Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENAMBAHAN WATERPROOFING INTEGRAL

TERHADAP MUTU BETON

Komunitas Bidang Studi : Rekayasa Konstruksi

SKRIPSI

Karya tulis sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh gelar Sarjana dari
Universitas Komputer Indonesia

Oleh
FERNANDO TAMPUBOLON
NIM : 13007800

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2012
ABSTRAK

Beton adalah campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen dan air serta
kadang–kadang ditambahkan zat–zat additive (admixture) sebagai bahan
tambahan. Penambahan zat additive ini bertujuan untuk mendapatkan mutu
beton yang lebih baik lagi. Dan salah satu contoh zat additive yang digunakan
pada penelitian ini yaitu Waterproof Integral. Waterproof Integral merupakan
bahan yang kedap air yang penggunaannya pada struktur beton bertulang
semakin banyak terutama untuk struktur dinding penahan tanah seperti pada
basement.Akan tetapi,penggunaan Waterproof Integral ini menimbulkan
banyak pertanyaan terutama pengaruhnya terhadap kekuatan beton.Adapun
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan
Waterproofing Integral terhadap mutu beton, menganalisis hubungan
waterproofing Integral dengan factor air semen ( FAS ) karena waterproofing
sendiri berbentuk cairan, dan kadar penambahan Waterproofing Integral yang
paling efektif. Penelitian ini menggunakan bahan uji berbentuk kubus dengan
ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm dengan jumlah benda uji sebanyak 60 buah
dengan mutu beton K-175. Perbandingan komposisi campuran pada penelitian
ini adalah 0,6 : 1 : 2.2 : 3.3 dimana 0.6 bagian air : 1 bagian semen : 2.2 agregat
halus : 3.3 bagian agregat kasar dengan alat pembanding yaitu berupa berat dari
ember. Variasi campuran pada penelitian ini antara lain 0 % waterproofing (
Normal), 0.5 % waterproofing dari berat semen, 1% Waterproofing dari berat
semen,1.5% waterproofing dari berat semen, dan 2 % waterproofing dari berat
semen. Dari penelitian ini didapat bahwa Penambahan waterproofing Integral
membawa dampak negative terhadap mutu beton dimana kuat tekan beton hasil
penambahan waterproofing Integral adalah dibawah kuat tekan beton Normal
(tanpa waterproofing). Hal ini diakibatkan oleh FAS,dimana kadar semen
berkurang akibat bertambahnya kadar air yang mempengaruhi semakin
besarnya Nilai Slump dan juga mempegaruhi kekuatan beton.Waterproofing
Integral tidak baik digunakan untuk beton structural.

i
ABSTRACT

Concrete is a mixture of coarse aggregate, fine aggregate, cement and water and
sometimes added additive substances (Admixture) as an additive. The addition of
other additives aimed to obtain a better quality of concrete anymore. And one of the
other additives used in this study is Waterproof Integral. Integral Waterproof is
waterproof material whose use of reinforced concrete structures more and more,
especially for structures such as retaining walls basement.Akan However, the use of
Integral Waterproof raises many questions, especially its impact on power
beton.Adapun purpose of this study was to determine the effect of adding Integral to
the quality of concrete waterproofing, waterproofing Integral to analyze the
relationship between water cement factor (FAS) for liquid waterproofing yourself,
and increase the levels of the most effective integral waterproofing. This study used a
cube-shaped test material with a size of 15 cm x 15 cm x 15 cm with a number of
specimens were 60 pieces with concrete quality K-175. Comparison of the
composition of the mixture in this study was 0.6: 1: 2.2: 3.3 where 0.6 parts water: 1
part cement: 2.2 fine aggregate: 3.3 parts coarse aggregate by means of comparison
in the form of weight of the bucket. Variations in the mixture in this study include 0%
waterproofing (Normal), 0.5% by weight of cement waterproofing, waterproofing 1%
by weight of cement, 1.5% by weight of cement waterproofing, waterproofing and 2%
by weight of cement. From this research found that the addition of Integral
waterproofing negative impact on the quality of the concrete compressive strength of
concrete results in which the addition of Integral waterproofing concrete compressive
strength is below normal (without waterproofing). It is caused by FAS, which is
reduced due to increasing levels of cement water levels affect the amount of value
and also Slump concrete effect.Waterproofing Integral power is not used for
structuralconcrete.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kepada Tuhan YME, atas segala rahmat
dan karunianya kepada Penulis sehingga selesai penulisan skripsi ini dan semoga
memberika ridho-Nya atas apa yang telah Penulis capai dan jalani dalam studi di
Universitas Komputer Indonesia.

