Anda di halaman 1dari 29

BETON PRATEGANG

Kapasitas Penampang Struktur


Prategang
Modul ke:

08
Pokok Bahasan:
• Tegangan Tulangan/baja prategang pada kekuatan lentur
nominal
• Formula Perilaku Bagian Sayap Penampang T pada
Kekuatan lentur Nominal
Fakultas
• Contoh Kekuatan lentur nominal: penampang persegi dan
Fakultas TEKNIK penampang T

Program Studi
Program Studi
Magister TEKNIK SIPIL
Resmi Bestari Muin
Tegangan Tendon Prategang Terlekat (Bonded), fps pada Kekuatan Lentur Nominal

• Perhitungan tegangan tulangan prategang terlekat (Bonded), fps yang akurat


didasarkan pada kompatibilitas regangan.
• Sebagai alternatif SNI 2847: 2019 pasal 20.3.2.3.1, tegangan tulangan prategang
Terlekat (Bonded) dizinkan dihitung menurut persamaan berikut,

jika (1.a)
Tegangan Tendonan Prategang Terlekat (Bonded), fps pada Kekuatan Lentur Nominal

• Atau jika 𝑓𝑝𝑒 > 0.5𝑓𝑝𝑢 (1.b)

• Dimana 𝑓𝑝𝑢 = kekuatan tarik baja prategang yang disyaratkan, MPa, (dari vedor) dan
tidak boleh melebih yang ditetapkan SNI 2847:2019 Tabel 20.3.2.2.
• 𝑓𝑝𝑒 = tegangan efektif tendon
• 𝜔𝑠 = indek tulangan biasa

• 𝜔′ = indek tulangan tekan. =


Tegangan Tendon Prategang Tidak Terlekat (Unbonded), fps pada Kekuatan
Lentur Nominal
Naaman berdasarkan ACI
SNI 2847:2019

(2)
Tegangan Tendon Prategang Tidak Terlekat (Unbonded), fps pada Kekuatan
Lentur Nominal
Rumus fps Rekomendasi Naaman
Perilaku Bagian Sayap Penampang T pada Kekuatan lentur Nominal

T-palsu T-murni
Flow Chart Utama Perhitungan Penampang T Sesuai Perilaku Bagian Sayap Penampang

• Karena di awal kita tidak tahu, apakah penampang balok akan berperilaku
sebagai T-murni atau T-palsu, maka di awal diasumsikan sebagai T-palsu.
Rumus Tahanan Lentur Nominal: Penampang Persegi
• Pada penurunan rumus tahanan lentur niminal penampang, diasumsikan
kondisi tulangan memenuhi syarat > tul. Minimum dan < tul. maks. Dan
kondisi penampang adalah under-reinforced (tulangan lemah) dan atau
tension-controlled (terkontrol Tarik).
• Analisa didasari pada prinsip keseimbangan
1. Keseimbangan gaya dan
2. Keseimbangan momen
T-Palsu
(9)

(10)
Kesimbangan Momen

(11)

Cara lain
(12)

Atau (13)
Contoh Tahanan Lentur Nominal penampang persegi
Contoh Tahanan Lentur Nominal penampang persegi

Berdasarkan persamaan (11)


Contoh Tahanan Lentur Nominal penampang persegi
Berdasarkan persamaan (1) dan (12)

Cek tulangan terhadap minimum


Analisa Kapasitas Penampang T Tanpa Tulangan Biasa (Fully Prestressed Section)

Berdasarkan kesimbangan
gaya, maka diperoleh:

Jika T-murni
Analisa Kapasitas Penampang T Tanpa Tulangan Biasa (Fully Prestressed Section)

Jika T-murni (4)

• Jika prediksi nilai 𝑓𝑝𝑠 tidak tergantung nilai a atau c (artinya berlaku
rumus (1.a) atau (1.b) untuk , maka nilai a dapat langsung dihitung sbb,

(5)

(6) (7)
Analisa Kapasitas Penampang T Tanpa Tulangan Biasa (Fully Prestressed Section)

Jika T-murni (4)

• Jika prediksi nilai 𝑓𝑝𝑠 tergantung nilai a atau c (artinya tidak berlaku rumus
(1.a) atau (1.b) untuk , maka nilai a dapat dihitung dari 2 persamaan
simultan, yakni pers. Kesimbangan (4) dan pers. Prediksi 𝑓𝑝𝑠 dari AASTHO (8)

(8)
PCI HAL 5-4 Flowchart PCI
PCI HAL 5-4

Lihat rumus SNI 2847


modul 8 slide 16
Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial
Step Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial

Step 1 Step 2

Step 3
Flowchart
Analisa
Kapasitas
Penampang T
Prategang
Parsial
Flowchart
Analisa
Kapasitas
Penampang T
Prategang
Parsial
Contoh Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial

Diket

• Ditanya: 1) Momen Nominal Penampang, 2) Momen Tahanan disain


• Jawab:
Contoh Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial

Karena Maka rumus fps dari peraturan


Dapat digunakan

• Tahap awal diasumsukan penampang T-palsu

c > hf , jadi asumsi salah


Contoh Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial

• Jadi penampang berperilaku T-murni, sehingga nilai a harus dihitung ulang


Contoh Analisa Kapasitas Penampang T Prategang Parsial

• Menentukan nilai 

2. Momen tahanan disain


Pustaka / Literatur
1. Naaman, A.E., 2004, “Prestressed Concrete Analysis and Design,
Fundamentals”, 2nd edition, Techno Press 3000
2. Badan Standarisasi Nasional (BSN), 2012, SNI 7833-2012, “Tata
Cara Perancangan Beton Pracetak dan Beton Prategang untuk
Bangunan Gedung”, BSN
3. Raju, N. K., 2007, “Prestressed Concrete”, 4th edition, Tata
McGraw-Hill
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai