TUGAS 7
evm
KELOMPOK 3 :
SUHARTONO | 55720120017
SYUKUR SETIYADI | 55720120022
RENGGO GINANJAR | 55720120027
HAFIZH SULUNG IRFAN MUDZAKI | 55720120033
SONY IRAWAN | 55720120037
UNIVERSITAS MERCUBUANA
PROGRAM STUDI PASCA SARJANA
MAGISTER TEKNIK SIPIL
JAKARTA
2021
Pengendalian, Monitoring dan Akuntansi Biaya
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I . PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.3. Tujuan....................................................................................................................... 2
3.1.2. Pendahuluan............................................................................................................. 12
3.1.3. Permasalahan............................................................................................................ 13
3.1.4. Tujuan..................................................................................................................... 13
3.1.5. Metode..................................................................................................................... 13
3.1.9. Kesimpulan.............................................................................................................. 26
3.2.2. Pendahuluan............................................................................................................. 27
3.2.3. Permasalahan............................................................................................................ 28
3.2.4. Tujuan..................................................................................................................... 28
3.2.5. Metode..................................................................................................................... 28
3.2.9. Kesimpulan.............................................................................................................. 38
4.1. Perbandingan................................................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 42
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 45
Magister Teknik Sipil Universitas Mercu Buana | Sistem Rekayasa Nilai | iii
Pengendalian, Monitoring dan Akuntansi Biaya
BAB I . PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1) Menjelaskan cara menampilkan dan membaca biaya yang sudah di keluarkan
dengan menggunakan metode Earned Value management.
2) Mengetahui kondisi over budget dalam sebuah proyek dengan menggunakan
metode Earned Value Management.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan dasar teori yang mendukung analisis/report tugas ini berdasarkan metode
yang ada
BAB V SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dokumen yang dilampirkan adalah 2 Jurnal yang direview dan lembar Presentasi
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa
ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber
ekonomik masa datang. Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai
ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.
4. Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian
5. Kontribusi dari dan distribusi pemilim dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan
6. Arus kas (Arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas).
Beberapa sumber menjelaskan mengenai definisi dari pendapatan. Para ahli akuntansi
mempunyai penafsiran yang berbeda dari pendapat yang sering dikaitkan dengan prosedur
akuntansi tertentu. Definisi pendapatan dalam PSAK No.23 pargf 06 (2012) adalah arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu
periode jika arus masuki tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanaman modal.
Menurut Kieso, dkk (2008, hal 10) menjelaskan bahwa Pendapatan adalah arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode,
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Menurut Baridwan (2013, hal 10) menyatakan pendapatan adalah aliran kas masuk
atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi) selama
suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa atau dari
kerugian lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha.
2.5. Karakteristik Pendapatan
Menurut Kurniawati (2014), ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang
menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik tersebut antara lain
berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah
pendapatan serta proses penandingan.
bahwa sumber pendapatan meliputi semua hasil (proses) dari kegiatan perusahaan. Pada
umumnya pendapatan berasal dari:
1) Pendapatan Operasional
Berasal dari hasil kegiatan normal perusahaan, baik dari hasil pemberiaan jasa
maupun penjualan barang dagang. Pendapatan ini juga dapat muncul dari kegiatan
utama perusahaan lainnya tentunya sesuai dengan karakteristik dan tujuan utama
perusahaan. Pendapatan operasional tergantung bidang usaha yang dijalankan oleh
perusahaan bersangkutan.
Berasal dari sumber lain yang bukan merupakan kegiatan utama dari perusahaan.
Pendapatan ini juga sering disebut sebagai pendapatan lain-lain (other revenue).
Pendapatan ini diterima tidak secara terus- menerus karena timbul dari kegiatan atau
suatu keadaan yang bukan merupakan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan non
opersional umumnya lebih kecil dari pada pendapatan operasional perusahaan, namun
dapat menambah laba yang diperoleh perusahaan.
Jumlah pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima perusahaan dikurangi dengan diskon dagang dalam rabat volume yang
diperbolehkan perusahaan. Pada umumnya imbalan tersebut dapat berbentuk kas atau setara
kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat
diterima.
Pendapatan diukur dengan satuan moneter (uang), yang harus menunjukkan nilai
tukar barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Jika terdapat potongan penjualan
tunai, retur penjualan maka yang diakui adalah pendapatan netto yang diterima. Karena
potongan penjualan, retur penjualan dan pengurangan harga jual diperlakukan sebagai
pengurang pendapatan bukan sebagai komponen biaya.
Dalam PSAK No 23 Pragf 08-09 (2012) pendapatan diukur dengan nilai wajar yang
diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timubl dari transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antra entitas dengan pembeli atau pengguna asset tersebut.
Jumlah tersebut diukur pada nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dikurangi
jumlah diskon dagang rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas.
Pendapatan direalisasi apabila barang dan jasa ditukar dengan kas atu klaim atas kas
(piutang). Pendapatan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran
segera dapat dikonversi menjadi kasa atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.
2) Dihasilkan
(konstruksi dalam proses), dan termin diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan
(tagihan atas konstruksi dalam proses).
