MODUL PERKULIAHAN
Metodologi
Penelitian
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana
Abstrak Sub-CPMK
Pendahuluan
Masalah adalah pertanyaan mengenai keterkaitan antara dua atau lebih variabel
yang penemuan jawabannya dilakukan dengan menemukan bukti-bukti empirik.
Masalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang
berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau. perkiraan pada masa yang
akan datang
Keadaan dan kegiatan pada saat ini bisa dilihat dalam konteks saat ini, juga dilihat
hubungannya dengan keadaan pada masa lalu atau kemungkinan perkembangannya
pada masa yang akan datang.
Identifikasi masalah adalah suatu proses yang paling penting dalam melakukan
sebuah penelitian selain dari latar belakang dan juga perumusan masalah yang
ada. Rumusan masalah ini merupakan batasan atau point apa saja yang menjadi
landasan untuk diuraikan atau untuk dipecahkan.
Semua item (butir) nomor a-f harus dijelakan dangan data detail dari objek
penelitian. Dari data identifikasi masalah tersebut kemudian peneliti mencari mengapa
hal tersebut bias terjadi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti harus
menelusuri pendapat para ahli yang telah mengamati penelitian sejenis di tempat yang
lain, misalnya :
a. Alex, 2016: 15 mengatakan bahwa kinerja pegawai di PT. AMIN sangat dipengaruhi
oleh factor kepemimpinan (x1).
b. Anderson, 2018: 20 mengatakan bahwa naik turunnya kinerja pegawai di PT.
ALEXINDO karena factor pengalam pekerjanya (x2).
Konsiderasi teoritis; masalah yang diturunkan dari teori dan literatur disebut
sebagai masalah teoritis (theoretical problems); Sumber bahan tertulis tersebut dapat
dikelompokkan atas:
Secondary sources material dapat berupa buku teks, dan sumber yang bersifat
primary sources materials dapat berupa jurnal, abstrak, laporan penelitian, pertemuan
ilmiah.
• pemegang kekuasaan,
• pertemuan professional,
• media massa.
• Dukungan teori dari sumber-sumber yang tersedia (referensi, buku, dan jurnal-
jurnal)
• Menarik untuk dipecahkan (Suatu masalah menjadi tidak menarik bagi seseorang,
mungkin karena terlalu sulit, memerlukan waktu terlalu lama, terlalu luas, terlalu
sederhana, tidak berhubungan dengan keahlian atau spesialisasi yang dipelajari)
• Tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit.
• Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga
dan waktu
• Masalah harus jelas, yaitu semua orang memberikan persepsi yang sama terhadap
masalah tersebut
• Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan dengan hal- hal yang bersifat etika,
moral, nilai-nilai keyakinan dan agama
Dibawah ini terdapat beberapa jenis identifikasi masalah yang akan dijelaskan sesuai
uturan, berikut.
Masalah asosiatif adalah sebuah pertanyaan dari proses penelitian yang bersifat
memiliki hubungan antara dua variabel dan bisa juga lebih. Hubungan yang
berupa simetris, kausal dan timbal balik.
1. Sebagai bentuk dorongan dari suatu kegiatan dari penelitian untuk menjadi
penyebab suatu kegiatan penelitian terjadi untuk dilakukan.
3. Tahu apa saja yang harus dibahas, apa saja yang harus diselesaikan sehingga
menjadi suatu karya, hasil atau pun wawasan baru.
• Rumusan masalah hendaknya jelas dan padat. Rumusan masalah tidak bertele-tele,
tetapi jelas mengandung makna tentang masalah yang akan diteliti secara terfokus.
• Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
Data di lapangan sangat penting untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan,
sebab tidak semua rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dijawab.
• Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian, Judul penelitian harus
mencerminkan dari masalah yang akan diteliti.
Dari judul, peneliti dapat mengambil batasan penelitian yakni motivasi sebagai
variable bebas dan kinerja pegawai sebagai kinerja terikat.
Menurut Adebo (1974) dalam Nursalam (2003) masalah adalah suatu kondisi yang
memerlukan pemecahan atau alternatif pemecahan. Baik buruknya suatu penelitian
ditentukan oleh research problem (Polit & Hungler, 1993 dalam Nursalam, 2003). Menurut
Sastro Asmoro dan Ismail (1995) dalam Nursalam (2003) mengatakan bahwa masalah
penelitian harus mengandung unsur “FINER”, yaitu :
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan tindak lanjut dari masalah penelitian yang telah
dirumuskan. Tujuan mencakup langkah – langkah dari penelitian yang akan dilakukan.
Tujuan hendaknya diuraikan secara singkat dan menggunakan kata – kata yang positif
(seperti: menjajaki, menguraikan, mengidentifikasi, dan lain – lain)
Rumusan tujuan dapat dibuat dengan membuat kalimat positif dari judul
penelitian.
CONTOH:
• Untuk mengtahui pengaruh motivasi kinerja pegawai PT. ASRI JAKARTA.
Ada dua bagian dalam identifikasi masalah. Jadi nggak cuma asal, identifikasi
masalah pun harus memuat dua bagian ini, yakni:
Kamu bisa membaca banyak bahan seperti jurnal penelitian dan laporan
penelitian. Bacaan-bacaan tersebut memberikan masalah sekaligus dapat
menginspirasimu. Ada banyak bahan bacaan seperti buku, media cetak, media
online, rilis, dan sebagainya. Terpenting, bahan yang kamu baca memang dari
sumber yang kredibel dan dapat dipercaya.
kamu bisa mengikuti pertemuan ilmiah seperti seminar atau diskusi. Selain
wawasan bertambah, kamu bisa lebih terbuka melihat situasi terkini. Sumber
lainnya, kamu bisa melakukan pengamatan atau observasi secara langsung.
Dengan pengamatan yang baik, kamu bisa melihat kondisi sekitar dengan lebih
kritis.
1. Memahami teori, fakta, dan ide tentang bidang atau topik tertentu yang dipilih
peneliti. Peneliti harus mengetahui penelitian dalam bidang tersebut dengan
cara mengulas literatur
3. Kehidupan dan hubungan yang dibangun oleh penelitian harus terkait dengan
kemajuan teknologi. Artinya, peneliti harus melek perkembangan teknologi dan
informasi
4. Pengetahuan dan peneliti harus diperoleh melalui jurnal, majalah, dan buku
baru
5. Peneliti dapat menyusun survei saran untuk penelitian lebih lanjut yang
diberikan pada akhir laporan penelitian dan tinjauan proyek penelitian
Ketika mengidentifikasi masalah pun tidak boleh sembarangan, ada beberapa hal
yang harus diperhitungkan. Contohnya, apabila masalah mengenai tujuan dan
sasaran yang diidentifikasi pada langkah sebelumnya tidak tercapai, apa yang akan
dilakukan oleh peneliti.
Kemudian, identifikasi masalah tidak boleh hanya fokus pada masalah atau
tantangan saja. Namun peneliti juga harus memikirkan kendala yang mungkin
mencegah tercapainya tujuan dan sasaran.
Ditambah lagi, identifikasi harus didasarkan pada pengamatan empir is, seperti
data dan informasi yang diperoleh dari survei, wawancara, dan studi dari berbagai
sumber. Selanjutnya, identifikasi harus menghasilkan pernyataan yang
menggambarkan masalah yang dihadapi.
Nah, langkah kedua adalah memahami sifat masalah. Cara terbaik untuk
memahami masalah adalah melakukan diskusi. Jadi berdiskusilah dengan orang-
orang yang memiliki pengetahuan yang baik perihal masalah yang kamu teliti