Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DM JUVENILE

Di susun oleh : kelompok 3

1. APRIANA
2. NATALIA DESI
3. ALDI

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR
Puji syukur pemakalah panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah asuhan keperawatan pada pasien dengan
DM jouvennile. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
keperawatan medical bedah di Stikes Muhammadiyah Klaten. Disusunnya makalah ini tidak
lepas dari peran dan bantuan beberapa pihak dan sumber. Karena itu, pemakalah mengucapkan
terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada dosen pembimbing yang telah membantu
dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.

Kiranya amal baik serta budi luhur secara ikhlas yang telah diberikan kepada kami dari beliau di
atas yang dapat maupun belum dapat kami sebutkan, mendapatkan imbalan yang semestinya dari
Allah SWT.

Pemakalah menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu pemakalah sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Pemakalah berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pemakalah khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Penulis,

malang
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................................................6
1.4 Manfaat.................................................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI.....................................................................................................................................7
2.1 Pengertian Diabetes Melitus..................................................................................................................7
2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus..................................................................................................................8
2.3 Etiologi..................................................................................................................................................9
2.4 Patofisiologi..........................................................................................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis................................................................................................................................10
2.6 Komplikasi Diabetes Melitus Diabetes................................................................................................11
2.7 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan Medis Dalam............................................................................................................13
BAB III......................................................................................................................................................14
TINJAUAN KEPERAWATAN................................................................................................................14
BAB IV.....................................................................................................................................................17
PENUTUP.................................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan


metabolik akibat ganguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis pada pemeriksaan
dengan mikroskop elektron. Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang bersifat
kronik.Oleh karena itu, onset Diabetes Mellitus yang terjadi sejak dini memberikan peranan
penting dalam kehidupan penderita. Setelah melakukan pendataan pasien di seluruh
Indonesia selama 2 tahun, Unit Kelompok Kerja (UKK) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan 674 data penyandang Diabetes Mellitustipe 1 di
Indonesia. Data ini diperoleh melalui kerjasama berbagai pihak di seluruh Indonesia mulai
dari para dokter anak, endokrinolog anak, spesialis penyakit dalam, perawat edukator
Diabetes Mellitus, data Ikatan Keluarga Penyandang Diabetes MellitusAnak dan Remaja
(IKADAR), penelusuran dari catatan medis pasien, dan juga kerjasama dengan perawat
edukator National University HospitalSingapura untuk memperoleh data penyandang
Diabetes Mellitusanak Indonesia yang menjalani pengobatannya di Singapura.Data lain dari
sebuah penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruhwilayah Indonesia pada
awal Maret tahun 2012 menunjukkan jumlah penderita Diabetes Mellitususia anak-anak juga
usia remaja dibawah 20 tahun terdata sebanyak 731 anak. Ilmu Kesehatan Anak FFKUI
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) melansir, jumlah anak yang terkena Diabetes
Mellituscenderung naik dalam beberapa tahun terakhir ini. Tahun 2011 tercatat 65 anak
menderita Diabetes Mellitus, naik 40% dibandingkan tahun 2009. Tiga puluh duaanak
diantaranya terkena Diabetes Mellitustipe 2.(Pulungan, 2010)

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa definisi diabetes mellitus.
2) Bagaimana klasifikasi diabetes mellitus.
3) Bagaimana etiologi diabetes mellitus.
4) Bagaimana patofisiologi diabetes mellitus.
5) Bagaimana pathway/pathoflow diabetes mellitus.
6) Bagaimana manifestasi klinis pada anak dengan diabetes mellitus.
7) Bagaimana akibat / komplikasi diabetes mellitus.
8) Bagaimana pemeriksaan penunjang diabetes mellitus.
9) Bagaimana penetalaksanaan medis pada klien dengan diabetes mellitus.
10) Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan diabetes mellitus.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah untuk memberikan
pengetahuan, dapat memberikan informasi dan pemahaman mengenai asuhan
keperawatan pada anak dengan diabetes mellitus.