Menurut Erlinadiansyah (2009), ada dua (2) pendekatan dalam metode persentase
penyelesaian yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan berdasarkan penjelasan
diatas yaitu:
1) Pendekatan Fisik
Metode pendekatan fisik merupakan suatu metode pendekatan yang digunakan untuk
menentukan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak jangka panjang
berdasarkan kemajuan fisik yang sudah dicapai atas pekerjaan yang dilaksanakan. Dengan
pendekatan fisik, ukuran dibuat berdasarkan dengan hasil yang telah dicapai (output
measures). Menurut Narsa (2001) model pendekatan fisik yang konvensional diaplikasikan
dalam penentuan pendapatan, maka mekanisme perhitungannya secara matematis adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
Rn = pendapatan periode berjalan
Xf = persentase penyelesaian fisik
C = biaya proyek yang diperkirakan
E = total pendapatan yang diharapkan
Besarnya Xf, ditetapkan dengan cara ditaksir atau dengan cara membandingkan antara
hasil atau kemajuan fisik yang telah dicapai dengan total harga jual kontrak. Selanjutnya,
persentase ini akan dikalikan dengan total biaya kontrak untuk menetapkan besarnya beban
pada periode berjalan. Apabila hasilnya dibandingkan dengan pendapatan yang diakui maka
akan diperoleh besarnya laba kotor.
2) Pendekatan Biaya
Metode pendekatan biaya (cost to cost) merupakan suatu metode pendekatan yang
digunakan untuk menentukan besarnya persentase penyelesaian atas pelaksanaan kontrak
jangka panjang yang perhitungannya berdasarkan ukuran masukan (input measures), yaitu
usaha – usaha dan biaya – biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu
kontrak. Ukuran yang digunakan dalam pendekatan ini berdasarkan asumsi bahwa setiap
usaha atau upaya yang dikeluarkan dalam suatu pelaksanaan pekerjaan akan mendapatkan
hasil secara proporsional.
Metode – metode yang digunakan dalam pendekatan ini diantaranya adalah:
a) Dasar metode Biaya terhadap Biaya (Cost-to-Cost Method)
Metode pendekatan ini paling banyak digunakan karena tingkat atau persentase
3.1.2. Pendahuluan
Pada perusahaan konstruksi, seperti pada perusahaan umumnya dalam menjaga kelangsungan
hidupnya harus memperhatikan faktor-faktor intern dan faktor-faktor ekstern. Salah satu
faktor intern yang perlu diperhatikan adalah tentang pengakuan pendapatan yang dilakukan
oleh perusahaan untuk dapat menunjukan laba yang optimal. Pendapatan adalah “aliran
masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari
keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang,
penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan
utama badan usaha”. [1] Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah
menentukan saat pengakuan pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan diakui pada
saat (1) kapan pendapatan dicatat dan (2) jumlah pendapatan yang dicatat. Kontrak adalah
kesepakatan antara dua orang atau lebih mengenai hal tertentu yang disetujui oleh kedua
belah pihak. Kontrak merupakan dokumendokumen yang mempunyai kekuatan hukum yang
berisi tentang hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang bersangkutan untuk melaksanakan
sebuah perjanjian pekerjaan guna membuat keputusan kontrak, diperlukan sebuah penawaran
dan penerimaan. PT. Agrindo Makmur Abadi adalah perusahaan yang bergerak dibidang
kontraktor dalam bidang Jasa, Pembangunan, Perdagangan, Pertambangan, Industri,
Pengangkutan darat, dan Elektronika. Terdapat dua metode dalam menghitung pendapatan
yaitu metode kontrak selesai dan presentase penyelesaian, namun PT. Agrindo Makmur
Abadi mengakui pendapatan hanya dengan satu metode pendapatan yaitu metode kontrak
selesai. Menurut metode kontrak selesai pendapatan dan laba kotor hanya diakui pada saat
terjadi penjualan artinya pada saat kontrak selesai. Keuntungan metode kontrak selesai adalah
bahwa pelaporan pendapatan didasarkan pada hasil akhir dan bukan pada taksiran pekerjaan
yang belum dilakukan. Kekurangan metode kontrak selesai adalah tidak mencerminkan
prestasi kerja masa berjalan bila periode kontrak tersebut diperpanjang menjadi lebih dari
satu periode akuntansi. Dalam hal menghitung pendapatan jasa konstruksi yang dilakukan
oleh perusahaan terdapat perbedaan perhitungan antara kontrak yang masih berjalan pada
tahun yang sama dengan kontrak yang masih berkaitan dengan tahun berikutnya. Perhitungan
dengan metode kontrak selesai yang sesuai dengan acuan PSAK No. 34 bahwa pendapatan
jasa konstruksi dihitung setelah kontrak diselesaikan.
3.1.3. Permasalahan
Bagaimana memperlakukan akuntansi atas pendapatan jasa konstruksi dengan menggunakan
metode kontrak selesai sesuai dengan standar akuntansi yang diatur dalam PSAK No.34?
3.1.4. Tujuan
Menganalisis perlakukan akuntansi pendapatan jasa konstruksi pada PT. Agrindo Makmur
Abadi.
3.1.5. Metode
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan metode kualitatif.