“Pengaruh Penambahan Waterproofing Integral Terhadap Mutu Beton”


merupakan judul yang diambil dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar sarjana teknik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia.

Penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dan selesai tanpa bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Y. Djoko Setiyarto ST., MT., selaku Pembimbing dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan bimbingan dan waktunya.

2. Yatna Supriyatna ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Komputer Indonesia dan Koordinator Skripsi.

3. M. Donie Aulia ST., MT. dan Vitta Pratiwi ST., MT., selaku Dosen di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Komputer Indonesia.

4. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

5. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer


Indonesia.

6. Kedua Orang Tua Saya Yang Selalu Sabar Menyuport baik secara Materi dan
juga Doa

7. Kepada Saudara/Kakak/Lae/ dan Adik adik saya yang selalu mengingatkan


saya untuk Menyelesaikan Tugas Akhir ini.

iii
8. Kepada Teman Satu Jurusan Teknik Sipil Unikom Yang Tidak bisa Saya
Sebutkan Satu per satu Yang Slalu Membantu Saya Dalam Menyelesaikan
Kuliah Saya.

9. Akhir Kata, Semoga TYME Membalas Semua Kebaikan Para Pihak pihak
Yang Tercantum diatas.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Dengan rendah hati Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sehingga dapat menciptakan kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini atau
penulisan-penulisan karya ilmiah berikutnya.

Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi Penulis dan para pembacanya.

Bandung, Agustus 2012

Penulis

Fernando Tampubolon
13007800

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………… i

ABSTRACT ……………………………………………………………………. ii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iii

PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ……………………………………… iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… vii

DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………….. viii

DAFTAR LAMBANG …………………………………………………………. ix

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………. I-1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………... I-1


1.2 Tujuan Penulisan…………………………………………………………. I-2
1.3 Permasalahan…………………………………………………………….. I-2
1.4 Ruang Lingkup …………………………………………………………... I-2
1.5 Metode Penulisan ………………………………………………………… I-2
Bab I Pendahuluan …………………………………………………………….. I-3
Bab II Studi Pustaka …………………………………………………………… I-3
Bab III Metode Analisis ………………………………………………………... I-3
Bab IV Studi Kasus …………………………………………………………….. I-3
Bab V Kesimpulan dan Saran …………………………………………………. I-3

v
BABII ………………………………………………………………………….. II-1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton …………………………………………………………………. II-1
2.2 Kekuatan Beton ……………………………………………………… II-2
2.2.1 Faktor factor yang mempengaruhi kekuatan beton ………. II-3
2.3 Semen Portland ………………………………………………………. II-3
2.4 Agregat ………………………………………………………………. II-4
2.4.1 Agregat Halus ………………………………………………. II-5
2.4.2 Agregat Kasar ………………………………………………. II-5
2.5 Kuat Tekan (fc) ……………………………………………………… II-5
2.6 Faktor Air Semen ……………………………………………………. II-6
2.7 Waterproofing Integral ……………………………………………… II-6
BAB III
METODE ANALISIS ………………………………………………………….. III-1
3.1 Perencanaan Beton ………………………………………………….. III-1
3.1.1 Tahap Persiapan …………………………………………… III-2
3.1.2 Tahap Pengujian Agregat ………………………………….. III-2
3.1.3 Tahap Pembuatan Benda Uji ……………………………… III-2
3.2 Penambahan Waterproofing Integral ………………………………. III-3
3.2.1 Komposisi Campuran ……………………………………… III-3
3.2.2 Cara Pencampuran ………………………………………… III-3
3.3 Pengujian Kuat Tekan Beton ………………………………………. III-4
3.4 Data Hasil …………………………………………………………… III-4
3.5 Pengolahan Data ……………………………………………………. III-4
3.6 Kendala ……………………………………………………………… III-4
3.6.1 Proporsi Air ………………………………………………… III-4
3.6.2 Keseragaman Campuran ………………………………….. III-5
3.6.3 Ketepatan Proporsi ………………………………………… III-6
3.6.4 Slump Test …………………………………………………. III-7