1.4 Manfaat
a) Manfaat Keilmuan Sebagai bahan untuk menambah wawasan pembaca
khususnya tentang DM Juvenile.
b) Manfaat bagi Mahsiswa Sebagai syarat dalam memenuhi tugas dari dosen.
c) Manfaat bagi Perawat Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi
mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa ilmu keperawatan mengenai DM
Juvenile.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Diabetes Melitus


Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan beberapa organ tubuh,
terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Penyakit diabetes melitus adalah
penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan gejala hiperglikemi yang
disebabkan oleh gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya (Darmono)
Diabetes Melitus Juvenilis adalah diabetes melitus yang bermanifestasi sebelum umur 15 tahun.
(FKUI).

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus


Klasifikasi diabetes mellitus berdasarkan etiologi (ISPAD 2009) :  Tipe I : Diabetes
mellitus tergantung insulin (IDDM) Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin
(NIDDM)  Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya. Diabetes
mellitus gestasional (GDM) Menurut ADA (American Diabetes Association), diabetes melitus
dibagi menjadi:

1. Diabetes Melitus Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut,
baik,melalui proses imunologik atau idiopatik.
2. Diabetes Melitus Tipe 2 Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

3. Diabetes Melitus Tipe Lain


a. Defek genetik fungsi sel beta kromosom 12, kromosom 7, kromosom 20, deoxyribonucleid
acid(DNA) Mitokondria.

b. Defek genetik kerja insulin Resistance insulin type A, leprechaunism, sindrom Rabson-
Mendenhall, diabetes lipoatrofik, lainnya.

c. Penyakit Eksokrin Pankreas Pankreatitis, trauma/pankreatektomi, Neoplasma, Cystic fibrosis,


hemokromatosis, pankreatopati fibro kalkulus.

d. Endokrinopati Akromegali, sindroma cushing, feokromositoma, hipertiroidisme,


somatostatinoma, aldosteronoma.
e. Karena Obat/Zat kimia Vacor, pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid, hormon tiroid,
tiazid, dilantin, interferon alfa, diazoxide, agonis β-adrenergic.

f. Infeksi Rubella kongenital dan cytomegalovirus (CMV).

g. Imunologi (jarang) antibodi anti reseptor insulin, sindrom ”Stiff-man”. h. Sindroma genetik
lain Sindrom Down, Klinefelter, Turner, Huntington, Chorea, Sindrom Prader Willi, ataksia
friedreich’s, sindrom laurence-Moon-Biedl

4. Diabetes Melitus Gestasional (Kehamilan).

Diabetes Melitus Gestasional adalah diabetes yang timbul selama kehamilan. Jenis ini
sangat penting diketahui karena dampaknya pada janin kurang baik bila tidak ditangani dengan
benar.

2.3 Etiologi
Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) Sering terjadi pada usia sebelum15 tahun.
Biasanya juga disebut Juvenille Diabetes ( DM Tipe I ), gangguan ini ditandai dengan adanya
hiperglikemia (meningkatnya kadar glukosa darah plasma >200mg/dl). Etiologi DM tipe I adalah
sebagai berikut :

1.Faktor Genetik

Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini (Brunner &
Suddart, 2002). Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu
presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan
genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte
Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen
tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali
lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4). Diabetes
melitus juvenilis merupakan suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara resesif, dengan
kekerapan gen kira-kira 0,30 dan penetrasi umur kira-kira 70% untuk laki-laki dan 90% untuk
wanita.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu insiden lebih tinggi atau
adanya infeksi virus (dari lingkungan). Virus penyebab DM adalah rubela, mumps, dan human
coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel beta, virus ini mengakibatkan
destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Virus atau mikroorganisme akan menyerang
pulau – pulau langerhans pankreas, yang membuat kehilangan produksi insulin.
3.Faktorimunologi

Respon autoimmune, dimana antibody sendiri akan menyerang sel beta pankreas.

2.4 Patofisiologi
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster didalam
ruang retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa diarah kronio –
dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan corpus pankreas oleh
leher pankreas yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah kaput pankreas
ini disebut processus unsinatis pankreas. Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu :

1) Asinus, yang mengekskresikan pencernaan ke dalam duodenum.