Pendekatan metode kualitatif adalah suatu pendekatan yang menitik beratkan pada logika
berpikir memilih antara rumusan masalah, tujuan, teknik, dan paradigma atau konsep berpikir
untuk mengetahui makna dari suatu fenomena. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang
dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.
metode yang sesuai dengan standar akuntansi yang diatur dalam PSAK No. 34. Metode yang
akan digunakan adalah metode tingkat penyelesaian biaya yang dikatakan sebagai metode
pengukuran input yang paling banyak dipakai. Dengan metode ini tingkat penyelesaian
pekerjaan atau kontrak ditentukan dengan cara membandingkan antara biaya yang diperlukan
untuk menyelesaiakn pekerjaan atau kontrak. Salah satunya masalah yang dihadapi dalam
menerapkan metode ini adalah membuat estimasi biaya yang diperlukan untuk
menyelesaiakan pekerjaan mutlak diperlukan untuk pendapatan dan penghasilan atau laba
atas kontrak yang akan diakui dalam setiap tahun pajaknya, terlepas dari bagaimana cara
yang akan digunakan.
Disamping itu laporan keuangan juga memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan
dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik pokok dari akuntansi biaya adalah:
Dapat dipahami, Relevan, Materialitas, Keandalan, Penyajian jujur, Substansi mengungguli
bentuk, Netralitas, Pertimbangan sehat, Kelengkapan, Dapat dibandingkan, Tepat waktu,
Keseimbangan antara biaya dan manfaat, Penyajian wajar. [7]
Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas perusahaan dalam suatu
periode. Pendapatan merupakan hal yang penting karena pendapatan adalah objek atas
aktivitas perusahaan. Pendapatan memilki pengertian yang bermacam-macam tergantung dari
sisi mana untuk meninjau pengertian pendapatan tersebut. Pendapatan timbul dari peristiwa
ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh
pihak lain yang menghasilkan bunga, royaliti dan deviden. Definisi lain dari pendapatan
adalah tiap tiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha
perusahaan baik berupa pendapatan jasa-jasa maupun penjualan barang. [4]
Pendapatan berasal dari penjualan barang dan pemberi jasa dan diukur dengan jumlah yang
dibebankan kepada pelanggan atau langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan
untuk mereka.[5] “Arus masuk bruto dari manfaat ekonomik yang timbul dari aktivitas
normal atau entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
aktivitas yang tidak berasal dari konstribusi penanam modal”.[6]
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan, yaiu
berupa penjualan barang dan penyerahan jasa.
2. Pendapatan diluar usaha
Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang diperoleh dari luar aktivitas utama
perusahaan, misalnya pendapatan jasa giro dan pendapatan bunga.
1) Secara luas pendapatan ialah seluruh perubahan net asset yang timbul dari kegiatan
produksi dan laba rugi yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi.
2) Secara sempit pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi tidak termasuk laba rugi
yang berasal dari penjualan aktiva tetap.
Pengukuran Pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan
yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan
pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. [8] Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon
dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. Jumlah pendapatan diukur dengan
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi dengan
diskon dagang dalam rabat volume yang diperbolehkan perusahaan. Pendapatan dapat diukur
dengan aktiva baru yang diterima dari:
1. Penjualan barang dan jasa perusahaan
2. Bunga, sewa, royality, deviden, atau pembagian keuntungan
3. Keuntungan bersih dari penjualan aktiva selain barang dagangan atau produk jadi
4. Keuntungan yang berasal dari pelunasan piutang.
Untuk penerimaan uang muka, pengeluaran biaya konstruksi, penagihan jasa kontruksi dan
hasil penagihan pencatatan atau jurnal dalam buku kontraktor untuk kedua metode pengakuan
pendapatan (metode kontrak selesai dan metode presentase penyelesaian) sama, yang berbeda
adalah jurnal penutup untuk pengakuan pendapatan dan biaya. Perbedaannya adalah:
1. Pada metode kontrak selesai, jurnal penutup pengakuan pendapatan dan biaya dilakukan
pada periode kontrak selesai, sehingga pendapatan, biaya dan laba rugi proyek terakumulasi
pada periode kontrak selesai.
2. Pada metode presentase penyelesaian, jurnal penutup pengakuan pendapatan dan biaya
dilakukan setiap periode sesuai dengan % termin dan biaya yang dikeluarkan masing masing
periode, sehingga pendapatan, biaya dan laba rugi proyek teralokasi pada tiap periode
kontrak.
kas (cash basis). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: Perlakuan akuntansi atas
pendapatan jasa konstruksi dengan menggunakan metode kontrak selesai pada PT. Agrindo
Makmur Abadi sudah sesuai dengan standar akuntansi yang diatur dalam PSAK No. 34.
Biaya biaya yang berhubungan langsung dalam kontrak dapat didistribusikan dalam kontrak
pada
aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan pada kontrak yang terkait. PT. Agrindo
Makmur Abadi tidak menggunakan metode presentase penyelesaian dalam pengakuan
pendapatan.
3.1.8. Analisa dan Hasil
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT. Agrindo Makmur Abadi ditemukan
bahwa perusahaan tersebut menggunakan metode kontrak selesai untuk mengakui besarnya
pendapatan. Metode kontrak selesai seperti yang telah dibahas pada tinjau pustaka bagian
sebelumnya, dimana semua biaya yang terjadi selama pelaksanaan dalam pekerjaan tagihan
atau kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun
kontrak persediaan. Sedangkan metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan dan
laba kotor pada setiap periode yang didasarkan atas kemajuan dalam pembangunan.
