Anda di halaman 1dari 356

www.facebook.

com/indonesiapustaka
OLIVIER JOHANNES RAAP
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

Lingkup Hak Cipta


Pasal 1
Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ketentuan Pidana
Pasal 113
(1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
www.facebook.com/indonesiapustaka

untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
OLIVIER JOHANNES RAAP
www.facebook.com/indonesiapustaka

Jakarta:
KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Kota di Djawa Tempo Doeloe
© Olivier Johannes Raap

KPG 591501001

Cetakan Pertama, Juni 2015

Penyunting
Christina M. Udiani

Tata Letak Isi


Dadang Kusmana

Perancang Sampul
Boy Bayu Anggara
Wendie Artswenda

RAAP, Olivier Johannes


Kota di Djawa Tempo Doeloe
Jakarta; KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2015
ix + 340 hlm.; 19 cm x 24 cm
ISBN: 978-979-91-0887-6
www.facebook.com/indonesiapustaka

Dicetak oleh PT Gramedia, Jakarta.


Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Daftar IsI

Pengantar vi
alun-alun 1
Kediaman Penguasa 23
Masjid agung 41
Kota Kompeni, Benteng, dan Loji 55
seluk-Beluk Pasar 73
Pecinan 95
Permukiman Orang asing 125
Perkampungan Warga tradisional 139
Jabatan Menjadi tanah 155
Jalan Penuh Cerita 167
tentang aliran air 201
seputar Pelabuhan 227
arsitektur Bergaya Eropa 243
Gedung dan Julukannya 269
ruang Hijau 285
Persimpangan Jalan 299
www.facebook.com/indonesiapustaka

Lenggak-Lenggok di Jalan Pertokoan 319


Daftar Pustaka 336
Indeks Kota 340
PEnGantar

Kartu POs KunO


sEBaGaI MEDIa
DOKuMEntasI

Buku ini berdasarkan koleksi kartu pos pribadi Jawa Tempo Doeloe di berbagai blog serta
saya, dari periode sekitar 1900-1950. Sekitar jejaring sosial, yang menuai antusias pengunjung
pergantian abad ke-20, saya telah menaruh hati laman. Banyak orang menganggap koleksi
terhadap keindahan Pulau Jawa beserta budaya kartu pos tentang Jawa sangat bernilai tinggi
dan sejarah penduduknya. Sebagai seorang dan mereka pun mendorong saya untuk
kolektor sejati, pada 2003 saya mulai membentuk membukukannya agar lebih banyak orang bisa
sebuah koleksi kartu pos kuno bertema Jawa menikmatinya.
Tempo Doeloe. Buku ini mengikuti dua judul Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada
lain bertema Jawa Tempo Doeloe yang telah para pembaca kedua buku hasil karya saya yang
diterbitkan sebelumnya, yaitu Pekerdja di Djawa telah diterbitkan sebelumnya. Tanggapan mereka
Tempo Doeloe (Maret 2013) dan Soeka-Doeka di yang saya terima untuk buku-buku saya sangat
Djawa Tempo Doeloe (Oktober 2013), yang juga positif, baik melalui forum diskusi atau bedah
menggunakan koleksi kartu pos sebagai media buku langsung maupun di media jarak jauh.
dokumentasi. Saya menerima banyak apresiasi, inspirasi, dan
Tidak mudah untuk mengumpulkan koleksi dorongan dari mereka yang menjadi motivasi
kartu pos tersebut karena saat ini kartu pos kuno tinggi bagi saya untuk melanjutkan aktivitas
dari Indonesia sulit sekali didapatkan. Koleksi penulisan saya.
www.facebook.com/indonesiapustaka

kartu-kartu pos saya kumpulkan satu per satu


dari berbagai sumber. Saya memperolehnya dari Tempo doeloe, apa itu?
hasil tukar-menukar dengan kolektor lain, pasar Gabungan kata “tempo dulu” atau ditulis dengan
loak, toko barang bekas, pasar buku, bursa ilateli, ejaan lama “tempo doeloe” merupakan istilah
lelang internet, dan pedagang khusus. populer untuk merujuk pada suatu zaman yang
Proyek buku ini diawali dengan menampilkan telah berlalu. Kata ‘tempo’ berasal, lewat bahasa
kartu pos kuno disertai artikel-artikel bertema Portugis, dari bahasa Latin tempus yang berarti
Ka rtu Pos Ku no se ba g a i M e di a D ok u me nta si

waktu atau masa. Sementara kata ‘dulu’ berasal


dari ‘dahulu’ yang berarti waktu yang telah
lalu. Setiap zaman selalu memiliki suatu zaman Banyak foto dari kota
lalu. Pada 1910, istilah “tempo doeloe” sudah
dibicarakan dalam publikasi seorang ahli bahasa tertentu menampakkan
François Prick (1867-1926) untuk menunjuk
periode pada awal 1800-an. Bagi dia, tempo unsur yang bukan ciri
dulu berarti kira-kira jarak waktu seratus tahun
lalu. Tidak berbeda dengan buku ini yang juga khas kota itu. unsur
memandang balik kurang lebih satu abad.
Buku ini mau menyajikan gambaran pada itu bisa menjadi
masa sekitar pergantian abad ke-19 hingga akhir
zaman kolonial atau awal zaman kemerdekaan. representatif untuk
Periode tersebut merupakan zaman emas untuk
kartu pos. Saat telepon masih belum umum banyak kota lain dengan
digunakan atau dianggap terlalu mahal, kartu
pos merupakan media korespondensi terpenting sejarah yang mirip.
untuk kalangan yang bisa baca tulis. Pada zaman
itu, kartu pos merupakan medium komunikasi
yang murah setara dengan kirim SMS atau
WhatsApp pada masa sekarang. Banyak penerbit sebuah taman kota yang dulu disebut dengan
swasta mengedarkan beraneka macam kartu “kebon radja”. Ada sejarawan yang menulis bahwa
pos bergambar yang menarik, sesuai dengan taman di Bandung bernama “kebon radja” karena
keinginan para pelanggannya sebagai media pernah berlokasi di depan “sekolah radja”. Baru
korespondensi di dalam atau luar negeri, atau setelah memeriksa sejarah dari banyak kota, kita
sekadar untuk dikoleksi. Menariknya, kartu pos sadar bahwa hal tersebut terbalik. Sebenarnya,
sering memberikan gambaran dari suatu zaman “sekolah radja” disebut demikian karena
yang kurang terdokumentasi oleh media lain. bangunannya terletak di samping “kebon radja”.
Tampaknya, toponimi “kebon radja” merupakan
Lima tema utama julukan umum untuk sebuah taman di banyak
Buku ini mencoba menyajikan sejarah kota- kota pada zamannya.
kota di Pulau Jawa dengan beberapa titik fokus. Banyak foto dari kota tertentu menampakkan
Sebagai pembuka, saya ingin membagi banyak unsur yang bukan ciri khas kota itu. Unsur
pemandangan kota nan indah yang diabadikan itu bisa menjadi representatif untuk banyak
dalam bentuk kartu pos, dan merupakan karya kota lain dengan sejarah yang mirip. Kita bisa
seni fotograi menarik tentang zaman yang penuh membayangkan sebuah “kota model imajiner”
nostalgia. di Jawa, dengan lapangan luas di pusat kota,
Selain itu, saya mau membedakan dan masjid utama, benteng, pecinan dan kampung
mendokumentasikan berbagai unsur pembentuk etnis yang lain, perkampungan orang pribumi,
www.facebook.com/indonesiapustaka

sebuah kota tanpa melupakan struktur dan dan bangunan-bangunan lain dengan beraneka
sejarah dalam pembahasan tema kedua ini yang macam fungsi. Kota model imajiner itu juga
menjadi pedoman untuk pembagian bab-bab. memiliki infrastruktur dengan jalanan air dan
Pembagian bab bertema unsur kota membuat darat yang besar dan kecil, pasar, jalan pertokoan,
kita membandingkan unsur yang sama dari kota dan banyak hal lain; benang merah ketiga dalam
yang berbeda. Misalnya, bab Ruangan Hijau yang buku ini yang menggambarkan kota imajiner
membahas taman kota. Banyak kota memiliki tersebut.

vii
Ka rtu Pos Ku no se ba g a i M e di a D ok u me nta si

Sebagai tema keempat, buku ini ingin Kota kecil dan kota besar
memperlihatkan bahwa sebuah kota di Jawa Setidaknya 44 kota yang berbeda diwakili dalam
merupakan sintesis dari banyak pengaruh. Rakyat buku ini, dengan 277 kartu pos yang diiringi
pribumi di Jawa secara tradisional menghuni narasi penjelasan. Sejumlah kartu pos tersebut
desa-desa di pulau ini, sementara sebagian besar tidak terbagi seimbang antara masing-masing
kota dikembangkan oleh pendatang dari luar kota. Kota Batavia, Bandung, Semarang, dan
daerah, luar pulau, dan luar negeri. Hasilnya, Surabaya masing-masing diwakili 20 kartu pos
banyak kota menjadi sintesis dari banyak budaya atau lebih, sementara 17 kota lain masing-masing
yang meninggalkan warisan dalam populasi etnis, hanya diwakili satu kartu pos.
perencanaan kota, dan arsitektur. Pengembangan Kenapa empat kota tersebut diwakili banyak
kota membuktikan bahwa penduduk Pulau Jawa kartu pos? Perlu diketahui bahwa kartu pos dari
tampak kreatif dalam mengadaptasi budaya luar. zaman kolonial, yang kini masih disimpan di
Selain gambar pada kartu pos, judul kartu lingkungan kolektor, tidak merepresentasi semua
pos dibahas sama dengan banyak hal lain yang kota di Jawa secara seimbang. Jumlah kartu pos
berkaitan dengan bahasa dan nama tempat. kuno yang tersisa dalam koleksi-koleksi sekarang
Ditemui banyak judul menarik dengan toponimi rupanya didominasi oleh segelintir kota besar saja
(nama geograis) yang bercerita. Toponimi dalam yang merupakan tempat kebanyakan orang Eropa
berbagai bahasa dipecahkan dan dimanfaatkan berdomisili atau berkunjung pada zamannya.
untuk memberi keterangan tersembunyi Bagi para produsen kartu pos, orang
mengenai keadaan tempat pada masa lalu. Eropa merupakan sasaran utama yang terbiasa
membeli kartu pos. Pada umumnya kartu pos
bergambar kota kecil sangat langka, karena pada
kenyataannya sedikit orang Eropa yang tinggal
di kota tersebut. Penjualan kartu pos dengan
Bagi para produsen gambar setempat di banyak kota kecil merupakan
usaha yang tidak mudah. Itulah sebabnya, kartu
kartu pos, orang Eropa pos dari kota dengan komunitas warga Eropa
kecil misalnya Kudus, Pekalongan, Rangkasbitung,
merupakan sasaran dan Serang, terbilang sangat langka. Kartu pos
dari kota besar diterbitkan dalam berbagai ragam
utama yang terbiasa dan dicetak dalam jumlah besar. Sementara
ragam kartu pos dari kota kecil sungguh sedikit,
membeli kartu pos. dan biasanya dicetak dengan jumlah sedikit
saja. Oleh karena itu pada masa kini kartu pos
Pada umumnya dari kota kecil menjadi sangat langka dan sulit
didapatkan kolektor.
kartu pos bergambar Dalam penyusunan ilustrasi untuk buku ini,
saya menyeleksi koleksi kartu pos kuno, namun
kota kecil sangat koleksi tersebut tidak representatif. Dalam
www.facebook.com/indonesiapustaka

menyajikan keanekaragaman kota, relatif banyak


langka, karena pada kartu pos langka dari kota kecil yang dipamerkan.
kenyataannya sedikit Sumber dan interpretasi
orang Eropa yang Buku ini tidak ingin mengetengahkan opini atau
ideologi tertentu kepada pembaca mengenai
tinggal di kota tersebut. apa yang baik atau buruk dalam sejarah. Tugas

viii
Ka rtu Pos Ku no se ba g a i M e di a D ok u me nta si

yang cukup sulit bagi saya karena pemilihan Tanpa bantuan mereka, hasil karya ini tidak akan
materi dan tema yang menjadi benang merah terwujud.
merupakan interpretasi subjektif. Hal itu sudah Pertama, saya ingin mengucapkan terima
di luar konteks perspektif subjektivitas penerbit kasih kepada semua teman di berbagai forum
dan pembeli kartu pos. Walau demikian, dengan serta jejaring sosial yang saya ikuti. Mereka selalu
konsep buku ini kita menggambarkan pencarian memberikan banyak komentar menarik tentang
jejak sejarah dalam kartu pos kuno sebagai artikel-artikel saya. Komentar-komentar tersebut
medium dokumentasi. Tentu saja, ungkapan banyak memberikan inspirasi terhadap narasi-
“mengikuti jejak lama meninggalkan jejak baru” narasi di buku ini.
juga berlaku untuk buku ini. Sambil membuka- Saya mengucapkan terima kasih yang
buka, para pembaca akan menemukan jejak baru setinggi-tingginya terutama kepada tim
dalam bentuk narasi yang mengiringi ilustrasi. proofreader yang telah membaca serta
Dengan melangkah di sampingnya, dalam memberikan masukan tentang penulisan naskah
perjalanan ini saya sebagai penulis berupaya tidak buku ini dalam beberapa tahapan, yaitu Fanny
menghancurkan jejak aslinya. Syariful Alam, Linda Cheang, Mahandis Yoanata,
Mendalami sejarah kota-kota, penduduk Satrio Prabowo, dan Shirley Widjaja. Kritik dan
Pulau Jawa tampak kreatif dalam mengadaptasi saran yang telah mereka berikan menjadikan isi
budaya luar yang berkelindan dengan budaya buku ini tersaji dengan lebih baik.
domestik hingga bisa diterima, sesuai, dan Tidak lupa saya menyampaikan ucapan
menjadi bagian budaya lokal yang kaya. Menurut terima kasih kepada mereka yang telah
saya sebagai orang luar, mereka patut bangga memberikan berbagai data yang saya butuhkan
dengan kearifan ini. Apa pun kebudayaan sesuai dengan keahlian tentang teknik bangunan,
yang menganggap serius dirinya seharusnya yaitu Bimo Hernowo dan Sarwoko Siswoko.
mengetahui dan membanggakan masa lalunya! Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada
penerbit KPG yang telah mewujudkan buku ini.
Ucapan terima kasih Selamat membaca, selamat menghirup
Ucapan terima kasih saya tujukan kepada suasana tempo doeloe!
teman-teman yang telah membantu saya
dengan berbagai cara untuk menulis buku ini. Penulis
www.facebook.com/indonesiapustaka

ix
www.facebook.com/indonesiapustaka
aLun-aLun

Tanah lapang di tengah kota penjara. Selain itu, terdapat juga pasar dan toko-
Banyak kota di Pulau Jawa memiliki lapangan toko, kantor pos, halte kendaraan umum, kantor
terbuka untuk umum berbentuk persegi polisi, dan fasilitas lain di sekitar alun-alun.
empat di pusat kota yang disebut alun-alun.
Dibandingkan dengan sebutan Melayu, yakni Alun-alun prakolonial versus alun-alun
padang dan medan, alun-alun memiliki suatu kolonial dan alun-alun tidak resmi
ciri khas: letaknya di depan kediaman penguasa Suatu alun-alun model prakolonial dapat ditemui
daerah. Sejak zaman Majapahit, alun-alun di kota warisan kerajaan kuno yang didirikan pada
merupakan bagian dari kompleks keraton abad ke-18. Di Solo dan Yogyakarta, alun-alun
(Handinoto 2010:219). Pada masa lampau, merupakan halaman di sebelah utara (alun-alun
alun-alun digunakan sebagai tempat berkumpul lor) dan sebelah selatan (alun-alun kidul) keraton.
rakyat saat pejabat pemerintahan berpidato atau Alun-alun utara dianggap lebih penting, dengan
acara tertentu, contohnya pelaksanaan hukuman masjid dibangun di sisi barat. Alun-alun model
pancung, pesta rakyat, dan pertunjukan kesenian. ini tidak dikelilingi jalanan ramai, tetapi lebih
Ukuran alun-alun bervariasi, mulai dari 100 x terintegrasi dalam kompleks keraton.
100 meter (Garut) hingga 250 x 250 meter lebih Model alun-alun kolonial lahir pada abad ke-
(Purworejo). Biasanya pemukaannya berumput, 19. Ketika itu, banyak kota mendapatkan status
www.facebook.com/indonesiapustaka

meskipun ada kebiasaan lama bahwa rumput sebagai ibu kota daerah administratif kolonial
tidak diperbolehkan tumbuh di alun-alun. Kadang afdeeling yang dipimpin oleh seorang asisten
permukaan alun-alun ditutup dengan pasir halus residen. Pembagian afdeeling diikuti dengan
untuk membuatnya terlihat benar-benar kosong. pembentukan daerah administratif pribumi yang
Di sekeliling alun-alun tidak hanya terdapat sederajat, yaitu kabupaten, yang dipimpin oleh
kediaman penguasa dan pendoponya, melainkan seorang bupati. Oleh karena itu di sekitar alun-
juga terdapat masjid, gedung pengadilan, dan alun tidak hanya dibangun kediaman asisten
alu n- a lu n

Terkadang rumah asisten residen dibangun


agak jauh dari lokasi rumah bupati, dan kedua
bangunan mempunyai alun-alun tersendiri yang
tidak resmi di satu kota yang sama (Salatiga).
Sebenarnya di banyak kota dibangun juga pusat
pemerintahan lain, misalnya balai kota dengan
lapangan terbuka di depannya yang oleh rakyat
sebuah kota di Pulau disebut alun-alun (Malang). Kata alun-alun bisa
digunakan sebagai sinonim untuk lapangan
Jawa akan memiliki terbuka (Surabaya) namun alun-alun utama
adalah lokasi yang dikelilingi pendopo kabupaten
jaringan jalan yang dan masjid utama, sementara yang lain adalah
alun-alun yang dianggap non-resmi.
mengikuti pola grid Bab ini menyajikan alun-alun di beberapa
kota, dengan tata letak kediaman para penguasa
pattern, berupa jalan- yang bervariasi.

jalan paralel dengan Orientasi dalam struktur kota


orientasi barat-timur, Sebuah kota di Pulau Jawa akan memiliki jaringan
jalan yang mengikuti pola grid pattern, berupa
dan jalan dengan jalan-jalan paralel dengan orientasi barat-timur,
dan jalan dengan orientasi utara-selatan, jikalau
orientasi utara- tidak mengalami gangguan geograis. Jalan
tersebut saling bertemu untuk membagi kota
selatan, jikalau tidak menjadi blok-blok yang berbentuk kotak. Salah
satu dari blok tersebut merupakan alun-alun.
mengalami gangguan Pada dasarnya, kiblat alun-alun mengarah
ke utara, mengikuti aksis utara-selatan. Namun,
geograis. terkadang aksis diputar karena disesuaikan
dengan keadaan geograis setempat. Misalnya
di Yogyakarta aksis diputar tujuh derajat karena
menggunakan orientasi puncak Gunung Merapi,
atau di Purworejo dengan aksis diputar 37 derajat
residen tetapi juga kediaman penguasa pribumi karena keberadaan sebuah sungai yang sulit
yaitu bupati. untuk dipindahkan.
Ada kecenderungan kediaman kedua pejabat Terkadang alun-alun dipindahkan ke lokasi
tersebut saling berhadapan, dengan “kabupaten” baru karena alasan politik (Bandung) atau alasan
di sisi utara dan “asistenan” di sisi selatan alami (Blitar). Di beberapa kota, alun-alun sudah
(Bondowoso), atau terbalik (Garut). Namun hilang dan dipenuhi bangunan (Semarang,
www.facebook.com/indonesiapustaka

sebenarnya tidak menjadi masalah jika kediaman Surabaya).


penguasa dibangun di sisi utara, selatan, atau
timur alun-alun selama tidak di sisi barat yang Pohon beringin
memang dikhususkan untuk masjid. Berbeda Di tengah alun-alun, dan juga di sekelilingnya,
dengan model prakolonial, alun-alun model lazim terdapat pohon beringin. Pohon jenis ini
kolonial merupakan titik pertemuan jalan utama tumbuh besar dan berumur panjang. Pohon ini
ke semua arah. bisa menjadi titik paling tinggi di sekitarnya,

2
alu n- a lu n

tempat berteduh saat hujan, serta memberikan


rasa sejuk karena kerindangannya. Anatomi
pohon beringin dengan banyak cabang dan
banyak akar sulur memberi kesan angker.
Menurut cerita lama, pohon beringin dibawa
ke Jawa oleh pendatang dari India (Broek
1994:89). Sejak zaman Hindu, jenis pohon itu
punya status keramat dan dianggap suci (Blink seorang penguasa
1905:29). Dianggap sebagai simbol kesuburan
dan ketenteraman, pohon ini diyakini dapat pribumi (sultan, bupati,
melindungi penduduk setempat.
Konsep kosmograi menyatakan bahwa dan sebagainya)
alun-alun merupakan titik pertemuan kehidupan
duniawi dengan dunia lain, dengan peran penting tidak hanya berperan
untuk pohon beringin. Seorang penguasa pribumi
(sultan, bupati, dan sebagainya) tidak hanya sebagai pengurus
berperan sebagai pengurus daerah melainkan
juga mempunyai status tinggi sebagai pemimpin
daerah melainkan
yang wakil Tuhan dari suatu masyarakat dan
sebagai perantara atasan dan bawahan. Posisinya
juga mempunyai
yang istimewa memungkinkan ia membangun
pusat pemerintahannya di lokasi pohon keramat.
status tinggi sebagai
Usia pohon beringin di beberapa alun-alun
memperlihatkan bahwa pohon tersebut sudah
pemimpin yang wakil
tumbuh di sana sebelum alun-alun didirikan, tuhan dari suatu
menunjukkan bahwa pohon tidak ditanam di
alun-alun, tetapi terbalik: lokasi dipilih sebagai masyarakat dan sebagai
alun-alun karena keberadaan pohon beringin
yang tua (Multatuli 2005:366). perantara atasan dan
Selain alun-alun yang dibangun di lokasi
pohon beringin keramat, terdapat juga alun-alun bawahan.
yang dibangun di lokasi “baru” yang kemudian
ditanami pohon beringin. Bibit pohon yang
ditanam bukan bibit pohon sembarang. Lazimnya,
bibit tersebut berasal dari pohon yang bersejarah.
Banyak yang beranggapan bahwa pohon beringin
mempunyai keturunan ningrat, sejajar dengan
dinasti-dinasti penguasa ningrat. Selain itu,
dipercaya juga bahwa keturunan roh pohon
www.facebook.com/indonesiapustaka

aslinya telah pindah ke bibitnya (Broek 1994:89).


Kepercayaan tersebut menjadi salah satu alasan
mengapa di pusat beberapa alun-alun tidak
hanya terdapat satu pohon beringin tetapi dua,
yang mewakili keturunan yang berbeda. Begitu
halnya dengan kota warisan kerajaan Mataram
(Solo, Yogyakarta).

3
alu n- a lu n

Pohon beringin dan sejak 1928 seorang bupati). Pohon beringin


tidak hanya tumbuh di tengah, tetapi juga di
tahun: sekitar 1910 bagian tepinya. Dari ukurannya, pohon beringin
Lokasi: alun-alun, Lumajang terlihat lebih tua daripada semua gedung di
Judul: Waringinboomen (Pohon Beringin) sekeliling alun-alun.
Penerbit: La rivière en Voorhoeve, Zwolle Pada sisi belakang kartu pos dicetak
(Belanda) penjelasan berbahasa Belanda yang informatif,
yang terjemahannya dalam bahasa Indonesia
Kota di sebelah timur kaki Gunung Semeru ini berbunyi: “Pohon Beringin tampak sangat
mempunyai alun-alun model kolonial dengan menarik karena memberi kesan seakan-akan
ukuran 200 x 200 meter. Pada awal abad ke-19, sekumpulan pohon menyatu menjadi satu batang
Lumajang masih merupakan desa kecil yang yang sama. Pohon tumbuh ke atas dan ke bawah
kemudian menjadi ibu kota daerah administratif bolak-balik, semakin besar hingga menjadi
afdeeling (bagian keresidenan yang dipimpin kubah dengan warna hijau yang sangat indah.
www.facebook.com/indonesiapustaka

oleh seorang asisten residen). Kediaman asisten Kemudian ranting-rantingnya menghujamkan


residen dibangun di sisi utara (kini gedung tangkai-tangkainya ke dalam tanah, yang akan
Pemda), masjid di sisi barat, dan di sisi selatan menjadi batang baru dan akhirnya menumbuhkan
terdapat kediaman kepala pribumi (sejak 1882 akar sulur sendiri. Pada akhirnya pohon beringin
seorang wedana, sejak tahun 1886 seorang patih, mencapai ukuran raksasa.”

4
alu n- a lu n

sepasang beringin
bersemadi. Pohon tersebut ditanam di kedua sisi
tahun: sekitar 1910 garis lurus imajiner dari Gunung Merapi ke Laut
Lokasi: alun-alun utara, Yogyakarta Selatan, yang menjadi aksis untuk tata ruang
Judul: Jogiakarta aloon-aloon alun-alun. Aksis tersebut diputar tujuh derajat
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag dari poros utara-selatan. Kedua pohon tersebut
(Belanda) dipangkas atas pertimbangan estetika.
Seperti halnya di Solo, alun-alun Yogyakarta
Sepasang pohon beringin berdiri di tengah Alun- bukanlah titik pertemuan jaringan jalan tetapi lebih
alun Utara di Yogyakarta yang berukuran 150 x terintegrasi dalam kompleks keraton. Keraton dan
150 meter. Berbeda dengan kebanyakan kota di Kota Yogyakarta dibangun pada 1756 di tengah
Pulau Jawa yang mempunyai satu buah pohon hutan beringin. Nama Pasar Beringharjo yang
beringin di tengah alun-alun, di Solo, Purworejo, terletak dekat alun-alun masih mengingkatkan
dan Yogyakarta terdapat dua buah beringin yang kita pada hutan tersebut. Namun kedua pohon di
www.facebook.com/indonesiapustaka

merupakan tradisi yang diwariskan dari Kerajaan tengah alun-alun tidak berasal dari hutan tersebut.
Mataram. Tradisi khas Yogyakarta, setahun sekali Menurut legenda, pada 1756 ditanam dua bibit
pohon tersebut ditata dedaunannya dengan yang diambil dari Majapahit (pohon barat) dan dari
dipangkas atas pertimbangan estetika. Kedua Pajajaran (pohon timur). Sayangnya, usia pohon sulit
pohon dipagari agar tidak digunakan untuk untuk ditentukan karena tidak diketahui usia kedua
bibit saat ditanam.

5
alu n- a lu n

Keraton kompleks keraton yang luas, yaitu Panggung


Songgo Buwono. Menara yang dibangun tahun
tahun: sekitar 1900
1777 tersebut konon berfungsi sebagai tempat
Lokasi: alun-alun utara, solo
pertemuan Raja Solo—bergelar susuhunan—
Judul: Gezicht op den Kraton–solo
dengan penguasa Laut Selatan yang legendaris,
(Pemandangan Keraton–solo)
Ratu Kidul. Menara yang tampak gagah itu
Penerbit: Gebr Haye, solo
menjadi tanda orientasi bagi lingkungannya.
Sebagai alun-alun model prakolonial,
Solo memiliki alun-alun utara seluas 200 x 200 alun-alun Solo dibangun terintegrasi dengan
meter, yang didirikan pada 1745, saat ibu kota kompleks keraton dan bukan berlokasi di titik
Mataram dipindahkan dari Kartasura ke Solo atas pertemuan jalanan utama di kota. Sekitar
nasihat peramal. Keraton Surakarta Hadiningrat 150 meter ke utara terdapat persimpangan
berdiri di sebelah selatan alun-alun. jalanan penting ke semua arah yang bernama
Fotografer berdiri membelakangi kedua Perempatan Gladag. Nama perempatan tersebut
www.facebook.com/indonesiapustaka

pohon beringin di tengah alun-alun dan kamera diambil dari kata Jawa gladag, yaitu bangunan
mengarah ke selatan. Sebuah menara segi tempat kumpul para pekerja rodi untuk Sri
delapan setinggi 30 meter menjulang ke atas Susuhunan (Graaf 1971:35).

6
alu n- a lu n

Kereta putra mahkota adalah bangunan joglo di depan Dalem


tahun: sekitar 1910 Condrokiranan.
Lokasi: alun-alun utara, Yogyakarta Keterangan di bawah foto mengatakan bahwa
Judul: Kroonprins van Docja (Putra pawai ini merupakan rombongan kroonprins atau
Mahkota dari Yogyakarta) putra mahkota dari Yogyakarta. Kendaraan yang
Penerbit: tan Bie Jo, Djocja digunakan bisa diidentiikasi sebagai salah satu
kereta yang sekarang masih tersimpan dalam
koleksi keraton, yaitu “Kyai Wimanaputra”. Kereta
Melihat ukuran luasnya alun-alun dan banyaknya tersebut dibeli dari pabrik kereta Hermans di Den
pohon beringin di sekelilingnya, bisa dipastikan Haag (Belanda) pada tahun 1850-an. Kain dan
bahwa foto ini dibuat di alun-alun utara di kulit pelapis interiornya dibuat oleh pabrik kereta
Yogyakarta. Disebut demikian karena terletak di Barendse di Semarang (Vos 1986:52). Model kereta
sisi utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. kuda ini disebut “Berline”, karena kendaraan model
Kereta menghadap ke utara dan menuju Jalan ini dibangun pertama kali sekitar tahun 1670 di Kota
www.facebook.com/indonesiapustaka

Malioboro. Tempat parkir kereta (Rotowijayan) Berlin (Jerman). Ciri khasnya adalah empat roda,
berada di sekitar 150 meter ke arah kanan. tempat kusir yang terbuka, dan kabin penumpang
Fotografer berdiri di depan Masjid Agung dan yang tertutup dengan di dalamnya terdapat dua
kamera mengarah ke timur. Di latar belakang bangku penumpang yang saling berhadapan.

7
www.facebook.com/indonesiapustaka

8
alu n- a lu n
alu n- a lu n

Parade militer
tahun: sekitar 1900
Lokasi: Jalan agus salim,
semarang
Judul: aloon-aloon semarang
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden

Sebuah alun-alun tidak lengkap tanpa


masjid yang dibangun di sisi barat.
Juga demikian halnya di Semarang.
Alun-alun sudah berada di peta Sema-
rang dari akhir abad ke-17, di sebelah
utara kabupaten yang lama. Tempat
sembahyang bagi orang Islam yang
tampak dalam foto ini dibangun pada
1890 setelah masjid lama hancur
akibat disambar petir pada 1883. Selain
kabupaten dan masjid, penjara dan
pasar dibangun di sekitar alun-alun ini.
Saat pemotretan, lapangan sedang
digunakan untuk pawai militer. Terlihat
jalur trem yang memotong pojok
alun-alun, dan tempat perhentian trem
dengan papan “Halte Aloon-aloon”.
Perhatikan tiang lampu penerangan
yang sudah ada pada zaman itu. Latar
belakang foto adalah cerobong pabrik
yang mengeluarkan asap hitam.
Pada awalnya alun-alun berukuran
sekitar 150 x 200 meter. Lapangan luas
itu semakin lama semakin menyempit
sampai akhirnya pada abad ke-20
dibangun dengan penuh bangunan.
Hanya tinggal nama jalan di depan mas-
jid: Jalan Alun-alun Barat. Jalan tersebut
mengingatkan kita bahwa “kota lumpia”
www.facebook.com/indonesiapustaka

itu pernah memiliki sebuah alun-alun.


Sekarang lokasi pawai militer di foto ini
ditempati Hotel Metro.

9
alu n- a lu n

Beringin di tengah alun-alun Berbeda dari biasanya, alun-alun kota


di Malang tidak terletak di depan kabupaten
tahun: sekitar 1910 melainkan di depan rumah asisten residen di sisi
Lokasi: alun-alun, Malang selatan alun-alun, yang sekarang telah dibongkar
Judul: Midden aloon-aloon, Malang. dan diganti kantor pos. Pada awalnya, rumah
(tengah alun-alun, Malang.) bupati dibangun di sisi utara alun-alun yang
Penerbit: C. Bocage menjadi lokasi Sarinah sekarang (Dwi 2007:68).
fotografer: neville Keasberry Namun karena lokasi awal dianggap kurang
luas, pada 1829 bupati membangun kompleks
Setelah Malang menjadi ibu kota daerah kabupaten yang baru (Schaik 1996:15) di
administratif, pada 1822 dibangun sebuah alun- Regentstraat (Jalan Bupati) yang sekarang menjadi
alun di sebelah barat kota lama (Schaik 1996:15). Jalan Agus Salim.
Terdapat perluasan kota ke arah barat dengan Dalam foto ini, pohon beringin berdiri di
perencanaan jalan berorientasi utara-selatan dan tengah alun-alun dan dipagari tembok rendah
www.facebook.com/indonesiapustaka

timur-barat. Di dalam grid jalanan itu terbentuk oktagonal. Foto mengarah ke barat dengan
blok-blok kotak dan salah satu blok menjadi Masjid Jami sebagai latar belakangnya. Terlihat
alun-alun dengan ukuran 175 x 150 meter. beberapa ekor kambing sedang makan rumput di
Sebuah pohon beringin ditanam di tengah alun- lapangan yang juga digunakan untuk olah raga.
alun. Sekarang pohon beringin tersebut diganti kolam
air mancur.

10
alu n- a lu n

Penjara penjara dibangun pada sisi timur alun-alun pada


tahun 1829 (Schaik 1996:15). Pada zaman itu,
tahun: sekitar 1910 tahanan tidak selalu disekap dalam selnya terus
Lokasi: Jalan Merdeka timur, Malang menerus. Sering kali mereka diperkerjakan untuk
Judul: aloon aloon Hoek b[ij] de membuat buah catur yang kemudian dijual, dan
gevangenis (alun-alun Pojok dekat untuk menyapu jalanan di sekitarnya. Pada tahun
Penjarah) 1921 penjara baru dibangun di Lowokwaru, dan
Penerbit: C. Bocage, Malang gedung lama di alun-alun ini berfungsi sebagai
panti asuhan negeri. Akhir tahun 1980-an gedung
Selain kediaman penguasa dan masjid, bangunan dibongkar dan diganti kompleks pertokoan
penjara merupakan elemen tetap alun-alun Ramayana.
model kolonial pada abad ke-19. Di Malang,
www.facebook.com/indonesiapustaka

11
alu n- a lu n

Paseban Alun-alun dibangun saat Kota Purworejo


didirikan pada 1830 sebagai ibu kota kabupaten
tahun: sekitar 1920 baru setelah Kesultanan Yogyakarta diperintah
Lokasi: alun-alun Purworejo menyerahkan penguasaan Kadipaten Bagelen
Judul: aloon-aloon Poerworedjo Java kepada Hindia-Belanda akibat Perang Diponegoro.
Penerbit: Kaneko Sebelumnya, alun-alun merupakan lapangan
terbuka untuk keperluan latihan militer di sebelah
Gedung di tengah foto alun-alun Purworejo benteng Belanda di pertigaan Kedungkebo, dekat
adalah sebuah paseban, yang berfungsi sebagai lokasi RSU sekarang. Sebagai pecahan wilayah
balai penghadapan pejabat dan pengadilan (Veth Mataram, tradisi penanaman dua pohon beringin di
2003:165). Kata paseban berdasarkan kata Jawa tengah alun-alun tetap diteruskan. Bibitnya diambil
seba yang berarti menghadap. Kini paseban dari alun-alun Yogyakarta (Atas 2008:100). Namun
tersebut menjadi kantor KONI. Di kejauhan demikian, alun-alun Purworejo tidak memiliki
sebelah kiri tampak pendopo terletak di depan poros utara-selatan seperti alun-alun di Jawa pada
www.facebook.com/indonesiapustaka

kediaman bupati, yang dibangun di sisi utara umumnya, tetapi aksis diputar 37 derajat ke arah
alun-alun pada 1840 (Atas 2008:100). Kompleks timur laut, mengikuti pola jaringan jalan yang
kabupaten menghadap ke arah rumah asisten sejajar dengan dataran tinggi di antara dua sungai.
residen di sisi selatan alun-alun, yang dibangun Purworejo memiliki alun-alun yang sangat besar,
lebih dulu dan sekarang menjadi kantor Pemda. dengan ukuran sekitar 250 x 260 meter.

12
alu n- a lu n

Babancong Foto dibuat mengarah ke selatan. Bangunan


beratap besar di kejauhan adalah pendopo
tahun: sekitar 1900 kabupaten. Di belakangnya terdapat rumah
Lokasi: alun-alun Garut bupati yang lebih luas. Di tengah foto berdiri
Judul: aloon aloon Garoet sebuah bangunan bundar, yaitu sebuah paseban
Penerbit: G.J. de Kruijf & Co., Buitenzorg khas Sunda yang disebut babancong dan
en tjiandjoer berfungsi sebagai panggung tempat bupati
berpidato (Dijck 1922:64). Bangunan itu dibangun
Garut memiliki alun-alun model kolonial sekitar tahun 1880 (Heijboer 1980:59).
berukuran sekitar 100 x 100 meter, dengan pohon Selain bangunan tersebut, di sebelah barat
beringin yang besar di tengahnya. Alun-alun alun-alun dibangun Masjid Agung, di sebelah
dan gedung di sekelilingnya mulai dibangun timur dibangun penjara, dan di sebelah utara
pada 1813 saat pendirian wilayah administratif dibangun kediaman asisten residen yang kini
Kabupaten Garut. menjadi kantor pembantu gubernur.
www.facebook.com/indonesiapustaka

13
alu n- a lu n

rumah asisten residen (1) meter dibangun saat itu. Seperti biasanya,
pohon beringin ditanam di tengah dan masjid
tahun: sekitar 1910 didirikan di sisi barat. Sesuai dengan rencana
Lokasi: alun-alun, Bondowoso pembangunan sebuah alun-alun model
Judul: Groet uit Bondowoso, Bij de aloon- kolonial, kediaman asisten-residen di sisi selatan
aloon (salam dari Bondowoso, di alun-alun) berhadapan dengan kediaman bupati di sisi utara.
nomor urutan penerbit: 11410 Di sisi timur dibangun penjara.
Foto mengarah ke selatan dan tampak rumah
Sejak tahun 1819 Bondowoso berstatus sebagai asisten residen yang sekarang menjadi kantor
ibu kota daerah administratif dan diprediksi bupati sedangkan pendopo bupati tetap berada
bahwa alun-alun seluas sekitar 220 x 200 di sisi utara alun-alun.
www.facebook.com/indonesiapustaka

14
alu n- a lu n

rumah asisten residen (2) Seperti biasa, ditanam sebuah pohon


beringin di tengah dan didirikan masjid di sisi
tahun: sekitar 1915 barat. Berbeda dengan situasi dalam foto sebe-
Lokasi: alun-alun, Wonosobo lumnya di Bondowoso, di Wonosobo rumah
Judul: aloon-aloon met assistent- asisten residen dan rumah bupati tidak saling
residentwoning, Wonosobo (alun-alun berhadapan melainkan diagonal berlawanan.
dengan rumah asisten residen, Wonosobo) Kabupaten dibangun di sisi utara dan asistenan
nomor urutan penerbit: 17233 dibangun di sisi timur. Di bagian tengah sisi
selatan terdapat pertigaan jalan.
Ketika Perang Jawa pecah, pada 1825 Wonosobo Fotografer membelakangi masjid dan
menjadi ibu kota kabupaten dalam kesultanan kamera menghadap ke timur. Tampak pohon
Yogyakarta. Kemudian setelah kekalahan beringin yang dipagari dan di kejauhan terdapat
Diponegoro (1830), Wonosobo menjadi afdeeling rumah asisten residen. Rumah ini diperkirakan
(pembagian administratif yang dipimpin oleh dibangun sekitar 1870, setelah banyak bangunan
www.facebook.com/indonesiapustaka

seorang asisten residen) di Keresidenan Kedu. lama di Wonosobo hancur akibat gempa bumi
Diperkirakan, alun-alun model kolonial seluas 150 pada 1860-an. Setelah kemerdekaan Indonesia,
x 200 meter dibangun saat itu. bangunan itu menjadi kantor bupati, sementara
rumah dinas bupati tetap berada di sisi utara.

15
alu n- a lu n

Depot es berdiri sebelah kanan di luar sudut kamera.


Berbeda dengan panggung berpidato di Garut
tahun: Dikirim 1933 yang dilestarikan dengan baik, babancong di
Lokasi: Jalan Dalem Kaum, Bandung Bandung ini telah dibongkar.
Judul: Ijsdepôt aloon-aloon Berukuran kira-kira 150 x 150 meter dan
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden- dibangun pada 1810, alun-alun Bandung
Batavia-Buitenzorg-Bandoeng merupakan pindahan dari dalam Dayeuhkolot
(bahasa Sunda, artinya Kota Lama) atas perintah
Pohon beringin tidak hanya ditanam di tengah Gubernur Jenderal Daendels kepada Bupati
alun-alun, tetapi juga di pinggirannya. Foto Wiranata Kusuma II (1794-1829). Lokasi baru
memperlihatkan pojok barat daya. Sebelah kiri terletak 10 kilometer ke arah utara di sisi Jalan
terdapat bangunan kecil yang berfungsi sebagai Raya Pos yang dibangun saat itu (Voskuil1996:10).
tempat penjualan balok es. Jalan sebelah kanan Seperti biasanya, kompleks kabupaten dibangun
menuju ke sebuah bangunan beratap yang di sisi selatan dan masjid di sisi barat. Jalan ke kiri
www.facebook.com/indonesiapustaka

setengah terlihat. Bangunan tersebut adalah dalam foto sekarang sudah tidak ada lagi karena
babancong di depan pendopo kabupaten yang dikorbankan untuk keperluasan masjid.

16
alu n- a lu n

Warung makan alun-alun, dan memiliki alun-alun tersendiri disebut


kebon radja, yang sekarang menjadi lapangan tenis
tahun: sekitar 1910 mapolres (halaman 289).
Lokasi: alun-alun Kediri Awalnya alun-alun di Kediri berukuran
Judul: Kediri aloon-aloon Javaansche kira-kira 100 x 150 meter, tetapi sekarang
restauratie hanya sisa seluas 100 x 100 meter. Pada 1970-
Penerbit: J.M.Chr. nijland, soerabaia an bagian selatan dikorbankan untuk menjadi
terminal angkutan umum, dan akhirnya pada
Setelah Perang Jawa usai tahun 1830, wilayah Kediri 2007 menjadi Dhoho Plaza. Foto dengan warung
masuk kekuasaan Hindia Belanda dan dibentuk makan ini dibuat di bagian selatan alun-alun
Karesidenan Kediri yang dibagi menjadi lima yang sekarang menjadi Dhoho Plaza. Foto
kabupaten, antara lain Kabupaten Kediri dengan mengarah ke tenggara. Jalan sebelah kanan
ibu kota Kediri. Berbeda dari biasanya, kediaman sekarang bernama Jalan Katamso. Di seberang
bupati berada di sebelah timur alun-alun dan jalan pernah terdapat kuburan. Tidak pernah ada
www.facebook.com/indonesiapustaka

menghadap ke barat. Di alun-alun ini tidak terdapat satu pohon beringin persis di tengah alun-alun,
kediaman asisten residen. Kediri dipimpin oleh namun beberapa pohon yang tersebar, antara lain
seorang residen yang bermukim agak jauh dari barisan yang terlihat di foto ini.

17
alu n- a lu n

relokasi alun-alun dan minuman. Di tengah foto tampak sebagian


dari pikulan yang berfungsi sebagai kompor yang
tahun: sekitar 1900 (kartu pos), sebelum memakai kayu bakar.
1880 (foto) Foto dibuat dari timur menghadap ke utara
Lokasi: alun-alun Blitar dengan sebagai latar belakangnya tembok putih
Judul: Malang Inlandsche verkoopers op yang memagari halaman kediaman bupati di
den aloon-aloon (Malang Penjual pribumi belakangnya. Tampak pohon beringin yang relatif
di alun-alun) muda. Karena lahar Kelud menghancurkan alun-
Penerbit: J.M.Chs. nijland, soerabaia alun lama yang berlokasi di sekitar Pakunden
fotografer: Herman salzwedel pada 1848 (menurut sumber lain 1864 atau 1875),
alun-alun dipindahkan 1,5 kilometer ke arah timur
Keterangan di bawah gambar kartu pos ini ke lokasi baru yang lebih aman dari bencana.
salah. Dari foto pembanding diketahui bahwa Alun-alun baru dibangun seluas 150 x 150
yang digambarkan bukan alun-alun Malang meter dengan rumah dinas bupati di sisi utara
www.facebook.com/indonesiapustaka

melainkan alun-alun Blitar. Terdapat banyak dan masjid di sisi barat. Rumah asisten residen
warung makan lesehan dibuka di bawah langit dibangun di ujung timur jalan berdekatan dengan
terbuka. Bagian pikulan dijadikan meja sebagai alun-alun. Meskipun agak jauh, rumah tersebut
alas untuk memajang berbagai macam makanan tetap menghadap ke alun-alun.

18
alu n- a lu n

alun-alun gereja akibat insiden ledakan yang terjadi pada 1866. Di


bekas lokasinya dibangun sebuah gereja protestan.
tahun: sekitar 1910 Lapangan di sekelilingnya tetap dibiarkan kosong
Lokasi: Bundaran tamansari, salatiga dan terbuka untuk umum, oleh Belanda disebut
Judul: salatiga. aloon aloon. dengan Kerkplein (lapangan gereja). Fotografer
berdiri di samping kantor asisten residen yang kini
Foto kartu pos tidak menggambarkan alun-alun menjadi rumah walikota (sebelah kanan di luar
kota yang resmi. Foto dibuat di tempat lain kira- sudut kamera). Foto mengarah ke tenggara. Dari
kira satu kilometer ke arah timur laut dari alun- kiri ke kanan terlihat gereja protestan, panggung
alun resmi yang sekarang lebih dikenal sebagai beratap untuk pertunjukan musik, dan rumah di
Lapangan Pancasila. Lokasi di foto ini disebut belakang pepohonan adalah Hotel “Berg en Dal”
alun-alun karena merupakan lapangan luas di (“Gunung dan Lembah”).
tengah kota. Saat ini, lapangan telah penuh bangunan.
Saat Perang Suksesi Jawa III pecah (1746-1756), Gereja masih dilestarikan dalam bentuk aslinya
www.facebook.com/indonesiapustaka

Salatiga menjadi kota garnisun Belanda. Pada 1823 namun terhimpit oleh Mal Ramayana dan kantor
sebuah gudang mesiu dibangun di tengah kota. BNI. Bangunan hotel sekarang diganti Pasar Loak.
Untuk menghindari risiko bahaya ledakan, sebuah Tiang lampu di depan menjadi Tugu Bundaran
lapangan luas di sekelilingnya dibiarkan kosong. Tamansari yang merupakan titik pertemuan jalan
Akhirnya gudang mesiu dipindahkan ke luar kota ke semua arah.

19
alu n- a lu n

alun-alun contong yang tepat, tetapi merupakan suatu julukan


untuk lapangan yang dibentuk pada abad ke-
tahun: sekitar 1910 19, saat bangunan kampung dikorbankan untuk
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya membangun terusan Jalan Gemblongan ke arah
Judul: aloon-aloon tjontong – soerabaia utara sebagai tembusan dengan ujung selatan
Penerbit: Compañia de Manila, soerabaia Pasar Besar (kini Jalan Pahlawan). Potongan jalan
tersebut yang terlihat di sebelah kiri foto ini.
Surabaya pernah memiliki alun-alun kota yang Pada tahun 1889, lapangan ini diberi nama
pada pertengahan abad ke-19 dikorbankan Von Bultzingslöwenplein, diambil dari nama
untuk dibangun perbentengan kota. Namun, Günther von Bultzingslöwen (1839-1889),
pada 1860-an rencana perbentengan gagal total bekas konsul Jerman di Surabaya yang berjasa
dan kemudian bekas alun-alun dibangun penuh terhadap Palang Merah di Perang Aceh I (1873-
bangunan. Lokasi bekas alun-alun tersebut 1874). Tugu di tengah alun-alun dibangun untuk
berada di sekitar Tugu Pahlawan sekarang memperingati jasanya (Faber 1931:124). Tugu
www.facebook.com/indonesiapustaka

sedangkan alun-alun contong terletak sekitar 600 yang berdiri sampai tahun 1960-an ini berbentuk
meter lebih selatan. kerucut atau contong. Itulah sebabnya, lokasi ini
Alun-alun contong bukanlah alun-alun oleh rakyat disebut alun-alun contong.

20
alu n- a lu n

alun-alun bundar Pada awalnya lapangan (plein) bulat ini diberi


nama Coenplein yang berasal dari nama tokoh
tahun: sekitar 1955 VOC. Di tengah lapangan dibangun kolam bulat
Lokasi: Jalan Bunderan tugu dengan air mancur. Di sisi selatan bundaran
Judul: tugu nasional, - Malang dibangun balai kota yang tampak dalam foto
Penerbit: Dianggap Photax Kartupos ini. Gedung tersebut dibangun pada tahun 1929
fotografer: tan tat Hin berdasarkan karya arsitek H. F. Horn dan sampai
sekarang tetap berfungsi sebagai balai kota.
Alun-alun bundar adalah sebutan rakyat untuk Setelah Indonesia merdeka, sebuah tugu
tanah lapang bulat dengan garis tengah 165 meter, dibangun di tengah kolam. Oleh karena itu,
yang berlokasi di depan balai kota. Lapangan taman ini juga disebut dengan alun-alun tugu.
bundar ini mulai dibangun 1920 sebagai bagian Taman ini juga disebut dengan alun-alun bundar
perluasan kota ke arah timur. Jalan di sekelilingnya untuk membedakannya dengan alun-alun persegi
yang ditanami dengan pohon trembesi di kedua empat yang merupakan alun-alun kota yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

sisinya merupakan bundaran simpang lima. resmi.

21
alu n- a lu n

tegal Loji dan “Tegal Loji” yang sejak zaman Belanda


dikelilingi bangunan kolonial dan sekarang
tahun: sekitar 1910 dikenal sebagai “Taman Blambangan”. Tegal Loji
Lokasi: Jalan Diponegoro, Banyuwangi yang luasnya sekitar 200 x 200 meter terletak di
Judul: Banjoewangi Engelsche telegraphie sisi barat bekas lokasi loji (benteng VOC) yang
(Banyuwangi telegraf Inggris) sudah didirikan pada 1777 dan sekarang menjadi
Penerbit: f.H. Gruyter Gedung Wanita. Foto memperlihatkan Tegal Loji
ke arah terbalik, yaitu ke barat.
Kata tegal berarti lahan terbuka. Banyak tempat Bangunan yang menjadi tema dalam foto
di kota-kota Pulau Jawa menggunakan awal ini adalah kantor telegraf Inggris. Sejarah kantor
kata tegal, misalnya Tegal Lega (Bandung) dan tersebut berkaitan dengan pembangunan kabel
Tegal Rejo (Yogyakarta), bahkan ada sebuah kota telegraf di bawah laut. Pada 1871 kabel tersebut
bernama Tegal. Dalam boso Osing, yaitu bahasa menjadi titik penghubung komunikasi antara
daerah Banyuwangi, kata tegal diartikan alun-alun. pihak Inggris dan Australia. Sekarang di lokasi
www.facebook.com/indonesiapustaka

Banyuwangi memiliki dua alun-alun, yaitu kantor tersebut dibangun Bank Jatim Lawas. Pada
“Tegal Masjid” dengan masjid agung dan sisi kirinya terdapat sebuah kompleks bangunan
kabupaten, yang berukuran sekitar 150 x 150 dari zaman VOC yang hingga kini dikenal sebagai
meter dan kini dikenal sebagai Taman Sri Tanjung Inggrisan.

22
KEDIaMan
PEnGuasa

Aparat pemerintah zaman kolonial atau seorang bupati yang memerintah kabupaten.
Dalam bab ini disajikan rumah-rumah mewah Ia dibantu oleh seorang patih, yang berfungsi
yang dihuni oleh sultan, patih, bupati, wedana, sebagai perdana menteri.
gubernur jenderal, residen, dan asisten residen. Suatu wilayah regentschap dibagi menjadi
Mereka adalah pejabat pemerintah dari dua beberapa district (kawedanan) yang dipimpin oleh
aparat yang menguasai Jawa pada awal abad ke- seorang wedana.
20, yaitu aparat kolonial dan aparat pribumi yang “Kabupaten” (ke-bupati-an) tidak hanya
memerintah satu sama lain. berarti wilayah kekuasan seorang bupati, tetapi
Hierarki kolonial dimulai dari paling atas, juga merujuk pada satu kompleks di mana
yakni negeri Hindia Belanda yang dipimpin terdapat kantor tempat kerja bupati dan rumah
oleh gubernur jenderal, 20 gewest (keresidenan) tempat tinggal bupati. Sama halnya dengan
yang dipimpin seorang residen, dan sekitar 70 “kawedanan” (ke-wedana-an), “kepatihan”,
afdeeling (wilayah, bagian keresidenan). Suatu “keresidenan”. Kompleks rumah dinas dan
wilayah keresidenan dibagi menjadi beberapa kantor asisten residen sering kali disebut
afdeeling (2 sampai 7) yang masing-masing dengan asistenan (Prinsen 1935:58), sebuah kata
dipimpin oleh seorang asisten residen (atau yang terkadang diplesetkan menjadi setenan.
oleh residen sendiri). Pembagian provinsi yang Sementara seorang sultan atau susuhunan tinggal
www.facebook.com/indonesiapustaka

dipimpin oleh seorang gubernur, baru dibuat di sebuah keraton (ke-ratu-an). Sang gubernur
ketika reformasi pemerintahan pada 1922. jenderal berdomisili di sebuah istana.
Juga dikenal stadsgemeente (kotamadya) yang
dipimpin oleh seorang walikota. Orientasi dalam struktur kota
Hierarki pribumi mengenal sekitar 70 jabatan Pada umumnya, sebuah wilayah afdeeling
regent yang memerintah wilayah regentschap, menyatu dengan wilayah regentschap. Praktiknya,
bisa seorang sultan yang memerintah kesultanan, kabupaten merupakan wilayah kekuasaan bupati
Ke di a ma n Pe ng u a sa

yang juga menjadi wilayah kerja asisten residen. mendapat keuntungan delapan bulan lebih sejuk
Kedua jabatan memiliki status yang sama tinggi. saat membelakangi sinar matahari.
Oleh karena itu, dalam tata bangunan sebuah kota Dapat dikatakan, untuk setiap rumah dipakai
kabupaten kolonial, lokasi dan rumah bupati tidak formula jumlah hitungan tersendiri. Alhasil, untuk
boleh kalah mewah dari lokasi dan rumah asisten banyak rumah kalangan atas yang tradisional,
residen, dan sebaliknya. Di banyak kota, kompleks antara lain keraton di Solo dan di Yogyakarta,
kabupaten dan asistenan saling berhadapan di sumbu utara-selatan menjadi favorit.
sisi utara dan sisi selatan alun-alun. Orientasi
kediaman pejabat negara dalam tata kota Pendopo model tajug dan joglo
mengikuti adat kesopanan. Suatu kediaman tidak Di depan rumah tinggal seorang penguasa
boleh membelakangi kediaman lain. Terkadang pribumi biasanya dibangun sebuah pendopo
kediaman residen juga dibangun di alun-alun, besar. Pendopo adalah sebuah bangunan
tetapi lebih sering sebuah keresidenan terletak tradisional Jawa yang digunakan untuk acara
di tempat lain. Sebaiknya, semua kediaman formal yang ramai. Kata pendopo berasal dari
menghadap ke arah alun-alun, juga jika kediaman bahasa Sansekerta mandapa yang berarti aula
tersebut dibangun agak jauh dari alun-alun. atau kubah (Veth 2003:221). Sebuah pendopo
berdenah persegi empat, tidak punya dinding,
Kosmograi dan punya atap runcing yang dibangun di atas
Tata letak jalan di sebuah kota tradisional konstruksi tiang penyangga. Model bangunan itu
biasanya punya jalanan barat-timur dan jalanan sudah tampak pada relief Candi Borobudur. Sejak
utara-selatan. Banyak rumah menghadap jalan, zaman kerajaan Hindu-Jawa, pendopo digunakan
tetapi juga banyak rumah yang tidak menghadap sebagai lokasi pertemuan dan seremoni, serta
jalan bahkan jalan raya tetapi menyamping ruangan institusi pemerintahan dan pengadilan.
bahkan membelakangi jalan, agar rumah Atap pendopo berbagai macam yang
menghadap ke arah yang diinginkan yang bisa semuanya diturunkan dari dua model utama,
dilihat dari dua pandangan, yaitu kepercayaan yaitu atap tajug dan atap joglo. Atap tajug
dan rasional. adalah atap runcing dengan satu puncak, seperti
Ada anggapan bahwa kepala bumi itu utara piramida. Ada yang berbentuk piramida murni
dan kakinya selatan. Ada anggapan bahwa utara dengan empat potongan atap segitiga. Juga ada
itu dianggap awal kehidupan, dan selatan itu yang bertekuk di tengah, dengan bagian bawah
menuju ke kematian. Tapi anggapan kematian yang kurang curam. Atap bagian atas disebut
tersebut tidak selalu berlaku karena ada kalanya brunjung (dengan empat potongan atap segitiga)
selatan itu dianggap sebagai pusat kenikmatan, dan bagian tambahan disebut pananggap
pusat segala yang enak-enak. Ada yang ingin (dengan empat potongan atap berbentuk
menghadap Nyi Roro Kidul, berdasarkan trapesium). Juga ada atap tajug yang dibagi
kepercayaan yang bersifat mistis. Timur sebagai menjadi lebih dari satu lantai. Model itu disebut
sisi terbit matahari juga dianggap sebagai sisi tajug tumpang (tumpang dua, tumpang tiga,
awal kehidupan yang sebaiknya tidak dibelakangi. dsb.). Atap joglo mirip atap tajug bertekuk, tetapi
Salah satu alasan lebih praktis adalah agar brunjung (bagian puncak) berbentuk trapesium.
www.facebook.com/indonesiapustaka

teras rumah tidak terhindar dari angin barat atau Maka atap joglo tidak memiliki titik puncak tetapi
timur, atau dari sinar matahari pada waktu pagi garis puncak. Kata joglo (jug-lo) konon berasal
dan sore. Pulau Jawa terletak di sebelah selatan dari tajug-loro yang berarti dua tajug. Maksudnya
khatulistiwa. Matahari selama delapan bulan dua puncak tajug, satu di samping yang lain, yang
dalam setahun berada di sebelah utara Pulau atapnya disambung, menjadi bentuk joglo.
Jawa. Jadi sangat logis jika membangun rumah Baik atap tajug maupun atap joglo ditopang
dengan pintu menghadap selatan, karena akan konstruksi dengan banyak tiang penyangga,

24
Ke di a ma n Pe ng u a sa

misalnya 16, 36, atau 64 tiang, tergantung ukuran dan Rembang.


atap. Semua tiang memiliki nama khusus sesuai
dengan letaknya dalam konstruksi. Nama-nama Fungsi baru
tiang yang digunakan di banyak daerah di Jawa Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, di
membingungkan karena beda daerah beda nama. beberapa kota bupati pindah ke eks rumah
Pada umumnya, empat tiang utama berukuran (asisten) residen, yang tidak memiliki pendopo.
besar di pusat konstruksi disebut dengan saka Sementara pendopo kabupaten tetap ada di
guru. Dalam bahasa Jawa, saka (soko) berarti lokasi lama. Pada zaman sekarang banyak eks ibu
tiang. kota kabupaten mendapatkan status istimewa
Atap tinggi memungkinkan sirkulasi udara yang terpisah dari wilayah kabupaten. Pemerintah
yang baik, supaya udara di lantai menjadi tetap kabupaten pindah ke lokasi baru di luar kota, lalu
sejuk. Selain itu, atap tinggi berfungsi agar air bekas rumah dinas bupati mendapat fungsi baru,
cepat turun ke bawah jika hujan sehingga tidak misalnya sebagai rumah dinas walikota seperti
merembes mengenai kayu rangka atap. Struktur halnya di Bandung. Sementara banyak kompleks
pendopo juga menginspirasi arsitektur Belanda keresidenan atau keasisten-residenan dari zaman
yang di Jawa. Sebagai contoh, dalam bab ini kolonial kini dimanfaatkan oleh pemerintah
dibahas rumah asisten residen di Bogor yaitu daerah, misalnya menjadi rumah dinas gubernur,
bangunan Eropa dengan atap yang mirip atap kantor Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil), atau
pendopo Jawa. Badan Koordinasi Perwakilan Provinsi (BKPP).

Arsitektur kolonial
Gaya arsitektur yang banyak digunakan untuk
bangunan kolonial Belanda pada abad ke- terkadang pada abad
19, termasuk untuk kediaman pejabat, adalah
gaya neoklasik, yaitu revitalisasi gaya Yunani ke-19 tidak dibangun
dan Romawi kuno. Ciri khasnya adalah muka
bangunan yang didominasi oleh barisan 4, 6, atau rumah baru, tetapi
8 pilar. Juga digunakan lisplang yang besar dan
lebar, pilaster, yaitu tiang palsu yang ditempel
digunakan eks rumah
pada dinding sebagai hiasan, dan fronton
(gunungan segitiga gaya candi Yunani). Sebagai
pejabat VOC dari abad
adaptasi pada iklim tropis, rumah terdiri atas satu
lantai saja, dengan ruangan tinggi, lubang angin
ke-18. rumah mewah
untuk sirkulasi udara, dan beranda luas.
Selain banyak kediaman pejabat kolonial
zaman VOC sering kali
Belanda juga banyak kediaman kepala daerah memiliki dua lantai.
pribumi yang menggunakan elemen neoklasik
tersebut, misalnya rumah bupati di Wonosobo. Biasanya baru pada
Terkadang pada abad ke-19 tidak dibangun
www.facebook.com/indonesiapustaka

rumah baru, tetapi digunakan eks rumah pejabat abad ke-19 ditambah
VOC dari abad ke-18. Rumah mewah zaman VOC
sering kali memiliki dua lantai. Biasanya baru atap tempelan dan
pada abad ke-19 ditambah atap tempelan dan
beranda dengan barisan tiang tebal. Dalam bab beranda dengan barisan
ini disajikan tiga contoh, yaitu istana gubernur
jenderal di Bogor dan rumah residen di Surabaya tiang tebal.

25
Ke di a ma n Pe ng u a sa

rumah wedana belakang yaitu rumah tinggal. Di depan sebuah


kediaman penguasa pribumi biasanya terdapat
tahun: sekitar 1910 sebuah pendopo yang digunakan untuk acara
Lokasi: Cirebon formal yang berkaitan dengan urusan jabatan
Judul: Wedono-woning. (Kediaman sedangkan rumah tinggal bersifat lebih privasi.
wedana) Pendopo memiliki atap tajug yang ditopang
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden. 36 tiang penyangga. Sebanyak 20 tiang di
Buitenzorg-Batavia. lingkaran bagian luar berbahan besi, sementara
16 tiang di dalam yang dibangun di lantai yang
Wedana adalah jenjang pangkat pejabat sedikit lebih tinggi, terbuat dari kayu. Pendopo
pemerintah di bawah bupati pada masa kolonial. merupakan bangunan terbuka tanpa dinding.
Tampak kompleks rumah wedana yang terdiri Barisan pot bunga di foto ini memperkuat
atas bagian depan berupa pendopo dan bagian perbatasan imajiner antara dalam dan luar.
www.facebook.com/indonesiapustaka

26
Ke di a ma n Pe ng u a sa

rumah bupati Pendopo dalam foto ini disokong oleh 36


buah tiang kayu. Ditambah satu lingkaran luar
tahun: sekitar 1925 dengan 28 tiang kurus yang berbahan besi.
Lokasi: Jalan Merdeka, Wonosobo Maka jumlah tiang penyangga totalnya menjadi
Judul: regents Woning Wonosobo 64. Lantai bagian luar tersebut lebih rendah
(Kediaman Bupati Wonosobo) daripada lantai pendopo bagian tengah, tetapi
Penerbit: toko “D. Penf”, Wonosobo lebih tinggi dari tanah. Pada sisi depan pendopo
ditempel sebuah atap kanopi yang menjorok ke
Tampak kompleks kabupaten berupa pendopo depan, dengan hiasan ukiran kayu pada bagian
dengan di belakangnya dalem bupati yang segitiga depan yang khas awal 1900-an. Kanopi
dibangun pada sekitar 1870, setelah bangunan berfungsi untuk mengakomodasi kebutuhan para
lama dari 1830 hancur akibat gempa bumi. pejabat dan priayi yang tidak mau kehujanan atau
Kabupaten dibangun di alun-alun sisi utara dan kepanasan ketika naik turun kereta, serta untuk
menghadap selatan. Di samping gapura sebelah memberi wajah lebih cantik pada pendopo.
www.facebook.com/indonesiapustaka

kanan tampak papan bertulisan “Regent afwezig” Setelah mengalami kerusakan parah pada
yang berarti bupati sedang tidak hadir. Beberapa perang 1940-an, atap berbentuk piramida dalam
arca hindu dipamerkan di lapangan rumput di foto diganti atap joglo. Sekarang kompleks ini
depan pendopo. tetap berfungsi sebagai rumah dinas bupati.

27
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Pendopo tajug sebuah atap tradisional Jawa yang besar. Atap


tersebut bergaya tajug yaitu model atap runcing
tahun: sekitar 1900 berdenah persegi empat dengan empat potongan
Lokasi: Jalan alun-alun utara, Magelang atap bersegi tiga dan satu puncak (berbentuk
Judul: regentswoning (rumah bupati) piramida). Tiang penyangga tersebut diletakkan
Penerbit: P.M. Johannes, Magelang dengan tiga rangkaian: 4 tiang tinggi yang
menyokong atap yang paling tinggi yang disebut
Judul kartu pos Regentswoning berarti rumah soko guru, 12 tiang yang letaknya lebih luar dari
bupati, tetapi yang terlihat adalah pendopo di soko guru, dan 20 tiang yang menyokong atap
depan rumah. Kompleks kabupaten di Magelang bagian paling luar. Atap bagian atas agak curam.
dibangun di sudut barat laut alun-alun dan Persis di atas lingkaran tiang yang kedua, atap
menghadap ke selatan. Pembangunan dimulai bertekuk dan lurus ke bawah lebih mendatar.
sekitar tahun 1810, saat Magelang menjadi ibu Pendopo mengalami renovasi beberapa kali.
kota kabupaten. Tidak terdokumentasi tahun Sekitar 1870-an, tiang yang tebal diganti tiang
www.facebook.com/indonesiapustaka

berapa pendopo menjadi seperti pada foto ini. yang kurang tebal. Pada abad ke-20 atap bagian
Sama dengan pendopo di Wonosobo, atas berubah bentuk beberapa kali dan akhirnya
pendopo di Magelang ini memiliki konstruksi menjadi model joglo. Sekarang eks kabupaten
dengan 36 buah tiang kayu yang menopang menjadi Balai Diklat Kepemimpinan Magelang.

28
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Pendopo tajug tumpang Pendopo tersebut beratap model tajug


tumpang. Karena terdiri atas tiga bagian yang
tahun: sekitar 1925 ditempatkan satu di atas yang lain, atap ini mirip
Lokasi: Jalan Dalem Kaum, Bandung atap tumpang tiga. Namun, atap teritis pada
Judul: regenfswogning (Kediaman Bupati) sisi luar merupakan atap tambahan yang bukan
Penerbit: made in Japan bagian atap utama. Oleh karena itu, atap pendopo
bergaya tumpang dua bukan tumpang tiga.
Menurut keterangan di bawah foto, gedung Pada sekitar 1920 atap tersebut dibangun
dikelilingi halaman luas dalam gambar tersebut untuk menggantikan pendopo dari 1850 yang
adalah rumah bupati di Bandung. Namun rumah beratap joglo. Diperkirakan, pendopo lama
tinggal bupati tidak terlihat karena tersembunyi dianggap terlalu bergaya Jawa Tengah. Sementara
di belakang pendopo besar. Kompleks kabupaten pendopo beratap tajug tumpang lebih umum di
di Bandung yang menghadap utara ini mulai tanah Sunda. Pendopo kabupaten beratap gaya
dibangun di sisi selatan alun-alun pada 1810, sama dibangun antara lain di Tasikmalaya dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

yaitu saat Kota Bandung didirikan. Kemudian Cianjur. Sekarang eks kabupaten menjadi rumah
kompleks itu mengalami renovasi berkali-kali. dinas Walikota Bandung.

29
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Pendopo joglo kepatihan ini, kedua puncak tersebut bertanduk.


Sebagai penutup atap digunakan genting sirap
tahun: sekitar 1910 yang kuat, awet, dan tahan gempa. Di belakang
Lokasi: Jalan sutan syahrir, solo pendopo ada rumah tinggal patih.
Judul: Pendoppo Kapatian, soerakarta Sesuai dengan kebiasaan pada akhir 1900-an,
gedung dipercantik dengan bagian-bagian Eropa
Dalam foto ini digambarkan kompleks rumah misalnya pilar-pilar besi dan atap kanopi. Di kedua
patih di Solo. Patih adalah jabatan perdana sisi pintu utama ditempatkan patung bergaya
menteri di pemerintahan susuhunan. Setelah Romawi. Di depan pintu dibangun sebuah kolam
pindah lokasi beberapa kali, kepatihan mulai air mancur yang dipagari. Di atas kolam tersebut
dibangun pada 1769 oleh Patih Kanjeng Raden digantung sebuah lampu karbon (Graaf 1971:73).
Aria Sastraningrat di lokasi ini, sekitar 1,5 Lampu karbon menggunakan prinsip seperti las
kilometer ke arah utara dari keraton. Tentu saja, listrik dan menghasilkan cahaya biru keputihan
kompleks kepatihan menghadap ke selatan ke yang menyilaukan karena terang sekali. Maka dari
www.facebook.com/indonesiapustaka

arah keraton. itu, lampu karbon hanya dipergunakan sebagai


Pendopo dalam gambar ini memiliki atap lampu sorot atau penerang lapangan luas.
bergaya joglo. Sebuah atap joglo bertekuk di Saat Perang Kemerdekaan (1948) bangunan
bagian tengah dengan brunjung (bagian atas) menjadi korban taktik bumi hangus. Sekarang
yang lebih curam. Bagian atas tersebut berbentuk tidak tinggal bekasnya.
trapesium dengan dua puncak. Di pendopo

30
Ke di a ma n Pe ng u a sa

soko guru Pendopo bergaya joglo ini digunakan sebagai


tempat pertemuan untuk acara besar, yang ada di
tahun: sekitar 1900 depan bagian dalem, di mana terdapat ruangan
Lokasi: Keraton Kasunanan surakarta pribadi susuhunan. Digunakan penerangan
Hadiningrat, solo bergaya Eropa berupa lampu gantung dan
Judul: Pendoppo Kraton, soerakarta patung logam perempuan yang membawa lampu
impor dari Prancis (Graaf 1970:50). Setelah hancur
Digambarkan pendopo agung “Sasana Sewaka” akibat kebakaran pada 1985, pendopo dibangun
yang merupakan bangunan paling besar di kembali tetapi sayangnya lampu di foto ini diganti
kompleks Keraton Hadiningrat, dan konon lampu baru yang agak berbeda dari aslinya.
kabarnya, dipindahkan dari istana Kartasura Terlihat komponen utama dari kerangka
pada 1745. Keraton seluas 10.000 meter persegi yaitu soko guru. Soko guru adalah istilah untuk
menghadap ke utara ke alun-alun, sementara menyebutkan empat tiang kayu utama yang
pendopo yang berlokasi di tengah kompleks berdiri di tengah gedung dan menyangga atap
www.facebook.com/indonesiapustaka

menghadap ke timur, ke arah matahari terbit. joglo atau atap tajug bagian tengah.
Foto mengarah ke barat.

31
Ke di a ma n Pe ng u a sa

asistenan dua lantai residenan. Rumah menghadap tenggara, ke arah


Istana Buitenzorg yang berdiri pada jarak pandang.
tahun: sekitar 1900 Dari kejauhan, rumah ini mirip sebuah
Lokasi: Jalan Juanda, Bogor pendopo dengan dua lantai. Bangunan itu merupa-
Judul: Woning ass. resident – Buitenzorg kan sintesis gaya Eropa dan Jawa. Bentuk dasarnya
(Kediaman asisten residen, Bogor) adalah rumah mewah luar kota gaya Eropa zaman
Penerbit: Visser & Co., Batavia VOC dengan dua lantai. Sebagaimana sebuah atap
pendopo disangga oleh beberapa lingkaran tiang
Selain nama istana dan nama kota, Buitenzorg penyangga, atap rumah ini ditopang oleh lingkaran
juga adalah nama sebuah afdeeling (wilayah dinding di bagian tengah dan lingkaran tiang di
administratif) di Keresidenan Batavia, yang bagian luar. Atap berbentuk limasan bertekuk,
dipimpin oleh seorang asisten residen. dengan bagian atas yang runcing agak curam, dan
Rumah asisten residen dibangun pada 1821, bagian bawah yang lebih mendatar. Atap tinggi
dan dibangun kembali setelah hancur akibat seperti ini memungkinkan sirkulasi udara yang baik.
www.facebook.com/indonesiapustaka

gempa bumi pada 1834 (Loosjes 1835:190). Sang Udara panas akan bergerak ke atas lalu udara di
asisten bekerja di lantai dasar, sedangkan keluarga ruangan menjadi tetap sejuk.
dan rombongannya bertempat tinggal di atas Setelah reformasi pemerintahan 1928,
(Heijboer 1980:79). Pada periode 1832-1867 bangunan ini berubah fungsi menjadi kantor
Buitenzorg berubah menjadi keresidenan mandiri pembantu gubernur Provinsi Jawa Barat sampai
dan rumah ini ditinggali oleh seorang residen. dengan 1976. Sekarang menjadi kantor Badan
Kemudian Buitenzorg kembali menjadi keasisten- Koordinasi Wilayah (Bakorwil).