v
3.6.5 Perawatan Benda Uji ………………………………………. III-7
3.6.6 Pengujian Kuat Tekan ……………………………………... III-8
BAB IV
ANALISIS DATA LABORATORIUM ………………………………………. IV-1
DAN DATA HASIL PENGUJIAN
4.1 Analisis Data Laboratorium …………………………………………. IV-1
4.1.1 Agregat Halus ………………………………………………. IV-1
4.1.1.1 Analisis Ayakan Agregat Halus ……………………... IV-1

4.1.1.2 Langkah-Langkah Perencanaan ………………………. IV -3

Campuran Beton (mix design)

menurut SK SNI T-15-1990-03

4.1.1.3 Berat Isi & Rongga Agregat Halus ……………………… IV-8

4.1.1.4 Absorption ……………………………………………….. IV-9

4.1.1.5 Kadar Lumpur …………………………………………… IV-10


4.1.1.6 Penentuan Kadar Zat organic …………………………… IV-11

4.1.2 Agregat Kasar ………………………………………………. IV-13

4.1.2.1 Analisa Ayakan Agregat Kasar …………………………. IV-14

4.1.2.2 Analisis Ayakan ………………………………………… IV-16

4.1.2.3 Berat Isi Dan Rongga Agregat Kasar …………………… IV-17

4.1.2.4 Absorption ………………………………………………. IV-18

4.1.2.5 Kadar Lumpur ………………………………………….. IV-19

4.2 Pembuatan Benda Uji …………………………………………………. IV-22

v
4.2.1 Data Campuran ………………………………………………. IV-22

4.2.1.1 Komposisi Campuran ……………………………………. IV-22

4.2.2 Persiapan Alat dan Bahan ……………………………………. IV-24

4.2.3 Proses Pembuatan Beton ……………………………………… IV-25

4.2.4 Penyimpanan Benda Uji ………………………………………. IV-29


4.2.5 Perawatan Benda Uji …………………………………………. IV-29

4.2.6 Proses Pengujian Kuat Tekan Beton ……………………… IV-30

4.2.6.1 Perhitungan berat jenis beton …………………………. IV-33

4.2.6.2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton …………………… IV-33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. V-1

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. V-1

5.2 Saran ………………………………………………………………… V-1

v
v
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sebagian besar orang percaya bahwa beton sudah biasa digunakan selama
berabad–abad. Bangsa Romawi dulu memang menggunakan semen yang disebut
pozzolan sejak sebelum masehi. mereka menemukan tambang abu pasir vulkanik
besar di dekat Gunung Vesuvius dan ditempat–tempat lainya di Italia. Ketika
mereka mencampur bahan ini dengan batu-kapur dan air bersama–sama dengan
pasir dan kerikil, bahan tersebut mengeras seperti batu dan digunakan sebagai
bahan bangunan. Orang mungkin akan mengira bahwa mutu beton yang
dihasilkan relatif rendah bila dibandingkan dengan beton yang ada saat ini, tetapi
beberapa struktur beton buatan bangsa Romawi masih tetap berdiri hingga saat ini.
Beton adalah material yang dibentuk dari campuran semen, agregat halus, agregat
kasar, dan air. Material ini telah digunakan sebagai bahan konstruksi sejak lama dan
merupakan material yang paling banyak digunakan sebagai bahan konstruksi karena
berbagai keuntungannya. Nilai kekuatan setara dengan daya tahan beton merupakan
fungsi dari banyak faktor, diantaranya ialah nilai banding campuran dan mutu
bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur,
dan kondisi perawatan pengerasannya. Nilai kuat tekan beton relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan kuat tariknya, dan beton merupakan bahan bersifat getas.

Seiring dengan modernisasi tata ruang suatu daerah, maka fungsi, kuat tekan, nilai
dan umur ekonomis suatu konstruksi dapat saja cepat berubah.
Pada zaman sekarang ini berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan kuat tekan
beton yang tinggi seperti penambahan zat-zat kimia, perawatan yang maksimal
dengan tujuan untuk mendapatkan kuat tekan beton yang tinggi.Hal itu juga yang
membuat Penulis ingin menganalisis penambahan waterproof kedalam adukan
beton.dimana waterproof sendiri berfungsi sebagai pelapis beton yang retak,akan
tetapi waterproof sendiri adalah bahan yang kedap air.