Pendapatan PT. Agrindo Makmur Abadi diakui sebagai kontrak selesai yang ditentukan oleh
pihak Teknik dan telah ditulis pada berita acara yang dianjukan oleh pihak teknik kepada
staff untuk keperluan penagihan kepada customer pemberi kerja. pada saat penyajian laporan
keuangan yang berakhir pada tahun 2016, beban yang diakui pada proyek tersebut hanya di
akui menggunakan metode kontrak selesai.
Dalam neraca terdapat rekening saldo laba yang berkaitan dengan laporan perubahan ekuitas,
ditampilkan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Laporan Perubahan Ekuitas PT. Agrindo Makmur Abadi
Per 31 Desember 2016 Dan 2015
(dalam rupiah)
Berikut ini adalah bentuk laporan laba rugi yang telah disajikan oleh PT. Agrindo Makmur
Abadi pada tahun 2015 dan tahun. Ditampilkan pada tabel beriukut ini:
Pengakuan pendapatan pada PT. Agrindo Makmur Abadi dicatat pada saat faktur
dikeluarkan. Pada laporan keuangan terdapat proyek yang tergolong proyek jangka Panjang
yang penyelesaian lebih dari satu periode akuntansi yaitu proyek pembangunan Gedung. yang
dimulai pada bulan februari tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 dengan nilai kontrak
sebesar Rp. 3.500.000.000,00 dengan total biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan
proyek tersebut sebesar Rp. 3.167.600.300,00. Adapun pencatatan yang dilakukan PT.
Agrndo Makmur Abadi untuk megakui pendapatan dan biaya pada saat kontrak selesai, yaitu:
Tabel 4. Jurnal Pengakuan pendapatan (dalam rupiah) Jurnal pengakuan pendapatan dan
biaya kontrak jangka panjang tahun 2016
Tabel 5. Data Kontrak Kerja Jangka Panjang PT. Agrindo Makmur Abadi (dalam rupiah)
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa persentase tingkat penyelesaian untuk tahun 2015
mencapai 26%. Sedangkan tahun 2016 tingkat peyelesaian pekerjaan sudah mencapai 74%
sehingga pekerjaan dalam kontrak tersebut telah selesai sesuai dengan kesepakatan kontrak.
Untuk mengetahui tingkat persentase penyelesaiaannya di dapat dari biaya yang terjadi dibagi
dengan total biaya akumulasinya sesuai dengan yang tertera pada peraturan PSAK No. 34,
sebagai berikut:
(Biaya − biaya yang terjadi/Total biaya akumulasi) x 100% = Persentase penyelesaian
Dari rumus persentase penyelesaian di atas maka perhitungan untuk mendapat persentase
penyelesaiannya sebagai berikut:
Tahun 2015
Rp. 820.947.090: Rp. 3.167.600.300 x 100% = 26%
Tahun 2016
Rp. 2.346.653.210: Rp. 3.167.600.300 x 100% = 74%
Dengan tingkat penyelesaian kontrak dalam setiap bukunya seperti tampak pada perhitungan
di atas kontrak jangka panjang yang akan diakui oleh perusahaan pendapatan yang diakui
pada tahun 2015 pekerjaan yang diselesaikan dalam proyek tersebut sebesar 26% dari total
total pendapatan Rp. 3.500.000.000,00 yaitu sebesar Rp. 910.000.000,00., untuk biaya
kontrak jangka panjang yang diakui 26% dari total biaya kontrak Rp. 3.167.600.300,00 atau
sebesar Rp. 823.576.078,00., dan laba atas kontrak jangka tahun 2016 sebesar 74% dari total
pendapatan sebesar Rp. 2.590.000.000,00., untuk biaya kontrak jangka panjang yang diakui
sebesar 74% disebesar Rp. 2.344.024.22,00., dan laba atas kontrak jangka panjang diakui
sebesar Rp. 245.975.778,00. Untuk lebih panjangnya sebesar Rp. 86.423.922,00. Sedangkan
pekerjaan yang diselesaikan pada tahun 2016 sebesar 74% dari total pendapatan sebesar Rp.
2.590.000.000,00., untuk biaya kontrak jangka panjang yang diakui sebesar 74% di sebesar
Rp. 2.344.024.22,00., dan laba atas kontrak jangka panjang diakui sebesar Rp.