2) Pulau Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam darah. Pankreas manusia
mempunyai 1 – 2 juta pulau langerhans, setiap pulau langerhans hanya berdiameter 0,3
mm dan tersusun mengelilingi pembuluh darah kapiler. Pulau langerhans mengandung
tiga jenis sel utama, yakni sel-alfa, beta dan delta. Sel beta yang mencakup kira-kira 60 %
dari semua sel terletak terutama ditengah setiap pulau dan mensekresikan insulin.
Granula sel B merupakan bungkusan insulin dalam sitoplasma sel. Tiap bungkusan
bervariasi antara spesies satu dengan yang lain.

Dalam sel B , molekul insulin membentuk polimer yang juga kompleks dengan
seng. Perbedaan dalam bentuk bungkusan ini mungkin karena perbedaan dalam ukuran
polimer atau agregat seng dari insulin. Insulin disintesis di dalam retikulum endoplasma
sel B, kemudian diangkut ke apparatus golgi, tempat ia dibungkus didalam granula yang
diikat membran. Granula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang tampaknya
sel ini yang mengeluarkan insulin ke daerah luar dengan eksositosis. Kemudian insulin
melintasi membran basalis sel B serta kapiler berdekatan dan endotel fenestrate kapiler
untuk mencapai aliran darah. Sel alfa yang mencakup kira-kira 25 % dari seluruh sel
mensekresikan glukagon. Sel delta yang merupakan 10 % dari seluruh sel mensekresikan
somatostatin. Kelenjar pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa dalam tubuh
berupa hormon-hormon yang disekresikan oleh sel – sel dipulau langerhans.

Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan sebagai hormon yang merendahkan


kadar glukosa darah yaitu insulin dan hormon yang dapat meningkatkan glukosa darah
yaitu glukagon. Fisiologi Insulin : Hubungan yang erat antara berbagai jenis sel dipulau
Langerhans menyebabkan timbulnya pengaturan secara langsung sekresi beberapa jenis
hormone.
2.5 Manifestasi Klinis
Pada diabetes melitus tipe 1, yang kebanyakan diderita oleh anak-anak (diabetes
melitus juvenil) mempunyai gambaran lebih akut, lebih berat,
tergantung insulin dengan kadar glukosa darah yang labil. Penderita biasanya datang
dengan ketoasidosis karena keterlambatan diagnosis. Mayoritas penyandang DM tipe 1
menunjukan gambaran klinik yang klasik seperti:

a. Hiperglikemia ( Kadar glukosa darah plasma >200mg/dl ).

b. Poliuria Poliuria nokturnal seharusnya menimbulkan kecurigaan adanya DM tipe 1


pada anak.

c. Polidipsia

d. Poliphagia

e. Penurunan berat badan , Malaise atau kelemahan

f. Glikosuria (kehilangan glukosa dalam urine)

g. Ketonemia dan ketonuria Penumpukan asam lemak keton dalam darah dan urine
terjadiakibat katabolisme abnormal lemak sebagai sumber energy.Ini dapat
mengakibatkan asidosis dan koma

h. Mata kabur Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan
sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak. i. Gejala-gejala lainnya
dapat berupa muntah-muntah, nafas berbau aseton, nyeri atau kekakuan abdomen dan
gangguan kesadaran ( koma )

Perjalanan klinis DM tipe 1 terbagi atas:

1. Fase Inisial Dimulai saat timbulnya gejala sampai dengan ditegakkan diagnosis. Fase
ini sering didahului oleh infeksi, goncangan emosi maupun trauma fisik.

2. Fase Penyembuhan Fase setelah beberapa hari diberikan pengobatan. Keadaan akut
penyakit ini telah teratasi dan sudah terdapat sensitivitas jaringan terhadap insulin.

3. Fase Remisi (Honeymoon period) Fase ini khas pada penyandang DM tipe 1. Pada saat
ini, kebutuhan insulin menurun sehingga dapat terjadi hipoglikemia bila insulin tidak
disesuaikan.

