1. APRIANA
2. NATALIA DESI
3. ALDI
Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari beliau di
atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari
Allah SWT.
Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis,
malang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................6
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Diabetes Melitus..................................................................................................................7
2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus..................................................................................................................8
2.3 Etiologi..................................................................................................................................................9
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis................................................................................................................................10
2.6 Komplikasi Diabetes Melitus Diabetes................................................................................................11
2.7 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis Dalam............................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................14
TINJAUAN KEPERAWATAN................................................................................................................14
BAB IV.....................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah untuk memberikan
pengetahuan, dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan
keperawatan pada anak dengan diabetes mellitus.
1.4 Manfaat
a) Manfaat Keilmuan Sebagai bahan untuk menambah wawasan pembaca
khususnya tentang DM Juvenile.
b) Manfaat bagi Mahsiswa Sebagai syarat dalam memenuhi tugas dari dosen.
c) Manfaat bagi Perawat Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi
mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa ilmu keperawatan mengenai DM
Juvenile.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Diabetes Melitus Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut,
baik,melalui proses imunologik atau idiopatik.
2. Diabetes Melitus Tipe 2 Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.
b. Defek genetik kerja insulin Resistance insulin type A, leprechaunism, sindrom Rabson-
Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya.
g. Imunologi (jarang) antibodi anti reseptor insulin, sindrom ”Stiff-man”. h. Sindroma genetik
lain Sindrom Down, Klinefelter, Turner, Huntington, Chorea, Sindrom Prader Willi, ataksia
friedreich’s, sindrom laurence-Moon-Biedl
Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini
sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan
benar.
2.3 Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Sering terjadi pada usia sebelum15 tahun.
Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes ( DM Tipe I ), gangguan ini ditandai dengan adanya
hiperglikemia (meningkatnya kadar glukosa darah plasma >200mg/dl). Etiologi DM tipe I adalah
sebagai berikut :
1.Faktor Genetik
Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner &
Suddart, 2002). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan
genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali
lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4). Diabetes
melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara resesif, dengan
kekerapan gen kira-kira 0,30 dan penetrasi umur kira-kira 70% untuk laki-laki dan 90% untuk
wanita.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau
adanya infeksi virus (dari lingkungan). Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human
coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Virus atau mikroorganisme akan menyerang
pulau – pulau langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin.
3.Faktorimunologi
Respon autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel beta pankreas.
2.4 Patofisiologi
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster didalam
ruang retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa diarah kronio –
dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan corpus pankreas oleh
leher pankreas yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah kaput pankreas
ini disebut processus unsinatis pankreas. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu :
2) Pulau Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam darah. Pankreas manusia
mempunyai 1 – 2 juta pulau langerhans, setiap pulau langerhans hanya berdiameter 0,3
mm dan tersusun mengelilingi pembuluh darah kapiler. Pulau langerhans mengandung
tiga jenis sel utama, yakni sel-alfa, beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 %
dari semua sel terletak terutama ditengah setiap pulau dan mensekresikan insulin.
Granula sel B merupakan bungkusan insulin dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan
bervariasi antara spesies satu dengan yang lain.
Dalam sel B , molekul insulin membentuk polimer yang juga kompleks dengan
seng. Perbedaan dalam bentuk bungkusan ini mungkin karena perbedaan dalam ukuran
polimer atau agregat seng dari insulin. Insulin disintesis di dalam retikulum endoplasma
sel B, kemudian diangkut ke apparatus golgi, tempat ia dibungkus didalam granula yang
diikat membran. Granula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya
sel ini yang mengeluarkan insulin ke daerah luar dengan eksositosis. Kemudian insulin
melintasi membran basalis sel B serta kapiler berdekatan dan endotel fenestrate kapiler
untuk mencapai aliran darah. Sel alfa yang mencakup kira-kira 25 % dari seluruh sel
mensekresikan glukagon. Sel delta yang merupakan 10 % dari seluruh sel mensekresikan
somatostatin. Kelenjar pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa dalam tubuh
berupa hormon-hormon yang disekresikan oleh sel – sel dipulau langerhans.
c. Polidipsia
d. Poliphagia
g. Ketonemia dan ketonuria Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine
terjadiakibat katabolisme abnormal lemak sebagai sumber energy.Ini dapat
mengakibatkan asidosis dan koma
h. Mata kabur Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan
sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak. i. Gejala-gejala lainnya
dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton, nyeri atau kekakuan abdomen dan
gangguan kesadaran ( koma )
1. Fase Inisial Dimulai saat timbulnya gejala sampai dengan ditegakkan diagnosis. Fase
ini sering didahului oleh infeksi, goncangan emosi maupun trauma fisik.
2. Fase Penyembuhan Fase setelah beberapa hari diberikan pengobatan. Keadaan akut
penyakit ini telah teratasi dan sudah terdapat sensitivitas jaringan terhadap insulin.
3. Fase Remisi (Honeymoon period) Fase ini khas pada penyandang DM tipe 1. Pada saat
ini, kebutuhan insulin menurun sehingga dapat terjadi hipoglikemia bila insulin tidak
disesuaikan.
4. Fase Intensifikasi Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnosis ditegakan. Pada fase
ini.