I-1
I-2

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh penambahan Waterproof kedalam adukan beton.


2. Menganalisis hubungan cairan waterproof dengan air,dimana waterproof
sendiri adalah bahan yang kedap air.
3. Menjawab keraguan masyarakat umum tentang keuntungan penggunaan
waterproofing.
4. Kadar penambahan waterproofing yang paling efisien.

1.3. Permasalahan

Dalam penulisan laporan ini penulis mengidentifikasikan masalah yang akan dibahas
dalam laporan ini, yaitu :
1. Apa pengaruh penambahan waterproof terhadap air semen.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan peningkatan mutu
yang maksimal.
3. Berapa kadar campuran waterproof untuk mendapatkan mutu beton yang
terbaik.

1.4. Ruang Lingkup


Untuk menghindari terjadinya penyimpangan isi dari laporan skripsi ini, maka
penulis membatasi masalah. Hal-hal yang membatasi penulisan skripsi hanya
mengkaji tentang Pengaruh waterproof terhadap kuat tekan beton.

1.5. Metode Penulisan


Adapun metode dan sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
I-3

Bab I Pendahuluan

Menjelaskan kerangka pemikiran yang melandasi seluruh penulisan skripsi ini.Pada


Bab 1 berisikan Latar Belakang Penulisan,Tujuan Penulisan,Permasalahan,Ruang
Lingkup Penelitian,Metode Penulisan, dan Manfaat Penulisan.

Bab II. Studi Pustaka

Menjelaskan sifat dan karakteristik material yang digunakan dalam menganalisis kuat
tekan beton yang disubstitusikan dengan semen,agregat halus, agregat kasar,dan
penambahan cairan waterproof dan langkah perencanaan campuran.

Bab III. Metode Analisis

Menjelaskan prosedur Analisis,Langkah Perencanaan beton,Jumlah sampel,Analisis


kuat tekan beton, dan Hipotesa.

Bab IV. Studi Kasus

Menjelaskan penelitian Hubungan waterproof dengan air, dan hasil penelitian kuat
tekan beton di laboratorium.

Bab V. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan yang dihasilkan nantinya akan bersifat khusus yang hanya pada satu
kasus tertentu saja, yaitu hubungan pencampuran cairan waterproof terhadap air semen
dan pengaruh terhadap kuat tekan beton. dan dapat pula yang bersifat umum yang
berlaku untuk keseluruhan dari isian skripsi ini, dan selain itu juga pada bab ini
akan disajikan saran-saran dari penulis.
I-4

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang, Tujuan, Ruang Lingkup,
Permasalahan, Metode Penulisan,

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
METODE ANALISIS
- Membuat benda uji
- Penambahan Water proof kedalam
campuran beton
- Melakukan Uji tekan

BAB IV
STUDI KASUS
-Analisis data Laboratorium
- Pembahasan hasil Laboratorium

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk
bangunan gedung,jembatan, jalan, dan lain-lain.Beton merupakan satukesatuan yang
homogen.Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat
kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen Portland atau dengan
semen hidrolik yang lain, kadang- kadang dengan tambahan zat additive yang bersifat
kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan
yang homogen.Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan.Pengerasan terjadi
akibat adanya reaksi kimia antara semen dengan air.
Beton yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan
rongga-rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah) dan diisi
oleh batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi
oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau
pengikat dalam proses pengerasan, sehingga butiran-butiran agregat saling terekat
dengan kuat sehingga terbentuklah satu kesatuan yang padat dan tahan lama.
Membuat beton sebenarnya tidaklah sederhana,hanya sekedar mencampurkan bahan-
bahan dasarnya untuk membentuk campuran yang plastis sebagaimana sering kita
lihat pada pembuatan bangunan sederhana.Tetapi jika ingin membuat beton yang
baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang lebih ketat karena tuntutan yang lebih
tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan
beton segar dan memperoleh beton keras yang baik pula.Beton segar yang baik ialah
beton segar yang dapat diaduk, dapat diangku, dapat dituang, dapat dipadatkan, tidak
ada kecenderungan untuk terjadi pemisahan kerikil dari adukan maupun pemisahan
air dan semen dari adukan.Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama,
kedap air, tahan aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo, 1996)

II-1
II-2

Beton memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain sebagai berikut


(Tjokrodimulyo, 1996) :

Kelebihan beton :
1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat tahan
terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.
2. Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.
Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak
maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
4. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada
tempat-tempat yang posisinya sulit.
5. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.