4. Fase Intensifikasi Fase ini timbul 16-18 bulan setelah diagnosis ditegakan. Pada fase
ini.
2.6 Komplikasi Diabetes Melitus Diabetes

Diabetes Melitus Diabetes melitus dapat menimbulkan berbagai komplikasi


yang menyerang beberapa organ dan yang lebih rumit lagi, penyakit diabetes tidak
menyerang satu alat saja, tetapi berbagai organ secara bersamaan. Komplikasi ini dibagi
menjadi dua kategori (Schteingart).

A. Komplikasi metabolik akut yang sering terjadi :


1. Hipoglikemia Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing,
dan sebagainya. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah kurang dari 80 mg/dl.
Hipoglikemi sering membuat anak emosional, mudah marah, lelah, keringat dingin,
pingsan, dan kerusakan sel permanen sehingga mengganggu fungsi organ dan proses
tumbuh kembang anak. Hipoglikemik disebabkan oleh obat anti-diabetes yang
diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan, atau bisa juga
karena latihan fisik yang berlebihan.
2. Koma Diabetik Koma diabetik ini timbul karena kadar darah dalam tubuh terlalu
tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang sering timbul
adalah:Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang
besar) Minum banyak, kencing banyak Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas
penderita menjadi cepat dan dalam, serta berbau aseton Sering disertai panas badan
karena biasanya ada infeksi dan penderita koma diabetik harus segara dibawa ke
rumah sakit.

B. Komplikasi- komplikasi vaskular jangka panjang (biasanya terjadi setelah tahun ke-5)
berupa : 1. Mikroangiopati : retinopati, nefropati, neuropati. Nefropati diabetik dijumpai
pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1. 2. Makroangiopati : gangren, infark miokardium,
dan angina. Komplikasi lainnya (FKUI. Ilmu Kesehatan Anak. 1988 ) :

a. Gangguan pertumbuhan dan pubertas

b. Katarak

c. Arteriosklerosis (sesudah 10-15 tahun)

d.Hepatomegali

2.7 Pemeriksaan Penunjang

a. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa


1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3.Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75
gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl. Kadar glukosa darah sewaktu dan
puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl).

b. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

c. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat

d. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l

e. Elektrolit :

1) Natrium : mungkin normal, meningkat, atau menurun


2) Kalium : normal atau peningkatan semu ( perpindahan seluler), selanjutnya akan
menurun.

f. Gas Darah Arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
( asidosis metabolic) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.

g. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat ( dehidrasi) ; leukositosis :


hemokonsentrasi ;merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
h. Ureum / kreatinin : mungkin meningkat atau normal ( dehidrasi/ penurunan fungsi gin

i. Insulin darah : mungkin menurun / atau bahka sampai tidak ada ( pada tipe 1) atau
normal sampai tinggi ( pada tipe II) yang mengindikasikan insufisiensi insulin/ gangguan
dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat berkembang sekunder
terhadap pembentukan antibody . ( autoantibody)

j. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat meningkatkan


glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.

k. Urine : gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkatjal)

2.8 Penatalaksanaan Medis Dalam


Jangka pendek, penatalaksanaan DM bertujuan untuk menghilangkan/mengurangi
keluhan/gejala DM. Sedangkan untuk tujuan jangka panjangnya adalah mencegah komplikasi.
Tujuan tersebut dilaksanakan dengan cara menormalkan kadar glukosa, lipid, dan insulin. Untuk
mempermudah tercapainya tujuan tersebut kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan
pasien secara holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri. Penatalaksanaan DM tipe 1 menurut
Sperling dibagi dalam 3 fase yaitu :
1. Fase akut/ketoasidosis koma dan dehidrasi dengan pemberian cairan, memperbaiki
keseimbangan asam basa, elektrolit dan pemakaian insulin.
2. Fase subakut/ transisi Bertujuan mengobati faktor-faktor pencetus, misalnya infeksi, dll,
stabilisasi penyakit dengan insulin, menyusun pola diet, dan penyuluhan kepada
penyandangDM/keluargamengenaipentignya pemantauan penyakitnya secara teratur dengan
pemantauan glukosa darah, urin, pemakaian insulin dan komplikasinya serta perencanaan diet
dan latihan jasmani.