32
Ke di a ma n Pe ng u a sa

asistenan neoklasik menjadi kompleks sekolah.


Rumah dibangun dengan gaya arsitektur
tahun: Dikirim 1916 Eropa yang diadaptasi pada iklim tropis dengan
Lokasi: Jalan soeroadiningrat, Jombang dinding tebal, ruangan tinggi, lubang ventilasi,
Judul: assisten resident woning Djombang dan beranda luas yang berfungsi sebagai ruangan
(Kediaman asisten residen Jombang) luar. Rumah diberi wajah dengan barisan tiang
Penerbit: G.J. Bazendyk, Djombang neoklasik yang tebal, menopang lisplang yang
besar dan lebar. Gaya campuran itu juga disebut
Dahulu di Jawa, rumah dinas asisten residen Indische Empire.
sering kali disebut dengan asistenan, sebuah kata Di depan wajah neoklasik tersebut ditambah
yang terkadang diplesetkan menjadi setenan. bagian tempelan yang lebih baru: atap payon
Wilayah kekuasaannya oleh Belanda disebut berkonstruksi besi dengan ujung depannya
dengan afdeeling, dimaksudkan bagian dari tampak gigi talang. Sekitar pergantian abad ke-
keresidenan. Sebelum 1880, afdeeling Jombang 19, tambahan atap seperti ini merupakan puncak
www.facebook.com/indonesiapustaka

merupakan bagian dari Keresidenan Surabaya modernitas. Seperti biasanya, rumah dikelilingi
dan dipimpin oleh seorang asisten residen. halaman luas dengan jalanan masuk setengah
Rumah dinasnya dibangun di sisi utara alun-alun bundar. Di foto ini jalanan masuk tersebut
Jombang dan menghadap selatan. Sekarang dipagari barisan pot bunga.

33
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Jalan keresidenan dibangun pada 1867 (Voskuil 1996:28). Letaknya


di ujung utara sebuah jalan panjang dan lebar,
tahun: sekitar 1920 yang oleh Belanda disebut Residentieweg (Jalan
Lokasi: Jalan Otto Iskandar Dinata, Keresidenan) karena dari pusat kota menuju ke
Bandung utara ke rumah residen.
Judul: Bandoeng residentieweg (Bandung Sebagaimana banyak bangunan kolonial
Jalan Karesidenan) pada abad ke-19, rumah residen ini dibangun
Penerbit: Maatschappij v/h de Vries, dengan gaya arsitektur neoklasik. Serambi muka
Bandoeng didominasi oleh barisan enam buah pilar putih
bergaya Romawi, dengan fronton segitiga di
Pada 1856, Bandung menggantikan Cianjur atasnya. Rumah yang merupakan salah satu
sebagai ibu kota Keresidenaan Priangan namun bangunan tertua di Bandung ini sekarang menjadi
kepindahan Residen Christiaan van der Moore rumah dinas gubernur Jawa Barat. Rumah juga
beserta stafnya baru dilaksanakan pada tahun dikenal dengan nama Gedung Pakuan. Dalam
www.facebook.com/indonesiapustaka

1864. Kemudian sebuah kediaman mewah selesai bahasa Sunda, pakuan berarti istana.

34
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Keresidenan neoklasik terdapat masjid. Masjid Agung di Kabupaten


Serang berdiri di Banten, yaitu ibu kota kabupaten
tahun: sekitar 1900 yang lama.
Lokasi: Jalan K.H. syamun, serang Karena Sultan Banten, Aliyuddin II, tidak
Judul: residentiehuis–serang (rumah cukup kooperatif saat pembangunan Jalan Raya
residen–serang) Pos pada 1808, Kesultanan Banten dibubarkan
Penerbit: Visser & Co., Batavia oleh Gubernur Jenderal Herman Daendels dan
dijadikan keresidenan di wilayah Hindia Belanda.
Sebelah kanan dalam foto terlihat tiang bendera, Keresidenan ini terdiri atas tiga kabupaten.
yang selalu berdiri di sebuah halaman pejabat Kemudian di Serang, yang menjadi ibu kota
tinggi, untuk mengibarkan Merah Putih Biru keresidenan baru itu, dibangun kediaman residen.
sebagai simbol pejabat tersebut mewakili Sekarang gedung yang tidak banyak berubah
kekuasaan Belanda. Foto mengarah ke barat ini berfungsi sebagai kantor Gubernur Provinsi
dan rumah residen menghadap ke timur. Rumah Banten.
www.facebook.com/indonesiapustaka

residen ini didirikan di sisi barat alun-alun Bangunan keresidenan bergaya arsitektur
sementara rumah bupati dibangun di sisi utara neoklasik. Serambi muka didominasi oleh delapan
alun-alun. Luar biasa, di sisi barat alun-alun tidak buah pilar putih bergaya Romawi.

35
Ke di a ma n Pe ng u a sa

ruang takhta Saat ruang digunakan oleh residen untuk acara


resmi dan menerima tamu, takhta itu dibiarkan
tahun: Dikirim 1910 kosong. Pada dinding sekeliling ruang dipasang
Lokasi: Jalan ahmad Yani, Yogyakarta lukisan Ratu Belanda dan keluarganya, lukisan
Judul: (ruang takhta di rumah residen di Sultan Yogyakarta dan keluarganya, serta
Yogyakarta) cermin besar (Couperus 1992:175). Jikalau tidak
Penerbit: sigarenmagazijn “De tabaksplant”, diadakan acara, ruang di pusat gedung ini oleh
Djocja penduduk rumahnya, yaitu residen, keluarga,dan
pegawainya, dimanfaatkan sebagai koridor
Digambarkan ruang utama di rumah residen di antara beranda depan, beranda belakang,
Yogyakarta. Bangunan ini mulai dibangun tahun dan ruangan sebelah kiri dan kanan. Begitulah
1824 di Residentielaan (Jalan Keresidenan, pembagian rumah mewah pada zamannya.
kini Jalan Ahmad Yani), dan menyamai bentuk Sekarang, eks rumah residen dikenal sebagai
sekarang pada 1869. Ruang ini letaknya langsung Gedung Agung, dan sejak kemerdekaan Republik
www.facebook.com/indonesiapustaka

di belakang beranda depan. Indonesia berfungsi sebagai istana presiden. Eks


Di ujungnya, di bawah tirai beledu, terdapat ruang takhta kini disebut dengan Ruang Garuda,
sebuah takhta. Tempat duduk ini diperuntukkan dan fungsinya tetap sama: ruangan resmi untuk
bagi gubernur jenderal, yang jarang sekali hadir. menyambut tamu.

36
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Beranda luas rumah memiliki barisan pilar tebal yang bundar


di sekelilingnya. Saat renovasi sekitar tahun 1900,
tahun: sekitar 1910 pilar beton diganti pilar besi yang pada waktu
Lokasi: Jalan Pangeran Diponegoro, itu dianggap tampak lebih cantik dan modern.
Magelang Dari gaya ukiran kayu dan lisplang gigi balang,
Judul: residentswoning (Kediaman residen) diketahui bahwa atap kanopi di depan beranda
Penerbit: J.M.J. van Eijck, Magelang juga dibangun saat itu.
Keresidenan ini memiliki orientasi yang
Sejak 1811, saat Hindia Belanda menaklukkan membingungkan. Menurut protokol, tempat untuk
wilayah Kedu dari Kesultanan Yogyakarta acara resmi dan menjamu tamu adalah beranda
(Westermann 1981:135), Magelang adalah ibu depan atau di ruang tamu di sisi depan. Tetapi di
kota keresidenan Kedu dan ibu kota kabupaten keresidenan Magelang ini, beranda belakang yang
Magelang. Kemudian dibangun rumah bupati sering digunakan untuk acara tersebut, karena di
di sudut barat laut alun-alun (kini Balai Diklat sana tempat lebih luas dan pemandangan lebih
www.facebook.com/indonesiapustaka

Kepemimpinan), dan sekitar 500 meter ke arah indah. Bahkan di samping rumah ini ditambah
barat dibangun rumah residen (kini Museum jalan masuk langsung lurus menuju sisi belakang.
Diponegoro). Lebih jelasnya, mereka menyimpang dari protokol.
Foto kartu pos memperlihatkan rumah Sisi barat tetap adalah sisi belakang sementara sisi
residen sisi barat, dengan kursi-kursi rotan depan rumah menghadap ke timur ke arah alun-
di beranda luas. Dari tempat ini, kita dapat alun, yaitu ke arah kediaman bupati yang menurut
menikmati pemandangan indah atas lembah adat tidak boleh dibelakangi.
Kali Bening dan Gunung Sumbing. Pada awalnya

37
Ke di a ma n Pe ng u a sa

Istana Gubernur Jenderal Ia membangun sebuah rumah peristirahatan


bernama Buitenzorg, yaitu terjemahan Belanda
tahun: sekitar 1935 dari istilah Prancis sans souci yang berarti “tanpa
Lokasi: Jalan Juanda, Bogor kekhawatiran”. Sans Souci adalah nama istana
Judul: Java–Buitenzorg–the residence Kaisar Frederik Agung di Jerman. Tentunya, si
of the Governor-General (Jawa–Bogor– tuan tanah ingin hidup seperti seorang kaisar.
Kediaman Gubernur Jenderal) Pada 1809 istana diperluas oleh Gubernur
Penerbit: ass. screen news Limited, Jenderal Herman Daendels dan pada 1818
Montreal (Kanada) direnovasi oleh Gubernur Jenderal van der
fotografer: notman studio Capellen, sebelum hancur akibat gempa bumi
pada 1834 (Loosjes 1835:190). Pada 1850
Sesudah VOC memiliki pangkalan tetap di Batavia bekasnya direnovasi dengan gaya arsitektur
pada abad ke-17, mereka mulai membuka neoklasik, yang memakai barisan tiang tebal dan
hutan liar di sekitarnya untuk perluasan wilayah. fronton segitiga. Bangunan megah yang dikelilingi
www.facebook.com/indonesiapustaka

Tanah dijual kepada pedagang kaya sebagai taman hijau yang luas dan menghadap ke utara
investasi. Selain merancang perumahan, ke arah Batavia ini tetap berfungsi sebagai rumah
industri, pertanian, dan pasar, para investor pasti dinas Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
membangun sebuah kediaman. Sebuah tanah Sekarang, istana di tengah Kota Bogor
luas didirikan pada 1744, di tengah hutan liar di yang telah ganti nama menjadi Istana Bogor ini,
kaki Gunung Salak, oleh Gubernur Jenderal VOC, merupakan salah satu dari enam istana presiden
Gustaaf Willem Baron van Imhoff (1705-1750). Republik Indonesia.

38
Ke di a ma n Pe ng u a sa

rumah residen warisan VOC Surabaya, kemudian menjadi rumah dinas


gubernur Jawa Timur hingga sekarang.
tahun: Dikirim 1914 Arsitektur meniru kediaman luar kota seperti
Lokasi: Jalan suryo, surabaya di Belanda pada abad ke-18: berbentuk lebar dan
Judul: Woning van den resident te simetris, dua lantai, atap perisai, tanpa balkon
soerabaia (Kediaman residen di surabaya) dan tanpa beranda. Saat itu rumah masih belum
Penerbit: Compañia de Manila, soerabaia diadaptasi pada iklim tropis. Pada awalnya rumah
menghadap ke utara ke arah sungai. Baru setelah
Sama dengan Istana Bogor, rumah yang kini renovasi 1809 rumah menghadap ke selatan
disebut Gedung Grahadi di Surabaya juga seperti sekarang. Foto memperlihatkan bagian
memulai sejarahnya sebagai kediaman luar kota selatan yang sejak 1809 menjadi sisi depan. Pada
yang didirikan oleh seorang tokoh VOC. Rumah abad ke-19 dibangun beranda dan balkon selebar
mulai dibangun pada 1796 (Broeshart 1994:117) rumah dengan barisan delapan tiang tebal dalam
kira-kira tiga kilometer sebelah selatan kota gaya neoklasik. Juga dibangun perluasan balkon
www.facebook.com/indonesiapustaka

lama di tepi Kali Mas dan sekarang berdiri di yang menonjol ke depan, dengan barisan empat
pusat Kota Surabaya. Pada periode 1809-1929 tiang tebal.
rumah digunakan sebagai rumah dinas residen

39
Ke di a ma n Pe ng u a sa

rumah residen warisan VOC (2) karena merupakan sambungan dari berbagai
gaya arsitektur dari abad ke-18 dan 19. Pada
tahun: sekitar 1900 awalnya rumah menyerupai rumah mewah luar
Lokasi: Jalan Diponegoro, rembang kota seperti di Eropa, dengan bentuk lebar dan
Judul: residentiehuis, rembang (rumah simetris berlantai dua, masih tanpa balkon dan
residen, rembang) beranda. Model atap sepertinya terinspirasi
Penerbit: Masman & stroink, semarang arsitektur pendopo tradisional di Jawa. Atap
runcing bertekuk dengan bagian tinggi yang agak
Rumah residen di Rembang dibangun sekitar curam sementara bagian bawah kurang curam.
tahun 1747 (Hoëvell 1847:129) sebagai salah satu Pada abad ke-19 ditambah beranda lebar dengan
bangunan di dalam benteng VOC yang didirikan barisan empat buah tiang tebal. Di atasnya ada
di tepi pantai. Pada abad ke-19, tembok benteng balkon dengan atap yang disangga barisan enam
dibongkar dan halaman benteng menjadi taman tiang besi. Tampaknya, konstruksi atap tempelan
indah di sekeliling rumah residen. Sisi yang digam- tersebut agak bertabrakan dengan atap utama.
www.facebook.com/indonesiapustaka

barkan adalah sisi selatan yang menghadap ke jalan. Sekarang rumah ini sudah dibongkar dan
Dari sisi arsitektur rumah ini menarik sekali diganti gedung DPRD.

40
MasJID aGunG

Orientasi Saat itu, kata sifat “agung” hanya berkaitan


Di sisi barat alun-alun kota, biasanya kita akan dengan ukuran bangunan. Masjid di alun-
menemukan sebuah masjid yang cukup besar. alun lebih besar daripada masjid-masjid lain.
Selain sebagai bangunan tempat bersembahyang Sedangkan kata Arab jami ( juga ditulis jamek)
bagi warga sekitarnya yang beragama Islam, yang berarti mengumpulkan, mengacu pada
sering kali masjid itu juga berfungsi mendukung fungsi sebagai masjid Jumat, yaitu masjid yang
segala keperluan terkait dengan urusan ramai tatkala shalat Jumat. Sementara pada
keagamaan pemimpin duniawi (sultan, bupati, hari-hari biasa umat Islam menunaikan shalat di
dsb.) dan kerabatnya, yang juga tinggal di alun- tempat sembahyang terdekat dengan tempat
alun. Masjid di alun-alun tersebut merupakan tinggalnya, boleh jadi masjid kecil, langgar, atau
penunjuk posisi bagi semua yang lewat, dan mushala. Maka dengan sendirinya sebuah masjid
menjadi ikon kota dengan arsitektur cantik yang jami juga lebih besar daripada masjid-masjid lain.
mencolok. Kata Arab masjid, yang berarti “tempat
berdoa”, sekarang umum digunakan, tetapi pada
Nama zaman kolonial masjid di Pulau Jawa biasanya
Masjid utama di alun-alun kota biasanya disebut disebut dengan plesetan daerah missigit, mesigit,
dengan “masjid agung” atau “masjid jami”. atau masigit.
www.facebook.com/indonesiapustaka

Dua sebutan yang berbeda, tapi fungsinya


sama saja. Pada zaman sekarang ada klasiikasi Arsitektur tradisional
bahwa sebuah masjid agung berstatus sebagai Uniknya, masjid agung di kota-kota lain
masjid utama di sebuah kabupaten, masjid jami memiliki kemiripan karena dibangun dengan
di sebuah kelurahan, sementara “masjid raya” gaya arsitektur masjid yang khas Jawa. Bab
berstatus sebagai masjid provinsi. Pada zaman ini menyajikan berbagai masjid tradisional
kolonial klasiikasi tersebut belum digunakan. yang tersebar di Jawa. Kini, banyak yang telah
M a sji d a g u ng

sesuai dengan budaya lokal dan menjadi bagian


darinya. Contohnya, atap tumpuk tiga ditopang
Penyebar Islam oleh konstruksi soko guru. Konstruksi tersebut
juga digunakan dalam pembangunan pendopo
generasi pertama di dan rumah yang khas Jawa. Soko guru berjumlah
empat dan merupakan tiang utama penyangga
Jawa adalah keturunan kerangka atap. Tetapi, sejatinya arsitektur masjid
lebih dari sekadar atap joglo. Tumpukan atap
tionghoa dari Muslim diadaptasi dari arsitektur pagoda bertingkat
banyak yang berasal dari negeri tirai bambu.
arab. sebagaimana Penyebar Islam generasi pertama di Jawa
adalah keturunan Tionghoa dari Muslim Arab.
banyak pedagang dan Sebagaimana banyak pedagang dan pengusaha
Tionghoa yang berimigrasi ke Jawa, mereka
pengusaha tionghoa banyak mendatangkan tenaga kerja dari

yang berimigrasi ke Tiongkok. Di kota pesisir, masjid dirancang oleh


arsitek Tionghoa dan dibangun oleh pengrajin
Jawa, mereka banyak Tionghoa, sebagaimana tertera dalam catatan
aksara Tionghoa pada beberapa balok kayu
mendatangkan tenaga lama yang tersisa. Sebenarnya, atap tumpang
di atas bangunan religius bukan hal baru dalam
kerja dari tiongkok. arsitektur Jawa, tetapi melanjutkan tradisi lebih
lama sebagaimana terlihat pada gambar relief
candi di Jawa Timur dari abad ke-13 dan ke-14
yang juga berdasarkan konsep pagoda (Gunawan
direnovasi secara besar-besaran sehingga tidak 1998:89).
lagi dapat dikenali. Namun, di beberapa kota Atap tajug tumpang tiga dalam bab ini
yang tetap melestarikan bangunan lama, kita ditemui dua macam. Terdapat model atap yang
masih menjumpai masjid agung dengan langgam lebih lebar namun kurang tinggi. Empat soko
arsitektur sejatinya. guru (tiang utama) menyangga atap lantai tiga,
Bagaimana sebuah masjid khas Jawa? sementara 12 pilar di sekelilingnya (soko rowo)
Biasanya bangunan terdiri atas beberapa bagian. menyangga lantai dua. Jenis konstruksi ini
Denah bagian induk dengan ruang shalat digunakan di Demak, dan diikuti di kebanyakan
berbentuk persegi empat, dengan atap tajuk masjid lain di banyak kota. Ada juga gaya atap
tumpang tiga. Struktur bagian tersebut mirip lain yang lebih tinggi namun kurang lebar
dengan pendopo. Banyak masjid juga menambah dengan sudut atap yang lebih curam, seperti
sebuah serambi depan yang cukup luas, dan bentuk pohon natal. Atap lantai tiga merupakan
sebagian muka atau pintu yang menghadap ke semacam lantera yang tidak disangga tiang,
alun-alun. Terkadang, masjid dilengkapi satu atau tetapi ditopang oleh konstruksi di atas atap lantai
www.facebook.com/indonesiapustaka

dua menara. dua, yang menyambung dengan tiang induk.


Inilah atap bale nyuncung yang khas di wilayah
Gaya asing versus setempat Sunda, yang dalam bab ini diwakili Bandung,
Pengembangan gaya arsitektur masjid merupakan Garut, dan Manonjaya. Di daerah Sunda tajug
contoh bahwa penduduk Pulau Jawa tampak tumpang model pertama (model Demak) banyak
kreatif dalam mengadaptasi budaya luar, digunakan untuk atap pendopo, tidak untuk atap
berkelindan dengan budaya domestik hingga bisa masjid.

42
M a sji d a g u ng

Menara Pengaruh India


Jenis bagunan menara tampaknya berakar Banyak masjid lama yang berarsitektur tradisional
dalam tradisi mercusar pra-Islam di sekeliling Jawa telah direnovasi dengan gaya arsitektur
Laut Tengah (Hattstein 2000:626). Kata menara India, yaitu penghidupan kembali gaya Mughal,
berasal dari bahasa Arab ma (tempat) dan nar yang lahir saat penguasa Dinasti Mughal di
(api). Artinya mercusuar, yang berfungsi untuk Negeri Barata pada abad ke-16. Mughal cukup
memancarkan sinar pemandu untuk membantu unik karena merupakan gabungan gaya Hindu
navigasi kapal pada waktu malam hari. Tempat dan Islam. Salah satu ciri khasnya adalah simetri
tinggi itu kemudian juga dimanfaatkan untuk kiri dan kanan, dinding melengkung, pintu
mengumandangkan azan yang memanggil jemaah. gerbang lengkung, menara ganda berbalkon,
Di Arab, menara menjadi bagian tetap bangunan dan atap kubah. Contoh terkenal dari arsitektur
masjid. Secara tradisional, masjid di Pulau Jawa Mughal adalah bangunan Taj Mahal di India.
tidak memiliki menara seperti di Arab. Kota-kota Didorong aliran seni orientalisme pada akhir
Arab sangat padat dengan bangunan berbahan abad ke-19, gaya Mughal menginspirasi arsitek
keras (batuan dan plesteran), maka suara orang di seluruh dunia, termasuk di Hindia Belanda
lebih mudah sampai ke telinga penduduk sekitar. di mana pada 1881 pemerintah membangun
Beda dengan situasi di Jawa, di mana rumah-rumah sebuah masjid indah dan megah di Kota Raja
berbahan lembut tersebar di tengah pepohonan, (kini dikenal sebagai Masjid Raya Baiturrahman di
dengan jarak relatif jauh. Alih-alih suara manusia, Banda Aceh). Arsitektur neomughal itu menjadi
mereka menggunakan bedug yang diletakkan di contoh untuk banyak masjid lain, termasuk di
serambi masjid untuk memanggil umat saat tiba Jawa (Graaf 1971:38). Biasanya bangunan baru
waktu shalat. dengan gaya arsitektur India didirikan di depan
Meskipun demikian, lama-kelamaan semakin bangunan lama yang dipertahankan. Contoh
banyak masjid yang dilengkapi dengan satu yang diwakili dalam bab ini adalah masjid-masjid
atau dua menara. Saat itu belum ada speaker di Solo dan Malang.
dan menara hanya memiliki nilai simbolis.
Nilai tersebut terlihat dari ukuran menara yang
terkadang lebih rendah daripada atap masjid
sendiri, misalnya di Garut dan Manonjaya. Elemen
gaya Arab itu baru akan mendominasi arsitektur Bedug tidak hanya
masjid pada zaman kemerdekaan.
tergantung di serambi
Bedug
Untuk memanggil umat Islam waktu shalat, di
kelenteng, tetapi juga
Jawa digunakan bedug. Penggunaan bedug
bukanlah tradisi domestik, tetapi juga diadaptasi
diletakkan di dekat
dari kebudayaan Tionghoa (Handinoto 2010:155).
Gaya bedug di masjid-masjid di Jawa banyak
gerbang istana, ditabuh
kita jumpai di negeri tirai bambu. Bedug tidak untuk mengumpulkan
www.facebook.com/indonesiapustaka

hanya tergantung di serambi kelenteng, tetapi


juga diletakkan di dekat gerbang istana, ditabuh
untuk mengumpulkan rakyat. Fungsinya seperti
rakyat. fungsinya
kentongan di Jawa. Menariknya, bedug juga seperti kentongan di
masuk gamelan Jawa dan gamelan Sunda. Banyak
lagu tradisional disertai dengan pukulan bedug. Jawa.

43
M a sji d a g u ng

Masjid tajug tumpang tiga 1981:21). Konstruksi utama memakai empat soko
guru (tiang utama) seperti di pendopo tradisional
tahun: sekitar 1970 di Jawa. Dinding-dinding dihiasi keramik yang
Lokasi: alun-alun Barat, Demak berasal dari Vietnam (Schoppert 1997:41).
Judul: Mesjid agung Demak, Jawa tengah Penggunaan keramik pada dinding terinspirasi
masjid di Persia (Iran) yang banjir dengan keramik
Masjid Agung Demak, yang menurut catatan dan marmer. Menara berkonstruksi baja setinggi
sejarah didirikan pada 1479, merupakan salah 25 meter merupakan tambahan relatif baru,
satu masjid terpenting dan tertua di Jawa. Masjid dilakukan pada tahun 1932.
ini mulai dibangun pada masa Kerajaan Demak Selain makam tokoh bersejarah, di belakang
yang saat itu diperintah oleh Raden Patah, masjid terdapat sebuah museum di mana
seorang keturunan Tionghoa dari Muslim Arab. dipamerkan berbagai hal yang terkait dengan
Pada awalnya atap belum memiliki bentuk seperti sejarah masjid dan Wali Songo. Di lingkungan
sekarang, tetapi lebih menjulang tinggi daripada sebuah masjid agung, biasanya di bagian
www.facebook.com/indonesiapustaka

melebar, seperti pagoda. Pada 1710 atapnya belakang, terdapat permukiman pemuka agama,
direnovasi, menjadi berbentuk tajug tumpang yang disebut dengan Kauman. Juga demikian
tiga. Serambi depan dibangun pada 1840 (Graaf halnya di Demak.

44
M a sji d a g u ng

Bedug besar Purworejo lebih curam.


Di serambi masjid ini terdapat objek wisata,
tahun: Cap pos 1929 yaitu bedug “Kyai Bagelen” yang terbesar
Lokasi: Jalan sutoyo siswomiharjo, di dunia. Bedug yang dibuat kira-kira pada
Purworejo 1834 ini—dengan diameter bagian depan 194
Judul: Masigit Poerworedjo (Java) sentimeter, panjang 292 sentimeter, dan bagian
Penerbit: Kawai & Co., Bandoeng yang ditabuh dibuat dari kulit banteng— ditabuh
sebagai tanda waktu shalat (Atas 2008:97). Karena
Masjid Agung Purworejo mulai dibangun di sisi saat itu di Jawa belum ada kebiasaan untuk
barat alun-alun pada tahun 1831 (Atas 2008:101). memanggil jemaah azan dari atas menara, pada
Konstruksi atap mengikuti tradisi Jawa dengan awalnya tidak dibangun menara. Baru pada akhir
model atap tajug tumpang tiga, mirip dengan abad ke-20 dibangunlah menara berbahan beton.
masjid di Demak. Bedanya, bagian atap atas di
www.facebook.com/indonesiapustaka

45
M a sji d a g u ng

Masjid tajug tumpang dua menjadi atap tumpang tiga sekitar tahun 1910.
Dengan renovasi 1930-an, atap baru tersebut
tahun: Dikirim 1904 diganti kubah dan ditambah dua menara.
Lokasi: Jalan ahmad Yani, sukabumi Setelah renovasi 2004, wajah masjid berubah
Judul: Missigit van soekaboemi (Masjid total dan tidak lagi mirip dengan bangunan
sukabumi) aslinya.
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden Menariknya, di bawah gambar terbaca
tulisan dalam bahasa Prancis yang menceritakan
Masjid Agung Sukabumi didirikan sebagai hadiah bahwa bangunan ini tidak hanya berfungsi
dari tuan tanah Andries de Wilde (1781-1865) sabagai tempat ibadah tetapi juga menjadi balai
kepada penduduk di tanah luas miliknya, pada pertemuan: “Orang Jawa datang ke rumah itu
periode 1813-1822 (Knaus 1980:54). untuk bicara tentang hal penting yang terjadi di
Foto kartu pos ini menggambarkan situasi pulau ini. Seorang yang bisa baca membacakan
sebelum atap tajug tumpang dua direnovasi koran dan mereka mendiskusikan berita.”
www.facebook.com/indonesiapustaka

46
M a sji d a g u ng

Masjid gaya Priangan (1) mengangkat tumpang atap yang kedua, dengan
di atasnya tumpang ketiga yang relatif kecil.
tahun: Cap pos 1921 Dengan konstruksi ini, bisa dibangun sebuah atap
Lokasi: Jalan alun-alun Barat, Bandung lebih tinggi dengan sudut lebih tajam, yang oleh
Judul: Missigit (moskee) - BanDOEnG orang Sunda juga disebut sebagai bale nyuncung.
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden, Batavia, Dalam foto ini bangunan tampak agak kecil,
Bandoeng karena tidak ada pembanding dengan manusia
yang ikut dipotret. Perlu diketahui, pagar tembok
Sejak alun-alun didirikan pada 1810, Masjid bermotif sisik ikan tingginya kurang lebih dua
Agung di sisi barat alun-alun Bandung berkali- meter, dan bangunan di belakangnya cukup
kali dibangun, dibongkar, dan dibangun kembali. besar.
Pada awalnya berkonstruksi kayu, lalu pada 1850 Pada renovasi 1930-an akan ditambah
diganti masjid baru yang dibiayai pemerintah serambi depan yang besar, yang didampingi dua
Hindia Belanda (Voskuil 1996:119) dan memiliki menara rendah dalam gaya sama dengan masjid
www.facebook.com/indonesiapustaka

tembok batu-bata, serambi di kelilingnya dengan sehingga sifat aslinya tidak berubah. Awal abad
tiang-tiang dan lengkung-lengkung. Atap tinggi ke-21, masjid telah dibangun kembali bercorak
baru dibangun pada 1910-an, dalam gaya khas Arab dengan ukuran dan gaya arsitektur yang
Priangan. Beda dengan model masjid Demak, tidak lagi ada hubungan dengan bangunan
di mana soko guru mengangkat tumpang atap aslinya. Sekarang nama Masjid Agung berganti
yang paling atas, di model Sunda, soko guru menjadi Masjid Raya.

47
M a sji d a g u ng

Masjid gaya Priangan (2) beda, yang dibangun pada beberapa fase
pembangunan.
tahun: sekitar 1900 Bagian utama beratap tumpang tiga mulai
Lokasi: Jalan Prawira adiningrat, dibangun paling awal, yaitu pada 1832. Langkah
Manonjaya berikutnya, pada akhir abad ke-19 dibangun
Judul: Missigit Manondjaja (Masjid serambi depan yang luas, yang dimahkotai atap
Manonjaya) tumpang dua. Kemudian bangunan dilengkapi
Penerbit: G.J. de Kruijf & Co., Buitenzorg dengan bagian depan bergaya arsitektur
en tjiandjoer historisme yang menjadi tren pada akhir abad
ke-19. Ciri khasnya adalah komposisi simetris,
Masjid Agung Manonjaya dibangun saat penggunaan tiang gaya Yunani, gunungan
Manonjaya adalah ibu kota Kabupaten (bagian segitiga) di atas pintu dan di atas jendela,
Tasikmalaya ketika masih bernama Kabupaten serta pinakel (tiang hias kecil) dan hiasan kecil
Sukapura, pada periode 1832-1901. Setelah 1901, yang lain, di atas muka bangunan. Sebelah kiri-
www.facebook.com/indonesiapustaka

Manonjaya didegradasi menjadi desa kecamatan kanan dibangun dua menara oktagonal.
di Kabupaten Tasikmalaya. Masjid yang berlokasi Setelah rusak parah akibat gempa pada 2009,
di sisi barat alun-alun ini terdiri atas beberapa masjid dibangun kembali mengikuti keadaan
bagian dengan gaya arsitektur yang berbeda- aslinya.

48
M a sji d a g u ng

Masjid gaya Priangan (3) yang dibangun pada 1881. Pada awal abad
ke-20, di sebelah kiri-kanan didirikan dua “anak
tahun: sekitar 1920 masjid” sebagai menara. Dinding menara tersebut
Lokasi: Jalan alun-alun Barat, Garut memiliki kerangka kayu, yang merupakan tanda
Judul: Missigit Garoet (Masjid Garut) khas aliran arsitektur chalet, yang terinspirasi
Penerbit: Lux, Garoet rumah Swiss dan ngetren sekitar pergantian abad
fotografer: thilly Weissenborn ke-20. Kedua menara dimahkotai bagian kubah
kecil yang bukan bagian konstruksi, melainkan
Masjid Agung Garut didirikan sekitar tahun 1809, sekadar hiasan agar lebih bergaya Timur Tengah.
di sebelah barat alun-alun kota. Sebagaimana Sama seperti Masjid Agung Bandung, halaman
kebanyakan masjid kuno, masjid ini mengalami dikelilingi pagar tembok bermotif sisik ikan yang
renovasi yang tidak terhitung lagi jumlahnya. merupakan gaya ornamen khas Priangan.
Pada akhir abad ke-19, bagian utama dilengkapi Setelah renovasi terakhir yang selesai 1998,
dengan serambi dan bagian pintu yang memiliki bangunan sangat berubah dan tidak lagi mirip
www.facebook.com/indonesiapustaka

dinding atas berbentuk tangga, yang sepertinya masjid pada foto ini.
terinspirasi masjid di Kota Raja (kini Banda Aceh)

49
M a sji d a g u ng

Masjid Joglo Jikalau melihat foto ini, kita heran karena


gedung lebih mirip kompleks kabupaten daripada
tahun: Dikirim 1913 masjid. Tampak serambi dalam bentuk pendopo,
Lokasi: Jalan sudirman, Banyuwangi dengan di belakangnya bagian masjid utama
Judul: Banjoewangi. Missigit (Banyuwangi. bergaya rumah joglo. Di sampingnya terdapat
Masjid) sebuah menara rendah beratap oktagonal, yang
Penerbit: Import Mij. “Djember”. lebih mirip menara di Keraton Solo daripada
menara masjid. Di Jawa, jarang ada masjid
Banyuwangi memiliki alun-alun kota klasik, beratap joglo. Ada dugaan, pembangunan masjid
dengan Masjid Jami di sebelah baratnya. Menurut dengan gaya arsitektur luar biasa itu merupakan
catatan sejarah, masjid dibangun oleh Bupati adaptasi kebudayaan Mataram di wilayah
Raden Adipati Wiryodanu Adiningrat pada Blambangan.
1844, untuk mengganti sebuah tempat shalat Masjid ini telah mengalami renovasi yang
yang sangat sederhana. Kemudian pembenahan menghancurkan keadaan aslinya, dan nama
www.facebook.com/indonesiapustaka

bangunan sedikit demi sedikit terus dilakukan, dan Masjid Jami berganti menjadi Masjid Agung
baru mengalami renovasi pertama tahun 1971. Baiturrahman.

50
M a sji d a g u ng

Masjid Kemayoran pengawasan seorang arsitek Belanda: J.W.B.


Wardenaar (1786-1869). Atap bangunan utama
tahun: sekitar 1900 yang oktagonal lebih mirip pagoda Tionghoa
Lokasi: Jalan Kebonrojo, surabaya daripada masjid-masjid lain di Jawa yang pada
Judul: Missigit Kemajoran umumnya berbentuk persegi empat (model
(Mohamedaansche kerk - Exercitieplein) masjid Demak). Di sebelah kiri dan kanan bagian
(Mesjid Kemayoran (tempat ibadah Islam – utama, dibangun dua menara secara simetris
Lapangan latihan militer)) beratap model Tionghoa, tingginya 23 meter. Pada
Penerbit: J.M.Chr. nijland 1850-an menara kiri runtuh akibat disambar petir
dan tidak pernah dibangun kembali.
Dalam rangka pembangunan perbentengan Kota Pada foto kartu pos tampak sebuah
Surabaya yang mulai dilakukan pada 1835, alun- Exercitieplein yang berarti lapangan latihan militer.
alun lama (di sekitar Tugu Pahlawan sekarang) Fungsi tersebut berkaitan dengan nama geograis
dikorbankan. Masjid lama di sisi barat alun-alun Kemayoran yang berarti tanah yang dimiliki
www.facebook.com/indonesiapustaka

dibongkar dan dibangunlah sebuah masjid atau dihuni oleh seorang mayor. Mayor adalah
baru di Kemayoran. Berbeda dari kebanyakan pangkat militer. Sekarang lapangan tersebut
masjid tradisional di Jawa, Masjid Kemayoran penuh dengan bangunan perluasan masjid dan
direncanakan dan dibangun (1844-1848) di bawah kompleks sekolah Islam.

51
www.facebook.com/indonesiapustaka

52
M a sji d a g u ng
M a sji d a g u ng

Gapura masjid
tahun: sekitar 1935
Lokasi: Jalan Masjid agung,
solo
Judul: Masdjid solo Java

Setelah Masjid Agung di Solo


selesai dibangun pada 1768
saat masa pemerintahan PB III,
kompleks beberapa kali direnovasi
dan dilengkapi. Di depan
bangunan utama yang beratap
tumpang tiga, dibangun sebuah
serambi depan yang luas.
Gapura putih dibangun pada
1918 dalam rangka jubileum
25 tahun pemerintahan PB X.
Kegunaan gapura model ini yang
juga disebut dengan paduraksa
adalah sebagai pembatas halaman
masjid. Konsep diadaptasi dari
tradisi Hindu Jawa, sementara
arsitektur bergaya neomughal.
Patung jam di atas gapura dengan
gaya desain berbeda merupakan
tambahan lebih baru. Menara
setinggi 25 meter dibangun pada
1929.
Hingga kini, masjid,
gapura, serta menara di foto ini
dipertahankan dalam bentuk
aslinya. Hanya model jam di atas
gapura yang berubah.
www.facebook.com/indonesiapustaka

53
M a sji d a g u ng

renovasi neomughal perluasan berupa serambi lebar dan dua menara


kecil ditambah pada 1903 (Dwi 2007:102). Saat
tahun: 1948 renovasi besar sekitar 1940-an, bagian utama
Lokasi: Jalan Merdeka Barat, Malang dengan atap tumpang tiga dipertahankan
Judul: Moskee te Malang (Masjid di Malang) keberadaannya, tetapi perluasan baru tersebut
Penerbit: nIWIn direnovasi secara besar-besaran, dengan gaya
Percetakan: spaarnestad, Haarlem arsitektur neomughal. Ditambah pintu baru yang
dimahkotai kubah, menara tinggi beratap kubah,
Menurut penulisan sejarah, tahun 1849 sudah dan dinding melengkung di selebar gedungnya.
ada masjid di lokasi ini, yaitu di sebelah barat Awal tahun 2000-an, Masjid Jami ini direnovasi
alun-alun Malang, tetapi atap tumpang tiga baru dengan adanya pembangunan bagian depan yang
dibangun pada 1875 (Schaik 1996:96). Sebuah lebih lebar serta penambahan tinggi menara.
www.facebook.com/indonesiapustaka

54
KOta KOMPEnI,
BEntEnG, Dan LOJI

Zaman kompeni mendirikan pusat administrasi VOC untuk seluruh


Bab ini memperlihatkan beraneka macam wilayah Asia Timur di Batavia.
bangunan Belanda yang berasal dari masa
sebelum zaman kolonial yang secara resmi Kekuasaan VOC
mulai 1800. Wilayah kekuasan Belanda saat itu Tujuan utama VOC adalah memberi keuntungan
merupakan warisan dari VOC, juga disebut zaman kepada investor swasta dari berdagang.
kompeni, yang eksis dari 1602 sampai 1799. Kenyataannya, tujuan tersebut diwujudkan
Pada 1595 ekspedisi perdagangan Belanda dengan kekerasan dan kekejaman. Kongsi
yang pertama berangkat ke “Hindia Timur”. Belanda itu menguasai pelabuhan, melaksanakan
Pelabuhan pertama di Jawa yang dikunjungi monopoli perdagangan, dan mengatasi
adalah Banten, pada tahun 1596. Walaupun dua persaingan dengan pedagang Eropa lainnya.
dari empat kapal ketinggalan dan 170 dari 249 Politik dagang dengan cara seperti itu sering
awak tewas, rempah-rempah (merica, pala, fuli) menyebabkan konlik militer, sehingga VOC
dan porselen Tiongkok yang dibawa pulang pada melengkapi dirinya dengan angkatan bersenjata.
1597 cukup untuk menghasilkan keuntungan Kantor VOC pun menggunakan pertahanan
buat investor. Kemudian banyak ekspedisi lain benteng dan tembok.
yang berangkat. Pada 1602, banyak investor Raja-raja pribumi lebih cenderung saling
www.facebook.com/indonesiapustaka

dari seluruh Belanda mendirikan sebuah kongsi memerangi daripada memberantas VOC. Banyak
dagang untuk aktivitas perdagangan di Asia, penguasa pribumi minta tolong VOC dalam
bernama Vereenigde Oostindische Compagnie konlik suksesi atau perang saudara. Kongsi
(VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. dagang ini selalu membantu mereka. Sebagai
Pada abad ke-17 dan 18 perusahaan swasta imbalan, VOC mendapat wilayah dan perjanjian
itu mendirikan banyak koloni perdagangan di yang mencekik penguasa pribumi. Dengan politik
seberang lautan dan juga di Pulau Jawa. Mereka adu domba VOC berhasil meluaskan wilayah
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

kekuasaannya dan kian memancapkan kuku dibangun sebuah jalan utama berhias rumah-
politik serta militernya di banyak daerah di Pulau rumah pejabat tinggi. Jalan itu biasanya disebut
Jawa. dengan heerenstraat yang berarti “jalan para tuan
besar”. Sebuah straat bukanlah jalan tanah biasa,
Permukiman VOC tetapi sebuah jalan berlapis batu.
Saat itu Belanda belum menjajah seluruh Seperti di Belanda, ditetapkan peraturan
wilayah yang kini menjadi Indonesia, tetapi mengenai garis sempadan pembangunan, yang
hanya mendirikan permukiman di beberapa biasanya ada pada jarak lima kaki (1,5 meter lebih
lokasi strategis. Beberapa kota pelabuhan sedikit) di belakang garis sempadan jalan. Zona
dibangun seperti kota di Belanda saat itu, dengan kaki lima ini masih termasuk halaman pemilik.
perumahan, tembok dan gapura kota, balai Namun zona tersebut tidak boleh dibangun
kota, gereja, dan kuburan. Di banyak kota VOC, penuh dengan bangunan permanen, agar jalanan
cukup lebar dan harmonis. Hingga kini, istilah
“pedagang kaki lima”, untuk menyebut penjual
di trotoar, merupakan warisan dari peraturan
tersebut.
Pembangunan kota VOC diawali dengan
Pembangunan kota membangun sebuah markas kecil yang mewakili
VOC diawali dengan kongsi dagang tersebut di suatu daerah. Manajer
daerah VOC disebut factoor. Tempat kerja seorang
membangun sebuah factoor disebut dengan factorij. Di sana barang-
barang ekspor disiapkan, dipilah, dan dikemas
markas kecil yang sebelum dimasukkan ke kapal.
Pada kenyataannya, basis VOC itu lengkap
mewakili kongsi dengan benteng, gudang, markas garnisun, dan
rumah tinggal untuk pegawai. Kantor kongsi
dagang tersebut di dagang itu juga disebut dengan kata Prancis
loge (baca: loz-ye). Lidah pribumi menyebutnya
suatu daerah. Manajer loji. Sering kali, loji diidentikkan dengan benteng
(Veth 2003:174). Di banyak kota hingga kini dapat
daerah VOC disebut kita temui sebuah kawasan loji, yang pernah
merupakan awal permukiman Belanda di kota itu.
factoor. tempat kerja Misalnya, di Yogyakarta ada kawasan Loji Kecil,
di Solo ada Lojiwetan, dan di Malang ada Klojen
seorang factoor disebut (ke-loji-an).

dengan factorij. Di sana Runtuhnya VOC


Pada abad ke-18, perusahaan VOC mengalami
barang-barang ekspor kemunduran hingga kebangkrutan, yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

disebabkan rendahnya hasil perdagangan,


disiapkan, dipilah, gangguan rute kapal akibat perang di Eropa,
dan dikemas sebelum dan korupsi pegawai. Pada 31 Desember 1799,
kongsi dagang itu resmi dibubarkan. Utang
dimasukkan ke kapal. dan aset VOC diambil alih oleh negeri Belanda.
Bekas wilayah VOC di Hindia Timur kemudian
dinamakan Hindia Belanda.

56
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Balai Kota penting. Pada 1710 sebuah stadhuis (balai kota)


baru dibangun sesuai dengan status kota, dengan
tahun: Dikirm 1901 menggunakan gaya arsitektur barok yang formal
Lokasi: Jalan taman fatahillah, Jakarta dan simetris. Bangunan lebar dengan dua lantai
Judul: stadhuis - Batavia ini dimahkotai sebuah menara jam oktagonal.
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden Di atas bagian pintu terdapat fronton berbentuk
arsitek: Willem Jorisz van de Velde segitiga. Di atas puncak fronton tersebut terdapat
sebuah patung perempuan, yaitu Justitia yang
Di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen merupakan dewi keadilan dari mitologi Yunani
(1587-1629), pada 1619 VOC mulai membangun dan Romawi. Ia memakai penutup mata sebagai
sebuah kota di muara Sungai Ciliwung. Tiga tahun lambang objektivitas. Gedung balai kota juga
kemudian diberi nama Batavia. Nama ini berasal berfungsi sebagai pengadilan (Graaf 1970:20).
dari suku Batavi, sebuah suku legendaris dari Sekarang patung tersebut sudah tidak ada lagi.
zaman Romawi yang konon merupakan leluhur Sampai 1925 gedung berfungsi sebagai balai
www.facebook.com/indonesiapustaka

bangsa Belanda. kota, kemudian menjadi kantor untuk beberapa


Kota Batavia dibangun menurut konsep kota instansi yang berganti-ganti, dan akhirnya sejak
di Belanda, dengan tata ruang perkotaan dan 1974 menjadi Museum Sejarah Jakarta alias
gaya arsitektur seperti di negeri mereka sendiri. Museum Fatahillah.
Kota ini berkembang menjadi makmur dan

57
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Pintu Besar mebel Tionghoa, yang dibangun dengan arsitektur


khas Belanda pada abad ke-18. Ciri khas Belanda
tahun: sekitar 1910
adalah dekorasi pada ujung atap yang mirip
Lokasi: Jalan Pintu Besar utara, Jakarta
cerobong palsu. Banyak bangunan memiliki dua
Judul: Pintoe Besar (Buit. nieuwpoorstr.)
lantai dengan dinding batu-bata, jendela tinggi dan
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden
jendela di atas pintu. Tidak ada beranda dengan
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag
atap teritis seperti di rumah tradisional setempat.
(Belanda)
Sesuai peraturan, di antara muka bangunan dan
jalan umum ada zona transisi selebar sekitar 1,5
Pada sekitar 1730, di sekeliling kota Batavia meter. Zaman itu digunakan satuan panjang kaki
dibangun tembok pertahanan. Untuk keperluan yang sama dengan kira-kira 30 cm. Maka zona
keluar masuk dibangun beberapa pintu gerbang. tersebut disebut dengan “kaki lima”.
Pintu utama ke arah selatan disebut sebagai “Pintu Kita melihat panorama dari Taman Fatahillah
Besar”. Bekas lokasinya ada di sekitar Taman ke arah selatan. Foto pada kartu pos ini juga
Stasiun Kota sekarang. Jalan dari pusat kota ke menggunakan sedikit teknik montase oleh
www.facebook.com/indonesiapustaka

arah selatan kemudian disebut dengan Jalan Pintu fotografer untuk memberi kesan situasi ramai.
Besar. Setelah pintu dibongkar pada awal abad Simak dua orang yang berdiri di sebelah kiri
ke-19, jalan ini tetap disebut demikian hingga gambar. Bayangan dan perspektif orang tersebut
sekarang. Sejajar dengan “Pintu Besar” juga tampaknya tidak proporsional dibanding dengan
terdapat sebuah jalan bernama “Pintu Kecil” yang objek lain di gambar tersebut. Dalam rangka
terletak 300 meter ke arah barat (halaman 102). revitalisasi kota lama Jakarta, jalan ini sekarang
Di sepanjang jalan tampak deretan rumah toko ditransformasi menjadi zona pedestrian.

58
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

rumah kompeni Meskipun demikian, rumah di foto ini mempunyai


banyak elemen ciri khas arsitektur Belanda dari
tahun: 1909
abad ke-18, misalnya cerobong palsu, bentuk
Lokasi: Jalan Kali Besar timur, Jakarta
jendela, bentuk pintu, dan dinding depan setinggi
Judul: Oud Batavia (Batavia Lama)
dua lantai. Sementara atap teritis di atas zona kaki
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia
lima merupakan adaptasi pada iklim setempat.
Dinding bata pemisah dengan rumah tetangganya
Foto ini memperlihatkan Jalan Kali Besar Timur selalu lebih tinggi ketimbang atapnya, berfungsi
bagian utara. Jalan yang berbelok ke kiri adalah juga sebagai dinding api, yang sangat penting
Jalan Kali Besar Timur 2. Pada abad ke-18, daerah tatkala terjadi kebakaran yang kerap terjadi akibat
ini merupakan permukiman Eropa di dalam penggunaan lampu minyak dan kompor terbuka.
perbentengan Kota Batavia. Rumah-rumah Saat foto dibuat pada awal abad ke-20, banyak
dibangun menghadap ke kali, seperti di Belanda. toko Tionghoa berderet di sepanjang jalan ini. Dari
Sebelum dijual, tanah dibagi menjadi beberapa kiri ke kanan tampak antara lain Toko Makassar
kaveling yang semuanya sama besar. Pembeli (alias Toko Buku Goan Hong & Co.) dan The
www.facebook.com/indonesiapustaka

dapat membeli lebih dari satu kaveling jikalau International Watch Company (dengan atap teritis
mereka ingin membangun rumah lebih besar. Itulah gaya Tionghoa). Saat ini kawasan “Kaliber” dapat
mengapa ada rumah lebih lebar daripada yang lain. status sebagai cagar budaya tetapi sayangnya
Kota Batavia dibangun dengan banyak lokasi dibiarkan tidak terawat dan terkesan kumuh.
tenaga kerja orang Tionghoa. Bukan ihwal yang Tiang telepon di foto ini mempunyai banyak kabel
mengherankan apabila terlihat unsur-unsur karena setiap kabel hanya bisa menyalurkan satu
arsitektur Tionghoa pada bangunan Belanda. nomor telepon saja pada zaman itu.

59
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Heerenstraat (1) penguasaannya kepada VOC pada 1743 dalam


perjanjian dengan Mataram.
tahun: sekitar 1900 Perluasan permukiman VOC mulai langsung
Lokasi: Jalan rajawali, surabaya setelah pembangunan benteng pada 1678. Di
Judul: Heerenstraat soerabaia (Jalan Para sebelah selatan benteng dibangun kawasan
tuan Besar surabaya) dengan bangunan dan perumahan untuk
Penerbit: riemens, soerabaia pegawai Eropa. Jalan utama adalah Heerenstraat
Pencetak: Gebr. van straaten, Middelburg yang berarti “Jalan Para Tuan Besar”. Pada zaman
(Belanda), nr. 1542 itu, jalan ini menjadi domisili untuk para petinggi
VOC. Rumah di sepanjang jalan menghadap ke
Pada 1617 VOC membangun sebuah loge di kali di tengah jalan seperti di Belanda. Setelah
Surabaya, yang ditinggalkan pada 1628 saat kali ditutup pada akhir abad ke-18, jalan menjadi
perang dengan Mataram. Baru pada 1646 lebar seperti pada foto ini. Rumah sebelah
Mataram mengizinkan VOC membuka pos kiri memiliki jendela tinggi khas abad ke-18
www.facebook.com/indonesiapustaka

perdagangan kembali. Kemudian pada 1678 sementara beranda dengan pilar merupakan
kongsi dagang itu membangun sebuah benteng, tambahan dari abad ke-19.
tepat di Jembatan Merah Plaza sekarang. Saat Sesudah Republik Indonesia merdeka,
itu, secara de facto Surabaya sudah dikuasai oleh Heerenstraat ganti nama menjadi Jalan Rajawali.
VOC tetapi secara resmi Surabaya diserahkan Foto memperlihatkan jalan ke arah barat.

60
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Heerenstraat (2) Besar) yang merupakan tempat domisili para


petinggi kompeni.
tahun: Dikirim 1907 Heerenstraat adalah bagian dari Groote
Lokasi: Jalan Diponegoro, rembang Postweg, yaitu jalan raya trans Jawa yang dibangun
Judul: Heerenstraat, rembang (Jalan Para pada 1809, di bawah pemerintahan Marsekal
tuan Besar, rembang) Daendels. Orang Rembang bahkan masih
Penerbit: Masman & stroink, semarang menyebutnya Jalan Daendels. Pada abad ke-19,
tembok benteng dibongkar dan bangunan dalam
Sejak 1678 VOC bermarkas di Rembang. benteng menjadi rumah residen. Tiang bendera
Rembang sangat penting bagi perdagangan di sebelah kiri pada foto menandai lokasi rumah
kayu jati yang dipasok dari pedalaman. residen (kini kantor DPRD). Jalan menuju ke alun-
Dibangun sebuah benteng di lokasi kantor DPRD alun terentang sepanjang 600 meter ke arah barat
sekarang, yang dihancurkan pada 1741 selama ( jalan lurus pada foto). Menariknya, pengirim
pemberontakan Sino-Mataram kepada VOC. menjelaskan judul kartu pos dengan tulisan tangan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Kemudian benteng dibangun kembali dengan berbahasa Prancis. Jika diartikan dalam bahasa
permukiman di sekitarnya untuk bangunan Indonesia berbunyi: “Jalan Besar di Rembang”.
kompeni dan perumahan untuk pegawai Eropa. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, jalan
Jalan utama adalah Heerenstraat (Jalan Para Tuan berganti nama menjadi Jalan Diponegoro.

61
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Heerenstraat (3) penting dibangun di sepanjang jalan ini, antara


lain rumah dinas residen, berbagai hotel, sekolah,
tahun: sekitar 1925 dan gereja. Foto mengarah ke selatan. Sebelah
Lokasi: Jalan Balai Kota, Pasuruan kiri ada Hotel Morbeck (alias Marine Hotel) yang
Judul: Heerenstraat Pasoeroean (Jalan Para sekarang menjadi DPRD Kota Pasuruan.
tuan Besar, Pasuruan) Dalam novel De Stille Kracht (Kekuatan
Penerbit: tosari studio Tersembunyi, 1899) hasil karya penulis Belanda
Louis Couperus, dikisahkan tokoh utama berjalan-
VOC mendirikan pos perdagangan di Pasuruan jalan di sepanjang ruas jalan ini. Suasana jalan
pada 1707. Pedalaman kota pelabuhan ini diceritakan dengan rinci: “Di sepanjang jalan ini,
penting untuk gula dan nila. Dekat pelabuhan yang didampingi pohon asam dan lamboyan,
dibangun sebuah benteng dengan di sebelah terdapat kediaman orang terpenting yang
selatannya sebuah kawasan dengan perumahan tampak sepi, seperti tidak dihuni, dengan barisan
untuk pegawai Eropa. Seperti biasanya, jalan pot bunga yang berkapur putih. Bulan yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

utama yang memotong kawasan tersebut adalah semakin tinggi di langit semakin berwarna perak,
Heerenstraat (Jalan Para Tuan Besar) karena menyinari jembatan putih, toko putih, gereja
rumah para petinggi dibangun di sepanjang jalan putih di pojok perempatan di mana terdapat
ini. sebuah tugu kecil, yaitu patung jam kota”
Kini Heerenstraat dibagi dua menjadi Jalan (Peterson 2009:22). Situasi tersebut berlokasi di
Balaikota dan Jalan Pahlawan. Hingga akhir zaman perempatan Jalan Soekarno Hatta sekarang, di
Belanda, semua rumah pemuka dan bangunan belakang posisi fotografer.

62
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Geredja Blenduk diresmikan pada 1794 (Locale 1939:164).


Kata Jawa blenduk berarti kubah, mengacu
tahun: sekitar 1910 pada bentuk atap gereja Kristen tertua di Jawa
Lokasi: Jalan suprapto, semarang Tengah ini. Bagian dasar berbentuk oktagonal
Judul: Protestantsche Kerk (Gereja Kristen (segi delapan). Bangunan direnovasi berkali-kali.
Protestan) Dua menara besar dan menara kecil di atas kubah
Pencetak: van straaten, Middelburg ditambahkan pada 1894. Gereja itu kini bernama
(Belanda) Gereja GPIB Immanuel.
Foto mengarah ke barat yang memaparkan
Pada 1678 Kerajaan Mataram dan VOC pemandangan di tengah Heerenstraat (Jalan Para
menorehkan perjanjian bahwa Semarang Tuan Besar), yaitu jalan utama di kota lama yang
diserahkan kepada VOC sebagai pembayaran dulu merupakan tempat tinggal para petinggi
utang karena kompeni berhasil membantu VOC. Pada awal abad ke-20 kawasan itu menjadi
Mataram menumpas pemberontakan Trunojoyo. jalan pertokoan. Sebelah kiri tampak deretan toko
www.facebook.com/indonesiapustaka

Kemudian dibangun sebuah pos VOC di tepi Kali dengan papan nama menarik. Ada toko serbaada
Semarang, yang tumbuh besar menjadi sebuah “Jolink” yang menurut papan iklan menjual antara
kota makmur. Karena keindahan warisan arsitektur lain mebel dan minuman keras, dan toko “De
menyerupai bangunan Belanda, sekarang Kota Tabaksplant” (Tanaman Tembakau) yang berjualan
Lama Semarang mendapat julukan sebagai cerutu dan rokok. Setelah Indonesia merdeka,
Belanda Kecil. Salah satu ikon adalah Gereja Heerenstraat ganti nama menjadi Jalan Suprapto.
Blenduk, sebuah gereja Kristen Protestan yang

63
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Pemakaman Eropa diperluas, kuburan dipindahkan, dan tepian


kerkhofstraat dipenuhi bangunan. Lokasi jalan ini
tahun: sekitar 1900 tidak jauh dari Gereja Blenduk.
Lokasi: Jalan Gelatik, semarang Foto memperlihatkan sisi timur jalan. Dari
Judul: Kerkhofstraat (Jalan Kuburan) papan iklan diketahui di jalan ini berdiri antara lain
sebuah coiffeur (penata rambut), “Toko Bombay”,
Dari zaman VOC hingga abad ke-19, angka dan sebuah boekhandel en drukkerij (toko buku
mortalitas di kalangan orang Eropa melonjak dan percetakan). Tampak zona kaki lima sudah
tinggi. Peningkatan tersebut disebabkan oleh dibangun dengan beranda, balkon dan atap, yang
kepadatan tata kota, lingkungan buruk, dan ditempel pada wajah bangunan.
wabah penyakit. Setiap permukiman Belanda Setelah Indonesia merdeka, Kerkhofstraat di
pasti dilengkapi lahan pemakaman yang dalam Semarang berganti nama menjadi Jalan Gelatik.
bahasa Belanda disebut dengan kerkhof. Jalan Tetapi hingga sekarang masih dapat kita temui
dari pusat kota menuju ke kerkhof disebut “Jalan Kerkhof” di beberapa kota lain, seperti di
www.facebook.com/indonesiapustaka

Kerkhofstraat. Dengan berjalannya waktu, kota Magelang dan Cimahi.

64
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Benteng tegal Mereka tampaknya para sipir. Di atas fronton


(bagian segitiga di atas pintu) terlihat lonceng
tahun: sekitar 1900 besar yang didentangkan dengan menarik tali
Lokasi: Jalan Yos sudarso, tegal yang menjulur sebagai tanda apel. Jalan di depan
Judul: Gevangenis tegal (Penjara tegal) pintu merupakan bagian dari Jalan Raya Pos, yaitu
jalan trans Jawa yang dibangun pada 1808. Di
Benteng Tegal dibangun oleh VOC pada awal permukaan jalan tampak rel trem uap dari jalur
1700-an. Tegal adalah salah satu kota pelabuhan Cirebon-Semarang, yang dibangun pada 1897.
di Pantura di mana kongsi dagang itu membangun Saat itu, kehidupan tahanan di penjara agak
pos perdagangan berbenteng. Wilayah pedalaman berbeda dengan tahanan sekarang. Pada awal abad
di kota pelabuhan ini merupakan pemasok beras, ke-20, begitu banyak maling divonis, sehingga
merica, dan kayu. VOC memilih lokasi yang cukup kapasitas penjara terlalu kecil dan tidak semua
strategis, dekat pelabuhan dan di tepi Sungai tahanan bisa bermalam di sana. Sebagian tahanan
Gung yang menghubungkan pelabuhan dengan diizinkan bermalam di rumah mereka sendiri,
www.facebook.com/indonesiapustaka

pedalaman. Pintu utama menghadap ke selatan ke dengan syarat, mereka lapor ke penjara saat jam
arah kota. Pada awalnya, benteng dikelilingi parit makan. Alasan sistem lapor dengan cara demikian
pertahanan dan bastion pada sudutnya. Akhir abad karena kontraktor penjara dibayar oleh pemerintah
ke-19, fungsi militer ketinggalan zaman dan bekas per porsi makanan saja, tidak per “tamu” yang
benteng dijadikan penjara. menginap (Prinsen 1935:20). Sampai sekarang
Di depan pintu tampak sekelompok orang gedung ini berfungsi sebagai penjara dengan nama
berseragam yang berpose untuk pemotretan. resmi Lembaga Pemasyarakatan kelas II B Tegal.

65
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Benteng Vastenburg “Vastenburg” yang berarti “Benteng Lestari”.


Foto kartu pos ini memperlihatkan pintu
tahun: sekitar 1910 utama yang menghadap ke barat ke arah jalan
Lokasi: Jalan sudirman, solo utama yang menuju ke keraton. Tampak tulisan
Judul: fort “Vastenburg” (voorzijde) – solo “Vastenburg 1775-1779” yang menorehkan
(Benteng “Vastenburg” (bagian depan) – tahun renovasi. Dua arca penjaga Hindu-Jawa
solo) yang berkapur putih tampaknya turut membantu
Penerbit: Gebr. Haye, solo sebagai penjaga pintu gerbangnya. Di depan
pintu terdapat jembatan jungkit karena pernah
Sejak persekutuan VOC bersama Mataram ada parit pertahanan yang mengelilingi benteng.
pada 1680, semua keraton memiliki bangunan Di belakang pintu terdapat lahan terbuka dengan
benteng VOC untuk melindungi dan mengawasi markas garnisun dan lapangan untuk apel dan
penguasa para susuhunan dan sultan. Pada latihan. Kompleks benteng berbentuk persegi
1745, ibu kota Mataram pindah dari Kartasura empat dengan tembok keliling. Pada keempat
www.facebook.com/indonesiapustaka

ke Solo. Lantas VOC membangun benteng yang sudutnya terdapat bastion (pojokan benteng yang
berjarak satu tembakan meriam (sekitar 400 m) dibuat menjorok) berbentuk segitiga. Sekarang
dari keraton. Awalnya benteng itu bernama “De tembok dan gedung pintu masih tersisa. Ruangan
Grootmoedigheid” yang berarti “Kemurahan Hati” di atas pintu pernah digunakan sebagai ruangan
namun pada 1756 ditahbiskan dengan nama baru kelas untuk pelajaran militer (Graaf 1973:143).

66
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Benteng Vredeburg dibuka untuk umum sebagai museum.


Foto ini memperlihatkan parit yang
tahun: sekitar 1900 mengelilingi benteng dan jembatan jungkit
Lokasi: Jalan a. Yani, Yogyakarta di depan pintu. Sebelah kiri tampak bastion
Judul: Het fort van Jogia (Benteng (pojokan benteng yang dibuat menjorok).
Yogyakarta) Sementara, di sebelah kanan depan tampak
Penerbit: J. sigrist, Djocdja en solo meriam yang ditanam dalam posisi miring dan
fotografer: Kassian Céphas berfungsi sebagai “pal serempet”—pelindung
terhadap penyerempetan. Orang Jawa juga
Sejak Yogyakarta berdiri pada 1755, pusat kota menyebutnya dengan srampal, asal dari kata
memiliki sebuah benteng VOC. Posisinya strategis, Belanda schamppaal. Dahulu, gerobak dan kereta
pintu menghadap ke jalan utama yang menuju kuda punya penutup gandar roda yang menonjol,
ke keraton, yaitu lanjutan Malioboro. Sejak 1765 yang mudah merusak pagar atau dinding, dan
benteng tersebut bernama “Rustenburg” yang berbahaya untuk pejalan kaki. Srampal membantu
www.facebook.com/indonesiapustaka

berarti “Benteng Tenang”. Namun, usai Perang mengamankan sisi jalan, sehingga kendaraan
Jawa (1825-1830), benteng ini menyandang nama menyerempet srampal ketimbang dinding atau
baru, “Vredeburg” yang berarti “Benteng Damai”. pagar. Benda lain yang dapat digunakan sebagai
Berfungsi sebagai gedung militer hingga pada srampal adalah tonggak batu atau beton, atau
1992, benteng ini menjadi “Benteng Budaya” dan potongan rel.

67
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Lojiwetan yang berarti Jalan Tepung. Dahulu dekat lokasi


ini terdapat pabrik ragi yang dalam prosesnya
tahun: sekitar 1900 didahului dengan menumbuk beras menjadi
Lokasi: Jalan sungai Barito (d/h Jalan Baja), tepung.
solo Di kedua sisi jalan tampak rumah dari
Judul: Bloemstraat (Jalan tepung) awal abad ke-19, dengan tiang-tiang neoklasik
Penerbit: toko Gebr. Haye (gaya Yunani kuno) yang sebenarnya terlalu
tebal untuk mengangkat teritisan yang relatif
Markas VOC dijuluki dengan sebutan Prancis loge ringan. Juga ada rumah dengan tiang besi atau
(baca: loz-ye). Lidah pribumi menyebutnya loji. gantungan atap besi berlengkung yang lebih
Sering kali, loji diidentikkan dengan benteng. Di modern. Rumah berbaris dengan rapi. Semuanya
Solo, kawasan perumahan untuk pegawai VOC dibangun lima kaki (sekitar 1,5 meter) di belakang
dibangun di belakang benteng. Itulah kawasan garis sempadan jalan, sesuai dengan peraturan.
Belanda yang paling lama di Solo. Perumahan Namun, beranda-beranda dibangun di depan
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang dikenal dengan Lojiwetan karena letaknya rumah sampai selokan bahkan di atas selokan.
di sebelah wetan (timur) benteng. Permukiman Sebelah kanan tampak papan iklan yang
tersebut dipotong sebuah jalan yang bersuasana jikalau diterjemahkan berbunyi: “Toko kakak-
tenang sebagaimana terlihat di foto ini. Jalan beradik Haye, keperluan rumah tangga dan
yang kini bernama Jalan Sungai Barito, pada barang mewah, tempat termurah”. Toko tersebut
zaman Belanda disebut dengan Bloemstraat juga menerbitkan kartu pos yang digambarkan.

68
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Loji Kecil Loji Kecil dilingkupi dua jalan utama dengan


orientasi utara-selatan: Loji Kecil Kulon dan Loji Kecil
tahun: 1901 Wetan. Foto memperlihatkan Loji Kecil Wetan, yang
Lokasi: Jalan suryotomo, Yogyakarta sekarang menjadi bagian dari Jalan Suryotomo.
Judul: Lodji-Ketjil-Jogiakarta Sebelah kiri tampak toko buku “H. Buning”.
Penerbit: sigrist, Djocja Di salah satu rumah di jalan ini didirikan studio
fotografer: Kassian Céphas foto Kassian Céphas, yang mengabadikan
pemandangan kota ini. Saat jalan dilebarkan
Kawasan Belanda yang paling lama di Yogyakarta, tahun 1970-an, semua bangunan sebelah kiri
yang terletak di belakang benteng, disebut dengan dibongkar sedangkan rumah besar di sebelah
Loji Kecil. Berjulukan demikian untuk membedakan kanan dengan beranda lebar dilestarikan. Tetapi,
dengan benteng, yang merupakan loji besar. Kawasan beranda diamputasi menjadi trotoar.
www.facebook.com/indonesiapustaka

69
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Klojen Lor kata loge yang berarti markas VOC. Pada 1767
kompeni menaklukkan Malang, yang saat itu
tahun: Dikirim 1910 berjumlah penduduk sekitar 1000 jiwa (Schaik
Lokasi: Jalan Patimura, Malang 1996:13). Demi menjamin keamanan jalur
Judul: Klodjen-Lor, Malang perdagangan, mereka membangun sebuah
Penerbit: C. Bocage benteng di lokasi strategis di tepi Sungai Brantas.
fotografer: neville Keasberry Lokasi itu sekarang menjadi tapak Rumah Sakit
Dr. Saiful Anwar.
Dua perempuan sedang berjalan di tengah, Klojen merupakan kawasan Belanda yang
salah satu memakai kombinasi busana yang pertama di Malang. Kedatangan orang Belanda
lebih modern daripada yang lain. Di setiap sisi mulai menghidupkan ekonomi, yang menarik
jalan terdapat kampung warga setempat. Ini orang pribumi untuk menetap di sekitarnya.
unik lantaran lokasi tepian jalan pada umumnya Kehadiran kuli, pengrajin, dan pekerja lain,
dimiliki orang Belanda. Jalan yang pernah terkenal menjadi “fasilitas” daerah benteng. Sama halnya
www.facebook.com/indonesiapustaka

sebagai pusat penjahit, tukang tambal sol sepatu, dengan Pasar Klojen yang beroperasi hingga
dan jenis perniagaan lain ini sekarang bernama sekarang. Dekat Pasar Klojen terdapat bekas
Jalan Patimura. Dahulu dikenal sebagai Klojen Lor, pemakaman Belanda, yang sekarang menjadi
yaitu kawasan Klojen bagian utara. kompleks ruko—tetapi tidak laku karena konon
Toponimi Klojen mengingatkan kita berhantu. Foto dibuat dari pertigaan di belakang
pada zaman VOC. Nama Klojen (Ke-loji-an) rumah sakit menuju ke timur ke arah Pasar
berdasarkan kata loji, yaitu pelesetan dari Klojen.

70
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Benteng Kediri tampak sisi timur. Pintu utama ada di sisi barat
yang tidak terlihat di foto. Di atas pintu tersebut
tahun: sekitar 1920 terbaca angka 1835.
Lokasi: Jalan slamet, Kediri Lokasi benteng dipilih sangat strategis, di
Judul: residentie-Kantoor Kediri (Kantor tepi barat Sungai Brantas, sekitar satu kilometer
Keresidenan Kediri) ke arah utara dari pusat kota yang ada di tepi
Penerbit: toko Kanto timur. Hasilnya, benteng dapat mengawasi
Percetakan: Kawai & Co., Bandoeng kesibukan angkutan sungai dari Kediri ke hilir, serta
penyeberangan sungai. Akhir abad ke-19, fungsi
Benteng Kediri bukan benteng VOC, tetapi benteng sudah ketinggalan zaman dan pada 1890
mulai dibangun pada zaman Kolonial Belanda gedung direnovasi menjadi kantor keresidenan
pada 1834. Benteng ini merupakan salah satu (Begrooting 1890:2). Sekarang kompleks itu
dari banyak benteng yang didirikan dalam berfungsi sebagai kantor Polwil Kediri. Foto
rangka pembangunan Garis Pertahanan van den memperlihatkan bagian yang menjorok berbentuk
www.facebook.com/indonesiapustaka

Bosch pada 1830-an. Tujuannya mengantisipasi bundar yang berada di sudut tenggara. Bagian ini
pemberontakan. Benteng persegi empat dengan pernah berfungsi sebagai bastion meriam. Inilah
halaman di tengahnya yang dibangun untuk satu-satunya dari empat bastion yang tersisa
garnisun sebesar 70 orang, dan dipersenjatai hingga kini.
tujuh meriam (Huyssen 2004:178). Pada foto ini

71
Kota Kompe ni , B e nte ng , da n Loji

Kompeni kecil kolonial dari abad ke-19, kantor NHM dibangun


dengan gaya arsitektur Indische Empire.
tahun: sekitar 1900 Pada 1830-1870 di Hindia Belanda berlaku
Lokasi: Jalan Yos sudarso, Cirebon sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang memaksa
Judul: factorij n.H.M. tjankol. Cheribon rakyat menanam tanaman tertentu sekaligus
Penerbit: a. Bisschop, semarang-Cheribon menjualnya dengan harga yang ditetapkan
pemerintah kolonial. NHM diberi konsesi untuk
Kata factorij merupakan warisan dari zaman menyediakan transportasi dan penjualan. Setelah
kompeni. Pada zaman itu, factorij berarti markas 1870, aktivitas NHM dipindahkan ke bidang
VOC. Pada zaman Hindia Belanda abad ke- perbankan.
19, kata factorij digunakan untuk menyebut Bangunan di foto ini terletak sekitar seratus
sebuah kantor daerah dari NHM (Nederlandsche meter dari Kantor Pos Cirebon. Pada 1960 bagian
Handelsmaatschappij atau Perusahaan Indonesia dari NHM dinasionalisasi oleh Sukarno.
Perdagangan Belanda). Pendirian NHM di Belanda Saat itu bangunan ini dirobohkan dan diganti
pada 1824 dapat dianggap sebagai upaya untuk dengan gedung baru yang sekarang menjadi
www.facebook.com/indonesiapustaka

menghidupkan kembali kegiatan VOC, dengan kantor Bank Mandiri. Menarik untuk diketahui,
mendorong perdagangan Hindia Belanda yang di Bandung ada sebuah jalan lama bernama
telah berhenti saat peperangan era Napoleon I “Jalan Belakang Factory”. Nama ini tidak ada
(1799-1813). NHM juga disebut sebagai kompeni hubungannya dengan “Factory Outlet” yang
kecil. Perusahaan swasta ini membuka kantor di banyak tersebar di kota itu, melainkan berkaitan
banyak kota pelabuhan di kepulauan Nusantara, dengan lokasinya di belakang kantor NHM, kini
antara lain di Cirebon. Seperti banyak bangunan Bank Mandiri.

