Anda di halaman 1dari 6

Tersedia online di: http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.

php/JKRY/index
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, 3 (2), September 2016, 44-49

PENGARUH DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE II PADA TIKUS PUTIH WISTAR
JANTAN

Melani Kartika Sari *), Efa Nur Aini, Sinta Triana Dewi
Progam Studi S1 Ilmu Keperawatan & Profesi Ners, Stikes Karya Husada Kediri, Jl Soekarno Hatta No.7 Kec.Pare,
Kab.Kediri, Jawa Timur 64225

Abstrak

Pada proses perawatan luka dapat digunakan obat secara tradisional, salah satunya yaitu daun jambu biji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perawatan luka bakar menggunakan daun jambu biji.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian True Eksperimen dengan metode post-test only with control group
design pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sampel terdiri dari 12 subjek yang dipilih dengan tehnik
random sampling dan dibagi dalam 2 kelompok, yaitu perlakuan daun jambu biji (n=6) dan kontrol (n=6). Variabel
yang diukur dalam penelitian ini adalah penyembuhan luka. Penelitian ini menggunakan uji statistik Mann Whitney
U test dengan tingkat (p-value 0,05). Dari uji statistic didapatkan hasil (p-value 0.004 kurang dari 0.05) sehingga
disimpulkan bahwa secara statisik proses penyembuhan kelompok kelompok daun jambu biji dan kontrol berbeda.
Berdasarkan rata-rata skor proses penyembuhan, kelompok perlakuan daun jambu biji tergolong dalam proses
penyembuhan yang cepat.. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan perawatan luka
menggunakan daun jambu biji, mengingat kandungan didalamnya sangat bermanfaat sebagai obat penyembuhan
luka bakar dan aplikasinya sangat mudah.

Kata kunci: Luka Bakar, Daun Jambu Biji (Psidium guajava), Tikus Wistar

Abstract

[The Effect Of Guava Leaves (Psidium guajava) To Wound Healing Of Burns Injuries In Grade II At Male
Wistar Rats White] In the wound care process it can be use a traditional medicine, include guava leaves. The
aimed of the study is to identificate effectiveness care of the wound using guava leaves. The research are used
true experiments by post-test with control group method on the sample and control group. The sample consisted
12 subjects were selected by random sampling technique and divided into 2 groups. There are: Guava leaves’
treatment (n=6), and Control (n=6).The variable was measured in this research is a wound healing. This study
use statistic test, Mann whitney U test with a level (p-value 0.05). The results of guava leaves and control are
(p=value 0,004 less 0.05). Base on an average scores of the healing process, wound care using guava leaves
were categorized in fast healing process The conclusion of the statistics treatment process by using guava leaves
and control are different. Based on this research, it is recommended to do the wound care use guava leaves,
considering the contents in (Guava leaves) are very useful as a cure burns and easy to apply.

Keywords: wound of burns, guava leaves, wistar mice

1. Pendahuluan Dari tiga macam jenis luka bakar, luka


Luka bakar merupakan cedera yang bakar grade II (drajat dua) yang paling
cukup sering terjadi, jenis yang berat sering terjadi. Masyarakat Indonesia
memperlihatkan morbiditas (kesakitan) sudah sejak zaman dahulu mengenal dan
dan derajat cacat yang lebih tinggi memanfaatkan tanaman berkasiat obat
dibandingkan dengan cedera yang lain, sebagai salah satu upaya penangulangan
biaya yang dibutuhkan dalam masalah kesehatan yang di hadapi, jauh
penanganannya pun lebih tinggi. sebelum pengobatan formal dengan obat-
------------------------------------------------------------- obat moderen (Wijayakusuma, 2010).
*) Penulis Korespondensi Prevalensi cedera secara nasional
E-mail: melastarte@gmail.com adalah (8,2%). Prevalensi tertinggi
ditemukan di Sulawesi Selatan (12,8%)

