Anda di halaman 1dari 357

MEMBUNUH

KRYPTONITE
John Bevere adalah seorang nabi yang praktis, relevan dan modern yang
menunjukkan pada kita bagaimana menaklukkan dosa dengan anugerah
yang memberdayakan. Dalam buku barunya, Membunuh Kryptonite, ia
menyatakan bagaimana kita semua memiliki kryptonite dalam kehidupan
kita yang hanya dapat ditaklukkan dengan kasih Allah. Syukur bagi Allah
yang telah memberikan pewahyuan ini pada John!
Robert Morris
Pendiri dan Pendeta Senior Gateway Church, Dallas/Fort Worth,
Texas
Penulis buku laris The Best Life, The God I Never Knew, Truly Free, dan
Frequency

Pesan ini adalah suatu permohonan genting bagi tubuh Kristus untuk
menolak puas atas segala sesuatu yang kurang dari apa yang Allah punya
bagi mereka! Saya percaya pemahaman dan tujuan alkitabiah John untuk
menolong orang-orang percaya agar benar-benar hidup bagi Allah akan
mengubahkan kehidupan mereka yang menerimanya dalam hati.
Joyce Meyer
Pengajar Alkitab dan penulis buku laris

Dalam Membunuh Kryptonite, John Bevere dengan jelas menunjukkan


benteng-benteng yang dapat mencegah kita dari menggenapi potensi
penuh kita di dalam Kristus. Buku ini berkuasa, tepat sasaran, dan akan
membawa para pembaca berhadapan muka dengan muka dengan kryp-
tonite dalam kehidupan mereka sendiri.
Jentezen Franklin
Pendeta Senior, Free Chapel
Penulis buku laris New York Times

Pewahyuan John Bevere atas prinsip-prinsip, pengajaran dan kasih yang


alkitabiah bagi orang-orang telah membangun baik individu maupun
kerajaan Allah selama beberapa dekade. Buku-bukunya menjangkau
seluruh sudut bumi, dan pengaruhnya terhadap kehidupan tidak dapat
diukur. Saya bersyukur atas persahabatan dan pelayanannya, serta keta-
atannya yang berkelanjutan untuk menuliskan penanya di atas kertas.
Brian Houston
Pendiri dan Pendeta Senior Global, Hillsong Church 

Menginsafkan. Dipenuhi Roh. Dahsyat. Membunuh Kryptonite meng-


goncangkan belenggu dosa yang akrab yang perlahan-lahan mengencang
dengan kegairahan oleh anugerah dan kebenaran. Saya percaya buku ini
akan membantu memimpin satu generasi di mana kebenaran serba rela-
tif dan ketaatan tidak didengarkan kepada kegirangan di dalam Allah
yang menentukan tiada apa pun selain yang mutlak terbaik bagi kita —
kemerdekaan di dalam Dia dan berserah kepada Dia.
Louie Giglio
Pendeta Passion City Church, Pendiri Passion Conferences
Penulis Goliath Must Fall

Sama hebatnya dengan buku-buku John Bevere sebelumnya, buku ini


akan mengejutkan banyak orang. Bukan karena ia menyimpang dari
kemampuannya yang unik untuk membahas topik-topik yang vital.
Justru sebaliknya. Anugerah atas hidupnya sangat relevan bahkan lebih
dimurnikan dalam tulisan ini. Yang akan mengejutkan banyak orang
ialah bagaimana ia menyingkapkan sesuatu yang selalu ada di hadapan
kita, tetapi benar-benar tidak terperhatikan. Mengatakan bahwa buku ini
perlu adalah sesuatu yang sangat meremehkan. Membunuh Kryptonite
adalah bacaan sangat penting bagi orang-orang percaya di zaman dan
abad ini.
Bill Johnson
Bethel Church, Redding, CA
Author of God is Good
KRYPTONITE
MEMBUNUH

HANCURKAN APA
YANG MENCURI
KEKUATAN ANDA

JOHN
BEVERE
Killing Kryptonite, Bahasa Indonesia, by John P. Bevere
© 2019 Messenger International
MessengerInternational.org

Originally published in English as Killing Kryptonite


ISBN 978-1-937558-13-0
© 2017 Messenger International

Additional resources in Bahasa Indonesia by John and Lisa Bevere


are available for free download at: CloudLibrary.org

To contact the author : JohnBevere@ymail.com

Thi s book is a giftf rom Messenger International and is NOT FOR SALE

Printed in Indonesia

Membunuh Kryptonite oleh John P. Bevere


© 2019 Messenger International
MessengerInternational.org

Aslinya diterbitkan dalam bahasa Inggris dengan judul Killing Kryptonite


ISBN 978-1-937558-13-0
© 2017 Messenger International

Bahan-bahan pengajaran tambahan dalam Bahasa Indonesia oleh John


dan Lisa Bevere dapat diunduh secara gratis dari: CloudLibrary.org

Untuk menghubungi penulis (disarankan dengan Bahasa Inggris):


JohnBevere@ ymail.com

Ini adalah hadiah dari Messenger International dan TIDAK DIPERJUAL-


BELIKAN.

Penerjemah: Slamat P. Sinambela & Hembang Tambun


Penyunting: Slamat P. Sinambela
Layout: Yosua A. Sirait
Dicetak di Indonesia.
Saya persembahkan buku ini bagi anggota-anggota
tim Messenger International.

Bersama-sama kita telah menjangkau berjuta-juta orang dengan


Injil Yesus Kristus dengan anugerah Allah. Ini tidak dapat
dikerjakan tanpa iman, talenta, pemberian tanpa pamrih dan kerja
keras kalian. Lisa dan saya menghormati kalian, menikmati bekerja
bersama kalian, dan terus maju hingga hari ketika Yesus akan
memberi upah kekal atas pelayanan setia kalian.

Sebab siapakah pengharapan kami


atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami
di hadapan Yesus, Tuhan kita,
pada waktu kedatangan-Nya, kalau bukan kamu?
Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami.

—1 Tesalonika 2:19-20

Terima kasih, Tim Messenger 2019!


DAFTAR ISI

Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAGIAN 1: Kuasa Satu

1 Pertanyaan yang Dihindari . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7


2 Memperkenalkan Kryptonite . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19
3 Satu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
4 Kryptonite yang Menular. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
5 Jadilah Perubahan Itu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 51
6 Motivasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
7 Kuasa Satu . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 73

BAGIAN 2: Mengidentifikasi Kryptonite

8 Sebuah Janji Pernikahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 87


9 Perzinaan terhadap Allah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 97
10 Apa di balik Penyembahan Berhala? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 105
11 Penyembahan Berhala Orang-Orang Percaya. . . . . . . . . . . . . . 107
12 Mengurangi Tekanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 133
13 Kryptonite!. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 143
14 Dosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 153
BAGIAN 3: Dampak Kryptonite

15 Kekuatan Dosa (Bagian 1) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165


16 Kekuatan Dosa (Bagian 2) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 177
17 Tersesat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 189
18 Satu Yesus Tiruan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 199
19 Tempat Permulaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 211
20 Pertobatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 225
21 Tiga Raja. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 239

BAGIAN 4: Menghilangkan Kryptonite

22 Suatu Operasi Ganti Wajah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253


23 Toleransi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 267
24 Kasih dan Kebenaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 279
25 Membunuh Kryptonite . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 291
26 Dosa yang Bukan Dosa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303
27 Pintu Perjamuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 315
28 Bangkit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 329

Pertanyaan-Pertanyaan Diskusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 341


Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 353
TENTANG BUKU INI

Membunuh Kryptonite boleh dibaca dari sampul awal hingga sampul


akhir sama seperti buku manapun juga. Saya juga telah merancang pasal-
pasal yang singkat, membutuhkan tidak lebih dari sepuluh hingga lima
belas menit membacanya. Pada masing-masing bab, Anda akan mene-
mukan satu komponen Ambil Tindakan yang akan menolong Anda
menerapkan kebenaran bab tersebut dalam hidup Anda. Tolong jangan
lewatkan langkah-langkah tindakan ini — mereka adalah satu bagian
vital dari pengalaman buku ini. Untuk alasan ini, saya menganjurkan
hanya membaca satu bab dalam satu hari. Dengan cara itu Anda dapat
mengambil tindakan yang diperlukan sebelum lanjut ke bab berikutnya.
Di bagian belakang buku ini, Anda juga akan menemukan bahan
diskusi bagi Anda yang ingin menggunakan Membunuh Kryptonite
dalam satu kelompok. Saya juga menciptakan satu studi multi-media
yang memparalelkan isi buku ini. Ini adalah satu pilihan yang bagus jika
Anda ingin mendalami topik ini. (Ada informasi lanjutan mengenai studi
ini di bagian belakang buku ini.)
Jika Anda membaca buku ini sebagai bagian dari studi Membunuh
Kryptonite, saya merekomendasikan agar Anda menonton atau menden-
garkan masing-masing video atau sesi pengajaran audio dalam DVD
yang terlampir atau di CloudLibrary.org. dan menjawab pertanyaan-per-
tanyaan diskusi di bagian belakang buku sebagai satu kelompok. Lalu
mintalah masing-masing anggota kelompok membaca bab-bab yang
berkaitan sebelum pertemuan Anda berikutnya.
Nikmatilah perjalanannya!

John
PENDAHULUAN

Ini mungkin mengejutkan Anda, tetapi saya tidak pernah sebegitu


seringnya ingin berhenti menulis satu buku dalam hidup saya, yang akan
saya jelaskan sebentar. Namun pertama-tama, bagaimana satu buku yang
berjudul Membunuh Kryptonite berguna bagi para pengikut Kristus?
Izinkan saya memberi satu penjelasan singkat.
Kebanyakan dari kita mengetahui kata “kryptonite” dari cerita fiksi
tentang Superman. Apa yang nyaris menjadi suatu cerita rakyat Amerika
ini awalnya dituliskan oleh siswa SMA yang berteman baik, yaitu Jerry
Siegel dan Joe Shuster serta pertama kali diterbitkan dalam sebuah buku
komik pada Juni 1938. Jalan cerita dari seorang pahlawan penuh kebajik-
an yang memiliki kuasa super adalah satu penangkal sempurna di masa
tirani Nazi. Popularitas Superman berkembang berlipat-lipat dan akhirn-
ya diceritakan bukan hanya dalam versi cetak, tapi juga di radio dan tele-
visi serta film-film yang sukses besar.
Setelah suatu masa, cerita-cerita itu menjadi semakin membosankan
bagi para penonton karena ketangguhan Superman. Ini mendorong para
penulis di tahun 1940an memperkenalkan bahan yang menjadi terke-
nal yang disebut kryptonite — satu senyawa dari planet asal Superman
yang dapat menetralisir kekuatan manusia supernya. Di bawah pengaruh
kryptonite, Superman tidak lagi lebih kuat dibanding seorang manusia
biasa.
Sebagai orang Kristen, ada “kryptonite” yang menetralisir kuasa dan
karakter yang Allah berikan kepada kita. Apa itu? Bagaimana kita menge-
nalinya? Bagaimana ia mempengaruhi kita secara individu dan secara
kolektif? Bagaimana ia menghambat efektivitas dan kemampuan kita
dalam menjangkau yang terhilang? Apa yang hilang dari kita di bawah
pengaruhnya? Mengapa ia begitu mudah tersamar? Inilah beberapa
2 PENDAHULUAN

pertanyaan yang dibahas dalam buku ini.


Ini adalah buku keduapuluh yang saya tuliskan dengan pertolongan
dan tuntunan Roh Kudus. Seperti yang sudah saya sebutkan, dalam
proses menulis buku ini, saya ingin menyerah lima atau enam kali. Satu
alasannya: Ia membawa saya berhadapan muka dengan muka dengan
topik-topik yang tidak dapat saya abaikan dalam kehidupan saya sendi-
ri. Saya harus tanyakan pada diri sendiri, Apakah saya sedang puas hidup
di bawah sesuatu yang untuknya saya diciptakan? Apakah kita, gereja
kolektif, sungguh-sungguh mengalami kehadiran dan kuasa Allah untuk
mengubah komunitas kita? Saya benar-benar terbangun pada beberapa
kesempatan dan mengucapkan kata-kata ini, “Bapa, aku tidak yakin aku
akan menyukai buku ini. Aku ingin berhenti menuliskannya.”
Tiap kali saya merasakan satu jawaban “Tidak” yang serius dari Roh
Kudus. Akhirnya, pada peristiwa terakhir, Dia meyakinkan saya bahwa
pesan ini akan memberikan pemahaman yang sangat penting untuk
mendorong pembangunan kesehatan individu, keluarga, dan gereja
secara global. Prinsip-prinsipnya dapat mengubah seluruh kota.
Setelah janji ini, saya melanjutkan menulis dalam iman. Ketika saya
tiba pada bagian akhir buku ini, tujuh bab yang terakhir, manfaatnya
terlihat jelas. Saya tidak hanya melihat hikmat dari pesan ini, tetapi saya
juga melihat urgensinya. Sekarang saya menganggapnya menjadi salah
satu pesan lebih penting yang dirilis di bawah nama saya.
Sekarang karena saya telah menyebutkan manfaatnya di bagian akhir
buku ini, godaannya bisa jadi Anda ingin segera beralih pada bagian
akhir. Saya peringatkan Anda — tolong jangan lakukan itu. Jika Anda
melangkahi tiga bagian pertama, dampak dari bagian keempat akan
berkurang secara signifikan. Ini dapat dibandingkan dengan menon-
ton sebuah film selama dua puluh menit terakhir hanya untuk melihat
adegan-adegan puncaknya. Dampaknya tidak akan sama kuatnya dengan
jika Anda menontonnya dari awal. Mereka yang menonton sejak awal
akan menangis, berteriak atau merayakan. Anda, di sisi lain, bahkan akan
PENDAHULUAN 3

terheran-heran mengapa film itu disukai.


Buku ini terdiri atas dua puluh delapan bab dalam empat bagian yang
masing-masing berisi tujuh bab. Ini dibuat secara sengaja untuk meno-
long para pembaca yang memiliki hidup yang sibuk. Anda dapat meng-
habiskan sepuluh hingga lima belas menit membaca satu bab setiap hari
selama empat minggu. Atau Anda dapat menghabiskan satu bab satu
minggu selama sekitar enam bulan membaca. Atau Anda membacanya
bagaimanapun Anda biasanya membaca buku. Tujuan kami ialah menye-
suaikan pesannya ke dalam jadwal membaca manapun yang terbaik bagi
Anda.
Akhirnya, pesan ini perlu dipandang sebagai suatu perjalanan —
seseorang yang memberikan perlindungan dari kryptonite dan penger-
tian baru untuk mempengaruhi dunia Anda. Sebelum kita mulai, mari
kita berdoa dan meminta Roh Kudus membuka mata kita untuk meli-
hat hikmat surga, yang menguatkan kita untuk menggenapi takdir kita
di bumi.
Bapa, dalam nama Yesus, bukalah mata, telinga dan hatiku untuk meli-
hat, mendengar dan menerima serta memahami kehendak-Mu bagi hidup-
ku. Roh Kudus, ajarlah aku, dengan sangat mendalam, tentang jalan-jalan
Yesus Kristus ketika aku membaca pesan buku ini. Aku memandang kepa-
da-Mu sebagai Guruku. Kiranya Engkau berbicara kepadaku dari setiap
kalimat buku ini. Dan kiranya hidupku diubahkan selamanya. Amin.
BAGIAN 1
KUASA SATU
1

PERTANYAAN
YANG DIHINDARI

Satu catatan khusus dari penulis:


Pembaca yang terkasih, jika Anda belum melakukannya, saya sangat menganjur-
kan agar Anda membaca bagian Pendahuluan. Itu akan menolong penyampaian
pesan ini. Nikmatilah perjalanan Anda!

Membunuh Kryptonite? Apakah ini adalah satu buku tentang Superman?


Tidak, namun ada kesamaan-kesamaan yang mencolok antara kisahnya
dengan kehidupan iman kita. Mari perhatikan kemiripannya.
Superman bukan dari dunia ini; seorang anak Allah bukan dari dunia
ini.
Ia mempunyai kuasa supernatural yang tidak dimiliki oleh manusia
biasa; kita diberi kuasa secara supernatural dengan cara yang tidak dimi-
liki oleh orang-orang dunia ini.
Ia melawan kejahatan; kita melawan kejahatan.
Ia melindungi dan membebaskan mereka yang tertindas oleh para
penjahat; kita melindungi yang lemah dan membebaskan para tawanan.
Ia memperoleh kekuatannya dari matahari; kita memperoleh kekua-
tan kita dari sang Anak.
8 MEMBUNUH KRYPTONITE

Hanya ada satu hal yang dapat menghentikan Superman: kryp-


tonite — suatu bahan radioaktif khayalan yang berasal dari planet asal-
nya. Begitu juga, ada satu “kryptonite” yang berasal dari planet asal kita
yang dapat menetralisir seorang anak Allah. Oh iya, itu tidak berasal dari
dunia, tetapi terbentuk dari mana kita berasal. Kryptonite bukan hanya
menetralisir kemampuan dunia lain Superman, namun itu juga menjadi-
kannya lebih lemah dari seorang manusia biasa. Kryptonite kita melaku-
kan hal yang sama.
Apa kryptonite kita? Sebelum membuka identitasnya, saya perlu
bercerita. Manfaat besar kryptonite atas Superman ialah bahwa ia tidak
dapat dikenali dengan mudah, sehingga Superman bisa berada di bawah
pengaruhnya sebelum ia mengenalinya. Begitu juga, kryptonite orang
percaya sedang melemahkan individu maupun tubuh Kristus, dan bagi
banyak orang, ia masih belum dapat dikenali. Tujuan buku ini ialah untuk
mengenalinya, juga untuk menyingkapkan bagaimana membuangnya
serta membuang pengaruhnya atas kita sebagai individu dan sebagai satu
komunitas. Jadi mari kita mulai dengan satu pertanyaan.

Keinginan Terbesar

Apa keinginan terbesar kita? Saya katakan “kita” karena jika kita jujur, itu
sama saja bagi kita semua. Apakah menjadi sukses, menjadi yang terbaik
di bidang kita, menjadi terkenal, memiliki pernikahan yang berbahagia,
menikmati persahabatan yang baik, menjadi satu bagian dari suatu komu-
nitas yang bersemangat, menikmati kesehatan yang baik, atau memiliki
cukup sumber daya untuk melakukan apa pun yang kita bayangkan?
Setiap keinginan ini memang menarik dan sebagian besar bahkan
perlu, tapi apakah mereka menunjukkan keinginan terbesar kita?
Tidakkah kita mengenal orang-orang yang memiliki semua hal-hal ini,
namun masih saja merasa hampa? Tidakkah kita mendengar kisah-ki-
sah dari aktor-aktor Hollywood, para CEO, atlet-atlet profesional, para
PERTANYAAN YANG DIHINDARI 9

pemimpin pemerintahan, dan orang-orang lain yang telah mencapai apa


yang dianggap oleh masyarakat sebagai puncak kesuksesan dalam hidup,
namun mereka masih mendapati diri mereka kekurangan sesuatu? Dalam
kekosongan mereka, sebagian berpaling kepada obat-obatan, alkohol,
pengejaran yang aneh-aneh, atau selingkuh. Yang lain lagi berpaling
kepada agama, spiritualitas zaman baru, atau okultisme, berharap mengi-
si ruang kosong yang menggerogoti mereka dari dalam diri mereka.
Jika kita jujur, jauh di relung hati, kita semua tahu bahwa ada yang
lebih dari itu. Kepuasan sejati yang diinginkan setiap pria dan wanita,
apakah mereka menyadarinya atau tidak, hanya dapat ditemukan dalam
satu hubungan yang intim dengan Pencipta kita. Tak peduli apa pemikiran
Anda mengenai Allah, Dialah hasrat terdalam Anda. Rasa cukup dan
pemenuhan yang dicari oleh semua manusia hanya dapat ditemukan
dalam kesatuan kembali dengan Pencipta kita.
Realitanya ialah bahwa Allah telah “menanamkan kekekalan dalam
hati manusia” (Pengkhotbah 3:11). Kecuali penipuan telah menang atas
kita, secara naluriah kita merindukan dalam hati akan “Raja kekekalan”
(lihat 1 Timotius 1:17). Firman Allah tentang setiap orang ialah:

Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi
mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab
apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang
kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-
Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih.
(Roma 1:19-20)

Allah bukannya tidak dikenal oleh setiap manusia. Jika pria atau wanita
manapun benar-benar jujur, mereka akan mengakui bahwa pada satu
titik dalam kehidupan mereka, ada satu kerinduan yang mendalam untuk
mengenal Allah. Kita semua secara naluriah tahu bahwa Dia Mahatahu,
Mahakuasa dan Mahahadir.
10 MEMBUNUH KRYPTONITE

Semua yang telah masuk ke dalam persekutuan dengan Dia mengenal


hadirat, kuasa, kemegahan dan kemuliaan-Nya yang tidak dapat terukur
dan melampaui apa pun yang dapat diperbandingkan. Dia begitu dahsyat
sehingga sejumlah makhluk paling berkuasa di alam semesta ini, yang
disebut serafim, terus-menerus berdiri dalam kekaguman di surga dan
dengan keras berseru kepada satu sama lain tentang kebesaran-Nya yang
menakjubkan. Makhluk yang sangat besar jumlahnya ini melakukann-
ya dengan gairah dan kekuatan yang sedemikian rupa sehingga suara
mereka menggoncangkan ambang pintu suatu tempat yang sangat besar
di surga yang mungkin menampung lebih dari satu milyar makhluk.
Hikmat, pengertian, kreativitas, kepintaran, dan pengetahuan Allah
begitu luas sehingga tidak dapat terselami. Selama berabad-abad, para
ilmuwan terpandai telah meneliti dan mempelajari rahasia-rahasia cipta-
an-Nya dan tidak pernah sepenuhnya memahami kompleksitas dan
keajaibannya.
Tidak ada manusia yang telah mengerti atau mengalami kepenuhan
kebaikan kasih, belas kasihan, dan kemurahan-Nya yang lembut. Tidak
ada batas untuk kasih-Nya.
Setelah menikmati hak istimewa berelasi dengan Dia selama hampir
empat puluh tahun, baru-baru ini saya sepenuhnya diliputi kembali oleh
pemikiran tentang Pencipta kita yang menyelamatkan kita dari penghu-
kuman yang kita bawa atas diri kita sendiri. Dia memberikan kepada kita,
manusia, semua otoritas untuk memerintah dunia, namun kita menyer-
ahkannya kepada musuh besar-Nya, Setan dan para pengikutnya. Allah,
yang telah mengetahui pengkhianatan kita sebelumnya, merencanakan
dan rela membayar harga yang sangat besar untuk melepaskan kita dari
perbudakan dan penawanan. Kita menghukum diri kita sendiri, namun
Dia memberikan diri-Nya untuk memerdekakan kita. Dia melakukan-
nya tanpa melanggar firman-Nya, yang hanya dapat terlaksana jika Dia
menjadi seorang manusia.
PERTANYAAN YANG DIHINDARI 11

Karena Allah telah menyerahkan dunia ini kepada manusia, Dia


tidak dapat mengambilnya kembali sebagai Allah — diperlukan Anak
Manusia untuk memperolehnya kembali. Inilah hikmat Yesus yang terla-
hir dari seorang perawan: Dia menjadi seratus persen manusia, namun
karena Bapa-Nya adalah Roh Allah, Dia terbebas dari natur perhambaan
yang ke dalamnya manusia telah jatuh. Yesus adalah Allah yang menjel-
ma di dalam daging. Dia tahu penderitaan hebat yang akan terjadi dalam
penyelamatan kita, tetapi Dia sangat mengasihi kita sepenuhnya sehingga
Dia dengan rela memilih membayar harga demi kebebasan kita.
Seluruh buku ini, dan berjilid-jilid buku lagi, dapat dituliskan hanya
tentang kebaikan, kasih yang besar, kuasa dan kemuliaan-Nya. Tetapi apa
yang memotivasi penulisan buku ini adalah pertanyaan yang lain.

Pertanyaan yang Dihindari

Karena kita adalah anak-anak dari satu Allah yang luar biasa, logika
sederhana akan menyimpulkan bahwa kita harusnya mengalami satu
kehidupan yang luar biasa. Itu bukan hanya terdengar logis, tetapi Kitab
Suci juga mendukung pendapat ini. Kita dijanjikan semua hal berikut ini:
• kodrat ilahi-Nya,
• karakter yang tidak mementingkan diri sendiri,
• kasih dan pengampunan yang tanpa syarat,
• sukacita dan damai yang melampaui pengetahuan,
• kuasa supernatural
• kesejahteraan
• vitalitas
• kesehatan
• keamanan dan stabilitas
Dan daftar ini jauh dari lengkap — masih ada lagi. Kita juga dijanjikan:
• hikmat ilahi
• pengetahuan
12 MEMBUNUH KRYPTONITE

• pengertian
• kecerdikan
• wawasan yang tajam dan kreativitas
Semua ini dimaksudkan untuk menghasilkan buah dan kesuksesan
dalam kerja keras kita. Singkatnya, kita dijanjikan sifat-sifat yang terdapat
di surga. Ingatlah, Yesus dengan tegas mendeklarasikan bahwa kera-
jaan-Nya ada di dalam kita; karena itu, kehendak-Nya semestinya terjadi
di bumi sama seperti di surga.
Namun kualitas-kualitas ini nampaknya tidak terwujud baik dalam
satu level makro maupun secara individu. Jika kita jujur dalam penilaian
kita, apakah kita melihat satu perbedaan signifikan antara umat Allah
dan orang-orang dunia ini? Apakah kita para pengikut Yesus menonjol?
Apakah kita bersinar seperti terang di tengah-tengah satu generasi yang
gelap? Pikirkanlah angka perceraian kita — apakah ada satu tanda yang
berbeda antara gereja dan masyarakat? Apakah kita menderita karena iri
hati, cemburu, gosip, perselisihan, dan perpecahan yang diakibatkan oleh
relasi yang gagal? Apakah kita melihat karakter, integritas, dan moral-
itas yang secara dramatis berbeda dari kerusakan bangsa kita? Apakah
ada satu perbedaan antara orang-orang percaya dan yang tidak percaya
dalam hal kesehatan dan kesejahteraan kita? Apakah kita memiliki satu
sumber daya yang melimpah? Apakah kita mampu memenuhi kebutuh-
an orang lain dan memberitakan Injil-Nya kepada setiap orang secara
global?
Apakah semua ini terdengar terlalu tinggi atau mulia? Pikirkanlah
bahwa di masa Perjanjian Lama, ada suatu waktu ketika perak sama
biasanya dengan batu dan dianggap tidak berharga karena ada suatu
surplus yang sedemikian (lihat 1 Raja-raja 10:21, 27). Sebaliknya, seka-
rang di masa Perjanjian Baru, saya sering menjumpai pemimpin-pemi-
mpin pelayanan yang bergumul karena sumber-sumber daya yang
terbatas dan para pendeta yang ingin menolong komunitas-komuni-
tas lokal mereka tetapi tidak dapat karena kurangnya tenaga, dana, dan
PERTANYAAN YANG DIHINDARI 13

sumber daya lainnya. Dalam kedua kasus ini, apakah ini “di bumi seperti
di surga”?
Yesus berjanji bahwa ketika kita terlebih dahulu mencari kera-
jaan-Nya dan kebenaran-Nya, segala yang kita perlukan akan diberikan
kepada kita. Tak sekalipun pernah terjadi karena kurangnya sumber daya
menahan Yesus melakukan apa yang perlu Dia lakukan. Sayangnya, telah
ada pengajaran ekstrem di dalam gereja tentang kekayaan dan kemak-
muran. Pengajaran yang tidak seimbang ini telah menyebabkan orang-
orang mempercayai bahwa kelimpahan adalah hal yang buruk. Tetapi apa
yang akan kita berikan jika kita tidak punya apa-apa?
Ketika kita mengizinkan pengejaran akan kerajaan Allah merasu-
ki kita, Dia mempercayakan kita dengan kepemilikan yang diperlukan
untuk meluaskan kehendak-Nya di bumi. Allah bukanlah seorang pemi-
mpin yang jahat — Dia tidak meminta para pengikut-Nya melakukan
kehendak-Nya tanpa memberi mereka sarana yang dibutuhkan, bahkan
yang lebih penting, Allah adalah seorang Bapa yang baik. Dia ingin
memberkati anak-anak-Nya. Tetapi Dia tidak ingin kepemilikan meme-
rangkap kita. Bukan uang, melainkan “cinta akan uang”-lah yang menjadi
akar dari segala kejahatan.
Ada suatu waktu di Israel kuno ketika tidak ada satu pun orang miskin
di seluruh negeri itu. Kita membaca, “…orang Yehuda dan orang Israel
diam dengan tenteram, masing-masing di bawah pohon anggur dan
pohon aranya, dari Dan sampai Bersyeba seumur hidup Salomo” (1 Raja-
Raja 4:25). Dan adalah satu kota paling jauh di bagian utara Israel dan
Bersyeba adalah kota terjauh di selatan, sehingga apa yang diberi tahu
Alkitab kepada kita ialah bahwa di seluruh negeri itu, tak seorang pun
perlu diperhatikan — tidak ada individu atau kelompok yang memerlu-
kan bantuan dana dari pemerintah! Apa yang terjadi yang mengakibat-
kan kelimpahan yang semacam ini?
Kenyataannya, ini bukanlah satu peristiwa yang hanya terjadi satu
kali. Jika kita menyelidiki umat Allah dalam Perjanjian Lama, ada
14 MEMBUNUH KRYPTONITE

banyak generasi yang berkembang dengan cara yang mencengangkan —


kuat secara ekonomi, sosial, dan militer. Mereka memiliki suatu kelim-
pahan sumber daya, makanan, dan kesehatan. Ketika mereka mengalami
serangan militer, mereka tidak kalah, tetapi sebaliknya mereka berjaya.
Bangsa-bangsa lain heran pada kualitas kehidupan yang mereka nikmati.
Dan ingat baik-baik bahwa ini terjadi dalam Perjanjian Lama, yang lebih
rendah dibanding Perjanjian Baru!
Yesus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang lebih baik, yang
didirikan atas janji-janji yang lebih baik (lihat Ibrani 8:6). Jika kita meng-
amati hidup-Nya, kita melihat para pemimpin pemerintah, para birokrat
(pemungut cukai), para bangsawan, para pelacur, pencuri, orang kaya,
orang miskin — sederhananya, semua jenis manusia ditarik kepada Dia.
Yesus mengubah komunitas ke manapun Dia pergi. Dia tidak pernah
kekurangan apa yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan apa pun.
Jika pun ada serangan terhadap tim-Nya, tidak ada kerusakan perma-
nen yang dihasilkan, dan sering kali situasi yang buruk berubah menjadi
sukses yang luar biasa.
Anggota-anggota dari gereja mula-mula dirujuk sebagai, “Orang-
orang yang telah menunggangbalikkan dunia” (Kisah Para Rasul 17:6,
NKJV). Mereka juga tidak kekurangan apa pun, sebab kita membaca, “…
mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab
tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka…” (Kisah
Para Rasul 4:33-34). Mereka begitu unik sehingga mereka sering kali
harus meyakinkan petugas militer atau para pemimpin komunitas bahwa
mereka bukanlah dewa dan tidak seharusnya disembah. Warga dunia
ini memandang mereka sebagai pria-pria dan wanita-wanita super dari
generasi mereka. Mereka mengusir penyakit dan kelemahan dari orang-
orang yang menderita. Mereka bersinar bagai cahaya terang di tengah-
tengah suatu generasi yang gelap.
Sekali lagi, bolehkah saya bertanya, apakah gaya hidup kita berbe-
da secara signifikan dari masyarakat kita? Apakah hidup kita bercahaya
PERTANYAAN YANG DIHINDARI 15

sedemikian terang sehingga kita dipandang sebagai umat Allah yang


berbeda? Apakah kita berdalih dan mengubah teologi kita dari apa yang
dengan jelas diajarkan oleh Kitab Suci tentang mengapa janji-janji ini
hanya dimaksudkan pada masa Perjanjian Baru dan sejak itu telah sirna?
Para penulis Perjanjian Baru memberi jawaban, tetapi kita menghindari
jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit ini.
Bagaimana jika kita benar-benar mendengarkan apa yang diberi tahu
Kitab Suci kepada kita?
Saya tidak sedang menuduh siapapundi sini, tapi hanya meminta
kita untuk memikirkan pertanyaan ini: Inikah “Datanglah kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga?” Kita tidak dapat menga-
baikan perkataan Yesus, “Kerajaan Allah ada di dalam kamu” (Lukas
17:21 NKJV). Kerajaan-Nya ada di sini, di dalam tubuh Kristus.
Apakah kita sedang hidup dalam generasi kita sama seperti Yesus
hidup pada generasi-Nya? Bukankah kita diperintahkan, “Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti
Kristus telah hidup” (1 Yohanes 2:6)?
Apakah kita sama efektifnya dengan gereja mula-mula dalam
menjangkau dunia mereka? Apakah kita sedang melihat seluruh daerah
mendengar firman Allah hanya dalam waktu dua tahun? (Lihat Kisah
Para Rasul 19:10). Ingatlah, mereka tidak memiliki internet, facebook,
media sosial lainnya, televisi, atau bahkan radio. Namun setiap orang
— bukan hanya di satu kota atau negara, tetapi di seluruh wilayah —
mendengar Injil.
Inikah yang sedang kita alami? Mari jujur dalam penilaian kita.
Kita telah menghindari fakta yang tidak menyenangkan ini dengan
berkata, “Allah tidak lagi bergerak dengan cara ini.” Itu seolah-olah kita
telah membatasi Injil untuk menyesuaikannya dengan kondisi kita.
Nampaknya kita menarik diri dari — kadang-kadang bahkan mereme-
hkan — apa pun yang mengembangkan kuasa, kekuatan, kesuksesan,
kelimpahan, keberhasilan atau kesehatan. Kita mengatakan bahwa suatu
16 MEMBUNUH KRYPTONITE

pesan yang demikian adalah ekstrem, tidak seimbang, dan egois. Dengan
berbuat demikian, kita sebenarnya melindungi diri kita dari menjawab
beberapa pertanyaan sulit dan memberi diri kita dalih untuk tidak
mempengaruhi dunia kita dengan Injil.
Jadi pertanyaan yang saya ajukan tentang ketidakefektifan kita
adalah salah satu yang dipikirkan oleh banyak — jika tidak semua —
orang. Namun mengapa kita tidak mempertanyakannya? Mungkinkah
keragu-raguan kita ialah karena dengan bertanya kita mungkin menelan-
jangi isu-isu yang kita tak ingin berurusan dengannya? Namun jika tidak
kita tanyakan dan cari jawabannya, kita akan tetap berada jauh di bawah
level kehidupan yang dijanjikan dan yang kepadanya kita dipanggil.
Sekarang setelah saya lebih dari tiga puluh lima tahun ada dalam
pelayanan dan mendekati usia enam puluh, saya siap dan rela memba-
has pertanyaan ini. Faktanya, saya merasakan satu dorongan ilahi untuk
menghadapi topik ini. Saya percaya jika kita dengan jujur membahas
pertanyaan ini dari firman-Nya, kepenuhan hidup yang ke dalamnya kita
dipanggil akan terbuka.
Jika Anda, seperti saya, menginginkan jawabannya, maka marilah kita
menempuh perjalanan alkitabiah ini bersama-sama. Ini tidak akan cepat
dan mungkin kadang-kadang menyakitkan, mirip dengan apa yang terja-
di ketika seorang ahli bedah terampil melakukan suatu prosedur yang
rumit. Sang dokter merawat pasiennya dan melakukan langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelamatkan hidup pasiennya.
Roh Kudus jauh lebih perduli bagi kita daripada ahli bedah mana-
pun, baik pada level individu maupun korporat. Simpan ini dalam benak
Anda selama beberapa bab yang lebih sulit untuk kita hadapi. Hasil
akhirnya ialah kekuatan, kesehatan, kehidupan, kasih dan vitalitas. Saya
percaya jawabannya berpotensi mengubah jalan hidup kita, masyarakat
dan generasi ini.
Jika Anda setuju dengan saya, mari berangkat!
PERTANYAAN YANG DIHINDARI 17

Ambil Tindakan
Allah mengingatkan kita dalam Yakobus 1:22, “Tetapi hendaklah kamu
menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak
demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22). Ayat ini memberi-
tahu kita bahwa jika kita mendengar satu perkataan dari Allah (dari Kitab
Suci, Roh Kudus, atau seseorang yang memberikan pengajaran yang
sehat), namun gagal melakukannya, sebenarnya kita sudah menipu diri
sendiri.
Bukti bahwa kita percaya pada sesuatu bukanlah ketika kita setuju
dengan apa yang diajarkan seseorang kepada kita, melainkan ketika kita
melakukannya. Itulah sebabnya aktivitas di bagian akhir ini begitu pent-
ing. Masing-masing merupakan satu permulaan yang sangat membantu
bagi Anda untuk mengambil tindakan segera yang berfokus pada kebe-
naran yang disingkapkan pada bab yang baru saja Anda baca. Aktivitas
ini singkat dan seharusnya tidak terlalu lama untuk menyelesaikannya.
Jika Anda perlu waktu untuk melakukannya, Anda akan memerlukan
lebih banyak waktu dengan buku ini dan mengalami transformasi yang
lebih mendalam di dalam kehidupan Anda.



Menanyakan pertanyaan yang dihindari bisa seperti pergi ke dokter gigi


untuk menambal lubang gigi, tetapi kita perlu memilih berani dan meng-
hadapinya agar menerima manfaat jangka panjang.
Bagaimana kehidupan Anda menonjol dari dunia ini? Apakah orang-
orang akan berkata Anda hidup sama seperti Yesus? Jangan malu dengan
pertanyaan ini; resapilah.Bagaimana hidup Anda akan berbeda jika Anda
hidup seperti Yesus? Kebiasaan-kebiasaan apa yang akan Anda patahkan?
Bagaimana itu akan mengubah cara Anda berinteraksi dengan orang-
orang yang biasanya ada di sekitar Anda? Apa yang akan berbeda tentang
cara Anda hidup dengan keluarga Anda?
18 MEMBUNUH KRYPTONITE

Ambillah waktu untuk menuliskan pikiran-pikiran Anda terhadap


pertanyaan-pertanyaan ini. Gunakan Alkitab sebagai panduan Anda. Ini
akan memberi Anda suatu target untuk dicapai. Begitu Anda memiliki
sejumlah jawaban tertulis, doakanlah jawaban-jawaban itu. Undanglah
Roh Kudus menyoroti satu hal dari jawaban-jawaban Anda tentang apa
yang sedang Dia lakukan dalam hidup Anda saat ini. Mintalah Dia menja-
dikan satu hal itu terjadi atas Anda dalam satu cara yang akan memberi-
kan Anda kuasa untuk berubah.
2

MEMPERKENALKAN
KRYPTONITE

Dalam bab pembuka kita, suatu upaya telah dibuat untuk memba-
has kebesaran Allah. Saya gunakan kata “upaya” karena tak perduli
bagaimanapun hebat dan rumitnya bahasa yang kita pakai, tidak ada yang
cukup dekat untuk menggambarkan kemegahan-Nya. Tidak seorangpun
yang lebih unggul — tak satu pun yang bahkan cukup dekat dibanding-
kan dengan Dia. Allah tidak memiliki saingan atau persamaan, dan Dia
akan memerintah dari kekekalan di masa lalu hingga kekekalan di masa
depan. Dia luar biasa!
Sebagai anak-anak-Nya, rasanya sangatlah tepat bahwa kehidupan
kita seharusnya mencerminkan Dia, dan ini dijelaskan oleh Kitab Suci.
Firman Allah mendeklarasikan, tentang putra-putra-Nya dan putri-pu-
tri-Nya, “karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini” (1
Yohanes 4:17). Rasul Yohanes tidak berkata, “Sama seperti Dia, kita juga
akan demikian dalam kehidupan yang akan datang.” Bukan, Yohanes
mengatakan bahwa sebagaimana Dia, maka kita juga demikian sekarang
ini di dunia ini! Ini termasuk pada kategori sangat mengejutkan! Kita
baca lagi,
20 MEMBUNUH KRYPTONITE

Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-jan-


ji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh
mengambil bagian dalam kodrat ilahi. (2 Petrus 1:4)

Pikirkanlah itu. Anda dan saya telah diberikan kodrat ilahi-Nya.


Bukan kodrat dari manusia paling terkenal di dunia. Bukan, melain-
kan, kodrat Allah, dan Petrus meyakinkan kita agar tidak salah mengerti
dengan menambahkan kata “ilahi”. Kata Yunani yang digunakan di sini
adalah theios, yang diartikan sebagai “apa yang secara unik dimiliki Allah
dan dihasilkan dari Dia. Kata “kodrat” adalah kata Yunani phusis dan
diartikan sebagai “hasil, esensi, konstitusi dan karakteristik yang sangat
penting”. Satukanlah keduanya maka artinya ialah, “Ia telah menganuge-
rahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar,
supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam apa secara khusus
merupakan keadaan Allah yang sangat penting.”
Sesungguhnya kita dilahirkan dari Allah!
Menyusahkan bagi saya ketika para pendeta berkomentar demiki-
an, “Sebenarnya tidak ada perbedaan antara seorang Kristen dan seorang
pendosa; hanya saja orang-orang Kristen telah diampuni.” Itu pengajar-
an sesat dan ia melakukan dua hal mengerikan: Pertama, itu merendah-
kan apa yang telah Allah lakukan bagi kita melalui Yesus dan, kedua, itu
meniadakan janji-janji-Nya, dengan demikian membiarkan umat-Nya
terikat pada kerusakan dunia ini yang tercipta oleh nafsu yang telah jatuh
ke dalam dosa.
Bahkan alam pun menghindari suatu penyesatan yang demikian.
Apakah Anda pernah mendengar seekor singa melahirkan seekor tupai
atau seekor ras kuda pacu melahirkan seekor cacing tanah? Kita lahir
dari Allah dan merupakan keturunan-Nya. Kita diberi tahu, “Saudara-
saudaraku yang kekasih, sekarang [bukan nanti ketika kita tiba di surga]
kita adalah anak-anak Allah…” (1 Yohanes 3:2).
MEMPERKENALKAN KRYPTONITE 21

Mengingat kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya, kita harus


mewujudkan karakter yang tidak mementingkan diri sendiri, kasih
tanpa syarat, sukacita tak terkatakan, damai sejahtera yang melampaui
segala pengertian, kuasa supernatural, kesejahteraan, vitalitas, kreativitas,
hikmat ilahi, pemahaman yang tajam, pengetahuan tertinggi, dan penger-
tian yang lekas mengerti — dan daftar ini masih jauh dari lengkap! Kitab
Suci menjanjikan yang demikian ini dalam banyak level, sehingga, sekali
lagi, pertanyaan saya adalah, “Mengapa kita tidak sedang menyaksikan
ini baik di level individu maupun gereja secara umum?”
Sebelum saya membahas pertanyaan ini dan pertanyaan lain yang
serupa, saya ingin mempersiapkan Anda untuk proses tersebut dalam
buku ini. Beberapa bab berikut bisa jadi terlihat negatif dan kasar, tetapi
saya berjanji bahwa jawabannya akan datang dengan memuaskan.
Pikirkanlah skenario ini: Jika seorang dokter mendiagnosa melano-
ma dengan benar pada tahap awal dan memberikan solusinya dengan
suatu prosedur bedah kecil rawat jalan, perkembangannya pada awaln-
ya sepertinya terlihat negatif. Sang pasien mungkin berkata kepada diri-
nya sendiri, “Ini menyedihkan. Aku menderita kanker! Aku tak ingin
mendengar tentang hal ini atau menjalani tindakan-tindakan perobatan
untuk membebaskan diriku dari penyakit ini. Tapi aku akan melakukan
itu untuk menyelamatkan diriku.” Namun pikirkanlah alternatifnya: Jika
sang dokter mengabaikan masalah itu dan hanya mengajari sang pasien
menjalani satu gaya hidup yang lebih sehat dengan memakan makanan
yang sesuai, olah raga teratur, dan memiliki suatu sikap positif yang bebas
stres, melanoma itu akan terus bertumbuh hingga akhirnya tak dapat lagi
dioperasi dan menyebabkan kematian.
Allah sebegitu sangat mengasihi kita untuk tidak mendiagnosa apa
yang menahan kita dan bahkan dapat membunuh kita. Dia tahu apa yang
mengekang kita sehingga tidak dapat dilatih oleh satu gaya hidup yang
lebih positif. Malahan, ia harus dihadapi dan disingkirkan. Dia adalah
seorang Bapa yang sangat menginginkan kita sehat dan sejahtera.
22 MEMBUNUH KRYPTONITE

Jadi ketika Anda membaca bab-bab berikutnya, ingatlah bahwa diag-


nosa itu diperlukan sehingga prosedur perbaikan dapat dilakukan. Hasil
akhirnya ialah realitas kelimpahan yang dilukiskan dalam Kitab Suci.

Membahas Pertanyaan

Jika kerajaan-Nya ada di dalam kita, mengapa keadaannya tidak terjadi di


bumi seperti di surga? Mengapa sebagian orang percaya dalam Perjanjian
Lama, yang merupakan bagian dari sebuah perjanjian “inferior”, didasar-
kan pada janji-janji yang lebih rendah, hidup dengan cara-cara yang
jauh melebihi apa yang kita saksikan hari ini? Kitab Suci berulangka-
li menjawab pertanyaan ini! Salah satunya adalah dalam surat Paulus
kepada jemaat Korintus:

Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan


baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena
barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara
kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau
kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi
kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya
kita tidak akan dihukum bersama-sama dengan dunia. (1 Korintus
11:28-32)

Ketidaksopanan orang-orang Korintus selama Perjamuan Kudus


teridentifikasi, tetapi akibat yang dihasilkannya tidak terbatas hanya
pada tindakan spesifik tersebut, seperti yang diperkirakan banyak orang.
Faktanya, cara bagaimana mereka merayakan Perjamuan Kudus sebagai
suatu perjamuan makan dengan meja penuh makanan sangatlah berbe-
da dengan upacara yang kita lakukan di zaman modern ini. Kita akan
lihat seraya pelajaran kita berkembang bahwa akar persoalannya, yang
MEMPERKENALKAN KRYPTONITE 23

membawa pada penghukuman, adalah mereka sadar tidak menaati Allah,


namun mereka masih tetap melakukannya.
Tiga konsekuensi didaftarkan karena perilaku mereka — lemah, sakit,
dan meninggal. Pengertian dua yang terakhir itu jelas, tetapi bagaimana
dengan yang pertama? Beberapa definisi dari “lemah” ialah kurangnya
kekuatan atau ketahanan atau jadi tak berdaya dan tak bertenaga. Kata ini
dapat merujuk pada banyak bidang yang berbeda dari kehidupan. Secara
umum, ia berbicara tentang ketidakberdayaan untuk menjadi seseorang
yang untuknya kita diciptakan.
Mari kembali kepada Superman. Satu-satunya zat yang berbaha-
ya baginya — yang menghilangkan kekuatannya dan membuatnya tak
berdaya — adalah kryptonite. Superman memiliki kemampuan-ke-
mampuan yang berasal dari dunia lain. Ia mampu melakukan perbua-
tan-perbuatan supernatural dan memiliki pengetahuan yang tidak biasa,
kesadaran sensorik yang tajam, tenaga yang luar biasa, dan karakter yang
teguh. Namun, jika terpapar kryptonite, Superman menjadi sakit dan
lemah — bahkan lebih lemah dari manusia biasa. Jika terpapar untuk
suatu jangka waktu yang lama, ia bahkan bisa mati.
Intinya, Rasul Paulus sedang mengidentifikasi kryptonite gereja. Itu
melemahkan kita, menjauhkan kita sehingga tidak berjalan di dalam
kuasa kodrat ilahi.
Raja Daud mengaku ada suatu waktu di mana ia tidak bertobat dan
mengakui dosanya, dengan meratap, “Kekuatanku menguap seperti air di
musim panas yang terik” (Mazmur 32:4). Parafrase Alkitab The Message
mencatat kata-katanya demikian, “Semua cairan hidupku mengering.”
Ayat yang lain tertulis, “Dosa telah menghabiskan kekuatanku; aku binasa
dari dalam” (Mazmur 31:10).
Yakobus menuliskannya demikian, “Dan apabila keinginan itu telah
dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia mela-
hirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!” (Yakobus
1:15-16). Yakobus dengan jelas sedang berbicara kepada orang-orang
24 MEMBUNUH KRYPTONITE

percaya dan memperingatkan kita agar tidak tertipu oleh kuasa dosa.
Jika dosa tidak dibereskan, pengaruhnya bagi orang percaya sama seper-
ti yang diperbuat kryptonite kepada Superman, bahkan hingga pada titik
kematian. Berikutnya, Paulus, sebagai seorang bapa rohani yang penuh
kasih, memperingatkan gereja Korintus — dan kita — tentang dampak
kryptonite rohani.

Suatu Peringatan Keras

Hal pertama yang ditekankan mengenai ayat-ayat yang menantang ini


seharusnya menjadi suatu peringatan. Paulus tidak berkata, “Inilah sang
penyebab setiap kelemahan, penyakit, atau kematian dini di antara kamu.”
Dengan kata lain, ia tidak sedang mengatakan bahwa semua kesulitan,
penyakit dan kematian dihubungkan dengan dosa. Orang-orang percaya
sering kali menghadapi situasi-situasi sulit karena kita hidup dalam satu
dunia yang berdosa dan ada kuasa-kuasa dunia yang nyata dan setan-se-
tan untuk dihadapi.
Sebagai contoh, ada satu peristiwa ketika Yesus dan murid-murid-
Nya bertemu dengan seorang pria yang buta sejak lahirnya. Murid-murid
bertanya, “Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang
tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” (Yohanes 9:2). Pemikiran mereka
menduga bahwa satu-satunya alasan mengapa orang ini memperoleh
cacat ini berkaitan dengan akibat dosa.
Yesus menjawab dengan cepat, “Itu bukan karena dosanya atau-
pun karena dosa orangtuanya.” Dengan cepat dan meyakinkan, Yesus
membuang pemikiran yang salah dan mengerikan ini. Semua penyakit,
kelemahan dan kematian dini bukanlah akibat dosa.
Mentalitas yang seperti itulah yang menggerakkan kritikan Elifas,
Bildad, dan Zofar kepada Ayub. Tuduhan mereka menuding penyebab
penderitaan Ayub ialah dosa-dosanya (lihat Ayub 5:17; 8:4-6; 11:13-
15; 22:1-11). Bahkan tepat sebelum kesusahan Ayub dimulai, Allah
MEMPERKENALKAN KRYPTONITE 25

membanggakan bahwa “tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang


demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.”
(Ayub 1:8). Penderitaan Ayub tak ada kaitannya dengan dosanya atau
kurangnya integritas. Allah tetap diam selama beberapa waktu namun
pada akhirnya berkata kepada Elifas, “Murka-Ku menyala terhadap
engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar
tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub” (Ayub 42:7). Ketika Allah digam-
barkan sedang mendisiplin atau menghukum seseorang karena dosa,
padahal Dia sebenarnya tidak melakukannya, itu adalah satu tuduhan
yang serius terhadap karakter-Nya.
Bertahun-tahun lalu ketika saya masih seorang percaya baru, di
banyak lingkungan gereja, orang-orang dihakimi telah berdosa jika
mereka mengalami penderitaan. Pemikiran ini masih ada di antara
sejumlah orang, namun untungnya bukan pada suatu basis berskala luas
seperti sebelumnya. Pengajaran alkitabiah dan kepemimpinan yang baik
telah menghilangkan banyak kesalahan yang demikian di dalam gereja.
Cara orang-orang mengatakan mentalitas yang demikian sangatlah tidak
disukai, menghakimi, dan bahkan penuh kebencian. Sedihnya, pengaja-
ran ini bahkan telah membuat sejumlah orang berpaling dari iman.
Di bagian lain, kita juga harus ingat perkataan Yesus kepada laki-la-
ki yang disembuhkan dari kelumpuhannya selama tiga puluh delapan
tahun. “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu
jangan terjadi yang lebih buruk” (Yohanes 5:14). Tak ada yang menyang-
kal fakta ketika Yesus menegaskan bahwa dosa membuka pintu pada
konsekuensi dan penderitaan. Yesus cukup mengasihi orang ini hingga
menyerahkan hidup-Nya baginya. Terlepas dari kasih-Nya yang begitu
kuat baginya, Yesus memberikan peringatan ini.
Kita kekurangan kasih sejati ketika kita menghindari membahas
topik-topik seperti ini. Dalam upaya menjaga agartetap bersih dari peri-
laku apa pun yang keliru, seperti licik, bersifat menuduh, atau meng-
hakimi, kita sering kali bersikap ekstrem ke sisi lain dengan cara sama
26 MEMBUNUH KRYPTONITE

sekali tidak mengatakan apa pun. Namun kondisi kita masih saja seper-
ti digambarkan Paulus di mana banyak orang yang tidak berdaya, sakit
dan mati sebelum waktu yang seharusnya. Apakah ini kasih? Apakah ini
kepedulian sejati?
Kita punya jawaban untuk orang lain, tetapi kita menghindar meng-
ungkapkannya kepada mereka karena kita tidak ingin disalahmengerti.
Jadi marilah kita jujur: Di manakah fokus kasih kita? Apakah kita menga-
sihi gereja seperti yang Yesus dan Paulus lakukan dengan mengatakan
kebenaran kepada mereka? Atau apakah kita berfokus pada diri kita
sendiri, reputasi kita, kemungkinan kehilangan para pengikut kita, atau
disalahmengerti?

Perjalanan Saya

Di tahun-tahun awal pelayanan saya, saya secara konsisten mendorong


dan memandang positif setiap orang di dalam dunia saya. Saya meng-
hindari konfrontasi layaknya menghindari wabah. Bahkan kadang-
kadang saya berbohong untuk menghindarinya dan sebaliknya akan
mengatakan sesuatu yang menggembirakan pikiran. Tentang John Bevere
orang-orang berkata, “Ia sangat baik — ia adalah salah satu pria paling
pengasih di seluruh gereja. Pernyataan-pernyataan ini sampai kepada
saya, dan saya senang.
Dalam doa pada suatu hari, Allah berbicara kepada saya: “Orang-
orang bilang bahwa kau adalah salah satu pria paling pengasih di gereja,
bukan?”
Saya menjawab, “Ya, benar.” Saya pikir Allah akan senang, tetapi
cara bagaimana Roh Kudus mengajukan pertanyaan ini memberi sinyal
bahwa arahnya tidak akan seperti itu.
Pernyataan berikutnya menegaskan keprihatinan saya. Kata-Nya,
“Nak, kau tidak mengasihi orang-orang di gereja ini.”
Dalam keterkejutan, saya menjawab, “Apa? Tetapi saya mengasihi
MEMPERKENALKAN KRYPTONITE 27

mereka dan itu yang dikatakan orang-orang.”


Lalu Dia berkata, “Tahukah kau mengapa kau hanya menggunakan
kata-kata yang positif, menggembirakan dan membesarkan hati ketika
kau berbicara?”
“Kenapa?” tanya saya ingin tahu.
“Karena kau takut pada penolakan mereka,” jawab-Nya.
Saya tercengang. Saya runtuh, kehilangan kata-kata.
“Jika kau sungguh mengasihi orang-orang,” Dia melanjutkan, “kau
akan menyampaikan kebenaran kepada mereka, bahkan jika kau tahu ada
satu kemungkinan bahwa mereka akan menolak apa yang kau katakan
dan bahkan menolakmu.”
Itu adalah satu momen yang membentuk hidup saya. Saya segera
berubah, namun kemudian saya beralih pada satu sisi ekstrem yang
lain. Kini saya menyampaikan kebenaran namun kurang bijaksana dan
kelembutan, karena saya masih kekurangan resep yang paling penting:
kasih sejati. Saya bepergian dan melayani di gereja-gereja yang lebih kecil
dan, sedihnya, menyakiti hati jemaat. Menoleh ke belakang, saya merasa
menyesal atas orang-orang yang saya hardik tanpa memberi semangat,
begitu juga terhadap para pendeta mereka yang harus membereskan
kekacauan yang saya perbuat.
Tahun 2001, saya melayani di suatu konferensi besar yang diadakan
di satu gereja yang sangat besar di Eropa. Beberapa bulan kemudian, saya
mendengar dari sumber informasi di tiga benua yang berbeda bahwa
pendeta gereja ini telah berbicara kepada para pemimpin berpengaruh
bahwa saya kasar dan menyakiti jemaat. Ia benar.
Berita yang menghancurkan ini membawa saya berlutut. Saya berdoa
— lebih tepatnya, saya menjerit — seperti belum pernah sebelumnya
agar Allah kiranya memenuhi hati saya dengan kasih dan belas kasih-
Nya kepada umat-Nya. Dia melakukannya. Untuk pertama kalinya
dalam hidup saya, saya tahu dan mengerti apa artinya sungguh-sungguh
mengasihi orang-orang yang saya layani.
28 MEMBUNUH KRYPTONITE

Bukan Beberapa, Namun Banyak

Ingatlah ini: Paul sangat bergairah mengasihi jemaat Korintus. Buktinya


ialah ketika ia menuliskan, “Mengapa tidak? Apakah karena aku tidak
mengasihi kamu? Allah mengetahuinya” (2 Korintus 11:11).
Di bagian lain dari surat yang sama, ia menulis, “Aku menulis kepada
kamu dengan hati yang sangat cemas dan sesak dan dengan mencucur-
kan banyak air mata, bukan supaya kamu bersedih hati, tetapi supaya
kamu tahu betapa besarnya kasihku kepada kamu semua” (2 Korintus
2:4). Jemaat ini salah memahaminya. Mereka memandang teguran dan
peringatannya sebagai satu tanda kurangnya kasih, dan tentu saja ini bisa
terjadi di satu gereja atau tempat lainnya. Ada banyak orang yang seper-
ti saya dulu: keras, kasar, dogmatik, tidak memiliki kasih, kepedulian
dan belas kasih yang murni. Mungkin saja mereka tegas dan membuat
pernyataan-pernyataan yang berani, namun berasal dari motif ingin
menjadi benar. Banyak orang telah menjadi korban dari penyalahgunaan
wewenang yang demikian. Namun, ini tidak membuat semua koreksi dan
peringatan serupa. Kata-kata Paulus saat itu memang keras, korektif, dan
menegur, tetapi semua itu berasal dari satu hati yang digairahkan oleh
kasih.
Pada perikop yang sama, kemudian Paulus menulis, “Karena itu aku
suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu.
Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang
dikasihi?” (2 Korintus 12:15). Frustrasinya adalah buktinya. Kasih dan
kepeduliannya yang mendalam akan kesejahteraan mereka disalahpaha-
mi, dan kini ia dipandang sebagai seorang pemimpin yang kasar — seseo-
rang yang ingin membuat mereka berada di bawah aturan-aturan, bisa
dikatakan demikian.
Jadi harap disadari bahwa kata-kata Paulus, walaupun keras dalam
menyampaikan hal-hal yang baik ini yang merupakan penyebab banyak
orang menjadi lemah, bergumul dengan masalah-masalah kesehatan, dan
MEMPERKENALKAN KRYPTONITE 29

mati secara dini, berasal dari kasihnya yang sangat besar untuk mereka.
Sebenarnya adalah lebih mudah menerima andai dia mengatakan
“beberapa orang,” tetapi ia secara khusus berkata “banyak”. Bagaimana
kita dapat menghindar untuk menghadapi kebenaran yang disampaikan-
nya? Jika itu berlaku untuk mereka, apakah itu berlaku untuk kita?
Akankah Allah menaruhnya di dalam Kitab Suci jika itu hanya satu peris-
tiwa yang hanya muncul sekali? Tidakkah seharusnya itu berlaku bagi
kita saat ini? Jawabannya tak diragukan lagi adalah “ya”.
Satu poin terakhir: Paulus tidak hanya membahas tindakan Perjamuan
Kudus di satu gereja. Ada begitu banyak hal yang disampaikannya, dan
banyak dari antara kita — saya sendiri termasuk selama bertahun-tahun
— telah kehilangan pesan yang menyeluruh. Kita akan menyelami lebih
dalam tentang arti kata-katanya pada bab selanjutnya.

Ambil Tindakan
Kembalilah dan baca ulang permulaan bab ini untuk mengingatkan
diri Anda tentang apa yang mungkin terjadi. Ingatlah, Anda dipanggil
dengan deklarasi ini, “karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam
dunia ini” (1 Yohanes 4:17). Anda dipanggil oleh Allah untuk hidup sama
seperti Yesus dalam kehidupan Anda saat ini, bukan suatu hari nanti di
kehidupan selanjutnya.
Bagaimana itu membingkai ulang cara berpikir Anda tentang
kehidupan Anda sehari-hari? Barangkali Anda belum berpikir tentang
diri Anda sendiri sebagai orang lemah sebelum memahami potensi Anda
di dalam Kristus, namun karena sekarang Anda telah mengerti, apakah
Anda menganggap diri Anda lemah atau kuat? Jika lemah, Anda telah
menilai dengan bijaksana. Sebab Allah berkata bahwa kuasa-Nya bekerja
paling baik di dalam kelemahan-kelemahan kita (lihat 2 Korintus 12:9).
Allah hanya akan membalikkan kelemahan-kelemahan kita menja-
di kekuatan ketika kita merendahkan diri kita di hadapan-Nya (lihat
30 MEMBUNUH KRYPTONITE

1 Petrus 5:5). Mintalah Allah untuk berbicara kepada Anda tentang


alasan apa pun yang menyebabkan kelemahan di dalam hidup Anda.
Tuliskanlah lalu kemudian mintalah kunci-kunci kebebasan dari Dia
untuk setiap kelemahan itu. Ambillah waktu untuk menuliskan resep dari
Allah untuk membalikkan setiap kelemahan menjadi kekuatan.
3

SATU

Mari kembali melihat kata-kata Rasul Paulus kepada jemaat yang


dikasihinya:

Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan


baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena
barangsiapa makan dan minum tanpamengakui tubuh Tuhan, ia
mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara
kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.
(1 Korintus 11:28-31)

Dalam bab ini kita akan berfokus pada perkataan Paulus, “tanpa
mengakui tubuh Tuhan.” Ada dua hal yang segera menarik perhatian
yang ingin saya tunjukkan: Pertama, ia tidak sedang berbicara kepada
individu-individu, tetapi kepada setiap orang di dalam gereja ini, yang
merupakan komunitas orang percaya di kota Korintus.
Dalam beberapa dekade yang lalu, banyak penekanan telah dile-
takkan pada hubungan pribadi kita dengan Yesus Kristus. Tentu saja,
ini adalah suatu aspek yang sangat penting dan nyata dari kekristenan.
Namun, apa yang tidak ditekankan pada derajat yang sama ialah realitas
32 MEMBUNUH KRYPTONITE

korporat tentang menjadi satu tubuh. Sederhananya, kita semua adalah


satu di dalam Kristus. Adalah penting untuk memegang kedua kebenaran
ini tanpa mengabaikan yang satu atau yang lain.
Kedua, Alkitab NKJV menerjemahkan kata-kata Paulus ini dengan
sedikit berbeda. Ia menuliskan bahwa penyebab banyak orang menja-
di lemah, sakit, dan meninggal secara dini adalah karena “tidak meli-
hat tubuh Tuhan” (ayat 29). Menyelidiki kedua versi ini menolong kita
membawa satu gambaran yang lebih jelas pada apa yang disampaikan.
Untuk memahaminya, kita harus kembali pada satu pasal sebelum-
nya dalam 1 Korintus di mana Paulus mendiskusikan kelepasan Israel
dari Mesir dan masa mereka di padang gurun. Di tengah-tengah pemba-
hasannya, ia mengklarifikasi tujuan mengambil kisah ini agar mereka
perhatikan: “Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan
dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu,
di mana zaman akhir telah tiba” (1 Korintus 10:11). Paulus bukan sema-
ta-mata sedang memberi satu pelajaran sejarah, malahan sedang memba-
has suatu peringatan masa kini untuk melindungi kita dari penghukuman
tertentu.
Dalam membahas pengalaman padang gurun Israel, sang rasul
membukanya dengan menggambarkan hubungan perjanjian mereka
dengan Allah. Ia menyatakan bahwa semuanya dipimpin oleh Roh Allah
(awan), semuanya dilepaskan dari Mesir (satu jenis dunia), semuanya
dibaptis (kita dibaptis menjadi satu tubuh), semuanya makan makanan
rohani yang sama, dan semuanya meminum air rohani yang sama (firman
Allah) — penekanan yang nampak ialah kata semuanya. Kemudian ia
menyimpulkan dengan mengatakan batu karang yang berjalan bersa-
ma mereka ialah Kristus. Poinnya jelas: Mereka adalah satu tubuh dan
mereka semua adalah milik dari satu Allah yang memegang perjanjian.
Tentu saja ini berkaitan dengan siapa kita sebagai tubuh Kristus.
Kemudian Paulus membuat pernyataan yang memilukan, “Tetapi
sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar
SATU 33

dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun” (10:5). Allah


sangat mengasihi kita, lebih dalam dari yang dapat kita pahami. Yang
benar ialah kita tidak pernah dapat melakukan apa pununtuk membuat
Allah lebih atau kurang mengasihi kita. Namun, dengan mengatakan
ini, adalah penting untuk menunjukkan bahwa kita bertanggung jawab
tentang seberapa berkenan Dia dengan kita. Inilah sebabnya menga-
pa Paulus berkata di ayat Alkitab lainnya bahwa “tujuan kami ialah
menyenangkan Dia” (2 Korintus 5:9). Ini seharusnya menjadi satu tujuan
tertinggi bagi Anda dan saya dan setiap orang percaya.
Mengapa orang-orang Perjanjian Lama ini mati di luar janji-janji
yang diperbuat Allah pada mereka? Paulus melaporkan lima dosa yang
menyebabkan kejatuhan mereka: iri hati (dengan sengaja menginginkan
sesuatu yang bukan dari Allah atau di luar ketetapan-Nya), menyembah
berhala, pelanggaran susila secara seksual, mencobai Allah, dan bersung-
ut-sungut. Beberapa ayat kemudian, Paulus menulis:

Kamu orang-orang yang bijaksana. Pertimbangkanlah sendiri apa


yang aku katakan! Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasn-
ya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus?
Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan
dengan tubuh Kristus? Karena roti adalah satu, maka kita, sekali-
pun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian
dalam roti yang satu itu. Perhatikanlah bangsa Israel menurut
daging: bukankah mereka yang makan apa yang dipersembahkan
mendapat bagian dalam pelayanan mezbah? (1 Korintus 10:15-18).

Jadi di sini Paulus lagi-lagi membahas komuni atau Perjamuan Tuhan


dan memberi kita gambaran yang lebih besar tentang masalah spesifik
yang ia sebutkan pada pasal 11 dari kitab 1 Korintus: tidak mengenali
tubuh Tuhan. Ia mengakui bahwa kita ada banyak — banyak individu
yang berbeda dan masing-masing kita memiliki satu hubungan pribadi
34 MEMBUNUH KRYPTONITE

dengan Allah melalui Yesus Kristus. Namun, pada tahap lainnya, di mata
Allah, kita adalah satu. Inilah poin inti dari perkataan Paulus. Kita adalah
satu tubuh Kristus; kita disatukan sama seperti bangsa Israel.
Jadi sekarang kita perlu bertanya, “Apakah hukuman dengan menjadi
lemah, sakit, dan kematian dini diberikan kepada masing-masing indi-
vidu yang berdosa, atau apakah tubuh Kristus di Korintus sebagai satu
kesatuan menderita akibat buruk ini karena perilaku sebagian anggotan-
ya?” Jangan salah paham dengan saya — saya saya ingin menekankan poin
ini dengan tegas: Ada konsekuensi-konsekuensi pribadi terhadap perbua-
tan dosa yang disengaja, tetapi di sini kita perlu tetap berfokus pada kebe-
naran yang disingkapkannya. Ia sedang membahas orang-orang percaya
sebagai satu tubuh, sebagai satu gereja, sebagai satu umat yang bersatu.
Dalam hal ini, itu adalah tubuh Kristus di kota Korintus.

Tindakan Ketamakan Satu Orang

Mari kembali kepada bangsa Israel yang merupakan contoh bagi kita.
Namun, mari berpindah satu generasi pada generasi yang dipimpin oleh
Yosua. Umat percaya ini dengan berani menyeberangi Sungai Yordan
dan bergerak memasuki tanah perjanjian mereka. Tugas pertama mereka
adalah membinasakan kota Yerikho yang sangat besar. Tak diragukan lagi,
itu adalah tugas yang menakutkan, tetapi Allah tentu saja akan kembali
menunjukkan kekuatan-Nya yang hebat. Ada beberapa instruksi spesifik
yang Allah berikan kepada Yosua, salah satunya adalah…

“Dan kota itu dengan segala isinya akan dikhususkan bagi TUHAN
untuk dimusnahkan… jangan kamu mengambil sesuatu dari
barang-barang yang dikhususkan itu setelah mengkhususkannya…
Segala emas dan perak serta barang-barang tembaga dan besi adalah
kudus bagi TUHAN; semuanya itu akan dimasukkan ke dalam
perbendaharaan TUHAN.” (Yosua 6:17-19)
SATU 35

Semua barang rampasan dari Yerikho harus dipersembahkan untuk


perbendaharaan Tuhan. Itu sepenuhnya milik-Nya, dan tidak ada untuk
keuntungan pribadi.
Penyerbuan tiba dan bangsa Israel tidak terkalahkan. Mereka
benar-benar membinasakan segala sesuatu di dalam kota itu dengan
pedang mereka — laki-laki dan perempuan, tua dan muda, hewan ternak,
domba, kambing, dan keledai. Kemudian mereka membakar kota itu
beserta semua yang ada di dalamnya, kecuali emas, perak, perunggu, dan
besi yang disimpan untuk perbendaharaan Tuhan. Ajaibnya, tak seorang
pun bangsa Israel yang terbunuh atau terluka.
Kita harus ingat bahwa ini adalah satu dari kota-kota yang telah
dimata-matai oleh generasi sebelumnya, dengan laporan intelijen yang
menyatakan kepada Musa, “Bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan
kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami
lihat di sana” (Bilangan 13:28). Kini anak-anak dari generasi sebelumnya
itulah yang menyerang kota yang berkubu ini, dan mereka menghancur-
kannya tanpa ada korban dari mereka. Israel dimampukan secara super-
natural. Namun, kita membaca:

Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang


yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah,
dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang
dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang
Israel. (Yosua 7:1)

Perhatikanlah, Kitab Suci tidak mengatakan, “Tetapi seorang pria


bernama Akhan melanggar perintah itu.” Bukan, dituliskan, “Israel
melanggar perintah itu!” Dan, menariknya, juga dikatakan, “bangkit-
lah murka TUHAN terhadap orang Israel.” Tidak dikatakan, “bangkitlah
murka TUHAN terhadap Akhan. Israel dipersatukan sebagai satu kesatu-
an, dan ketika satu anggota berdosa dengan melanggar perintah-perintah
36 MEMBUNUH KRYPTONITE

Allah dalam ketamakan, pertanggungjawaban dituntut terhadap semua


orang Israel.
Konsekuensi tragis menjadi bukti segera sesudahnya. Kota sasaran
berikutnya ialah Ai. Kota yang jauh lebih kecil, sehingga para pemimpin
tim berkata, “Tidak usah seluruh bangsa itu pergi, biarlah hanya kira-ki-
ra dua atau tiga ribu orang pergi untuk menggempur Ai itu; janganlah
kaususahkan seluruh bangsa itu dengan berjalan ke sana, sebab orang-
orang di sana sedikit saja.” Maka berangkatlah kira-kira tiga ribu orang
dari bangsa itu ke sana (Yosua 7:3-4).
Kira-kira enam ratus ribu prajurit terlibat dalam pertempuran
Yerikho. Ini menunjukkan betapa tidak signifikannya Ai sebagai perband-
ingan. Namun, kita membaca:

Tetapi mereka melarikan diri di depan orang-orang Ai. Sebab orang-


orang Ai menewaskan kira-kira tiga puluh enam orang dari mereka;
orang-orang Israel itu dikejar dari depan pintu gerbang kota itu
sampai ke Syebarim dan dipukul kalah di lereng. (Yosua 7:4-5)

Apakah ini bangsa yang sama yang baru saja membinasakan kota
Yerikho yang lebih signifikan dan kuat, dengan tanpa ada korban dari
pihak mereka? Namun kini para prajurit itu lemah, mundur, dan kalah
telak. Mereka telah terpapar kryptonite.
Tragisnya, tiga puluh enam orang terbunuh — sedangkan di Yerikho
mereka tidak lemah, tidak mundur, dan tak seorang pun terluka atau
terbunuh!
Mari renungkan ini: Akhan berdosa, namun tidak ada yang terja-
di kepadanya ataupun keluarganya. Di sisi lain, setelah pertempuran
di Ai, tujuh puluh dua ibu dan ayah kehilangan putranya saat kembali
dari pertempuran ini, tiga puluh enam orang isteri yang suaminya tidak
pulang, dan banyak anak-anak yang ayahnya tak kembali lagi. Itu bukan-
lah akibat dari apa yang dilakukan oleh anak-anak, suami atau ayah
SATU 37

mereka perbuat — mereka tidak berdosa. Malahan, itu karena apa yang
diperbuat oleh orang lain dari keluarga lain!
Kini Israel dilumpuhkan oleh ketakutan. Yosua dan seluruh pemim-
pin menundukkan wajah mereka di hadapan Allah. Dapatkan Anda
membayangkannya? Mereka bingung, heran dan menangis, “Mengapa
Engkau menyuruh bangsa ini menyeberangi sungai Yordan? supaya kami
diserahkan kepada orang Amori untuk dibinasakan?” (Yosua 7:7).
Dengarlah jawaban Allah: “Bangunlah! Mengapa engkau sujud
demikian? Orang Israel telah berbuat dosa, mereka melanggar perjanji-
an-Ku!” (Yosua 7:10-11).
Allah tidak berkata, “Ada seseorang yang telah berdosa di antara
kamu!” Bukan, kembali Dia menyatakan, “Israel telah berdosa!” Tak
seorang pun tahu Akhan telah berdosa. Tak ada yang terlibat dalam keta-
makannya. Namun sebagai satu tubuh, mereka menderita karena kryp-
tonite rohani. Yosua menemukannya dan mengkonfrontasi Akhan, yang
menjawab:

“Benar, akulah yang berbuat dosa terhadap TUHAN, Allah Israel,


sebab beginilah perbuatanku: aku melihat di antara barang-barang
jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal
perak dan sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku
mengingininya, maka kuambil.” (Yosua 7:20-21)

Yosua dan para pemimpin Israel dengan cepat menangani pelang-


garan Akhan dan setelah mereka membereskannya, kita membaca, “Lalu
surutlah murka TUHAN yang bernyala-nyala itu” (Yosua 7:26).
38 MEMBUNUH KRYPTONITE

Satu Contoh

Peristiwa Perjanjian Lama ini menggambarkan pesan Paulus kepada


jemaat di Korintus. Ia menulis, “Sebab itu banyak di antara kamu yang
lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.” Kita akan temu-
kan di bab berikutnya bahwa dosa yang diperbuat oleh beberapa orang
mempengaruhi keseluruhan gereja, bukan hanya individu-individu yang
terlibat dalam pelanggaran tersebut.
Apakah Anda secara pribadi bertanya mengapa begitu banyak orang
percaya di gereja kita saat ini yang lemah, menderita karena sakit-pe-
nyakit yang terus-menerus? Orang-orang ini nampaknya tidak dapat
disembuhkan dari penyakit ini, dan bahkan sebagian meninggal secara
dini. Mengapa ada begitu banyak ibu tunggal dalam perkumpulan kita
yang beroleh kupon makan, bergumul untuk mencukupi kebutuhan-
nya? Mengapa begitu banyak orang percaya yang menganggur atau hidup
dengan anggaran keuangan yang sangat sedikit dan bergantung kepada
pemerintah?
Daftar pergumulan yang nampaknya tidak dapat diatasi karena
kelemahan kita ini nyaris tiada akhir.
Pada zaman Salomo, tidak ada seorangpun yang tak sejahtera atau
pengangguran. Dalam kitab Kisah Para Rasul, tidak ada yang berkeku-
rangan dan orang-orang dengan mudah disembuhkan dari berbagai
penyakit dan kelemahan. Mengapa kita tidak menyaksikan hal ini saat
ini? Mungkinkah karena perbuatan dosa beberapa orang sedang mempe-
ngaruhi kehidupan banyak orang lain? Mungkinkah kita sedang melihat
apa yang dialami orang Israel dengan kota Ai?
Sekali lagi, adalah penting menekankan bahwa ada konsekuensi-kon-
sekuensi personal untuk perbuatan dosa yang disengaja. Pada akhirnya
Akhan menderita penghukuman, tetapi Israel sebagai satu kesatuan juga
menghadapi kryptonite rohani dari dosanya. Harapan saya ialah bahwa
sembari kita melanjutkan penyelidikan, kesadaran Anda untuk menjadi
SATU 39

bagian dari satu tubuh turut berkembang sama kuatnya dengan hubung-
an pribadi Anda dengan Yesus, dan bahwa Anda menyadari tindakan
Anda sebagai satu anggota dapat membawa baik berkat atau akibat buruk
bagi anggota tubuh yang lain.
Sebelum mengakhiri, saya ingin kembali menekankan bahwa ketika
kita berurusan dengan kebenaran yang memerdekakan, sering kali ia bisa
terlihat negatif, dan pemikiran tentang bahkan mengapa membahas ini?
bisa muncul dengan mudah. Namun, pada akhirnya, ketika kebenaran
itu disingkapkan, ia membebaskan dan membawa kemerdekaan di mana
sebelumnya ada berbagai hambatan.
Dalam kata-kata Yesus, “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan
kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32).

Ambil Tindakan
Mungkin Anda telah menonton film Gladiator dan ingat ketika Jendral
Maximus berseru, “Tetap bersama! Bersatu!” dan Anda melihat
kemenangan yang dihasilkan oleh strategi itu. Bukan rahasia lagi bahwa
strategi militer yang paling efektif ialah memecah belah dan menaklukkan.
Yesus mengetahui ini dengan sangat baik dan mengajarkan bahwa
suatu rumah yang terbagi-bagi terhadap dirinya sendiri tidak akan dapat
bertahan (lihat Matius 12:25). Ketika tubuh Kristus terbagi-bagi dalam
kesetiaannya kepada Kristus, itu akan melemahkan sebagai satu kesatu-
an. Ini berarti bahwa salah satu hal terbesar yang dapat Anda lakukan
untuk mempengaruhi gereja di seluruh dunia ialah dengan menjala-
ni hidup Anda sepenuhnya setia pada tujuan Yesus. Ini artinya mende-
dikasikan semua aktivitas rutin Anda setiap hari kepada Allah sebagai
penyembahan kepada-Nya.
Allah menginginkan seluruh hidup Anda, bukan hanya Minggu
pagi Anda. Jika Anda tidak sedang menjalani seluruh hidup Anda —
pekerjaan, keluarga, hobi, dll — sebagai penyembahan kepada Allah,
40 MEMBUNUH KRYPTONITE

bertobatlah hari ini. Mintalah Yesus memberi Anda visi tentang seper-
ti apa satu gaya hidup beribadah tampak dalam hidup Anda. Tuliskanlah
apa yang Dia tunjukkan atau katakan kepada Anda dan mintalah Roh
Allah memenuhi Anda dengan kesegaran seraya Anda mempersembah-
kan diri Anda sepenuhnya bagi Dia.
4

KRYPTONITE
YANG MENULAR

Cara Allah merancang tubuh kita adalah satu model untuk mema-
hami kehidupan kita bersama sebagai satu gereja (1 Korintus 12:25
MSG).

Pikirkanlah tentang tubuh Anda dan bagaimana semua bagiannya pada


dasarnya terhubung, bahkan sekalipun mereka itu tidak berdekatan.
Jari kaki Anda yang kecil terhubung dengan hidung Anda, hati Anda
terhubung dengan lutut Anda, mulut Anda terhubung dengan urat syaraf
tulang belakang, dan daftar ini terus berlanjut. Tidak ada bagian tubuh
yang dapat bertahan jika terpisah dari bagian tubuh yang lainnya. Kalau
tidak, ia tidak akan menjadi anggota tubuh Anda.
Jika satu anggota terluka, bukankah semua anggota menderita
dengannya? Jika seseorang terkena flu atau suatu virus, penyakit itu pada
akhirnya akan menghalangi seluruh tubuhnya dengan hilangnya selera
makan, berkurangnya kekuatan, pikiran yang gelap, dan rasa sakit dan
nyeri. Di sisi lain, jika satu bagian dihormati, semua bagian turut bergem-
bira. Jika seseorang menerima satu pijatan di punggung atau di kulit
kepala, seluruh tubuh merasa lega dan nikmat. Seluruh tubuh senang
dengan apa yang sedang terjadi.
42 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kita sebagai satu gereja adalah satu. Israel, yang merupakan contoh
kita, adalah satu, dan dosa Akhan yang disengaja bukan hanya mempe-
ngaruhi dia, tetapi seluruh komunitas. Israel tidak terkalahkan dalam
berperang melawan Yerikho namun hanya beberapa hari kemudi-
an, pasukan bangsa yang sama itu menjadi lemah, mudah dikalahkan,
mundur dari musuhnya, dan mengalami kekalahan yang mengerikan.
Secara kiasan, bangsa itu berada di bawah pengaruh kryptonite rohani.
Apakah ini yang sedang dialami gereja Korintus? Suatu pemeriksaan
yang lebih dekat memberi jawabannya.
Seperti sudah dikatakan dengan singkat sebelumnya, Perjamuan
Tuhan di gereja mula-mula sangatlah berbeda dengan di masa modern.
Perjamuan mereka adalah suatu acara makan, sedangkan perjamuan kita
lebih pada suatu upacara. Jadi dalam konteks ini, perilaku spesifik mereka
yang dibahas Paulus adalah berbeda dengan apa pun yang kita hadapi
sekarang. Namun, akar perilaku mereka itulah yang penting.
Situasi spesifik mereka ialah bahwa individu-individu tertentu di
gereja Korintus tidak menantikan kehadiran semua anggotanya. Mereka
yang tiba lebih dulu berpesta makan dan minum, tentunya dengan
makanan dan anggur terbaik, sedangkan mereka yang tiba kemudi-
an hanya mendapatkan sisa-sisanya. Banyak ahli Alkitab dan sejarawan
meyakini bahwa orang-orang miskin dan warga kelas rendahlah yang
terabaikan itu. Sekarang bacalah kata-kata Paulus:

Sebab pada perjamuan itu beberapa orang memakan dahulu


makanannya sendiri tanpa berbagi dengan yang lain, sehingga yang
seorang lapar dan yang lain mabuk… Karena jika kamu makan roti
dan minum dari cawan tanpa menghormati tubuh Kristus, kamu
sedang makan dan minum penghukuman Tuhan atas dirimu. Sebab
itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit
yang bahkan meninggal. (1 Korintus 11:21, 29-30)
KRYPTONITE YANG MENULAR 43

Lihatlah kedua kata yang saya soroti dalam ayat Alkitab di atas, bebe-
rapa dan banyak. Jelaslah, Paulus membicarakan dosa beberapa orang
(ayat 21), namun akibat yang ditimbulkannya adalah banyak orang
yang lemah, sakit dan meninggal secara dini (ayat 30). Itu tidak berbeda
dengan peristiwa Akhan; beberapa orang yang tidak sengaja melanggar
perintah ilahi sedang mengalami konsekuensi penghukuman dari keti-
daktaatan yang disengaja satu orang.
Tafsiran Pillar New Testament berkata:

Tidaklah seharusnya dianggap bahwa orang-orang sakit atau yang


meninggal itu khususnya bersalah karena dosa, seperti kebanyakan
tulah pada penghakiman ilahi dalam Perjanjian Lama, wabah terse-
but dapat menimpa siapapun tanpa membeda-bedakan dalam
komunitas itu sebagai satu kesatuan.