72
sELuK-BELuK
Pasar

Sejarah awal dan nama pasar jelas, dan uang asli sulit dibedakan dari uang
Kata “pasar” tampaknya sudah dipakai dalam palsu. Baru setelah berlakunya undang-undang
bahasa Melayu dan Jawa sekitar lima abad silam. keuangan tahun 1854, uang secara umum mulai
Asalnya melalui bahasa Tamil (India), yaitu “pasar”, digunakan sebagai alat tukar di pasaran domestik
dari bahasa Persia, yaitu “bazar”. Keduanya berarti dan peredaran uang mulai menghidupkan
tempat jual beli (Veth 2003:220). Pasar sudah ada ekonomi di pedalaman (Colijn 1912:201).
sejak zaman sebelum uang ditemukan untuk alat Perdagangan mulai berkembang, dengan pasar
pembayaran. Di lokasi tertentu dan pada waktu sebagai pusatnya.
tertentu, orang berkumpul untuk tukar-menukar Baik di wilayah yang dikuasai VOC maupun
barang (Boeke 1936:23). Para penguasa atau di kerajaan Jawa, tidak sembarang orang boleh
vasalnya memungut pajak dalam bentuk natura mengadakan pasar. Hak pasar disewakan oleh
(barang). kolonial atau penguasa pribumi kepada pemilik
Jauh sebelum Belanda tiba, di kedalaman tanah melalui sistem pacht. Kemudian tuan tanah
Pulau Jawa sudah terdapat uang domestik. dapat menyewakan hak kepada penyewa kedua,
Namun, uang ini tidak digunakan sebagai alat biasanya orang Tionghoa (Boeke 1936:30). Dalam
tukar di pasar melainkan untuk persembahan di bahasa Jawa, jabatan mereka disebut dengan
kuil-kuil atau untuk transaksi sangat besar. Juga tanda (Jansz 1906:1033). Permukiman mereka
www.facebook.com/indonesiapustaka

banyak uang didapatkan dari pelancong luar disebut ketandan (ke-tanda-an), selalu dekat
misalnya kepeng dari pedagang Tionghoa. Jika dengan lokasi pasar.
orang pribumi mendapatkannya, uang justru Banyak pasar besar di perkotaan yang
dimanfaatkan sebagai bahan untuk produksi beroperasi hingga kini, merupakan warisan awal
barang hiasan (Boeke 1936:29). Sampai awal zaman kolonial. Namun, tampaknya pasar-pasar
zaman kolonial, banyak sekali mata uang yang itu punya sejarah yang lebih tua yang sayangnya
beredar, dengan nilai dan kurs yang kurang kurang terdokumentasi. Banyak pasar bernama
s e lu k - B e lu k Pa sa r

pekan (Gonggryp 1934:1148). Dalam bahasa


Jawa, peken (pekan) bisa pula berarti pasar (Jansz
1906:809). Sebutan hari pekan berarti hari saat
Di daerah yang pasar digelar, mungkin dalam selang tujuh hari.
Nama hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat,
menggunakan kalender Sabtu, dan Minggu, berasal dari Arab, yang
seminggunya terdapat tujuh hari. Namun, di
pasaran Jawa, pasar banyak daerah di Jawa, pekan berisi lima hari saja
berdasarkan kalender Jawa: Legi, Pahing, Pon,
diadakan lebih sering Wage, dan Kliwon. Di daerah yang menggunakan
kalender pasaran Jawa, pasar diadakan lebih
daripada di daerah yang sering daripada di daerah yang menggunakan
kalender Arab: lima hari sekali daripada tujuh hari
menggunakan kalender sekali.
Mengapa kegiatan pasar zaman dahulu
arab: lima hari sekali mengikuti hari pasaran tertentu dan tidak setiap

daripada tujuh hari hari? Mengapa pasar digelar di banyak lokasi


berbeda? Alasan pertama berkaitan dengan
sekali. kebudayaan di Pulau Jawa. Sejak lama ada tradisi
dan kebiasaan untuk bekerja secara kolektif
dalam satu desa yang mandiri. Alasan lain
berkaitan dengan ekonomi. Kebanyakan mereka
unik, yang menceritakan tentang keadaan zaman yang berjual-beli di pasar bukan pedagang
dahulu. Nama pasar dapat berasal dari berbagai profesional, melainkan petani yang menjual sisa
macam berdasar: hasil panen saja. Mereka membeli hanya untuk
1. Geograis (misalnya Pasar Rejowinangun, melengkapi kebutuhan yang bukan hasil panen
Pasar Kepanjen). mereka sendiri. Kebutuhan penduduk tidak
2. Penanda lokasi yang dekat (misalnya Pasar sebanyak seperti sekarang. Daya beli pengunjung
Sepur, Pasar Pabean). pasar sangat terbatas. Terlalu banyak pasokan
3. Hari buka, berdasar hari pasaran (misalnya barang yang dijual di pasar akan menyebabkan
Pasar Senen, Pasar Kliwon). delasi: harga barang akan turun. Pada saat itu,
4. Jam buka (misalnya Pasar Pagi, Pasar Sore). harga barang relatif murah dan memberikan
5. Barang yang dijual (misalnya Pasar Buah, keuntungan yang tidak cukup untuk membiayai
Pasar Burung). transportasi. Ada juga risiko barang menjadi
6. Faktor lain yang membedakan dengan pasar busuk saat pengiriman lantaran saat itu belum
lainnya (misalnya Pasar Besar, Pasar Baru). ada teknologi pendingin atau pengawetan
modern (Boeke 1936:93).
Hari pasar
Pasar yang diadakan sepekan (5 atau 7 hari) Pasar tetap
www.facebook.com/indonesiapustaka

sekali umumnya terdapat di daerah-daerah Pedagang yang mau berdagang tiap hari dapat
pedesaan. Banyak lokasi yang sekarang terletak berpindah-pindah dari satu pasar ke pasar lain,
di tengah kota sebenarnya merupakan desa mengikuti kalender pasaran. Banyak pasar juga
lama, dan banyak pasar modern di kota memulai tetap beroperasi di luar hari-hari yang telah
sejarahnya sebagai pasar mingguan. Dahulu, di ditentukan namun dengan jumlah pengunjung
sebuah kecamatan, tiap hari pasar digelar secara dan pedagang yang lebih sedikit. Dalam
bergantian dari dusun ke dusun, mengikuti hari perkembangannya ada beberapa pasar akhirnya

74
s e lu k - B e lu k Pa sa r

menjadi pasar besar dan beroperasi tiap hari, pasar di perkotaan diberi wajah baru dengan
dengan kios-kios yang ditempati pedagang gedung kontemporer yang memenuhi semua
profesional. kebutuhan dunia pasar modern (Faber 1935:178).
Pedagang profesional biasanya berasal
dari etnis Tionghoa. Mereka menjadi pedagang Pasar modern
perantara antara pasar dan dunia luar. Selain sebagai tempat jual-beli, sejak dulu pasar
Mereka bisa menimbun barang murah, lalu mempunyai fungsi lain yang cukup penting
menunggu sampai harga pasar meningkat, dan yaitu sebagai tempat bersosialisasi dan hiburan.
menjualnya pada pembeli di kota. Mereka juga Sekarang, banyak pasar lama tetap beroperasi
mendatangkan barang dari luar untuk dijual di sebagai pasar tradisional atau menjadi pusat
pasar sini. Pada umumnya, mereka menetap di grosir. Juga ada yang berubah sifat menjadi pasar
dekat pasar dengan lokasi strategis sehingga modern yang lebih mirip mal daripada pasar,
pasar tetap ramai di hari lain. lengkap dengan fasilitas sebagai pusat gerai
Perluasan kota dan pembangunan aneka penyaji hidangan dan bioskop. Boleh jadi,
infrastruktur modern telah memberi keuntungan semuanya terhubung dalam satu kompleks yang
pada pasar. Itulah sebabnya, beberapa pasar sama. Pada foto kartu pos kuno terlihat satu
tradisional mengalami pertumbuhan besar, di antara masalah pasar yang masih sama dari
sedangkan pasar tradisional lain mengalami kalah dahulu hingga sekarang, yaitu penjual tumpah
persaingan, kian sepi bahkan sampai sekarat dan di luar los pasar. Mereka berkeliaran dengan
binasa. membawa pikulan dan keranjang di seputaran
pasar. Trotoar di depan toko atau warung dalam
Pemilik pasar pasar yang ramai pembeli merupakan lokasi
Pada awalnya, banyak pasar digelar di kampung favorit.
yang merupakan bagian wilayah kota atau desa Dalam bab ini, mari kita berkeliling
otonom. Umumnya tiap kampung rapi dan mengunjungi beberapa pasar tradisional di Pulau
indah karena dirawat oleh penduduk setempat, Jawa dengan keunikan masing-masing. Selamat
secara gotong-royong. Juga demikian halnya menikmati suasana pasar!
dengan pasar. Namun semakin lama, kohesi sosial
berkurang dan banyak pasar semakin semrawut,
apalagi di kota. Juga banyak pasar dikelola oleh
pengusaha swasta. Mereka diberi hak untuk
menggelar pasar dan memungut pajak pasar,
Pada foto kartu pos
sambil membayar uang pacht kepada penguasa
atau pemerintah setempat. Sering kali mereka
kuno terlihat satu di
lebih mengutamakan keuntungan mereka sendiri
ketimbang kebersihan dan kemajuan pasar.
antara masalah pasar
Di banyak kota, pemerintah tidak lagi
menerima keadaan tersebut sehingga banyak
yang masih sama
pasar diambil alih oleh pemerintah. Proses dari dahulu hingga
www.facebook.com/indonesiapustaka

semakin cepat setelah banyak kota mendapatkan


status sebagai stadsgemeente (kotamadya) pada sekarang, yaitu penjual
awal abad ke-20 dengan aparat pemerintah kota
yang cukup cerdas. Uang yang dihasilkan dari tumpah di luar los
pasar digunakan untuk memperbaiki fasilitas
pasar, infrastruktur dan ekonomi di sekitarnya, pasar.
dan pengawas. Pada zaman kolonial, banyak

75
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Besar Sebelah kanan tampak barisan los Pasar


Besar sebelum direnovasi pada 1930. Kompleks
tahun: sekitar 1900 Pasar Besar yang biasanya dikenal dengan Pasar
Lokasi: Jalan urip sumoharjo, solo Gede, berlokasi di persimpangan jalan. Jikalau kita
Judul: Pasar Besar, solo belok ke kanan (ke timur) kita masuk Kampung
Ketandan yaitu pusat pecinan. Nama Ketandan
Menariknya, suasana yang digambarkan dengan (ke-tanda-an) adalah tempat bermukim tanda
judul “Pasar Besar” pada kartu pos ini bukanlah yaitu lurah pasar yang bertugas menarik pajak di
gedung pasar, melainkan sebuah jalan. Di kota- pasar (Jansz 1906:1033). Sekitar 1900, jalan belum
kota lain di Jawa, pada awalnya pasar berlokasi di dijejali dengan barisan ruko Tionghoa, tetapi
sepanjang jalan sebelum pasar diatur dan los-los masih dinaungi rindangnya pepohonan di kedua
dibangun sebagai fasilitas pasar. sisinya.
www.facebook.com/indonesiapustaka

76
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Lawang Dalam bahasa Jawa, kata lawang berarti


pintu atau gapura. Memang, kota kecamatan
tahun: Dikirim 1916 kecil ini dianggap sebagai gapura terusan antara
Lokasi: Jalan raya, Lawang Gunung Arjuno dan Gunung Tengger. Karena
Judul: Pasar (Markt), Lawang iklim yang menyenangkan, dan karena ditambah
Pencetak: L. van Leer & Co., amsterdam infrastruktur yang memadai seperti jalan raya dan
stasiun kereta api, maka pada awal abad ke-20
Pasar di Lawang berlokasi tepat di tepi barat jalan kota kecil ini menjadi hunian yang digandrungi
raya Malang-Surabaya. Di tengah foto tampak penduduk Eropa yang sudah pensiun. Sekarang,
los panjang yang berfungsi sebagai tempat pasar. kondisi jalan menjadi empat jalur yang sangat
Los tersebut berbahan kayu dengan atap jerami ramai. Pasar tradisional tetap di lokasi yang sama,
atau alang-alang. Kerai-kerai digantung untuk namun Pasar Lawang sudah menjadi kompleks
melindungi pasar dari cahaya matahari. Dari modern. Lalu lintas kerap macet lantaran
bayangan matahari, diketahui foto diambil di pagi keramaian pasar meluber hingga tepian jalan
www.facebook.com/indonesiapustaka

hari. raya.

77
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Kepanjen matahari, diketahui foto yang mengarah ke barat


laut ini dibuat di pagi hari.
tahun: Dikirim 1909 Saat itu pasar masih berada di Jalan Panarukan.
Lokasi: Jalan Penarukan, Kepanjen Namun, pada awal abad ke-20 pembangunan
Judul: Pasar te Kepandjen. Malang.(Pasar di aliran irigasi Kali Molek telah menyebabkan pasar
Kepanjen. Malang.) bergeser ke barat beberapa ratus meter. Lokasinya
Penerbit: Boekhandel Visser & Co., sekitar Masjid Agung Baitur Rahman yang saat itu
Weltevreden belum dibangun. Pada 1926 pasar direlokasi ke
kompleks Pasar Besar di pecinan, kini Jalan Ahmad
Pada zaman kerajaan kuno, kota kecamatan ini Yani. Sekarang di lokasi lama masih ada kesibukan
menjadi domisili seorang panji (gelar bangsawan), masa silam yang berlanjut dalam bentuk pasar
maka disebut Kepanjen (ke-panji-an). Sejak 2008, krempyeng, yaitu pasar nonresmi dan akan usai
Kepanjen adalah ibu kota Kabupaten Malang. dalam waktu singkat. Kata Jawa krempyeng berarti
Terlihat keramaian pasar sekitar pengujung suara serangga bersayap berdengung
www.facebook.com/indonesiapustaka

abad ke-19. Para pedagang berjualan di (Jansz 1906:435). Sebuah pasar krempyeng tiba-
sepanjang jalan secara berderet dengan tiba muncul dan tiba-tiba hilang lagi, seperti
bangunan nonpermanen. Sebelah kanan tampak dengungan lalat yang lewat dengan cepat. Di
warung tenda, sebelah kiri terlihat bagian gapura pasar semacam ini, yang di kota lain disebut juga
kampung. Foto pasti dibuat pada hari pasaran dengan pasar kaget, biasanya para mlijo (penjual
karena sangat ramai dan pasar dikunjungi bahan pangan keliling) menghabiskan stok mereka
penduduk desa di sekitarnya. Dari bayangan dengan harga murah, jelang siang.

78
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar rejowinangun Magelang Pasar yang dibangun 1898, jalan raya,


serta kedekatan dengan kawasan pecinan.
Judul: Passar redjowinangoen, Magelang Dalam foto, para pedagang hanya berjualan
Lokasi: Jalan sudirman, Magelang dengan menggunakan bakul dan pikulan. Barang
tahun: sekitar 1910 dagangan berupa hasil kebun atau ladang
Penerbit: H.V. Maresch, Magelang digelar di tanah, terkadang di atas tikar. Banyak
pedagang memilih berjualan di tempat jualan
Pasar Rejowinangun adalah pasar tradisional nonpermanen di luar gedung pasar karena
yang sudah sejak lama merupakan pasar mereka tidak mempunyai tempat tetap atau
terbesar dan terlengkap di Kota Magelang. karena jualan lebih laku. Los pasar tampak di
Terletak di Rejowinangun, sebuah desa lama belakangnya. Los berupa bangunan beratap
di sebelah selatan pusat kota, dengan nama genteng dengan tiang-tiang penyangga. Gaya
arkais terdiri dari rejo dan winangun. Rejo berarti tiang bundar yang berbahan semen banyak
makmur sedangkan winangun berarti dibangun digunakan dalam arsitektur sekitar 1880-an,
www.facebook.com/indonesiapustaka

atau dijadikan lebih baik dan lebih maju. sehingga tampaknya los pasar juga dibangun
Berkembangnya pasar di sana berkaitan dengan pada periode tersebut. Tetapi pasar pasti lebih
tiga hal yaitu keberadaan stasiun kereta api lama daripada los tersebut.

79
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Di lokasi alami di bawah pohon


rindang, barang dagangan
digelar di lantai dan menarik
perhatian seorang berambut
kepang khas Tionghoa.
Penjual bertopi juga keturunan
Tionghoa. Tersedia perabot
rumah tangga seperti lukisan
berbingkai, tempat lilin, lampu
minyak. Bahkan, lampu turut
digantung pada pohon. Tidak
tersedia dua benda yang sama.
Mereka menjual barang bekas
atau juga disebut dengan
loakan. Keranjang besar
digunakan untuk membawa
barang dagangan. Belum tentu
si penjual mau memikul sendiri.
Mereka kerap menyewa kuli
pribumi.
Lokasi ada di Glodokplein
(Lapangan Glodok), yang
sekarang dibangun penuh
dengan kompleks Pasar Glodok.
Dahulu merupakan lapangan
terbuka dengan los pasar di
sekelilingnya. Sudah sejak
tahun 1740, Glodok merupakan
sebuah kawasan pecinan di
Batavia di sebelah selatan
tembok kota lama (Diessen
1989:58). Diduga, nama Glodok
merupakan toponim dan
berasal dari kata Sunda golodok
(tangga) yang dibangun di tepi
sungai sebagai fasilitas mandi
Pasar Glodok dan cuci (Rachmat 2011:51).
tahun: sekitar 1900 Menariknya, Kawasan Glodok
Lokasi: Jalan Pancoran, Jakarta oleh Belanda pernah disebut
www.facebook.com/indonesiapustaka

Judul: Batavia Passar Glodok sebagai “Monaconya Hindia”


Penerbit: f.B. smits, Batavia karena keberadaan banyak
rumah judi seperti di negeri kecil
Monaco (Maurik 1897:114).

80
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Garut hasil kerajinan dibawa ke sini untuk dijual. Ikan hidup
dipikul pakai tolok (keranjang yang dibuat tahan air
tahun: Dikirim 1904. pakai cat atau aspal). Bahan bangunan, misalnya bilik
Lokasi: Jalan Pasar Baru, Garut. dan balok kayu, diangkut pakai gerobak.
Judul: Grüsse aus Garoet (Java), Markt in Di los-los yang tersedia, tempat jualan
Garoet (salam dari Garut (Jawa), Pasar di disewakan dengan harga berdasarkan letak yang
Garut). baik atau kurang baik. Terdapat bagian-bagian
Percetakan: O. schleich nachf., Dresden nr. yang terpisah untuk berbagai kategori jualan
4723. misalnya daging, sayuran, buah-buahan, bumbu,
kain, barang seng, keperluan rumah tangga,
Lokasi pasar Garut berada di kawasan pecinan, dan pernik-pernak lain. Di tempat yang khusus,
sekitar satu kilometer ke timur laut dari alun- penjahit menciptakan baju elok dari kain yang
alun. Keadaan pasar pada zaman dulu cukup baru dibeli oleh pengunjung pasar. Pelanggan
terdokumentasi karena dideskripsikan sebagai mereka menunggu baju selesai sambil berbelanja
www.facebook.com/indonesiapustaka

tempat wisata yang menarik, di buku promosi keperluan lain. Suasana di pasar cenderung
wisata Garoet terbitan 1922. tenang karena tidak ada orang yang berteriak-
Hari pasar jatuh pada hari Selasa dan Sabtu. teriak. Orang yang tawar-menawar memakai basa
Sebelum jam empat pagi, ribuan orang dari desa- lemes (bahasa halus) (Dijck 1922:47).
desa di sekeliling Garut berbondong-bondong Sekarang pasar ini berubah menjadi Garut
datang untuk berjual-beli. Mereka berpakaian Plaza, sedangkan pasar tradisional dipindahkan ke
warna-warni. Bermacam-macam hasil panen dan Pasar Baru, di sebelah barat lokasi yang lama.

81
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Jumat dengan satu pekan yang terdiri atas lima


hari, melainkan kalender Arab dengan pekan
tahun: sekitar 1920 yang lebih panjang dua hari. Dalam kalender
Lokasi: Jalan sudirman, Purwakarta Arab, hari Jumat merupakan hari keenam dari
Judul: Pasar straat Poerwakarta (Jalan pekan.
Pasar Purwakarta) Kata Arab jumu’ah berarti ramai. Kata ini
Penerbit: toko takahasi mengacu pada ibadah kaum Muslim ke masjid
Pencetak: Kamal & Co., Bandoeng pada hari itu untuk melaksanakan shalat
Jumat pada siang hari. Waktu itu pasar pasti
Tulisan pada los pasar di sebelah kiri berbunyi sudah selesai. Sekarang los pasar di gambar
PASAR DJOEMAAT. Di beberapa daerah di Jawa ini, yang ada di sisi timur jalan, sudah diganti
Barat, tidak digunakan kalender pasaran Jawa kompleks perbelanjaan modern.
www.facebook.com/indonesiapustaka

82
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar senen jikalau VOC memberi hak pajak pasar (Diessen


1989:88).
tahun: Dikirim 1933 Pada 1735, seorang tuan tanah Justinus Vinck
Lokasi: Jalan Pasar senen, Jakarta mendirikan pasar di wilayahnya Weltevreden
Judul: Weltevreden Pasar senen – a corner (artinya: dalam suasana tenang). Pada awalnya
of the Bazaar senen (sebuah pojok Pasar hari pasarnya hanya Senen (hari Senin), maka
senen) rakyat menyebutnya Pasar Senen (Rachmat
Penerbit: Kolf & Co., Weltevreden 2011:141). Saat itu, Pasar Senen menjadi pusat
barang-barang dalam negeri khususnya sayuran
Pasar Senen memiliki sejarah yang cukup (Slamet 1969:16). Lokasinya dekat Kali Lio yang
panjang, bahkan sejak abad ke-18. Saat itu, pernah digunakan untuk membawa barang
wilayah di luar Batavia masih berupa hutan dagangan dengan perahu (Slamet 1969:40).
liar yang belum dibuka, yang dijual oleh VOC Menurut judulnya, gambar memperlihatkan
kepada pedagang kaya atau tuan tanah sebagai sebuah pojok Pasar Senen, sebuah lokasi
www.facebook.com/indonesiapustaka

investasi. Selain untuk kediaman mewah dengan kumpulan pedagang keliling. Di tengah foto
taman indah, wilayah itu mereka manfaatkan tampak tong logam yang besar, tempat kerupuk
untuk perumahan, industri, pertanian, dan pasar. yang dipikul keliling. Sekarang Pasar Senen telah
Membangun pasar akan sangat menguntungkan berubah menjadi kompleks pertokoan modern.

83
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Wage timur dari alun-alun. Pasar Wage merupakan pusat


kota lama. Sebelum kediaman bupati dipindahkan
tahun: Dikirim 1929 ke kawasan Paguwon (alun-alun sekarang) pada
Lokasi: Jalan sudirman, Purwokerto 1830-an, lokasi Pasar Wage yang sekarang meru-
Judul: no. 11 Pasar-Wage Poerwokerto pakan alun-alun, dan kediaman penguasa terletak
Penerbit: toko suzuki di sebelah utaranya (Suyadi 1988:98). Kemudian
di bekas lokasi kediaman tersebut dibangun
Semakin ramai tempatnya, semakin lihai tangan kelenteng. Seperti kota-kota di Jawa pada
pencuri. Maka tak heran, di sebuah foto pasar umumnya, sebuah permukiman Tionghoa selalu
tempo dulu sering kali terlihat pos polisi atau didirikan tidak jauh dari pasar. Tampaknya, Pasar
opas polisi sedang berpatroli. Demikian juga Wage sudah ada di sekitar sana pada awal abad ke-
dengan foto Pasar Wage ini. Pak polisi berpose 19 dan kemungkinan sudah jauh sebelumnya.
dengan sepeda dinas di depan pohon, tepat Dahulu orang Jawa mengenal hari pasaran.
di belakang rel trem uap yang melintasi Pasar Pasar pindah lokasi tiap hari di dalam satu
www.facebook.com/indonesiapustaka

Wagestraat (kini Jalan Sudirman). Di belakangnya kecamatan, mengikuti hari pasaran: Pahing, Pon,
terlihat gedung pasar yang masih baru dan Wage, Kliwon, dan Legi (Gonggryp 1934:1148).
modern saat pemandangan ini diabadikan. Pasar Saat itu Pasar Wage hanya ramai pada hari Wage.
Wage sendiri memiliki sejarah yang jauh lebih Namun, pedagang Tionghoa yang menetap di
lama. sekitar pasar menyebabkan pasar juga ramai di
Pasar Wage adalah pasar tradisional di pusat hari lain selain Wage.
pecinan Purwokerto, sekitar dua kilometer ke arah

84
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Kliwon pasar semakin ramai dan mulai buka tiap hari
tanpa mengubah nama Kliwon. Sekarang pasar ini
tahun: sekitar 1910 merupakan pasar grosir terbesar di pantura timur,
Lokasi: Jalan sudirman, Kudus dikenal sebagai KTC (Kliwon Trade Center).
Judul: Pasar Kliwon te Koedoes (Pasar Nama Kudus berasal dari kata Arab Al Quds
Kliwon di Kudus) yang berarti kota suci. Kota pesisir ini pernah
Penerbit: aloewi alie akoewan, semarang disebut Yerusalem-nya Jawa karena sejarahnya
berkaitan dengan penyebaran Islam. Sejak 1894
Di Jalan Raya Pos (kini Jalan Sudirman) di Kudus, kota ini telah dihubungkan dengan kereta api.
di depan stasiun kereta api, terdapat sebuah pasar Terlihat kompleks Stasiun Wergu yang lama
yang dibuka pada hari ke-5 setiap minggu kalender dengan diponya. Stasiun baru yang kini menjadi
Jawa, maka disebut dengan Pasar Kliwon. Foto Pasar Wergu baru dibangun pada 1919. Dari
kartu pos mengarah ke timur, jalan menuju ke Kudus, kereta api berangkat ke tiga arah: ke
Rembang. Sebelah kanan tampak los pasar beratap utara menuju Mayong dan Pecangaan (Jepara),
www.facebook.com/indonesiapustaka

genteng, sebelah kiri terlihat stasiun. Lokasi dengan ke barat menuju Semarang, dan ke timur menuju
infrastruktur bagus memberikan keuntungan Rembang dan terusannya. Sejak 1980 lintasan
pada pasar kecil ini. Sejak pembangunan stasiun, kereta api ini dinonaktifkan.

85
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Pagi Itu sebabnya, sebuah pasar pagi memiliki potensi


untuk menjadi pusat grosir. Langkah berikutnya,
tahun: sekitar 1930 tersedia kebutuhan sehari-hari contohnya pakaian
Lokasi: Jalan siliwangi, Cirebon dan perlengkapan rumah tangga. Demikian halnya
Judul: Pasar Pagi - Cheribon Pasar Pagi di Cirebon yang sekarang merupakan
kompleks pertokoan yang besar dan modern,
Sebagai pasar tradisional, Pasar Pagi awalnnya lebih mirip mal daripada pasar, dengan banyaknya
terbentuk oleh kumpulan orang yang di pagi hari kios dan toko yang buka hingga malam.
berjualan dengan menggelar dagangan memakai Foto memperlihatkan saat pasar sudah diatur
alas seadanya. Pedagang lemprakan menjual dan los-los modern dibangun sebagai fasilitas
hasil bumi, misalnya sayuran. Waktu siang pasar bagi pedagang. Di atas pintu terbaca tulisan
sudah habis. Banyak pedagang menjual kepada MASOEK. Dari bayangan matahari diketahui
re-seller misalnya mlijo (penjual bahan pangan bahwa foto dibuat agak siang. Terlihat banyak
keliling) yang membeli sayuran segar di pagi hari orang yang keluar pasar membawa barang
www.facebook.com/indonesiapustaka

kemudian dijual kembali di kampung-kampung. belanjaan.

86
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar sore tinggi, maka air memancar keluar tanpa harus


dipompa. Keran air untuk umum: pedagang,
tahun: sekitar 1900 pembeli, termasuk untuk air minum bagi kuda
Lokasi: Jalan Gajah Mada, tegal penghela kendaraan. Pada zaman itu kecepatan
Judul: Passar sorè. tegal. rana kamera masih sangat rendah, sehingga
model harus berpose tanpa bergerak beberapa
Perempatan Jalan Gajah Mada dengan Jalan detik agar tidak kabur. Di sisi kanan foto ada
Suprapto di Tegal juga dikenal sebagai orang yang berjalan agak cepat, hasilnya terlihat
“Perempatan Pasar Sore”. Di sebelah barat laut seperti hantu.
perempatan tersebut terdapat Pasar Sore, dengan Sayangnya tidak terlihat barang jualan.
beberapa los panjang yang di peta Tegal 1918 Selain masakan tradisional, di sebuah pasar sore
menghadap ke timur, menuju ke Jalan Gajah biasanya dijual baju, mainan anak, alat rumah
Mada sekarang. Indikasinya, foto mengarah tangga, alat pertukangan dan pertanian, dan di
ke barat. Terlihat dari arah bayangan matahari, sebuah kota maritim seperti Tegal, pasti tersedia
www.facebook.com/indonesiapustaka

jepretan terjadi di pagi hari. Tak heran, Pasar Sore peralatan nelayan. Pada umumnya sebuah pasar
masih sepi. sore tidak berpotensi seperti pasar pagi yang
Tampak los pasar semacam pendopo, yaitu sering tumbuh besar menjadi pusat grosir. Pasar
atap dibangun di atas tiang. Di depan gedung Sore di Tegal hanya berubah menjadi barisan
tampak fasilitas keran air. Diperkirakan airnya ruko. Namanya hanya hidup terus dalam julukan
dari sumur bor dengan tekanan alaminya cukup Perempatan Pasar Sore.

87
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Pabean sehingga para pedagang meluber di luar gedung


pasar.
tahun: sekitar 1910 Pada awalnya pasar dieksploitasi oleh
Lokasi: Jalan songoyudan, surabaya pengusaha partikelir. Karena mereka kurang
Judul: Pasar Pabean, soerabaia memperhatikan kebersihan dan memeras
Penerbit: E. fuhri & Co., soerabaia pedagang, pada 1915 kompleks diambil alih
oleh pemerintah kota. Tempat jualan pedagang
Pada awal abad ke-20, Pasar Pabean adalah pasar tetap disewa per bulan. Jikalau ada lebih dari satu
terbesar di Surabaya yang dibangun pertengahan pedagang yang berminat pada lokasi tertentu,
abad ke-19. Pada awal abad ke-20 terdiri atas tempat itu dilelang. Tempat yang tidak tetap
dua baris dengan enam los yang memanjang disewa per hari (Faber 1935:178).
timur-barat kurang lebih 250 meter dari Di pasar ini ikan-ikan segar yang baru turun
Songoyudan hingga Jalan Panggung, di kawasan dari kapal nelayan dijajakan, biasanya pada
yang dulu dikenal sebagai Kampung Melayu, malam hari. Oleh karena itu Pasar Pabean tidak
www.facebook.com/indonesiapustaka

tidak jauh dari pos pabean Groote Boom. Foto pernah sepi pengunjung baik siang maupun
dibuat dari atas sebuah rumah di Songoyudan. malam. Pada 1930-an Pasar Pabean direnovasi
Kamera mengarah ke barat. Bangunan pasar secara besar-besaran menjadi seperti wajahnya
tidak mampu menampung jumlah pedagang yang bertahan hingga sekarang.

88
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar sepur sebuah pasar kebutuhan pokok warga, yaitu Pasar


Sepur. Di depan kompleks pasar yang terdiri atas
tahun: Dikirim 1905 beberapa los, di bawah bayangan daun pohon
Lokasi: Jalan Pahlawan, Madiun rindang, terdapat kios jualan es balok.
Judul: Ijshuisje nabij de spoorpassar te Sejak akhir abad ke-19, di Madiun terdapat
Madioen (kios es dekat Pasar sepur di sebuah pabrik es Olie & Co. milik seorang
Madiun) pengusaha Belanda bernama Lucas Herman
Penerbit: De Lange & Co., Madiun Olie (1847-1933). Lokasi sekarang berada di
samping BCA Jalan Sudirman. Es balok hasil
Benteng “Fort te Madioen” dibangun di tepi produksi pabrik tersebut kemudian didistribusi
Sungai Madiun tahun 1830 setelah Perang secara eceran ke beberapa depot es yang
Diponegoro, dan cukup lama merupakan batas tersebar di berbagai lokasi. Foto kartu pos ini
utara Kota Madiun. Di sebelah utara benteng memperlihatkan Depot No. 2, dengan latar
pada 1884 dibangun jalur kereta api, perlintasan, belakang kompleks Pasar Sepur.
www.facebook.com/indonesiapustaka

dan stasiun. Akibat aktivitas ekonomi baru di Menjamurnya pusat perbelanjaan lain di
daerah ini, dan karena pasar lain di Madiun Madiun yang lokasinya lebih strategis membuat
cukup jauh, di antara benteng dan sepur lahirlah Pasar Sepur kini semakin sepi.

89
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Buah yang mengambil lokasi di luar los menggunakan


payung besar berbahan bambu dan dedaunan,
tahun: sekitar 1900 bisa berbahan klaras (daun pisang kering) bisa
Lokasi: Jalan urip sumoharjo, solo juga blarak (daun kelapa kering).
Judul: Vruchtenmarkt solo (Pasar buah Tiga opas polisi berpose untuk upacara
solo) pemotretan. Dengan memakai kepi (topi resmi)
Penerbit: f.B. smits, Batavia di atas kain ikat kepala, mereka berseragam
Pencetak: Gebr. van straaten, Middelburg rapi tetapi tanpa sepatu. Mereka menggunakan
(Belanda) cabang pohon sebagai senjata. Pada umumnya,
penduduk Jawa adalah pembeli sejati yang
Di bagian utara dan barat Pasar Gede terdapat kurang mengerti tentang perdagangan. Itulah
Pasar Buah. Dengan latar belakang atap- sebabnya, di sebuah pasar selalu ada keributan.
atap khas Tionghoa di kawasan pecinan, kita Para penjual dan pembeli saling menipu dan
melihat sebuah los panjang yang modern pada ditipu secara bergantian sampai sering kali
www.facebook.com/indonesiapustaka

zamannya. Di atas pilar batu ada konstruksi kayu perselisihan tidak berakhir tanpa intervensi polisi
dengan genteng sebagai penutup atap. Pedagang (Blink 1905:29).

90
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Burung karena lokasinya yang dahulu di tengah kota


kemudian digeser ke pinggiran. Tampaknya, foto
tahun: sekitar 1920 ini dibuat saat pasar burung masih berlokasi di
Lokasi: Yogyakarta Pasar Beringharjo bagian tenggara. Sayangnya
Judul: Vogel Passer / Birds market Djocja sejarah pasar burung di Yogyakarta kurang
(Pasar Burung Yogyakarta) terdokumentasi. Ada pendapat bahwa di Ngasem,
Penerbit: arW di belakang Taman Sari, diadakan pasar burung
sejak awal abad ke-19. Tetapi karena lokasi
Sejak ratusan tahun, ada tradisi orang Jawa untuk tersebut berada di dalam benteng keraton yang
memelihara burung berkicau di dalam sangkar. dahulu tidak dapat diakses oleh umum, dan
Bersama istri, kendaraan, dan keris, seekor burung karena sama sekali tiada Pasar Burung Ngasem
adalah pelengkap properti bagi lelaki Jawa. pada peta kuno, klaim tersebut diduga tidak
Burung banyak diperdagangkan sehingga di benar. Sepertinya, pasar burung pada awalnya
banyak kota disediakan pasar burung, terkadang merupakan bagian dari Pasar Beringharjo dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

dalam pasar hewan yang menjual binatang baru pada 1960-an dipindah ke Jalan Ngasem.
peliharaan kecil misalnya kelinci dan ikan hias. Karena terlalu ramai dan sempit, pada 2010 pasar
Pasar burung mempunyai ciri khas hampir burung direlokasi ke tempat yang lebih luas di
sama di berbagai kota. Nasibnya juga sama, Jalan Bantul.

91
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Ikan berasal dari 1650, sekarang menjadi Museum


Bahari.
tahun: sekitar 1900 Perahu nelayan tidak perlu ditarik ke
Lokasi: Jalan Maritim raya, Jakarta pantai, sebagaimana di banyak lokasi di
Judul: Batavia Vischmarkt (Batavia Pasar Pulau Jawa, tetapi langsung bisa berlabuh di
Ikan) samping kompleks pasar. Jembatan angkat
Penerbit: f.B. smits, Batavia menghubungkan kompleks pasar dan daratan.
Gedung lama dengan tiang klasik yang cantik
Di sebuah pulau di muara Sungai Ciliwung, sudah dibongkar dan diganti bangunan baru.
pelabuhan Sunda Kelapa, pada 1846 dibangun Namun ada hal yang tidak berubah, lokasi yang
Pasar Ikan (Merrillees 2004:24). Foto kartu pos sering tergenang banjir ini bau ikannya begitu
dibuat dari tepi timur. Gedung di belakangnya, menyengat dan sangat mengganggu hidung kita.
dengan atap lebih tinggi dari Pasar Ikan, adalah Sekarang di sisi lainnya tidak ada aliran air lagi
westzijdse pakhuizen (gudang tepi barat) yang dan jembatan sudah hilang.
www.facebook.com/indonesiapustaka

92
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Baru di sepanjang jalan, dibangun los-los pasar dengan


pandangan modern sesuai zamannya, agar pasar
tahun: sekitar 1930 teratur dan bersih. Tersedia fasilitas sumber air
Lokasi: Jalan Oto Iskandar Dinata, Bandung bersih, dibangun lantai beton yang sedikit miring
Judul: Pasar Baroe - Bandoeng agar lebih mudah dibersihkan, dan los khusus
Penerbit: Visser & Co., Bandung penjualan daging tertutup kasa anti lalat.
Di sebelah kiri dan kanan pintu dibangun
Sama seperti di banyak kota lain, pasar utama di menara kecil dengan atap yang khas sebagai
Bandung terletak di kawasan pecinan, yang secara gerbang masuk, yang membantu meningkatkan
“alami” biasanya merupakan pusat perdagangan gedung sehingga status gedung juga tampak
di sebuah kota. Kompleks pasar yang dibangun lebih tinggi. Menurut tulisan di atas pintu, menara
pada 1884 ini diberi nama Pasar Baru untuk sebelah barat berfungsi sebagai pos polisi, di
membedakannya dengan pasar lama, yaitu Pasar depannya terdapat parkiran sepeda onthel. Pada
Ciguriang yang sudah ada di Bandung sejak 1812. menara sebelah kiri tidak ada tulisan, diduga
www.facebook.com/indonesiapustaka

Di atas pintu berbahan besi terbaca angka 1916, berfungsi sebagai kantor kepala pasar, dengan
yaitu tahun renovasi. Di belakang jajaran pertokoan pangkalan kereta kuda di depannya.

93
s e lu k - B e lu k Pa sa r

Pasar Glap mengutil, mencuri, atau menyelundup. Pintu


masuknya berada di sebelah kanan gedung,
tahun: Dikirim 1906 menghadap ke Jalan Panggung yang menuju
Lokasi: Jalan Kembang Jepun, surabaya ke utara ke Kampung Melayu dan Kampung
Judul: Pasar Glap Arab. Menariknya, jalan ini pada peta kota 1866
disebut dengan Semokkelsteeg yang berarti gang
Gedung putih dibangun pada 1891 di ujung barat selundup, karena barang-barang impor yang
Kembang Jepun, Kawasan pecinan. Berlokasi tidak dilaporkan di pos pabean Groote Boom,
di tepian Kali Mas di sebelah Jembatan Merah. diangkut lewat jalan ini secara gelap. Diketahui,
Lantai dua ditempati dua kantor asuransi, barang selundupan itu antara lain opium.
sedangkan di bawahnya terdapat Pasar Glap. Di Tidak jauh dari Pasar Glap di Kampung
dalamnya ada gang-gang sempit yang kurang Melayu, di lokasi Jalan Kalimati ujung timur
terang, di mana pedagang-pedagang kecil sekarang, dahulu terdapat sebuah pasar
berjualan macam-macam barang. barang besi yang oleh Belanda disebut dengan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Istilah pasar gelap bisa diartikan pula sebagai Dievenpassar (Pasar Maling). Pasti sebutan ini
pasar yang menjual “barang gelap”: barang- menjelaskan barang dagangan berasal dari mana.
barang ilegal. Barang gelap bisa mengacu Keduanya, Pasar Glap maupun Pasar Maling,
pada barang-barang yang diperoleh dari hasil sekarang sudah tidak ada lagi.

94
PECInan

Sejarah awal 4. Kerajaan pribumi (misalnya Solo)


Pada foto awal abad ke-20, pecinan di berbagai 5. Kota garnisun kolonial (misalnya Ambarawa,
kota semuanya mirip. Pemandangan didominasi Magelang)
barisan ruko yang khas. Cara pembangunan 6. Kota kolonial yang berkembang (misalnya
dengan deretan rumah yang disatukan terasa Bandung, Malang)
asing di Pulau Jawa, kerena berbeda dengan
kota pribumi yang tradisional dan bersuasana Jauh sebelum kedatangan orang Eropa
pedesaan. Di banyak kota, pecinan merupakan ke Jawa, orang Tiongkok telah lebih dahulu
kawasan pertama (atau kedua, setelah menyambangi pulau ini meskipun belum
permukiman VOC) yang benar-benar bersifat banyak yang menetap. Selain kunjungan militer
kota. Tionghoa pada zaman Hindu dan diaspora
Orientasi pecinan terhadap kawasan- keturunan Tionghoa dari Muslim Arab pada abad
kawasan sekitarnya mempunyai banyak ciri khas. ke-15 (Blussé 1995:541), ada juga pendatang
Letaknya selalu strategis terhadap pasar, benteng, dari Negeri Tirai Bambu yang mengikuti arus
permukiman Belanda, dan pusat kota (alun-alun). perdagangan maritim. Di daerah pesisir Jawa,
Meskipun demikian, selalu ada keunikan lokal orang Tiongkok datang jauh sebelum orang
yang berkaitan dengan situasi abad-abad yang Eropa. Namun, dalam penyebaran di pedalaman
www.facebook.com/indonesiapustaka

lalu. Pecinan di berbagai kota memiliki sejarah Jawa, mereka mengikuti arus masuknya orang-
yang berbeda, yang dapat dikategorikan dari orang Belanda.
berbagai macam lokasi lahir:
1. Pelabuhan pra-VOC (misalnya Cirebon) Tionghoa dan Belanda
2. Kota VOC (misalnya Batavia, Semarang) Kehadiran VOC di Jawa pada akhir abad ke-16
3. Daerah pembukaan lahan tanah (misalnya menjadi titik awal imigrasi dari Tiongkok dalam
Senen, Bogor) skala besar. Sejak abad ke-16, pemimpin VOC
Pe c i na n

Sebagai konsekuensinya, orang Tionghoa tidak


lagi diperbolehkan bermukim di sembarang
Pada awal abad ke- tempat sehingga didirikan kawasan pecinan
khusus untuk orang Tionghoa, di lokasi yang
18, kaum tionghoa mudah diawasi. Namun peraturan tersebut sulit
dipertahankan, dan pada akhir abad ke-18 banyak
merupakan mayoritas orang Tionghoa tinggal di luar pecinan (Diessen
1989:58). Pada 1835 ditetapkan peraturan
penduduk di wilayah wijkenstelsel (sistem daerah permukiman) yang
lebih ketat, yang mengharuskan warga Tionghoa
yang dibangun VOC tinggal di pecinan.
Sesudah memiliki pangkalan tetap di kota-
(Blussé 1995:546). kota pelabuhan, VOC mulai membuka hutan
liar di sekitarnya untuk perluasan wilayah.
akibat pembantaian Tanah dijual kepada pedagang kaya sebagai
investasi. Di sekitar Batavia, berbagai kawasan
tionghoa di Batavia luas dimiliki beberapa tuan tanah yang oleh
pemiliknya diberi nama Weltevreden (kini
pada 1740, orang Jakarta Pusat), Tanah Abang, Meester Cornelis
(Jatinegara, dan Buitenzorg (Bogor). Biasanya
Belanda mulai para tuan tanah memborongkan eksploitasi
menampakkan tanah tersebut kepada kontraktor Tionghoa,
yang banyak mendatangkan tenaga kerja dari
ketakutannya terhadap negeri asal mereka (Diessen 1989:53). Investor
merancang perumahan, industri, pertanian,
orang tionghoa. dan pasar. Hak untuk mengadakan pasar dapat
membuat investasi sangat menguntungkan untuk
pemiliknya. Sama halnya dengan di kota, tuan
tanah menyewakan tugas pemungutan pajak
membangun kota baru dan mengajak pedagang pasar kepada orang Tionghoa melalui sistem
dan perajin Tionghoa untuk menetap di kawasan pacht. Lahirlah permukiman Tionghoa dengan
tersebut. Sebagian besar bisnis VOC bergantung aneka kegiatan yang turut membantu menaikkan
pada perdagangan dengan negeri Tiongkok harga tanah dan meningkatkan investasi (Diessen
sehingga mereka membutuhkan pedagang 1989:88).
Tionghoa yang memiliki hubungan dengan Selain VOC, kerajaan pribumi menyewakan
negeri asal mereka. VOC juga memerlukan hak pemungutan pajak kepada orang Tionghoa
kuli dan perajin yang direkrut dari Tiongkok melalui sistem pacht (Blussé 1995:548), misalnya
untuk membangun kota. Selain itu, mereka hak untuk menarik pajak pasar. Dalam bahasa
juga mempercayakan kepada orang Tionghoa Jawa, jabatan itu disebut dengan tanda (Jansz
www.facebook.com/indonesiapustaka

tugas sebagai pemungut pajak dan tol melalui 1906:1033). Hingga kini di pecinan di Yogyakarta
sistem pacht. Pada awal abad ke-18, kaum dan Solo terdapat kawasan Ketandan, yaitu bekas
Tionghoa merupakan mayoritas penduduk di permukiman para tanda, yang mengingatkan kita
wilayah yang dibangun VOC (Blussé 1995:546). pada zaman tersebut.
Akibat pembantaian Tionghoa di Batavia pada Di mana pun Belanda membangun benteng
1740, orang Belanda mulai menampakkan atau markas tentara, mereka kerap diikuti pionir
ketakutannya terhadap orang Tionghoa. Tionghoa yang berjasa sebagai tenaga kerja

96
Pe c i na n

untuk membangun kompleks militer dan sebagai lokasi pecinan karena mereka mencari pusat
penjual kebutuhan. Pedagang Tionghoa menjadi keramaian perdagangan. Dalam segi arsitektur,
pedagang perantara antara pasar domestik terjadi percampuran antara ruko Tionghoa dan
dan orang Belanda. Mereka selalu bermukim arsitektur Eropa. Setelah revolusi di Tiongkok
di tempat strategis dekat pasar dan juga dekat (1911-1912), semakin jarang lagi dibangun
permukiman tentara. rumah bergaya Tionghoa dan banyak rumah
lama direnovasi dengan gaya arsitektur Eropa
Orientasi dalam kota (Graaf 1970:127). Kendati masa jaya pecinan
Orang-orang Tionghoa tidak bermukim di sudah berlalu, sampai sekarang arsitektur bergaya
mana saja. Mereka baru datang ke sebuah kota Tionghoa masih tersisa di pecinan banyak kota
sesudah kota ini cukup besar dengan populasi lama di Jawa. Berikutnya kita mengunjungi
berdaya beli cukup tinggi. Dengan perkembangan beberapa kota untuk menghirup aroma pecinan.
pedalaman Jawa sebagai daerah pertanian
dan perkebunan, banyak kota tumbuh besar
sebagai pusat daerah aktivitas agraris. Jikalau
kota ini juga berfungsi sebagai ibu kota wilayah
administratif, kedatangan aparat pemerintahan Orang-orang tionghoa
mendorong perkembangan kota. Konsumen
potensial menarik pedagang Tionghoa. Begitulah, tidak bermukim di
di banyak kota lahir sebuah pecinan, yang
biasanya berlokasi di dekat pasar dan dekat mana saja. Mereka
permukiman Belanda. Kaum Tionghoa berhasil
menguasai sebagian besar perdagangan, karena baru datang ke sebuah
kecakapan mereka dalam berdagang. Selain di
sektor perdagangan, mereka terjun di industri kota sesudah kota ini
kecil dan mempekerjakan banyak pekerja pribumi.
Bisnis tersebut membuat banyak orang Tionghoa cukup besar dengan
memiliki penghasilan besar.
Pada 1900, di Pulau Jawa kurang lebih populasi berdaya beli
280.000 orang berasal dari etnis Tionghoa
(Blussé 1995:543). Bagian terbesarnya lahir dan cukup tinggi. Dengan
besar di pulau itu. Mereka adalah peranakan,
yaitu keturunan pendatang Tionghoa dengan
perkembangan
ibu pribumi, karena hanya sedikit perempuan
Tionghoa yang merantau sehingga banyak laki-
pedalaman Jawa
laki Tionghoa mencari pasangan orang pribumi.
Keturunan campuran ini mayoritasnya setia
sebagai daerah
pada agama, bahasa, dan kebudayaan Tionghoa.
Walaupun hanya satu persen dari penduduk
pertanian dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Pulau Jawa, peran mereka tampaknya lebih perkebunan, banyak


penting ketimbang jumlah mereka.
Sesudah peraturan wijkenstelsel (sistem kota tumbuh besar
daerah permukiman) tidak lagi berlaku pada
1910-an, orang Tionghoa baru diperbolehkan sebagai pusat daerah
tinggal di luar pecinan. Meskipun demikian,
banyak perusahaan non-Tionghoa pindah ke aktivitas agraris.

97
Pe c i na n

rumah Khas tionghoa gedung sempit dan panjang ini diatasi dengan
membuat bukaan di bagian tengahnya—yang
tahun: 1920 tidak terlihat dari luar.
Lokasi: Jalan Petekoan, Jakarta Sampai dengan abad ke-19, di berbagai
Judul: Pasar senen - Weltevreden kota masih banyak rumah Tionghoa berlantai
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden, Batavia, satu dan berbahan sama seperti rumah pribumi:
Bandoeng kayu dan bambu. Lama-kelamaan model lama
tersebut berganti menjadi sebuah model baru
Awal abad ke-20, barisan ruko yang khas dengan dinding bata tebal, yang bersinggungan
mendominasi pemandangan di semua kawasan tegak lurus dengan jalan. Atap perisai dibuat
pecinan. Lebar tiap unit 3-5 meter sesuai dengan dari genting. Dinding bata yang dibagi dengan
ukur balok kayu yang tersedia di pasaran rumah tetangganya selalu lebih tinggi ketimbang
(Gunawan 1998:114). Panjangnya kurang lebih atapnya, berfungsi juga sebagai dinding api.
5-8 kali lebarnya. Bentuk ini berasal dari Tiongkok Satu deretan ruko terdiri atas belasan unit yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

kuno, yang menetapkan bahwa rumah kena pajak disambung. Orang kaya dapat membeli lebih
tergantung lebar dinding yang menghadap ke dari satu unit untuk membangun ruko yang lebih
jalan (Davison 2010:16). Masalah pencahayaan besar.

98
Pe c i na n

toko tionghoa
tahun: sekitar 1940
Lokasi: Cianjur
Judul: Chinese toko tjiandjoer (toko
tionghoa di Cianjur)

Kawasan pecinan di Cianjur


dibangun di antara pusat kota
dan dekat pasar, disepanjang
jalan raya Bogor-Bandung
yang dulu merupakan bagian
dari Jalan Raya Pos. Sekarang
jalan tersebut bernama Jalan
Mangunsarkoro.
Pada awalnya banyak ruko
dibangun sangat sederhana
dengan satu lantai saja.
Generasi imigran Tionghoa
yang pertama banyak yang
belum berencana menetap.
Uang ditabung untuk
dibawa pulang pada suatu
waktu (Davison 2010:92).
Pertengahan kedua abad
ke-19, semakin banyak orang
Tionghoa yang beruntung
memutuskan tidak pulang.
Mereka membangun rumah
yang lebih besar dan lebih
bagus, kaya hiasan khas
seperti di negeri asal mereka.
Sebagaimana terlihat dari
foto-foto dalam bab ini,
dalam proses tersebut pada
kenyataannya kota pesisir
mendahului kota pedalaman.
www.facebook.com/indonesiapustaka

99
www.facebook.com/indonesiapustaka

100
Pe c i na n
Pe c i na n

Pasar Lama
tahun: Dikirim 1906
Lokasi: Gang Cilame, tangerang
Judul: Pasar tangerang
Penerbit: f.B. smits, noordwijk - Batavia
Pencetak: Lichtdruk Gebr. van straaten,
Middelburg (Belanda)

Sekitar 1684, VOC membangun sebuah


veldschans (benteng di tengah lapangan) di
tepi Sungai Cisadane sebagai garda pertahanan
terdepan di barat Batavia. Keberadaan benteng
ini menjadi alasan mengapa penghuni pecinan
di sisi selatannya disebut dengan julukan
“Cina Benteng” (Mahandis 2014:27). Boen Tek
Bio, kelenteng tertua di pecinan Tangerang,
diduga dibangun pada tahun yang sama tatkala
pembangunan benteng. Permukiman Tionghoa
telah ada sebelum kelenteng berdiri. Sebelumnya,
VOC mulai merambah hutan di daerah itu
untuk dijadikan tanah agraris. Pekerjaan itu
dikontrakkan kepada orang Tionghoa (Diessen
1989:54). Lalu pendatang Tionghoa juga
dipekerjakan untuk membangun benteng dan
terjadi kelas pedagang sebagai penjual kebutuhan
(Diessen 1989:53). Konon, karena penduduknya
banyak keturunan dinasti Tang, yang dalam dialek
Hokian disebut Tang Lang (Douglas 1899:510),
maka kota yang bertumbuh disebut Tangerang.
Menurut sumber lain, nama Tanggerang berasal
dari kata tengger yang dalam bahasa Sunda
berarti tanda. Yang dimaksudkan dengan tanda
adalah sebuah tugu yang didirikan sebagai tanda
batas wilayah kekuasaan Banten dan VOC pada
sekitar pertengahan abad ke-17.
Seperti biasanya, sebuah pecinan dibangun
di sekitar pasar. Foto menggambarkan kawasan
Pasar Lama di Jalan Syekh Yusuf, tidak jauh dari
www.facebook.com/indonesiapustaka

kelenteng. Papan iklan di tengah pertigaan


menarik perhatian kita. Pembawa papan iklan
keliling digantikan dengan sesosok boneka yang
mirip manusia asli yang menyerukan pertunjukan
“Aladin” dari “Opera Hindia” yang diadakan
“ini malam”. Karcis kelas I, kelas II, dan kelas III
tersedia dengan harga f 1,00, 0,50, dan 0,25.

101
Pe c i na n

Pintu Kecil pohon sebelah kiri tampak Kali Besar alias Sungai
Ciliwung. Jikalau mengarah balik, kita menuju ke
tahun: sekitar 1910 bekas lokasi Pintu Kecil. Jikalau lurus, kita menuju
Lokasi: Jalan Pintu Kecil, Jakarta Pancoran dan lokasi foto berikutnya.
Judul: Pintoe Ketjil, Kalikant – Batavia Seperti biasanya di sebuah pecinan, di
(Pintu Kecil, tepi kali - Batavia) sepanjang ruas kiri-kanan jalan terdapat deretan
Penerbit: f.B. smits, Weltevreden ruko dengan berbagai ukuran yang dibangun
dalam gaya arsitektur khas Tionghoa. Zona
Sejak pendirian Kota Batavia, jumlah penduduk transisi di antara wajah ruko dan jalan umum,
bermata sipit begitu dominan sehingga kota ini yang berjarak lima kaki (1,5 meter lebih sedikit),
akhirnya menjadi lebih mirip koloni Tionghoa menurut peraturan tidak boleh dibangun penuh
ketimbang koloni Belanda (Diessen 1989:109). dengan bangunan permanen, agar jalanan
Pada awalnya banyak orang Tionghoa tinggal di cukup lebar dan pembangunan cukup harmonis.
dalam tembok kota, tetapi setelah Pemberontakan Meskipun demikian, sering kali halaman depan
Tionghoa (1740) mereka tidak lagi diperbolehkan tersebut dibangun penuh. Pada foto ini terlihat
www.facebook.com/indonesiapustaka

tinggal di sana. Kawasan yang letaknya langsung bahwa zona kaki lima lebih tinggi daripada jalan
di sebelah selatan Pintu Kecil, di luar tembok kota umum, dan selalu dijadikan bagian dari toko. Di
lama, ditetapkan sebagai tempat tinggal orang atasnya, atap teritis telah dipasang pada dinding
Tionghoa. Saat foto dibuat, gedung Pintu Kecil hadapan ruko. Semuanya tergantung dari ketat
yang dibangun pada 1638 sudah tidak ada lagi— tidaknya pengawasan di sebuah kota. Di banyak
tinggal kenangan dalam bentuk nama jalan saja. tempat, zona kaki lima ini telah menjadi korban
Foto mengarah ke selatan. Di belakang barisan pelebaran jalan.

102
Pe c i na n

toko tiga Pemandangan mengikuti arah Kali Krukut ke hulu.


Pada akhir abad ke-18, aliran air ini merupakan
tahun: 1910 batas selatan pecinan Batavia dan tepi sebelah
Lokasi: Jalan toko tiga, Jakarta kiri masih belum banyak bangunan. Ruas sebelah
Judul: Batavia Chineesche Kamp (Batavia kanan bernama Jalan Toko Tiga, sedangkan
Pecinan) ruas sebelah kiri bernama Jalan Seberang Toko
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia Tiga. Saat foto dibuat, tokonya sudah lebih dari
sekadar tiga, dan pecinan sudah diperluas ke arah
Fotografer berdiri di atas jembatan di lokasi Kali selatan (ke Glodok). Foto ini menunjukkan, lokasi
Krukut, sungai yang bermuara di Kali Ciliwung. kawasan Toko Tiga telah menjadi pusat pecinan.
Jembatan ini menghubungkan Jalan Pintu Di atas sungai dibangun sebuah kakus. Kata kakus
Kecil (ke kanan, di luar sudut kamera) dengan berasal dari kata dari bahasa Belanda kakhuis
Jalan Pancoran (ke kiri, di luar sudut kamera). yang berarti rumah tahi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

103
Pe c i na n

Gang Baru pecinan sekarang.


Foto menggambarkan Jalan Gang Baru
tahun: sekitar 1900 mengarah ke selatan. Bernama demikian karena
Lokasi: Jalan Gang Baru, semarang merupakan perluasan pecinan yang paling baru,
Judul: Chineesche kamp. semarang. di bagian barat. Di ujung jalan ini, di tepi Kali
(Pecinan. semarang.) Semarang, terdapat salah satu dari sepuluh
Penerbit: a. Bisschop, semarang, Cheribon kelenteng di pecinan Semarang yaitu Kelenteng
Siu Hok Bio yang sudah didirikan kira-kira tahun
Meskipun orang Tionghoa bermukim sudah jauh 1753. Gang Baru merupakan supermarket-nya
lebih awal di kota lumpia ini, kawasan pecinan pecinan Semarang. Sampai kini, tiap hari digelar
Semarang baru lahir pada 1743 di tepi barat pasar pagi yang menjual kebutuhan sehari-hari
Kali Semarang. Seiring dengan Pemberontakan di pinggiran jalan dan depan ruko. Tempat ini
Tionghoa di Batavia 1740, di Semarang orang terkenal sebagai asal “ibu-ibu gendong”, yaitu
Tionghoa berpartisipasi dalam pengepungan perempuan pribumi dengan keranjang pada
www.facebook.com/indonesiapustaka

kota oleh Mataram 1740-1743 (Brommer punggungnya yang menawar jasa membantu
1995:12). Kemudian VOC memindahkan mereka membawa barang belanjaan dengan imbalan
ke lokasi yang mudah diawasi, yaitu kawasan kecil (Ananda 2013:138).

104
Pe c i na n

Kawasan perdagangan bermukim di tepi barat dan membangun Benteng


Belvédère (artinya: Pemandangan Indah) pada
tahun: Dikirim 1912 1678. Jalan pada gambar merupakan bagian
Lokasi: Jalan Karet, surabaya pecinan tertua. Belanda menyebutnya dengan
Judul: Handels kwartier (Kawasan Chineesche Voorstraat (Jalan Hadapan Cina)
perdagangan) karena berhadapan dengan permukiman Belanda
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia di seberang sungai. Pada abad ke-18, pecinan
diperluas ke arah timur dan kemudian orang
Sebelum revolusi di negeri Tiongkok pada 1911, Jawa menjuluki jalan ini dengan Pecinan Kulon
pria keturunan Tionghoa sering kali memakai karena merupakan bagian barat pecinan Surabaya.
kucir rambut yang khas Dinasti Qing, seperti Karena nama lama tidak cukup menunjukkan
orang berpakaian putih di tengah foto ini. Foto ke-Indonesia-annya, sekitar 1950-an ruas jalan
mengarah ke utara. Gedung putih di ujung jalan tersebut berganti nama menjadi Jalan Karet, sesuai
adalah Pasar Glap yang berdiri di Kembang Jepun, dengan nama jalan di sekitarnya yang bertema
www.facebook.com/indonesiapustaka

di tepian Kali Mas, sebelah Jembatan Merah. Tepi hasil perkebunan. Kebetulan, di sepanjang
timur Kali Mas terletak di belakang barisan rumah jalan ini, banyak warga bekerja sebagai perajin
sebelah kiri. karet. Judul kartu pos berbunyi Handelskwartier
Pecinan Surabaya didirikan pada abad (kawasan perdagangan) yang mengacu pada
ke-17 di tepi timur Kali Mas, kira-kira saat VOC kegiatan ekonomi yang dilakukan di sini.

105
Pe c i na n

slompretan pojok jalan masih terdapat sebuah lampu gas.


Nama Slompretan berdasarkan kata Jawa
tahun: 1915 slompret yang berarti trompet atau pemain
Lokasi: Jalan slompretan, surabaya trompet. Pada zaman VOC yaitu abad ke-18,
Judul: slomprettan, soerabaja kawasan ini merupakan permukiman militer
Penerbit: n.V. v/h.H. van Ingen dengan perumahan pemain trompet, atau di mana
trompet ditiup saat diadakan apel. Meskipun pada
Di pusat pecinan Surabaya ada perempatan abad ke-19 suasana militer hilang dan kawasan
yang menautkan Jalan Kembang Jepun (kiri- ini telah menjadi perluasan pecinan, orang
kanan) dengan Jalan Slompretan (lurus-balik). pribumi tetap menyebutnya dengan Slompretan.
Foto mengarah ke utara. Kereta kuda di depan Sementara orang Belanda menamakannya
toko Djie Hong Swie melintasi Kembang Jepun Chineesche Breestraat (artinya: Jalan Tionghoa
mengarah ke Jembatan Merah. Jika ke arah kanan Lebar) dan orang Tionghoa menyebutnya Pasar
kita menuju Kapasan. Rumah putih di ujung jalan Bong karena dekat lokasi tersebut terdapat sebuah
di tengah foto tersebut berlokasi di Jalan Kalimati, bong (pemakaman Tionghoa).
www.facebook.com/indonesiapustaka

perbatasan pecinan sebelah utara. Jika lurus, kita Di sekitarnya, terdapat beberapa nama jalan di
menuju ke Pasar Pabean. Jalanan sangat ramai peta lama yang mengingatkan kita pada hidangan
dengan banyaknya pedagang barang keliling dan Tionghoa, contohnya Bamistraat (Jalan Bakmi,
kendaraan seperti sado dan gerobak dorong. kini Jalan Samudera), Kimlostraat (Jalan Kimlo,
Kabel listrik sudah tampak malang-melintang di kini Jalan Bongkaran) yang juga pernah disebut
atas jalanan. Tiang-tiang depan rumah yang mirip Tjaipostraat (Jalan Caipo), dan Blinde Varkensstraat
pancing merupakan alat penyambung listrik. Di (Jalan Babi Buntu, kini Songoyudan Gang 1).

106
Pe c i na n

Gapura Kelenteng belakangnya terdapat halaman kelenteng. Sisi


kiri dalam foto terlihat kontur atap kelenteng nan
tahun: sekitar 1900 khas. Gapura kelenteng beratap khas Tionghoa.
Lokasi: Batavia Ujung atap sebelah kiri-kanan melengkung ke
Judul: Een Chineesche tempel – Batavia atas gaya tanduk, atau bisa disebut gaya ekor
(sebuah Kelenteng - Batavia) walet, yang terinspirasi dari bentuk tenda yang
Penerbit: f. B. smits, Weltevreden pernah digunakan suku-suku nomad Tiongkok.
Dalam komunitas orang Tionghoa, mereka
Tidak tanpa alasan apabila kota ini dahulu juga yang berhasil wajib memberi kontribusi kepada
disebut dengan “Venesianya Jawa”. Khususnya di komunitasnya antara lain berupa sumbangan
kawasan pecinan sebelah selatan kota lama yang untuk membiayai kelenteng di kampung mereka.
banyak dipotong kanal sebagai bagian penting Bagi mereka, mendirikan kelenteng juga berarti
dari infrastruktur yang ramai dilintasi perahu. membangun usaha yang dapat menguntungkan
Tampak sebuah bangunan gapura di tepi kali. Di dari tip pengunjung.
www.facebook.com/indonesiapustaka

107
Pe c i na n

Kelenteng Hok an Kiong sembahyang penganut keyakinan Tridharma


(Konghucu, Tao, Buddha). Bukan tanpa alasan
tahun: sebelum 1906 kelenteng bernama Hok An Kiong yang berarti
Lokasi: Jalan Coklat, surabaya “rumah keuntungan dan kediaman”. Pastinya
Judul: Chineesche tempel – tempelstraat semakin banyak aliran dan dewa, semakin banyak
(Kuil tionghoa – Jalan Kuil) rejekinya karena banyak pengunjung.
Penerbit: J.M.Chr. nijland Kelenteng bukan hanya sebagai tempat
beribadah keagamaan, tetapi juga sebagai tempat
Kelenteng Hok An Kiong didirikan sekitar tahun berlangsungnya kehidupan sosial masyarakat
1800 (Faber 1935:68). Tuan rumah kelenteng Tionghoa. Di sini diadakan acara pesta rebutan.
tertua di kota maritim ini adalah Dewi Ma Cou Tiang di tengah foto digunakan untuk permainan
Po yang terkenal sebagai pelindung para pelaut. lomba panjat pinang. Foto mengarah ke utara,
Selain dewi tersebut ada juga puluhan dewa pandangan masuk Jalan Slompretan yang menuju
dalam kelenteng ini yang merupakan tempat ke Jalan Kembang Jepun.
www.facebook.com/indonesiapustaka

108
Pe c i na n

Kelenteng Kapasan dibangun pada 1907 di tempat strategis yaitu di


tepi jalan ramai sebagai kiat untuk memperoleh
tahun: sekitar 1925 penghasilan dari pengunjung yang beribadah.
Lokasi: Jalan Kapasan, surabaya Kelenteng Kapasan adalah tempat ibadah
Judul: Chineesche tempel Kapassan (Kuil Konghucu. Cara membedakannya dengan
tionghoa Kapasan) kelenteng Tridharma tidak dilihat dari arsitektur
Penerbit: G.C.t. Van Dorp & Co. gedung tetapi dari interior. Kelenteng Konghucu
tidak memiliki patung dewa, melainkan hanya
Nama Kapasan merupakan warisan dari pohon gambar Kongcu, papan nama, dan kaligrai ajaran.
kapas yang dahulu banyak tumbuh di ujung Atap khas dibuat dalam bentuk tumpang dua
pecinan sebelah timur ini. Sejak 1830-an, yang cukup unik, yang sama dengan gapura
Surabaya dikelilingi perbentengan kota, dan di sebelah kanan. Gaya ini memperlihatkan
daerah pecinan terletak di dalamnya. Setelah interpretasi bebas dari contoh-contoh arsitektur
perbentengan dibongkar akhir abad ke-19, tradisional Tionghoa. Gaya eklektisisme terlihat
www.facebook.com/indonesiapustaka

kota meluas ke semua arah di seberang bekas dari pemakaian berbagai elemen arsitektur
perbentengan. Kapasan merupakan terusan seperti teras depan dan kolom klasik yang dililit
timur pecinan awal 1900-an. Kelenteng Bun Bio oleh naga-naga.

109
Pe c i na n

Pasar senen (2) mendatangkan tenaga kerja dari Tiongkok.


Pada abad ke-18, di ujung tenggara wilayah
tahun: sekitar 1900 Weltevreden lahirlah sebuah permukiman orang
Lokasi: Jalan senen raya III, Jakarta Tionghoa, di sekitar Plaza Atrium sekarang.
Judul: Passer senen Wilayah ini dinamai Pasar Senen, yaitu pasar lokal
Penerbit: f.B. smits, Batavia yang pada awalnya buka hanya pada hari Senin.
Fotografer berdiri di Jalan Senen Raya
Pada zaman VOC, hutan liar di sekitar kota lama dengan ruas rel trem uap, dan foto diambil ke
Batavia dijual kepada investor. Salah satunya, arah timur laut. Di depan rumah di tengah foto,
sehamparan tanah luas di sebelah selatan Batavia jalan ke arah lurus bersimpang dua. Jika kita
yang dijual kepada seorang pionir Belanda pada meniti belokan kiri, kita memasuki Gang Kenanga,
1648. Di tanah luas yang kemudian diberi nama dinamai dari pohon kenanga yang dahulu
Weltevreden (artinya: dalam suasana tenang) tumbuh di sana. Sekarang ganti nama menjadi
didirikan perumahan, industri, pertanian, dan Jalan Senen Raya III. Gang yang belok ke kanan
www.facebook.com/indonesiapustaka

pasar. Pembukaan hutan dan pengelolaan tanah sekarang menjadi Kompleks Pertokoan Segitiga
dikerjakan oleh kontraktor Tionghoa yang banyak Atrium Senen.

110
Pe c i na n

Pasar Bogor tanahnya yang luas disewakan kepada kontraktor


Tionghoa yang mempekerjakan orang dari etnis
tahun: sekitar 1920 mereka sendiri. Begitulah pecinan Bogor lahir di
Lokasi: Jalan suryakencana, Bogor sekitar pasar. Perkembangan dipercepat dengan
Judul: Buitenzorg Chinese Quarter (Bogor pembangunan Jalan Raya Pos pada 1808 yang
Kawasan Pecinan) mengikuti rute Jalan Juanda–Jalan Suryakencana
Penerbit: ned. Ind. Publiciteitsbureau, (ke arah Ciawi) lewat lokasi foto ini.
Batavia, soerabaia Fotografer berdiri di pangkalan sado di
depan pasar dan pemandangan masuk jalan
Hutan liar di sekitar Bogor mulai dibuka oleh yang dahulu oleh Belanda disebut Handelsstraat
penguasa VOC, Baron von Imhoff pada 1745. (Jalan Perdagangan) dan sekarang bernama Jalan
Selain membangun kediaman megah (kini Istana Suryakencana. Terlihat proses modernisasi jejeran
Bogor), dia mengembangkan tanahnya yang ruko sekitar pergantian abad ke-19. Ruko generasi
luas sebagai investasi. Salah satu cara untuk baru yang punya dua lantai berbaris dengan
www.facebook.com/indonesiapustaka

memperoleh pendapatan adalah membuka pasar, model lama satu lantai. Meskipun belum banyak
karena pajak pasar sangat menguntungkan. Pada orang yang bisa baca-tulis, para pengelola ruko
1777 dibuka Pasar Bogor; diberi nama demikian sudah menggunakan papan nama dengan baik
karena berada di Kampung Bogor. Seperti biasa aksara Mandarin maupun huruf Latin. Sebelah
pada zamannya, hak pajak pasar dan banyak kanan terlihat spanduk toko Tek Ho.
kegiatan lain yang berkaitan dengan pengelolaan

111
Pe c i na n

Ketandan perempatan Ketandan (kini Jalan Kapten Mulyadi)


ke arah barat, menuju Pasar Gede.
tahun: Dikirim 1905 Sepanjang jalan tersebut diramaikan
Lokasi: Jalan Laks. r.E. Martadinata, solo aneka kegiatan. Tampak ruko berarsitektur
Judul: Kampong tjina Ketandan-solo khas Tionghoa yang tingginya berbeda-beda,
Penerbit: si Dhian Hö namun dinding depan selalu berbaris dengan
rapi sekitar lima kaki (kira-kira 1,5 meter) di
Masuknya etnis Tionghoa di kota Solo sudah belakang garis sempadan, sesuai peraturan. Pada
dimulai sejak pendirian kota ini pada abad ke-18. dinding tersebut dibangun berbagai bentuk
Mereka ditempatkan di daerah Sudiroprajan, atap—misalnya teritisan, balkon, beranda—
yang terletak tepat di sebelah utara kawasan yang menjorok ke depan. Tampak orang yang
Belanda (Benteng, Lojiwetan) atau di seberang melintasi jalanan tersebut kebanyakan pribumi,
utara Kali Pepe (anak Bengawan Solo). Ketandan sementara warga Tionghoa umumnya menjadi
adalah kawasan di pecinan yang cukup lama, pemilik rumah, usaha, atau toko. Karyawan dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

sudah ada dalam peta 1821 (Bruggen 1998:153). pelanggannya banyak yang non-Tionghoa.
Nama Ketandan berasal dari kata ke-tanda-an, Terlihat papan iklan “meubel-fabriek” (pabrik
yang berarti tempat bermukim tanda yaitu lurah mebel) dan “Roemah obat” (apotek).
pasar yang bertugas menarik pajak di pasar Banyak orang Tionghoa menjual obat
(Jansz 1906:1033). Lokasinya berada dekat Pasar Tiongkok, yaitu obat-obatan alami dari tumbuh-
Gede. Foto memperlihatkan pemandangan dari tumbuhan.