245.975.778,00. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Pendapatan Dan Penghasilan Atas Kontrak Jangka Panjang Metode Tingkat
Penyelesaian Pekerjaan (dalam rupiah)
Jurnal yang diperlukan untuk mencatat hasil koreksi pendapatan, biaya kontrak jangka
Panjang dan laba kotor yang telah diakui akan ditampilkan dalam bentuk jurnal, sebagai
berikut:
Hasil perhitungan bahwa analisis menunjukan laporan Laba Rugi sebelum dan sesudah
penerapan metode persentase penyelesaian terdapat perbedaan sehingga jumlah laba bersih
yang dihasilkan pada tahun 2016 terjadi penurunan setelah adanya metode persentase
penyelesaian. Berdasarkan data yang telah diolah penulis melakukan koreksi penjurnalan
sesuai dengan laporan laba rugi setelah dikoreksi, sebagai berikut:
Tabel 8. Jurnal koreksi yang harus di bukukan tahun 2016 (dalam rupiah)
Setelah dilakukan jurnal koreksi yang harus dibukukan pada tahun 2016, maka harus
dilakukan pencatatan atas jurnal koreksi pada tahun 2015, sebagai berikut:
Tabel 9. Jurnal koreksi yang harus dibukukan tahun 2016
Berikut ini adalah neraca setelah menggunakan metode persentase penyelesaian dan
penjurnalan yang telah koreksi yang harus dibukukan, sebagai berikut:
Tabel 10. Neraca PT. Agrindo Makmur Abadi (dalam rupiah)
Terjadi perubahan juga pada laporan perubahan ekuitas tahun 2015 dan tahun 2016 setelah
menggunakan metode persentase penyelesaian, sebagai berikut:
Tabel 11. PT. Agrindo Makmur Abadi Laporan Perubahan Ekuitas Tahun 2015-2016
(dalam rupiah)
Laporan laba rugi setelah diterapkannya metode persentase penyelesaian sebagai berikut:
Tabel 12. PT. Agrindo Makmur Abadi Laporan Laba Rugi Tahun 2015-2016
Laporan Laba Rugi Tahun 2015-2016
Berdasarkan analisis perlakuan akuntansi yang dilihat dalam bentuk pencatatan (jurnal) yang
dilakukan PT. Agrindo Makmur Abadi, maka dapat simpulkan bahwa perlakuan akuntansi
atas pendapatan jasa konstruksi pada PT. Agrindo Makmur Abadi ada baiknya menggunakan
merode persentase penyelesaian dengan standar akuntansi yang telah diatur dalam PSAK no.
34 dan PSAK No. 23. Dimana pendapatan kontrak yang salah satunya terdiri dari nilai
pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak sedangkan biaya yang diakui dalam suatu
kontrak konstruksi diantaranya terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dari kontrak
dan biaya yang dapat diatribusikan dalam kontrak pada aktivitas kontrak secara umum dan
dilokasikan pada kontrak tersebut.
3.1.9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari hasil analisis perlakuan
akuntansi pendapatan jasa konstruksi pada PT. Agrindo Makmur Abadi adalah:
1. Perlakuan akuntansi untuk mengakui pendapatan jasa kostruksi pada PT. Agrindo
Makmur Abadi belum menggunakan metode sesuai dengan standar akuntansi yang
diatur dalam PSAK No. 34.
2. Terdapat perbedaan hasil pengakuan pendapatan pada laporan Laba Rugi sebelum dan
sesudah penerapan metode persentase sehingga jumlah laba bersih yang dihasilkan pada
tahun 2016 terjadi penurunan dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan setelah adanya
metode persentase penyelesaian.
3.2.2. Pendahuluan
Pasar konstruksi di Indonesia telah berkembang secara signifikan didorong oleh beberapa
faktor seperti pesatnya pertumbuhan pasar, investasi masyarakat di bidang property/ real
estate dan belanja pemerintah di bidang pembangunan sarana dan prasarana. Sektor
konstruksi memiliki peranan penting dalam perekonomian negara karena mempengaruhi
sebagian besar sektor perekonomian negara dan merupakan kontributor penting bagi proses
pembangunan infrastruktur yang menyediakan fondasi fisik dimana upaya pembangunan dan
peningkatan standar kehidupan dapat terwujud. Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis
jasa konstruksi ini, para pelaku bisnis jasa konstruksi di Indonesia, berupaya keras untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Bagi pihak manajemen pengambilan keputusan
yang tepat menentukan masa depan perusahaan sehingga keputusan yang diambil harus
berdasarkan informasi yang akuntabilitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu
informasi penting yang sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan manajemen
adalah informasi akuntansi yang berguna bagi pihak internal maupun pihak eksternal
perusahaan. Secara konseptual, informasi akuntansi harus dapat memenuhi kriteria biaya-
manfaat. Laporan dalam pelaporannya harus disajikan secara wajar dengan pengertian
keadaan yang sebenarnya. Salah satu bagian yang penting dalam laporan keuangan adalah
pendapatan. Ketepatan perlakuan akuntansi dalam mengakui pendapatan dan beban sangat
berpengaruh terhadap kewajaran yang dihasilkan dalam laporan laba-rugi secara periodik.
Dalam perusahaan konstruksi terdapat dua metode pengakuan pendapatan yaitu: 1). Metode
kontrak selesai; dan 2). Metode persentase penyelesaian. Metode kontrak selesai mengakui
pendapatan dan laba kotor pada saat kontrak telah diselesaikan secara keseluruhan. Metode
persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya dan laba kotor sesuai dengan persentase
pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode. Pada metode persentase penyelesaian
terdapat dua pendekatan yaitu: pendekatan kemajuan fisik dan pendekatan cost-to-cost. Dua
pendekatan ini memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengakui pendapatan, sehingga
nilai pendapatan biaya dan laba yang diakui juga berbeda. Dengan adanya perbedaan dalam
metode pengakuan pendapatan, maka perusahaan konstruksi dihadapkan pada permasalahan
bagaimana menentukan pengakuan pendapatan yang tepat, terutama pada proyek-proyek
jangka panjang, sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara wajar sesuai dengan
kinerja perusahaan pada periode tersebut
3.2.3. Permasalahan
Bagaimana hubungan antara ketepatan perlakuan akuntansi dalam mengakui pendapatan
terhadap kewajaran yang dihasilkan dalam laporan keuangan?