Satu Peristiwa yang Mirip

Sebelumnya dalam suratnya, Paulus membahas tentang satu jenis dosa


lain yang juga mempengaruhi seluruh komunitas. Ia memulai dengan
berkata, “Aku hampir-hampir tak dapat mempercayai laporan tentang
percabulan yang terjadi di antara kamu” (1 Korintus 5:1). Situasinya ialah
seorang laki-laki, yang mengaku sebagai seorang pengikut Yesus Kristus
— seorang anak Allah, seorang saudara dalam Kristus, dan seorang anggo-
ta tubuh Kristus — sedang hidup dalam dosa seksual secara sengaja.
Teguran Paulus tidak ditujukan hanya kepada orang yang berbuat
dosa tersebut. Komunitas gereja mengakuinya sebagai seorang saudara
dan anggota gereja, namun para pemimpinnya tidak menegur dosanya
melainkan memalingkan muka.
Mengapa mereka mengabaikan perilakunya? Hampir pasti karena
mereka tidak ingin menyakiti hatinya dengan mengkonfrontir dosan-
ya. Barangkali ia seorang yang berpengaruh, seorang pemimpin
44 MEMBUNUH KRYPTONITE

perkumpulan, seorang atlet terkenal, atau seorang pemberi perpuluhan


yang besar. Korintus adalah satu kota besar, berpengaruh dan suatu pusat
seni. Mungkin saja ia adalah seorang aktor yang dikagumi di Hollywood
versi mereka, atau seorang musisi terkenal yang sedang naik daun, atau
seorang vokalis yang merupakan bagian kunci tim penyembahan mereka.
Teks itu tidak memberitahu kita, namun kita dapat berasumsi bahwa jika
ia pergi, itu akan menghambat kemajuan mereka.
Mungkin saja ada alasan-alasan lainnya. Mungkin mereka berpikir
bahwa jika ia meninggalkan gereja, ia tidak akan lagi mendengar firman
Allah. Mungkin mereka berdalih, “Adalah lebih baik ia dalam perkum-
pulan kita sehingga mendengar Injil dibanding ada di dunia yang tidak
mendengar Injil.” Mungkin saja bahwa misi mereka sebagai sebuah gereja
ialah untuk memperoleh para pengunjung gereja kembali lagi untuk
kebaktian selanjutnya, dan menentangnya akan menggagalkan tujuan
itu. Kemungkinan lain yang mungkin jadi alasan ialah, “Ia masih bayi
Kristen; berilah dia waktu.” Saya yakin mereka berharap bahwa pada
akhirnya ia akan “memahaminya” dan meninggalkan dosanya.
Paulus bersikeras memberitahu para pemimpin gereja Korintus
bahwa mereka seharusnya menjauhkan orang ini. Mari saya urutkan
pernyataannya:
• Kamu harus menjauhkan orang ini dari persekutuanmu (1 Korintus
5:2).
• Kamu harus mengeluarkan orang itu (1 Korintus 5:5).
• Buanglah “ragi” yang lama dengan menjauhkan orang jahat ini dari
antaramu (1 Korintus 5:7).
• “Kamu harus mengusir orang jahat itu dari antara kamu” (1
Korintus 5:13).
Paulus menyampaikan dentuman itu sebanyak empat kali dalam satu
pasal pendek! Pikirkanlah itu — hanya dalam tiga belas ayat sang rasul
empat kali memerintahkan kelompok ini untuk menjauhkan orang itu
dari gereja, dan pada suatu titik ia bahkan berkata dengan blak-blakan,
KRYPTONITE YANG MENULAR 45

“Kamu harus mengusir orang itu.” Itu keras! Ingat, Paulus mengasihi
gereja ini dan ia juga mengasihi orang ini.
Anda mungkin bertanya, “Benarkah ia mengasihi orang ini? Tak
mungkin!” Tetapi sebenarnya, kita tahu ia mengasihi orang ini, sebab
tidak ada yang tertulis dalam Alkitab di luar motif kasih. Sebab Allah
mengilhami segala Kitab Suci dan Allah adalah kasih (lihat 2 Timotius
3:16 dan 1 Yohanes 4:8).
Harap diingat, ini bukan hanya disampaikan kepada para pemim-
pin di Korintus, tetapi kepada seluruh jemaat. Paulus secara konsis-
ten memerintahkan agar surat-suratnya dibacakan ke seluruh jemaat.
Mengapa Paulus begitu bersikeras dan blak-blakan soal ini? Jawabannya
ditemukan dalam pernyataan ini, “Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit
ragi mengkhamiri seluruh adonan?” (1 Korintus 5:6). Sekali lagi, kita
lihat keseluruhan komunitas akan terdampak, bukan hanya orang ini
secara pribadi. Bacalah yang berikut:

Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang
baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah
kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita
berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi
keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu
kemurnian dan kebenaran. (1 Korintus 5:7-8)

Paulus kembali membahas tema sentral tentang Perjamuan Kudus.


Perayaan Paskah Israel berpusar di sekitar seekor domba korban. Meski
demikian, Yesus adalah Anak Domba paskah yang sempurna. Sebagaimana
Paskah pertama menandai kelepasan Israel dari perbudakan orang Mesir,
demikian juga kematian korban Kristus, yang merupakan tema sentral
Perjamuan Tuhan, menandai kelepasan kita dari perbudakan dosa.
Ada perayaan-perayaan lain: Buah Sulung, Pentakosta, Nafiri,
Pendamaian, dan Pondok Daun. Namun, hari-hari raya ini
46 MEMBUNUH KRYPTONITE

menggambarkan aspek-aspek yang lebih dewasa dari hidup Kristen kita.


Sederhananya, Paskah adalah hari raya keselamatan. Karenanya, ketika
menuliskan ini Paulus merujuk pada jalan masuk kita ke dalam kera-
jaan Allah. Ia menunjukkan bahwa Paskah tidak dapat dirayakan dengan
“roti kejahatan yang lama”. Maka pola pikir yang mengatakan “ia masih
seorang bayi Kristen” adalah alasan yang salah — baginya dan juga bagi
kita. Sering kali inilah alasan logis yang digunakan untuk mengabaikan
seseorang yang “diserahkan pada dosa”; itu menipu dan sesat, karena
tidak ada tempat bagi perbuatan dosa yang disengaja dalam gereja. (Saya
akan membahas perbedaan antara “berbuat dosa yang disengaja” dan
“jatuh ke dalam dosa” dalam satu bab selanjutnya).
Kedua, perhatikanlah Paulus mengatakan bahwa orang yang
berbuat dosa ini adalah seperti ragi. Ragi adalah satu zat yang menye-
bar ke seluruh adonan dan menyebabkannya mengembang. Mengenai
Hari Raya Paskah, orang Israel diperingatkan dengan keras, “Pada hari
pertamapun kamu buanglah segala ragi dari rumahmu, sebab setiap orang
yang makan sesuatu yang beragi, dari hari pertama sampai hari ketujuh,
orang itu harus dilenyapkan dari antara Israel” (Keluaran 12:15). Kata
“dilenyapkan” juga tegas, tidak berbeda dengan perintah Paulus. Allah
melakukan ini untuk menunjukkan kepada bangsa Israel dan kepada kita
bahwa ketika kita masuk ke dalam perjanjian dengan Dia, tidak boleh ada
seorangpun yang “diserahkan pada dosa” dalam komunitas itu. Semua
harus bertobat dari perbuatan ketidaktaatan yang disengaja terhadap
firman-Nya, atau mereka akan membawa ragi dosa dan akibat-akibatnya
ke dalam komunitas mereka.
Tafsiran Pillar New Testament mengatakan:

Paulus menekankan (dengan kata perintah yang bersifat empatis


dalam bahasa Yunani) bahwa hanya melalui satu bagian “kecil” di
gereja, satu orang misalnya, kejahatantanpa terelakkan, perlahan
namun pasti, akan menyebar di seluruh komunitas, jika dibiarkan
KRYPTONITE YANG MENULAR 47

tanpa dicegah. Contoh dari adanya dosa yang disengaja di gereja


dapat memiliki efek yang serius. Seperti halnya ragi dalam roti, dosa
yang dibiarkan di gereja akan menyebar ke seluruh jemaat dan tanpa
bisa disembuhkan akan mengubahnya.

Saya tidak setuju dengan satu poin yang dibuat oleh tafsiran ini.
Dalam penelitian tentang ragi, saya dapati bahwa ia tidak menyebar
dengan perlahan, tetapi dengan cepat. Namun, tidak diragukan lagi kebe-
naran dalam tafsiran ini ialah bahwa ia benar-benar menyebar ke seluruh
komunitas.
Lalu, apakah ini berarti bahwa kita harus mencegah siapapun yang
terlibat dalam perbuatan dosa datang ke dalam perkumpulan kita?
Tentu saja tidak! Pastinya banyak sekali orang yang tidak percaya dalam
perkumpulan-perkumpulan kita, tapi bukan sebagai anggota gereja, atau
tidak seharusnya mereka dibuat berpikir bahwa mereka adalah anggo-
ta kecuali mereka telah bertobat dari perbuatan dosa yang disengaja
dan menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Yesus Kristus. Paulus
membuat poin ini jelas:

Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan


bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukan-
lah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau
dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyem-
bah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia
ini. (1 Korintus 5:9-10)

Kita yang mengikuti Kristus diperintahkan pergi ke dalam dunia,


untuk menjangkau mereka yang di dalamnya, dan mengundang mereka
untuk bergabung dengan kita dalam perkumpulan kita untuk mende-
ngar firman Allah — tetapi bukan satu versi kebenaran yang dikom-
promikan atau dibatasi tentang kondisi kerohanian mereka. Kita harus
48 MEMBUNUH KRYPTONITE

terus-menerus menjangkau, makan bersama, berteman, mengasihi,


dan melayani orang-orang yang tidak percaya, sama seperti yang Yesus
perbuat.
Namun, Paulus mengatakan sesuatu yang sangat berbeda mengenai
seseorang yang telah mengaku menjadi seorang percaya:

Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan


bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara,
adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk
atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu seka-
li-kali makan bersama-sama. (1 Korintus 5:11)

Jelaslah bahwa Paulus tidak sedang berbicara tentang seorang percaya


yang “jatuh ke dalam dosa”, tetapi seorang yang menganggap dirinya
seorang percaya namun “sengaja berdosa”. Mengapa bapa gereja ini
berbicara begitu keras tentang hal ini? Sederhananya, itulah bukti kasih
sejatinya untuk gereja. Ia tidak ingin melihat gereja menderita sementara
ia disangka melindungi “orang percaya” yang terus di dalam dosa.
Pikirkanlah dengan cara begini: Jika seseorang punya satu penyakit
yang sangat menular — penyakit yang dapat berpindah melalui udara
kepada siapapun di sekitarnya, apa yang akan dilakukan oleh komuni-
tas? Mereka menempatkan orang sakit itu dalam karantina. Ini melin-
dungi komunitas yang lebih besar dari terkena penyakit. Jika tidak, ia
akan menyebar seperti api liar, dan seluruh komunitas akan menderita
penyakit tersebut dan akibat buruknya. Apa konsekuensi yang mungkin
menyebar? Posisi-posisi yang kosong, kehilangan produktivitas, satu
gangguan pelayanan kepada masyarakat, dan kemelaratan ekonomi —
hanya untuk menyebut beberapa.
Lalu Paulus mengatakan tentang orang yang berdosa ini:
KRYPTONITE YANG MENULAR 49

“Orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada
Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari
Tuhan. (1 Korintus 5:5)

Saudara ini berada dalam bahaya maut akan terhilang selamanya jika
ia tidak berubah. Itu sebabnya saya gunakan kata “disangka melindungi”
sebelumnya. Kebenaran dari persoalan ini ialah bahwa seseorang yang
sengaja berdosa sedang berada dalam bahaya yang lebih besar jika dibi-
arkan tetap berada dalam komunitas, sebab ia akan mengira diri benar di
hadapan Allah dan menyadari kesesatan mereka ketika sudah terlambat
pada hari penghakiman.
Kesengsaraan yang akan dihadapi orang ini di luar perlindun-
gan Allah kemungkinan besar akan membawanya pada kesadaran dan
kembali kepada Yesus dengan segenap hati dan jiwanya, inilah persisn-
ya yang terjadi dengan orang ini (dijelaskan dalam surat kedua Paulus
kepada jemaat Korintus). Penderitaan punya satu cara menyadarkan kita,
seperti halnya dalam kasus anak yang hilang. Ia kembali pulang ketika ia
melihat hasil dari jalan-jalannya yang berdosa. Jika sang ayah menyetu-
jui tindakannya dan tetap mengirimkan uang, sang anak tidak akan
menyadari pemberontakannya.

Sama Seperti di Surga

Mari kembali pada topik utamanya. Kita telah melihat jelas dalam dua
bab terakhir bahwa kita adalah satu tubuh Kristus, dan sebagai satu tubuh
kita semua bisa beruntung dari kontribusi satu anggota atau menderita
karena perbuatan dosa yang disengaja oleh satu anggota.
Ada kebenaran yang tidak bisa diabaikan di sini. Sedihnya, dampak
mengabaikan bahasan ini tidak akan hilang-hilang untuk waktu yang
sangat lama di dalam tubuh Kristus. Konsekuensi-konsekuensi ini tidak
akan hilang jika kita tetap mengabaikan topik ini.
50 MEMBUNUH KRYPTONITE

Mari berani dan menghadapinya berhadapan muka. Semua peng-


huni surga bersorak atas kita! Kita dipanggil menjadi gereja yang menang,
tubuh Kristus yang — tidak berbeda dengan Yesus — tak dapat dihen-
tikan. Penyakit, kelemahan, kemiskinan, kurangnya sumber daya, dan
semua pekerjaan si musuh pasti tunduk kepada gereja Tuhan.
Kita dipanggil untuk memerintah dengan otoritas dan dipenuhi
kuasa supernatural untuk meletakkan musuh surga di bawah kaki kita.
Dan kita akan melakukan ini jika kita tidak takut menghadapi isu-isu
sulit yang mewabahi kita.
Kita harus berani percaya bahwa hal itu dapat terjadi di bumi sama
seperti di surga!

Ambil Tindakan
Isu ini sangatlah penting, namun sayangnya jarang ditemukan satu gereja
modern yang benar-benar menekankan kebenaran ini. Pikirkanlah ini:
Pertama, Allah memanggil Anda untuk hidup bebas dari dosa, segala-
nya diserahkan kepada Dia. Kedua, ketika orang-orang percaya gagal
melakukan ini, mereka bukan hanya mempengaruhi hidup mereka sendi-
ri, namun juga seluruh tubuh Kristus.
Ambillah waktu untuk merenungkan hal ini. Jangan biarkan kebe-
naran ini hanya merupakan gagasan yang baik dan terus berlalu.
Duduklah. Renungkanlah. Doakanlah kebenaran ini dan tanyalah Allah
mengenai kebenaran ini bagi Anda. Biarkan kebenaran ini meresap ke
dalam hati dan menjadi sama pentingnya bagi Anda seperti kepada
Paulus.
5

JADILAH
PERUBAHAN ITU

Saya adalah satu dari banyak orang di generasi saya yang telah diajari
lebih banyak tentang perjalanan pribadi dengan Yesus daripada tentang
bagaimana semua orang percaya adalah satu tubuh. Hanya saja baru-baru
ini realitas kebenaran mengenai gereja ini menjadi lebih jelas bagi saya.
Saya tidak ingin Anda salah paham — tentu saja saya mengerti seba-
gian kebenaran ini di masa lalu, namun tidak seluas yang saya pahami
sekarang.
Karena Roh Kudus telah membangkitkan kesadaran saya pada realita
ini, saya sering berpikir tentang tim Naval Sea, Air, and Land, yang biasa
dikenal sebagai Navy SEAL (pasukan khusus Angkatan Laut Amerika
Serikat — penerjemah).
Saya punya seorang teman yang merupakan satu anggota dari praju-
rit elit ini. Ia telah bersama dengan tim SEAL selama lima belas tahun
dan saat ini adalah seorang instruktur. Setelah merenungkan kebenaran
mengenai tubuh Kristus ini selama beberapa saat, saya putuskan meng-
hubungi dia. Saya tahu SEAL adalah satu kelompok persaudaraan yang
karib, maka saya ingin menyelidiki lebih dalam. Saya meneleponnya dan
pertanyaan pertama saya adalah, “Bagaimana SEAL melihat dan berin-
teraksi satu dengan yang lain? Bagaimana mereka menghasilkan satu
52 MEMBUNUH KRYPTONITE

komunitas yang terjalin sedemikian erat? Apa yang diperlukan dalam


latihan mereka?”
Jawaban pertamanya pada saya ialah, “Orang terakhir yang dipikir-
kan oleh seorang SEAL adalah dirinya sendiri.”
Saya suka betapa jelas dan ringkasnya ia sebagai orang luar. Saya
sadar itu akan jadi satu panggilan telepon yang menyingkapkan, dan saya
tetap diam serta membiarkannya melanjutkan. “Kami menghargai sauda-
ra yang ada di sebelah kami lebih dari diri sendiri. Kami tak pernah harus
melindungi punggung kami, karena kami tahu saudara SEAL kami akan
melindunginya.”
Pada titik itu, ia mulai “berkhotbah” pada saya: Jika Anda melihat
pasal keenam kitab Efesus, Anda akan temukan perlengkapan senjata
Allah semuanya menghadap ke depan — tidak ada yang menutupi sisi
belakang kita. Alasannya ialah bahwa Allah ingin setiap kita melaku-
kan apa yang dilakukan anggota SEAL, melindungi punggung satu sama
lain — berpikir sebagai satu unit, satu tubuh. Jika kita tidak bertindak
dengan cara ini, hanya akan ada satu orang yang akan melindungi pung-
gung saya: saya sendiri. Namun, jika kita semua berfungsi sebagai satu
tim, saya punya setiap orang di peleton saya melindungi punggung saya.”
Ia meneruskan, “Sebagai seorang Navy SEAL, segala sesuatu yang saya
kerjakan adalah demi kepentingan orang di sebelah saya. Kami meyakini
ini hingga ke bagian paling inti keberadaan kami. Kami dilatih bukan
untuk memikirkan diri kami sebagai individu, melainkan sebagai satu
unit. Meskipun kami dilatih sebagai ahli di bidang-bidang yang berbeda
— bahan peledak, komunikasi, penembak jitu, medis, JTAC (Pengendali
Serangan Gabungan Pusat — penerjemah), senjata, menerobos, dan lain-
lain, kami berfungsi sebagai satu unit. Kami tidak pernah melakukan
satu misi dengan mentalitas seperti, beberapa orang dari kami mungkin
tidak akan kembali, atau hanya empat puluh persen dari kami yang akan
kembali. Tidak, sikap kami ialah, seratus persen kami berangkat dan sera-
tus persen kami kembali.”
JADILAH PERUBAHAN ITU 53

Saya terpesona dengan apa yang ia bukakan. Akhirnya saya bertanya,


“Bagaimana Anda melatih sikap ini dalam diri orang-orang yang Anda
rekrut?”
“Tidak bisa!” jawabnya. “Gempuran Bawah Air Tingkat Dasar/lati-
han SEAL dianggap sebagai latihan yang paling sulit dan susah di militer
dan itulah sebabnya sekitar 90% dari mereka yang masuk program SEAL
akan berhenti atau gagal. Yang tersisa adalah satu unit dari individu-in-
dividu yang benar-benar terlatih dan sepenuhnya diperlengkapi. Masing-
masing menghargai orang di sebelahnya lebih dari dirinya sendiri dan
rela mati bagi satu alasan yang lebih besar dari dirinya sendiri.”
Lalu ia berkata, “John, jika saja gereja bertindak seperti ini. Apa yang
akan terjadi?”
Sedihnya, saya hanya bisa setuju. Namun, kebenarannya ialah bahwa
kita memiliki potensi untuk melakukan ini. Ini adalah satu bagian yang
sangat nyata dari kodrat ilahi yang ditempatkan di dalam diri kita ketika
kita dilahirkan kembali. Khotbah dan pengajaran yang kita terima, yang
adalah pelatihan kita, harusnya menemukan sikap ini dan menyempur-
nakannya. Tetapi jika kita hanya mendengar satu versi konsumen dari
Injil, kita akan mengembangkan hal-hal yang salah — kedagingan kita
yang tidak ditebus. Inilah mengapa sebagian besar gereja modern seperti
yang kita miliki sekarang. Banyak dari kita yang hanya ingin disemangati
dan disanjung, alih-alih ditantang. Kita kehilangan begitu banyak.
Teman saya adalah seorang prajurit, namun ia memahami kele-
mahan gereja di zaman modern. Ia tahu bahwa jika satu anggota dari
satu peleton SEAL menjadi lemah, bersikap kompromi, atau meninggal-
kan posnya, semua anggota tim akan menderita sebagai satu kelompok
atau mati karena kemalasan atau ketidakcakapan satu orang itu. Hal yang
telah mendarah-daging di dalamnya inilah yang perlu kita tanamkan
dalam jiwa kita sebagai anggota tubuh Kristus.
54 MEMBUNUH KRYPTONITE

Jadilah Perubahan Itu

Apakah ada satu aspek positif dari apa yang telah kita diskusikan? Pasti-
nya — bersama Allah, selalu ada hal positif!
Saya sadar bahwa Anda dapat melihat kebenaran dari bab-bab sebe-
lumnya secara negatif dan menjadi tawar hati dan kecewa. Jika Anda
berhenti hanya pada realita tentang bagaimana tindakan orang lain bisa
berdampak merugikan hidup Anda, ya, itu bisa membuat berkecil hati.
Namun, alasan membahas topik ini ialah untuk melihat kita bergerak
maju secara korporat dan melihat ukuran penuh dari keagungan dan
kuasa-Nya seperti yang belum pernah kita saksikan dalam generasi kita.
Tidak akan ada perubahan jika kita tidak percaya atau melakukan sesuatu
yang berbeda. Jadi inilah baris bawahnya: Anda dapat menjadi perubah-
an itu. Jika itu tidak dimulai dengan Anda atau saya, bagaimana ia bisa
dimulai? Allah telah memanggil kita menjadi agen-agen perubahan!
Pernahkah Anda mengamati apa yang terjadi ketika seseorang yang
memiliki hati nurani yang lembut namun agak kacau kelihatannya,
dengan tiba-tiba bertanggung jawab atas kehidupan orang lain? Sering
kali ini menunjukkan hal terbaik dalam diri orang itu! Misalnya, pikir-
kanlah seorang ibu muda. Kadang-kadang ia liar, gila, dan bahkan sedik-
it bodoh ketika ia masih sendiri. Tindakannya hanya mempengaruhi
hidupnya sendiri dan bukan orang lain. Tetapi kemudian ia jatuh cinta,
menikah dan punya seorang anak. Kali ini entah bagaimana perempuan
yang dulunya lepas kendali itu menjadi baik lagi. Jika ia terus bodoh,
kasar dan suka bergaduh, hidup berbahaya, ia tahu itu bukan hanya
akan mempengaruhi hidupnya, namun juga hidup suami dan anak yang
dikasihinya.
Inilah yang harus terjadi dengan masing-masing kita dalam meman-
dang gereja. Kita harus saling mengasihi secara mendalam. Kita harus
menyadari ada satu kemungkinan yang pasti bahwa kita bukanlah
satu-satunya yang terdampak oleh ketidaktaatan pada firman Allah.
JADILAH PERUBAHAN ITU 55

Kita adalah bagian dari satu tubuh! Barangkali inilah sebabnya mengapa
Paulus menuliskan perintah ini di tengah pembahasan tentang Perjamuan
Tuhan kepada gereja Korintus:

“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu


berguna. “Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala
sesuatu membangun. Jangan seorangpun yang mencari keun-
tungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keun-
tungan orang lain. (1 Korintus 10:23-24)

Dan lagi, Paulus berkata kepada gereja Filipi:

Biarlah masing-masing memandang orang lain lebih baik dan lebih


tinggi dibanding dirinya sendiri [pikirkan satu sama lain lebih tinggi
daripada yang kamu pikirkan tentang dirimu sendiri]… Biarlah
sikap dan tujuan dan pikiran [yang rendah hati] yang ada di dalam
Kristus Yesus ini ada di dalam dirimu. (Filipi 2:3, 5 AMPC)

Inilah pola pikir yang Yesus miliki, inti dari apa yang memotivasi-Nya
datang dan menyerahkan hidup-Nya bagi kita. Dia bisa saja memanggil
satu pasukan malaikat untuk membebaskan-Nya dari tangan orang-orang
yang mengeksekusi-Nya, namun Dia menaruh kita dalam pikiran-Nya.
Dia lebih peduli keselamatan kita daripada keselamatan-Nya sendiri.
Inilah kabar baiknya: Ketika kita sebagai individu berjalan dalam
ketaatan pada firman Allah, pada akhirnya kita akan diberkati. Mungkin
kita melewati ketidaknyamanan dan bahkan masa-masa sulit karena keti-
daktaatan beberapa orang dalam tubuh Kristus, namun pada akhirnya
kita akan sejahtera.
Elia adalah satu contoh yang mengalami penderitaan demikian
karena perilaku orang-orang lain. Karena dosa Ahab dan Izebel yang
terus-menerus, juga karena kelalaian bangsa Israel terhadap dosa, tidak
56 MEMBUNUH KRYPTONITE

ada hujan di bumi selama bertahun-tahun. Elia tidak memiliki makanan


berlimpah, seperti yang dinikmati orang-orang pada masa pemerintah-
an Raja Daud dan Raja Salomo. Malahan ia harus makan roti dan daging
yang dibawa kepadanya oleh burung gagak selama bertahun-tahun — itu
tidak lezat! Itu adalah satu makanan yang monoton tanpa sayur, madu,
jus, atau banyak makanan lezat yang tersedia pada masa kelimpahan.
Ini adalah kemelaratan baginya karena tindakan-tindakan orang lain.
Tetapi Elia adalah satu bagian dari satu negara, satu bangsa, dan satu
tubuh. Ketaatannya pada akhirnya membawa perubahan dan… hujan.
Ini memberkati negeri itu dan pada akhirnya, ia sendiri diberkati.

Perjanjian Damai

Jika kita melihat pada peristiwa lain sebelum masa Elia, lagi-lagi kita meli-
hat banyak orang yang menderita karena perbuatan beberapa orang. Israel
sedang di padang gurun, berkemah di Belukar Akasia. Kita membaca:

Beberapa orang mencemarkan diri mereka dengan berzina dengan


perempuan-perempuan Moab. Perempuan-perempuan ini meng-
ajak mereka menghadiri korban sembelihan bagi allah mereka,
sehingga bangsa Israel itu turut makan dari korban itu dan menyem-
bah allah orang-orang Moab. Dengan cara ini, Israel turut menyem-
bah Baal-Peor, yang menyebabkan murka Tuhan menyala-nyala
terhadap umat-Nya. (Bilangan 25:1-3)

Lagi, perhatikan kata “beberapa orang”. Allah telah memerintah-


kan umat-Nya untuk tidak menyembah ilah-ilah lain, menyerahkan
diri mereka kepada perempuan-perempuan asing, atau berzina. Namun
tindakan ketidaktaatan beberapa orang membawa penghukuman kepada
seluruh jemaah (bangsa), dan kita tidak lagi melihat beberapa orang,
tetapi banyak orang terdampak oleh penghukuman ini.
JADILAH PERUBAHAN ITU 57

Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Tangkaplah semua


orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hada-
pan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang berny-
ala-nyala itu surut dari pada Israel”. (Bilangan 25:4)

Lagi, kita temukan perbuatan para pemimpin (beberapa orang)


menyebabkan murka cemburu Allah yang sengit menyala-nyala atas
seluruh orang Israel. Mereka adalah satu negeri, satu bangsa, dan satu
tubuh.
Kira-kira pada waktu itu, Musa mengeluarkan perintah untuk meng-
hukum para pemimpinnya, seorang pria Israel bernama Simeon memba-
wa seorang perempuan Midian bernama Kozbi ke dalam tendanya di
hadapan Musa dan semua umat itu. Ini merupakan ketidaktaatan kepada
firman Allah secara disengaja dan tak dapat diterima. Dengan segera,
Pinehas, anak Eleazar dan cucu laki-laki Harun, menyambar sebuah
tombak dan berlari ke tenda Simeon dan menikamkan tombak itu bukan
hanya kepada Simeon, tapi juga Kozbi, menghabisi keduanya dengan
satu tusukan. Lalu kita membaca, “Maka berhentilah tulah itu menimpa
orang Israel. Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu
orang banyaknya” (Bilangan 25:8-9). Sekali lagi, banyak yang meninggal;
banyak yang menderita; banyak orang yang dipengaruhi oleh perbuatan
beberapa orang. Bangsa itu satu di mata Tuhan.
Kemudian Allah menyatakan, “Pinehas, anak Eleazar, anak imam
Harun, telah menyurutkan murka-Ku dari pada orang Israel, oleh karena
ia begitu giat membela kehormatan-Ku di tengah-tengah mereka, sehing-
ga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburu-Ku” (Bilangan 25:10-
11). Hasrat Pinehas adalah hasrat Allah — kebaikan seluruh bangsa itu.
Pinehas adalah satu-satunya yang membawa perubahan kepada yang
lebih baik. Tidak diperlukan setiap orang, hanya satu orang.
Paulus adalah satu-satunya yang bergairah dengan hasrat Allah bagi
gereja di Korintus. Ialah satu-satunya yang membawa perubahan yaitu
58 MEMBUNUH KRYPTONITE

dengan berani menghadapi gereja itu dengan kebenaran. Ia mengambil


firman Allah — pedang Roh — dan menikam perbuatan satu orang yang
hidup dalam perzinaan. Dalam Perjanjian Lama, itu adalah pedang fisik;
dalam Perjanjian Baru dan saat ini, “pedang” itu keluar ketika kita dengan
berani berdiri dan mengatakan kebenaran, bahkan ketika orang-orang
lain memalingkan muka dengan telinga tuli dan mata buta terhadap dosa
yang dilakukan seseorang atau beberapa orang dalam satu komunitas.
Orang terakhir yang dipikirkan Paulus adalah dirinya sendiri. Ia
bertindak sama dengan teman Navy SEAL saya. Ia menempatkan kebaikan
orang lain sebelum kenyamanan dan popularitasnya sendiri. Bahkan ia
mengambil risiko menghadapi penolakan total dari gereja Korintus. Ia
menyala-nyala bagi mereka, sekalipun situasinya berbalik bahwa sema-
kin ia mengasihi mereka, mereka semakin kurang mengasihinya.
Pinehas tidak perduli dengan dirinya sendiri; ia tahu ia bisa saja
dituduh bertindak kasar, kejam, tidak simpatik, terbelakang, ekstrem
dalam kepercayaannya, atau kuno. Ia hanya seorang diri dan tak ada orang
lain yang bergerak. Apa yang akan dipikirkan, dikatakan atau dilakukan
orang-orang? Semua ini tidak penting. Sang pemazmur berkata, “Pinehas
berani bertindak” (Mazmur 106:30). Ia berhasrat pada Allah dan untuk
apa yang diperdulikan Allah — umat-Nya. Ia mengasihi komunitas itu. Ia
adalah sang agen perubahan!
Sekarang lihatlah apa yang Allah katakan mengenai dia:

“Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya


perjanjian keselamatan yang dari pada-Ku untuk menjadi perjanjian
mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunan-
nya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah menga-
dakan pendamaian bagi orang Israel”. (Bilangan 25:12-13)

Pernyataan ini mencolok bagi saya setelah beberapa tahun saya bela-
jar Alkitab. Bukan hanya Musa yang menulis tentang itu, tetapi juga sang
JADILAH PERUBAHAN ITU 59

pemazmur yang kemudian menekankan upahnya:

Tetapi Pinehas berdiri dan menjalankan hukum, maka berhentilah


tulah itu. Hal itu diperhitungkan kepadanya sebagai jasa turun-te-
murun, untuk selama-lamanya (Mazmur 106:30-31).

Saya ingat kekaguman yang saya rasakan ketika pertama kali melihat
upah besar bagi anak muda ini yang mengambil risiko untuk berdiri bagi
sesuatu yang menyenangkan Tuhan. Bukan hanya satu hadiah temporer,
tapi satu hadiah kekal, sesuatu yang dimeteraikan dengan satu perjanji-
an. Ingatlah, Allah tidak pernah membatalkan perjanjian-Nya. Upah ini
begitu besar, tidak hanya berdampak kepadanya, tetapi semua anak-anak-
nya dan cucu-cucunya hingga pada generasi-generasi setelah mereka —
termasuk generasi kita! Seluruh generasi berikut akan beroleh upah dari
kerelaannya berdiri bagi apa yang benar di mata Tuhan.
Ketika saya melihat contoh Pinehas ini, saya berniat akan selalu
mengatakan kebenaran, bahkan jika hasilnya adalah satu kehilangan akan
kasih seperti yang dialami Paulus. Saya dapat melihat upah yang besar
bukan hanya untuk saya, namun juga bagi Lisa dan anak-anak kami dan
anak-anak mereka hingga seluruh generasi mendatang. Itu akan menja-
di satu perjanjian damai, sesuatu yang tidak akan pernah putus, suatu
berkat yang bertahan selamanya dari generasi ke generasi.
Begitulah, sangat bersukacita bagi saya melihat betapa giatnya anak-
anak kami melayani Tuhan. Saya meninggalkan rumah untuk membe-
ritakan Injil setidaknya separuh waktu setiap tahunnya ketika mereka
bertumbuh. Namun, nampaknya perjanjian damai yang Allah janjikan
kepada orang-orang yang akan menjadi agen-agen perubahan memeli-
hara dan melindungi anak-anak kami. Saya mengharapkan berkat yang
sama juga bagi cucu-cucu kami.
Apakah ada satu berkat tersembunyi dalam mengindahkan kebe-
naran yang telah kita singkapkan sejauh ini? Ya, itu adalah perjanjian
damai yang dijanjikan bukan hanya bagi Anda, tetapi juga bagi keturunan
Anda, sepanjang Anda adalah suara perubahan — selama Anda bergiat
untuk jalan-jalan Tuhan, sekalipun orang-orang lain tidak.
Apakah kita sama-sama melihat betapa lebih baik berbicara menggu-
nakan pedang Roh dalam kasih daripada tetap diam dan menonton dosa
menang dan menjalar ke seluruh komunitas orang percaya?
Bagi saya jawabannya jelas, tetapi saya menyerahkan keputusan pada
Anda.

Ambil Tindakan
Inilah kabar baik yang Anda tunggu-tunggu: Mengambil satu pendirian
yang teguh demi kebenaran, ketika dilakukan dalam kasih untuk Tuhan
dan umat-Nya, menempatkan Anda dalam persekutuan dengan orang-
orang yang menerima janji-janji berkat perjanjian kekal dari Allah yang
menentukan bukan hanya masa depan mereka, namun juga masa depan
keturunan mereka.
Dapatkah Anda memikirkan hal lain apa pun yang lebih hebat yang
dapat Anda lakukan demi anak-cucu Anda? Tidak ada warisan dunia fisik
yang membawa janji itu — uang bisa habis sia-sia dalam satu atau dua
generasi. Tidak ada kumpulan pengetahuan atau hikmat yang mungkin
diturunkan kepada generasi sebanyak itu. Hanya warisan yang didasar-
kan pada satu janji akan kesetiaan Allah yang dapat berdampak selama
itu.
Warisan apa yang Anda ingin tinggalkan bagi generasi-generasi
mendatang? Bagaimana Anda ingin dikenang di bumi, dan bagaimana
Anda ingin dikenal di surga? Kunci terbesar agar kerinduan ini terjadi
ialah seberapa teguh Anda akan berdiri bagi kasih dan kebenaran selama
tahun-tahun singkat Anda di bumi.
6

MOTIVASI

Baru-baru ini, saya mengalami kesulitan dalam mengirim pesan dari


iPhone saya. Saya mencoba segalanya untuk memperbaiki masalah itu,
dari menutup aplikasi, mematikan telepon saya dan menghidupkannya
kembali, segala cara untuk “keluar paksa”: tindakan yang Anda lakukan
ketika takada cara lain yang berfungsi. Kemudian saya lanjutkan pada
banyak langkah yang lebih rumit, tetapi tidak ada kelegaan dari masalah
yang mengganggu itu.
Pengalaman ini menegaskan seberapa bergantungnya kita dan betapa
pentingnya telepon pintar dalam kehidupan setiap hari. Hal itu terjadi
ketika anak bungsu kami sedang berada di India berbicara di sebuah
konferensi dan mendistribusikan buku kepada para pendeta dan para
pemimpin. Ia menghadapi beberapa kesulitan dan mengirim pesan
kepada saya, tetapi saya tidak dapat membalas pesannya selama berjam-
jam sehubungan karena kesalahan pada telepon seluler saya. Diperlukan
lebih dari lima belas menit untuk mengetik satu atau dua kalimat, kemu-
dian telepon akan tiba-tiba kembali ke aplikasi, kehilangan semua yang
diketik, dan saya harus mulai semua proses itu lagi. Saya berhasil mengi-
rim satu pesan pendek kepadanya dalam empat jam. Saya ingin menga-
takan lebih banyak, tetapi tidak bisa. Tak perlu diucapkan, saya sangat
frustrasi.
62 MEMBUNUH KRYPTONITE

Akhirnya, saya membawa telepon saya kepada ahlinya — para tek-


nisi yang mengerti jauh lebih banyak tentang bagaimana cara kerjanya.
Saya telah berusaha memecahkan masalahnya selama berhari-hari, tetapi
mereka menemukan akar masalahnya dalam kurang dari lima belas
menit. Dalam beberapa jam, saya sekali lagi mengirimkan pesan tanpa
masalah apa pun. Rupanya saya telah melakukan sesuatu secara tidak
sengaja yang membuat sistem kerja telepon saya jadi macet.
Bagaimana seandainya saya tidak mencari solusinya? Bagaimana jika
saya tidak ambil waktu untuk berkonsultasi dengan para ahlinya? Saya
masih akan menggunakan telepon itu jauh di bawah level fungsi yang
dimaksudkan, dan dengan tragis, menghabiskan banyak waktu. Itu akan
menghambat komunikasi saya dengan keluarga, tim dan teman-teman
saya.
Mari maju selangkah lagi. Sekiranya saya tidak pernah punya penga-
laman realitas mengirim pesan? Tiga puluh tahun lalu, saya bahkan tidak
tahu apa itu pesan teks, apa lagi telepon pintar. Hanya seratus tahun lalu,
bahkan tidak ada panggilan telepon antar benua; itu tidak ada. Saat itu,
saya akan bersukacita bekerja empat jam hanya untuk mengirim satu
pesan instan kepada putra saya di India. Komunikasi apa punakan lebih
baik daripada sama sekali tidak ada komunikasi.
Tanpa mengetahui apa yang tersedia bagi saya, saya tidak akan sebe-
gitu giat mencari solusi dan menembus kesulitan-kesulitan yang mengha-
langi jalan saya. Tetapi dengan iPhone,saya telah mengalami manfaatnya,
jadi pengetahuan inilah yang menyebabkan level frustrasi saya begitu
tinggi.
Tanpa mengenali potensi kita, akan ada satu ketiadaan keinginan
dan dorongan untuk mencapai sesuatu. Kebanyakan kita tidak menge-
tahui kekuatan dari satu unit militer yang bersatu, seperti yang dimili-
ki teman Navy SEAL saya. Dapatkah Anda bayangkan jika ia melakukan
satu kesalahan yang mengakibatkan kegagalan di peletonnya? Ia bukan
hanya merasa jengkel… tapi mungkin mati.
MOTIVASI 63

Kembali pada kisah Perjanjian Lama, dapatkah Anda bayangkan


level kejengkelan bangsa Israel kepada Akhan? Mereka telah menga-
lami sukses besar dalam pertempuran Yerikho, tetapi setelah Ai, mereka
menghadiri pemakaman tiga puluh enam orang teman dekat dan meng-
hibur keluarga-keluarga dari prajurit-prajurit yang meninggal itu.
Dapatkah Anda bayangkan frustrasi Paulus ketika melihat orang-
orang Korintus yang dikasihinya menderita akibat buruk dari kryptonite
rohani — kelemahan, penyakit yang tak tersembuhkan, dan kematian
dini? Ia sangat menyadari potensi mereka, tetapi mereka buta terhadap
hal itu. Pilihan-pilihan pribadi mereka lebih penting dari pada kebaikan
yang lebih besar dari komunitas itu.
Bagaimana dengan Anda? Dan bagaimana dengan komunitas Kristen
di mana Anda merupakan bagian darinya? Saya membayangkan bahwa
alasan Anda membaca pesan yang menantang ini adalah karena Anda tahu
ada lebih banyak lagi pada pengalaman orang Kristen. Allah telah mene-
mpatkan kerinduan ini di dalam hati Anda. Anda lebih tertarik menjalani
satu kehidupan yang penuh dalam hadirat-Nya dan menyaksikan trans-
formasi rohani yang dinamis dalam komunitas Anda daripada meng-
hindari kebenaran yang menimbulkan ketidaknyamanan sementara.

Terangmu Telah Datang

Ada dua keuntungan besar yang dihasilkan studi kita dalam buku ini:
yang pertama secara signifikan akan menambah efektifitas komunitas
Anda, dan yang kedua secara pribadi akan meningkatkan produktivi-
tas, pemenuhan dan keintiman Anda dengan Allah yang semakin besar.
(Hingga titik ini fokus kita adalah pada komunitas, tetapi pada akhirnya
kita akan mengalihkan fokus kembali kepada Anda sebagai satu pribadi).
Apa yang seharusnya menjadi visi kita bagi komunitas kita? Sama
seperti contoh tentang iPhone saya, jawaban pada pertanyaan ini akan
menyalakan kerinduan dan motivasi untuk terus-menerus mencari dan
64 MEMBUNUH KRYPTONITE

memperbaiki apa yang menghambat kita dari potensi kita.


Yesaya bernubuat:

Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan


kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan
menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi
terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata
atasmu. (Yesaya 60:1-2)

Hal pertama yang ingin saya tunjukkan ialah bahwa Yesaya tidak
sedang merujuk pada surga. Ia juga tidak sedang berbicara tentang pemer-
intahan Kristus selama seribu tahun — periode waktu ketika Yesus akan
memerintah di bumi ini selama seribu tahun, seperti digambarkan dalam
kitab Wahyu. Sang nabi juga tidak sedang mengacu pada langit dan bumi
yang baru yang dinubuatkan Petrus dan penulis-penulis Alkitab yang
lain. Tidak, ia sedang menggambarkan periode waktu ketika kegelapan
akan menutupi bumi ini. Jadi nubuatan ini tentu saja bisa, dan saya meya-
kini ini, berbicara tentang zaman kita.
Menurut sang nabi, kegelapan yang pekat akan berada di atas bang-
sa-bangsa, bukan hanya dalam pengertian geografis, tetapi seluruh bumi.
Kita sedang hidup dalam satu waktu ketika kegelapan sedang berkem-
bang lebih pekat. Kita sedang menyimpang lebih jauh dan makin jauh
dari hati Pencipta kita. Saya tidak sedang berbicara hanya tentang orang-
orang ateis, agnostik, dan penganut kultus, tetapi tentang banyak orang
yang mengaku Kristen. Inilah waktu yang dikatakan Paulus secara
khusus, “Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi meneri-
ma ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut
kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya” (2 Timotius 4:3).
Kemudian ia meratap, “Mereka akan memalingkan telinganya dari kebe-
naran” (ayat 4).
Dalam periode waktu ini, Yesaya mengatakan bahwa orang-orang
MOTIVASI 65

percaya yang otentik akan bersinar — menonjol. Pikirkanlah hal itu


demikian: Jika Anda melangkah ke dalam satu ruangan gelap dan menekan
tombol saklar lampu, kegelapan segera terusir. Kegelapan tidak dapat
mengalahkan terang; apakah Anda pernah mendengar sebuah lampu
gelap? Tidak, hanya ada lampu senter, karena tak perduli seberapa gelap
pun, terang mengalahkan dan mengusir kegelapan.
Yesus mengatakan bahwa kita adalah terang dunia. Kita harus
bersinar, kita harus lebih kuat dari kegelapan, tetapi bagaimana caranya
dan seperti apakah itu? Menurut Yesaya, kita harus bersinar dalam suatu
cara hingga orang-orang yang tidak percaya akan melihat kemuliaan-Nya.
Kata Ibrani untuk “kemuliaan” ialah kabod, yang berarti semarak,
kebesaran, kekayaan, kehebatan, kelimpahan, kehormatan, kemuliaan
dan keagungan. Pikirkanlah sejenak tentang apa yang sudah disebut-
kan. Ketika Alkitab berbicara tentang kemuliaan Allah, itu mengacu
pada semarak Allah, kebesaran Allah, kekayaan Allah, kehebatan Allah,
kelimpahan Allah, kehormatan Allah, dan kedahsyatan Allah. Kata yang
terakhir “kedahsyatan” atau “bobot” bukan menunjukkan sebutan-se-
butan ini memiliki keterbatasan, tetapi sebaliknya memiliki kekuatan
penuh. Sederhananya, itu adalah bobot dari kebesaran-Nya.
Paulus menuliskan bahwa Allah telah menempatkan pengetahuan ini
“di dalam hati kita sehingga kita dapat mengetahui kemuliaan Allah” (2
Korintus 4:6). Ia lanjutkan dengan berkata:

Sekarang kami memiliki terang yang bercahaya ini di dalam hati


kami, tetapi kami sendiri sama seperti bejana tanah liat yang rapuh
yang berisi harta karun. Ini menyatakan dengan jelas bahwa kekua-
tan kami yang besar berasal dari Allah, bukan dari diri kami sendiri.
(2 Korintus 4:7)

Perhatikanlah kata-katanya, “kekuatan kami yang besar”. Semarak,


kebesaran, kekayaan, kelimpahan, kehormatan, dan keagungan Allah
66 MEMBUNUH KRYPTONITE

bersinar dalam hati kita dengan kekuatan yang penuh. Inilah sebabnya
ia berkata, “kekuatan kami yang besar berasal dari Allah, bukan dari diri
kami sendiri”. Kita sedang membicarakan kuasa di sini — kuasa untuk
menembus kegelapan apa pun yang akan berusaha menghalangi misi
kita.
Ketika satu peleton Navy SEAL pergi untuk satu misi, mereka tidak
berencana kembali karena kalah, dan biasanya mereka tidak kalah. Kita
memiliki satu janji yang lebih pasti dari seorang Navy SEAL! Dan itu
didukung oleh kuasa yang jauh lebih besar untuk berhasil!
Untuk menolong menjaga pengertiannya jelas secara terus-me-
nerus sepanjang sisa buku ini, saya akan sering-sering merujuk pada
“kemuliaan-Nya” sebagai “kebesaran-Nya” (tetapi tetap ingat arti kata-ka-
ta lainnya yang telah saya daftarkan pada paragraf di atas).
Yesaya mengatakan bahwa realitas kebesaran-Nya akan bangkit atas
kita, bukan turun atas kita. Bangkit dari mana? Dari hati kita! Ingatlah,
“kita memiliki harta ini dalam bejana tanah liat” (ayat 7).
Maka saya bertanya, “Mengapa kebesaran-Nya yang luar biasa tidak
dinyatakan melalui kita kepada komunitas kita? Mengapa begitu banyak
orang lemah, sakit, dan bahkan meninggal secara dini? Apakah itu karena
kita mentolerir kryptonite rohani?”

Potensi Komunitas

Apa yang mungkin menjadi potensi positif dari komunitas masa kini?
Pikirkanlah permulaan gereja. Pada hari Pentakosta, para murid, yang
berjumlah sekitar 120 orang, sedang bersembunyi dalam satu ruangan.
Kita diberi tahu bahwa mereka “satu hati.” Apa yang mempermudah kesa-
tuan ini? Ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Dia mengatakan
sekurangnya lima ratus orang percaya pergi ke ruang atas dan menan-
tikan janji Bapa (lihat 1 Korintus 15:6 dan Lukas 24:33-53). Mengapa
hanya tersisa 120 orang hanya sepuluh hari kemudian? Mengapa tidak
MOTIVASI 67

semuanya mereka menanti, dan apa yang terjadi kepada 380 orang lain-
nya? Mereka tidak lagi diceritakan, hanya disebutkan bahwa beberapa
orang masih tetap hidup pada tahun 56 M, masa ketika Paulus menulis
surat kepada jemaat Korintus. Yang kita tahu pasti ialah bahwa mereka
tidak menantikan janji Bapa di Yerusalem, yang telah Yesus perintahkan
(lihat Kisah Para Rasul 1:1-15).
Mungkinkah yang 380 orang ini melihat perintah-Nya sebagai pilih-
an yang boleh ditaati atau tidak, hanya sebuah usul yang baik? Atau
mungkinkah mereka berpikir bahwa terlalu sulit memenuhi permintaan
itu? Barangkali mereka percaya mereka dapat melayani Dia menurut cara
yang cocok menurut mereka. Saya yakin beberapa orang bahkan pergi
mengkhotbahkan kebangkitan.
Namun, Roh Allah, yang juga dirujuk sebagai Roh kemuliaan (lihat
1 Petrus 4:14), tidak memenuhi mereka. Yang ke 120 orang itulah yang
dibaptis dengan keagungan Roh Allah. Apa yang membuat mereka
bersatu? Bukan karena mereka berpegang pada pendapat sendiri, yang
mungkin menggambarkan yang 380 orang. Saya percaya itu karena keta-
atan mereka yang pasti kepada firman Allah, yang tidak mereka lihat
bersifat pilihan.
Kemuliaan Allah (yang mencakup kekuatan-Nya) memenuhi mereka
dan pada hari itu juga, lebih dari tiga ribu orang dilahirkan kembali!
Mereka tidak menyebarkan pamflet, beriklan di majalah-majalah Yahudi,
menggunakan strategi sosial media massa, atau memenuhi siaran radio
dengan iklan. Faktanya, tidak ada pertemuan yang dijadwalkan. Namun
keagungan Allah dinyatakan kepada seluruh kota.
Tak lama kemudian, lima ribu laki-laki lainnya, perempuan dan
anak-anak tidak dihitung, dilahirkan kembali setelah seorang laki-la-
ki yang terlahir lumpuh melompat-lompat dan berlari memasuki bait
Allah. Realitas yang mengejutkan dengan orang banyak yang ditobat-
kan ini ialah bahwa Petrus dan Yohanes bahkan tidak punya waktu untuk
memberikan suatu undangan untuk keselamatan — mereka ditangkap
sebelum dapat melakukannya!
68 MEMBUNUH KRYPTONITE

Seluruh kota Yerusalem sedang gempar atas apa yang terjadi. Mereka
semua mendengar bunyi seperti suatu angin besar. Penduduk kota itu
mendengar para murid mengucapkan pernyataan-pernyataan luar biasa
tentang kebesaran Allah dalam bahasa-bahasa dan dialek-dialek asing
yang tidak pernah mereka pelajari sebelumnya. Setiap orang melihat
mukjizat-mukjizat hebat dilakukan di dalam nama Yesus.
Beberapa hari kemudian, mereka semua berdoa sebagai satu komu-
nitas dan seluruh bangunan di mana mereka berkumpul bergoyang.
Alkitab tidak melebih-lebihkan. Jika dikatakan bangunannya bergoyang,
memang pastilah bergoncang. Itu adalah kuasa, kelimpahan, dan kesem-
buhan yang besar yang mengalir dari orang-orang percaya ini.
Laporannya ialah, “Tidak ada seorangpun yang berkekurangan di
antara mereka” (Kisah Para Rasul 4:34). Kita melihat Petrus melangkah
di jalan-jalan, bukan satu jalan saja, tetapi di jalan-jalan dan semua orang
sakit dan lemah dibaringkan di jalan-jalan itu hanya untuk mendapatkan
bayangannya dari jauh, dan Alkitab melaporkan, “Mereka semua disem-
buhkan” (Kisah Para Rasul 5:16). Itulah keagungan Allah! Ini seperti
seorang percaya berjalan melintasi lorong-lorong suatu rumah sakit dan
menyembuhkan setiap orang sakit.
Kitab Suci juga memberitahu kita bahwa seorang laki-laki dan isteri-
nya bertindak dengan tidak hormat dengan berdusta kepada seorang
pendeta pada salah satu kebaktian mereka dan tersungkur mati. Laporan
tentang kematian ini tersebar ke seluruh kota dan menyebabkan “ketakut-
an yang besar” meliputi setiap orang yang mendengarnya, tetapi orang-
orang itu sangat menghormati para murid itu (lihat Kisah Para Rasul
5:1-13). Rasa takut yang benar ini tidak membawa orang-orang menjauh;
sebaliknya, sejumlah besar orang datang: “Dan makin lama makin
bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki
maupun perempuan” (Kisah Para Rasul 5:14).
Ini tidak terbatas hanya di Yerusalem. Para pengikut Yesus bersak-
si dengan berani dan seluruh kota diselamatkan dan disembuhkan.
MOTIVASI 69

Filipus, seorang laki-laki yang mempersiapkan meja bagi janda-janda di


suatu restoran, pergi ke satu kota di Samaria. Kita diberi tahu, “Sebab
dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil
berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang
timpang yang disembuhkan. Maka sangatlah besar sukacita dalam kota
itu” (Kisah Para Rasul 8:7-8). Seorang tukang sihir terkenal “takjub
ketika ia melihat tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat besar yang terja-
di” (ayat 13). Seluruh kota mengetahui tentang Yesus atau datang pada
keselamatan.
Kita baca di peristiwa lainnya bahwa Petrus langsung menyembuh-
kan seorang lumpuh yang telah terbaring di tempat tidur selama delapan
tahun. Kitab Suci mencatat bahwa setelah itu, “Semua penduduk Lida
dan Saron melihat dia, lalu mereka berbalik kepada Tuhan” (Kisah Para
Rasul 9:35). Bukan hanya satu kota, tetapi dua kota, dan kita diberi tahu
secara khusus, “semua penduduk” diselamatkan.
Di Yope, seorang perempuan bernama Tabita dibangkitkan dari
kematian, dan berita itu tersebar ke seluruh kota — malahan kota lain
dipengaruhi seluruhnya.
Petrus pada akhirnya ditangkap, tetapi seorang malaikat masuk ke
dalam penjara dengan penjagaan keamanan maksimum dan mengeluar-
kannya pada tengah malam.
Seorang penguasa ditampar mati dan dimakan cacing-cacing karena
tidak memberikan kemuliaan kepada Allah. Keagungan Allah menelan-
jangi kegelapan di seluruh negeri. Tidak ada tempat untuk melarikan diri
dari terang!
Mukjizat, kuasa yang besar, dan individu-individu yang diselamat-
kan mulai menyebarkannya kepada komunitas-komunitas dan kota-kota
bukan Yahudi. Faktanya, kita diberi tahu pada suatu titik bahwa “sehing-
ga semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi
maupun orang Yunani” (Kisah Para Rasul 19:10). Ini bukan hanya bebe-
rapa kota besar atau bahkan sejumlah kota kecil, tetapi seluruh wilayah.
70 MEMBUNUH KRYPTONITE

Dan semua orang mendengar! Mereka tidak memiliki media sosial seper-
ti Facebook, Instagram, atau Twitter. Tidak ada halaman situs apa pun,
komunikasi satelit, televisi atau radio. Tidak ada mobil atau bahkan
sepeda sehingga orang-orang dapat berkumpul dengan mudah! Namun
setiap orang di seluruh wilayah itu mendengar firman Tuhan! Inilah yang
terjadi ketika gereja menjadi satu — ketika firman Allah dijadikan yang
utama dalam komunitas-komunitas Kristen kita.
Ini adalah keagungan ilahi yang menjelma di antara gereja mula-mu-
la. Namun, pada bab berikutnya kita akan melihat bahwa rencana Allah
bagi generasi kita bahkan lebih besar. Apa yang mereka alami pada gereja
mula-mula bahkan belum mendekati keagungan ilahi dan kuasa yang
akan mengantarkan kedatangan Tuhan dan Raja kita, Yesus Kristus!

Ambil Tindakan

Ketika kita lihat mukjizat-mukjizat yang luar biasa dalam Perjanjian


Baru, mungkin mudah untuk berpikir, Baiklah, mereka itu hebat, tetapi
seseorang seperti saya tidak akan pernah dapat melakukan hal-hal seperti
itu. Itulah sebabnya pesan dalam pasal ini sangat penting — tanda-tan-
da dan mukjizat tidak terjadi karena orang-orang itu sangat istimewa. Itu
terjadi karena orang-orang biasa ini benar-benar percaya dan taat, meng-
akibatkan keagungan Allah bangkit di dalam mereka.
Jika keagungan Allah bisa bangkit dalam diri mereka — orang-orang
bermulut besar, tak berpendidikan, muda, tak berpengalaman, orang-
orang yang dianggap melakukan pekerjaan dunia, pekerjaan biasa —
maka kita dapat tahu bahwa tidak ada standar dunia yang membuat kita
memenuhi kualifikasi untuk membawa keagungan surgawi. Itu hanya
soal pertanyaan seberapa setia kita akan mempercayai dan mengikuti
firman Allah.
Apakah Anda percaya bahwa adalah mungkin untuk kembali meli-
hat mukjizat-mukjizat ini, dan bahkan lebih banyak lagi? Jika gereja
MOTIVASI 71

Anda mulai melihat hal-hal ini terjadi, akankah Anda terjun ke dalamnya
dengan sepenuh hati? Apakah Anda ingin menerima semua yang Allah
ingin berikan kepada Anda? Nyatakanlah jawaban-jawaban ini sebagai
satu doa kepada Allah. Lalu bertobatlah untuk apa pun yang Anda anggap
diri Anda tidak memenuhi kualifikasi atau tidak layak dalam hidup ini.
Serahkan segala kekuatiran Anda kepada Allah, dan persembahkanlah
diri Anda kepada-Nya atas segala yang Dia miliki untuk Anda.
7

KUASA SATU

Sebelum disalibkan, Yesus memiliki kesempatan berdoa untuk yang terak-


hir kalinya bukan hanya bagi kelompok-Nya, namun juga bagi kita semua.
Dia mengawali permintaan-Nya dengan, “Dan bukan untuk mereka ini
saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku
oleh pemberitaan mereka” (Yohanes 17:20). Tak dapat disangkal, Dia
mengikutkan Anda dan saya. Kita mengenal Yesus melalui pemberita-
an mereka, baik secara langsung dengan membacanya atau secara tidak
langsung di mana seseorang memberitahu kita apa yang dituliskan oleh
murid-murid ini.
Yesus adalah Anak Manusia, karena itu, Dia mempunyai otoritas
untuk meminta agar kehendak Allah terjadi di bumi sama seperti di
surga. Dengarlah apa yang Dia doakan:

Aku berdoa supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti


Engkau dan Aku adalah satu — karena Engkau di dalam Aku, Bapa,
dan Aku di dalam Engkau. Dan kiranya mereka juga di dalam Kita,
supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau
berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita
adalah satu. (Yohanes 17:21-22)
74 MEMBUNUH KRYPTONITE

Doanya adalah bahwa kita akan menjadi satu, sehingga dunia akan
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat semua manusia. Apa
yang akan membawa pesan ini pada dunia kita? Jawabannya tak ada
selain kemuliaan-Nya. Ini sangat penting bagi misi kita. Dia telah menye-
diakan kemuliaan-Nya (keagungan-Nya yang disingkapkan) bagi mereka
yang satu, namun di sini kuncinya ialah: menjadi satu di dalam Dia sama
seperti Dia adalah satu dengan Bapa.
Bagaimana Dia satu dengan Bapa? Dia berulang kali membuat
pernyataan seperti, “Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melaink-
an kehendak Dia yang mengutus Aku” (Yohanes 5:30). Dan lagi, “Sebab
Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi
untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku” (Yohanes
6:38). Dan, “Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku” (Ibrani 10:7). Dia satu
dengan Bapa karena Dia mencari dan mengerjakan apa yang diinginkan
Bapa-Nya, bahkan ketika itu tidak populer atau nyaman.
Hal yang sama juga berlaku bagi murid-murid yang pertama. Mereka
semua ada dalam satu hati pada hari ketika Allah menyatakan keagung-
an-Nya melalui mereka kepada dunia yang dikenal saat itu. Itulah 120
orang pengikut, bukan puluhan ribu orang yang telah mendengarkan
Yesus selama lebih dari tiga tahun pelayanan-Nya. Itu bukanlah 380
orang yang melihat-Nya dalam tubuh kebangkitan-Nya, namun meman-
dang firman-Nya sebagai sesuatu yang bersifat pilihan. Itulah mereka
yang bersatu dalam iman.
Paulus meminta, bahkan memohon kita semua: “Dan berusahalah
memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:3).
Kemudian ia memberitahu tentang karunia-karunia yang telah diberikan
Yesus secara khusus kepada gereja — rasul-rasul, nabi-nabi, para pembe-
rita Injil, para gembala dan para pengajar. Tanggung jawab mereka ialah
untuk membangun gereja dengan satu misi yang telah ditargetkan:
KUASA SATU 75

Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan


yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus. (Efesus 4:13)

Misi atau tujuan kita tidaklah berbeda dengan gereja mula-mula:


menjadi satu dan sesudah itu menjadi seorang yang menyatakan keagung-
an (kemuliaan) Allah. Tidak ada cara lain! Generasi kita harus menja-
di satu — dipersatukan dalam iman dan pengetahuan kita. Satu-satunya
jalan kepada kesatuan yang benar tidak berbeda dengan yang dilakukan
Yesus atau para murid: ketaatan kepada firman Allah.
Pikirkanlah: Ketika Israel bersatu, mereka mengalahkan Yerikho
dengan mudah. Ketika Israel bersatu di bawah pemerintahan Salomo,
mereka tak terkalahkan sebagai suatu bangsa dan masing-masing memi-
liki kehidupan yang berhasil dan puas hidup dalam suatu cara yang
dialami oleh beberapa generasi. Ada juga contoh-contoh lainnya, tetapi
poinnya jelas.
Di sisi lain, lihatlah hal yang sebaliknya. Ketika Paulus membahas
kryptonite rohani di Korintus, ia memulai pesannya dengan, “Sebab
pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul sebagai
Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku
percaya” (1 Korintus 11:18). Jelas, mereka tidak satu! Pertanyaan muncul:
Apa yang mencegah mereka menjadi satu? Itu karena mereka bermain
mata dengan kryptonite rohani — ketidaktaatan mereka kepada firman
Allah. Ini tidak ada bedanya dengan bagaimana ketidaktaatan Akhan
kepada firman Allah mengakibatkan Israel tidak lagi satu dan tak terka-
lahkan ketika mereka menggempur Ai.
Paulus kemudian mengubah haluan dan membuat satu pernyataan
yang terdengar berlawanan dengan intuisi:
76 MEMBUNUH KRYPTONITE

…Dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara kamu
harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu
yang berkenan kepada Allah! (1 Korintus 11:18-19)

Mengapa penting mengenali siapa yang berkenan kepada Allah?


Jawabnya penting untuk membuka jalan menuju kesatuan dalam iman
dan pengetahuan. Ini sama pentingnya dengan ketaatan mayoritas dan
ketaatan Akhan disingkapkan demi seluruh komunitas Israel dan misi
mereka. Ini sama pentingnya bagi 120 orang murid yang taat dan tak
tergoyahkan dipisahkan dari 380 orang yang bertindak menurut jalan
mereka sendiri. Dengan cara yang sama, itu penting bagi gereja di
Korintus. Mayoritas orang yang taat dan beberapa orang yang tidak taat
perlu ditonjolkan; jika tidak, jalan menuju kesatuan akan terhalang dan
karenanya menahan kemuliaan (keagungan) Allah dinyatakan di gereja
Korintus. Juga penting membawa satu pertolongan bagi para pengamat
yang tak bersalah dan tidak turut berlaku tidak hormat terhadap
Perjamuan Tuhan, tetapi yang secara pribadi menderita (mereka menjadi
lemah, sakit dan meninggal dini) karena beberapa orang bertindak tidak
sopan.
Paulus sangat sadar akan pentingnya menjadikan kesatuan sebagai
suatu prioritas. Ia tahu apa yang telah terjadi di Yerusalem, Samaria,
Antiokhia, dan kota-kota lain yang sepenuhnya dan seluruhnya dipen-
garuhi keagungan Allah. Inilah sebabnya ia bukan hanya memohon
kesatuan di gereja Korintus, tetapi juga mendesak hal yang sama bagi
orang-orang percaya di Efesus, Filipi, dan Kolose — sama seperti kepada
kita hari ini untuk menjadi satu. Dari teladan Yesus, kita tahu tidak ada
jalan lain terhadap kesatuan ini selain menaati firman Allah.
KUASA SATU 77

Lebih Besar

Lalu bagaimana dengan hari ini? Apakah kesatuan iman masih menja-
di tujuan? Mari saya mulai dengan membagikan satu pengalaman dalam
doa yang tidak akan pernah saya lupakan. Saya medengarnya dengan
begitu jelas, “Nak, kitab Kisah Para Rasul akan terlihat seperti sesuatu
yang tidak penting dibandingkan dengan apa yang akan Kulakukan di
dalam dan melalui gereja sebelum kedatangan Anak-Ku.”
Saya kaget. Sebenarnya, saya tidak percaya dengan apa yang saya
dengar. Saya menjawabnya dengan berkata, “Bapa, saya perlu tiga refer-
ensi dari Alkitab untuk mempercayai ini”. Menariknya, saya merasa tidak
senang dengan menanyakan ini. Kita harus menguji segala sesuatu (lihat 1
Tesalonika 5:21) dan kita diberi tahu, “Baru dengan keterangan dua atau
tiga orang saksi suatu perkara sah” (2 Korintus 13:1).
Salah satu dari referensi yang Dia tunjukkan pada saya ialah:

“Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi


maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang
indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku
akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN
semesta alam…. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian
akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semes-
ta alam”. (Hagai 2:6-7, 9)

Sedikit sejarah: Israel telah berada di dalam penawanan selama berta-


hun-tahun, awalnya kepada bangsa Babel dan kemudian kepada bangsa
Persia. Allah telah menaruh di dalam hati Raja Koresh dari Persia untuk
membebaskan orang-orang Yahudi yang ingin kembali ke negeri asal
mereka dan membangun kembali Bait Allah yang telah dihancurkan
oleh Nebukadnezar dan tentara Babel-nya. Banyak orang yang kembali
78 MEMBUNUH KRYPTONITE

ke negeri asalnya dan memulai pembangunan kembali dengan antusias,


tetapi kemudian pada akhirnya kehilangan minat karena gabungan
permasalahan pribadi dengan cemoohan penolakan dari penduduk
setempat. Diperlukan nubuatan dari nabi Hagai, Zakharia, dan para
pemimpin lain untuk menyalakan kembali kerinduan mereka untuk
bersatu dalam membangun kembali rumah Allah.
Begitupun, pertanyaan pentingnya ialah: Apakah sang nabi sedang
merujuk pada bait Allah yang pada akhirnya mereka selesaikan, atau
bait Allah yang lain? Kemudian Yesus berkata bahwa Dia akan “Rombak
Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”
(Yohanes 2:19). Meskipun Dia sedang berdiri di tengah-tengah bait Allah
secara fisik, Dia tidak merujuk kepadanya, melainkan bait yang adalah
tubuh-Nya. Apakah ini halnya di sini?
Para penafsir Alkitab dan sejarawan melaporkan bahwa bait Allah
secara fisik yang dibangun setelah tujuh puluh tahun penawanan tidak
melebihi keagungan bait Salomo, baik dalam penampilannya maupun
dalam perwujudan kehadiran Allah. Mengenai penampilan, bahkan ratu-
san tahun kemudian setelah Herodes memperluas bangunan itu, tetap saja
diyakini tidak lebih mulia dari bait Salomo yang asli. Mengenai kehadiran
Allah, ketika Salomo menahbiskan bait itu, kemuliaan Allah begitu besar
di mana suatu awan tebal memenuhi bangunan itu dan imam-imam tidak
dapat melanjutkan pekerjaan mereka. Sejarah tidak menunjukkan apa
pun yang sedramatis peristiwa ini dalam bait yang dibangun kembali itu.
Orang-orang Farisi salah mengerti pernyataan Yesus tentang meng-
hancurkan bait itu dan membangunnya kembali dalam tiga hari, karena
mereka mengira itu tentang bait Allah secara fisik. Bahkan, jika kita
membatasi pernyataan Hagai pada bait Allah secara fisik saja, kita juga
akan salah memahami artinya.
Bait apa yang dimaksudkannya, dan kapan periode waktunya? Paulus
berkata, “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu semua bersama-sama adalah
bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1 Korintus
KUASA SATU 79

3:16). Roh yang sama yang memenuhi bait Salomo hidup sepenuhnya di
dalam kita — secara bersama-sama. Saya percaya inilah bait Allah yang
dibicarakan oleh Hagai, dan gereja adalah bait Allah yang terkemudian;
kemuliaannya (keagungan dari kehadiran dan kuasa Allah) adalah lebih
besar daripada bait Allah secara fisik yang sebelumnya. Paulus menulis,
“Sebab, jika yang pudar itu disertai dengan kemuliaan, betapa lebihnya
lagi yang tidak pudar itu disertai kemuliaan” (2 Korintus 3:11).
Pikirkanlah tentang kemuliaan (keagungan dan kuasa) yang dinya-
takan di dalam Perjanjian Lama: wajah Musa begitu bersinar dengan
semarak keagungan Allah sehingga satu selubung harus ditaruh di atas
mukanya untuk meredupkannya. Ketika Kemah Pertemuan diban-
gun, kehadiran Allah menjelma dengan begitu hebatnya sehingga tak
seorang pun dapat mendekat. Setelah Salomo membangun dan menah-
biskan bait itu, sekali lagi kehadiran Allah dinyatakan begitu ajaib sehing-
ga para imam tidak dapat melanjutkan pelayanan mereka. Hadirat-Nya
yang mulia adalah sesuatu yang ajaib — benar-benar luar biasa, namun
menurut Paulus, “Sebenarnya apa yang dahulu dianggap mulia, jika
dibandingkan dengan kemuliaan yang mengatasi segala sesuatu ini, sama
sekali tidak mempunyai arti” (2 Korintus 3:10).
Tetapi bagaimana dengan periode waktunya — apakah Hagai sedang
membahas gereja dari awal hingga akhir? Dengan kata lain, apakah itu
dari masa kenaikan Yesus hingga masa kedatangan-Nya yang kedua kali?
Lihatlah lagi firman Allah sebagaimana dituliskan Hagai:

“Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi


maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang
indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku
akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN
semesta alam”. (Hagai 2:6-7)
80 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kemuliaan yang dia maksudkan terjadi pada masa periode ketika


kegoncangan terjadi. Penulis kitab Ibrani meneguhkan ini: “Waktu itu
suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan
janji: “Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja,
melainkan langit juga.” Ungkapan “Satu kali lagi” menunjuk kepada peru-
bahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya
tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan” (Ibrani 12:26-27).
Kitab Ibrani dituliskan pada tahun 68 M, lama sesudah peristiwa yang
saya kutip dalam bab sebelumnya, yaitu orang-orang sakit diletakkan di
jalan-jalan Yerusalem, kota-kota datang kepada Tuhan, seluruh wilayah
mendengar firman Allah, dan sebagainya. Karenanya, janji dalam Ibrani
tidak merujuk pada periode waktu di kitab Kisah Para Rasul melainkan
pada masa depan — periode waktu yang terakhir ketika seluruh cipta-
an akan digoncangkan. Ini pastilah akan menjadi generasi terakhir yang
akan melihat kembalinya Tuhan Yesus Kristus.
Satu pola yang dibangun dengan baik terlihat di seluruh Kitab Suci:
Allah selalu menyimpan yang terbaik untuk yang terakhir. Kita diberi tahu,
“Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya” (Pengkhotbah 7:8). Yesus
mempertontonkan pola ini dengan menyimpan anggur terbaik untuk
yang terakhir pada perkawinan di Kana. Kemudian, Dia memberitakan
bahwa “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga peker-
jaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang
lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12). Mengapakah yang “lebih besar”
akan datang setelah Yesus naik ke surga? Karena Dia selalu menyimpan
yang terbaik untuk yang terakhir.
Hal yang sama berlaku bagi gereja; akhirnya akan lebih baik daripa-
da awalnya. Kitab Kisah Para Rasul menunjukkan satu permulaan yang
luar biasa, jadi dapatkah Anda percaya bahwa akhir dari periode gereja
di bumi ini akan kurang mulia, kurang berkuasa, kurang berpengaruh
daripada permulaannya? Ingat, Paulus dengan tegas mengatakan, “iman
kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan
KUASA SATU 81

Allah,” dan lagi bahwa “Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan,
tetapi dari kuasa” (1 Korintus 2:5 dan 4:20). Kuasa adalah satu aspek besar
dari perwujudan kerajaan Allah di bumi.

Pemulihan

Ada lebih banyak lagi bagian Kitab Suci yang dipimpin Roh Kudus bagi
saya pada hari itu, namun jelaslah bahwa dari beberapa yang telah saya
bagikan bahwa visi kita sebagai orang percaya perlu diperluas — sebe-
narnya, bahkan melebihi apa yang kitabaca dalam kitab Kisah Para Rasul.
Adalah menarik untuk mencatat bahwa rasul Petrus, dipenuhi dengan
Roh Kudus menyatakan:

Dia akan mengutus Yesus kembali, yang dari semula diuntukkan


bagimu sebagai Kristus. Sebab Dia harus tinggal di surga sampai
waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.
(Kisah Para Rasul 3:20-21)

Mari lihat kata-kata ini lebih dekat. Pertama, Yesus harus tetap berada
di surga sampai sesuatu terjadi. Itu berarti Dia tidak dapat kembali sampai
apa yang telah dijanjikan Bapa terjadi. Apakah janji itu, yang juga dibica-
rakan oleh para nabi? Itu adalah pemulihan bait Allah. Dengan kata lain,
semarak, keagungan, kekayaan, kelimpahan, kehormatan, dan kemuliaan
Allah tidak lagi akan terbatas di bumi, melainkan dinyatakan pada keku-
atannya yang penuh di dalam dan melalui bait-Nya.
Apakah ini sedang terjadi saat ini? Apakah gereja begitu berkuasa
sehingga kita sedang melihat seluruh kota atau wilayah datang kepada
keselamatan? Apakah kita sedang melihat rumah sakit-rumah sakit
kosong? Apakah kita sedang melihat mata-mata yang buta terbuka, orang
yang lumpuh sejak lahir berjingkrak-jingkrak, melompat-lompat dan
82 MEMBUNUH KRYPTONITE

memuji Allah? Apakah bangunan-bangunan sedang bergoyang karena


kuasa doa-doa kita? Apakah kita sedang melihat kelimpahan yang sede-
mikian sehingga tidak ada kekurangan persediaan sumber daya di antara
para pelayan dan gereja-gereja untuk menjangkau yang terhilang di setiap
bangsa? Apakah tidak ada yang miskin di antara individu-individu di
dalam gereja? Mungkinkah inilah alasan mengapa nabi Hagai bertanya:

“Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini —Bait
ini— dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat
keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti
tidak ada artinya?” (Hagai 2:3)

Hagai menanyakan ini kepada orang-orang yang sedang berdiri di


hadapannya, namun sama seperti itu, Allah sedang menanyakan ini
kepada kita sekarang. Mari kita jujur: Dalam perbandingan dengan kitab
Kisah Para Rasul, perwujudan kehadiran-Nya yang sekarang kita alami
sepertinya tidak ada artinya sama sekali! Jika kita tidak melihat hal ini
dengan jelas, kita tidak akan bertekun mencari keagungan kuasa-Nya
untuk dipulihkan kepada gereja. Malahan, kita akan puas tetap sebagai
satu gereja yang tak berdaya.
Dapatkah kita berusaha menerima tidak adanya kesatuan yang
disuburkan oleh kryptonite yang mewabahi kita? Tolong, tolong dengar-
kan saya — kita harus terus berlari menuju tujuan menjadi satu di dalam
Dia, dan bahwa itu hanya dapat terjadi melalui kepercayaan dan ketaatan
pada firman-Nya.
Sekarang karena visi ke mana kita harus pergi sudah jelas, marilah
kita kembali mengidentifikasi kryptonite yang sedang menghambat
kemajuan kita, baik secara individu maupun sebagai satu komunitas
orang-orang percaya.
KUASA SATU 83

Ambil Tindakan
Sampai kita mengetahui apa yang mungkin terjadi, kita tidak dapat
merasa puas dengan sedikitnya yang kita terima sebagai hal yang normal.
Tetapi sekarang, dengan membaca bab ini, Anda tahu apa yang mungkin
terjadi, sehingga Anda menghadapi satu keputusan yang jelas: Menerima
kehidupan yang lemah dan tidak berdaya dari pengaruh terbatas yang
telah dikenal oleh gereja, atau merangkul suatu pengejaran seumur hidup
akan satu kehidupan penuh kuasa yang menampilkan keagungan Yesus
Kristus yang penuh.
Sampai Anda meyakini kemungkinan ini, Anda tidak dapat bertin-
dak. Tanpa tindakan, Anda akan hidup dalam ketidakberdayaan relatif
karena kealpaan. Ini artinya bahwa langkah pertama menuju tindakan
ialah memilih untuk berdiri teguh di dalam firman Allah dan visi-Nya
bagi hidup Anda.
Kitab Efesus memberitahu kita bahwa Yesus membersihkan kita
dengan firman-Nya, dan kita dapat menggunakan perkataan-perkataan
kita untuk berpartner dengan Dia dalam proses ini. Tuliskanlah deklara-
si tentang kehidupan yang penuh kuasa yang ke dalamnya Anda dipang-
gil — pernyataan-pernyataan seperti, “Yesus telah memenuhi aku dengan
kuasa Roh-Nya untuk mengubah duniaku”, atau “Allah membuat keagun-
gan-Nya bangkit dari dalam diriku untuk menjangkau yang terhilang”,
atau “Saya diurapi untuk mempengaruhi teman-temanku dan mengubah-
kan tempat kerjaku” — dan mulailah mendeklarasikan kebenaran-kebe-
naran ini atas diri Anda setiap hari. Lalu amatilah seraya keyakinan Anda
untuk bertindak akan terus-menerus bertumbuh hari demi hari.
BAGIAN 2
MENGIDENTIFIKASI Kryptonite
8

SEBUAH JANJI
PERNIKAHAN

Bisa jadi untuk beberapa bab berikut nampaknya kita akan membahas
sesuatu topik yang sepertinya tidak relevan, tetapi saya menjamin bagi
Anda bahwa setelah kita menegakkan beberapa kebenaran penting, kita
akan lanjutkan membahas kryptonite rohani yang mewabah di gereja.

