Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak.
Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Reproduksi atau
perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara
fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai
contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau
ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut mencapai
masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh kelenjar-kelenjar
endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia. Reproduksi juga
merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi. Untuk kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak
bersifat vital artinya tanpa adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati.
Akan tetapi bila makhluk tidup tidak dapat bereproduksi maka kelangsungan
generasi makhluk hidup tersebut terancam dan punah, karena tidak dapat
dihasilkan keturunan (anak) yang merupakan sarana untuk melanjutkan generasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah


dalam pembuatan makalah ini, yaitu:

1) Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria dan wanita ? 

2) Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita ?

3) Apa saja hormon yang bekerja pada sistem reproduksi ?

4) Bagaimana siklus menstruasi itu terjadi ?

5) Apa saja penyakit pada sistem reproduksi manusia?

P a g e 1 | 22
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Reproduksi Wanita


Sistem reproduksi pada wanita juga terdiri dari 2 bagian utama yaitu
vagina dan uterus. Ovarium menghasilkan ovum betina. Vagina melekat pada
rahim melalui leher rahim, sementara rahim melekat pada ovarium melalui tuba
falopi. Dalam jangka waktu tertentu, ovarium melepaskan sel telur, yang melewati
tuba falopi ke dalam rahim.Pembuahan ovum dengan sperma terjadi di tuba
falopi. Peristiwa pembuahan ini disebut fertilisasi. Sel telur yang telah dibuahi
disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim,
zigot membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan
menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam
rahim membentuk janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan
berada di dalam rahim. Jika sel telur tidak dibuahi, sel telur ini akan keluar
bersama dengan meluruhnya dinding rahim. Peristiwa ini disebut
menstruasi.Berikut adalah bagian-bagian alat reproduksi pada wanita:

A. Organ Reproduksi Bagian Luar


a) Vulva merupakan celah paling luar dari alat kelamin wanita. Pada
bagian dalam vulva terdapat saluran urine dan saluran reproduksi.
Pada daerah dekat ujung saluran kelamin terdapat hymen/selaput
dara. Hymen mengandung banyak pembuluh darah.
b) Labium merupakan bagian yang membatasi Vulva. Ada dua
macam labium, yaitu labium mayora (terletak di sebelah luar) dan
labium minora (terletak di sebelah dalam). Antara labium mayora
dan minora bagian atas terbentuk tonjolan kecil yang disebut
klitoris. Pada klitoris terdapat korpus kavernosa yang mengandung
banyak pembuluh darah dan ujung saraf perasa.
B. Organ Reproduksi Bagian Dalam
a) Vagina merupakan saluran akhir organ reproduksi wanita. Vagina
bermuara di vulva. Vagina mengandung banyak lendir yang

P a g e 2 | 22
dihasilkan kelenjar Bartholin. Lender ini berguna pada saat koitus
dan mempermudah kelahiran bayi.
b) Uterus merupakan rongga besar yang merupakan
pertemuan oviduk kanan dan kiri. Bagian terbawah
uterus menyempit yang disebut serviks (leher rahim).
Uterus berfungsi sebagai tempat pertumbuhan dan
perkembangan embrio hingga siap lahir. Uterus
dibatasi oleh dinding endometrium yang kaya
pembuluh dara. Dinding endometrium akan menebal
ketika terjadi kehamilan.
c) Oviduk atau tuba fallopi merupakan sepasang saluran yang
ujungnya berbentuk corong yang disebut infundibulum.
d) Ovarium merupakan penghasil ovum. Terdapat dua buah ovarium,
sebelah kiri dan kanan.
Organ kelamin wanita berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Sel
telur terbentuk melalui oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam


ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia
dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid
telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula
oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada
perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara
miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu
menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari
sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid,
satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih
kecil disebut badan kutub primer.

P a g e 3 | 22
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer
akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan
membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang
berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi
ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi
(hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada oogenesis
hanya menghasilkan satu ovum.