2.6 Komplikasi Diabetes Melitus Diabetes
B. Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-5)
berupa : 1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik dijumpai
pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1. 2. Makroangiopati : gangren, infark miokardium,
dan angina. Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1988 ) :
b. Katarak
d.Hepatomegali
3.Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl. Kadar glukosa darah sewaktu dan
puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).
e. Elektrolit :
f. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
i. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan
dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody)
k. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkatjal)
3. Fase pemeliharaan Pada fase ini tujuan utamanya ialah untuk mempertahankan status
metabolik dalam batas normal serta mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit
dan diperlukan kerjasama semua pihak ditingkat pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan berbagai usaha dan akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pemberian insulin Diabetes tipe 1 mutlak membutuhkan insulin karena pankreas tidak
dapat memproduksi hormon insulin. Maka seumur hidupnya pasien harus mendapatkan
terapi insulin untuk mengatasi glukosa darah yang tinggi. Tujuan terapi insulin ini
terutama untuk :
1. Mempertahankan glukosa darah dalam kadar yang normal atau mendekati normal.
2. Menghambat kemungkinan timbulnya komplikasi kronis pada diabetes.
3) Lemak sebanyak 20 – 25 % Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status
gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani. Makanan terdiri dari karbohidrat, protein,
dan lemak. Glukosa terutama bersumber dari karbohidrat walaupun protein dan lemak
juga bisa menaikan glukosa.
BAB III
TINJAUAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
1. Identitas Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat.
2.RiwayatKeperawatan
a. Keluhan utama
Polifagi, Poliuria, Polidipsi, penurunan berat badan, frekuensi minum dan berkemih.
Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat kesadaran, perubahan perilaku.
b.Riwayat penyakit sekarang.
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
c.Riwayat penyakit dahulu.
Diduga diabetes tipe 1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan seperti oleh virus
penyakit gondok (mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen kimia yang bersifat toksik,
atau oleh sitotoksin perusak dan antibodi.
d.Riwayat kesehatan keluarga.
Terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes melitus.
Riwayat kehamilan karena stress saat kehamilan dapat mencetuskan timbulnya diabetes
melitus.Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakitdiabetes melitus.Pengalama
keluarga dalam menangani penyakit diabetes melitus. Kesiapan/kemauan keluarga untuk
belajar merawat anaknya.Koping keluarga dan tingkat kecemasan.
e.Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
1. Usia 2. Tingkat perkembanga 3. Toleransi / kemampuan memahami tindakan 4.
Pengalaman berpisah dari keluarga / orang tua 5. Pengalaman infeksi saluran pernafasan
sebelumnya
3.Pemeriksaan fisik
a.Aktivitas / istrahat. Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram otot, tonus otot
menurun. Tachicardi, tachipnea pada keadaan istrahat/daya aktivitas. Letargi /
disorientasi, koma.
b.Sirkulasi Adanya riwayat hipertensi : infark miokard akut, kesemutan pada ekstremitas
dan tachicardia. Perubahan tekanan darah postural : hipertensi, nadi yang menurun / tidak
ada. Disritmia, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
c.Pernapasan Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
e.Nyeri / Kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang berat), wajah
meringis dengan palpitasi : tampak sangat berhati – hati.
f.Keamanan Kulit kering, gatal : ulkus kulit, demam diaporesis.
g.Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare. Urine encer,
pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi
hipololemia barat). Abdomen keras, bising usus lemah dan menurun : hiperaktif (diare).
h.Integritas Ego Stress, ansietas
i.Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseeimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
C. Intervensi Keperawatan
3. Cukup menyimpang dari Tentukan jumlah kalori rentang normal dan jenis nutrisi
Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang paling cocok
untuk konsumsi secara optimal
Ciptakan lingkungan yang paling optimal pada saat mengkonsumsi makanan (misalnya :
bersih dan menyenangkan)Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau usianya
Bantu pasien untuk mengakses program program gizi komunitas (mis : perempuan, bayi,
dan anak) Kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan (ahli gizi)
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada anak dengan DM Juvenil memunculkan lima diagnosa yaitu
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan Volume cairan,
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, kerusakan integritas jaringan, dan Risiko
Infeksi.
3.2 Saran
1) Bagi Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan khususnya perawat
diharapkandapat
melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati untuk
mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka kematian pada
bayi dan anak.
2) Bagi Masyarakat Bagi petugas kesehatan dapat menganjurkan dan menggerakkan
ibu hamil maupun ibu yang memiliki anak dibawah 5 tahun untuk rajin mengikuti
posyandu bulanan yang ada di balai desa untuk mengecek keadaan anaknya
khususnya mengenai tanda-tanda dan gejala DM Juvenil.
3) Bagi Mahasiswa Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami terkait kasus DM
Juvenil karena penyakit ini sering terjadi pada anak-anak sehingga ketika terjun
di lapangan mahasiswa sudah paham mengenai DM Juvenil.
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
EGC : Jakarta Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),
EGC : Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2010, Rencana Asuhan
Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2011.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Brink SJ, Lee
WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010).Diabetes in children and adolescents, basic training
manual for healthcare professionals in developing countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h
20-21. Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam:
Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18. Rustama DS,
Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).Diabetes