Satu Pernikahan yang Khas

Pikirkanlah cerita ini, yang saya percaya menggambarkan eksklusifitas


sakral hubungan kita dengan Allah dengan lebih baik dibanding contoh
lain yang dapat saya pikirkan.
Seorang pria muda bernama Justin telah berpacaran dengan Angela
selama satu tahun. Gadis itu cantik di matanya dan memiliki suatu kepri-
badian yang hebat sekali. Ia sangat mencintainya dan tahu dengan dialah
ia ingin menghabiskan sisa hidupnya.
Justin merencanakan malam yang spesial. Pada momen yang sempur-
na itu, ia membungkuk dengan satu lutut dan membuka satu kotak kecil
untuk menghadiahkannya satu cincin pertunangan yang terbuat dari
berlian yang sangat indah.
88 MEMBUNUH KRYPTONITE

Angela benar-benar sangat terharu. Dalam keterkejutan, ia menutupi


wajahnya dan air mata bahagianya mulai mengalir. Mengatasi emosinya,
ia diam tetapi dengan pasti menganggukkan kepalanya. Ketika is sudah
sedikit lebih tenang, ia berkata dengan gembira, “ya, ya, ya, saya akan
menikah denganmu!”
Kisah roman pernikahan terjadi beberapa bulan kemudian. Bulan
madu yang mengikutinya penuh dengan cinta, tawa, petualangan dan
impian bersama akan masa depan mereka. Itulah semua yang diinginkan
oleh seorang pria dan wanita muda, dan ada lebih banyak lagi.
Waktu berlalu, dan Justin dengan gembira menemukan bahwa Angela
jauh lebih luar biasa dari yang dipikirkannya. Ia suka petualangan, suka
bersenang-senang, dan memiliki satu selera humor yang besar. Ia sangat
baik dengan keluarganya dan bergaul baik dengan hampir semua orang.
Ia cerdas, jenaka, dan nampaknya selalu lebih siap darinya. Ia kreatif,
artistik, dan imajinatif. Justin terpesona oleh sentuhan-sentuhan keinda-
han yang terus-menerus ditambahkannya ke dalam rumah mereka. Ia
seorang koki yang lebih baik darinya dan sebagai satu bonus yang luar
biasa, ia rapi dan terorganisir. Tak perlu dikatakan, ia menikmati kontri-
businya terhadap penyatuan mereka yang baru terbentuk. Masa depan
mereka terlihat sangat cerah.
Beberapa bulan setelah pernikahan mereka, ketika mereka telah
terbiasa dengan irama hidup pernikahan, suatu malam Justin pulang ke
rumah dari bekerja. Ia menduga akan menemukan Angela menunggu apa
yang telah menjadi tadisi mereka yaitu pelukan dan ciuman. Ia mencari-
nya — pertama di ruang keluarga, lalu ke dapur, halaman belakang, dan
akhirnya di tempat tidur, di mana akhirnya ia menemukannya.
Kelihatannya ia sedang bersiap untuk keluar. Musik romantis
memenuhi ruangan, bersamaan dengan aroma parfumnya yang telah
familiar. Yang mengejutkan Justin, Angela telah berhias dan mengenakan
pakaian yang indah, pakaian yang dulu pernah dikenakannya ketika
Justin membawanya ke sebuah restoran favorit.
SEBUAH JANJI PERNIKAHAN 89

Angela memunggunginya sehingga dia belum melihat suaminya


berjalan ke dalam kamar. Justin panik: Oh, tidak, apakah malam ini kami
punya rencana makan malam yang saya lupakan? Seharusnya aku mampir
di tukang bunga dan membawakannya sebuket mawar!
Ia memecahkan keheningan dengan satu salam yang gembira namun
gugup, “Hai, sayang.”
Sedikit terkejut, ia menjawab dengan gembira, “Oh, hai sayang.”
Ia memulai dengan satu pengakuan, “Baiklah, saya kira saya telah
melupakan sesuatu. Apakah kita punya rencana malamini?”
Angela menjawab dengan cepat, “Oh tidak, sayang.”
Sedikit bingung dan dengan cepat menilai situasi, Justin menyim-
pulkan bahwa dia sedang memberinya kejutan. Ia pikir, ini pastilah satu
malam yang spesial di rumah atau satu kejutan ke luar kota. Sekarang dia
sudah selesai berdandan dan berada di tahap terakhir persiapan untuk
malam itu. Ia memujinya: “Wow, kau terlihat cantik malamini!”
“Terimakasih, sayang,” jawabnya.
Justin, masih tanpa satu petunjuk apa yang akan terjadi, bertanya,
“Apakah kau mau aku berpakaian juga?”
Angela, kini sedikit kebingungan, menjawab, “Bisa juga kalau kau
mau.”
Justin — masih berusaha memahami apa yang terjadi — menjawab,
“Baiklah, Aku mau terlihat sama baiknya dengan dirimu. Aku tak mau
mengenakan pakaian kerja ketika kau sudah berdandan habis-habisan.”
Pada akhirnya, karena menyimak percakapan yang aneh itu, Angela
berkata, “Oh, sayang. Aku akan keluar malam ini.”
“Aku tahu, itu sebabnya aku menawarkan diri berpakaian demi
kamu.” Sekarang Justin benar-benar bingung.
Berusaha membuat segalanya jelas, Angela berkata, “Tidak, sayang.
Aku akan keluar dengan Tony. Kami akan makan malam bersama,
menonton satu film, dan mampir ke Hotel Fairmont. Aku akan kembali
menjelang subuh.”
90 MEMBUNUH KRYPTONITE

“Siapa Tony?!” Justin bertanya balik.


“Dia pacarku sewaktu SMP,” jawabnya terus terang.
“Apa?! Kau tidak bisa pergi dengan dia!”
“Kenapa tidak?”
“Karena kita sudah menikah; kita telah berkomitmen terhadap satu
sama lain. Kita tidak berkencan dengan orang lain!”
“Kau serius?” jawabnya dengan ketus. “Aku punya banyak teman
dekat pria. Apa kau pikir aku akan meninggalkan hubunganku dengan
mereka hanya karena kita sudah menikah?”
“Ya, itulah yang dilakukan orang-orang yang menikah! Mereka hanya
menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada orang yang mereka nikahi,”
jawab Justin, dengan luka dan kemarahan dalam suaranya.
“Tunggu, sayang!” kata Angela, berusaha menjelaskan dan menenang-
kan ketidaksepakatan besar mereka yang pertama. “Kau adalah favoritku.
Aku menghabiskan mayoritas waktuku denganmu. Aku mencintaimu
lebih dari pacar-pacarku yang lama. Tapi kau benar-benar tidak bisa
mengharapkanku untuk tidak bertemu mereka lagi. Aku sudah dekat
dengan mereka selama bertahun-tahun, dan aku ingin menikmati waktu
bersama mereka. Apa yang salah dengan itu?”
Anda mungkin dapat menebak ini tidak akan berakhir dengan baik.

Perbandingan

Saya tahu cerita ini kelihatannya naïf, tetapi untuk mendukung argumen
Angela, biarlah saya mengajukan beberapa pertanyaan: Bukankah Justin
adalah favoritnya? Tidakkah dia mencintainya lebih dari pada semua
pacar-pacarnya yang lain? Tidakkah dia bergairah mengenai hubungan
mereka? Tidakkah dia menghabiskan mayoritas waktunya dengannya?
Tidakkah dia adalah seorang isteri yang hebat dalam banyak hal?
Pikirkanlah hal itu begini: Justin bisa saja telah menikahi seorang
pemalas, seorang yang tidak perduli dengan rumah dan tak dapat
SEBUAH JANJI PERNIKAHAN 91

memasak. Seseorang yang kurang motivasi dan sama sekali tidak


menambahkan hal penting dalam kehidupan mereka bersama. Apakah
Justinberharap Angela menjadi sempurna dalam setiap hal? Yang perlu
Justin lakukan hanyalah secara berkala membaginya dengan beberapa
lelaki lain. Ia mendapat sembilan puluh persen dari waktunya. Mengapa
Justin begitu marah?
Tentu saja, bagi kebanyakan orang, ini adalah pertanyaan yang konyol.
Sepertinya Angela tidak pernah diberi tahu mengenai dasar-dasar
pernikahan. Ia tidak diberi tahu bahwa pernikahan adalah suatu perjan-
jian antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hanya berkomitmen
kepada satu sama lain. Ia masuk ke dalam pernikahan dengan memikir-
kan satu hal dan Justin adalah hal lain. Bagi Angela, pandangannya itu
sepertinya menyenangkan, menguntungkan, dan praktis. Ia akan memi-
liki satu kehidupan yang hebat di rumah dan masih menikmati keuntun-
gan dari hubungan-hubungan lainnya. Namun, pandangan ini menghina
perjanjian pernikahan kudus.
Mari menjelaskan kebenaran ini dalam satu cara sederhana. Ketika
seorang perempuan mengenakan satu gaun putih yang indah dan berjalan
di lorong suatu gereja atau lokasi suatu upacara pernikahan, ia sedang
mengkomunikasikan sesuatu yang penting: Ia sedang mengucapkan
selamat tinggal kepada satu hubungan yang intim dengan setiap laki-la-
ki lainnya di muka bumi ini. Ia sedang mengakhiri semua hubungan di
masa lalu dengan teman pria manapun, juga sedang mendeklarasikan
bahwa tidak akan ada lagi hubungan yang baru dengan para kekasih
manapun sejak hari ini sampai selamanya. Dan seorang laki-laki yang
sedang menantikannya di ujung lorong itu juga sedang mengatakan hal
yang sama.
Jadi, mari menjadikannya hal yang pribadi. Bagaimana Anda akan
bereaksi jika Anda mengalami situasi yang mirip dengan yang dihada-
pi Justin? Atau bagaimana jika dia yang akan Anda nikahi mengatakan
kepada Anda sebelumnya, semasa periode Anda bertunangan, ini akan
92 MEMBUNUH KRYPTONITE

menjadi perilaku mereka ketika sudah dipersatukan dengan Anda?


Apakah Anda masih akan melanjutkan upacara pernikahan itu?
Saya rasa tidak. Anda akan berkata tanpa berpikir, “Tidak mau!”
Mengapa Anda begitu yakin dengan jawaban Anda? Jawaban seder-
hananya ialah bahwa Anda tidak akan mau masuk ke dalam satu perjanji-
an dalam istilah-istilah yang berbeda. Anda akan menolak mengikrarkan
seluruh hidup Anda pada hubungan itu sementara pasangan Anda tidak
sepenuhnya berkomitmen.
Jadi Anda tidak akan pernah menikahi siapapun dalam kondisi ini
atau mengabaikan perilaku yang tak dapat diterima ini ketika menikah.
Mari jujur dan bertanya, “Dapatkah kita benar-benar mempercayai Yesus
akan kembali demi seorang mempelai wanita yang sedang bertindak
seperti Angela?” Berhentilah sejenak dan pikirkanlah hal itu. Hubungan
kita dengan-Nya diperbandingkan dengan seorang suami dan isteri.
Paulus mengatakan,

Seperti yang dikatakan Kitab Suci, “Seorang laki-laki akan mening-


galkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehing-
ga keduanya itu menjadi satu daging.” Rahasia ini besar, tetapi itu
adalah suatu gambaran bagaimana Kristus dan jemaat adalah satu.
(Efesus 5:31-32)

Sejak awal, Allah menetapkan perjanjian nikah untuk menggambar-


kan hubungan kita dengan-Nya. Yesus digambarkan sebagai mempelai
pria dalam Perjanjian Baru dan Gereja sebagai mempelai wanita Kristus.
Mengapa kita bukan hanya membiarkan, tetapi juga kadang-kadang
bahkan menganjurkan tipe perilaku seperti Angela kepada Mempelai
Pria kita? Rasul Yakobus sangat jelas dalam membahas persoalan ini.
Ia sedang berbicara hanya kepada orang-orang yang mengaku Kristen
dalam ayat ini:
SEBUAH JANJI PERNIKAHAN 93

Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa,


karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak
kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, para
pezinah! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia
adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menja-
di sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah
kamu menyangka, bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata: “Roh yang
ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cembu-
ru!” Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikan-
lah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalangan-
mu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti
dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. (Yakobus 4:3-5, 8-9)

Perkataan ini keras. Sebenarnya, pada hari ketika ketidaksetiaan


dalam hubungan benar-benar dianggap biasa, nampaknya seolah terla-
lu drastis — bahkan dilebih-lebihkan. Pada waktu saya masih muda, saya
memiliki satu kebiasaan buruk dalam membuat pernyataan-pernyata-
an yang berlebihan. Saya akan membuat pernyataan-pernyataan tentang
konsekuensi ekstrem, besarnya ukuran sesuatu, atau bahkan kasih sayang
yang tidak realistis. Akibat buruknya ialah bahwa keluarga dan teman-
teman saya berhenti menganggap saya serius.
Saya pikir kita semua telah bersalah akan hal ini dalam satu atau
lain level. Orangtua-orangtua muda sering berkata kepada anak-anak
mereka, “Kalau kau lakukan itu lagi, kau akan didisiplin.” Mungkin
itu berhasil waktu pertama atau kedua kali, tetapi pada akhirnya sang
anak akan menantang pernyataan itu lagi dan mendapati tidak akana-
da tindak lanjutnya. Pada titik itu, sang anak akan berhenti menganggap
serius kata-kata orangtuanya. Reaksi yang sama juga terjadi di sekolah,
bisnis, pemerintah, media, dan di antara teman-teman dan anggota kelu-
arga. Terlalu sering kita menganggap remeh peringatan-peringatan yang
94 MEMBUNUH KRYPTONITE

ditujukan untuk melindungi kita.


Tragisnya, mentalitas yang sama juga diterjemahkan pada bagaimana
kita mengindahkan peringatan-peringatan Kitab Suci. Kita harus ingat,
Allah mengatakan apa yang memang Dia inginkan dan Dia serius dengan
apa yang Dia katakan. Penting untuk mengingat bahwa seluruh Kitab Suci
diilhami oleh Allah (lihat 2 Timotius 3:16). Jadi ketika kita membaca apa
yang dituliskan oleh Yakobus, yang sedang berbicara ialah Allah sendiri.
Jika kita sungguh-sungguh serius memikirkan apa yang saya tuliskan
di sini, itu akan membuat kita gemetar dalam satu cara yang sehat. Seorang
Kristen yang kesetiaannya terbagi antara Allah dan dunia adalah seorang
pezinah. Itu adalah satu kata yang keras. Ada banyak dosa yang dapat
dilakukan terhadap isteri atau suaminya — bergosip, berdusta, mencu-
ri, berteriak marah, kasar, dan sebagainya. Masing-masing ini buruk bagi
hubungan tersebut dan tak seharusnya dianggap remeh, namun tidak
sama parahnya dengan perzinaan. Itulah sebabnya mengapa Justin begitu
terkejut dan marah kepada Angela. Ia dikhianati pada level yang tertinggi
dan isterinya melihat takada yang salah dengan ketidaksetiaannya.
Rasul Yakobus melanjutkan dengan berkata bahwa dalam menjadi
seorang pezinah rohani, kita menjadikan diri kita seorang musuh Allah.
Ini sangat serius, dan kita sendirilah yang menyebabkannya. Allah tidak
ingin kita menjadi musuh-Nya karena Dia sangat mengasihi kita. Tetapi
ketika kita memberikan cinta dan kasih sayang kita kepada perkara-per-
kata dan jalan-jalan dunia, kita mendaftar menjadi musuh-musuh Allah.
Dapatkah kita meremehkan kata-kata ini? Bisakah kita berpura-pu-
ra bahwa pernyataan Yakobus ini tidak ada dalam Perjanjian Baru dan
mengabaikannya? Juga bukan Yakobus sendiri yang menuliskan ini. Ada
Paulus, yang di antara semua penulis Perjanjian Baru memiliki pewahyu-
an terbesar tentang anugerah Allah, juga menulis mengenai kecaman ini,
sebagaimana juga dilakukan sang rasul kasih, Yohanes. Petrus dan Yudas
juga melakukannya. Namun yang terpenting, Yesus mengatakan hal yang
sama kepada gereja-gereja di Asia setelah kebangkitan-Nya.
SEBUAH JANJI PERNIKAHAN 95

Pada bab-bab berikutnya, kita akan mengupas secara panjang lebar


arti dari bagaimana perzinaan rohani menjadikan kita seorang musuh
Allah. Kita akan temukan bahwa sikap dan perilaku ini benar-benar
menjadi kryptonite seperti yang telah kita bahas.

Ambil Tindakan
Allah adalah Allah yang cemburu. Kebanyakan kita telah lama tahu
bahwa Kitab Suci mengajarkan ini, namun banyak orang Kristen tidak
mengambil waktu untuk memikirkannya, atau entah bagaimana percaya
bahwa itu hanya berkaitan dengan Perjanjian Lama. Sepertinya tidak ada
kelanjutan dari kebenaran itu. Jika pun ada, pengorbanan Yesus menun-
jukkan pada kita bahwa kasih-Nya adalah kasih mempelai pria yang
paling setia.
Jadi Anda bisa lihat bahwa seharusnya kita menginginkan Allah
cemburu, tidak biasa saja dalam kasih-Nya kepada kita, dan kita harus-
nya meminta anugerah-Nya untuk mengasihi-Nya dengan gairah dan
kesetiaan yang sama. Inilah satu-satunya cara agar keintiman menjadi
mungkin.
Periksalah hati Anda sekarang. Seberapa eksklusif kasih Anda bagi
Yesus? Mintalah Roh Kudus menunjukkan pada Anda cinta yang lain
dalam hidup Anda yang mengancam Anda jadi berzina terhadap Allah.
Jika Dia menyingkapkan sesuatu kepada Anda, buatlah perubahan yang
diperlukan. Refleksikanlah hubungan eksklusif Anda dengan Allah hari ini
sekali lagi, dan serahkanlah kembali diri Anda kepada-Nya, sama seperti
Anda sedang memperbarui sumpah pernikahan Anda kepada-Nya.
9

PERZINAAN
TERHADAP ALLAH

Perkataan rasul Yakobus (Hai kamu, para pezinah! Tidakkah kamu tahu,
bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?”)
adalah keras, sangat keras sehingga Anda jarang mendengarnya dalam
khotbah-khotbah di gereja, konferensi, atau diskusi pribadi. Namun
bagaimana bisa kita mengabaikannya? Bukan seolah-olah pernyataan ini
adalah satu peristiwa yang terjadi hanya satu kali saja di dalam Kitab Suci,
sebab tema ini sering muncul di seluruh Alkitab.
Jika kita meneliti kata-kata Yakobus dan memperhatikan peringatan-
nya, itu akan menghilangkan segala kebingungan atau ketakutan yang
tetap ada tentang mereka. Inilah pernyataan lengkapnya sekali lagi:

Hai kamu, para pezinah! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan


dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Kukatakan sekali
lagi: Jika kamu hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan
dirinya musuh Allah. (Yakobus 4:4)

Pertama, Allah tidak menjadikan diri-Nya seorang musuh bagi kita.


Malahan, kitalah yang menjadikan diri kita musuh-Nya. Kedua, skenario
itu memang menyedihkan, namun yang jelas, ada satu perbedaan.
98 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kita semua telah mengamati konflik di antara individu yang berasal


dari satu sisi. Dengan kata lain, satu pihak menyatakan perang sedangkan
pihak yang lain, meskipun berkaitan dengan peperangan ini, tidak akan
melakukannya. Misalnya, di tahun 1941, Jepang memilih membom Pearl
Harbour, dan dengan melakukan itu mereka menjadikan diri mereka
musuh Amerika Serikat. Amerika tidak akan memilih konflik ini, mereka
juga tidak menginginkannya, namun karena provokasi mereka, Jepang
mengalami penderitaan akibat murka dari satu negara yang lebih kuat.
Inilah tepatnya yang sedang Yakobus komunikasikan. Allah sama
sekali tidak memiliki keinginan untuk bermusuhan dengan manusia —
anak-anak-Nya, namun Dia tidak akan malu menjauh dari konflik ini
jika kita bersikeras untuk bersekutu dengan dunia. Kata Yunani untuk
“musuh” dalam hal ini secara berturut-turut adalah echthra dan echthros.
Arti keduanya sama — bedanya hanyalah bahwa kata pertama adalah
sebuah kata benda, dan kata kedua adalah sebuah kata sifat.
Apakah para penerjemah bahasa Inggris menggunakan satu kata
dengan terlalu keras? Apakah “musuh” nadanya lebih lunak dalam bahasa
aslinya? Tidak. Satu kamus Yunani memakai kata-kata ini sebagai artin-
ya: musuh, rasa permusuhan, permusuhan (CWSB). Kamus lain menu-
liskan, “hidup dalam permusuhan dengan seseorang” (LOUW-NIDA).
Saya menunjukkan definisi dari tiga kamus yang sangat dihormati untuk
memastikan fakta bahwa tidak ada alasan untuk memilih sejumlah kata
lain selain “musuh” dalam ayat ini. Sangatlah penting mengetahui betapa
seriusnya apa yang sedang dikatakan.
Masih ada indikasi lain yang menunjukkan sesuatu yang gawat di sini.
Fakta bahwa Yakobus menuliskan peringatan ini dan kemudian berkata,
“Kukatakan sekali lagi,” berarti apa yang diucapkannya sangatlah penting.
Pengulangan pernyataan ini adalah satu bentuk komunikasi tulisan yang
telah dipraktekkan di antara orang-orang Ibrani kuno. Meskipun keban-
yakan manuskrip Perjanjian Baru diambil dari bahasa Yunani, beginilah
rasul-rasul Ibrani menulis dalam Kitab Suci.
PERZINAAN TERHADAP ALLAH 99

Dalam bahasa Inggris, ketika kita ingin menekankan pentingnya


suatu kata atau frasa, kita memiliki beberapa metode. Kita dapat menebal-
kan, memiringkannya, menggarisbawahinya, menggunakan semua huruf
kapital, atau menambahkan satu tanda seru untuk penekanan. Semua
ini adalah cara untuk meminta perhatian pada satu kata atau pernyata-
an yang sangat penting. Namun, para penulis Ibrani akan menuliskan
satu kata atau frasa sebanyak dua kali untuk memberi penekanan, dan
mereka selalu berhati-hati dengan kata-kata mereka, agar tidak memberi
pernyataan yang berlebihan.
Jadi peringatan Yahobus ini bukan hanya serius dan tegas, juga
ditekankan sebagai sesuatu yang perlu. Sederhananya, kita tidak boleh
mengabaikannya.

Pezinah Perempuan

Jadi apa yang sebenarnya sedang dibicarakan Yakobus ketika ia memakai


kata “pezinah”? Pertama, di sini ia tidak sedang bicara kepada semua
orang, namun hanya kepada orang-orang percaya. Kita tahu ini karena
ia berkali-kali mengatakan di seluruh kitabnya, “Saudara-saudara yang
kekasih”. Kedua, perzinaan terhadap Allah oleh seorang yang tidak
percaya adalah mustahil, karena seorang yang tidak percaya tidak memi-
liki hubungan perjanjian dengan Allah.
Lihatlah hal itu demikian: Saya menikahi Lisa Bevere, karena itu
saya tidak dapat melakukan perzinaan pernikahan terhadap Jane Smith,
karena saya tidak memiliki hubungan pernjanjian nikah dengannya.
Yang dapat melakukan perzinaan terhadap Allah ialah mereka yang
telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mereka.
Semua yang lain adalah terpisah dari Allah — jauh dari-Nya dan tidak
berada dalam satu hubungan perjanjian.
Kata Yunani untuk “pezinah” adalah moichos. Kata ini sebenarnya
berbentuk feminin dalam bahasa Yunani, namun terjemahan bahasa
100 MEMBUNUH KRYPTONITE

Inggrisnya berbentuk maskulin. Satu terjemahan yang lebih baik seha-


rusnya ialah “pezinah perempuan”. Nampaknya para penerjemah NLT
dan berbagai versi populer lainnya ditantang oleh aspek feminin ini.
Barangkali mereka tidak ingin para pembaca berpikir bahwa Yakobus
hanya berbicara kepada para wanita. Namun, dengan membaca seluruh
konteks suratnya, sangat jelas bahwa Yakobus sedang membicarakan
semua orang percaya. Para penafsir Alkitab setuju bahwa Yakobus tidak
hanya sedang menargetkan para wanita, jadi mengapa tidak diterjemah-
kan menjadi pezinah perempuan adalah sebuah misteri — bukan hanya
bagi saya, tetapi juga bagi para penafsir Alkitab.
Hal yang membuatnya semakin jadi satu misteri adalah kata feminin
pezinah perempuan sebaiknya diserupakan dengan keseluruhan kontinu-
itas Kitab Suci. Allah sering kali berhubungan kepada umat-Nya melalui
gambaran pernikahan, Dia menjadi sang suami dan kita menjadi isteri
-Nya.
Nabi-nabi Perjanjian Lama sering kali melakukan ini. Yesaya menu-
lis, “Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau,
TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang
Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi” (Yesaya 54:5).
Sebagai akibatnya, ketika kesetiaan Israel kepada Tuhan dibatalkan oleh
penyembahan berhala yang dilakukannya, ia dituduh melakukan perzin-
aan. Yehezkiel menuliskan, “Aku akan menghakimi engkau seperti orang
menghakimi perempuan-perempuan yang berzina” (Yehezkiel 16:38).
Allah berfirman melalui Yeremia, “Tetapi sesungguhnya, seperti seorang
isteri tidak setia terhadap temannya, demikianlah kamu tidak setia terha-
dap Aku, hai kaum Israel, demikianlah firman TUHAN” (Yeremia 3:20).
Seluruh pelayanan nabi Hosea menggambarkan ketidaksetiaan
seorang isteri kepada suaminya. Ia diperintahkan mengawini seorang
perempuan sundal. Dalam ilustrasi khotbah hidup yang nyata ini, Hosea
mewakili Tuhan, dan isterinya, Gomer, mewakili umat Allah. Ini dilaku-
kan sehingga Israel dapat melihat dengan jelas bagaimana penyembahan
PERZINAAN TERHADAP ALLAH 101

berhala mereka tidak ada bedanya dengan seorang perempuan melaku-


kan perzinaan terhadap suaminya, bukan hanya dengan satu, namun
beberapa kekasih. Israel adalah seorang pezinah perempuan.
Yohanes Pembaptis melanjutkan gambaran pernikahan ini dengan
berkata, “Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-la-
ki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai
laki-laki itu” (Yohanes 3:29). Sekali lagi, Yesus adalah Mempelai Pria dan
umat Allah dipandang sebagai mempelai wanita.
Yesus melakukan hal yang sama ketika Dia menyebut umat Allah
“suatu generasi yang jahat dan tidak setia” (lihat Matius 12:39; 16:4). Kata
yang Dia gunakan untuk “tidak setia” lagi-lagi adalah kata benda feminin,
bukan maskulin.
Rasul Paulus melanjutkan gambaran ini dengan mengatakan bahwa
kita adalah sang mempelai wanita dan Yesus adalah sang Mempelai
Pria (Efesus 5:31-32). Jadi, secara berulang-ulang di dalam Kitab Suci
kita melihat bahwa umat Allah, baik dalam Perjanjian Lama ataupun
Perjanjian Baru, dilambangkan sebagai sang isteri dalam hubungan kita
dengan Allah. Karenanya, penggunaan kata benda feminin untuk “pezin-
ah perempuan” oleh Yakobus adalah konsisten dengan pola alkitabiah
yang telah dibangun dengan baik.

Penyembahan Berhala Adalah Perzinaan

Dalam Perjanjian Lama, pernyataan bahwa Yehuda atau Israel


melakukan perzinaan terhadap Allah selalu dihubungkan dengan
penyembahan berhala. Sederhananya, umat tidak setia kepada Allah.
Ketika kita berpikir tentang penyembahan berhala, kita berpikir tentang
membangun patung-patung, altar-altar, atau kuil-kuil bagi dewa-dewa.
Namun, ketika Yesus menyatakan bahwa umat-Nya berzina, itu bukan
soal mereka menyembah suatu patung tuangan dari ilah lain. Malahan,
102 MEMBUNUH KRYPTONITE

mereka meminta-Nya untuk membuktikan bahwa Dia adalah Mesias


dengan menunjukkan suatu tanda kepada mereka.
Jika kita lihat pada pernyataan Yakobus tentang umat Allah yang
menjadi pezinah, itu juga bukan mengenai mereka membangun
patung-patung, altar-altar atau kuil-kuil. Menariknya, apa yang sedang
dimaksudkan Yakobus di sini ialah kegiatan yang hampir sama dengan
yang dibahas Paulus kepada jemaat di Korintus — bertindak diskrimina-
tif terhadap saudara-saudari (Yakobus 2:1-13); memfitnah atau berbicara
secara negatif tentang orang lain (Yakobus 3:1-12), memamerkan iri hati,
cemburu, dan ambisi yang egois (Yakobus 3:13-18); serta menginginkan
dan mengejar kesenangan mereka sendiri (Yakobus 4:1-3). Semua kegia-
tan ini menunjuk pada perzinaan.
Apakah kontinuitas Kitab Suci terputus pada titik ini? Apakah umat
Allah dituduh melakukan perzinaan untuk sesuatu yang lain selain
penyembahan berhala? Jawabannya sederhana, “Sama sekali tidak”.
Semuanya berhubungan dan berkaitan.
Pada titik inilah gereja modern nampaknya mengabaikan peringat-
an-peringatan Yesus, Paulus, Yakobus dan para penulis Perjanjian Baru
lainnya. Singkatnya, kita telah terlalu menyederhanakan bahwa penyem-
bahan berhala hanya semata-mata membuat patung-patung, altar-al-
tar, dan kuil-kuil peribadatan kepada ilah-ilah asing. Yang sebenarnya
ialah bahwa penyembahan berhala sangat relevan dengan Kekristenan
Barat zaman modern. Faktanya, penyembahan berhala yang kita laku-
kan bisa jadi lebih luas dibandingkan di negara-negara di mana kuil-kuil,
patung-patung dan altar-altar dibangun.
Adalah tujuan saya untuk menunjukkan bahwa penyembahan berh-
ala bukan saja lazim dalam budaya kita saat ini, tetapi itu benar-benar
merupakan kryptonite yang sama yang menghambat keberhasilan Yehuda
dan Israel — kryptonite yang sama dengan yang dibicarakan Paulus
dengan gereja di Korintus, kryptonite yang sama dengan yang dibicara-
kan Yakobus dan penulis-penulis Perjanjian Baru lain juga. Di zaman
PERZINAAN TERHADAP ALLAH 103

modern ini, kryptonite yang samalah yang menjauhkan individu-indivi-


du dan komunitas-komunitas gereja dari keberhasilan dalam mewujud-
kan keagungan Allah kepada dunia kita yang terhilang dan sekarat.

Motivasi Dunia

Sebelum langsung membahas penyembahan berhala, mari lanjutkan


meneliti pernyataan Yakobus yang berani. Ia dengan tegas mengatakan
bahwa “yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuas-
kan hawa nafsumu” dan kemudian menghubungkan motivasi ini pada
persekutuan dengan “dunia”. Satu hambatan terakhir yang terus-menerus
terdapat di sepanjang Perjanjian Baru telah dikenali. Singkatnya, dunia
dimotivasi oleh keinginan diri. Rasul Yohanes mengatakannya demikian:

Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari
Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yohanes 2:16)

Dalam teks ini, perkataan Yohanes mencakup semuanya;dengan kata


lain, ia sedang mendefinisikan segala sesuatu yang ada di dalam dunia.
Ada banyak berhala, namun semuanya itu termasuk pada satu kategori
yang ditemukan dalam ayat ini. Melakukan perzinaan dengan dunia
berarti dikendalikan oleh keinginan yang kuat akan apa yang membawa
kesenangan pada kelima indera jasmani Anda atau apa yang memberi
makan keterpisahan harga diri Anda dari Allah. Dengan kata lain,
keangkuhan hidup Anda.
Parafrase Alkitab the Message mengatakan bahwa itu adalah “meng-
inginkan cara Anda, menginginkan segala sesuatu bagi diri Anda sendi-
ri, menginginkan untuk terlihat penting.” Inilah kekuatan dunia yang
mengendalikan. Itu menurunkan sikap ini: “Aku tahu apa yang terbaik
bagiku, dan aku menginginkannya.”
104 MEMBUNUH KRYPTONITE

Hal yang ironis adalah bahwa Allah menginginkan, merindukan dan


bergairah tentang apa yang terbaik bagi Anda. Kebenaran inilah yang
masing-masing kita harus tempatkan dengan kokoh di dalam hati kita.
Ini sangat penting karena dunia ini seperti seorang kekasih yang sangat
menggairahkan yang membujuk kita menjauh dari Allah. Dunia ini
memikat dengan cara membuat Anda berpikir bahwa ia menawarkan
sesuatu yang jauh lebih baik bagi Anda dibanding apa yang Allah miliki
bagi Anda. Inilah sebabnya mengapa Yakobus dengan tegas mengatakan:

“Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian


yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang”. (Yakobus 1:16-17)

Yakobus memulai dengan mengatakan agar kita jangan ditipu, sesat,


atau ditarik oleh kegairahan dunia. Pesannya hanya sederhana: Tidak
ada apa pun yang baik bagi Anda di luar Allah. Menempatkan kebenaran
ini di dalam hati Anda akan menjauhkan Anda dari terpikat oleh dunia.
Ini bukan masalah sebaik apa kelihatannya sesuatu, betapa mengun-
tungkan kelihatannya, betapa gembiranya Anda dibuatnya, betapa lucu,
menyenangkan, dapat diterima dalam masyarakat Anda, terlihat bijak-
sana, populer, atau betapa kaya Anda dibuatnya. Jika itu bertentang-
an dengan firman Allah yang tertulis, itu tidak baik untuk Anda. Pada
akhirnya ia akan membawa Anda pada satu tempat yang tidak Anda
inginkan, dan itu adalah jalan kematian. “Ada jalan yang disangka orang
lurus, tetapi ujungnya menuju maut” (Amsal 14:12).
Jalan kehidupan berbeda-beda bagi setiap individu danada banyak
rute yang membawa pada perzinaan dengan dunia, namun mereka semua
memiliki satu kesamaan: Mereka kelihatannya benar — baik, bermanfaat,
menguntungkan, dapat diterima, bijaksana. Tetapi jika itu bertentang-
an dengan seluruh anjuran Kitab Suci, semuanya akan berakhir serupa
dengan kematian.
PERZINAAN TERHADAP ALLAH 105

Saya benar-benar percaya inilah alasan Allah untuk peringatan ini:

Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, perhatikanlah


perkataan mulutku. Janganlah hatimu membelok ke jalan-jalan
dunia, dan janganlah menyesatkan dirimu di jalan-jalan dunia.
Karena banyaklah orang yang gugur ditewaskan dunia, sangat besar-
lah jumlah orang yang dibunuh dunia. Rumah dunia adalah jalan ke
dunia orang mati, yang menurun ke ruangan-ruangan maut. (Amsal
7:24-27, saya menggantikan kata “dunia” untuk ‘nya’ atau ‘dia’)

Salomo menuliskan ini untuk memperingatkan amoralitas seksu-


al, tetapi ada satu pesan kenabian yang lebih mendalam: Waspadalah
dengan berbagai metode bujuk rayu dunia; kuasanya kuat dan mengun-
dang. Mengapa begitu banyak bangsa-bangsa, bersama dengan Israel dan
Yehuda, jatuh begitu mudah ke dalam ranjang kematiannya? Bisakah kita
begitu naïf berpikir bahwa kuasa-kuasa itu tidak ada lagi? Mulai bab beri-
kutnya, kita akan menemukan betapa nyata dan lazimnya mereka.

Ambil Tindakan
Tak ada yang memasuki pernikahan dengan satu rencana untuk melaku-
kan perzinaan. Meskipun sumpah pernikahan mungkin menakutkan,
mempelai wanita dan mempelai pria melakukan yang terbaik untuk
memberi seluruh diri mereka dalam menjaga janji-janji ikrar mereka.
Lalu mengapa ada begitu banyak perkawinan yang gagal, sebagian
bahkan gagal karena perzinaan? Jawabnya sangat kompleks, tetapi dasar
dari semua ini ialah kegagalan untuk tetap berjaga-jaga terhadap kuasa
yang merusakkan hubungan.
Hubungan Anda dengan Allah adalah hidup Anda — secara harfiah.
Tidak ada kehidupan di luar Allah. Namun dunia ini merayu kita untuk
berzina terhadap Dia. Jalan terbaik untuk tetap berjaga-jaga ialah dengan
106 MEMBUNUH KRYPTONITE

mengejar Allah sepenuhnya.


Apa yang dapat Anda lakukan untuk memastikan bahwa Anda
sedang memberikan segalanya bagi Allah?
Bagaimana jadwal Anda? Apakah Anda melindungi waktu untuk
Allah di dalamnya, waktu untuk membaca firman, berdoa, dan berpua-
sa? Apakah Anda mencari berbagai kesempatan untuk melayani Allah di
gereja, tempat kerja atau komunitas Anda? Apakah Anda mengerjakan
pekerjaan Anda sedemikian rupa sehingga itu merupakan penyembah-
an bagi Allah? Tentukanlah satu cara bagaimana Anda ingin bertumbuh
dalam kemampuan untuk tahan tidak berzina dalam hubungan Anda
dengan Allah. Tetapkan rencana Anda, tuliskan, dan kemudian mulailah
melakukannya.
10

APA DI BALIK
PENYEMBAHAN
BERHALA?

Kita perlu membuka rahasia penyembahan berhala. Ini tidak cepat atau
mudah, namun mengungkapnya akan membukakan dan bermanfaat
pada banyak level. Manfaat terbesarnya ialah memperoleh pengetahuan
yang dibutuhkan untuk mendeteksinya dalam kehidupan kita. Itu akan
memberi kita keuntungan dalam kesadaran kita terhadap kryptonite
rohani. Mari kita mulai dengan melihat pada akarnya.
Ingatlah kembali dari bab pertama buku ini bahwa Allah telah “mena-
namkan kekekalan dalam hati manusia” (Pengkhotbah 3:11). Setiap orang
di planet ini dilahirkan dengan kualitas bawaan ini. Paulus meneguhkan
ini dengan menuliskan, “Bahkan bangsa-bangsa lain (orang-orang yang
tidak percaya), yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri
sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun
mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat
bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa
isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka
turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela
(Roma 2:14-15).
108 MEMBUNUH KRYPTONITE

Inilah yang sebenarnya: Setiap orang secara naluriah mengenal jalan-


jalan Allah, sebab mereka tertulis dalam hati nurani kita sejak lahir. Ini
jadi jelas bagi Lisa dan saya sewaktu membesarkan keempat putra kami.
Sebagai bayi, bahkan sebelum diajari dengan “jangan”, mereka akan
terlihat merasa bersalah setelah memukul saudara mereka, membuang
makanan, mengamuk kepada orang tua mereka, atau perilaku lain yang
sejenisnya.
Pengetahuan akan Allah bukan hanya ada di dalam hati setiap orang,
tetapi juga jelas nyata dalam segala sesuatu yang diciptakan:

Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi
mereka… Melalui segala sesuatu yang Allah ciptakan, mereka dapat
melihat dengan jelas kualitas-Nya yang tidak nampak, yaitu kekua-
tan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya. Jadi mereka tidak ada alasan
untuk tidak mengenal Allah. (Roma 1:19-20)

Renungkanlah kata-kata yang ditekankan dalam kedua ayat ini:


“nyata” dan “melihat dengan jelas,” yang membawa kepada “tidak ada
alasan.” Inilah kenyataannya: Tidak ada pembenaran bagi seorang manu-
sia untuk mengabaikan Allah. Dia telah menyatakan diri-Nya sendiri
kepada siapapun yang jujur dan menginginkan kebenaran.
Pernahkah Anda mendengar seseorang bertanya, “Tetapi bagaima-
na dengan orang yang tidak pernah mendengar Allah di bagian-bagian
terpencil Afrika? Bagaimana mereka dapat diselamatkan? Bagaimana
mungkin Allah menghukum mereka pada penghakiman?”
Pertanyaan-pertanyaan ini, seringkali bernada protes, adalah penga-
baian untuk apa yang mereka sudah tahu atau apa yang tidak ingin mereka
pelajari. Dalam hati nurani mereka, mereka tahu bahwa Allah itu nyata,
tetapi menolak kebenaran itu. Apa yang tidak ingin mereka tahu ialah
bahwa pengetahuan-Nya tersedia bagi semua orang yang mencari kebe-
naran. Jika benar-benar jujur, para penanya harusnya mengakui bahwa
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 109

mereka sedang menyangkal-Nya. Sang Pemazmur kemudian meneguh-


kan bahwa suara tanpa henti dari ciptaan sedang memberitakan Allah:

Langit menceritakan kemuliaan Allah.


Cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya.
Hari meneruskan berita itu kepada hari,
dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam.
Tidak ada berita dan tidak ada kata,
suara mereka tidak terdengar;
tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia,
dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. (Mazmur 19:1-4)

Pengetahuan akan luasnya keagungan Allah diberitakan secara


terus-menerus hingga ke seluruh dunia setiap detik dari setiap menit,
setiap menit dari setiap jam, dua puluh empat jam sehari, dan 365 hari
setahun. Tidakkah Anda akan berkata bahwa itu mencakup orang-orang
“bodoh” di Afrika yang terpencil? Seseorang bisa saja berpura-pura tidak
mengenal-Nya dan hidup seolah-olah mereka abai terhadap keberadaan-
Nya, namun kebenaran itu tidak hanya ditanamkan di dalam hati mereka
sejak lahir, tetapi secara terus-menerus berbicara kepada mereka hari
demi hari, malam demi malam. Kecuali seseorang sudah kehilangan
nalar, hanya yakin pada dirinya sendiri, dan pada akhirnya menghangus-
kan hati nurani mereka hingga pada titik menjadi seorang bebal, mereka
tidak dapat lari dari realitas-Nya.

Persimpangan yang Sangat Penting

Persimpangan yang sangat penting terjadi ketika seorang manusia


hendak memilih mencari Allah yang hidup atau “memuaskan” keinginan-
nya dengan berpaling kepada suatu ilah atau ilah-ilah, sehingga meng-
hilangkan suara hatinya. Sekarang Anda mungkin berpikir, Saya hidup
110 MEMBUNUH KRYPTONITE

di Barat, ilah-ilah bukanlah satu bagian dari budaya kami. Kami tidak
memiliki patung-patung, ikon-ikon, kuil-kuil, atau apa pun yang semacam
ini. Harap bersabar; saya benar-benar akan menunjukkan bahwa Barat
memiliki bermacam-macam ilah-ilah, tidak berbeda dengan budaya lain
manapun.
Bagaimana ilah-ilah ini berasal? Kita harus ingat bahwa manusia-
lah yang telah menciptakan semua ilah atau berhala. Seorang manusia
didorong untuk memuaskan kesadaran bawaan akan Allah, bersamaan
dengan kebutuhan untuk tetap dalam kedudukan yang baik dengan Dia.
Jika suatu versi alternatif ilahi dibuat, lalu siapapun yang menciptanya
akan menentukan apa yang diperlukan untuk menyenangkan ilah itu, dan
bahwa ilah itu akan menyediakan atau memberikan apa punkerinduan
penemunya — semuanya ini untuk memuaskan kebutuhan menyembah
yang sudah terbawa sejak lahir. Sekarang dengarlah apa yang dikatakan
Paulus selanjutnya:

Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan


Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya
pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menja-
di gelap. Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi
mereka telah menjadi bodoh. Mereka menggantikan kemuliaan
Allah yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia
yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat
atau binatang-binatang yang menjalar. (Roma 1:21-23)

Bangunan patung-patung (berhala-berhala) bukanlah fokusnya di


sini, melainkan konsekuensi dari suatu masalah yang lebih dalam — tidak
menyembah Dia sebagai Allah. Pada titik ini sangatlah penting untuk
menetapkan apakah “penyembahan” yang benar itu. Jika kita memikir-
kan tentang tim penyembah gereja yang memimpin sebuah “lagu lambat,”
kita benar-benar kehilangan pesannya di sini. Definisi yang benar dari
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 111

penyembahan yang benar bukanlah musik dan bernyanyi, melainkan


ketaatan.
Sebagai seorang penulis dari beberapa buku, saya telah belajar
ketika saya sedang memperkenalkan suatu istilah yang agak tidak biasa
dalam satu buku, saya harus memberikan definisi utamanya ketika saya
memperkenalkannya, baik dengan mendefinisikannya langsung ataupun
memakainya dalam satu cara yang mengilustrasikan pengertian kata itu
dengan sempurna. Hal yang sama berlaku bagi semua penulis, demikian
juga bagi Allah.
Jika Anda melihat terjemahan Alkitab yang paling luas diterima
(NKJV, ESV, NASB, dan NIV untuk menyebut beberapa), peristiwa perta-
ma yang menyebut kata “menyembah” adalah Kejadian 22:5. Abraham
sedang berbicara kepada hamba-hambanya, memberitahu mereka
tentang apa yang akan dia dan Ishak lakukan di gunung. Abraham berka-
ta, “aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang.” Apa
yang akan ia lakukan di sana? Apakah menyanyikan satu lagu lambat bagi
Allah, atau mengumpulkan sejumlah musisi dan penyanyi untuk memi-
mpin satu kebaktian penyembahan di gereja? Sama sekali tidak. Ia di sana
untuk menaati apa yang diperintahkan Allah untuk ia lakukan tiga hari
sebelumnya — untuk mengorbankan anak tunggalnya.
Alkitab NLT memakai kata “menyembah” dalam Roma 1:21, semen-
tara beberapa terjemahan lainnya memakai kata “memuliakan” atau
“menghormati.” Semua kata-kata ini berhubungan. Kita memuliakan dan
menghormati Allah atau sumber otoritas lain apa punketika kita taat. Kita
merendahkan atau menghina ketika kita tidak taat. Kita bisa memberi-
kan pujian yang tidak tulus, membual dan memuji, menuliskan lagu-lagu
tentang Dia, dan sebagainya, tetapi jika kita tidak melakukan apa yang
Allah inginkan, kita menyakiti Dia, yang merupakan antonim atau lawan
kata dari menyembah (atau menghormati).
Ada suatu hari di mana Allah berkata kepada umat-Nya, “Aku
membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada
112 MEMBUNUH KRYPTONITE

perkumpulan rayamu…. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyi-


an-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah
keadilan bergulung-gulung seperti air dan kebenaran seperti sungai yang
selalu mengalir” (Amos 5:21, 23-24). Hidup yang benar adalah ketaatan
kepada otoritas-Nya, bukan apa yang kita tentukan yang merupakan
hidup yang benar.
Di bawah Perjanjian Lama, Allah memerintahkan Musa menge-
nai persembahan-persembahan yang berkenan bagi Dia. Ada berbagai
macam korban yang dapat dibawa umat-Nya kepada-Nya sebagai suatu
bentuk penyembahan: seekor domba (lihat Keluaran 29:39-41), seekor
banteng (lihat Keluaran 29:10-14), bulir gandum (lihat Keluaran 29:41),
dan banyak yang lain. Juga, mereka bisa membakar suatu dupa kudus
yang disebut kemenyan di Kemah Pertemuan dan bait Allah sebagai
satu bentuk penyembahan (lihat Imamat 2:2). Namun suatu hari Allah
berfirman:

Tetapi kepada orang inilah Aku memandang: kepada orang yang


tertindas dan patah semangatnya dan yang gentar kepada firman-
Ku. Tetapi mereka yang memilih jalan-jalannya sendiri… persem-
bahan mereka tidak akan diterima. Ketika orang-orang yang
demikian mengorbankan lembu jantan, itu sama tak berkenann-
ya dengan seorang korban manusia. Ketika mereka mengorbankan
domba, itu seolah mereka telah mengorbankan seekor anjing! Ketika
mereka membawa persembahan gandum, mereka sama saja seper-
ti mempersembahkan darah seekor babi. Ketika mereka memba-
kar kemenyan, itu sama saja seperti mereka memuja suatu berhala.”
(Yesaya 66:2-3)

Dia mulai dengan mengidentifikasi mereka yang ada di bawah berkat-


Nya, mereka yang gentar kepada firman-Nya. Ini menggambarkan seseo-
rang yang menilai ketaatan sebagai perkara yang sangat penting. Mereka
itulah yang akan diperhatikan-Nya.
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 113

Lalu mereka beralih kepada mereka yang memilih cara mereka sendi-
ri untuk menyembah (menaati) Dia. Bukan hanya tindakan penyembah-
an mereka tidak diterima, namun juga disejajarkan dengan satu korban
manusia (pembunuh berdarah dingin), seekor korban anjing, darah babi,
dan memuja suatu berhala. Tindakan-tindakan ini kejidi mata-Nya.
Jika seseorang benar-benar mempersembahkan hal-hal menjijikkan ini
atau melakukan pembunuhan, mereka pastinya telah dilenyapkan dari
komunitas Israel atau dihukum mati. Ini sangat kuat dan tegas! Jadi jelas-
lah bahwa penyembahan mereka bukanlah penyembahan sama sekali,
meskipun itu sesuai dengan perintah-perintah peribadatan yang diber-
ikan dalam kitab Keluaran dan Imamat.
Parafrase Alkitab The Message mengatakannya demikian, “Tindakan
penyembahanmu adalah tindakan dosa.”
Ingat, ini adalah umat perjanjian-Nya, mereka yang menerima janji-
janji-Nya. Mengapa mereka mendengar kata-kata yang sedemikian tak
enak? Karena mereka beribadah sesuai cara mereka dan tidak menaati
Dia. Hal yang sama berlaku untuk kita: Kita dapat menyanyikan pujian
kepada Allah, menghadiri kebaktian penyembahan, atau mengakui kese-
tiaan kita kepada Allah, bahkan sesuai dengan cara-cara yang ditentukan
oleh Perjanjian Baru. Namun jika kita tidak memiliki landasan keta-
atan, penyembahan kita benar-benar bukan penyembahan sama sekali.
Bukankah kita diberi tahu, “Kamu harus hidup sebagai anak-anak Allah
yang taat” (1 Petrus 1:14)?
Akar masalah lain yang disebutkan Paulus ialah tidak mengucap
syukur kepada Allah atau tidak tahu terima kasih. Jika kita percaya kita
berhak atas suatu gaya hidup tertentu, pantas menerima benda-benda
materi tertentu, atau mengharapkan status tertentu, kita berfokus pada
diri sendiri dan, sebagai akibatnya, tidak bersyukur. Bagaimanapun juga,
kita telah bekerja keras, merencanakan, menetapkan tujuan, memim-
pikan apa yang telah kita capai atau perbuat, jadi kita memiliki satu
perasaan sombong di dalam pekerjaan kita sendiri.
114 MEMBUNUH KRYPTONITE

Perilaku Yang Diakibatkannya

Akar dari sikap yang mengubah keinginan hati kita untuk menaati,
menghormati, dan berterimakasih kepada sesuatu yang bukan Allah ini
memudahkan penyembahan berhala dalam diri seseorang, komunitas,
atau negara. Paulus kemudian berkata:

Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati


mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan
tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan
dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupa-
kan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. (Roma
1:24-25)

Ingatlah bahwa akar dari semua ini ialah kurangnya ketaatan dan rasa
syukur kepada Allah. Sekarang kita menyembah (menaati) natur keing-
inan kita yang telah berdosa. Kita tunduk kepada sesuatu yang diciptakan
tetapi yang sekarang sudah cacat dan terkutuk. Kompas moral kita telah
berkompromi dan kebenaran digantikan dengan suatu dusta. Sekarang,
yang dianggap bijaksana dalam realitanya adalah kebodohan. Apa yang
dianggap sebagai hal yang normal oleh dunia ini sebenarnya tidaklah
normal. Ini berlanjut hingga apa yang sungguh-sungguh benar sekarang
ini dicap jahat danapa yang benar-benarjahat disebut baik. Kemudian
kita baca:

Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang


memalukan…(Roma 1:26)

Setelah pernyataan ini, Paulus menghabiskan beberapa ayat berikut-


nya, diwakili 137 kata dalam terjemahan NLT, dengan mendaftarkan dua
puluh dua pelanggaran terhadap Allah. Suatu contoh dari pelanggaran
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 115

ini termasuk pembunuhan, pengkhianatan, kebencian, ketamakan, keti-


daktaatan kepada orangtua, dan homoseksualitas. Fakta yang diungkap-
kan ialah bahwa Paulus menggunakan 59 dari 147 kata (kira-kira 43 %)
untuk membahas homoseksualitas, tetapi memberikan 21 pelanggar-
an lainnya hanya beberapa kata untuk masing-masing, tanpa memberi
komentar lebih lanjut. Mengapa demikian? Apakah Allah mengkhusus-
kan homoseksualitas dan memberi kita suatu lisensi untuk memperlaku-
kan homoseksual sebagai dosa yang lebih buruk dari pada orang-orang
yang terlibat dalam dosa-dosa lainnya? Sama sekali tidak! Malahan, Dia
memperjelas bahwa suatu hubungan yang dekat dengan homoseksuali-
tas adalah salah satu indikator terbaik dari satu masyarakat yang cepat
masuk ke dalam penyembahan berhala. Mari kembali kepada kata-kata
Paulus:

Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang


memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubu-
han yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami
meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain,
sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki,
dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang
setimpal untuk kesesatan mereka. (Roma 1:26-27)

Suatu masyarakat yang berhenti mengakui, bersyukur dan menaati


Allah akan cenderung mengakui, kemudian meneguhkan (menyetujui),
dan pada akhirnya menyambut (menganjurkan) penyimpangan seksual,
khususnya homoseksualitas. Paulus menyebut perilaku ini memalukan
dan tidak wajar.
Kebenaran digantikan dengan dusta, yang pada akhirnya memimpin
pada kebingungan atas gender.
116 MEMBUNUH KRYPTONITE

Pada Januari 2017, majalah National Geographic mendedikasikan


terbitan bulanannya pada apa yang disebut “Revolusi Gender”. Para editor
mengumpulkan satu barisan individu-individu mewakili orientasi seksu-
al atau gender yang berbeda yang telah diciptakan oleh manusia yang fana.
Majalah itu berkonsultasi dengan para ahli terkemuka tentang seksualitas
manusia dari berbagai universitas dan perguruan tinggi. Beberapa isti-
lah yang digunakan untuk menggambarkan pilihan seksual dan gender
ialah: agender (tanpa gender), queer (pria yang terang-terangan menga-
ku homoseksual), androgynous (berkelamin dua), transgender, cisgender
(orang yang memiliki persepsi gender yang sesuai dengan jenis kelamin-
nya), genderqueer (orang yang memiliki seluruh identitas gender yang
tidak secara ekslusif maskulin atau feminin saja), intersex (seseorang yang
memiliki karakteristik seksual, termasuk kromosom, hormon seksual
dan alat kelamin yang tidak cocok dengan tipikal tubuh pria atau wanita),
straight (orang yang memiliki orientasi seksual kepada orang yang berbe-
da dengannya), bi-gender (gender ganda), intersex nonbinary (seseorang
yang identitas dan ekspresi gendernya tidak sesuai dengan gender pria
atau wanita), transboy (seorang yang terlahir sebagai perempuan tetapi
identitas gendernya adalah laki-laki), atau transgirl (seorang yang terla-
hir sebagai laki-laki tetapi identitas gendernya adalah perempuan), dan
sebagainya. Ini terdengar sangat canggih, tetapi ia jatuh di bawah kategori
kebodohan dan penipuan.
Orang-orang yang membuat istilah-istilah ini dipandang sebagai
orang-orang pintar, terdidik, dan ahli pada zamannya. Apa yang akan
menjadi produk masyarakat kita dengan pemikiran seperti ini yang
menuntun kita? Banyak kajian telah menunjukkan bahwa pemerintah
Amerika Serikat telah menghabiskan lebih dari dua ratus milyar dollar
pada isu-isu yang berkaitan dengan identitas gender dan homosek-
sualitas.1 Dapatkah Anda bayangkan berapa banyak kesempatan yang
1. Mat Staver: Homosexuality Costs The Government Tens Of Billions Dollars Brian Tsashman | 16 April
2015, 12:40 pm — http://www.rightwingwatch.org/post/mat-staver-homosexuality-costs-the-govern-
ment-tens-of-billions-dollars/
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 117

dapat dibuat dengan sumber daya ini? Dana ini harusnya sudah dapat
digunakan untuk meningkatkan fasilitas sekolah negeri, memperko-
koh kekuatan polisi, merenovasi bandara dan fasilitas publik lainnya,
dan yang paling penting, menolong orang-orang yang tidak memiliki
rumah, para ibu tunggal, dan orang-orang cacat. Namun jumlah uang
yang sangat banyak ini dihabiskan semua demi tujuan memilih suatu
preferensi seksual yang bertentangan dengan bagaimana Allah mencip-
takan manusia. Sejak semula Kitab Suci mendeklarasikan, “Allah mencip-
takan manusia itu… laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”
(Kejadian 1:27). Dia sendirilah yang memutuskan gender kita; Dia tahu
yang terbaik sebab Dia mengasihi kita.
Namun semua ini dilakukan dengan berkedok menjadi bijaksana,
ketika sebenarnya itu adalah suatu kebodohan menyia-nyiakan sumber
daya. Yang paling buruk, itu mendorong perilaku yang salah dan membi-
arkan orang-orang dalam belenggu suatu gaya hidup yang bukan untuk
itu mereka diciptakan.
Inilah perilaku absurd yang dinubuatkan Paulus akan terjadi ketika
kita berhenti sungguh-sungguh menyembah (menaati) Allah dan
mengucap syukur. Jadi kenapa kita para pemimpin tidak bersuara dan
membongkar kepercayaan dan upaya-upaya yang sesat ini? Kita menja-
di takut terhadap kebenaran dan merangkul dusta dan penipuan. Kita
telah ikut-ikutan masuk ke dalam penyembahan berhala, dan ia telah
mencengkeram kita dengan kuat sebagai suatu bangsa.
Masyarakat bisa jadi menyebut ini kemajuan, namun sebenarnya itu
adalah suatu penyimpangan terhadap kebodohan. Perkataan-perkataan
Paulus, dituliskan sudah sangat lama, menyingkapkan bagaimana
penyimpangan seksual dan gender semuanya berakar dalam penyembah-
an berhala. Lalu ia menuliskan daftar konsekuensi yang lebih lanjut:
118 MEMBUNUH KRYPTONITE

Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka
Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk,
sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas: penuh dengan
rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan,
penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan
kefasikan. Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Allah,
kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat
kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak
mengenal belas kasihan. (Roma 1:28-31)

Anda tidak harus mengamati dengan keras, melakukan suatu studi


kasus, atau mengambil suatu kelas kajian sosial untuk menemukan jenis
perilaku ini di masyarakat kita. Itu tersebar luas, merajalela, dan meng-
hancurkan kehidupan, keluarga-keluarga dan banyak negara. Perilaku
menyimpang ini beserta penerimaannya ada di balik kerusakan sosial,
menerobos hubungan-hubungan, dan peperangan dalam segala jenisnya.
Jika semua ini belum cukup tragis, Paulus menyimpulkan:

Sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan-tuntutan hukum


Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demiki-
an, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukannya sendi-
ri, tetapi mereka juga setuju dengan mereka yang melakukannya.
(Roma 1:32)

Pemerintah, media, produser televisi dan film, para pekerja sosial,


para pemimpin, orang-orang berpengaruh, dan seluruh masyarakat
benar-benar menyadari perilaku ini bertentangan dengan Pencipta kita,
namun mereka mengabaikan apa yang dikatakan oleh hati nurani mereka
dan apa yang diproklamirkan seluruh ciptaan. Dan untuk meredakan
suara nurani mereka, mereka menganjurkan orang-orang lain melaku-
kan hal yang sama, dengan harapan itu akan membungkam kebenaran
APA DI BALIK PENYEMBAHAN BERHALA? 119

yang ada dalam hati mereka.


Semua perilaku yang didaftarkan di atas diakibatkan oleh penyemba-
han berhala sebagai akar masalahnya — dengan tidak memberi kepada
Allah penyembahan (rasa hormat dan ketaatan) serta rasa syukur yang
layak Dia dapatkan. Allah secara otentik diakui oleh tanggapan perilaku
kita kepada-Nya, bukan hanya dengan ucapan bibir semata. Ini berlaku
untuk semua manusia, tapi sekarang mari alihkan perhatian kita pada
bagaimana hal ini berperan dalam diri seseorang yang telah berada dalam
relasi dengan-Nya.

Ambil Tindakan
Penyembahan adalah pilihan untuk menaati, menghormati dan mengu-
cap syukur kepada Allah. Ketika kita melupakan elemen apa pundari
penyembahan yang benar ini, kita membuka diri kita sendiri terhadap
penipuan yang memimpin kepada penyembahan berhala. Ini berlaku
bagi kita secara individu dan secara budaya.
Tindakan penyembahan pertama yang diberitakan di dalam Kitab
Suci ialah ketika Abraham menaati Allah dengan pergi untuk mengor-
bankan Ishak. Apa yang Allah perintahkan untuk Anda lakukan? Ini
mungkin sesuatu yang ditantang oleh Roh Kudus untuk Anda ketika
Anda membaca Alkitab, atau mungkin sesuatu yang Dia tanamkan dalam
hati Anda yang merupakan sesuatu yang khusus bagi Anda.
Bagaimana bab ini mengubah cara berpikir Anda tentang penugasan
Allah ini? Ambillah waktu sejenak untuk bertanya kepada Allah tentang
langkah-langkah apa yang dapat Anda ambil untuk menggenapi penu-
gasan tersebut hari ini, dan pastikan Anda mengucap syukur kepada Dia
karena telah memilih Anda melakukan hal ini, karena Dia telah berfir-
man kepada Anda, dan karena Dia menyertai Anda ketika Anda menja-
lani penyembahan Anda sebagai ketaatan.
11

PENYEMBAHAN
BERHALA ORANG-
ORANG PERCAYA

Penyembahan berhala di antara orang-orang dunia saja sudah buruk,


namun mendapatinya di antara mereka yang memiliki satu perjanjian
dengan Allah yang hidup itu mengerikan.
Yakobus menunjuk pada jenis penyembahan berhala ini sebagai
perzinaan. Disebut demikian karena kita memiliki suatu perjanjian
dengan Allah, dan sama seperti seorang suami atau isteri yang tidak setia
kepada pasangannya, ketika kita menyerahan diri kita pada penyembah-
an berhala, kita tidak setia kepada Suami kita, Tuhan Yesus Kristus.

Raja Saul dan Orang-Orang Amalek

Mari mulai dengan Perjanjian Lama dan bergerak ke Perjanjian Baru. Israel
memiliki perjanjian dengan Allah bermula dari bapa mereka, Abraham.
Allah telah memberi suatu perintah kepada Saul, Raja Israel, melalui nabi
Samuel: “Dengarkanlah bunyi firman TUHAN!” (1 Samuel 15:1). Tak
salah lagi, itulah kehendak Allah; langsung dan jelas. Raja itu diperintah-
kan untuk benar-benar membinasakan orang Amalek — setiap laki-laki,
122 MEMBUNUH KRYPTONITE

perempuan, anak-anak, dan hewan. Itu adalah pembalasan Allah terha-


dap bagaimana bangsa Amalek menghalang-halangi Israel ketika mereka
melarikan diri dari Mesir dan berada dalam kondisi mereka yang paling
rentan. Raja Saul dengan segera mengerahkan dan menggerakkan tentara
untuk menyerang orang Amalek. Namun, kita membaca:

Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke
Syur, yang di sebelah timur Mesir. Agag, raja orang Amalek, ditang-
kapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan
mata pedang. Tetapi Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan
kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula
anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menum-
pas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang
buruk, itulah yang ditumpas mereka. (1 Samuel 15:7-9)

Kelihatannya bagi banyak orang di Israel bahwa Saul benar-benar


menaati firman Tuhan, namun persis sesaat kemudian kita membaca,
“Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian: “Aku menye-
sal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari
pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku.” (1 Samuel 15:10-11). Saul
tidak memberi penyembahan kepada Allah, ketaatan yang pantas Dia
dapatkan. Ia tidak setia kepada Allah.
Saya teringat seorang ayah yang bingung yang menceritakan raha-
sianya kepada saya bahwa salah satu dari tantangan terbesarnya dengan
putra remajanya ialah bahwa anak muda itu melakukan sebagian dari apa
yang diperintahkannya, namun kemudian ia menyimpang dan melaku-
kan apa yang diinginkannya, yang biasanya adalah keluyuran dengan
teman-temannya. Ketika sang ayah mengkonfrontirnya, putranya akan
marah dan membalas, “Ayolah, Pa, berhentilah terlalu keras pada saya!
Aku sudah melakukan sembilan puluh persen dari yang kau perintahkan.
Kenapa kau begitu teliti? Kenapa kau tidak melihat pada yang sembilan
PENYEMBAHAN BERHALA ORANG-ORANG PERCAYA 123

puluh persen yang sudah kulakukan, dan bukan yang sepuluh persen
yang tidak saya lakukan?” Sang ayah begitu frustrasi.
Saya katakan kepada sang ayah, “Berarti Allah juga sangat teliti.”
Saya mengingatkannya akan peristiwa dengan orang Amalek ini. Saya
memberitahunya, pastinya ada sedikitnya seratus ribu laki-laki, wanita,
dan anak-anak yang Saul bunuh. Saya yakin ia juga membunuh lebih
banyak domba, kambing, dan hewan ternak daripada yang ia sisakan
hidup. Jadi dapat kita katakan bahwa Saul melakukan lebih dari 90% dari
apa yang Allah perintahkan untuk ia lakukan, namun Allah mengatakan
bahwa Saul telah tidak mematuhi-Nya dan selanjutnya menggunakan
kata “pemberontakan” dalam menyebutkan perilaku Saul tersebut (ayat
23).
Latar belakang Alkitab ini menolong sang ayah mengetahui bahwa ia
benar-benar sedang merasakan ketidakbenaran perilaku putranya.
Sebenarnya, saya yakin Raja Saul lebih dekat pada melakukan 99%
dari apa yang Allah perintahkan untuk dia lakukan. Mengapa Allah tidak
fokus pada semua yang sudah Saul lakukan, malahan lebih pada 1% yang
tidak ia lakukan? Ini sangat teliti di mata kebanyakan orang, tetapi bagi
Allah, ketaatan sebagian — bahkan ketaatan yang nyaris sempurna —
sama sekali bukanlah ketaatan, sebaliknya itu adalah pemberontakan. Itu
tidak memberikan Allah penghormatan dan penyembahan yang pantas
untuk Dia.
Kemudian Samuel melabrak Saul yang telah berbohong, gagal
menyangkal tuduhan tersebut, namun Samuel menunjuk pada hewan-he-
wan yang seharusnya sudah disembelih. Kemudian Saul berusaha
menyalahkan orang-orang Israel, tetapi Samuel mengoreksinya, “Tidak,
engkaulah yang bertanggung jawab, engkaulah yang telah tidak menaati
Allah” (diparafrasekan). Begitu Saul mundur dari konfrontasi sang nabi,
Samuel lalu mengatakan suatu kebenaran yang menakjubkan mengenai
penyembahan berhala:
124 MEMBUNUH KRYPTONITE

“Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kede-


gilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena
engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak
engkau sebagai raja.” (1 Samuel 15:23)

Untuk sekarang, saya akan berfokus pada pernyataan yang kedua —


“kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala.” Kedegilan berar-
ti “mendorong” atau “menekan”. Saul didorong mundur dari kebenaran,
dari ketaatan sepenuhnya.
Kata berikutnya ialah, “sama seperti” dalam ayat yang diberi tanda
miring, yang artinya tidak demikian dalam teks aslinya. Tidak ada kata
Ibrani di sana, dan para penerjemah menambahkannya supaya terba-
ca lebih baik. Terjemahan yang lebih baik seharusnya: “Kedegilan ialah
penyembahan berhala.”
Kenyataannya ialah, ketika seseorang mengetahui kebenaran, menge-
tahui kehendak Allah, mengetahui apa yang Allah katakan, namun masih
bersikeras dan tidak taat, itu adalah penyembahan berhala. Alasannya?
Kehendak, agenda, kemauan, dan keinginan mereka telah ditempatkan
di atas kehendak Allah. Semua hal ini datang mendahului-Nya, dan suatu
berhala ialah apa saja yang kita tempatkan sebelum Allah.
Saul percaya dan bahkan mengaku, “Aku telah menaati Allah”; namun
karena ia tidak sepenuhnya taat, melainkan memilih untuk menempat-
kan keinginan bangsa itu (lebih tepatnya, keinginannya sendiri) di atas
firman Tuhan, itu adalah penyembahan berhala. Itu membutakannya
hingga melakukan kejijikan bagi Tuhan.
Seperti yang baru saja kita lihat mengenai semua orang dalam kitab
Roma, tentu saja hal yang sama berlaku bagi Saul. Akar penyembahan
berhala Saul bukanlah patung-patung, arca-arca, altar-altar atau kuil-kuil.
Alih-alih, tidak memberikan penyembahan yang pantas kepada Allah —
taat pada apa yang Dia nyatakan. Inti perilaku ini memimpin pada keti-
daksadaran mengubah kebenaran demi suatu dusta, jadi penipuan mulai
PENYEMBAHAN BERHALA ORANG-ORANG PERCAYA 125

mencengkeram Saul. Itu membawanya pada “kebodohan berpikir” dan


melakukan “hal-hal yang seharusnya tidak pernah dilakukan.” Akibat
tragis dari penyembahan berhala Saul adalah bahwa hidupnya semakin
dan semakin berkembang dalam kejahatan. Ia menjadi cemburu, menun-
tut, tidak pantas, penuh kemarahan, penyerang hamba-hamba Allah
yang penuh kebencian, seorang pembunuh, dan bahkan bertanya pada
seorang tukang sihir dan bukannya pada Tuhan. Inilah beberapa ciri yang
diakibatkan karakter Saul, semuanya bermula dari akar penyembahan
berhalanya.
Seringkali mereka yang memiliki satu hubungan dengan Allah
namun memilih keinginan mereka sendiri atas apa yang jelas-jelas
sudah Dia nyatakan melalui Kitab Suci, menjadi buta pada ketidaktaatan
mereka sendiri. Tepat seperti yang terjadi dengan Saul, penyembahan
berhala membutakan kita kepada kebenaran. Sekarang kita menukarkan
kebenaran demi dusta dan masih percaya bahwa Allah ada di sisi kita.
Kita berpikir Dia mengerti hati kita dan dengan demikian mengampuni
perilaku kita atau menyetujui gaya hidup kita, ketika sebenarnya kita
menentang-Nya dan telah menjadikan diri kita seorang musuh Allah.

Rasa Cukup

Saya akan perkenalkan aspek penyembahan berhala yang berikutn-


ya dengan mendefinisikan dua kata kunci. Yang pertama ialah “puas”
(kepuasan hati). Ini didefinisikan oleh Merriam-Webster sebagai “mera-
sakan atau menunjukkan kepuasan atas kepemilikan, status atau situasi
seseorang.” Kata Yunani yang paling sering digunakan untuk rasa puas
adalah arkeo dan diartikan sebagai “mencukupkan, merasa cukup, puas,
dan sebagai implikasinya menjadi kuat dan mampu membantu orang
lain” (WSNTDICT).
Kita tidak dapat melayani sebagaimana mestinya kecuali kita merasa
cukup. Tidak memiliki kebajikan ini akan membuat kita cenderung
126 MEMBUNUH KRYPTONITE

memandang situasi dari sudut pandang bagaimana hal ini akan mengun-
tungkan saya? Dari luarnya tindakan dan kata-kata bisa terlihat tidak
mementingkan diri sendiri atau bahkan menyangkal diri, namun jika
itu tidak didasarkan pada rasa cukup, mereka akan digerakkan oleh
motif-motif melayani diri sendiri.
Paulus berkata kepada sebuah gereja, “Kukatakan ini bukanlah
karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam
segala keadaan” (Filipi 4:11). Bagaimanapun, ia sungguh punya kebutuh-
an, ia hanya memberitahu orang-orang yang ia layani bahwa ia tidak
sedang mencari pemberian itu untuk keuntungannya, melainkan untuk
keuntungan mereka. Ia tidak dapat berdusta atau melebih-lebihkan
dalam menulis Kitab Suci, jadi kita tahu inilah motifnya yang sebenar-
nya, bukan beberapa pernyataan yang “benar secara politis”. Satu-satunya
cara mengapa motifnya tidak mementingkan diri sendiri ialah jika ia
benar-benar merasa cukup, bahkan ketika ia menghadapi kebutuhan
yang nyata.
Untuk alasan inilah kita sebagai orang percaya diberi tahu, “Memang
ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Asal ada
makanan dan pakaian, cukuplah” (1 Timotius 6:6, 8). Ada “keuntung-
an besar” dihubungkan dengan rasa cukup; meskipun keuntungan itu
tidak akan selalu terlihat dalam daftar perjalanan kita. Rasa cukup meno-
long kita tetap kokoh dan tidak menyerah sebelum kita melihat doa kita
dijawab.
Dalam doa saya minta pada Tuhan untuk pengertian-Nya akan rasa
cukup. Dalam hati saya, saya mendengar: Kepuasan sepenuhnya di dalam
kehendak-Ku. Kehidupan Tuhan kita Yesus adalah gambaran sejati dari
rasa cukup. Kita berulang kali mendengar ini dalam kata-kata-Nya:
“Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan
menyelesaikan pekerjaan-Nya” (Yohanes 4:34). Rasa cukup dan komit-
men-Nya kepada kehendak Allah jelas-jelas terlihat dalam Mazmur
mesianik, yang berbunyi, “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku;
PENYEMBAHAN BERHALA ORANG-ORANG PERCAYA 127

Taurat-Mu ada dalam dadaku” (Mazmur 40:8). Tidak ada keinginan atau
gairah bagi Dia di luar kehendak Allah. Gairah-Nya adalah menggenapi
keinginan Bapa-Nya.
Sekarang rasa cukup tidak seharusnya dibingungkan dengan merasa
puas, sebab keduanya tidak memiliki kedekatan sama sekali dalam
pengertinya. Anda akan melihat Yesus “mempersembahkan doa dan
permohonan dengan ratap tangis” (Ibrani 5:7). Ia menunggangbalikkan
meja-meja para penukar uang, dan ia sangat ingin makan malam bersa-
ma para rasul pada malam sebelum penderitaan-Nya. Dia tidak merasa
puas melihat orang-orang dalam belenggu, sakit, dan terhilang; Dialah
Pahlawan atas nama orang-orang tertindas. Namun, ketika tiba pada
kebutuhan dan keinginan-Nya, Dia merasa cukup. Dia menyampaikan
permohonan-Nya kepada Bapa-Nya dan mempercayai Bapa-Nya untuk
penyediaan kebutuhan-Nya.
Dari rasa cukup ini lahirlah kata-kata, “Aku hidup karena Bapa hidup.”
Ini menghasilkan suatu keamanan dan stabilitas yang tak mementing-
kan soal-soal duniawi, bahkan Dia dengan berani memproklamirkan,
“Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi” (Yohanes 6:57
dan 8:14). Karena ini Dia tidak dapat dihalangi atau ditipu, dan Dialah
Hamba yang sempurna!

Ketamakan

Kata kunci kedua yang berkaitan dengan pengertian penyembahan berha-


la ialah “iri hati” (ketamakan); itulah lawan kata yang sempurna dari
rasa cukup. Ini bukanlah satu kata yang banyak Anda dengarkan dalam
percakapan kita setiap hari, maka adalah penting untuk mengidentifi-
kasinya agar dikenali dan dipahami dalam Kitab Suci.
Mari mulai dengan definisi dalam bahasa Inggris. Dalam kamus
Webster’s artinya “satu keinginan kuat untuk mendapatkan dan memiliki
hal-hal yang dianggap baik.” Beralih ke bahasa Yunani, itu lebih deskriptif.
128 MEMBUNUH KRYPTONITE

Sebelumnya, pertama-tama mari lihat pada apa yang dikatakan Paulus


yang membawa pada penyebutan ketamakan dalam Kolose:

Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus,


carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebe-
lah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama
dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup
kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersa-
ma dengan Dia dalam kemuliaan. (Kolose 3:1-4)

Paulus sedang memberi kita kunci untuk tetap dalam suatu keadaan
merasa cukup. Ketika kita sepenuhnya memahami bahwa kita berada
dalam satu perjanjian dengan Allah yang Maha Kuasa melalui Yesus
Kristus, maka kita sadar kita tidak kekurangan apa-apa — sama sekali
tak ada yang kurang. Yesus berkata bahwa “Kerajaan itu adalah milik
kita,” dan jika kita pertama-tama, bukan kedua atau ketiga, mencari kera-
jaan-Nya, segala sesuatu yang kita perlukan akan ditambahkan kepada
kita.
Ini mengidentifikasi serangan besar musuh yang pertama terhadap
Yesus. Pada waktu pencobaan di padang gurun, Setan berusaha agar Yesus
mencari pemeliharaan di luar Bapa-Nya. Situasinya menakutkan: setelah
berpuasa empat puluh hari, Yesus sangat lapar. Harapan sang musuh
ialah membuat-Nya keluar dari rasa cukup masuk kepada ketamakan,
tetapi Yesus menolak. Tak lama kemudian, malaikat-malaikat datang dan
memberi makan Yesus dengan makanan dari surga! Rencana sang musuh
gagal terhadap Yesus, tetapi itu tidak berarti ia tidak akan menggunakan
strategi yang sama terhadap kita. Ia menargetkan kita beralih dari rasa
puas dengan pemeliharaan kerajaan Allah kepada pemeliharaan dengan
cara kita sendiri.
PENYEMBAHAN BERHALA ORANG-ORANG PERCAYA 129

Paulus sedang mengatakan bahwa mereka yang mencari Allah, tidak


hanya menggunakan Allah untuk mendapatkan apa yang mereka ingin-
kan dari-Nya, tetapi mereka yang dengan bergairah menginginkan hati
dan kesenangan-Nya adalah mereka yang akan menemukan pikiran
mereka ditetapkan pada perkara-perkara di atas. Dalam keadaan ini,
kita menjadi seperti Yesus. Gairah kita ialah melakukan kehendak Dia
yang mengutus kita. Hasil yang menakjubkan ialah bahwa sekarang kita,
seperti Yesus, tidak dapat dihalangi atau ditipu dan kita pantas menjadi
seorang hamba sejati kerajaan Allah! Paulus melanjutkan:

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang dunia-


wi, yaitu percabulan, kenajisan,hawa nafsu, nafsu jahat dan juga
keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya
itu mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. (Kolose
3:5-6)

Lihatlah pada kata-kata Paulus, “keserakahan, yang sama dengan


penyembahan berhala.” Inilah kunci kita yang berikutnya dalam mema-
hami apa sebenarnya penyembahan berhala itu. Adalah gampang mende-
teksinya pada bangsa-bangsa kafir yang membangun patung-patung,
altar-altar, dan kuil-kuil, namun diperlukan pengertian dan kepekaan
dalam suatu “budaya yang beradab.” Paulus mengatakan bahwa ketika
kita bergerak keluar dari rasa puas dan masuk ke dalam ketamakan, kita
telah berpindah dari suatu hubungan yang intim dengan Allah kepada
penyembahan berhala dan perzinaan.
Sekarang mari lihat pada kata Yunani pleonexia, yang diterjemahkan
“keserakahan” dalam ayat ini. Biarlah saya berika tiga definisi yang berbe-
da dari sumber-sumber yang sangat dihormati:
Pillar: “Keinginan yang tak pantas untuk memperoleh lebih banyak.”
BDAG: “Keadaan mengingini untuk memiliki lebih dari yang pantas
untuk seseorang.”
130 MEMBUNUH KRYPTONITE

CCE: “Menunjukkan suatu cengkeraman roh pemujaan pada diri


sendiri.”
Mari pusatkan perhatian kita pada pengertian yang terakhir, “suatu
cengkeraman roh pemujaan pada diri sendiri.” Ketika perhatian kita tidak
ditujukan pada kerajaan Allah karena kita tidak mencarinya terlebih
dahulu, kita akan tergelincir pada keadaan hidup untuk diri sendiri.
Sekarang kita akan menggenggam apa yang kita percaya kita perlukan
untuk dipuaskan. Kita akan mencari kesenangan, kekayaan, dan keun-
tungan materi, terkenal, status, posisi, reputasi, persahabatan, peme-
nuhan, kuasa, otoritas, nafsu, dan banyak keinginan lain dari suatu sikap
memuja diri sendiri. Kita mendapati diri kita dalam keadaan ini ketika
kita tidak merasa cukup. Kita bekerja keras karena kita tidak memiliki
damai sejahtera dan ketenangan dengan apa yang Allah beri kepada kita.
Kita dapati diri kita dalam ketegangan dengan rencana atau proses-Nya
dalam hidup kita.
Tanpa satu keraguan, rasa cukup dan ketamakan adalah kekuatan
yang saling bertentangan. Rasa cukup menjauhkan kita dari penyembah-
an berhala dan mendekat ke hati Allah, sedangkan ketamakan menjauh-
kan kita dari Allah dan mengemudikan kita ke altar-altar penyembahan
berhala. Ini adalah kata-kata yang bertolakbelakang dengan arti yang
berlawanan, yang selanjutnya menggambarkan perbedaan mereka.
Adalah mudah untuk melihat mengapa penulis Ibrani begitu berani
dengan pernyataan berikut ini:

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu


dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku
sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak
akan meninggalkan engkau.” Sebab itu dengan yakin kita dapat
berkata: “Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah
yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?” (Ibrani 13:5-6)
PENYEMBAHAN BERHALA ORANG-ORANG PERCAYA 131

Kita akan temukan pada bab selanjutnya bahwa rasa cukup yang
benar akan memberi kita kepercayaan diri dalam segala situasi sulit.
Ia menjaga kita dari mengalah pada perangkap-perangkap dunia yang
dipasang untuk orang-orang percaya. Rasa cukup menggenggam keun-
tungan besar dalam dirinya sendiri dan suatu damai sejahtera yang
melampaui pengertian.
Sebaliknya, keserakahan adalah satu tempat berdiamnya kegelisah-
an dan dijalankan oleh keinginan-keinginan dan gairah yang tak pernah
berhenti. Ia adalah suatu keadaan di mana penipuan dan kehancuran
sudah dekat.

Ambil Tindakan
Adalah vital bagi kita untuk mengerti kebenaran firman Allah dengan
jelas. Telah dituliskan bagi kita, sehingga kita semua tidak dapat berdalih.
Tak seorang pun kita yang mampu berdiri di hadapan Allah dan mampu
berkata, “Tapi, Tuhan, saya tidak tahu!” Sama seperti Dia menyatakan
diri-Nya sendiri dalam ciptaan kepada semua orang sehingga mereka
tidak dapat berdalih, Dia telah menyatakan kehendak-Nya di dalam
Kitab Suci sehingga kita pun tidak dapat berdalih.
Mungkin sama sulitnya mendengar bahwa ketaatan sebagian sama
dengan penyembahan berhala, kita dapat bersyukur karena mempelajari
ini. Jika kita tahu apa yang diujikan, kita selalu dapat melewatinya. Inilah
kebaikan dan kemurahan Allah!
Karena sangat mudah menjadi buta pada hal-hal di mana kita telah
taat sebagian, keras kepala, atau serakah, mintalah Roh Kudus meny-
ingkapkan bidang-bidang kehidupan Anda yang telah berada dalam
pengaruh ini. Bertobatlah untuk semua bidang yang Dia tunjukkan pada
Anda dan mintalah Dia menyucikan Anda. Akhirnya, mintalah Dia
memenuhi hidup Anda sekali lagi, memampukan Anda mengikuti-Nya
dalam ketaatan dengan sepenuh hati Anda.
12

MENGURANGI
TEKANAN

Dalam bab sebelumnya, saya menyajikan dua aspek berbeda dari penyem-
bahan berhala — sifat keras kepala dan ketamakan. Sekarang mari kita
hubungkan mereka, karena keduanya berdampingan, dan menelanjan-
gi bagaimana mereka bekerja bersama akan membawa kita satu langkah
lebih dekat untuk memahami apa yang membuat seorang percaya rentan
terkena kryptonite.

Satu Skenario yang Sulit

Pikirkanlah Raja Saul sekali lagi. Ia tidak merasa puas untuk tinggal dalam
kehendak Allah. Sifat keras kepalanya membuatnya rentan pada keser-
akahan. Catatan kesalahan pertamanya tidak terjadi dengan orang-orang
Amalek; itu terjadi di masa-masa awal pemerintahannya ketika sedang
menghadapi bangsa Filistin. Musuh-musuh Israel ini telah mengumpul-
kan satu pasukan yang sangat besar dengan tiga ribu kereta kuda, yang
dalam zaman itu sama seperti tank, dan begitu banyak prajurit berjalan
kaki. Mereka terlihat sama banyaknya dengan butir-butir pasir di tepi
pantai! Mereka berkemah di Mikhmas dan siap untuk bertempur.
134 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kekuatan militer Saul tidak ada apa-apanya dibandingkan mereka.