2.1.1 Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis

Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon,


diantaranya:

Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi
hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone). FSH
dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi
hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi
dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan
folikel. Hormon prolaktin merangsang produksi susu.

Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis


ovarium. Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH
oleh hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di
hipofisis atau GnRH di hipothalamus.

P a g e 4 | 22
Oosit sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua
lapisan, lapisan luar disebut Corona dan lapisan dalam di sebut Zona Pelusida.
Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai fungsi berikut:

a. Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.

b. Menarik secara komotaksis positif.

c. Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.

2.2.2 Usia Subur

Sistem reproduksi pada manusia mulai terlihat jelas pada saat usia subur
yaitu diawali pubertas, pada wanita ditandai peristiwa haid (menstruasi) yaitu
keluarnya darah akibat dari meluruhnya selaput rahim (endometrium) disertai
pecahnya pembuluh darah. Hal ini merupakan tanda wanita telah menghasilkan
sel telur. Usia subur pada wanita berakhir ketika sudah tidak haid (menopause).

Tahap siklus menstruasi:

a. Fase menstruasi, dipengaruhi oleh hormon estrogen dan


progesteron.
b. Fase pra ovulasi, dipengaruhi oleh hormon FSH.
c. Fase ovulasi, dipengaruhi oleh hormon LSH.
d. Fase pasca ovulasi, dipengaruhi oleh hormon progesteron.

Sedangkan usia subur pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, yaitu
keluarnya sperma pada waktu tidur karena terjadi rangsangan seksual dalam
mimpinya. Usia subur pada laki-laki berlangsung sepanjang hidupnya.

2.2 Sistem Reproduksi Laki-laki

Organ reproduksi pada pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat


reproduksi luar dan organ reproduksi dalam. Organ reproduksi luar berupa
penis dan skrotum. Organ reproduksi dalam berupa testis, saluran kelamin,
dan kelenjar kelamin.

P a g e 5 | 22
A. Organ Reproduksi Bagian Luar
a. Penis
Penis merupakan alat untuk memasukan sperma ke dalam
saluran kelamin wanita. Di dalam penis terdapat tiga rongga.
Dua rongga bagian atas tersusun atas jaringan spons korpus
kavernosa. Satu ronggabawahnya tersusun atas jaringan spons
korpus spongiosum. Korpus spongiosum membungkus uretra.
Uretra pada penis dikelilingi oleh pembuluh darah dan ujung-
ujung saraf perasa.
b. Skrotum (kantong pelir)
Skrotum merupakan kulit terluar yang melindungi testis.
Skrotum berjumlah dua buah, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Antara skrotum kanan dan skrotum kiri terdapat jaringan
ikat dan otot polos. Adanya otot polos mengakibatkan skrotum
dapat mengerut dan mengendur. Dalam skrotum terdapat otot
lurik yang berfungsi mengatur suhu di sekitar testis agar selalu
stabil (pembentukan sperma memerlukan suhu sedikit di bawah
suhu tubuh).

B. Organ Reproduksi bagian dalam


1. Testis (Gonad Jantan)
Testis merupakan alat untuk memproduksi sperma. Untuk
memproduksi sperma diperlukan suhu yang sedikit lebih rendah
dari suhu tubuh. Dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dalam
tubulus seminiferus inilah terjadi pembentukan sperma.
2. Saluran kelamin
Saluran kelamin berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke luar
tubuh. Saluran kelamin meliputi epididimis, vas deferens, saluran
ejakulasi, dan uretra.
a. Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok dalam
skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berfungsi

P a g e 6 | 22
sebagai tempat penyimpanan sperma sementara. Sperma
yang telah matang disalurkan menuju vas deferens.
b. Vas deferens merupakan saluran yang mengarah ke atas
dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens
berfungsi sebagai saluran yang dilalui sperma dari
epididimis menuju vesikula seminalis (kantong sperma).
c. Saluran ejakulasi merupakan saluran penghubung vesikula
seminalis dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk
mengeluarkan sperma menuju uretra.
d. Uretra merupakan saluran reproduksi terakhir. Fungsi
uretra sebagai saluran kelamin dari vesikula seminalis dan
saluran urine dari kantong kemih.

2.3 Kelenjar kelamin

Di dalam saluran kelamin, sperma mengalami penambahan cairan-


cairan kelamin. Cairan kelamin berguna untuk mempertahankan hidup
gerak sperma. Cairan-cairan kelamin dihasilkan oleh vesikula seminalis,
kelenjar prostat, dan kelenjar cowper.

a) Vesikula seminalis menghasilakan cairan yang berfungsi


sebagi sumber energi dan untuk memudahkan gerakan
sperma.
b) Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang memberi
suasana basa pada cairan sperma. Cairan tersebut
mengandung kolesterol, garam, dan fosfolipid.
c) Kelenjar cowper/kelenjar bulbouretra yang menghasilkan
cairan yang bersifat basa.

P a g e 7 | 22
2.4 Hormon Reproduksi pada Pria

1) Hormone gonadotropin
Dihasilkan oleh hipotalamus (di bagian dasar dari otak) yang
merangsang kelenjar hipofisis sebagian depan (anterior) agar
mengeluarkan hormone FSH dan LH.
2) Follicle Stimulating Hormon/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH
berfungsi untuk merangsang perkembangan tubulus seminiferus
dan sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein/protein pengikat androgen) yang akan memacu
pembentukan sperma.
3) Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH
adalah merangsang sel-sel interstial (sel Leydig) untuk
menghasilkan hormone testosterone.
4) Hormone Testosterone
Testosterone adalah hormone yang berfungsi merangsang
perkembangan organ seks primer pada saat embrio belum lahir,
mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin
sekunder pria seperti jambang, kumis, jakun, suara membesar,
pertambahan massa otot, dan perubahan suara.

Spermatogenesis terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan,


tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.Pada proses spermatogenesis terjadi
proses-proses dalam istilah sebagai berikut; Spermatositogenesis
(spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis yaitu peristiwa
pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis), selanjutnya
spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit
sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari
spermatogonium menjadi spermatid.

Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid


menjadi sperma yang dewasa. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan

P a g e 8 | 22
membutuhkan waktu selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi,
axonema dan kondensasi DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan
bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.

Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel


sertoli ke lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum
memiliki kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini
ditranspor dalam cairan testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju
epididimis karena kontraksi otot peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam
saluran epidimis namun pergerakan sperma dalam saluran reproduksi pria bukan
karena motilitas sperma sendiri melainkan karena kontraksi peristaltik otot
saluran.

2.5 Kelenjar pada Sistem Reproduksi Manusia

Sistem reproduksi pada manusia juga terdiri dari beberapa kelenjar


yang mendukung proses reproduksi. Berikut adalah beberapa kelenjar pada
sistem reproduksi:

a. Vesika Seminalis, adalah kelenjar pada pria yang menghasilkan cairan


pekat berwarna kuning, mengandung makanan sebagai sumber energi
untuk pergerakan sperma.
b. Kelenjar Prostat, adalah kelenjar pada pria yang berfungsi sebagai
penghasil semen terbesar yang bersifat encer, berwarna putih dana berisi
makanan untuk sperma.
c. Kelenjar bulbourethralis, adalah kelenjar yang terdapat pada uretra wanita
yang berfungsi mensekresi cairan lendir bening untuk pada menetralkan
cairan urine yang bersifat asam pada uretra.
d. Kelenjar Bartholini, adalah Kelenjar yang terdapat pada vagina wanita
berfungsi menghasilkan lendir yang alkalis saat berhubungan badan.