3. Fase pemeliharaan Pada fase ini tujuan utamanya ialah untuk mempertahankan status
metabolik dalam batas normal serta mencegah terjadinya komplikasi.

Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai penyakit
dan diperlukan kerjasama semua pihak ditingkat pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan
tersebut dilakukan berbagai usaha dan akan diuraikan sebagai berikut:

a. Pemberian insulin Diabetes tipe 1 mutlak membutuhkan insulin karena pankreas tidak
dapat memproduksi hormon insulin. Maka seumur hidupnya pasien harus mendapatkan
terapi insulin untuk mengatasi glukosa darah yang tinggi. Tujuan terapi insulin ini
terutama untuk :
1. Mempertahankan glukosa darah dalam kadar yang normal atau mendekati normal.
2. Menghambat kemungkinan timbulnya komplikasi kronis pada diabetes.
3) Lemak sebanyak 20 – 25 % Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status
gizi, umur, stress akut dan kegiatan jasmani. Makanan terdiri dari karbohidrat, protein,
dan lemak. Glukosa terutama bersumber dari karbohidrat walaupun protein dan lemak
juga bisa menaikan glukosa.
BAB III

TINJAUAN KEPERAWATAN

A. Fokus Pengkajian
1. Identitas Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat.
2.RiwayatKeperawatan
a. Keluhan utama
Polifagi, Poliuria, Polidipsi, penurunan berat badan, frekuensi minum dan berkemih.
Peningkatan nafsu makan, penururan tingkat kesadaran, perubahan perilaku.
b.Riwayat penyakit sekarang.
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin
jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
c.Riwayat penyakit dahulu.
Diduga diabetes tipe 1 disebabkan oleh infeksi atau toksin lingkungan seperti oleh virus
penyakit gondok (mumps) dan virus coxsackie B4, oleh agen kimia yang bersifat toksik,
atau oleh sitotoksin perusak dan antibodi.
d.Riwayat kesehatan keluarga.
Terutama yang berkaitan dengan anggota keluarga lain yang menderita diabetes melitus.
Riwayat kehamilan karena stress saat kehamilan dapat mencetuskan timbulnya diabetes
melitus.Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakitdiabetes melitus.Pengalama
keluarga dalam menangani penyakit diabetes melitus. Kesiapan/kemauan keluarga untuk
belajar merawat anaknya.Koping keluarga dan tingkat kecemasan.
e.Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.
1. Usia 2. Tingkat perkembanga 3. Toleransi / kemampuan memahami tindakan 4.
Pengalaman berpisah dari keluarga / orang tua 5. Pengalaman infeksi saluran pernafasan
sebelumnya
3.Pemeriksaan fisik
a.Aktivitas / istrahat. Lemah, letih, susah, bergerak / susah berjalan, kram otot, tonus otot
menurun. Tachicardi, tachipnea pada keadaan istrahat/daya aktivitas. Letargi /
disorientasi, koma.

b.Sirkulasi Adanya riwayat hipertensi : infark miokard akut, kesemutan pada ekstremitas
dan tachicardia. Perubahan tekanan darah postural : hipertensi, nadi yang menurun / tidak
ada. Disritmia, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan
tekanan darah
c.Pernapasan Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)

d.Neurosensori Pusing / pening, gangguan penglihatan, disorientasi : mengantuk, lifargi,


stuport / koma (tahap lanjut). Sakit kepala, kesemutan, kelemahan pada otot, parestesia,
gangguan penglihatan, gangguan memori (baru, masa lalu) : kacau mental, refleks fendo
dalam (RTD) menurun (koma), aktifitas kejang.

e.Nyeri / Kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang berat), wajah
meringis dengan palpitasi : tampak sangat berhati – hati.
f.Keamanan Kulit kering, gatal : ulkus kulit, demam diaporesis.