Pasukannya baru saja terbentuk dan masih berjalan di tempat. Kita
membaca:

Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit--sebab


rakyat memang terdesak--maka larilah rakyat bersembunyi di gua,
keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi; malah ada orang Ibrani
yang menyeberangi arungan sungai Yordan menuju tanah Gad dan
Gilead, sedang Saul masih di Gilgal dan seluruh rakyat mengikuti-
nya dengan gemetar. (1 Samuel 13:6-7)

Dapatkah Anda bayangkan tekanan pada Saul? Andalah sang pemim-


pin, komandan, dan raja, dan pasukan Anda yang masih bayi sedang
menghadapi pasukan militer yang lebih berpengalaman, kuat, dan sangat
banyak. Mimpi Saul yang terburuk sedang terbentang tepat di hadapannya
— anggota-anggota pasukannya mulai melarikan diri tanpa izin. Namun,
pertolongan masih dalam perjalanan — nabi senior Samuel, yang dijad-
walkan datang hari itu untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Ini akan memperbarui kepercayaan diri orang-orang di bawah kepemim-
pinan Saul dan memberi mereka keberanian menghadapi pertempuran.
Namun, ada satu masalah:

Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentu-


kan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah
rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia. Sebab itu Saul berkata:
“Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.”
Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. (1 Samuel 13:8-9)

Bukan rahasia bagi semua orang: Saul tidak diberi wewenang oleh
Tuhan untuk mempersembahkan korban. Tugas ini dipercayakan bagi
imam (Samuel adalah nabi sekaligus imam). Tetapi jujur terhadap Saul,
MENGURANGI TEKANAN 135

dalam satu situasi yang menekan seperti ini, ia dan orang-orangnya


mungkin berpikir masa-masa putus asa memerlukan langkah-langkah
nekat. Namun Samuel meluruskan semua kebingungan atas masalah ini:

Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka


tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk
memberi salam kepadanya. Tetapi kata Samuel: “Apa yang telah
kauperbuat?”
Jawab Saul: “Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak
meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah
ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
maka pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di
Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN;
sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban
bakaran.”
Kata Samuel kepada Saul: “Perbuatanmu itu bodoh. Engkau
tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintah-
kan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kera-
jaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang
kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang
berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja
atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintah-
kan TUHAN kepadamu.” (1 Samuel 13:10-14)

Inilah yang dilakukan oleh para nabi — membersihkan semua keka-


cauan dengan membawa kita kembali kepada apa yang Tuhan perin-
tahkan. Orang-orang dapat dengan mudah melupakan apa yang Allah
inginkan selama masa-masa sulit. Tindakan Saul karena merasa tidak
aman dan merasa tidak puas mengatakan kepada orang-orang Israel
bahwa masa-masa yang sulit memberi kita hak untuk memilih apakah
paling baik menaati Allah atau tidak. Ini benar-benar salah! Selalu lebih
136 MEMBUNUH KRYPTONITE

penting menaati Allah, tak perduli apa punmasanya.


Rasa tidak aman Saul benar-benar merupakan satu perwujudan dari
kurangnya rasa cukup. Ia menginginkan segala yang ada di sekelilingnya
berada di bawah kendalinya, dan keadaan sekitar berada jauh dari situ.
Ia membenci tekanan yang di bawahnya ia berada dan ingin meredakan-
nya. Rasa tidak puas yang dimilikinya menyetirnya mendambakan damai
yang diinginkannya.
Inilah kebenaran yang kita semua harus genggam: Dalam melayani
Tuhan, kita sering kali akan menghadapi kesengsaraan, kesukaran, dan
penganiayaan. Yesus menjaminnya: “Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan” (Yohanes 16:33). Kesengsaraan menunjukkan kekuatan
iman kita. Jika ternyata iman kita kendor, jika kita gagal dalam ukuran
iman kita, itulah saatnya berseru kepada Tuhan, mencari firman-Nya, dan
menantikan Roh-Nya. Jika kita melakukan hal-hal ini, kita akan keluar
dari cobaan tersebut dengan kekuatan iman yang lebih besar dibanding
sebelumnya.
Iman kita adalah suatu komoditas yang berharga, lebih berharga
dari sumber daya apa pun yang tersedia di bumi. Pikirkanlah begini: Jika
seseorang menawarkan Anda sebuah rencana bisnis yang dijamin tidak
akan gagal beserta modal untuk berinvestasi di dalamnya, bagaimana
tanggapan Anda? Akankah Anda mengeluh dan berkata, “Ini pekerjaan
yang terlalu sulit atau terlalu banyak!” Atau, apakah Anda akan langsung
mengambil kesempatan itu dan memegang satu bagian yang kokoh pada
rencana bisnis yang terjamin tidak akan gagal itu? Kita pasti akan memu-
lai dan mengharapkan suatu hasil yang besar.
Ini tidak ada bedanya dengan apa yang Anda hadapi setiap kali Anda
menghadapi kesengsaraan yang lebih besar dari Anda, dan percayalah
pada saya, Allah akan melihat bahwa Anda mengambil kesempatan-ke-
sempatan tersebut. Bukan karena Dia ingin membuat Anda frustrasi,
tetapi supaya Anda dapat menerima upah iman yang lebih besar.
MENGURANGI TEKANAN 137

Skenario Sulit Lainnya

Pikirkanlah Daud, yang bertolak belakang dengan Saul. Ia bahkan meng-


hadapi satu tantangan yang lebih menakutkan.
Ia dan keenam ratus temannya yang lain semuanya telah ditolak.
Hari itu bukanlah satu hari yang baik, namun akan semakin membu-
ruk. Mereka kembali ke rumah mereka di Ziklag hanya untuk menda-
pati bahwa ketika mereka pergi, bangsa Amalek telah menyerang dan
mengambil semua yang berharga — isteri, anak-anak dan harta benda
mereka — lalu membakar semua yang tersisa. Tak ada yang tersisa!
Dapatkah Anda bayangkan emosi Daud? Ia telah berada dalam
persembunyian di padang gurun Israel selama lebih dari dua belas tahun.
Ia tidak dapat melihat keluarganya atau teman kanak-kanaknya meng-
hadiri acara peribadatan apa pun, menikmati urusan-urusan masyarakat,
atau acara-acara nasional apa punsepanjang waktu ini. Ia harus bersem-
bunyi dan kadang-kadang melarikan diri dari prajurit-prajurit khusus
dan terbaik Israel yang sedang membuntuti dan memburunya.
Karena semua ini, akhirnya sangatlah berbahaya bahwa ia,
orang-orangnya dan keluarga mereka berlindung di sebuah negeri asing
selama dua tahun. Berapa lama hal ini akan berlangsung? Di manakah
upah melayani Tuhan? Beberapa kali Daud harusnya dapat menyele-
saikan perkara dengan tangannya sendiri dan membunuh pemimpin
Israel yang telah Tuhan tempatkan di bawah kuasanya. Ini tentunya akan
mengurangi tekanan dan penderitaannya. Tetapi ia setia, bertekun dan
tetap dalam satu keadaan merasa cukup selama empat belas tahun.
Berhentilah di sini dan pikirkanlah akan hal itu. Bagaimana dengan
tiga bulan, atau bagaimana dengan tiga tahun?
Tiga tahun adalah satu waktu yang lama untuk melalui kesukaran
yang konstan, namun itu sebentar jika dibandingkan dengan apa yang
Daud alami. Periode waktu Saul hanyalah satu minggu, dan ia menyerah.
Ia memilih untuk mengejar rasa hormat dan status lebih tinggi di mata
138 MEMBUNUH KRYPTONITE

orang-orangnya dengan tidak menaati Tuhan. Ia memilih tindakan yang


akan meredakan situasi sekaligus mengangkat dirinya sendiri. Ia tidak
menantikan promosi yang datang dari Tuhan.
Kembali pada kisah Daud, ia dan orang-orangnya kembali ke Ziklag
untuk mendapati semua yang mereka kasihi dan berharga bagi mereka
telah lenyap. Setelah melihat ini, Daud dan orang-orangnya menangis
hingga kekuatan mereka habis. Daud mungkin berpikir ia telah memben-
tur dasar batu karang, namun masih ada lagi. Suatu kesulitan yang bahkan
lebih besar akan muncul. Sekarang orang-orangnya, enam ratus teman
terakhir yang dimilikinya di planet ini, begitu marah sehingga mereka
ingin membunuhnya!

Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak


melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati,
masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. (1 Samuel
30:6)

Dalam situasi krisisnya, orang-orang Saul melarikan diri. Ia merasa


sendirian, paling membutuhkan peneguhan, penghragaan dan rasa
hormat. Ia mencarinya dengan mengkompromikan perintah Allah.
Sebaliknya, orang-orangnya Daud tidak melarikan diri, namun
mereka ingin membunuhnya! Situasi Daud jauh lebih sulit dari situ-
asi Daud. Rasa tidak cukup yang dimiliki Saul menuntunnya mengu-
rangi tekanan alih-alih mempercayai Allah dengan menantikan Samuel.
Tanggapan Daud sangat berbeda:

Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN,


Allahnya. Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin
Ahimelekh: “Bawalah efod itu kepadaku.” Maka Abyatar memba-
wa efod itu kepada Daud. Kemudian bertanyalah Daud kepada
TUHAN, katanya: “Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan
MENGURANGI TEKANAN 139

dapatkah mereka kususul?” Dan Ia berfirman kepadanya: “Kejarlah,


sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan
melepaskan para tawanan.” (1 Samuel 30:6-8)

Daud tidak mencoba membahas jalan keluar menurutnya dari


masalah ini, ia juga tidak merancang suatu rencana yang lancang. Ia tidak
berkata, “Cukuplah itu! Apa gunanya aku melayani Tuhan dengan setia?”
Aku telah memberi-Nya tahun-tahun terbaikku. Dialah yang menempat-
kan aku dalam kekuasaan seorang bos tiran. Dialah alasan sebenarnya
mengapa aku melalui satu kehidupan yang kejam!”
Daud tidak pernah menyalahkan Tuhan. Ia juga tidak pernah rakus
akan takhta. Dalam kesukarannya, Daud bisa saja membalas dendam
dengan membunuh Saul dan meninggikan dirinya ke takhta yang telah
Allah janjikan kepadanya. Tidak, ia menantikan Tuhan dan Saul tidak.
Daud tetap ada dalam pola rasa cukup yang dimilikinya dan memilih
bertanya lebih dulu kepada Allah.
Kelepasan atau pemeliharaan Allah selalu tiba, tetapi tidak di hadap-
an kesempatan yang menghadirkan dirinya untuk tidak menaati firman-
Nya — seperti pencobaan padang gurun di mana Setan memberi Yesus
kesempatan untuk melakukan kekacauan sebelum malaikat-malaikat
datang dan melayani Dia. Nyaris selalu terjadi seperti ini. Tetap berada
di posisi dengan merasa cukup menghindari kita mencari keputusan dan
promosi kita sendiri.

Kembali pada Bangsa Amalek

Melanjutkan penyelidikan pada kehidupan Saul, kita menujukan perha-


tian kita pada peristiwa dengan orang-orang Amalek. Secara garis waktu,
tentu saja ini terjadi setelah perjumpaan Saul dengan bangsa Filistin.
Apa yang memantik ketidaktaatan Saul dengan bangsa Amalek?
Mengapa ia menyayangkan nyawa sang raja dan menyelamatkan
140 MEMBUNUH KRYPTONITE

binatang-binatang terbaik ketika perintah Allah begitu jelas? Sekali lagi,


itu tak lain karena perilaku yang tamak, dikendalikan oleh rasa tidak
aman dan rasa tidak puas yang Saul miliki dalam kehendak Allah.
Pertama, mengapa membiarkan sang raja hidup? Menaklukkan suatu
bangsa adalah satu pencapaian besar, dan pada zaman itu ketika raja-ra-
ja berjaya dalam pertempuran, seringkali mereka akan membawa raja
yang dikalahkan kembali ke istana mereka. Memiliki seorang raja negeri
asing yang Anda kalahkan di tengah-tengah Anda sama seperti memiliki
satu piala yang hidup. Tiap kali Anda memandangnya, akan mengingat-
kan Anda akan kemenangan Anda atas seluruh negerinya. Tiap kali para
pegawai Anda dan pelayan-pelayan istana melihatnya, itu akan meng-
ingatkan mereka betapa Anda adalah seorang pemimpin yang kuat. Itu
adalah suatu pembangkit ego dan rasa percaya diri, dan ini sangat bergu-
na, khususnya jika Anda adalah seorang pemimpin yang merasa tidak
aman.
Kedua, mengapa tidak melepaskan yang terbaik dari domba dan
kambing, hewan ternak, anak sapi gemukan, dan anak-anak domba?
Sekali lagi, itu demi alasan yang sama — Saul tamak akan rasa hormat
dan penghargaan dari prajurit-prajurit dan rakyatnya. Jika ia memberi-
kan hewan-hewan terbaik orang Amalek kepada mereka, mereka akan
bernostalgia dan membual tentang kekuatan, strategi dan hikmatnya
dalam menyerang bangsa yang ditaklukkan itu. Mereka akan melihat
bahwa Allah ada di sisinya dan itu akan menghindarkan orang-orang
dari mempertanyakan otoritasnya.
Keserakahan Saul mendorongnya untuk terus-menerus mendapat
pengesahan. Sebenarnya ia sedang mendirikan satu monumen bagi
dirinya sendiri setelah kemenangan ini. Ketika dikonfrontasi oleh sang
nabi untuk ketidaktaatannya, ia lebih prihatin dengan bagaimana para
pemimpin bangsanya dan warganya akan memandang dia, bukan
bahwa ia telah tidak menaati Tuhan (lihat 1 Samuel 15:30). Di matanya,
absennya Samuel — nabi yang paling dihormati di negeri itu — akan
MENGURANGI TEKANAN 141

menghancurkan reputasinya, secara khusus setelah Samuel baru saja


menegurnya. Ia perlu pengesahan keamanan akan kepemimpinan dan
otoritasnya, yang menariknya sudah cukup diberikan kepadanya oleh
Tuhan. Ia tamak akan rasa hormat, penghargaan, keagungan, dan otor-
itas lebih dari semua yang lain. Ketamakan ini menuntunnya bersikeras
terhadap ketidaktaatannya pada perintah Allah.
Singkatnya, Saul tidak merasa puas dalam kehendak Allah.

Suatu Sumber

Jelaslah sekarang bahwa suatu berhala menjadi suatu sumber dari sesuatu
bagi kita dengan memenuhi keinginan-keinginan kita yang serakah. Ini
dapat terjadi di bidang mana saja dalam kehidupan kita. Suatu berhala
mengambil tempat yang hanya layak bagi Allah. Ia bisa menjadi penyedia
kesenangan, ketenangan, damai, perbekalan, otoritas, rasa hormat, dan
sebagainya. Allah berkata, “Janganlah kamu membuat berhala bagimu”
(Imamat 26:1). Kitalah yang membuat berhala, dan ia tidak selalu terbuat
dari batu, kayu atau logam berharga. Kuasa berhala terletak di dalam hati
kita.
Sebuah berhala bisa jadi segala yang kita tempatkan sebelum Allah
di dalam hidup kita! Itulah yang kita kasihi, sukai, percayai, ingini, atau
beri perhatian lebih daripada Tuhan. Tuhan menyatakan kepada isteri
saya, Lisa, bahwa penyembahan berhala ialah sesuatu yang darinya Anda
beroleh kekuatan, atau sesuatu yang kepadanya Anda memberikan kekua-
tan Anda. Seorang percaya ditarik ke dalam penyembahan berhala ketika
ia membiarkan hatinya dikobarkan dengan rasa tidak puas dan mencari
kepuasan di luar ketaatan pada Allah. Kepuasan ini bisa saja berupa satu
pribadi, harta benda, atau kegiatan.
Mudah-mudahan, sekarang sangat jelas bahwa penyembahan berhala
itu jauh lebih dari sekadar arca-arca, patung-patung, altar-altar dan kuil-
kuil. Karena kenyataannya bahwa ia seringkali direduksi pada hal-hal
142 MEMBUNUH KRYPTONITE

seperti ini, banyak orang yang kehilangan sejumlah peringatan Kitab Suci
yang sangat penting. Pada bab berikutnya, kita akan lanjutkan menelan-
jangi identitas penyembahan berhala yang sebenarnya dan menemukan
betapa lazimnya serta betapa merusaknya ia dalam budaya Barat kita di
abad dua puluh satu.

Ambil Tindakan
Elemen dasar penyembahan berhala ialah ketika Anda beroleh kekuatan
dari sesuatu atau Anda memberikan kekuatan Anda kepada sesuatu atau
seseorang selain Allah. Suatu berhala menjadi satu sumber dari sesuatu
bagi kita. Ini bukan hendak mengatakan bahwa setiap orang seharus-
nya keluar dari pekerjaan mereka karena mereka perlu mempercayai
Allah dan bukan majikan mereka yang menyediakan kebutuhan mereka.
Namun kita perlu mengakui bahwa Allah menyediakan kebutuhan kita
melalui pekerjaan kita.
Kita melihat bahwa Allah menyediakan kasih melalui keluarga kita,
dan kita mengasihi mereka sebagai balasannya, namun kita mengakui
dan menghormati Allah sebagai sumbernya. Yang paling penting, kita
menghormati Allah sebagai sumber kehidupan kita dankarena itu, kita
menolak pilihan-pilihan yang menjauhkan kita dari-Nya.
Mudah-mudahan sejak sekarang Anda mulai memahami bagaimana
penyembahan berhala lebih dari sekadar membungkuk pada patung-pa-
tung. Mintalah Allah menunjukkan Anda di mana penyembahan berhala
memiliki pengaruh dalam kota atau komunitas Anda, lalu bersyafaatlah
bagi daerah-daerah itu. Berdoalah bahwa Allah akan memancarkan sinar
kebenaran-Nya ke tempat-tempat itu, mengutus anak-anak-Nya ke sana
sebagai terang-Nya, dan menjadikan diri-Nya dikenal sebagai Tuhan atas
segalanya.
13

KRYPTONITE!

Mari kita tinjau kembali secara ringkas apa yang telah kita singkapkan
dalam beberapa bab terakhir.
Inti penyembahan berhala bukanlah patung-patung, arca-arca,
altar-altar atau kuil-kuil. Ini hanyalah efek samping dari suatu persoalan
yang lebih dalam. Penyembahan berhala adalah manusia mengesamping-
kan apa yang secara jelas diinginkan Allah demi memuaskan hasrat atau
keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak-Nya.
Suatu pandangan yang keliru tentang Allah merupakan efek samp-
ing dari ketamakan ini. Sebagai akibatnya, jika seseorang terlibat dalam
penyembahan berhala, Allah menarik diri dan memalingkan mereka
pada natur mereka yang telah berdosa untuk melakukan hal-hal yang
memalukan dari keinginan-keinginan alami mereka yang telah rusak.
Kenikmatan, kesenangan, dan kecenderungan mengejar sesuatu yang
pada akhirnya membawa kematian dan bukannya kehidupan.
Skenario ini tidak berbeda bagi orang percaya. Seorang Kristen terli-
bat dalam penyembahan berhala ketika ia tidak memperdulikan apa yang
jelas-jelas telah Allah singkapkan demi mendapatkan satu keinginan
yang kuat. Jadi, intinya, penyembahan berhala adalah ketidaktataan yang
disengaja terhadap kehendak Allah. Ini berbeda ketika seorang percaya
jatuh ke dalam dosa dan bertobat. Penyembahan berhala terjadi ketika
144 MEMBUNUH KRYPTONITE

seorang percaya menyerahkan diri kepada dosa. Pria atau wanita itu telah
meninggikan keinginan mereka di atas kehendak Allah dan membentuk
suatu berhala.
Penyembahan berhala adalah kryptonite rohani.
Jika kita menoleh ke belakang dan merenungkan berbagai contoh
yang telah dibahas dalam bab-bab yang lebih awal, kita akan menyimpul-
kan bahwa semua pelanggaran ini ada di mana-mana. Akhan dengan jelas
diperintahkan bahwa semua yang diambil dari Yerikho harus dipersem-
bahkan kepada Tuhan. Namun, ketika tertangkap, ia mengaku, “Ketika
aku melihat di antara barang-barang jarahan itu… aku mengingininya,
maka kuambil” (Yosua 7:21). Terjemahan NLT melaporkan kata-katanya,
“Aku sangat menginginkannya.”
Apa yang Akhan inginkan lebih penting baginya daripada tuntutan
Allah. Ia kekurangan rasa takut yang kudus dan secara sadar tidak patuh.
Dosa yang disengajanya tak lain adalah penyembahan berhala, atau apa
yang kita identifikasi sebagai kryptonite rohani. Penyembahan berha-
la yang dilakukannya bukan hanya membawa penghukuman atas diri-
nya sendiri dan keluarganya, tetapi juga melumpuhkan komunitas. Israel
menjadi lemah dan tak dapat lagi menaklukkan bangsa-bangsa lain.
Gereja Korintus seringkali memuaskan keinginan daging mereka
sendiri hingga mengabaikan apa yang telah Allah nyatakan kepada
mereka. Faktanya, Paulus menulis bahwa “kamu masih dikendalikan oleh
kodratmu yang berdosa” (1 Korintus 3:3). Mereka cemburu, terpecah-be-
lah, bertengkar satu sama lain, melakukan perzinaan dan memandang-
nya enteng, saling menggugat, dan ketika mereka datang bersama-sama
untuk Perjamuan Tuhan, itu benar-benar bukan sedang mengingat Yesus.
Itu adalah soal memuaskan nafsu daging mereka; dengan menjadikan
ini sebagai fokus mereka, mereka dengan sengaja tidak menaati perin-
tah-perintah ilahi. Inilah alasan mengapa Paulus akhirnya menulis,
“Karena itu, saudara-saudaraku, jika kamu berkumpul untuk makan,
nantikanlah olehmu seorang akan yang lain. Kalau ada orang yang lapar,
KRYPTONITE! 145

baiklah ia makan dahulu di rumahnya, supaya jangan kamu berkumpul


untuk dihukum” (1 Korintus 11:33-34). Berhubung karena keserakah-
an mereka (penyembahan berhala), banyak orang yang lemah, sakit, dan
meninggal secara dini. Mereka tidak hidup sebagai duta-duta surga.
Hal yang sama berlaku pada jemaat yang disurati Yakobus. Mereka
sangat iri hati terhadap satu dengan yang lain, didorong oleh ambisi yang
egois, dan bertengkar serta berkelahi. Yakobus menjelaskan bahwa mereka
“mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya” (Yakobus 4:2).
Sekali lagi, kita menyaksikan orang-orang percaya mempraktekkan dosa
demi memuaskan keinginan mereka yang egois. Mereka disebut “pezi-
nah perempuan” karena mereka masuk ke dalam penyembahan berhala.
Bukan karena mereka membangun patung-patung, arca-arca, kuil-kuil
atau altar- altar. Meskipun tidak disebutkan, kryptonite rohani yang
mereka tolerir menjauhkan mereka dari hidup secara supernatural.
Penyembahan berhala bukan hanya dosa semata; itu adalah dosa yang
disengaja atau dilakukan dengan sadar. Intinya, apa pun yang kita nilai
penting, akan kita miliki atau lakukan tak perduli apa pun yang Allah
katakan tentang itu.
Begitulah semuanya bermula di Taman Eden. Adam dan Hawa tamak
terhadap apa yang mereka anggap baik, bermanfaat, menguntungkan,
menyenangkan, dan akan menjadikan mereka bijaksana. Mereka dengan
sengaja tidak menaati apa yang telah Allah katakan dengan jelas.
Sekali kita memilih tindakan yang demikian, penipuan melang-
kah masuk. Sekarang kita benar-benar percaya bahwa kita masih dalam
keadaan baik di hadapan Allah, ketika dalam kenyataannya tidak demiki-
an. Lalu Allah akan mengirim seorang utusan kepada kita — seorang
rasul, nabi, pendeta, atau teman yang mengasihi kita dan cukup perdu-
li untuk menyampaikan kebenaran. Bahkan dengan melakukan seper-
ti itu, pada titik ketika penipuan telah memperoleh suatu benteng, dan
walaupun benteng itu bisa dihancurkan, adalah sulit untuk benar-benar
merdeka. Pasal pertama kitab Roma mengatakan bahwa mereka yang
146 MEMBUNUH KRYPTONITE

terlibat dalam jenis perilaku ini “menindas kebenaran dengan kelalim-


an” (ayat 18). Kebenaran tentang Allah dan jalan-jalan-Nya dihindari,
jadi sekarang hal itu lebih sulit dilihat dan dipahami. Sebagai akibatnya,
mereka yang terlibat “mulai memikirkan gagasan-gagasan bodoh tentang
seperti apakah tampang Allah. Sebagai akibatnya, pikiran mereka menja-
di gelap dan bingung. Dengan menyatakan diri berhikmat, mereka mala-
han menjadi sangat bodoh” (Roma 1:21-22). Sekarang kebenaran sukar
untuk dipahami, dan pengganti pengajaran tentang Allah atau penyesa-
tan terbentuk dengan mengesahkan dosa dan salah dalam menggambar-
kan cara hidup.
Ini tidak berbeda bagi seorang percaya yang masuk ke dalam penyem-
bahan berhala. Dengarlah apa yang dikatakan Yakobus: “Tetapi hendak-
lah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab
jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22).
Ketika kita dengan jelas mendengar firman Allah dan tidak menaat-
inya, sesuatu terjadi pada kita: suatu selubung yang disebut “penipuan”
menutupi hati kita. Sekarang kita benar-benar percaya bahwa kita benar
dalam pandangan kita terhadap Allah, Yesus, dan kerajaan Allah, namun
dalam realitanya sudah tidak selaras dengan Tuhan. Kata “menipu” diar-
tikan sebagai “menyebabkan seseorang menerima sebagai kebenaran atau
sahih apa yang sebenarnya salah atau tidak sahih” (Merriam-Webster).
Saya tidak tahu jika itu menaruh satu rasa takut yang sehat dalam diri
Anda seperti yang saya alami, tapi saya berharap demikian. Ketidaktataan
yang disengaja bukanlah sesuatu untuk dianggap enteng.
Kita mempermainkan diri kita jika kita katakan bahwa kita dapat
mengabaikan peringatan-peringatan dalam Perjanjian Baru ini karena
semuanya sudah ditutupi oleh anugerah, pengampunan dan kasih Allah.
Ingatlah bahwa Allah yang samalah yang menyatakan bahaya tindakan
ketidaktaatan ini.
Kita tidak dapat hanya memilah-milah Kitab Suci yang kita suka dan
mengabaikan atau membuang bagian yang tidak kita suka. Mentalitas
KRYPTONITE! 147

ini sendiri sudah menipu. Kita harus menerima seluruh nasihat firman
Tuhan. Sedihnya, sekarang ini kita sedang mengalami satu epidemi
pengabaian kebenaran pada gereja modern. Bukan karena Tuhan sedang
menyembunyikan kebenaran; melainkan karena penyembahan berhala
yang terus-menerus terjadi di dalam gereja.
Yakobus lanjut berkata:

Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melaku-
kannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati
mukanya yang sebenarnya di depan cermin. Baru saja ia meman-
dang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
(Yakobus 1:23-24)

Orang-orang yang mendengarkan firman Tuhan dan tidak menaati-


nya akan melupakan siapa mereka di dalam Kristus. Mereka akan berperi-
laku dalam satu cara tertentu di gereja, sebuah kelompok kecil, atau
sebuah konferensi, di mana firman Allah diberitakan, namun berjalan
di luar pola ini dan bertindak sama sekali dengan tidak ada bedanyaden-
gan seseorang dari dunia ini. Firman Tuhan adalah cermin, maka ketika
mereka ada di hadapannya, mereka berperilaku menurutnya. Akibatnya,
kita harus sampai pada satu pengajaran keliru itu untuk menjelaskan
mengapa tidak masalah berperilaku takada bedanya dengan mereka yang
dari dunia ini. Kita mungkin berkata, “Nah, orang-orang Kristen sesung-
guhnya tidak ada bedanya dengan orang-orang tidak percaya, hanya
saja kita sudah diampuni.” Atau kita katakan, “Tuhan tahu kita memili-
ki kodrat yang telah berdosa dan dalam hidup ini kita tidak akan pernah
mampu berjalan di dalam kekudusan jasmaniah. Itulah mengapa Dia
menutupi kita dengan anugerah-Nya.”
Kita bisa mendapatkan ayat-ayat Kitab Suci pendukung di
tempat-tempat yang hanya terjadi satu kali dalam Perjanjian Baru yang
sepertinya meneguhkan pernyataan ini, tetapi kita harus membuang
148 MEMBUNUH KRYPTONITE

banyak ayat-ayat lainnya yang sebenarnya mempercayai bahwa ini adalah


teologi yang salah.
Kita harus memutuskan:
• Apakah kita sungguh-sungguh ingin hidup dalam lumpur dosa?
• Apakah kita ingin dampak kryptonite menghambat kekuatan kita
sebagai duta-duta supernatural Allah?
• Apakah kita ingin tetap berada jauh di bawah sesuatu yang untuknya
kita diciptakan dengan bergantung pada pengajaran yang menipu
ini?
• Apakah kita semata-mata ingin hidup dengan tidak berbeda dari
dunia ini dan pada akhirnya hanya melarikan diri dari hidup ini
dan pergi ke surga?
• Atau apakah kita ingin melihat kerajaan Allah diperluas, dengan
menggenapi visi kemuliaan dari bait Allah yang terakhir (gereja)
yang kita lihat beberapa bab sebelumnya?
Dengan merangkul kryptonite, kita menyerahkan kekuatan, vitali-
tas, kuasa dunia lain, dan kemampuan kita untuk menunggangbalikkan
dunia. Intinya, kita menindas kebenaran. Kita menahannya dan menyem-
bunyikan Yesus dari seluruh dunia ini. Inilah sebabnya mengapa Paulus
akhirnya berseru kepada orang-orang Korintus:

Berpikir luruslah. Bangkitlah kepada kekudusan hidup. Jangan lagi


bermain tarik ulur dengan fakta-fakta kebangkitan. Pengabaian
terhadap Allah adalah satu kemewahan yang tidak dapat kamu
upayakan di masa-masa seperti ini. Tidakkah kamu malu bahwa
kamu telah membiarkan hal seperti ini terjadi selama kamu hidup?
(1 Korintus 15:34 MSG)

Ia sedang memberitahu gereja ini bahwa mereka memiliki kemam-


puan untuk hidup seperti Yesus; namun, mereka masih terlibat dalam
penyembahan berhala mereka. Mereka masih percaya dengan berpegang
KRYPTONITE! 149

pada apa yang penting bagi mereka pantas dilakukan dengan mengab-
aikan kebenaran yang sudah dinyatakan firman Allah. Mereka melong-
garkan firman Allah, menindas kebenaran dalam hidup mereka sendiri,
dan sebagai akibatnya mereka lumpuh, tidak berdaya, dan tidak mengu-
bahkan masyarakat mereka.
Ini menyedihkan pada begitu banyak level, namun bagian terburukn-
ya ialah bahwa mereka yang terhilang dan orang-orang di sekeliling para
penyembah berhala ini tidak memiliki perwakilan nyata dari Kristus.
Dalam versi NKJV ayat ini dicatat: “Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan
jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah.
Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.” Paulus sedang berka-
ta kepada gereja ini: “Kamu adalah satu-satunya Yesus yang akan dilihat
orang-orang yang terhilang di Korintus. Jika mereka tidak melihat bukti
kuasa kebangkitan dan kodrat-Nya di dalam kamu, mereka tidak akan
melihatnya. Mengapa kamu menindas kebenaran, bukan hanya pada
dirimu sendiri dan gereja, namun juga kepada orang-orang yang belum
diselamatkan dalam masyarakatmu?”
Ketika kita selaras dengan Allah, kita selaras dengan kehidupan itu
sendiri.
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa orang-orang yang terhi-
lang di sekitar kita tidak tertarik pada kita, atau jika mereka tertarik,
itu karena hal-hal yang salah yang membuat mereka tertarik? Apakah
mereka terpesona hanya karena humor kita, cara-cara kita yang pintar,
keasyikan kita yang relevan, hiburan kita, atau musik kita? Atau apakah
mereka terutama melihat seorang Raja yang hidup dan berkuasa di dalam
dan melalui kita? Pikirkanlah gereja mula-mula; mereka terus-menerus
dikenali sebagai “dewa-dewa” dan mereka terpaksa bersujud dan pada
intinya berteriak, “Bukan, kami bukan dewa! Kami adalah anak-anak
dari Allah Yang Maha Tinggi.”
Petrus harus dengan sangat tegas berkata kepada seorang perwira
militer Romawi, ““Bangunlah, aku hanya manusia saja” (Kisah Para Rasul
10:26).
150 MEMBUNUH KRYPTONITE

Paulus harus berteriak kepada semua penduduk Listra, “Apa yang


sedang kalian lakukan! Kami bukan dewa-dewa” (Kisah Para Rasul 14:14-
15 MSG).
Di Malta, warga “menyimpulkan bahwa ia [Paulus] adalah seorang
dewa!” (Kisah Para Rasul 28:6 MSG).
“Berita Malam” di Tesalonika melaporkan, “Orang-orang yang meng-
acaukan seluruh dunia telah datang juga ke mari” (Kisah Para Rasul 17:6).
Dikatakan oleh warga Yerusalem, “Mereka sangat dihormati orang
banyak” (Kisah Para Rasul 5:13).
Laporan-laporan demikian sangat kurang di Korintus, dan juga
sangat kurang di masyarakat Barat kita. Apakah itu karena kita telah
terkena kryptonite? Saya yakin kita telah terpapar hingga setara dengan
sebuah iPhone rusak yang tidak dapat mengirim pesan. Lebih baik kita
diberi tahu bahwa telepon itu telah rusak secara permanen, sehingga kita
dapat menerima untuk tetap hidup tanpanya.
Saya tidak mau menetap dalam situasi demikian. Saya tidak ingin
kehilangan vitalitas yang diberikan Allah, kehidupan, kekuatan, kesehat-
an, dan kemampuan untuk menunjukkan satu Penyelamat dan Raja yang
hidup kepada dunia yang terhilang. Saya percaya ada banyak orang yang
telah muak hanya sekadar hidup — hampir tak dapat bertahan hidup.
Saya merasakan satu urgensi ilahi, suatu penugasan dari Allah untuk
menuliskan ini kepada Anda. Ini adalah bagi Anda jika Anda tidak puas
dengan hidup di dalam kotoran, sampah dan limbah dari dunia masa
kini. Ini adalah bagi Anda jika Anda menginginkan satu kehidupan yang
lebih tinggi, hidup yang dibangkitkan.
Allah Bapamu menginginkannya bagi Anda — tidak, Dia berha-
srat tentang Anda menjalani kehidupan yang lebih tinggi ini. Dia ingin
Anda mengalami kodrat dan kuasa ilahi-Nya lebih dari pada Anda
menginginkannya.
Allah tidak sedang menahan kita. Jika kita tertahan, itu karena
penyembahan berhala yang kita lakukan sendiri.
KRYPTONITE! 151



Sembari kita bergerak maju, kita akan melihat semakin dalam pada
penipuan yang membutakan begitu banyak orang di gereja modern ini.
Kita akan lihat apa yang kita terima sebagai ke-Kristenan yang normal
merupakan sesuatu yang tidak normal menurut standar surga.
Kita memiliki satu panggilan, suatu takdir, dan suatu penugasan
agung yang sedang menantikan kita. Inilah waktunya untuk menying-
kirkan ketidaktaatan dan kelesuan kita dan mengenakan keagungan,
kemuliaan, kemegahan dan kuasa — di dalam Yesus Kristus.

Ambil Tindakan
Penyembahan berhala bermula ketika kita mengeraskan hati kita terh-
adap apa yang Allah firmankan. Inilah akar dari segala penyembahan
berhala. Itu sebabnya Allah memerintahkan bangsa Israel mengoyakkan
hati mereka dan bukan mengoyakkan pakaian mereka. Dia tidak meng-
inginkan pertobatan yang palsu yang gagal menyentuh akar permasala-
hannya — hati mereka yang keras yang tidak lagi mendengarkan atau
memperhatikan suara-Nya.
Ulangan 8 memberitahu kita inilah alasan mengapa Dia mendisiplin
bangsa Israel, agar mereka tahu bahwa manusia tidak hidup dari roti saja,
melainkan dari setiap firman yang datang dari mulut Allah. Hidup dari
firman Allah, menjadikan suara-Nya sumber kehidupan kita, itulah yang
menjadi perlindungan kita dari penyembahan berhala dan mendorong
kita ke dalam hidup yang berkuasa yang ke dalamnya kita Dia panggil
untuk jalani.
Apa peran yang dimiliki suara Allah di dalam hidup Anda? Kapan
terakhir kalinya Anda mencari nasehat-Nya tentang keputusan-keputusan
Anda? Ambillah waktu sekarang untuk mengundang Allah berbicara
dengan Anda. Tenanglah dan dengarkanlah suara-Nya. Berinteraksilah
152 MEMBUNUH KRYPTONITE

dengan-Nya, dan ketika Anda sudah selesai, tuliskanlah apa yang Dia
katakan pada Anda.
14

DOSA

Dosa. Apakah kita berani membahasnya? Apakah itu terlalu kontrover-


sial? Namun mengapa kita masih tidak ingin sadar terhadap musuh kita
sehingga kita dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menguasainya?
Dosa adalah satu kata yang sering kali digunakan secara longgar atau
sering dihindari dalam percakapan atau khotbah karena rasa sakit yang
mungkin akan ditimbulkan oleh tuduhan, pengajaran atau khotbah yang
legalistik. Jadi mari melihatnya dalam terang Kitab Suci.

Dosamulah yang memisahkan kamu dari Allah. (Yesaya 59:2)

Kata Ibrani untuk “dosa” ialah awon. Ini adalah satu dari empat kata
utama yang menunjukkan dosa dalam Perjanjian Lama. Namun, menurut
kamus WSOTDICT, kata ini “menunjukkan dosa yang khususnya jahat,
sebab ia dengan tegas membawa ide membelokkan atau menyesatkan
dengan sengaja.” Inilah dosa yang disengaja atau seperti yang kita beri
label kryptonite rohani, dan itu memisahkan kita dari Allah. Ia menga-
singkan kita dari kebajikan ilahi, yang wajib menjalani satu kehidupan
yang saleh. Ketika kita terlibat dalam dosa tanpa berdukacita, kita telah
memasuki penyembahan berhala dan telah menjadi seorang pezinah
perempuan. Kita menjadikan diri kita bermusuhan dengan Allah.
154 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kata Perjanjian Baru untuk “dosa” ialah hamartia (kata kerjanya


ialah hamartano). Kedua kata ini paling sering dipakai dalam Perjanjian
Baru untuk menyatakan dosa. Kamus WSNTDICT mengatakan bahwa
seseorang yang terlibat di dalam hamartia adalah “kehilangan akhir dan
kesempatan sejati dari hidup kita, yakni Allah.”
Berhentilah sejenak membaca dan renungkanlah! Ketika kita berdo-
sa, pada dasarnya kita melepaskan jalan yang (dalam pikiran waras kita)
tidak akan pernah kita berbelok darinya. Kita menyimpang dari Sumber
segala hidup— kehilangan sukacita, damai, hikmat, kepuasan, rasa cukup,
pemeliharaan, dan banyak lagi… daftarnya nyaris tiada akhir.
Banyak guru mendefinisikan dosa sebagai meleset dari sasaran. Ini
akurat, namun ketika Anda memikirkan definisi dasar yang telah saya
sajikan, apakah Anda berpikir “meleset dari sasaran” menjelaskan natur
serius dari dosa secara memadai?
Ada istilah lain yang digunakan untuk bermacam-macam dosa dalam
Perjanjian baru, seperti kesalahan, pelanggaran, ketidakadilan, dan
kekerasan. Namun, bukan maksud saya hendak melakukan suatu studi
atas masing-masing kata ini, namun untuk menggabungkan aspek-as-
pek utama dosa dan kuasanya untuk memikat orang-orang menjauh dari
sumber hidup sejati.
Dosa menyerang vitalitas, kasih, kekuatan, kewarasan berpikir, hasrat
dan tujuan kita. Jangan keliru tentangnya, dosa itu berbahaya dan meru-
sak. Bisa saja itu benar-benar menyenangkan, namun hanya untuk sesaat.
Pada hakikatnya, terlibat dalam dosa berarti sedang menukarkan satu
waktu positif yang singkat demi satu waktu negatif yang panjang, karena
setelah dilakukan, dosa akan menyengat kita dengan konsekuensi kema-
tian jangka panjang. Daging kita condong terhadap dosa, tetapi sebagai
suatu ciptaan baru di dalam Kristus yang memiliki kodrat Allah, kita
tidak memiliki keinginan secara internal untuk dosa dan dapat menolak
daya tariknya.
DOSA 155

Allah memberitahu Kain, “Dosa sudah mengintip di depan pintu; ia


sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya” (Kejadian
4:7). Perhatikanlah, ada satu pintu bagi dosa memasuki kehidupan seseo-
rang. Pintu itu disebut “keinginan”, dan Yakobus menulis, “Dan apabila
keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa” (Yakobus 1:15). Pintu
ini tertutup atau terbuka menurut keputusan yang kita ambil menge-
nai keinginan-keinginan. Dosa sangat ingin mengendalikan kita. Ia juga
memiliki keinginan, dan keinginannya ialah untuk menjadikan kita
budak. Yesus memperingatkan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yohanes 8:34).
Paulus menguraikan kata-kata Yesus kepada kita orang-orang percaya:
“Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu
kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba
orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu
kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada
kebenaran? (Roma 6:16). Dan jika itu belum cukup, Petrus juga meng-
gemakan tentang tindakan dosa: “Karena kamu adalah seorang budak
kepada apa pun yang mengendalikan kamu” (2 Petrus 2:19). Perbudakan
bukanlah satu hal yang indah dan dosa adalah pemberi tugas yang kejam.
Dosa bukan untuk dicoba-coba, namun harus dipandang sangat mema-
tikan. Ia hanya akan memimpin pada keinginan-keinginan yang lebih
kuat dan membawa kita kepada sesuatu yang untuk jangka panjang akan
membahayakan kita.
Dosa tidak memperlihatkan maksudnya untuk memperbudak
kita. Ia menipu dan mengendalikan kita dengan mengeraskan hati kita
(lihat Ibrani 3:13), menjadikannya sulit merasakan, mengerti, atau
mendengarkan pimpinan Roh Kudus. Dosa menyesatkan kita ke dalam
penyembahan berhala yang berbahaya. Ingatlah bahwa Tuhan menam-
pakkan diri kepada Salomo dua kali. Dapatkah Anda membayangkann-
ya? Namun kemudian ia menyembah allah-allah palsu dalam hidupnya.
Anda mungkin berpikir, Bagaimana bisa seseorang yang telah melihat
156 MEMBUNUH KRYPTONITE

Allah berpaling kepada allah-allah yang palsu? Jawabannya ialah melalui


penipuan. Jika hal itu bisa terjadi pada Salomo yang telah melihat Allah,
alangkah mudahnya itu bisa terjadi kepada mereka yang tidak melihat
Allah.
Dosa bukanlah sesuatu untuk dipermain-mainkan. Ia sangat kuat
dan dapat mengubah satu hati dengan cepat. Hal yang menakutkan ialah
bahwa dalam keadaan yang dikeraskan, hati kita telah diperdaya dan
kita yakin bahwa kita benar ketika sebenarnya tidak demikian. Sekarang
kita buta terhadap kebobrokan kita sendiri. Jangan pernah mempercayai
dusta, “Aku dilingkupi oleh anugerah; jika aku berdosa, aku akan baik-
baik saja untuk jangka panjang.” Sikap yang demikian ialah bermain
dengan api. Mari saya jelaskan.

Dosa yang Disengaja Memimpin pada Menjalani Dosa

Dosa yang disengaja pada akhirnya akan menjadidosa yang dijalani.


Beginilah prosesnya terjadi. Ketika pertama kali kita tidak taat, hati nurani
kita berbicara kepada kita. Itu biasanya bukanlah suatu suara, melain-
kan satu perasaan tidak nyaman. Hati kita sedang menjerit dalam suatu
bahasa non-verbal, “Kamu telah meleset dari sasaran, kamu telah melaju
keluar dari jalan kehidupan, dan kamu harus membuat suatu tindakan
koreksi dengan bertobat dan meminta pengampunan!” Jika pada titik
itu kita meninggalkan dosa kita melalui pertobatan yang murni, hati kita
disucikan dan kita tetap peka kepada suara Roh Kudus. Dalam Kitab Suci
kita diberi tahu, “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan
beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disa-
yangi” (Amsal 28:13).
Namun, jika kita mengabaikan suara hati nurani kita, selubung (diba-
has dalam bab sebelumnya) menutupi hati kita. Lalu ketika kita sekali
lagi tidak taat, kita tidak lagi merasakan suatu perasaan tidak nyaman
yang mendalam. Malahan, itu hanya satu suara yang lebih pelan, suatu
DOSA 157

“cubitan ketidaknyamanan” dari dalam, dapat disebut demikian. Adalah


lebih sulit mendengar karena nurani kita telah menjadi semakin kurang
peka. Namun kita masih dapat meminta pengampunan dan dipulihkan,
jika kita sungguh-sungguh mengubah pikiran dan hati kita terhadap dosa
yang kita perbuat.
Namun jika kita masih mengabaikan suara yang lebih halus ini dalam
nurani kita, maka selubung yang lain menutupi hati kita, dan kemam-
puan kita untuk memahami juga semakin lemah. Ketika kita melang-
gar firman Allah, kini hanya ada satu elusan ketidaknyamanan yang
sangat lemah dalam hati kita. Itu semakin sulit terdengar karena nurani
kita sudah benar-benar nyaris tidak peka sama sekali. Kita masih bisa
meminta pengampunan dan dipulihkan jika pikiran dan hati kita berto-
bat dari dosa tersebut, namun sangatlah sulit untuk menyadari kesalah-
an kita.
Jika sekali lagi kita mengabaikan suara penginsyafan yang halus ini,
malah selubung lainnya menutupi hati kita. Ketika proses ini berlanjut,
hati nurani kita pada akhirnya menjadi layu dan dibutakan penyembahan
berhala kita. Kita tidak lagi merasa dan menjadi sepenuhnya tidak peka
terhadap Roh Kudus. Kini kita bisa terus-menerus berdosa tanpa merasa
tertuduh sama sekali. Kita telah berada dalam keadaan menjalani dosa.
Kita masih dapat menerima pengampunan dan dipulihkan, namun, kita
hanya akan memiliki sedikit keinginan untuk melakukannya, karena kita
tidak lagi memandang dosa kita sebagai dosa.
Langkah berikutnya ialah bahwa Allah akan mengutus seorang nabi,
pendeta, atau teman untuk menjangkau kita. Jika kita tidak menden-
garkan utusan tersebut, kemudian langkah berikutnya yang akan Tuhan
gunakan untuk menjangkau kita adalah dengan situasi-situasi sulit, kesu-
karan, bahkan penderitaan untuk mendapatkan perhatian kita. Daud
mengatakan, “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang
aku berpegang pada janji-Mu” (Mazmur 119:67).
158 MEMBUNUH KRYPTONITE

Mari menghadapinya; cara terbaik bagi kita belajar dari Allah ialah
dengan tetap taat pada apa yang Dia nyatakan bagi kita, tetap menjauh
dari dosa. Namun jika kita tidak taat, Dia tetap sangat mengasihi kita,
Dia akan gunakan berbagai kesukaran untuk mengajar kita dan untuk
mendapatkan kita kembali pada jalan kehidupan. Dalam terjemah-
an New Living Translation, kata-kata Daud ini tertulis, “Aku dulu biasa
berkeliaran hingga Engkau mendisiplin aku; tetapi sekarang aku mengi-
kuti firman-Mu dengan lekat.”
Jika kita tinjau sekali lagi kata-kata Paulus kepada jemaat Korintus,
kita akan lihat deskripsi yang sama akan upaya ilahi untuk menarik kita
kembali. Dia berkata kepada gereja Korintus, “Tetapi kalau kita mene-
rima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan dihukum
bersama-sama dengan dunia” (1 Korintus 11:32). Harapan Allah ialah
bahwa kesukaran, penderitaan, atau masalah yang Dia izinkan untuk kita
derita akan menangkap perhatian kita sehingga kita akan berbalik dari
jalan kematian kepada jalan kehidupan.
Kita melihat konsep yang sama ketika rasul Paulus berbicara tentang
seseorang yang tidur dengan ibu tirinya. Ia berkata, “Kamu harus menye-
rahkan orang ini kepada Setan untuk penghukuman badani [untuk
membinasakan nafsu kedagingan yang menyebabkannya melakukan
inses], sehingga rohnya [mungkin] diselamatkan pada hari Tuhan Yesus”
(1 Korintus 5:5 APMC). Bapa gereja ini, dengan mengatakan “kamu harus
menyerahkan orang ini,” sedang memberikan perintah ini bukan hanya
untuk melindungi gereja Korintus dari kerusakan karena dosa yang cepat
menyebar ini, namun demi kepentingan orang yang berdosa tersebut.
Tuhan sangat mengasihi anak-anak-Nya. Inilah sebabnya Dia akan
berusaha untuk menjangkau kita dengan berbagai cara tergantung
di mana kita berada berkaitan dengan perbudakan dosa. Intinya, Dia
memprioritaskan realitas yang terbaik untuk kehidupan kita mengatasi
kenyamanan kita saat ini.
DOSA 159

Dalam kitab Ibrani, ada satu pernyataan yang memberikan pemaha-


man yang tajam terhadap cara kerja dosa:

Marilah kita menanggalkan setiap beban yang memperlambat kita,


khususnya dosa yang dengan mudahnya merintangi kita… (Ibrani
12:1)

Perhatikanlah kata-katanya, “yang dengan mudahnya merintangi


kita.” Suatu dosa yang begitu mudah membuat saya tersandung bisa saja
bukan dosa yang dengan mudah membuat Anda tersandung. Bagi saya,
itu bukanlah kemabukan, ketamakan, kecanduan obat-obatan, gosip,
atau dosa-dosa lain yang terlihat. Itu adalah pornografi. Inilah peperang-
an terbesar dalam hidup saya, dan saya akan membagikan pada satu bab
berikutnya bagaimana di tahun 1985 saya akhirnya merdeka dari tuan
yang kejam ini. Poin penting di sini ialah, kita harus tahu apa godaan-
godaan yang paling rentan bagi kita, dan kita harus melakukan apa yang
perlu untuk menghilangkan kesempatan mereka. Yesus mengatakannya
demikian:

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih


baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada
dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam
api yang tak terpadamkan… Dan jika kakimu menyesatkan engkau,
penggallah… Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah…
(Markus 9:43, 45, 47)

Yesus tidak sedang mengatakan untuk benar-benar memenggal


tangan atau kaki Anda atau mencungkil mata Anda. Yang sedang Dia
sampaikan adalah bahwa kita harus menghilangkan kesempatan dari
dosa-dosa yang dengan mudahnya merintangi kita.
160 MEMBUNUH KRYPTONITE

Saya memiliki banyak teman yang dulunya pecandu alkohol, dan


saya memiliki kehormatan untuk menolong salah satu dari mereka keluar
dari kecanduan itu. Ia menolak bahkan untuk menyesap sedikit anggur
dan sekarang sangat hati-hati untuk tetap berada di luar lingkungan apa
pun yang menyelenggarakan minum-minum. Teman saya tahu inilah
satu area dosa yang dapat dengan mudah memperbudaknya. Ia bijaksa-
na dengan tunduk pada perkataan Kristus untuk menghilangkan setiap
kesempatan untuk diperbudak.
Di sisi lain, sebelum saya menjadi seorang Kristen, pada waktu
tahun-tahun saya di universitas, saya minum dan mabuk bersama sauda-
ra-saudara dan teman-teman perkumpulan saya. Namun, pada suatu
libur Natal, saya sedang ada di suatu bar dan teman-teman saya mabuk
dan berlaku konyol. Ketika saya tiba di rumah jam 12.30 dini hari setelah
mengantar teman-teman saya yang mabuk ke rumah-rumah mereka,
saya mendapati ibu saya sedang menunggu saya. Saya memberitahu-
nya tentang malam itu dan terceplos dengan nada sebenarnya, “Ma, saya
bahkan tidak suka minum.”
Ia tertawa dan berkata, “Kamu memang seorang yang sangat Bevere.”
Pada saat itu saya menyadari bahwa saya tidak pernah menyaksikan
ayah saya mabuk seharipun dalam hidupnya. Kemabukan tidak terjadi
dalam keluarga kami, dan itu bukanlah suatu dosa yang dengan mudah-
nya merintangi keluarga Bevere, meskipun ada dosa-dosa lain yang
melakukannya. Ini adalah dosa yang kesempatannya untuk beroleh pintu
masukharus kita buang.
Lalu Penulis kitab Ibrani menambahkan:

Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu
seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng
didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingat-
kan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibrani 12:5-6)
DOSA 161

Tuhan mendisiplin kita ketika kita terlibat dalam dosa. Mari tinjau
proses-Nya secara singkat: Langkah pertama ialah menegur kita dengan
firman-Nya melalui teguran dalam hati kita. Jika kita tidak mendengar-
kan — dengan demikian membiarkan selubung menutupi nurani kita —
lalu teguran akan datang melalui seorang teman, pendeta atau nabi. Jika
kita masih tidak mendengarkan, Dia akan gunakan kesulitan, kemalan-
gan, atau penderitaan.
Pikirkanlah ini: Mengapa harus ia tuliskan pada ayat di atas, “dan
janganlah putus asa” ketika Allah mendisiplin, yang pastinya adalah hal
yang sulit? Dengarlah yang selanjutnya:

Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai


dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita
untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudus-
an-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak
mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia meng-
hasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka
yang dilatih olehnya. (Ibrani 12:10-11)

Perhatikanlah bahwa pendisiplinan itu menyakitkan! Tak ada penye-


derhanaan yang berlebihan; Allah tidak takut menggunakan “tongkat
teguran” kepada anak-anak-Nya. Jadi pikirkanlah betapa bodohnya kita
jika memilih mengikuti keinginan-keinginan yang bertentangan dengan
Allah. Pikirkanlah: Kita dapat menikmati sedikit rasa sakit dengan tetap
menjauh dari dosa, alih-alih menikmati kesenangan dosa hanya untuk
suatu waktu yang singkat.
Roh Allah menjangkau orang-orang Korintus melalui rasul Paulus,
bahkan kepada seorang laki-laki yang melakukan perzinaan dengan isteri
ayahnya. Allah terus melakukan yang demikian dengan harapan memba-
wa kita kembali ke jalan kehidupan sehingga kita bisa menjadi pengam-
bil bagian dari kekudusan-Nya. Tidak ada dua jalan mengenai hal ini.
162 MEMBUNUH KRYPTONITE

Apakah kita menikmati kepenuhan hidup dengan tetap menaati firman


Allah atau kita memilih berbelok pada penyembahan berhala — dosa
yang disengaja (kryptonite rohani) yang menghasilkan rasa sakit dan
penderitaan jangka panjang.

Ambil Tindakan
Pada dasarnya, dosa itu menipu. Ia menipu tentang betapa dosa berkuasa
memenuhi kebutuhan kita. Ia menipu tentang betapa kita bisa mengen-
dalikan dosa, alih-alih memahami betapa kita akan dikendalikan olehnya
jika kita tetap di dalamnya. Namun yang terpenting, dosa menipu kita
karena ia mengalihkan perhatian kita dari kemuliaan sejati yang mana
kita dipanggil hidup di dalamnya dan menghalangi kita mengalami suatu
hubungan yang bersemangat dengan Kristus.
Namun jika kita dipenuhi dengan satu visi tentang apa yang Allah
mungkinkan terjadi dalam hidup kita — kuasa, kemampuan supernat-
ural, kemerdekaan, dan keintiman dengan-Nya, dan masih banyak lagi
— itu menolong kita mengenali dosa sebagai tipuan palsu yang sedang
terjadi.
Mintalah Tuhan menunjukkan pada Anda bidang-bidang hidup
Anda di mana Anda mulai kehilangan visi untuk hidup yang Dia ingin-
kan bagi Anda, bidang-bidang di mana dosa dan kompromi barangkali
mulai terlihat lebih menarik. Biarkan Dia menunjukkan pada Anda visi
yang baru untuk bidang-bidang hidup Anda, dan tuliskanlah apa yang
Dia tunjukkan pada Anda.
BAGIAN 3
DAMPAK Kryptonite
15

KEKUATAN DOSA
(BAGIAN 1)

Dalam Perjanjian Lama, Kain diperingatkan, “Awas! Dosa sudah mengin-


tip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus
berkuasa atasnya” (Kejadian 4:7). Skenario yang sama berlaku juga bagi
semua manusia. Dosa menginginkan kita; ia ingin memperbudak dan
mengendalikan kita agar kita mengekspresikan dosa itu sendiri. Dosa
adalah satu musuh yang penuh tipuan, menggiurkan, dan kuat.
Jadi bagaimana kita menguasai dosa? Jawabannya ialah melalui keta-
atan pada kehendak, firman dan jalan-jalan Allah. Sekali lagi lihatlah apa
yang dikatakan Allah lebih dahulu kepada Kain di Kejadian 4:7: “Apakah
mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau
tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat meng-
goda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Ketataan yang murni
membanting pintu keinginan dosa.
Ingatlah perkataan Paulus kepada orang-orang percaya (simpan di
benak, ia adalah orang yang menerima pewahyuan terdalam dari anuge-
rah Allah):

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu


kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah
166 MEMBUNUH KRYPTONITE

hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang
memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang
memimpin kamu kepada kebenaran? (Roma 6:16)

Kata-kata Paulus mirip dengan apa yang diucapkan kepada Kain.


Namun, ada satu perbedaan besar. Dalam Perjanjian Lama, roh-roh
manusia itu mati. Tidak ada daya hidup mengalir dari manusia batini-
ah mereka. Dalam Perjanjian Baru dan masa kini, roh yang ada di dalam
seorang yang percaya kepada Yesus adalah hidup; mereka satu dengan
Allah dan memiliki kodrat ilahi-Nya. Karenanya, kita dapat memilih
untuk menaati manusia batiniah kita, roh kita, atau kita dapat memilih
menaati manusia lahiriah kita, kedagingan kita.
Anugerah Allah juga berperan; ia bukan hanya menyelamatkan dan
mengampuni kita, namun juga menguatkan kita untuk menaati kebe-
naran. Kita diperingatkan, “Biarlah kita menerima anugerah, yang olehn-
ya kita dapat melayani Allah dengan cara yang berkenan” (Ibrani 12:28
NKJV). Anugerah memampukan kita menaati Allah.
Petrus menulis, “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi
kamu… Karena kuasa (anugerah) ilahi-Nya telah menganugerahkan
kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh…”
(2 Petrus 1:2-3). Dalam kedua ayat ini, dan banyak ayat lainnya dalam
Perjanjian Baru, anugerah digambarkan sebagai suatu kekuatan untuk
memberdayakan. Kita memiliki natur baru yang digerakkan oleh kuasa
anugerah-Nya. Ini tidak tersedia bagi Kain atau siapapun yang lainnya
dalam Perjanjian Lama.
Jadi mengapa ada begitu banyak orang percaya yang tidak berha-
sil dalam mengatasi dosa? Adalah penting untuk mengingat bahwa kita
dapat memiliki kuasa, namun jika kita gagal mempergunakannya, kita
tidak akan mendapat manfaat darinya. Allah memberikan masing-ma-
sing kita kemampuan untuk memilih, dan Dia tidak akan mengesam-
pingkan pilihan-pilihan kita. Jadi ketika setiap orang Kristen tidak
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 1) 167

menaati Allah, dosa mengambil keuntungan atas orang-orang percaya.


Mengapa semua orang akan mengizinkan ini? Ini hanya dapat terjadi
jika dosa meyakinkan seorang percaya bahwa sesuatu yang diinginkan
itu lebih menguntungkan dibanding ketaatan kepada Allah, dan untuk
alasan inilah Paulus menulis:

Kekuatan dosa ialah hukum. (1 Korintus 15:56 NKJV)

Ini adalah suatu pernyataan yang luas dan barangkali mengejutkan:


Hukum menyediakan kuasa dosa atas seseorang. Pada pandangan
pertama, Anda mungkin berpikir, Saya tidak berada di bawah Taurat
Musa!Benar, namun penting dicatat bahwa bukan setiap kali kata ‘hukum’
disebutkan dalam Kitab Suci mengacu pada Hukum Musa. Yakobus
berbicara tentang “hukum utama” (lihat Yakobus 2:8), yang berbicara
tentang mengasihi sesama kita. Ada “hukum Allah” (lihat Roma 8:7 dan
Ibrani 8:10) yang tertulis dalam hati orang-orang percaya. Ada “hukum
Kristus” (lihat Galatia 6:2), yang digenapi dengan menanggung beban
seorang dengan yang lain. Dan ada “hukum yang memerdekakan” (lihat
Yakobus 2:12), yang olehnya kita akan dihakimi. Dan bahkan masih ada
juga lebih banyak “hukum”. Paulus tidak sedang membahas hukum-hu-
kum ini ataupun Taurat Musa dalam 1 Korintus 15:56.
Jadi hukum apa yang diacu Paulus yang memberi kuasa dosa atas
seorang percaya? Izinkan saya mengilustrasikannya sebelum menyebut-
kannya. Inilah sejumlah tipe-tipe pemikiran atau pernyataan yang
diucapkan oleh seseorang yang ada di bawah hukum yang dimaksudkan
Paulus: “Aku tidak seharusnya menonton film ini, karena film ini berisi
orang-orang telanjang dan mengutuki.” Atau “Saya harus membayar
persepuluhan.” Atau “Saya tidak seharusnya memandangi perempuan di
seberang ruangan yang mengenakan pakaian yang terbuka.”
Jenis hukum seperti apa yang ditunjukkan oleh pernyataan ini?
Seseorang yang mengatakan hal ini atau semacamnya ialah seseorang
168 MEMBUNUH KRYPTONITE

yang dibatasi oleh firman Allah, dan bukannya menjadikannya kese-


nangannya. Ia memandang firman Allah sebagai sesuatu yang mengham-
bat atau mengekang, yang merupakan antitesis dari kata-kata pemazmur:
“Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam
dadaku” (Mazmur 40:8). Orang yang hidup “di bawah hukum” tidak
bersemangat untuk mau melakukan kehendak-Nya (lihat Yohanes 7:17).
Intinya, pernyataan ini menyimpulkan semuanya: “Saya mau melaku-
kan… tapi firman Allah mengatakan yang sebaliknya.” Dan ada satu
contoh sempurna mengenai sikap ini dalam Perjanjian Lama.

Seorang Nabi yang Tidak Selaras

Bileam adalah seorang nabi. Ia mengenal suara Allah, dan jalan-jalan


Allah tidaklah asing baginya. Raja Moab, yang juga memerintah bangsa
Midian, adalah seorang bernama Balak. Penduduk seluruh negeri yang
dikuasai raja ini ketakutan karena bangsa Israel sedang bergerak ke arah
mereka. Bangsa Israel baru saja merampasi bangsa Mesir — bangsa
terkuat di dunia — dan menyeberangi Laut Merah. Militer, pertanian,
dan ekonomi Mesir telah hancur, bersamaan dengan setiap putra sulung
setiap keluarga yang sekarang mati secara ajaib.
Setelah Israel keluar dari Mesir, mereka menghadapi perlawanan dari
bangsa Amori dan habis-habisan mengalahkan mereka juga. Sekarang
bangsa Israel berkemah di dataran Moab dan rakyat, para pemimpin
serta raja, semuanya ketakutan, berpikir bahwa Israel akan melakukan
kepada mereka apa yang telah mereka lakukan kepada bangsa Mesir dan
orang Amori.
Raja Balak diberi tahu tentangseorang nabi penting dan berkua-
sa bernama Bileam, dan bahwa jika ia memberkati seseorang, hal-hal
baik akan terjadi. Tetapi jika Bileam mengutuki seseorang, mereka pasti
terkutuk. Raja Balak mengutus para pemimpinnya kepada nabi Bileam
dengan membawa persembahan-persembahan dengan berkata, “Tolong
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 1) 169

segeralah datang, kutuklah bangsa itu [bangsa Israel] bagiku, sebab


mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya
dan menghalaunya dari negeri ini” (Bilangan 22:6).
Bileam menjawab utusan-utusan tersebut demikian:

“Bermalamlah di sini pada malam ini, maka aku akan memberi


jawab kepadamu, sesuai dengan apa yang akan difirmankan TUHAN
kepadaku.” Maka tinggallah pemuka-pemuka Moab itu pada Bileam.

Perhatikanlah sebutan Bileam kepada “Tuhan”. Ia tidak menanyakan


petunjuk kepada dewa-dewa asing, karena ia adalah seorang nabi dari
satu-satunya Allah yang sejati. Nama yang digunakannya untuk “Tuhan”
adalah Yahweh. Ini adalah nama Allah, dan para penulis Perjanjian Lama
tidak pernah menggunakan nama ini untuk menyebut satu allah palsu.
Seberapa seringkah kita mengacu kepada Yesus dan Allah Bapa kita
sebagai Tuan kita? Kita tidak sedang membicarakan siapapun selain
Pencipta kita, Tuan yang Maha Tinggi, dan Seorang yang memberikan
hidup-Nya bagi kita. Bileam juga melakukan ini.
Mari amati dengan hati-hati apa yang Allah katakan kepada Bileam
malam itu. Adalah menarik memperhatikan bahwa Dia bahkan tidak
menunggu hingga Bileam mencari-Nya”:

Kemudian datanglah Allah kepada Bileam serta berfirman:


“Siapakah orang-orang yang bersama-sama dengan engkau itu?”
(Bilangan 22:9)

Tuhan sebenarnya sedang berkata kepada Bileam, “Siapakah orang-


orang ini bagi-Ku? Mereka tidak memiliki perjanjian dengan-Ku!
Apakah engkau serius hendak bertanya kepada-Ku jika kau harus pergi
dan mengutuki umat perjanjian-Ku? Mengapakah engkau perlu berdoa
mengenai ini? Bukankah itu sudah jelas?”
170 MEMBUNUH KRYPTONITE

Ada beberapa hal yang tak perlu kita doakan! Kita sudah tahu apa yang
menjadi kehendak Allah berdasarkan apa yang sudah Dia nyatakan dalam
perjanjian tertulis-Nya. Anda tak perlu berdoa tentang apakah Anda akan
berkumpul dengan orang-orang Kristen lainnya atau tidak. Allah telah
berfirman, “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan
ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang” (Ibrani 10:25).
Anda tidak perlu berdoa tentang memberikan persembahan kepada
mereka yang telah melayani Anda, karena Kitab Suci mengatakan,
“Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberi-
takan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu” (1 Korintus 9:14).
Anda tak perlu bertanya apakah Anda boleh menjalin, atau mengan-
jurkan orang lain, ke dalam suatu hubungan homoseksual. Allah telah
menjelaskan hal ini:

Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang
cabul, penyembah berhala, orang berzina, banci, orang pemburit,
pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10)

Anda tak perlu bertanya kepada Allah apakah Anda bisa curang
dengan pajak Anda; itu mencuri. Atau hidup bersama dan tidur dengan
pacar pria atau pacar wanita Anda sebelum pernikahan; itu adalah dosa
seksual. Atau menjalin suatu hubungan dengan isteri laki-laki lain; itu
berzina — dan daftar ini terus dan terus berlanjut. Kita punya banyak
perintah dalam Perjanjian Baru yang telah menjelaskan kehendak Allah
dengan benar-benar jelas.
Intinya, Allah berkata, “Oke, Bileam, karena engkau tidak mendapat-
kan petunjuk, atau lebih tepatnya, tidak ingin mendapatkan petun-
juk, Aku akan membuat kehendakku sangat jelas bagimu…” “Janganlah
engkau pergi bersama-sama dengan mereka, janganlah engkau mengutuk
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 1) 171

bangsa itu, sebab mereka telah diberkati” (Bilangan 22:12).


Tidak diperlukan penafsiran di sini.
Sekarang perhatikanlah tanggapan Bileam terhadap perintah ilahi
ini:

Bangunlah Bileam pada waktu pagi, lalu berkata kepada pemu-


ka-pemuka Balak: “Pulanglah ke negerimu, sebab TUHAN tidak
mengizinkan aku pergi bersama-sama dengan kamu.” (Bilangan
22:13)

Kebanyakan orang akan bersorak pada Bileam. Kita patut bertepuk


tangan atas ketaatannya dan berkata, “Ia seorang saudara yang saleh!”
Namun, ada satu petunjuk dalam pernyataan ini yang membuat kita
berpikir sebaliknya. Perhatikan apa yang dikatakannya, “TUHAN tidak
mengizinkan aku pergi.” Ia tidak berkata, “Tuhan telah membuat keingi-
nannya jelas; karena itu aku tidak akan pergi.” Ia memakai kata tidak
mengizinkan.
Pertimbangkanlah contoh ini: Sekelompok teman SMA memutuskan
pergi berbelanja dan menonton film. Amy telah meminta izin untuk pergi
kepada orangtuanya. Jawaban mereka adalah, “Amy, kita akan mengada-
kan satu acara malam keluarga bersama-sama, jadi kami ingin kau tetap
ada di sini dengan kami.”
Teman-teman Amy mendatanginya dan tiba di pintu untuk menjem-
putnya. Ketika ia menjawab panggilan di pintu, mereka berkata, “Siap
berangkat?”
Jawaban Amy, dengan muka masam, adalah, “Aku tak bisa pergi.”
Dengan kata lain, Aku ingin pergi dengan kalian, tapi aku harus tetap berada
di rumah demi malam keluarga. Ia dihalangi oleh keinginan orangtuanya
dari apa yang sebenarnya sangat ingin dilakukannya. Perkataan orang-
tuanya ialah hukum baginya. Inilah tepatnya apa yang dikatakan Bileam.
172 MEMBUNUH KRYPTONITE

Satu Kesepakatan yang Lebih Manis

Maka tua-tua Moab kembali kepada sang raja dan melaporkan jawa-
ban Bileam. Bagaimanapun, sang raja tidak puas dan tak mau mendapat-
kan tidak sebagai jawaban. Maka ia membalasnya dengan mengutus lebih
banyak tua-tua dengan rasa hormat yang lebih besar dan suatu persem-
bahan yang lebih besar ditawarkan untuk membayar pekerjaan Bileam.
Kata-kata sang raja tepatnya adalah, “Janganlah biarkan dirimu terha-
lang-halang untuk datang kepadaku, sebab aku akan memberi upahmu
sangat banyak, dan apa pun yang kauminta dari padaku, aku akan menga-
bulkannya. Datanglah, dan serapahlah bangsa itu bagiku” (Bilangan
22:16-17).
Jika tetangga sebelah rumah Anda berkata kepada Anda, “Aku akan
memberikan kepadamu segala sesuatu yang kumiliki,” itu barangkali
belum banyak, namun jika seorang raja dari seluruh bangsa mengadakan
penawaran ini, wow, itu sangat banyak.
Ketika saya di SMA, ada seorang komedian tersohor bernama Flip
Wilson. Salah satu dari ucapannya yang terkenal adalah, “Setan membuat
saya melakukannya.”
Itu menggelikan dan orang-orang sering kali mengulanginya, namun
kata-katanya ini tidaklah benar. Setan tidak dapat membuat seorang
percaya melakukan apa pun. Kita diberi tahu dengan jelas, “Tetapi tiap-ti-
ap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat
olehnya” (Yakobus 1:14). Kata kuncinya ialah dipikat. Hanya itulah yang
dapat dilakukan si jahat kepada seorang percaya. Namun Anda tidak
akan dapat dipikat oleh sesuatu yang tidak Anda inginkan. Jika Anda
menaruh sederet kokain di hadapan saya, saya akan berkata, “Jauhkan itu
dari hadapanku.” Anda tidak dapat memikat saya dengan itu, karena saya
tidak memiliki keinginan akan obat-obatan ilegal.
Tetapi si jahat itu pintar dan tidak malas. Ia tidak hanya menugaskan
setan-setan mempelajari hidup Anda, mereka telah mempelajari ayah dan
ibu Anda, serta ayah-ayah dan ibu-ibu mereka. Ia tahu kecenderungan
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 1) 173

di mana titik lemah dalam keluarga Anda ketika berjumpa dengan


keinginan.
Ia telah mempelajari kehidupan Bileam dan tahu nabi ini memiliki
suatu keinginan tak sehat akan kekayaan, upah dan status. Saya percaya
inilah sebabnya Setan meminta raja Balak yang tidak saleh ini untuk
membuat suatu penawaran yang lebih menguntungkan. Tapi tunggu
dulu, respons Bileam terhadap penawaran yang lebih bernilai ini sangat-
lah kuat:

“Sekalipun Balak memberikan kepadaku emas dan perak seistana


penuh, aku tidak akan sanggup berbuat sesuatu, yang kecil atau yang
besar, yang melanggar titah TUHAN, Allahku.” (Bilangan 22:18)

Sekali lagi kita akan bertepuk tangan atas pendirian Bileam yang
berani untuk tidak melanggar firman Allah, bahkan jika suatu penawaran
yang lebih penting dilakukan. Bagaimanapun, sekali lagi kita melihat
kata-kata kunci yang mengindikasikan penjara sang nabi. Ia berkata,
“Aku tidak dapat” alih-alih “Aku tidak akan.” Tidak ada yang berubah. Ia
masih saja ditahan oleh firman Allah, yang merupakan hukum baginya.
Pernyataannya yang berikutnya meneguhkan hal ini:

“Oleh sebab itu, baiklah kamupun tinggal di sini pada malam ini,
supaya aku tahu, apakah pula yang akan difirmankan TUHAN kepa-
daku.” (Bilangan 22:19)

Apa? Apakah suatu penawaran yang lebih menguntungkan akan


mengubah pikiran Allah? Dapatkah seseorang mungkin percaya bahwa
Allah memerintahkannya berkata “tidak” pertama kalinya karena Dia
tahu bahwa sang raja akan menawarkan Bileam jauh lebih banyak dengan
utusan-utusan berikutnya? Benar-benar pemikiran yang lucu! Allah
tidak menyarankan Bileam bertahan demi satu kesepakatan yang lebih
174 MEMBUNUH KRYPTONITE

baik! Jadi jika Bileam tidak perlu berdoa tentang hal itu pertama kali-
nya, betapa lebih lagi pada kali kedua! Dan Allah telah membuat kehen-
dak-Nya jelas dengan utusan-utusan yang pertama, “Engkau tidak akan
pergi dengan mereka.”
Namun demikian, Bileam masih memilih untuk berdoa malam itu.
Bagaimanapun, dengarkanlah jawaban Allah:

“Jikalau orang-orang itu memang sudah datang untuk memanggil


engkau, bangunlah, pergilah bersama-sama dengan mereka, tetapi
hanya apa yang akan Kufirmankan kepadamu harus kaulakukan.”
(Bilangan 22:20)

Tunggu sebentar! Sekarang Allah berfirman “pergilah bersama-sa-


ma dengan mereka.” Apakah kita membacanya dengan benar? Apa yang
terjadi? Secara mengejutkan, situasi sebaliknya terjadi! Sekarang Bileam
diperintahkan Tuhan untuk pergi bersama para pangeran dan tua-tua
Moab ini. Jadi ia melakukan dengan tepat apa yang Allah ingin ia laku-
kan. Ia memelanai keledainya dan pergi bersama para pangeran Moab.
Ia patuh kepada petunjuk ilahi. Begitupun, lihatlah apa yang terjadi
berikutnya:

Tetapi bangkitlah murka Allah ketika ia pergi. (Bilangan 22:22)

Apa yang terjadi? Apakah Allah gila? Bileam sedang melakukan tepat
seperti apa yang diperintahkan Allah pada malam sebelumnya, namun
sekarang Allah marah kepadanya karena melakukannya. Bagaimana ini
bisa dijelaskan?
Ada satu jawaban logis ditemukan dalam Kitab Suci dan itu benar-be-
nar menyingkapkan. Itu berputar di sekitar kebenaran dosaberoleh
kekuatannya dari hukum. Kita akan temukan alasannya pada bab yang
selanjutnya.
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 1) 175

Ambil Tindakan
Banyak orang percaya perlu mendengarkan pesan pengharapan ini: Anda
dapat sepenuhnya merdeka dari kuasa dosa.
Ya, Anda membacanya dengan benar. Adalah mungkin bagi seorang
Kristen untuk menang atas dosa. Yesus tidak mati hanya untuk menja-
min satu tiket ke surga bagi Anda. Dosa tidak memiliki kuasa atas Anda,
namun sebaliknya Anda berkuasa atasnya.
Ini hanya mungkin melalui anugerah Allah — kuasa ilahi-Nya
menyelesaikan sesuatu yang mustahil dalam kekuatan manusia kita. Kita
memiliki akses bebas kepada anugerah dan memiliki kuasanya, namun
kita kehilangan manfaatnya jika kita gagal menjalankannya. Salah satu
dari cara yang paling biasa di mana orang-orang percaya gagal meng-
gunakan kuasa ini adalah dengan tidak menyadari bahwa mereka
memilikinya.
Kuatkan diri Anda terhadap dosa hari ini dengan merenungkan
Kitab Suci yang menyingkapkan bahwa Anda benar-benar memiliki
kuasa atasnya. Renungkanlah kebenaran ini hingga ia menjadi satu reali-
tas. Kaitkanlah hal ini dengan Allah, dengan bertobat dari segala cara
di mana Anda telah memberikan dosa kuasa untuk berkuasa atas Anda
dan bersyukurlah kepada-Nya karena telah memerdekakan Anda hari ini
dari dosa. Ampunilah diri Anda untuk kesalahan-kesalahan di masa lalu
dan mintalah Allah untuk menunjukkan pada Anda bagaimana Dia meli-
hat masa depan Anda. Tuliskanlah apa yang ditunjukkan-Nya atau diberi
tahu-Nya pada Anda.
16

KEKUATAN DOSA
(BAGIAN 2)

Mari meneruskan apa yang tertinggal mengenai nabi Bileam di bab yang
sebelumnya.
Setelah menerima instruksi Allah untuk tidak pergi bersama dengan
rombongan utusan pertama dari Moab dan Midian, Bileam sekali
lagi bertanya kepada Tuhan untuk kedua kalinya, dengan kelompok
perwakilan yang lebih banyak. Ia mengharapkan suatu jawaban yang
berbeda.
Apakah situasi Anda pernah seperti ini? Pernahkah Anda telah tahu
dalam hati Anda apa yang sedang Tuhan katakan, namun Anda tetap
menghadap Dia dalam doa, berharap akan satu perubahan dalam jawa-
ban-Nya? Barangkali Anda menutup-nutupi keinginan yang tidak pantas
itu dengan berkata, “Biarlah saya mendoakannya,” atau “Biarlah aku
mendoakannya sekali lagi.”
Saya tidak tahu tentang Anda, tetapi saya telah merasa bersalah akan
hal ini, dan selanjutnya dalam bab ini saya akan membagikan sejumlah
pengalaman sedih saya di bidang ini.
Bileam mendambakan baik persembahan dan rasa hormat dari raja
yang berkuasa ini tetapi tidak berani melangkah keluar dari “batasan-
batasan” perintah Allah. Ia cukup pintar untuk tahu bahwa ia tidak dapat
178 MEMBUNUH KRYPTONITE

diberkati jika ia dengan sengaja tidak taat. Kadang-kadang pengetahuan


yang cukup dapat membuka pintu kepada penipuan yang lebih besar.
Jadi dapatkah Anda bayangkan keterkejutan Bileam ketika Allah
berkata, “Bangkitlah dan pergilah bersama mereka.” Bileam mungkin
berpikir, Mengejutkan! Untunglah aku berdoa sekali lagi mengenai hal ini!
Maka Bileam bangkit keesokan paginya dan melakukan tepat seper-
ti yang Allah perintahkan kepadanya pada malam sebelumnya, dan yang
mengherankan kita, kita membaca, “Tetapi bangkitlah murka Allah
ketika ia pergi” (Bilangan 22:22).
Apa? Apakah Allah gila? Tentu saja itu adalah suatu pertanyaan
retoris, karena kita semua tahu jawabannya adalah, tidak! Lalu kenapa
Allah marah? Bileam telah melakukan persis seperti yang diperintahkan
Allah kepadanya — ia pergi. Lalu Allah menjadi marah kepadanya hanya
karena ia pergi. Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?
Ada satu kebenaran yang diungkapkan di sini yang banyak orang
tidak ketahui dan pahami, dan diperlukan bertahun-tahun kesulitan bagi
saya sebelum saya menemukannya:

Jika kita sungguh-sungguh menginginkan (mendambakan) sesuatu,


dan Allah telah menyampaikan kehendak-Nya tentang masalah itu
(apakah melalui firman-Nya atau di dalam doa), namun kita masih
mengingininya, Allah sering kali memberikan itu kepada kita, bahkan
jika Dia tahu bahwa itu bukanlah yang terbaik bagi kita dan bahwa
pada akhirnya kita akan dihakimi karenanya.

Pernyataan ini mungkin mengejutkan Anda, tetapi itu benar. Izinkan


saya membuktikannya dengan beberapa contoh alkitabiah.
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 2) 179

Permintaan-Permintaan yang Dipenuhi

Israel menginginkan seorang raja. Para pemimpin mendekati nabi Samuel


dan memberitahukan keinginan mereka. Mereka berkata, “Angkatlah
sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada
segala bangsa-bangsa lain” (1 Samuel 8:5).
Samuel bertanya kepada Tuhan mengenai permintaan mereka, dan
Tuhan memberikan suatu jawaban bagi para pemimpin itu melalui sang
nabi, satu peringatan tentang mengapa memiliki seorang raja tidak akan
baik bagi mereka. Dia memperingatkan mereka terlebih dahulu bahwa
raja itu akan memanggil putra-putra mereka wajib militer menjadi praju-
ritnya. Sang raja juga akan mengambil anak-anak mereka untuk memba-
jak ladang-ladangnya, menuai hasil panennya, dan membuat senjata
dan perlengkapan baginya. Ia juga akan mengambil putri-putri mereka
dan memaksa mereka untuk pekerjaan memasak, kebersihan, membuat
parfum, dan berbagai pekerjaan lainnya. Tidak berhenti sampai di situ,
sang raja akan mengambil ladang-ladang terbaik, kebun-kebun anggur,
kebun-kebun zaitun, hewan ternak, serta domba, dan memberikan
semuanya itu kepada para pegawainya. Kemudian Tuhan berkata bahwa
pada akhirnya mereka akan memohon untuk dibebaskan dari raja yang
mereka inginkan itu, tetapi Dia tidak akan menolong mereka.
Selanjutnya kita baca, “ Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan
perkataan Samuel dan mereka berkata: “Tidak, harus ada raja atas kami;
maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain” (1 Samuel
8:19-20).
Maka Samuel mengulangi kepada Tuhan apa yang sangat diinginkan
bangsa itu. Jawaban Allah kepada Samuel bertentangan dengan kehen-
dak-Nya. Dia berkata, “Lakukanlah seperti yang mereka katakan, dan
berilah mereka seorang raja” (1 Samuel 8:22). Allah memberikan mereka
apa yang mereka dambakan, bahkan ketika itu bukan yang terbaik.
Mereka mendapatkan raja mereka, dan ia serta raja-raja yang berikutnya
180 MEMBUNUH KRYPTONITE

melakukan segala sesuatu yang telah diperingatkan kepada umat itu.


Ini contoh yang lain. Israel keluar dari Mesir dan Allah memberi
mereka makan dengan makanan yang berasal dari dunia lain. Namanya
manna — roti dari surga, suatu makanan di bagian lain Kitab Suci diru-
juk sebagai “makanan para malaikat” (lihat Mazmur 78:25). Makanan itu
sangat bergizi sehingga Elia yang kemudian memakan hanya dua roti itu
dan berjalan empat puluh hari tanpa berhenti karena kekuatannya. Ada
saat-saat saya akan menyukai punya makanan semacam ini!
Begitupun, umat Israel menjadi bosan dengan roti ini dan menging-
inkan daging. Maka mereka membuat satu permintaan. Sang pemazmur
menulis, “Mereka meminta daging, dan Dia mengirimkan mereka burung
puyuh” (105:40). Tuhan menjawab permintaan mereka dalam satu cara
yang paling menakjubkan. Kita membaca:

Ia telah menghembuskan angin timur di langit dan menggiring


angin selatan dengan kekuatan-Nya; Ia menurunkan kepada mereka
hujan daging seperti debu banyaknya, dan hujan burung-burung
bersayap seperti pasir laut; Ia menjatuhkannya ke tengah perkemah-
an mereka, sekeliling tempat kediaman itu. (Mazmur 78:26-28)

Allah bukan hanya menjawab permintaan itu, tetapi Dia melakukan-


nya dengan cara yang ajaib! Dengan kuasanya yang besar, Dia memba-
wa ratusan ribu burung ke dalam perkemahan. Orang Israel tidak harus
memburu mereka dan tidak diperlukan anjing-anjing, senjata, sangkar,
atau peralatan-peralatan lain untuk menangkap mereka. Burung puyuh
itu hanya mengepak-ngepak ke dalam perkemahan, dan orang-orang
hanya tinggal mengambil mereka dari udara atau di atas tanah. Jika ini
terjadi hari ini, cerita itu akan terus-menerus dibahas di media sosial dan
mendominasi tajuk utama berita. Allah hadir melalui waktu yang hebat,
namun lihatlah apa yang dituliskan sang pemazmur berikutnya:
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 2) 181

Mereka makan dan menjadi sangat kenyang; Ia memberikan kepada


mereka apa yang mereka inginkan. Mereka belum merasa puas,
sedang makanan masih ada di mulut mereka; maka bangkitlah
murka Allah terhadap mereka: Ia membunuh gembong-gembong
mereka, dan menewaskan teruna-teruna Israel. (Mazmur 78:29-31)

Allah, bukan ilah palsu atau setan, memberi mereka apa yang mereka
inginkan, dan melakukannya secara ajaib, namun sebelum mereka selesai
makan, penghukuman-Nya telah menimpa mereka!
Kita harus mengingat bahwa Allah memutuskan sebelum Dia
menciptakan manusia untuk memberikan kita kebebasan untuk memi-
lih, meskipun Dia tahu kita berpotensi memilih apa yang pada akhirnya
bertentangan dengan keinginan-Nya dan bahkan merusak bagi kita.
Sebagai contoh, bagaimana mengenai si anak hilang? Ia meminta
warisannya, dan ayahnya tahu ia tidak memiliki kedewasaan untuk
mengurusinya dengan benar. Namun, karena putranya menginginkan-
nya dengan teramat sangat, ayahnya menyerah dan menyerahkan wari-
san itu. Hasilnya ialah bahwa sang putra berakhir dengan dukacita yang
mendalam di satu kandang babi.
Ada contoh-contoh lain untuk diberikan dari Kitab Suci, tapi saya
kira Anda melihat kebenarannya. Kita berada dalam satu posisi yang tidak
baik dan merusak ketika kita dengan teramat sangat meminta sesuatu yang
bukan merupakan keinginan Allah.

Seekor Keledai Pintar

Dengan pengetahuan ini, marilah kita kembali kepada kisah Bileam.


Sekarang ia sedang dalam perjalanan menemui raja Moab. Para
pembantu raja menemaninya, namun Allah marah terhadap pilihannya.
Tiba-tiba, seorang malaikat berdiri menghalangi Bileam. Harap diing-
at bahwa malaikat bukanlah bayi-bayi kecil gemuk dengan busur dan
182 MEMBUNUH KRYPTONITE

anak panah melainkan makhluk yang sangat besar dengan kekuatan yang
sangat besar. Saya menduga-duga bahwa yang ini tingginya sekitar dela-
pan hingga sepuluh kaki.
Malaikat itu berdiri di jalan di hadapan Bileam dengan pedang-Nya
terhunus, dan secara ajaib Allah membuka mata keledai itu. Begitu ia
melihat makhluk besar itu dengan satu senjata siap untuk menyerang, ia
melompat keluar dari jalan dan masuk ke ladang untuk menghindari-Nya.
Bileam, dengan murka, memukul keledainya dan menuntunnya kemba-
li ke jalan.
Kemudian Malaikat itu bergerak ke satu tempat di jalan itu di mana
terdapat satu tembok di kedua sisinya. Sekali lagi, keledai itu, karena meli-
hat Malaikat itu, berusaha pergi sejauh mungkin dari Dia dan menekan
kaki Bileam di antara badannya dan tembok itu. Bileam bahkan menjadi
lebih marah kepada keledai itu dan memukulnya sekali lagi.
Selanjutnya Malaikat itu pergi ke satu tempat di jalan itu di mana
celahnya sedemikian sempit sehingga tidak bisa berputar ke mana pun.
Kali ini, ketika keledai itu melihat Malaikat itu dengan pedang terhunus,
ia meniarap di bawah Bileam. Sekarang Bileam benar-benar murka dan
memukulnya sekali lagi.
Lalu Allah membuka mulut keledai itu, dan ia berkata kepada Bileam,
“Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga
kali?” (Bilangan 22:28).
Bileam dan keledai itu saling bertukar kata-kata pedas, dan akhirnya
Allah membuka mata Bileam untuk melihat Malaikat itu. Ia serta merta
menunduk dan bersujud.
Hingga pada titik ini, saya merujuk malaikat ini hanyalah salah satu
dari banyak sekali malaikat yang melayani di hadapan Allah. Begitupun,
nampaknya bagi para penerjemah Alkitab NKJV, seperti halnya bagi diri
saya sendiri, saya percaya bahwa malaikat ini sebenarnya adalah Tuhan
sendiri. Tapi saya akan menyerahkan itu untuk Anda putuskan sendi-
ri, karena tujuan saya bukanlah untuk meyakinkan Anda tentang yang
mana pun.
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 2) 183

Malaikat itu menentang Bileam dengan berkata, “Lihat, Aku keluar


sebagai lawanmu, sebab jalan ini pada pemandangan-Ku menuju kepada
kebinasaan. Ketika keledai ini melihat Aku, telah tiga kali ia menyimpang
dari hadapan-Ku; jika ia tidak menyimpang dari hadapan-Ku, tentulah
engkau yang Kubunuh pada waktu itu juga dan dia Kubiarkan hidup”
(Bilangan 22:32-33).
Keledai ini menyelamatkan nyawa Bileam! Ia harusnya telah jadi
mayat jika keledai itu tidak menghindari Tuhan. Anda mungkin berpikir
bahwa Bileam akan berkata kepada para pemimpin Moab dan Midian,
“Kawan-kawan, saya cabut dari sini. Beritahu rajamu ia dapat menyim-
pan uangnya.” Namun bukan itu yang dikatakannya. Malahan, Bileam
mengaku kepada Tuhan:

“Aku telah berdosa, karena aku tidak mengetahui, bahwa Engkau ini
berdiri di jalan menentang aku. Maka sekarang, jika hal itu jahat di
mata-Mu, aku mau pulang.” (Bilangan 22:34)

Bileam mengakui dosanya, namun ia mengungkapkan kemunafikan-


nya dengan berkata, “jika hal itu jahat di mata-Mu.”
Benarkah, Bileam? Apa yang hendak diambil? Meskipun Tuhan
sendiri telah datang untuk berdiri menentangnya dengan satu cara yang
dramatis, Bileam masih berusaha memperoleh apa yang diinginkannya.
Ia begitu menginginkan uang dan kehormatan yang ditawarkan oleh sang
raja sehingga ia lupa kepada disiplin ilahi. Penyembahan berhala yang
dilakukannya telah benar-benar membutakannyaterhadap hati Allah.
Inilah persisnya apa yang terjadi ketika keinginan kita lebih penting
daripada menaati Allah, ketika kita merasa dikekang oleh apa yang dipe-
rintahkan-Nya. Dosa berkembang semakin kuat melalui penyesatan. Kini
apa yang tampaknya tidak selaras dengan Allah tidak lagi terlihat jelas.
Ketaatan melihatnya dengan jelas, namun karena genggaman penyem-
bahan berhala, bahkan mereka terus berusaha memperoleh perkenanan
Allah untuk apa yang dengan sengaja mereka inginkan.
184 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kelemahan-Kelemahan Saya

Ketika saya di awal-awal usia tiga puluhan, Allah menunjukkan dengan


jelas kepada Lisa dan saya bahwa menjalin satu kesepakatan dengan satu
perusahaan penerbitan tertentu yang sangat terkenal bukanlah kehen-
dak-Nya. Saya berkata “tidak” setelah editor akuisisi mendekati saya pada
kali pertama, tetapi bukan dalam satu cara yang mirip dengan perjum-
paan pertama Bileam dengan para pemimpin Balak.
Sang editor terus-menerus menelepon saya nyaris setiap hari. Ia
katakan bahwa pesan buku saya sangat penting bagi tubuh Kristus dan
membagikan pada saya bagaimana para pengarang yang relatif tidak
dikenal telah menerbitkan buku dengan perusahaannya dan sekarang
menjadi terkenal. Saya menelan bulat-bulat seluruh sanjungannya. Pada
saat itu, kedua buku saya yang telah ada sudah diterbitkan sendiri dan
menjangkau sangat sedikit pembaca. Saya menginginkan jangkauan dan
pengaruh nasional penerbit ini. Meskipun Tuhan juga menginginkan
pesan-pesan ini tersebar luas, itu bukanlah waktu-Nya, bukan pesan yang
khusus, atau penerbit yang diinginkan-Nya. Di samping ini, motif saya
salah; saya ingin terkenal, yang diidentifikasi sebagai keangkuhan hidup
— mencari status atau reputasi.
Keinginan saya untuk diterbitkan oleh perusahaan termasyhur ini
menjadi teramat sangat sehingga saya mengabaikan petunjuk Allah yang
jelas, nasehat isteri saya dan tanda-tanda dari banyak hal yang bekerja
dengan salah. Tuntunan batin dari peringatan-peringatan Roh Kudus
semuanya sirna dan digantikan dengan tipuan dari keinginan yang lebih
besar.
Penerbit itu ada di satu negara bagian yang berbeda. Kami memu-
tuskan agar Lisa terbang dan menandatangani kontrak atas nama orga-
nisasi kami karena jadwal saya tidak mengizinkannya. Pada pagi di hari
keberangkatannya, satu dari empat putra kami muntah-muntah sepan-
jang jalan menurun di tangga berkarpet hingga ke lantai dua rumah kami.
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 2) 185

Ketika kami sedang membersihkannya, ia dengan jengkel berkata, “John,


tidak bisakah kau melihat bahwa Allah tidak ingin kita melakukan ini?!”
Saya menjawab dengan tegas, “Bukan, ini adalah sang musuh yang
sedang berusaha melemahkan dan menghentikan kita.” Sekiranya pun
semua ini memang salah, saya bisa saja benar. Tapi sebanyak ini terjadi
hal serba salah memang luar biasa, dan saya tidak dapat melihatnya. Saya
diperdaya oleh kekuatan dosa saya.
Lisa terbang dan menandatangani kontrak hari itu. Untuk tiga bulan
berikutnya, kekacauan menyerang hidup saya. Damai sejahtera mening-
galkan saya dan pergumulan serta kerja keras mengambil alih. Saya sakit
dengan virus-virus yang berbeda, pilek, dan penyakit-penyakit fisik lain-
nya selama tiga bulan penuh. Kami menjalani satu masa yang mengeri-
kan dengan sang penerbit, kami tidak dapat menyetujui apa pun, dan
pelayanan kami merugi ribuan dollar.
Saya berbeda dari Bileam dalam satu hal; akhirnya saya melihat
bagaimana keinginan saya yang kuat telah membutakan mata saya pada
kehendak Allah. Saya telah berada di bawah penghukuman (disiplin)
Allah. Ingatlah kata-kata Paulus, “Sebab itu banyak di antara kamu yang
lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri
kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima
hukuman dari Tuhan, kita dididik…” (1 Korintus 11:30-32). Diperlukan
banyak penderitaan yang tak perlu hingga akhirnya melihat berhala yang
telah saya ciptakan. Saya bertobat dari sifat keras kepala saya dan segalan-
ya berubah, nyaris dengan serta merta. Tak lama setelah itu, penerbit itu
menginformasikan kepada kami bahwa mereka ingin hubungan kerja
kami diakhiri.
Kira-kira setahun kemudian, perusahaan terkenal lainnya menawar-
kan untuk menerbitkan satu buku saya yang berbeda tentang merde-
ka dari sakit hati. Allah berbicara kepada saya dan berkata, “Penerbit
sebelumnya adalah idemu; penerbit yang ini adalah ide-Ku.” Motif saya
juga berubah karena pemurnian yang telah saya lalui selama setahun
186 MEMBUNUH KRYPTONITE

sebelumnya. Sekarang saya bergairah menaati Allah, sehingga orang-


orang dapat merdeka dengan sungguh-sungguh. Inilah pesan yang Allah
inginkan dan sekarang buku itu, Umpan Setan, telah terjual mendekati
dua juta eksemplar.
Saya ingin mengatakan bahwa saya mengerti pelajaran saya dan tidak
pernah lagi mengulangi kebodohan yang demikian. Namun, di awal
usia empat puluhan saya, sekali lagi saya mengabaikan kehendak Allah
yang dinyatakan dengan jelas, juga karena nasehat keras dari isteri saya
dan anggota majelis pelayanan kami. Kali ini tipuan itu lebih kuat dan
didikan akan kesukaran, rasa sakit, dan kepedihan bahkan lebih besar
dan berlangsung hampir delapan belas bulan. Sekali lagi saya menyadari
berhala yang saya ciptakan dan bertobat, tetapi bukan tanpa harga dari
banyak sakit hati.
Saya sangat yakin seandainya Bileam merangkul hati Allah, ia akan
jauh lebih baik mundur dari perjalanan itu. Namun, dia benar-benar
tidak pernah berpaling dari penyembahan berhala yang dilakukannya,
sehingga ia mati di bawah penghukuman Allah (lihat Yosua 13:22).
Saudara terkasih, saya tidak menghendaki Anda belajar hal ini sama
sulitnya seperti yang saya alami. Saya berharap pesan yang kuat ini akan
membuat Anda terhindar dari rasa sakit dan penderitaan tak perlu yang
telah saya lalui.

Ambil Tindakan
Jika kita tidak menundukkan keinginan-keinginan kita kepada Allah,
mereka akan membawa kita menjauh dari Dia, dan Allah bahkan bisa
membebaskan kita dari mereka. Berkali-kali dalam Kitab Suci kita meli-
hat bahwa Allah telah membuat kehendak-Nya jelas, namun ketika
umat-Nya menginginkan sesuatu yang bertentangan dengan itu, Dia
memberikannya kepada mereka, bahkan ketika itu akan membawa
penderitaan bagi mereka.
KEKUATAN DOSA (BAGIAN 2) 187

Allah masih akan melakukan ini dalam kehidupan kita hari ini.
Dia akan memberikan kita apa yang kita inginkan bahkan ketika itu
bertentangan dengan kehendak-Nya, tetapi itu tidak akan memim-
pin kepada berkat-berkat yang kita inginkan. Itu akan memimpin pada
pendisiplinan yang akan menyakitkan dan tidak menyenangkan.
Tetapi kita tidak harus mengalami ini. Sebagai gantinya, kita dapat
mempercayai Allah untuk melakukan hal-hal baik bagi kita. Sering kali,
Dia memiliki satu jalan yang dipersiapkan untuk memberi kita apa yang
kita inginkan, tapi dalam satu jalan yang benar. Jika kita akan mengiku-
ti-Nya, Dia akan menuntun kita di satu jalan yang diberkati, namun akhir
yang diinginkan akan tiba pada waktu-Nya. Serahkanlah jalan Anda
kepada Tuhan hari ini. Undanglah Dia untuk memimpin Anda menuru-
ti keinginan-Nya dan bukan keinginan Anda sendiri. Tanyalah Dia lang-
kah-langkah apa yang dapat Anda mulai ambil hari ini untuk mengikuti
Dia dengan lebih dekat. Tuliskanlah, dan kemudian lakukanlah.
17

TERSESAT

Untuk menjaga fokus kita, mari meringkas inti penyembahan berha-


la secara singkat, yakni ketika manusia, apakah ia orang percaya atau
orang tidak percaya, mengesampingkan apa yang sudah dinyatakan
Allah dengan jelas untuk memuaskan hawa nafsu atau keinginan-keingi-
nan yang bertentangan dengan jalan-jalan-Nya. Untuk alasan ini, Paulus
mengatakan:

Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar
atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat
bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu
disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang
demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka. (Efesus 5:5-7)

Murka Allah akan datang ke atas orang-orang yang tidak percaya,


namun Allah juga akan mendisiplin orang percaya yang terlibat dalam
penyembahan berhala (ketamakan) untuk membuatnya berpaling ke
hati-Nya. Namun, jika orang percaya itu dengan keras kepala terus-me-
nerus dalam ketidaktaatan, seperti yang Bileam lakukan, akibatnya bisa
190 MEMBUNUH KRYPTONITE

sama parahnya dengan kematian. Paulus memperingatkan orang-orang


percaya, “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati”
(Roma 8:13). Rasul Yakobus juga memperingatkan kita, “Dan apabi-
la keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa
itu sudah matang, ia melahirkan maut. Saudara-saudara yang kukasihi,
janganlah sesat!” (Yakobus 1:15-16).
Penyembahan berhala seharusnya dilihat sebagai satu racum yang
perlahan-lahan membunuh; ia adalah kryptonite rohani. Kita tidak dapat
berusaha bergenit-genit dengannya. Jaring penyembahan berhala itu
halus dan kuat — kita telah melihat sekilas dari kuasanya dengan melihat
pada Bileam, tapi mari maju selangkah lebih jauh. Bacalah dengan teliti
peringatan Allah kepada para pemimpin Israel:

Maka datanglah firman TUHAN kepadaku: “Hai anak manusia,


orang-orang ini menjunjung berhala-berhala mereka dalam hati-
nya dan menempatkan di hadapan mereka batu sandungan, yang
menjatuhkan mereka ke dalam kesalahan. Apakah Aku mau mereka
meminta petunjuk dari pada-Ku? (Yehezkiel 14:2-3)

Sekali lagi kita melihat dengan jelas bahwa penyembahan berhala


tidak terbatas pada patung-patung, altar-altar atau kuil-kuil. Allah tidak
meninggalkan ruang untuk keraguan dengan mengucapkan secara jelas
bahwa mereka menjunjung berhala-berhala mereka dalam hatinya.
Ini bukan arca-arca di bawah pohon, di pusat-pusat kota, atau di
kuil-kuil. Tidak, ini adalah berhala-berhala yang ditegakkan di dalam
hati mereka. Mereka sedang mengerjakan keinginan-keinginan yang
bertentangan dengan kehendak Allah. Allah melanjutkan:

Oleh sebab itu berbicaralah kepada mereka dan katakan: Beginilah


firman Tuhan ALLAH: Setiap orang dari kaum Israel yang menjun-
jung berhala-berhalanya dalam hatinya dan menempatkan di
TERSESAT 191

hadapannya batu sandungan yang menjatuhkannya ke dalam


kesalahan, lalu datang menemui nabi--Aku, TUHAN sendiri akan
menjawab dia oleh karena berhala-berhalanya yang banyak itu.
(Yehezkiel 14:4)

Ketika seseorang terlibat dalam penyembahan berhala (berpaut pada


keinginan-keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah) dan
datang ke hadapan seorang pelayan Tuhan untuk meminta petunjuk, nasi-
hat, atau pengajaran Alkitab tentang berbagai hal, ia mungkin memper-
oleh satu jawaban, tetapi ia tidak akan menurut kehendak Allah. Itu akan
menjadi satu jawaban yang serupa dengan apa yang diterima Bileam.
Terjemahan The New Standard Bible mencatat ayat yang dari Yehezkiel
itu demikian: “Aku, Tuhan akan memberinya satu jawaban dalam perso-
alan tersebut dalam pandangan berhala-berhalanya yang banyak itu.”
Sekarang dengarlah peringatan kepada pemimpin pelayanan yang
menghindar untuk mengkonfrontasi penyembahan berhala seorang
pencari kebenaran, namun malah berbicara kepadanya seolah-olah
semua baik-baik saja (nabi-nabi dan imam-imam adalah para pemimp-
in pelayanan dalam Perjanjian Lama; mulai sekarang saya akan gunakan
istilah-istilah yang cocok untuk para pemimpin pelayanan masa kini):

“Tetapi jikalau nabi itu benar-benar memberikan jawaban yang


diinginkannya [dengan demikian membiarkan dirinya menjadi
satu kelompok dengan dosa orang yang bertanya itu (penyembahan
berhala)], Aku, Tuhan akan melihatnya bahwa nabi itu telah tertipu
dalam jawabannya.” (Yehezkiel 14:9 AMPC)

Dalam doa saya menangisi dan menanggung kesedihan besar dalam


merenungkan banyaknya pengajaran yang disampaikan oleh para pelayan
modern masa kini, khususnya di Barat. Saya telah berseru meminta
jawaban terhadap apa yang ada di balik pesan Injil yang lemah yang
192 MEMBUNUH KRYPTONITE

disampaikan dan dituliskan. Untuk menjawabnya, Roh Allah menuntun


saya pada Yehezkiel pasal 13 dan 14. Pasal-pasal ini menyingkapkan apa
di balik pengajaran-pengajaran lunak yang abai mengkonfrontir perbua-
tan dosa: penyembahan berhala-nya. Jika sang pelayan menyajikan satu
Injil yang tidak utuh karena ia tidak ingin kehilangan para pengikut atau
ketenarannya, itu tak lain hanyalah keserakahan yang disamarkan. Untuk
alasan inilah dalam satu periode waktu ketika nabi-nabi palsu berkem-
bang, Yeremia berseru:

“Karena dari yang terkecil dari mereka hingga yang terbesar dari
mereka, setiap orang diserahkan pada keserakahan. Nabi-nabi dan
imam-imam dan setiap orang yang ada di antaranya membengkok-
kan kata-kata dan memalsukan kebenaran.” (Yeremia 6:13, kalimat
pertama NKJV dan kalimat kedua terjemahan MSG)

Saya mulai melihat selintas pekerjaan-pekerjaan yang lebih menda-


lam tentang bukti kelemahan rohani — kryptonite — dalam banyak
gereja modern. Saya dapat melihat rasa tidak puas dari banyak orang
yang mengaku sebagai orang percaya, dan dari kondisi hati ini muncullah
keinginan-keinginan untuk apa yang “kurang dalam kehidupan” (paling
sering ini bukanlah kebutuhan yang otentik, melainkan tak lebih dari
keinginan atau hawa nafsu).
Para pemimpin yang tersesat ini, juga tergelincir oleh keinginan-
keinginan yang serakah, telah memberitakan Kitab Suci yang kelihatan-
nya mengabaikan dan meneguhkan gaya hidup berdosa dari orang-orang
yang sedang mencari kebenaran, dan pada saat yang sama dengan sangat
baik menghindari bagian Kitab Suci lain yang mengkonfrontir perilaku
yang tidak saleh. Penyembahan berhala ini membuka baik pemimpin
maupun orang percaya untuk menerima pesan atau petunjuk yang berbi-
cara langsung pada keinginan-keinginan atau nafsu ini dan menguatkan
keinginan-keinginan atau berhala-berhala ini.
TERSESAT 193

Dalam Perjanjian Baru, Paulus bernubuat, mirip dengan Yeremia dan


Yehezkiel, akan suatu periode waktu di masa depan:

Karena akan datang waktunya ketika orang-orang tidak lagi menden-


garkan ajaran yang benar dan sehat. Mereka akan mengikuti keingi-
nan-keinginan mereka sendiri dan mencari guru-guru yang akan
mengajarkan mereka apa pun yang ingin didengarkan oleh telinga
mereka. (2 Timotius 4:3)

Selamat datang pada periode waktu tersebut! Semua yang diperlukan


para pencari kebenaran untuk mendengarkan apa yang mereka inginkan
ialah menemukan “para pelayan” yang juga berada dalam satu keadaan
yang tamak.
Di satu sisi lainnya, seorang pemimpin saleh yang takut akan Allah
tidak akan menyimpang dari apa pun yang dinasihatkan oleh firman
Allah. Kitab Suci dalam keseluruhannya dipatuhi, bukan bagian-bagian
yang dipilih. Sang pemimpin tidak takut mengoreksi dan mengkonfron-
tir, sama seperti memberi dorongan.
Para pelayan yang dibicarakan Paulus ini akan berfokus pada reputa-
si, penampilan, pertumbuhan dan agenda mereka. Mereka dapat dirayu
dengan penghasilan atau upah yang cocok, dengan demikian mereka akan
berbicara dan mengajar sesuai dengan keinginan-keinginan pendengar,
alih-alih dengan setia memberitakan firman Allah tak perduli itu disam-
but atau tidak.

Hanya Satu Pelayan yang Memberitakan Kebenaran

Yosafat, raja Yehuda, telah menyekutukan dirinya dengan Ahab, raja


Israel, melalui perkawinan anak-anak mereka. Ini bukanlah satu langkah
yang baik bagi Yosafat, karena ia takut akan Allah, tetapi Ahab adalah
seorang penyembah berhala. Setelah beberapa waktu, Yosafat pergi ke
Samaria untuk mengunjungi raja Israel.
194 MEMBUNUH KRYPTONITE

Ahab memohonkan Yosafat untuk mengerahkan Yehuda untuk pergi


berperang bersama bangsa Israel dan menyerang Siria. Yosafat menjawab,
“Mengapa, tentu saja! Kau dan aku adalah saudara, dan pasukanku adalah
pasukanmu untuk diperintahkan. Tentu saja kami akan bergabung
denganmu dalan peperangan.” Namun kemudian Yosafat menambah-
kan, “Tetapi marilah lebih dahulu kita mencari apa kata Tuhan” (lihat 2
Tawarikh 18).
Maka Raja Ahab memanggil empat ratus dari nabi dan pemimpin
Israel yang paling menonjol. Ini bukanlah para pelayan Baal, Asyera,
Kamos, atau ilah palsu lain manapun, tetapi para pelayan Tuhan Allah
(mereka berbicara dalam nama Yahweh). Ahab menanyakan mereka
apakah ia harus pergi berperang atau menahan diri.
Semua pelayan itu dengan satu suara berkata, “Ya, majulah! Allah akan
memberikan kemenangan kepada raja” (2 Korintus 18:5). Para pemim-
pin ini dilatih untuk mengatakanpesan-pesan yang positif dan membe-
sarkan hati kepada para pendengar, khususnya seseorang yang penting.
Meskipun mereka adalah para pelayan Yahweh, mereka telah menyerah-
kan diri kepada keserakahan — mereka adalah para penyembah berhala.
Meskipun para pelayan ini adalah orang-orang yang paling terhor-
mat dari orang Israel dan pesan mereka sangat mengesankan, Yosafat
tidak merasa nyaman dengan rencana ini. Takut akan Tuhan dalam
hidupnya menjaga ketajamannya tetap utuh. Ia bertanya, “Tidak adakah
lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita
dapat meminta petunjuk?” (ayat 6). Ia tahu orang-orang yang berbicara
ini adalah nabi-nabi Yahweh, namun ada sesuatu yang tidak benar.
Ahab membalas, “Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraan-
nya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab
tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan selalu
malapetaka. Orang itu ialah Mikha” (ayat 7). Bagi seorang penyembah
berhala, atau satu komunitas orang percaya yang telah terbiasa dengan
sanjungan, seorang pelayan Injil yang benar sering kali terlihat negatif
dan mengecilkan hati.
TERSESAT 195

Mikha berbeda dari yang lain, karena ia tidak menginginkan suatu


pengikut yang banyak atau apa pundari Ahab. Ia takut akan Tuhan
lebih daripada manusia dan menginginkan perkenanan Allah melebihi
kesuksesan. Ia tahu Yahweh adalah sumbernya, dan bahwa ia lebih baik
menyenangkan Dia daripada seorang raja yang berada di bawah pengaruh
kryptonite. Ini menjaganya tetap murni dan bebas dari penipuan para
pelayan lain yang terlibat di dalamnya.
Kemudian Ahab mengutus Mikha. Sementara mereka menantikan
pelayan Tuhan yang asli, para pelayan ituterus bernubuat di hadapan
kedua raja itu. Salah satu dari mereka, seorang Ibrani bernama Zedekia
dari suku Benyamin, membuat tanduk-tanduk dari besi bagi dirinya
sendiri dan berkata, “Inilah yang Tuhan (Yahweh) katakan: Dengan
tanduk-tanduk ini engkau akan menanduk orang-orang Aram itu hingga
mati” (ayat 10).
Kemudian semua pelayan itu menasihatkan sang raja dengan satu
suara, dengan berkata, “Majulah ke Ramot-Gilead, dan engkau akan
menang; TUHAN (Yahweh) akan memberikan kemenangan bagi raja”
(ayat 11). Sesungguhnya ada keamanan dalam begitu banyak pemim-
pin, bukan? Dan apa yang sungguh membesarkan hati dan sepertinya
aman adalah pesan-pesan yang disetujui semua orang dan terkonfirma-
si! Ya, mereka meneguhkan keinginan yang tepat di dalam hati Ahab dan
berbicara secara langsung pada keinginannya untuk menang — penyem-
bahan berhala!
Sekarang sementara para pelayan itu sepakat menasihatkan kedua
raja itu, sang utusan menemukan Mikha dan berkata kepadanya, katan-
ya, ““Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi
raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada
mereka dan meramalkan yang baik” (2 Tawarikh 18:12).
Saya telah mendengar kata-kata serupa ketika diundang ke bebe-
rapa gereja yang sangat terkenal. “John, besarkanlah hati jemaat itu.
Khotbahkanlah pesan-pesan yang positif. Bangunlah mereka dan
196 MEMBUNUH KRYPTONITE

hiburkanlah mereka. Kita akan mengakhiri kebaktian kita dengan satu


lagu bertempo cepat sehingga Anda dapat menutupnya dengan nada yang
tidak keras. Kami ingi mereka pulang dengan perasaan baik.” Seolah-olah
sang utusan dapat disogok dengan pesan dari sang Raja. Jika kita disogok,
sekarang kita bukan lagi duta-duta yang berbicara sebagai penyampai
sabda Allah, tetapi hanya manusia yang menggunakan kata-kata posi-
tif-Nya yang didapat di berbagai tempat dalam Perjanjian Baru untuk
menyampaikan apa yang kita inginkan.
Jawaban Mikha kasar, karena ia tidak dapat dibeli dengan sanjungan:
“Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan
Allahku, itulah yang akan kukatakan” (ayat 13).
Oh, Bapa, kirimlah kami para pemimpin yang akan melakukan hal
yang sama di zaman kami!
Ketika Mikha tiba di hadapan Ahab, ia diajukan pertanyaan yang
sama yang sudah dijawab oleh nabi-nabi lain yang jumlahnya sangat
banyak. “Mikha menjawab dengan kasar, ‘Ya, majulah dan kamu akan
beruntung, sebab mereka akan diserahkan ke dalam tanganmu!’” (ayat
14).
Ahab menjadi marah terhadap Mikha karena mengolok-oloknya.
Kemudian Mikha menyampaikan firman Allah mengenai situasinya:
“Dalam satu penglihatan aku melihat seluruh Israel bercerai-berai di
gunung-gunung, seperti kambing domba yang tidak mempunyai gemba-
la. Dan TUHAN berfirman: “Tuan mereka telah dibunuh. Suruhlah
mereka pulang ke rumahnya dengan selamat” (ayat 17).
Lalu Mikha melanjutkan memberitahu Ahab apa yang akan terjadi
dan apa yang sebenarnya terjadi:

“Sebab itu dengarkanlah firman TUHAN. Aku telah melihat


TUHAN sedang duduk di atas takhta-Nya dan segenap tentara surga
berdiri di sebelah kanan-Nya dan di sebelah kiri-Nya. Dan TUHAN
berfirman: Siapakah yang akan membujuk Ahab, raja Israel, untuk
TERSESAT 197

maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka yang


seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. Kemudian tampil-
lah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini
akan membujuknya. TUHAN bertanya kepadanya: Dengan apa?
Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut
semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan
engkau akan berhasil pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian!
Karena itu, sesungguhnya TUHAN telah menaruh roh dusta ke
dalam mulut nabi-nabimu ini, sebab TUHAN telah menetapkan
untuk menimpakan malapetaka kepadamu” (ayat 18-22).

Allah menjawab Ahab menurut penyembahan berhala (keinginan) di


dalam hatinya. Kebenaran yang dituliskan oleh Yehezkiel digambarkan
di sini. Bukan hanya Allah berbicara secara langsung pada penyembahan
berhala dalam hati Bileam, seperti terlihat di bab yang terakhir dan dalam
hati Ahab dalam bab ini, tetapi Dia melakukan hal yang serupa kepada
mereka yang menyampaikan pesan tersebut.
Ahab menerima pesan yang ingin ia dengar, tetapi ia menolak
perkataan yang benar dari Allah yang harusnya membawa perlindungan
dan kelepasan. Ahab pergi berperang. Meskipun ia dilindungi dengan
menyamarkan diri sehingga pasukan Siria tidak akan mengenalinya, ia
dihantam oleh satu anak panah liar dan mati sebelum matahari terbe-
nam. Anda dapat bersembunyi dari manusia, tetapi Anda tidak akan
pernah dapat bersembunyi dari Allah!
Bagaimana dengan masa kini? Apakah kita menginginkan perlindung-
an, pemeliharaan, dan kelepasan yang Allah janjikan? Atau apakah kita
menginginkan untuk disanjung-sanjung? Apakah kita ingin menden-
gar “damai” ketika dalam kenyataannya persoalan tertentu tampak dari
penipuan di mana kita disogok ke dalamnya?
Dapatkah kita memikirkannya hanya melalui terang Kitab Suci? Apa
yang lebih baik — perlindungan jangka panjang dengan menundukkan
198 MEMBUNUH KRYPTONITE

diri pada seluruh perintah firman Allah, atau berkat palsu jangka pendek
sementara pendisiplinan sudah dekat atau penghukuman sudah di
ambang pintu?

Ambil Tindakan
Banyak orang yang mengaku Kristen hanya ingin mendengarkan
kata-kata yang membuat mereka merasa baik, dankarena keserakahan
dan takut terhadap manusia, banyak pelayan yang rela hanya menyam-
paikan kata-kata yang membesarkan hati para pengikut mereka. Dalam
kasus ini, semua kata-kata manis terasa menakjubkan, tetapi itu tidak
cukup serta akan membawa para pemimpin maupun para pengikut ke
satu tempat yang tidak diinginkan.
Kita perlu mendengarkan kebenaran, bahkan jika itu menyakitkan
pada awalnya. Tak perduli sesakit apa punmendengarkan kebenaran, itu
sangat kurang menyakitkan dibandingkan penderitaan yang akan kita
jalani ke depan ketika kita hidup dalam penipuan.
Anda dapat menjadi seseorang yang mengejar kebenaran.
Mulailah dengan meminta Allah menyampaikan kebenaran-Nya
tentang hidup Anda, undanglah Dia untuk menyatakan di bidang mana
Anda telah diperdaya tanpa menyadarinya. Tuliskanlah kebenaran-ke-
benaran yang diberi tahu-Nya pada Anda sehingga Anda dapat mere-
nungkannya di hari-hari atau minggu-minggu mendatang. Lalu mintalah
Allah menguatkan Anda untuk memberitahukan kebenaran, bahkan
jika itu tidak populer atau tidak benar secara politis. Anda tidak perlu
memilah-milah pertempuran, tetapi Anda harus mampu berkata, seperti
Mikha, “Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difir-
mankan Allahku, itulah yang akan kukatakan.”
18

SATU YESUS
TIRUAN

Apakah Anda sedang berpikir, Satu Yesus tiruan — tentang apa ini? Bab
ini berisi elemen kunci yang nyaris tak kentara yang menarik orang-orang
percaya ke dalam penyembahan berhala. Mengupas aspek ini akan meno-
long membuka misteri mengapa begitu banyak orang dalam ke-Kristenan
modern menjadi mangsa yang mudah jatuh pada kryptonite rohani, yang
merampas kekuatan kita sebagai satu gereja dan juga sebagai individu.

Membawa Kamu kepada-Ku

Seperti telah saya sebutkan sebelumnya, bangsa Israel yang keluar dari
Mesir adalah lambang dari keselamatan kita — keluarnya kita dari dunia.
Musa memimpin orang Israel ke Sinai, di mana ia bertemu Allah pada
semak yang menyala. Musa ingin umatnya mengalami satu perjump-
aan yang serupa. Mengapa ia ingin segera membawa mereka ke Tanah
Perjanjian sebelum memperkenalkan mereka kepada si Pemberi janji?
Begitu mereka tiba di Sinai, kita membaca:

Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari


200 MEMBUNUH KRYPTONITE

gunung itu kepadanya: “Beginilah kaukatakan kepada keturunan


Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah
melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana
Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa
kamu kepada-Ku.” (Keluaran 19:3-4)

Lihatlah kata-kata ini, “membawa kamu kepada-Ku.” Pernyataan ini


merangkumkan motivasi ilahi di balik diselamatkannya kita dari dunia
ini. Allah membawa Anda kepada diri-Nya sendiri. Dia menginginkan
Anda, Dia merindukan persekutuan Anda, dan Dia menginginklan satu
hubungan Bapa-anak.
Dapatkah Anda bayangkan betapa bergairahnya Allah menemui
orang-orang ini yang telah berada dalam tawanan selama berates-ratus
tahun? Saya ingat ketika Lisa mengandung masing-masing dari keem-
pat putra kami. Saya tak sabar menantikan kelahiran mereka. Saya telah
menunggu selama sembilan bulan yang panjang. Saya ingin memegang
mereka di tangan saya, mengamati mereka bertumbuh, mendengarkan
suara mereka, mengalami kepribadian mereka, dan mengembangkan
satu hubungan bapa-anak dengan mereka. Ringkasnya, saya merindukan
mereka.
Beginilah sikap Allah, kecuali Dia telah menanti jauh lebih lama dari
sembilan bulan!
Bangsa itu perlu membuat persiapan-persiapan tertentu demi suatu
pertemuan yang berhasil. Allah berfirman, “Pergilah kepada bangsa itu;
suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka
harus mencuci pakaiannya. Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap,
sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa
itu di gunung Sinai” (Keluaran 19:10-11).
Allah sedang memberitahu umat-Nya, “Aku merindukan kamu, tetapi
agar kita memiliki satu perjumpaan yang otentik, kamu harus memba-
suh kecemaran Mesir lepas dari pakaianmu. Akulah Bapamu, tetapi Aku
SATU YESUS TIRUAN 201

juga adalah Allah yang kudus dan tidak akan mengadakan satu hubungan
yang dangkal denganmu.”
Adalah mustahil memiliki satu hubungan yang dalam dan bermak-
na dengan orang-orang lain yang bersifat egois. Allah telah memberikan
diri-Nya sepenuhnya kepada kita; Dia tidak dapat memiliki kita dengan
berbuat apa yang dilakukan oleh dunia, memakai orang-orang yang
memiliki hubungan-hubungan dengankita untuk memuaskan keingi-
nan-keinginan atau ego kita sendiri.
Di Sinai, dua hari berlalu dan di awal hari ketiga, Allah turun
untuk memperkenalkan diri-Nya. Ketika Dia melakukannya, bangsa
itu mengundurkan diri dan gemetar dengan ketakutan. Mereka berka-
ta kepada Musa, “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan
mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti
kami mati” (Keluaran 20:19).
Musa bingung sekali. Bagaimana bisa mereka menjauh dari Dia
yang telah menyelamatkan dan membebaskan mereka dari perbuda-
kan? Bagaimana bisa mereka tidak ingin mendengarkan suara Pencipta
mereka? Tetapi dapatkah Anda bayangkan kekecewaan Allah? Dia telah
merindukan momen ini. Dia sangat rindu mengenal mereka dengan
cara yang sama dengan Dia mengenal Musa. Namun mereka menolak
kehadiran-Nya.
Saya tak bisa bayangkan bagaimana perasaan saya seandainya salah
satu dari putra-putra saya berkata kepada saya, “Pa, aku hanya tidak ingin
Papa berbicara kepadaku secara langsung. Aku hanya mau mendengar-
kan pesan-pesanmu melalui salah satu saudaraku.” Alangkah hancurnya!

Suatu Imamat Ditetapkan

Allah menentukan suatu imamat untuk ditetapkan karena bangsa


itu tidak menginginkan interaksi langsung dengan-Nya. Seorang imam
adalah seseorang yang berbicara kepada Allah demi umat. Orang Yahudi
202 MEMBUNUH KRYPTONITE

telah memiliki seorang nabi, Musa, yang berbicara dari Allah kepada
umat itu. Begitupun, Allah harus menetapkan satu keimamatan untuk
memelihara suatu kiasan dari hubungan yang terus berjalan dengan umat
itu.
Kemudian Allah berfirman, “Pergilah, turunlah, kemudian naiklah
pula, engkau beserta Harun” (Keluaran 19:24). Harun akan menja-
di imam-Nya yang pertama, begitupun, ini bukanlah rencana semula
Allah. Pada awalnya Dia menginginkan semua orang menjadi imam.
Ketika pertama kalinya mereka tiba di Sinai, Dia berfirman, “Kamu akan
menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semua-
nya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel” (Keluaran 19:6).
Dia menginginkan setiap orang di Israel memiliki kemampuan berkomu-
nikasi dengan-Nya.
Allah memerintahkan Musa untuk membawa Harun kembali ke
atas gunung bersamanya. Begitupun, kita tidak memiliki catatan bahwa
Harun mendaki ke puncak gunung itu. Untuk sejumlah alasan, dia bera-
khir dengan kembali ke perkemahan bersama bangsa itu, dan Musa akhir-
nya mendaki ke puncak gunung selama 40 hari dan 40 malam. Mengapa
Harun tidak pergi? Apakah ia mendapati bahwa lebih nyaman berada di
hadirat manusia daripada di hadirat Allah? Apakah ia lebih takut sendi-
rian dengan Allah? Kita tidak tahu jawabannya, tetapi kita benar-benar
tahu apa yang akan dilakukan Harun tak lain adalah hal yang mempo-
rak-porandakan pikiran.

Satu Yahweh Tiruan

Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun


dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun.
(Keluaran 32:1)

Apa yang terjadi? Pertama, bangsa itu memiliki keinginan-keinginan


SATU YESUS TIRUAN 203

agar apa yang mereka inginkan terpenuhi, dan mereka memerlukan


seorang manusia Allah untuk menolong mereka. Kedua, Harun memi-
liki satu karunia kepemimpinan dalam hidupnya, dan karunia ini mena-
rik orang-orang. Ini adalah satu titik penting, karena orang-orang ditarik
kepada seorang pemimpin yang kuat, apakah sang pemimpin menaati
Allah atau tidak. Hanya karena seorang pemimpin menarik suatu pengi-
kut yang signifikan tidak berarti bahwa ia hidup selaras dengan Allah.
Dengarlah apa yang dikatakan umat itu kepada Harun:

“Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami
sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah
Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.” (Keluaran
32:1)

Hal pertama untuk diperhatikan ialah bahwa umat itu tidak berkata,
“Sebab Allah, kita tidak tahu apa yang terjadi dengan Dia.” Ini adalah satu
titik penting yang akan kita bahas secara singkat.
Kedua, perhatikanlah bahwa mereka berkata, “buatlah untuk kami
allah.” Kata Ibrani untuk allah ialah elohiym.Kata ini ditemukan lebih dari
2600 kali dalam Perjanjian Lama. Lebih dari 2250 kali, kata ini merujuk
pada Allah yang Mahakuasa. Misalnya, ia muncul 32 kali hanya dalam
pasal pertama kitab Kejadian. Ayat paling pertama dari Alkitab dibaca,
“Pada mulanya elohiym menciptakan langit dan bumi.”
Contoh lainnya adalah Ulangan 13:4: “TUHAN (Yahweh), Allahmu
(elohiym), harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus
berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepa-
da-Nya harus kamu berbakti dan berpaut.” Anda dapat lihat nama yang
diberikan kepada Tuhan dalam Kitab Suci ini, “Yahweh,” dan kemudian
Dia dimaksudkan sebagai elohiym kita. Dia adalah Allah, sang otoritas
absolut dan sumber yang terutama.
Begitupun, dengan entengnya, lebih dari 250 kali dalam Perjanjian
204 MEMBUNUH KRYPTONITE

Lama, elohiym digunakan untuk menggambarkan satu ilah palsu, seper-


ti Dagon (1 Samuel 5:7) atau Baal (1 Raja-Raja 18:21). Jadi kita harus
selalu membaca kata ini dalam konteksnya untuk mengetahui siapa yang
sedang dibicarakan.
Harun menanggapi permintaan umat itu dengan meminta emas dari
anting-anting mereka. Ia melebur emas itu dan kemudian membentuk
patung anak lembu yang keji itu. Begitu selesai, orang-orang itu berka-
ta, “Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar
dari tanah Mesir!” (Keluaran 32:4). Kata Ibrani untuk allah sekali lagi
ialah elohiym. Namun, kita mulai mendapat satu petunjuk kepada siapa
kata-kata ini diucapkan di sini dari perkataan-perkataan mereka, “yang
telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir.” Mereka tahu siapa yang
telah mengeluarkan mereka — mereka tidak bodoh. Begitupun, petunjuk
kita diteguhkan dalam ayat berikutnya:

Ketika Harun melihat itu, didirikannyalah mezbah di depan anak


lembu itu. Berserulah Harun, katanya: “Besok adalah hari raya bagi
TUHAN!” (Keluaran 32:5)

Kata “Tuhan” dalam ayat ini adalah Yahweh. CWSB mengatakan:

Kata ini merujuk pada nama diri Allah Israel, secara khusus nama
yang dengannya Dia menyingkapkan diri-Nya kepada Musa
(Keluaran 6:2, 3). Nama ilahi itu secara tradisional tidak dilafalkan,
utamanya sebagai tanda hormat karena kesakralannya. Hingga masa
Renaisans, itu dituliskan tanpa huruf vokal dalam teks Ibrani dari
Perjanjian Lama, diterjemahkan sebagai YHWH.

Kata ini, kecuali dalam referensi ini, tidak pernah digunakan untuk
menunjuk pada atau menamai suatu allah palsu di seluruh Alkitab. Tidak
ada kekeliruan tentang apa yang sedang terjadi. Nyaris tak masuk akal,
SATU YESUS TIRUAN 205

Harun dan bangsa itu memandang tepat pada patung anak lembu itu dan
menyebutnya Yahweh. Mereka tidak menyebut patung anak lembu ini
sebagai Baal, Dagon, Asyera, Ra, Neptis, atau nama dewa orang Mesir
lain manapun. Mereka tidak berkata, “Lihatlah Ra, yang membebaskan
kita keluar dari Mesir.”
Ingatlah bahwa mereka berkata, “Kita tidak tahu apa yang terjadi
dengan Musa.” Mereka tidak berkata, “Kita tidak tahu apa yang terjadi
dengan Allah.” Mereka tidak menyangkal keberadaan atau keterlibatan
Yahweh dalam kehidupan mereka. Mereka masih tetap mengakui itu
adalah Yehowah (atau Yahweh) yang menyelamatkan mereka, membe-
baskan mereka, menyembuhkan mereka, dan menyediakan kebutuhan
mereka. Hanya saja mereka telah mengubah gambaran-Nya yang sejati
menjadi gambar Yahweh yang dapat mereka atur yang akan memberikan
kepada mereka apa yang mereka inginkan.
Ini adalah satu contoh masa kini tentang seperti apa hal ini kelihatan-
nya: Lisa dan saya sangat sering bepergian dan kami memiliki satu tim
yang sangat hebat dalam pelayanan kami, Messenger International. Jadi apa
yang akan saya tuliskan ini adalah hipotesis secara ketat, karena anggo-
ta-anggota tim kami tidak akan pernah melakukan ini. Sebagai pemim-
pin, ada beberapa prinsip operasional dan kultural yang Lisa dan saya
secara konsisten tekankan, karena mereka penting bagi kami. Beberapa
di antaranya ialah: Kami menuntut tim kami memberikan sembilan jam
produktif dalam waktu delapan jam. Kami menginginkan satu lingkun-
gan kerja yang menyenangkan, melakukan segala sesuatu dengan sangat
baik, mengasihi dan melayani setiap orang, rekan kerja, atau pemimpin
yang berhubungan dengan kita, memenuhi kuota tertentu harian dan
mingguan, dan daftar ini berlanjut. Kepala Pegawai Operasi (KPO) kami,
yang secara fiksional saya beri nama Tim, bertanggung jawab memas-
tikan standar-standar operasional dan kultural yang kami minta untuk
dipelihara.
Mari berasumsi Lisa dan saya sedang bepergian, namun bukan hanya
206 MEMBUNUH KRYPTONITE

kami berdua, namun KPO kami juga sedang pergi. Orang berikutnya
yang bertanggung jawab adalah Kepala Pegawai Finansial (KPF), Jordan
(juga nama fiksi). Begitu Tim pergi, sesaat kemudian Jordan berkata
kepada tim, “Hai anggota tim, John dan Lisa ingin kita punya satu atmos-
fir yang menyenangkan. Mari menyewa seorang DJ dan membuat satu
lantai dansa dengan banyak asap dan lampu-lampu, dan mari berpesta
hingga beberapa hari ke depan.”
Selama waktu pesta itu berlangsung, tim itu “mengaku” bahwa mereka
sedang melakukan tepat seperti yang kami minta untuk mereka lakukan.
Mereka berulang kali mengakui kami dengan berkata, “Inilah keing-
inan John dan Lisa; mereka menginginkan kita memiliki satu lingkungan
yang menyenangkan.” Kemudian salah satu dari anggota tim itu berte-
riak, “Hei, saya sedang menelepon John. Saya sedang memberitahunya
tentang pesta kita; ia sangat senang dengan kita.” Tentu saja itu adalah
suatu dusta, karena jika saya memang sedang bertelepon dan tahu apa
yang sedang terjadi, saya akan sangat marah kepada tim saya.
Sekarang katakanlah bahwa KPO kami kembali ke kantor sebelum
Lisa atau saya kembali. Ia juga akan sangat marah. Ia akan mematikan
musik, memulangkan lampu-lampu dan mesin asap, dan memarahi tim
kami. “Ini bukanlah yang John dan Lisa inginkan,” katanya. “Kalian telah
salah memahaminya!” Kemudian ia akan memecat para pemimpin utama
yang telah menciptakan budaya palsu tersebut.
Sekarang lihatlah perilaku bangsa Israel setelah mereka menciptakan
“Yahweh” yang bisa dikendalikan ini:

Dan keesokan harinya pagi-pagi maka mereka mempersembah-


kan korban bakaran dan korban keselamatan, sesudah itu duduklah
bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka
dan bersukaria (Keluaran 32:6).

Ini adalah hari raya bagi Yahweh. Para pemimpin dan bangsa itu
SATU YESUS TIRUAN 207

membawa berbagai persembahan kepada-Nya, kemudian mereka lepas


kendali. Mereka semua meyakinkan diri bahwa mereka sedang melaku-
kan apa yang berkenan atau menyenangkan “Yahweh” mereka. Mereka
percaya Dia tidak bermasalah dengan kerakusan, pesta pora, dan kera-
maian (yang kita bisa bayangkan termasuk tindakan asusila secara seksu-
al) mereka. Mereka mengira perilaku itu berkenan kepada Allah (Yahweh)
padahal sama sekali tidak berkenan kepada-Nya.
Sekarang mereka telah masuk ke dalam bentuk penyembahan berha-
la yang paling menipu. Mereka telah menciptakan satu Yahweh tiruan,
sesuatu yang berbeda dari siapa Dia sesungguhnya. Ini memberi mereka
izin untuk hidup bagaimanapun yang mereka inginkan dan melakukan-
nya dengan persetujuan-Nya. Pada dasarnya ini tidak berbeda dengan
bangsa-bangsa kafir yang menolak menyembah (menaati) Allah. Sekali
lagi Paulus mengatakan, “Mereka mulai memikirkan gagasan-gagasan
bodoh tentang seperti apakah rupa Allah itu” (Roma 1:21). Perbedaannya
hanyalah bahwa bangsa-bangsa kafir menyebut allah-allah mereka dengan
nama seperti Dagon, Baal, Hapi, Ammit, Sopdu, dan lain sebagainya,
sementara bangsa Israel menyebut allah mereka Yahweh.
Kemudian Allah berkata kepada sang KPO, Musa, “Cepatlah!
Turunilah gunung ini. Bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah
Mesir telah rusak lakunya. Segera juga mereka menyimpang dari jalan
yang Kuperintahkan kepada mereka!” (Keluaran 32:7-8).
Musa kembali, dan ada beberapa perhitungan untuk diselesaikan.
Pertama untuk Harun, penanggungjawab yang tinggal di perkemah-
an, kemudian para pemimpin, dan akhirnya bangsa itu. Kita membaca,
“Musa melihat, bahwa bangsa itu seperti kuda terlepas dari kandang —
sebab Harun telah melepaskannya, sampai menjadi buah cemooh bagi
lawan mereka — maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan
itu serta berkata: “Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepa-
daku!” (Keluaran 32:25-26). Mereka, sama seperti kita, tidak memihak
kepada Tuhan hanya dengan mengakui nama-Nya atau menyanyikan
208 MEMBUNUH KRYPTONITE

puji-pujian bagi Dia. Kita memilih memihak kepada-Nya dengan memi-


lih hidup menurut apa yang Dia nyatakan.
Ini membawa kita kepada beberapa pertanyaan penting:
Di masa sekarang, apakah kita telah menciptakan suatu “Yesus” yang
akan memberi kita apa pun yang diinginkan hasrat kita yang sesat?
Apakah kita mengakui bahwa Dia telah menumpahkan darah-Nya
bagi kita, menyelamatkan kita, dan membebaskan kita dari dunia?
Apakah kita sedang menyanyikan puji-pujian kepada dan tentang
Dia dan bahwa Dia telah menjadikan surga tersedia bagi kita, tetapi sebe-
narnya “Yesus kita” bukanlah Yesus yang sesungguhnya yang duduk di
sebelah kanan Sang Bapa?
Apakah kita telah menciptakan suatu Yesus tiruan?
Apakah banyak orang di gereja telah tertipu, sama halnya dengan
orang-orang Israel yang keluar dari Mesir ini?
Dan satu pertanyaan tambahan: Siapakah KPO seperti Musa yang
akan turun dari gunung Allah dan menghadapi orang-orang yang tertipu
ini dengan satu hati yang penuh dengan api dan kasih?
Jika mereka tidak bangkit, pengelabuan kita ini hanya akan semakin
kuat. Dan kryptonite akan terus memanfaatkan kelemahan kita, bahkan
hingga pada titik kematian.

Ambil Tindakan
Adalah mudah di dunia Barat untuk mengatakan Anda percaya
kepada Yesus. Begitupun, banyak orang Baratlelah terhadap keKristenan
karena terdapat hanya sedikit perbedaan antara orang-orang Kristen
dengan dunia ini. Orang-orang Kristen memproklamirkan nama Yesus
dan kemudian mereka katakan mereka menghormati Allah sementara
mereka menjalani satu kehidupan penuh dosa yang jelas-jelas tidak Dia
perkenankan. Seperti yang dinyatakan Musa ketika ia memanggil Israel
untuk mengadakan perhitungan, “Siapa yang memihak kepada TUHAN
SATU YESUS TIRUAN 209

datanglah kepadaku!” Inilah saatnya bagi orang-orang Kristen sejati


untuk bangkit dan memanggil saudara dan saudari mereka untuk datang
kepada kebenaran.
Mengikut Yesus menuntut segalanya dari kita. Hidup kita bukan
lagi milik kita. Kehendak kita ditundukkan kepada Allah, atau Dia tidak
benar-benar Tuhan kita. Iman kita ada di dalam Dia untuk menyediakan
segala yang kita perlukan. Inilah panggilan keKristenan — ya, mari dise-
lamatkan, tetapi Anda harus mati untuk manusia lama Anda dan menja-
di baru.
Renungkanlah panggilan sejati dari keKristenan. Tuliskanlah pikiran-
pikiran Anda tentang bagaimana hal ini serupa atau berbeda dari apa
yang telah diajarkan kepada Anda. Kemudian temukanlah seseorang
dalam keluarga atau gereja Anda untuk membicarakan hal inidengannya.
Berikanlah kebenaran ini kepada mereka.
19

TEMPAT
PERMULAAN

Terbukti bahwa ketika Musa turun dari gunung Allah, bangsa Israel telah
sepenuhnya masuk ke dalam penyembahan berhala yang ekstrem, meski-
pun mereka masih mengakui bahwa Yahweh-lah yang menyelamatkan
dan membebaskan mereka dari Mesir. Seperti telah kita bahas, penyem-
bahan berhala berakar dalam ketidaktaatan pada apa yang jelas-jelas telah
dinyatakan Allah kepada kita. Jika kita mengaku Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juru Selamat kita, tetapi jelas-jelas tidak menaati otoritas-Nya,
itu menjadi bentuk penyembahan berhala yang paling menipu.
Mari kembali kepada contoh hipotesis tentang tim kami di Messenger
International. Begitu KPO kami, Tim, kembali ke kantor kami dan meli-
hat pesta pora yang tak terkendali itu, ia akan sangat marah kepada KPF
kami, Jordan. Namun, Jordan dapat berkata dengan mudahnya kepada
Tim, “Tetapi kami sedang melakukan tepat seperti apa yang diperintah-
kan John dan Lisa kepada kami! Kami menciptakan satu lingkungan yang
menyenangkan!”
Bagaimana Tim akan menanggapi? “Ya, John dan Lisa benar-benar
menginginkan satu lingkungan yang menyenangkan, tetapi bagaimana
dengan semua petunjuk lain yang mereka berikan kepada kami — kerja
212 MEMBUNUH KRYPTONITE

senilai sembilan jam dari delapan jam kerja sehari, siapapun bisa meng-
hubungi kami, kuota pertemuan harian, dan yang lainnya? Kau telah
terasing sendiri dan berfokus pada satu aspek dari apa yang mereka minta
dan mengabaikan semua instruksi mereka lainnya.”
Apakah kita telah melakukan hal seperti ini di gereja modern? Saya
percaya bahwa kita telah menemukan perintah-perintah tertentu dalam
Perjanjian Baru yang menarik bagi kita. Kita telah memproklamirkan
bahwa kita diselamatkan oleh anugerah melalui iman, dan kita tidak
dapat mengusahakan anugerah ini karena itu adalah rahmat Allah. Kita
telah menekankan untuk saling mengasihi, menikmati hidup, saling
melayani, menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan baru, menja-
di relevan, menjalankan kepemimpinan yang baik, dan menciptakan satu
komunitas yang sehat. Kita memproklamirkan semua ini dengan gairah
yang kuat.Ini semua adalah praktek-praktek yang baik dan semuanya
didukung oleh Perjanjian Baru.
Namun, apakah kita sedang mengabaikan pentingnya kelemahlem-
butan, kekudusan, kesucian seksual dan menjauhkan diri dari dosa,
seperti pornografi?
Apakah kita telah memperingatkan mereka yang kita kasihi untuk
menjauh dari homoseksualitas, perzinaan, kemabukan, lelucon kasar,
pembicaraan omong kosong, tidak mengampuni, kepahitan, gosip, dan
banyak perintah, petunjuk dan peringatan penting lainnya yang terdapat
dalam Perjanjian Baru?
Dapatkah kita semata-mata berfokus pada aspek-aspek perkataan
Yesus yang tidak bertabrakan dengan standar dan ketidakwajaran yang
ditetapkan oleh masyarakat kita?
Dapatkah kita menciptakan satu Yesus yang tidak menentang cara-
cara tidak saleh yang dimiliki kebudayaan kita?
Dapatkah kita menghindari membahas apa yang Dia benci, dan hanya
memberitakan firman-Nya yang dianggap terpuji oleh lingkungan kita?
Dapatkah kita memperluas jalan dan pintu gerbang yang menuntun
TEMPAT PERMULAAN 213

pada kehidupan?
Dapatkah kita percaya bahwa jika seseorang hanya melafalkan bebe-
rapa kata-kata magis, mereka secara otomatis diselamatkan?
Apakah kita telah menciptakan satu Yesus tiruan, yang berbeda dari
Dia yang telah dinyatakan oleh seluruh ajaran Kitab Suci? Kembali ke
jemaat Korintus, yang telah terpapar oleh kryptonite rohani, Paulus
akhirnya menulis:

Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan


kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan
oleh ular itu dengan kelicikannya. Sebab kamu sabar saja, jika ada
seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah
kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari
pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah
kamu terima. (2 Korintus 11:3-4)

Kumpulan orang-orang percaya ini dengan mudah disesatkan, bukan


oleh satu allah palsu atau agama yang menyangkal keberadaan Yesus,
tetapi oleh kepercayaan mereka kepada satu Yesus yang berbeda — satu
Yesus tiruan. Jangan lupa bahwa Yahweh tiruan, anak lembu emas itu,
dipuji karena membebaskan, menyelamatkan, dan menyediakan kebu-
tuhan anak-anak Israel…namun itu juga memperbolehkan dan bahkan
mendorong perilaku yang bertentangan dengan natur Allah sebagaimana
disingkapkan oleh firman-Nya. Apakah kita telah menciptakan satu Yesus
tiruan yang menganjurkan dan memperbolehkan hal yang sama? Apakah
kita secara sengaja mengabaikan persoalan-persoalan yang menantang
dari Perjanjian Baru?
Paulus membuat satu pernyataan yang tak seorang pun dari kita
harus abaikan:
214 MEMBUNUH KRYPTONITE

“Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih,
tidak bersalah terhadap siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak
lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.” (Kisah Para
Rasul 20:26-27)

Paulus tidak menyampaikan hanya kata-kata yang menyenangkan


dari Injil, tetapi ia yakin memberitakan seluruh yang Allah ingin kita
ketahui. Dia tidak seperti KPF kami yang hanya memberitahu tim kami
aspek-aspek menyenangkan dari keinginan Lisa dan saya. Perkataan-
perkataan Paulus dalam Alkitab NKJV tertulis, “Aku tidak menge-
lak untuk memberitakan seluruh maksud Allah kepada kamu.” Alkitab
Amplified Classicmenuliskan, “Saya tidak pernah menyembunyikan
atau menahan ataugagalmemberitakan seluruh tujuan dan rencana dan
maksud Allah kepada kamu.”
Jika kita menghindar membagikan pengajaran-pengajaran yang tidak
nyaman dari Perjanjian Baru, kita tidak dapat berkata seperti Paulus, “Jika
siapapun yang menderita kematian kekal, itu bukan salahku.” Sebenarnya,
mungkinkahhal sebaliknya benar jika kita menahan bagian-bagian kunci
dari Perjanjian Baru? Dalam kuasa kitalah untuk membagikan seluruh
kebenaran, tetapi kita menghindarinya. Apakah kita kuatir bahwa para
pencari Allah tidak ingin kembali menghadiri kebaktian, perkumpulan
atau pertemuan kelompok kecil kita berikutnya?
Sekarang bahwa kita telah lalui bertahun-tahun dalam budaya Kristen
kita menghindari soal-soal karakter penting yang dibahas dalam Kitab
Suci, kita sedang menuai hasil dari pengabaian kita. Sedihnya, banyak
orang berada di satu jalan yang menyimpang. Tak terhitung contoh
yang dapat diberikan mengenai topik ini. Satu yang muncul di benak
saya adalah seorang pelayan yang sangat berpengaruh, seorang penu-
lis berwawasan luas, dan pembicara konferensi yang terkenal. Di tahun
2016, ia mendeklarasikan bahwa pernikahannya telah lengkap (apapun
itu artinya). Ia menceraikan suaminya dan, pada saat penulisan buku ini,
TEMPAT PERMULAAN 215

ia sedang tinggal dan bertunangan dengan seorang wanita.


Secara teratur ia melaporkan kehidupan bersama mereka kepada
para pengikutnya. Dalam salah satu post, ia membagikan satu foto
sedang dicium dengan penuh kasih sayang oleh pasangan wanitanya dan
menyampaikan bagaimana perjalanan hidupnya telah menuntunnya ke
dalam hubungan ini dan bahwa setiap bagiannya adalah benar-benar
“kudus”. Itu bukanlah bagaimana Kitab Suci menggambarkannya. Hati
saya hancur untuknya. Inilah seorang “pelayan Injil” yang sungguh-sung-
guh percaya bahwa ia benar terhadap Allah dan memiliki satu keingin-
an untuk menolong, melayani dan mengasihi orang-orang, namun ia
sesungguhnya tertipu.
Yang bahkan lebih membingungkan adalah tak terhitung komen-
tar yang mendukung dan menyenangkan yang dibuat oleh ratusan
ribu pengikutnya. Post-post-nya menunjukkan bahwa ia sedang mewa-
kili Allah dan para pengikutnya setuju. Melalui keseluruhan perjalanan
ini, popularitasnya meningkat, bukannya berkurang. Ini menyayat hati,
menyakitkan, tragis, dan menyebabkan ketakutan sekaligus pada saat
yang sama.
Pada situasi tragis lainnya, satu dari pemimpin injili terkenal di
Amerika baru-baru ini telah mengumumkan kepada seluruh pengikutnya
dan gereja secara luas bahwa kita harus sepenuhnya menerima pasangan
homoseksual sebagai para pengikut Yesus yang murni. Ia menga-
takan bahwa keputusannya berasal dari menghabiskan banyak waktu
dengan pasangan-pasangan homoseksual dan menemukan hubungan
mereka berhasil sama seperti seorang laki-laki dan perempuan. Satu-
satunya kemungkinan tiba pada kesimpulan ini adalah dengan sukarela
menyingkirkan ayat-ayat Kitab Suci dalam Perjanjian Baru dan menga-
baikan seluruh narasi Alkitabiah. Seperti halnya dalam kasus Harun dan
anak lembu emas, orang banyak akan tergoncang dari kebenaran oleh
maklumat pemimpin ini.
216 MEMBUNUH KRYPTONITE

Inilah penipuan yang tragis. Karena Yesus tiruan yang telah berkem-
bang dari pelayanan filosofi Barat kami, Juru Selamat yang otentik akan
semakin sulit ditemukan oleh orang-orang yang terhilang. Kita harus
bertanya, “Apakah ini Yesus yang sesungguhnya? Apakah ini kasih
Allah? Apakah kasih yang murni semata-mata didefinisikan hanya oleh
kebaikan, kesabaran, dan memberi kepada orang lain?” Semua sifat ini
adalah benar dan juga populer dalam masyarakat kita. Namun, dapat-
kah kita begitu saja mengabaikan bagaimana kasih secara pasti diartikan
dalam Kitab Suci: “Inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti
perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 5:3)?
Apakah kita telah menyetujui hanya sebagian dari ajaran Perjanjian
Baru untuk menemukan definisi kita akan kasih?

Perlunya Bertobat

Apakah Injil yang menyimpang ini adalah suatu akibat dari tidak adanya
pertobatan? Apakah sang pelayan-pengarang perempuan, sang pende-
ta, dan banyak orang pernah diberi tahu untuk menjauh dari dosa demi
mengikut Yesus? Atau apakah mereka hanya diminta mendoakan apa
yang telah menjadi doa standar orang Kristen: “Yesus, masuklah ke dalam
hidupku dan jadikan aku seorang Kristen”?
Dengarlah kata-kata Paulus:

Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang bergu-


na bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu,
baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di
rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi
dan orang-orang Yunani, - perlunya bertobatdari dosa dan berbalik
kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. (Kisah
Para Rasul 20:20-21)
TEMPAT PERMULAAN 217

Hanya satu pesan! Langkah pertama ialah perlunya bertobat dari


dosa! Pertobatan bersifat perintah untuk menjadi seorang anak Allah,
bukan bersifat pilihan. Namun sering kali hal itu tidak disebutkan dalam
penjelasan dan undangan tipikal kita kepada keselamatan.
Beberapa tahun lalu pada hari pertama di satu kali berpuasa, saya
mendengar Roh Kudus berkata, “Bacalah Markus pasal satu.” Dengan
tak sabar saya membaca seluruh pasal dan tidak memperoleh pemaha-
man berbeda apa pundari waktu-waktu yang lalu. Roh Kudus berkata,
“Bacalah sekali lagi.” Saya membacanya, masih tidak ada yang baru. Dia
menyampaikan kata-kata yang sama untuk ketiga kalinya, keempat kali-
nya, dan kelima kalinya. Saya membacanya lagi beberapa kali… masih
tidak ada. Ini berlangsung selama kira-kira tujuh kali. Akhirnya, saya
membacanya dengan sangat lambat, dan kali ini pembukaan kalimatnya
melompat dari halaman itu:

“Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah…”


(Markus 1:1)

Kata-kata berikutnya adalah kuncinya, “... Lihatlah, Aku menyuruh


utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu.”
Sang utusan ialah Yohanes Pembaptis. Pelayanannya adalah salah satu
dari “baptisan pertobatan.” Baptisan berarti diselamkan penuh, bukan
sebagian. Pesan Yohanes tentang pertobatan penuh adalah awal, atau
tempat permulaan, dari Injil. Tidak seorangpun datang ke dalam satu
hubungan yang murni dengan Yesus tanpa dimulai dengan pertobatan
yang murni.
Kemudian Roh Kudus berbicara kepadaku, “Pelayanan Yohanes ada
di bagian paling awal dari masing-masing Injil. Cerita Yohanes tidak
terdapat di dalam satu kitab Perjanjian Lama, karena pesannya adalah
satu bagian sangat penting dari Injil Perjanjian Baru.”
Kemudian Roh Kudus menuntun saya kepada perkataan Yesus:
218 MEMBUNUH KRYPTONITE

“Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya


Yohanes.” (Matius 11:13)

Saya terlonjak dari tempat duduk saya dan berteriak, “Wow, itu
benar!” Yesus tidak mengatakan, “Sebab semua nabi dan kitab Taurat
bernubuat hingga tampilnya Aku (Yesus Kristus).” Tidak, karena pesan
lengkap Yohanes tentang pertobatan adalah tempat permulaan Injil
Perjanjian Baru. Anda belum memasuki suatu hubungan dengan Yesus
kecuali Anda sepenuhnya bertobat dari pola dosa yang disengaja.
Pertobatan adalah pintu depannya!
Ingatlah cerita kita tentang Justin dan Angela dan gagasannya yang
aneh tentang pernikahan. Angela tidak pernah meninggalkan pacar-pa-
car lamanya. Ia mencintai Justin secara mendalam, dan ia berencana
menghabiskan sebagian besar waktunya dengannya. Namun, ia tidak
pernah diberi tahu bahwa untuk memasuki suatu perjanjian pernikahan
dengan Justin, diperlukan memutuskan ikatan-ikatan — secara mental,
secara emosional dan secara fisik — dengan semua pacar lamanya.
Keputusan ini akan menjadi tempat permulaan atau awal dari kemam-
puannya memasuki suatu perjanjian dengan Justin.
Ia terkejut karena Justin marah mengenai rencananya untuk keluar
dengan Tony. Mengapa ia begitu marah? Pikirnya tak habis menger-
ti, Apakahia cemburu? Ya, ia sangat cemburu, dan memang seharusnya
ia cemburu. Allah cemburu untuk kita, dan memang benar bahwa Dia
cemburu. Kita telah masuk ke dalam perjanjian dengan Dia — bagaima-
na bisa kita membawa kekasih lain ke dalamnya?
Apakah ini kebetulan bahwa kata-kata Yohanes dalam Kitab Suci
adalah, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Matius 3:2)?
Apakah Yohanes satu-satunya yang mengatakan ini? Apakah pesan-
nya adalah satu-satunya yang berbicara tentang hal ini, dan tidak disam-
paikan oleh utusan-utusan lain Perjanjian Baru? Tidak! Perintah Yesus
yang pertama ialah:
TEMPAT PERMULAAN 219

“Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Matius 4:17)

Tuhan dan Raja kita tahu pertobatan merupakan langkah yang perlu
dan sangat penting untuk memiliki satu hubungan yang awet dengan
Allah. Ajaibnya, inilah kriteria yang Dia gunakan untuk menentukan
apakah orang-orang adalah milik Allah atau tidak.
Lalu Yesus mulai mencela kota-kota di mana Dia telah melakukan
begitu banyak mukjizat-Nya, karena mereka tidak bertobat dari dosa-do-
sa mereka dan berpaling kepada Allah (lihat Matius 11:20).
Jika semua yang harus dilakukan seseorang untuk diselamatkan
adalah “berpaling kepada Allah,” maka tentunya semua itulah yang akan
dijelaskan oleh Yesus. Namun, sama seperti Angela harus meninggalkan
pacar-pacar lamanya supaya memberi dirinya sepenuhnya kepada Justin,
maka kita harus bertobat dari dosa-dosa kita untuk memberi diri kita
kepada Yesus.
Kita melihat pesan ini secara berulang, “Aku datang untuk memang-
gil… mereka yang tahu bahwa mereka orang berdosa dan harus bertobat”
(Lukas 5:32). Pikirkan kata “harus.” Pertobatan bukanlah bersifat pilihan.
Yesus juga membuat pernyataan ini kepada sekelompok orang: “Tetapi
jikalau kamu tidak bertobat dari dosa-dosamu dan berpaling kepada
Allah, kamu semua akan binasa atas cara demikian” (Lukas 13:3).
Inilah kebenarannya: Tidak ada perpalingan kepada Allah tanpa
pertobatan.
Mari lanjutkan untuk melihat bagaimana pandangan murid-murid
Yesus tentang membagikan Injil. Inilah yang mereka beritakan pada tugas
misi tunggal mereka yang pertama: “Lalu pergilah mereka memberitakan
kepada setiap orang yang mereka temui bahwa orang harus bertobat dari
dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah” (Markus 6:12).
Pikirkanlah kata-kata ‘setiap orang yang mereka temui’. Karena
tidak ada keselamatan tanpa pertobatan, diperlukan bahwa Anda harus
memberitakannya kepada setiap orang! Bahkan orang kaya yang sedang
220 MEMBUNUH KRYPTONITE

terbakar di neraka tahu pentingnya pertobatan dari dosa:

“Jawab orang kaya itu: ‘Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang
yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan
bertobat dari dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah.’”(Lukas
16:30)

Bagaimana dengan setelah kebangkitan? Apakah pesannya berubah?


Lukas mencatat Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Dia
menegur mereka karena kedegilan hati mereka dan kemudian membu-
ka pengertian mereka. Kemudian Dia melafalkan apa yang dinubuatkan
nabi-nabi mengenai Dia:

“Juga dituliskan bahwa pesan ini akan diberitakan dalam kuasa


nama-Nya kepada semua bangsa, dimulai dari Yerusalem: ‘Ada
pengampunan dosa bagi semua yang bertobat.’” (Lukas 24:47)

Nabi-nabi menubuatkan bahwa pengampunan hanya dapat ditemu-


kan di dalam sang Juru Selamat jika pertama-tama ada pertobatan, dan
rasul Petrus pun mengikutinya. Dengarlah instruksi pertamanya kepada
para pencari kebenaran yang sangat berhasrat ingin tahu bagaimana
untuk diselamatkan pada hari Pentakosta:

“Masing-masing kamu harus bertobat dari dosa-dosamu dan berpa-


ling kepada Allah, dan hendaklah kamu masing-masing memberi
dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan
dosamu.” (Kisah Para Rasul 2:38)

Sekali lagi, tidak ada perpalingan kepada Allah tanpa pertama-ta-


ma bertobat. Bagaimana dengan Paulus? Apakah ia mengubah pesannya
kepada orang-orang non-Yahudi? Sama sekali tidak:
TEMPAT PERMULAAN 221

Sebab itu, ya raja Agripa, kepada penglihatan yang dari surga itu
tidak pernah aku tidak taat. Tetapi mula-mula aku memberitakan
kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, di Yerusalem dan di seluruh
tanah Yudea, dan juga kepada bangsa-bangsa lain, bahwa mereka
semua harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu. (Kisah Para
Rasul 26:19-20)

Lihatlah pada kata-kata ‘semua harus’, bukan ‘sebaiknya’, ataupun ‘itu


ide yang baik.’ Sama sekali tidak! Apa yang dikatakannya ialah “semua
harus bertobat dari dosa-dosa mereka.”
Paulus menjelaskan bagaimana Allah sendiri memberikan ini sebagai
satu persyaratan bagi semua orang, baik orang Yahudi ataupun Yunani,
untuk datang kepada keselamatan:

“Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang


Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua
mereka harus bertobat.” (Kisah Para Rasul 17:30)

Jika Anda perhatikan pengajaran mendasar tentang Yesus Kristus,


jangan terkejut, yang paling pertama dalam daftar adalah, coba tebak?

Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran


tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh.
Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-per-
buatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah. (Ibrani
6:1)

Saya tidak menyelidiki semua tempat di Perjanjian Baru di mana


perintah ini dikeluarkan, tetapi saya telah mendaftarkan cukup banyak
dari mereka untuk menunjukkan pentingnya pertobatan dari dosa. Tidak
222 MEMBUNUH KRYPTONITE

ada tempat menaruh iman di dalam Tuhan Yesus Kristus kalau perta-
ma-tama tidak ada pertobatan dari ketidaktaatan yang disengaja kepada
Allah.
Jadi kita tidak dapat menjadi seorang percaya jika kita dengan sengaja
terus bertahan kepada pornografi.
Kita tidak dapat menjadi seorang percaya jika kita menolak berhenti
berhubungan seks dengan pacar pria atau pacar wanita kita.
Kita tidak dapat menjadi seorang Kristen jika kita menolak berpaling
menjauh dari homoseksualitas.
Kita tidak dapat menjadi seorang percaya jika kita menolak berhenti
menipu pajak kita.
Kita tidak dapat menjadi seorang pengikut Yesus jika kita berpaut
pada perbuatan tak wajar tentang gender.
Kita tidak dapat menjadi seorang Kristen jika kita menolak untuk
menjauh dari ketidaksediaan mengampuni. Dan daftar ini masih jauh
dari lengkap.
Jika kita bersikeras berpaut pada bagian-bagian terbatas dari apa
yang diperintahkan Perjanjian Baru, maka kita telah menciptakan satu
“Yesus tiruan.” Kita telah diperdaya dalam hati kita dan iman kita hanya-
lah khayalan. Dan kita diperingatkan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi
pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demiki-
an kamu menipu diri sendiri” (Yakobus 1:22).
Bagaimana para pencari kebenaran mengetahui ini kecuali kalau kita
memberitakannya? Sebagai pemimpin, apakah kita hanya beranggapan
bahwa mereka akan memahaminya? Jika seruan kita kepada orang-orang
yang mencari Tuhan adalah, “Apakah engkau jauh dari Allah? Dia sedang
menantikanmu pulang kembali. Cukup ucapkan saja doa ini bersama
saya — apakah itu benar-benar mengasihi mereka?
Jika ini adalah pendekatan kita, kita sedang melakukan apa yang
dilakukan keluarga Angela atau orang-orang lain dalam mengajarinya
tentang pernikahan. Mereka abai untuk menginformasikannya bahwa
TEMPAT PERMULAAN 223

untuk menikahi Justin, ia harus menjauh dari pacar-pacar lamanya.


Apakah mereka beranggapan bahwa ia pada akhirnya akan memaha-
mi itu? Sekarang Angela jadi kebingungan. Dan Justin, seseorang yang
mengasihinya dan benar-benar setia dengan perjanjian mereka, jadi
sangat marah.
Tak perduli siapapun pendengarnya, hanya ada satu Injil yang benar
yang harus disajikan seperti ini: pertama, pertobatan dari semua dosa
yang disengaja dan kemudian berpaling kepada Allah. Tidak ada keper-
cayaan yang benar kecuali pertama-tama ada pertobatan.
Pola pengkomunikasian Injil masa kini adalah membuat para pencari
Tuhan percaya dan berdoa, lalu berpaling dari dosa-dosa yang sudah
mereka tahu — sepanjang beberapa minggu,bulan atau bahkan selama
setahun.
Tetapi apakah mungkin bahwa belakangan tidak akan ada motivasi
untuk bertobat belakangan, karena para pencari ini akan percaya bahwa
mereka sudah diselamatkan?
Angela menyesali karena tidak diberi tahu tentang kebenaran sebe-
lum ia membuat keputusan untuk menikahi Justin. Kita juga, hanya
mengembangkan para pengunjung gereja yang berkonflik ketika kita
tidak memberitakan kebenaran kepada mereka mengenai apa yang ditun-
tut supaya diselamatkan.