3.2.4. Tujuan
Untuk menganalisis kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan sehubungan dengan
kontrak konstruksi serta memberikan alternatif kebijakan akuntansi yang seharusnya dianut
oleh perusahaan.
3.2.5. Metode
Jenis Penelitian
Menurut Arikunto (2013:234) Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, metode yang
digunakan penulis yaitu metode deskriptif kualitatif yang meliputi penilaian sikap atau
pendapat terhadap organisasi ataupun prosedur. Penelitian dilakukan langsung pada sumber
data dengan menggunakan instrumen penelitian.
Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian pada PT. Sederhana Karya Jaya disusun
dengan kerangka sebagai berikut:
a) Persiapan penelitian.
b) Pelaksanaan penelitian.
c) Pengolaha data.
Pendapatan
Pendapatan arus masuk bruto manfaat ekonomi selama periode yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas normal entitas ketika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan meningkatkan kontribusi dari pemilik (Lam & Lau
2012:353). Menurut PSAK No. 23(2012, par:13) pendapatan dapat timbul dari: a). penjualan
barang, b). penjualan jasa; c). Penggunaan aset entitas oleh pihak lain.
Pengakuan Pendapatan
Secara umum pengakuan pendapatan ada dua yaitu: Cash Basis, dimana pendapatan dan
beban dilaporkan pada periode dimana kas diterima atau dibayar. Accrual Basis, dimana
pendapatan dan beban dilaporkan saat jasa/barang diberikan tanpa melihat apakah kas telah
diterima atau belum dari pelanggan. Kieso et al (2011:955)mengemukakan terdapat dua
prinsip pendapatan yang sering menimbulkan kekeliruan atau penyimpangan yaitu: recognize
earlier atau keinginan untuk mengakui pendapatan terlebih dahulu; dan delay recognition
atau pengakuan pendapatan di luar setelah saat penjualan.
Kontrak Konstruksi
Dalam kontrak konstruksi terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memilih penyedia
dalam pengadaan pekerjaan konstruksi yaitu: a). pelelangan umum, b). penunjukan langsung;
c). pengadaan langsung. IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34 (revisi
2012) mendefenisikan kontrak konstruksi sebagai suatu kontrak yang dinegosiasikan secara
khusus untuk konstruksi suatu asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling
tergantung dalam hal rancangan, dan fungsi atau tujuan pokok pengguna
Biaya Kontrak
Menurut Lam & Lau (2012: 322) biaya kontrak terdiri dari:
a) Biaya langsung yang berhubungan dengan kontrak tertentu;
b) Biaya yang dapat diatribusikan dan dialokasikan ke kontrak tertentu
c) Biaya lain yang secara khusus dapat dibebankan kepada pelanggan
Laba
Laba dapat diartikan sebagai selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban (expense)
yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Secara ilmu akuntansi laba dapat diartikan
sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya yang dikeluarkan pada saat produksi.
Laba terdiri dari: laba kotor, laba dari operasi, dan laba bersih.
ini: kontrak konstruksi, kontrak harga tetap, termin, uang muka, dan retensi. Pengungkapan
yang tertuang dalam kontrak konstruksi yaitu:
Landasan Empirik
Aris Farmuzi (2014) dengan judul penelitian Analisis Pengakuan Pendapatan Perusahaan
Konstruksi Proyek Bendungan Marangket pada PT. Luhribu Naga Jaya Samarinfa adapun
tujuan penelian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui pengakuan pendapatan dan beban
pada PT.Luhribu Jaya Samarinda. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan progress fisik
dimana perusahaan mengakui pendapatan berdasarkan fisik penyelesaian saja tanpa
memperbandingkan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan Tri Y. Erlinadiansyah (2009) denga
judul penelitian Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Dengan Pendekatan Persentase
Penyelesaian Dalam Rangka Penyajian Laporan Keuangan Pada PT.Pembangunan
Perumahan (Persero). Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu menguji metode
pengakuan pendapatan yang digunakan pada PT.Pembangunan Perumahan (Persero), dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PT.Pembangunan Perumahan (Persero) menggunakan metode pendekatan fisik yang
dilakukan dengan opname di lapangan.
dengan menggunakan ukuran keluaran. Dibandingkan dengan dasar biaya terhadap biaya,
laba yang seharusnya diakui oleh perusahaan menunjukkan jumlah yang lebih wajar.
pada setiap lembar dokumen kontrak. Setelah proyek selesai perusahaan mengajukan
permintaan kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan, kemudian dilakukan penilaian oleh
PPK atas pekerjaan yang telah diselesaikan, perusahaan melakukan penyerahan pekerjaan
secara bertahap yaitu: Provisional Hand Over (PHO) yaitu penyerahan pekerjaan yang
dilakukan setelah masa kontrak berakhir, dan yang ke dua yaitu: Final Hand Over (FHO)
penyerahan yang dilakukan setelah masa pemeliharaan (retensi) berakhir yang tercantum di
dalam kontrak.