g.Eliminasi Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare. Urine encer,
pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria / anuria jika terjadi
hipololemia barat). Abdomen keras, bising usus lemah dan menurun : hiperaktif (diare).
h.Integritas Ego Stress, ansietas
i.Makanan / Cairan Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat
badan, haus, penggunaan diuretik.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseeimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan aktif
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kelambatapenyembuhan


luka perifer

4. Kerusakan integruitas kulit berhubungan dengan status nutrisi tidak seimbang

5. Risiko Infeksi berhubungan dengan pertahanan sekunder tidak ade kuat.

C. Intervensi Keperawatan

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Managemen Nutrisi angan Nutrisi


keperawatan selama…x 24jam(1100) Kurang dari diharapkan masalah Kerusaakan
kebutuhan intergitas jaringan b.d Status tubuh nutrisi tidak seimbang dapat dan asupan
berhubungan diatasi dengan kriteria hasil: makanan dengan Status nutrisi (1004)
ketidakmampuan Skala 100401 Asupan mengabsorpsi Nutrient Indikator

kecenderungan 2 adanya 4 kenaikan dan 2 penurunan berat 4 badan makanan 100408


Asupan cairan

Tentukan status gizi pasien danKeterangan: kemampuan


1. Sangat menyimpang dari pasien untuk rentang normal memenuhi

2. Banyak menyimpang dari rentang normal kebutuhan gizi –

3. Cukup menyimpang dari Tentukan jumlah kalori rentang normal dan jenis nutrisi

4. Sedikit menyimpang dari yang rentang normal dibutuhkan

5. Tidak menyimpang dari untuk rentang normal memenuhi persyaratan gizi

Pastikan makanan disajikan dengan cara yang menarik dan pada suhu yang paling cocok
untuk konsumsi secara optimal

Ciptakan lingkungan yang paling optimal pada saat mengkonsumsi makanan (misalnya :
bersih dan menyenangkan)Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau usianya

Bantu pasien untuk mengakses program program gizi komunitas (mis : perempuan, bayi,
dan anak) Kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan (ahli gizi)

Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan volume cairan keperawatan


selama…x 24jam (4120) :berhubungan diharapkan masalah kekurangan dengan volume
cairan berhubunganbadan pasien kehilangan dengan kehilangan cairan aktif sebelum dan
cairan aktif dapat diatasi dengan kriteria sesudah dialisis.
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada anak dengan DM Juvenil memunculkan lima diagnosa yaitu
Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan Volume cairan,
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, kerusakan integritas jaringan, dan Risiko
Infeksi.

3.2 Saran
1) Bagi Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan khususnya perawat
diharapkandapat
melakukan penatalaksanaan dan asuhan yang adekuat dan hati-hati untuk
mencegah terjadinya infeksi sehingga dapat menurunkan angka kematian pada
bayi dan anak.
2) Bagi Masyarakat Bagi petugas kesehatan dapat menganjurkan dan menggerakkan
ibu hamil maupun ibu yang memiliki anak dibawah 5 tahun untuk rajin mengikuti
posyandu bulanan yang ada di balai desa untuk mengecek keadaan anaknya
khususnya mengenai tanda-tanda dan gejala DM Juvenil.
3) Bagi Mahasiswa Mahasiswa perlu mengetahui dan memahami terkait kasus DM
Juvenil karena penyakit ini sering terjadi pada anak-anak sehingga ketika terjun
di lapangan mahasiswa sudah paham mengenai DM Juvenil.
DAFTAR PUSTAKA

Bare & Suzanne, 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8),
EGC : Jakarta Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2),
EGC : Jakarta Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2010, Rencana Asuhan
Keperawatan, (Edisi III), EGC, Jakarta. Soegondo S, Soewondo P, Subekti I. 2011.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Brink SJ, Lee
WRW, Pillay K, Kleinebreil (2010).Diabetes in children and adolescents, basic training
manual for healthcare professionals in developing countries, 1sted. Argentina: ISPAD, h
20-21. Weinzimer SA, Magge S (2005). Type 1 diabetes mellitus in children. Dalam:
Moshang T Jr. Pediatric endocrinology. Philadelphia: Mosby Inc, h 3-18. Rustama DS,
Subardja D, Oentario MC, Yati NP, Satriono, Harjantien N (2010).Diabetes

Anda mungkin juga menyukai