P a g e 9 | 22
2.6 Hormon pada Sistem Reproduksi Manusia

Tanda-tanda pubertas sangat dipengaruhi oleh hormon. Berikut adalah


beberapa hormon pada sistem reproduksi manusia:

1. FSH (Follicle Stimulating Hormone) adalah hormon yang dihasilkan oleh


kelenjar hipofisis. Hormon FSH ini berfungsi dalam proses pembentukan
dan pematangan spermatozoa yang dikenal sebagai spermatogenesis dan
ovum yang dikenal sebagai oogenesis. Di samping itu, FSH juga
merangsang produksi hormon testoseron pada pria dan estrogen pada
wanita.
2. LH (Luteinizing Hormone). Hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis. Hormon ini dapat merangsang proses pembentukan badan
kuning atau korpus luteum di dalam ovarium, setelah terjadi poses ovulasi
(pelepasan sel telur).
3. Testosteron adalah hormon yang dihasilkan testis dan berperan dalam
spermatogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria.
4. Estrogen. Hormon ini dihasilkan oleh folikel graaf di dalam ovarium.
Hormon ini berperan alam oogenesis dan penampakan ciri-ciri kelamin
sekunder pada wanita. Di samping itu, hormon ini juga berperan untuk
merangsang produksi LH dan menghambat produksi FSH.
5. Progesteron. Hormon ini dihasilkan oleh badan kuning atau korpus luteum
di dalam ovarium. Berperan dalam proses pembentukan lapisan
endometrium pada dinding rahim untuk menerima ovum yang telah
dibuahi. Pada saat terjadi kehamilan, progesteron bersama-sama dengan
hormon estrogen menjaga agar endometrium tetap mengalami
pertumbuhan, membentuk plasenta, menahan agar otot uterus tidak
berkontraksi, dan merangsang kelenjar susu memproduksi ASI.
6. Oksitosin. Hormon ini dihasilkan oleh hipofisis. Peranannya, yaitu pada
proses kelahiran, untuk merangsang kontraksi awal dari otot uterus.
7. Relaksin. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, berperan untuk
merangsang relaksasi ligamen pelvis pada proses kelahiran.
8. Laktogen adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis yang
bersama-sama dengan progesteron merangsang pembentukan air susu.

P a g e 10 | 22
2.7 Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia

1. AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV
(Human Immuno Deficiency Virus). Virus ini menyerang sel darah putih
yang merupakan penangkal tubuh dari penyakit. Virus ini menyebar
melalui hubungan seksual dengan penderita AIDS, menggunakan jarum
suntik yang juga telah digunakan oleh penderita AIDS, keturunan, dan
transfusi darah. Intinya, darah, sperma, air mani, dan alat yang tidak steril
menjadi perantara penyebaran virus HIV.
2. Gonorrhea
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini
dapat ditularkan melalui kontak seksual. Penderita gonorea akan
merasakan sakit pada saat mengeluarkan urin. kadang-kadang urine
mengeluarkan nanah, jika penderita gonorea tidak diobati dapat merusak
saluran reproduksi sehingga dapat mengakibatkan kemandulan.
3. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di
luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di
luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri
perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak
ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi atau bedah laser.
4. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh sejenis bakteri Treponema pallidium, bakteri ini
biasa ditularkan melalui kontak seksual atau jalan lain, misalnya bayi
yang dilahirkan dari ibu penderita sifilis. Penyakit ini akan ditandai
dengan adanya luka pada alat kelamin dan jika tidak segera diobati bakteri
dapat merusak sel otak, melumpuhkan tulang atau merusak jantung dan
pembuluh darah.
5. Hipogonadisme

P a g e 11 | 22
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh
gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-
tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.

6. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun
dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut
dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin
untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan
pembedahan.
7. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan
sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan
uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus
herpes.
8. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan
peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat
menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil.
Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan
bakteri.
9. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
10. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
11. Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau
tidak ada sama sekali.
12. Hyperthropic prostat

P a g e 12 | 22
Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya
terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas
diketahui.
13. Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
14. Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan
banyak kematian pada pria usia lanjut
15. Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah
zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan
adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).