Ambil Tindakan
Perjanjian Baru menyajikan satu pesan yang jelas: Tidak ada keselamatan
tanpa pertobatan dari dosa. Anda tidak dapat menikah dengan Yesus
sementara masih menjalin hubungan dengan dunia ini. Anda harus mati
pada kehidupan lama Anda supaya dapat memulai kehidupan baru Anda
yang baru.
Jika Anda menghabiskan waktu Anda sebagai seorang komunika-
tor, Anda belajar dengan cepat bahwa Anda perlu membuat poin-poin
224 MEMBUNUH KRYPTONITE

terpenting Anda sangat jelas. Jika Anda tidak melakukannya, pendengar


Anda mungkin akan salah memahami Anda, dan tujuan komunikasi
Anda akan sia-sia. Allah tahu ini. Itu sebabnya Dia telah menjadikannya
dengan begitu jelas — kita harus bertobat!
Hingga sekarang, barangkali Anda telah bertobat beberapa kali
sementara membaca buku ini, tetapi bagaimana bab ini menguatkan
betapa pentingnya pertobatan itu? Apa perbedaan yang dilakukan di
dalam kehidupan Anda saat ini ketika Anda mengetahui ini? Bagaimana
itu mengubah cara Anda berinteraksi dengan dunia ini, dengan seseo-
rang yang Anda kasihi, atau dengan mereka yang terhilang? Mintalah
Allah menunjukkan kepada Anda satu tindakan spesifik yang dapat Anda
perkenalkan dalam hidup Anda sebagai respons atas betapa pentingnya
pertobatan itu. Seperti biasanya, tuliskanlah apa yang Dia katakan kepada
Anda, termasuk rencana Anda tentang bagaimana Anda akan menggena-
pi tindakan-tindakan itu.
20

PERTOBATAN

Dalam bab sebelumnya, kita berulang-ulang mendengar dari Kitab Suci,


“Bertobatlah dari dosa-dosamu dan berpalinglah kepada Allah.” Karena
pertobatan bukan bersifat pilihan, tetapi keharusan untuk menerima
kehidupan kekal, marilah kita membahasnya dengan lebih rinci. Dalam
mengupas kebenaran ini, kita juga akan menemukan (dalam satu bab
berikutnya) bahwa sebagai orang Kristen, pertobatan sangatlah penting
untukmemelihara persekutuan yang intim dengan Allah.
Pertama, sangatlah penting untuk mengerti bahwa pertobatan dalam
Perjanjian Baru berbeda dengan pertobatan dalam Perjanjian Lama.
Ketika bertobat, umat Allah dalam Perjanjian Lama akan mengenakan
kain kabung dan abu. Mereka akan meratap, menjatuhkan diri ke tanah,
dan sering kali mencurahkan banyak air mata untuk menunjukkan
pertobatan mereka. Itu adalah pertunjukan lahiriah dari penyesalan yang
mendalam dan suatu perpalingan kembali kepada ketaatan yang saleh.
Namun kita akan menemukan dalam Perjanjian Baru, bahwa penekanan-
nya tidak didasarkan pada pertunjukan lahiriah, tetapi berpusat pada
hati.
226 MEMBUNUH KRYPTONITE

Pertobatan Perjanjian Baru

Dalam Perjanjian Baru, kata benda “pertobatan” (metanoia) dan kata


kerja “bertobat” (metanoeō) ditemukan 24 dan 34 kali, secara berturut-
turut. Definisi yang paling biasa dan diterima dengan luas adalah “suatu
perubahan pikiran.” Namun, jika kita hanya membiarkannya demikian,
kita kehilangan kekuatan dari definisinya yang sebenarnya.
Ensiklopedia Alkitab Baker mengatakan bahwa pertobatan adalah
“suatu perubahan pikiran secara hurufiah, bukan tentang rencana-ren-
cana, maksud-maksud, atau kepercayaan pribadi, melainkan satu peru-
bahan dalam seluruh kepribadian dari satu jalan yang penuh dosa kepada
Allah” (penekanan ditambahkan).
Saya suka kata-kata seluruh kepribadian. Saya dapat mengubah
pikiran saya, tetapi tidak sepenuhnya diyakinkan. Dalam menggunakan
kata-kata ini, para sarjana Alkitab menunjukkan bahwa ada lebih dari
itu dibanding sekadar satu perubahan dari pikiran atau intelek. Kamus
Teologi Lexham masuk lebih mendalam dengan mengatakan bahwa
pertobatan adalah “suatu proses yang di dalamnya seseorang kembali
menyesuaikan pikiran dan kehendak — menjauh dari dosa dan menuju
Allah.”
Pertobatan tentunya melibatkan pikiran tetapi masuk lebih dalam; ia
melibatkan kehendak dan emosi kita. Ia menerobos masuk ke kedalaman
hati kita di mana kita benar-benar diyakinkan dari inti keberadaan kita.
Yesus berkata:

“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzi-


naan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang
menajiskan orang.” (Matius 15:19-20)

Perilaku, apakah itu bersifat spontan atau kebiasaan, berasal dari


bagian terdalam hati kita. Jika semua yang diperlukan untuk pertobatan
PERTOBATAN 227

yang sejati adalah semata-mata mengubah intelek kita, maka Yesus harus-
nya mengatakan bahwa perilaku-perilaku ini berasal dari pikiran kita.
Kitab Suci mengatakan, “Sebab seperti yang dipikirkan orang di dalam
hatinya, demikianlah ia” (Amsal 23:7 NKJV). Cara kita memandang
kehidupan jauh di dalam hati kita menentukan tindakan atau respons
kita, dan inilah yang mendefinisikan kita.
Anda mungkin berpikir, Sayatidak ingin ditentukan oleh perilaku
saya. Saya setuju, itu bukanlah satu kebenaran yang menyenangkan, tetapi
kita tidak dapat mengabaikan kata-kata Yesus: “Kamu dapat mengena-
li mereka dari buahnya, yaitu, dengan cara mereka bertindak” (Matius
7:16). Yang benar ialah kita ditentukan oleh tindakan-tindakan kita,
bukan oleh maksud-maksud kita.
Pengetahuan ini sendiri menggambarkan kuasa Injil, karena ia berisi
kemampuan untuk mengubah pikiran-pikiran terdalam ini, dengan cara
demikian mengubah cara hidup kita. Untuk benar-benar dipengaruhi
oleh Injil bukanlah satu cara pemikiran yang baru atau suatu respons
yang dituntut secara emosional, melainkan satu perubahan persepsi dan
kepercayaan yang mendalam disertai dengan pembaharuan perilaku
yang murni.
Pertobatan terjadi ketika kita dibangunkan kepada kebenaran dan
sepenuhnya diyakinkan pada inti keberadaan kita bahwa filosofi atau
perilaku kita bertentangan dengan filosofi dan perilaku Pencipta kita.
Kesadaran yang sepenuh hati ini menghasilkan bukan hanya dalam
perubahan cara pandang, tetapi dalam keinginan-keinginan dan cara
hidup kita juga. Apa yang kita inginkan dan cintai yang bertentangan
dengan Allah, kita putuskan dengan tegas untuk mengubahnya dalam
bagian terdalam hati kita, menjauh dari hal-hal ini — bahkan membenci
mereka. Pertobatan adalah kerendahan hati yang sejati, dan kerendahan
hati membuka pintu untuk anugerah Allah yang tidak sepantasnya kita
terima, yang memampukan kita untuk menjalani kehidupan yang saleh.
228 MEMBUNUH KRYPTONITE

Orang yang Tidak Percaya

Pertobatan juga berlaku baik untuk orang yang tidak percaya dan juga
orang yang percaya, tetapi dalam cara-cara yang agak berbeda. Mari
membahas orang yang tidak percaya lebih dulu.
Dalam bab sebelumnya, kita secara konsisten mendengar dari Yohanes
Pembaptis, Yesus, dan murid-murid-Nya, “Bertobatlah dari dosa-
dosamu dan berpalinglah kepada Allah.” Kedua perintah ini sebenarnya
terhubung secara erat dan tidak terpisah satu dengan yang lain. Dengan
kata lain, Anda tidak dapat memiliki yang satu tanpa yang lain, karena
mereka sama seperti sisi koin yang berbeda. Pertobatan yang Alkitabiah
adalah berpaling kepada Allah di dalam semua aspek. Seseorang yang
sungguh-sungguh datang kepada Kristus mendeklarasikan:

“Aku telah hidup seperti seorang yang menilai apa yang terbaik
bagiku, tetapi sekarang aku tahu bahwa aku benar-benar salah. Sejak
saat ini dan seterusnya, tak masalah apa pun yang Allah katakan
adalah yang terbaik, aku akan percayai dan merangkulnya dengan
segenap hati, pikiran dan tindakanku.”

Orang ini memutuskan dari hati (yang mencakup intelek, emosi


dan kehendak) untuk melakukan kehendak-Nya. Berkat yang menyertai
adalah ia akan terus mendengarkan suara Allah. Sekali lagi, sebagai suatu
pengingat, Yesus mengatakan, “Barangsiapa mau (ingin) melakukan
kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah
Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri (Yohanes 7:17). Dalam pertobatan,
orang yang tidak percaya berbalik dari pemerintahan diri sendiri pada
ketundukan mutlak kepada Allah, dan ini membuka hati mereka untuk
mendengarkan suara-Nya.
Ketika orang-orang yang tidak percaya benar-benar bertobat, mereka
menjauhkan diri dari penyembahan berhala dan mengambil satu sikap
tentang ketundukan dan kepatuhan sempurna kepada otoritas Allah.
PERTOBATAN 229

Intinya mereka menyatakan, “Aku tidak lagi merangkul pikiran-pikiran,


kepercayaan-kepercayaan, dalih-dalih, atau argumen-argumen yang
meninggikan diri sendiri di atas firman Allah.” Paulus dengan berani
menyatakan:

Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi,


melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang
sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan
setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh
keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.
(2 Korintus 10:4-5)

Senjata Allah adalah firman, hikmat dan nasihat-Nya. Senjata dunia-


wi adalah filosofi masyarakat, budaya, kebiasaan, adat, hukum atau gaya
hidup yang bertentangan dengan firman Allah. Anda mungkin bertanya,
“Dunia punya senjata?” Oh ya, ada satu serangan gencar terus-menerus
dari neraka melalui sistem dunia untuk mengkompromikan agar orang
Kristen dan orang yang tidak percaya serupa.
Dalam ayat Kitab Suci di atas, perhatikanlah istilah “meruntuhkan”
dan “mematahkan.” Kata-kata yang persis sama sering digunakan dalam
Perjanjian Lama ketika orang-orang berpaling dari penyembahan berha-
la. Israel akan meruntuhkan,menghancurkan, membongkar, atau mema-
tahkan tiang-tiang berhala. (Ingatlah apa yang benar-benar mereka
lakukan; akar dari penyembahan berhala ialah pola-pola kebiasaan dari
dosa yang disengaja. Inilah yang benar-benar sedang mereka hancurkan,
bukan hanya patung-patung.)
Prinsip yang sedang dibicarakan Paulus ini tidak berbeda. Kita
memakai firman Allah untuk melawan pikiran-pikiran musyrik ini
dalam diri laki-laki dan perempuan yang menjauh dari Kristus. Dengan
melakukan demikian, para pendengar bertobat dari (meruntuhkan dan
230 MEMBUNUH KRYPTONITE

mematahkan) semuan dalih, argumen, atau ketidakpatuhan manusia


kepada otoritas Allah. Intinya, inilah yang dimaksudkan dengan berto-
bat dari perbuatan dosa. Dengan melakukannya, seseorang benar-benar
berpaling kepada Allah, dengan demikian menjadikannya merdeka.

Perbedaan Filosofis

Ini membawa kita kepada satu dari perbedaan filosofis yang sangat besar
dari pelayanan di zaman modern ini, secara khusus di Barat. Satu jumlah
pemimpin yang sangat besar telah mengadopsi pola pikir bahwa untuk
menjangkau yang terhilang, kita perlu memfokuskan khotbah-khotbah
kita pada bagian-bagian Injil yang tidak bersifat menyerang. Dengan kata
lain, tetaplah positif dan menahan diri untuk mengidentifikasi dosa-do-
sa yang menuntut pertobatan. Dengan satu pendekatan yang demikian,
baik disadari ataupun tidak, kita menjadi seperti seorang tenaga penjual-
an yang berusaha meyakinkan pembeli akankeuntungan barang tersebut,
namun abai menyebutkan sisi buruknya. Sedihnya, pola pikir ini telah
nyaris standar dalam metode menjangkau yang terhilang.
Ada dua keuntungan nyata dari filosofi pelayanan ini. Pertama, kita
menyingkirkan tiap kesempatan untuk habis-habisan menyerang orang-
orang. Legalisme tidak punya belas kasihan, yang mana ia lebih berfokus
kepada isi hukum tersebut karena keinginan sebagian orang untuk menja-
di benar, untuk mengendalikan perilaku, dan agar otoritasnya diakui.
Karena kerasnya, legalisme meninggalkan jiwa-jiwa yang terluka yang
sekarang tak lagi punya tempat untuk mencari Allah karena pribadi-prib-
adi atau lembaga yang mewakili Yesus telah mendera mereka. Legalisme
bisa menjadi penyebab lebih banyak orang berpaling menjauh dari satu
hubungan yang benar dengan Allahdibanding hal lain apa pun.
Yesus mengidentifikasi konsekuensi dari “pelayanan” yang legalis-
tik ini: “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan
PERTOBATAN 231

Surga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merin-
tangi mereka yang berusaha untuk masuk” (Matius 23:13).
Jadi keinginan kita untuk menyingkirkan legalisme sudah benar,
namun kita tidak dapat melakukan hal ekstrem lain ke sisi yang satunya.
Haruskah kita menghindari pelayanan Perjanjian Baru sejati karena rasa
takut akan tergelincir kembali kepada sesuatu yang dulu telah menghan-
curkan orang-orang? Apakah kita mengelak mengkonfrontasi dosa dan
menyerukan pertobatan untuk menghindari setiap tanda legalisme yang
mungkin terjadi? Apakah kita membuang sang bayi bersamaan dengan
air mandinya yang kotor?
Kita harus membahas pertanyaan-pertanyaan ini, karena apa yang
sekarang telah menjadi norma dalam penginjilan tidak lagi sesuai dengan
Kitab Suci. Bagaimana mungkin kita menawarkan keselamatan tanpa
pertobatan jika Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa pertobatan
adalah keharusan? Dan apakah mereka yang sedang kita jangkau dengan
Injil yang sedemikian terbatas sungguh-sungguh selamat?
“Keuntungan” kedua dari mengelakkan pertobatan adalah bahwa
kita dapat memenangkan para petobat dengan lebih mudah dan dengan
demikian membangun satu pelayanan, gereja atau kelompok kecil yang
lebih besar. Tetapi apakah kita telah lupa bahwa jumlah mayoritaslah
yang mengikuti kesalahan Harun? Banyaknya atau sedikitnya pengikut
kita tidak menentukan apakah kita selaras dengan hati Allah. Kebenaran,
bukan angka-angka, merupakan faktor yang menentukan.
Apakah kita telah melupakan harga untuk mengikut Yesus? Apakah
kita telah menyepelekan perintah-Nya yang berulang-ulang untuk
meninggalkan dosa (menyangkal diri sendiri) dan memikul salib kita
(kerelaan sempurna untuk menaati Dia)?
Jika kita tidak mengkonfrontasi praktek dosa, orang yang meneri-
ma Yesus akan meneruskan hidup dengan standar-standar yang ditetap-
kan oleh masyarakat kita, alih-alih oleh firman Allah. Dalam masyarakat
kita, sangatlah normal untuk tinggal dan tidur bersama dengan kekasih
232 MEMBUNUH KRYPTONITE

yang belum Anda nikahi, mempraktekkan homoseksualitas, bahkan


hingga pada titik apa yang secara salah dicap sebagai pernikahan; minum
berlebihan, melayang dengan mariyuana dan zat-zat lainnya; menghibur
diri kita dengan program-program, video-video atau film-film cabul; dan
banyak lagi — daftar ini jauh dari lengkap. Namun semua perilaku ini
dengan tepat bertentangan dengan perintah-perintah Perjanjian Baru.

Standar Surga

Sesungguhnya, apakah ada perintah-perintah dalam Perjanjian Baru? Oh


ya, nyatanya ada lebih dari lima ratus perintah dalam Perjanjian Baru
untuk meninggalkan berbagai macam pikiran dan perilaku. Rasul Paulus,
orang yang menerima pewahyuan terbesar akan anugerah Allah, menu-
lis, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah
mentaati hukum-hukum Allah” (1 Korintus 7:19).
Sebagai contoh, Allah dengan jelas memerintahkan bahwa seks di
luar pernikahan itu bukan hanya dilarang, tetapi juga akan dihakimi. Ini
bukanlah omong kosong:

Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar
atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat
bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah. Janganlah kamu
disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang
demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
(Efesus 5:5-6)

Dan lagi:

Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan


janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang
sundal dan pezina akan dihakimi Allah. (Ibrani 13:4)
PERTOBATAN 233

Apa yang baru saja kitabaca bukan hanya membahas seks di luar
perkawinan, tetapi tentu saja mencakup pornografi ataupun kenajisan
seksual lainnya. Jadi bagaimana mereka yang mencari kebenaran diha-
rapkan mengetahui ini jika kita menghindar untuk memberitakannya?
Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka yang sedang kita jang-
kau dengan menyembunyikan kebenaran ini?
Allah menjelaskan bahwa mereka yang mempraktekkan perzinaan,
homoseksualitas, pencurian, kemabukan (yang meliputi sakaw), dan
perilaku-perilaku lain yang saat ini secara sosial dapat diterima oleh
banyak orang tidak akan mewarisi kerajaan Allah.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang
cabul, penyembah berhala, orang berzina, banci, orang pemburit,
pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan
mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1 Korintus 6:9-10)

Para penganut legalisme telah melakukan kerugian besar dengan


kurangnya kasih yang murni dan belas kasihan dari mereka. Mereka
menggunakan perkataan-perkataan Perjanjian Baru, disertai dengan
keyakinan diri dan aturan-aturan mereka, sebagai alat untuk menye-
suaikan orang-orang pada perilaku yang mereka setujui. Namun apakah
kita bereaksi hingga titik bahwa saat ini kita telah melenceng dari
memberitakan seluruh perintah-perintah Yesus — apakah itu secara
langsung dari mulut-Nya atau melalui tulisan-tulisan para rasul-Nya?
Baru-baru ini, saya berkhotbah tentang kata-kata dari 1 Korintus ini
di satu gereja besar yang terkenal. Setelah saya berkhotbah pada kebak-
tian pertama dari beberapa kebaktian, sang pendeta memberitahu saya
untuk tidak menyebut-nyebut tentang topik homoseksualitas dalam sisa
kebaktian selanjutnya. Ironisnya, pada saat yang sama, seorang polisi
wanita yang telah menjalani satu hubungan lesbian selama lebih dari dua
234 MEMBUNUH KRYPTONITE

puluh tahun datang ke meja yang menyediakan bahan-bahan pengaja-


ran kami dengan menangis dan berkata, “Saya membutuhkan buku yang
dikhotbahkannya malam ini, Good or God?; John benar-benar berbicara
kepada saya hari ini.”
Bagaimanakah standar surga akan dikenal jika kita lanjutkan dengan
filosofi pelayanan kita saat ini? Pikirkanlah khotbah Yohanes Pembaptis.
Pengajarannya mengkonfrontasi dosa-dosa yang telah lazim dalam
masyarakat pada zamannya. Ia memberitahu mereka yang menimbun
kekayaan untuk memberi kepada orang miskin, mereka yang mencu-
ri agar berhenti mencuri, mereka yang mengintimidasi agar berhenti
mengintimidasi, dan untuk para pekerja agar mencukupkan diri dengan
gaji mereka (lihat Lukas 3:10-14). Orang-orang bepergian ke gurun pasir
yang keras untuk mendengarkannya, karena mereka merindukan kebe-
naran. Setelah mendengarkan apa yang harus dikatakannya, mereka
menanggapi dan mengakui dosa-dosa mereka. Mereka tidak berbe-
da dengan sang polisi wanita di kebaktian gereja yang tidak menyadari
akibat-akibat serius dari pilihan gaya hidupnya.
Yohanes Pembaptis di depan umum memberitahu Herodes, raja
Yudea, bahwa ia sedang melanggar firman Allah dengan tidur bersa-
maisterisaudaranya, dan kemudian Yohanes kehilangan kepalanya
melalui eksekusi karena mengajarkan kebenaran ini. Yohanes tidak beru-
saha untuk menyenangkan sang penguasa yang berpengaruh, tetapi ia
mendapatkan kehormatan. Jika Yohanes menghindari mengkonfrontasi
dosa Herodes di depan umum, ia akan hidup lebih lama. Tetapi pikirkan-
lah hasil jangka panjangnya: Kemudian, Yesus menghormati Yohanes di
hadapan satu perkumpulan yang besar (lihat Matius 11:7-15), dan kita
hanya bisa membayangkan upah kekal yang akan diterimanya pada Hari
Penghakiman. Yohanes setia menetapkan standar surgawi demi kepen-
tingan mereka yang terhilang.
Paulus mengikuti dengan menuliskan dan mengkhotbahkan hal
yang sama. Pesannya kepada mereka yang terhilang adalah jelas, “bahwa
PERTOBATAN 235

mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan


pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu” (Kisah Para
Rasul 26:20). Ia memerintahkan Timotius, “Engkau sebagai (seorang)
pengkhotbah firman harus menunjukkan kepada orang-orang dalam hal
apa kehidupan mereka salah” (2 Timotius 4:2 AMPC). Ia memberitahu
pelayan yang lainnya untuk “menegur dengan sepenuh otoritas” (Titus
2:15).
Paulus tidak menyisakan ruang gerak untuk berkompromi. Dalam
satu kesempatan, ia memiliki satu kesempatan yang luar biasa untuk
mengkhotbahkan Injil kepada seorang pemimpin nasional yang sangat
kaya dan berpengaruh bernama Feliks dan isterinya Drusila. Sang rasul
agung tidak memberi mereka satu khotbah yang menyanjung dan tidak
konfrontasional. Malahan, kita membaca:

Ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya


tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. Tetapi ketika Paulus
berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman
yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: “Cukuplah
dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku
akan menyuruh memanggil engkau.” (Kisah Para Rasul 24:24-25)

Terjemahan AMPC memberikan pemahaman yang lebih jelas:


“Tetapi ketika ia melanjutkan memperlihatkan tentang kebenaran, kesu-
cian hidup (kendali atas hasrat), dan penghakiman yang akan datang,
Feliks menjadi gelisah dan ketakutan dan berkata, ‘Pergilah.’”
Dengan membaca seluruh kisah, kita menemukan Feliks menyuruh
memanggil Paulus karena ia ingin mendengar tentang Allah dan
kehidupan setelah kematian. Penguasa itu pastinya mengingin-
kan satu hubungan dengan Penciptanya. Ia bisa dibandingkan hari ini
dengan seorang pencari kebenaran, seseorang yang tertarik, orang yang
belum selamat yang sedang mengunjungi gereja. Khotbah Paulus yang
236 MEMBUNUH KRYPTONITE

nyata-nyata mengkonfrontir dosa-dosa Feliks tidak ingin dihentikan,


karenanya ia menjadi ketakutan dan menyuruh Paulus pergi.
Hari ini, ini akan diperbandingkan dengan seorang tak percaya
berpengaruh yang keluar dari satu pertemuan sambil berkata, “Saya tidak
akan kembali, khotbah itu menakuti saya!” Kenapa ia ketakutan? Apakah
karena ketidakrelaan untuk melepaskan satu dosa yang dikonfrontir oleh
khotbah itu?
Jika Paulus berkhotbah sesuai dengan filosofi Barat kita hari ini,
pesannya akan menjadi, “Feliks, Allah mengasihimu. Dia mengutus Yesus
untuk mati bagimu sehingga engkau dapat diselamatkan. Apakah engkau
mau menerima Dia di dalam hatimu? Jika ya, ucapkan doa ini bersama
saya, ‘Yesus, masuklah ke dalam hatiku dan jadikanlah aku seorang anak
Allah.’” Dan itu akan menjadi akhirnya.
Sebaliknya, kata-kata Paulus menakutkan Feliks. Paulus tahu bahwa
satu-satunya jalan Feliks dapat menjadi seorang Kristen ialah jika ia
bertobat dari dosa-dosa yang dikenalnya. Jika Paulus mengucapkan doa
pendosa bersama dengan Feliks setelah suatu khotbah membesarkan hati
yang tidak konfrontasional, Feliks pasti telah ditipu.Ia pasti akan percaya
bahwa ia telah dilahirkan kembali, tetapi dalam kenyataannya ia masih
akan menjadi penyembah berhala yang belum diselamatkan. Akibatnya,
Paulus tentunya akan membuat jalan bagi kryptonite merembes masuk
ke gereja. Tetapi Paulus, sebagai seorang pelayan setia dari Yesus Kristus,
tidak akan mengambil bagian dalam hal ini.
Saya tahu semua ini adalah sederhana, tetapi kita seharusnya tidak
berbeda sebagai duta-duta Injil hari ini.

Ambil Tindakan
Kebanyakan gereja-gereja masa kini didirikan dengan memperoleh orang-
orang yang mengulangi “doa pendosa” — suatu pengucapan sederhana
yang mengakui pengorbanan Yesus bagi dosa-dosa kita dan mengundang
PERTOBATAN 237

Dia ke dalam hati kita. Bayangkanlah akan seperti apa gereja asal Anda
jika tim pemimpin mulai mengundang orang-orang untuk bertobat dari
dosa-dosa mereka dan berpaling kepada Allah. Menurut Anda, berapa
banyak yang akan tetap bertahan?
Ini bisa menjadi satu konsep yang menggelegar untuk dibayangkan,
khususnya bagi para pemimpin. Namun, bayangkanlah akan seperti apa
mereka yang tetap tinggal itu. Kebangkitan Besar Pertama dicatat pada
bagaimana para pengkhotbah kebangunan rohani bepergian ke gereja-ge-
reja untuk mengkhotbahkan pertobatan, dan bagaimana mereka yang
mendengarkan khotbah itu akan melekat pada kursi-kursi mereka dan
terjatuh dari bangku-bangku mereka, berteriak dan menangisi perto-
batan mereka, sambil memohon keselamatan kepada Allah. Mereka yang
bertobat inilah —bersama dengan beribu-ribu orang — yang mengubah
dunia. Seluruh kota berpaling dari dosa kepada Allah.
Mengkhotbahkan pertobatan mungkin mengosongkan gereja-gere-
ja atau lebih mungkin, itu bisa jadi membuatnya penuh. Mintalah Allah
untuk menunjukkan kepada Anda potensi dari pertobatan, dan kemudi-
an berdoalah agar Dia melepaskannya di dalam hidup Anda dan di dalam
gereja Anda.
21

TIGA RAJA

Suatu pembacaan ulang dari enam kitab dalam Perjanjian Lama merupa-
kan apa yang mengilhami penulisan buku ini.
Lebih dari 40 tahun terakhir, saya telah membaca dan mempelajari
kitab Samuel, Raja-Raja, dan Tawarikh dalam banyak kesempatan. Tetapi
baru-baru ini, saya berdoa secara metodik dan membaca kitab-kitab ini
seperti tidak pernah sebelumnya. Saya takjub ketika Allah membuka
mata saya pada sesuatu yang sebelumnya tidak saya perhatikan.
Yang berikutnya mungkin terlihat sedikit akademik, dan bahkan
membosankan, tetapi hanya menyampaikan kesimpulan dari apa yang
saya temukan akan mengurangi pengaruhnya jika saya tidak membagikan
sinopsis singkat dari raja-raja dari Perjanjian Lama. Ada suatu kebenaran
yang dahsyat yang tersingkap dengan meringkaskan kehidupan mereka
yang tidak terlihat sejelas itu jika keenam kitab itu dibaca dalam keselu-
ruhannya — karena semua alur cerita yang dijalin ke dalamnya.
Dalam pembacaan saya yang sebelumnya tentang kitab-kitab ini,
saya selalu beranggapan bahwa ada dua kategori dasar dari para raja —
mereka yang “melakukan apa yang benar di mata Tuhan” dan mereka
yang merupakan “para penyembah berhala.” Namun, kemudian saya
menyadari sebenarnya ada tiga kelompok raja-raja.
240 MEMBUNUH KRYPTONITE

Yang sebenarnya ialah bahwa tidak ada raja Israel yang benar-be-
nar melakukan apa yang benar di mata Tuhan, dengan Yehu sebagai
pengecualian, tetapi sedihnya bahkan iapun juga menyimpang di akhir
kehidupannya. Jadi marilah kita kembali ke Yehuda. Ada total sejum-
lah 20 raja yang memerintah atas Yehuda, selain Saul, Daud dan Salomo.
Raja-raja yang musyrik adalah Rehabeam, Abiam, Yoram, Ahazia, Atalya
(ratu), Ahas, Manasye, Amon, Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
Di bawah kepemimpinan raja-raja ini, Yehuda menderita kesulitan-kesu-
litan yang unik dan serangan dari musuh-musuh mereka, yang sering tak
dapat diatasi dan membuat satu kerusakan besar bagi negeri itu.
Kemudian ada raja-raja yang melakukan apa yang benar. (Daud dan
Salomo melakukan apa yang benar, meskipun Salomo menyimpang pada
tahun-tahunnya yang kemudian). Setelah kerajaan terbagi dua, raja-ra-
janya adalah: Asa, Yosafat, Yoas, Amazia, Uzia, Yotam, Hizkia, dan Yosia.
Namun, daftar delapan raja ini dapat dipecah menjadi dua kategori lebih
lanjut. Yang pertama adalah mereka yang melakukan apa yang benar
di mata Tuhan dalam kehidupan pribadi mereka, namun mereka tidak
menegur dan meruntuhkan mezbah-mezbah penyembahan berhala di
antara orang-orang yang mereka pimpin.
Sebaliknya, dalam kelompok kedua adalah mereka yang tidak hanya
melakukan apa yang benar di mata Tuhan dalam kehidupan pribadi
mereka, tetapi juga meruntuhkan dan menghancurkan mezbah-mez-
bah penyembahan berhala di antara orang-orang yang mereka pimpin.
Keberhasilan bangsa itu di bawah raja-raja ini sangat berbeda dari mereka
yang tidak menentang mezbah-mezbah itu. Mari melihat masing-masing
dari mereka.
1. Daud. Tidak ada penyembahan berhala pada bangsa itu selama
pemerintahannya.Ia sangat bergairah mendorong bangsa itu
untuk melayani Tuhan dengan segenap hati, pikiran, jiwa dan
tubuh mereka. Ia tidak terkalahkan dalam peperangan, dan kera-
jaannya menjadi sangat kaya. Ia menempatkan putranya dengan
sangat baik untuk memulai pemerintahannya.
TIGA RAJA 241

2. Salomo. Untuk satu bagian yang baik dari pemerintahan Salomo,


ia mengikuti jejak langkah ayahnya Daud. Hasil dari ketaatannya,
bukan hanya dalam kehidupannya namun juga di antara mereka
yang dipimpinnya, tidak ada yang tidak kecukupan hal luar biasa.
Kita membaca, “Seumur hidup Salomo, semua orang Yehuda dan
orang Israel diam dengan damai dan tenteram. Dari Dan di utara
sampai Bersyeba di selatan, masing-masing keluarga memili-
ki rumah dan kebun sendiri” (1 Raja-Raja 4:25). Renungkanlah
ini: Tak seorangpun membutuhkan bantuan pemerintah, karena
kemakmuran melimpah di negeri itu. Kepemimpinannya sangat
hebat sehingga “datanglah orang dari segala bangsa mendengar-
kan hikmat Salomo, dan ia menerima upeti dari semua raja-raja
di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu” (1 Raja-
Raja 4:34). Faktanya, kemudian kita baca, “Seluruh bumi berikh-
tiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah
ditaruh Allah di dalam hatinya” (1 Raja-Raja 10:24). Kita juga
membaca, “Kemudian duduklah Salomo sebagai raja menggan-
tikan Daud, ayahnya, di atas takhta yang ditetapkan TUHAN; ia
mendapat kemujuran, sehingga setiap orang Israel mendengarkan
perkataannya” (1 Tawarikh 29:23). Bangsa itu luar biasa berhasil:
“Raja membuat banyaknya emas dan perak di Yerusalem sama
seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon
ara yang tumbuh di Daerah Bukit” (2 Tawarikh 1:15).
Namun, seiring waktu berlalu, Salomo tidak menaati Allah
dan menikahi perempuan-perempuan asing. Mereka membuat
hatinya berpaling kepada allah-allah lain (menjalani dosa yang
disengaja) dan sebagai akibatnya, Tuhan membangkitkan
musuh-musuh yang menghambat kemajuan Salomo dan memu-
lai kesulitan bagi kerajaan itu (lihat 1 Raja-Raja 11:14, 23). Akibat
dari ketidaktaatannya yang disengaja ini adalah kerajaan itu
terpecah, putranya memerintah atas dua suku, dan sepuluh suku
lainnya hilang.
242 MEMBUNUH KRYPTONITE

Dari titik ini selanjutnya, saya hanya akan mendaftarkan para


penguasa Yehuda:
3. Rehabeam. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
4. Abiam. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
5. Asa. Ia sangat bergairah mengikuti Allah. Ia tidak hanya melaku-
kan apa yang baik di mata Tuhan dalam kehidupan pribadinya,
tetapi juga ia secara agresif mencari dan menghancurkan penyem-
bahan berhala di antara bangsa yang dipimpinnya. Ia menying-
kirkan laki-laki dan perempuan yang menjadi pelacur bakti,
membuang semua berhala, dan memecat neneknya Maakha dari
kedudukannya sebagai ibu suri, karena ia membuat satu patung
Asyera yang keji (lihat 1 Raja-Raja 15:11-13). Ia juga menjauh-
kan mezbah-mezbah asing dan kuil-kuil penyembahan berha-
la, menghancurkan tiang-tiang keramat, menebang tiang-tiang
patung Asyera, dan menjauhkan tempat-tempat penyembah-
an berhala dan mezbah-mezbah ukupan dari seluruh kota-kota
Yehuda. Intinya, Asa memanggil penduduk Yehuda untuk berto-
bat dari dosa yang mereka jalani. Ia memerintahkan mereka
untuk mencari Tuhan dan menaati hukum-hukum dan perin-
tah-Nya (lihat 2 Tawarikh 14:2-4).
Ada banyak keuntungan karena ia memberitahu umat itu
untuk menjauh dari menjalani dosa: “Dan kerajaanpun aman di
bawah pemerintahannya” (2 Tawarikh 14:5). Selama tahun-ta-
hun yang penuh damai itu, ia mampu membangun kota-kota
berkubu di seluruh Yehuda. Tidak ada yang berusaha membuat
perang terhadapnya selama periode waktu itu. Belakangan satu
juta pasukan laki-laki menyerang Asa dan Yehuda, tetapi kita
membaca, “Lalu dikejar oleh Asa dan laskarnya sampai ke Gerar.
Dari orang-orang Etiopia itu amat banyak yang tewas, sehingga
tidak ada yang tinggal hidup, karena mereka hancur di hadap-
an TUHAN dan tentaranya. Orang-orang Yehuda memperoleh
TIGA RAJA 243

jarahan yang sangat besar” (1 Tawarikh 14:13). Bukan hanya


tentara musuh dikalahkan, tetapi Yehuda memperoleh kekayaan
besar dari penyerangan itu.
Kita melihat dengan jelas berkat dari seorang pemimpin
yang tidak hanya menaati Allah secara pribadi dan meninggal-
kan praktek-praktek dosa yang disengaja, tetapi menyerukan agar
orang-orang yang dipimpinnya melakukan hal yang sama.
6. Yosafat. Ia juga merupakan seorang raja yang melakukan apa yang
benar di mata Tuhan, baik dalam kehidupan pribadinya maupun
dalam kepemimpinannya. Ia menyerukan agar umatnya berto-
bat dari penyembahan berhala (praktek dosa yang disengaja). Ia
menghapuskan dari negeri itu sisa pelacuran bakti, baik laki-la-
ki maupun perempuan (lihat 1 Raja-Raja 22:46). Ia menjauh-
kan kuil-kuil penyembahan berhala dan tiang-tiang Asyera dari
Yehuda (lihat 2 Tawarikh 17:6). Pada tahun ketiga dari pemer-
intahannya, ia mengutus para pembesarnya untuk mengajar di
seluruh kota Yehuda. Mereka membawa salinan hukum Tuhan
dan berkeliling ke seluruh kota Yehuda, sambil mengajari umat
itu.
Apa hasil kepemimpinan Yosafat? “Ketakutan yang dari
TUHAN menimpa semua kerajaan di negeri-negeri sekeli-
ling Yehuda, sehingga mereka tidak berani berperang melawan
Yosafat. Dari antara orang-orang Filistin ada yang memba-
wa kepada Yosafat persembahan…. Yosafat makin lama makin
kuat, menjadi luar biasa kuat” (2 Tawarikh 17:10-12).Kemudian
kita baca, “Yosafat menikmati kekayaan yang besar dan sangat
terhormat” (2 Tawarikh 18:1). Tentara-tentara datang melawan-
nya dan Yehuda, tetapi Allah membuat mereka membinasakan
diri mereka sendiri, dan Yehuda menerima banyak sekali jarahan
sebagai hasilnya.
244 MEMBUNUH KRYPTONITE

Kemudian kita membaca, “Oleh sebab itu TUHAN mengo-


kohkan kerajaan yang ada di bawah kekuasaannya. Seluruh
Yehuda memberikan persembahan kepada Yosafat, sehingga ia
menjadi kaya dan sangat terhormat. Dengan tabah hati ia hidup
menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN” (2 Tawarikh 17:5-6).
Kesalahan besarnya ialah menjadi satu sekutu dari kelu-
arga Ahab, yang semuanya adalah penyembah berhala. Ini
hampir membuatnya terbunuh, dan itu berakhir dengan putran-
ya yang menyimpang. Seorang nabi bernama Yehu menegurnya:
“Mengapa engkau harus menolong orang jahat itu dan mengasihi
mereka yang membenci Tuhan?” (2 Tawarikh 19:1-2). Begitupun,
secara keseluruhan Yosafat dan Yehuda sangat makmur karena
ketaatannya, yang tentu saja mencakup menentang praktek-prak-
tek dosa yang disengaja (penyembahan berhala) oleh bangsa itu.
7. Yoram. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
8. Ahazia. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
9. Atalya (ratu). Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
10. Yoas. Tentang dia dicatat, “(Ia) melakukan apa yang benar di
mata TUHAN” (2 Tawarikh 24:2). Namun, berkaitan dengan
kepemimpinannya, itu adalah satu cerita yang lain. Ia tidak
merubuhkan bukit-bukit penyembahan berhala. Dengan kata
lain, ia tidak menyerukan orang-orang yang dipimpinnya untuk
bertobat dari praktek dosa mereka. Pada akhirnya, kita memba-
ca, “pemimpin-pemimpin Yehuda datang menyembah kepada
raja. Sejak itu raja mendengarkan mereka. Mereka meninggalkan
rumah TUHAN… lalu beribadah kepada tiang-tiang berhala dan
patung-patung berhala” (2 Tawarikh 24:17-18).
Orang-orang yang seharusnya dipengaruhinya pada akhirnya
mempengaruhinya; kita membaca bahwa “Oleh karena kesalah-
an itu Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka” (ayat 18). Seorang
nabi mendatanginya dan berkata, “Mengapa kamu melanggar
TIGA RAJA 245

perintah-perintah TUHAN, sehingga kamu tidak beruntung?”


(ayat 20). Lalu akhirnya, “Pada pergantian tahun tentara Aram
maju menyerang Yoas… Dari bangsa itu semua pemimpin habis
dibunuh mereka dan segala jarahan dikirim mereka kepada raja
negeri Damsyik. Walaupun tentara Aram itu datang dengan
sedikit orang, namun TUHAN menyerahkan tentara yang sangat
besar kepada mereka, karena orang Yehuda telah meninggalkan
TUHAN, Allah nenek moyang mereka. Demikianlah orang Aram
melakukan penghukuman kepada Yoas” (ayat 23-24). Ia terluka
oleh orang Aram dan kemudian terbunuh. Pemerintahan Yoas
adalah suatu contoh dari seorang pemimpin yang tidak menen-
tang praktek dosa dan konsekuensi-konsekuensi mengerikan tak
dapat dielakkan.
11. Amazia. Kita membaca, “Ia melakukan apa yang benar di mata
TUHAN, hanya tidak dengan segenap hati” (2 Tawarikh 25:2).
Ia “tidak membuang bukit-bukit pengorbanan. Bangsa itu masih
mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu
(2 Raja-Raja 14:4). Konsekuensinya juga tidak baik bagi dunia
mereka. Amazia mengalahkan Edom dan sangat bangga kare-
nanya. Ini membawanya menantang raja Israel, Yoas, untuk
berperang. Yoas memperingatkannya untuk tidak mengacaukan
negerinya. Amazia tidak mendengarkan dan ia “dikepung” oleh
tentara Israel. Ia ditangkap. Kemudian 600 kaki tembok Yehuda
di Yerusalem dibongkar oleh Israel, dan mereka membawa semua
emas dan perak dan segala perkakas dari bait Tuhan. Israel
merampas harta dari perbendaharaan istana raja, beserta orang-
orang sandera. Amazia mati dibunuh (lihat 2 Tawarikh 25:11-28).
Sekali lagi, kita menyaksikan bahwa tidak akan berjalan baik bagi
pemimpin yang memulai dengan melakukan apa yang berkenan
di mata Tuhan, tetapi tidak menentang praktek dosa dari orang-
orang yang ada di bawah kepemimpinannya.
246 MEMBUNUH KRYPTONITE

12. Uzia. Ia melakukan apa yang berkenan di mata Tuhan, dan


selama ia mencari Tuhan, Allah membuatnya menjadi makmur.
Ia menjadi sangat kuat dan berhasil. Meskipun tidak ada tertu-
lis tentang apa yang dilakukannya mengenai tempat-tempat
penyembahan berhala, kita sungguh tahu bahwa ia sendiri mati
karena suatu kusta yang disebabkan kesombongannya.
13. Yotam. Tidak banyak dituliskan mengenai raja ini. Ia melaku-
kan apa yang berkenan di mata Tuhan, tetapi orang-orang tetap
melanjutkan jalan-jalan mereka yang jahat. Sedihnya, “bukit-
bukit pengorbanan tidaklah dijauhkan. Bangsa itu masih
mempersembahkan dan membakar korban di bukit-bukit itu”
(2 Raja-Raja 15:35). Konsekuensinya adalah, “Mulai zaman itu
TUHAN menyuruh Rezin, raja Aram, dan Pekah bin Remalya,
menyerang Yehuda” (2 Raja-Raja 15:37).
14. Ahaz. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
15. Hizkia. Ayah Hizkia, Ahaz, adalah seorang raja yang sangat jahat.
Ahaz menutup pintu-pintu bait Allah dan menghentikan semua
peribadatan yang besar. Hal pertama yang dilakukan oleh Hizkia
adalah membuka kembali pintu-pintu bait Tuhan, membersih-
kan semua perkakas yang najis, dan memperbaiki bangunann-
ya. Dilaporkan mengenai dia, “Ia melakukan apa yang benar di
mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhur-
nya. Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang
meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang
berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat
Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih
membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan”
(2 Raja-Raja 18:3-4). Kemudian ia kembali melembagakan
perayaan Paskah Tuhan. Itu adalah satu perayaan yang sangat besar
dan ketika orang-orang pulang, mereka kembali ke “kota-kota di
Yehuda, lalu meremukkan segala tugu berhala, menghancurkan
TIGA RAJA 247

segala tiang berhala, dan merobohkan segala bukit pengorbanan


dan mezbah di seluruh Yehuda dan Benyamin, juga di Efraim
dan Manasye, sampai musnah semuanya. Kemudian pulanglah
seluruh orang Israel ke kota-kotanya, ke miliknya masing-ma-
sing” (2 Tawarikh 31:1).
Tentang Hizkia dicatat, “Ia berpaut kepada TUHAN, tidak
menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada
perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada
Musa. Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi
berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan
tidak lagi takluk kepadanya” (2 Raja-Raja 18:6-7). Orang Asyur
datang menyerangnya, tetapi akhirnya malaikat Tuhan pergi ke
perkemahan orang Asyur dan membunuh 185.000 tentara. Karena
Hizkia mengurusi praktek dosa yang disengaja dari orang-orang
yang ada di bawah kepemimpinannya, pemerintahannya berjalan
dengan sangat baik baginya sendiri dan bangsanya.
16. Manasye. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
17. Amon. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
18. Yosia. Ia seorang raja yang taat secara radikal baik dalam kehidupan
pribadinya maupun kepemimpinannya. Dituliskan tentang dia,
“Raja itu membacakan [kepada seluruh penduduk Yerusalem dan
Yehuda] seluruh Kitab Perjanjian yang telah ditemukan di Bait
Tuhan” (2 Raja-Raja 23:2). Kemudian ia memperbarui perjan-
jian itu, dan ia memerintahkan para imam untuk menjauhkan
semua perkakas dari bait Tuhan yang dulunya digunakan untuk
menyembah Baal, Asyera, dan segala tentara langit. Ia membakar
semuanya dan menaburkan abunya di atas kuburan orang-orang
yang dulunya menjadi penyembah berhala.
Ada begitu banyak untuk dilaporkan tentang apa yang
dilakukan oleh pemimpin ini untuk membuang praktek-prak-
tek ketidaktaatan yang disengaja. Saya melingkari dalam Alkitab
248 MEMBUNUH KRYPTONITE

saya tiap kali disebutkan bahwa Yosia “membuang, membakar,


menjauhkan, merusakkan, menghancurkan, merubuhkan, mene-
bang, meruntuhkan, menajiskan, membongkar” dan banyak kata
lain yang digunakan untuk menentang dosa yang sudah dikenal
di Yehuda. Kata-kata ini muncul 25 kali hanya dalam 2 Raja-Raja
23. Dituliskan demikian tentang raja ini, “Sebelum dia tidak ada
raja seperti dia yang berbalik kepada TUHAN dengan segenap
hatinya, dengan segenap jiwanya dan dengan segenap kekuatan-
nya, sesuai dengan segala Taurat Musa; dan sesudah dia tidak
ada bangkit lagi yang seperti dia” (2 Raja-Raja 23:25). Semua
berjalan baik baginya dan bagi bangsa yang dipimpinnya seumur
hidupnya.
19. Yoahas. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
20. Yoyakim. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
21. Zedekia. Tidak melakukan apa yang benar di mata Tuhan.
Mari meringkaskan kisah raja-raja ini: Dalam jangka panjang, semua
berjalan baik bagi para pemimpin yang menjalani kehidupan yang saleh
secara pribadi dan menentang perbuatan dosa (penyembahan berhala)
pada orang-orang yang mereka pimpin. Skenario yang menyenangkan ini
tidaklah berlaku bagi bangsa itu ketika sang pemimpin menjalani satu
kehidupan yang saleh tetapi menghindar untuk menentang perbuatan
dosa umat itu.
Kita seharusnya belajar dari sini pada gereja masa kini. Kita sedang
menuju pada kesulitan hanya dengan memberikan undangan untuk
mendoakan satu doa yang menutupi pendosa, dengan tidak memanggil
mereka kepada pertobatan yang benar. Bagaimana jika “petobat-petobat
baru” kita tidak memiliki rencana untuk berpaling menjauhi dosa-do-
sa mereka? Maka kita mengundang para penyembah berhala ke dalam
perkumpulan kita.
Kita para pemimpin bisa hidup saleh dalam kehidupan pribadi kita,
tetapi jika kita tidak menentang ‘bukit-bukit pengorbanan’ dosa di antara
TIGA RAJA 249

umat, akan ada konsekuensi-konsekuensi, dan hasilnya akan serupa


dengan raja-raja yang didaftarkan di atas. Kita bisa saja memperoleh
keberhasilan jangka pendek, tetapi itu tidak akan berakhir dengan baik.
Semua akan berjalan baik pada awalnya bagi beberapa raja yang tidak
menentang pemberontakan bangsa mereka, tetapi kurangnya kepemim-
pinan mereka pada akhirnya terperangkap bersama mereka.
Jika kita memilih jalan tanpa konfrontasi ini dengan membagikan
Injil, kita akan berakhir dengan para penyembah berhala yang percaya
bahwa mereka ada dalam posisi yang sejalan dengan Allah. Intinya, kita
sedang membuka perkumpulan kita kepada kryptonite rohani.

Ambil Tindakan
Sangatlah biasa kehilangan gambaran besar ketika kita sedang mengama-
ti rincian-rinciannya sehingga ada satu ungkapan untuknya — kita kehi-
langan hutan karena pohon-pohon. Kita bisa melakukan ini bahkan
ketika kita sedang mempelajari firman Tuhan, secara khusus ketika kita
melihat sepanjang periode sejarah yang panjang. Namun, mengikuti jejak
tema-tema di sepanjang suatu garis waktu seperti bab ini benar-benar
menyatakan pola-pola yang jika tidak dilakukan demikian, tidak akan
kita lihat. Ia menunjukkan gambaran besarnya pada kita.
Gambaran besar sejarah Israel dan Yehuda ialah bahwa Allah
membuat para pemimpin jadi makmur ketika mereka berjalan melam-
paui kehidupan mereka sendiri yang benar, dengan mengambil tanggung
jawab yang benar bagi segala sesuatu yang telah Allah berikan atas otori-
tas mereka.
Anda mungkin bukan seorang raja atau ratu. Anda bahkan mungkin
bukan seorang manajer atau pengawas di tempat kerja. Tetapi Anda
benar-benar memiliki satu dunia yang atasnya Allah memberikan Anda
otoritas. Cara Anda mengambil tanggung jawab atas bidang tersebut,
dan bukan hanya pada kehidupan pribadi Anda, akan memiliki satu
250 MEMBUNUH KRYPTONITE

pengaruh signifikan atas bagaimana Allah bergerak atas nama Anda.


Mintalah Allah menyingkapkan lingkungan otoritas Anda dan memberi-
kan Anda hikmat untuk bagaimana mengemban tanggung jawab akan
kebenaran dalam bidang tersebut. Tuliskanlah apa yang diberi tahu-Nya
kepada Anda, dan kemudian buatlah satu rencana untuk melakukannya.
BAGIAN 4
MENGHILANGKAN Kryptonite
22

SUATU OPERASI
GANTI WAJAH

Mari memulai perjalanan untuk menghilangkan kryptonite, baik secara


individu dan sebagai satu komunitas, dengan pertama-tama “opera-
si ganti wajah” dengan konsekuensi-konsekuensi bersikap abai untuk
membasmi zat yang mematikan ini.
Di Sekolah Menengah Pertama, kami disyaratkan mengambil sebuah
kursus dua hari tentang bahaya obat-obatan ilegal, yang menyingkap-
kan akibat-akibat mengerikan dari penyalahgunaan obat-obatan. Dalam
semua pesta-pesta liar yang saya ikuti sebelum saya bertemu Kristus, saya
berusaha untuk bersih dari semua obat-obatan ilegal — rasa takut akan
akibat-akibatnya membuat saya selamat.
Itu tentu saja suatu rasa takut yang tidak sehat, dan Yesus telah
membebaskan kita darinya. Begitupun, ada satu rasa takut yang kudus,
mirip dengan apa yang saya alami di masa sekolah dengan obat-obatan,
yang menghindarkan kita dari apa yang dapat merampas kehidupan kita.
Kitab Suci mengatakan, “Sebab suatu janji masih berlaku tentang mema-
suki tempat perhentian-Nya, marilah kita takut jangan sampai ada di
antara kamu yang dianggap ketinggalan” (Ibrani 4:1 NKJV). Dan “karena
takut akan TUHAN orang menjauhi kejahatan” Amsal 16:6).
254 MEMBUNUH KRYPTONITE

Sekali lagi, saya akan membahas para pemimpin Kristen dalam bab
ini. Namun, pesan ini hendaknya membuat kita semua waspada, karena
seorang percaya adalah “kepala dan bukan ekor” (Ulangan 28:13). Kita
semua dipanggil menjadi duta-duta Kerajaan-Nya, suatu posisi kepemi-
mpinan yang penting.
Dalam terang Kitab Suci, apakah kita memikirkan strategi pelayanan
kita zaman sekarang? Mengapa kita ragu-ragu menentang ‘bukit-bukit
pengorbanan’ dari dosa? Orang-orang dengan satu keinginan untuk
mengenal Allah mengandalkan kita untuk memberitakan kebenaran.
Namun kita abai dalam membahas apa yang menjauhkan mereka dari
satu hubungan yang murni. Apakah kita sedang melindungi mereka?
Apakah kita telah memikirkan bahwa sebenarnya kita sedang melu-
kai para pencari kebenaran untuk jangka panjang dengan menghindari
kebenaran? Mengapa menipu mereka yang datang untuk mendengarkan
tentang hidup kekal?
Itu tidak berbeda dengan Angela, yang karena tidak diberi tahu sebe-
lumnya, mendapati dirinya dalam satu keadaan sulit yang genting dalam
perkawinannya. Mengapa kita menginginkan siapapun berpikir bahwa
mereka dapat membawa praktek-praktek dosa ke dalam satu hubungan
dengan Yesus? Itu mustahil. Jadi, apakah kita menawarkan satu hubung-
an yang sebenarnya tidak ada? Apakah itu satu keselamatan yang palsu?
Mari melihat ini dari semua sisi. Kita akan pikirkan hasil yang didapat
para pencari kebenaran, para pemimpin yang menahan diri dengan tidak
membahas kryptonite, dan akhirnya hasilnya bagi komunitas gereja.
Akibat-akibat jangka panjangnya sangat menghancurkan bagi ketiganya.

Para Pencari

Kita harus ingat bahwa bukan hanya sedikit, bukan beberapa,


tetapi banyak orang akan datang kepada Yesus pada Hari Penghakiman
dan sepenuhnya percaya bahwa mereka akan dijamin masuk ke dalam
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 255

kerajaan Allah, tetapi akan mendengar kata-kata ini, “Enyahlah dari


pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23).
Siapakah orang-orang ini? Apakah mereka adalah orang-orang yang
rohani?Apakah mereka orang-orang dari agama yang lain? Apakah
mereka orang-orang yang terjebak dalam sekte? Jika kita menyelidiki
kata-kata Yesus, kita akan temukan bahwa mereka tepat di tengah-tengah
kita; mereka datang ke gereja-gereja kita dan mengakui keKristenan.
Dia memulai dengan berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepa-
da-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melaink-
an dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga” (Matius 7:21).
Yesus mengenali orang-orang yang menyatakan Dia adalah Tuhan. Dia
tidak sedang berbicara tentang Joseph Smith, Muhammad, Buddha,
Hare, Krishna, Konfusius, Ra, Sikh, ataupun nabi atau ilah palsu mana-
pun. Bukan, orang-orang ini — yang ditolak masuk — menyebut Yesus
Kristus sebagai “Tuhan” mereka dan mengatakannya dengan bergairah.
Mengapa “Tuhan” diulang dalam ayat ini? Sekali lagi, seperti dika-
takan sebelumnya, jika satu kata atau frasa diulangi dua kali dalam Kitab
Suci, itu bukanlah kesalahan. Sang penulis sedang mengkomunikasikan
penekanan. Namun, dalam kasus seperti ini, itu bukan hanya penekanan,
tetapi intensitas emosi.
Sebagai contoh, ketika berita sampai kepada Raja Daud tentang
eksekusi putranya oleh pasukan Yoab, reaksi tuntutannya yang paling
tinggi adalah, “Raja menyelubungi mukanya, dan dengan suara nyaring
merataplah raja: “Anakku Absalom, Absalom, anakku, anakku!” (2
Samuel 19:4). Mungkin sekali Daud tidak persis mengucapkan kata-ka-
ta “anakku” dua kali, namun agaknya teriakan perkabungannya begitu
menyedihkan sehingga sang penulis mengulangi kata-kata itu sehingga
pembaca akan menangkap penekanan emosinya.
Dengan cara yang sama, sang Tuan sedang menyampaikan sentimen
kuat dari orang-orang ini kepada-Nya. Mereka tidak hanya menyetu-
jui pengajaran bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah; mereka secara
256 MEMBUNUH KRYPTONITE

emosional melekat dan bergairah dalam kepercayaan mereka. Kita


sedang membicarakan orang-orang yang sangat bersemangat menjadi
orang Kristen, hampir pasti seperti mereka yang sangat antusias ketika
berbicara tentang iman mereka.
Mereka bukan hanya merasakan hal yang mendalam tentang Yesus,
tetapi juga terlibat dalam pelayanan-Nya:

“Aku bisa melihatnya sekarang — pada Penghakiman Terakhir,


ribuan orang akan pamer kepada-Ku sambil berkata, “Tuan, kami
mengkotbahkan Injil, kami mengusir setan-setan, proyek-proyek
kami yang didukung Tuhan dibicarakan semua orang.” (Matius 7:22
MSG)

Parafrase The Message menyampaikan dengan cara terbaik bahwa


orang-orang ini bukanlah orang-orang yang bekerja sambilan. Mereka
terlibat langsung di dalam atau mendukung pelayanan gereja-gere-
ja mereka. Mereka juga berterus-terang dalam kepercayaan mereka ter-
hadap Injil — “Kami memberitakan Injil.” Intinya, mereka adalah satu
bagian dari perubahan kehidupan orang-orang.
Versi yang diparafrasekan ini memakai kata “ribuan.” Namun, keba-
nyakan terjemahan memakai kata “banyak”. Kata Yunaninya ialah polus,
diartikan sebagai “banyak dalam jumlah, kuantitas, bilangan,” dan sering-
kali kata itu digunakan dalam pengertian “kebanyakan.” Dengan kata lain,
Yesus tidak sedang mengacu pada satu kelompok kecil orang, tetapi satu
kelompok yang sangat banyak, bahkan mungkin mayoritas dari semua
jumlah yang hadir.
Jadi mari kita ringkaskan: Yesus sedang berbicara tentang orang-
orang yang percaya dalam pengajaran Injil — mereka menyebut-Nya
Tuhan, secara emosional melekat dengan-Nya, memberitakan Injil, dan
aktif dalam pelayanan Kristen. Kita dengan mudah mengenali mereka
sebagai orang-orang Kristen sejati. Lalu apa faktor yang membedakan?
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 257

Bagaimana mereka berbeda dari orang-orang percaya otentik? Yesus


memberitahu kita, “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian yang menjalankan pelanggaran hukum!” (Matius
7:23 NKJV).
Pernyataan kunci yang jelas ialah “pelanggaran hukum.” Pertama, apa
itu pelanggaran hukum? Itu adalah kata Yunani anomia. Kamus Yunani
Thayer’s mengartikannya sebagai “kondisi [menjadi] tanpa hukum, karena
mengabaikannya atau karena melanggarnya.” Ringkasnya, seorang yang
melanggar hukum tidak mengikuti otoritas firman Allah. Ia terus-me-
nerus berdosa tanpa pertobatan yang murni. Orang ini adalah penyem-
bah berhala zaman modern.
Karena itu, pelanggaran hukum adalah satu bentuk dari kryptonite.
Laki-laki dan perempuan ini tidak tersandung secara periodik.
Malahan, mereka secara terbiasa menghindari, mengabaikan, tidak
mengacuhkan, atau tidak menaati firman Allah. Mereka menjalankan
satu kehidupan yang tidak kudus — sebagian karena meyakini bagian-ba-
gian dari Kitab Suci tidak sungguh-sungguh berkata demikian, yang lain
karena berpikir bahwa ayat-ayat Kitab Suci tertentu tidak relevan pada
masa kini, dan mayoritas karena percaya bahwa mereka sedang dilingku-
pi oleh satu anugerah yang tidak alkitabiah.
Sedihnya, saya percaya bahwa salah satu alasan mereka terus dalam
dosa adalah karena pemimpin tidak pernah mengkonfrontir mereka
dengan panggilan untuk pertobatan yang murni. Mereka tidak diberi
tahu bahwa adalah mustahil untuk membawa kekasih musyrik mereka ke
dalam satu hubungan perjanjian dengan Yesus Kristus. Jika benar mereka
diselamatkan oleh anugerah, mereka bukan hanya akan merendahkan
pemikiran itu, tetapi juga memilih menjauh dari dosa-dosa berulang
yang disengaja. Mereka telah menyalibkan daging mereka dengan hasrat
dan keinginan-keinginannya, dan mengejar karakter dan buah-buah
yang kudus. Inilah tanda dari seorang percaya yang sejati.
258 MEMBUNUH KRYPTONITE

Adalah menarik untuk memperhatikan bahwa Yesus mendeklarasikan,


“Aku tidak pernah mengenal kamu.” Kata “mengenal” adalah kata Yunani
ginosko, yang artinya “mengenal dengan intim.” Mereka tidak pernah
memiliki satu hubungan yang benar dengan-Nya. Meskipun mereka
memanggil-Nya “Tuan” dan “Tuhan”, itu hanya sebutan, sebab mereka
tidak menaati-Nya. Bukti bahwa seseorang sungguh-sungguh memiliki
satu hubungan dengan Allah ialah bahwa mereka menaati firman-Nya:

Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau


kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku
mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah
seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. (1 Yohanes
2:3-4)

Pernyataan ini dengan sempurna selaras dengan bagaimana Yesus


memulai seluruh pengajaran ini:“Kamu dapat mengenali orang-orang
dari perbuatan-perbuatan mereka” (Matius 7:20). Perbuatan-perbuatan
yang dibicarakan Yesus ini bukanlah pelayanan Kristen, mengkhotbah-
kan Injil, atau menghadiri gereja, karena mereka yang berpaling menjauh
dari surga akan memiliki kualitas-kualitas ini. Saat ini, kebanyakan orang
beranggapan bahwa seseorang yang menyebut Yesus sebagai “Tuhan,”
mempercayai pengajaran-Nya, secara emosional terlibat dan secara
aktif berpartisipasi dalam pelayanan Kristen adalah seorang anak Allah.
Namun kita telah melihat dengan jelas dari kata-kata Yesus bahwa ini
bukanlah faktor-faktor penentu dalam mengenali seorang percaya sejati.
Biar saya jelaskan demikian: Anda tentunya akan menemukan kuali-
tas-kualitas ini dalam diri seorang percaya sejati. Sebenarnya, seseorang
tidak dapat menjadi seorang percaya sejati tanpa hal-hal ini. Begitupun,
memiliki kualitas-kualitas ini tidak berarti seseorang adalah anak Allah
yang sejati. Pertanyaan penentu adalah: Apakah mereka telah berto-
bat dari perbuatan-perbuatan dosa yang disengaja dan apakah mereka
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 259

bergairah dalam pencarian untuk menaati Dia? Satu ujian kunci lakmus
adalah ini: Apakah mereka memperlakukan firman-Nya untuk “pergi dan
jangan berbuat dosa lagi” sebagai sesuatu yang bersifat pilihan atau keha-
rusan (lihat Yohanes 5:14)?

Para Komunikator

Sekarang mari pikirkan akibat-akibat jangka panjang bagi para pemim-


pin atau para pemberita Injil. Penghukuman dinyatakan dalam Kitab Suci
tentang seseorang yang dipercayakan dengan firman Allah namun mena-
han untuk mengkomunikasikan aspek-aspek konfrontasional dari kebe-
naran yang membawa ketenangan. Bacalah dengan hati-hati peringatan
yang disampaikan Allah kepada ini kepada para utusan-Nya:

“Jika Aku memperingatkan orang jahat, dengan berkata: Engkau


pasti dihukum mati! --dan engkau tidak memperingatkan dia atau
tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari
hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan
mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan
jawab atas nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperin-
gatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan
dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi
engkau telah menyelamatkan nyawamu. Jikalau seorang yang benar
berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku mele-
takkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena
engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan
perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan
diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas
nyawanya dari padamu. Tetapi jikalau engkau memperingatkan
orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang
tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima
260 MEMBUNUH KRYPTONITE

peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu.” (Yehezkiel


3:18-21)

Harap perhatikan seringnya muncul kata “memperingatkan” dalam


ayat-ayat di atas. Izinkan saya mengajukan satu pertanyaan jujur kepada
para pendeta, pemimpin, dan semua orang percaya, sebab semua kita
ditugaskan untuk menjangkau yang terhilang dan dengan penuh kasih
mengkonfrontasi mereka yang hidup dalam dosa. Apakah Anda ingin
dimintai tanggung jawab bagi mereka yang telah Anda pimpin untuk
meyakini bahwa mereka benar di sisi Allah, tetapi sebenarnya tidak,
karena Anda telah menahan untuk memperingatkan mereka agar berpa-
ling dari perbuatan dosa? Mereka hidup di bawah kepura-puraan palsu
bahwa mereka diselamatkan, namun karena tidak adanya peringatan,
mereka terus dalam dosa mereka dan akan mendengar, “Enyah dari hada-
pan-Ku,” pada Hari Penghakiman.
Mungkinkah inilah alasan mengapa mengkhotbahkan Injil dengan
tepat ialah “memperingatkan tiap-tiap orang dan mengajari orang-orang
dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesem-
purnaan dalam Kristus” (Kolose 1:28 NKJV). Kita bukan hanya harus
mengajar, tetapi juga memperingatkan.
Pikirkanlah tentang apa yang Allah jelaskan dalam ayat-ayat di atas:
“Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.”
Apakah Anda telah memikirkan fakta bahwa kita harus waspada terha-
dap pengabaian kita untuk kekekalan? Yesaya memberitahu kita bahwa di
langit dan bumi baru,

“Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat
manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku,
firman TUHAN. Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai
orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ ulat-ulat-
nya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya
akan menjadi kengerian bagi segala yang hidup” (Yesaya 66:23-24).
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 261

Apakah Anda berpikir bahwa mereka yang “dituntut pertanggung-


an jawab” itu akan begitu saja melupakan bahwa mereka yang terbakar
di lautan api itu ada di sana karena mereka lalai untuk memperingatkan
mereka?
Jika filosofi kita hanyalah untuk menerima orang-orang dengan apa
adanya, dengan menawarkan keselamatan dengan mengucapkan satu “doa
pendosa” tanpa pertobatan, dengan demikian memberikan satu harapan
palsu tentang kepastian surga, kira-kira apa yang akan menjadi hasilnya?
Kita telah memberikan satu keamanan palsu kepada para pendengar kita
dan menghilangkan motivasi mereka untuk sungguh-sungguh bertobat.
Itu berlangsung tanpa mengatakan bahwa kita akan melihat orang-orang
yang kita sesatkan dengan “ungkapan kengerian”.
Ingatlah kata-kata Paulus yang menarik ini, “Sebab itu pada hari
ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap
siapapun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh
maksud Allah kepadamu” (Kisah Para Rasul 20:26-27). Paulus sangat
menyadari apa yang Allah sampaikan melalui Yehezkiel kepada siapa-
pun yang menyampaikan firman-Nya. Jika kita lalai memberitakan jalan-
jalan-Nya, kita akan dituntut pertanggungan jawab — itu akan menjadi
kesalahan kita. Mungkin ini sebabnya mengapa rasul Yakobus menulis
kepada kita:

Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau


menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan
dihakimi menurut ukuran yang lebih berat (Yakobus 3:1).

Kata-kata ini ada di Kitab Suci bukan untuk kita abaikan atau anggap
remeh. Allah meminta dengan sangat kepada kita agar tidak mendiam-
kan firman-Nya, tidak menganggap remeh panggilan-Nya pada perto-
batan dari perbuatan dosa. Ia sedang mengatakan ini demi kepentingan
para pemimpin, tapi juga demi kepentingan para pencari kebenaran. Dia
262 MEMBUNUH KRYPTONITE

mengasihi kita, tetapi Dia adalah satu Allah yang kudus dan Dia tidak
dapat mempunyai natur dosa dalam kehadiran-Nya. Dia telah membuat
satu jalan keluar; Dia telah membayar satu harga yang mahal demi kebe-
basan kita dan memberdayakan kita untuk berjalan bebas dari dosa.
Bagaimana kita akan luput dari penghukuman jika kita mengabaikan
pengajaran atau menerima satu keselamatan yang sedemikian besar?
Apakah sungguh layak meninggalkan satu argumen penginjilan yang
jelas-jelas diserukan oleh Perjanjian Baru? Kata-kata penyimpul dalam
kitab terakhir Perjanjian Baru tertulis, “Dan jikalau seorang mengurang-
kan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus,
seperti yang tertulis di dalam kitab ini (Wahyu 22:19). Bagaimana bisa
kita mengabaikan peringatan ini? Bagaimana bisa kita tidak membagikan
langkah pertama kepada keselamatan yang sejati, pertobatan dari dosa,
kepada orang-orang yang mencari kebenaran dari kita?
Apakah kita mengira kita lebih tahu dari Allah? Apakah kita pikir
bahwa adalah lebih penting memperoleh seorang pencari kebenaran
untuk kembali ke gereja dan mungkin di masa depan diyakinkan untuk
menjauhi dosa? Namun realitanya adalah, jika orang ini yang telah diberi
tahu bahwa mereka diselamatkan karena mereka telah memanjatkan doa
itu dan telah disambut ke dalam “keluarga”, mengapa kemudian mereka
harus merasakan pentingnya pertobatan? Mereka telah berada “di dalam”
dan “diliputi oleh anugerah.”
Charles G. Finney adalah seorang penginjil besar. Pelayanannya
sangat berkuasa sehingga pada satu kesempatan seluruh kota atau,
dalam satu peristiwa, kota Rochester, New York, berhenti dari bisnis
sehari-hari karena dampak penuh kuasa dari pertemuan-pertemuannya.
Ada waktu-waktu ia mengkhotbahkan pertobatan dari dosa dan pent-
ingnya keselamatan kepada pendengarnya malam demi malam hingga
para pencari kebenaran berada di tepi tempat duduk mereka. Ia masih
belum berdoa bersama para pencari kebenaran ini untuk diselamatkan.
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 263

Akhirnya, setelah beberapa malam, ia berkata demikian, “Jika Anda


sedang berpikir untuk menjadi seorang Kristen, kita akan mengadakan
satu “pojok bagi para penanya’ setelah pertemuan malam ini.”
Beribu-ribu orang diselamatkan dalam pertemuan-pertemuan-
nya, dan sejarah menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen para peto-
batnya tetap setia kepada iman. Saat ini, statistik yang sama jauh lebih
rendah. Keberhasilannya besar karena ia setia dengan apa yang diajarkan
Perjanjian Baru; ia tahu medote itulah yang terbaik!

Komunitas

Sekarang pentingnya apa yang dibukakan di awal buku ini semakin


terang. Jika kita menawarkan keselamatan kepada orang-orang yang terus
berbuat dosa, kita membuka komunitas kita kepada ragi dosa. Dosa yang
disengaja menyebar dengan cepat dan berdampak kepada individu-in-
dividu dan komunitas seperti yang dilakukan oleh kryptonite kepada
Superman.
Dengan menghindar untuk mengkonfrontir dosa, kita telah melemah-
kan gereja-gereja dan komunitas-komunitas kita, dan sebagai akibatn-
ya, kampung-kampung, kota-kota dan bangsa kita tidak menyaksikan
kemuliaan Allah. Gereja mula-mula mengubah seluruh desa, kota dan
bahkan wilayah karena kekuatan mereka ada di dalam kemuliaan Allah.
Mengapa kita masih belum mengubah komunitas kita pada abad 21?
Teknologi kita untuk menjangkau orang-orang secara efektif sejauh ini
telah berkembang dibandingkan dengan gereja mula-mula.
Mengapa aborsi, perzinaan, amoralitas seksual, homoseksualitas,
dan kebingungan gender berkembang di Amerika dan dunia Barat lain-
nya? Itu bukan karena masyarakat kita semakin maju. Tren yang sama
tentang meningkatnya pelanggaran hukum terlihat ketika gereja sema-
kin dingin pada abad keempat dan kelima. Ketika keKristenan menja-
di semakin populer di masyarakat Roma, gereja mulai bercampurdan
264 MEMBUNUH KRYPTONITE

efektifitasnya menyusut hingga tergelincir ke dalam apa yang sekarang


kita kenal sebagai Abad Kegelapan.
Saya sendiri tidak ingin melihat ini terjadi sekali lagi, dan saya tahu
ada sangat banyak pemimpin lain yang setuju. Kita tidak akan mengelak
untuk memberitakan seluruh kebenaran dalam kasih dan belas kasihan.
Mari bergabung dan putuskan untuk memberitakan kebenaran,
apakah itu populer atau tidak populer, apakah disambut atau tidak
disambut. Sampaikanlah firman Allah yang akan membawa perubahan
pada kehidupan, komunitas, kota-kota dan bangsa-bangsa. Melakukan
apa pun yang lain berarti menolak untuk mengasihi sesama kita.

Ambil Tindakan
Tidak ada peran dalam Tubuh Kristus di mana Anda dapat menyembu-
nyikan dampak-dampak dari dosa. Itu bukan hanya membahayakan para
pemimpin, tetapi dapat menyebar bahkan dari satu orang yang menyam-
but dosa ke dalam kehidupan mereka. Bungkamnya kita ketika berha-
dapan dengan dosa dapat mengirim orang-orang pada kehancuran,
menyisakan kita bertanggung jawab untuk kematian mereka.
Bacalah kalimat terakhir sekali lagi, tetapi jadikanlah itu bersi-
fat pribadi — bungkamnya saya ketika berhadapan dengan dosa dapat
mengirim orang-orang pada kehancuran, menyisakan saya bertanggung
jawab untuk kematian mereka. Ucapkanlah ini kuat-kuat beberapa kali
untuk membenamkannya dalam hati Anda. Biarkanlah bobot kebenaran
ini berdiam di hati dan pikiran Anda.
Allah akan meminta pertanggungjawaban dari Anda atas perka-
ra ini. Kita tidak dapat mengabaikan dosa. Kira-kira bagaimana hal ini
akan terlihat dalam kehidupan Anda? Bagaimana ini mengubah perkaw-
inan Anda atau cara Anda mengasuh anak? Bagaimana itu akan mengu-
bah cara Anda berbicara kepada orang-orang di gereja Anda? Mintalah
jawaban-jawaban dari Allah untuk pertanyaan-pertanyaan ini hingga
SUATU OPERASI GANTI WAJAH 265

Anda memiliki satu pemahaman yang jelas tentang bagaimana meng-


hidupi kebenaran ini. Lalu temukanlah seorang teman yang dapat Anda
percayai, dan bicarakanlah kepada mereka tentang rencana Anda menjal-
ani hal ini.
23

TOLERANSI

Mari kembali pada kata-kata yang diucapkan langsung oleh Raja kita
yang telah bangkit.
Dalam kitab terakhir dalam Alkitab, Yesus memberikan tujuh pesan
kepada tujuh gereja di Asia. Jika firman-Nya hanya dimaksudkan untuk
ketujuh gereja historis ini, seharusnya ini tidak terdapat di dalam Kitab
Suci. Fakta bahwa pesan tersebut dimasukkan dalam Alkitab berarti
mereka memiliki aplikasi profetis. Dengan kata lain, itu berlaku bagi kita
saat ini, sama seperti ketika pertama kali diucapkan.
Firman Allah itu hidup; karenanya, kita akan melihat pada pernyata-
an-pernyataan Yesus karena ditujukan kepada kita semua di zaman seka-
rang. Jadi jika kondisinya sesuai, mari menerapkannya — baik itu karena
dikuatkan oleh pujian-Nya ataupun dihajar dengan teguran-Nya yang
penuh kasih.

Siapa Izebel?

Gereja historis yang akan kita soroti adalah Tiatira. Yesus memulai
dengan menunjuk pada diri-Nya sendiri sebagai “Anak Allah, yang mata-
Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga” (Wahyu 2:18).
Kita dapat menafsirkan pernyataan ini sebagai mata-Nya seperti sinar
268 MEMBUNUH KRYPTONITE

laser yang melihat tepat pada jantung persoalan, dan kaki-Nya adalah
seperti tembaga murni, yang melukiskan kekuatan-Nya yang dahsyat.
Dengan penuh kegirangan, Dia memulainya dengan memuji kita,
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik
pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu
yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama” (Wahyu 2:19). Ini
sangat jelas: Ia tidak sedang membicarakan satu gereja yang mati, melain-
kan satu gereja yang hidup dan sedang bertumbuh.
Dia mulai dengan mengakui dan memuji kasih kita. Dalam matinya
satu gereja atau pelayanan, biasanya kasihlah yang pertama-tama menyu-
sut atau menjadi dingin, baik kepada Allah maupun kepada manusia.
Dari keadaan tragis ini, buah-buah kebenaran kita pada akhirnya akan
mati juga.
Tidaklah mengejutkan, inilah fokus teguran Tuhan kepada gereja
pertama di Efesus — mereka telah meninggalkan kasih mula-mula
mereka. Tetapi tidak dengan Tiatira. Yesus memuji kasih gereja ini. Ia
mengidentifikasi satu komunitas orang-orang percaya yang perduli satu
sama lain, dan ini sangatlah penting di mata Allah. Secara pribadi saya
yakin inilah alasan mengapa Yesus memuji kasih kita sebelum membahas
hal lainnya, bahkan sebelum iman, pelayanan, atau kesabaran kita.
Realitas lain yang menakjubkan ialah bahwa gereja ini sedang
bertumbuh di dalam kasih, iman, pelayanan, dan kesabaran. Luar
biasa! “Merawat” bukanlah kata yang mengidentifikasi tubuh orang-
orang percaya ini; mereka secara konsisten berkembang dalam bidang-
bidang yang penting. Parafrase The Message menyatakan ini dengan
indah: “Aku melihat segala sesuatu yang sedang engkau lakukan bagi-
Ku. Mengesankan! Kasih dan iman, pelayanan dan ketekunan. Ya, sangat
mengesankan! Kau semakin baik dalam hal itu setiap hari.” Pemimpin
atau anggota dari suatu gereja manapun akan bersukacita mendengar
kata-kata ini diucapkan oleh Tuhan sendiri.
Tetapi tiba-tiba pujian-Nya berubah menjadi teguran:
TOLERANSI 269

“Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita


Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan
hamba-hamba-Ku supaya berbuat zina dan makan persembah-
an-persembahan berhala.” (Wahyu 2:20)

Ada begitu banyak yang perlu dipahami dalam perkataan ini. Pertama
sekali, mari perhatikan nama Izebel. Apakah ini nama sebenarnya dari
seorang perempuan historis? Kebanyakan penafsir setuju itu bukan yang
sebenarnya. The New American Commentary: Revelation mengatakan,
“Tidak ada peristiwa tentang nama Izebel dalam literatur Yunani-Roma
pada masa itu… bahwa setiap orang Yahudi yang menamai seorang putri
dengan Izebel tidak ada bedanya dengan orang-orang Kristen menamai
seorang anak dengan Yudas atau bagi orang Yahudi menamai seorang
anak dengan Yesus di era-era yang kemudian hingga abad pertama.”
Para penerjemah New Living Translation nampaknya setuju dengan alur
pemikiran ini karena kata-kata Yesus diterjemahkan dengan “Izebel itu.”
Menyebutkan nama itu dengan cara demikian sama dengan ketika
Anda mungkin merujuk pada seseorang yang lucu secara konsisten
sebagai “komedian itu.” Ini bukanlah nama mereka, melainkan satu peng-
gambaran dari pola perilaku mereka yang biasa.
Jadi amanlah untuk mengatakan bahwa kita sedang berhubungan
dengan seorang perempuan historis berpengaruh yang diberi cap sebagai
seorang “Izebel,” tetapi itu bukanlah namanya yang sebenarnya. Ia memi-
liki satu pengaruh yang kuat dan pada akhirnya satu kelompok pemim-
pin secara kolektif menyebarkan pesannya secara terus-menerus. Di
dunia sekarang, itu bisa saja seorang laki-laki, perempuan, atau mungkin
satu kelompok pemimpin yang menyebarluaskan merek pengajaran
yang sama. apa punitu, yang penting adalah filosofi pelayanan ini sedang
mempengaruhi seluruh gereja.
Mengapa Tuhan memberinya cap ini? Hasilnya kemungkinan besar
serupa dengan tindakan Izebel, isteri Raja Ahab dari Israel kuno, seperti
270 MEMBUNUH KRYPTONITE

terdapat dalam kitab Raja-Raja. Banyak yang dapat dikatakan menge-


nai ratu historis ini, tetapi marilah melihat dampak menyeluruhnya atas
Israel. Ia adalah seorang yang terus-menerus menghidupkan penyem-
bahan berhala yang mengakibatkan firman Tuhan dibungkam di dalam
komunitas itu, bangsa Israel. Para pemimpin dibungkam dan sisa lain dari
bangsa itu, menjadi malashingga pada titik berada dalam satu keadaan
tidak sadar. Hanya satu orang, Elia, yang memiliki nyali untuk bersuara
menentang ini.
Pengaruh Izebel terbukti ketika Elia mengkonfrontir bangsa itu dan
memintanya memilih antara menaati Allah atau menjalani dosa. Ini
dilakukannya di hadapan “para nabi” yang ada dalam daftar orang-orang
yang digaji Izebel, nabi-nabi Baal dan Asyera. Orang-orang ini adalah
orang-orang media, kelompok-kelompok minat khusus, para pembuat
hukum, para pengacara, dan lain-lain di zaman Elia. Bangsa itu telah
dikumpulkan dan di hadapan “para elit” ini, Elia menantang umat itu:

Berapa lama lagi kamu akan mendua hati?Jika ALLAH adalah Allah
yang sebenarnya, ikutilah Dia; jika dia adalah Baal [perbuatan dosa],
ikutilah dia. Pikirkanlah!” (1 Raja-Raja 18:21 MSG)

Ada sesuatu yang lebih lagi untuk mengikut Allah daripada iman
yang diam. Kita harus menyampaikan firman-Nya; kita dipanggil untuk
menjadi duta-dutanya. Bagaimana ini dikerjakan? Paulus membuatnya
jelas,

Sebarkan dan khotbahkanlah Firman! Jagalah rasa kegentingan


[bersiap-siap, sedia dan siap], apakah kesempatannya terlihat baik
atau tidak baik. [Apakah itu membuat nyaman atau tidak nyaman,
apakah itu disambut atau tidak disambut, engkau sebagai yang
mengkhotbahkan Firman harus menunjukkan pada orang-orang
dalam cara apa kehidupan mereka salah.] (2 Timotius 4:2 AMPC)
TOLERANSI 271

Elia adalah satu-satunya di Israel yang cukup mengasihi orang lain


untuk menunjukkan kepada umat itu betapa kehidupan mereka telah
salah.
Pengaruh Izebel menempatkan ketakutan di dalam diri para pemim-
pin dan komunitas. Sekarang mereka bungkam, lesu, terintimidasi, dan
tidak akan bersuara lagi demi Yahweh. Perbuatan dosa telah memegang
kendali, dan firman Allah telah diabaikan. Dalam Perjanjian Baru, satu
dampak yang serupa sedang mulai terjadi di dalam gereja. Yesus tidak
akan mengizinkannya, maka Dia mencari seorang pelayan, Rasul Yohanes
— sama seperti Elia — yang akan berbicara.