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


44
dan terendah di Jambi (4,5%). Provinsi Penyebab terjadinya cedera meliputi
yang mempunyai prevalensi cedera lebih penyebab yang disengaja (intentional
tinggi dari angka nasional sebanyak 15 injury), penyebab yang tidak disengaja
provinsi. Penyebab cedera karena terbakar (unintentional injury) dan penyebab yang
ditemukan proporsi tertinggi di Papua tidak bisa ditentukan (undeterminated
(2%) dan terendah (tanpa kasus) di intent) (WHO, 2004). Penyebab cedera
Kaliantan Timur. Prevalensi cedera di yang disengaja meliputi bunuh diri,
provinsi Jawa Timur (0,7%) dan cedera Kekerasan Dalam Rumah Tangga
tertinggi berdasarkan karakteristik (KDRT) seperti dipukul orang tua,
responden banyak terjadi pada anak-anak dipukul suami, dipukul istri , dipukul
usia 1-4 tahun sebesar (1,5%). Prevalensi anak, penyerangan, tindakan kekerasan
cedera tertinggi berdasarkan karakteristik atau pelecehan dan lain-lain. Penyebab
responden yaitu kelompok umur pada 15- cedera yang tidak disengaja antara lain:
24 tahun (11,7%), laki-laki (10,1%), terbakar, tersiram air panas, terpapar
pendidikan tamat SMP/MTS (9,1%), yang bahan kimia, jatuh dari ketinggian, digigit
tidak bekerja atau bekerja sebagai atu diserang binatang, kecelakaan
pegawai (8,4%), bertempat tinggal di transportasi darat, kecelakaan transportasi
perkotaan (8,7%) pada kuintil Indeks laut, kecelakaan transportasi udara,
kepemilikan menengah atas (8,7%). kecelakaan akibat kerja, terluka karena
(RISKESDAS, 2013). benda tajam, terluka karena benda
Luka bakar disebabkan oleh tumpul, terluka karena mesin, terluka
perpindahan energi dari sumber panas ke karena kejatuhan benda, keracunan,
tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan terluka karena bencana alam, terluka
melalui konduksi atau radiasi karena radiasi, terluka karena terbakar
elektromagnetik. Luka bakar dan lainnya.
dikategorikan sebagai luka bakar termal, Salah satu tanaman berkasiat untuk
luka bakar radiasi atau luka bakar menyembuhkan luka bakar yaitu daun
kimiawi. Luka bakar mengakibatkan jambu biji (Psidium guajava). Daun
peningkatan permeabilitas pembuluh jambu biji memiliki kandungan tanin dan
darah sehingga air, natrium, klorida dan minyak atsiri yang dapat membantu
protein tubuh akan keluar dari dalam sel proses penyambuhan pada luka bakar
dan menyebabkan terjadinya edema yang (Bukle, 1985), tanin mampu menghambat
dapat berlanjut pada keadaan hipovolemia pertumbuhan mikroorganisme, selain itu
dan hemokonsentrasi (Effendy, 1999). tanin juga dapat menyerap racun dan
Akibat pertama luka bakar adalah syok dapat mengumpalkan protein, atsiri
karena kaget dan kesakitan. Pembuluh berfungsi sebagai anti inflamasi
kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak (Anggraini, 2008).
dan permeabilitas meninggi. Sel darah Berdasarkan uraian diatas peneliti
yang ada di dalamnya ikut rusak sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang
dapat terjadi anemia (Syamsuhidayat dan berjudul “perbedaan efektifitas lidah
Jong, 1997). Luka bakar biasanya buaya (aloe vera) dan daun jambu biji
dinyatakan dengan derajat. Beratnya luka (Psidium gujava) terhadap penyembuhan
bergantung pada dalam, luas, dan letak. luka bakar grade II pada tikus putih wistar
Selain beratnya luka bakar, umur dan jantan”.
keadaan kesehatan penderita sebelumnya
merupakan faktor yang sangat 2. Bahan dan Metode
mempengaruhi prognosis (R. Syamsu Penelitian ini termasuk jenis penelitian
hidajat, 2010). True Eksperimen Design, Peneliti
menggunakan pendekatan post test only

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


45
design. Kelompok eksperimen diberi kepercayaan (α=0,05). Jika telah didapatkan
perlakuan yaitu diberikan perawatan luka hasil, kita bandingkan ρvalue dengan α ≤
bakar grade II dengan menggunakan daun 0,05 untuk menentukan apakah ada
jambu biji (Psidium guajava) sedangkan pengaruh antara variabel independen
pada kelompok kontrol tanpa diberikan terhadap variabel dependen yang diteliti.
perlakuan.
Penelitian ini dilaksanakan di 3. Hasil dan Pembahasan
Laboratorium Mikrobiologi STIKES Karya Identifikasi proses penyembuhan luka
Husada Kediri pada bulan 24 Januari - 24 bakar grade II pada tikus putih wistar jantan
Februari 2016 yang dilaksanakan setiap pada kelompok perlakuan dengan diberikan
pagi pukul 09.00 WIB selama 30 hari. daun jambu biji (Psidium guajava)
Populasi dalam penelitian ini tikus
putih wistar dengan luka bakar, besar Grafik 1 Fase penyembuhan luka selama 30
populasi dalam penelitian ini berjumlah 12 hari observasi pada kelompok perlakuan
tikus putih wistar jantan. Hewan coba ini daun jambu biji
dilakukan pembuatan luka bakar, dengan
kriteria: tikus sehat (bergerak aktif, rambut
tidak kusam, botak atau rontok, tikus
berkelamin jantan, , berat badan tikus antara
200-300 gram, umur tikus ± 3bulan.Semua
hewan coba ditempatkan pada kandang.
Sampel dilakukan pembagian menjadi dua
kelompok, yaitu satu kelompok dengan daun
jambu biji (Psidium guajava) dan kelompok
kedua sebagai kelompok kontrol. Pembagian
kelompok ini dengan cara Random Berdasakan grafik fase penyembuhan
Sampling. Dalam penelitian ini didapatkan luka selama 9 hari observasi diketahui
jumlah sampel tiap kelompok sebanyak 6 bahwa pada kelompok perlakuan daun
ekor ditambah 6 ekor sebagai cadangan. jambu biji rata-rata fase inflamasi dimulai
Variabel independen dalam penelitian sejak hari observasi pertama (H1) sampai
ini adalah perawatan luka bakar grade II pada hari observasi ke-3 (H3). Fase
menggunakan daun jambu biji (Psidium Poliferasi dimulai pada hari ke-5 (H5)
guajava), sedangkan variabel dependen pada sampai pada hari ke-17 (H17). Pada hari
penelitian ini adalah proses penyembuhan observasi ke-20 (H-20) proses penyembuhan
luka bakar grade II. Langkah pertama yang telah memasuki fase Maturasi.
dilakukan adalah pembuatan luka bakar
grade II pada sampel yang kemudian Tabel 2 Fase penyembuhan luka selama 30
dilakukan pemberian perlakuan sesuai hari observasi pada kelompok perlakuan
dengan rencana penelitian pada kelompok daun jambu biji
perlakuan dan satu kelompok tanpa Kelompok Perlakuan
diberikan perlakuan sebagai kelompok Kategori Proses Lidah Buaya
kontrol. Pada tahap penelitian, sampel Penyembuhan Frekuensi Prosentase
dilakukan penilaian dengan observasi Luka (%)
sampai pada fase maturasi (terbentuk Cepat 6 100
jaringan parut). Penilaian lama Sedang 0 0
penyembuhan luka bakar grade II dilakukan Lambat 0 0
setiap pagi jam 09.00 WIB selama 30 hari. Total 6 100
Analisa yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Mann Withney U test dengan selang