16. Impotensi
Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi
penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
17. Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat
disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria
infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum.
Hal ini dapat disebabkan oleh:
- Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio
aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon
- Tersumbatnya saluran sperma
- Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit

18. Gangguan menstruasi


Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak
terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa
perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya

P a g e 13 | 22
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah
mengalami siklus menstruasi.
19. Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi
karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya
antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
20. Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di
seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan
mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan
kelenjar limfe panggul.
21. Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami
pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan
pembedahan dan kemoterapi.
22. Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan
endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat
dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
23. Kanker payudara
Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada
wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio
aktif, dan obat-obatan.
24. Fibroadenoma
Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada
payudara. Pengobatannya dengan operasi.
25. Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di
luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di
luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri
perut, pinggang terasa sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak

P a g e 14 | 22
ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan.
Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan,
laparoskopi atau bedah laser.
26. Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal.
Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain
akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau
bakteri.
27. Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger
ayam atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma
merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human
papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada
jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual
dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat
kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut
rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker
mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat
oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat
dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga
medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
28. Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan
disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga
dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang
memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar
bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini
disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina.
Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong
kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk

P a g e 15 | 22
mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan
operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
29. Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering
menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan
putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas
vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.
30. Candidiasis / keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih.
Disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat
muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh
kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi
hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang
terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah
yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan
menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan
sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak
terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan
menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur
misalnya triazol atau imidazol.
31. Kista ovarium
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada
indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh
semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
32. Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
-Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif
sehingga pembentukan ovum terganggu
-Penyumbatan pada tuba fallopi
- Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb

P a g e 16 | 22
Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang
ditularkan melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease),
yaitu:

33. Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri
berbentuk spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat
menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan melalui
hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
34. Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari
uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
35. Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-
gelembung berisi cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus
Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam dan menimbulkan
sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ
intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di
area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus.
Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak
terlalu lembap dan tetap bersih.
36. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan
karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat
sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga
menyebabkan pembuahan sulit terjadi

P a g e 17 | 22
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk


berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat
kelamin lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan
bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak
vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi
suatu manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan
hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada
organ reproduksinya (testes atau ovarium) atau mencapai
menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya
reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur
oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam
tubuh manusia. Reproduksi juga merupakan bagian dari proses
tubuh yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu
generasi.

Sistem reproduksi pria dan wanita berbeda. Pada reproduksi


pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk menghasilkan sperma,
kematangan sel sperma di tandai dengan mimpi basah pada usia
pubertas Pada system reproduksi wanita memiliki vagina dan
ovarium untuk menghasilkan ovum. Kematangan sel telur atu
ovum ditandai menarche pada usia antara 13-16 tahun. Apabila
terjadi pertemuan antara sel sperma dan sel ovum akan terjadi
kehamilan yang akan berkembang menjadi janin.

P a g e 18 | 22
3.2. Saran

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya


dimiliki oleh semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki
diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat reproduksinya
untuk tidak digunakan secar bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran,
dan tidak menyesatkan. Dengan demikian orang tersebut akan
dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat,
matang dan bertanggung jawab.

P a g e 19 | 22
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Sistem Reproduksi pada Laki-laki

P a g e 20 | 22
Gambar 2.Sistem Reproduksi pada Perempuan

DAFTAR PUSTAKA

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-3/bab-2-sistem-reproduksi-manusia/

http://www.academia.edu/7352731/Makalah_Sistem_Reproduksi

https://unitedscience.wordpress.com/ipa-3/bab-2-sistem-reproduksi-manusia/

http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/10/sistem-reproduksi-pada-
manusia.html

http://kampus-biologi.blogspot.com/2015/03/sistem-reproduksi-pada-manusia-
alat.html

P a g e 21 | 22
P a g e 22 | 22

Anda mungkin juga menyukai