112
Pe c i na n

Pecinan Magelang Yogyakarta (kini Jalan Pemuda) di antara alun-


alun (lurus) dan Pasar Rejowinangun (balik).
tahun: Dikirim 1915 Jejeran ruko lumayan sederhana. Kebanyakan
Lokasi: Jalan Pemuda, Magelang ruko berlantai satu saja. Perbatasan jalan
Judul: Chineesche Kamp, Magelang ditandai dengan barisan pohon. Seperti sering
(Kampung tionghoa, Magelang) kali di sebuah pecinan, bagian bangunan atap
Penerbit: J.M.J. van Eijck, Magelang sementara yang membentang hingga garis
sempadan jalan (GSJ) membuat garis sempadan
Pada zaman Perang Diponegoro (1825-1830), bangunan (GSB) kurang jelas. Zona kaki lima (1,5
Magelang menjadi kota garnisun Belanda. meter lebih sedikit) ini banyak menjadi bagian
Sebagai kota yang memfasilitasi militer, pedagang toko sehingga tidak ada trotoar lagi.
dan pengrajin Tionghoa diajak untuk menetap di Fotografer membelakangi perempatan
Magelang sebagai penjual berbagai kebutuhan dengan Jalan Tidar dan Jalan Mataram
dan tenaga kerja untuk membangun permukiman dan kamera mengarah ke utara. Tampak
Belanda. Pengangkatan seorang letnan Tionghoa persimpangan rel kereta api di sebelah utara
www.facebook.com/indonesiapustaka

pada 1830, keadaan tiga areal pemakaman Stasiun Pasar. Sekarang di bekas tempat
Tionghoa pada kisaran pertengahan 1800-an, dan rel dibangun trotoar lebar dan indah yang
pembangunan Kelenteng Liong Hok Bio di alun- membuat jalan ini nyaman untuk berjalan kaki.
alun pada 1864, membuktikan bahwa komunitas Karena itu, dan karena memotong kota sejuta
mereka sudah berkembang. bunga ini dari utara ke selatan, jalan yang
Dalam foto ini tampak pecinan yang digambarkan juga disebut sebagai Malioboro-
membentang di sepanjang jalan raya Semarang- nya Magelang.

113
Pe c i na n

Pecinan ambarawa ekonomi lokal. Seperti biasa, pendirian sebuah


benteng diikuti pendirian kawasan pecinan, yang
tahun: sekitar 1910 menyediakan fasilitas untuk benteng. Pecinan
Lokasi: sekitar Jalan sudirman, ambarawa dibangun kurang lebih 500 meter di sebelah utara
Judul: Chineesche kamp, ambarawa benteng. Lokasinya dekat Pasar Projo di jalan raya
(Kampong tionghoa, ambarawa) Semarang-Yogyakarta, dengan pusatnya di sekitar
Penerbit: toko Jan Contant Kwee tjoon pertigaan Gamblok sekarang.
Hö, ambarawa Pemandangan ini memperlihatkan kegiatan
jual-beli yang ramai. Tampak beberapa ruko
Ambarawa adalah sebuah kecamatan di bergaya arsitektur tradisional Tionghoa. Pada
Kabupaten Semarang, yang dua abad lalu masih dinding terlihat papan iklan perusahaan asuransi
belum merupakan kota. Ambarawa berarti rawa jiwa NILLMIJ. Menariknya, pada sisi belakang
yang luas (amba). Nama ini merujuk kepada kartu pos, disebut penerbit yaitu Toko Jan Contant
Rawa Pening yang lokasinya dekat dengan kota Kwee Tjoon Hö. Maksudnya, si Kwee Tjoon Hö
www.facebook.com/indonesiapustaka

itu. Karena lokasinya cukup strategis, pada 1833 adalah pemilik toko yang bernama Jan Contant
Belanda mulai membangun benteng Willem I (ucap: Yan Kontan). Ditimbang dari namanya
yang akhirnya beroperasi dengan penuh pada yang merupakan permainan kata Belanda, di toko
1850. Armada pembangunnya dan tentara yang ini para pelanggan agaknya tidak bisa membeli
kemudian bermarkas di kota itu membangkitkan dengan kredit tetapi harus membayar tunai.

114
Pe c i na n

toko soekaboemi besar Wittkampf Jenever kita dapat mengetahui,


barang apa saja yang dijual di sini. Jenever adalah
tahun: sekitar 1900 sejenis minuman keras dari Belanda.
Lokasi: Jalan Otto Iskandar Dinata, Kawasan pecinan di Bandung masih relatif
Bandung muda. Orang-orang Tionghoa baru mau
Judul: Passer te Bandoeng bermukim di sebuah kota, sesudah kota cukup
Penerbit: G. Kolf & Co., Bandoeng besar dengan populasi berdaya beli cukup tinggi.
Saat Priangan dibuka untuk investasi partikelir
Toko Soekaboemi berdiri di jantung pecinan pada 1870-an, Kota Bandung tumbuh sebagai
Bandung, di pojok barat daya perempatan Jalan pusat daerah perkebunan. Pada 1864 Kota
Suniaraja (kiri-kanan) dengan Jalan Pasar Baru Bandung menjadi ibu kota Karesidenan Priangan,
(kini Jalan Otto Iskandar Dinata) yang menuju ke diiringi kedatangan aparat pemerintahan yang
selatan ke Pasar Baru, sekitar 100 meter lurus dari mendorong perkembangannya. Pecinan dibangun
lokasi foto. Saat difoto gedung ini masih baru. di sekitar Pasar Baru, yang didirikan pada 1884.
www.facebook.com/indonesiapustaka

Sekitar pergantian abad ke-19, barisan bangunan Pada tahun 1889 pecinan masih didiami kurang
sederhana berbahan bilik di jalan ini diganti ruko dari seribu jiwa dan saat pergantian abad ke-19,
berdinding batu yang berhiasan khas. Dari iklan sudah menjadi 3000-an jiwa (Voskuil 1996:28).

115
Pe c i na n

Plabuan Pelita, di sepanjang sebuah jalan yang disebut


Plabuan karena menuju ke Pelabuhan Ratu yang
tahun: Dikirim 1908 terletak 60 kilometer ke arah barat daya. Pada
Lokasi: Jalan Kapten Harun Kabir, 1905 penduduk Sukabumi sudah berjumlah
sukabumi 12.100, dengan di antaranya 570 orang Eropa
Judul: Plaboean straat - soekaboemi (Jalan dan 1.450 orang Tionghoa (Blink 1905:141).
Pelabuhan - sukabumi) Foto diambil dari arah pertigaan (ujung
Penerbit: soekaboemische utara jalan) ke arah selatan. Terusan jalan ke
snelpersdrukkerij arah bawah melewati rel kereta api, dengan
lebih banyak pohon di sepanjangnya. Saat itu
Di pecinan Sukabumi, barisan pohon yang Sukabumi terkenal dengan banyaknya pohon
dipangkas merupakan pembatasan jalan yang damar di sepanjang jalanan, yang konon
alami. Di belakangnya dibangun ruko-ruko merupakan sisa dari hutan damar yang pernah
Tionghoa berjejer. Setelah Sukabumi didirikan menutup Gunung Parang, anak Gunung Gedeh
www.facebook.com/indonesiapustaka

sebagai pusat perkebunan Belanda pada awal di mana Kota Sukabumi dibangun (Knaus
abad ke-19, sebuah pecinan lahir di sekitar Pasar 1980:8).

116
Pe c i na n

Gang Pecenongan dibangun pada pertengahan abad ke-19, terdapat


juga industri fesyen, dibuktikan dua papan iklan
tahun: sekitar 1910 yang berbunyi Gouw Kim San Kleermaker. Kata
Lokasi: Jalan Pecenongan, Jakarta Belanda kleermaker berarti penjahit.
Judul: Groet uit Batavia. Gang Patjenongan Menariknya, pada dinding tinggi tampak iklan
(salam dari Batavia. Gang Pecenongan) besar untuk minyak wangi 4711 “Parfumerien &
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden Zeepen” (parfum dan sabun) yang terkenal hingga
sekarang. Air wangi tersebut dahulu diproduksi di
Pecenongan adalah sebuah permukiman warga pabrik Mülhens di Jerman, di sebuah jalan yang
Tionghoa yang sejak dahulu terkenal karena sangat panjang, dengan nomor rumah 4711.
wisata kulinernya. Nama Pecenongan konon Bagi orang Tionghoa, nomor dimulai dengan
berasal dari kata Betawi cenong yaitu semacam 4 punya konotasi tertentu karena ucapannya 4
lampu gantung. Berdasarkan kata Mandarin (si) mirip (si) yang berarti mati. Di kalangan
(tanglung) yang berarti lampion. Cenong etnis Tionghoa di Indonesia, Eau de Cologne 4711
www.facebook.com/indonesiapustaka

dahulu banyak digunakan di kawasan itu untuk dipakai sebagai memerciki jenazah dalam peti
penerangan di malam hari, saat belum ada listrik. sebelum peti mati ditutup, lebih karena alasan
Lampu cenong menggunakan bahan bakar aroma parfum ini mampu mengatasi bau tidak
minyak. Selain warung makan di jalan yang mulai enak yang dikeluarkan jenazah.

117
www.facebook.com/indonesiapustaka

118
Pe c i na n
Pe c i na n

Pecinan Malang
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Jalan Pasar Besar, Malang
Judul: Chineesche Kamp Malang
(Kampung tionghoa Malang)
Penerbit: Chemicaliën Handel Malang.
Mevr. C. Bocage

Sejak 1767 keamanan di Malang dijaga benteng


VOC. Pada awal abad ke-19, Malang mulai
berkembang sebagai pusat perkebunan kopi.
Menurut laporan saksi mata, pada awal abad
ke-19 sudah dibangun jaringan jalan yang bagus
dan penduduknya sejahtera, yang kelak menarik
pedagang Tionghoa. Sebuah kelenteng sudah
dibangun pada 1825 (Schaik 1996:15). Seperti
biasanya, Kampung Pecinan dibangun di sekitar
pasar.
Dalam foto ini digambarkan jalan utama di
pecinan yaitu Jalan Pasar Besar yang sebelum
zaman Orde Baru disebut dengan “Pecinan” saja.
Fotografer berdiri di ujung jalan sebelah barat
dan foto mengarah ke timur. Dari kejauhan,
pepohonan menandai lokasi pasar. Di kedua sisi
jalan terdapat bangunan dengan tiang klasik
Eropa, dan ada pula yang lebih sederhana, serta
beratap yang bersinggungan tegak lurus dengan
jalan. Di sebelah kanan tampak rumah besar
berhias atap khas Tionghoa dengan di kedua sisi
berandanya tampak pintu berbentuk lengkung.
Rumah besar ini dimiliki Kwee Khay Khee, seorang
pengusaha penerbitan Tjahaja Timoer, sebuah
surat kabar yang terbit seminggu tiga kali sekitar
1914-1942. Pada 1930-an gedung ini digantikan
dengan toko serbaada Taiyo.
www.facebook.com/indonesiapustaka

119
Pe c i na n

Pecinan Madiun pasar, karena lebih tinggi daripada daratan


di sekitarnya. Hal tersebut menunjukkan
tahun: sekitar 1900 bahwa pasar sudah digelar di sana sebelum
Lokasi: Jalan agus salim, Madiun pecinan didirikan. Sekarang Pasar Besar sudah
Judul: Ingang Chineeschen Kamp te dipindahkan ke Jalan Marhadi, 300 meter timur
Madioen (Jalan masuk Kampung tionghoa dari lokasi lama.
di Madiun) Diperkirakan, pecinan mulai dibangun segera
Penerbit: De Lange & Co., Madioen setelah benteng Belanda didirikan. Benteng “Fort
te Madioen” dibangun pada 1830 di tepi Sungai
Pemandangan mengarah ke selatan alun- Bengawan Madiun, sekitar satu kilometer ke arah
alun Madiun. Terlihat ujung utara Chineesche hilir dari pusat kota. Pada peta 1864, pecinan
Kampstraat (Jalan Kampung Tionghoa) yang sudah membentang dari alun-alun hingga 500
sekarang bernama Jalan Agus Salim. Berbeda meter ke selatan, dengan bangunan di kedua sisi
dengan pecinan di kota-kota lain di Jawa dengan Chineesche Kampstraat. Kemudian jalan sejajar
www.facebook.com/indonesiapustaka

jalanan sempit, foto ini menunjukkan jalanan di sebelah timur mulai dibangun penuh. Sekitar
yang cukup lebar dengan berbagai ruko yang 100 meter ke timur terdapat Jalan Cokroaminoto,
semuanya memiliki halaman depan nan luas. yang dulu bernama Klentenglaan (Jalan
Kawasan pecinan dibangun di sekeliling lokasi Kelenteng) setelah berdirinya sebuah kelenteng
lama Pasar Besar, yang terletak sekitar 100 pada 1887. Di antara kedua jalan utama terdapat
meter ke arah lurus, di sisi kiri jalan. Tempat seruas Jalan Barito, yang menurut masyarakat
ini merupakan lokasi “alami” untuk menggelar setempat dahulu dinamakan Cina Gang Tengah.

120
Pe c i na n

Pasar Cilacap sebelah kiri terlihat barisan ruko khas Tionghoa.


Di kanan dan kiri jalan ada pohon kenari yang
tahun: Dikirim 1907 besar dan rindang.
Lokasi: Jalan sutoyo, Cilacap Meskipun letaknya di Jawa Tengah, konon
Judul: Passar tjilatjap (Pasar Cilacap) nama Cilacap diambil dari bahasa Sunda. Ci
Penerbit: Josef Müller & Co. berarti air dan lacap berarti berarti lancip atau
Pencetak: M. Glückstadt & Münden, tanah yang menjorok ke laut sehingga Cilacap
Hamburg (Jerman) nr. 29926/17 berarti tanah lancip yang menjorok ke air laut.
Dengan dibangun Benteng Pendem (artinya:
Pecinan Cilacap berlokasi di jantung kota, di terpendam) pada 1861, kota yang sejak 1856
sekitar perempatan Pasarstraat (Jalan Pasar, berstatus ibu kota kabupaten menjadi kota
kini Jalan Sutoyo) dengan Hoofdweg (kini Jalan garnisun dan pelabuhan armada. Sejak 1887
Yani). Di sana, orang-orang Tionghoa menguasai Cilacap terhubung dengan jaringan rel kereta api.
sektor pertokoan. Foto menangkap lokasi Cilacap memiliki pelabuhan terbesar di Pantai
www.facebook.com/indonesiapustaka

sekitar 100 meter sebelah barat dari perempatan Selatan Jawa yang mengalami masa jayanya pada
tersebut. Fotografer membelakangi lintasan periode 1890-1930. Semua kegiatan tersebut
kereta api dan foto mengarah ke timur. Sebelah menarik orang Tionghoa, yang seperti biasanya,
kanan jalan ada kompleks pasar, sedangkan di bermukim di sekitar lokasi pasar.

121
Pe c i na n

Pasuketan Dari belokan jalan ke kiri terlihat foto


mengarah ke timur. Pepohonan di kejauhan ada
tahun: sekitar 1925 di lokasi Cirebon Mall sekarang. Hanya tersisa
Lokasi: Jalan Pasuketan, Cirebon sedikit bangunan dalam gaya arsitektur khas
Judul: Pasoeketan Tionghoa sedangkan banyak ruko dengan tampak
Penerbit: a.G. smijter Jr., Cheribon depan bergaya lebih modern. Papan-papan
toko turut mewarnai jalan ini sebagai kawasan
Jauh sebelum kedatangan VOC, masyarakat bisnis. Salah satunya tulisan toko obat Eng Ho
Tionghoa sudah bermukim di Cirebon. Kelenteng Tong, perusahaan perdagangan Tong Gwan,
Taman sudah dibangun di kawasan pecinan pada dan menariknya, juga beberapa bisnis non-
1450 (Rusyanti 2006:74). Pecinan berlokasi di antara Tionghoa, misalnya Sayers & Sons (ruko kelima
benteng dan Pasar Kanoman, dengan pusatnya di sebelah kanan) dan percetakan J.D. de Boer (ruko
Jalan Pasuketan. Nama jalan ini berasal dari kata ketiga sebelah kiri) yang menurut tulisan pada
Jawa suket yang berarti rumput. Pasuketan berarti dinding memiliki cabang di “Cheribon, Tegal dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

lapangan rumput (Jansz 1906:994). Poerwokerto”.

122
Pe c i na n

rumah Kapiten tionghoa orang keturunan Tionghoa dari kalangan elite,


para opsir cenderung mengadaptasi gaya hidup
tahun: sekitar 1900 Barat (Ponder 1941:149). Kapiten Tionghoa di
Lokasi: Jalan sudirman, Kediri Kediri memiliki rumah yang tidak berbeda dengan
Judul: De woning van den Kapitein- banyak rumah orang Eropa saat itu, dengan
chinees van Kediri (rumah kapiten barisan tiang tebal neoklasik di depan beranda
tionghoa di Kediri) dan halaman luas yang dipagari tembok berkapur
Penerbit: De Lange & Co, Madioen putih.
Sejak 1930-an, tradisi dengan opsir-opsir
Sebagai petugas pengawas pecinan, Belanda Tionghoa tidak ditaati lagi, karena semakin jarang
mengangkat letnan, kapiten dan mayor ada yang mau memangku jabatan itu (Faber
Tionghoa. Dipilih seorang terkemuka dalam 1935:61). Sekarang rumah dalam foto ini menjadi
komunitasnya, biasanya pedagang sukses yang rumah warga biasa. Lokasinya berada di sebelah
kaya. Mereka tidak digaji, melainkan diberi hak kanan Sudirman Square (Ramayana) tetapi rumah
www.facebook.com/indonesiapustaka

untuk memungut pajak dari kegiatan ekonomi tidak lagi terlihat dari jalan umum karena tertutup
yang saat itu dimonopoli oleh Tionghoa: barisan ruko yang dibangun di pinggir jalan.
perdagangan opium, perjudian, dan pegadaian Sekitar 200 meter ke arah kanan dari posisi foto
(Nieuwenhuys 1988:165). Sebagaimana banyak terdapat perempatan dengan Jalan Dhoho yang
merupakan pusat keramaian pecinan.

123
Pe c i na n

rumah Karang anom bebas dan meriah, dengan nuansa romantis


dan eksotis. Terdapat dua menara yang cukup
tahun: sekitar 1910 unik. Posisi jendela pada menara sebelah kiri
Lokasi: Jalan Karanggetas, Cirebon menceritakan bahwa di dalamnya terdapat
Judul: Cheribon Huize Karang-anom tangga putar yang mengakses ke lantai atas.
(Cirebon rumah Karang anom) Menara sebelah kanan yang lebih kurus tetapi
Penerbit: a.G. smijter Jr., Cheribon lebih tinggi adalah menara pandang.
Sang mayor meninggal tahun 1919, dan
Vila cantik ini didirikan sekitar tahun 1910 oleh beberapa bulan kemudian menantu, si Letnan,
mayor Tionghoa di Cirebon, Tan Tjin Kie (1853- meninggal juga. Akibat masalah ekonomi pada
1919), untuk putri tunggalnya, Tan Ho Lie Nio masa resesi 1920-an, keluarga mereka tidak lagi
ketika dia menikah dengan Letnan Kwee Tjong In. bisa melunasi hutang dan rumah jatuh ke tangan
Pasangan ini dikaruniai sembilan anak. Beralamat dinas pelayanan pajak. Seiring perjalanan waktu,
di Karanggetas, salah satu jalan utama di pecinan rumah kemudian dijadikan hotel (Hotel Canton),
www.facebook.com/indonesiapustaka

Cirebon. Mengikuti tren zamannya, vila diberi markas militer, dan gedung pameran. Akhirnya
nama “Karang Anom” yang artinya “Kebun Muda”. bagunan ini dibeli oleh investor dan diruntuhkan
Vila dibangun dengan gaya modern untuk untuk dibangun pusat pembelanjaan “Yogya
zamannya. Arsitektur rasionalisme diterapkan Grand Center”.

124
PErMuKIMan
OranG asInG

Kampung etnis Orang pribumi


Selain dihuni penduduk aslinya, Pulau Jawa Di kota-kota di Jawa terdapat banyak
dihuni banyak pendatang dari luar kota hingga permukiman orang asing dari kategori pribumi.
luar negeri sejak berabad-abad lamanya. Seluruh Mereka berasal dari kota lain, daerah lain, atau
pendatang itu membentuk kelompok masyarakat pulau lain. Banyak kampung pendatang dari
yang beragam. Pada akhirnya terbentuk luar lahir pada zaman VOC (abad ke-17 dan 18).
bermacam-macam komunitas etnis, dan setiap VOC merekrut pasukan bersenjata dari mana-
komunitas dipimpin oleh seorang kepala dari mana. Ada tentara Melayu, Ambon, Bali, Bugis,
etnis itu sendiri. dan lain-lain. Di Batavia, permukiman mereka
Pada umumnya, para pendatang menjajal menjadi kampung militer yang atas pertimbangan
peruntungan di kota kedatangan dengan turut strategis dtempatkan di pedalaman di luar
menghuni kampung yang sudah dihuni oleh tembok kota, sebagai zona pertahanan tambahan.
koneksi mereka, serta bekerja di bidang-bidang Di Surabaya dan Semarang, Kampung Melayu
usaha yang dimiliki oleh koneksi mereka. Anggota didirikan dekat pelabuhan. Oleh karena itu
keluarga dan teman dari tempat asal mereka kampung tersebut lebih dikenal sebagai kampung
yang sebelumnya sudah bermukim di sana pelaut dan pedagang.
dimanfaatkan sebagai batu loncatan. Fenomena
www.facebook.com/indonesiapustaka

ini menyebabkan adanya bidang pekerjaan Orang Asia asing


tertentu berdasarkan etnis, selain pengotak- Dalam undang-undang administrasi kolonial
ngotakan perkampungan berdasarkan etnis. Hindia Belanda sejak abad ke-19, sebagian
Semua permukiman etnis memiliki sejarah dan masyarakat diklasiikasikan sebagai “Orang Timur
orientasi tersendiri berkaitan dengan keadaan Asing”. Contoh kampung etnis Timur Asing
politik dan ekonomi pada zaman pendiriannya. adalah pecinan, yang sudah dibahas dalam bab
Pe r mu k i ma n O ra ng a si ng

sebelumnya. Selain orang Tionghoa, juga terdapat Orang Eropa


imigran dari Arab, India, Jepang, dan Asia lain. Dalam persepsi orang pribumi, semua orang
Berbagai koloni Arab tersebar di berbagai kulit putih disebut “londo”. Namun selain orang
kota di Jawa sejak berabad-abad. Mulai 1870, Belanda, di Hindia Belanda juga terdapat banyak
saat Terusan Suez dibuka, banyaknya kapal pendatang “Eropa Asing”. Misalnya di Surabaya,
dari Eropa ke Timur melalui Semenanjung Arab komunitas “Eropa asing” yang paling besar adalah
menyebabkan migrasi skala lebih besar (Faber orang Jerman, diikuti orang Inggris, Austria,
1935:74). Tanpa membawa wanita, ribuan laki- Belgia, Swiss, Italia, Prancis, Denmark, dan Rusia.
laki Arab mencari hidup baru jauh dari tanah Mereka tidak tinggal berkelompok, tetapi tinggal
air mereka (Gonggryp 1934:32). Di sini, mereka di lingkungan Eropa bersama dengan orang
menikah dengan perempuan pribumi dan Belanda. Namun banyak komunitas cenderung
menetap di perkampungan Arab. merupakan komunitas terorganisir (Faber
Terdapat kelompok warga Asia yaitu orang 1935:35). Terkadang usaha mereka terkonsentrasi
Armenia yang berdekatan dengan orang Eropa di satu kawasan tertentu lalu tempat itu dinamai
dari sisi kebudayaan dan etnis. Dalam undang- dari mereka, misalnya “Lingkungan Prancis” di
undang administrasi kolonial mereka dianggap Batavia.
sebagai Orang Eropa.
www.facebook.com/indonesiapustaka

126
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Jembatan Kampung Melayu 130 prajurit saja. Si Kapten ini juga diangkat menjadi
kepala komunitas Melayu di Kampung Melayu.
tahun: sekitar 1900 Kampung Melayu merupakan bagian dari
Lokasi: Jalan Kampung Melayu Kecil, kawasan Meester Cornelis. Pada 1656, sebuah
Jakarta tanah luas letaknya sekitar 10 kilometer tenggara
Judul: Brug Kampong Melajoe. Meester dari Batavia Kota dijual oleh VOC kepada seorang
Cornelis. (Jembatan Kampung Melayu, investor untuk dibuka dan dikembangkan.
Jatinegara) Pembelinya adalah Cornelis (†1661), seorang anak
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden orang kaya keturunan Banda campuran Portugis.
Di wilayahnya, ia membuka sekolah di mana ia
Kampung Melayu di Batavia merupakan mempelajari agama Kristen dan bahasa Melayu.
permukiman tentara yang berasal dari Melayu. Sebagai seorang guru (bahasa Belanda: meester),
VOC merekrut pasukan bersenjata dari mana-mana orang itu, dan juga wilayahnya, kemudian disebut
dan beberapa dari mereka adalah tentara Melayu, sebagai Meester Cornelis. Kini wilayah telah ganti
Ambon, Bali, Bugis, dan lain-lain. Di Jawa terbentuk nama menjadi Jatinegara tetapi oleh banyak
www.facebook.com/indonesiapustaka

koloni mereka di dalam kampung etnis. Saat perang orang masih disebut dengan Mester.
di Banten (1682), terdokumentasi peran pasukan Fotografer berdiri di tepi barat Sungai
Melayu di bawah pimpinan Kapten Wan Abdul Ciliwung (kini Jalan Kampung Melayu Kecil).
Bagus (†1716), seorang pengabdi VOC kelahiran Kamera mengarah ke selatan ke arah hulu
Betawi tetapi keturunan Patani (Thailand Selatan). sungai. Di kejauhan terlihat jembatan yang
Menurut satu sumber, tentaranya terdiri atas 3.000 menghubungkan Kampung Melayu di tepi timur
prajurit, sementara menurut sumber lain terdiri atas (kiri) dengan Melayu Kecil di tepi barat (kanan).

127
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

songoyudan VOC merupakan perumahan pasukan pemain


trompet, atau tempat di mana trompet ditiup
tahun: sekitar 1910 saat diadakan apel. Alhasil, nama geograis
Lokasi: Jalan songoyudan, surabaya tersebut mengindikasi bahwa Kampung Melayu di
Judul: soerabaja, songojoedan Surabaya juga lahir sebagai permukiman tentara.
Penerbit: H. van Ingen, soerabaja Sejak abad ke-19, Belanda menyebut jalan
fotografer: Photo-atelier Kurkdjian, soerabaja di foto ini sebagai Maleische Breestraat (Jalan
Melayu Lebar) karena jalan yang cukup lebar
Songoyudan merupakan kawasan lama di tersebut memotong Kampung Melayu. Kawasan
Surabaya yang sudah muncul di peta kota 1787. Songoyudan pernah dikenal sebagai pusat
Letaknya di bagian timur Kampung Melayu, industri kulit (Faber 1931:185) tapi lama-kelamaan
di luar tembok kota lama zaman VOC. Nama jalan ini menjadi ramai dengan toko-toko dan
Songoyudan (songo-yuda-an) berdasarkan kata orang yang berjualan segala macam kebutuhan.
Jawa songo yang berarti sembilan dan yuda Salah satu sebabnya adalah melubernya para
atau ayuda yang bisa berarti pejuang. Ada teori, pedagang dari Pasar Pabean ke arah timur. Pasar
www.facebook.com/indonesiapustaka

nama Songoyudan menunjukkan jumlah dan Pabean ada di sebelah kiri fotografer, di luar
profesi pemukim awal di kawasan ini. Juga bisa sudut kamera. Foto mengarah ke utara.
berarti sembilan (songo) pimpinan kesatuan Perbatasan Kampung Melayu yang pada
tentara yang direkrut, berupa kelompok dari awalnya pasti dan jelas, lama-kelamaan menjadi
Melayu, Jawa, Ambon, Bugis, Bali, Madura, kabur dan kampung pun semakin mulai berbau
Manado, dan lain-lain. Songoyudan bersebelahan Tionghoa dan Madura. Sekarang suasana Melayu
dengan kawasan Slompretan, yang pada zaman tidak tinggal banyak.

128
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Jalan Panggung Menariknya, pada peta kota awal abad ke-


20, ditemui toponimi Belanda yang memberi
tahun: 1913 keterangan tentang kegiatan-kegiatan
Lokasi: Jalan Panggung, surabaya penduduk kawasan ini, yaitu kerajinan logam:
Judul: Panggoeng, soerabaja Koperslagerstraat (Jalan Pengrajin Kuningan,
Penerbit: n.V. v/h. H. van Ingen kini Jalan Ketapang 3), Tinstraat (Jalan Timah,
kini Jalan Pabean), Goudsteeg (Gang Emas, kini
Salah satu jalan lain yang memotong Kampung Gang 4 Panggung), Zilversteeg (Gang Perak, kini
Melayu di Surabaya adalah Jalan Panggung. Gang 3 Panggung), Kopersteeg (Gang Kuningan,
Berbeda dengan orang Jawa yang membangun kini Gang 2 Panggung), Kistenmakerstraat (Jalan
rumah mereka langsung di atas tanah, pendatang Pembuat Peti, kini salah satu gang di Jalan
Melayu membawa tradisi mereka: membangun Songoyudan).
rumah di atas sebuah panggung. Pada peta Foto mengarah ke utara. Tampak menara
Surabaya 1787 “Campong Pangoon” sudah Langgar Serang di kejauhan. Di kedua sisi jalan
www.facebook.com/indonesiapustaka

tersebut. Pada foto 1913 ini semua rumah trotoarnya lebih tinggi dari jalannya. Kondisi ini
panggung sudah hilang dan jalan dibangun berbeda dengan sekarang di mana jalan diaspal
penuh dengan deretan rumah toko. Tinggal nama berkali-kali dan menjadi lebih tinggi dari pintu
“Jalan Panggung” sebagai kenangan. rumah.

129
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Kampung Melayu 1934:798).


Lama-kelamaan banyak juga orang dari etnis
tahun: sekitar 1900 lain turut mendiami kawasan ini. Mereka banyak
Lokasi: Jalan Layur, semarang bekerja di bidang pembangunan kapal dan
Judul: Maleische Kamp. semarang. sebagai awak kapal (Jonkie 2007:38).
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden Pada akhir abad ke-19, sebelah barat (kanan)
jalan terbentuk Kampung Cirebonan (orang
Juga di Semarang, Kampung Melayu adalah Cirebon), Kampung Banjar (orang Banjar), dan
sebuah kawasan lama yang dibangun di luar Kampung Pranakan (orang Arab). Sementara
tembok kota VOC. Sejak abad ke-18 kampung ini pinggir jalan didominasi oleh pendatang dari
menjadi tempat hunian pendatang dari luar Jawa Tiongkok.
saat daerah itu masih merupakan pusat aktivitas Digambarkan jalan utama di Kampung
pelabuhan laut, yaitu sebelum pembuatan Kali Melayu dengan orientasi utara-selatan, yang kini
Baru pada 1875. Disebut Kampung Melayu karena bernama Jalan Layur. Foto mengarah ke selatan.
www.facebook.com/indonesiapustaka

awalnya sebagian besar orang yang mendiami Deretan bangunan sebelah kiri membelakangi Kali
kawasan tersebut adalah orang Melayu. Semarang. Diwakili berbagai macam arsitektur
Mereka yang dimaksudkan orang pribumi dari etnik, antara lain rumah toko gaya Tionghoa dan
Semenanjung Malaya dan kepulauan Nusantara menara masjid gaya Arab yang menjadi titik fokus
bagian barat di luar Pulau Jawa (Gonggryp foto ini.

130
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Dabasah mengucapkan abjad W dan pengucapannya


menjadi B. Dalam mulut mereka, nama
tahun: sekitar 1910 Bondowoso menjadi Bendabasah yang kemudian
Lokasi: Jalan ahmad Yani, Bondowoso disingkat menjadi Dabasah.
Judul: Groet uit Bondowoso (Dabasah) Sekarang Dabasah adalah nama kawasan
kota yang terletak sekitar satu kilometer di
Kota Bondowoso terletak di bekas daerah sebelah selatan alun-alun Bondowoso. Jalan
kekuasaan Blambangan di ujung timur Pulau di foto membentang dari alun-alun ke selatan,
Jawa. Setelah hegemoni Blambangan mundur ke arah Jember, dan memotong kawasan
pada akhir abad ke-18 jumlah penduduk Dabasah. Perkampungan orang pribumi
aslinya sangat berkurang. Untuk memberantas tersembunyi di belakang rumah gaya Eropa
kekosongan populasi pada abad ke-19 terjadi di tepi jalan. Foto dibuat pas kemarau saat
transmigrasi orang Madura sekala besar. jalanan berdebu. Terlihat seorang sedang
Itulah sebabnya, sebagian besar penduduk membasahi jalan dengan memakai gembor untuk
www.facebook.com/indonesiapustaka

di Probolinggo, Situbondo, Lumajang dan mengurangi debunya. Separuh jalan sebelah


Bondowoso berasal dari suku Madura. Hingga kanan sudah selesai disiram, terlihat dari warna
kini, di daerah tersebut bahasa Madura sangat permukaan jalan yang lebih gelap. Sebuah ember
dominan. Nama geograis Dabasah adalah diletakkan di tengah jalan.
nama bahasa Madura. Orang Madura tidak bisa

131
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Pekojan sebuah kuburan Tionghoa di antara kota lama


dan pecinan.
tahun: sekitar 1900 Jalan Pekojan merupakan jalan utama di
Lokasi: Jalan Pekojan, semarang kampung tersebut, dengan orientasi utara-
Judul: Pekodjan. semarang. selatan. Foto kartu pos ini memperlihatkan
pemandangan mengarah ke utara. Ke arah
Pekojan (pe-koja-an) adalah kampung orang lurus kita menuju kota lama, ke arah balik kita
Koja, sebutan terhadap orang Islam dari Gujarat, menyeberang Jembatan Pekojan lalu masuk
sebuah daerah di India Barat. Dalam praktiknya, pecinan.
sebutan “Koja” digunakan untuk menyebut Secara tradisional, banyak penduduk kampung
masyarakat luas orang Islam meliput orang ini mengusaha toko tekstil, jam, dan kacamata.
Arab. Pada peta kota 1795 tempat itu disebut Sekitar pergantian abad ke-20, Pekojan semakin
sebagai Moorsche Kampong atau Kampung berbau Tionghoa dan berkembang menjadi pusat
orang Moor. Kata Belanda Moor sebenarnya bahan bangunan dan peralatan rumah tangga
www.facebook.com/indonesiapustaka

berarti orang Afrika utara namun juga (Jonkie 2007:44). Pada foto ini tampak banyak
digunakan sebagai sinonim untuk orang Muslim toko Tionghoa di sepanjang jalan ini. Sebelah
pada umumnya. Kampung ini lahir pada akhir kiri terlihat papan nama Tjan Boen Hien, sebelah
abad ke-18 di luar benteng kota, di bekas lokasi kanan ada antara lain toko Sie Tan Hay.

132
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Kampung arab adalah bidang keuangan dan harta tidak bergerak


(Faber 1935:82). Mereka juga aktif di bidang
tahun: sekitar 1932 pendidikan agama.
Lokasi: Jalan Panggung, surabaya Nama jalan di Kampung Arab menceritakan
Judul: Kampong arab, soerabaja sejarah yang unik. Jalan Sasak mengingatkan kita
Penerbit: Jong soe Hien, soerabaja pada aktivitas industri rotan yang pernah ada di
sini. Di peta zaman Belanda juga ada Santristeeg
Bagian terbesar dari pendatang Arab berasal (Gang Santri) yang sekarang bernama Jalan Ampel
dari Yaman (Faber 1931:79). Langgar Serang di Maghfur. Nama jalan Moorensteeg (Gang Moor,
Kampung Arab di Surabaya memiliki menara kini Jalan Kali Udik 3A) mengacu ke orang Moor
bergaya arsitektur khas Yaman, sama persis yang pernah tinggal di sana. Nama Bokkensteeg
seperti di Kota Shibam di Yaman yang dibangun (Gang Kambing Jantan, kini Jalan Pabean
pada abad ke-16. Langgar tersebut didirikan Sayangan) dan Schapensteeg (Gang Domba, kini
oleh seorang pedagang Arab yang sebelumnya Jalan Kampung Margi) menjelaskan jenis ternak
www.facebook.com/indonesiapustaka

bertempat tinggal di Kota Serang. Oleh karena yang diperdagangkan di Kampung Arab.
itu dinamakan Langgar Serang. Langgar tersebut Sekarang, Langgar Serang sudah mengalami
berlokasi di lantai dua, di atas sebuah toko batik. renovasi secara besar-besaran. Menara lama
Dahulu, orang Arab mengambil bagian penting dibongkar dan dibangun kembali dua menara
dalam perdagangan batik di Nusantara. Mereka modern yang lebih tinggi. Hingga kini, menara
juga berjualan emas, batu permata, dan hidangan bergaya Yaman masih dilestarikan di Kampung
kuliner Arab. Salah satu spesialisasi lain mereka Arab di Pekalongan dan di Bogor.

133
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Kampung armenia lebih banyak, sehingga lokasi itu dijuluki sebagai


“Kampung Armenia”.
tahun: Dikirim 1914 Walaupun negeri Armenia terletak di Benua
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya Asia, mereka beragama Kristen dan berkulit putih.
Judul: soerabaia. Passar Besaar. (surabaya. Dalam undang-undang kolonial mereka disamakan
Pasar Besar.) dengan “Orang Eropa”. Pada umumnya, orang
Penerbit: J.M.Chs. nijland, soerabaia Armenia merasa jauh lebih berkelas daripada orang
India dan Tionghoa yang juga memiliki banyak
Pada akhir abad ke-19 banyak orang Armenia toko di jalan itu. Namun, orang Armenia lebih
datang ke Jawa, termasuk ke Surabaya, biasanya dikenal buruk sebagai kurang jujur. Oleh karena
sebagai pedagang. Pada tahun 1930, komunitas itu, masyarakat umum menganggap mereka lebih
mereka di Surabaya sudah berjumlah sekitar 400 rendah. Selain itu, laki-laki Armenia punya reputasi
jiwa (Faber 1935:35). Saat itu, Pasar Besar (kini tertentu saat itu yang menyebabkan para perem-
Jalan Pahlawan bagian selatan) merupakan pusat puan Surabaya tidak berani masuk toko mereka
www.facebook.com/indonesiapustaka

pembelanjaan kain di Surabaya. Di bidang itu, sendiri. Meskipun demikian, toko Armenia tetap
pengusaha toko dari etnis India, Tionghoa, dan ramai karena kain dari penjual Armenia berkualitas
Armenia saling bersaing. Toko Armenia di jalan itu lebih bagus daripada kain dari toko-toko lain.

134
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Kembang Jepun perdagangan, tempat itu dulu dikenal sebagai


kawasan prostitusi. Istilah “Kembang Jepun”
tahun: sekitar 1935 mengacuh pada para geisha di sana. Pada awal
Lokasi: Kembang Jepun, surabaya abad ke-19, banyak pelacur dari Jepun (Jepang)
Judul: Kembang Djepoen, sourabaya, yang bekerja di sekitar daerah sana (Broeshart
Jawa (D.E.I.) 1994:89). Pusat prostitusi ada di bagian timur
Kembang Jepun yang juga disebut Cantian, sebuah
Foto memperlihatkan ujung barat Jalan nama geograis yang bercerita tentang penampilan
Kembang Jepun. Kamera mengarah ke barat para pekerja seks yang cantik. Sekarang Cantian
ke arah Jembatan Merah. Pada zaman kolonial, berganti nama menjadi Jalan Husin. Pada 1864
jalan yang letaknya di sisi utara pecinan oleh diterapkan peraturan bahwa kegiatan prostitusi
Belanda disebut Handelstraat yang berarti tidak lagi diperbolehkan di sana (Faber 1931:243).
jalan perdagangan. Di bagian kiri-kanan Hanya tersisa nama Kembang Jepun yang sekarang
jalannya terdapat barisan kantor bank, asuransi, bahkan menjadi nama jalan yang resmi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

perdagangan, dan lain sebagainya, yang Pekerja seks dari Jepang bukan hak milik
berlanggam arsitektur bergaya Eropa. Surabaya saja. Sampai awal abad ke-20 mereka
Mengapa jalan ini lebih dikenal dengan juga dapat ditemui di Semarang (Buitenweg
nama Kembang Jepun? Selain sebagai kawasan 1975:13).

135
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng
www.facebook.com/indonesiapustaka

136
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

Lingkungan Prancis
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Jalan Majapahit, Jakarta
Judul: Weltevreden. rijswijk, fransche
buurt. (Weltevreden, rijswijk, Kawasan
Prancis)
Penerbit: J.C. Blomme, Weltevreden

Jalan Majapahit, yang dulu bernama


Rijswijkstraat (Jalan Rijswijk) karena menuju
ke benteng pertahanan Rijswijk pada zaman
VOC, dari akhir abad ke-19 hingga awal abad
ke-20 dikenal sebagai Lingkungan Prancis. Di
lokasi strategis di seberang balai pertemuan
Harmonie itu, pada tahun 1847 sebuah toko
dibangun oleh dua orang penjahit dari Prancis.
Toko mereka diberi nama Oger Frères yang
berarti: kakak-beradik Oger. Kedua saudara
memiliki reputasi baik sebagai penjahit
eksekutif dan bisnis mereka berjalan dengan
lancar.
Dana hasil bisnis mereka digunakan
sebagai investasi dengan membangun barisan
toko di sepanjang jalan. Mereka kemudian
mengundang teman-teman mereka dari Prancis,
yang kebanyakan berasal dari kalangan militer
atau penyanyi opera keliling, untuk mengelola
toko di sana (Graaf 1981:133). Beberapa toko
kemudian didirikan, antara lain toko roti
“Leroux”, toko sepatu “Brandon”, toko bahan
pangan “Laugier & Esmiol”, dan salon pangkas
rambut “Paul”. Tidak hanya semua itu, toko
minuman anggur “Platon & Carreau” serta toko
parfum “Madame Lejeune” juga cukup ternama,
walaupun didirikan di lokasi lain. Sekitar 1920-
an sifat Prancis telah berkurang karena orang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Prancis sudah pindah atau bercampur dengan


penduduk lain. Sekarang jalan telah dilebarkan
dan barisan toko di foto ini telah hilang.

137
Pe r mu k i ma n O ra ng asi ng

tugu Jam Inggris kini menjadi halaman Bank Indonesia. Foto ini
mengabadikan upacara peresmian.
tahun: Dikirim 1901 Patung jam tersebut mirip dengan menara
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya Big Ben di London, sebuah ikon Inggris. Pada
Judul: stadsklok van soerabaia (Jam Kota kaki patung jam tertulis teks: Clock presented to
di surabaya) the town of Sourabaya by the British community
Penerbit: thies & umbgrove, soerabaia on the occasion of Queen Victoria’s Diamond
Jubilee 189 (Faber 1932:54). Artinya: Jam
Orang Inggris di Surabaya tidak memiliki dipersembahkan kepada Kota Surabaya oleh
kampung sendiri tetapi merupakan komunitas komunitas Inggris dalam rangka yubileum intan
terorganisir. Pada tahun 1897, sebuah patung Ratu Victoria. Pada 1926, patung jam menjadi
jam dihadiahkan kepada rakyat Surabaya oleh korban pelebaran jalan dan dipindahkan ke
komunitas Inggris di kota ini, untuk merayakan Priokplein (kini Alun-alun Priok) sebelum
ulang tahun pemerintahan Ratu Victoria yang akhirnya dihancurkan pada zaman pendudukan
www.facebook.com/indonesiapustaka

ke-60. Jam tersebut berlokasi di Taman Kota yang Jepang.

138
PErKaMPunGan
WarGa
traDIsIOnaL

Orientasi dalam struktur kota jalanan utama pusat kota, di tepi sungai, di antara
Sebutan kampung dimaksudkan untuk suatu permukiman lain, atau di pinggiran kota.
lingkungan permukiman yang terbatas dengan Sebutan kampung banyak diidentikkan
sekelompok rumah, yang biasanya dihuni oleh dengan gang-gang sempit. Karena makin
orang berpenghasilan rendah dan merupakan bertambahnya penduduk dan sedikitnya
kesatuan dalam usaha dan etnis. Wilayah pengembangan kawasan yang mengikuti, di
kampung dikelilingi perbatasan yang jelas dan banyak kota kampung menjadi padat dan
dapat dimasuki melalui gapura kampung yang berdesak-desakan, dan ciri bangunan pun
dijaga. Dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Melayu, berubah misalnya menjadi dua lantai. Bukan
kata kampong berarti pekarangan yang dipagari berarti bahwa kampung jarang tampil indah.
atau daerah permukiman yang dipimpin oleh satu Meskipun ada laporan yang menyaksikan
kepala (Veth 2003:142 / Jansz 1905:348). daerah kumuh di banyak kota, terdokumentasi
Kampung-kampung pribumi jarang bahwa kebanyakan kampung asri dan nyaman,
terlihat mencolok di sebuah kota, karena tidak terkadang dengan rumah-rumah cantik dengan
mengambil posisi strategis seperti pecinan, gaya arsitektur yang menarik.
kawasan elite, atau bangunan penting yang
menjadi titik orientasi untuk semua orang yang Struktur sosial
www.facebook.com/indonesiapustaka

lewat. Sebaliknya, letak kampung biasanya agak Secara tradisional, sebuah kampung merupakan
tersembunyi. Perkampungan lama dibiarkan di bagian kota otonom. Diperintah oleh seorang
tempat mana pun yang kurang menarik bagi yang kepala yang dipilih oleh pemilik rumah dan
lebih bermateri atau berkuasa. Perkampungan halaman. Jalanan, gang-gang, jembatan, dan
baru dibangun di tempat manapun yang masih sebagainya dirawat dan keamanan dijaga oleh
kosong. Praktiknya, rakyat jelata tinggal di penduduk setempat, secara gotong royong. Pada
belakang barisan bangunan yang di sepanjang umumnya, kampung rapi, indah, dan aman.
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Namun, banyak orang kampung pindah lebih bersifat privasi. Bagian belakang biasanya
ke tempat lain atau malas ikut gotong royong. dijadikan dapur. Dikenal beberapa jenis rumah
Mereka menebus tugas dirinya dengan kampung tradisional, yang dibedakan dari bentuk
membayar uang. Lalu kampung menyewa atapnya. Berikut tiga model utama:
kuli-kuli untuk melakukan pekerjaan umum. 1. Rumah model kampung biasa
Seiring berjalanannya waktu, kampung dibangun 2. Rumah model limasan
penuh. Akibat urbanisasi, banyak pendatang 3. Rumah model joglo
dari luar menetap di kampung di kota dan
integrasi mereka tidak berjalan lancar. Mereka Rumah model kampung merupakan model
tidak diberi status dan “hak kampung” sebagai paling sederhana. Bagian tengah yang paling
penduduk aslinya. Pendatang tidak ikut memilih tinggi memiliki kerangka dengan empat tiang
lurah, tapi juga tidak ikut gotong royong. kayu, atau untuk rumah lebih lebar, dengan
Lama-kelamaan, kohesi sosial berkurang, delapan tiang kayu. Dua bagian sisi tambahan atap
pekerjaan umum diabaikan dan banyak kampung paling luar (depan dan belakang), ditumpu oleh
semakin semrawut. Pemerintah kota kurang deretan tiang lebih kecil di sisi luarnya. Sisi panjang
mampu berbuat apa-apa disebabkan otonomi adalah sisi depan yang menghadap ke jalan. Di
kampungnya. Akhirnya sekitar 1930, di semua atas bagian tengah dibangun atap pelana dengan
kota otonomi kampung dibubarkan (Faber dua potong atap yang agak curam, yang bertemu
1935:44) dan wilayah kampung langsung jatuh di puncak rumah. Potongan atap di bagian depan
di bawah pemerintah kota. Kemudian banyak dan belakang lebih mendatar. Jumlah potongan
diadakan program perbaikan kampung. atap totalnya empat. Untuk rumah ini, di daerah-
dearah ada nama yang beda-beda, misalnya empat
Rumah tradisional empyak, tekuk lulang, drojogan, atau srotongan.
Rumah tradisional adalah rumah yang bentuk Rumah model limasan pada dasarnya sama
dan cara pembuatannya diwariskan secara dengan model pertama. Bagian tengah memiliki
turun temurun. Sebuah rumah kampung di Jawa kerangka dengan delapan tiang kayu dan sisi
adalah rumah satu keluarga, dengan struktur panjang adalah sisi depan. Intinya atap di bagian
utama kayu atau bambu utuh. Penutup atap tengah berbentuk perisai dan terdiri atas empat
menggunakan alang-alang, rumbia, daun kelapa, potongan atap: dua buah bentuk segitiga dan
ijuk, bambu belah, sirap, seng, atau genting. dua buah bentuk trapesium. Bagian rumah yang
Dari ukuran, bentuk, struktur, bahan bangunan, di depan dan di belakang memiliki atap yang
kelengkapan, dan letak, terlihat jelas pembedaan lebih mendatar. Jumlah atap totalnya enam
antara rumah kampung masyarakat umum dan potong. Rumah limasan adalah rumah keluarga
pejabat atau aristokrat. Jawa merupakan satu- yang lebih bagus daripada rumah kampung biasa,
satunya pulau di Nusantara, di mana rumah biasa namun masih kalah mewah dengan rumah joglo.
dibangun langsung di atas tanah tanpa penutup Dari tiga jenis rumah tradisional, rumah
lantai. Gaya pembangunan tersebut dibawa model joglo dianggap yang paling sempurna dan
oleh pendatang dari India, di mana rumah juga ningrat. Puncak atap berbentuk limasan yang
dibangun demikian (Blink 1905:26). agak curam, dibangun di atas empat tiang utama
www.facebook.com/indonesiapustaka

Pada umumnya, kelompok tata ruang pada (soko guru). Pada sisi depan, belakang, kiri, dan
sebuah rumah tinggal, berurutan dari depan kanan, rumah dilebarkan dengan atap kurang
hingga belakang, terdiri dari tiga petak ruang. curam, disangga tiang-tiang tambahan. Maka
Bagian paling depan merupakan ruangan paling potongan atap totalnya berjumlah delapan.
umum, berfungsi untuk duduk-duduk dan Limasan merupakan tipe lama sekali yang
berbincang, serta menerima tamu. Bagian kedua, sudah digambarkan pada relief Candi Prambanan
yaitu bagian tengah, adalah ruang dalam yang dan Borobudur (abad ke-9 M). Pada relief candi

140
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

kuno sampai akhir zaman Majapahit (abad ke-15 Sisi lainnya, rumah tradisional sangat tidak
M), rumah bentuk joglo belum ada. Jadi bisa tahan api. Merugikan juga, batang bambu yang
dianggap joglo baru berkembang setelah era digunakan sebagai bahan pembangunan rumah
Mataram. menjadi kandang tikus yang mudah berkembang
biak, apalagi di batang bambu yang berposisi
Rumah model lain horisontal. Karena tikus suka bersarang di batang
Ketiga model rumah tersebut memiliki banyak bambu, banyak rumah berbahan bambu dibongkar
sub-model. Baik model limasan dan model joglo atau direnovasi saat kampanye pemberantasan
memiliki puncak atap berbentuk trapesium, dan hama penyakit pes tahun 1920/1930-an. Penyakit
terkadang kedua model mirip, apalagi jika rumah yang sangat mematikan tersebut menular lewat
limasan memiliki tambahan di sisi kiri dan kanan gigitan kutu tikus. Saat itu, banyak peraturan baru
dan potongan atapnya juga berjumlah delapan. dikeluarkan tentang penggunaan bahan bangunan
Untuk membedakan kedua model tersebut ada untuk rumah rakyat, agar tikus tidak lagi bisa
kaidahnya: jika bentuk puncak atap lebih lebar berlindung di lingkungan kampung (Coolhaas
daripada tinggi, disebut atap limasan, tetapi 1941:88). Akhirnya, penemuan vaksin di Institut
jika lebih tinggi dari lebar, disebut joglo. Untuk Pasteur di Bandung tahun 1934 diikuti kampanye
membedakan kedua model dengan lebih pasti, imunisasi rakyat (1935) yang menangkis bahaya
kita perlu memeriksa konstruksi penyangga. pes (Peverelli 1947:57).
Bagian trapesium dari atap joglo disangga oleh Sekarang jumlah rumah tradisional semakin
empat tiang (soko guru), sementara bagian berkurang dan penduduk Pulau Jawa cenderung
trapesium dari atap limasan disangga oleh lebih suka membangun dengan tembok saja.
delapan tiang.
Di Jawa Barat kita menemukan banyak rumah
model limasan lantai panggung. Lantai dibangun
lebih tinggi dari pemukaan tanah, agar kering
dari air hujan atau air banjir, dan binatang tidak
dapat masuk dengan gampang. Di Jawa Timur Di Jawa Barat kita
umum terdapat model rumah yang mirip rumah
model kampung, tetapi daripada sisi panjang, menemukan banyak
sisi pendek adalah sisi pintu yang menghadap
ke jalan. Ujung atap memanjang mendatar rumah model limasan
sepanjang bagian tengah bangunan. Bagian
depan dan bagian belakang memiliki atap dengan
lantai panggung. Lantai
orientasi tegak lurus pada atap bagian tengah.
Terkadang model rumah seperti ini disebut
dibangun lebih tinggi
“rumah gudang”.
dari pemukaan tanah,
Lenyapnya rumah tradisional
Di negeri yang rentan bencana gempa bumi,
agar kering dari air
www.facebook.com/indonesiapustaka

rumah pribumi berbahan ringan memiliki segi


positif dibandingkan dengan gedung mewah
hujan atau air banjir,
ala Eropa yang terbuat dari batu bata. Rumah dan binatang tidak
tradisional Jawa jika terkena gempa bumi hanya
mengalami guncangan tetapi tidak roboh, dapat masuk dengan
sementara gedung berbahan batu bata menjadi
retak bahkan ambruk. gampang.

141
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

rumah model kampung depan, dengan model atap lebih mendatar. Atap
bagian depan tersebut disangga barisan empat
tahun: Dikirim 1901. tiang kayu yang terlihat dengan jelas di dinding
Judul: Kamponghuis (rumah Kampung). depan. Pengisi dinding dibuat dari anyaman bilik
Penerbit: f.B. smits, Batavia. bambu dan atap dari jerami. Tidak ada jendela.
Cahaya dapat masuk lewat pintu dan lubang-
Sekeluarga dengan tiga generasi dipotret di lubang kecil di anyaman bambu. Digunakan pintu
depan sebuah rumah dengan model yang paling sorong yang dapat digeser. Beranda dibatasi
sederhana dari ketiga model rumah keluarga dengan barisan batang kayu setinggi kira-kira 10
yang tradisional di Pulau Jawa: rumah model sentimeter. Sebelah kiri terlihat sebuah alat yang
kampung biasa, rumah model limasan, dan rumah sampai sekarang masih banyak digunakan, yaitu
model joglo. Ciri khasnya adalah bentuk atapnya sapu lidi. Tempat kotak di sampingnya pasti berisi
di bagian tengah rumahnya, yaitu atap pelana, bahan racikan rokok, yang akan dilinting sendiri
dan konstruksi simetris terdiri dari empat tiang oleh sang kakek.
www.facebook.com/indonesiapustaka

kayu, atau untuk rumah lebih lebar seperti di foto Rumah bisa dibuat lebih mewah dengan
ini, dari delapan tiang kayu. atap genting dan dinding diplester, atau dengan
Pada bagian tengah rumah dibangun bagian memakai pengisi dinding kayu berjendela.

142
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

rumah model limasan (1) udara, lubang-lubang dinding bilik bambu sudah
cukup. Pintu terbuka dan kita bisa melihat ke
tahun: sekitar 1910 dalam ruang utama. Pada umumnya, di belakang
Lokasi: Yogyakarta ruang utama terdapat kamar tidur yang ditutup
Judul: Kamponghuis - Djocja (rumah dengan dinding, sedangkan plafon terbuka.
kampung - Yogyakarta) Tidak ada beranda di depan rumah.
Penerbit: tan Bie Je, Djocja Perbatasan halaman depan dipagari dengan
memakai batu besar dan pohon singkong. Pagar
Rumah tradisional yang sederhana ini bergaya bambu setinggi manusia menutup halaman
limasan, dengan atap berbentuk trapesium. belakang. Di samping pintu pagar terlihat garu
Biasanya rumah model tersebut mempunyai (alat meratakan jemuran gabah atau tanah)
konstruksi dasar dengan delapan tiang kayu. Lantai sedangkan di belakang pintu tampak alu dan
dibuat dari tanah, dinding dari bambu, dan atap lesung. Di depan pintu rumah, seorang anak
dari dedaunan. Tidak ada jendela. Untuk ventilasi sedang main ketapel.
www.facebook.com/indonesiapustaka

143
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

rumah model limasan (2) dari dedaunan. Di belakang pintu terbuka terlihat
pintu kedua, yaitu pintu masuk ruang kedua.
tahun: sekitar 1930 Sedikit masuk lebih ke dalam, tidak terlihat di
Lokasi: Jawa foto ini, biasanya terdapat beberapa bilik sebagai
Judul: native village on Jawa batas kamar dalam.
(Perkampungan pribumi di Jawa) Meskipun atap bagian tengah berbentuk
Penerbit: Geo stilke Publishers, Hamburg trapesium dan tidak berbentuk limas (piramida),
(Jerman) model rumah ini biasanya disebut sebagai
“limasan”. Atap menyerupai bentuk limas
Sebuah rumah sederhana yang tradisional (piramida) karena meruncing ke atas, apalagi
dibangun dari bahan bangunan alami. Kerangka jikalau dilihat dari sisi samping. Diduga kata limas
dibuat dari kayu, dinding dari bambu, dan atap disebut demikian karena memiliki lima sisi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

144
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Kerangka rumah model limasan Kerangka rumah sudah selesai. Konstruksi


utama terdiri dari 16 tiang kayu, yaitu empat
tahun: 1920 barisan dengan masing-masing empat tiang.
Judul: ‘t Bouwen van een Inlandsch huis Barisan kedua dan ketiga, yang bersama memiliki
(Pembangunan sebuah rumah pribumi) 8 tiang, menyangga atap limasan yang curam.
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia Potongan atap total berjumlah enam. Kayu jati
merupakan bahan dasar yang bagus sekali untuk
Tampak sebuah rumah model limasan sedang dipakai sebagai konstruksi utama sedangkan kayu
dibangun. Pintu masuk rumah ini berada di sisi jenis lain atau bambu sering digunakan sebagai
kiri foto. Dengan jelas terlihat bagian dengan konstruksi pengisi. Pengisi dinding dibuat dari
tiga ruangan yaitu bagian depan yang biasanya anyaman bilik bambu. Kerangka kayu biasanya
dijadikan ruang tamu, bagian dalam, dan bagian dibuat oleh tukang kayu yang profesional,
belakang yang biasanya dijadikan dapur. Ciri sementara bagian lain dibuat oleh penduduk
khas Jawa Barat, rumah dibangun di atas lantai bersama keluarganya atau secara gotong royong
www.facebook.com/indonesiapustaka

panggung. Lantai dibangun lebih tinggi dari (Blink 1905:25). Jarang digunakan paku, tetapi
permukaan tanah, agar kering dari air hujan digunakan pasak kayu. Jendela tidak memakai
atau air banjir, dan binatang tidak dapat masuk kaca, hanya kisi-kisi kayu untuk melindungi
dengan mudah. rumah dari garong (Pekelharing 1925:98).

145
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

rumah model joglo semua sisi, atap dilebarkan menjadi lebih landai,
dengan menggunakan tiang-tiang tambahan.
tahun: sekitar 1920 Potongan atap total berjumlah delapan.
Lokasi: Kabupaten Wonosobo Sebagai dinding digunakan bilik (anyaman
Judul: Kamponghuis Diëng Plateau bambu), yang membiarkan cahaya luar masuk
(rumah Kampung Dataran tinggi Dieng) lewat celah-celahnya sehingga interior tidak gelap,
Penerbit: arW meskipun jarang ada jendela. Tidak ada cerobong.
Asap dapur mencari jalur ke luar sendiri, sambil
Dari tiga jenis rumah tradisional, yaitu model membebaskan rumahnya dari nyamuk.
kampung, model limasan, dan model joglo, Jika rumah lebih mewah, beratap genting
model ketiga yang dianggap paling mewah. dengan penutup ujung dihias ornamen dari tanah
Puncak atap yang agak curam, dibangun di atas liat, dan dipakai gebyok (dinding kayu) berjendela,
empat tiang utama di pusat rumah (soko guru). kadang diukir. Nilai rumah tergantung jumlah dan
Puncak atapnya berbentuk trapesium. Pada jenis kayu yang digunakan (Blink 1905:24).
www.facebook.com/indonesiapustaka

146
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

rumah Jawa timuran atap bagian tengah. Rumah yang amat sederhana
di foto ini dibangun dengan bahan baku yang
tahun: Dikirim 1911 paling murah, yaitu bambu. Untuk penutup atap
Lokasi: Jember dipakai genting tanah liat, dan juga seng dan sirap.
Judul: salon de coifure Limoen (salon Bagian tempelan di depan rumah biasanya
pangkas rambut Limun) digunakan sebagai beranda atau ruang tamu, tapi
fotografer: K.O. Kerkhoven di foto ini menjadi ruang usaha. Tampak papan
iklan yang berbunyi dalam bahasa Belanda yang
Di bagian timur Pulau Jawa, banyak rumah tidak kacau: Haarknippeer Limoen (Salon pangkas
dibangun dengan sisi panjang di sejajar jalan, rambut Limun). Pasti diberi nama demikian
tetapi tegak lurus terhadap jalan. Sisi pendek karena diambil dari jenis pohon yang tumbuh di
adalah sisi pintu yang menghadap ke jalan. Bagian sana. Pemilik berpakaian putih yang rapi, berpose
depan (beranda) dan bagian belakang (dapur) di depan rumahnya dengan membawa tas
memiliki atap dengan orientasi tegak lurus pada perlengkapan potong rambut.
www.facebook.com/indonesiapustaka

147
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Halaman rumah tengah foto pasti digunakan untuk memetik


bunga. Pepohonan bunga merupakan harta
tahun: Dikirim 1910 yang berharga. Menurut adat, rumah kampung
Judul: Kampong te soerabaia (Kampung di selalu dimiliki penduduk. Konsep kontrakan
surabaya) belum dikenal saat itu. Sementara tanah dimiliki
Penerbit: Compañia de Manila, soerabaia. pemerintah atau tuan tanah dan penduduk hanya
memiliki hak untuk menduduki tanah. Jikalau
Kampung di kota dan desa tidak beda banyak, ia pindah, penduduk baru membayar imbalan
hanya kampung di kota tidak memiliki tanah untuk membeli hak tersebut. Imbalan untuk
pertanian luas yang ditemui di desa. Di samping sebagian kecil tergantung nilai rumah, tapi lebih
bekerja di kota, kebanyakan penduduk juga berdasarkan nilai pohon buah yang tumbuh di
bekerja sebagai petani kecil. Sering kali, di samping halamannya (Blink 1905:26).
rumah penduduk dibangun kandang untuk ternak Rumah itu bermodel rumah kampung biasa
dan ayam. Lantai di depan rumah dibiarkan kosong dengan atap pelana. Selain sebagai penutup
www.facebook.com/indonesiapustaka

dan rapi, dan disapu setiap hari (Blink 1905:22). atap, jerami juga digunakan untuk menutup
Rumah di foto dikelilingi halaman cukup dinding bagian atas. Untuk dinding bagian bawah
luas dengan banyak pohon. Tangga bambu di digunakan bilik.

148
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Kampung di tepi sungai Semua bangunan lain lebih kecil dan lebih mirip
kandang atau gudang. Sepertinya hanya ada satu
tahun: Dikirim 1907 halaman, yang bisa diduduki satu atau beberapa
Lokasi: Batavia keluarga yang bersaudara atau bersahabat,
Judul: Kampong misalnya punya pekerjaan sama.
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden Pengemudi perahu yang memandang ke
arah kamera menjadi objek utama dalam foto.
Di tepi sebatang sungai di Batavia, setengah Sementara tiga orang di tepi membelakangi
tersembunyi di balik pepohonan, terlihat kamera. Tak heran kalau posisi mereka diarahkan
sekumpulan bangunan sederhana. Dari semua oleh fotografer atas pertimbangan artistik. Seperti
bangunan, hanya satu yang berbentuk seperti biasanya, sungai dimanfaatkan untuk transportasi,
rumah tradisional model tekuk lulang (atap mandi, cuci, dan untuk membuang kotoran
pelana) dengan bagian depan (ruang tamu), manusia. Pada tepi sungai seberangnya terlihat
bagian tengah, dan bagian belakang (dapur). sebuah kakus dengan dinding bilik bambu.
www.facebook.com/indonesiapustaka

149
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l
www.facebook.com/indonesiapustaka

150
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Gang kampung
tahun: sekitar 1900
Lokasi: surabaya
Judul: Een Kampong (sebuah
Kampung).
Penerbit: fuhri & Co.

Foto ini merekam suasana sebuah


kampung di Surabaya. Dari bentuk
rumahnya dan dari ukuran pohon,
kampung ini sepertinya masih baru saat
difoto. Rumah-rumah kecil berbaris
dengan jarak yang sempit antara satu
rumah dengan yang lain. Mayoritas rumah
adalah rumah kampung biasa dengan
atap pelana. Rumah kedua dari kiri tidak
dibangun langsung di atas tanah tetapi di
atas panggung batu atau beton. Dinding
dibuat dari kayu dan pinggiran atap
beranda diberi hiasan berupa kayu berukir.
Beranda yang bersifat terbuka, tanpa
dinding, oleh penduduk ditutup dengan
tirai bambu.
Gang dilengkapi dengan lampu-lampu
penerangan yang digantung. Benda di
atas foto bagian tengah adalah sebuah
kandang burung. Tampak di latar belakang
beberapa sangkar burung serupa yang
digantung setinggi 6–7 meter dan dapat
dinaikturunkan seperti bendera.
www.facebook.com/indonesiapustaka

151
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Gardu ronda kosa kata Portugis guarda yang berarti penjaga.


Sekarang biasanya disebut pos “kamling”,
tahun: sekitar 1900 singkatan dari “keamanan lingkungan”. Gardu
Lokasi: semarang merupakan bangunan sederhana berbahan
Judul: Gardoehuisje (rumah gardu yang bambu dengan atap seng.
kecil) Tampak ada dua kendi air di gardu. Gardu di
Penerbit: a. Bisschop, semarang, Cheribon. siang hari juga biasa digunakan sebagai tempat
beristirahat oleh orang-orang yang melakukan
Di sebelah kiri dalam foto tampak sebagian perjalanan jauh dengan berjalan kaki, dan
gapura kampung berkerangka bambu. Seperti penduduk biasa menyediakan kendi berisi air
biasanya, di samping gapura terdapat gardu untuk minum orang-orang itu. Di samping gardu
ronda. Kata ronda berasal dari kosa kata Belanda tampak gubuk yang lebih kecil. Satu orang duduk
ronde yang berarti berkeliling, karena para menghadap jalan dan dua orang lagi duduk
peronda berkeliling kampung untuk menjaga membelakangi jalan. Sepertinya ada yang sedang
www.facebook.com/indonesiapustaka

keamanan. Sementara kata gardu berasal dari berjualan makanan atau minuman di situ.

152
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

Kampung Legundaran dahulu kampung ini merupakan perumahan


militer.
tahun: sekitar 1910 Kampung merupakan warisan dari zaman
Lokasi: sekitar Jalan thamrin, semarang kompeni dan sudah dibangun pada abad ke-18
Judul: Kampong, Legoendaran Oud (Brommer 1995:15). Pada awalnya, kampung ini
semarang (Kampung, Legundaran merupakan tempat tinggal para legondar, yaitu
semarang Lama) satuan militer lama. Sebutan Jawa legondar berasal
dari kata Belanda dragonder (Jansz 1906:466).
Digambarkan sebuah permukiman kelas Disebut demikian karena bendera mereka
menengah yang lama di Semarang. Sudah ada berlambang dragon (naga). Sekarang rumah dalam
penerangan jalan yang modern untuk zamannya. foto sudah diganti bangunan modern dan tidak
Di sepanjang jalan dibangun rumah-rumah bagus. tinggal bekasnya. Lokasi ada di sekitar pertigaan
Cara pemagaran halaman sampai garis sempadan Jalan Depok dengan Jalan Thamrin sekarang, di
memperlihatkan pengavelingan teratur. Tak heran, sebelah kiri kantor Pertamina.
www.facebook.com/indonesiapustaka

153
Pe rka mpu ng a n Wa rg a tra di siona l

simpang Dukuh Foto mengarah ke selatan. Jalan merupakan


terusan selatan dari Jalan Genteng Kali yang
tahun: 1910 lebih utara. Fotografer baru lewat lokasi yang
Lokasi: Jalan simpang Dukuh, surabaya kini ditempati kompleks hiburan malam Studio
Judul: soerabaia simpang Doekoeh East dan persimpangan dengan Jalan Kenari.
Penerbit: H. van Ingen, soerabaia Kali Mas berada di belakang rumah sebelah
kiri, yang punya arsitektur khas 1890-an yang
Kata Jawa dukuh berarti sekelompok rumah cantik. Pada Februari 1942 Surabaya beberapa
atau kampung kecil. Simpang Dukuh adalah kali terkena serangan bom oleh pesawat Jepang.
permukiman lama di tepi Kali Mas, dekat Salah satu sasaran adalah Hotel Simpang yang
pertigaan Simpang, sekitar dua kilometer ke arah terletak sekitar 150 meter ke arah lurus. Alih-alih
selatan dari kota lama Surabaya. Lama-kelamaan hotel tersebut, rumah cantik ini terkena bom dan
permukiman tersebut ditelan oleh kota yang menjadi hancur total. Keadaannya sekarang sudah
semakin luas dan kemudian menjadi kampung di sangat berubah. Di tanah rumah yang terkena
www.facebook.com/indonesiapustaka

dalam kota. bom, sebuah rumah baru telah dibangun kembali.

154
JaBatan
MEnJaDI
tanaH

Tradisi feodal tinggi dalam pemerintah)


Selain kompleks rumah dinas pejabat zaman 6. Kejaksan: jaksa (pegawai pemerintah dalam
kolonial, misalnya kabupaten, kawedanan, bidang hukum)
karesidenan yang dibahas dalam Bab 2, seabad 7. Kepatihan: patih ( jabatan perdana menteri
yang lalu banyak nama kompleks mengikuti pada kerajaan kuno)
jabatan tinggi lain dapat kita temui di sebuah
kota di Jawa. Sering kali pada zaman kolonial Contoh lain adalah Kepanjen yang kita
tempat itu sudah tidak lagi dihuni oleh si pejabat sudah temui di halaman 78. Kepanjen (ke-panji-
dan menjadi kampung biasa. an) adalah tempat tinggal seorang panji, yaitu
Banyak nama geograis diwariskan dari gelar kebangsawanan dalam tradisi feodal Jawa.
tradisi feodal. Pada zaman kerajaan Hindu, Selain kata jabatannya, nama orang juga dapat
kerajaan Islam, dan zaman kolonial, masyarakat digunakan sebagai penyebutan wilayahnya.
di Jawa dikuasai oleh kaum bangsawan, dengan Salah satu contohnya adalah Kampung
pemerintahan feodal. Birokrasi feodal mengenal Kertanaden di Yogyakarta. Nama geograis
hierarki pejabat dengan sejumlah besar tingkat Kertanaden (Kertanadi-an) berdasarkan nama
dan gelar. orang Kertanadi, diduga seorang tokoh sejarah
Dalam bab ini disajikan berbagai contoh: Mataram. Contoh lain adalah Mangkunegaran
www.facebook.com/indonesiapustaka

1. Temenggungan: temengggung (gelar bagi (Mangkunegara-an) di Solo, yang merupakan


kepala daerah) tempat domisili raja-raja dari dinasti
2. Keputran: putra (anak raja) Mangkunegara, suatu cabang yang berasal dari
3. Kliwonan: kliwon (pejabat di bawah demang) dinasti Mataram.
4. Ngabean: ngabehi (gelar bangsawan tingkat Berabad-abad yang lalu, kampung pernah
rendah) diberi nama itu, karena seorang pejabat
5. Kranggan: rangga (gelar untuk pegawai berdomisili di sana. Pada awalnya kampung hanya
J a ba ta n M e nja di ta na h

dihuni oleh mereka yang memiliki hubungan


darah dengan pejabat itu ataupun mengabdi
Pada umumnya, nama padanya sebagai karyawan. Masa tersebut dapat
bertahan sangat lama apabila jabatan yang
geograis seperti itu dipunyai seorang kepala diwariskan secara turun
temurun dalam satu keluarga. Kemudian tanah
banyak ditemui di yang dipunyai diberikan, diwariskan, dijual, atau
disewakan kepada orang lain dengan profesi
kota dan di desa di beragam yang turut mendiami kampung tersebut.
Lama-kelamaan kampung itu berubah bentuk.
Jawa, karena setiap Hanya tinggal nama geograis sebagai warisan
sejarahnya.
wilayah administratif Pada umumnya, nama geograis seperti
itu banyak ditemui di kota dan di desa di Jawa,
mempunyai aparat karena setiap wilayah administratif mempunyai
aparat pemerintahan. Misalnya, banyak daerah di
pemerintahan. Jawa pernah dipimpin oleh seorang temenggung,
maka tersebar banyak “Temenggungan” di
Misalnya, banyak banyak kota. Walaupun bukan jabatan dari
daerah di Jawa pernah tradisi feodal, melainkan dari sejarah kolonial,
nama geograis “Kemayoran” bisa disebut dalam
dipimpin oleh seorang rangka ini. Banyak kota memiliki sebuah daerah
Kemayoran (halaman 51).
temenggung, maka Orientasi dalam struktur kota
tersebar banyak Berabad-abad yang lalu, saat permukiman
pejabat feodal tersebut didirikan, kota di
“temenggungan” di sekitarnya banyak yang belum memiliki struktur
seperti sekarang. Boleh jadi, seiring berjalannya
banyak kota. Walaupun waktu pusat kota bergeser sehingga sekarang
tempat bekas permukiman terletak agak jauh dari
bukan jabatan dari pusat kota atau bahkan di pedesaan di luar kota.
Pada zaman kolonial, banyak nama jalan
tradisi feodal, melainkan mengikuti nama kampung atau wilayah, yang
dilewati atau dipotong oleh jalan itu. Nama
dari sejarah kolonial, jalan belum memakai kata awalan “Jalan” seperti
sekarang. Misalnya, kampung Kliwonan dilewati
nama geograis sebuah jalan yang juga disebut Kliwonan, bukan
“Jalan Kliwonan”. Itu sebabnya, kebanyakan foto
“Kemayoran” bisa
www.facebook.com/indonesiapustaka

kartu pos dalam bab ini berjudul dengan nama


kampung tetapi memperlihatkan jalanan bukan
disebut dalam rangka perkampungan.
ini.

156
J a ba ta n M e nja di ta na h

temenggungan kepada VOC dengan setia. Si tumenggung diberi


sebuah tanah cukup besar di tepi Sungai Brantas
tahun: Dikirim 1912 untuk membangun rumahnya. Tanah tersebut
Lokasi: Jalan Gatot subroto, Malang kemudian dikenal dengan nama Temenggungan.
Judul: temenggoengan. Malang Masa pemerintahannya tidak lama. Pada 1794
Penerbit: C. Bocage Kartonegoro diturunkan karena dianggap kurang
fotografer: neville Keasberry setia pada VOC. Kabupaten Malang dihapus dan
daerah Malang dijadikan bagian dari Kabupaten
Di Malang terdapat sebuah kawasan Bangil. Baru pada tahun 1819 daerah Malang
Temenggungan yang merupakan warisan zaman dijadikan kabupaten kembali (Schaik 1996:13).
VOC. Pada 1772 (menurut sumber lain 1777), Foto dibuat ke arah selatan di persimpangan
Malang menjadi kabupaten di wilayah VOC dan Jalan Juanda (ke kiri) dan Jalan Gatot Subroto
sebagai kepala diangkat seorang bupati yang (lurus). Fotografer membelakangi jembatan di
bernama Raden Kartonegoro. Sebagai kepala atas Sungai Brantas. Jikalau kita menyeberang
www.facebook.com/indonesiapustaka

daerah, ia diberi gelar bangsawan tumenggung. jembatan tersebut, kita menuju ke stasiun kereta
Bupati ini adalah seorang anggota keluarga api. Maka dari itu, jalan ini oleh Belanda disebut
dari Bupati Surabaya yang telah mengabdi dengan Spoorstraat (Jalan Sepur).

157
J a ba ta n M e nja di ta na h

Keputran permukaan jalan sebelah kiri terlihat jalur trem.


Pada periode 1888-1923, jalan ini dilintasi trem
tahun: Dikirim 1906 uap yang menghubungkan Wonokromo (arah
Lokasi: Jalan Keputran, surabaya lurus) dengan kota lama (arah balik).
Judul: soerabaja. Kepoetran. Rumah sebelah kanan mempunyai barisan
Penerbit: H. van Ingen, soerabaja empat buah tiang pilar model klasik: dua tiang
bundar didampingi dua pilar persegi empat.
Keputran adalah sebuah kampung bersejarah di Ukuran tiang pilar sebenarnya terlalu besar untuk
Surabaya. Namanya mengingatkan pada Surabaya atap sederhana yang dibangun di atasnya. Gaya
di masa masih kota keraton sampai sekitar tiga bangunan sederhana yang meniru kediaman
abad yang lalu. Keputran (ke-putra-an) merupakan orang elite yang bergaya neoklasik ini juga
bekas domisili seorang putra (Akhudiat 2008:62). disebut dengan Indische Empire. Di samping
Letaknya empat kilometer sebelah selatan dari rumah itu tampak sebuah gapura terbuat
bekas lokasi keraton di sekitar Tugu Pahlawan dari bambu seperti pintu masuk kampung.
www.facebook.com/indonesiapustaka

sekarang. Seperti biasanya, di jalan ini rumah orang


Foto mengarah ke selatan. Di belakang berada dibangun di sepanjang jalan, sementara
deretan rumah sebelah kiri ada Kali Mas. Di perkampungan kelompok berpenghasilan rendah
dibangun di belakangnya.

158
J a ba ta n M e nja di ta na h

Kliwonan demang. Seorang kliwon sering kali berasal


dari kalangan ningrat bawah. Kliwonan berarti
tahun: Dikirim 1915 tempat bermukimnya seorang pejabat kliwon.
Lokasi: Jalan Pramuka, Klaten Sayangnya tidak diketahui kapan kampung ini
Judul: Kliwonan Klaten didirikan karena kegiatan pejabat kliwon tidak
Penerbit: Liem sien som, Klaten terdokumentasi.
Pencetak: Emrik & Binger, Haarlem (Belanda) Pada foto kartu pos tampak sebuah jalan
rindang dengan pagar tembok di sepanjang
Kliwonan adalah nama kampung lama di Klaten halaman rumah. Kusir kereta roda empat yang
Tengah, di sekitar Jalan Pramuka sekarang, ditarik dua kuda sedang menunggu penumpang.
sebuah jalan sepanjang setengah kilometer yang Sepertinya kereta diarahkan supaya kelihatan
menghubungkan jalan raya Yogyakarta-Solo dengan jelas untuk difoto. Pemandangan
dengan Stasiun Klaten. Kliwonan berasal dari atas kereta terganggu oleh tiang listrik yang
dasar kata bahasa Jawa kliwon. Selain hari kelima membuktikan bahwa Kota Klaten sudah punya
www.facebook.com/indonesiapustaka

dari pekan Jawa, kliwon juga berarti pejabat listrik, berarti sudah menjadi kota modern pada
dalam birokrasi Jawa yang tingkatnya di bawah saat itu.

159
J a ba ta n M e nja di ta na h

Kranggan di belakang kediaman bupati, di sebelah selatan


alun-alun yang sekarang menjadi Pasar Johar.
tahun: sekitar 1900 Seperti biasanya, jalan yang melewati Kampung
Lokasi: Jalan Wahid Hasyim, semarang Kranggan juga disebut Kranggan. Jalan ini
Judul: Krangang semarang berorientasi barat-timur. Dari arah bayangan
matahari, diperkirakan foto dibuat di pagi hari
Penerbit kartu pos menulis nama geograis ke arah barat. Banyak orang pergi ke arah Pasar
dengan ejaan salah. Yang dimaksudkan di sini Kranggan, yang dahulu terdapat di ujung jalan
adalah Kranggan bukan Krangang. Kranggan (ke- sebelah timur dekat perbatasan kawasan pecinan.
rangga-an) dahulu merupakan tempat berdiam Kegiatan pasar juga terlihat sebelah kanan jalan
seorang rangga. Rangga (baca: ronggo) adalah di mana terdapat tempat jualan bahan bangunan.
gelar kebangsawanan untuk pegawai tinggi Tampaknya tersedia bilik dan batang bambu.
dalam birokrasi Jawa. Gelar tersebut sudah ada Meskipun sudah diberi nama Jalan Wahid
sejak zaman Singasari yang diteruskan oleh Hasyim, warga Semarang hingga kini masih
www.facebook.com/indonesiapustaka

Majapahit, sehingga di banyak tempat di Jawa menyebut jalan yang terkenal karena deretan
terdapat sebuah kampung Kranggan. toko mas dan toko kain ini dengan nama
Kampung Kranggan di Semarang ini terletak Kranggan.

160
J a ba ta n M e nja di ta na h

ngabean sebagai Pangeran Joyokusumo. Orang tersebut


berperan sebagai pemimpin tentara pada zaman
tahun: sekitar 1915 Perang Diponegoro (1825-1830).
Lokasi: Jalan ahmad Dahlan, Yogyakarta Sampai sekarang, nama Ngabean digunakan
Judul: ngabean (met toko Europa), sebagai nama kampung di Yogyakarta. Seperti
Djocjan (ngabean (dengan toko Eropa), biasanya, jalan yang memotong kampung ini
Yogyakarta) disebut juga dengan nama yang sama. Foto
Penerbit: toko Europa, Djocjakarta memperlihatkan Jalan Ngabean yang sepi.
Panorama mengarah ke timur yaitu ke arah
Ngabean adalah tempat tinggal seorang ngabehi. pepohonan di sekitar perempatan titik nol. Jikalau
Ngabehi adalah gelar kebangsawanan tingkat belok ke kanan, kita menuju ke alun-alun, ke kiri
rendah dalam tradisi feodal Jawa. Kata gelar ini kita menuju ke Malioboro. Pada awal abad ke-20,
sering dikombinasikan menjadi Mas Ngabehi atau jalan ini merupakan jalan pertokoan Eropa. Di
Raden Ngabehi. sebelah kiri tampak toko rokok “De Tabaksplant”
www.facebook.com/indonesiapustaka

Asal-usul Kampung Ngabean di Yogyakarta (tanaman tembakau) dan sebuah toko mas.
tidak terdokumentasi. Seorang tokoh terkenal Di sebelah kanan terdapat Toko Europa yang
dalam sejarah kota gudeg ini adalah Pangeran menerbitkan kartu pos ini. Kini Jalan Ngabean
Ngabei alias Pangeran Bei yang juga dikenal sudah ganti nama menjadi Jalan Ahmad Dahlan.

161
J a ba ta n M e nja di ta na h

Kejaksan baru, rumah bupati membelakangi keraton sultan,


dua kilometer lebih ke selatan.
tahun: sekitar 1920 Alun-alun baru dibangun di bekas tempat
Lokasi: Jalan siliwangi, Cirebon bermukimnya seorang jaksa. Sampai kini alun-
Judul: Viersprong Kedjaksaan (Perempatan alun itu disebut dengan Alun-Alun Kejaksan.
Kejaksan) Sayangnya tidak ada keterangan, siapa yang
Penerbit:Boekh. a.G. sluijter Jr., Cheribon, mendirikan kejaksan ini. Jaksa adalah pegawai
nr. s48053 pemerintah dalam bidang hukum, yang pada
zaman prakolonial dipangku oleh seorang
Kejaksan adalah nama geograis yang berasal bangsawan.
dari zaman ketika Cirebon masih merupakan Fotografer berdiri di sebuah jalan yang
kesultanan mandiri. Pada tahun 1813 kekuasaan dulu disebut Kejaksan dan kini bernama Jalan
Kesultanan Cirebon dihapus dan Cirebon menjadi Siliwangi. Perempatan di sudut tenggara
bagian wilayah Hindia Belanda (Westermann Alun-Alun Kejaksan ini sekarang menjadi titik
www.facebook.com/indonesiapustaka

1981:135). Dibangun sebuah alun-alun kolonial pertemuan jalan-jalan penting di Cirebon. Foto
yang mengganti alun-alun feodal di depan mengarah ke barat laut. Sebelah kiri ada tembok
Keraton Kanoman. Di alun-alun baru tersebut halaman rumah dinas bupati. Berhadapan dengan
dibangun sebuah masjid di sisi barat, rumah dinas kotak pos di tengah foto tampak sebuah papan
asisten residen di sisi timur, dan rumah dinas arah sebagai penunjuk: lurus ke Indramayu, balik
bupati di sisi selatan. Sebagai tanda hierarki yang ke Tegal, kiri ke Bandung.

162
J a ba ta n M e nja di ta na h

Kepatihan juga memiliki masjid, kandang kuda, bangsal


mangu seperti kediaman putra mahkota, dan
tahun: sekitar 1900 semuanya yang sesuai dengan status seseorang
Lokasi: Jalan sutan syahrir, solo yang menjalankan roda pemerintahan sunan.
Judul: Kapatian, soerakarta Kampung dihuni oleh mereka yang mempunyai
hubungan darah dengan patih ataupun bekerja
Kepatihan merupakan wilayah domisili para di kepatihan. Meskipun patih sudah tidak ada
patih Keraton Kasunanan secara turun-temurun. lagi setelah kompleks kepatihan dihancurkan saat
Jabatan patih adalah semacam perdana menteri Perang Kemerdekaan (1948), sebagian keturunan
di kerajaan kuno. Pada zaman kolonial, birokrasi patih masih tinggal di sana.
Kasuhunan Solo masih mengenal jabatan itu. Di foto tampak jalan masuk kompleks
Saat foto ini dibuat, jabatan patih dipangku oleh tersebut, dilihat dari Tambaksegaran (kini Jalan
Kanjeng Raden Adipati Sosrodingingrat IV. Sutan Syahrir) mengarah ke utara. Lampu
Kampung kepatihan merupakan kampung penerangan digantung pada gapura pipa besi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

tertua di antara kampung di sekitarnya. Setelah Bangunan pintu gerbang di tengah foto punya
pindah lokasi beberapa kali, kepatihan dibangun hiasan atap khas Jawa dengan atap bertanduk.
di sana pada 1769. Sang patih memiliki wilayah Di kejauhan tampak atap pendopo kepatihan
yang agak luas. Selain kantor dan rumah beliau dengan hiasan sama seperti pintu gerbang.

163
J a ba ta n M e nja di ta na h
www.facebook.com/indonesiapustaka

164
J a ba ta n M e nja di ta na h

Kertanaden
tahun: sekitar 1920
Lokasi: sekitar Jalan sosrokasuman,
Yogyakarta
Judul: native village, Kampong
Kertanaden Djocja (Desa pribumi,
Kampung Kertanaden, Yogyakarta)
Penerbit: arW

Seseorang berdiri di buk (tembok jembatan


kecil) di atas anakan Kali Code, dengan latar
belakang beberapa rumah sederhana yang
beratap genteng. Menurut judul kartu pos,
lokasi foto ada di Kertanaden, yaitu sebuah
kampung di Yogyakarta di sebelah timur Jalan
Malioboro sekitaran Jalan Sosrokasuman.
Nama Kertanaden mengingatkan kita pada
nama seseorang. Kertanaden (Kertanadi-an)
berdasarkan nama orang Kertanadi. Dalam
sejarah Mataram, ada beberapa tokoh bernama
demikian. Salah satunya adalah Raden Mas
Kertonadi alias Ki Ageng Giring (†1564). Yang
lain adalah Mas Ngabehi Kertonadi alias
Pangeran Selarong (†1669). Biasanya nama
kampung atau daerah berdasarkan nama
orang, jikalau dia dianggap mempunyai peran
penting di wilayah tersebut, atau karena dia
pemilik sebagian tanah di daerah tersebut.
www.facebook.com/indonesiapustaka

165
J a ba ta n M e nja di ta na h

Mangkunegaran pada 1787 di Solo. Kompleks dikelilingi tembok,


dengan di dalamnya berdiri sebuah pendopo,
tahun: sekitar 1900 dalem, serta beberapa bangunan lain. Letak Pura
Lokasi: Jalan ranggowarsito, solo Mangkunegaran menghadap ke selatan, karena
Judul: Ingang Mangkoenegaran–solo berlokasi di sebelah utara Keraton Hadiningrat
(Pintu masuk Mangkunegaran-solo) yang statusnya lebih tinggi dan tidak boleh
Penerbit: Gebr. Haye dibelakangi.
Pandangan foto menuju ke pendopo
Keadaan gapura ini sampai sekarang tidak yang sangat besar berukuran 52 x 62 meter,
mengalami banyak perubahan. Hanya menara yang dibangun pada 1810 (Eliot 2001:202).
lonceng dengan tali penarik, kedua lampu pada Atap berbentuk joglo dilapisi genteng kayu
bagunan kiri-kanan, dan kedua patung putih gaya besi yang disebut sirap. Sekelompok serdadu
Romawi sekarang sudah hilang. Sampai masa kini, berseragam KNIL berbaris di depan gapura. Di
Mangkunegaran adalah tempat domisili raja- bawah topi militer, mereka memakai kain kepala
www.facebook.com/indonesiapustaka

raja dari dinasti Mangkunegara, suatu cabang khas Jawa. Mereka adalah prajurit dari korps
yang berasal dari dinasti Mataram. Istana yang Mangkunegaran, yang sudah dibentuk pada 1809
merupakan semacam keraton kecil ini didirikan (Graaf 1973:51).

166
JaLan
PEnuH
CErIta

Nama jalan pada peta lama Sebagai sinonim untuk kata “jalan”, bahasa
Siapa sebenarnya pembuat nama seluruh jalan di Belanda mengenal beberapa kata alternatif yang
sebuah kota? Seabad yang lalu, hanya sebagian memberi keterangan menarik mengenai jenis
kecil jalan yang memiliki nama resmi. Banyak jalan jalannya.
tidak memiliki nama khusus, dan hanya mengikuti • Weg: Jalan utama
nama kawasan di sekitarnya. Itulah alasan • Straat: Jalan yang berbatu-batu
mengapa pada peta kota zaman kolonial belum • Laan: Jalan indah yang ditanami barisan pohon
banyak nama jalan memiliki kata “jalan”, “weg”, • Boulevard: Jalan raya bergengsi, lebar dan
atau lain sebagainya. Sebagai contoh, jalan yang panjang
memotong Kawasan Kaliasin di Surabaya tidak
bernama “Jalan Kaliasin” atau “Kaliasinweg”, tetapi Dalam bahasa Belanda, sebuah nama jalan
disebut “Kaliasin” saja. sering kali berkaitan dengan tujuan jalan yang
Pada foto-foto pemandangan kota dari dibangun. Contohnya, Stationsweg (Jalan Stasiun)
seabad yang lalu atau lebih lama, kadang-kadang adalah jalan yang menuju ke stasiun dan Passerweg
www.facebook.com/indonesiapustaka

kita bisa menemukan papan petunjuk arah jalan. (Jalan Pasar) adalah jalan yang menuju ke pasar.
Papan nama jalan masih terbilang jarang dan baru Terkadang sebuah nama jalan tidak berkaitan
muncul sekitar 1920-an setelah sistem nama jalan dengan keadaan sekelilingnya, melainkan melihat
resmi yang sudah mulai berlaku di Eropa pada sifat jalan. Sebagai contoh, Hoofdweg (Jalan Utama),
abad ke-19 juga diperkenalkan di Hindia Belanda. Postweg (Jalan Pos), Groote Straat (Jalan besar yang
Pada zaman kolonial, kata “jalan” belum dikenal. berbatu), Breestraat (Jalan lebar yang berbatu),
Banyak nama jalan menggunakan bahasa Belanda. Voorstraat (Jalan berhadapan yang berbatu).
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Nama jalan juga diberikan untuk menghormati sumber informasi satu-satunya karena kurang
seseorang yang telah meninggal atau dengan terdokumentasinya sejarah lokasi tempat atau
tema tertentu. Misalnya, di kawasan tertentu daerah dengan baik. Nama Kaliasin kembali bisa
semua jalan mengikuti nama pulau, gunung, menjadi contoh. Berabad-abad silam, di suatu
pohon, atau pahlawan. Pada abad ke-20 dibangun tempat terdapat sebuah kali dengan air asin
perluasan kota dengan banyak jalan baru yang yang kemudian menjadi asal usul nama tempat
umumnya mengikuti sistem penamaan tersebut. tersebut. Pada awal abad ke-20, kali tersebut
sudah tidak ada lagi, namun tempat tersebut
Toponimi bersejarah tetap disebut Kaliasin. Itu sebabnya nama lama
Ada kemungkinan pula nama jalan sama sekali mengandung kisah menarik mengenai keadaan
tidak menggunakan kata Belanda. Dalam hal geograis pada masa lampau.
jalan tidak memiliki nama, maka penyebutannya Setelah kemerdekaan Republik Indonesia,
mengikuti nama kampung atau kawasan yang banyak nama jalan yang penuh cerita dalam
dipotong atau dilewati. Dalam kategori ini bahasa daerah atau bahasa Belanda berganti
terdapat banyak toponimi (nama geograis) nama kerena alasan politik. Terbentuk nama jalan
dalam bahasa daerah yang pernah lahir berabad- yang terdengar lebih nasionalis, misalnya Jalan
abad yang lalu, sebagai sebutan oleh masyarakat Sudirman, Jalan Veteran, dan lain sebagainya.
sekitar untuk menyatakan tempat itu. Lazimnya, Contoh awal, Kaliasin, sekarang telah berganti
masyarakat memberi nama untuk suatu tempat nama menjadi Jalan Basuki Rahmat. Pada
terkait dengan ciri khas tempat tersebut saat itu. kenyataannya, hilangnya toponimi lama secara
Pada zaman sekarang, nama lama dapat memberi tidak langsung menghapus sebagian atau
keterangan menarik tentang keadaan atau sejarah seluruh sejarah lingkungan kita. Bab ini mencoba
tempat itu pada masa lampau, misalnya tentang: menghidupkan kembali beberapa kisah sejarah itu.
• Biologi (fauna atau lora)
• Geograi (kondisi air atau darat) Pohon peneduh
• Sejarah (peristiwa yang pernah terjadi) Dalam bab ini terangkai pemandangan jalan
• Ekonomi (pekerjaan atau industri) yang banyak memperlihatkan keindahan
• Bangunan (gedung, jembatan, gapura) jalan berhiaskan pohon teduh. Orang Belanda
• Etnis atau asal warga penduduk membawa kebiasaan mereka dari Eropa untuk
• Nama atau pangkat pemilik menanam barisan pohon di tepi jalan. Berbagai
macam fungsi pohon bisa dinikmati masyarakat
Banyak nama geograis yang bercerita banyak, seperti memperindah jalan, memagari
tentang etnis atau asal penduduk sudah dibahas kontur jalan, menyejukkan jalan, menyerap debu,
dalam Bab 6 dan Bab 7. Toponimi yang berkaitan dan meredakan angin.
dengan nama atau pangkat pemilik pada zaman Deretan pohon besar sering kita temukan
lampau sudah dibahas dalam Bab 9. Nama memagari banyak jalan utama. Jenis pohon
tempat dari kategori lain dapat kita temui di keras, tinggi, tidak tumbuh melebar, melainkan
hampir semua bab dalam buku ini dan beberapa ke atas dengan bentuk payung, sering digunakan
contoh juga disajikan dalam bab berikutnya. untuk memagari jalan tersebut, misalnya pohon
www.facebook.com/indonesiapustaka

Banyak toponimi sudah berada dalam kondisi asam, mahoni, trembesi, kenanga, cemara,
usia tua dan sering kali sulit dipastikan sejak atau angsana. Pohon-pohon tersebut dipilih
kapan suatu tempat atau daerah bermula dan karena cenderung kuat akarnya dan jarang
sejak kapan nama terpilih akhirnya digunakan. tumbang, walaupun pertumbuhannya memakan
Boleh jadi usia nama tersebut sudah beberapa waktu relatif lama. Bab ini akan menyajikan
abad sebelum dibuat peta yang cukup akurat. pemandangan jalan dengan beraneka macam
Di satu sisi, sering kali toponimi menjadi jenis pepohonan di tepiannya.

168
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan raya Magelang dari utara ke selatan dengan melewati


kawasan Eropa, alun-alun, dan kawasan pecinan.
tahun: Dikirim 1915 Sekarang jalan tersebut bernama Jalan Ahmad
Lokasi: Jalan ahmad Yani, Magelang Yani. Foto ini memperlihatkan kawasan Eropa
Judul: Hoofdweg (Jalan utama) dan foto mengarah ke selatan, tepatnya ke arah
Penerbit: J.M.J. van Eijck, Magelang alun-alun.
Di sepanjang jalan tampak barisan pohon
Sebutan Belanda Hoofdweg bisa diartikan sebagai kenari dan jalan masuk serta tembok rendah
jalan utama atau jalan raya. Maksudnya, jalan ini yang dikapur putih. Tembok tersebut merupakan
merupakan jalan terpenting di sebuah kota. Di pagar halaman orang Eropa. Terdapat papan
Magelang, Hoofdweg adalah jalan raya Semarang- bertulisan Volksapotheek Drogisterij di sebelah
Yogyakarta. Seabad yang lalu jalan tersebut kiri yang berarti apotek rakyat dan penjual obat-
mempunyai jalur kereta api dan memotong Kota obatan.
www.facebook.com/indonesiapustaka

169
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Jalan raya Pos perbaikan, dan sebagian lainnya dibangun jalan


baru dengan menggunakan banyak pekerja rodi
tahun: 1926 dan pekerja paksa. Disebut Jalan Raya Pos karena
Lokasi: Jalan asia afrika, Bandung pada setiap 8 atau 9 kilometer terdapat sebuah
Judul: Bandoeng Groote Postweg pos di mana kendaraan kuda dapat beristirahat
Penerbit: My. t.v.z. der zaken v/h J.r. de dan berganti kuda. Daendels menentukan lebar
Vries & Co., Bandoeng jalan dibuat dua roede, yaitu sama dengan 7,5
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag meter lebih sedikit. Setiap 400 roede (1,5 kilometer
(Belanda) lebih sedikit) ditanam sebuah pal sebagai tanda
jarak. Daendels adalah seorang pengagum negeri
Jalan Raya Pos atau dalam bahasa Belanda disebut Prancis di mana saat itu sudah terdapat sebuah
Groote Postweg merupakan jalan trans-Jawa jaringan jalan pos yang sangat bermanfaat
sepanjang kira-kira 1.000 kilometer yang mulai (Ravesteijn 2004:48).
dibangun berdasarkan pertimbangan militer Setelah Jalan Raya Pos selesai dibangun,
www.facebook.com/indonesiapustaka

atas perintah Gubernur Jenderal Daendels pada Daendels menentukan bahwa Kota Bandung
1808 dan sudah selesai pada 1809. Diperkirakan dipindahkan dari lokasi lama Dayeuhkolot
bahwa perjalanan dengan kereta kuda dari Anyer (bahasa Sunda: Kota Lama) ke lokasi baru 10
di ujung barat sampai Panarukan di ujung timur kilometer ke arah utara di sisi Jalan Raya Pos. Foto
memakan waktu 300 jam melalui jalan tersebut. ke arah timur ini mengambarkan bagian jalan
Sebagian jalan menggunakan jalanan yang yang kini bernama Jalan Asia Afrika, di sebelah
sudah ada sebelumnya tetapi hanya perlu sedikit utara alun-alun Bandung.

170
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan Pos gerobak dipindahkan ke tepi jalan (Ravesteijn


2004:50). Masalah yang berlanjut hingga sekarang
tahun: 1907 ini menyebabkan roda-roda pedati tradisional
Lokasi: Jalan Mayor Bismo, Kediri banyak digantikan roda ban.
Judul: Kediri Oude Poort Weg n. Minggiran Pada 1907, importir mobil Verwey & Lugard
(Gapura lama di jalan ke Minggiran) mengadakan perjalanan uji coba keandalan jalan
Penerbit: n.V. Kedirische snelpersdrukkerij, trans-Jawa, dengan konvoi mobil yang antara
Kediri lain mengunjungi Kediri (Nieuwenhuys 1981:123).
fotografer: n.V. Kurkdjian, soerabaia Di foto ini tampak salah satu mobil Spijker dari
konvoi tersebut dengan kecepatan penuh, yaitu
Selain Jalan Raya Pos yang sebagian besarnya saat itu sekitar 45 kilometer per jam, melewati
mengambil rute lewat pantai utara, pada 1854 sebuah gapura kota di Jalan Pos dari Kediri ke
juga mulai dibangun sebuah postweg ( jalan arah utara ke Minggiran. Gaya arsitektur khas
pos) melalui rute selatan lewat Yogyakarta, periode 1860-1890, dengan gerbang lingkungan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Surakarta, dan Kediri. Berbeda dengan Jalan yang memiliki hiasan lisplang horisontal
Raya Pos yang selesai dibangun dalam setahun pada “ketiak”-nya, menjadi indikasi untuk
saja, pembangunan Jalan Pos selatan tersebut menyimpulkan usianya. Gapura tersebut saat itu
membutuhkan lebih dari 20 tahun (Ravesteijn merupakan tanda perbatasan Kota Kediri sebelah
2004:50). Pada zamannya, banyak jalan dilarang utara dan berdiri di Jalan Mayor Bismo, persis di
masuk untuk pedati yang memiliki roda berlapis depan Kampus Politeknik sekarang. Kini gapura
besi karena merusak permukaan jalan. Maka tersebut telah menjadi korban pelebaran jalan.

171
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Jalan Besar
tahun: sekitar 1920
Lokasi: Jalan Juanda, Bogor
Judul: Buitenzorg Djalan Besar
Penerbit: ned. Ind. Publiciteitsbureau,
Batavia, soerabaia

Panorama di Jalan Juanda di Bogor ini mengarah


ke barat. Bangunan di sebelah kiri adalah Balai
Penelitian Pertanian, sedangkan bangunan di
sebelah kanan adalah Museum Zoologi. Hotel
Bellevue (kini menjadi Bogor Trade Mall) menjadi
titik fokus kamera.
www.facebook.com/indonesiapustaka

Jalan ini merupakan bagian dari Jalan Raya


Pos, tetapi oleh warga setempat disebut sebagai
Jalan Besar. Pada kedua sisinya, jalan ditanami
barisan pohon kenari. Sebagian dari pohon
tersebut masih berdiri di sana hingga sekarang,
sebagian lain sudah hilang atau diganti pohon
kecil.

172
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan Banceuy pos, yang merupakan tempat peristirahatan


dan ganti kuda (Ravesteijn 2004:50). Layanan
tahun: sekitar 1920 transportasi tersebut melalui sistem pacht
Lokasi: Jalan Banceuy, Bandung disewakan kepada pengusaha Tionghoa yang
Judul: Groet uit Bandoeng, Bantjenweg mempekerjakan karyawan pribumi (Wormser
(salam dari Bandung, Jalan Banceuy) 1941:72).
Penerbit: tio tek Hong Rumah cantik dengan menara dibangun
sekitar tahun 1820 sebagai rumah tinggal seorang
Tampak persimpangan di ujung utara Jalan arsitek dan pelukis asal Belanda Selatan (kini
Banceuy, yaitu jalan ke kiri di belakang orang Belgia) bernama Antoine Auguste Joseph Payen
bertopi caping dalam foto. Sejarah kawasan kota (1792-1853), salah satu guru melukis Raden Saleh.
ini berkaitan dengan sejarah Jalan Raya Pos (kini Saat foto ini dibuat, bangunan telah berganti
Jalan Asia Afrika) yang terletak di ujung selatan fungsi menjadi rumah lelang yang dimiliki Carl
Jalan Banceuy, sekitar 500 meter dari lokasi Kreutz Jensen (1872-1921), seorang perwira KNIL
www.facebook.com/indonesiapustaka

foto. Dalam bahasa Sunda, kata banceuy berarti asal Denmark yang pada 1905 menjadi pelelang
perkampungan tempat istal serta pengurus kuda di Bandung. Sekarang di bekas tempat rumah
kereta zaman dulu (Budi 1996:34). Setelah Jalan tersebut dibangun Monumen Laskar Wanita
Raya Pos dibangun pada 1808, di setiap 8 atau 9 Indonesia.
kilometer disediakan pos perhentian untuk kereta

173
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Jalan Pasar sebelah barat dari alun-alun Jember terdapat


sebuah pertigaan dekat Jembatan Jompo.
tahun: sekitar 1900 Di pertigaan tersebut, Jalan Pasar berbelok
Lokasi: Jalan samanhudi, Jember dari jalan raya ke arah kiri yaitu arah barat
Judul: Djember Passerweg (Jember Jalan daya. Jalan Pasar ini menuju ke Pasar Tanjung
Pasar) yang terletak sekitar 300 meter dari pertigaan
fotografer: H. Day tersebut.
Pada awal abad ke-20, Jalan Pasar
Dalam bahasa Belanda, nama jalan sering merupakan pusat keramaian Jember yang
kali mengikuti tujuan ke mana jalan tersebut disebut sebagai wilayah “kota”. Seperti biasanya,
menuju. Seperti halnya Passerweg (Jalan Pasar) sektor pertokoan di sekitar Pasar Jember
yang berarti jalan menuju ke pasar. Di jalan raya dikuasai oleh kaum Tionghoa. Jalan Pasar
(sekarang Jalan Sultan Agung) sekitar 400 meter sekarang bernama Jalan Samanhudi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

174
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan stasiun wisatawan asing, kartu pos diberi keterangan


dalam bahasa Jerman dan bahasa Inggris. Foto
tahun: sekitar 1910 menggambarkan Stationsstraße atau Station Road
Lokasi: Jalan Veteran, Garut (Jalan Stasiun) yang disebut demikian karena
Judul: stationsstraße in Garoet mit wilden jalan tersebut menuju ke stasiun jika dilihat dari
Mandelbäumen/avenue of almond trees, posisi jalan raya (Jalan Ahmad Yani sekarang).
station road, Garoet (Jalan stasiun dengan Dalam foto ini bangunan stasiun menjadi titik
pohon badam/Jalan dengan pohon badam, fokus.
Jalan stasiun) Menariknya, dalam judul kartu pos diberi
Penerbit: a. Hacks, Garoet keterangan mengenai jenis pohon yang tumbuh
Pencetak: Knackstedt & Co., Hamburg di sepanjang jalan ini, yaitu pohon badam atau
(Jerman) juga disebut almond, yang terkenal dari buahnya
berupa kacang almond. Menurut keterangan
Seabad yang lalu pariwisata sudah merupakan versi bahasa Jerman, jenis pohon tersebut bukan
www.facebook.com/indonesiapustaka

sektor ekonomi yang penting di Garut. pohon badam biasa melainkan pohon badam liar
Terletak di tengah pegunungan indah, Garut (wilden). Dalam keterangan versi Inggris, jalan
selalu diiklankan sebagai Swiss-nya Jawa. disebut sebagai avenue, yaitu kata khusus untuk
Di kota kecil yang mudah diakses melalui menyebut jalan yang pada kedua sisinya ditanami
kereta api ini terdapat berbagai hotel, antara barisan pohon. Sekarang semua pohon sudah
lain Hotel Papandayan yang dikelola oleh A. menjadi korban pelebaran jalan. Jalan Stasiun
Hacks, penerbit kartu pos ini. Untuk melayani telah berganti nama menjadi Jalan Veteran.

175
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Jalan Purwosari pergantian abad ke-19, Poerwasariweg menjadi


lokasi favorit bagi orang kaya dari kalangan
tahun: sekitar 1925 Eropa, Tionghoa, maupun elite pribumi untuk
Lokasi: Jalan slamet riyadi, solo membangun rumah indah dan mewah dikelilingi
Judul: Groote straat (Poerwosari) (Jalan halaman luas pada lingkungan di sana yang
raya (Purwosari)) cukup representatif.
Penerbit: toko takahashi Pada sebelah kanan terlihat jalur rel
kereta api yang dibangun pada 1920 untuk
Banyak pohon rindang berjajar di sepanjang jalan menghubungkan Stasiun Purwosari dengan
lebar ini. Kartu pos ini berjudul Groote Straat yang Stasiun Solo Kota di kawasan Sangkrah
berarti jalan besar atau jalan raya. Namun, jalan (Ballegoijen 1993:69). Rel terletak di sisi selatan
yang sekarang bernama Jalan Slamet Riyadi dan jalan, maka diketahui bahwa fotografer berdiri
menjadi arteri Kota Solo ini lebih dikenal dengan menghadap ke timur. Di latar belakang sebelah
nama Poerwosariweg (Jalan Purwosari) pada kanan tampak pohon cemara, di mana sejak
www.facebook.com/indonesiapustaka

zaman kolonial, karena jalan ini mengarah dari dulu berdiri di Taman Sriwedari. Jembatan di atas
pusat kota menuju Purwosari. Di peta kota 1821 saluran air sebelah kanan pasti menuju halaman
sudah ada barisan pohon di kedua sisi jalan. Pada rumah.

176
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan Kediri api. Bagian utara jalan ini merupakan pusat


perniagaan utama Kota Mojokerto.
tahun: Dikirim 1931 Foto bagian utara ini mengarah ke utara.
Lokasi: Jalan Mojopahit, Mojokerto Di kejauhan tampak pepohonan di alun-
Judul: Kediristraat Modjokerto (Jalan Kediri alun. Sebelah kiri ada kompleks Pasar Kliwon,
Mojokerto) yang sekarang bergeser masuk ke dalam.
Sedangkan bagian di sepanjang jalan, setelah
Nama jalan yang digambarkan juga mengikuti digunakan sebagai terminal bus pada tahun
nama tujuannya. Kediristraat atau Jalan Kediri, 1960 dan 1970-an, sekarang sudah berubah
yang sekarang berganti nama menjadi Jalan menjadi deretan ruko-ruko. Di pojok tampak
Mojopahit, merupakan jalan utama penghubung bangunan kecil beratap piramida yaitu “Depot
dari Mojokerto ke Kediri. Jalan memotong Moeljohardjo Mojokerto”. Sekarang di sini berdiri
Kota Mojokerto dari utara ke selatan. Jalan ini Bank BTN. Tampak rel trem uap yang saat itu
dibagi dua, sisi utara dan sisi selatan dipisahkan menghubungkan Mojokerto dengan pabrik gula
www.facebook.com/indonesiapustaka

pembagiannya oleh perlintasan rel kereta di Ngoro.

177
www.facebook.com/indonesiapustaka

178
J a la n Pe nu h Ce ri ta
J a la n Pe nu h C e ri ta

Embong Ploso
tahun: Dikirim 1915
Lokasi: Jalan Embong Ploso, surabaya
Judul: Embong Blosso
Penerbit: J.M.Chr. nijland, soerabaia

Dalam bahasa Jawa, kata embong berarti jalan.


Dahulu orang Jawa cukup menyebut Embong
Ploso. Karena kurang memuat ciri Indonesia, maka
setelah kemerdekaan Indonesia nama jalan diganti
menjadi “Jalan Embong Ploso”. Anehnya, nama baru
ini menggunakan dua kata dengan arti yang sama.
Pada awalnya, Kawasan Embong merupakan
lokasi persawahan yang kemudian menjadi
bagian perluasan kota Surabaya ke arah selatan.
Kawasan tersebut mulai dibangun pada 1890-
an sebagai daerah perumahan bangsa Eropa.
Tegak lurus terhadap jalan utama Palmenlaan
(Jalan Palem, kini Jalan Sudirman) dibuat sepuluh
jalan yang semuanya bernama embong, diikuti
nama jenis pohon dalam bahasa Jawa, antara
lain Embong Sawo, Embong Kemiri, dan Embong
Ploso yang dalam keterangan foto kartu pos
disebut Blosso. Pohon ploso (bahasa Indonesia:
palasa) adalah sebuah jenis pohon yang kecil
dengan bunga warna oranye. Sepertinya bukan
pohon yang ditanam di tepi jalan pada gambar
ini. Uniknya, di Kawasan Embong sama sekali
tidak ditemui jenis pohon yang sesuai dengan
nama jalan, kecuali di Embong Tanjung karena
semua jalan di Kawasan Embong ditanami
dengan pohon yang sama, yaitu pohon asem
dan pohon tanjung. Nama-nama pohon hanya
menjadi tema menarik untuk nama jalan dalam
strategi pemasaran perumahan.
Penerangan jalan merupakan hal penting
yang sudah dipertimbangkan. Sejak tahun 1881,
penerangan jalan di Surabaya mengunakan tiang
www.facebook.com/indonesiapustaka

lampu gas yang indah. Semua lampu dihubungkan


dengan pabrik gas melalui jaringan ledeng di
bawah tanah. Akhirnya, kota buaya ini diterangi
dengan memakai hampir dua ribu buah lampu gas
dari model pada foto ini sebelum kemudian lampu
listrik mulai digunakan pada 1923 (Faber 1931:105).

179
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Boulevard Ijen jalan. Pohon tersebut tidak terlalu menyejukkan


jalan namun memberikan kesan sangat indah.
tahun: sekitar 1935 Dalam tahap perencanaannya, hanya rumah-
Lokasi: Jalan Ijen, Malang rumah eksekutif yang boleh dibangun di jalan
Judul: Idjen Boulevard - Malang ini. Sebagian besar rumah memiliki desain yang
Penerbit: studio Malang terinspirasi oleh model prairy house dari Amerika
yang sangat populer pada zamannya. Rancangan
Boulevard Idjen direncanakan sebagai jalan utama tersebut terinspirasi rumah-rumah hasil karya
di kawasan perluasan kota di mana jalan-jalan arsitek Frank Lloyd Wright (1867–1959) (Pfeiffer
akan menggunakan nama gunung-gunung. Kata 1991:18). Ciri khas model tersebut adalah denah
Prancis boulevard berarti jalan raya bergengsi berbentuk huruf L, X, atau T, posisi rumah di tengah
di dalam kota, yang lebar dan panjang, dengan halaman cukup luas, atap besar tanpa jendela
gedung-gedung indah, dan barisan pohon di loteng. Dalam desain rumah terlihat permainan
kedua sisinya. Jalur lalu lintas sepanjang hampir dengan garis-garis horisontal yang merupakan
www.facebook.com/indonesiapustaka

satu kilometer yang kini bernama Jalan Ijen ini salah satu elemen ciri khas gaya Art Déco. Saat itu
terdiri dari dua jalur untuk kendaraan yang cukup di kawasan pinggiran kota besar di Hindia Belanda,
lebar dengan bagian taman di tengahnya. Di banyak dibangun kawasan perumahan elite dengan
kedua sisinya dibuat jalur pejalan kaki. Empat konsep kota taman, tentunya mengusung model
barisan pohon palem raja ditanam di sepanjang rumah mewah yang khas.

180
J a la n Pe nu h C e ri ta

Jalan Kenari laan berarti jalan dengan deretan pohon pada


kedua sisinya dan kata kanari mengacu pada
tahun: Dikirim 1913 jenis pohon yang ditanam di sana, yaitu pohon
Lokasi: Jalan Wahidin sudirohusodo-Jalan kenari.
sisingamangaraja, semarang Daerah Candi mulai dikembangkan sebagai
Judul: Kanarilaan tjandi (Jalan Kenari perluasan sisi selatan Kota Semarang pada awal
Candi) abad ke-20. Bangunan sebelah kiri adalah kantor
Penerbit: no. 30684 pos dan telegraf yang sekarang menjadi toko
keperluan handphone. Foto dibuat ke arah timur
Tiang lampu penerangan jalan dalam foto dan pandangan masuk ujung timur Kanarilaan, di
ini mirip lampu gas di halaman 179. Berbeda mana jalan menjadi terowongan di bawah pucuk
dengan jalan di halaman tersebut, di sini nama pohon. Pada saat foto diambil, pohon tersebut
jalan sesuai dengan pohon yang tumbuh di tampak telah berumur kira-kira 25 tahun. Setelah
tepinya. Jalan Sisingamangaraja yang terletak satu abad lebih lamanya hingga sekarang, pohon
www.facebook.com/indonesiapustaka

di dataran tinggi Candi, oleh Belanda disebut tersebut tetap berdiri di sana dan tumbuh lebih
dengan Kanarilaan pada seabad yang lalu. Kata besar lagi.

181
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Pisang Batoe dua jalan yang sudah dibangun pada abad ke-17.
Di sekitar lokasi ini, VOC membangun Benteng
thn: Dikirim 1908 Jacatra sebagai garda pertahanan terdepan di
Lokasi: Jalan Pisang Batu, Jakarta timur Batavia pada abad ke-18. Hingga awal abad
Judul: Gardoehuisje – Pisang Batoe ke-20, Pisang Batu merupakan kampung yang
Penerbit: tio tek Hong belum dikembangkan di luar perkotaan Batavia.
Dalam foto tampak sebuah gardu penjaga
Nama geograis Pisang Batu merupakan toponimi dengan kentongan besar yang digantung di
berdasarkan sejenis pohon yang pernah tumbuh dalamnya, dan beberapa penjual keliling dengan
di sana, namun pada saat foto dibuat mungkin pikulan yang terletak di sampingnya. Diduga
pohon tersebut sudah tidak ada lagi. Pisang batu gardu ini berada dekat persimpangan jalan
merupakan tanaman jenis pisang yang memiliki tersebut dan kereta kuda merupakan angkutan
banyak biji dalam buahnya. Pisang Batu adalah fotografer yang dimanfaatkan untuk meramaikan
nama kampung lama di sekitar perempatan Jalan foto. Sang kusir menunggu di samping kendaraan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Gunung Sahari dengan Jalan Pangeran Jayakarta, sampai pemotretan selesai dilakukan.

182
J a la n Pe nu h C e ri ta

Gedangan Fransiskan yang berseberangan dengan Gereja


Katolik Santo Yusuf atau juga disebut Gereja
tahun: Dikirim 1932 Gedangan yang dibangun pada 1875 dan masih
Lokasi: Jalan ronggowarsito, semarang berdiri dengan kokoh hingga sekarang.
Judul: Gedangan Seraya melihat gambar foto, mata kita
akan langsung tertarik dengan tiang penunjuk
Dalam bahasa Jawa, kata gedang berarti pisang. arah sebelah kiri. Di atas tiang terdapat logo
Lokasi ini pasti disebut Gedangan karena pembuatnya yaitu JMC yang berarti Java Motor
pada masa dahulu terdapat banyak pohon Club. Terlihat papan menunjuk ke kiri ke Kendal
pisang. Digambarkan Perempatan Gedangan (28 km), Pekalongan (99 km), dan ke kanan
mengarah ke utara searah dengan lurusnya ke Demak (25½ km), dan Rembang (108 km).
Jalan Ronggowarsito, yang dulu disebut dengan Di permukaan jalan terlihat rel trem uap yang
nama Kloosterstraat atau Jalan Biara. Di tepi jalan menuju ke arah Pengapon. Kini rel tersebut masih
sebelah kiri terlihat kompleks biara susteran tersisa namun terkubur di bawah aspal.
www.facebook.com/indonesiapustaka

183
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Jalan Pohon asam ditanam di sisi-sisinya, saat jalan dibangun pada


1880-an. Pada 1920-an, kawasan di sekitarnya
tahun: 1932 dikembangkan sebagai daerah perumahan
Lokasi: Jalan raya Darmo, surabaya modern yang dihubungkan dengan pusat kota
Judul: tamarindelaan (Jalan Pohon asam) memalui jaringan trem listrik. Trem tersebut
Penerbit: Jong soe Hien, surabaya beroperasi mulai 1923 hingga 1968, dengan laju
30-40 kilometer per jam dan frekuensi delapan
Sebuah trem dari len satu di Surabaya berhenti trem per jam (Duparc 1972:77).
di halte Tamarindelaan. Nama halte tidak Saat foto dibuat, infrastruktur di perluasan
diambil dari nama jalan yang diikuti jalur rel, kota bagian Surabaya selatan sudah disediakan,
yaitu Darmoboulevard yang sekarang bernama sedangkan gedung-gedung (rumah, fasilitas
Jalan Raya Darmo, melainkan dari nama jalan umum, kantor, dll.) belum selesai dibangun. Di
yang bersimpang dengan jalur rel tersebut. zaman modern, proses pembangunan kota sering
Tamarindelaan adalah nama Belanda untuk Jalan kali terbalik dibandingkan dengan zaman kolonial.
www.facebook.com/indonesiapustaka

Pandegiling sekarang dan berarti Jalan Pohon Sekarang permukiman baru yang dibangun penuh
Asam. Nama diambil dari jenis pohon yang lebih dulu lalu infrastruktur ikut di waktu kemudian.

184
J a la n Pe nu h C e ri ta

Cangkring dengan kondisi kekurangan air di sana, tetapi


itu tidak benar. Sebetulnya, kata kring dalam
tahun: sekitar 1920 terminologi Jawa bukan berarti “kering”, tetapi
Lokasi: Jalan Kartini, Cirebon dimaknai sebagai “duri” atau “berduri”. Kata cang
Judul: tjangkring itu berarti “carang” atau “cabang kecil”. Jadi kata
Penerbit: J. D. de Boer, tegal-Cheribon- cangkring berarti “cabang yang berduri”. Tanaman
Poerwokerto, no. s50330 yang dimaksudkan adalah sejenis pohon dadap
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag yang berduri pada cabangnya (Slamet 2008:50).
(Belanda) Pohon di sisi jalan adalah pohon asam
bukan pohon dadap. Dalam foto juga terlihat
Cangkring adalah jalan di Cirebon yang tiang telegraf, tiang lampu gas, dan sebuah
membentang dari Alun-Alun Kejaksan ke arah jembatan kecil dengan parit di sepanjang jalan.
barat, yaitu ke arah Bandung. Seperti biasanya, Jembatan tersebut menuju ke halaman rumah.
pada zaman kolonial jalan tersebut tidak memiliki Pada masa sekarang, semua pohon sudah hilang
www.facebook.com/indonesiapustaka

nama resmi dan mengikuti nama kawasan di akibat pelebaran jalan. Jalan telah berganti
sekitarnya. Di Pulau Jawa terdapat banyak tempat nama menjadi Jalan Kartini. Hanya nama Gang
bernama Cangring atau Cangkringan. Boleh Cangkring 1 dan 2 tersisa sebagai warisan nama
dikira, kata kring dalam nama itu berhubungan lama.

185
J a la n Pe nu h Ce ri ta

rangkasbitung dalam foto lama ini. Pada awal 1900-an,


Rangkasbitung masih memiliki satu jalan utama,
tahun: Dikirim 1906 yaitu Jalan Multatuli pada masa sekarang.
Judul: rangkas-Bitoeng Bantam Kemungkinan besar suasana di jalan tersebut
Penerbit: f.B. smits, Batavia diabadikan dalam foto. Di sebelah kiri terlihat
tempat penjualan es dengan papan iklan
Sebutan Rangkasbitung adalah toponimi yang PETODJOIJS. Pada zaman itu, Es Petodjo adalah
menceritakan mengenai lora setempat pada merek es yang terkenal. Tahun 1870 pabrik es
masa lalu. Dalam bahasa Sunda, kata rangkas pertama beroperasi di Batavia. Perusahaan Es
berarti rusak sedangkan kata bitung diambil dari Petodjo mendirikan banyak cabang di kota-
salah satu jenis bambu, sehingga Rangkasbitung kota lain. Es balok hasil produksi pabrik tersebut
berarti “Bambu Rusak”. kemudian didistribusikan secara eceran ke
Tidak jelas jalan mana yang digambarkan beberapa depot es yang tersebar di berbagai lokasi.
www.facebook.com/indonesiapustaka

186
J a la n Pe nu h C e ri ta

Oro-Oro Dowo Oleh karena itu, Oro-Oro Dowo memiliki makna


hamparan padang ilalang yang panjang.
tahun: Dikirim 1922 Seperti biasanya, Oro-Oro Dowo tidak
Lokasi: Jalan slamet riyadi, Malang hanya merupakan nama kampung, tetapi juga
Judul: oro-oro dowo nama jalan yang melewati kampung tersebut.
Penerbit: C. Bocage, Malang Dari belokan ke kanan di kejauhan, diketahui
foto memperlihatkan ujung jalan sebelah timur
Oro-Oro Dowo adalah kampung lama di Malang dan fotografer berdiri membelakangi pertigaan
di tepi barat Sungai Brantas. Nama tersebut dengan Kayutangan (Jalan Basuki Rahmat) dan
diambil dari kondisi alam di zaman lampau. Celaket (Jalan Agung Suprapto). Jalan yang
Dalam bahasa Jawa, oro-oro berarti lapangan digambarkan sekarang bernama Jalan Slamet
atau padang ilalang dan dowo berarti panjang. Riyadi dan menuju ke Kediri lewat Batu dan Pujon.
www.facebook.com/indonesiapustaka

187
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Pekalongan kalong beredar di sekitar kota pesisir ini yang


juga merupakan tanda orientasi bagi nelayan
tahun: Dikirim 1919 (Kong 2000:184).
Lokasi: Diperkirakan Jalan Hayam Wuruk, Dari utara ke selatan, Kota Pekalongan dialiri
Pekalongan oleh Sungai Pekalongan. Di tepi barat terdapat
Judul: Gezicht uit Pekalongan kawasan orang Eropa dan di tepi timur dibangun
(Pemandangan kota dari Pekalongan) kawasan pribumi. Kedua bagian kota dari barat
ke timur dipotong oleh sebuah jalan utama,
Nama Pekalongan merupakan toponimi yang yaitu Jalan Raya Pos (kini Jalan Hayam Wuruk).
menceritakan tentang fauna setempat. Nama Diperkirakan, pemandangan pada kartu pos
Pekalongan (pe-kalong-an) berasal dari kata memperlihatkan perempatan utama di kawasan
kalong yang dalam bahasa Jawa berarti sejenis Eropa tersebut, di mana Heerenstraat (Jalan
binatang bersayap sebangsa kelelawar. Konon, Para Tuan Besar) yang berorientasi utara-selatan
berabad-abad yang lalu banyak kerumunan memotong Jalan Raya Pos tersebut.
www.facebook.com/indonesiapustaka

188
J a la n Pe nu h C e ri ta

Bojong membangun sebuah kediaman mewah sekitar


dua setengah kilometer di luar kota lama di atas
tahun: Dikirim 1925 daratan tinggi yang disebut Bojong. Sekarang
Lokasi: Jalan Pemuda, semarang kediaman tersebut menjadi rumah dinas gubernur
Judul: Bodjong Jawa Tengah. Kemudian dibangun sebuah jalan
Penerbit: v/h Photogr. atelier “Midden- lurus yang menghubungkan kediaman tersebut
Java”, semarang dengan kota lama. Jalan tersebut oleh Belanda
disebut dengan Bodjongscheweg yang berarti
Bojong adalah nama yang mengacu pada “Jalan ke Bojong”. Nama jalan tersebut oleh lidah
keadaan geograis zaman lampau. Sejak berabad- pribumi disingkat menjadi Bojong saja, sama
abad lamanya, garis pantai di Semarang bergeser dengan nama kawasan di ujungnya. Dahulu kala
ke arah utara kira-kira lima kilometer akibat di sepanjang jalan ini bertebaran pohon asam
timbunan lumpur di muara sungai. Kata bojong dan kenari.
berarti tanjung, yaitu suatu tanah atau daratan Dari jalur trem uap di sebelah kiri jalan,
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang mengarah ke laut. Kini, lokasi tersebut diketahui bahwa foto memperlihatkan jalan ke
terletak kira-kira tiga kilometer sebelah selatan arah barat daya. Sekarang jalan telah berganti
dari garis pantai. nama menjadi Jalan Pemuda dan menjadi salah
Pada abad ke-18, seorang petinggi VOC satu jalan utama di Semarang.

189
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Kaliasin dan Pregolan sudah tidak lagi disebut sebagai Kaliasin, tetapi
bernama resmi Jalan Basuki Rahmat. Namun
tahun: sekitar 1920 nama lama hidup terus karena masih terdapat
Lokasi: Jalan Basuki rahmat, Malang Gang Kaliasin I-X di samping jalan ini.
Judul: Weg Kaliasin (Pregollan) (Jalan di Panorama ini mengarah ke Selatan.
Kaliasin (Pregolan)) Tampak jalur trem menuju ke Keputran. Pada
Penerbit: Kolf & Co., Batavia periode 1888-1923 trem uap melintasi jalur ini.
Sekarang di sekitar rumah sebelah kanan ada
Sama halnya dengan Semarang dan banyak gedung perkantoran Graha HSBC.
kota pesisir yang lain, Surabaya memiliki garis Dalam judul kartu pos disebut nama
pantai yang bergeser beberapa kilometer ke arah Pregolan yang berarti pintu gerbang
laut akibat sedimentasi di delta sungai. Proses (Slamet 2008:382). Menurut catatan sejarah,
tersebut terjadi dengan kecepatan sekitar satu pada zaman Hindu sekitar abad ke-13
sampai dua kilometer per abad. Nama Kaliasin terdapat sebuah perbentengan di Tegalsari
www.facebook.com/indonesiapustaka

berasal dari masa ketika lokasi ini masih berupa dengan gapura di sebelah barat. Kemudian
muara sungai dengan air sedikit tercampur perkampungan di sekitarnya disebut Kampung
air laut. Pada zaman sekarang sungai tersebut Pregolan. Sekarang di sini masih ada Jalan
sudah tidak ada lagi dan pantai telah menjauh Pregolan, letaknya di belakang rumah di foto
10 kilometer ke arah utara. Jalan pada foto ini ini sebelah kiri.

190
J a la n Pe nu h C e ri ta

Kramat Gantung belokan jalan ke kiri, terlihat bahwa panorama


menggambarkan Jalan Kramat Gantung bagian
tahun: 1916 selatan mengarah ke utara. Rumah di sebelah
Lokasi: Jalan Kramat Gantung, surabaya kanan jalan terletak membelakangi Kali Mas.
Judul: Kramat Gantoeng, soerabaja Untuk menampilkan suasana lebih ramai,
Penerbit: n.V. v/h H. van Ingen fotografer melakukan teknik montase pada
foto kartu pos ini. Tampak dua orang di sebelah
Jalan ini mewarisi nama dari peristiwa kanan foto yang berjalan membelakangi kamera
sejarah. Konon kabarnya, pernah terjadi tidak mempunyai bayangan di bawah kakinya.
pemberontakan kepada kompeni pada Sementara orang yang berada pada kejauhan
abad ke-18. Pemberontakan diberantas mempunyai bayangan yang jelas. Menarik untuk
dan pemimpinnya digantung pada pohon diketahui bahwa jalan yang kini merupakan pusat
beringin. Tempat hukuman gantung tersebut pertokoan kain ini pada akhir abad ke-19 dikenal
kemudian dikeramatkan oleh rakyat dan sering sebagai pusat pembuatan pelana kuda (Faber
www.facebook.com/indonesiapustaka

kali diberikan sesaji. Oleh karena itu, lokasi 1931:185).


tersebut dinamakan Kramat Gantung. Dari

191
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Bareng Biasanya terletak cukup jauh dari permukiman,


sehingga tidak jarang si penggembala menginap
tahun: sekitar 1915 bersama ternaknya di tempat itu.
Lokasi: Jalan Pemuda, Klaten Jalan raya Yogyakarta-Solo di Klaten, yang
Judul: Bareng Klaten sekarang bernama Jalan Pemuda, dulu masih
Penerbit: Liem sien som, Klaten bersuasana pedesaan. Jalan tersebut didampingi
barisan pohon rindang dengan di belakangnya
Toponimi Bareng memberi informasi mengenai barisan rumah sederhana. Setiap rumah pasti
ekonomi setempat pada masa lampau. Bareng merangkap sebagai toko. Gedung beratap bentuk
(baca Baréng bukan Báreng) adalah nama piramida di kejauhan adalah sebuah gardu jaga.
kelurahan di sebelah utara pusat Kota Klaten Seperti biasanya di Jawa, pejalan kaki di tepi
dengan toponimi menarik yang diperkirakan jalan dalam foto ini berjalan satu di belakang
berasal dari kata Jawa bara dan ing. Pergi bara yang lain dan tidak berjalan beriringan kiri-
artinya pergi dari rumah untuk mencari nafkah kanan. Konon, kebiasaan tersebut disebabkan
www.facebook.com/indonesiapustaka

(Jansz 1906:40) dan dalam kultur agraris, kata tidak hanya karena mereka mungkin tidak saling
tersebut dimaknai menggembala ternak. Bareng mengenal, tetapi juga karena mereka terbiasa
dulunya adalah sebuah tempat di mana para dengan pematang di sawah, yang terlalu sempit
penggembala menggembalakan ternaknya. untuk berjalan berdampingan (Dijck 1922:41).

192
J a la n Pe nu h C e ri ta

Pengapon untuk ramuan makan sirih, dan Pengapon berarti


tempat pembuat dan penjual apu. Dahulu orang
tahun: Dikirim 1904 Jawa sering mengunyah daun sirih yang dicampur
Lokasi: Jalan Pengapon, semarang dengan biji pinang, gambir, dan kapur makan.
Judul: semarang. Pengapon Kemungkinan lain adalah, Pengapon
Penerbit: a. Bisschop, semarang, Cheribon merupakan pelesetan dari toponimi Pengampon
yang juga dapat kita temui di kota-kota
Sebuah gerobak sapi terlihat melintasi Jalan lain misalnya Surabaya dan Cirebon. Nama
Pengapon yang mengarah ke luar kota Semarang Pengampon berasal dari kata ampo, yaitu sejenis
ke arah timur, yaitu ke arah Demak. Pemandangan lempung merah. Selain digunakan sebagai bahan
mengarah kembali ke kota. Di kejauhan, rel trem oleh perajin gerabah, ampo juga dimanfaatkan
uap belok ke kiri ke arah Gadangan. untuk jamu wanita hamil. Hal ini konon karena
Pengapon merupakan nama geograis kandungan mineralnya bagus untuk tumbuh
unik dengan arti yang sulit ditemukan kembali kembang janin. “Pengampon” (peng-ampo-an)
www.facebook.com/indonesiapustaka

karena lokasi tersebut sudah sangat berubah. adalah kampung pembuat dan penjual ampo
Nama Pengapon (peng-apu-an) berasal dari (Akhudiat 2008:61).
kata apu, yaitu kapur yang sudah diendapkan

193
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Merdika Baru bergaya rasionalisme, sementara dinding batu


dengan rangka batang terbuat dari kayu di lantai
tahun: Dikirim 1917 atas bergaya historisme, terinspirasi gaya-gaya
Lokasi: Jalan Purnawarman, Bandung arsitektur lama di Eropa.
Judul: Merdika Baroe Sebelum menjadi kawasan elite, Merdika
Penerbit: Vorkink, Bandoeng. adalah sebuah kampung yang penduduknya
diserahi tugas untuk membuat bata dan genting
Merdika adalah nama kawasan lama yang oleh R.A.A. Martanagara (bupati 1893-1918).
terletak sekitar 1,5 kilometer di sebelah utara Batu dan genting tersebut digunakan untuk
alun-alun Bandung. Terdapat Merdika Lama, di membangun Kota Bandung. Sebagai kompensasi
sekitar Jalan Merdeka sekarang, dan Merdika atas pekerjaan tersebut, warga kampung tidak
Baru, di sekitar Jalan Purnawarman sekarang (di perlu membayar pajak. Dalam konteks ini, kata
belakang toko buku Gramedia). Pada awal abad ‘merdika’ bisa berarti bebas pajak. Pada masa
ke-20, kawasan tersebut dibangun penuh dengan sekarang masih terdapat sebuah jalan kecil yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

rumah elite bersama halaman luas. Diduga bernama Gang Merdikalio. Lio dalam bahasa Cina
dari gaya arsitekturnya, rumah dalam foto ini berarti genteng (Kunto 2008:151). Gang tersebut
dibangun sekitar tahun 1910. Beranda dengan tepatnya berada di antara Jalan Pajajaran dan
lengkungan bundar menampilkan arsitektur Jalan Wastukencana.

194
J a la n Pe nu h C e ri ta

noordwijk yang terlihat dalam foto ini, bernama Noordwijk


(kini Jalan Juanda). Sejarah Noordwijk tidak dapat
tahun: 1908 dipisahkan dari sejarah kawasan Rijswijk yang
Lokasi: Jalan Juanda, Jakarta terletak di sisi seberang kali tersebut (kini Jalan
Judul: noordwijk Weltevreden Veteran). Nama Noordwijk dan Rijswijk diwariskan
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia dari dua nama benteng yang dibangun pada
akhir abad ke-17 di kedua tepi kali tersebut
Foto memperlihatkan pemandangan jalan ke sebagai garis pertahanan Kota Batavia yang
arah barat. Tampak sebuah kali dengan pagar paling luar. Benteng Noordwijk dan Benteng
panjang dibangun di sebelah kiri sejajar dengan Rijswijk mendapatkan nama dari dua kota kecil di
barisan pohon. Kali ini merupakan anak Kali Belanda, yaitu Noordwijk dan Rijswijk. Kedua jalan
Ciliwung dan sebenarnya kurang jelas apa nama utama di kawasan tersebut tidak memiliki nama
kali tersebut. Kawasan di sebelah utara kali itu, resmi dan mengikuti nama kawasan saja.
www.facebook.com/indonesiapustaka

195
www.facebook.com/indonesiapustaka

196
J a la n Pe nu h Ce ri ta
J a la n Pe nu h C e ri ta

Kaca-Kaca Wetan
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Jalan asia afrika, Bandung
Judul: Katja-katja wetan.
Penerbit: Vorkink, Bandoeng

Nama geograis Kaca-Kaca Wetan merupakan


toponimi yang bercerita tentang sebuah
landmark yang pernah berdiri di sini. Setelah
Kota Bandung resmi berdiri pada 1810, dua
pintu gerbang atau gapura kota dibangun di
perbatasan barat dan timur kota. Sebuah pintu
gerbang dibangun kira-kira 1,5 kilometer sebelah
barat alun-alun, yang disebut Kaca-Kaca Kulon.
Sebuah pintu gerbang lain dibangun kira-kira 1,5
kilometer sebelah timur alun-alun, yang disebut
Kaca-Kaca Wetan. Dalam bahasa Sunda, kata
kulon berarti barat dan kata wetan berarti timur.
Kedua gerbang dihubungkan oleh jalur Jalan
Raya Pos (kini Jalan Asia Afrika) yang menembus
kota (Ichsan 2006:20). Seiring berjalannya waktu,
bangunan gapura hilang dan nama Kaca-Kaca
Wetan identik dengan kawasan kota di sekitarnya.
Fotografer berdiri di perempatan Jalan
Tamblong (Buitenweg 1976:15) dan pandangannya
mengikuti Jalan Raya Pos ke arah timur. Meskipun
bekas lokasi gapura kota masih jauh sekitar 600
meter, yaitu di lokasi Perapatan Lima sekarang, di
lokasi foto ini kita sudah memasuki kawasan Kaca-
Kaca Wetan. Pada bagian sebelah kiri dan kanan
terdapat banyak toko sederhana. Dari kejauhan
tampak jalan menyempit dan berlanjut di antara
barisan pohon di kedua sisinya.
www.facebook.com/indonesiapustaka

197
J a la n Pe nu h Ce ri ta

Kayutangan bagian utara. Foto mengarah ke selatan.


Kayutangan merupakan jalan masuk ke kota dari
tahun: sekitar 1900 arah utara. Sekarang jalan sepanjang sekitar satu
Lokasi: Jalan Basuki rahmat, Malang kilometer ini sudah berganti nama menjadi Jalan
Judul: Weg Kajoetangan te Malang (Jalan Basuki Rahmat.
Kayutangan di Malang) Kayutangan masih bersuasana pedesaan
Penerbit: Compañia de Manila, soerabaja dalam foto ini. Kita bisa menyeberang tanpa
perlu berhati-hati karena jumlah kendaraan masih
Kayutangan adalah toponimi yang mengingatkan sangat sedikit. Jalan bagus dan indah ini dilintasi
pada sebuah landmark yang pernah berdiri di beberapa kereta roda dua dan di sebelah kiri
sana pada awal abad ke-20, yaitu sebuah papan tampak kereta roda empat dengan atap tenda
petunjuk arah. Pada papan kayu dilukiskan yang terbuka. Jalan belum diaspal dan belum ada
gambaran tangan manusia dengan jari telunjuk. penerangan jalan dengan listrik. Sejak akhir abad
Tangan tersebut menunjuk ke arah kiri atau ke-19, Kayutangan mulai dibangun penuh dengan
www.facebook.com/indonesiapustaka

kanan, sesuai dengan nama tujuan yang tertulis. rumah di kedua sisinya sebagai pemukiman kaum
Dalam kartu pos ini terlihat pohon rindang penduduk Eropa yang di Malang. Lama-kelamaan
yang sangat khas menandakan lokasi Kayutangan jalan berkembang sebagai jalan pertokoan.

198
J a la n Pe nu h C e ri ta

Komediebuurt Foto menggambarkan ujung utara jalan dilihat


ke arah selatan. Bangunan di tengah foto adalah
tahun: sekitar 1920 sebuah warung pinggir jalan. Tampak barisan
Lokasi: Jalan Gedung Kesenian, Jakarta botol minuman di atas sebuah meja. Lokasi
Judul: Komediebuurt warung cukup strategis dekat halte trem uap.
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden Trem tersebut terlihat di kejauhan. Pada sisi
samping bangunan terbaca tulisan IJSDEPOT yang
Dalam bahasa Belanda, kata buurt berarti berarti depot es, dan di bawahnya terbaca W.
kawasan sekitar. Pada abad ke-18 dan awal abad Buddingh yaitu nama pemilik pabrik es di Batavia
ke-19, jalan yang dalam gambar tidak memiliki saat itu. Di depot es ini balok es dari pabrik
nama resmi dan mengikuti nama kawasan saja tersebut didistribusikan secara eceran. Bangunan
yang disebut Komediebuurt. Nama itu berarti dengan dinding putih yang miring adalah kolam
kawasan sekitar Gedung Komedi, yaitu bangunan penyimpanan air minum dari sumur bor. Di
yang sekarang dikenal sebagai Gedung Kesenian tengah dinding tampak sebuah kran air.
www.facebook.com/indonesiapustaka

(halaman 281). Gedung komedi berdiri di sebelah Sekarang di pojokan jalan ini dibangun halte
kanan jalan di luar sudut kamera. busway Pasar Baru.

199
J a la n Pe nu h Ce ri ta

titik nol Tampak pemandangan di sisi utara Jalan


Senopati, yang dulu oleh Belanda disebut
tahun: sekitar 1955 Kampementstraat karena menuju ke kampemen
Lokasi: Jalan senopati, Yogyakarta militer. Penduduk lokal menyebutnya Loji Kulon,
Judul: Jogjakarta 10. karena letaknya di sebelah selatan Benteng
Penerbit: tan tat Hin’s Viewcards Vredeburg. Jalan yang seabad yang lalu masih
bersuasana pedesaan, pada 1920-an diberi wajah
Banyak kota memiliki “titik nol”, atau juga perkotaan dengan dibangun beberapa gedung
disebut “kilometer nol”, yang merupakan titik besar dan modern yang tampak dalam foto ini
awal untuk mengukur jarak dari kota ke luar (Bruggen 1998:123). Dari kiri ke kanan terlihat
kota. Banyak kota memiliki tugu atau tanda Bank Jawa (kini Bank Indonesia), Kantor Pos, dan
yang menentukan lokasi titik nol, tetapi tidaklah kantor Nillmij (kini BNI).
demikian halnya dengan Yogyakarta. Tempat Jalan tersebut ramai dilintasi sepeda. Tak
persisnya kurang jelas. Konon, titik nol ada tanpa alasan sejak lama Yogyakarta terkenal
www.facebook.com/indonesiapustaka

di sekitar perempatan di depan kantor pos, sebagai “Kota Sepeda”. Pada latar depan,
yaitu bangunan di tengah foto ini. Kawasan sebuah mobil Chevrolet sedang mengisi
disekitarnya dikenal sebagai “Kawasan Titik bensin. Kelihatannya dua pompa bensin Shell
Nol”. menggunakan pompa tangan.

