Anda di halaman 1dari 3

Tipe Sambungan End-Plate

Aplikasi sambungan end-plate dapat dipasang untuk balok-balok atau portal (kolom-
balok). Sistem ini lebih populer ditemukan pada konstruksi gedung dari pada konstruksi
jembatan.Tipe sambungan ini dapat digunakan dimanapun dengan syarat bagian tarik dari
sambungan end-plate ditempatkan secara benar.

Sambungan end-plate umumnya dibuat lebih tinggi dari profilnya, dengan


menambahkan potongan profil yang sama. Baut-baut dipasang di kanan, disepanjang
ketinggian tersebut, dengan spasi atau jarak vertikal antar baut yang sama, merata, atau
disesuaikan dengan ruangan yang tersedia.

Pada perencanaan bangunan tahan gempa, konfigurasi sambungan end-plate menjadi


suatu hal yang penting. Pada kondisi tersebut unsur kekuatan tidak lagi menjadi satu-satunya
pertimbangan unsur lain seperti kekakuan dan kemampuan rotasi saat melastis, juga menjadi
pertimbangan, sehingga tipe sambungan ini merupakan salah satu yang direkomendasikan
untuk sistem rangka khusus atau menengah pada bangunan tinggi tahan gempa dari baja setelah
dilakukan hasil uji empiris yang dipaparkan pada AISC tahun 2011.

Kekuatan Sambungan Baut


Kuat nominal maksimum (Rn) dari sambungan ditentukan jika salah satu dari
mekanisme keruntuhan dapat tercapai terlebig dahulu, sehingga gaya terkecil yang
menimbulkan mekanisme keruntuhan adalah yang menentukan. Mekanisme keruntuhan yang
terindefikasi harus ditinjau, yaitu kuat geser baut, kuat tarik baut dan kombinasi dari
keduannya.
Kuat batas sambungan untuk keseluruhan mekanisme keruntuhan yang ditinjau adalah
sebagai berikut:
Ru  Rn
dengan:
Rn = kekuatan nominal (N)
Ru = kekuatan desain (N)
ɸ = 0,75

Kuat Geser Baut


Kuat geser baut nominal dari suatu baut kekuatan tinggi pra-tarik atau bagian berulir
harus ditentukan dengan keadaan batas dari keruntuhan geser sebagai berikut:
Rn  Fnv  Ab
dengan:
Ab = luas tubuh baut tidak berulir nominalatau bagian berulir (mm2)
Fnv = tegangan geser nominal baut sesuai Tabel 3.6

Kuat Tarik Baut


Kuat tarik baut nominal dari suatu baut kekuatan tinggi pra-tarik atau bagian terulir
harus ditentukan dengan keadaan batas dari keruntuhan tarik sebagai berikut:
Rn  Fnt  Ab
dengan:
Ab = luas tubuh baut tidak berulir nominal atau bagian berulir (mm2)
Fnt = tegangan tarik nominal baut sesuai Tabel 3.6

Tabel E.4 Kekuatan Nominal Pengencang dan Bagian yang Berulir, Ksi (MPa)
Kekuatan Geser
Kekuatan Tarik Nominal dalam
Deskripsi Pengencang Nominal, Fnt, ksi Sambungan Tipe-
(MPa)[a] Tumpu, Fnv,
ksi (MPa)[b]
Baut A307 45 (310) 27 (188) [c][d]
Baut group A (misal, A325), bila ulir tidak
90 (620) 54 (372)
dikecualikan dari bidang geser
Baut group A (misal, A325), bila ulir tidak
90 (620) 68 (457)
termasuk dari bidang geser
Baut A490 atau A490M, bila ulir tidak
113 (780) 68 (457)
dikecualikan dari bidang geser
Baut A490 atau A490M, bila ulir tidak
113 (780) 84 (579)
termasuk dari bidang geser
Bagian berulir yang memenuhi persyaratan
Pasal A3.4, bila ulir tidak dikecualikan dari 0,75 Fu 0,450 Fu
bidang geser
Bagian berulir yang memenuhi persyaratan
Pasal A3.4, bila ulir tidak termasuk dari 0,75 Fu 0,563 Fu
bidang geser
Sumber : SNI 1729:2015

Kombinasi Kuat Tarik Baut dan Kuat Geser Baut


Kuat tarik yang tersedia dari baut yang menahan kombinasi gaya tarik dan geser harus
ditentukan sesuai dengan keadaan batas dari keruntuhan geser sebagai berikut :
Tu
Rn  F ' nt Ab 
n
Fnt
F ' nt  1,3Fnt  f rv  Fnt
Fnv

dengan:

Ab = luas tubuh baut tidak berulir nominal atau bagian berulir (mm2)

F’nt = tegangan tarik nominal yang dimodifikasi mencakup efek tegangan geser (MPa)

frv = tegangan geser yang diperlukan menggunakan kombinasi beban DFBK (MPa)

Anda mungkin juga menyukai