HASIL PENELITIAN
Pengakuan Pendapatan Kontrak
PT. Sederhana Karya Jaya hanya menerima kontrak untuk pembuatan/ renovasi jalan raya,
sehingga periode kontrak dari setiap proyek tidak lebih dari satu tahun. Tetapi dalam hal
pengakuan pendapatan PT. Sederhana Karya Jaya tetap menggunakan metode persentase
penyelesaian dan menggunakan ukuran keluaran (output) yaitu dengan menggunakan taksiran
persentase pekerjaan yang selesai di lapangan. Untuk mengetahui presentase kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai, perusahaan menentukannya berdasarkan pekerjaan fisik yang
telah diselesaikan dan kemudian dibandingkan dengan seluruh pekerjaan yang harus
dikerjakan. Perusahaan mengakui pendapatannya tidak selalu menunggu sampai pekerjaan
selesai dilaksanakan, tetapi besarnya pendapatan konstruksi yang diperoleh perusahaan
ditentukan berdasarkan persentase pekerjaan atau nilai produksi yang telah diselesaikan.
Pendapatan yang diterima ketika prestasi pekerjaan telah dicapai dapat dinilai dengan
menggunakan dokumen dokumen pendukung kegiatan perusahaan seperti: Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan, dan Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC). Monthly Certificate
sendiri merupakan sertifikat bulanan pembayaran prestasi pekerjaan dalam bentuk dokumen
internal proyek yang berisikan perhitungan besaran pembayaran prestasi pekerjaan penyedia
jasa, untuk diajukan kepada pengguna jasa guna mendapatkan pembayaran dalam bentuk
mata uang.
penyelesaian fisik proyek di lapangan yang ditentukan oleh arsitek atau insinyur teknik.
Perusahaan mengukur persentase penyelesaian ini bersama biro konsultan yang disetujui oleh
pihak pemberi kerja Pada saat tingkat kemajuan fisik pekerjaan telah mencapai suatu tingkat
tertentu dimana pengajuan faktur kepada pemesanan telah dapat dilaksanakan sesuai
perjanjian di dalam kontrak, maka perusahaan segera mempersiapkan berita acara pengajuan
faktur berdasarkan termin dari konstruksi yang diselesaikan tersebut dengan melampirkan
bukti-bukti pendukung kemajuan pekerjaan yang dicapai.
PEMBAHASAN
Analisis Pengakuan Pendapatan Kontrak
Jika dibandingkan dengan kriteria yang digunakan perusahaan dengan kriteria yang ada
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), maka pemilihan metode ini oleh perusahaan
sudah tepat. Dengan menggunakan metode persentase penyelesaian, informasi perkembangan
proyek dapat kita ketahui secara handal tanpa harus menunggu proyek diselesaikan baru
perhitungan pendapatan dilakukan. Meskipun proyek-proyek yang dikerjakan oleh PT.
Sederhana Karya Jaya adalah proyek non-multiyears perusahaan tetap berusaha untuk
mengikuti pedoman pada Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Perusahaan
menggunakan ukuran keluaran (output measures) untuk menghitung volume kerja yang telah
diselesaikan, yang dijelaskan pada Laporan Kerja Proyek yang disusun oleh bagian Manager
Perencana, pemilihan metode ini karena dianggap paling sesuai dengan kondisi atau keadaan
yang dihadapi dalam mengerjakan suatu proyek. Namun menurut penulis metode ini tidak
akurat bila unit-unit yang digunakan baik waktu, upaya, maupun biaya-biaya penyelesaian
tidak dapat diperbandingkan. Pengukuran atas pendapatan juga dapat menggunakan ukuran
masukan (input measures) yang sering dikenal sebagai metode biaya ke biaya. Pada metode
biaya ke biaya dalam mengakui pendapatan memperhatikan besarnya biaya yang telah terjadi
atau usaha yang telah dicurahkan atau dikeluarkan untuk mencapai tahap penyelesaian
pekerjaan proyek dalam periode berjalan. Besarnya persentase ditentukan dengan cara
membandingkan total biaya yang sudah dikeluarkan dalam pengerjaan proyek berjalan (total
biaya aktual) dengan taksiran total biaya proyek atau rencana anggaran biaya yang sudah
diperkirakan sebelumnya untuk menyelesaikan proyek.
atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode yang bersangkutan, pernyataan tersebut biasa disebut sebagai Dasar Akrual.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Psak) No.34 Revisi 2012
Perusahaan menerapkan metode persentase penyelesaian dalam hal pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan biaya kontrak dimana tingkat penyelesaian diukur pada hasil
atau kemajuan yang dicapai secara fisik. Hal ini sesuai dengan PSAK No.34 paragraf 29 yang
menjelaskan bahwa tahap penyelesaian suatu kontrak dapat mempergunakan metode proporsi
biaya kontrak yang terjadi untuk pekerjaan yang dilaksanakan sampai tanggal perhitungan
dibandingkan dengan estimasi total biaya kontrak, survey atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan penyelesaian suatu bagian fisik dari pekerjaan kontrak.
3.2.9. Kesimpulan
1) PT. Sederhana Karya Jaya adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang konstruksi
jalan raya. Karena proyek yang dikerjakan adalah proyek dari pemerintah sehingga setiap
kontrak yang ada merupakan kontrak yang bersifat final.