Perkara yang Sebenarnya

Kini kita harus bertanya, di gereja Tiatira, apakah Yesus sedang menga-
cu kepada anggota-angggota yang secara fisik terlibat dalam amorali-
tas seksual dan makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala?
Mungkin saja, tetapi saya akan menjauhi penafsiran ini, karena makan
makanan yang dipersembahkan kepada berhala tidaklah dihakimi oleh
Paulus ketika ia menulis surat kepada dua gereja (lihat Roma 14 dan 1
Korintus 10). Mengapa Yesus akan menyebut sesuatu sebagai kejahatan
padahal Paulus di bawah ilham Roh Kudus menyetujuinya? Seorang ahli
tafsir yang terkenal baik mengatakan, “Mengenai godaan orang-orang
ke dalam amoralitas seksual, tidak sedikit penafsir menyarankan bahwa
hubungan seksual yang sebenarnya tidak mungkin, karena pastinya ini
tidak akan dapat diterima di dalam gereja. Agaknya, rujukannya adalah
ketidaksetiaan secara rohani dan/atau secara doktrin” (The New American
Commentary: Revelation).
Apapun persoalannya, tidak ada dari fakta-fakta ini yang menjadi
fokus teguran Yesus. Perbuatan, atau malahan kepasifan, yang dibahas
oleh Yesus adalah persoalan yang perlu kita perhatikan, dan itu adalah
toleransi. Dia berkata, “Engkau membiarkan.” Kata Yunaninya adalah
272 MEMBUNUH KRYPTONITE

eao. A Handbook on the Revelation to John mendefinisikan kata ini secara


menyeluruh: “Artinya dapat dinyatakan secara positif, ‘engkau mengi-
zinkan’, ‘engkau memperbolehkan,’ atau secara negatif, ‘engkau tidak
melarang,’ ‘engkau tidak menghentikan,’ ‘engkau tidak mencegah.’
Ketika Anda memikirkan hal ini, ini tak masuk akal. Yesus sedang
membicarakan para pelanggar yang sedang, atau dalam situasi kita saat
ini, para pelanggar yang melestarikan satu pengajaran yang membujuk
umat-Nya ke dalam penyembahan berhala (perbuatan dosa). Dia dengan
jelas mengatakan, “Aku memberinya waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak
ingin berpaling” (Wahyu 2:21). Tampaknya, telah ada peringatan-perin-
gatan sebelumnya, namun sedihnya peringatan itu diabaikan.
Dia menegur keras siapapun yang mengizinkan pengajaran itu dilan-
jutkan; dengan kata lain, kita tidak sedang mengkonfrontir persoalan ini.
Sebaliknya, kita hanya mengajarkan hal-hal yang baik, membesarkan
hatidan bagian-bagian yang membangkitkan semangat dari Perjanjian
Baru. Intinya, kita bungkam, tidak berbeda dari orang-orang Israel pada
zaman Izebel. Ini dapat diperbandingkan dengan situasi ini: Kita semua
sedang terjebak dalam satu bangunan yang terbakar, tetapi tak seorang
pun dari kita yang melakukan sesuatu untuk melarikan diri atau meno-
long orang lain untuk menyelamatkan diri. Kita hanya meneruskan
untuk menghibur satu sama lain dengan betapa diberkatinya kita dan
terus menyatakan kasih kita kepada satu sama lain sementara atap dan
tembok-temboknya rubuh.

Dilema Serupa

Rasul Yudas menghadapi satu dilema. Ia ingin menulis kepada sauda-


ra-saudara Kristen untuk membesarkan hati mereka tentang keaja-
iban keselamatan kita, tetapi ia tidak dapat. Rumah sedang terbakar. Ia
harus menghadapi kryptonite yang sedang merambat ke dalam gereja.
Perhatikanlah kata-katanya:
TOLERANSI 273

Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sung-


guh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersa-
ma, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan
menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk memperta-
hankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.
Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di
tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentu-
kan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang
menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan
hawa nafsu mereka. (Yudas 3-4)

Hamba Allah ini dengan penuh hasrat ingin menulis kepada orang-
orang yang dikasihinya tentang keuntungan, berkat, dan janji-janji hidup
kita di dalam Kristus. Ia ingin tetap ada dalam dunia yang menyemanga-
ti dan membesarkan hati, seperti yang paling diinginkan banyak orang.
Saya dapat menceritakan kesulitannya. Satu dari peperangan
emosional besar yang sering saya hadapi ketika menulis atau mengajar
ialah keinginan untuk tetap hanya pada sisi “membesarkan hati”. Saya
suka menyemangati — siapa yang tidak? Namun, ada satu dorongan Roh
Kudus yang menarik kita untuk membahas apa yang sedang berusaha
membinasakan anak-anak Allah yang berharga.
Karena itu, kasih Yudas yang murni memaksanya menuliskan kata-ka-
ta perlindungan tentang peringatan. Apa yang terjadi? Ini sedikit berbeda
dengan yang terjadi di Tiatira. Para pelaku kejahatan yang fasik ini, yang
menyamar sebagai para pendeta, pemimpin, atau orang-orang percaya,
maupun guru atau, kemungkinan besar, mencontohkan gaya hidup
mereka pada apa yang ia perkenalkan sebagai suatu “anugerah yang permi-
sif,” alih-alih “anugerah otentik yang memberdayakan.” Dengan kata lain,
yang diajarkan anugerah permisif tidak menjaga kita atau tidak memam-
pukan kita untuk menjauh dari kryptonite, tetapi memperbolehkan kita
hidup dengan sedikit atau hingga tanpa ada batas-batas kesalehan. Ini
274 MEMBUNUH KRYPTONITE

membuka jalan bagi masyarakat untuk mendikte gaya hidup kita karena
anugerah telah direduksi menjadi semata-mata satu selimut penutup dan
bukannya satu kekuatan yang memberdayakan. Jadi, intinya, orang-orang
percaya yang rentan bebas mengikuti keinginan-keinginan natur mereka
yang telah berdosa, sebagaimana dicontohkan oleh budaya masyarakat,
dengan demikian menjadikan mereka mudah terkena pada kryptonite.
Ini bukanlah tujuan dari anugerah Allah.
Yudas tidak merasa puas dengan mentolerir ragi yang sedang beker-
ja merasuk ke dalam jemaat-jemaat. Ia adalah seorang bapa yang sejati
dan sedang melindungi anak-anaknya dari satu gaya hidup menyele-
weng yang menarik mereka menjauh dari kehidupan Allah. Yesus tidak
akan menegurnya, sebagaimana Dia lakukan terhadap para pemimpin di
Tiatira; sebaliknya, Dia akan memuji Yudas.
Paulus, bapa lain yang peduli, tidak akan tetap bungkam ketika terja-
di perpecahan, perselisihan, amoralitas, perkara-perkara hukum, kesera-
kahan, dan berbagai perbuatan fasik lainnya di antara orang-orang yang
ada di dalam gereja. Ia terlalu mengasihi mereka untuk menghindari
tindakan yang menentang ragi yang akan menyebar dengan cepat ke
seluruh tubuh. Yakobus dan Petrus tidak berbeda.
Jika Anda membaca pesan-pesan dari bapa-bapa gereja mula-mula,
mereka mengikuti teladan itu dengan menggunakan satu senjata, yaitu
firman Allah yang tertulis dan diberitakan, untuk menghadapi perbuatan
dosa di antara umat Allah. Mereka bersuara dan membuang gagasan-ga-
gasan dan pembenaran-pembenaran yang dibentuk oleh budaya yang
bertentangan dengan pengajaran yang sehat. Para pembela Izebel tidak
menakutkan bagi para pemimpin ini ketika mereka merubuhkan berha-
la-berhala budaya!
TOLERANSI 275

Diam Berarti Memberikan Persetujuan

Ketika berbicara tentang kepemimpinan, diam adalah komunikasi


nonverbal. Itu menyampaikan persetujuan dan memberikan izin dengan
berkata, “Apa yang sedang Anda lakukan adalah baik.” Ada satu amsal
Latin kuno yang mengatakan, “Diam berarti memberi persetujuan; Ia
harus berbicara ketika ia mampu berbicara.” Tidak ada dari bapa-bapa
atau para pemimpin gereja mula-mula yang tetap bungkam sementara
kryptonite merayap masuk ke dalam kehidupan orang-orang yang mereka
kasihi dan yang untuknya mereka bertanggung jawab. Mereka bersuara
karena mereka melihatnya bersifat merusak, beracun, dan mematikan —
dapat menyebar seperti ragi.
Rasul Yohanes berkata, “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan
seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat” (1 Yohanes 5:19). Ada satu
keberlanjutan aliran kejahatan dalam masyarakat, dan yang paling meru-
sak ialah kejahatan yang tersembunyi. Ya, ia menyamar dengan kebaikan.
Arus penipuan ini dikenal sebagai “jalan dunia ini” (Efesus 2:2).
Lihatlah itu demikian: Di satu sungai Anda harus mendayung mela-
wan arus untuk bergerak ke hulu. Kita hidup dalam satu dunia yang
punya satu arus, dan arus ini secara langsung bertentangan dengan
kerajaan Allah, namun yang lebih berbahaya ialah mereka itu licik —
bertopengkan kebaikan. Jika kita tidak berbicara, ini dapat diperband-
ingkan dengan mengangkat dayung kita dan mengalir bersama arus. Kita
mungkin masih menuju ke hulu, masih memiliki tampilan dan perkata-
an-perkataan Kristen, tetapi kita akan mengalir bersama etika sosial
zaman kita dan akan kehilangan efektivitas kita.
Dengan mengangkat dayung kita, kita menghindari konfronta-
si yang menakutkan, namun apa yang tidak kita konfrontir itu tidak
akan berubah. Edmund Burke menulis, “Semua yang dibutuhkan agar
kejahatan menang adalah orang-orang baik tidak melakukan apa-apa.”
Berhala-berhala kultural dalam hati dan pikiran orang-orang percaya
276 MEMBUNUH KRYPTONITE

mengembangkan satu pegangan yang makin kuat ketika para pemimpin


tetap diam.
Ketika penipuan meningkat, apa yang kita tolerir pada akhirnya
akan menenangkan kita. Kini kita berempati dan bahkan menyetujui
apa yang melemahkan kekuatan supernatural kita. Kita bukan lagi satu
budaya yang menentang, melainkan menjadi satu cabang dari budaya
tersebut. Kita memiliki cap dari “keKristenan,” tetapi bukan duta-duta
kuasa melainkan agen-agen kebingungan. Dunia di sekeliling kita bertan-
ya, “Kami melihat gereja-gereja Anda, mendengarkan musik Anda dan
pengajaran tentang kasih dan anugerah, tetapi di mana bukti tentang
Allah Anda yang maha kuasa itu?”
Paulus dengan berani mendeklarasikan bahwa mereka yang mengaku
Kristen tetapi hidup sejalan dengan arus dunia ini sebenarnya merupa-
kan musuh-musuh dari salib. Ya, musuh!

Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang
kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang
hidup sebagai seteru salib Kristus. Kesudahan mereka ialah kebina-
saan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib
mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara dunia-
wi. Karena kewargaan kita adalah di dalam surga, dan dari situ juga
kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat. (Filipi
3:18-20)

Bacalah ayat yang pertama itu dengan teliti; pertama ada “banyak
orang.” Kedua, bukan kata-kata mereka yang menunjukkan bahwa
mereka adalah musuh, sebab mereka secara verbal mengakui Yesus.
“Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka,
mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sang-
gup berbuat sesuatu yang baik” (Titus 1:16). Mereka menyamar dengan
tampilan-tampilan yang saleh, tetapi menunjukkan bahwa mereka adalah
TOLERANSI 277

musuh melalui perilaku mereka; dikendalikan oleh hasrat kedagingan


— nafsu, kesenangan, status, popularitas, kejahatan seksual, gosip, dan
banyak lagi.
Paulus bersuara — ia mengkonfrontir dan tidak mentolerirnya.
Bacalah surat-suratnya dan lihatlah betapa seringnya ia memperingatkan
dan menegur kita terhadap perilaku fasik dan duniawi. Tetapi ingat inilah
firman Allah yang sebenarnya yang datang melalui tulisan Paulus kepada
kita.
Konfrontasi langsung dengan memberitakan apa yang dikatakan
firman Allah ialah satu-satunya cara untuk merubuhkan benteng-ben-
teng ini. Jika kita tidak menentangnya secara langsung dengan Kitab Suci,
kita membiarkan benteng-benteng filosofi ini terus beroleh kekuatan
dalam hati dan pikiran orang-orang percaya, juga bagi orang-orang yang
terhilang. Penolakan kita untuk bersuara membuka pintu bagi pengaruh
kryptonite.

Mempertentangkan Hasilnya

Apa yang menjadi kata-kata penyimpul Yesus untuk gereja kita? Itu bukan
untuk meredupkan hati kita. Dia dengan jelas mengatakan bahwa mereka
yang menerima pengajaran palsu akan “sangat menderita” kecuali kalau
mereka bertobat. Ini akan menjadi satu tanda, dan semua gereja akan
tahu bahwa Dia menyelidiki pikiran dan niat hati kita dan akan memberi
kita apa pun yang layak kita dapatkan (lihat Wahyu 2:22-23).
Tetapi inilah kabar baiknya: Dia berkata kepada mereka yang tidak
menerima kryptonite — mereka yang berpegang teguh pada Roh-Nya
dan firman-Nya — mereka akan diberikan kuasa atau bangsa-bangsa…
kuasa yang sama yang diberikan kepada Yesus oleh Bapa kita.
Hasilnya sangat bertolakbelakang: yang satu adalah konsekuen-
si-konsekuensi yang telah dinubuatkan dan yang lainnya adalah upah
yang tidak dapat terukur. Bisakah kita berusaha untuk tidak menaruh
278 MEMBUNUH KRYPTONITE

perhatian yang cermat terhadap perintah-perintah ini, khususnya karena


kata-kata ini langsung berasal dari mulut Raja kita yang telah bangkit?

Ambil Tindakan
Izebel memaksa nabi-nabi Allah untuk bungkam, dan bahkan membunuh
banyak dari mereka. Hanya satu orang yang rela berbicara atas nama
Tuhan, namun lihatlah apa yang Allah lakukan kepadanya. Dia melin-
dunginya, menyediakan kebutuhannya, dan mendukungnya dengan
tanda-tanda dan keajaiban supernatural yang masih mengherankan kita
sampai hari ini.
Allah masih terus mencari orang-orang yang akan berdiri dan berbic-
ara demi kebenaran. Ini bukan hanya berusaha menjadi kritis. Kita adalah
para pemburu dosa. Tetapi pada saat yang sama, kita tidak dapat membi-
arkan diri kita diintimidasi untuk menjadi bungkam, dengan menguatir-
kan bahwa orang-orang akan memandang kita sebagai seorang yang
kolot, intoleran, atau banyak cap lainnya.
Langkah pertama ialah dengan memperhatikan peringatan ini dalam
kehidupan Anda sendiri. apa pun yang terjadi, merdekalah dari dosa-do-
sa yang ke dalamnya Anda telah menyerahkan diri Anda di masa lalu.
Begitu Anda bebas, bekerjalah untuk membebaskan orang-orang lain,
dengan giat memperingatkan mereka tentang bahaya dosa; Paulus menu-
lis, “siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan
kamu telah menjadi sempurna” (2 Korintus 10:6).
Jika Anda tidak menyukai konfrontasi, mintalah Allah memberi
Anda satu kasih bagi orang lain yang akan mendorong Anda menghada-
pi mereka. Jadikanlah ini target berikutnya yang akan Anda atasi. Lalu,
dengan anugerah Allah, Anda dapat menolong orang lain juga untuk
mengatasinya.
24

KASIH DAN
KEBENARAN

Sekarang tibalah kita pada aspek paling kritis dari menghilangkan kryp-
tonite — motif di balik mengapa membunuhnya. Kurangnya atau tidak
adanya kekuatan besar untuk menghancurkan kryptonite ini kemungk-
inan besarnya adalah tergantung cara kita menghadirkan Injil dan filo-
sofi pelayanan kita. Kekuatan yang sedang saya bicarakan tak lain adalah
kasih Allah. Paulus membuat satu pernyataan yang hebat bagi kita:

Kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-ru-


pa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan
mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada
kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke
arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala (Efesus 4:14-15).

Pengajaran-pengajaransesat, serupa dengan apa yang Yesus bicara-


kan di Tiatira, sama seperti yang digambarkan dalam surat-surat Yudas,
Petrus, Yohanes dan Paulus. Pengajaran sesat begitu cerdik sehingga
mereka dengan mudahnya secara keliru dianggap sebagai kebenaran.
Sang musuh jauh lebih pintar dari pada yang kita perkirakan. Jika ia dapat
menyesatkan Hawa dalam satu lingkungan yang sempurna, meresap
280 MEMBUNUH KRYPTONITE

dengan kehadiran Allah, betapa mudahlah baginya untuk memperdaya


kita dalam lingkungan kita yang telah rusak? Dan apakah yang mungkin
melindungi kita dari tipuan pengajaran-pengajaran sesat ini?
Jawabannya ialah kebenaran, tetapi bukan hanya kebenaran saja —
kebenaran yang disampaikan dengan kasih. Kebenaran tanpa kasih meng-
arahkan kita menuruni jalan “tulisan hukum,”yang membunuh: legalisme.
Pada akhirnya ini menolong menyalakan serta mendukung penyesatan
dan itu disebabkan karena kita menghindari atau bahkan menghilang-
kan peringatan-peringatan Kitab Suci, yang begitu penting bagi keseha-
tan gereja.
Kita beroleh pukulan habis-habisan dari legalisme, karena ia keji,
kejam dan penuh kebencian. Untuk meniadakan kebrutalannya, kita
menekankan kasih. Tetapi kasih yang disampaikan tanpa kebenaran
bukanlah kasih sama sekali. Itu satu kepalsuan. Itu adalah satu bentuk
kebaikan, simpati, kelembutan, dan kesabaran, semuanya diperlihat-
kan dengan kasih yang kudus. Tetapi jika nilai-nilai kebajikan ini berada
di luar kebenaran, kita juga secaratak terelakkan akan berakhir di jalan
penyesatan.
Mari berterus-terang; kita begerak jelas dengan memberitakan kebe-
naran-kebenaran tertentu dari Kitab Suci karena kita melihat mereka
berada di luar kasih yang sungguh-sungguh sangat kita dambakan.
Kebenaran-kebenaran yang kita hindari menyerukan orang-orang untuk
tidak tetap seperti adanya mereka, tetapi membuat perubahan gaya hidup.
Kita melihat laki-laki dan perempuan yang dipanggil ke dalam pertobatan
tidak memiliki belas kasihan, kelembutan, kebaikan, dan kasih. Namun
pikirkanlah ini: Saya melihat seorang pria buta berjalan lurus ke satu
tebing yang akan mengakibatkannya mengalami kematian yang pasti.
Saya bisa membiarkan bencana ini terjadi karena intervensi saya bisa saja
dianggap sebagai sesuatu yang negatif atau intoleran terhadap arah pilih-
an pria itu. Jika saya tidak menghentikannya dantidak memberikan satu
teguran, ia akan mati. Jika saya secara positif menyemangatinya dengan
KASIH DAN KEBENARAN 281

membuat komentar-komentar yang membangkitkan semangat tetapi


tidak menyerukan penyesuaian jalan, maka saya akan membuat lang-
kah-langkahnya lebih menyenangkan, tetapi ia akan berakhir di dasar
jurang yang curam itu, mati. Apakah di sini ada kasih sejati?
Dalam masyarakat kita, dan dengan banyak orang di gereja, kasih
murni yang demikian dipandang fanatik dan penuh kebencian. Benteng
ini telah merasuki banyak orang percaya sebagai akibat dari memandang
kehidupan melalui perspektif masa tujuh puluh atau delapan puluh tahun
alih-alih melalui lensa kekekalan. Pikirkanlah contoh ini: Jika pandang-
an saya mengenai kebahagiaan adalah berumur satu hari, saya dapat
menghadiri resepsi pernikahan yang menyediakan satu meja yang penuh
dengan hidangan dan menyantap semuanya. Saya akan menjalani satu
hari bahagia yang menyenangkan. Namun, jika saya memiliki perspektif
tentang kebahagiaan selama enam bulan, saya akan memperlakukan meja
tersebut secara berbeda. Saya hanya akan menyantap satu hidangan, atau
sangat mungkin, tidak menyantapnya. Saya hanya tidak ingin mengalami
sakit perut keesokan harinya, tambahan sepuluh kilo berat badan yang
akan saya dapatkan beberapa hari berikutnya dari semua hidangan terse-
but, dan efek jangka panjang dengan mengkompromikan kesehatan.
Kita harus memandang kehidupan dalam satu konteks kekekalan
untuk memahami kasih sejati. Kasih yang hanya dari kehidupan di bumi
akan menerima orang-orang sebagaimana adanya mereka dan meng-
abaikan untuk memanggil mereka kepada perubahan gaya hidup. Kita
hanya ingin mereka menikmati sisa langkah-langkah mereka sebelum
jatuh ke dalam lubang yang kekal. Kasih sejati dengan suatu perspektif
yang benar berkata, “Saya cukup peduli dengan Anda sehingga membuat
Anda tidak nyaman selama beberapa saat untuk menyelamatkan Anda
dari suatu siksaan, kesakitan, dan penderitaan kekal yang melampaui apa
yang dapat digambarkan.”
Ada satu neraka yang nyata. Itu bukanlah satu metafora atau kata
kiasan atau suatu tempat penghukuman sementara, tetapi mereka yang
282 MEMBUNUH KRYPTONITE

berakhir di sana akan “disiksa siang malam sampai selama-laman-


ya” (Wahyu 20:10). Dapatkah kita mengabaikan perkataan-perkata-
an Yesus, “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal”
(Matius 25:46), atau perkataan Paulus, “Mereka ini akan menjalani huku-
man kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari
kemuliaan kekuatan-Nya” (2 Tesalonika 1:9).
Kekal berarti selamanya — tidak ada penafsiran lainnya. Siksaan,
kesakitan, dan penghukuman melampaui apa yang dapat digambar-
kan dan tidak akan berakhir. Tetapi yang membuat ini menjadi begitu
mengerikan ialah sepenuhnya dijauhkan dari hadirat Tuhan. Begitupun,
penjauhan ini bukan hanya dalam kehidupan yang akan datang, tetapi
juga dalam kehidupan ini. Saya akan membahas tentang aspek ini secara
singkat.
Allah tidak menciptakan neraka untuk manusia, tetapi untuk “Iblis
dan malaikat-malaikatnya” (Matius 25:41). Setan telah memperdaya
manusia, dan karenanya menawan kita sebagai tahanan-tahanan takdir-
nya sendiri. Yesus digerakkan oleh kasih dan datang untuk membebas-
kan kita dari apa yang ke dalamnya kita telah menghukum diri sendiri.
Jika Dia melakukan satu penyelamatan agung yang demikian, bagaimana
bisa kita menganggap remeh cara-Nya untuk luput dari satu takdir yang
begitu mengerikan?
Marilah kembali pada ilustrasi resepsi perkawinan kita. Keputusan
saya hanya menyantap satu atau tidak memakan hidangan itu sama sekali
mungkin membawa pada penganiayaan. Orang-orang lain mungkin
berkata, “Ayolah John, hidangan ini sangat baik, sangat lezat, mereka
akan membuatmu bergembira, mari menikmati hidup.”
Tidak, pernyataan-pernyataan itu jauh dari benar dan akan membuat
saya menyimpang. Itu bukanlah “mari menikmati hidup” tetapi “mari
menikmati hari itu.” Inilah realitanya: Saya akan jauh lebih menikmati
hidup dengan memiliki perspektif jangka panjang. Hal yang sama berlaku
mengenai kerajaan Allah.
KASIH DAN KEBENARAN 283

Mengapa Anda pikir rasul Paulus bertahan dilempari batu, didera


lima kali dengan masing-masing tiga puluh sembilan cambukan, dipukuli
tiga kali dengan tongkat, menanggung hari-hari kesesakan yang menyiksa
siang dan malam, dan banyak kesukaran lainnya? Apakah Anda berpikir
ia melakukan itu untuk mencari nama bagi dirinya sendiri, untuk menja-
di seorang pembicara konferensi yang populer, untuk menarik orang
banyak, untuk menjadi pengarang yang terkenal? Tidak, kasih Allah
mendorongnya — kasihlah yang menggerakkannya. Ia melihat melalui
perspektif kekekalan dan mengasihi tanpa takut. Ia tidak akan meneri-
ma popularitas di atas kebenaran, karena ia mengasihi orang-orang yang
kepadanya ia diutus untuk ditolong dibawa kepada Kristus.

Apa Itu Kasih Sejati?

“Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Dia bukan hanya memiliki kasih,
tetapi adalah hakekat dari kasih. Jadi bagaimana kita harus mendefi-
nisikan kasih ini?
Saya sedang berdoa baru-baru ini dan Tuhan berbicara ke hati saya:
“Nak, umat-Ku sedang berfokus tentang pengertian apa itu kasih, bukan-
nya masuk ke dalam defenisi intinya.”
Pemikiran ini muncul kemudian, kasih itu sabar, kasih itu murah
hati, kasih tidak sombong, kasih tidak kasar, kasih tidak menuntut cara-
nya sendiri, bersamaan dengan banyak deskripsi lain tentang kasih dalam
1 Korintus dan seluruh Alkitab. KemudianRoh Kudus menunjukkan
pada saya, jika kita sedang mengajari seorang anak kecil untuk membe-
dakan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, bagaimana kita
akan melakukannya? Jika kita hanya mengajarkan, “Seorang perempuan
memiliki dua kaki, dua mata, satu hidung, satu mulut, dua lengan, dua
tangan, dan dua kaki” — apakah itu akan menjadi suatu gambaran yang
akurat?
284 MEMBUNUH KRYPTONITE

Begitupun, dengan satu gambaran umum yang demikian, sang anak


bisa saja kemudian melihat seorang laki-laki dan berkata, “Ada seorang
perempuan.” Ini mungkin terjadi, karena Anda tidak memberinya
deskripsi yang tepat yang membedakan seorang laki-laki dari seorang
perempuan. Anda tidak mengatakan, “Inilah yang menjadikan seorang
perempuan berbeda dari seorang laki-laki…”
Itulah satu “kasih” yang dinikmati oleh dunia: kasih itu sabar, baik,
tidak kasar, dan memiliki banyak kemiripan lainnya dengan kasih Allah.
Namun, definisi yang pada akhirnya membedakan kasih Allah dari kasih
dunia ditemukan dalam kata-kata ini: “Sebab inilah kasih kepada Allah,
yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya” (1 Yohanes 5:3).
Jika kita melewatkan definisi yang begitu penting ini dalam suratnya
yang pertama, Yohanes —yang dikenal sebagai rasul kasih— mengarti-
kannya sekali lagi dalam suratnya yang kedua:

Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perin-
tah-Nya. (2 Yohanes 6)

Ini berbeda dengan “kasih adalah” dari rasul Paulus sebagaima-


na terdapat dalam 1 Korintus. Yohanes tidak memberikan aspek-aspek
deskriptif dari kasih, tetapi menawarkan definisinya yang paling inti —
apa yang membedakan kasih Allah dari semua bentuk kasih lainnya.
Kasih berarti memelihara perintah-perintah Yesus. Tuhan memperjelas-
nya pada saat Perjamuan Terakhir:

“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah


yang mengasihi Aku.” (Yohanes 14:21)

Jadi jika saya baik hati, sabar, lembut, tidak cemburu, tidak kasar,
tidak sombong, dan tidak menyebalkan — tetapi saya terus-menerus
KASIH DAN KEBENARAN 285

menipu isteri saya atau menipu pajak saya — saya tidak sedang berjalan
dalam kasih Allah.
Jika saya baik hati, sabar, lembut, tidak cemburu, tidak kasar, tidak
sombong, dan tidak menyebalkan, tetapi saya menyetujui dan membe-
narkan amoralitas seksual, seperti homoseksualitas, yang sekarang secara
meningkat disetujui dan dianjurkan bahkan oleh pemerintah di banyak
negara, maka saya tidak sedang berjalan dalam kasih Allah.
Faktanya, saya telah diperdaya dan berada di suatu tempat yang lebih
berbahaya dari pada seorang pria yang kasar, cemburu, sombong, dan
menyebalkan, karena ia mungkin tahu ia sedang jauh dari Allah. Saya,
secara keliru, mungkin berpikir saya ada dalam posisi yang benar terh-
adap Allah, karena seseorang telah menuntun saya dalam suatu “doa
pendosa,” tetapi saya tidak pernah bertobat dari perbuatan dosa saya.
Ringkasnya, saya tidak sedang memelihara perintah-perintah Yesus.
Pada titik ini, izinkan saya mengemukakan poin yang sangat penting
ini: Saya tidak memelihara perintah-perintah Allah supaya diselamatkan.
Sebaliknya, saya berjalan di dalamnya karena saya sudah diselamatkan
dan memiliki kasih-Nya berdiam di dalam saya. Menjadi taat adalah
bukti bahwa saya benar-benar telah menyerahkan hati dan hidup saya
kepada-Nya.
Sekali lagi, yang benar ialah, setiap bentuk kasih yang secara langsung
bertentangan dengan firman dan jalan-jalan Allah bukanlah kasih yang
bertahan selamanya. Itu hanya sementara. Itu akan menyebabkan orang-
orang merasa baikan, bahkan berkorban, dan akan menyediakan keter-
libatan dan penerimaan, tetapi itu tidak akan kekal. Itu tidak akan
memimpin pada kehidupan yang kekal. Suatu hari nanti ia akan jatuh
dari sebuah tebing curam ke dalam lubang lautan api yang kekal.
Lalu mengapa, apakah kasih yang terlihat begitu benar ini, hanya
sementara? Adam dan Hawa menilai buah pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat itu adalah sesuatu yang baik dan mengira itu
akan menjadikan mereka bijaksana.
286 MEMBUNUH KRYPTONITE

Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan
dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. (Kejadian 3:6)
Pikiran-pikiran awal Hawa kemungkinan besar beranjak menuruni
jalan ini, Mengapa satu Allah yang benar memberitahu kami untuk tidak
memakan sesuatu yang “baik” bagi kami? Ini tidak masuk akal. Ia memi-
lih merangkul yang “baik” dan “bijaksana” itu yang berada di luar ajaran
Allah. Kita ingin tahu “alasannya”, tetapi marilah kita terus melangkah
maju: Ada beberapa hal yang Allah inginkan untuk kita taati bahkan
ketika kita tidak mengerti alasan di belakangnya. Dapatkah kita percaya
bahwa Dia mengasihi kita saat Dia memberitahu kita untuk menjauh dari
sesuatu yang tampaknya baik bagi kita? Dapatkah karakter-Nya diper-
caya? Atau, apakah kita menjadi juri yang memberitahu Dia apa yang
baik bagi kita, tak berbeda dengan apa yang dilakukan pasangan itu di
Taman Eden?
Ada begitu banyak contoh yang dapat diberikan tentang rahasia-ra-
hasia Allah atau alasan-alasan di balik perintah-perintah Allah, tetapi
biarlah saya hanya beri satu contoh. Setelah hampir 40 tahun, saya belum
bertemu seseorang yang dapat memberi saya alasan di balik mengapa
Allah memberitahu seorang nabi, “Jangan makan roti atau minum apa
punsementara engkau ada di sana, dan jangan kembali ke Yehuda melalui
jalan yang sama ketika engkau datang” (1 Raja-Raja 13:9). Sang nabi tidak
mematuhi perintah yang sepertinya bodoh ini, tetapi pada akhirnya ia
kehilangan nyawanya karena ketidaktaatan.
Sejujurnya, kasih sejati kadang-kadang dapat terlihat bertolakbe-
lakang dengan apa yang rasanya seperti kasih. Mengapa Paulus akan
berkata kepada gereja Korintus, “Karena itu aku suka mengorbankan
milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat
mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi?” (2 Korintus
12:15)? Agak sedikit masuk akal bahwa komunitas orang percaya ini
akan melihat Paulus seperti tidak mengasihi! Saya yakin jawaban yang
KASIH DAN KEBENARAN 287

jelas ialah mereka memandangnya sebagai seorang pemimpin dogmatik


yang legalistik, seseorang yang ingin membuat mereka berada di bawah
peraturannya, bisa dibilang demikian. Barangkali opini mereka tentang
Paulus telah tiba hingga pada level memandangnya sebagai seorang fana-
tik. Tetapi itu sama sekali bukan kebenaran. Ia mengasihi mereka dengan
kasih yang kekal, bukan kasih versi dunia. Ia mengkonfrontir mereka
dengan kebenaran, memperingatkan mereka, dan memanggil mereka
untuk bertobat, yang bisa jadi terlihat tidak mengasihi bagi pada pende-
ngarnya. Tetapi kata-katanya penuh dengan kasih sejati dari Allah.

Menyampaikan Kebenaran dalam Kasih

Dengan semua yang telah disampaikan, sekarang marilah kita kembali


membahas pentingnya kasih sejati. Mari mengulas gambaran kasih:

Kasih itu sabar.


Kasih itu murah hati.
Kasih tidak cemburu.
Kasih tidak memegahkan diri.
Kasih tidak sombong.
Kasih tidak melakukan yang tidak sopan
Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Kasih tidak pemarah.
Kasih tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan.
Kasih tidak berkesudahan.
Inilah kasih itu, memelihara perintah-perintah-Nya.

Jika kita menyampaikan kebenaran dan tidak murah hati, tidak


sabar, melainkan cemburu, memegahkan diri, sombong, kasar, mencari
keuntungan diri sendiri, pemarah, menyimpan kesalahan orang lain,
288 MEMBUNUH KRYPTONITE

tidak mengampuni, bersukacita atas ketidakadilan, dan menyerah pada


orang-orang, kita tidak sedang memelihara perintah-perintah-Nya. Jadi
kita dapat mengkhotbahkan pertobatan, iman dalam Yesus Kristus, dan
semua yang terdapat dalam Kitab Suci, namun kita tidak sedang berjalan
dalam kasih sejati. Kita telah masuk ke dalam dunia legalisme dan akan
melukai orang-orang, alih-alih membawa mereka kepada Allah.
Suatu kali ada seorang muda mendekati saya dan berkata, “Saya
dipanggil ke dalam pelayanan yang sedang Anda jalankan. Saya dipang-
gil untuk membawa teguran kepada tubuh Kristus!”
Dalam hati saya tahu apa motifnya ketika ia mengatakan ini pada
saya. Roh Kudus memberi saya kata-kata ini untuknya: “Apakah Anda
ingin tahu bagaimana bekerja dalam pelayanan profetik sejati?”
Wajahnya bersinar dan cepat-cepat menjawab, “Ya, saya akan senang
mengetahuinya.”
“Setiap kali Anda membawa bentuk teguran atau peringatan apa pun,
hati Anda terbakar dalam kasih bagi orang-orang yang sedang Anda
bicarakan,” kata saya.
Ia tak bisa berkata-kata selama beberapa saat. “Wow, Allah punya
beberapa pekerjaan yang perlu Dia lakukan dengan saya.”
Saya berkata kepadanya, “Saya sangat bangga kepadamu. Diperlukan
seorang yang rendah hati untuk mengatakan ini. Anda lebih dekat untuk
berada di tempat itu bahkan dibandingkan yang Anda tahu. Hati Anda
lembut.”
Kasih lebih perduli pada orang lain dibandingkan pada diri Anda
sendiri. Ia cukup perduli untuk tidak membiarkan siapapun berjalan ke
suatu tebing curam. Ia akan memancarkan semua karakteristik lembut
sebagaimana dilukiskan dalam 1 Korintus 13, tetapi dengan melakukan
demikian ia tidak akan pernah menyimpang dari perintah-perintah Juru
Selamat dan Allah kita.
Kasih begitu vital, sangat penting, itu merupakan hakekat kehidupan.
Berdoalah agar Allah memenuhi hati Anda dengan kasih-Nya, dengan
KASIH DAN KEBENARAN 289

diri-Nya sendiri, sehingga Anda akan benar-benar lebih perduli untuk


orang lain daripada hidup Anda sendiri. Kita diberi tahu bahwa Roh
Kudus mencurahkan kasih ini di dalam hati kita. Kita dapat memin-
tanya — dalamnya, panjangnya, dan tingginya kasih-Nya yang memberi
kehidupan.
Maka mintalah,sekali lagi mintalah, dan teruslah meminta kepa-
da-Nya untuk memenuhi hati Anda dengan kasih ilahi yang kekal.

Ambil Tindakan
Kita harus bersuara menentang dosa yang berusaha menyerbu gereja,
tetapi kita harus melakukannya dalam kasih atau peringatan-peringatan
kita tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Allah memperin-
gatkan kita terus-menerus di seluruh Alkitab, namun kasih-Nya yang
sungguh-sungguh memanggil-Nya bahkan untuk berbuat lebih banyak
— mengutus Anak-Nya untuk membayar harga untuk semua dosa yang
diperingatkan-Nya untuk tidak kita lakukan.
Inilah kasih yang harus kita miliki ketika kita memperingatkan orang-
orang terhadap dosa. Dan hanya ada satu sumber kasih — Allah. Allah
adalah kasih. Jika kita ingin bertumbuh dalam kasih, kita harus bertum-
buh dalam persekutuan kita dengan Allah.
Sangat penting melampaui kata-kata bagi kita untuk menghabiskan
waktu yang teratur dengan Allah, meminta dan mencari Dia untuk
memenuhi kita dengan lebih banyak kasih-Nya. Ketika kita dipenuhi
dengan kasih, ia akan menyingkirkan ketakutan kita untuk mengkon-
frontasi. Itu akan mendorong kita bertindak atas nama mereka di seki-
tar kita, bukan hanya melalui alasan-alasan kemanusiaan, tetapi untuk
memperingatkan ketika diperlukan. Kasih Allah akan membebaskan
kita dan memampukan kita membawa kemerdekaan pada orang lain.
Sisihkanlah waktu hari ini untuk berdoa dengan sungguh-sungguh —
jangan mudah menyerah — agar Allah kiranya memenuhi Anda dengan
kasih-Nya.
25

MEMBUNUH
KRYPTONITE

Tiga skenario mewabahi orang-orang percaya ketika berhadapan dengan


dosa.
Pertama, ada orang yang memilih mengabaikan dosa karena hati
mereka yang telah dikeraskan. Mereka telah kebal pada realitas yang
menghancurkan hati Allah. Tuhan meratap atas mereka, “Seharusnya
mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka
sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka” (Yeremia
8:12). Nurani mereka telah berkompromi, kadang-kadang bahkan hingga
pada titik menjadi layu.
Kedua, dan sama berbahayanya, adalah mereka yang menerima dusta
bahwa kita semua adalah pendosa menurut kodratnya dan darah Yesus
cukup berkuasa untuk membebaskan kita dari hukuman, namun bukan
dari belenggu dosa. Ini berpegang teguh pada kebenaran bahwa di dalam
Kristus, kita dijadikan kudus, tetapi percaya pada dusta bahwa tidaklah
perlu menjalani satu kehidupan yang dikuduskan. Inilah merek penga-
jaran yang disebarkan di gereja Tiatira. Paulus secara khusus membahas
pola pikir ini ketika ia menulis:
292 MEMBUNUH KRYPTONITE

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita


bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah
kita masih dapat hidup di dalamnya? (Roma 6:1-2)

Kedua skenario pertama ini jelas-jelas diidentifikasi sebagai kryp-


tonite, di mana perbuatan dosa yang disengaja melemahkan seorang
percaya, dan juga komunitas orang percaya manapun. Mereka yang berada
dalam kedua kategori ini menyerahkan diri kepada dosa. Merekalah yang
akan mendengarkan Yesus berkata, “Enyahlah dari pada-Ku,” pada Hari
Penghakiman (lihat Matius 7:20-23).
Yang ketiga adalah mereka yang berada dalam satu pergumul-
an untuk bebas dari dosa. Mereka ingin bebas, tetapi dosa menggeng-
gam erat mereka. Mereka masih belum menemukan dari firman Allah
bagaimana melatih kebebasan mereka dengan iman. Ketika mereka
berdosa, hati mereka hancur karena kasih mereka untuk Allah. Mereka
sungguh-sungguh bertobat, tetapi sewaktu-waktu mereka jatuh lagi ke
dalam dosa. Sedihnya, salah satu hal yang membuat mereka tetap dalam
belenggu dosa ialah rasa bersalah dan penghukuman yang ke dalamnya
mereka terikat. Rasa malu akan dosa mereka menjatuhkan mereka.
Jika Anda ada dalam kelompok ketiga ini, tolong dengarkan saya.
Yesus memberitahu kita, “Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia,
dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa
terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu
dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia” (Lukas 17:3-
4). Alasan Tuan kita menyuruh kita mengampuni seseorang yang berdo-
sa, namun sungguh-sungguh bertobat tujuh kali per hari, adalah karena
kita harus mengampuni sama seperti Bapa Surgawi kita mengampuni
kita (lihat Efesus 4:32). Ketahuilah, jika Anda telah berdosa berkali-kali
tetapi tiap kali dengan sungguh-sungguh mendekat pada Allah, hancur
hati dalam pertobatan yang benar, Anda telah diampuni dan darah
MEMBUNUH KRYPTONITE 293

Yesus menyucikan Anda seperti jika Anda tidak pernah berdosa. Jangan
hukum diri Anda, seolah-olah ini ini merampas kuasa darah Yesus dan
kembali menempatkan kebenaran pada perbuatan Anda sendiri. Anda
tidak akan pernah diselamatkan atau diampuni dengan melakukan ini.
Pengampunan adalah pemberian kemurahan Allah.
Skenario ketiga inilah yang hendak saya bahas dalam bab ini. Saya
ingin membagikan kisah saya tentang bagaimana firman Allah membe-
baskan saya.

Saya Tidak Bisa Bebas

Ketika saya berumur dua belas tahun, beberapa teman memperkenal-


kan saya pada majalah-majalah porno. Kami akan saling berbagi dan tak
perlu dikatakan, tak lama kemudian saya menjadi kecanduan.
Itu dimulai dengan bahan-bahan porno yang agak ringan, tetapi
dengan cepat berkembang menjadi materi yang keras. Ini membawa pada
fantasi-fantasi seksual yang tak terkendali dalam pikiran saya. Saya akan
duduk di kelas SMA saya, memandangi gadis-gadis, dan membayangkan
kami sedang melakukan persetubuhan. Saya dihanguskan hawa nafsu
seksual.
Pada umur sembilan belas tahun, saya menyerahkan hidup saya
kepada Yesus Kristus pada satu pertemuan di rumah persekutuan saya.
Banyak dosa yang segera kehilangan kuasanya atas hidup saya: kemabuk-
an, memaki, perilaku tak pantas dengan gadis-gadis, bersikap kasar, dan
banyak perilaku fasik lain menghilang begitu saja. Namun, pornografi
dan nafsu tidak melepaskan genggamannya. Saya masih terikat dan tak
mampu berjalan menjauh. Tiap kali saya menyerah pada dosa ini, saya
dengan cepat bertobat dan dengan tulus meminta pengampunan dari
Allah.
Sebelum diselamatkan, tidak sedetikpun saya memikirkan dorong-
an nafsu seksual saya, tetapi hanya menyerah kapanpun keinginan itu
294 MEMBUNUH KRYPTONITE

muncul. Setelah diselamatkan, sekarang saya berada dalam satu perta-


rungan ganas. Saya tidak ingin melihat pornografi karena saya tahu itu
bertentangan dengan perilaku yang kudus, tetapi ia nampaknya semakin
kuat dibanding kekuatan saya untuk menolaknya.
Pada tahun 1982, pada umur 23 tahun, saya menikahi Lisa. Saya
berpikir nafsu itu akan menghilang karena sekarang saya telah meni-
kahi gadis impian saya. Tetapi tidak demikian dan sebenarnya bertam-
bah buruk. Jika ada bahan pornografi di manapun di sekitar saya, saya
akan ditarik terhadapnya — hampir seperti serutan baja yang tertarik
pada suatu magnet. Itu mempengaruhi hubungan saya dengan Lisa, baik
di tempat tidur maupun di bidang-bidang keintiman lainnya.
Pada tahun 1993, saya memasuki pelayanan dan masih bergumul
dengan pornografi. Keyakinan saya bahwa itu salah bertumbuh semakin
kuat. Jabatan pelayanan saya di gereja adalah mengurus pendeta kami,
keluarganya, dan siapapun pendeta tamu kami. Gereja kami adalah salah
satu dari gereja paling dikenal di Amerika, dan kami menjamu banyak
pendeta dan pembicara tamu penting. Salah satu dari mereka adalah
seorang yang terkenal karena pelayanan pelepasannya. Ia telah melayani
di Asia selama beberapa tahun, dan cerita-cerita yang didokumenta-
sikan tentang bagaimana orang-orang merdeka dari kebiasan buruk atau
setan-setan sangat mencengangkan, kadang-kadang bahkan tak masuk
akal. Allah memakainya dalam satu cara yang hebat. Namanya adalah
Lester Sumrall.
Pada musim gugur tahun 1984, ia datang ke gereja kami untuk
melakukan suatu seminar empat hari, dan saya sekali lagi menjamu
beliau. Saya telah mengenalnya dengan sangat baik sejak kunjungannya
sebelumnya. Kali ini ketika saya sedang menjemputnya dalam kenda-
raan dan kami sedang sendirian, itu terlihat seperti satu waktu yang tepat
bagi saya untuk terbuka dan membagikan pergumulan saya terhadap
nafsu seksual. Saya merendahkan diri saya dan menyampaikan dengan
sangat jujur karena saya ingin keluar darinya! Lester berbicara dengan
MEMBUNUH KRYPTONITE 295

tegas sebagaimana yang akan dilakukan oleh seorang bapa sejati dalam
iman. Saya menyimak setiap kata dengan cermat, lalu dengan putus asa
meminta kepadanya, “Tolong berdoa untuk kebebasan saya.”
Ia memanjatkan satu doa yang sangat keras, tetapi yang mengece-
wakan saya, berminggu-minggu dan berbulan-bulan berikutnya, saya
tidak mengalami adanya perubahan. Saya terus berjuang memerangi
nafsu setelah itu.
Sekitar sembilan bulan kemudian, saya ditawari menggunakan suatu
kondominium agar dapat menyepi untuk berpuasa dan berdoa. Pada
hari keempat berpuasa, saya tidak akan pernah melupakan tanggalnya
— itu adalah 6 Mei 1985 — saya sepenuhnya dibebaskan dari roh nafsu
itu ketika sedang khusuk dalam doa. Roh Kudus memimpin saya agar
benar-benar memerintakan nafsu itu meninggalkan hidup saya. Saya
melakukannya, dan kuasa yang turun atas saya melampaui apa pun yang
pernah saya alami. Saya masih bebas hari ini, syukur bagi Allah!

Mengapa Kemudian?

Setelah berjalan dalam kemerdekaan selama beberapa tahun, satu


pertanyaan bernada gerutuan muncul, yang saya bawakan kepada Tuhan
di dalam doa. “Bapa,” tanya saya, “Saya tidak mengerti. Saya merendahkan
hati saya di hadapan Lester, hamba Allah yang besar ini. Karena banyak
orang yang telah dibebaskan melalui pelayanannya, mengapa saya tidak
terbebas pada hari itu ketika ia berdoa bagi saya? Mengapa itu terjadi
sembilan bulan sebelum saya terbebas?”
Tuhan mulai menunjukkan pada saya kehidupan saya pada periode
waktu itu. Selama musim gugur tahun 1984, ketika Lester datang untuk
berkhotbah, saya berdoa setiap pagi setidaknya selama 50 menit. Saya
telah melakukan ini selama beberapa tahun. Saya akan bangun jam 5 pagi
dan keluar sendirian pada pukul 5.30 pagi dan berdoa hingga pukul 7
pagi. Doa-doa saya yang paling bersemangat pada saat itu adalah, “Tuhan,
296 MEMBUNUH KRYPTONITE

pakailah aku untuk memimpin banyak orang kepada Yesus, pakailah aku
untuk menyembuhkan orang-orang sakit, pakailah aku untuk membe-
baskan orang-orang. Bapa, pakailah aku untuk mempengaruhi bang-
sa-bangsa bagi Yesus!” Saya akan mendoakanini lagi dan lagi, hari demi
hari, meminta Allah memasukkan saya ke dalam pelayanan dan membu-
ka pintu-pintu yang tak seorang pun dapat menutupnya. Saya berdoa
dengan gairah yang besar!
Suatu hari di musim gugur yang sama, saya sedang dalam rutinitas
normal doa pagi saya dan berseru seperti yang telah saya lakukan selama
beberapa bulan, bahkan bertahun-tahun. Tiba-tiba dalam satu momen
permohonan yang penuh semangat, Roh Kudus berbicara kepada saya
dan berkata, “Nak, engkau dapat memenangkan banyak orang bagi Yesus,
membebaskan banyak orang, dan menyembuhkan orang-orang sakit,
dan berakhir di neraka selamanya.”
Saya bingung. Bagaimana bisa jadi begini? Apakah benar ini Roh
Kudus yang sedang saya dengarkan? Saya sedikit curiga dengan apa yang
baru saja saya dengar, hingga Dia memecahkan keheningan sekali lagi
dengan berkata, “Nak, Yudas meninggalkan pekerjaannya demi mengi-
kuti Aku, Yudas mengkhotbahkan Injil, ia menyembuhkan orang sakit
dalam nama-Ku, ia membebaskan orang-orang dalam nama-Ku, dan
Yudas berada di dalam neraka.”
Saya telah dibesarkan menjadi Katholik dan baru menjadi seorang
percaya yang dilahirkan kembali selama lima tahun, sehingga saya
benar-benar tidak familiar dengan apa yang saya gambarkan ini. Saya
gemetar, malahan bergoncang secara batiniah ketika saya mendengar
kata-kata-Nya. Saya gemetar dan takut berbicara. Pada saat yang sama,
saya juga sepenuhnya bingung, tetapi saya tahu Allah sedang berbicara.
Saya takjub dengan kehadiran-Nya.
Pada akhirnya saya menghimpun kekuatan dan bertanya dengan
hormat, “Lalu hal apakah yang harusnya paling aku cari? Mengapa itu
yang pertama-tama penting?”
MEMBUNUH KRYPTONITE 297

Saya mendengar jawabannya dengan begitu jelas, “Mengenal-Ku


secara mendalam.”
Setelah perjumpaan ini, saya menyadari bahwa dalam penelaahan
Alkitab pribadi saya, bahwa ini adalah keinginan terbesar Daud, Musa,
Paulus dan semua orang yang mengakhiri kehidupannya dengan baik.
Paulus mengatakan:

Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan


Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh
karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan mengang-
gapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus. (Filipi 3:8)

Pengejarannya ialah untuk mengenal Yesus secara intim dan dari


pengetahuan itu akan memancarkan pelayanan yang berkuasa. Saya lebih
mengejar pelayanan, dibandingkan untuk mengenal Yesus secara intim.
Hari itu segalanya berubah.
Sekarang fokus utama doa saya setiap pagi adalah kira-kira seperti ini,
“Tuhan, aku ingin mengenal-Mu dengan cara terbaik yang dapat dikenal
oleh seorang manusia. Aku ingin menyenangkan-Mu dengan cara terbaik
seorang manusia dapat menyenangkan-Mu. Tunjukkanlah aku hati-Mu,
singkapkanlah bagiku apa yang penting bagi-Mu, dan tunjukkan padaku
apa yang tidak begitu penting bagi-Mu. Ajarilah aku jalan-jalan-Mu dan
kiranya hidupku membawa sukacita bagi-Mu…”
Saya masih akan keluar pagi-pagi sekali di pagi hari, tetapi kini
permintaan-permintaan saya yang pernuh gairah ialah selaras dengan
ini.
Maka jawaban kepada pertanyaan saya, “Mengapa saya tidak dibe-
baskan ketika Lester Sumrall berdoa bagiku?” adalah mengenai fokus.
Kemudian Allah berbicara kepada saya dan berkata, “Ketika engkau
membuka diri kepada penginjil itu, engkau takut dosa hawa nafsu itu
akan menjauhkanmu dari pelayanan yang kautahu Aku memanggilmu ke
298 MEMBUNUH KRYPTONITE

dalamnya. Kau takut itu akan membuatmu dikeluarkan. Fokus penderi-


taanmu adalah kamu; itu adalah satu dukacita duniawi.”
Dia melanjutkan, “Sembilan bulan kemudian, karena engkau sudah
berseru untuk mengenal-Ku secara intim, hatimu hancur karena engkau
melukai hati-Ku dengan dosamu. Kau tahu Aku telah mati untuk membe-
baskanmu dari dosa ini, dan kau benci terlibat dalam apa pun yang yang
sejalan dengan apa yang mengirim-Ku ke kayu salib. Fokus dukacitamu
adalah tentang Aku; itu adalah dukacita yang kudus.”
Paulus mengatakan kepada gereja Korintus,

Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdu-


kacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat.
Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga
kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami. Sebab dukacita
menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa
keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang
dari dunia ini menghasilkan kematian. (2 Korintus 7:9-10)

Kata Yunani bagi “keselamatan” dalam ayat ini bukan berarti agar dila-
hirkan kembali. Itu adalah kata soteria, yang diartikan sebagai “keaman-
an, pembebasan, penjagaan dari bahaya atau kehancuran” (WSNTDICT).
Mari pisahkan kata “pembebasan” dalam definisi ini dan masukkanlah
ke dalam ayat di atas: “Sebab dukacita menurut kehendak Allah meng-
hasilkan pertobatan yang membawa pembebasan.” Saya telah dibebaskan
— merdeka, dan itu adalah dukacita kudus yang membuka pintu untuk
mengamankannya.

Dua Dukacita

Dua jenis dukacita — yang satu kudus, yang lain duniawi. Bagaimana
keduanya dibedakan? Pengalaman Raja Saul dan Raja Daud
MEMBUNUH KRYPTONITE 299

menggambarkan perbedaannya. Seperti sudah dibahas dalam satu bab


sebelumnya, Saul tidak menaati Allah dalam peristiwa orang Amalek.
Ketika ia ditegur oleh nabi Samuel, ia menyangkalnya, tetapi Samuel
tidak menyerah. Kemudian Saul menyalahkan orang-orang Israel; hanya
setelah sang nabi terus mendesaknya, akhirnya Saul berkata, “Aku telah
berdosa.” Begitu ia mengaku, lalu ia cepat-cepat berkata kepada Samuel,
“Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku seka-
rang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel” (1
Samuel 15:30). Fokus dukacita Saul adalah dirinya sendiri. Samuel telah
mempermalukannya dengan mengkonfrontasinya di hadapan kelompok
pemimpin dan orang-orangnya. Ia ingin rasa hormatnya dipulihkan.
Raja Daud, di sisi lain, telah sangat berdosa. Ia melakukan perzinaan
dengan isteri laki-laki lain, dan memanipulasi pembunuhan suaminya
untuk menutupi dosanya. Nabi Natan mengkonfrontasinya di hadapan
kelompok pemimpin dan orang-orangnya. Tepat ketika dosanya dibuka,
Daud menjatuhkan diri ke tanah dan berkata, “Aku sudah berdosa kepada
TUHAN” (2 Samuel 12:13).
Saul berkata, “Aku telah berdosa.” Daud berkata, “Aku telah berdosa
kepada Tuhan.” Ada bedanya. Daud merasa hancur karena ia telah menya-
kiti hati Seorang yang dikasihinya. Dukacitanya tidak berfokus pada
dirinya sendiri, seperti yang dimiliki Saul. Ini diteguhkan ketika Daud
berbaring di tanah di hadapan Tuhan sepanjang malam dan berpuasa
tujuh hari. Ia sangat menyesal atas apa yang telah dilakukannya terhadap
Allah. Ia membuat hal ini sangat jelas ketika ia berseru:

Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan


melakukan apa yang Kauanggap jahat, supaya ternyata Engkau adil
dalam putusan-Mu, bersih dalam penghukuman-Mu. (Mazmur
51:4)
300 MEMBUNUH KRYPTONITE

Dukacita yang berasal dari dunia ini berfokus pada kita — Apa
konsekuensinya? Apakah saya akan dihukum? Apakah saya akan dipecat?
Apakah saya akan menderita karena dosaku? Apa yang akan dipikirkan
orang mengenai saya? — dan sebagainya. Dukacita yang kudus berfokus
pada Yesus; aku telah menyakiti hati Seorang yang saya kasihi, dan tak
peduli apa pun yang diputuskan-Nya: penghakiman-Nya adil dan benar
dan saya berlutut di hadapan kemurahan-Nya.

Tinggalkanlah

Kini saya telah bebas, tetapi saya masih memerlukan pikiran saya diper-
barui. Ini memerlukan waktu dua atau tiga tahun. Sebelum Mei 1985,
jika terdapat pornografi di manapun di sekitarku, saya tidak dapat meno-
lak daya tariknya. Kini saya mampu menolak dan memiliki kemampuan
untuk berpaling menjauh. Tetapi jika seorang perempuan cantik berjalan
di samping saya dalam pakaian ketat, saya akan harus memalingkan mata
ke arah lain untuk tidak memberi kesempatan bagi pikiran saya untuk
memikirkan hal-hal yang salah. Ini bukanlah kebebasan penuh yang
Yesus sediakan bagi kita. Pembebasan masih belum sempurna.
Ada satu perbedaan antara dimerdekakan dan dijadikan merdeka.
Saya dimerdekakan pada 6 Mei, tetapi Yesus berkata, “dan kamu akan
mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”
(Yohanes 8:32). Tujuannya adalah untuk dijadikan merdeka, dan diperlu-
kan kebenaran merasuki diri kita untuk melakukan ini.
Seiring berjalannya waktu, saya tetap di dalam firman-Nya dan
berdoa, dan pikiran saya mulai melihat hal-hal dengan cara Dia melihat-
nya mengenai perempuan. Perubahan paradigma pertama terjadi ketika
kesadaran memenuhi hati saya bahwa semua perempuan adalah anak
perempuan. Saya tahu kedengarannya ini bukanlah satu pemikiran yang
mendalam, tetapi itu benar bagi saya. Roh Kudus menunjukkan pada saya
bahwa setiap perempuan itu adalah gadis kecil dari seorang ibu dan ayah.
MEMBUNUH KRYPTONITE 301

Mereka bukanlah sepotong daging, sebagaimana saya telah memandang


mereka sebelum pembebasan saya.
Tak lama kemudian, bahkan satu pewahyuan yang lebih besar datang
ke dalam hati saya. Menjadi jelas bagi saya bahwa semua perempuan dicip-
takan dalam gambar Allah, dan Dia telah memahkotai mereka dengan
kemuliaan dan hormat (lihat Kejadian 1:26-27 dan Mazmur 8:5). Sekali
lagi, ini mungkin tidak terdengar hebat, tetapi ini adalah satu pewahyuan
yang mengubahkan hidup dalam pusat keberadaan saya.
Kini, jika pornografi berkelebat di hadapan saya, itu menjijikkan! Ya,
apa yang dulunya memikat saya, sekarang benar-benar menolak saya.
Sekarang jika seorang perempuan yang menarik berjalan melewati saya,
saya tidak lagi harus memalingkan kepala seperti yang saya lakukan
beberapa tahun setelah saya dibebaskan. Sekarang saya dapat melihatnya
tepat di matanya dan berkata dengan hangat,”Halo,” tanpa ada keinginan
tak pantas dengannya.
Saya menemukan kuasa anugerah Yesus Kristus. Saya menyadari
kebanyakan orang Kristen melihat anugerah sebagai keselamatan,
pengampunan dosa, dan suatu pemberian yang sebenarnya tak pantas
kita terima. Tetapi hanya berakhir di situlah bagi sebagian besar orang.
Saya tiba pada kesadaran bahwa memang semua atribut luar biasa ini
adalah anugerah Allah, tetapi ia juga memberdayakan kita untuk beru-
bah, melakukan apa yang diserukan kebenaran untuk kita kerjakan.
Bisakah gerangan kita meyakini bahwa anugerah Yesus yang
cuma-cuma membebaskan kita dari hukuman dosa kekal, tetapi tidak
cukup berkuasa untuk membebaskan kita dari belenggu dosa? Anda tidak
akan pernah bisa meyakinkan saya hal yang sebaliknya.
Saya tahu! Saya telah mengalami anugerah-Nya yang mengubah-
kan hidup dan sekarang saya bebas. Saya sangat bersyurkur karena
Dia mengerjakannya bagi saya, dan saya sangat bersyukur karena Dia
akan melakukan hal yang sama bagi Anda! Itu adalah satu peperangan,
bukan suatu jalan-jalan di taman, dibutuhkan kegigihan dan doa yang
302 MEMBUNUH KRYPTONITE

sungguh-sungguh. Lebih mungkin, itu akan sama bagi Anda. Kabar


baiknya ialah Anda tidak dapat gagal karena anugerah dan kasih Allah
tidak dapat gagal. Jadi tetaplah besertanya dan terbebaslah.

Ambil Tindakan
Allah adalah Juru Selamat Anda, dan tidak ada yang lain. Tidak ada
program lima langkah, tidak ada upaya manusia, dan tidak ada daftar
aturan yang dapat membebaskan Anda dari belenggu dosa. Namun itu
tidak berarti bahwa Allah membebaskan kita dari dosa kita sementara
kita tidak melakukan apa-apa. Allah akan membebaskan Anda, tetapi
untuk mengejar Dia memerlukan tindakan. Pengejaran akan Bapa
Surgawi dengan motif-motif yang benar — untuk mengenal-Nya, bukan
untuk memperoleh sesuatu dari-Nya — adalah apa yang akan menuntun
pada pembebasan Anda.
Pertanyaannya ialah, seberapa penting bagi Anda untuk dibebaskan?
Apakah Anda akan menyediakan waktu untuk mencari Allah? Apakah
Anda akan mengambil waktu untuk menyendiri jika Anda membutuh-
kannya? Apakah Anda akan berseru dan tidak akan berhenti hingga Anda
menemukan hadirat-Nya dan menggenggam janji-janji-Nya? Apakah
Anda akan mendekati-Nya, mengizinkan Dia menentukan agenda bagi
hubungan Anda? Apakah Anda akan mengejar kebebasan dari dosa demi
hubungan Anda dan bukan hanya karena ia menghambat kehidupan
yang Anda inginkan? Apakah Anda akan merendahkan diri Anda untuk
membiarkan para pemimpin saleh yang Tuhan tetapkan untuk berdoa
bagi Anda dan berbicara ke dalam hidup Anda?
Hitunglah harga belenggu Anda, tetapi juga hitunglah harga kebe-
basan Anda. Kemudian carilah Allah dengan sepenuh hati Anda. Dia
sedang menanti untuk mengenal Anda secara intim.
26

DOSA YANG
BUKAN DOSA

Apakah Anda menaikkan alis ketika Anda membaca judul bab ini?
Ada aspek lain dari penyembahan berhala yang masih belum kita
kupas, dan itu dapat diidentifikasi sebagai dosa yang bukan dosa. Untuk
melengkapi proses menghilangkan kryptonite, kita tidak dapat meng-
abaikan yang satu ini, sebab itu dapat menjadi yang paling sukar dipa-
hami dalam mengidentifikasinya. Mari memulainya dengan satu
perumpamaan.
Suatu hari seorang penonton berkata kepada Yesus tentang alangkah
hebatnya jika seorang menghadiri satu perjamuan dalam kerajaan Allah.
Yesus memanfaatkan perkataannya untuk menggambarkan satu kebe-
naran yang luar biasa. Dia berkata, “Ada seorang mengadakan perjamuan
besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimu-
lai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah,
sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama mulai
berdalih”(Lukas 14:16-18). Kata yang sangat penting dalam perump-
amaan ini adalah “berdalih.”
Apakah Anda pernah mengalami ini? Anda meminta sesuatu dari
seseorang, apakah itu satu pertolongan, satu undangan ke suatu pesta atau
makan malam, menyelesaikan suatu tugas yang perlu, atau menyuruh,
304 MEMBUNUH KRYPTONITE

atau permintaan lain apa pun, dan balasannya ialah satu alasan yang
lemah. Apa yang disampaikan oleh dalih-dalih ini? Paling sederhananya
adalah bahwa apa yang mereka inginkan lebih penting daripada permin-
taan Anda. Intinya, mereka sedang berkata, “Prioritas-prioritas saya lebih
tinggi dalam daftar saya daripada prioritas Anda.”
Menurut Yesus, orang ini tidak sedang mengadakan suatu acara
pesta memanggang, menyajikan hamburger dan hot dog dengan sejum-
lah kerupuk. Ini adalah satu perjamuan besar, satu peristiwa penting. Ia
melakukannya untuk memberkati orang-orang yang akan diundangnya.
Undangan telah dicetak, disegel, dan dikirimkan kepada setiap orang
yang diinginkannya untuk hadir, tetapi semua orang membalas dengan
berbagai dalih: “Seseorang berkata, ‘Aku telah membeli ladang dan aku
harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan’” (Lukas 14:18).
Inilah pertanyaan pentingnya: Apakah dosa membeli suatu ladang?
Tentu saja tidak. Jika ya, saya berada dalam masalah karena saya telah
membeli sejumlah tanah di sepanjang hidup saya. Namun, ketika membe-
li tanah menjadi lebih penting dari pada firman Tuhan, itu adalah dosa —
“dosa yang bukan dosa.” Lebih tepatnya, itu adalah penyembahan berhala
atau kryptonite.
Mari lihat pada orang berikutnya: “Yang lain berkata: ‘Aku telah
membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku
minta dimaafkan’” (Lukas 14:19).
Sekali lagi, apakah membeli lembu, atau supaya jadi lebih relevan,
apakah membeli perlengkapan untuk bisnis Anda adalah satu dosa? Tentu
saja tidak — Saya telah membeli perlengkapan bisnis di sepanjang hidup
saya. Namun, ketika membeli sesuatu itu lebih penting dari pada firman
Tuhan, itu adalah dosa. Jadi sekali lagi, itu adalah dosa yang bukan dosa,
atau lebih tepatnya, itu adalah penyembahan berhala atau kryptonite.
Mari menyimak penerima undangan yang terakhir:
DOSA YANG BUKAN DOSA 305

“Yang lain lagi berkata: ‘Aku baru kawin dan karena itu aku tidak
dapat datang’”. (Lukas 14:20).

Terakhir kalinya, izinkan saya bertanya, apakah menikahi seorang


isteri adalah suatu dosa? Jika ya, banyak pria, termasuk saya, berada dalam
masalah. Tentu saja tidak. Namun, ketika si isteri menjadi lebih penting
dari pada firman Allah, itu adalah dosa. Sekali lagi, itu adalah dosa yang
bukan dosa, atau lebih tepatnya, itu adalah penyembahan berhala atau
kryptonite.
Saya pikir poinnya jelas: ketika kita menempatkan siapapun, apa
pun, atau kegiatan apa punsebelum firman Tuhan, apa yang bukan dosa
menjadi dosa.

Kryptonite Saya Dibongkar

Sebagaimana telah saya katakan sebelumnya, saya jatuh cinta dengan


Yesus Kristus ketika saya ada di tahun kedua di Universitas Purdue. Saya
menerima Dia sebagai Tuhan pada perkumpulan kami di tahun 1981.
Saya menyala-nyala bagi Dia!
Beberapa bulan kemudian, ada musim sepak bola di Purdue. Saya
masih seorang junior, dan sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki
karcis yang berlaku sepanjang musim untuk semua pertandingan. Selama
dua tahun sebelumnya, saya tidak melewatkan satu pertandingan pun.
Tetapi sekarang, saya begitu bergairah tentang Yesus, saya gunakan waktu
untuk pertandingan sepak bola untuk mempelajari Alkitab saya. Rumah
perkumpulan kami sepi karena mereka semua ada di pertandingan itu.
Itu adalah satu kesempatan yang sangat baik untuk berdoa. Saya menik-
mati waktu bersama Allah lebih dari pertandingan sepak bola.
Tidak ada yang berkata kepada saya, “Kau jangan pergi ke pertan-
dingan sepak bola itu.” Saya tidak pernah berpikir bahwa menghadiri satu
pertandingan adalah salah. Nyatanya, saya pergi menyaksikan banyak
306 MEMBUNUH KRYPTONITE

pertandingan di tahun terakhir saya.


Persis setelah tamat dari Purdue, saya pindah ke Dallas, Texas, dan
beberapa bulan kemudian menerima jabatan pelayanan di gereja saya.
Karena ukuran dan pengaruh pelayanan, kami memiliki lebih dari 400
pekerja.
Pada waktu itu, Dallas Cowboys adalah salah satu dari tim terbaik
di Liga Sepak Bola Nasional. Saya bukan termasuk penggemar Cowboys
karena saya dibesarkan di Michigan, tetapi saya sering mendengar rekan-
rekan staf membicarakan mereka setiap Senin. Mereka akan sangat
bersemangat membahas setiap detail pertandingan hari sebelumnya —
statistik, permainan penting dan, tentu saja, gambaran potensi pertan-
dingan penentuan.
Karena keingintahuan, saya mulai menonton Cowboys. Dimulai
dengan seperempat atau separuh pertandingan. Saya suka menonton
mereka karena mereka sangat bersemangat.Ada juga keuntungan lain-
nya, itu memberi saya kesempatan membahas pertandingan itu dengan
seru bersama teman-teman di kantor.
Tetapi seiring berlalunya waktu, ketertarikan saya pada Cowboys
semakin kuat, dan saya mulai menonton seluruh pertandingan. Saya
mendapati diri saya berbicara pada TV dengan hasrat yang besar, berso-
rak dan kadang-kadang marah kepada para pemain. Pada akhirnya saya
tiba pada posisi saya tidak akan melewatkan satu atau bahkan setiap
bagian manapun dari suatu pertandingan. Bahkan ketika tidak sedang
musim bermain, rekan-rekan kerja dan saya meneruskan percakapan
tentang konsep dan betapa hebatnya Cowboys di musim berikutnya.
Sekarang saya telah menjadi penggemar fanatiknya!
Begitu musim berikutnya tiba, saya terbakar dengan penuh gairah.
Setiap hari Minggu setelah kebaktian, saya akan buru-buru pulang,
menyalakan TV, dan bahkan tanpa mengganti pakaian gereja saya — dan
kami mengenakan setelan masa-masa itu. Kadang-kadang saya langsung
duduk di sana menempel ke televisi, meskipun saya mengenakan pakaian
DOSA YANG BUKAN DOSA 307

yang tidak nyaman dan perlu ke kamar mandi. Saya tidak ingin melewat-
kan satu permainan pun.
Pada setengah laga, saya akan berganti pakaian. Jika Lisa butuh perto-
longan dengan sesuatu, lupakan saja. “Sayang, Cowboys sedang bertand-
ing,” saya akan bilang. Kami akan makan pada waktu separuh main atau
bahkan lebih baik, setelah pertandingan — tetapi tidak pernah selama
pertandingan.
Pada titik ini, saya tahu semua statistik timnya. Saya akan mengam-
atinya dengan cermat dan terus-menerus berpikir tentang bagaima-
na Cowboys dapat melakukan yang lebih baik. Sayalah yang memimpin
percakapan di tempat kerja. Ada sebagian orang di gereja saya yang memi-
liki tiket yang berlaku sepanjang musim, dan saya akan menerima setiap
undangan mereka untuk pergi ke stadion untuk menonton pertandingan.
Tidak pernah ada satu alasan lemah untuk tidak pergi.
Mari bergerak maju ke musim berikutnya. Tak lama kemudian, saya
mendoakan sesuatu yang saya pikir sangat sederhana dan nampaknya
tidak penting. Namun, saya tidak menyadari itu akan mengubah hidup
saya. Doa saya ialah, “Tuhan, aku mohon Engkau akan menyucikan hatiku;
aku ingin menjadi suci, dikhususkan bagi-Mu, sehingga jika ada sesuatu
dalam hidupku yang tidak menyenangkan bagi-Mu atau satu prioritas
sebelum Engkau, bukakanlah dan tolonglah aku menjauhkannya.”
Musim sepak bola makin mendekat dan pertandingan penentuan
juga mendekat. Hari itu adalah suatu pertandingan yang sangat penting.
Cowboys sedang bertanding dengan Elang Philadelphia, dan pemenang
pertandingan itu akan masuk ke pertandingan penentuan dan yang
kalah akan keluar. Saya menempel dengan televisi — tidak duduk di
dipan, tetapi berdiri di depan layar. Pertandingannya ada di perempat
final dengan hanya tersisa waktu delapan menit lagi. Cowboys terting-
gal empat poin, tetapi bintang gelandang mereka telah membawa tim
itu bergerak menguasai lapangan. Sekarang saya berjalan bolak-balik
di lantai di antara memperhatikan pertandingan, marah-marah karena
308 MEMBUNUH KRYPTONITE

frustrasi dengan tendangan-tendangan yang salah atau bereaksi dengan


sukacita yang sangat besar atas permainan yang hebat. Ketegangannya
menggembirakan.
Tiba-tiba, tanpa pemberitahuan lebih dulu, Roh Allah mendesak saya
untuk berdoa. Satu desakan tiba-tiba meliputi saya — berdoalah, berdoa-
lah, berdoalah! Itu merupakan satu beban, satu perasaan mendalam yang
kuat dan berat dalam hati saya. Saya telah mengenali desakan ini ketika
Roh Allah menginginkan Anda bergerak menjauh dan berdoa.
Saya berkata dengan kuat, “Tuhan, hanya tersisa delapan menit lagi
dalam pertandingan ini. Saya akan berdoa ketika pertandingan selesai.”
Desakan itu berlanjut, dan tidak berhenti.
Beberapa menit berlalu. Masih mencari keringanan, saya berse-
ru, “Tuhan, saya akan berdoa lima jam ketika pertandingan ini selesai.
Hanya tersisa enam menit lagi!”
Cowboys sedang menguasai bola di lapangan. Saya tahu mereka akan
membalas dan memenangkan pertandingan penting ini. Namun, desakan
untuk berdoa masih tidak meninggalkan saya. Bahkan, ia semakin kuat.
Saya frustrasi. Saya tidak ingin bergerak meninggalkan pertandingan itu.
Kemudian saya berkata dengan lantang, “Tuhan, saya akan berdoa
sepanjang sisa hari ini, bahkan hingga sepanjang malam jika itu yang
Engkau inginkan!”
Saya menonton sisa pertandingan itu. Cowboys menang, dan karena
saya telah membuat janji kepada Allah, saya segera mematikan televisi.
Saya langsung menaiki tangga ke kantor saya, menutup pintu, dan berlu-
tut di karpet lantai untuk berdoa. Tetapi desakan untuk berdoa tidak ada
lagi. Tidak ada lagi suatu beban tentang apa pun, bahkan tidak ada satu
perasaan enteng. Tidak ada apa-apa.
Saya berusaha melakukannya. Saya berusaha berdoa dan kata-ka-
ta saya basi dan datar. Tidak perlu waktu lama hingga saya menyadari
apa yang telah terjadi. Sayalah yang memilih mengakhiri permintaan
Allah. Saya memiliki alasan yang lemah yang lebih diutamakan di atas
permintaan-Nya.
DOSA YANG BUKAN DOSA 309

Saya menjatuhkan wajah saya ke karpet dan merintih, “Tuhan, jika


siapapun bertanya pada saya, “Siapa yang lebih penting bagiku, Tuhan
atau Dallas Cowboys?’ tanpa ragu-ragu aku akan menjawab, “Tentu saja
Allah!’ Tetapi baru saja saya menunjukkan siapa yang lebih penting. Tadi
Engkau membutuhkan saya, tetapi saya memilih pertandingan sepak
bola di atas Engkau. Tolong ampunilah aku!”
Dengan segera saya mendengar di dalam hati saya, “Nak, Aku tidak
menginginkan pengorbananmu dengan berdoa lima jam; Aku mendam-
bakan ketaatan.”

Bidang Manapun dalam Kehidupan

Jenis penyembahan berhala yang demikian dapat terjadi dalam bidang


manapun dalam kehidupan. Saya ingat, dalam periode waktu yang sama,
suatu pagi ketika saya sedang bersiap-siap menuangkan sereal saya ke
dalam suatu mangkok. Saya suka makan sereal di pagi hari! Namun pagi
itu, saya mendengar Allah berbisik, “Aku ingin kau puasa sarapan.”
Saya ingat memandangi sereal itu dan sangat menginginkannya.
Saya berkata, “Tuhan, saya akan menjalani puasa tiga hariuntuk minggu
depan,” — alasan lemah lainnya untuk tidak menaati apa yang diminta-
Nya dari saya. Dia menunjukkan pada saya dari sini tentang bagaimana
makanan menjadi satu berhala dalam hidup saya. Saya akan melewatkan
kesempatan-kesempatan berharga dengan Dia, karena keinginan saya
demi makanan lebih besar dari keinginan saya mengalami kehadiran dan
firman-Nya.
Dalam pola yang serupa, ketika kemudian cinta saya kepada golf
terjadi, Roh Kudus membisikkan pada saya suatu hari untuk memberi
seluruh perangkat alat pemukul saya kepada pendeta lainnya (itu tidak
pernah terjadi dalam hidupnya).
Setelah satu setengah tahun tidak bermain, Tuhan menaruh di dalam
hati seorang pemain golf profesional untuk memberi saya sejumlah
310 MEMBUNUH KRYPTONITE

dollar yang setara dengan perlengkapan golfnya. Saya heran. Lalu, bebe-
rapa bulan kemudian, seorang pendeta memberitahu saya bahwa Tuhan
menaruh beban dalam hatinya untuk memberi saya perlengkapan alat
pukul golfnya. Sekarang saya benar-benar bingung!
Kemudian, ketika sendirian, saya bertanya kepada Tuhan, “Apa yang
akan saya lakukan dengan semua peralatan golf ini?”
“Pergilah bermain golf,” saya mendengarnya dalam hati saya.
“Tapi Engkau telah menyuruhku menjauh dari olah raga dan member-
ikan semua peralatan golf saya satu setengah tahun yang lalu.”
“Golf tidak lagi menguasaimu,” saya mendengar Allah berkata.
“Sekarang itu menjadi rekreasi dan kenikmatan bagimu.”
Saya telah memainkan permaian itu sejak itu, dan Allah telah meng-
gunakannya dalam satu cara yang ajaib untuk membawa kelegaan dan
kesegaran. Itu juga menjadi satu kesempatan untuk menyelamatkan
orang-orang yang terhilang, dan bagi saya untuk menghubungkan saya
dengan putra-putra saya, pemimpin-pemimpin gereja dan rekan-rekan
pelayanan saya. Nyatanya, lebih dari lima juta dollar untuk misi penjang-
kauan telah didonasikan ke Messenger International melalui bermain
golf dengan teman-teman dan rekan-rekan kerja di turnamen golf Piala
Messenger kami. Golf tidak lagi menjadi kryptonite.
Ini adalah area-area dosa yang bukan dosa. Kita bisa melakukan-
nya dengan bisnis, pelayanan, olah raga, hubungan-hubungan, hal-hal
menyenangkan, bahkan hal-hal sangat penting dalam kehidupan. Daftar
ini sama panjangnya dengan adanya benda-benda, kegiatan-kegiatan,
hubungan-hubungan, dan jabatan.
Allah menginginkan Anda menikmati hidup ini. Nyatanya, saya
temukan satu ulasan dari rasul Paulus:

Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala


sesuatu untuk dinikmati. (1 Timotius 6:17)
DOSA YANG BUKAN DOSA 311

Dia menginginkan kita mengalami semua keajaiban berkat-berkat


yang diberikan-Nya kepada kita. Dia ingin kita menikmati hidup. Dia
hanya meminta agar kita tetap mendahulukan daftar prioritas kita, yang
berarti Dia dan keinginan-keinginan-Nya lebih diutamakan kapanpun,
di manapun dan pada waktu kegiatan apa pun.
Tidak ada alasan yang lemah, bahkan alasan yang baik!

Jangan Melewatkan Perjamuan Itu!

