peri menghilang)
(Bawang Putih sendiri di panggung, Cuma beberapa langkah kedepan, datang Buto Ijo dengan pakaian
hijau, celana hijau, dan kulit serba hijau. Menghampiri Bawang Putih dengan audio suara laki-laki ketawa
dan audio musik tegang)
(Bawang Putih bengong terpana dan terpatung, si Buto Ijo mencoba menakut-nakuti dengan suara
ketawanya yang seram kepada bawang Putih, tetapi ekspresi bawang Putih tetap terpana dan terpaku di
tempat. Kejadian berulang-ulang hingga Buto Ijo kesal)
(Bawang Putih membalas dengan suara audio kuntilanak, sehingga Buto Ijo ketakutan)
Bawang Putih : Yah cemen, hei Buto Ijo! Tadi aku ketemu peri, menyuruhmu untuk memakan ini.
(menunjukan garam, trasi dan timun)
Bawang Putih : Aku juga kurang tau, (tampang bingung yang so manis) Mungkin dia tau kau lapar,
makanya diberi ini. Makan yah?
14
Buto Ijo : Kagak. (intonasi yang berbeda)
Bawang Putih : Huft, dasar anak kecil. Makan aja susah. Lihatlah penderitaan diluar sana, ada rakyat
yang cari makan saja susah, dan ini udah dikasih makan gratis malah nolak. Syukuri apa yang diterima,
Jo. (tampang demokratis)
(Buto Ijo mendekat dan duduk di tengah sambil memakan makanan yang diberikan Bawang Putih)
Bawang Putih : Nah, gitu donk. Anak pintar. (mengelus kepala Buto Ijo)
(Audio kentut, pret. Bawang Putih mengernyitkan dahinya, mendengar audio kentut berulang-ulang)
15
Bawang Putih : Ih!!! Jorok.. (menutupi hidungnya)
Buto Ijo : Aduh, gawat mau pup dulu. Kamu jangan kemana-mana, tunggu disini! (audio kentut
yang keras) Aduhhhhh!!!! Idah di ujung! (audio kentut) Ah!!! (lari terbirit-birit ke belakang panggung).
Narator : Bawang Putih dengan mantap memulai perjalanannya. Dengan berani dan tanpa rasa
takut, ia menyusuri hutan terlarang seorang diri, Tanpa ia sadari tiba-tiba seorang nenek lusuh datang
mendekati Bawang Putih.
(Bawang Putih melihat kebelakang,tapi merspon lambat. Diam dahulu melihat nenek sihir, lalu teriak.
Nenek sihir memasang ekspresi terkejut sembari menutupi telinganya)
16
Nenek sihir : Hehehe, berani sekali kau bertanya seperti itu padaku. Hehehekau tidak tau siapa
aku?
Nenek sihir : Aku adalah penguasa hutan terlarang ini, wahai anak muda.
Bawang Putih : Penguasa? Tunggu kalau begitu nenek tau seluk beluk hutan ini. Nenek yang cantik,
bisakah aku meminta pertolongan?
Nenek sihir : Hehehe, (mengeluarkan kaca dari bajunya, lalu mengaca dirinya) Ternyata benar kata
suamiku si Kakek Sihir, aku masih terlihat cantik.
Nenek sihir : Hehehe, saya lupa. Pertolongan apa yang kau pinta dariku wahai anak orang.
Bawang Putih : Tadi aku bertemu dengan peri, dan ia memberitahuku dengan menyusuri hutan
terlarang ini, aku akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku cari. Bisakah kau menuntunku
menyusuri hutan ini?
Nenek sihir : Hohoho, baiklah sekarang kamu ikut denganku. Akan kutunjukan jalan menuju
kebahagiaan itu.
(Audio petir menyaring bunyi disertai musik tegang, Bawang Putih memasang muka takut. Lighting
dimainkan, masuk 4 orang pria ke dalam panggung dengan pakaian serba hitam dan kaca mata hitam.
Mengelilingi si Bawang Putih yang berada di tengah panggung. Persiapan lagu Lengser Wengi disertai
paduan suara)
17
Nenek sihir :
awas jo ngetoro
dadyo sebarang
(audio kuntilanak. Bawang Putih yang sedari tadi menggelar sajadah dan bersimpuh menghadap
penonton dengan sikap memohon doa)
Bawang Putih : (Sikap doa berlebihan)(nenek sihir yang dari tadi cekikikan, jadi memfales suara
ketawanya)
(audio tegang menjadi-jadi, ternyata muncul pocong putih dan kuntilanak dari sisi panggung. Audio
suara pocong dan kuntilanak terdengar. Nenek sihir ketakutan dan lari terbirit-birit di tengah panggung,
stelah itu keluar. Dan 4 orang pria hitam, yang dari tadi ga tahan untuk menjaga image cool akhirnya
ngacir juga.)
(Bawang putih yang dari tadi berdoa ala Fitri Tropika, akhirnya membuka mata dan melihat sekitar.
Perlahan dengan wajah gembira, ia melirik sekitar tak ada siapapun)
Bawang Putih : Wah, sesuatu. aku kira, bakal diculik, disandera, dibekap, lalu dijual, lalu dibawa ke
luar negeri, jadi pembantu, pembantu Justin Bieber, pdkt, pacaran, nikah, punya anak, dan akan hidup
berbahagia. Huhuhu. Cukup, mungkin bukan takdirku seperti itu, aku harus menyusuri hutan ini untuk
menemui kebahagiaan kata si Peri jadi-jadian itu.
18
Narator
Pada akhirnya Bawang Putih terus berjalan menyusuri hutan belukar dan semak-semak belukar, hingga
ia sampai ke sebuah rumah yang dihuni oleh tujuh orang kurcaci. Dan detik-detik menuju
kebahagiaanpun akan ia dapat.