200
tEntanG
aLIran aIr

Sungai, kanal, dan pekerjaan teknik sipil air irigasi daerah pertanian, dan di Magelang untuk
Selain banyak sungai alami, di Pulau Jawa pasokan air bagi penduduk kota.
terdapat banyak kanal, bendungan, tanggul, Konsep irigasi sudah digunakan sejak
aquaduct, dan pekerjaan pengairan lain untuk berabad-abad, dan pada zaman kolonial Belanda,
tujuan irigasi dan transportasi. Berbagai teknik tradisional yang sederhana diganti
bangunan pengairan itu tidak hanya dapat kita teknik modern. Saat itu berbagai proyek besar
temui di daerah pedesaan, tetapi juga di tengah terwujud. Banyak bendungan dibangun karena
kota. alasan irigasi, yaitu agar persediaan air cukup
Kanal merupakan saluran air buatan yang tinggi di musim kemarau, mengurangi banjir
biasanya dihubungkan dengan jaringan sungai di musim hujan, dan mengurangi endapan
dan laut. Kanal digunakan untuk mengalirkan lumpur di beberapa daerah. Manfaat lainnya,
air (irigasi, anti banjir, garis pertahanan) atau banyak sungai bisa dilintasi kapal dan perahu
sebagai jalur transportasi. Pada abad ke-17 di karena ketinggian permukaan air diatur dengan
sekitar Batavia masih terdapat banyak hutan liar. bendungan, misalnya di beberapa bagian Kali
www.facebook.com/indonesiapustaka

VOC membuka tanah itu untuk dijadikan daerah Mas di Surabaya.


perkebunan dan industri. Beberapa ruas kanal Pada 1854 didirikan badan khusus yaitu
dibangun untuk drainase, transportasi, dan juga Departemen Pekerjaan Umum yang oleh Belanda
sebagai aliran air yang dapat memutar kincir air disebut Bureau Openbare Werken (BOW), yang
penggerak mesin pabrik gula (Diessen 1989:48). sejak 1866 menjadi Burgerlijke Openbare Werken
Contohnya Kali Molenvliet yang berarti “Aliran atau Pekerjaan Umum Sipil. Badan tersebut
Air Kincir”. Di daerah Bogor digali kanal untuk bertugas membangun, mengawasi, dan merawat
te nta ng a li ra n a i r

jembatan, jalanan, bendungan, dan pekerjaan sipil sepanjang koridor transportasi. Tempat-tempat di
lainnya (Ravesteijn 2004:37), sebuah tugas yang sepanjang jalan utama biasanya dibangun lebih
sebelumnya dilakukan oleh pemerintah lokal. awal. Kecenderungan ini juga disebut sebagai
perembetan memanjang.
Jalanan air dalam infrastruktur kota Di sebagian kota, koridor transportasi
Selain jalanan di darat, sebuah kota biasanya juga utama bukanlah jalan darat tetapi jalan air.
dipotong jalan air, dalam bentuk sungai alami Hasilnya, sebuah sungai menjadi arteri yang
atau kanal buatan. Berabad-abad silam, untuk membelah kota menjadi dua bagian di kedua
kepentingan angkutan dan lalu lintas, jalan air tepinya, sehingga kota meluas sepanjang arah
dianggap lebih penting ketimbang jalan darat. hulu dan hilir sungai. Pengaruh meluasnya kota
Banyak sungai ramai dilintasi kapal kecil dan diperkuat karena sungai juga berperan penting
perahu. Aliran air yang tidak dapat dilayari pun dalam transportasi bahan bangunan. Kayu dan
pasti dimanfaatkan oleh manusia untuk banyak bambu diangkut dari pedalaman menggunakan
hal dan tetap mengambil posisi penting dalam perahu, sementara industri batu bata didirikan di
struktur kota. sepanjang tepi sungai.
Secara alami dan tanpa perencanaan, Sebuah contoh yang baik adalah Surabaya.
sebuah kota tidak meluas merata ke semua arah, Pada zaman kolonial, kota itu memiliki struktur
tetapi cenderung berkembang lebih cepat di panjang dan sempit, di sepanjang tepi kiri dan
kanan Kali Mas yang merupakan jalur terpenting
dalam infrastruktur kota. Juga Batavia yang pada
abad ke-18 dan 19 meluas dari daerah kota
lama ke arah selatan dengan mengikuti aliran
sebuah kota biasanya air. Perkembangan kota tidak mengikuti tepian
Ciliwung yang merupakan sungai alami, tetapi
juga dipotong jalan justru tumbuh di sepanjang Kanal Molenvliet.
Sekarang kanal tersebut sudah berlokasi di pusat
air, dalam bentuk Jakarta. Jalan raya di kedua tepinya (Jalan Gajah
Mada dan Jalan Hayam Wuruk) pun menjadi
sungai alami atau koridor utara-selatan yang utama.

kanal buatan. Berabad- Evolusi jembatan


Supaya transportasi air tidak terganggu, pada
abad silam, untuk awalnya jembatan dibuat sempit dan tinggi.
kepentingan angkutan Kemungkinan lain, jembatan dibuat dengan
konstruksi angkat yang dapat dibuka apabila
dan lalu lintas, jalan air perahu lewat. Namun, kemunculan kendaraan
modern yang berat memerlukan konstruksi lebih
dianggap lebih penting kokoh. Lalu, banyak jembatan lama direnovasi
dengan teknik baru.
www.facebook.com/indonesiapustaka

ketimbang jalan darat. Untuk membangun jembatan, masyarakat


tradisional menggunakan bahan bangunan
Banyak sungai ramai yang disediakan alam: kayu dan bambu.
Perkembangan berikutnya, batu digunakan,
dilintasi kapal kecil dan meskipun pada awalnya hanya sebagai rangka.
Langkah berikutnya, jembatan gerbang
perahu. berbentuk melengkung. Sejak pertengahan

202
te nta ng a li ra n ai r

abad ke-19, konstruksi besi mulai digunakan. dua “Jembatan Merah” di Bogor dan di Surabaya,
Awalnya dirancang oleh insinyur tentara, yang memiliki sejarah masing-masing. Sekarang
kemudian dikembangkan oleh insinyur sipil. dua-duanya tidak berwarna merah lagi tetapi
Para pembangun jembatan mengalami banyak tetap disebut demikian.
kesulitan yang berkaitan dengan iklim tropis. Ada pula nama dan kosakata yang menarik
Tidak jarang, konstruksi jembatan tidak tahan untuk dilihat dari sisi bahasa. Nama Berok
banjir. Sekitar 1890 banyak jembatan mulai (Semarang) dan Brukan (Probolinggo) adalah
menggunakan konstruksi besi yang dibangun sebutan Jawa yang berdasarkan kata Belanda
di atas tiang sekrup yang dipasang di dalam brug yang berarti jembatan. Konstruksi jembatan
sungai. Sejak 1920-an, teknik beton bertulang sering kali berbentuk lengkung yang oleh Belanda
juga diterapkan untuk jembatan (Ravesteijn disebut dengan boog. Kata ini oleh lidah pribumi
2004:111). dipelesetkan menjadi kata Jawa buk. Di Jawa
Banyak kota memiliki sebuah jembatan Tengah, banyak jembatan disebut dengan kreteg,
bersejarah di lokasi strategis, yang berkaitan dan Jawa Timur memiliki kesamaan dengan kata
dengan sejarah kota. Biasanya dibangun dekat treteg. Ada teori, karena dulu jembatannya dari
benteng atau pos perdagangan, di sebuah kayu sehingga kalau dilewati akan berbunyi
lokasi di mana lalu lintas mudah diawasi. Atau “treteg, treteg, treteg”, sampai akhirnya disebut
sebaliknya, permukiman dibangun dekat sebuah demikian.
jalur darat yang bersilangan dengan jalur air.
Jembatan banyak dimiliki oleh kepentingan lokal,
dibiayai dan dibangun atas prakarsa pemerintah
lokal. Jembatan untuk kepentingan regional atau
nasional diatur dan ditangani oleh pemerintahan sekitar 1890 banyak
Hindia Belanda dan badan BOW.
jembatan mulai
Toponimi
Sama halnya dengan nama jalan dan nama menggunakan
kampung, sebuah nama jembatan sering kali
merupakan toponimi yang menerangkan nama konstruksi besi yang
tempat dan berisi informasi tentang keadaan
pada masa lalu. Misalnya, tipe konstruksi dibangun di atas tiang
bisa menjadi alasan untuk nama tertentu,
sebagaimana nama Jembatan Gantung di Solo.
sekrup yang dipasang
Meskipun kini konstruksi gantung telah berganti
konstruksi lebih modern, sebutan tersebut tidak
di dalam sungai.
berubah.
Banyak jembatan dinamai dari nama kawasan
sejak 1920-an, teknik
yang terletak di seberang sungai. Contohnya
adalah Jembatan Terusan di Mojokerto yang
beton bertulang juga
www.facebook.com/indonesiapustaka

menuju ke kawasan Terusan. Menariknya, dalam diterapkan untuk


bab ini kita menemui dua jembatan yang dinamai
dari pohon yang tumbuh di sana. Jembatan jembatan (ravesteijn
Tanjung di Malang dan Jembatan Sonokeling
di Madiun. Untuk membedakan satu jembatan 2004:111).
dengan lainnya, jembatan juga bisa dinamai dari
warnanya. Kebetulan dalam bab ini termasuk

203
te nta ng a li ra n a i r

Kali Mas dari pusat kota ke Kayun, dan kemudian kembali


ke kota. Perjalanan ini menjadi populer dengan
tahun: sekitar 1900 istilah “Puter Kayun”.
Lokasi: Jalan Kayun, surabaya Di sepanjang jalan terlihat bagian rumput
Judul: soerabaia Kajoen yang agak tinggi. Inilah tanggul yang dibuat untuk
Penerbit: H. van Ingen, soerabaia melindungi jalanan terhadap luapan air sungai.
Di bagian depan gambar, terlihat pintu air yang
Pemandangan di kawasan Kayun ini mengarah dapat ditutup jika permukaan air Kali Mas terlalu
ke selatan dan kita melihat Kali Mas ke arah hulu. tinggi. Sebuah perahu sedang bongkar muatan
Pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke- dan sebuah gerobak sedang memuatnya. Untuk
20, lingkungan di Kayun sangat rindang. Nama memudahkan pekerjaan, dipasang papan titian
Kayun berasal dari kata kayuan yang berarti dari darat ke perahu, dan juga pada roda gerobak.
tempat dengan banyak pohon. Pada awal abad Peran penting sungai sebagai rute
ke-20, jalan di sepanjang Kali Mas ini merupakan transportasi, antara lain transportasi bahan
www.facebook.com/indonesiapustaka

kawasan indah dan promenade menyenangkan bangunan, menjadi salah satu alasan kenapa
untuk pejalan kaki, yang belum dibangun penuh perluasan kota sering kali mengikuti sungai. Itu
di kedua tepinya seperti sekarang. Di kesejukan sebabnya, di Surabaya, Kali Mas menjadi arteri
sore hari, warga Surabaya senang berjalan-jalan kota.

204
te nta ng a li ra n ai r

Kali Krukut muatan, misalnya hasil bumi, barang dagangan,


dan bahan bangunan.
tahun: 1910 Tanah Abang adalah sebuah kawasan
Lokasi: sekitar Jalan abdul Muis, Jakarta bersejarah. Pada abad ke-17 wilayah ini masih
Judul: Weltevreden Gezicht op de Kali bij berupa hutan liar di luar kota, yang dijual oleh
tanah abang (Weltevreden Pemandangan VOC kepada investor untuk dikembangkan.
Kali dekat tanah abang ) Sampai abad ke-19 wilayah ini bernama Nabang,
Penerbit: G. Kolf & Co., Batavia dari jenis pepohonan nabang yang tumbuh di
daerah yang tak jauh letaknya dengan aliran Kali
Kali Krukut adalah sungai yang mengalir dari Krukut. Oleh Belanda tempat disebut De Nabang
Bogor dan berakhir di Kali Ciliwung di Glodok. atau Te Nabang, yang kemudian diplesetkan
Seabad yang lalu, sungai ini merupakan sarana menjadi Tanah Abang. Sampai kini mikrolet jurusan
transportasi penting. Perahu-perahu dan getek Kebayoran Lama-Tanah Abang oleh banyak orang
(rakit bambu) hilir mudik mengangkat berbagai Betawi masih disebut dengan Bayur-Tenabang.
www.facebook.com/indonesiapustaka

205
te nta ng a li ra n a i r

Kali Ciliwung ke arah Pasar Senen.


Saat itu Kali Ciliwung, yang mengalir dari
tahun: 1910 Puncak, berperan penting untuk pengangkutan
Lokasi: Jalan Prapatan, Jakarta barang, antara lain bahan bangunan seperti
Judul: Weltevreden Parapatan di foto ini. Sebuah perahu digunakan untuk
Penerbit: Kolf & Co., Batavia transportasi batu bata. Muatannya dibongkar
dan dipikul lewat tangga panjang ke gerobak
Foto ke timur memperlihatkan Ciliwung ke arah yang menunggu di atas, untuk dibawa ke tujuan
hilir. Tampak sebuah jembatan dengan dua ujung akhir. Terlihat dari banyak cucian yang digantung
berbahan batu dan dua kaki besi di dalam sungai. pada tempat baju serta sedang dijemur di lantai,
Konstruksi besi seperti itu sering digunakan untuk pinggiran sungai juga dimanfaatkan sebagai
pembangunan jembatan pada akhir abad ke-19. tempat kerja binatu. Tepi sebelah kanan sekarang
Jalan di atas jembatan adalah Jalan Prapatan menjadi halaman Aryaduta Hotel.
menuju ke kanan ke arah Kebon Sirih dan ke kiri
www.facebook.com/indonesiapustaka

206
te nta ng a li ra n ai r

Kanal Molenvliet digali pada tahun 1648 atas prakarsa pengusaha


dan Kapiten Tionghoa Phoa Beng Gam (Diessen
tahun: Dikirim 1926 1989:48). Kanal ini membentang lurus sepanjang
Lokasi: Jalan Hayam Wuruk, Jakarta tiga kilometer dari Glodok ke selatan di sepanjang
Judul: Kanaal Molenvliet Jalan Hayam Wuruk sekarang. Di beberapa peta
Penerbit: Kolf & Co., Batavia-Weltevreden modern, Molenvliet disebut sebagai Ciliwung,
namun sebenarnya bukanlah bagian dari Ciliwung
Pada tahun 1600-an VOC mendorong industri yang asli.
gula dengan harga yang pasti. Hasilnya, di Lama-kelamaan kedua tepi Molenvliet
sekitar Batavia banyak didirikan perkebunan tebu menjadi bagian dari perkotaan yang meluas
dan penggilingan tebu serta sistem perairan ke selatan, dan fungsi aliran air itu berubah
yang digerakkan kincir air. Untuk keperluan menjadi jalur transportasi angkutan air yang
pembukaan lahan tanah dan penggerakan kincir juga dimanfaatkan untuk penyediaan air bagi
tersebut, dibangun beberapa kali baru, antara lain keperluan penduduk kota, termasuk aktivitas
www.facebook.com/indonesiapustaka

Molenvliet yang berarti “aliran air kincir”, yang mencuci baju seperti di foto ini.

207
te nta ng a li ra n a i r

Banjir saluran drainase) dirasa masih kurang mencukupi


(Bruggen 1998:44).
tahun: Dikirim 1905 Foto memperlihatkan banjir di belakang
Lokasi: Jalan Mulyadi, solo Benteng Vastenburg, di jalan yang sekarang
Judul: Wektoe bandjir di bernama Jalan Kapten Mulyadi. Benteng ada
Verzorgingsgesticht–solo (Waktu banjir di di sebelah kanan foto di luar sudut kamera.
asrama siswa–solo) Foto mengarah ke selatan. Gedung putih
Penerbit: sie Dhian Hö adalah Verzorgingsgesticht (asrama siswa) yang
dibangun tahun 1881. Asrama ini menampung
Kota Solo dilewati sungai terpanjang di Jawa yang maksimal 120 anak laki-laki berusia 6-16 dan
terabadikan dalam lagu keroncong yang terkenal: anak perempuan 6-12 dari orangtua Eropa yang
Bengawan Solo. Menurut catatan sejarah, pada bekerja di luar kota dan belum mendapat sekolah
awal 1900-an Solo sering kali mengalami banjir di sana. Sekarang bangunan ini menjadi bagian
akibat luapan air dari sungai tersebut. Sarana kantor Dewan Harian Cabang (DHC) 45 dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang disediakan saat itu (pintu air, tanggul, terdaftar sebagai cagar budaya.

208
te nta ng a li ra n ai r

Bendungan Empang berarti istana kerajaan, yang dimaksud di sini adalah


istana kerajaan Pakuan Pajajaran di Bogor yang
tahun: Dikirim 1912 dihancurkan pada 1579.
Lokasi: Jalan Pulo Empang, Bogor Di sungai yang tidak bisa dilintasi kapal ini,
Judul: Groet uit Buitenzorg–Empang sekitar tahun 1872 dibangun sebuah bendungan
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden sebagai pengatur tata air. Sebagian aliran air
dibelokkan masuk kanal Cipakancilan yang
Tidak jauh dari Kebun Raya di Bogor terdapat berfungsi untuk irigasi daerah pertanian. Di
sebuah lembah, di mana pernah berdiri kediaman samping bendungan dibangun tiga pintu air yang
Demang Wiranata (berkuasa 1749-1758). Kepala bisa dinaikturunkan untuk penguras sedimen.
distrik ini membuat kolam ikan di halaman pendopo Foto memperlihatkan pintu air tersebut. Air
dan kemudian daerah tersebut diidentikkan dengan mengalir dari kanan ke kiri. Sekarang bendungan
Empang. Lokasi ini dilewati sebuah sungai besar, ini tidak banyak berubah. Saat air tenang, kaki
yaitu Sungai Cisidane. Ci dalam bahasa Sunda konstruksi tetap dimanfaatkan sebagai papan
www.facebook.com/indonesiapustaka

artinya sungai dan Sadane dalam bahasa Sanskerta loncat oleh anak setempat.

209
te nta ng a li ra n a i r

Pintu air Gubeng ke pabrik beras di sana pada zaman lampau


(Akhudiat 2008:93).
tahun: sekitar 1910 Untuk melewatkan perahu dari sisi hilir
Lokasi: Jalan Kangean (alias Gang Pattaya), dengan permukaan air rendah ke sisi hulu dengan
surabaya air lebih tinggi, digunakan teknik sederhana yang
Judul: Goebengsluis (Pintu air Gubeng) oleh Belanda disebut dengan sluis, yaitu berupa
Penerbit: n.V. v/h. H. van Ingen jalur transisi untuk melewatkan perahu di mana
air bisa dinaikturunkan. Permukiman air bisa
Kali Mas sering kali menjadi penyebab banjir disesuaikan pada sisi hilir dengan membuka pintu
di Surabaya. Dibangun beberapa kompleks air sisi hilir, dan pada sisi hulu dengan membuka
bendungan dengan pintu air, selain sebagai pintu air sisi hulu. Kompleks Pintu Air Gubeng
proteksi banjir pada musim hujan maka juga memiliki dua jalur sehingga dua perahu yang
sebagai pengatur tinggi air di kala musim berlawanan arah tujuan dapat langsung dilayani.
kemarau, agar tetap bisa dilalui perahu Foto dibuat menghadap ke arah hulu, yaitu arah
www.facebook.com/indonesiapustaka

pembawa barang yang hilir mudik menuju selatan. Dua jalur sluis terlihat di sebelah kiri,
pelabuhan laut dan pedalaman. Kompleks sementara bendungan ada di sebelah kanan.
Pintu Air Gubeng dibangun pada 1899. Nama Sekarang Pintu Air Gubeng tertutup untuk
Gubeng berasal dari uang logam gobang yang transportasi air dan hanya berfungsi sebagai
bernilai 2½ sen, yaitu upah memasukkan gabah bendungan.

210
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Batutulis dibangun sekitar 1860-an, saat hutan liar di


wilayah itu mulai dikembangkan sebagai daerah
tahun: Dikirim 1905 pertanian. Wilayah disebut Batutulis karena di
Lokasi: Jalan soemanta Diredja, Bogor sana ditemukan sebuah prasasti batu dari zaman
Judul: Hangbrug Batoe toelis Buitenzorg Kerajaan Pajajaran dari tahun 1533. Sekarang
(Jembatan Gantung Batutulis Bogor) wilayah ini sudah menjadi bagian Kota Bogor.
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden. Bahan yang digunakan untuk membangun
jembatan adalah bambu. Bagian permukaan
Judul pada kartu pos ini tidaklah benar, karena jembatan digantung pada konstruksi lengkung
yang digambarkan bukan jembatan gantung yang dipasang di antara kedua tepi sungai,
(hangbrug) melainkan jembatan lengkung. dengan sandaran tepi berupa tumpukan batu
Jembatan dibangun di atas Sungai Cisadane, sungai. Lengkungan tersebut dibuat dari banyak
sekitar tiga kilometer ke arah hulu dari Bendungan batang bambu yang disambung dengan tali.
Empang. Sungai mengalir ke arah utara, yaitu ke Konstruksi lengkung dibantu empat batang
www.facebook.com/indonesiapustaka

kanan dalam foto ini. Jembatan menghubungkan bambu yang dipasang melintang di atas sungai.
kawasan Cipaku sebelah timur (kiri) dengan Sekarang jembatan bambu sudah diganti
kawasan Cihideung di tepi barat (kanan). Jembatan jembatan besi.

211
te nta ng a li ra n a i r

Kreteg Gantung menghadap ke jalan, foto ini menggambarkan


Jembatan Gantung timur. Foto mengarah ke utara
tahun: sekitar 1900 dan pandangan kita masuk pecinan. Jikalau lurus
Lokasi: Jalan Mulyadi, solo kita menuju ke Perempatan Ketandan. Fotografer
Judul: Djembatan Gantoeng di solo membelakangi kawasan Loji Wetan.
Penerbit: sie Dhian Hö Meskipun sudah direnovasi menjadi jembatan
beton yang modern, sampai sekarang, jembatan
Di Solo terdapat dua jembatan yang disebut dan jalan ini oleh penduduk lokal disebut Kreteg
dengan Jembatan Gantung, yang dua-duanya Gantung. Dalam bahasa Jawa, kreteg berarti
dibangun di atas Sungai Pepe, sebuah anak sungai jembatan. Jelasnya, saat difoto jembatan tidak
Bengawan Solo yang memotong Kota Solo. lagi bergantung tetapi sudah dikokohkan. Tampak
Jembatan Gantung barat berlokasi di depan balai jalan papan kayu, pasti di atas balok baja, di
kota di Jalan Urip Sumoharjo, sementara Jembatan antara dua ujung berbahan batu. Menariknya, di
Gantung timur terletak 200 meter ke arah sudut tonggak pada ujung pagar jembatan, ada
www.facebook.com/indonesiapustaka

timur di Jalan Mulyadi. Dilihat dari deretan ruko pal serempet untuk melindungi pagar terhadap
berarsitektur Tionghoa di seberang jembatan, yang tubrukan roda kendaraan.

212
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Berak Di atas titik rotasi jembatan dibangun gapura.


Bagian atas mempunyai dua balok panjang
tahun: Dikirim 1908 mengacung ke depan dan ke belakang, dengan
Lokasi: Jalan tongkol, Jakarta titik rotasi di atas gapura. Ujung depan balok
Judul: Ophaalbrug Pasar Ikan (Jembatan dihubungkan pada ujung jembatan dengan
angkat Pasar Ikan) memakai rantai. Sementara di ujung belakang
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden dipasang badan timbangan. Saat kapal akan
lewat, penjaga jembatan menarik tali yang
Jembatan angkat bergaya Belanda ini tersambung ke badan timbangan tersebut lalu
membentang di atas kanal buatan di sebelah jembatan terangkat. Dengan dibantu berat badan
utara bekas lokasi Benteng VOC di Batavia, dekat timbangan, mengangkat jembatan merupakan
Pasar Ikan yang gedungnya terlihat di kejauhan. tugas yang tidak berat.
Jembatan menuju ke arah utara ke pelabuhan Jembatan ini dibangun sekitar 1880 untuk
Sunda Kelapa, dan pernah menjadi tempat mengganti jembatan angkat yang lebih kecil, dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

pamitan penumpang kapal yang berangkat. pada 1930-an diganti jembatan modern yang
Maka oleh Belanda disebut dengan Jembatan lebih besar. Meskipun demikian, konsep jembatan
Perpisahan atau Scheidbrug. Namun jikalau jungkit belum ketinggalan zaman saat itu. Pada
Scheidbrug diterjemahkan secara salah, juga 1939 di Surabaya dibangun sebuah jembatan
berarti Jembatan Berak. Begitulah asal nama aneh angkat besar berbahan baja, yang sekarang
ini. dikenal sebagai Jembatan Petekan.

213
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan Kota Intan sebuah jembatan lebih sederhana berdiri sejak


1655 (Diessen 1989:170). Benteng VOC yang
tahun: sekitar 1920 mulai dibangun di tepi Kali Besar tahun 1619
Lokasi: Jalan Kali Besar timur, Jakarta dilengkapi dengan empat bastion yang diberi
Judul: Kali Besar Batavia nama Diamant (intan), Robijn (mirah), Safier
Penerbit: arW (nilam), dan Parel (mutiara). Kemudian penduduk
lokal menyebut kota di sekitarnya dengan Kota
Kali Besar adalah sebutan untuk ujung Kali Intan, yang juga menjadi nama jembatan yang
Ciliwung, di sebelah hilir sambungan dengan lokasinya dekat benteng.
Kali Krukut. Kali Besar memotong Batavia kota Mulai abad ke-18, aliran air lewat Kali Besar
lama sebelum bermuara di laut. Pada abad sangat terganggu dengan penggalian banyak kali
ke-17 dan 18, aliran air ini masih berarus deras lain di sekitarnya. Akhirnya sulit dilihat apakah air
dan bersih. Jalan di kedua tepinya merupakan Kali Besar yang semakin bau busuk mengalir ke
bagian dari permukiman Eropa yang paling kiri atau ke kanan. Meskipun demikian, kawasan
www.facebook.com/indonesiapustaka

bergengsi di Batavia dengan rumah yang Kali Besar tetap ramai sebagai pusat perdagangan
menghadap ke kali, seperti di Belanda. Awal abad dengan banyak kegiatan bongkar-muat perahu di
ke-19 juga dibangun sebuah jembatan jungkit kedua tepinya hingga abad ke-20. Jembatan Intan
kembar model khas Belanda, di lokasi di mana dilestarikan hingga sekarang.

214
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan tanjung Bagian tengah yang berbahan besi dengan


pemukaan jalan terbuat dari kayu, dipasang di
tahun: sekitar 1900 (dikirim 1914) antara dua penopang jembatan berbahan batu
Lokasi: Jalan Katamso, Malang yang bercorong melebar ke kedua arah jalan.
Judul: Brug Bareng Malang Pada empat sudut bagian tengah tersebut,
ditempatkan schamppaal (pal serempet) yang
Sekitar dua kilometer dari alun-alun Malang ke miring. Fungsinya untuk melindungi pagar dari
arah barat daya terdapat jurang dalam, dengan gerobak dan kereta kuda bergandar roda yang
sebuah jembatan di atasnya. Di bawah jembatan menonjol, yang gampang merusak sandaran tepi.
mengalir Sungai Kasin, anak Sungai Brantas. Sungai Kasin mempunyai kontur menurun
Karena menjelujur dari arah kota ke wilayah yang cukup terjal sehingga menghasilkan aliran
Bareng, jembatan itu oleh Belanda disebut air yang kuat untuk menjalankan roda kincir air
dengan “Brug Bareng”. Namun penduduk yang menggerakkan mesin pabrik es Bareng,
setempat menyebutnya dengan Jembatan yang pada awal abad ke-20 beroperasi di lokasi
www.facebook.com/indonesiapustaka

Tanjung karena di sekitarnya terdapat pohon tersebut. Sekarang tepi sungai sudah penuh
tanjung. dengan bangunan.
Konstruksi jembatan cukup menarik.

215
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan Bunul Terlihat dari keramaian orang yang


bergerombol dan sedang mengobrol, jembatan
tahun: Dikirim 1916 merupakan tempat hang-out yang cukup
Lokasi: Jalan rusdi timur, Malang populer. Sambil duduk di batang pikulannya,
Judul: Weg naar Boenoel in Malang (Jalan seorang pencari rumput sedang beristirahat
ke Bunul di Malang) di tepi sungai. Jalan di seberang jembatan
Penerbit & fotografer: Jahn’s fotograisch sekarang bernama Jalan Rusdi Timur yang
atelier, Malang menuju ke barat ke Pasar Bunul. Lokasi sekitar
dua kilometer di sebelah timur Stasiun Malang
Jembatan di atas Sungai Bango ini, anak Sungai ini dulu jauh di luar kota tetapi sekarang sudah
Brantas, mempunyai konstruksi kuat yang terletak di tengah perkotaan. Fotografer berdiri
sama dengan Jembatan Bareng. Ada busur di sekitar Jalan Sawojajar Gang 11 sekarang.
berbahan batu bata di kedua tepi sungai, dengan Menurut warga sekitar yang senang berenang
sandaran tepi yang berbahan batu juga. Bagian di sungai, sungai ini agak berbahaya terutama
www.facebook.com/indonesiapustaka

tengah dengan sandaran tepi terbuat dari besi, di bawah jembatan karena lebarnya menyempit
sedangkan pemukaan jalan terbuat dari kayu. tetapi makin dalam.

216
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Merah (1) Cisadane. Kanal yang sudah mulai digali pada
1757 (Ovek 1897:2) dengan menggunakan aliran
tahun: sekitar 1900 air lebih lama ini, berfungsi untuk irigasi daerah
Lokasi: Jalan Muslihat, Bogor pertanian di sekitar Bogor dan Depok. Sekarang
Judul: roode Brug Buitenzorg (Jembatan jembatan dilebarkan dengan menggunakan
Merah Bogor) beton tetapi konstruksi lama dipertahankan
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden di dalamnya. Jembatan ini mirip dengan
kedua jembatan di Malang yang telah diulas
Jembatan Merah bukan hak milik Surabaya saja. sebelumnya, tetapi memakai konstruksi lebih
Banyak kota lain juga mempunyai jembatan maju. Selain kedua ujungnya, juga bagian tengah
merahnya sendiri. Jembatan Merah di Bogor dibangun dengan lengkungan batu.
dibangun di belakang stasiun pada abad ke- Kanal di bawah jembatan ini bernama
19. Apabila di Surabaya konstruksinya terkesan Cipakancilan. Ci dalam bahasa Sunda berarti
simpel, maka di Bogor kontruksinya lebih sungai, sedangkan pakancilan berdasarkan kata
www.facebook.com/indonesiapustaka

kokoh. Diperkirakan, bernama Roode Brug atau Melayu kancil. Konon, di sana pernah banyak
Jembatan Merah karena dibuat dari batu bata kancil yang berkeliaran. Cipakancilan juga disebut
yang berwarna merah. Jembatan dibangun di dengan Cipeucang. Dalam bahasa Sunda, kancil
atas kanal buatan yang merupakan anak Sungai disebut peucang.

217
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan talang air sisinya bahkan di beberapa lokasi jalan umum


bersilangan dengan aquaduct ( jembatan air).
tahun: sekitar 1900 Pada jembatan tampak tulisan “BADAAN”
Lokasi: Jalan Pierre tendean, Magelang yaitu nama kawasan kota. Tempat ini dulu
Judul: Water Poort. Magelang. (Gapura air. termasuk area Badaan. Di kejauhan di belakang
Magelang.) jembatan terlihat kompleks militer (kini Rindam).
Penerbit: P.M. Johannes, Magelang Fotografer berdiri di sisi barat di Jalan Pierre
Tendean, yang dulu bernama Plengkung. Soalnya,
Letak Magelang berbentuk cembung sehingga di jembatan air yang dibangun pada 1883 dan
tengahnya rawan kekurangan air. Maka dari itu, berfungsi hingga sekarang ini berbentuk semi
pada abad ke-19 dibangun sebuah kanal berupa sirkuler (lengkung). Bentuk ini dalam bahasa
susunan batu kali untuk sarana penyediaan air Belanda disebut dengan boog, yang oleh lidah
bersih. Kanal tersebut mengalir dari sumur di pribumi dilafalkan “buk”. Kanal di atasnya oleh
luar kota dan membelah pusat kota menjadi dua Belanda disebut kottaleiding (saluran kota).
www.facebook.com/indonesiapustaka

bagian. Uniknya, pada jalur tertentu letak saluran Hingga kini jembatan ini masih dikenal sebagai
terbuka ini berada lebih tinggi dari tanah di sisi- “buk kota leding”.

218
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Berok foto ini, agar lebih mudah dilintasi kendaraan


beroda modern. Digunakan konstruksi besi
tahun: 1921 di atas tiang sekrup yang dipasang di dalam
Lokasi: Jalan Pemuda, semarang sungai, dengan pemukaan jalan yang berbahan
Judul: Kali semarang, societeitsbrug- kayu. Jembatan dilengkapi pagar besi dan
Bodjong (Kali semarang, Jembatan sositet- empat tiang lampu yang cantik. Sekarang
Bojong) menjadi jembatan beton.
Penerbit: a. Bisschop, semarang Disebut Berok karena rakyat pribumi susah
melafalkan kata Belanda brug yang berarti
Jembatan Berok dibangun pada abad ke-18 di jembatan. Pernah oleh Belanda disebut dengan
atas Kali Semarang, di sebelah barat permukiman Societeitsbrug kareta letaknya dekat gedung
VOC di tepi timur (kota lama), ke arah alun-alun societeit (balai pertemuan) di lokasi Bank
di tepi barat (lokasi Hotel Metro sekarang). Pada Mandiri sekarang. Fotografer berposisi di atas
awalnya merupakan jembatan angkat yang bisa gedung tersebut. Pemandangan mengarah ke
www.facebook.com/indonesiapustaka

dinaikturunkan tetapi sekitar 1890 jembatan barat daya dan masuk Jalan Bojong (kini Jalan
direnovasi sampai menjadi seperti keadaannya di Pemuda).

219
te nta ng a li ra n a i r

Brukan aliran air sungai dialihkan lewat jalur lebih timur.


Sebelumnya sungai mengalir lewat posisi di mana
tahun: 1911 fotografer berdiri. Saat sungai serta jembatannya
Lokasi: Jalan Ikan Pembelak, Probolinggo sudah tidak ada lagi, bekas lokasinya masih
Judul: Begin van de Haven (“Broekan”) disebut dengan Brukan yang berarti “kawasan
(titik mulai Pelabuhan (“Brukan”)) jembatan”. Fotografer berdiri di sebelah utara
Penerbit: P. schuitenmaker, Probolinggo. stasiun kereta api sekarang dan panorama
mengarah ke utara. Tampak latar belakang
Nama Brukan berdasarkan kata Belanda brug Pelabuhan Probolinggo di bekas muara Sungai
yang berarti jembatan. Pada sekitar pergantian Banger. Istilah Jawa banger artinya adalah bau
abad ke-18, Sungai Banger dibendung untuk amis. Kali Banger juga ada di mana-mana antara
menghindari pendangkalan pelabuhan, dan lain di Semarang dan Pekalongan.
www.facebook.com/indonesiapustaka

220
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Brantas dan akhirnya jembatan dibuka untuk umum pada


18 Maret 1869 (Ravesteijn 2004:100). Jembatan ini
tahun: sekitar 1900 adalah jembatan besi yang pertama di Jawa dan
Lokasi: Jalan supriadi, Kediri dianggap sebagai adikarya zamannya. Luar biasa,
Judul: Brug over den Brantas te Kediri jembatan berfungsi hingga sekarang.
(Jembatan Brantas di Kediri) Pada 1901, akibat letusan Gunung Kelud,
Penerbit: De Lange & Co., Madioen Sungai Brantas penuh dengan pasir yang
menyebabkan pemukaan air sungai naik. Agar
Kota Kediri terbelah dua oleh Sungai Brantas jembatan tidak menghalangi lalu lintas perahu,
yang merupakan sungai terpanjang kedua di konstruksi jembatan ditingkatkan beberapa meter.
Jawa setelah Bengawan Solo. Pada tahun 1855 Secara bergantian, pertengahan jalan sebelah kiri
sebuah jembatan berbahan batu mulai dibangun dan sebelah kanan ditangani, agar perhubungan
persis di depan benteng Belanda tetapi pekerjaan di antara kedua tepi sungai tidak perlu ditutup.
dihentikan pada 1862 karena masalah konstruksi. Foto ini memperlihatkan Jembatan Brantas,
www.facebook.com/indonesiapustaka

Kemudian desain alternatif direncanakan oleh yang kini disebut Jembatan Lama, dari tepi barat.
Sytze Westerbaan Muurling (1836-1876) yang Sungai megalir ke kiri menuju ke utara. Tampak
menggunakan konstruksi besi di atas tiang beberapa tamengan kayu yang melindungi kaki
sekrup yang dipasang di dalam sungai. Proses jembatan terhadap tubrukan dengan perahu atau
pembangunan mengalami banyak keterlambatan, benda-benda yang mengapung.

221
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan terusan sungai, ditempatkan pal serempet di sisi hulu


jembatan sebagaimana terlihat di foto ini.
tahun: Dikirim 1928 Mulai tahun 1970-an semakin terasa getaran
Lokasi: Jalan Mojopahit, Mojokerto dan goyangan jembatan antik ini apalagi kalau
Judul: rivier Brantas Modjokerto (sungai ada mobil dan truk yang melintas di atasnya.
Brantas Mojokerto) Akhirnya pada awal tahun 1990-an jembatan
Penerbit: Kawai & Co., Bandoeng putus tepat di tengah karena tidak bisa lagi
menahan beban kendaraan dan juga diperparah
Sungai mengalir ke kiri, foto mengarah ke dampak penambangan pasir di sekitar jembatan.
selatan. Pusat kota Mojokerto ada di belakang Jembatan lama kemudian diganti dengan
pepohonan. Jembatan yang membentang di jembatan baru yang lokasinya kira-kira 10 meter
atas Sungai Brantas dibangun sekitar 1880, sebelah barat jembatan lama. Jembatan baru ini
sebagai bagian jalan raya Surabaya-Kediri. dikenal dengan nama Jembatan Lespadangan.
Disebut dengan nama Jembatan Terusan karena Karena lebarnya lebih kecil daripada jembatan
menghubungkan Kota Mojokerto di sebelah lama, jembatan baru hanya boleh dilewati
www.facebook.com/indonesiapustaka

selatan sungai dengan Desa Terusan di sebelah kendaraan roda dua dan becak.
utara. Sama dengan Jembatan Lama di Kediri Dengan lebar lebih dari 100 meter, di
yang sudah dibangun pada 1862, jembatan ini Mojokerto Sungai Brantas mencapai lebar
menggunakan konstruksi besi yang dibangun di maksimal. Tidak jauh ke arah hilir dari lokasi foto,
atas tiang sekrup yang dipasang di dalam sungai. aliran air bercabang dua. Kali Mas membelok ke
Untuk melindungi konstruksi besi dari tabrakan arah utara ke arah Surabaya, dan Kali Porong ke
perahu dan benda lain yang mengikuti arus timur ke arah Porong.

222
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Merah (2) di tepi timur (Faber 1931:39). Di peta kota 1821
(Diessen 2004:15) jembatan ini sudah disebut
tahun: sekitar 1900 dengan Roode Brug yang berarti jembatan merah,
Lokasi: Jalan rajawali, surabaya karena dicat merah (Faber 1931:4). Sekitar 1880,
Judul: soerabaia roode Brug (surabaya jembatan kayu diganti menjadi jembatan besi
Jembatan Merah) seperti di Kediri, yang tidak bisa dibuka atau
Penerbit: H. van Ingen, soerabaia diangkat. Sekarang jembatan ini sudah direnovasi
fotografer: salzwedel menjadi jembatan beton. Kini di Surabaya tinggal
satu jembatan besi yang sama persis seperti
Foto kartu pos ini diambil dari sisi timur Kali Mas Jembatan Merah dahulu, yaitu Jembatan Peneleh.
mengarah ke selatan. Banyak perahu diparkir di Gedung sebelah kanan adalah kantor
tepi sungai dengan tiang layar yang diturunkan, keresidenan yang dibangun pada abad ke-18
agar mereka bisa melewati Jembatan Merah yang sebagai rumah dinas untuk pemimpin daerah
tidak bisa dibuka atau diangkat. VOC. Dibongkar pada 1931 dalam rangka
Sejak zaman Daendels, yakni di 1809, renovasi kota. Kemudian lalu lintas bisa berjalan
www.facebook.com/indonesiapustaka

jembatan jungkit yang dapat diangkat ketika langsung dari Kembang Jepun (tepi timur)
ada perahu akan lewat sudah menghubungkan menuju Jalan Rajawali (tepi barat) seperti
permukiman Eropa di tepi barat dengan pecinan sekarang.

223
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan sonokeling dan kendaraan. Menurut papan lalu lintas yang


pernah berdiri di sana, kendaraan harus melintasi
tahun: Dikirim 1905 jembatan pelan-pelan dengan kecepatan
Lokasi: Jalan urip sumoharjo, Madiun stapvoets (secepat pejalan kaki). Dibangun
Judul: Brug voor voetgangers en sekitar pergantian abad ke-20, untuk mengganti
voertuigen over de Kali te Madioen jembatan pertama di atas konstruksi tiang besi
(Jembatan untuk pejalan kaki dan dari sekitar 1880. Jembatan kedua, yang tampak
kendaraan di atas Kali di Madiun. di foto ini, dibangun di selatan jembatan pertama.
Penerbit: De Lange & Co., Madioen Sekitar tahun 1940, jembatan kedua ini
diganti dengan jembatan baru lagi, yang
Jembatan besar ini berlokasi sekitar 200 meter di dibangun di bekas lokasi jembatan pertama
sebelah barat alun-alun Madiun, dan membentang di samping utara jembatan kedua. Jembatan
di atas Bengawan Madiun, anak Bengawan Solo. ketiga sekarang dikenal dengan nama Jembatan
Bernama Jembatan Sonokeling karena pada awal- Manguharjo karena menghubungkan pusat
nya di dekat badan jembatan sebelah timur terda- kota Madiun di tepi timur dengan wilayah
www.facebook.com/indonesiapustaka

pat sebuah pohon sonokeling yang besar. Dulu Manguharjo di tepi barat. Kemudian bagian atas
merupakan jalan raya ke arah Magetan dan Solo. jembatan kedua dipindah ke lokasi dekat Dam
Dengan konstruksi tiga bagian lengkung Jati, beberapa kilometer ke arah hulu sungai, di
besi di atas dua ujung dan dua penyangga yang atas penyangga beton yang baru, sampai runtuh
dibuat dari batu, jembatan yang tampak kokoh akibat banjir pada 2007. Sekarang bongkahan
ini mirip sebuah jembatan kereta api. Tetapi penyangga berbahan batu yang lama tinggal di
jembatan ini dibangun khusus untuk pejalan kaki samping jembatan ketiga.

224
te nta ng a li ra n ai r

Jembatan Cikapundung dengan permukiman yang memanfaatkan fungsi


sungai ini. Dari namanya, diduga pernah banyak
tahun: Dikirim 1935 pohon kepundung (menteng) yang tumbuh di
Lokasi: Jalan Wastukencana, Bandung sekitarnya, yang buahnya mirip dengan buah
Judul: Bandoeng. Engelbert van duku.
Bevervoordeweg. Jembatan dibangun pada 1924 dengan
Penerbit: Visser & Co., Bandoeng konstruksi beton di atas fondasi batu. Sesuai
dengan tren zamannya, jembatan merupakan
Fotografer berdiri di tepi sungai di belakang satu desain dengan tiang lampu yang berdiri
Kampus Universitas Pasundan sekarang dan foto di sini sampai sekarang. Pada awalnya, jalan
mengarah ke selatan. Pemandangan ikut aliran memperoleh namanya dari pionir penerbangan
Cikapundung, yang berhulu di Lembang dan Engelbert van Bevervoorde, yang tewas dekat
membelah Kota Bandung sebelum bermuara Bandung pada 1918. Rumah penduduk yang
di Citarum. Meskipun tidak bisa dilayari, tampak di belakang jembatan sekarang menjadi
sepanjang alirannya Cikapundung penuh Depo Arsip Kemenhub.
www.facebook.com/indonesiapustaka

225
te nta ng a li ra n a i r

Jembatan Gubeng yang dibangun pada 1894 dan dibongkar 1924.


Karena konstruksi jembatan lama tidak cukup
tahun: sekitar 1910 kuat untuk dilintasi trem listrik maka pada 1924
Lokasi: Jalan Gubeng Pojok, surabaya diganti jembatan baru yang berbahan beton yang
Judul: soerabaia Goebengbrug (surabaya digunakan hingga sekarang. Di kejauhan tampak
Jembatan Gubeng) Pintu Air Gubeng.
Penerbit: H. van Ingen Dalam rangka revitalisasi tepi Kali Mas pada
fotografer: Photo-atelier Kurkdjian, soerabaja abad ke-21, tepi sungai di daerah ini dirapikan
oleh pemerintah kota untuk pengembalian fungsi
Digambarkan belokan Kali Mas dilihat dari tepi jalur hijau, salah satunya dengan menebar sejuta
sungai sebelah timur. Foto mengarah ke selatan. ekor benih ikan nila di sungai ini. Banyak sekali
Sebuah perahu melintasi sungai dengan sebuah pohon dan tumbuhan ditanam; di pinggiran
jembatan berkonstruksi besi sebagai latar sungai dibuat lintasan joging dan tempat wisata
belakangnya, yaitu Jembatan Gubeng yang lama bagi warga kota.
www.facebook.com/indonesiapustaka

226
sEPutar
PELaBuHan

Kota pelabuhan selalu berlokasi di dekat muara, dekat muara sungai. Sementara groote boom
dengan perairan yang cukup strategis dan aman (pabean besar) untuk barang dagangan, yang
buat kapal untuk membuang sauh. Kapal laut letaknya beberapa kilometer ke hulu, dekat
tidak berlayar hingga ke pedalaman karena dengan pusat keramaian bongkar-muat perahu.
sungai tidak cukup dalam dan tidak ada tambatan Karena gerakan kapal dan perahu sulit diawasi
untuk berlabuh. Penumpang dan barang dilangsir dari lokasi kantor tersebut, dibangun menara
dari kapal laut ke perahu kecil untuk merapat. pengawasan supaya tidak ada yang lepas dari
Di tepi sungai lahirlah pelabuhan perhatian petugas bea.
berikut dengan pembangunan pergudangan Barang yang dibongkar adalah barang impor,
dan perkantoran yang berkaitan dengan misalnya minyak, bahan makanan Eropa, mesin-
perdagangan. Semua penumpang dan barang mesin, peralatan, mobil, dan tekstil. Sedangkan
dagangan dikenakan pajak. Untuk tujuan itu, di barang yang dimuat adalah barang ekspor berupa
tepi sungai selalu terdapat kantor imigrasi, kantor hasil pertanian seperti gula, tembakau, dan kopi.
bea cukai dan gudangnya. Pos ini juga disebut tol, Seiring dengan berjalannya waktu, banyak
atau boom. Kata Belanda “boom” berarti pohon. sungai pelabuhan semakin sulit untuk dilayari
Pada zaman VOC, sebatang pohon dipasang di karena lumpur mendangkalkan sungai. Akibatnya,
seberang sungai untuk menghentikan perahu muara sungai bergeser semakin jauh dari fasilitas
www.facebook.com/indonesiapustaka

dan kapal yang akan lewat. Saat batang pohon pelabuhan. Kota yang pada abad ke-17 atau
tidak lagi dipakai, sebutan boom masih digunakan 18 dibangun di muara sungai, pada abad ke-20
untuk menyebut kantor bea (Diessen 1989:170). terletak sampai lima kilometer jauhnya dari bibir
Hingga awal abad ke-20 pelabuhan besar pantai.
memiliki kleine boom (pabean kecil) sebagai Untuk mengatasi masalah tersebut, berbagai
kantor imigrasi dan bea bagasi penumpang kapal. macam tindakan telah dilakukan sehingga
Kantor pabean kecil biasanya terletak paling hilir menghasilkan berbagai wajah pelabuhan di Jawa:
s e pu ta r Pe la bu h a n

1. Muara sungai alurnya digali terus dengan tertutup dengan dinding plat besi (misalnya di
pengerukan agar cukup dalam (Pasuruan). Batavia) atau tanpa dinding dengan konstruksi
2. Penggalian aliran air bypass dari sungai ke terbuka (misalnya di Cirebon).
pantai khusus untuk membangun pelabuhan Dalam judul kartu pos bab ini, banyak
(Semarang) ditemui toponimi yang mengingatkan kita pada
3. Sungai dibendung dan aliran air dibelokkan keadaan dan kegiatan sekitar pelabuhan yang
lewat jalur lain, agar lumpur dari pedalaman kini telah hilang. Jika mata kita melihat foto kartu
tidak lagi bisa bersedimentasi di pelabuhan pos bab ini, hidung kita seolah bisa mencium
(Cirebon, Probolinggo, Tegal). aroma air sungai dan laut. Bahkan kulit laksana
4. Pembangunan pelabuhan baru di pantai merasakan angin, dan telinga laksana mendengar
(Tanjung Priok, Tanjung Perak) gemuruh ombak, gemeretak rantai jangkar, dan
lengkingan peluit uap.
Untuk merapat di pelabuhan generasi baru
itu, penumpang dan barang tidak lagi perlu
ditransitkan lewat perahu kecil. Kapal uap
yang besar pun dapat berlabuh langsung pada
tambatan modern. Ada terminal penumpang yang
eisien dan fasilitas yang memungkinkan bongkar
muat kapal yang lebih besar dan lebih cepat. Banyak pelabuhan
Tidak semua pelabuhan memiliki fasilitas modern
karena alasan ekonomis. Soalnya, modernisasi
dilengkapi mercusuar,
pelabuhan membutuhkan dana investasi sangat
besar. Gubernemen memutuskan pembangunan
atau juga disebut
bandar laut di kota besar Batavia (Tanjung Priok,
1886) dan Surabaya (Tanjung Perak, 1920). Pada
menara api, untuk
1927, rencana untuk pembangunan bandar
laut yang modern di Semarang sudah siap.
membantu navigasi
Sayangnya, rencana tersebut tidak terwujud pada
zaman kolonial akibat krisis ekonomi dunia saat
kapal laut. Menara
itu (Brommer 1995:33). dengan sumber cahaya
Banyak pelabuhan dilengkapi mercusuar,
atau juga disebut menara api, untuk membantu di puncaknya memiliki
navigasi kapal laut. Menara dengan sumber
cahaya di puncaknya memiliki dua varian. Model dua varian.
www.facebook.com/indonesiapustaka

228
s e pu ta r Pe la bu h a n

Mercusuar mulut pelabuhan Sunda Kelapa sebelum 1862


(Merrillees 2004:20) dan masih berdiri tegak
tahun: sekitar 1900 hingga kini. Foto dibuat dari kapal di muara Kali
Lokasi: sunda Kelapa. Jakarta Besar. Ke kiri kita berlayar ke hulu yaitu ke arah
Judul: Vuurtoren Batavia (Menara api Pasar Ikan.
Batavia) Di sebelah kiri menara tampak rumah,
Penerbit: Visser & Co, Weltevreden dipastikan rumah dinas petugas penjaga. Sumber
cahaya adalah api, maka mercusuar juga disebut
Mercusuar adalah bangunan menara dengan dengan “menara api”. Pada zamannya, digunakan
sumber cahaya di puncaknya yang dibangun lampu minyak (Colijn 1912:341). Banyak
di banyak pelabuhan, terlihat dari sangat jauh mercusuar didirikan di Hinda Belanda, dengan
dan membantu navigasi kapal laut. Di Batavia, konstruksi dan dinding plat besi yang dibuat di
mercusuar setinggi 17 meter dibangun di Belanda lalu dipasang di lokasinya.
www.facebook.com/indonesiapustaka

229
s e pu ta r Pe la bu h a n

Kata menara berasal dari


bahasa Arab ma (tempat)
dan nar (api). Artinya
mercusuar. Menara ini
dibangun pada 1825 di
pelabuhan Semarang, di
tepi Kali Semarang, untuk
memancarkan sinar isyarat
pada malam hari untuk
membantu navigasi kapal.
Berfungsi hingga 1884 waktu
sebuah mercusuar baru
dibangun satu kilometer
lebih utara dekat muara Kali
Baru. Kemudian, mercusuar
lama ini dimanfaatkan
sebagai menara masjid,
hingga sekarang.
Lokasinya di Jalan Layur
Kampung Melayu, yaitu
bagian kota multikultural
yang dekat pelabuhan.
Dahulu merupakan
permukiman nelayan dan
perdagangan makanya di
sana banyak saudagar dari
Arab, Madura, Sulawesi,
Kalimantan, dan lain-lain.
Gedung masjid, yang
berlokasi di tepi Kali
Semarang di belakang
menara, mulai dibangun
pada tahun 1802. Saat
itu, masjid di Jawa belum
dilengkapi menara. Umat
Islam di Jawa dipanggil
Masjid Menara untuk salat dengan suara
pukulan bedug. Pendatang
tahun: sekitar 1948 Arab pada abad ke-19
www.facebook.com/indonesiapustaka

Lokasi: Jalan Layur, semarang membawa tradisi mereka


Judul: Melajoe untuk meneriakkan suara
Penerbit: Prot. Chr. Mil. tehuis, Bodjong 51, semarang azan dari atas menara.

230
s e pu ta r Pe la bu h a n

Pelabuhan Muara Gembong kereta api. Saat itu, gudang-gudang di sepanjang


dermaga pelabuhan, melalui rel dihubungkan
tahun: sekitar 1920 dengan jaringan kereta api.
Lokasi: Jalan soekarno Hatta, Pasuruan Selain pusat aktivitas nelayan, sejak
Judul: Haven Pasoeroean (Pelabuhan berabad-abad Pasuruan juga merupakan pusat
Pasuruan) perdagangan hasil laut, dan lokasi di mana
Penerbit: nanyo toko takauchi hasil bumi dari daerah pedalaman diangkut
Pencetak: Kawai & Co., Bandoeng dengan perahu ke pelabuhan melalui Sungai
Gembong. Sudah sejak abad ke-16, Pasuruan
Pelabuhan Pasuruan terletak di muara Sungai memiliki pelabuhan penting dengan pangkal
Gembong. Toponimi Gembong menceritakan cara laut yang aman untuk kapal besar. Bahkan pada
menyeberang yang pernah digunakan. Dalam abad ke-19, Pasuruan berstatus pelabuhan
bahasa Jawa, gembong adalah sebuah tambang terbesar kelima di Pulau Jawa. Masa jayanya
yang dibuat dari dua perahu yang disambung tidak berlangsung lama. Saat jaringan kereta api
(Jansz 1906:274). Tampak perahu-perahu nelayan Surabaya-Malang dibangun pada 1882, Pasuruan
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang berlabuh di Pasuruan. Fotografer berdiri di mulai kalah pamor dengan Surabaya sebagai
tepi kiri mulut pelabuhan dan foto mengarah ke pelabuhan ekspor. Selain itu, akibat sedimentasi,
selatan. Gedung besar di seberang sungai yang muara Sungai Gembong perlu dikeruk terus agar
dibangun dengan arsitektur kolonial khas abad cukup dalam. Meskipun demikian, pada awal
ke-19 adalah kantor pelabuhan yang saat itu abad ke-20 perahu hanya dapat masuk keluar
juga dikenal dengan sebutan boom. Di sebelah pelabuhan sehari dua kali, saat air pasang (Blink
kanan kompleks boom terlihat gerbong-gerbong 1905:164).

231
s e pu ta r Pe la bu h a n

Kali Baru kapal laut, terjadilah proses sebaliknya.


Kali Baru direncanakan tahun 1854, dan
tahun: sekitar 1900 dibangun pada tahun 1873-1875 dengan panjang
Lokasi: Jalan Kapten Laut Wiratno, 1.180 meter dan lebar 23 meter. Kanal yang lurus
semarang ini mengganti Kali Semarang yang berbelok-
Judul: Kali-Baroe, semarang belok sebagai pelabuhan. Panorama yang
memperlihatan banyak kegiatan di kedua tepinya
Pada zaman kolonial, Semarang punya pelabuhan mengarah ke selatan. Di kejauhan ada pintu air di
penting untuk ekspor gula, tembakau, kopi, dan mana Kali Baru mencabang dari Kali Semarang.
kapuk. Barang yang diimpor antara lain mesin Konvoi gerobak menyeberang Jembatan Angkat.
dan tekstil (Brommer 1995:28). Saat itu pelabuhan Jembatan lama yang berbahan kayu ini berfungsi
Semarang belum mempunyai tambatan yang sampai diganti jembatan berbahan besi pada
bisa menerima kapal laut yang besar. Semua 1913. Baik di tepi barat maupun di tepi timur ada
kapal laut membuang jangkarnya di tengah laut jalur rel kereta api. Namun, kedua jaringan rel
www.facebook.com/indonesiapustaka

dan menurunkan muatannya ke perahu yang dimiliki dua perusahaan kereta api yang berbeda,
mengangkutnya ke gudang-gudang di tepi Kali dan tidak berhubungan. Baru pada tahun 1941
Semarang dan Kali Baru. Jika memuat barang ke kedua jaringan dihubungkan.

232
s e pu ta r Pe la bu h a n

Pelabuhan Muara Banger Kemudian sungai dibendung untuk menghindari


pendangkalan pelabuhan. Hasilnya, aliran air
tahun: sekitar 1900 sungai mencari jalur baru lebih timur.
Lokasi: Jalan tanjung tembaga, Probolinggo Pelabuhan memiliki teluk persegi panjang
Judul: Haven-Probolinggo (Pelabuhan dengan kade berdinding batu bata. Melalui kanal
Probolinggo) ke arah utara sepanjang sekitar satu kilometer,
Penerbit: P. schuitenmaker, Probolinggo teluk tersebut dihubungkan dengan laut. Foto
memperlihatkan perahu yang bersandar di tepi
Pada zaman kolonial, Probolinggo punya timur kanal tersebut. Banyak perahu datang dari
pelabuhan regional untuk produk pertanian sekitar wilayah Probolinggo bahkan dari Pulau
daerah pedalaman seperti gula, tembakau, Madura. Perahu juga digunakan untuk membong-
dan kopi. Pelabuhan ini berlokasi di bekas kar muat kapal besar yang berlabuh di pangkalan
muara Sungai Banger. Saat VOC membangun laut, di depan pelabuhan. Di kejuhan terdapat
benteng dan pos perdagangan di pelabuhan gedung-gedung di sekeliling teluk pelabuhan,
www.facebook.com/indonesiapustaka

ini pada 1743, Sungai Banger masih mengalir. dengan gudang-gudang dan kantor pelabuhan.

233
s e pu ta r Pe la bu h a n

Kantor tol bisa menerima kapal kecil. Kapal besar


membuang sauh di tengah laut di depan
tahun: sekitar 1900 pelabuhan. Penumpang dan barang ditransitkan
Lokasi: Pelabuhan lama, tegal ke kapal kecil untuk mendarat.
Judul: tolkantoor tegal (Kantor tol tegal) Di tepi barat (sebelah kanan) kali pelabuhan
ada tiang bendera dan kantor pabean, di mana
Tegal adalah kota pelabuhan di muara Kali semua barang dagangan diperiksa dan pajak
Gung. Sungai ini dinamakan demikian karena dibayar. Pengenaan pajak pada barang dagangan
berhilir di Gunung Agung yakni sebuah nama di pelabuhan sudah dilakukan oleh pemimpin
kuno dari Gunung Slamet. Agar pelabuhan pribumi sebelum VOC datang (Boeke 1936:29).
tidak mendangkal, pada abad ke-19 sungai Dalam bahasa Belanda aktivitas ini disebut
dibendung beberapa ratus meter dari ujungnya, dengan kata tol yang sebenarnya berarti tempat
dan aliran air dialihkan lewat jalur alternatif yang hanya dapat dilewati dengan membayar
ke arah timur (Blink 1905:144). Muara sungai uang. Kata Belanda tersebut berasal lewat kata
www.facebook.com/indonesiapustaka

aslinya kemudian dikeruk dan digunakan Latin toloneum dari kata Yunani kuno telos yang
sebagai kali pelabuhan. Pelabuhan ini hanya berarti kontribusi wajib.

234
s e pu ta r Pe la bu h a n

Kepabean Boom Kecil pohon disebut dengan boom. Saat batang


tersebut tidak lagi dipakai, sebutan boom masih
tahun: sekitar 1900 digunakan terus untuk menyebut kantor bea
Lokasi: Jalan Kali Mas Barat, surabaya (Diessen 1989:170). Hingga kantor pelabuhan
Judul: De Kleine Boom, tol van in- en baru dibangun pada 1921, di Surabaya terdapat
uitvoerrechten (Kepabean Kecil, bea impor kleine boom (kepabean kecil) di tepi timur Kali
dan ekspor) Mas yang berfungsi sebagai kantor pabean dan
Penerbit: H. van Ingen, soerabaia kantor imigrasi di mana barang dan penumpang
semua kapal atau perahu yang lewat diperiksa.
Pada zaman VOC, di depan kantor tol atau Sementara terdapat groote boom (kepabean
pajak, sebatang pohon dipasang di antara kedua besar) di tepi barat di sebelah utara Jembatan
tepi sungai untuk menghentikan perahu dan Merah, lima kilometer ke arah hulu di Kali Mas.
kapal yang akan lewat. Dalam bahasa Belanda,
www.facebook.com/indonesiapustaka

235
s e pu ta r Pe la bu h a n

Pabean Boom Besar ini, dengan kantor di sebelah kanan di luar sudut
kamera, sebelum 1920 semua barang impor dan
tahun: sekitar 1900 ekspor di pelabuhan Surabaya harus dilaporkan.
Lokasi: taman Jayengrono, surabaya Di sini barang akan diperiksa dan bea dibayar.
Judul: soerabaia. Kalimaas- Lapangan di tepi sungai adalah Taman
telefoonkantoor-Groote Boom (surabaya. Jayengrono yang saat itu masih bernama
Kali Mas-Kantor telepon-Pabean Besar) Willemsplein (Taman Willem), dari Willem I,
Penerbit: J.M. Chr. nijland, soerabaia Raja Belanda pada periode 1815-1840. Gedung
berbentuk oktagonal adalah kantor telepon yang
Tampak kegiatan bongkar maut di groote boom dibangun pada 1884. Pada tahun 1994 di bekas
(pabean besar) di tepi barat Kali Mas, lima lokasi kantor groote boom dibangun kompleks
kilometer ke hulu dari muara sungai. Di kompleks pertokoan Jembatan Merah Plasa (JMP).
www.facebook.com/indonesiapustaka

236
s e pu ta r Pe la bu h a n

Jalan Boom hidup terus dalam nama Pantai Boom di mana


terdapat Taman Hiburan Rakyat (THR). Sekarang
tahun: Dikirim 1912 bekas kompleks boom sudah tidak berfungsi
Lokasi: Jalan Banterang nusantara, lagi sebagai dermaga niaga tapi masih menjadi
Banyuwangi dermaga nelayan.
Judul: Banjoewangi Boomstraat hoek toko Foto mengarah ke timur ke arah pelabuhan,
f.H. Gruyter (Jalan Boom sudut toko f.H. kalau balik kita ke alun-alun. Tampak toko
Gruyter) serbaada Gruyter di sudut timur laut Boomstraat
dengan Jalan Sayuwiwit sekarang. Toko tersebut
Toponimi Belanda Boomstraat berarti jalan menerbitkan dan menjual banyak kartu pos
yang menuju ke boom alias kompleks pabean di bergambar Banyuwangi. Diduga, kartu pos ini
pelabuhan. Dahulu, banyak sekali kota pelabuhan juga dijual di toko ini. Di belakang barisan rumah
di Pulau Jawa memiliki jalan bernama Boomstraat Eropa di sepanjang jalan, ada Kampung Melayu.
di kawasan pelabuhan. Di Banyuwangi, Dahulu, di sepanjang Boomstraat ini banyak
www.facebook.com/indonesiapustaka

jalan sepanjang sekitar satu kilometer ini terdapat permukiman nelayan dari luar, misalnya
menghubungkan alun-alun di pusat kota di Kampung Melayu tersebut dan Kampung Mandar
ujung baratnya dengan pelabuhan di ujung (orang Sulawesi) yang terletak sekitar 500 meter
timurnya. Di Banyuwangi, sebutan boom masih ke arah lurus di sebelah kiri jalan.

237
s e pu ta r Pe la bu h a n

Jalan Galangan ke sebuah galangan kapal yang terletak di tepi


Kali Mas. Foto dibuat ke arah balik, dari ujung
tahun: sekitar 1910 utara ke selatan. Saat itu galangan tersebut sudah
Lokasi: Jalan Kasuari, surabaya tidak ada lagi. Kali Mas ada di belakang gedung
Judul: soerabaia Werfstraat (surabaya Jalan sebelah kiri. Gedung di sebelah kanan pada
Galangan) gambar ini masih ada dan tidak banyak berubah.
Penerbit: H. van Ingen, soerabaia Di tengah foto tampak toko Ruhaak & Co.
yang didirikan pada tahun 1879 oleh dua kapten
Di peta Surabaya zaman Belanda, beberapa kapal laut dari Belanda, yaitu kakak-beradik Jan
toponimi memberi keterangan tentang aktivitas Adrianus Ruhaak (1841-1888) dan Gerd Hendrik
pelabuhan di zaman yang sudah berlalu, di Ruhaak (1843-1889). Papan iklan di lantai berbunyi
sebuah kawasan kota yang sekarang jauh dari Machine- en Werktuighandel (Perdagangan Mesin
pelabuhan yang dipindahkan lima kilometer ke dan Alat) dan Scheepsleverancier (Pemasok bahan
arah utara. Terdapat Zeemanstraat (Jalan Nelayan, kapal). Ruhaak pindah ke lokasi baru pada 1915.
www.facebook.com/indonesiapustaka

kini Jalan Kelasi), Boomstraat (Jalan Boom, kini Di latar belakang ada pertigaan dengan Kali
Jalan Bongkaran) dan Werfstraat (Jalan Galangan, Sosok, di mana sejak 1849 berdiri sebuah penjara.
kini Jalan Kasuari bagian utara). Pada abad ke-18 Maka dari itu, Werfstraat ini oleh rakyat setempat
jalan tersebut menuju dari pusat kota ke utara juga disebut dengan Jalan Penjara.

238
s e pu ta r Pe la bu h a n

Pabean nama lama Pabean. Foto mengarah ke timur.


Barisan rumah di foto ini sudah hilang, tahun
tahun: Dikirim 1911 1924 diganti gedung BAT (British American
Lokasi: Jalan Pasuketan, Cirebon Tobacco).
Judul: Pabejan O. Zyde. (Pabean sisi timur) Tampak Toko Michael yang cukup tua.
Penerbit: J.D. de Boer, Cheribon. Cerobong palsu di atas atap merupakan ciri
khas arsitektur Belanda abad ke-18 atau awal
Di Jalan Pasuketan bagian timur di Cirebon, di abad ke-19. Atap tempelan di atas trotoar lebih
lokasi yang berhadapan dengan Jalan Kantor, baru, dengan konstruksi tiang besi yang khas
sekarang di tengah dua jalur jalan ada taman akhir abad ke-19. Model gerobak dorong di foto
hijau, yaitu bekas Sungai Cirebon yang ditimbun ini banyak digunakan oleh yayasan kurir milik
pada abad ke-19. Kata cirebon dalam bahasa perkeretaapian sebagai transportasi pengiriman.
Sunda berarti “sungai udang”. Sebelumnya, Terbaca tulisan “Semarang-Cheribon Stoomtram
sungai dan tepinya ramai kegiatan pelabuhan, Maatschappij” yaitu perusahaan kereta api
www.facebook.com/indonesiapustaka

di mana perahu-perahu berlabuh untuk bongkar swasta yang regional. Di foto ini juga terlihat
muat. Di sini juga didirikan kantor pabean, di apotek dengan papan bertluliskan huruf Jawa
mana pembayaran pajak diatur. Sesudah aktivitas yang jikalau dibaca berbunyi “kamar obat”. Di
pelabuhan dipindahkan ke bandar laut baru belakangnya terlihat iklan dinding HYGEIA, yaitu
yang dibangun 1865, lokasi lama dan kampung merek minuman bersoda yang memiliki pabrik di
di sebelah selatannya tetap disebut dengan Semarang pada zamannya.

239
s e pu ta r Pe la bu h a n

Kade Pelabuhan melindungi pelabuhan dari ombak laut (wikipedia:


Pelabuhan Cirebon). Pelabuhan ini bisa menerima
tahun: Dikirim 1921 perahu barang, yang digunakan untuk proses
Lokasi: Jalan ambon, Cirebon bongkar muat kapal laut yang bersandar di luar
Judul: Haven Cheribon (Pelabuhan pelabuhan.
Cirebon) Pada foto kartu pos tampak panorama
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden, pelabuhan Cirebon ke arah barat dengan latar
Buitenzorg, Batavia belakangnya Gunung Ciremai. Mercusuar
berkonstruksi terbuka di sebelah kiri foto berdiri
Karena pangkalan laut memberi tempat bersauh di ujung tanggul. Di sepanjang kade-kade
yang aman untuk kapal besar, dengan pedalaman tampak perkantoran dan pergudangan berbagai
darat yang subur dan ramai penduduk, pada perusahaan impor-ekspor di Pesisir (kini Jalan
zaman kuno dibangunlah pelabuhan di muara Perniagaan), serta sebuah kren angkat barang
Sungai Cirebon (Blink 1905:123). Sekarang sungai yang tecermin di air. Saat itu, dengan kapal
www.facebook.com/indonesiapustaka

tersebut sudah tidak ada lagi, tetapi bekas keruk pelabuhan digali terus agar tidak dangkal
muaranya tetap merupakan bagian pelabuhan karena lumpur. Kapal antar-pulau dari perusahaan
di sepanjang Jalan Ambon sekarang. Pada 1865, Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)
dibangun pelabuhan laut berupa sebuah teluk menghubungkan pelabuhan Cirebon dengan
dan pada 1890 pantai di kedua sisinya dirangkul pelabuhan lain (Blink 1905:123).
dengan tanggul yang menonjol di laut, untuk

240
s e pu ta r Pe la bu h a n

tanjung Priok berlabuh di lokasi foto. Sebelah kanan ada


pergudangan. Dua jalur rel diperuntukkan untuk
tahun: 1911 kren barang dan kereta api.
Lokasi: Jalan Padamarang, Jakarta Nama Tanjung Priok menceritakan bahwa
Judul: tandjoeng Priok daratan yang menjorok ke laut ini pernah terkenal
Penerbit: Kolf & Co., Batavia dari produksi dan jualan periuk, yaitu semacam
wajan untuk masak yang berbahan tanah liat. Di
Digambarkan kade di sisi barat kolam pertama sini, pada 1886 diresmikan sebuah pelabuhan
alias “Pelabuhan 1” yang sekarang menjadi modern yang mengganti pelabuhan Sunda Kelapa
terminal penumpang Pelni. Terlihat dari jumlah yang lama di Batavia, sekitar 10 kilometer ke arah
cerobong, kade cukup panjang sebagai tempat barat. Pada awalnya pelabuhan baru ini terdiri atas
merapatnya empat kapal uap yang cukup besar. satu kolam yang dikelilingi kade, dan pada 1917
Seperti biasanya, semua kapal “diparkir” satu dan 1932 dilengkapi kolam kedua dan ketiga di
di belakang yang lain dengan haluan ke arah sebelah timurnya. Pelabuhan Tanjung Priok sejak
www.facebook.com/indonesiapustaka

luar. Seabad yang lalu, perbedaan antara kapal awalnya berfungsi sebagai pintu gerbang arus
barang dan kapal penumpang masih kurang jelas. keluar masuk untuk penumpang maupun barang,
Banyak kapal barang juga menerima penumpang, antarpulau dan internasional, dan hingga sekarang
atau sebaliknya, seperti kapal uap hibrida yang merupakan pelabuhan terbesar di Indonesia.

241
s e pu ta r Pe la bu h a n

tanjung Perak tenggelam. Pelabuhan Tanjung Perak di sebelah


barat muara Kali Mas dibangun karena fasilitas
tahun: sekitar 1930 pelabuhan di sepanjang sungai sudah tidak
Lokasi: Jalan Bantaran tembok, surabaya mampu lagi menampung aktivitas pelabuhan,
Judul: Havenkantoor tandjong Perak saat kegiatan ekonomi di Surabaya dan Jawa
(Kantor Pelabuhan tanjung Perak) Timur sangat berkembang. Barang yang sering
Penerbit: H. van Ingen, soerabaja kali dibongkar antara lain adalah minyak, bahan
pangan, mesin-mesin, peralatan, mobil, dan
Kantor Administrasi Pelabuhan (Adpel) di sebelah tekstil. Yang sering dimuat adalah hasil pertanian
barat muara Kali Mas ini dirancangkan oleh seperti gula, tembakau, dan kopi. Pada zaman itu,
arsitek Frans Johan Louwrens Ghijsels (1882- pelabuhan Tanjung Perak yang mulai beroperasi
1947) dan selesai dibangun pada tahun 1921. pada 1920 merupakan puncak modernitas.
Gedung dilengkapi dengan menara observasi dari Tambatan-tambatan indah untuk kapal laut yang
mana semua lalu lintas pelabuhan dan laut dapat besar memiliki panjang lebih dari lima kilometer,
www.facebook.com/indonesiapustaka

dipantau. dan kegiatan ekonomis bertumbuh terus. Menurut


Konon, Tanjung Perak disebut demikian harapan optimistis pada waktu itu, Surabaya akan
karena di tempat ini banyak harta karun berupa mengungguli Singapura sebagai kota pelabuhan
perak yang berasal dari kapal-kapal yang pertama di Asia Tenggara (Elout 1936:90).