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


46
Berdasarkan tabel di atas proses pula oleh grafik rata-rata fase penyembuhan
penyembuhan luka pada kelompok luka dimana fase maturasi terjadi lebih cepat
perlakuan dengan di berikan daun jambu biji Pada kelompok perlakuan daun jambu
(Psidium guajava) diketahui semua (100%) biji (Psidium guajava) luka terlihat sedikit
dalam kategori proses penyembuhan luka lembab, Daun Jambu biji mempunyai
cepat. kandungan zat kimia flavonoid, alkaloid,
tanin, pektin, minyak atsiri. Daun jambu biji
Grafik 3 Fase penyembuhan luka selama 30 berfungsi sebagai astrigen yang dapat
hari observasi pada kelompok kontrol menciutkan pori-pori kulit, memperkeras
kulit (Hapsoh dan Hasanah, 2011). Tanin
adalah kumpulan senyawa organik amorf
tanin sebagai antiseptik dan berfungsi
sebagai astrigen yang dapat menciutkan
pori-pori kulit, memperkeras kulit, dan
menghentikan perdarahan yang ringgan
(Anggraini, 2008). Tanin dapat digunakan
sebagai anti bakteri (Nana Wildiana , 2002).
Minyak atsiri dari daun jambu biji juga
mengandung nerolidiol, sitosterol, ursolic,
crategolic, dan guayavolic acids. Atsiri
Berdasakan grafik fase penyembuhan berfungsi sebagai anti inflamasi yang dapat
luka selama 30 hari observasi diketahui menekan terjadina proses inflamasi
bahwa pada kontrol rata-rata fase inflamasi (Anggraini, 2008). Saponin dalam daun
dimulai sejak hari observasi pertama (H1) jambu biji memiliki peran dalam membantu
sampai pada hari observasi ke-5 (H5). Fase pembentukan kolagen, yaitu protein struktur
Poliferasi dimulai pada hari ke-9 (H9) dan yang berperan dalam pembentukan kolagen
pada hari ke-26 (H-26) proses penyembuhan (Suratman dkk, 1996). Flavonoid
memasuki fase Maturasi. terkandung dalam daun jambu biji memiliki
efek antiinflamasi, dimana berfungsi sebagai
Tabel 4 Fase penyembuhan luka selama 30 anti radang dan mampu mencegah kekakuan
hari observasi pada kelompok kontrol dan nyeri (Angraini, 2008).
Kelompok control Berdasarkan fakta dan teori di atas
Kategori Proses bahwa proses penyembuhan luka bakar
Penyembuhan Frekuensi Prosentase grade II dengan menggunakan daun jambu
Luka (%) biji (Psidium guajava) berlangsung kurang
Cepat 1 16,67 dari 21 hari dan masuk dalam kriteria proses
Sedang 1 16,67 penyembuhan luka cepat. Hal ini
Lambat 4 66,67 dikarenakan kandungan dalam daun jambu
Total 6 100 biji (Psidium guajava) seperti tanin, minyak
atsiri, saponin, flafonoid dapat membantu
Berdasarkan tabel di atas proses mempercepat proses penyembuhan luka
penyembuhan luka pada kelompok kontrol bakar grade II. Selain itu ada beberapa
di atas, diketahui sebagian besar (66,67%) faktor yang mempengaruhi proses
dalam kategori proses penyembuhan luka penyembuhan luka, salah satunya adalah
lambat. Dari hasil uji Mann Whitney kelembapan luka yang sedikit lembab pada
didapatkan hasil signifikansi (p-value) area luka hal ini disebabkan oleh sedikitnya
sebesar 0,004 ≤ 0,05 yang menunjukkan kandungan air pada tumbukan daun jambu,
bahwa jambu biji lebih efektif dalam proses sedangkan kelembapan pada area luka dapat
penyembuhan luka, hal tersebut didukung membantu merangsang proses pembentukan

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


47
jaringan baru pada luka, tetapi balutan kasa Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
seteril yang kemudian ditali kasa gulung 118.
yang tidak terlalu kencang dapat membantu Buckle, K.A. 1985, Ilmu Pangan, UI. Press.
memperlembab area luka selain itu juga Jakarta.
dapat melindungi luka dari kontaminasi Burner & Suddart. 1996. Textbook Of
bakteri yang ada di sekitar kandang yang Medical-Surgical Nursing III. Agung
dapat menyebabkan terjadinya infeksi, Waluyo et al (penterjemah),2001.
dengan demikian proses penyembuhan luka Jakarta: EGC.
dapat terjadi lebih cepat. Dalimartha, S. 2001. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia Jilid 2. Nanas. 140-145.
4. Kesimpulan Jakarta : Trubus Agriwidya.
Terdapat pengaruh pemberian jambu Dalimartha, Setiawan. 2003. Atlas
biji terhadap luka bakar grade II pada tikus Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3.
wistar putih. Dari rata-rata waktu Jakarta: Puspa Swara.
penyembuhan, perawatan luka dengan Effendy. 1999, Perawatan Pasien Luka
jambu biji menunjukkan hasil penyembuhan Bakar, Penerbit Buku Kedokteran.,
luka dalam ketegori penyembuhan cepat. Jakarta: EGC Press. 4-31.
Efrianto Dan Dwita, Oktiarni Dan Agus,
5. Ucapan Terima Kasih: Martono. (2012).“Pemanfaatan
Terima kasih kepada Stikes Karya Husada Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
khususnya Tim Laboratorium Mikrobiologi Guajava L.), Daun Dewandaru
yang membantu kelancaran proses (Eugenia Uniflora), dan Daun Rosella
penelitian ini dan kepada seluruh pihak (Hibiscus Sabdariffa L.) sebagai
terkait yang tidak dapat disebutkan satu per Pewarna Alami Tekstil dengan
satu dan kami sampaikan. Menggunakan Mordan Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi
6. Daftar Pustaka: L)”. Undergraduated Thesis.
Anggraini, W. 2008. Efek Anti Inflamasi Bengkulu: Fakultas Matematika Dan
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
(psidium gua java linn) Pada Tikus Bengkulu.
Putih Jantan Galur Wistar. Skripsi Endi Ridwan. 2013. Etika Pemanfaatan
Fakultas Farmasi, UMS.Surakarta. Hewan Percobaan dalam Penelitian
Arief Hariana. 2006. Tumbuhan obat dan Kesehatan. J Indon Med Assoc,
khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Volum: 63, Nomor 3.
73-74. Luka Pada Kulit Kelinci (Oryctolagus
Arif M, Kumala S. 2011. Asuhan cuniculus). Jurnal Ilmiah Farmasi 3
Keperawatan Gangguan Sistem (3).
Integumen. Jakarta: Salemba Medika. Hapsoh dan Hasanah, Y. (2011). Budidaya
Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen Tanaman Obat dan Rempah. Medan:
penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. USU Press. Hal. 53.

Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2011. Hariadi. 2012. Beternak Tikus Putih.
Pedoman Etik Penggunaan dan Yogyakarta: pustaka baru press.
Pemeliharaan Hewan Percobaan. Hariana, A., 2007, Tumbuhan Obat dan
Jakarta. Khasiatnya, 1-5, 104, Penebar
www.batan.go.id Swadaya, Jakarta.
BPPK Depkes. 2008. Riset Kesehatan Dasar Harmita, Apt, Ksum Radji, M. 2005.
(RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian Prosedur Perawatan Tikus Putih pada
dan Pengembangan Kesehatan

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


48
Penelitian Biomed. Dep Farmasi F Percepatan Fase Inflamasi dan
MIPA. Proliferasi Luka Sayatan
H. Abdul L. 2012. Obat Tradisional. Terkontaminasi pada Tikus Putih
Jakarta: EGC. 67-70. Jantan. Tidak diterbitkan, Stikes
H. Azwar A. 2010. Tanaman Obat Karya Husada Kediri.
Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset
175-177. Keperawatan.Yogyakarta : Graha
Hutapea, J. R., dkk., 2000, Inventaris Ilmu.
Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1, Sugiyanto. 2003. Petunjuk Praktikum
Departemen Kesehatan dan Farmasi Edisi IV. Laboratorium
Kesejahteraan Sosial RI Badan Farmasi dan Taksonomi UGM, pp: 11-
Penelitian dan Pengembangan 12.
Kesehatan, Jakarta, 15-16. Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian.
Kemenkes. Riset Kesehatan Dasar: Bandung: Alfabeta.
Riskesdas 2013. Jakarta: Badan Supranto, J 2000, Teknik Sampling untuk
Penelitian dan Pengembangan Survei dan Eksperimen. Jakarta : PT.
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Rineka Cipta, hal.167.
2013. Syamsul Hidayat R, Wim De Jong. 2005.
www.depkes.go.id Buku Ajar Ilmu Bedah Ed Revisi:
Nungki Ratna M, Aditya W. Mortality Jakarta: EGC.
Analisis Of Adult Burn Patients. 2013. Syukur C dan Hernani. 2002. Budidaya
Jur.Plast.Rekons. 2013; 2: 96-100. Tanaman Obat Komersial. Depok :
www.JPRJournal.com Penebar Swadaya.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Yudik, Novita. 2014. Pengaruh Terapi
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Kompres Madu Terhadap
Jakarta: Salemba Medika. Penyembuhan Luka Full Tiknes Skin
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Loss pada Tikus Putih (Ratus
Keperawatan edisi 3. Jakarta: Salemba Norevgikus). Tidak diterbitkan, Stikes
Medika. Karya Husada Kediri.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Yuliani, S.,L. Udarno & E.Hayati. 2003.
Fundamental Keperawatan vol 2. Kadar Tanin dan Quersetin Tiga Tipe
Jakarta: EGC. Daun Jambu Biji (Psidium guajava).
PP RI No 103 Tahun 2014 Tentang Bulletin Tanaman Rempah dan Obat.
Pelayanan Kesehatan Tradisional 17-24.
http://manajemen-pelayanankesehatan
Rasyid, Arief, Guntur. Kondisi Optimal
Proses Ekstraksi Tanin Dari Daun
Jambu Biji Menggunakan Pelarut
Etanol. PROSDING SNTK TOPI
2012. ISSN. 1907 – 0500.
http://journal.unes.ac.id//sju/index.php/ijs
Sajuthi D. 2012. Workshop on bioethics:
Prinsip-prinsip kesejahteraan hewan
(animal welfare) di dalam penelitian
biomedis. Bogo r: Fakultas
Kedokteran Hewan Institusi Pertanian
Bogor.
Seran, Virginia. 2014. Pengaruh Pemberian
Panyit Mipanas Terhadap Proses

Copyright ©2016, Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta, ISSN: 2088-8872


49

Anda mungkin juga menyukai