(setting panggung dengan sebuah kursi di tengah panggung, pot bunga yang bertebaran, dan slide yang
ditampilkan adalah sebuah rumah yang indah. Di dalam panggung sudah ada sosok pangeran yang
terbaring di atas kursi dan 5 orang kurcaci yang sedang melakukan pekerjaan serta 2 orang kurcaci
sedang merawat pangeran yang tertidur di bangku. Bawang Putih masuk dari samping panggung.)
(lagu Iwa peye-trio macan mulai. Dance menyesuaikan)Bawang Putih : Hem, permisi. (ragu-ragu
dengan suara pelan)
(Semua kurcaci berhenti aktivitas dan semua menoleh pada Bawang Putih. Ekspresi kurcaci seperti
senang dengan kehadiran bawang Putih, merekapun satu sama lain saling berbisik dan akhirnya mereka
berkumpul membelakangi Pangeran.)
Bawang Putih : Mohon izin sebelumnya, kedatanganku ke sini atas instruksi yang diberikan oleh peri.
19
Bawang Putih : Iya, memang kenapa ya?
Kurcaci 7 : Akhirnya (ucap dengan yakin, ucapannya tertahan selama tiga detik dan terdengar
suara audio kentut, prêt) Aku kebelakang dulu, mau pup. (sambil memegang pantatnya dan lari terbirit-
birit)
(Kurcaci 1,2,3,4,5,6 selesai berembug, lalu menghadap Bawang Putih yang dari tadi melong melihat
kurcaci rapat.)
20
Kurcaci 1 : Kurcaci 2 (sebut nama), tolong ambilkan buku mantra itu.
(Kurcaci 2 langsung lari mengambil Buku Mantra yang sudah tersimpan di sudut panggung lalu
memberikannya pada Kurcaci 3)
Kurcaci 4 : Jadi selamat, sekarang kau berubah nama jadi Putri Salju.
Kurcaci 1 : Begini Putri, lihatlah Pangeran yang tertidur di atas bangku itu. Dia tertidur sudah
cukup lama. Ia di mantera oleh Cinderella, karena ia tidak mau menikah dengan Cinderella.Kurcaci 3
: Iya, bayangkan saja. Cinderella dengan belek di mata dan bulu ketek kemana-mana.Siapa yang mau?
Kurcaci 1 : Untuk itu, kami meminta peri agar membawakan seorang wanita yang baik hatinya
untuk membangunkan sang Pangeran.
21
(Kurcaci 1 menyuruh Kurcaci 3 memberikan buku mantra dan membukakan halaman tengah untuk
dibaca oleh Bawang Putih.
Kurcaci 1 : Nyanyikanlah lagu itu untuk Pangeran, niscaya pangeran akan bangun.
Bawang Putih : Pangeran tapi aku bukanlah Putri Salju, aku adalah Bawang Putih.
Bawang Putih : Melonjak naik, Pangeran. Padahal harga BBM tidak jadi naik.
Pangeran : Kau tidak usah memikirkan itu, Putri. Yang pasti kau akan hidup bahagia denganku.
(Sebelumnya audio romantis berubah menjadi audio petir mengiringi Pemuda datang bersama Bawang
Bombay dan Bawang Merah.)
22
Pemuda : Bawang Putih, jadi kamu udah berpaling dariku? (terharu)
Bawang Putih : Tidak, kamu salah paham. (memelas) Tunggu! (menyadari sesuatu) bukankah kamu
yang diluan selingkuh dariku?
(Pangeran bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Bawang Putih yang sedang berbicara dengan
Pemuda.Pemuda dan Bawang Merah kaget.)
Bawang Merah : Iya mamah, dia itu Paijo. Kekasihku yang pernah ceritain ke mamah.
Bawang Putih : Dia bukan Paijo, dia adalah pangeran. (menunjuk Pangeran)
23
Pangeran : Baiklah, aku akan ceritakan hal yang sebenarnya. Begini, sebenarnya aku…
(terpotong)
(Semua langsung bersikap normal dan memasang telinga untuk mendengarkan Pangeran)
(Semua langsung hening, walau dengan raut muka terkejut mereka langsung mendengarkan ucapan
yang akan disampaikan Pangeran)
24
Pangeran : Sang pangeran yang sesungguhnya ingin menemui gadis yang dicintainya di sebuah
desa, tetapi dia sengaja melepas atribut dia sebagai pangeran. Karena dia tidak ingin masyarakat desa
heboh mendengar pangeran melamar gadis desa. Dan akhirnya kita bertukar posisi untuk sementara.
(Kurcaci 7 masuk)
(Bawang Putih tersipu malu dan Kurcaci 7 jadi sasaran pemukulan Bawang Putih.Tiba-tiba terdengar
audio kentut dan kurcaci 7 kembali keluar panggung. Pangeran dan Pemuda menunduk dihadapan
Bawang Merah dan Bawang Putih )
(Musik Endless Love mulai. Bawang Putih dan Bawang Merah tersipu malu)
(Suasana ceria di panggung tergambarkan, di slide yang ditampilkan terdapat kembang api. Di atas kursi
penonton berhamburan kertas warna-warni dan balon yang berhamburan ke kursi penonton. Audio
petasan dan kembang api mewarnai panggung, dan lirik lagu Glen mengakhiri drama musikalisasi)
Narator
Dan pada akhirnya Bawang Putih dan Bawang Merah menemukan kebahagiaan dengan menemukan
pasangannya.Inilah kisah hidup yang romantic dari 4 sejoli yang mencari cinta.
~~~~THE END~~~~
25
26