242
arsItEKtur
BErGaYa ErOPa

Sejarah dan perkembangan arsitektur yang tidak diwakili di Indonesia, karena saat itu
Dalam sejarah arsitektur Eropa dikenal banyak orang Eropa belum bermukim di bumi Nusantara.
gaya, aliran, dan gerakan yang saling bergantian Namun pada zaman kolonial, aliran tersebut
seiring dengan berjalannya waktu. Sekarang ini pernah mengalami revitalisasi dalam gaya “neo”
semua jenis gaya arsitektur telah diklasiikasi yang digunakan di Indonesia.
dan diberi nama oleh sejarawan dan akademisi.
Pada zaman ketika sejenis gaya digunakan, para Neoklasik dan Indische empire
pembangunnya sendiri belum tentu sadar tentang Klasik adalah sebutan untuk gaya arsitektur
klasiikasi dan nama tersebut. Pada dasarnya Yunani dan Romawi kuno (800 SM- 500 M).
mereka hanya ingin mendirikan bangunan Repertoar bagian klasik mengenal antara lain
modern dengan mengikuti tren pada zaman itu. pilar-pilar besar langgam Dorik, Ionik, atau
Di Jawa terdapat banyak warisan arsitektur Korintia, fronton segitiga, atap kubah, dan
Eropa dari berbagai gaya desain. Terkadang pelengkung kemenangan.
digunakan satu gaya arsitektur saja tetapi lebih Neoklasik, atau juga disebut klasisisme, adalah
sering bangunan mewakili gaya campuran atau penghidupan kembali gaya klasik. Pada periode
transisi. Akan menarik bila mengidentiikasi renaisans (abad ke-16 dan17) dan Barok (abad
periode pembangunan. Kita dapat mencari ciri ke-17 dan 18), elemen-elemen arsitektur klasik
www.facebook.com/indonesiapustaka

khas bangunan tersebut yang sesuai dengan digunakan secara bebas sebagai ornamen dalam
gaya arsitektur tertentu dari periode tertentu. bangunan modern. Sebuah contoh dari periode
Selain menikmati keindahan arsitektur, kita tersebut adalah balai kota Batavia (halaman 57).
dapat membayangkan bangunan tersebut dalam Pada sekitar periode tahun 1780-1860, lahirlah
konteks sejarahnya. konsep bangunan ideal dengan kemurnian
Di Eropa terdapat berbagai gaya arsitektur bentuk dan proporsi harmonis, yang tidak hanya
dari zaman prakolonial (klasik, gotik, renaisans) menggunakan elemen-elemen dari arsitektur klasik
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

secara bebas seperti sebelumnya, tetapi contoh bangunan renaisans dari abad ke-16 dan 17.
klasik juga langsung disalin (Jongh 1948:396). Kata Prancis renaissance berarti lahir kembali,
Boleh jadi, bangunan baru diberi wajah yang tidak yang dimaksudkan budaya-budaya klasik.
beda banyak dengan candi Yunani Kuno. Bangunan klasik tidak disalin seperti dalam
Empire merupakan aliran dalam gaya gaya neoklasik, tetapi pola klasik digunakan
neoklasik. Dengan kata Prancis empire (baca: sebagai inspirasi dengan bebas. Berbeda dari
ampir) yang berarti “kekaisaran”, dimaksudkan gotik yang bersifat vertikal, renaisans bersifat
Kekaisaran Napoleon I di Prancis (1804-1815). horisontal.
Bangunan yang lebih megah lagi dibandingkan • Gaya rangka batang kayu: Dinding memakai
sebelumnya, digunakan untuk memuliakan konstruksi batang kayu horisontal, vertikal, dan
kebesaran kekaisaran (Jongh 1948:399). Gaya diagonal, yang diisi dengan batuan atau tanah
arsitektur ini dibawa ke Hindia Belanda oleh liat. Gaya dinding tersebut banyak digunakan
Gubernur Jenderal Daendels pada zaman di Eropa sejak abad pertengahan dan
kekuasaan Prancis 1808-1810 (Akihary 1988:14). mengalami revitalisasi pada akhir abad ke-19.
Pada abad ke-19, di Hinda Belanda lahirlah • Pembangunan menara pada pojok gedung
sebuah gaya arsitektur campuran. Dibangun merupakan elemen “romantis” yang
gedung bergaya neoklasik dengan adaptasi pada diwariskan dari rumah benteng Eropa pada
iklim, teknologi, dan bahan bangunan setempat. abad pertengahan.
Atau bisa dilihat dari sisi lain, bangunan bergaya • Gaya chalet: Elemen-elemen dari rumah
setempat diberi ornamen yang dipinjam dari tradisional Pegunungan Alp di Eropa (yang
arsitektur klasik supaya tampak lebih mewah. Gaya dalam bahasa Prancis disebut chalet) yang
ini banyak dianggap sebagai selera murahan dan diimplementasikan secara bebas dalam
bahkan direndahkan dengan sebutan “Indische arsitekur modern. Ciri khasnya adalah
Empire” (“Gaya Kekaisaran ala Hindia”). Salah satu penggunaan ornamen kayu yang banyak,
ciri khasnya adalah beranda dengan barisan tiang- misalnya gigi talang, serta atap yang lebar
tiang klasik yang terlalu besar di depannya. dan kukuh (wikipedia.com: chaletstijl).
• Gaya orientalisme: Elemen-elemen dari
Historisme dan eksotisme bangunan Timur Tengah, Asia Selatan, dan
Gerakan romantisme pada abad ke-19 mendorong Asia Timur, yang diimplementasikan dalam
beredarnya rasa sentimen dan nostalgia terhadap arsitekur Barat (Turner 1996/23:502).
keindahan gaya masa lampau dan terhadap
tempat eksotis. Saat itu lahirlah beraneka ragam Gaya eklektik
gaya arsitektur historisme yang mendapatkan Istillah Prancis Belle Époque (baca: belepok)
inspirasi dari gaya pembangunan yang terdahulu berarti “zaman indah”. Bilangan ini digunakan
(Haslinghuis 2005:126), dan beraneka macam gaya untuk menyebut zaman kedamaian dalam sejarah
eksotisme yang mendapatkan inspirasi dari tradisi Eropa yang berlangsung dari 1871 hingga 1914.
pembangunan daerah tertentu yang memiliki Di wilayah Persemakmuran Inggris, zaman
daya tarik khas. Salah satu manifestasinya adalah tersebut setara dengan akhir zaman Victorian dan
gaya neoklasik yang sudah disebut. Berikutnya awal zaman Edwardian. Di Hindia Belanda, masa
www.facebook.com/indonesiapustaka

terdaftar beberapa contoh lain. tersebut merupakan zaman baru dengan ekonomi
• Gaya neogotik: Revitalisasi gaya arsitektur terbuka untuk investor dari luar, yaitu masa
gotik yang berkembang pada abad ke 12-16. setelah zaman tanam paksa berakhir pada 1870.
Konsep arsitektur gotik adalah kesan tinggi Pada zaman tersebut, berbagai gaya
dan transparan. Vertikalisme mengungkapkan arsitektur diterapkan silih berganti. Sering kali
pengabdian ke Atas. untuk satu rancangan bangunan saja tidak hanya
• Gaya neorenaisans: Revitalisasi gaya cukup satu gaya arsitektur yang digunakan

244
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

tetapi dipilih berbagai elemen dari berbagai ini berkembang pada periode 1900-1925
gaya arsitektur yang kemudian dikombinasikan (Jongh 1948:539).
menjadi satu gedung dengan konsep, bentuk,
dan konstruksi yang baru. Gaya campuran ini Menuju gaya art déco
disebut sebagai “eklektik” yang dapat berarti Arsitektur awal abad ke-20 tidak memiliki
“pilihan” (Haslinghuis 2005:161). Selain repertoar suatu gaya arsitektur yang jelas. Ada aliran
dari gerakan historisme dan eksotisme, pada akhir yang cenderung modern, tetapi ada juga yang
abad ke-19 muncul beberapa gaya arsitektur baru berdasarkan aliran historisme, atau ada yang
yang bisa digunakan sebagai gaya tersendiri, atau mengintegrasikan pola arsitektur setempat dalam
dapat ikut bercampur dengan gaya-gaya yang bangunan yang pada intinya bergaya Eropa.
sudah ada sebelumnya. Dalam perkembangannya, pada akhirnya semua
• Art Nouveau (bahasa Prancis: “Gaya Baru”): gerakan tersebut menuju pada sebuah gaya
Disebut demikan karena gaya seni yang baru yang lahir sekitar 1910-an, yaitu gaya art
berkembang sekitar 1880-1914 ini bukan déco yang bermanifestasi dalam segala rupa dan
revitalisasi aliran lama, tetapi menyediakan bentuk di Tanah Jawa. Gaya desain ini mencapai
repertoar bentuk dan ornamen yang memang puncaknya pada pediode 1920-1940, ditandai
baru pada zamannya. Perwujudan art nouveau oleh tampilan warna kuat, bentuk-bentuk yang
bermacam-macam. Terdapat aliran dengan manis, halus, geometris, kontras, dan garisan
banyak garisan bergelombang terinspirasi vertikal serta horisontal yang tegas, juga dengan
dari bentuk tumbuhan, serta aliran dengan jumlah ornamen yang melimpah yang terinspirasi
bentuk-bentuk geometris yang lebih kaku. dari berbagai gaya. Art déco pada dasarnya
• Penggunaan besi: Selama revolusi industri, menampilkan kesan kemewahan yang berlebihan.
terjadi pengembangan teknik pembuatan besi. Salah satu aliran lain dalam art déco adalah
Salah satu efeknya, pada pertengahan kedua gaya desain yang terinspirasi oleh kemajuan
abad ke-19 banyak elemen besi yang mulai teknologi dan kecepatan pada 1930-an. Bentuk
digunakan sebagai bahan bangunan, misalnya aerodinamik pesawat terbang, mobil, dan kereta
pipa besi sebagai pengganti tiang-tiang klasik api, masuk dalam desain benda-benda modern,
yang tebal, gantungan besi yang berliuk-liuk seperti mebel, korek api gas, atau radio. Arsitektur
sebagai penopang atap teritis yang ditempel tidak terlepas dari tren tersebut. Gedung diberi
pada dinding, dan besi hias sebagai ornamen wajah menarik, bersih, dan halus, dengan garisan-
di atas atap atau tempat lain. garisan vertikal dan sudut bulat yang mengiringi
• Gaya rasionalisme: Sebutan yang arah dan belokan jalan. Gaya baru yang menakluk-
berdasarkan kata “rasio” atau pemikiran kan dunia modern ini disebut streamline moderne.
logis ini digunakan untuk menyebut
gerakan arsitektur yang mencari kejelasan Gaya internasional
dan kesederhanaan dalam keteraturan dan Gaya internasional adalah sebutan untuk gaya
kesatuan. Sama dengan gaya art nouveau, arsitektur modernis yang lahir pada 1920-an.
gaya rasionalisme berbeda dengan gaya- Bahan bangunan baru, misalnya beton, baja,
gaya neo. Berlainan dengan gaya art dan kaca, memungkinkan bentuk-bentuk baru
www.facebook.com/indonesiapustaka

nouveau, bentuknya lebih fungsional, lugas, yang spektakuler. Ciri khas adalah gedung tinggi,
dan tegap, serta dianggap lebih penting asimetris, dengan bentuk-bentuk kaku, dan atap
daripada ornamen. Ciri khasnya adalah datar. Volume gedung membentang ke semua
lengkungan setengah bundar pada dinding dimensi. Bagian-bagian gedung yang berorientasi
datar. Sebagai bahan pembuat dinding, kiri-kanan, depan-belakang, dan atas-bawa saling
banyak digunakan batu bata dengan bertemu dalam satu bangunan. Sebuah aliran
tambahan batu alam dan balok beton. Gaya dalam gaya internasional adalah gaya kubisme.

245
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Istana Putih Istana Putih. Mungkin merupakan hal aneh bagi kita
yang tahu bahwa hampir semua bangunan kolonial
tahun: sekitar 1910 berwarna putih. Namun pada zaman itu warna
Lokasi: Jalan Banteng timur, Jakarta tersebut masih dianggap cukup unik dan belum
Judul: Groet uit Batavia. Paleis banyak bangunan yang berkapur putih.
(Waterlooplein) (salam dari Batavia. Istana Penggunaan lisplang di atas semua dinding,
(Lapangan Waterloo)) barisan pilaster (tiang tempelan) pada dinding,
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden ukuran jendela sebesar pintu, dan simetri
gedung yang ketat, merupakan ciri khas dari
Pada zaman kekuasaan Prancis 1808-1810, atas arsitektur empire, yaitu suatu aliran dalam gaya
perintah Gubernur Jenderal Daendels mulai neoklasik yang menggunakan elemen-elemen
dibangun sebuah gedung pemerintahan yang besar, dari arsitektur klasik. Kata Prancis empire berarti
berdasarkan rancangan insinyur tentara Kolonel kekaisaran. Dimaksudkan zaman kekaisaran
Schulze. Gedung bergaya arsitektur empire itu Napoleon I di Prancis (1804-1815). Bangunan
www.facebook.com/indonesiapustaka

baru selesai dibangun 19 tahun kemudian (Devina megah dan mewah digunakan untuk memuliakan
2005:3), terdiri dari tiga bagian yang disambung kebesaran kekaisaran. Hingga sekarang bangunan
melalui dua bagian pintu. Karena warnanya, ini tetap berfungsi sebagai gedung pemerintahan,
bangunan itu juga dikenal sebagai Witte Huis atau yakni sebagai Kementerian Keuangan.

246
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

rumah Indis dengan ruangan tengah yang merupakan


koridor di antara beranda depan dan beranda
tahun: 1909 (dikirim 1910) belakang. Di atas barisan tiang dorik dibangun
Lokasi: Weltevreden (kini Jakarta Pusat) lisplang selebar rumah. Dengan tembok tebal
Judul: Europeesche woning in Weltevreden yang diplester putih, dan sirkulasi udara yang
tahun: Penerbit: G. Kof & Co., Batavia pintar, interior rumah tetap nyaman dan sejuk.
Sebagaimana halnya dengan rumah di foto ini,
Pada abad ke-19, tembok kota VOC sudah sekitar pergantian abad ke-20, banyak rumah
dihancurkan lalu kawasan di luar kota lama Indis direnovasi dengan dibangun atap tambahan
dianggap lebih sehat. Permukiman Eropa berbahan seng, dengan konstruksi pipa besi yang
bergeser ke area perluasan kota yang baru modern untuk zamannya.
dengan halaman yang lebih besar. Akhirnya Hal yang menarik adalah delapan tiang
terjadilah sebuah model rumah kolonial yang tidak berbaris dengan jarak yang sama, tetapi
khas, bergaya arsitektur yang banyak digunakan merupakan empat pasangan. Di Pasuruan sebuah
www.facebook.com/indonesiapustaka

saat itu: Indische Empire atau Empire Hindia, rumah dengan barisan tiang seperti rumah ini
terkadang disingkat sebagai gaya Indis. dikenal sebagai gedong wolu karena tiangnya
Rumah berlantai satu, beratap perisai berjumlah delapan. Dalam bahasa Jawa, wolu
menggunakan genting, berpenataan simetris, berarti delapan.

247
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Hôtel des Indes sekutu, hotel dibongkar dan dibangun kembali


bangunan industri. Hotel ini terletak di ujung
tahun: Dikirim 1903 utara Werfstraat (kini Jalan Kasuari) dan foto
Lokasi: Jalan Kasuari, surabaya mengarah ke barat. Pintunya menghadap ke
Judul: Hôtel des Indes timur ke arah Kali Mas yang ada di belakang
Penerbit: thies & umbgrove, soerabaia fotografer. Tampaknya hotel memiliki kereta kuda
sendiri untuk antar-jemput tamu.
Hotel didirikan pada 1860 oleh Johannes Bangunan bergaya arsitektur Indische Empire,
Hendrikus Lautenslager (†1862), seorang dengan lisplang besar dan lebar di atas barisan
bekas pelaut Belanda. Pada awalnya bernama tiang tebal yang berdiri di depan beranda luas.
“Marine Hotel”. Lokasi ada di tepi barat Kali Tiga pintu menuju ke sebuah ruang tengah yang
Mas tidak jauh dari pelabuhan. Setelah sang besar. Ruang tersebut berhubungan langsung
pendiri meninggal dunia, hotel berganti pemilik dengan beranda depan dan beranda belakang.
beberapa kali. Pada 1880 hotel berganti nama Di samping kiri dan kanan ruang itu terdapat
www.facebook.com/indonesiapustaka

menjadi Hôtel des Indes (baca: otel-dez-ènde), kamar-kamar tamu. Ngomong-ngomong, juga di
dari bahasa Prancis Indes yang berarti Hindia. kota lain terdapat hotel bernama Hôtel des Indes,
Setelah pada 1945 menjadi markas tentara misalnya di Batavia.

248
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Meskipun tidak ada aturan resmi


mengenai orientasi, banyak
bangunan gereja berorientasi ke
arah timur, yaitu arah terbitnya
matahari yang mewakili Yesus
sebagai Terang Dunia. Juga
demikian halnya dengan gedung
tempat berdoa umat Katolik ini.
Pintu dan kedua menara yang
menjulang setinggi 60 meter
dibangun pada sisi barat. Gedung
dibangun berdasarkan hasil karya
biro arsitek Cuypers-Hulswit dan
diresmikan pada 1901, di sebuah
lokasi di mana sudah sejak 1810
berdiri sebuah bangunan gereja
yang roboh pada 1890. Sejak 1924
tempat ibadah yang secara resmi
bernama “Gereja Santa Maria
Diangkat ke Surga” ini berstatus
sebagai katedral. Kata katedral
berdasarkan kata Latin cathedra
yang berarti kursi uskup, ketua
wilayah dalam birokrasi gereja.
Gereja ini dibangun dengan
gaya arsitektur neogotik, yaitu
revitalisasi gaya gotik yang banyak
digunakan pada katedral di Eropa
pada abad ke-12 hingga 16. Konsep
arsitektur gotik mengutamakan
kesan tinggi dan transparan.
Diterapkan pilar bata yang kurus
dan tinggi, serta lengkungan tajam.
Wujud vertikal mengungkapkan
pengabdian ke Atas. Konstruksi
Gereja Katedral bangunan menampilkan teknik
tahun: Dikirim 1911 skelet dengan sedikit dinding
Lokasi: Jalan Banteng Barat, Jakarta dan banyak jendela besar. Denah
bangunan berbentuk salib. Ujung
www.facebook.com/indonesiapustaka

Judul: r.C. Kerk te Batavia (Gereja roma Katolik


di Batavia) menara dibuat dari besi baja
guna menahan bahaya gempa
bumi (Graaf 1970:70) meskipun
sebenarnya hal itu tidak sesuai
untuk bangunan bergaya neogotik.

249
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

rumah Diakones simetris, dua lantai, atap perisai. Tiga gunungan


segitiga curam dihiasi barisan “bunga salib” di
tahun: Dikirim 1905 atasnya, serta jendela dan pintu berlengkung
Lokasi: Jalan raden saleh, Jakarta tajam, merupakan ciri khas gaya gotik yang
Judul: Diaconessenhuis tjikini, Weltevreden memberi kesan tinggi pada gedung ini. Atap
(rumah Diakones Cikini, Weltevreden) teritis di atas balkon merupakan bagian tempelan
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden dari sekitar 1890, yang agak mengganggu
vertikalisme bangunan aslinya.
Gaya arsitektur neogotik tidak hanya digunakan Sejak tahun 1897 bangunan ini berfungsi
untuk bangunan suci tetapi juga untuk gedung sebagai rumah diakones, yaitu rumah sakit di
lain. Bangunan dalam gambar ini dibangun pada mana para diakones bekerja. Seorang diakones
1857 (Heuken 2000:288) sebagai rumah tinggal adalah perawat Protestan yang bekerja untuk
Raden Saleh Sarief Bustaman (†1880), seorang sosial. Kata diakones berasal dari bahasa Yunani
ningrat kaya yang berkarier sebagai pelukis. Saat diakonos yang berarti pelayan. Sekarang bekas
www.facebook.com/indonesiapustaka

itu aristokrasi pribumi mempunyai gaya hidup kediaman pribadi ini dikenal dengan nama
yang tidak kalah mewah dari elite kolonial. Dasar Rumah Sakit PGI Cikini. PGI berarti Persekutuan
sebuah rumah tanah bergaya Eropa: lebar dan Gereja-gereja di Indonesia.

250
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Markas tentara sebelah selatan Desa Rampal. Daerah militer ini


oleh Belanda disebut kampement. Jalan di depan
tahun: 1913 (dikirim 1920) kompleks bangunan tentara tersebut kemudian
Lokasi: Jalan ronggolawe, Malang disebut Kampementstraat (Jalan Markas). Sekarang
Judul: Veldbataljonkampement Malang ini jalan tersebut menjadi Jalan Ronggolawe.
(Kampemen Infanteri Malang) Bagian infanteri, kavaleri, dan zeni bermarkas di
Penerbit: C. Bocage, Malang sekitar tempat tersebut. Selain perumahan, juga
dibangun tempat latihan tembak, gudang senjata,
Gedung gapura dari kompleks infanteri di Malang dan mesiu, serta kandang kuda.
ini dibangun dalam gaya arsitektur chalet, sebuah Di samping gapura tampak gardu penjaga.
aliran arsitektur yang terinspirasi dari rumah Enam orang militer berseragam hitam bersama
tradisional di Pegunungan Alpen di Eropa. Pada tiga anak pribumi berpose di depan kamera.
akhir abad ke-19, gaya chalet menjadi populer Gedung gapura ini menghadapi ke barat ke
sebagai gaya bangunan di banyak negeri. lapangan luas yang dahulu disebut exercitieterrein
www.facebook.com/indonesiapustaka

Mulai tahun 1880-an, Malang dijadikan kota (tempat latihan) yang kini dikenal sebagai
garnisun dan perumahan militer, yang mulai Lapangan Brawijaya. Sekarang semua fasilitas
dibangun di lokasi di seberang rel kereta api di militer peninggalan Belanda digunakan oleh TNI.

251
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

rumah tinggal rumah “Indis” yang lama, dengan beberapa


bagian tambahan yang lebih modern. Bagian
tahun: Dikirim 1910 yang paling mencolok berbentuk pagoda gaya
Lokasi: Jalan Merdeka, Bandung Tiongkok. Imitasi elemen Asia dalam arsitektur
Judul: Oude Merdika (Merdika Lama) Eropa adalah dampak dari perkembangan gaya
Penerbit: Dianggap toko Becker seni orientalisme pada abad ke-19. Di bagian
depan pintu dibangun sebuah kanopi yang
Merdika adalah nama kawasan lama yang penuh ornamen kayu terinspirasi dari gaya chalet
sudah kita temui di halaman 194. Oude Merdika atau rumah tradisional di Pegunungan Alpen di
atau Merdika Lama merupakan nama lama Eropa. Salah satu ciri khasnya adanya gigi balang.
Jalan Merdeka. Sekitar pergantian abad ke-19, Konstruksi penopang kanopi dan penopang
di sekitarnya banyak dibangun rumah-rumah serambi pagoda tidak dibuat dari kayu melainkan
mewah dikelilingi halaman luas. Rumah dalam dari pipa besi. Penggunaan besi tempa sebagai
foto ini bahkan dilengkapi dengan garasi untuk bahan bangunan dianggap sebagai puncak
www.facebook.com/indonesiapustaka

kereta ataupun mobil. modernitas pada akhir abad ke-19 dan awal abad
Rumah di atas dibangun menurut konsep ke-20.

252
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Kolam penyimpanan air minum dengan gaya arsitektur neorenaisans, salah


satu aliran dalam gaya historisme yang mulai
tahun: Dikirim 1902 populer pada pertengahan kedua abad ke-19.
Lokasi: Jalan Merdeka utara, Jakarta Neorenaisans adalah revitalisasi gaya renaisans
Judul: Batavia Koningsplein (Batavia yang berkembang di Eropa pada abad ke-16 dan
Lapangan raja) 17. Gaya ini tidak meniru bangunan Yunani dan
Penerbit: f.B. smits, Batavia Romawi seperti gaya neoklasik, tetapi elemen-
elemen klasik dipinjam dengan cara bebas
Gedung pada gambar ini adalah kolam sebagai ornamen untuk menghiasi gedung. Pada
penyimpanan air minum dari sumur bor yang dinding tampak tiang-tiang langgam korintia
dibangun pada 1870-an. Ini adalah satu dari total dan ceruk-ceruk melengkung dengan patung
90 sumur bor yang menyediakan air bersih untuk manusia. Dinding bagian atas dihiasi balustrade
penduduk Batavia. Air dialirkan dari kedalaman (pagar kisi tebal) dengan inial-inial (tiang hias)
ratusan meter. Dalam dokumentasi, dikatakan berbentuk kerucut.
www.facebook.com/indonesiapustaka

bahwa air sumur tersebut agak hangat tetapi Sistem tersebut tidak mencukupi kebutuhan
berasa sangat tawar karena tidak berkalsium dan dianggap ketinggalan zaman. Oleh karena itu
dan bersoda. Air tersebut cocok untuk diminum dibangun jaringan air ledeng yang menggunakan
setelah dianginkan. Kolam penyimpanannya sumur di Gunung Salak yang mulai beroperasi
dapat berisi 800 meter kubik air (Smitt 1922:3). pada 1922 (Smitt 1922:4). Kemudian bangunan
Bangunan bersegi delapan dibangun kolam penyimpanan air dibongkar.

253
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Sejak berdiri tahun 1828, Javasche


Bank atau Bank Jawa adalah
bank negara Hindia Belanda
yang mengedarkan mata uang
Gulden. Bank yang sejak 1949
menjadi Bank Indonesia ini pada
akhir zaman kolonial memiliki
16 cabang, delapan cabang di
antaranya di Pulau Jawa. Pada
periode awal 1900-an banyak
bangunan cabang yang baru
dibangun, berdasarkan rancangan
arsitek Cuypers dan Hulswit
(yang juga merancang Katedral di
Batavia) bersama arsitek Fermont.
Cabang di Bandung, Batavia,
Cirebon, Kediri, Malang, Solo,
dan Yogyakarta dirancang oleh
satu tim arsitek yang sama dan
semuanya mirip seperti saudara
dari satu keluarga.
Bangunan Bank Jawa di
Cirebon dibangun pada 1919,
sebagai pengganti gedung
lama yang sudah berdiri di
sana sejak 1866 dengan sejenis
historisme yang mendekati
gaya neorenaisans (Akihary
1990:36). Dinding di sekelilingnya
mempunyai banyak ornamen
klasik: barisan tiang tebal,
gunungan segitiga di atas pintu,
dan balustrade terdiri dari barisan
kisi tebal di atas dinding. Tim
arsitek tersebut juga merancang
banyak kantor perusahaan
Bank Jawa swasta dan pemerintah, sekolah,
tahun: sekitar 1920 gereja, toko, dan rumah tinggal
Lokasi: Jalan Yos sudarso, Cirebon yang banyak tersebar di Hindia
www.facebook.com/indonesiapustaka

Judul: Cheribon Javasche Bank (Cirebon Bank Jawa) Belanda.


Penerbit: a.G. smijter Jr., Cheribon
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag (Belanda).

254
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

toko singer penggunaan besi dianggap sangat modern. Di


masa sebelumnya, pada umumnya digunakan pilar
tahun: sekitar 1910 tebal berkapur putih bergaya neoklasik. Gigi talang
Lokasi: Pojok Jalan Bongkaran – Jalan pada ujung atap teritis merupakan gaya hiasan
Waspada, surabaya yang dipinjam dari gaya arsitektur chalet yang
Judul: singer-Winkel te soerabaja (toko menggunakan banyak ornamen kayu. Namun di
singer di surabaya) sini, gigi talang tidak dibuat dari kayu melainkan
dari besi sama seperti pagar kisi.
Pada akhir abad ke-19, gaya arsitektur Tentu banyak pembaca pernah melihat mesin
neorenaisans populer untuk menghiasi wajah Singer kuno di rumah nenek. Sudah seabad yang
rumah toko. Sering kali, hiasan khas neorenaisans lalu, produsen mesin jahit dari Amerika yang
dicampur dengan konstruksi atau hiasan terkenal itu memiliki toko di semua kota besar
berbahan besi. Juga demikian dengan toko di di Hindia Belanda, antara lain di di Surabaya.
Jalan Bongkaran di Surabaya ini. Di atas dinding Pada 1920-an, merek yang menggunakan
www.facebook.com/indonesiapustaka

terlihat balustrade (pagaran) dengan inial-inial huruf S merah sebagai lambang ini berpindah
(tiang hias) berbentuk kerucut yang ciri khas gaya ke bangunan baru di Pasar Besar (kini jalan
neorenaisans. Tiang-tiang penopang pada beranda Pahlawan). Sekarang bangunan lama masih
dan balkon dibuat dari besi. Pada akhir abad ke-19, dilestarikan dalam keadaan kurang terawat.

255
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Villa cantik cantik untuk kalangan atas.


Vila pada gambar ini dibangun dalam gaya
tahun: sekitar 1910 yang dalam bahasa Prancis disebut Belle Époque
Lokasi: Jalan Duryat (“Jalan ria”), surabaya (“Zaman Indah”), yaitu gaya seni dari zaman 1871-
Judul: Boulevard Juliana 1914. Ciri khasnya adalah asimetri, penggunaan
Penerbit: Compañia de Manilla banyak menara, beranda, balkon, erker (teluk
jendela pada dinding dan atap), banyak potongan
Vila yang sangat indah ini dibangun di atap, dan inspirasi dari beraneka macam gaya
persimpangan Juliana Boulevard (ke arah kiri) arsitektur. Denah persegi empat dan penggunaan
dan Mawarstraat (Jalan Mawar, ke arah kanan). balok beton di atas tiang beranda menampilkan
Foto menghadap ke arah tenggara. Kata Prancis arsitektur bergaya rasionalisme, sementara
boulevard berarti jalan penting yang lebar, dinding batu dengan rangka batang terbuat
panjang, dan bergaya, pada umumnya dengan dari kayu di lantai atas bergaya historisme, yang
trotoar lebar, gedung-gedung indah, dan barisan terinspirasi gaya arsitektur lama di Eropa. Biasanya
www.facebook.com/indonesiapustaka

pohon di kedua sisinya. Tahun kelahiran Putri rumah seperti ini memiliki tegel keramik yang
Juliana (1909) menjadi petunjuk kapan jalan cantik di lantai dan dinding, serta kaca berwarna
dan rumah ini dibangun. Pada zaman itu, inilah di jendela bagian atas.
perluasan kota Surabaya yang paling selatan dan Sekarang rumah tersebut difungsikan sebagai
merupakan kawasan bergengsi dengan vila-vila asrama polisi dan telah berubah bentuk.

256
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Biro kepariwisataan memakai gaya-gaya “neo” seperti pada periode


sebelumnya.
tahun: Dikirim 1918 Biro Kepariwisataan dibiayai oleh anggota
Lokasi: Jalan Veteran, Jakarta Perhimpunan Kepariwisataan, yang terdiri dari
Judul: Vereeniging toeristenverkeer berbagai dunia usaha misalnya hotel, bank,
(Perhimpunan Kepariwisataan) perusahaan kereta api, dan perusahaan perkapalan
Penerbit: Kolf & Co., Batavia laut. Saat itu disediakan paket perjalanan dan
diterbitkan brosur, buku panduan perjalanan,
Biro Kepariwisataan, yang mulai beroperasi pada peta, dan lain-lain untuk mempromosikan Hindia
1908, sejak 1910 didirikan di bangunan cantik Belanda sebagai tujuan wisata.
dan lucu ini. Jendela berbentuk ladam yang Jam buka tercatat di samping pintu. Pintu
terinspirasi dari “gerbang bulan” tradisional buka pada jam 8 hingga jam 12 pagi serta jam 1
Tionghoa, dan berakar dalam gaya arsitektur siang hingga jam 7 malam. Biro Kepariwisataan
Eropa Art Nouveau (“Seni Baru”). Gaya ini tersebut berfungsi hingga akhir zaman kolonial
www.facebook.com/indonesiapustaka

disebut demikian karena merupakan gaya yang dan pada 1940-an telah berubah fungsi. Sekarang
memang baru pada puncak perkembangannya bangunan telah dibongkar dan tanahnya menjadi
sekitar tahun 1900 dan ornamen tidak lagi bagian dari halaman Sekretariat Negara.

257
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Hotel Oranje tetapi menggunakan bentuk-bentuk yang baru


pada zamannya.
tahun: sekitar 1915 Hotel Oranje didirikan oleh seorang
Lokasi: Jalan tunjungan, surabaya pengusaha Armenia bernama Lucas Martin
Judul: Oranje Hotel (Hotel Oranye) Sarkies (1852-1912), yang berasal dari keluarga
Penerbit: Kolf & Co., Batavia Sarkies yang terkenal sebagai pemilik kerajaan
hotel di Asia. Pada dinding depan terlihat tulisan
Hotel pada gambar di atas memiliki konsep yang tahun pembangunan: ANNO 1911 (tahun 1911).
sangat populer pada awal abad ke-20: gedung Nama Oranje (oranye) tidak diambil dari warna
utama dengan berbagai fasilitas dan ballroom gedung, melainkan dari nama dinasti kerabat
di tengah-tengah ruangan dimana tamu-tamu kerajaan Belanda. Pada renovasi tahun 1935,
dapat duduk disekelilingnya. Hotel yang kaya hotel tersebut diberi wajah baru yang dibangun
ornamen mewah ini didesain oleh arsitek James persis di depan gedung lama. Dalam renovasi ini,
Afprey dengan gaya art nouveau. Ornamen- menara kembar dibongkar akan tetapi bagian
www.facebook.com/indonesiapustaka

ornamennya tidak bergaya historisme (neoklasik, ballroom dibiarkan seperti semula. Sekarang hotel
neogotik, dan sebagainya) seperti sebelumnya, ini berganti nama menjadi Hotel Majapahit.

258
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Kantor telepon ornamen. Yang diutamakan adalah kejelasan dan


kesederhanaan dalam keteraturan serta kesatuan,
tahun: Dikirim 1918 tanpa menerapkan banyak hiasan. Ciri khususnya
Lokasi: Jalan Lembong, Bandung adalah lengkungan batu-bata yang datar pada
Judul: telefoonkantoor (Kantor telepon) dinding. Lengkungan tersebut bisa dianggap
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden sebagai pengembangan lanjutan dari pintu
berbentuk ladam (“gerbang bulan”) ciri khas art
Kantor telepon ini dibangun pada 1909. Di nouveau, yang populer pada periode sebelumnya.
gedung ini, para operator menyambungkan Dinding dilengkapi batu alam atau batu beton pada
kabel-kabel dari nomor telepon pemanggil titik tertentu sebagai penegasan. Sering kali, dinding
dengan nomor yang dipanggil. depan mempunyai satu atau lebih puncak gevel
Bangunan kantor ini merupakan contoh berbentuk segitiga yang mengikuti bentuk atap,
gaya arsitektur rasionalisme. Gaya ini bukan tetapi puncak gevel tersebut lebih tinggi dari atap.
revitalisasi gaya-gaya lama (seperti neoklasik atau Bangunan dihancurkan saat Peristiwa
www.facebook.com/indonesiapustaka

neogotik), tetapi gaya baru yang menganggap Bandung Lautan Api pada 1946. Kini, bekas
bentuk fungsional lebih penting daripada banyak lokasinya ditempati Plaza Telkom Lembong.

259
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Kantor asuransi Tunjangan Hidup). Kantor tersebut dibangun


pada 1902 berdasarkan desain arsitek Hendrik
tahun: sekitar 1910 Petrus Berlage (1856-1934). Di kiri kanan pintu
Lokasi: Jalan Jembatan Merah, surabaya terdapat dua buah patung singa, melambangkan
Judul: Willemskade (Dermaga Willem) bahwa dana pelanggannya dijaga dengan aman.
Penerbit: H. van Ingen Sekarang gedung indah ini digunakan oleh PT
Metalco.
Jalan di seberang Kali Mas ini dahulu bernama Bangunan ini merupakan contoh gaya
Willemskade. Nama diambil dari Willem I, Raja arsitektur rasionalisme. Ciri khas gaya
Belanda pada periode 1815-1840. Kata kade rasionalisme adalah dinding dengan lengkungan
berarti jalan di sepanjang kanal. batu-bata yang datar, dilengkapi dengan batu
Tampak deretan bangunan dengan satu alam atau beton pada titik tertentu sebagai aksen.
bangunan yang lebih tinggi dan modern daripada Kantor asuransi ini tidak bergaya rasionalisme
yang lain. Di atas atap terdapat kata ALGEMEENE. murni. Dinding bata di sekitar atap loteng dihiasi
www.facebook.com/indonesiapustaka

Gedung ini adalah kantor Algemeene kayu rangka batang, yang merupakan elemen
Maatschappij voor Levensverzekering en Lijfrente gaya historisme. Konstruksi kayu rangka batang
(Perusahaan Umum untuk Asuransi Jiwa dan ini terinspirasi arsitektur abad pertengahan Eropa.

260
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

rumah pompa zaman itu mengatakan bahwa airnya cukup bersih


untuk diminum tanpa harus direbus terlebih dulu
tahun: sekitar 1920 (Voskuil 1996:37). Untuk mengalirkan air dalam
Lokasi: Jalan sumatera, Bandung jaringan pipa, dibangun rangkaian rumah pompa,
Judul: Waterleiding (Pipa air leding) yang sekarang sudah hampir semuanya hilang
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden karena dibongkar. Lokasi rumah pompa yang
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag tersaji pada gambar adalah yang terletak di kiri
(Belanda) ujung utara Jalan Sumatera. Sekarang di lokasi ini
digunakan sebagai tempat parkir kendaraan.
Pada dinding bangunan ini terbaca kata Belanda Rumah pompa dibangun dengan gaya
WATERLEIDING yang berarti pipa air leding. Sejak arsitektur rasionalisme yang ketat. Ciri khasnya
1911, Bandung memiliki jaringan pipa air bersih adalah bentuk sederhana tanpa menggunakan
yang dibangun dalam rangka pengadaan air banyak ornamen, dan lengkungan setengah
bersih bagi kota Bandung setelah tertimpa wabah bundar pada dindingnya. Bagian-bagian beton
www.facebook.com/indonesiapustaka

penyakit kolera yang memakan banyak korban. yang dibentuk khusus untuk posisi tertentu pada
Brosur untuk mempromosikan air leding pada dinding bangunan terlihat dengan sangat jelas.

261
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Kantor pos dan telegraf sama. Terlihat dari gaya arsitektur, kantor pos di
sebelah barat alun-alun Wonosobo ini dibangun
tahun: sekitar 1920 pada awal abad ke-20. Bangunan tersebut pada
Lokasi: Jalan pemuda, Wonosobo 1924 roboh akibat gempa bumi. Dari bangunan
Judul: Post- en telegraafkantoor te pengganti yang berdiri hingga kini, keadaan asli
Wonosobo (Kantor pos dan telegraf di tidak dikenal kembali.
Wonosobo) Gaya arsitektur yang digunakan adalah
Penerbit: toko Corver, Wonosobo gaya rasionalisme, yang berkembang pada
periode sekitar 1900-1920. Gaya cantik dan
Sekitar tahun 1900, kantor pos dan kantor sederhana ini tidak memakai banyak ornamen,
telegraf biasanya didirikan dalam satu gedung seperti pada gaya historisme dan art nouveau
karena dijalankan oleh satu perusahaan yang sebelumnya.
www.facebook.com/indonesiapustaka

262
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

rumah Direktur Bank Di samping kiri dan kanan ruang tengah tersebut,
masing-masing terdapat tiga ruangan lain.
tahun: 1927 Atap besar memperlihatkan pengaruh bentuk
Lokasi: Jalan taman Mayangkara, surabaya atap tajug tradisional Jawa, yang ditopang oleh
Judul: Darmo soerabaja konstruksi dengan banyak tiang penyangga. Di
Penerbit: n.V. v/h. H. van Ingen rumah ini, barisan tiang paling luar menjadi tiang
berbentuk V yang terbuat dari batu bata secara
Rumah mewah ini pada awalnya adalah rumah sangat kreatif dengan banyak hiasan khas gaya
dinas agent (direktur cabang) Javasche Bank (Bank art déco. Gedung memiliki sistem pendingin
Jawa). Tiang papan nama jalan di sebelah kiri udara alami. Menara yang menyerupai kuluk
bertulisan Darmoplein (Taman Darmo) yang kini besar di atas atap berfungsi untuk mengeluarkan
menjadi Jalan Taman Mayangkara. hawa panas.
Rumah ini adalah hasil karya biro arsitek Job Setelah tahun 1942, rumah tersebut berganti-
& Sprey dan dibangun pada tahun 1921 (Akihary ganti fungsinya. Pada periode 1977 hingga 2004
www.facebook.com/indonesiapustaka

1990:114). Intinya adalah denah rumah gaya bangunan ini digunakan sebagai museum Mpu
Indis dengan pintu depan menuju ke sebuah Tantular dan sejak tahun 2010 diambil alih oleh
ruang tengah yang berhubungan langsung Bank Indonesia dan menjadi Perpustakaan Bank
dengan beranda depan dan beranda belakang. Indonesia.

263
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Gedung pameran tiga patung laki-laki telanjang. Ketiga patung


melambangkan Atlas, berwujud setengah manusia
tahun: sekitar 1925 dan setengah dewa dari mitologi Yunani Kuno,
Lokasi: Jalan aceh, Bandung yang dihukum memanggul langit di pundaknya
Judul: Jaarbeursgebouw (Gedung Pameran untuk selamanya. Di sini, tiga patung tersebut
tahunan) dihukum memanggul puncak gedung saja.
Penerbit: My.t.v.z.der zaken v/h. J.r. de Vries Mulai 1920 hingga 1941, tiap tahun pada
& Co., Bandoeng waktu tertentu di gedung ini dan di kompleks
sekelilingnya, dunia kerajinan dan dunia usaha
Gedung Jaarbeurs atau Pameran Tahunan memperkenalkan produk-produk mereka kepada
di Bandung dibangun pada 1919-1920 dan para pengunjung. Karena sangat sukses dan
merupakan hasil karya C.P. Wolff Schoemaker ramai dikunjungi oleh ratusan ribu orang, konsep
(1882-1949). Geometrik dan permainan garis- ini dipinjam oleh Surabaya dan Batavia yang
garis horisontal dan vertikal pada bentuk dinding, kemudian juga mengadakan acara bursa tahunan
www.facebook.com/indonesiapustaka

jendela, dan atap, merupakan salah satu ciri khas (Voskuil 1996:41). Sekarang bangunan digunakan
gaya art déco, sementara bentuk-bentuk kotak oleh TNI dan dikenal sebagai Markas Kodiklat
merupakan manifestasi awal dari gaya modernisme. (Komando Pendidikan dan Latihan).
Pada dinding depan bagian atas tampak barisan

264
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Kantor Gubernur Provinsi Komposisi bangunan terdiri dari berbagai


bagian kotak. Bentuk luar bangunan merupakan
tahun: sekitar 1935 akibat logis dari pembagian dalamnya. Atap
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya miring sama sekali tidak digunakan karena
Judul: the Governer Oice of East Java, hal tersebut dikhawatirkan akan mengganggu
sourabaya, Jawa (D.E.I.) kontras horisontal-vertikal. Penampilan
bangunan terlihat ekspresif dengan bagian
Saat terjadinya reformasi pemerintahan pada 1922, bercambah mengarah ke samping, ke depan,
sebuah lapisan pemerintahan yang baru dibentuk, dan ke atas. Arah-arah tersebut diperkuat
yaitu dewan provinsi yang dipimpin oleh seorang dengan menggunakan garis-garis horisontal dan
gubernur (Gonggryp 1934:137). Kantor Gubernur vertikal. Segmentasi bangunan berwarna putih
Jawa Timur dibangun pada 1929-1931 (Faber menghasilkan permainan kontras dan bayangan
1935:1), di tepi jalan ateri utara-selatan di Surabaya yang spektakuler (Jongh 1948:544). Menara
yang baru direnovasi saat itu. Jalan diberi batas bangunan dilengkapi jam dan lonceng.
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang modern dengan dua lajur terpisah untuk trem Di depan kantor gubernur terdapat taman
listrik yang melayani rute tersebut pada 1923-1968. kecil dengan tanda kilometer nol. Tanda ini
Bangunan dibuat berdasarkan rencana direncanakan sebagai titik awal semua jarak dari
arsitek Willem Cornelis Lemei (1892-1945) luar kota tertera. Tidak aneh jika titik nol berlokasi
dengan gaya arsitektur kubisme, suatu aliran di sana karena di tempat tersebut pernah
dalam gaya internasional atau juga disebut terdapat alun-alun Surabaya yang merupakan
gaya modernisme dengan pengaruh art déco. pusat kota hingga pertengahan tahun 1800-an.

265
arsi te k tu r B e rg aya E ropa
www.facebook.com/indonesiapustaka

266
a rsi te k tu r B e rg aya E ropa

Villa Isola
tahun: Dikirim 1939
Lokasi: Jalan setiabudi, Bandung

Struktur vila simetris dari tahun 1933 ini


berdasarkan konstruksi baja dan beton yang
kotak. Pada empat sisi samping, serta di atasnya,
ditempel bagian-bagian setengah bundar. Di
samping pintu masuk (sisi utara) ditambah dua
menara kembar. Hasilnya sebuah rumah mewah
sangat unik, bergaya arsitektur campuran
modernisme dan art déco yang berbeda
dengan semua gedung yang pernah dibangun
sebelumnya. Arsiteknya adalah Charles Prosper
Wolff Schoemaker (1882-1949).
Nama Italia “Villa Isola”, yang berarti
Kediaman Terpencil, dipilih oleh pembangun,
yaitu seorang konglomerat pers berdarah
campuran Italia-Prancis-Jawa bernama
Dominique Willem Berretty (1890-1934). Dana
pembangunan yang sangat tinggi tidak mungkin
hanya berasal dari bisnis regulernya. Konon sang
pembangun menggunakan imbalan untuk jasa
sebagai mata-mata Jepang. Wafatnya dalam
kecelakaan pesawat menurut kabar angin tentu
saja bukan suatu kebetulan. Kemudian rumahnya
berganti fungsi menjadi hotel. Saat renovasi 1948
satu lantai baru dibangun di atas bangunan asli
dan Villa Isola diberi nama baru: Bumi Siliwangi.
Sekarang bangunan ini berfungsi sebagai kantor
Universitas Pendidikan Indonesia.
www.facebook.com/indonesiapustaka

267
arsi te k tu r B e rg aya E ropa

Hotel savoy Homann tersebut dibangun di lokasi yang sudah sejak tahun
1871 menempati sebuah penginapan yang berkali-
tahun: sekitar 1950 kali direnovasi, ganti pemilik, dan ganti nama.
Lokasi: Jalan asia afrika, Bandung Tampak tiang bendera dan jendela bundar
Judul: Hotel savoy Homann Bandung yang terinspirasi dari kapal laut. Sebagian besar
anggaran digunakan untuk menciptakan interior
Terinspirasi oleh kemajuan kecepatan kendaraan bergaya art déco yang tidak kalah mewah
pada 1930-an, bentuk aerodinamik juga mulai dari kapal uap modern yang saat itu melayani
digunakan dalam gedung. Tahun 1936-1939 hubungan interkontinental. Di eksteriornya,
dibangunlah hotel termodern dan termewah di barisan balkon berbahan beton bergelombang di
Hindia Belanda pada zamannya, berdasarkan sekeliling dinding kaca, sebagai ombak laut.
desain arsitek Albert Frederik Aalbers (1897-1961), Hotel ini dilestarikan dengan baik dan sampai
dengan gaya arsitektur streamline moderne. Hotel sekarang beroperasi dengan nama yang sama.
www.facebook.com/indonesiapustaka

268
GEDunG Dan
JuLuKannYa

Banyak bangunan besar dari zaman kolonial kegiatan mereka. Representasi gedung-gedung
yang menjadi pusat perhatian mereka yang itu ditentukan dari kemewahan arsitektur dan
melewatinya. Sering kali bangunan tersebut lokasi. Sebuah bangunan besar dan indah tentu
tidak memiliki fungsi jelas bagi masyarakat tidak akan didirikan di tengah hutan atau di
pribumi saat itu, serta memiliki nama berbahasa gang kampung biasa, melainkan di tempat yang
Belanda yang sulit dimengerti. Oleh karena itu, cukup strategis di mana bangunan tersebut bisa
masyarakat biasanya memberikan julukan untuk dikagumi dengan luar biasa oleh banyak orang
gedung-gedung tersebut. Mereka terinspirasi dari yang lewat. Bangunan tersebut bisa terletak
penampilan gedung, mulai dari warna, bentuk, di jalan ramai atau lebih strategis lagi di titik
jumlah pintu, atau ciri khas lainnya. pertemuan beberapa jalan ramai. Ditambah lagi,
Pada umumnya, institusi pemerintahan dan sebuah lapangan luas atau taman hijau di depan
perusahaan saat itu mengeluarkan permintaan bangunan bisa meningkatkan prestise suatu
pembangunan gedung yang layak untuk bangunan.
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka

270
G e du ng da n J u lu ka nnya
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung setan
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Jalan Imam Bonjol, semarang
Judul: Vrijmetselaars-Loge, Pendrian, semarang (rumah
Kumpul Mason, Pendrian, semarang)
Pencetak: van straaten, Middelburg (Belanda)

Dalam gambar terdapat panorama di Pendrian (kini Jalan Imam


Bonjol). Jalan ini menuju ke utara ke Stasiun Poncol. Papan sebelah
kiri yang bertuliskan “VERBODEN TOEGANG” (dilarang masuk)
berdiri di halaman gedung putih bergaya neoklasik. Gedung ini
merupakan suatu loji (gedung pertemuan) organisasi freemason.
Loji di Semarang ini didirikan pada 1801 dan mempunyai nama
Prancis “La Constance et Fidèle” (Ketangguhan dan Kesetiaan).
Setelah Indonesia merdeka, gedung berganti fungsi menjadi
kantor kejaksaan. Bangunan ini dibongkar pada 1976 lalu dibangun
kembali menjadi sebuah ruko modern yang kini ditempati Salon
Rista.
Gedong Setan. Demikianlah masyarakat Semarang pada saat
itu menyebutnya karena dalam gedung tersebut sering terjadi
ritual menakutkan kaum “saudara” freemason yang melakukan
pemanggilan arwah orang mati. Konon banyak cerita hantu terjadi
di situ, sampai pada masa gedung telah berubah fungsi menjadi
kantor. Pernah seseorang yang berdiri di depan toilet, tiba-tiba
mendengar suara orang sedang membuang air kecil dari dalam.
Namun setelah ditunggu lama, tidak seorang pun keluar. Ketika
diketuk, pintunya terbuka dan tidak ada siapa pun di dalamnya.
Tidak kalah menakutkan, kadang-kadang terdengar bunyi ketak-
ketik mesin tik di salah satu ruangan. Ketika dicek, ternyata
ruangan kosong dan terkunci. Tidak lupa juga, di perempatan
lokasi foto ini sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang konon
kabarnya disebabkan oleh hantu. Ada satu catatan menyatakan,
pada suatu malam ketika freemason selesai berkumpul, para kusir
dengan kereta kuda telah siap di depan gedung untuk menjemput
majikan mereka masing-masing. Kebetulan malam itu topik yang
dibicarakan adalah sesuatu yang agak memanaskan emosi para
“saudara”, maka mereka keluar pintu dengan hingar-bingar. Salah
satu kusir kaget dan berteriak “Setan lepas!”. Kata itu menakutkan
www.facebook.com/indonesiapustaka

semua kusir lain yang lantas lari tunggang langgang dengan kereta
kosong, meninggalkan para majikan mereka (Prinsen 1935:21).
Pendrian adalah nama lama dari Jalan Indraprasta. Pendrian
merupakan pelesetan dari Prins Hendriklaan yang mendapatkan
nama dari Pangeran Hendrik (1820-1879) yang mengunjungi
Semarang pada 1837. Hendrik tersebut adalah paman Ratu
Wilhelmina, bukan suaminya yang juga bernama Hendrik.

271
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung Gajah Chulalongkorn adalah putra Raja Mongkut, tokoh


yang kisahnya diabadikan dalam ilm “Anna and
tahun: sekitar 1920 the King”. Patung gajah tersebut bukan satu-
Lokasi: Jalan Merdeka Barat, Jakarta satunya di dunia karena pada tahun yang sama,
Judul: Batavia, Museum. Chulalongkorn juga menghadiahkan sebuah
Penerbit: ned. Ind. Publiciteitsbureau, gajah perunggu kepada Singapura, yang sekarang
Batavia-soerabaja berdiri di depan Arts House di Singapura.
Museum ini dibangun pada 1862 oleh
Bangunan yang kini dikenal sebagai Museum pemerintah Hindia Belanda dengan gaya
Nasional Indonesia dijuluki sebagai Gedong arsitektur neoklasik untuk memamerkan koleksi
Gajah karena di halaman depan terdapat sebuah benda budaya yang dikumpulkan oleh lembaga
patung gajah yang terbuat dari perunggu. Patung peneliti kebudayaan yang bertujuan menelaah
tersebut merupakan hadiah Raja Chulalongkorn riset-riset ilmiah di Hindia Belanda, Bataviaasch
dari Siam (1853-1910) pada 1873, sebagai Genootschap van Kunsten en Wetenschappen
www.facebook.com/indonesiapustaka

ucapan terima kasih kepada bangsa Hindia (Ikatan Kesenian dan Ilmu Batavia) yang sudah
Belanda karena sang raja diterima dengan ada sejak 1778. Baik koleksi maupun gedung
ramah sebagai tamu saat beliau berkunjung ke museum dilestarikan dan diperluas hingga
Jawa dua tahun sebelumnya (Graaf 1970:51). sekarang.

272
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung arca benda peninggalan sejarah, terutama arca-


arca kuno. Pada dinding depan tampak tulisan
tahun: sekitar 1920 Jawa yang kalau dibaca berbunyi panggwang
Lokasi: Jalan a. Yani, Kediri mamring samadyaning praja (Panggung
Judul: Museum Kediri kepada kesederhanaan pemerintahan). Kalimat
Penerbit: toko Kanto tersebut dapat diartikan “pemerintah tidak
Percetakan: Kawai & Co. Bandoeng memilih kemewahan dalam tata cara mengatur
negara”. Kemungkinan, kalimat ini merupakan
Istilah Gedung Arca dulu banyak digunakan untuk sebuah candrasangkala (kronogram) yang sulit
menyebut museum arkeologi. Kediri memiliki masa dipecahkan.
lampau yang agung dan kaya akan peninggalan Seiring berjalannya tahun, kondisi museum
sejarah, antara lain banyak arca dari zaman Hindu- benar-benar menyedihkan dan sangat rawan
Jawa yang dipamerkan di museum ini. pencurian, sehingga dibangun sebuah museum
Pada awal abad ke-20, museum ini berada baru di Selomangkleng yaitu Museum Airlangga.
www.facebook.com/indonesiapustaka

di Kuwak dengan lokasi bersebelahan dengan Pada foto ini beberapa arca dapat dikenali yang
Stadion Brawijaya sekarang. Bangunan awal sampai sekarang ada di Museum Airlangga.
museum sangat unik dengan gapura yang berhias Bangunan museum lama pun berubah menjadi
kalamakara. Bagian belakang memiliki sebuah kafe dan sekarang dihancurkan untuk perluasan
bangunan kecil untuk menyimpan benda- Pemandian Tirtoyoso.

273
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung Pensil sebuah pensil yang diraut hampir habis, jika dilihat
dari bagian depan. Tidak heran bangunan tersebut
tahun: sekitar 1925 oleh masyarakat dijuluki Gedung Pensil.
Lokasi: Persimpangan Jalan ahmad Yani– Pada saat difoto, bangunan tersebut
Jalan Gatot subroto, Bandung digunakan sebagai toko bahan bakar, yaitu
Judul: Viersprong Groote Postweg– Toko Amerika. Toko ini juga mengambil alih
Papandayanlaan (Perempatan Jalan raya sebuah pompa bensin, yang kurang terlihat
Pos–Jalan Papandayan) karena tempatnya persis di belakang kereta
Penerbit: Vorkink, Bandoeng kuda di tengah foto. Saat sekarang bangunan ini
dilestarikan dengan baik dan digunakan sebagai
Di persimpangan jalan “Perapatan Lima”, kira-kira kantor perusahaan sekuritas Danareksa.
1,5 kilometer sebelah timur dari alun-alun Bandung, Fotografer membelakangi Perapatan Lima
terdapat sebuah bangunan setengah bundar yang juga muncul di halaman 311 dengan
menghadap ke barat. Dibangun pada tahun 1918, panorama mengarah balik. Jalan di sebelah kiri
www.facebook.com/indonesiapustaka

bangunan ini memiliki atap unik dengan bentuk Gedung Pensil, yang sekarang bernama Jalan
bundar dan lancip di bagian pucuknya. Keunikan Ahmad Yani, dulu merupakan bagian dari Jalan
itulah yang membuat gedung tersebut menyerupai Raya Pos yang terkenal.

274
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung Papak Gedong Papak. Fungsinya menjadi antara lain


kantor residen, kantor polisi, balai kota, dan
tahun: sekitar 1930 setelah reformasi pemerintahan pada 1928,
Lokasi: Jalam Pemuda, semarang kantor Gubernur Jawa Tengah. Pada 1954 gedung
Judul: alon-alon, semarang mengalami kebakaran. Sebagai gantinya, pada
1958 dibangun kembali Gedung Keuangan Negara
Terletak sebelah kiri jalan, gedung besar ini yang berdiri sampai sekarang.
berfungsi sebagai kantor pemerintahan. Gedung Gedung Papak tidak hanya ada di Semarang.
tersebut dibangun di sebelah utara alun-alun pada Kota lain yang juga mempunyai Gedung Papak
1854. Pada masa itu, orang Belanda menyebutnya adalah Bandung dengan Balai Kota yang
Groote Huis atau Rumah Besar mengingat besarnya dibangun pada 1929 dan Bekasi dengan Gedung
ukuran gedung. Dengan bentuk persegi dan Saksi Perjuangan Rakyat, yaitu bekas rumah Lee
atap datar, gedung ini oleh masyarakat disebut Guan Tjin yang kini menjadi mushala.
www.facebook.com/indonesiapustaka

275
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung sabau antara 0,70 hingga 0,75 hektar. Seperempat bahu


disebut satu iring (0,2 hektar kurang sedikit) dan
tahun: Dikirim 1928 seperdelapannya adalah satu sidu (0,1 hektar
Lokasi: Jalan Kalimantan, Bandung kurang sedikit). Satu bahu juga bisa dibagi
Judul: Departement van Oorlog menjadi 500 ubin atau bata (14 meter persegi
(Departemen Peperangan) lebih sedikit).
Pencetak: Kawai & Co, Bandoeng Pada 1913, kantor Departement van Oorlog
(Departemen Peperangan) dibangun di sebuah
Kata sabau berarti satu bahu dalam bahasa lapangan tanah seluas satu bahu. Oleh karena
Sunda. Bahu adalah satuan ukuran luas yang itu masyarakat saat itu menyebutnya sebagai
banyak digunakan untuk area sawah atau ladang Gedung Sabau. Bangunan yang kini ditempati
pada zaman kolonial di Pulau Jawa. Kata bahu Detasemen Markas Komando Militer (Denma
berasal dari kata Belanda bouw yang berarti Kodam) III/Siliwangi ini tidak memakai arsitektur
garapan. Sama dengan banyak ukuran lama lain, modern untuk zamannya. Gaya desain yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

misalnya kaki (0,3 meter lebih sedikit), tembakan digunakan adalah historisme, dan mengingatkan
meriam (sekitar 400 meter), pal (1.500 meter kita pada bangunan Eropa yang lama. Bangunan
lebih sedikit), dan pikul (kira-kira 62 kilogram), tersebut merupakan bagian dari kawasan
ukuran bahu agak bervariasi meskipun pernah pusat militer Hindia Belanda yang baru, yang
dikonversi ke sistem metrik menjadi 7.096,5 dipindahkan dari Batavia ke Bandung pada 1910-
meter persegi. Kebanyakan ukuran berkisar an atas pertimbangan strategis.

276
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung Cerutu menghadap ke Heerenstraat (kini Jalan Rajawali),


sementara menara cerutu dibangun di sisi kiri.
tahun: sekitar 1925 Setelah beberapa kali berganti fungsi, akhirnya
Lokasi: taman Jayengrono surabaya Gedung Cerutu terbengkalai dan dibiarkan
Judul: Willemsplein (Lapangan Willem) kosong.
Penerbit: G.C.t. van Dorp & Co. Fotografer berdiri di Willemsplein (Lapangan
Willem) yang pada periode 1923-1968 merupakan
Gedung Cerutu. Demikianlah masyarakat terminal trem listrik. Terdapat bangunan dari abad
Surabaya menyebut bangunan yang menjadi ke-18 di sebelah kanan foto yang juga terlihat di
titik fokus di tengah foto ini. Disebut demikian foto halaman 236 dan pada 1931 akan diganti
bukan karena gedung ini digunakan sebagai Gedung Internatio. Pada sebelah kiri gambar
kantor perusahaan rokok, melainkan memiliki terlihat kantor telepon lama yang dibongkar
menara khas yang bentuknya menyerupai batang sekitar tahun 1933, lalu lapangan Willemsplein
cerutu raksasa. Ikon Surabaya ini dibangun pada menjadi lebih luas. Sekarang lapangan itu diubah
www.facebook.com/indonesiapustaka

1916 sebagai kantor perusahaan perdagangan menjadi Taman Jayengrono. Nama diambil dari
Bridgestone, di sebuah pojok jalan. Muka gedung nama Bupati Surabaya pertama pada abad ke-17.

277
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung sate Akhirnya hanya dua departemen pemerintahan


dipindahkan, yaitu Departemen Peperangan dan
tahun: sekitar 1925 Departeman Perusahaan Negara.
Lokasi: Jalan Diponegoro, Bandung Kantor Departemen Perusahaan Negara
Judul: Departement van Gouvernements dibangun pada 1920-1924 berdasarkan
Bedryven. (Departemen Perusahaan negara) rancangan tim arsitek yang dipimpin oleh J.
Penerbit: Gerber, dengan campuran gaya rasionalisme,
art deco, dan orientalisme. Di atas pintu masuk
Pada 1916 pemerintah Hindia Belanda terdapat bagian lempeng batu yang merupakan
memutuskan memindahkan beberapa serapan bentuk candi Hindu Jawa dan atap
departemen dan institusi dari Batavia ke Bandung menara yang terinspirasi dari pagoda. Bangunan
dengan alasan iklim yang lebih sejuk dan letaknya ini dijuluki Gedung Sate karena pada puncaknya
yang strategis. Pengambilan keputusan tersebut terdapat “tusuk sate” yang khas. Konon, enam
merupakan rencana pelopor pemindahan ibu buah ornamen yang ditusuk melambangkan biaya
www.facebook.com/indonesiapustaka

kota dari Batavia ke Bandung yang akhirnya tidak pembangunan yang berjumlah lima juta Gulden,
terwujud (Voskuil 1996:34). Di sekeliling kota ditambah satu juta untuk membeli tanah (Tjatja
kembang itu dibeli kawasan-kawasan luas untuk 2000:3). Kini Gedung Sate berfungsi sebagai
dibangun perluasan kota dengan bangunan indah kantor Gubernur Jawa Barat.
berdasarkan desain arsitek-arsitek yang ternama.

278
G e du ng da n J u lu ka nnya

Kamar Bola Sebuah sositet diberi nama arkais, misalnya


Concordia (kerukunan), Amicitia (pertemanan),
tahun: 1902 Constantia (ketekunan), atau seperti yang di foto
Lokasi: Jalan Pahlawan, Pasuruan ini, Harmonie (keserasian). Pada praktiknya di
Judul: societeit “Harmonie” Pasoeroean kota-kota besar, sositet menjadi tempat kumpul
Penerbit: thies & umbgrove, surabaya untuk para elite kolonial. Agar kalangan yang
lebih rendah tidak mengakses tempat ini maka
Banyak kota kolonial dengan komunitas dipungut uang masuk yang cukup mahal. Sositet
masyarakat Belanda yang cukup besar memiliki Harmoni di Pasuruan dibangun pada abad ke-
sebuah balai pertemuan yang oleh mereka 19 dengan gaya arsitektur neoklasik. Setelah
disebut dengan sositet (sociëteit). Para pribumi kemerdekaan Indonesia, gedung pernah berganti
suka menyebut sositet sebagai kamar bola nama menjadi Gedung Rakyat tetapi fungsinya
karena di dalamnya terdapat meja biliar. Saat itu tetap sama sebagai balai pertemuan. Sekarang
di Hindia-Belanda, biliar hanya menjadi sarana gedung telah berganti fungsi menjadi Sekolah
www.facebook.com/indonesiapustaka

hiburan orang Eropa kelas atas. Menengah Kejuruan Untung Surapati.

279
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung sus daerah di sekitarnya dikenal dengan Kawasan


Ngesus. Nama tersebut diambil dari gedung sus
tahun: sekitar 1901 tersebut.
Lokasi: Jalan Gatot subroto, solo Digambarkan Sositet Habiproyo yang
Judul: “Habiprojo”, Inlandsche societeit”- telah dibongkar pada 1980-an dan sekarang
solo. (“Habiproyo”, balai pertemuan orang menjadi Singosaren Plaza di Jalan Gatot Subroto.
Pribumi.) Habiproyo merupakan sositet untuk pegawai
Penerbit: toko Gebr Haye pemerintah pribumi laki-laki (Tailor 1983:167),
yang saat itu merupakan kelas elite orang Jawa.
Dalam bahasa Jawa, kata sus adalah sinonim Sebagaimana tertulis pada dinding depan,
untuk kamar bola (Slamet 2008:433). Kata Belanda Habiprojo didirikan tahun 1826 pada kalender
sociëteit (sositet) terlalu sulit dan panjang, maka Jawa, yaitu sama dengan tahun 1896 pada
disingkat menjadi sos. Namun sebutan sos kalender Masehi. Di atasnya tertulis “1831 Bondo
dianggap terlalu berbau Jawa dan kemudian Loemakso 1901”, yaitu nama pegadaian dan
www.facebook.com/indonesiapustaka

menjadi sus. Pada zaman kolonial Solo memiliki bank milik keraton. Institusi tersebut berkantor
dua sositet pribumi. Selain Habiproyo yang milik di gedung yang sama mulai tahun 1831 menurut
Kasunanan, juga terdapat sositet Mangkunegaran kalender Jawa, atau 1901 menurut kalender
yang sekarang menjadi Museum Pers. Di samping Masehi. Sebelah kiri dalam foto tampak keramaian
museum tersebut hingga kini terdapat sebuah Pasar Pon.
taman hijau yang bernama Taman Ngesus dan

280
G e du ng da n J u lu ka nnya

Komedi oleh pemerintah Hindia Belanda sementara


ongkos pembangunan dibayar oleh “Bataviaasche
tahun: Dikirim 1908 Toneelsocieteit” atau Perhimpunan Sandiwara
Lokasi: Jalan Gedung Kesenian, Jakarta Batavia yang sudah didirikan pada 1805.
Judul: Groet uit Batavia, schouwburg Bangunan ini bergaya arsitektur empire dengan
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden bagian luar yang lebih indah daripada interiornya.
Sebuah bordes besar dengan tempat naik-turun
Pada abad ke-19, di kota-kota besar seperti kendaraan yang beratap di depannya membuat
Batavia, Semarang, dan Surabaya, didirikan bagian pintu masuk cukup representatif. Pintu
bangunan teater yang dalam bahasa Belanda masuk sebelah kanan dikhususkan untuk gubernur
disebut schouwburg yang berarti “gedung nonton”. jenderal, sementara pintu masuk sebelah kiri
Di dalamnya terdapat tribun dan panggung tempat digunakan untuk umum (Graaf 1970:47). Di
pertunjukan seni, misalnya sirkus, musik, wayang, sekeliling bangunan ditempatkan patung-patung
dan lain sebagainya. Tidak hanya yang disebut di yang melambangkan para dewi kesenian dari
www.facebook.com/indonesiapustaka

atas, tetapi juga banyak dipentaskan pertunjukan mitologi Yunani dan Romawi (Diessen 1989:234).
drama komedi. Oleh karena itu bangunan tersebut Setelah Indonesia merdeka, gedung ini ber-
oleh rakyat disebut dengan “komedi”. ganti fungsi menjadi bioskop. Pada 1984 gedung
Di Batavia, komedi dibangun pada 1821, di ini dikembalikan fungsi aslinya sebagai gedung
sebuah lokasi di mana sejak pemerintahan Rafles pertunjukan teater dan setelah renovasi pada
sudah terdapat sebuah bangunan teater yang 1987 resmi bernama Gedung Kesenian Jakarta.
sederhana. Tanah dan bahan bangunan dibiayai Sayangnya patung dewi tersebut tidak ada lagi.

281
www.facebook.com/indonesiapustaka

282
G e du ng da n J u lu ka nnya
G e du ng da n J u lu ka nnya

Lawang sewu
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Jalan Pemuda, semarang
Judul: n.I.s. Gebouw (Gedung n.I.s.)

“Lawang songongatus songongpuluh songooo!”


Begitulah teriakan seorang kondektur bus yang
lewat gedung ini apabila pintunya berkurang
satu menurut sebuah lelucon yang beredar. Siapa
yang pernah menghitung jumlah kaki seekor
kaki seribu? Daripada lupa hitungannya, jelas
lebih mudah memakai bilangan seribu. Begitu
pula dengan gedung yang pintu-pintunya tidak
terhitung jumlahnya ini. Masyarakat Semarang
memberikan julukan Lawang Sewu yang dalam
bahasa Indonesia berarti Seribu Pintu.
Pada 1903, kantor Nederlandsch-Indische
Spoorwegmaatschappij atau Perusahaan
Perkeretaapian Hindia Belanda mulai dibangun
berdasarkan hasil karya duo arsitek Jacob Frederik
Klinkhamer (1854-1928) dan Bert Johan Ouëndag
(1861-1932). Bangunan ini menggunakan gaya
desain tersendiri. Sampai sekarang gedung
ini dimiliki perusahaan perkeretaapian, kini PT
KAI, yang sudah tidak berkantor di sini namun
membiayai renovasi untuk menyelamatkan ikon
Kota Semarang ini. Lawang Sewu menjadi objek
wisata dan dekor syuting ilm dengan daya tarik
yang bukan saja karena keelokan gedungnya
namun juga karena banyak cerita hantu yang
mengerikan.
www.facebook.com/indonesiapustaka

283
G e du ng da n J u lu ka nnya

Gedung tiga Warna Belanda tertulis pada rumah itu yang berwarna
dua: abu-abu dan putih. Sebenarnya “De
tahun: sekitar 1940 Driekleur” berarti “Sri Triwarna”, yaitu bendera
Lokasi: Persimpangan Jalan Juanda–Jalan merah-putih-biru yang pernah berkibar di
sultan agung, Bandung atasnya. Tiang bendera yang terletak di atap
gedung itu merupakan bagian yang tidak
Rumah cantik ini dibangun tahun 1938 di terpisahkan baik dari segi arsitektural maupun
persimpangan jalan dengan pemandangan sejarah penamaan gedung itu sendiri.
di sepanjang Jalan Dago (kini Jalan Juanda) Seiring perjalanan waktu, gedung pernah
mengarah ke bawah. Rumah tersebut didesain menjadi kantor pers, markas militer, dan kantor
oleh arsitek Albert Frederik Aalbers (1897-1961) polisi. Pada 1982 lantai empat dibangun di atas
sebagai kediaman dia sendiri. Ruangan rumah atap, yang kemudian dihilangkan kembali saat
ada di lantai 2 dan 3, sedangkan kantor ada di restorasi pada 2007. Nama asli dalam bahasa
lantai dasar (Segaar 2000:59). Dinding di depan Belanda direstorasi kembali. Sayangnya, tiang
www.facebook.com/indonesiapustaka

dan di samping diberi balkon yang menonjol bendera (dan kutip tulisan nama) tidak direstorasi
keluar debagai sayap. kembali. Sekarang gedung digunakan sebagai
Gedung ini sering disebut sebagai “Tiga kantor Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Warna”. Nama itu merupakan terjemahan salah (BTPN) yang menggunakan atap kanopi berwarna
dari nama asli yang diberi oleh pendirinya: “De oranye. Oleh karena itu, baru sekarang gedung
Driekleur”. Nama kesayangan dalam bahasa berwarna tiga: abu-abu, putih, dan oranye.