Kekurangan beton :
1. Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak.
Oleh karena itu perlu diberikan baja tulangan sebagai penahan gaya teriknya.
2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu, sehingga
perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mengatasi retakan-retakan akibat
terjadinya perubahan suhu.
3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan dengan
pengerjaan yang teliti
4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara
seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

2.2 Kekuatan Beton


Kekuatan merupakan sifat terpenting dari beton, meskipun demikian dalam
beberapa hal sifat-sifat durabilitas/ketahanan, impermeabilitas/kekedapan, dan
stabilitas volume lebih penting. Kekuatan beton merupakan parameter yang dapat
memberikan gambaran secara umum mengenai kualitas beton itu sendiri, karena
kekuatan berkaitan langsung dengan kondisi struktur dalam pasta semen.
II-3

2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton adalah :


1. Faktor air semen

2. Umur Beton

3. Jenis Semen

4. Jumlah Semen

5. Sifat Agregat

2.3 Semen Portland


Semen Portland ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis dengan gyps
sebagai bahan tambahan (PUBI-1982).Fungsi semen ialah untuk merekatkan butir-
butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak atau padat, selain itu untuk
mengisi rongga diantara butiran-butiran agregat.
Semen portland dibuat melalui beberapa langkah, sehingga sangat halus dan memiliki
sifat adhesif maupun kohesif. Semen diperoleh dengan membakar karbonat atau batu
gamping) danargillaceous (yang mengandung aluminia) dengan perbandingan
tertentu. Bahan tersebut dicampur dan dibakar dengan suhu 1400º C-1500º C dan
menjadi klinker. Setelah itu didinginkan dan dihaluskan sampai seperti bubuk. Lalu
ditambahkan gips atau kalsium sulfat (CaSO4) kira–kira 2–4 % persen sebagai bahan
pengontrol waktu pengikatan. Bahan tambah lain kadang ditambahkan pula untuk
membentuk semen khusus misalnya kalsium klorida untuk menjadikan
semmen yang cepat mengeras. Semen biasanya dikemas dalam kantong 40 kg /50 kg.
II-4

Tabel 1 Susunan Oksida semen Portland

NO OKSIDA PERSENTASE
1 Kapur ( ) 60 – 65
2 Silika (Si ) 17 – 25
3 Aluminia ( ) 3–8
4 Besi ( 0,5 – 6
5 Magnesia (MgO) 0,5 – 4
6 Sulfur ( ) 1–2
7 Soda/Portash( ) 0,5 - 1

Menurut SII 0031-81 semen portland dibagi menjadi lima jenis, sebagai berikut :
Jenis I : Semen untuk penggunaan umum, tidak memerlukan persyaratan khusus.
Jenis II : Semen untuk beton tahan sulfat dan mempunyai panas hidrasi sedang.
Jenis III : Semen untuk beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras).
Jenis IV : Semen untuk beton yang memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V : Semen untuk beton yang sangat tahan terhadap sulfat

2.4 Agregat
Agregat merupakan butiran mineral alami atau buatan yang berfungsi sebagai bahan
pengisi campuran beton. Agregat menempati 70 % volume beton, sehingga sangat
berpengaruh terhadap sifat ataupun kualitas beton, sehingga pemilihan agregat
merupakan bagian penting dalam pembuatan beton. Menurut Tjokrodomulyo (1992)
agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Batu, untuk besar butiran lebih dari 40 mm.
2. Kerikil untuk besar butiran antara 5 mm sampai 40 mm.
3. Pasir untuk butiran antara 0,15 mm sampai 5 mm.
Jenis agregat yang digunakan sebagai bahan susun beton adalah agregat halus
dan agregat kasar.

Anda mungkin juga menyukai