2) PT. Sederhana Karya Jaya, untuk keseluruhan proyek yang dikerjakan mengakui
pendapatannya berdasarkan kemajuan kerja atau lebih dikenal dengan metode persentase
penyelesaian (percentage of completion method). Persentase penyelesaian diukur dengan
menggunakan ukuran keluaran (output measures) yang ditentukan oleh bagian tenaga ahli
dan operasi dalam bentuk laporan prestasi proyek, hal ini sudah memadai dan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku, namun pada prakteknya terdapat kendala lain
yaitu PT. Sederhana Karya Jaya menggunakan dasar kemajuan pekerjaan secara fisik untuk
menghitung besarnya pendapatan yang akan diakaui. Perusahaan menggunakan termin
pembayaran atau kas yang diterima dari pemberi kerja sebagai pendapatan yang diakui oleh
perusahaan.
4) Dalam suatu kontrak perusahaan tidak menghitung pencapaian laba yang telah diperoleh
karena penentuan biaya kontrak tidak dihitung sejalan dengan pendapatan yang diterima pada
saat pembayaran termin. Laba atau rugi pada perusahaan diakui dengan menandingkan
pendapatan terhadap biaya yang terjadi selama satu periode hal ini dikenal dengan metode
matching expenses against revenue.
Saran
1) Dengan mengikuti tender untuk proyek di bidang konstruksi bangunan untuk
menambah penghasilan.
3) Sehubungan dengan poin pertama di atas, perusahaan sebaiknya mencatat setiap biaya
yang terjadi selama proyek dikerjakan sehingga bisa digunakan sebagai ukuran untuk
menghitung laba yang telah diperoleh, hal ini juga bermanfaat untuk mengevaluasi biaya
yang terjadi di lapangan dengan biaya yang tedapat dalam RAB (Rincian Anggaran
Biaya).
BAB IV
4.1. Perbandingan
4.1.1. Kekurangan Jurnal
Jurnal 1 Jurnal 2
periode tersebut.
Methode: Metode yang akan digunakan Metode : pengumpuan data dalam penelitian ini cukup
adalah metode tingkat penyelesaian biaya lengkap berupa data kualitatif yang didapat dengan
yang dikatakan sebagai metode wawancara dan analisis dokumen PT. Sederhana
pengukuran input yang paling banyak Karya Jaya, serta data kuantitatif berupa laporan
dipakai, menjadikan penelitian ini lebih keuangan perusahaan.
mudah untuk dicerna bagi para pelaku
bisnis jasa konstruksi
1. Perlakuan akuntansi untuk mengakui pendapatan jasa kostruksi pada PT. Agrindo
Makmur Abadi belum menggunakan metode sesuai dengan standar akuntansi yang diatur
dalam PSAK No. 34.
2. Terdapat perbedaan hasil pengakuan pendapatan pada laporan Laba Rugi sebelum dan
sesudah penerapan metode persentase sehingga jumlah laba bersih yang dihasilkan pada
tahun 2016 terjadi penurunan dan pada tahun 2015 terjadi kenaikan setelah adanya metode
persentase penyelesaian.
rugi pada perusahaan diakui dengan menandingkan pendapatan terhadap biaya yang terjadi
selama satu periode hal ini dikenal dengan metode matching expenses against revenue.
DAFTAR PUSTAKA
Bryan dan Hastoni. (2013). Evaluasi Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak serta
Pengaruhnya Terhadap Laba Perusahaan Kontruksi Sesuai PSAK 34 Revisi 2010.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan. (No. 3 Tahun 2013). Haln173-180.
Donal E. Kieso, & Jerry J. Weygandt. (1995). Akuntansi Intermediate, Jilid 2. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Jerry J. Weygandt, Donal E. Kieso & Paul D. Kimmel. (2010). Accounting Principle. Jakarta:
Salemba Empat.
Narsa, I Made. (2001). Pendekatan Integritas Dengan Basis Biaya Elementer : Alternatif
Pengakuan Pendapatan Dalam Kontruksi Jangka Panjang, Jurnal Akuntansi &
Keuangan Vol.1,No.2,Nopember 1999:84-102.
Pinkan, Christian. (2013). Evaluasi Penerapan PSAK NO.34 (REVISI 2010) Dalam
Pengakuan Dan Pengukuran Pendpatan Usaha Jasa Kontruksi Pada CV.SURYA
GEMILANG UTAMA. Jurnal EMBA (No.4Tahun 2013). Hal 1845-1856.
Rudianto, Febri. (2012). Analisi Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Konstruksi. ISSN
2477-2984.
Supadmini, Sri SE.MM. (2001). Konsep Pengakuan Pendapatan Dengan Metode ersentase
Penyelesaian Untuk Kontrak Kontruksi. ISSN-1441-3880
Jurnal 1
Jurnal 2
Buku
[5] Arikunto Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Cetakan ke-12. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
[6] Pontoh Winston, 2013. Akuntansi Konsep dan Biaya. Halaman Moeka. Jakarta.
[7] Choi & Meek. 2010. International Accounting/Teori Akuntansi edisi 6. Jakarta: Salemba
Empat.
[8] IAI, 2012. Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni 2012. IAI:Jakarta.
[9] Peraturan Pemerintah RI. No. 79 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelengaraan Jasa Konstruksi. Diakses 20 Mei
2016. http://jdih.jatimprov.go.id/?wpfb_dl=16927.
LAMPIRAN
1. Jurnal 1
2. Jurnal 2
3. Presentasi