Mari kembali pada kesimpulan perumpamaan Yesus. Kita telah memba-


ca ketiga orang yang diundang ke perjamuan itu tetapi mereka berdalih.
Sekarang kitabaca:

“Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu


kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada
hambanya: ‘Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota
dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat
dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh’.Kemudian hamba
itu melaporkan: ‘Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilak-
sanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat’. Lalu kata
tuan itu kepada hambanya: ‘Pergilah ke semua jalan dan lintasan
dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumah-
ku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang-
pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati
jamuan-Ku.’”(Lukas 14:21-24)

Tentu saja ini merujuk pada perjamuan kawin Anak Domba,


perjamuan yang diadakan Allah Bapa bagi Putra-Nya di akhir zaman.
Kita semua diundang. Begitupun, ada satu prinsip yang berlaku kini dan
di sini. Ketika Allah mengundang kita kepada sesuatu yang menggang-
gu rutinitas harian kita atau hal-hal yang sangat kita sukai, itu berarti
312 MEMBUNUH KRYPTONITE

ada sesuatu yang jauh lebih besar yang Dia sediakan bagi kita. Itu dise-
but suatu perjumpaan ilahi yang akan berakhir dengan suatu perjamuan,
satu perayaan akan firman-Nya, hikmat, kehadiran, penyediaan, nasihat,
kuasa atau apa pundari banyak berkat-berkat ajaib lainnya yang hanya
Dia yang dapat memberikannya.
Dia menyediakan sesuatu bagi saya pada waktu pertandingan Dallas
Cowboys itu. Suatu hari nanti saya akan menemukan apa itu — saya
yakin Dia mendapati seseorang di satu “jalan kecil atau di balik pagar”
yang menerima berkat khusus itu, yang sebenarnya dimaksudkan untuk
saya. Saya melewatkannya.
Saya tidak merasa dihukum karenanya, karena saya telah meminta
pengampunan dan kemurahan-Nya amatlah besar, tetapi saya yakin telah
belajar dari hal itu dan kesalahan lain yang saya perbuat. Saya tidak akan
pernah melewatkan kejutan apa pun yang Dia punya bagi saya karena
bergantung pada kryptonite.
Ketika undangan-undangan tak terduga untuk menerima firman
atau hikmat-Nya datang, dan kita membuang semua dalih untuk boleh
memilih, kita akan dikuatkan. Ingat, kryptonite hanya melemahkan kita.
Sedihnya, sebagian orang akan terus membuat dalih, lagi dan lagi.
Mereka tidak akan pernah menjadikan-Nya satu prioritas dan mungkin
melewatkan perjamuan besar itu. Saya harap tidak, karena tersedia tempat
di rumah-Nya, dan kita semua diundang.
Panjatkanlah permohonan sederhana yang saya lakukan bebe-
rapa tahun yang lalu: “Bapa, aku mohon di dalam nama Yesus Kristus
Tuhanku, kiranya Engkau akan memurnikan hatiku. Aku ingin menja-
di kudus, dikhususkan bagi-Mu, sehingga jika ada apa pundalam hidup-
ku yang tidak menyenangkan-Mu atau suatu prioritas melebihi Engkau,
bukakanlah itu dan tolonglah aku untuk menjauhkannya. Aku tidak ingin
kehilangan apa pundari perjamuan-perjamuan-Mu!”
DOSA YANG BUKAN DOSA 313

Ambil Tindakan

Semoga Anda telah memanjatkan doa di akhir bab ini. Jika Anda telah
berdoa, Allah akan mulai bekerja di dalam hidup Anda selama bebera-
pa hari, minggu dan bulan berikutnya untuk menarik Anda lebih dekat
kepada-Nya dan, dalam proses itu, bukakanlah hal-hal yang membuat
Anda jauh dari-Nya. Pakailah kesempatan ini secara proaktif dengan
meminta Allah berbicara kepada Anda tentang apa pundalam hidup
Anda yang telah menjadi satu dalih yang menahan Anda dari menang-
gapi firman-Nya. Tuliskanlah apa yang Dia singkapkan kepada Anda dan
ambillah beberapa menit untuk berdoa tentang hal itu. Mintalah Allah
memberi Anda perspektif-Nya atas hal-hal itu dan tuliskanlah apa yang
diberi tahu-Nya pada Anda.
Jika Anda tidak memanjatkan doa di akhir bab ini, ambillah waktu
sekarang untuk memanjatkan satu jenis doa yang lain. Mintalah Allah
memberi Anda satu hati yang rela dan berani sehingga Anda mampu
memanjatkan doa itu. Tuliskanlah apa pun yang Allah taruh dalam hati
Anda sementara Anda berdoa.
27

PINTU
PERJAMUAN

Yesus membuat pernyataan paling luar biasa kepada gereja lain di dalam
kita Wahyu. Kata-katanya sangat mirip dengan apa yang baru saja kita
bahas dalam bab sebelumnya:

“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang
yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk
mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia
bersama-sama dengan Aku.” (Wahyu 3:20)

Satu perjamuan makan dengan Yesus! Itu adalah satu perayaan perse-
kutuan — persekutuan dengan sang Tuan. Di sana kita menerima firman,
hikmat, nasihat, kuasa-Nya atau berkat-berkat luar biasa lainnya dari
kehadiran-Nya.
Harapannya, satu perjamuan makan yang demikian menciptakan
rasa lapar, antisipasi, dan gairah untuk menerima sesuatu dari-Nya. Inilah
sesuatu yang akan menguatkan kita — satu perjamuan makan yang dise-
diakan oleh Yesus adalah satu antitesis tepat dari kryptonite. Itu dapat
dibandingkan dengan Superman yang menerima kekuatan yang diper-
barui dari matahari. Yesus adalah Firman Hidup, Roti sejati dari surga,
316 MEMBUNUH KRYPTONITE

dan hadirat-Nya memberi kita kekuatan untuk menolak segala bentuk


kryptonite.
Pertanyaannya ialah, “Pintu apa yang sedang Dia ketuk?” Banyak
pendeta telah menggunakan ayat ini untuk memanggil orang-orang
kepada keselamatan, dan itu bagus. Tetapi kita harus ingat bahwa Dia
sedang menujukannya kepada gereja, para pengikut-Nya, bukan kepada
orang-orang yang belum pernah mengenal-Nya. Namun, aspek penting
dari pernyataan Yesus ini tidak berpusat pada pintunya. Melainkan, pada
kata-kata-Nya, “Jikalau ada orang yang mendengar.”
Jika saya sedang berada di rumah saya dengan gelegar musik
memenuhi suara sekeliling saya dan seorang pengunjung penting menge-
tok pintu saya dan memanggil nama saya, saya tidak akan mendengarnya.
Tamu saya pada akhirnya akan pergi.
Jadi pertanyaan yang lebih penting adalah, “Apa yang menahan
kita dari mendengarkan?” Jika kita tidak mendengar, kita melewatkan
perjamuan itu, jadi marilah kita selidiki dan menjawab pertanyaan yang
sangat penting ini.

Kekudusan

Jika Anda menyebut kata “kekudusan” di gereja modern, orang-orang


sering kali kecut hati dan dengan cepat mengubah topik. Itu tidak keren
bagi orang-orang yang “progresif ” dan diduga menempatkan sesuatu
untuk mengurangi kesenangan dalam kehidupan.Terlalu sering, keku-
dusan dipandang sebagai persamaan kata dari memperoleh keselamatan
melalui perbuatan atau dianggap sebagai legalisme.
Namun, itulah satu-satunya deskripsi dari gereja yang akan didatangi
Yesus yang terdapat dalam Perjanjian Baru. Kita tidak diberi tahu bahwa
Dia datang untuk satu gereja yang “dikendalikan oleh pemimpin”, satu
gereja yang “relevan”, satu gereja yang “terkoneksi”, atau gereja dengan
satu “komunitas” yang kuat. Semua ciri-ciri ini sangat penting pada
PINTU PERJAMUAN 317

pertumbuhan dan keberhasilan satu gereja, tetapi tak satupun dari ini
yang mendefinisikan karakteristik dari mempelai Kristus.
Sayangnya, karena khotbah-khotbah legalistik di masa lalu, banyak
orang mundur dari membahas tentang kekudusan. Untuk menumbuh-
kan satu gereja besar saat ini, tampaknya topik ini perlu dihindari sama
sekali. Pada saat yang sama, para pemimpin yang taat tahu bahwa keku-
dusan dibahas di seluruh Perjanjian Baru, maka topik itu harus diba-
has. Karenanya, para pengkhotbah ini telah menjadikan kekudusan lebih
menyenangkan dengan satu doktrin yang mengajarkan sesuatu seperti
ini: “Ketika membahas kekudusan, kita tidak perlu kuatir tentang tang-
gung jawab pribadi, karena Yesus adalah kekudusan kita — itu aman
di dalam Kristus.” Doktrin ini memang benar, tetapi tidak sepenuhnya
demikian, karena Perjanjian Baru berbicara tentang dua aspek berbeda
dari kekudusan. Terlalu banyak pengajaran dan khotbah yang menge-
lompokkan keduanya menjadi satu paket.
Mengenai aspek pertama dari kekudusan, kita diberi tahu:

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dija-
dikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Efesus
1:4)

Sebelum kita pernah melakukan apa pun yang layak beroleh nilai
kekekalan, Allah telah membuat satu keputusan. Dia memilih kita, dan
dengan berbuat demikian, Dia menyatakan bahwa kita kudus. Kita tidak
bercacat di mata-Nya. Ini adalah “kekudusan posisional.” Pada hari kita
menerima Yesus, kita menjadi kudus dalam pandangan Allah, dan kita
tidak akan pernah menjadi lebih kudus lagi. Dua puluh lima juta tahun
dari sekarang, maka Anda akan sama kudusnya dengan pada hari ketika
Anda menerima Yesus.
Untuk mengilustrasikannya, saya bertemu Lisa Tuscano pada Juni
1981. Saya jatuh cinta dengannya tak lama kemudian dan membuat satu
318 MEMBUNUH KRYPTONITE

keputusan untuk menikahinya. Pada 2 Oktober 1982, ia menjadi isteri


saya. Ia tidak menjadi semakin jadi isteri saya sekarang, tiga puluh lima
tahun kemudian, dibandingkan pada hari saya menikahinya. Tidak juga
ia akan semakin menjadi isteri bagi saya pada ulang tahun pernikahan
kami yang ketujuh puluh. Ia menggenggam posisi menjadi isteri dari John
Bevere. Ia tidak harus berjuang mendapatkannya, mengerjakannya, atau
membelinya. Ia menjadi isteri saya karena saya memilihnya.
Ini adalah kekudusan yang diajarkan oleh sejumlah pemimpin dan
itu benar, tetapi ada lagi selain ini. Izinkan saya sekali lagi menggu-
nakan skenario perkawinan saya untuk mengilustrasikan aspek lain dari
kekudusan.
Sebelum Lisa bertemu saya, ia bergenit-genit, memberikan nomor
teleponnya, dan berkencan dengan laki-laki yang ia dapati menarik.
Setelah kami menikah, ia berhenti bersikap genit dan mengejar laki-laki
lain. Sekarang ia memancarkan satu perilaku yang berhubungan dengan
posisi yang ia pegang sebagai isteri saya.
Lihatlah kata-kata rasul Petrus:

Jadi kamu harus hidup sebagai anak-anak yang taat. Jangan tergelin-
cir kembali ke dalam cara hidupmu yang lama untuk memuaskan
keinginan-keinginan sendiri. Jika demikian kamu tidak mengenal
yang lebih baik. Tetapi sekarang kamu harus kudus dalam segala
sesuatu yang kamu lakukan, sama seperti Allah yang memilih kamu
adalah kudus. (1 Petrus 1:14-15)

Saya telah menekankan beberapa kata. Pertama, perhatikanlah kata


harus. Apa yang sedang ditetapkan oleh Petrus mengenai perilaku kita
tidak bersifat pilihan. Kedua, Petrus tidak sedang berbicara mengenai
posisi kita di dalam Kristus, melainkan apa yang kita lakukan. Alkitab versi
Amplified menjelaskan ini dengan baik: “Kamu sendiri juga jadilah kudus
dalam seluruh perilakumu dan cara hidupmu.” Ini adalah kekudusan
PINTU PERJAMUAN 319

perilaku, bukan posisional. Itu serupa dengan perubahan perilaku Lisa


setelah kami menikah. Perilaku kita harus mencerminkan posisi kita.
Di sinilah konflik bermula. Mula-mula dalam kehidupan Kristen
saya, saya berulang-ulang berusaha untuk hidup kudus dan berulang kali
gagal. Saya frustrasi, paling tidak demikian. Lalu saya temukan anuge-
rah Allah. Saya dapati bahwa anugerah adalah kuasa yang Allah berikan
yang sebenarnya tidak pantas kita terima yang memberi kita kemampuan
untuk melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan dengan kemampuan
kita sendiri. Saya tidak dapat membebaskan diri dari pornografi dan
dosa-dosa kebiasaan lainnya, tetapi ketika saya temukan anugerah, saya
mampu berjalan dalam kebebasan dengan mempercayai dan bekerjasa-
ma dengannya.
Inilah satu fakta sedihnya. Pelayanan kami melakukan satu survei
beberapa tahun lalu. Kami pergi ke berbagai gereja yang mewakili deret-
an aliran doktrin dan denominasi. Kami menanyai lebih dari lima ribu
orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali di seluruh negeri kami.
Kami meminta para partisipan untuk memberikan tiga atau lebih defi-
nisi dari anugerah Allah. Hasil survei itu menunjukkan hampir setiap
orang mengasosiasikan anugerah Allah dengan keselamatan, pengam-
punan dosa, satu pemberian cuma-cuma yang sebenarnya tidak pantas
kita terima, dan kasih Allah. Ini adalah kabar baik. Hasil tragisnya adalah
kurang dari 2% dari orang-orang percaya itu mengetahui bahwa anuge-
rah adalah kuasa Allah. Bahkan Allah sendiri mengatakan, “Cukuplah
kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku
menjadi sempurna” (2 Korintus 12:9). Ia merujuk pada anugerah-Nya
sebagai kuasa-Nya.
Petrus menulis, “Kasih karunia dan damai sejahtera melimpahi kamu
oleh pengenalan akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita. Karena kuasa
ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang bergu-
na untuk hidup yang saleh…” (2 Petrus 1:2-3). Petrus merujuk anuge-
rah Allah sebagai kuasa ilahi-Nya yang memberi kita kemampuan untuk
320 MEMBUNUH KRYPTONITE

menjalani hidup yang saleh — kudus.


Realitanya adalah bahwa kita tidak dapat menerima apa pundari Allah
kecuali kita percaya. Dan kita tidak dapat mempercayai apa yang tidak
kita kenal. Jika kira-kira 2% orang Kristen Amerika tahu bahwa anuge-
rah memberdayakan kita, maka kurang lebih 98% orang Kristen Amerika
sedang berusaha untuk hidup kudus dalam kemampuan mereka sendiri,
yang adalah mustahil. Frustrasi, kekalahan, depresi, penghukuman, dan
rasa bersalah pasti mengikuti skenario ini.
Karena itu, alasannya jelas mengapa para pengkhotbah Kristen akan
mengelompokkan semua aspek kekudusan ini ke dalam kategori keku-
dusan posisional.Terlalu banyak orang Kristen telah menanggung kepu-
tusasaan karena tidak memiliki kemampuan untuk menjalani hidup
yang saleh dengan kekuatan sendiri tanpa bantuan. Anugerah bukan
hanya jawaban Allah atas keselamatan dan pengampunan, tetapi pemeli-
haraan-Nya yang penuh kuasa untuk menjalani satu hidup yang kudus!
Penulis Ibrani mengatakan:

…Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun


akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun yang
jatuh dari kasih karunia Allah. (Ibrani 12:14-15)

Ada begitu banyak hal dalam kedua ayat ini. Pertama, kata “kejarlah”
adalah kata Yunani dioko. Itu diartikan sebagai “mengikuti atau mengejar
di belakang, mengejar dengan kesungguhan dan tekun untuk memper-
olehnya” (WSNTDICT). Kamus lainnya mengatakan, “Melakukan
sesuatu dengan upaya yang bersemangat dan dengan tujuan atau gol
pasti” (LOUW-NIDA).
Setelah membaca kedua definisi ini, pertama-tama kita harus
bertanya, apakah ini kekudusan posisional atau kekudusan perilaku?
Jawabannya sederhana: Itu pastinya perilaku. Lihatlah hal ini demikian:
Dapatkah Anda bayangkan berkata kepada isteri saya, “Lisa Bevere, Anda
PINTU PERJAMUAN 321

perlu melakukan usaha yang hebat untuk memperoleh posisi menjadi


isteri John Bevere.”
Ia akan tertawa dan berkata, “Aku sudah jadi isterinya.”
Mengenai posisi, kita sudah kudus, kita tidak harus melakukan upaya
yang hebat untuk mengejarnya. Jadi penulis kitab Ibrani pasti berbicara
tentang kekudusan perilaku.
Kita harus mengejar kekudusan perilaku dengan tekun. Jika kita tidak
melakukannya, kita akan “jatuh dari kasih karunia Allah.” Bagaimana bisa
kita jatuh dari lingkupan anugerah yang telah dikhotbahkan di zaman
kita? Itu mustahil. Namun, ketika kita mengerti bahwa anugerah adalah
kuasa ilahi Allah untuk mengejar kekudusan perilaku, kita mengerti
bagaimana kita dapat jatuh darinya.
Penulis kitab Ibrani mengakhiri bab ini dengan, “Marilah kita
mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berke-
nan kepada-Nya, dengan hormat dan takut” (Ibrani 12:14). Anugerah
memberi kita kuasa untuk melayani Allah dengan satu cara yang berke-
nan dan menjalani satu kehidupan yang kudus.
Sekarang tibalah pada bagian yang penting. Kita membaca, “Kejarlah
kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan meli-
hat Tuhan” (Ibrani 12:14). Apa yang sedang dibicarakan penulis ini?
Bukankah setiap orang akan melihat Yesus? Kita dengan jelas diberi tahu,
“Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat
Dia, juga mereka yang telah menikam Dia” (Wahyu 1:7). Jadi bagaimana
bisa ayat ini mengatakan “tanpa kekudusan tidak seorangpun akan meli-
hat Tuhan”? Apa artinya ini?

Melihat Yesus

Izinkan saya mengilustrasikan apa yang dimaksud dengan “meli-


hat Tuhan”, seperti yang dijanjikan dalam pengejaran akan kekudusan.
Dalam tahun kelima puluh delapan saya menjadi warga negara Amerika,
322 MEMBUNUH KRYPTONITE

telah ada dua belas presiden Amerika Serikat. Saya telah berada di bawah
yurisdiksi dan kepemimpinan mereka semua, dan keputusan-keputusan
mereka telah mempengaruhi hidup saya. Saya sering kali merujuk pada
masing-masing dari mereka sebagai “presiden kita”. Namun, saya tidak
pernah melihat seorang pun secara pribadi. Ada warga AS lainnya yang
melihat presiden secara terus-menerus karena mereka adalah teman-
teman atau bekerja dengannya. Orang-orang yang beroleh hak istimewa
ini melihatnya terus-menerus dan sering kali berada di hadiratnya.
Pada saat yang sama, saya tahu banyak fakta setelah melalui banyak
tahun tentang presiden AS kita — apa yang mereka perjuangkan, kepu-
tusan-keputusan yang mereka buat, sejarah pribadi mereka, dan infor-
masi lain yang diberitahukan kepada publik. Tetapi apa yang tidak saya
miliki secara pribadi adalah mengalami interaksi personal dengan para
pemimpin ini. Karena itu, saya tidak familiar dengan bidang-bidang
yang intim dari kehidupan mereka — hal-hal yang tidak diberitahukan
kepada masyarakat umum. Dan pastinya saya tidak pernah dekat untuk
mengalami kesenangan menjadi seorang sahabat pribadi dari salah satu
dari mereka.
Serupa dengan itu, ada orang-orang Kristen yang berada di bawah
yurisdiksi Yesus. Karena Dia adalah Pemimpin mereka, keputusan-kepu-
tusan-Nya mempengaruhi kehidupan mereka dan mereka menyebut-Nya
“Tuhan,” tetapi mereka tidak melihat-Nya dan tidak berada di hadirat-
Nya. Anda mungkin mempertanyakan ini, tetapi izinkan saya meminta
Yesus menjawab kebenaran ini:

Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah


yang [benar-benar] mengasihi Aku. Dan barangsiapa [benar-be-
nar] mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun
[juga] akan mengasihi dia dan akan menyatakan [menyingkap-
kan, mmenunjukkan] diri-Ku kepadanya. [Aku akan membiarkan
diri-Ku dilihat dengan jelas olehnya dan menjadikan diri-Ku nyata
kepadanya.] (Yohanes 14:21 AMPC)
PINTU PERJAMUAN 323

Lihatlah kata-kata-Nya, “membiarkan diri-Ku dilihat dengan jelas.”


Memiliki dan memelihara perintah-perintah Yesus ialah mengejar keku-
dusan perilaku. Orang-orang yang melakukannya melihat Tuhan;Dia
menyingkapkan diri-Nya sendiri kepada mereka. Dia menjamin mereka
punya akses ke dalam penampakan hadirat-Nya. Hubungannya mening-
kat dari sebatas ada di bawah pemerintahan-Nya kepada level bersahabat
dengan sang Raja. Sekali lagi Dia berkata:

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang


Kuperintahkan kepadamu. (Yohanes 15:14)

Harap perhatikan kata “jikalau” dalam pernyataan-Nya. Kita


menyanyikan lagu-lagu, menulis buku, dan mengajarkan pesan-pesan
tentang Yesus yang menjadi Sahabat kita. Tetapi kata “jikalau” berar-
ti persahabatan-Nya bersyarat. Persahabatan dengan Yesus didasarkan
pada kekudusan kita yang murni, dan mereka yang menjadikannya satu
prioritas akan melampai status dari hamba menjadi sahabat.Yesus berka-
ta kepada orang-orang yang tetap setia kepada-Nya, “Aku tidak menyebut
kamu lagi hamba” (Yohanes 15:15). Fakta bahwa Dia mengatakan “tidak
lagi” berarti pada suatu waktu mereka itu dianggap sebagai hamba, bukan
sahabat.
Sebenarnya, seorang hamba Allah bukanlah satu posisi yang buruk,
dan tentu saja itu jauh lebih baik daripada tidak memiliki hubungan
dengan Dia. Namun, seorang hamba tidak mengetahui “mengapa” di
balik “apa”, tetapi sahabat-sahabat sering kali mengetahuinya.
Anda mungkin menjawab, “Tetapi kita semua adalah putra dan putri
Allah.” Ya, tetapi kita harus ingat kebenaran yang dibagikan Paulus bahwa
“selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbe-
da dengan seorang hamba” (Galatia 4:1). Kata Yunani untuk “hamba”
ialah persis sama dengan kata Yunani yang digunakan Yesus untuk kata
“hamba” dalam ayat di atas. Selama seorang putra atau putri merupakan
324 MEMBUNUH KRYPTONITE

seorang anak, normalnya ia tidak diberi tahu alasan mengapa, hanya


pada apa dari perbuatan-perbuatan Allah.
Adalah merupakan peristiwa yang luar biasa baik bagi orang tua
maupun anak ketika seorang putra atau seorang putri tamat dan menjadi
seorang sahabat. Hal yang sama berlaku bagi keluarga Allah. Satu peru-
bahan terjadi dalam hubungan yang dinamis, karena Bapa kita mengiz-
inkan kita masuk ke dalam lebih banyak rahasia. Tetapi ada juga satu
perubahan bagi kita. Sekarang kita hidup dengan lebih bergairah untuk
tidak mengecewakan Dia, jauh dari hanya sekadar tidak melanggar perin-
tah-Nya. Kita masih, dan akan selalu, berusaha menaati, tetapi itu tidak
lagi karena dikendalikan paksaan hati kita. Melainkan karena tidak ingin
mengecewakan-Nya.

Pintu

Karena itu kekudusan bukanlah satu akhir dengan sendirinya, sebagaima-


na digambarkan orang-orang yang legalistik. Itu adalah jalan masuk
ke dalam keintiman sejati dengan Yesus. Kini kita temukan penting-
nya “pintu” yang Yesus maksudkan: itu adalah hati seorang percaya.
Pengabaian kita untuk mengejar kekudusan menjauhkan kemampuan
kita untuk mendengar dan menanggapi. Sebagai akibatnya kita kehilang-
an kehormatan akan satu perjamuan dengan Dia. Itu bisa diperban-
dingkan dengan satu rumah yang begitu berisik sehingga kita tidak dapat
mendengar ketika seseorang yang sangat penting sedang mengetuk di
pintu depan. Setelah berulang-ulang mengetuk dan bahkan memang-
gil-manggil nama kita, tamu yang didambakan itu pada akhirnya pergi.
Dalam menghindari pengajaran tentang kekudusan, apa yang
telah kita lakukan ialah menghalangi jalan yang menuntun pada kein-
timan dengan Raja kita, di mana itulah yang didambakan setiap orang
percaya lebih dari apa pun yang lain! Intinya, strategi pengajaran kita
tentang suatu anugerah yang meliputi yang menghilangkan anugerah
PINTU PERJAMUAN 325

yang memberdayakan telah menutup pintu dan mengubahnya menjadi


terkunci mati. Kita telah mengobral anugerah, karena ia menutupi seka-
ligus memberdayakan! Namun, aspek pemberdayaan sangat penting
dalam memposisikan kita menikmati persekutuan dengan sang Tuan.
Lisa dan saya memiliki satu sertifikat pernikahan dari negara bagian
Indiana, jadi kami menikah dengan sah. Dapatkah Anda bayangkan
skenario ini: Saya memegang sertifikat pernikahan saya di wajahnya dan
berkata, “Hai, Sayang, kita telah menikah, kita resmi terikat kepada satu
sama lain, tetapi saya menjalin hubungan selingkuh dengan wanita lain.”
Saya mungkin secara teknis menikah dengan Lisa, tetapi pastinya ia tidak
lagi akan membagikan keinginan-keinginan dan rahasia-rahasia terda-
lamnya dengan saya. Yang benar ialah, keintiman akan berhenti. Kami
tidak lagi menjadi sahabat, karena saya akan kehilangan hak istimewa
itu. Itukah suatu kehidupan bersama yang hebat? Untuk itukah kami
menikah? Jika saya meneruskan jalan ini, pada akhirnya saya akan kehi-
langan pernikahan saya secara permanen.
Apakah kita telah mendorong satu perilaku serupa dalam apa yang
kita ajarkan di gereja? Apakah kita menyembunyikan beberapa ayat Kitab
Suci yang, jika disembunyikan dari bagian lain Perjanjian Baru, nampak-
nya menunjukkan bahwa semua baik-baik saja tak perduli bagaimana
pun kita berperilaku? Dapatkah sekarang kita mengikuti dunia semen-
tara kita masih menyatakan kepada Yesus, “Kami telah melafalkan doa
pendosa, kami diselamatkan oleh anugerah, dankami milik-Mu? ”Masih
bisakah gerangan kita percaya Dia akan membiarkan kita masuk ke
dalam bagian intim di hati-Nya?
Motivasi bagi saya untuk tidak melakukan perzinaan terhadap Lisa
ialah bahwa saya tidak pernah ingin kehilangan keajaiban dari masa-ma-
sa istimewa yang intim ketika kepala kami di atas bantal menghadap
satu sama lain, dan ia membisikkan sesuatu pada saya hal yang tidak
akan pernah ia beritahu kepada orang lain. Saya tidak ingin kehilangan
kesenangan dari interaksi-interaksi dengan wanita luar biasa ini yang
adalah isteri saya.
326 MEMBUNUH KRYPTONITE

Ini tidak berbeda dengan Yesus. Alasan mengapa saya tidak ingin
melakukan perzinaan terhadap-Nya ialah bahwa saya tidak ingin kehi-
langan keakraban kami dan mencampakkan persahabatan kami. Tidak
ada yang lebih besar, tak ada status, tak ada kekayaan, tak ada aktifitas,
tak ada popularitas, tak ada jabatan, tak ada dosa — tak ada yang lebih
baik daripada keintiman dengan Yesus.
Saya tak bisa bayangkan hidup tanpa janji-Nya, “Aku akan memberi-
tahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni
hal-hal yang tidak kauketahui” (Yeremia 33:3). Atau kenyataan menak-
jubkan bahwa Dia “menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang
tersembunyi” (Daniel 2:22). Atau saya tak bisa bayangkan hidup tanpa
tawaran Yesus untuk, “tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan,
tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu” (Yohanes 16:25). Dan,
tentu saja, janji tentang Roh-Nya menunjukkan kepada kita hal-hal yang
akan datang (lihat Yohanes 16:13).
Kekudusan bukanlah sesuatu yang negatif; sebaliknya, itu adalah
salah satu dari kebenaran dalam Perjanjian Baru yang paling positif.
Ketika kita sungguh-sungguh memahami potensinya, kita meneriakkan-
nya kepada seluruh dunia!

Ambil Tindakan
Kekudusan bukanlah satu kata yang buruk; itu adalah satu kata sandi. Itu
adalah satu cara yang memampukan Anda membuka pintu hati Anda
kepada suara Allah. Tanpa kekudusan, Anda bahkan tak akan mendengar
ketika Dia sedang berbicara kepada Anda. Kekudusan ini bukan hanya
sesuatu yang Allah berikan kepada Anda karena pengorbanan Yesus;
itu adalah sesuatu yang Anda harus —harus— hidupi dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan.
Tetapi itu bukanlah sesuatu yang Allah biarkan Anda gumuli sendiri.
Inilah sebabnya mengapa Allah memberi kita anugerah! Anugerah-Nya
PINTU PERJAMUAN 327

mengerjakan jauh lebih dari sekadar menyelamatkan kita, meskipun


itu sangat menakjubkan. Anugerah Allah memberdayakan kita untuk
menjalani kehidupan yang kudus dari dalam ke luar, sepenuhnya berke-
nan kepada Allah!
Carilah Allah sekarang. Jangan menunggu lagi, tetapi ambillah momen
ini untuk berseru kepada Allah untuk anugerah-Nya. Sebutkanlah area
kehidupan Anda di mana Anda paling membutuhkan anugerah-Nyadan
berdoalah agar Allah akan memenuhi Anda dengan anugerah-Nya untuk
mengatasi segala hal yang menghalangi Anda dari mendengar suara-Nya.
28

BANGKIT

Mengapa film-film pahlawan super merupakan film yang paling terkenal


sepanjang masa? Pikirkanlah: Produksi-produksi Hollywood ini mena-
rik para penonton film lebih dari film-film perang, Barat, spionase yang
mengerikan, dan bahkan kisah-kisah cinta. Dan ini bukan hanya tentang
laki-laki, karena saya terus-menerus bertemu dengan perempuan yang
mengakui cinta mereka untuk film-film yang sukses besar ini. Mengapa
demikian? Kita tahu kita diciptakan untuk sesuatu yang lebih, dan pahla-
wan-pahlawan super kita mencontohkan kerinduan-kerinduan internal
kita yang tidak terucapkan.
Pikirkanlah Superman. Ketika hal mustahil terbayang, kesukaran
luar biasa muncul, dan semua orang tampak putus asa, tiba-tiba Clark
Kent keluar dari Daily Planet, memasuki satu pojok telepon, dan sesaat
kemudian, memimpin penyelamatan. Kita suka merasakan sensa-
si menggembirakan tentang bagaimana ia menaklukkan musuh-musuh
yang sepertinya tak terhentikan. Kita gembira luar biasa ketika ketida-
kadilan dihentikan, korban-korban dibebaskan, dan masyarakat ditem-
patkan kembali ke dalam tatanan yang benar.
Semua itu bermuara ke sini: Kita senang pahlawan-pahlawan super
kita menang atas kejahatan, karena itu memuaskan kerinduan terda-
lam kita. Kita mengetahui itu karena sejak semula Allah menciptakan
330 MEMBUNUH KRYPTONITE

manusia “seperti Allah, mencerminkan kodrat Allah” (Kejadian 1:27


MSG). Kita juga diberi tahu, “TUHAN itu pahlawan perang” (Keluaran
15:3). Apakah Anda telah banyak memikirkan hal ini? Itu adalah sisi
dari kodrat-Nya yang jarang disebutkan. Seolah-olah kita tidak tahu apa
yang harus dilakukan dengan kebenaran ini. Namun sekali lagi, Yesaya
menyatakan:

TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang


Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik
sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membukti-
kan kepahlawanan-Nya. (Yesaya 42:13)

Para pejuang yang memerangi ketidakadilan adalah para pahla-


wan. Dalam hal Yesus, Dia adalah Pahlawan Super Sejati. Ia adalah Sang
Penakluk dan Sang Pemenang.
Lama sebelum Yesaya menuliskan kata-kata ini, Yosua telah meli-
hat-Nya. Raja kita bukan menggendong seekor anak domba, melain-
kan suatu pedang dan mengidentifikasi diri-Nya sebagai “Panglima
Balatentara TUHAN” (Yosua 5:14).
Lama setelah Yesaya menuliskan kata-kata ini, rasul Yohanes juga
melihat Tuhan dan menggambarkan Dia dalam satu cara yang bahkan
lebih hebat: “mata-Nya bagaikan nyala api” dan “dari mulut-Nya keluar-
lah sebilah pedang tajam” (Wahyu 19:12-15).
Dia adalah seorang pahlawan!Kebanyakan kita tahu seorang pahla-
wan bukanlah seorang yang berperilaku lembut, tunduk, atau melanko-
lik secara alami. Bukan, seorang pahlawan di saat bertindak ialah fokus,
kokoh, dan garang.
Sekarang marilah kembali kepada fokus kita. Apakah Anda pernah
memikirkan fakta bahwa perkataan Yesus kepada ketujuh gereja di
kitab Wahyu, memiliki sesuatu dengan efek ini: “Barangsiapa menang
(atau berjaya)…” Bagaimana mungkin kita bisa menang jika tidak ada
BANGKIT 331

yang dikalahkan? Bagaimana bisa kita menjadi pemenang jika tidak ada
peperangan?
Ada banyak orang yang saat ini mengecilkan panggilan ini. Mereka
berkata bahwa identitas kita di dalam Kristus menjadikan kita para
pemenang. Dengan kata lain, karena Dia adalah Sang Pemenang, kita
secara otomatis menjadi pemenang di dalam Kristus. Itu benar menge-
nai posisi kita di dalam Dia, tetapi itu bukan kebenaran lengkapnya.
Mengapa Yesus berkata kepada orang-orang di ketujuh gereja itu “kepada
siapa yang menang” jika itu otomatis terjadi saat keselamatan kita?
Ada satu Lex Luthor [penjahat super yang merupakan musuh utama
Superman — Penerjemah] di alam semesta ini dan namanya adalah
Setan. Ia memiliki sejumlah besar pengikut yang tidak bodoh, dan tujuan
nomor satu mereka ialah menghentikan, menangkap, dan mengenda-
likan Anda. Hingga saat ini, Setan bekerja tanpa henti. Tetapi ia telah
dilucuti. Wewenang dan kuasanya atas Anda dan saya telah dipreteli!
Dalam satu cara yang sama, Lex Luthor tidak berkuasa atas sang
manusia baja. Namun, pikiran jahatnya yang sangat kejam menemu-
kan dan mengembangkan kryptonite untuk memberinya kuasa untuk
mengendalikan. Itu memberinya kemampuan untuk menangkap dan
mengendalikan Superman kita. Demikian pula, Setan juga menggunakan
apa yang membawa kematiannya sendiri — kryptonite rohani — untuk
meratakan arena pertandingan. Ia membentuknya ketika ia masih di
surga, ketika ia masih menjadi kerub yang diurapi (lihat Yehezkiel 28:14-
16). Ia tahu secara langsung bagaimana itu akan melemahkan kita dan
menetralisir kuasa kerajaan kita.
Setan (Lex Luthor yang sebenarnya) tahu bahwa jika kita dapat meli-
hat realitas dampak kryptonite rohani, kita akan memberinya satu tempat
tambatan yang luas, maka ia dengan cerdas menyamarkannya. Apakah
Anda pernah perhatikan apa yang terjadi secara internal jika Anda kalah
terhadapnya? Ia mungkin saja membawa kenikmatan dan kesenangan
jangka pendek, tetapi selain melemahkan Anda, ia akan membiarkan
332 MEMBUNUH KRYPTONITE

Anda hampa. Anda diputus dari kodrat pemenang Anda dan menja-
di seperti rumput tanpa matahari dan air. Anda mendapati diri Anda
mengering dari dalam waktu demi waktu.

Melihat Sekilas

Anak Allah yang terkasih, kembalilah kepada identitas Anda yang sebe-
narnya. Anda dipanggil untuk menjadi pahlawan super di kehidupan
nyata dari generasi kita. Anda memiliki dalam diri Anda sesuatu yang
diperlukan untuk menang. Itu bukan fiksi. Saya telah diberkati bepergian
ke seluruh dunia dan menyaksikan tubuh Kristus secara luas. Saya telah
melihat sekilas apa yang mungkin terjadi dengan komunitas-komunitas
gereja dan individu-individu orang percaya.
Saya dapat memberikan begitu banyak contoh, tetapi izinkan saya
merangsang ketertarikan Anda dengan memberikan beberapa contoh
saja. Saya telah pergi ke negara berpenduduk Islam terbesar di dunia dan
berkhotbah beberapa kali untuk satu gereja dengan lebih dari seratus
empat puluh ribu anggota, lebih dari separuhnya dulunya adalah Muslim.
Ruangan ibadah utama gereja memuat tiga puluh lima ribu tempat duduk,
namun mereka masih harus mengadakan beberapa kebaktian Minggu.
Seandainya saya belum pernah ke sana dan menyaksikan ini secara priba-
di mungkin saya tidak akan mempercayainya. Ini benar-benar satu gereja
yang bertumbuh subur dengan efektif di bawah kondisi-kondisi yang
sulit. Para pejuang gereja ini adalah para pahlawan dan penakluk.
Putra kedua dari pendeta gereja itu menderita kerusakan otak pada
kelahirannya dan para dokter berkata ia tidak akan pernah bicara atau
berjalan. Para ahli memberitahu sang pendeta dan isterinya bahwa putra
mereka akan menjadi seorang manusia yang tidak menarik sepanjang
sisa hidupnya, betapapun singkatnya itu.
Allah berbicara kepada sang pendeta dan berkata, “Di manakah
Aku?”
BANGKIT 333

“Di atas takhta-Mu di surga,” jawab sang pendeta.


“Tidak, Aku hidup di dalammu,” kata Tuhan. “Karena itu, Aku ingin
engkau berbicara kepada otak putramu dan menciptakan satu otak yang
baru, sama seperti Aku dulu berfirman dan menciptakan segala sesuatu
yang kaulihat.”
Jadi sang pendeta taat dan berkata kepada otak putranya setiap hari
di dalam nama Yesus. Pada akhirnya, putranya mulai berbicara. Lalu
Tuhan memerintahkannya melakukan hal yang sama terhadap kakinya.
Pada usia enam tahun, ia mulai berjalan. Saya telah bermain golf dengan
putranya itu, dan sekarang ia telah menikah dan memiliki tiga anak.
Pendeta ini adalah seorang penakluk yang tidak akan dihentikan oleh
kryptonite.
Baru-baru ini saya diundang ke sebuah negara untuk berkhotbah di
satu gerakan para pendeta dan pemimpin gereja. Mereka membawa saya
ke tempat acara, dan saya dikelilingi oleh pendengar yang terdiri dari
12.500 orang pemimpin. Mereka dipenuhi oleh Roh Kudus dan gairah
mereka menular.
Hari berikutnya, saya makan siang dengan para pemimpin terting-
gi. Saya dapati bahwa mereka memiliki lebih dari tiga ratus ribu orang
dalam jaringan mereka. Saya bertanya kapan gerakan itu dimulai, sambil
berpikirbahwa itu mungkin sekitar satu atau dua generasi yang lalu.
Mereka katakan bahwa itu bermula hanya dengan satu orang enam belas
tahun sebelumnya.
Saya bingung. “Bagaimana Anda melakukan ini di suatu negara dunia
kesatu?” tanya saya.
Sang pemimpin yang berbahasa Inggris terbaik berkata tanpa ragu-
ragu, “Kami mengajari orang-orang kami untuk hidup bagi hal-hal yang
kekal.”
Saya kehabisan kata.
“Saya telah pergi ke banyak gereja Amerika,” sang pemimpin melan-
jutkan, “dan saya perhatikan bahwa orang-orang Kristen Amerika
334 MEMBUNUH KRYPTONITE

menjalani hidup dengan suatu perspektif untuk delapan puluh tahun.


Orang-orang kami menjalani hidup dengan satu perspektif yang kekal.”
Sikap ini menjadikan mereka lebih waspada terhadap bahaya kryp-
tonite rohani.
Lisa dan saya berbicara di Yerevan, Armenia, kepada 3,500 pendeta
dan para pemimpin. Banyak pemimpin yang datang dari Iran. Di antara
pertemuan-pertemuan itu, seorang perempuan muda berbagi dengan
kami tentang bagaimana polisi Iran telah, dalam masa bepergiannya yang
singkat, meneleponnya untuk memeriksa sedang di mana ia berada.
Saya berkata tanpa berpikir, “Mengapa engkau pulang jika hidupmu
ada dalam bahaya yang demikian?”
“Siapa yang akan memberitahu orang-orang Iran tentang Yesus jika
aku tidak pulang?” jawabnya dengan cepat. Saya merasa seolah merang-
kak ke dalam suatu lobang. Jelaslah, ia tetap jauh dari kryptonite.
Bertahun-tahun lalu, suatu gereja mengadakan pertemuan harian
selama lebih dari dua bulan, dan setiap malam empat ribu orang meng-
hadiri kebaktian-kebaktian ini. Tak terhitung ribuan orang diselamatkan,
benar-benar disembuhkan, dan dibebaskan. Suatu malam, Yesus menam-
pakkan diri. Banyak orang melihat-Nya dan berseru. Itu hanya sesaat,
tetapi ketika Dia menghilang, Dia meninggalkan bukti kehadiran-Nya.
Ada satu cetakan wajah-Nya di tembok auditorium berukuran delapan
kali enam kaki. Gambaran itu terlihat memiliki kemiripan dengan Kain
Kapan Turin. Itu tetap di tembok itu selama delapan belas bulan berikut-
nya dan perlahan-lahan memudar hingga akhirnya sepenuhnya lenyap.
Pada malam lainnya sebuah ambulans datang ke salah satu sisi
pintu gereja itu. Paramedis kemudian mendorong seorang laki-laki di
atas sebuah brankar ke dalam auditorium itu. Ia memiliki kurang dari
dua puluh empat jam untuk hidup. Kuasa Allah begitu dahsyat sehing-
ga laki-laki itu akhirnya benar-benar disembuhkan dan kemudian
mendorong brankarnya keluar malam itu.
Saya mengetahui semua ini secara langsung, karena saya tidak hanya
BANGKIT 335

ada di setiap pertemuan, tetapi juga merupakan asisten eksekutif bagi


pendeta di gereja ini.
Saya telah menyaksikan api yang di luar kendali secara ajaib berhenti
ketika sedang mengamuk tepat menuju satu kantor pelayanan. Saya telah
menyaksikan badai ditenangkan atau dialihkan, serta mukjizat-mukjizat
yang tidak dapat dijelaskan. Saya telah melihat orang-orang tuli mende-
ngar, orang-orang buta melihat, dan orang-orang lumpuh berjalan. Saya
mempunyai seorang teman yang telah membangkitkan banyak orang
dari kematian di Meksiko dan Amerika Tengah. Saya telah berada di
mana hadirat Allah dinyatakan dengan begitu kuat sehingga lebih dari
delapan ribu orang di tempat acara itu tidak dapat berdiri sementara
mukjizat-mukjizat terjadi dan kehidupan diubahkan selamanya.
Meskipun saya tidak secara peribadi menyaksikan ini, saya tahu
sejumlah kisah-kisah nyata di mana seluruh suku atau komunitas telah
diselamatkan dan budayanya sepenuhnya diubahkan. Peristiwa-peristiwa
ini sangat jarang terjadi di zaman modern ini, tetapi saya percaya kita
secara cepat sedang menuju ke arah mereka dengan ini menjadi satu
peristiwa biasa, serupa dengan yang terjadi dalam gereja mula-mula —
tetapi bahkan dalam magnitude yang lebih besar.

Telah Bersama Yesus

Semua orang ini bersama pengalaman-pengalaman mereka membagikan


sesuatu yang dimiliki gereja mula-mula.Itu disebutkan dan dicontoh-
kan di seluruh kitab Injil dan kitab Kisah Para Rasul, dan kita semua
dapat memilikinya. Tiga kata merangkumkannya: otoritas, kuasa, dan
keberanian.
Kita melihat Yesus mengubah kampung-kampung dan kota-kota
dengan perubahan atmosfir yang sangat berbeda hanya dengan kedatang-
an-Nya. Salah satu contoh ialah ketika Dia memasuki sebuah sinagoge
dan dalam sekejap “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab
336 MEMBUNUH KRYPTONITE

Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli


Taurat” (Markus 1:22).
Lalu tanpa dorongan sama sekali, “Tiba-tiba, seorang yang kerasu-
kan roh jahat di sinagoge itu berteriak: “Apa urusan-Mu dengan kami,
hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami?”
(ayat 23-24). Tetapi Yesus memerintahkan, “Diam, keluarlah dari pada-
nya!” Roh jahat itu berteriak, menggoncang-goncangkan orang itu ke
lantai, lalu pergi.Keherananbenar-benar mencengkeram para penonton;
semua takjub dengan otoritas, kuasa dan keberanian-Nya. Pengaruhnya
begitu besar sehingga keesokan harinya seluruh kota itu mencari Yesus
(lihat ayat 21-38). Seperti Anda tahu, contoh demi contoh yang sama
besar dampaknya bisa diberikan dari kitab-kitab Injil.
Fakta yang luar biasa ialah pada akhir waktu Yesus di bumi ini,
Dia mengatakan: “Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga
sekarang Aku mengutus kamu” (Yohanes 20:21). Jika itu belum cukup
menakjubkan, Dia berkata dengan terus-terang, “Aku berkata kepada-
mu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan
juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-peker-
jaan yang lebih besar dari pada itu” (Yohanes 14:12). Pekerjaan-pekerjaan
yang sama, dan bahkan lebih besar! Apakah ini mungkin? Apakah ini
mungkin? Jika Dia mengatakannya, pastilah iya! Gereja mula-mu-
la mengalami satu langkah yang baik dari realita ini. Mereka berjalan
dalam satu otoritas, kuasa dan keberanian yang sedemikian rupa sehing-
ga seluruh kampung-kampung dan kota-kota datang kepada Yesus hanya
dalam hitungan hari. Hal yang sama juga berlaku pada peristiwa-peristi-
wa masa kini yang telah saya saksikan atau dengarkan.
Mengenai gereja mula-mula, jika kita memikirkan hanya Yerusalem,
tak seorangpun di kota itu yang tidak terdampak. Hanya dalam hitungan
hari, salah satu dari ketiga hal ini terjadi: Para penduduk terpesona karena
peristiwa-peristiwa yang penuh kuasa, atau marah karena pemberitaan
Yesus, atau ditarik ke dalam kerajaan Allah. Gereja bertumbuh secara
BANGKIT 337

berlipat ganda, berjalan dalam kuasa yang hebat, dan mengalami bebe-
rapa mukjizat penting. Dalam satu peristiwa, seorang pria yang lumpuh
sejak lahir, yang digendong ke tempat pertemuan setiap hari, disembuh-
kan. Ia langsung mulai melompat-lompat dan berseru-seru, dan sebagian
besar penduduk kota itu berkumpul dan takjub!
Para penguasa menangkap Petrus dan Yohanes dalam upaya mengha-
langi terbangunnya momentum pergerakan. Mereka dibawa ke hadapan
anggota sidang majelis yang menyimpulkan:

Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan menge-
tahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah
mereka; dan mereka mengenali bahwa mereka telah bersama-sama
dengan Yesus. (Kisah Para Rasul 4:13 NKJV)

Keberanian adalah sesuatu yang menyita perhatian sidang itu.


Sebenarnya lebih mudah bagi Petrus dan Yohanes untuk ketakutan dan
melakukan satu manuver politis untuk menjaga kedamaian di hadapan
orang-orang paling berpengaruh di kota itu. Mereka bisa saja menah-
an diri dengan tidak berkonfrontasi. Namun, mereka tetap mengatakan
yang sebenarnya di hadapan bahaya besar .
Benar-benar berani dan benar-benar kuat — dari mana itu berasal?
Itu ditemukan dari kata-kata, “mereka telah bersama-sama dengan Yesus.”
Orang-orang ini telah berjalan dan masih berjalan di hadirat Sang Tuan.
Mereka mengerjakan pekerjaan yang sama dengan yang dilakukan-Nya,
yang menghasilkan kota-kota yang diubahkan. Mereka adalah orang-
orang kudus. Gereja mula-mula menjaga tetap bersih dari kryptonite dan
memilih tetap mendekat kepada Sang Anak — dengan menarik kekuatan
mereka dari-Nya. Karena itu, mereka berjalan dalam keberanian, otoritas
dan kuasa yang besar.
Sayangnya, sejarah juga menunjukkan bahwa gereja di Korintus tidak
mempengaruhi kota mereka, sebagaimana yang dilakukan para murid
338 MEMBUNUH KRYPTONITE

di Yerusalem dan kemudian di kota-kota Samaria, Yope, Lida, Saron,


Antiokhia, dan yang lainnya di seluruh wilayah Yudea dan Asia. Gereja
Korintus adalah kebalikannya. Mereka lemah dan tidak memiliki kekua-
tan untuk mempengaruhi kota mereka. Fakta yang luar biasa ialah gereja
Korintus mempercayai dan berjalan dalam karunia-karunia Roh Kudus.
Meskipun sejumlah kecil mukjizat terjadi di antara orang-orang percaya
ini, mereka kekurangan sesuatu yang diperlukan untuk mempengaruhi
kota mereka.
Apa yang kita inginkan bagi generasi kita? Apakah mungkin untuk
sekali lagi menyaksikan kota-kota dipengaruhi dan diubahkan? Saya
diundang untuk berkhotbah di banyak kota dan merayakan kehadiran
yang besar di banyak gereja, namun pada saat yang sama, saya berdu-
ka bagi mayoritas, kadang-kadang berjuta-juta orang yang tidak dipen-
garuhi bagi kerajaan Allah. Mengapa kita tidak sedang mempengaruhi
kampung-kampung, kota-kota dan wilayah? Mungkinkah karena kryp-
tonite telah memegang kendali?
Allah telah menyingkapkan takdir kita melalui kehidupan seorang
hakim dalam Perjanjian Lama. Namanya adalah Simson. Ia bergenit-genit
dengan ketidaktataan hingga itu menjadi satu pola dalam kehidupannya.
Pada akhirnya, Simson membayar harga yang mengerikan ketika kryp-
tonite mencuri kekuatannya. Ia tidak dapat lagi berjalan dengan kekua-
tan supernatural seperti yang dulu dimilikinya. Namun, setelah banyak
menderita, ia bertobat dan kekuatannya dikembalikan. Pada akhirnya,
ia melakukan perbuatan yang lebih besar dibandingkan selama semua
tahun-tahun sebelum ia kehilangan kekuatannya.
Nabi Daniel menubuatkan satu generasi yang tidak akan kalah terha-
dap setiap kesukaran di hari-hari terakhir. Ia bernubuat:

Umat yang mengenal Allah mereka akan membuktikan diri mereka


kuat dan akan berdiri teguh dan melakukan hal-hal besar [bagi
Allah]. (Daniel 11:32 AMPC).
BANGKIT 339

Kunci kekuatan dan kuasa pasukan ini adalah mereka “mengenal


Allah mereka” dengan intim. Kunci pada keintiman ini adalah penge-
jaran mereka akan kekudusan yang murni.

Kata-Kata Terakhir

Jadi begitulah. Anda dipanggil oleh Allah untuk menjadi seorang pahla-
wan, seorang juara, seorang yang menang dalam kehidupan dan membuat
satu perbedaan dalam lingkungan pengaruh Anda. Jadilah kuat, jadilah
berani, mendekatlah kepada Sang Raja, karena Dia menginginkan Anda.
Dia rindu dekat dengan Anda dan memberdayakan Anda. Dia ada untuk
Anda. Dia percaya kepada Anda dan, yang terpenting, Dia mengasihi
Anda dengan satu kasih yang kekal.
Anda adalah salah satu dari para pahlawan super yang sebenarnya
di dunia ini. Lebih besar lagi Jagoan yang ada di dalam diri Anda diban-
dingkan dengan Lex Luthor dari dunia ini. Tariklah kekuatan dari Dia dan
ubahlah banyak kehidupan. Pengaruh Anda tidak akan dikenal seluruh-
nya hingga Anda berdiri di hadapan takhta Sang Raja. Anda akan sangat
gembira baik sekarang maupun pada hari di mana Anda tidak mengalah
pada kryptonite.
Jadi, bunuhlah kryptonite, hancurkan dia, basmi dia, dan jangan beri
dia tempat apa pun— bahkan jangan buka sedikit celah — dalam hidup
Anda. Anda diciptakan untuk kemuliaan dan kekuatan yang besar. Orang
hebat, Anda memiliki satu takdir, dan dunia ini membutuhkan Anda
untuk menggenapinya.

Ambil Tindakan

Allah adalah seorang pahlawan, dan kita diciptakan untuk menja-


di seperti Dia. Inilah sebabnya film-film pahlawan super begitu menarik
bagi sesuatu di dalam diri kita. Kita tahu dengan sendirinya bahwa kita
lahir untuk berjaya!
340 MEMBUNUH KRYPTONITE

Inilah yang diciptakan Allah bagi Anda, dan kita melihat kesak-
sian-kesaksian sepanjang sejarah dari orang-orang yang melakukan
perbuatan-perbuatan besar bagi Allah ketika mereka tidak menyisakan
ruang bagi kryptonite dosa yang disengaja dalam kehidupan mereka.
Kota-kota telah ditransformasi hanya dalam hitungan hari oleh kuasa
Allah dan keberanian umat-Nya. Allah sedang memanggil Anda untuk
melangkah maju dan menjadi bagian darinya untuk melakukannya sekali
lagi.
Tanyalah Allah pertarungan apa yang sedang Dia panggil untuk
Anda perangi. Kota, wilayah, teritori, atau negara mana yang sedang Dia
panggil untuk Anda jangkau? Tuliskanlah apa yang Anda dengar Dia
sampaikan kepada Anda dan berdoalah agar Allah mencurahkan anuger-
ah-Nya atas Anda untuk menyelesaikan tujuan-Nya di sana.Lalu tujukan-
lah mata Anda pada upah kekal Anda — janji tentang semua yang akan
Anda peroleh melalui pelayanan Anda yang setia dan menang dalam
kehidupan ini — dan mulailah melangkah. Allah telah memanggil Anda
menjadi seorang pahlawan!
PERTANYAAN-
PERTANYAAN
DISKUSI

Jika Anda sedang membaca buku ini sebagai bagian dari studi Membunuh
Kryptonite (yang merupakan satu ide yang hebat!), saya menganjur-
kan agar Anda menonton masing-masing video pengajaran dalam DVD
yang terlampir atau di Cloudlibrary.org dan membahas pertanyaan-per-
tanyaan diskusi yang sesuai sebagai satu kelompok. Pelajaran-pelajaran
videonya akan paralel dan memperkuat tema-tema utama dari buku ini,
jadi itu ideal bagi semua anggota, baik yang menonton pelajaran maupun
yang membaca buku.
Nikmatilah!

Pelajaran 1: Potensi Kita

Menyoroti tema-tema dari bab 1-3

1. Anda tidak akan termotivasi untuk memasuki potensi apa pun


yang tidak Anda sadari. Bagaimana Anda telah menyaksikan prin-
sip ini berlaku dalam kehidupan Anda? Apa produk, teknologi
342 PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

atau kepercayaan baru yang Anda rangkul setelah Anda temukan


apa yang dapat mereka lakukan untuk Anda? Bagaimana ini mirip
dengan apa yang Anda pelajari dalam pelajaran ini?
2. Potensi kita di dalam Allah meliputi kemungkinan-kemungkinan
yang nyaris tak terbayangkan.Bagaimana pelajaran ini menginspi-
rasi Anda untuk menggali potensi tentang identitas Anda di dalam
Kristus? Apa area-area di mana Anda berpikir terlalu kecil?
3. Mengapa Anda berpikir potensi kita di dalam Kristus tidak terbiasa
diajarkan di gereja-gereja saat ini? Menurut Anda, bagaimana gereja
akan berubah jika kita diajari untuk meyakini bahwa semua ini
mustahil? Seraya Anda merenungkan kemungkinan-kemungkinan
ini, bagaimana mereka mulai mengubah Anda?
4. Ketika kita jatuh begitu jauh dari apa seharusnya arti menja-
di Kristen, itu mempengaruhi bagaimana dunia ini memandang
baik Kekristenan maupun Allah. Bagaimana dunia ini akan melihat
orang-orang Kristen secara berbeda jika kita benar-benar meng-
genapi potensi kita? Bagaimana mereka akan memandang Allah
secara berbeda jika kita menggenapi potensi kita?

Pelajaran 2: Kuasa Satu

Menyoroti tema-tema dari bab 4-7

1. Paulus menuliskan bahwa karena orang-orang Korintus tidak meng-


hormati tubuh Kristus, banyak orang di antara mereka menjadi
lemah, sakit, dan bahkan meninggal secara dini. Ini masih berlaku
bagi kita saat ini, dan dikatakan bahwa itu mempengaruhi banyak
orang. Bagaimana ini berbeda dari apa yang telah diajarkan kepada
Anda tentang gereja — tubuh Kristus? Mengapa ini penting untuk
dipahami semua orang percaya saat ini?
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI 343

2. Banyak orang dalam tubuh Kristus gagal mencapai potensi mereka


karena dosa-dosa yang disengaja di dalam gereja, namun ini bukan-
lah satu-satunya alasan mengapa orang-orang Kristen sakit, mati
secara dini, atau menjadi lemah. Mengapa begitu penting membuat
pembedaan ini? Apa alasan-alasan lain bagi terjadinya penderitaan
di dalam gereja?
3. Di Barat, kami memiliki pola pikir yang sangat individualistik,
namun kita lihat bahwa ketika Akhan berdosa terhadap Allah,
semua orang Israel terdampak karena mereka adalah satu tubuh.
Bagaimana kebenaran ini mempengaruhi cara Anda melihat
peranan Anda dalam tubuh Kristus?
4. Kryptonite rohani adalah dosa yang disengaja. Akhan tahu bahwa
adalah salah mengambil barang jarahan bagi dirinya sendiri, dan
orang-orang Korintus juga mengetahui kemabukan, kerakusan dan
keegoisan mereka pada saat perjamuan makan adalah dosa. Kedua
peristiwa ini menyebabkan kelemahan dan kematian di antara
orang-orang yang tidak melakukan kesalahan apa pun. Menurut
Anda, mengapa Allah menginginkan kita menempatkan satu nilai
yang sedemikian tinggi, bukan hanya pada orang percaya sebagai
individu, melainkan pada tubuh Kristus sebagai satu kesatuan?

Pelajaran 3: Kryptonite

Menyoroti tema-tema dari bab 8-10

1. Dapatkah Anda membayangkan satu situasi seperti Justin dan


Angela benar-benar terjadi? Pasti Anda tidak dapat. Tetapi persa-
maan apa yang Anda lihat pada bagaimana sejumlah orang Kristen
memperlakukan hubungan mereka dengan Allah? Bagaimana Anda
akan merespon terhadap seseorang yang memperlakukan pasangan
mereka dengan cara yang demikian? Bagaimana Anda akan
344 PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

merespon terhadap seseorang yang memperlakukan Allah dengan


cara demikian?
2. Dosa yang disengaja adalah kryptonite rohani, dan kryptonite
rohani adalah penyembahan berhala. Apa artinya itu sehingga
begitu banyak orang yang selalu pergi ke gereja adalah sebenarnya
sedang menyembah berhala? Seperti apakah penyembahan berhala
terlihat di satu negara yang tidak menyembah pada patung-patung
dan berhala?
3. Penyembahan berhala bukanlah sesuatu yang lazim diajarkan dalam
kebanyakan gereja. Apa yang paling menonjol bagi Anda dari apa
yang telah Anda pelajari dalam pelajaran tentang penyembahan
berhala ini? Mengapa menurut Anda itu yang paling menonjol bagi
Anda?
4. Secara konsisten di sepanjang Kitab Suci, Allah menyamakan
penyembahan berhala dengan perzinaan. Dalam kata-kata Anda
sendiri, menurut Anda mengapa Allah melakukan ini? Apa yang
dikatakannya mengenai hubungan yang Dia tawarkan pada kita?
5. Penyembahan berhala dimulai dengan menyembah ciptaan alih-alih
Penciptanya. Apa tanggapan Allah terhadap perilaku ini? Mengapa
Allah sendiri menjauhkan diri-Nya dari mereka yang tidak memi-
lih Dia? Menurut Anda mengapa suatu kedekatan hubungan terha-
dap homoseksualitas merupakan satu tanda penunjuk bahwa suatu
masyarakat telah menganut penyembahan berhala?
6. Jika kita hendak mengenali penyembahan berhala, kita harus
memahami penyembahan yang benar. Penyembahan yang benar
ialah ketaatan kepada perintah Allah, bukan soal menyanyikan satu
lagu yang lambat. Bagaimana pengertian tentang penyembahan ini
mengubah cara berpikir Anda tentang kehidupan Kristen? Siapa
yang telah Anda lihat dalam hidup Anda yang telah memberi Anda
teladan terbaik tentang suatu gaya hidup menyembah Allah?
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI 345

Pelajaran 4: Penyembahan Berhala Modern

Menyoroti tema-tema dari bab 11-14

1. Kisah ketidaktaatan Saul ketika menyelamatkan sebagian orang


Amalek menunjukkan kepada kita akar penyembahan berhala di
dalam gereja. Bagaimana keserakahan Saul sama dengan penyemba-
han berhala?
2. Samuel memberitahu Saul bahwa sikap keras kepala sama dengan
penyembahan berhala. Ini adalah ketika kita berpaut pada apa yang
lebih kita inginkan melebihi apa yang Allah nyatakan sebagai kehen-
dak-Nya. Dan, seperti kita lihat dalam hidup Saul, itu membu-
ka pintu pada banyak dosa yang lebih besar dalam kehidupannya.
Bagaimana dengan penyembahan berhala ini? Mengapa itu menun-
tun kita pada dosa yang lebih besar?
3. Keserakahan adalah sesuatu yang membawa kita ke dalam penyem-
bahan berhala dan, sebenarnya, merupakan penyembahan berh-
ala itu sendiri. Tetapi rasa cukup adalah sesuatu yang membawa
kita pada kekudusan. Ketika Anda melihat tujuan-tujuan, prioritas-
prioritas dan kebiasaan-kebiasaan Anda, yang mana menurut Anda
yang lebih kuat dalam hidup Anda — keserakahan atau rasa cukup?
Bagaimana Anda dapat mengejar satu kehidupan dengan rasa cukup
yang semakin besar?
4. Sementara rasa cukup diperlukan dalam kehidupan setiap orang
Kristen, kita tidak dapat menyalah-artikannya dengan kepuasan.
Dalam kata-kata Anda sendiri, bagaimana kedua hal ini berbeda?
Bagaimana Anda akan tahu jika seseorang itu merasa cukup, tetapi
tidak merasa puas?
5. Klarifikasi penting lainnya untuk diingat ialah bahwa penyembahan
berhala bukanlah ketika seorang percaya jatuh ke dalam dosa, tetapi
hanya ketika mereka menyerah kepada dosa. Menurut semua yang
346 PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

telah Anda pelajari sejauh ini dalam pelajaran ini, bagaimana Anda
dapat menjelaskan perbedaan antara keduanya?
6. Jika kita hendak memahami bahwa dosa yang disengaja ialah kryp-
tonite rohani, kita juga harus memahami bahwa Allah menawarkan
kita satu kehidupan yang sepenuhnya baru dengan satu kodrat yang
baru — kodrat-Nya. Apakah Anda telah menyadari bahwa adalah
mungkin untuk tidak rentan terhadap dosa, namun sebaliknya
cenderung kepada kebenaran? Bagaimana ini membuat Anda mera-
sakan bahwa mengenal transformasi ini adalah mungkin — dan
bahkan diharapkan dari hidup Anda?

Pelajaran 5: Suatu Yesus Tiruan

Menyoroti tema-tema dari bab 15-18

1. Tujuan Allah dalam menyelamatkan Anda ialah untuk memba-


wa Anda kepada diri-Nya sendiri. Dia menginginkan berada dalam
relasi yang intim dengan Anda. Ini menuntut Anda menyucikan
diri Anda dari perkara-perkara duniawi, karena Dia mengingink-
an satu hubungan yang otentik dengan Anda. Apakah artinya ini?
Bagaimana Anda dapat mengetahui bahwa Anda telah melakukan
ini?
2. Bayangkanlah rasa kecewa Allah ketika umat yang Dia ingin
bawa kepada diri-Nya sendiri menolak untuk datang kepada-Nya,
bahkan setelah mereka mengaku diselamatkan oleh Dia? Bagaimana
perasaan Anda jika Anda menikahi seseorang, tetapi ia menolak
untuk berada di kamar yang sama dengan Anda? Bagaimana jika ia
bahkan tidak ingin berbicara di telepon dengan Anda? Hubungan
seperti apa yang akan Anda miliki dengannya setelah semua itu?
3. Harun tetap berada di perkemahan, sehingga kita bisa katakan
bahwa ia lebih nyaman di perkemahan itu bersama umat itu
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI 347

dibandingkan dalam hadirat Allah di atas gunung Sinai. Sebagian


orang berlaku seperti ini — lebih nyaman di gereja daripada di
hadirat Allah. Bagaimana Anda merespons ketika Anda merasakan
hadirat Allah?
4. Israel memiliki seorang imam besar, menyatakan Yahweh telah
melepaskan mereka dari Mesir, dan menyembah Yahweh dengan
persembahan dan korban-korban bakaran, sementara mereka semua
memusatkan perhatian mereka terhadap satu patung lembu emas —
semuanya demi mengejar keinginan mereka sendiri. Jika Israel dapat
menyatakan semua ini dengan nama yang benar, namun masih
dengan penyembahan palsu yang keji, dapatkah gereja masa kini
melakukan hal yang sama? Akan seperti apakah itu kelihatannya?
5. Israel menaati sebagian perintah Allah, tetapi mengabaikan yang
lainnya. Gereja-gereja di seluruh dunia melakukan hal yang sama,
dengan memilih bagian-bagian yang mereka suka sambil meng-
abaikan bagian-bagian yang menantang kita untuk menjala-
ni kehidupan yang kudus, sepenuhnya beribadah kepada Allah.
Bagaimana kita tahu bahwa kita sedang menyembah Yesus yang
sejati, bukan satu Yesus tiruan?

Pelajaran 6: Tempat Permulaan

Menyoroti tema-tema dari bab 19-21

Bagaimana satu Yahweh tiruan berkembang di Israel, dan bagaimana satu


Yesus tiruan berkembang di dalam gereja? Keduanya adalah akibat dari
suatu hati yang dikeraskan dari tidak adanya pertobatan yang sejati.

1. Pelajaran ini banyak mengupas tentang pertobatan — pentingnya


pertobatan, perannya dalam kitab Injil, dan apa maknanya yang
sebenarnya. Bagaimana hal ini serupa atau berbeda dengan cara
348 PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

bagaimana Anda diajari mengenai pertobatan di masa lalu? Apakah


ini mengubah cara pikir Anda tentang Injil? Jika ya, bagaimana?
2. Setiap kitab Injil dimulai dengan cerita Yohanes Pembaptis, yang
mengkhotbahkan pertobatan dari dosa. Ini berarti Injil Yesus selalu
dimulai dengan pertobatan. Bagaimana perasaan Anda mengenai
pernyataan ini? Mengapa pertobatan begitu penting dalam kitab
Injil?
3. Tidak ada iman yang benar di dalam Kristus tanpa pertobatan dari
dosa yang disengaja. Jika kita berpaut pada dosa dan mengaku diri
sebagai orang Kristen, maka kita sudah tertipu. Menurut Anda
mengapa Allah begitu perduli dengan cara bagaimana kita hidup?
4. Ingatlah kisah Justin dan Angela, bagaimana Angela sama sekali
tidak mengerti bahwa ia seharusnya meninggalkan pacar-pacarn-
ya ketika ia menikah? Bagaimana semua orang-orang yang tidak
mengenal Yesus seharusnya tahu bahwa mereka perlu bertobat kalau
kita tidak memberitahu mereka? Apa yang mungkin terjadi kepada
kita jika kita memberitahu orang-orang untuk berhenti berdosa?
Mengapa penting memperhitungkan harga dalam membagikan Injil
yang lengkap?
5. Kita didefinisikan oleh tindakan-tindakan kita, bukan oleh niat kita.
Ini menunjukkan kuasa Injil, bahwa ia dapat mengubahkan seluruh
diri kita.Bagaimana ini menunjukkan bahwa pertobatan adalah satu
hal yang positif dan baik? Dalam kata-kata Anda sendiri, jelaskanlah
bagaimana tuntutan Allah untuk pertobatan sebenarnya merupakan
kemurahan-Nya kepada kita.
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI 349

Pelajaran 7: Kebenaran, Toleransi & Kasih

Menyoroti teman-tema dari bab 22-24

1. Yudas ingin menuliskan tentang keajaiban keselamatan kita — atau


hal-hal yang baik — tetapi harus memperingatkan pendengarnya
mengenai orang-orang yang sedang berpaling dari anugerah Allah
kepada suatu kebebasan untuk berdosa. Dalam hidup Anda sendi-
ri, apakah Anda telah membiarkan diri Anda sendiri mengabaikan
peringatan-peringatan Allah, dengan hanya mengatakan hal-hal
yang baik? Mengapa penting bagi Anda menjauhkan peringa-
tan-peringatan itu dari hidup dan perkataan Anda?
2. Alasan mengapa gereja telah menjadi toleran terhadap dosa ialah
bahwa kita memiliki satu pemahaman keliru tentang apa itu kasih
sejati. Kasih sejati menuntut kebenaran, dan kebenaran itu selalu
merupakan satu perspektif kekekalan. Bagaimana dengan memeli-
hara satu perspektif kekekalan mengubah apa yang penting dalam
hidup Anda?
3. Kasih akan Allah berarti mematuhi perintah-perintah-Nya. Inilah
yang membedakan kasih orang Kristen dari kasih duniawi. Tanpa
perintah-perintah Allah, bagaimana Anda akan menggambarkan
perbedaan antara kasih Allah dan kasih dunia ini?
4. Kasih tanpa kebenaran Allah yang dilekatkan kepadanya bukan-
lah kasih sejati — itu adalah kasih yang palsu. Budaya kita
adalah menjauh dari kasih ini, dan itulah sebabnya mengapa
gereja didorong kepada satu Yesus tiruan. Bagaimana perasaan
Anda tentang menyampaikan kebenaran dalam kasih? Menurut
Anda, mengapa begitu banyak orang yang tidak nyaman dengan
kebenaran?
350 PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI

Pelajaran 8: Membunuh Kryptonite

Menyoroti tema-tema dari bab 25-28

1. Sebagian orang percaya menganggap remeh dosa karena mereka


tidak menyadari akan realitas bahwa dosa mereka menyakiti hati
Allah. Orang-orang Kristen lain mempercayai dusta bahwa kita
memang pendosa secara kodrati dan darah Yesus cukup berkuasa
membebaskan kita dari hukuman dosa, tetapi tidak dapat membe-
baskan kita dari belenggu dosa. Ini adalah orang-orang percaya
dengan kryptonite — perbuatan dosa yang disengaja. Bagaimanakah
salah satu kepercayaan ini mempengaruhi hidup Anda? Bagaimana
Anda melihat kepercayaan ini mempengaruhi orang-orang lain yang
mengaku sebagai orang percaya?
2. Kelompok ketiga dari orang-orang percaya adalah orang-orang
Kristen sejati yang menyadari dosa, tetapi bagi mereka, itu merupa-
kan satu pergumulan yang terus-menerus. Mereka ingin bebas,
tetapi belum menemukan dari firman Allah bagaimana hidup terbe-
bas dari dosa.Rasa malu terhadap dosa mereka menahan mereka
di dalam dosa mereka. Kebenaran apa dari pelajaran ini yang akan
Anda bagikan kepada seorang percaya yang berada dalam kondisi
ini?
3. Dalam pelajaran ini, saya bagikan dari kesaksian saya tentang
bagaimana Allah membebaskan saya dari nafsu dan pornografi. Apa
yang paling menginspirasi Anda dari kesaksian ini? Mengapa? Apa
yang paling menantang Anda? Mengapa?
4. Kemerdekaan dari dosa berasal dari dukacita yang kudus, bukan
dari dukacita yang duniawi. Dukacita yang kudus mengakui rasa
sakit yang diakibatkan dosa kita kepada Allah, tetapi dukacita duni-
awi hanya kuatir tentang bagaimana dosa kita mempengaruhi kita
dan masa depan kita. Menurut Anda, mengapa Allah hanya akan
PERTANYAAN-PERTANYAAN DISKUSI 351

melepaskan anugerah yang membebaskan hanya pada satu jenis


dukacita, dan tidak dengan dukacita yang lain? Bagaimana Anda
akan jelaskan perbedaan antara kedua jenis dukacita ini dalam
kehidupan Anda sendiri?
5. Begitu banyak kisah-kisah pahlawan super menyita imajinasi kita
karena mereka terhubung dengan satu kerinduan dalam hati setiap
manusia. Orang-orang Kristen mula-mula adalah manusia-manusia
super di zaman mereka. Bagaimana kita dapat menjadi manusia-ma-
nusia super di zaman kita? Bagaimana ini akan mengubah cara
dunia berpikir tentang Allah?
6. Allah adalah seorang pahlawan, dan kita diciptakan untuk menja-
di seperti Dia. Yesus memanggil ketujuh gereja dalam kitab Wahyu
untuk menang, yang berarti kita dipanggil kepada kemenangan dan
kita memiliki satu musuh untuk dikalahkan. Seraya Anda mere-
fleksikan seluruh pesan ini, bagaimana itu mengubah cara Anda
berpikir tentang apa yang Allah panggil untuk Anda kalahkan
dalam hidup ini? Bagaimana itu mengubah cara Anda memandang
diri Anda sendiri, orang-orang percaya lain, dan gereja sebagai satu
keseluruhan?
LAMPIRAN

KESELAMATAN,
TERSEDIA BAGI
SEMUA ORANG

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa


Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa
Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan
hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut
orang mengaku dan diselamatkan.
Roma 10:9-10

Allah ingin agar Anda mengalami hidup dalam kepenuhannya. Dia sangat
bergairah mengenai Anda dan rencana yang Dia miliki untuk kehidupan
Anda. Tetapi hanya ada satu cara untuk memulai perjalanan pada takdir
Anda: dengan menerima keselamatan melalui Anak Allah, Yesus Kristus.
Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, Allah telah membuat
satu jalan bagi Anda untuk memasuki kerajaan-Nya sebagai seorang
putra atau putri yang terkasih. Pengorbanan Yesus di kayu salib menja-
dikan kehidupan kekal dan berkelimpahan tersedia bagi Anda secara
354 MEMBUNUH KRYPTONITE

cuma-cuma. Keselamatan adalah pemberian Allah bagi Anda; Anda


tidak dapat melakukan apa pununtuk memperolehnya atau agar layak
mendapatkannya.
Untuk menerima anugerah yang berharga ini, pertama-tama akui-
lah dosa Anda yang hidup secara bebas dari Pencipta Anda, karena inilah
akar dari segala dosa yang telah Anda perbuat.Pertobatan ini adalah suatu
bagian sangat penting dalam menerima keselamatan. Petrus membuat-
nya jelas pada hari di mana lima ribu orang diselamatkan dalam kitab
Kisah Para Rasul: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu
dihapuskan” (Kisah Para Rasul 3:19). Kitab Suci menyatakan bahwa
setiap kita terlahir sebagai seorang budak dosa. Perbudakan ini bera-
kar di dalam dosa Adam, yang memulai pola ketidaktaatan yang dise-
ngaja. Pertobatan adalah suatu pilihan untuk berjalan menjauhi ketaatan
kepada diri sendiri dan kepada Setan, bapa segala dusta, dan berbalik
pada ketaatan kepada Tuan Anda yang baru, Yesus Kristus — Dia yang
telah memberikan hidup-Nya bagi Anda.
Anda harus menjadikan Yesus Tuhan dalam hidup Anda. Membuat
Yesus “Tuhan” berarti Anda memberi-Nya kepemilikan atas hidup Anda
(roh, jiwa, dan tubuh) — seluruh diri Anda dan semua yang Anda miliki.
Otoritas-Nya atas hidup Anda menjadi mutlak. Pada saat Anda melaku-
kan ini, Allah membebaskan Anda dari kegelapan dan memindahkan
Anda ke dalam terang dan kemuliaan kerajaan-Nya. Anda benar-benar
pindah dari kematian kepada kehidupan — Anda menjadi anak-Nya!
Jika Anda ingin menerima keselamatan melalui Yesus, ucapkanlah
doa ini:

Allah di Surga, aku mengakui bahwa aku adalah seorang berdo-


sa dan telah jatuh dari standar kebenaran-Mu. Aku layak dihukum
sampai selama-lamanya karena dosaku. Terima kasih karena Engkau
tidak meninggalkanku dalam keadaan ini, karena aku percaya
Engkau mengutus Yesus Kristus, Putra-Mu yang tunggal, yang telah
KESELAMATAN, TERSEDIA BAGI SEMUA ORANG 355

dilahirkan oleh perawan Maria, telah mati bagiku dan menanggung


hukumanku di atas kayu salib. Aku percaya Dia telah bangkit kemba-
li pada hari yang ketiga dan sekarang duduk di sebelah kanan-Mu
sebagai Tuhan dan Juruselamatku. Maka pada hari ini, aku berto-
bat dari ketidak-bergantunganku dari-Mu dan memberikan seluruh
hidupku pada Ketuhanan Yesus.
Yesus, aku mengakui Engkau sebagai Tuhan dan Penyelamatku.
Masuklah ke dalam hidupku melalui Roh-Mu dan ubahlah aku
menjadi seorang anak Allah. Aku meninggalkan hal-hal kegelapan
yang dulu kupegang, dan sejak hari ini dan seterusnya, aku tidak
akan lagi hidup untuk diriku sendiri; tetapi dengan anugerah-Mu,
aku akan hidup bagi Engkau yang telah memberikan diri-Mu bagiku
sehingga aku dapat hidup selamanya.
Terimakasih, Tuhan; sekarang hidupku sepenuhnya berada di
dalam tangan-Mu, dan sesuai dengan firman-Mu aku tidak akan
pernah dipermalukan. Amen

Selamat datang ke dalam keluarga Allah! Saya mendorong Anda


membagikan berita sukacita ini kepada orang percaya yang lain. Adalah
juga penting agar Anda bergabung dengan sebuah gereja lokal yang
percaya kepada Alkitab dan terhubung dengan orang lain yang dapat
mendorong Anda di dalam iman Anda yang baru.
Anda baru saja memulai perjalanan yang paling luar biasa. Kiranya
Anda bertumbuh dalam pewahyuan, anugerah, dan persahabatan dengan
Allah setiap hari!
TANGGUH
Menemukan Kebenaran
di Tengah Kemajemukan Cara Pandang

Inilah waktu yang tepat bagi kita untuk mengembangkan


ketangguhan dalam kasih dan kebenaran. Allah itu Kasih. Allah
itu Kebenaran. Kasih dan kebenaran tetap abadi dan melampaui
segala tren modern dan opini yang berkembang saat ini.

Allah mengungkapkan rencana-Nya sewaktu kita tinggal di da-


lam Dia. Di situlah kita ditempa dan dibentuk. Saya berdoa bagi
Anda semua, sahabat yang terkasih, bahwa ketika Anda tinggal
di dalam Kristus, Sang Batu Penjuru, Anda dibentuk menjadi
pribadi yang tangguh.

Tetaplah setia. Tetaplah berpegang pada kebenaran. Tetaplah


kuat.

CloudLibrary.org
Affabel
Teater Audio

Affabel adalah alegori epik Kristen yang ditulis oleh John Bevere.
Teater ini menawarkan jendela menuju apa yang terlihat dalah
realitas duniawi dan menggambarkan banyak kebenaran yang
terpantul dari kerajaan Allah. Amat penting bagi orang percaya
untuk hidup dengan persfektif kekal, namun kekekalan dapat
sulit untuk dipahami.

Bergabunglah bersama Raja Jalyn, Pangeran Kegelapan Dagon,


Amal, Merdeka dan lainnya saat Anda berpetualang di dunia
Affabel dan batas luar tanah Lone yang menakutkan. Anda akan
ditantang ketika karakter-karakter itu menyingkapkan apa yang
terdapat di dalam hati Anda sendiri.

Episode-episode Teater Audio Affabel menciptakan kisah yang


menarik dan memberikan bentuk yang dinamis dan ilustratif bagi
pesan Digerakkan oleh Kekekalan.

CloudLibrary.org
Messenger International hadir
untuk menolong individu-individu,
keluarga-keluarga, gereja-gereja dan
bangsa-bangsa untuk menyadari dan
mengalami kuasa firman Allah yang
mengubahkan.

Kesadaran ini akan menghasilkan


kehidupan-kehidupan yang
diberdayakan, komunitas-komunitas
yang diubahkan, dan suatu tanggapan
dinamis terhadap ketidakadilan yang
mewabahi dunia kita.

Cloud Library adalah suatu


program online yang yang
mengizinkan para pendeta dan
para pemimpin di seluruh dunia
mengakses bahan-bahan digital
gratis dalam bahasa mereka
sendiri.

Kunjungilah CloudLibrary.org
untuk memperoleh lebih banyak
bahan-bahan yang dapat diunduh
dari John dan Lisa Bevere dalam
lebih dari 90 bahasa!

Buku-buku elektronik, pengajaran


video dan audio, buku-buku
audio, Alkitab…

Mau lebih banyak?


Pindai di sini:
KURIKULUM PENGAJARAN
MEMBUNUH KRYPTONITE
Buku yang sekarang sedang Anda pegang adalah satu bagian
dari Kurikulum Pengajaran Membunuh Kryptonite oleh John
Bevere. Dengan membaca buku ini dan dengan menggunakan
bahan-bahan pengajaran pendukung yang tersedia dalam
lampiran DVD ROM dan dengan mengunduh dari CloudLibrary.
org Anda akan mampu mempelajari setiap bagian dari
pengajaran yang dinamis dan mengubahkan kehidupan ini. Jika
dipelajari dengan tepat, ia akan mempengaruhi dan menambah
perjalanan Kristen Anda dengan memampukan Anda melakukan
lebih banyak bagi Allah.

Kurikulum Pengajaran Membunuh Kryptonite berisi komponen-


komponen berikut:

- Buku Teks Membunuh Kryptonite


Satu-satunya bagian yang dicetak dari Kurikulum
Pengajaran.
Buku ini juga ada pada bahan disk sebagai satu PDF.
- Bahan DVD ROM Membunuh Kryptonite
Disk terlampir berisi semua bahan dalam format digital.
Anda tidak akan dapat memutar DVD ROM ini pada
pemutar DVD domestik Anda. Namun semua file dapat
dimuat dan dibaca pada tablet, komputer atau telepon
pintar Anda.
- Buku Audio Membunuh Kryptonite
Semua bagian Buku Teks Membunuh Kryptonite.
dibacakan dalam bahasa Anda dalam format MP3.
- Sesi Video Pengajaran Membunuh Kryptonite
Semua 6 Sesi Video Pengajaran dalam format MP4.
- Teater Audio Affabel dalam format MP3
Semua 4 episode Teater Audio Affabel.
- Bahan-bahan Bonus
DVD ROM juga berisi buku-buku dan bahan-bahan
lain termasuk Teater Audio Affabel, buku elektronik
Digerakkan oleh Kekekalan dan Kebaikan tanpa Allah?.
SELURUH BAHAN KURIKULUM INI
ADALAH PEMBERIAN BAGI ANDA!

Silakan dengan bebas memperbanyak DVD ROM ini, salinlah


bahan-bahan ini, kirimkan kepada teman-teman, salin dan
tempellah teks dari eBook-nya ke dalam dokumen Anda
sendiri, kirimkanlah pengajaran-pengajaran ini ke gereja Anda
dan unggahlah ke internet untuk digunakan orang-orang lain.
Bagikanlah bahan-bahan ini di manapun ada satu kelaparan
akan pengajaran yang baik dari firman Allah dan satu kehidupan
Kristen yang memberdayakan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang komponen-komponen


kurikulum pengajaran Membunuh Kryptonite:

- File pada DVD ROM ini tidak dapat diputar pada satu
pemutar video normal. Karena mereka adalah ‘media
campuran’, yakni: video, audio, dan file-file teks. Mereka
hanya dapat diputar dan dilihat di satu komputer atau
perangkat digital.
- File video MP4 dapat dimuat dan dimainkan di tablet atau
komputer Anda.
- File-file audio MP3 dapat dimuat di pemutar media audio,
telepon pintar atau komputer Anda.
- File-file digital PDF dapat dimuat di tablet atau komputer
Anda. Mereka mudah dibaca, dicetak atau diduplikasi.

CloudLibrary.org

Anda mungkin juga menyukai