284
ruanG HIJau

Kebon radja versus kebun raya sebuah kebun raja dibangun oleh pemerintah
Ruang hijau dalam kota, di dalamnya adalah taman- dengan uang negara. Masyarakat cenderung
taman kota, banyak dibangun pada abad ke-19. mengidentikkan pemerintah dengan raja karena
Hampir semua taman tersebut memiliki nama resmi, menurut pemahaman umum semua benda di
tapi oleh masyarakat pribumi semua taman tersebut negara merupakan milik raja.
disebut dengan satu istilah yang sama yaitu kebon Sementara kebun raya (bukan raja) adalah
raja (bukan raya). Bagi masyarakat, lingkungan sebutan modern untuk kebun botani, tidak untuk
yang penuh pepohonan dan bunga-bunga taman kota.
tersebut identik dengan “kebun” dan tidak selalu
disebut “taman”. Sebagai contoh, taman kerajaan Minat terhadap alam
di Nusantara, misalnya, Tamansari di Yogyakarta. Aliran romantisme pada abad ke-19 membangkit-
Tamansari tidak disebut kebun melainkan taman kan minat masyarakat terhadap alam. Orang
yang terdiri atas lahan luas namun jarang terdapat tertarik pada eksotisme alam dan siapa pun
tanaman, pohon hijau, serta bunga-bunga. yang bepergian membawa tanaman baru dari
www.facebook.com/indonesiapustaka

Apa alasan masyarakat menggunakan istilah perjalanan jauh mereka. Pada zaman itu, mulailah
“kebon raja”? Apakah karena terdapat banyak lahir konsep taman kota. Taman-taman tersebut
pohon jenis “palem raja” atau “pisang raja”? Atau terbuka untuk umum (gratis atau membayar) dan
ada alasan lain? Kata “raja” mungkin bermakna dibangun untuk memperindah kota yang saat itu
“besar” atau “luas”, merujuk pada luas serta semakin padat dan besar.
banyaknya tanaman dan pepohonan di sana. Kota-kota di Hindia Belanda tidak terlepas
Alasan lain dijelaskan bahwa pada umumnya dari tren tersebut. Generasi taman kota yang
r u a ng Hi ja u

pertama dibangun di tanah terbuka justru Bogor sebuah taman dibangun di halaman istana
sebelumnya memiliki fungsi lain, misalnya sebagai gubernur jenderal.
halaman pribadi, lapangan di depan rumah Bab ini menyajikan berbagai taman hijau
dinas pejabat tinggi, tempat latihan militer, atau yang berlokasi di tengah kota dengan sifat dan
lokasi pameran. Biasanya, taman-taman tersebut sejarahnya masing-masing. Kebanyakan foto
menjadi tempat hiburan untuk penduduk kota dibuat di siang hari, saat cuaca cukup terang
dari semua kalangan dilengkapi berbagai fasilitas untuk foto tetapi terlalu panas untuk berekreasi.
rekreasi. Beraneka macam pesta dan pertemuan Sore hari ketika cuaca mulai sejuk, taman mulai
dapat diadakan di taman kota. ramai dikunjungi banyak orang.
Sebagian taman telah dikorbankan dan
Taman lanskap menjadi bangunan tertentu, namun masih banyak
Gaya lanskap dengan tata ruang asimetris dan taman indah dilestarikan hingga sekarang. Mari
non-formal dengan kesan alami dan romantis kita berjalan-jalan ke taman tempo dulu yang
adalah gaya taman favorit pada abad ke-19. menyejukkan mata dan jiwa.
Lapangan rumput berbentuk elips, danau kecil
dengan jembatan cantik, berbagai macam
tanaman rendah dan pohon-pohon, jalanan yang
berlengkung-lengkung, dan bangunan kecil yang
tersebar mendominasi isi taman kota bergaya Gaya lanskap dengan
lanskap. Disebut juga sebagai gaya taman Inggris,
yang berbeda dengan gaya taman Prancis yang tata ruang asimetris
simetris, formal, dan berkesan non-alami.
dan non-formal
Orientasi di dalam kota
Rencana perluasan kota yang semakin besar pada dengan kesan alami
abad ke-20 banyak mengintegrasikan ruang hijau
kota dengan yang tidak lagi bergaya lanskap dan romantis adalah
melainkan memakai tata ruang sederhana yang
mudah dirawat dengan tumbuhan dekoratif yang
gaya taman favorit
mudah dipelihara.
Pada abad ke-19, biasanya taman dibangun
pada abad ke-19.
di lapangan tanah di depan, belakang, atau
samping kediaman penguasa kolonial. Banyak
Lapangan rumput
juga yang pada awalnya adalah sebuah lapangan
yang berfungsi sebagai semacam alun-alun
berbentuk elips, danau
sebelum akhirnya diubah menjadi taman hijau.
Di Cirebon, sebuah taman dibangun di belakang
kecil dengan jembatan
rumah residen dan di Kediri di samping rumah cantik, berbagai macam
residen. Terdapat juga taman yang dibangun
www.facebook.com/indonesiapustaka

di lapangan depan rumah residen atau asisten tanaman rendah dan


residen dengan nama sama dengan nama
penghuni rumah dinas tersebut pada saat taman pohon-pohon, jalanan
dibangun. Demikian halnya di Bandung, di mana
terdapat Taman Pieter. Di Surabaya tidak hanya yang berlengkung-
di depan rumah residen, tetapi juga di depan
rumah bupati dibangun sebuah taman kota. Di lengkung.

286
r u a ng Hi ja u

Kebun tanaman negeri menguasai Jawa selama lima tahun dan Letnan
Gubernur Thomas Stamford Rafles (1781-1826)
tahun: sekitar 1900 tinggal di sana. Ia menyulap halaman istana
Lokasi: Kebun raya, Bogor menjadi taman bergaya Inggris, dengan bantuan
Judul: Groet uit Buitenzorg (salam dari perencana taman dari Inggris. Kemudian Inggris
Bogor) mundur pada 1816 dan diangkatlah seorang
‘s Landsplantentuin – Gouvernment gubernur Hindia Belanda bernama Godert
Botanical Garden Alexander Gerard Philip van der Capellen (1778-
Penerbit: toko Kwee tek soen 1848). Beliau datang bersama seorang ahli botani
Belanda asal Jerman yang bernama Caspar Georg
Di tengah Kota Bogor terdapat sebuah taman Carl Reinwardt (1773-1854). Pada 1817, mereka
hijau terbuka untuk umum. Pada masa sekarang secara resmi mendirikan taman botani dengan
taman tersebut bernama Kebun Raya. Pada nama ’s Landsplantentuin (Kebun Tanaman
awalnya taman ini tidak dirancang sebagai taman Negeri). Pada 1868 taman botani ini terpisah dari
www.facebook.com/indonesiapustaka

kota. Pada abad ke-17, VOC mulai membuka halaman Istana Bogor. Kemudian taman tersebut
hutan liar di sekitar tempat itu untuk perluasan tidak hanya berfungsi untuk kegiatan penelitian
wilayah. Tanah luas Buitenzorg didirikan pada dan pendidikan, tetapi juga terbuka untuk
1744 oleh Gubernur Jenderal VOC, Gustaaf umum sebagai taman rekreasi. Kebun raya ini
Willem Baron van Imhoff (1705-1750). Beliau juga sering dipromosikan sebagai tujuan wisata yang
membangun Istana Bogor sebagai rumah dinas populer di Hindia Belanda pada masa itu hingga
para gubernur jenderal. Sejak tahun 1811 Inggris sekarang.

287
r u a ng Hi ja u

taman Pieter Andries de Wilde (1781-1865), lebih memilih


tinggal di tengah perkebunannya. Tentunya,
tahun: sekitar 1910 rumahnya menghadap ke selatan karena rumah
Lokasi: taman Balai Kota, Bandung bupati tidak boleh dibelakangi.
Judul: Bandoeng, Pieterspark met Di depan rumah asisten residen terdapat
gardoehuisje (taman Pieter dengan gardu) lapangan luas yang dapat disebut sebagai alun-
Penerbit: J.M.Chs. nijland, soerabaia alun kota kedua. Pada 1885, lapangan ini diubah
menjadi taman hijau. Taman ini dirancang
Birokrasi kolonial menjelaskan bahwa bupati dan oleh Reinhard Teuscher (1827-1889), seorang
asisten residen memiliki status yang sama tinggi. pakar tanaman (botanikus) asal Jerman. Taman
Inilah alasan mengapa dalam tata bangunan diberi nama Pieterspark, karena saat itu Pieter
sebuah ibu kota wilayah administratif, lokasi Sijthoff yang menghuni rumah asisten residen
rumah bupati harus setara dengan lokasi rumah di belakang taman. Di sebelah timur taman
asisten residen, dan sebaliknya. Biasanya kedua terdapat sekolah guru yang oleh masyarakat
www.facebook.com/indonesiapustaka

kediaman mereka saling berhadapan di alun-alun. pribumi disebut sebagai “sekolah raja”, sekarang
Namun di Bandung tidaklah demikian. Kabupaten menjadi Polwiltabes. Dinamakan “sekolah raja”
dibangun pada 1810 dengan sebuah alun-alun di bukan karena anak raja bersekolah di sana,
depannya, dan menghadap ke arah utara. Pada tetapi karena sekolah terletak di samping kebon
1819 (Voskuil 1996:21) “asistenan” dibangun 1,5 raja. Sekarang rumah asisten residen diganti
kilometer lebih utara di lokasi balai kota sekarang balai kota dan taman ini bernama Taman Balai
karena asisten residen pertama, tuan tanah Kota.

288
r u a ng Hi ja u

Kebon raja pemerintah yang diistilahkan sebagai raja.


Sang fotografer berdiri depan Gereja Merah
tahun: sekitar 1920 dan foto mengarah ke tenggara. Di kejauhan
Lokasi: Jalan slamet, Kediri tampak benteng yang saat itu berfungsi sebagai
Judul: Kebon radja Kediri kantor pemerintahan. Saat itu, taman ditanami
Penerbit: toko Kanto barisan pohon palem dan tanaman hias lainnya.
Sebuah jalan setapak membelah taman menjadi
Selain terdapat alun-alun yang merupakan dua bagian.
lapangan terbuka di depan kediaman bupati, Kini, jalan setapak tersebut sudah menjadi
di Kediri dibangun taman umum di samping jalan umum untuk semua lalu lintas, dengan
kediaman residen yang kini menjadi kantor Dinas nama Jalan Sudanco Supriyadi. Sementara sisa
Pendapatan. Taman tersebut tepat berlokasi di Kebun Raja menjadi kompleks lapangan tenis
sebelah utara benteng yang sekarang menjadi mapolres. Fungsi taman sudah bergeser ke arah
markas polisi, di samping Jembatan Lama. utara ke Taman Sekartaji, dengan kafe-kafe yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Sama halnya dengan taman-taman di kota berderet dan lingkungan yang ramai dengan
lain, taman kota ini oleh rakyat disebut Kebon kaum muda yang nongkrong sambil jajan jagung
Raja berdasarkan statusnya yang dimiliki oleh bakar di sore hari.

289
r u a ng Hi ja u

taman Kota putih kelas menengah yang kurang mampu untuk


bertandang ke sociëteit (balai pertemuan).
tahun: sekitar 1900 Penulis Belanda Justus van Maurik pernah
Lokasi: Jalan Kebonrojo, surabaya mengunjungi Taman Kota pada tahun 1897 dan
Judul: soerabaia stadstuin (surabaya menceritakan sebagai berikut: “Kebun kota, suatu
taman Kota) tempat yang menarik, didesain sebagai taman
Penerbit: J.M.Chr. nijland, soerabaia hiburan. Semua orang, besar dan kecil, kaya
maupun miskin, datang ke sini untuk mendengar
Pada tahun 1878, setelah diadakan pameran musik, bersosialisasi, berdansa, tertawa dan
pertanian di tanah lapangan di depan rumah melupakan kekhawatiran. Beraneka macam
bupati yang sekarang menjadi lokasi kantor pos, permainan, papan seluncuran, karaoke, musik,
dibangunlah sebuah taman kota. Taman tersebut dan pertunjukan sandiwara boneka, mengajak
diperindah dengan panggung pertunjukan, tiang- tua muda bersenang-senang” (Maurik 1897: 271).
tiang lampu, dan jalanan untuk pejalan kaki tiga Taman Kota digunakan sebagai tempat rekreasi
www.facebook.com/indonesiapustaka

tahun kemudian. dan pelaksanaan seni pertunjukan sampai tahun


Pada foto ini tampak suasana taman di 1973. Kemudian taman dikorbankan untuk
siang hari sepi, namun di sore hari lebih banyak pembangunan kantor Bank Indonesia cabang
orang berkunjung untuk menikmati udara sejuk. Surabaya. Kini, orang yang berjalan melewat
Taman kota menjadi tempat hiburan untuk semua lokasi ini diingatkan pada bekas taman dengan
kalangan dan hang out favorit bagi orang kulit nama jalannya saja, yaitu Jalan Kebonrojo.

290
r u a ng Hi ja u

taman sriwedari disebut sebagai Kebon Rojo namun sekarang


dikenal dengan nama Taman Sriwedari. Wedari
tahun: sekitar 1900 adalah taman bunga dari cerita wayang. Dalam
Lokasi: Jalan slamet riyadi, solo proses pembangunannya PB X terinspirasi dari
Judul: stadstuin sriwodari - solo Kebun Raya di Bogor. Sesuai tren zaman itu,
Penerbit: toko Gebr. Haye dibangun taman hijau bergaya romantis dengan
pepohonan dan jalan yang berliku-liku, serta
Di Solo terletak sebuah taman lama yang gedung kecil.
terkenal dan dicintai oleh penduduknya. Pada Dalam perkembangannya, taman tersebut
1901 Susuhunan PB X membuka sebuah taman dilengkapi dengan banyak fasilitas dan hiburan
rekreasi di sisi selatan Poerwosariweg, sekarang untuk umum, sampai berevolusi menjadi
Jalan Slamet Riyadi. Pada 1877 tanah dibeli oleh semacam pasar malam yang tetap ramai. Selain
iparnya dari seorang Belanda yang bertempat museum terdapat tempat olahraga, pertunjukan
tinggal di rumah yang sekarang menjadi wayang orang, bahkan pernah ada sebuah kebun
www.facebook.com/indonesiapustaka

Museum Raya Pustaka. Pada awalnya taman itu binatang.

291
r u a ng Hi ja u

Kebun Binatang di dalam kebun binatang dibangun taman hijau


dalam gaya romantis dengan pepohonan dan
tahun: sekitar 1910. jalan yang berliku-liku, serta kandang-kandang
Lokasi: Jalan slamet riyadi, solo kecil tempat hewan dipamerkan. Dipelihara
Penerbit: G.W. tromp de Haas & Co., binatang hasil buruan yang beraneka warna
Batavia—soerabaja. diklasiikasikan berdasarkan jenisnya. Sayangnya
keanekaragaman jenis dianggap lebih penting
Kebun binatang mulai muncul pada abad ke-19 di daripada kesejahteraan hewan. Pengunjung dapat
Eropa, yang tak lama kemudian juga dibangun di merasa kagum melihat berbagai keajaiban alam,
Jawa yaitu di Cikini (1864), Solo (1901), Surabaya misalnya gajah kesunanan, dan seekor monyet
(1916), Bandung (1933), Yogyakarta (1953), dan tanpa kaki depan (Graaf 1971:78). Di sebelah kiri
Semarang (1954). tampak kandang berterali tebal dihuni oleh sejenis
Sebelum dipindahkan ke Taman Jurug di luar macan atau hewan pemangsa lain. Sementara
pusat kota pada 1983, kebun binatang di Solo di sebelah kanan tampak bangunan lebih tinggi
www.facebook.com/indonesiapustaka

merupakan bagian dari Taman Sriwedari. Di gambar dengan kawat-kawat kasa sebagai dindingnya,
ini terlihat desain sesuai tren zaman itu. Ketika itu seperti model sangkar burung.

292
r u a ng Hi ja u

taman Kebumen Taman dibangun di lapangan belakang rumah


residen yang di luar sudut kamera sebelah kiri.
tahun: sekitar 1920 Pemandangan foto di Taman Kebumen
Lokasi: Jalan Kebumen, Cirebon ini mengarah ke selatan. Sang fotografer
Judul: Cheribon Kebumenplein membelakangi gedung BAT dan berhadapan
Penerbit: a.G. smijter Jr., Cheribon dengan bangunan sekolah yang sekarang
menjadi SMPN 16. Di sebelah kiri, di belakang
Di salah satu sudut Taman Kebumen terletak lampu gas khas 1910-an, tampak kambing
dekat pantai di jantung Kota Cirebon, terdapat sedang makan rumput dan terdapat gawang
sebuah bangunan tua dan unik yang oleh sepak bola. Saat itu Taman Kebumen masih
penduduk setempat disebut Gedung Bundar. merupakan plein (lapangan), namun sekarang
Sebenarnya gedung ini tidak bundar melainkan sudah menjadi taman dengan banyak
berbentuk persegi delapan. Gedung tersebut pepohonan. Nama Kebumen tidak hanya menjadi
mempunyai dua lantai dan dua pintu masuk, satu nama taman, tetapi juga nama jalan dan nama
www.facebook.com/indonesiapustaka

di atas yang lain. Sebagai penutup atas dibangun kawasan di sekitarnya. Nama geograis ini berasal
atap mengerucut. Diduga, pada abad ke-19 dari kata Jawa kabumen (ka-bumi-an) yang
bangunan ini merupakan pos penjaga di ujung berarti tanah luas dimiliki seorang tuan tanah
utara jalan yang menuju ke Keraton Kasepuhan. (Jansz 1906: 91).

293
r u a ng Hi ja u

Kebon Macan Dari manakah asal nama Kebon Macan?


Konon kabarnya, nama tersebut berasal dari
tahun: sekitar 1910 patung-patung singa di halaman rumah
Lokasi: taman ade Irma suryani nasution, sekitarnya. Orang Belanda suka menandai pintu
surabaya halaman dengan dua patung singa di kedua
Judul: Kebon Matjan (Kebun Harimau) sisinya, sebagai lambang penjaga. Menurut
Penerbit: Jozef Müller & Co. masyarakat sekitar, patung tersebut lebih mirip
harimau yang dalam bahasa Jawa disebut dengan
Pada 1890, sebuah kawasan elite mulai dibangun macan.
di sebelah selatan Kawasan Simpang di Surabaya, Pada awalnya taman ini merupakan lapangan
yang pada awalnya merupakan lokasi persawahan. rumput yang berfungsi sebagai tempat ujian
Di jantung kawasan tersebut dibangun sebuah mengendarai mobil untuk mendapatkan surat
taman hijau yang diberi nama Scheepmakerpark, rebewes (Surat Izin Mengemudi) yang wajib
untuk menghormati Willem Scheepmaker (1850- untuk pengemudi mobil sejak tahun 1900 (Faber
www.facebook.com/indonesiapustaka

1900), asisten residen Surabaya (Faber 1931:365). 1931:202). Kini taman berganti nama menjadi
Oleh penduduk setempat taman ini tidak disebut Taman Ade Irma Suryani Nasution. Di tengahnya
“Kebon Radja” melainkan “Kebon Matjan”. dibangun Monumen Bambu Runcing.

294
r u a ng Hi ja u

Lapangan singa Putih (halaman 246).


Perkembangan lokasi ini tidak berjalan
tahun: sekitar 1900 sesuai rencana. Rafles, pengganti Daendels
Lokasi: Lapangan Banteng, Jakarta sebagai gubernur jenderal, memindahkan
Judul: Groet uit Batavia, Waterlooplein pusat pemerintahan ke Lapangan Gambir
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden (kini Lapangan Monas) sehingga lapangan
Paradeplaats hanya berfungsi sebagai lokasi
Di Jakarta terdapat lapangan berukuran sekitar parade militer. Setelah kekalahan Napoleon
300 x 350 meter. Pada abad ke-18, lapangan di Pertempuran Waterloo (1815), lapangan
inioleh Belanda disebut dengan Paradeplaats oleh Belanda diberi nama baru Waterlooplein
(tempat parade) karena lapangan terbuka ini (Lapangan Waterloo). Karena di tengahnya
dimanfaatkan sebagai tempat parade militer. didirikan monumen berupa patung singa di atas
Pada 1808 lokasi ini dipilih oleh Daendels sebagai tiang tinggi, rakyat lebih suka menyebutnya
pusat pemerintahan kolonial yang baru (Diessen dengan Lapangan Singa.
www.facebook.com/indonesiapustaka

1989:235). Pada 1809 di sisi timurnya mulai Monumen singa dibongkar pada zaman
dibangun sebuah gedung pemerintahan yang pendudukan Jepang. Setelah Indonesia merdeka,
besar, yang kini menjadi Kementerian Keuangan. lapangan tersebut diberi nama baru dari salah
Gedung tersebut juga dikenal sebagai Istana satu lambang nasional: Lapangan Banteng.

295
www.facebook.com/indonesiapustaka

296
r u a ng Hi ja u
r u a ng Hi ja u

Lapangan Gambir
tahun: sekitar 1910
Lokasi: Lapangan Monas, Jakarta
Judul: Weltevreden Koningsplein
– noord tijdens de Pasar Gamber
(Weltevreden Lapangan raja sisi
utara saat Pasar Gambir)

Dataran berukuran sekitar 1000 x 800


meter ini kurang cocok disebut sebagai
lazimnya sebuah alun-alun karena terlalu
besar. Meskipun demikian, pada 1937
direncanakan revitalisasi besar untuk
membangkitkan sebagian lapangan ini
sebagai alun-alun kota, dikelilingi balai
kota yang baru dan museum baru. Akibat
gangguan perang, rencana tersebut tidak
pernah diwujudkan (Diessen 1989:265).
Sejak zaman VOC, padang rumput ini
dimanfaatkan untuk menggembalakan
ternak dan digunakan untuk latihan
militer. Pada 1815, oleh Belanda diberi
nama Koningsplein (Lapangan Raja)
untuk merayakan Raja Willem I naik
takhta. Karena adanya Pasar Gambir,
oleh masyarakat lokal dijuluki dengan
Lapangan Gambir. Setelah Indonesia
merdeka, lapangan ini berganti nama
menjadi Medan Merdeka. Setelah
Monumen Nasional (Monas) dibangun
pada 1963, lapangan ini juga disebut
dengan Taman Monas.
www.facebook.com/indonesiapustaka

297
r u a ng Hi ja u

taman Insulinde militer dengan markas, perumahan, dan kantor


tentara. Semua jalan di lingkungan tersebut
tahun: Dikirim 1925 diberi nama dari pulau atau daerah di Nusantara.
Lokasi: Jalan aceh, Bandung Foto dibuat dari atas Istana Panglima Tentara
Judul: Depart.v. Oorlog, Insulinde Park dan mengarah ke tenggara. Sebelah kiri terlihat
(Departemen peperangan, taman Insulinde) Departemen Peperangan alias Gedung Sabau dan
Penerbit: My.t.v.z.der zaken v/h. J.r. de Vries sebelah kanan tampak Taman Insulinde. Di foto
& Co., Bandoeng ini terlihat Menadostraat (kini Jalan Aceh, kiri-
kanan), Borneostraat (Jalan Kalimantan, lurus), dan
“Insulinde” adalah nama kesayangan yang Bilitonstraat (Jalan Belitung, di belakang taman).
pada abad ke-19 diberikan kepada Kepulauan Pada awalnya hingga tahun 1919, Taman
Nusantara oleh Multatuli, penulis novel Max Insulinde merupakan sebuah lapangan yang
Havelaar yang terkenal. Nama tersebut berasal digunakan sebagai tempat upacara dan baris
dari kata Latin insula yang berarti pulau dan kata berbaris. Baru pada tahun 1920-an taman
Prancis Inde yang berarti Hindia. Maka Insulinde tersebut dijadikan taman hijau dengan komponen
www.facebook.com/indonesiapustaka

berarti Kepulauan Hindia. Nama “Indonesia” utamanya berupa pohon-pohon keras yang
mempunyai arti yang sama, namun menggunakan sebagian besarnya masih tumbuh hingga
kata dasar yang setara dari bahasa Yunani. sekarang. Kini taman ini dikenal sebagai Taman
Taman Insulinde dibangun pada 1910- Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Selain berfungsi
an di jantung sebuah perluasan Bandung ke sebagai taman dan tempat bermain, taman ini
arah utara disebut Archipelbuurt (Lingkungan juga dijadikan pusat latihan membaca rambu-
Nusantara). Perluasan kota melibatkan kawasan rambu lalu lintas.

298
PErsIMPanGan
JaLan

Simpul pada jaringan jalan pengunjung. Namun posisi pojok tidak selalu
Selain jalanan, lapangan, bangunan, dan kawasan, memberi keuntungan. Menurut kepercayaan
persimpangan dan pojokan pun merupakan unsur masyarakat luas, posisi bangunan yang tertusuk
yang membentuk sebuah kota. Persimpangan oleh arah jalan di depannya, atau juga disebut
adalah simpul pada jaringan jalan tempat sebuah dengan posisi “tusuk sate”, merupakan posisi sial.
jalan bercabang atau tempat dua atau lebih ruas Bagi arsitek, merancang desain bangunan
jalan bertemu. Simpang tiga (pertigaan) dan pojok lebih menarik daripada bangunan di
simpang empat (perempatan) adalah dua jenis deretan tengah jalan. Sebuah bangunan pojok
persimpangan yang paling lazim. Simpang lima memiliki dua fasad. Ada banyak cara untuk
(perlimaan) lebih jarang ditemui. mengiringi belokan jalan dengan desain
bangunan yang ekspresif dan cantik. Sebuah
Bangunan pojok bangunan pojok sering kali menjadi landmark
Umumnya sebuah persimpangan lebih ramai yang mencolok untuk semua orang yang lewat.
daripada suatu jalan biasa. Karena bangunan di Dalam bab ini disajikan beberapa contoh, antara
pojokan lebih mudah terlihat daripada bangunan lain bangunan bermenara pada pojok dan
dalam deretan, lokasi di sudut persimpangan bangunan sebagai tengara bagi lalu lintas.
lebih disukai untuk urusan komersial atau
www.facebook.com/indonesiapustaka

kegiatan lain. Dan, sudah barang tentu harga Nama geograis


tanah di tempat strategis menjadi lebih mahal. Berbeda dengan jalan, jembatan, atau kampung,
Sebuah alamat di sudut persimpangan juga persimpangan jarang memiliki nama resmi.
memiliki status yang lebih tinggi daripada tempat Namun banyak persimpangan oleh penduduk
lainnya. Banyak bangunan penting didirikan di sekitarnya diberi nama atau julukan yang
pojokan persimpangan. Toko, bengkel, kafe, dan terinspirasi dari ciri khas persimpangan atau
jenis usaha lain umumnya lebih ramai didatangi landmark yang terdapat di sana. Sebuah contoh
Pe rsi mpa ng a n J a la n

adalah Simpang Lonceng di Surabaya, yang perkembangan sistem tersebut. Langkah


memiliki patung jam (lonceng) di tengahnya, berikutnya merupakan sistem dengan sinyal
Perempatan Tugu di Yogyakarta yang memiliki yang diputar otomatis dan digantung pada
patung tugu di tengahnya, dan Perempatan Raja kabel di atas perempatan. Pembuat peraturan
Bali di Malang yang mendapat julukan dari nama berharap, para pengemudi cukup berdisiplin dan
toko di salah satu pojoknya. menghormati peraturan otomatis tersebut. Sistem
Terkadang juga, nama persimpangan tersebut diharapkan hemat biaya yang cukup
mengikuti nama topograis dari kawasan atau signiikan, karena tidak perlu menggunakan polisi
kampung yang dekat. Ada juga, kawasan kota lalu lintas lagi (Fokker 1932:7). Namun, pada foto
yang terletak dekat persimpangan memperoleh perempatan dengan sistem otomatis tersebut,
namanya dari simpangan itu sendiri. Sebuah tetap terlihat polisi yang hadir, agar peraturan
contoh adalah Kampung Simpang di Surabaya benar-benar dipatuhi.
dan Kampung Prapatan di Batavia. Prapatan Metoda lain untuk melancarkan arus lalu
berarti perempatan. lintas di sebuah persimpangan ramai adalah
Simpang lima tidak ada banyak. Jika kita sistem bundaran lalu lintas searah mengelilingi
menyebut “Perliman” di Banyuwangi, orang suatu objek di tengah persimpangan. Sebagai
setempat langsung mengerti lokasi apa yang barikade separo perempatan dapat ditempatkan
dimaksudkan. Pasalnya, di kota itu hanya ada satu sebuah tong minyak yang kosong, atau
lokasi yang menjadi lokasi tempat pertemuan dari bahkan dibangun sebuah tiang listrik di tengah
lima arah. perempatan (Fokker 1932:6). Sebuah solusi lebih
aman dan elegan adalah “pulau jalan” yang
Pengaturan lalu lintas dibangun di tengah bundaran.
Dengan berjalannya waktu, lalu lintas di perkotaan
kian bergelumat ramai, dengan semakin
banyak kendaraan modern yang semakin cepat.
Khususnya pada persimpangan terdapat banyak
jenis pergerakan arus lalu lintas yang dapat nama persimpangan
menimbulkan kekacauan jika kendaraan saling
berpencar, bergabung, bersilangan, atau berselisih mengikuti nama
jalan. Seperti di Eropa, polisi di di Hindia Belanda
mulai mengatur lalu lintas dengan menggunakan topograis dari
gerakan tangan untuk menghentikan arus dari
semua arah secara bergantian. Tampaknya, kawasan atau
gerakan tersebut kurang konsisten maka tak
jarang para pengemudi kendaraan tidak mengerti, kampung yang dekat.
sehingga lalu lintas justru berantakan. Akhirnya, si
polisi menjadi kambing hitam (Fokker 1932:7). ada juga, kawasan
Demi pengaturan lalu lintas di persimpangan
yang efektif dan aman, pada 1920-an kota yang terletak
www.facebook.com/indonesiapustaka

diperkenalkan sebuah sistem yang mirip rambu


berhenti yang bisa diputar. Pada tiang tersebut
dekat persimpangan
dipasang dua papan yang dalam bahasa
Belanda berbunyi VRIJ (bebas) dan dua papan
memperoleh namanya
STOP (berhenti). Tiang tersebut diputar secara
manual oleh polisi lalu lintas. Dalam bab ini
dari simpangan itu
tampak beberapa gambar yang memperlihatkan sendiri.
300
Pe rsi mpa ng a n J a la n

simpang Lonceng (kini Jalan Suryo). Ke kanan kita masuk Kaliasin (kini
Jalan Basuki Rahmat). Nama “Simpang Lonceng”
tahun: Dikirim 1924 mengacu pada patung jam yang berdiri di tengah
Lokasi: Jalan suryo–Jalan Basuki rahmat, persimpangan.
surabaya Pada gedung putih pada sudut persimpangan
Judul: simpang soerabaja Jawa terbaca tulisan Simpangsche Apotheek yang
Penerbit: G. furukawa berarti Apotik Simpang. Gedung tersebut
dibangun pada 1896 dan direnovasi pada 1918
Di persimpangan “Simpang” di Surabaya, ujung dengan dibangun menara simetris pada kedua
selatan Jalan Tunjungan bersimpang dua. Jalan ke ujungnya, sebagaimana terlihat di foto ini. Pada
arah kiri mengikuti tepi barat Kali Mas mengarah ke 1930-an gedung akan direnovasi lagi dengan
hulu. Belokan ke kanan menuju ke tujuan yang sama gaya art déco. Sampai saat ini gedung tersebut
tetapi lebih langsung, karena memotong tikungan masih digunakan sebagai apotek. Patung jam
sungai. Kedua jalan disambung kembali di kawasan sudah diganti air mancur, tetapi lokasi oleh
www.facebook.com/indonesiapustaka

Keputran, sekitar satu kilometer ke arah lurus. Jalan masyarakat Surabaya tetap disebut dengan
ke kiri dahulu disebut dengan nama “Simpang” saja Simpang Lonceng.

301
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Prapatan Kampung Prapatan disebut demikian karena


terletak dekat sebuah perempatan lain, yang
tahun: sekitar 1900 bukan perempatan di foto ini. Saat kampung
Lokasi: Jalan Kebon sirih, Jakarta tersebut didirikan, perempatan di foto ini belum
Judul: Kruispunt, Kebon sirih, Menteng dibangun di lokasi yang menjadi persimpangan
en Parapattan (Perempatan, Kebun sirih, Jalan Wahid Hasyim dengan Jalan Menteng Raya
Menteng, dan Parapatan) sekarang. Kemudian pada pertengahan abad ke-
Penerbit: f.B. smits, Batavia 19 dibangun sebuah jalan baru yang memotong
Kampung Prapatan. Seperti biasanya, nama jalan
Prapatan dalam bahasa Betawi berarti simpang mengikuti nama kampung. Di jalan itulah posisi
empat atau perempatan jalan. Kartu pos dalam fotografer.
bahasa Belanda berjudul Kruispunt yang berarti Pemandangan mengarah ke barat. Fotografer
perempatan. Kemudian tersebut tiga nama jalan berdiri di Prapatan dan terusan jalan di seberang
yang menuju ke perempatan tersebut. Anehnya, persimpangan bernama Kebon Sirih. Jalan ke
www.facebook.com/indonesiapustaka

nama “Parapattan” adalah salah satu nama jalan kiri dan kanan bernama Menteng. Pada sudut
yang menuju ke sana. Dalam hal ini, Prapatan barat laut dibangun sebuah gardu telepon yang
bukan nama persimpangan melainkan nama menjadi landmark. Sekarang perempatan di foto
jalan, yang memotong Kampung Prapatan. ini sudah tidak dapat dikenali lagi.

302
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perliman barat daya, tetapi sekarang sudah menjadi


jantung kota. Foto mengarah ke utara. Gardu
tahun: sekitar 1910 telepon dibangun sekitar tahun 1900 sebagai
Lokasi: Jalan sudirman-Jalan sutomo, landmark pada titik, di mana lalu lintas ke
Banyuwangi kedua alun-alun berpisah. Untuk tujuan alun-
Judul: Banjoewangi telefoonkantoor alun kota kita ambil jalan kiri, sementara untuk
Penerbit: Import My. “Djember”. Lapangan Tegaloji kita ambil jalan kanan. Selain
persimpangan berbentuk Y dengan kedua
Pada seabad yang lalu, Kota Banyuwangi memiliki jalan di sebelah kiri dan kanan gardu telepon
dua pusat kota yang masing-masing memiliki di tengah foto, juga terdapat jalan di sebelah
sebuah alun-alun. Selain alun-alun kota dengan kiri, kanan, dan di belakang fotografer. Maka
masjid agung dan pendopo kabupaten, juga persimpangan ini merupakan simpang lima. Jalan
terdapat alun-alun kedua yang dulu disebut yang dibelakangi oleh fotografer merupakan
sebagai Lapangan Tegaloji, karena di sekelilingnya jalan utama ke luar kota ke arah selatan dan barat
www.facebook.com/indonesiapustaka

terdapat bangunan-bangunan kolonial Belanda (ke arah Jember) yang sekarang bernama Jalan
(“loji”). Sekarang lapangan tersebut dikenal Ahmad Yani.
dengan nama Taman Blambangan. Sekarang gardu telepon telah hilang dan
Saat foto dibuat, lokasi yang digambarkan diganti Taman Patung Pejuang atau juga dikenal
merupakan perbatasan Kota Banyuwangi sebelah sebagai Patung Perliman.

303
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan Karangtengah di ujung timur laut dengan Tugu Muda di ujung


barat daya. Sekarang Bojong berganti nama
tahun: Dikirim 1907 menjadi Jalan Veteran. Di setengah jalan terdapat
Lokasi: Jalan Pemuda–Jalan Pierre sebuah kebun, yang dalam bahasa Jawa disebut
tendean, semarang karang. Itu sebabnya, jalan di sana disebut
Judul: semarang Bodjong en Karangtengah Karangtengah. Sekarang menjadi Jalan Pierre
(semarang Bojong dan Karengtengah) Tendean.
Di lokasi strategis pada pojok tajam di tengah
Persimpangan ini tidak berbentuk X dengan foto tampak sebuah kafe pinggir jalan yang
sudut 90 derajat, tetapi di sini dua jalan saling populer saat itu. Pada gedung terbaca tulisan
memotong dengan sudut sangat tajam yaitu 30 yang berbunyi Eerste Semarangsche Bierhal atau
derajat. Bojong adalah sebuah jalan sepanjang “Ruang Minum Bir Pertama di Semarang”, yang
2,5 kilometer yang menghubungkan kota lama dikelola oleh Tan Sian Lip (Buitenweg 1975:12).
www.facebook.com/indonesiapustaka

304
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Bangunan tusuk sate lokasi pasar ini sangat laris. Para elite senang
mengunjungi restoran ini untuk makan, minum,
tahun: sekitar 1910 dan menikmati hiburan. Pada wajah gedung
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya terbaca tulisan dalam bahasa Prancis “Patissiers”
Judul: soerabaia restaurant Grimm & Co. (pembuat kue) dan “Cuisiniers” ( juru masak).
Penerbit: G.C.t. Van Dorp & Co. Lalu ada tulisan dalam bahasa Latin “Anno 1888”
yaitu tahun pembangunan. Pada 1896, Raja
Restaurant Grimm & Co. berdiri di sudut Chulalongkorn (1853-1910) dari Siam (Thailand)
persimpangan Kramat Ganung (ke kiri) dengan sangat terpukau ketika makan di Grimm & Co.
Pasar Besar (kini Jalan Pahlawan, ke kanan). Dengan banyak uang dan kata-kata manis beliau
Gedung ini berposisi “tusuk sate”. Maksudnya, membujuk koki kepala untuk mengikuti raja
bangunan “tertusuk” oleh arah jalan di depannya. pulang ke Siam. Namun, dalam waktu tidak lama
Orang Eropa tidak mempermasalahkan letak apa si koki pulang karena rindu (Maurik 1897:270).
pun, tetapi menurut anggapan masyarakat luas Dengan berjalannya waktu, restoran berganti
www.facebook.com/indonesiapustaka

di Asia posisi tersebut mempunyai nilai sangat pemilik beberapa kali tetapi nama baiknya
buruk dari sisi spiritual. Dipercaya, energi yang tidak pernah berubah, hingga tutup pada 1931.
datang dan pergi secara lurus bersifat tidak Kemudian bangunan beralih fungsi beberapa
baik dan bisa menyebabkan banyak kesialan, kali sebelum akhirnya dibongkar. Di lokasi ini
permasalahan, dan bencana. sekarang terdapat sebuah gedung baru. Sesudah
Meskipun demikian, rumah makan yang pelebaran jalan pada 1920-an, barisan pohon
didirikan oleh seorang Jerman di bekas cemara di kedua sisi jalan ditebang.

305
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Menara Jam
tahun: Dikirim 1921
Lokasi: Jalan Banceuy–Jalan asia afrika, Bandung
Judul: Bantjen-weg–Bandoeng (Jalan Banceuy - Bandung)
Penerbit: Visser & Co., Weltevreden

Blok pojokan pada perempatan


di foto ini merupakan lokasi
menarik untuk membangun
sebuah menara sebagai
landmark. Menara berfungsi
untuk memberi kesan lebih
indah dan megah pada
gedungnya, yaitu kantor Bank
Escompto yang dibangun pada
1909 dan sekarang menjadi
Bank Mandiri. Selain itu, menara
menjadi titik pengenal yang
dapat dilihat dari jarak jauh dan
dari banyak arah, dan menjadi
iklan baik untuk pemiliknya.
Menara dilengkapi dengan
jam. Ungkapan “waktu adalah
uang” tentu juga berlaku
untuk lembaga keuangan Bank
Escompto. Pada zaman itu,
masih banyak orang yang belum
memiliki jam tangan dan jam
menara pasti sangat membantu
mereka.
Dalam gambar tampak
perempatan pada sudut barat
laut di alun-alun Bandung.
Jalan dari kiri ke kanan adalah
Jalan Raya Pos (kini Jalan
Asia Afrika) sedangkan jalan
lurus adalah Jalan Banceuy.
Di tengah perempatan, di
www.facebook.com/indonesiapustaka

bawah terik matahari, seorang


polisi bertugas mengatur lalu
lintas yang lewat. Sekarang
perempatan tersebut merupakan
pertigaan, karena Jalan Alun-
Alun Barat telah dikorbankan
untuk perluasan masjid.

306
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Bangunan Pojok arsitek Albert Frederik Aalbers (1897-1961).


Setelah dibangun pada tahun 1935-1936,
tahun: sekitar 1940 bangunan bank empat lantai berkonstruksi baja
Lokasi: Jalan Braga, Bandung dan beton ini tampil mengagumkan. Unsur
Judul: Denisgebouw Bandoeng (Gedung horisontal pada fasad yang plastis merupakan
Denis Bandung) tirai penahan sinar matahari. Terdapat menara
lift yang menjulang tinggi yang diletakkan pada
Dalam gaya arsitektur streamline moderne, gedung sudut perpotongan bidang bangunan. Di lantai
diberi wajah menarik, bersih, dan halus, dengan dasar direncanakan enam toko. Fungsi gedung
garisan-garisan vertikal dan sudut bulat yang Denis (De Eerste Nederlandsch-Indische Spaarkas,
mengiringi arah dan belokan jalan. Sebuah contoh artinya Kas Tabungan Pertama Hindia Belanda),
bagus adalah Bank Denis yang dibangun pada dari dahulu hingga sekarang tidak berubah, yaitu
sudut tenggara persimpangan Jalan Braga dengan sebagai gedung lembaga keuangan. Sekarang
Jalan Naripan di Bandung, berdasarkan desain oleh berfungsi sebagai kantor Bank Jabar Banten.
www.facebook.com/indonesiapustaka

307
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan tugu Malioboro ini merupakan bagian dari poros garis


Yogyakarta. Garis tersebut menghubungkan Laut
tahun: sekitar 1955 Selatan, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat,
Lokasi: ujung utara Jalan tugu, Yogyakarta Monumen Tugu, dan puncak Gunung Merapi.
Judul: tugu, Jogjakarta Tugu berbentuk kerucut setinggi 15 meter
Penerbit: Photax yang berdiri di sini hingga sekarang dibangun
pada 1889 di bekas lokasi sebuah tugu berbentuk
Perempatan Tugu di Yogyakarta merupakan silinder setinggi 25 meter, yang didirikan pada
sebuah bundaran lalu lintas dengan sebuah 1755 sebagai penanda batas utara kota tua dan
monumen bersejarah di tengahnya. Jalan di runtuh pada 1867 akibat gempa bumi. Sekarang,
depan gedung putih dengan tulisan ‘TOKO landmark kota gudeg ini dikelilingi sebuah taman
FEN’ adalah Jalan Tugu. Terusan utara dari Jalan kecil berpagar.
www.facebook.com/indonesiapustaka

308
Pe rsi mpa ng a n J a la n

tiang telepon Mojopahit. Kamera mengarah ke barat daya.


Sebuah tiang telepon yang bukan teman mobil
tahun: Dikirim 1930 dibangun di tengah perempatan.
Lokasi: Jalan Mojopahit-Jalan ahmad Yani, Di pojok jalan terlihat bengkel dan toko mobil
Mojokerto Auto-Technicum, yang saat itu menjual antara lain
Judul: Bioscoop voor straat Modjokerto mobil buatan Amerika dan sepeda ontel buatan
(Java) (Bioskop Jalan hadapan Mojokerto Belanda. Sekarang toko tersebut diganti bengkel
(Java)) sepeda motor, yang agak tertutup pos polisi di
Penerbit: Kawai & Co., Bandoeng depannya yang berdiri persis di ujung pojokan.
Pada gedung besar sebelah kanan tampak tulisan
Banyak kota lama memiliki jalan yang pada SIRENE BIOSCOOP. Terlihat dari gaya arsitektur,
zaman Belanda disebut Voorstraat yang berarti bioskop ini dibangun pada 1920-an. “Gambar
Jalan Hadapan. Selalu jalan tersebut berhadapan hidup” sudah diputar di Hindia Belanda sejak
dengan lokasi awal permukiman Belanda. Di awal abad ke-20 tetapi baru mulai berkembang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Mojokerto, Belanda bermukim di tepi selatan pada 1920-an. Pada tahun 1950-an Bioskop
Sungai Brantas, di sebelah utara lokasi alun-alun Sirene berganti nama menjadi Bioskop Indra. Di
sekarang. Jalan berhadapan dengan permukiman bagian dalam dengan atapnya yang tinggi, kursi
tersebut, yang sekarang bernama Jalan Ahmad penonton dibagi dua: kelas atas yang di podium,
Yani, oleh Belanda disebut Voorstraat. Foto dan kelas kambing di bawah. Sekarang gedung
memperlihatkan persimpangan Voorstraat dibiarkan kosong dan menjadi sarang walet.
dengan Kediristraat yang sekarang bernama Jalan

309
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Prapatan Lima masuk Jalan Asia Afrika ke arah pusat kota.


Di belakang pom bensin Shell terlihat sebuah
tahun: 1956 gedung putih, yaitu toko produsen mesin jahit
Lokasi: Jalan asia afrika, Bandung Singer yang dibangun tahun 1930 berdasarkan
Judul: Perapatan Lima Bandung desain arsitek F.W. Brinkman dengan gaya
Penerbit: sun arsitektur modernisme yang ekspresif. Bundaran
dibuat lebih luas dengan muara jalan yang lebih
Di ujung timur Jalan Asia Afrika terdapat sebuah lebar, di mana terdapat objek di tengah jalan.
simpang lima, yang oleh penduduk Bandung Pada foto ini tampak rancangan pembangunan
disebut dengan Perapatan Lima. Penamaan yang yang mengikuti kontur jalan.
aneh karena perapatan berarti perempatan yang Tiang listrik sudah berdiri di tengah
merupakan pertemuan empat ujung jalan bukan perempatan sejak 1920-an. Di sekeliling tiang pada
lima. Perlu diketahui, pada abad ke-19 tempat 1930-an dibangun sebuah taman kecil. Baru 1950-
tersebut masih merupakan simpang empat an taman kecil diubah menjadi bundaran. Gedung
www.facebook.com/indonesiapustaka

karena jalan kelima belum dibangun. Singer dirombak pada 1992 dan dijadikan parkiran
Persimpangan dibangun dalam bentuk untuk kantor Graha Bumiputra, sebuah bangunan
bundaran. Pandangan mengarah ke barat dan besar yang sekarang mendominasi wilayah foto ini.

310
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan raja Bali dengan dibangun empat gedung berarsitektur


mencolok, masing-masing dilengkapi dengan
tahun: 1938 menara. Pada kedua pojok barat, pada 1936
Lokasi: Jalan Basuki rahmat-Jalan semeru, dibangun dua kompleks pertokoan simetris,
Malang berdasarkan hasil karya arsitek Karel Bos dengan
Judul: Malang gaya arsitektur modernisme. Dalam bangunan
Penerbit: studio Malang tersebut, banyak bagian kotak dan geometris yang
mengarah ke semua arah, disambung menjadi
Pada awal abad ke-20, banyak kota tidak lagi satu bangunan, dengan permainan garisan-
dibiarkan tumbuh sendiri, tetapi dikembangkan garisan horisontal dan vertikal yang ekspresif.
dengan perancangan kota untuk mengantisipasi Gedung kembar kiri dan kanan merupakan pintu
masalah sosial, ekonomi, geograi, lingkungan, gerbang ke arah barat. Perluasan persimpangan
dan infrastruktur. Ditugaskan oleh Pemkot dengan dua pulau jalan mirip dengan situasi di
Malang, pada tahun 1935 perancang kota Herman Prapatan Lima di Bandung, tetapi rancangan di
www.facebook.com/indonesiapustaka

Thomas Karsten (1884-1945) membuat rencana Malang ini lebih spektakuler.


pengembangan kota, termasuk perencanaan Rakyat Malang suka menyebut persimpangan
jaringan jalan yang belum pernah terpikirkan tersebut dengan “Perempatan Raja Bali”. Nama ini
secara terpadu (Handinoto 1996:104). Perempatan merupakan plesetan dari nama toko India “Radjab
direncanakan sebagai pusat dari sistem jaringan Alli & sons” yang pada 1950-an didirikan di pojok
jalan, dan empat pojok di perempatan tersebut barat laut di perempatan tersebut. Foto dibuat dari
diperkuat sebagai titik pengenal bagi lalu lintas, atas Hotel Mabes yang terlihat di foto berikutnya.

311
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Lampu stopan bergantian seperti lampu lalu lintas modern


(Fokker 1932:7).
tahun: sekitar 1940 Karena warnanya, lampu stopan sering
Lokasi: Jalan Basuki rahmat, Malang disebut lampu bangjo. Bangjo adalah akronim
dari kata Jawa abang ijo yang berarti merah hijau.
Foto memperlihatkan perempatan sama dengan Juga ada yang menyebutnya dengan lampu
foto sebelumnya, tetapi ke arah balik. Mulai gantung karena alat tersebut digantung pada
1930-an di Malang digunakan sebuah alat kabel. Lampu model tersebut digunakan hingga
pengatur lalu lintas yang tidak lagi dioperasikan 1950-an.
secara manual, tetapi memakai listrik, yaitu Bangunan sebelah kiri adalah hotel yang
lampu stopan. Di tengah persimpangan dibangun pada 1930 berdasarkan desain arsitek
diletakkan sebuah lentera sebesar sangkar Karel Bos. Pada awalnya, Hotel Mabes adalah
burung dengan tiga rupa tanda satu di atas yang hotel paling bagus di Malang. Di lantai dasar
lain: “STOP”, “AWAS”, dan “DJALAN”yang masing- didirikan apotek. Pada tahun 1950-an gedung
www.facebook.com/indonesiapustaka

masing menggunakan warna merah, kuning, ini berfungsi sebagai hotel YMCA. Sekarang
dan hijau. Tiga kata tersebut dinyalakan secara gedungnya diganti kantor BCA yang modern.

312
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan Kelenteng trotoar sebelah kanan, terlihat pejalan kaki yang


menunggu sampai mereka bisa menyeberang
tahun: 1930-an jalan.
Lokasi: Jalan Pasar Besar, Malang Perempatan di ujung timur Jalan Pasar Besar
Judul: Malang Petjinanstraat (Malang Jalan di Malang terkenal dengan nama Perempatan
Pecinaan) Klenteng. Foto mengarah ke barat dan kelenteng
ada di pojokan sebelah timur daya, di luar
Sebuah lampu stopan digantung pada kabel di sudut kamera. Di pojok sebelah kanan ada Toko
atas titik tengah perempatan. Tampak sisi “buta”- Preanger yang dikelola Kwee Tjing Hway. Menurut
nya lampu, karena jalan di belakang fotografer catatan iklan pada dinding, toko ini menjual
merupakan jalan satu arah ke arah balik. Lalu damesmodes, heerenmodes, dan kinderartikelen
lintas diawasi oleh seorang petugas polisi yang (pakaian perempuan, pakaian laki-laki, dan
berdiri di sebelah kiri dalam foto. Kendaraan perlengkapan anak-anak). Selain itu, di sini juga
yang melintas di jalan seperti bemo roda tiga, dijual tiket lotere.
www.facebook.com/indonesiapustaka

delman, sepeda ontel, dan mobil modern. Di

313
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Kincir Lalu Lintas Pada dua sisi yang saling membelakangi terdapat
tulisan STOP yang berarti berhenti, sedangkan
tahun: sekitar 1923 pada kedua sisi lainnya ada kata VRIJ yang berarti
Lokasi: surabaya bebas. Dengan memutar rambunya, kata VRIJ dan
Judul: Verkeers-seinpaal soerabaia (tiang STOP ganti posisi lalu berlaku untuk kendaraan
sinyal lalu lintas surabaya) dari arah lainnya (Fokker 1932:6).
Penerbit: C.t. van Dorp & Co. Mengoperasikan alat tersebut tidaklah
gampang. Kincir lalu lintas itu diputar secara
Seorang petugas polisi mengatur lalu lintas manual oleh petugas polisi, sehingga si polisi
dengan menggerakkan sebuah perkakas disalahkan tatkala lalu lintas semrawut. Kerap kali
tinggi di tengah perempatan yang sepi saat para pengendara marah padanya (Fokker 1932:7).
difoto. Perkakas tersebut oleh Belanda disebut Di beberapa daerah di Jawa masih digunakan
verkeersmolen yang berarti “kincir lalu lintas”. kata prei yang berarti bebas atau libur. Kata prei
Disebut demikian karena dapat diputar. Pada berasal dari kosa kata Belanda vrij.
www.facebook.com/indonesiapustaka

tiang tersebut dipasang tanda dengan empat sisi.

314
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan Kebonrojo trem listrik ini, dibantu sebuah kincir lalu lintas
sebagai stopan manual. Pengendara sepeda perlu
tahun: 1929 hati-hati karena di permukaan jalan terdapat
Lokasi: Jalan Pahlawan, surabaya banyak rel trem. Ketika roda sepeda masuk rel trem
Judul: Pasar Besar Viersprong, soerabaja pengendara sepeda pasti akan jatuh terpeleset.
(Perempatan Pasar Besar, surabaya) Di titik fokus kamera terlihat sebuah gedung
Penerbit: H. van Ingen, soerabaja dengan dua menara, yaitu toko Pröttel & Co.,
yang dibangun pada 1912 dan kini dikenal
Pasar Besar (kini bernama Jalan Pahlawan) sebagai Gedung Brantas. Di samping kirinya
merupakan bagian jalur arteri yang memotong terlihat gedung kecil, yaitu gedung dinas
Surabaya dari utara ke selatan. Perempatan dalam pemadam kebakaran yang kini diganti bangunan
foto ini dikenal sebagai Perempatan Kebonrojo baru. Paling kiri tampak kantor perusahaan
karena di sini Pasar Besar (lurus) bersimpang Lindeteves-Stokvis yang dirancang pada 1911
dengan Jalan Kebonrojo (kiri-kanan). oleh tim arsitek Hulswit, Fermont, dan Cuypers.
www.facebook.com/indonesiapustaka

Dua petugas polisi berusaha mengatur lalu Bangunan tersebut sangat cocok di pojokan itu
lintas ramai di tempat pertemuan beberapa jalur karena bentuknya mengiringi belokan jalan.

315
www.facebook.com/indonesiapustaka

316
Pe rsi mpa ng a n J a la n
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Perempatan Braga
tahun: sekitar 1930
Lokasi: ujung utara Jalan Braga,
Bandung
Judul: Bragaweg Bandoeng
(Jalan Braga Bandung)

Berbagai macam kendaraan roda dua,


tiga, dan empat melintasi perempatan
di ujung utara Jalan Braga. Tampak
dalam foto adalah arah masuk Jalan
Braga ke arah selatan. Pada titik
tengah perempatan tersebut, seorang
petugas polisi yang bersenjatakan
pedang mengoperasikan sebuah kincir
lalu lintas.
Sebelah kiri kita melihat sebuah
pagar tinggi yang dibangun di
sekeliling halaman kantor Javasche
Bank (kini Bank Indonesia). Gedung
yang tampak di sisi kanan adalah
Kantor Residen yang didirikan pada
1927 di gedung bekas kantor pabrik
minyak Insulinde yang dibangun pada
1924 dan sekarang menjadi Bank
Jabar Banten Syariah.
www.facebook.com/indonesiapustaka

317
Pe rsi mpa ng a n J a la n

Polisi Berpayung Jawa. Jalan ke arah kiri adalah jalan raya ke arah
utara yang sekarang bernama Jalan Sungkono.
tahun: sekitar 1920 Jalan ke arah kanan adalah Jalan Yos Sudarso
Lokasi: Jalan Brawijaya, Kediri yang menuju ke pusat kota dan alun-alun. Jalan
Judul: Hoofd straat Kediri (Jalan utama tersebut saat itu merupakan jalan utama di
Kediri) pecinan Kediri. Sebelah kiri dalam foto tampak
Penerbit: toko Kanto semacam gedung kecil berarsitektur khas
Percetakan: Kawai & Co. Bandung Tionghoa. Bentuknya khas bangunan gapura
dengan halaman luas.
Dalam naungan keteduhan payung, seorang Sekarang semua bangunan dalam foto ini
petugas polisi mengatur lalu lintas di pertigaan. sudah berubah dan pertigaan yang sepi telah
Foto mengarah ke timur masuk Hoofdstraat (kini menjadi perempatan yang ramai. Fotografer
Jalan Brawijaya). Hoofdstraat berarti “Jalan Utama” membelakangi Sungai Brantas, berdiri di lokasi
dan memiliki status sebagai Postweg (Jalan Pos) pangkalan Jembatan Baru sekarang. Sekitar 25
www.facebook.com/indonesiapustaka

yang termasuk jaringan jalan utama di Pulau meter ke kanan ada Jembatan Lama.

318
LEnGGaK-LEnGGOK
DI JaLan PErtOKOan

Konsep pertokoan pinggir jalan berjalan-jalan di sepanjang jalan dan duduk-


Ekonomi awal abad ke-20 telah memunculkan duduk di teras kafe terbuka di pinggir jalan.
kelas menengah yang berselera dan berdaya beli Orang senang berpakaian sesuai dengan tren
tinggi. Di setiap kota pasti ada satu jalan yang busana, menyaksikan orang lain sambil disaksikan
berkembang sebagai jalan pertokoan eksekutif, orang lain. Pun, ilm impor terbaru dapat kita
yang lebih bergaya daripada pasar tradisional saksikan di bioskop sekitar pertokoan.
atau barisan toko kelontong di pecinan. Setelah Indonesia merdeka, keramaian tidak
Rancangan shopping mall saat itu masih belum pernah hilang. Menjamurnya kompleks pertokoan
dikenal. Konsep dengan jalanan pertokoan ala modern, kini menyebabkan banyak jalan pertokoan
Eropa, dengan deretan toko di kedua sisi jalan, kalah pamor dan semakin semrawut. Namun, di
tampaknya menjadi tren di Hindia Belanda. Di banyak kota, jalan pertokoan lama telah tersentuh
jalan pertokoan ala Eropa, semua toko berjualan program revitalisasi, kejayaan sebuah penanda
barang yang berbeda. Tidak sama dengan masa lalu yang kemudian dibangkitkan kembali.
kebiasaan setempat di mana deretan toko di satu
www.facebook.com/indonesiapustaka

jalan semuanya berjualan barang yang sama. Orientasi dalam kota


Selain toko serbaada, banyak pula toko yang Tidak jarang pada awal abad ke-20, pertokoan
khusus menjual barang tertentu. Apa yang kita modern terletak di wilayah pecinan. Supaya
butuhkan, pasti tersedia di sana. tidak ketinggalan zaman, para pengelola
Selain sebagai irdaus bagi masyarakat toko Tionghoa berusaha menyenangkan para
konsumtif, jalanan pertokoan juga nyaman pelanggan, umumnya keturunan Eropa, dengan
untuk berpesiar dan mencari hiburan. Kita dapat membuat desain toko menyerupai pertokoan
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

di Eropa. Banyak pula pengusaha toko non- Toko Louvre (Makasar, Surabaya). Toko mereka,
Tionghoa membuka toko di jalan itu, karena seperti biasanya, merupakan jaringan usaha
mereka mencari keramaian. Namun, sebuah keluarga yang tersebar di berbagai kota.
deretan pertokoan lebih sering berkembang di
luar pecinan, dan juga di luar kawasan kota lama, Nama toko
biasanya di sepanjang jalan arteri perifer di kota Sungguh menarik tatkala kita menelisik
itu. Sebagai contoh, Bojong di Semarang dan nama-nama toko. Umumnya, nama toko
Tunjungan di Surabaya. sama dengan nama pemilik, mungkin dengan
Ruas-ruas jalan pertokoan modern, di kedua ditambah informasi tentang barang yang dijual.
bahunya pasti dibangun trotoar sebagai jalur Perkembangan selanjutnya, mereka menggunakan
khusus pejalan kaki yang sedikit lebih tinggi nama puitis nan menarik, terkadang berkaitan
daripada jalan. Kata trotoar berasal dari kosa dengan barang yang dijual atau tidak sama sekali:
kata Prancis trottoir berdasarkan kata kerja trotter Toko Ramee, Toko Bintang, Toko Terang Bulan.
yang berarti berjalan kaki. Sebuah trotoar tidak Pengusaha Tionghoa punya kecenderungan
boleh dijadikan terusan toko di sampingnya, untuk menggunakan nama Tionghoa, tetapi
sebagai halnya zona kaki lima yang sebelumnya juga semakin banyak nama Melayu dan Belanda,
merupakan pinggir jalan. Zona kaki lima misalnya Istana Mooi (Cantik)
merupakan bagian dari halaman rumah atau toko, Pengusaha Belanda punya kecenderungan
sementara trotoar adalah jalan umum. menggunakan nama Prancis, tampaknya agar
lebih keren. Pada zamannya, semua hal yang
Dunia pertokoan berbau Prancis identik dengan busana indah
Jalan pertokoan pada 1920 dan 1930-an banyak dan gaya hidup mewah. Di kota yang paling
yang bergaya internasional. Pengusaha toko bersuasana Eropa di Jawa, yaitu Bandung alias
sebagian besar berasal dari berbagai penjuru Het Parijs van Java (Parisnya Jawa), terdapat toko
dunia, jarang sekali pengusaha dari kalangan baju Au Bon Marché (Pasar Untung), toko sepatu
pribumi. Sektor perdagangan di Jawa dikuasai Au Chat Noir (Rumah Kucing Hitam). Ketimbang
pengusaha Tionghoa. Juga banyak ditemui “toko sebutan toko, kata maison lebih bergaya. Selain
Bombay” asal India dan pengusaha dari Armenia nama-nama Prancis, banyak toko juga memakai
yang berjualan kain. Studio foto banyak yang kata Prancis untuk menyebut aktivitas mereka
dibuka oleh orang Jepang (Ponder 1941:28- dengan konotasi lebih eksklusif. Contohnya
31). Kontribusi orang Arab biasanya berupa graveur (tukang ukir), horloger (tukang jam), mode
pembangunan dan penyewaan bangunan (pakaian tren), café (rumah minum), restaurant
pertokoan (Faber 1935:84). Pengusaha Eropa yang (rumah makan) yang menyediakan menu (daftar
berjualan di Hindia Belanda tak hanya berasal dari makan), institut de beauté (klinik kecantikan),
Belanda, tetapi dari banyak negeri Barat misalnya salon de coiffure (ruang pangkas rambut). Bahkan,
Italia. Sejak dahulu, Italia terkenal dengan cita banyak kosa kata Prancis meninggalkan jejaknya
rasa es krimnya yang dapat dicecap kelezatannya dalam kamus bahasa Indonesia modern.
di Ragusa (Batavia) dan Zangrandi (Surabaya). Sementara, kita dapat menemukan nama
Di sektor pertokoan serbaada berukuran Belanda untuk rumah makan, seperti Het
www.facebook.com/indonesiapustaka

besar, kongsi pengusaha keturunan Yahudi asal Snoephuis (Bandung, Batavia) yang berarti “rumah
Austria-Hungaria, yaitu Moritz Moses Adler enak”, Luilekkerland (Batavia) yang berarti “surga
(1854-1927), Herman Spiegel (?-1911), dan Ignacz dunia” dengan santapan lezat yang berlimpah
Bäck (1873-1955) memegang peranan penting. ruah. Sebuah kategori tersendiri adalah nama
Mereka pindah ke Hindia Belanda pada akhir toko Oen. Sejatinya Oen adalah nama yang aneh
abad ke-19 dan mendirikan Toko Adler (Kutaraja, lantaran berarti “orang dungu”, namun cukup
Padang, Surabaya), Toko Spiegel (Semarang), dan berhasil menarik perhatian pelanggan.

320
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Kawasan Capitol kanan menunjuk ke kiri ke “P. Ratoe” (Pelabuhan


Ratu). Foto mengarah ke barat ke arah Bogor.
tahun: sekitar 1920 Jalan pertokoan ini bergaya internasional.
Lokasi: Jalan ahmad Yani, sukabumi Toko kedua sebelah kiri, di pojok jalan, adalah
Judul: soekaboemi Groote Postweg Chotirmall, jaringan toko serbaada India yang
(sukabumi Jalan raya Pos) memiliki cabang di berbagai kota Asia Tenggara
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden termasuk di Jawa, yang menurut catatan pada
dinding punya “harga moerah”. Toko ketiga
Di pusat Kota Sukabumi yang ramai, sebuah sebelah kiri adalah Huize Schuttevaer (Rumah
mobil mencari jalan di antara kereta kuda dan Pelayaran), sebuah toko kue dan rumah makan
pejalan kaki di Jalan Raya Pos. Pada awal abad beken pada zamannya yang sejak tahun 1880
ke-20, Sukabumi masih terdiri atas dua jalan dikelola oleh sekeluarga Belanda bernama
utama saja, yaitu Groote Postweg (Jalan Raya Pos, Hofstee. Juga beberapa toko kelontong Tionghoa
kini Jalan Ahmad Yani) yang memotong kota dari didirikan di jalan ini. Di kejauhan pepohonan
www.facebook.com/indonesiapustaka

barat (arah Bogor) ke timur (arah Bandung), dan berdiri di depan pendopo kabupaten yang ada
Plaboeanstraat (Jalan Pelabuhan, kini Jalan Harun di sebelah kiri jalan. Pada 1928 sedikit lebih lurus
Kabir) yang bersimpangan dengan Jalan Raya Pos di sebelah kanan jalan akan dibangun Bioskop
dan mengarah ke selatan ke arah Pelabuhan Ratu. Capitol, yang sekarang menjadi Capitol Plaza.
Foto kartu pos memperlihatkan titik pertemuan Oleh karena itu, daerah di sekitarnya sekarang
kedua jalan. Papan arah di depan toko sebelah dikenal sebagai Kawasan Capitol.

321
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Braga Reputasi ini bukanlah dusta karena di Braga zaman


dulu ada suasana Paris yang tidak dapat kita temui
tahun: sekitar 1925 di kota-kota lain. Toko-toko berarsitektur Eropa
Lokasi: Jalan Braga, Bandung ikut tren dengan menggunakan nama-nama
Judul: Bragaweg (Jalan Braga) Prancis, contohnya toko baju Au Bon Marché (Pasar
Penerbit: Vorkink–Van Hoeve, Bandung Untung), toko sepatu Au Chat Noir (Rumah Kucing
Pencetak: Kawai & Co., Bandung Hitam), dan bermacam-macam maison (toko
bergaya).
Jalan Braga bukanlah jalan utama di Kota Bandung, Pemandangan memperlihatkan sebuah jalan
tetapi dengan letaknya yang dekat dengan gedung seperti di Eropa, dengan trotoar di kedua sisinya.
sociëteit (balai pertemuan) sebagai pusat rekreasi Selain untuk berbelanja, Braga merupakan tempat
orang Eropa, serta dekat dengan Jalan Raya Pos favorit untuk berpesiar. Di berbagai teras terbuka,
(kini Jalan Asia Afrika) yang merupakan arteri kota, kita dapat duduk-duduk di kursi besi gaya
lokasinya cukup strategis. Pertengahan pertama Prancis. Selain kegiatan komersial yang berbau
www.facebook.com/indonesiapustaka

abad ke-20, Jalan Braga sebagai jalan pertokoan Prancis, juga terdapat usaha lain misalnya pencuci
eksklusif dikenal sebagai pusatnya Het Parijs baju “Continental” dan studio foto “Light” yang
van Java (Parisnya Jawa), julukan Kota Bandung. tampak dalam foto ini.

322
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Pengkolan Dahulu, Jalan Ahmad Yani oleh Belanda


disebut dengan Hoofdstraat (Jalan Utama) karena
tahun: sekitar 1925 merupakan jalan terpenting yang memotong
Lokasi: Jalan Ciledug, Garut pusat kota Garut dari barat ke timur. Kawasan
Judul: tjiledoegweg Garoet (Java) Pengkolan merupakan perbatasan pecinan
Penerbit: Kawai & Co., Bandung (sebelah timur) dengan kawasan Eropa (sebelah
barat). Di sekitar sini terdapat pusat pertokoan
Kota Garut lebih sepi daripada Batavia dan internasional dengan banyak toko Eropa, toko
Bandung, tetapi tidak kalah nyaman. Untung, Jepang, toko Bombay, dan toko Tionghoa, yang
cuacanya lebih sejuk. Pusat keramaian berlokasi di menyediakan keperluan untuk penduduk Garut
Pengkolan. Kata Sunda pengkolan berarti belokan dan pekerja di perkebunan di sekitarnya. Saat itu
(Budi 1996:292). Maksudnya belokan jalan, di industri wisata di Garut sudah berkembang maka
persimpangan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan suvenir dan keperluan perjalanan tersedia dengan
Ciledug. Foto kartu pos memperlihatkan ujung cukup. Dalam buku promosi wisata Garut terbitan
www.facebook.com/indonesiapustaka

utara Jalan Ciledug dan panorama mengarah ke 1922, disebut antara lain: kerajinan khas daerah,
utara. Jikalau kita belok ke kiri kita akan melewati barang perak, hiasan, kain, keperluan fotograi,
alun-alun lalu ke arah Bandung, sedangkan jalan barang kulit, dan kacamata anti debu (Dijck
ke kanan menuju ke pecinan dan ke pasar. 1922:62).

323
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Ketandan (2) (tetangga Lie Boen Siong). Kedua ruko memiliki


dinding baru yang ditempel depan bangunan
tahun: sekitar 1930 khas Tionghoa yang lama. Dinding bergaya art
Lokasi: Jalan Martadinata, solo nouveau, dengan ciri khasnya relief dinding
Judul: Ketandan solo (Java) bermotif geometris dan ilial (tiang hias) dibuat
dari batu bata.
Sebuah mobil Studebaker model Commander Rumah keempat sebelah kanan adalah
1928 diparkir di Ketandan (kini Jalan Martadinata), bekas rumah gadai yang pernah menjadi Toko
Solo, di depan toko schoenmaker (tukang sepatu) Yagomal. Menariknya, rumah kelima sebelah
Lie Boen Siong sebelum ganti nama menjadi kanan (tetangga Toko Muda) memiliki bagian
“Istana Mooi” (artinya: cantik). Dari plat kendaraan depan agak luas, yang kini sudah menjadi
AD27 diketahui zaman itu belum banyak mobil korban penyebaran jalan. Sebelah kiri jalan
yang beredar di Solo. ada “Cheribonsche Restaurant”, yang pasti
Foto dibuat sebelah timur Pasar Gede. menghidangkan masakan Cirebon. Sekarang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Fotografer membelakangi Perempatan Ketandan menjadi toko buku dan alat tulis kantor “Melodi”.
(kini Jalan Mulyadi), foto mengarah ke barat. Sebelumnya ditempati toko roti dan kue “Varia”.
Toko keenam sebelah kanan adalah Toko Sebelah baratnya ada beberapa toko sinshe (obat
Muda, dengan fasade yang mirip rumah ketiga Tionghoa).

324
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Malioboro toko-toko lebih modern (Bruggen 1998:133).


Sebelah kanan tampak Toko Sam Ho yang
tahun: Dikirim 1933 menurut papan iklan menjual “barang roepa-
Lokasi: Jalan Malioboro, Yogyakarta roepa”, toko rokok Lie Biek Hiang, “warenhuis”
(toko serbaada) Toko Fuji, yang sekarang menjadi
Jalan pertokoan ramai di Yogyakarta ini toko batik “Terang Bulan”, dan sedikit lebih jauh
merupakan bagian dari jalan raya seremonial “Toko Menang” yang menjual “modeartikelen”
tegak lurus dari keraton ke arah utara. Foto (barang fesyen).
memperlihatkan bagian selatan Jalan Malioboro, Lampu penerangan digantung pada kabel
yang merupakan bagian dari pecinan di sekitar yang dipasang di atas jalan, yang dilintasi banyak
Pasar Beringharjo. sepeda, kereta kuda roda empat, dan mobil. Di
Foto mengarah ke selatan dan tengah jalan tampak seorang berpakaian necis
memperlihatkan keramaian di sore hari. yang naik sepeda motor, sejenis kendaraan yang
Pepohonan di kejauhan ada di sekitar Benteng masih jarang pada zamannya. Saat difoto, jalan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Vredeburg. Barisan ruko tradisional di sepanjang dilintasi kendaraan ke arah kamera tetapi sekarang
jalan sejak 1920-an diberi wajah baru dan menjadi menjadi jalan satu arah ke arah terbalik, ke selatan.

325
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Pasar Baru yang mereka cari pasti akan didapat. Selain banyak
toko Tionghoa juga ada “toko Bombay” (India)
tahun: sekitar 1935 yang biasanya berjualan kain sutra, serta studio
Lokasi: Jalan Pasar Baru, Jakarta foto yang dikelola oleh orang Jepang. Di gedung
Judul: Pasar baroe, Batavia-C. putih besar didirikan sebuah rumah makan milik
orang Tionghoa tetapi punya nama Belanda yang
Pada foto yang dibuat dari posisi tinggi tampak romantis: Luilekkerland. Artinya “surga dunia”
barisan ruko khas Tionghoa. Namun di lantai, para dengan makanan enak berlimpah ruah.
pengelola toko Tionghoa pintar menyamarkan Di ujung utara jalan, tiba-tiba kita kembali
toko mereka, di dalam dan di luar, sebagai toko dari Eropa ke Pulau Jawa. Jalan berakhir di sebuah
Eropa, demi menyenangkan kaum kulit putih pasar tradisional: Pasar Baru, asalnya dari nama
sebagai kelompok sasaran yang dompetnya cukup jalan. Pasar Baru merupakan pasar kedua di
tebal. Sepanjang hari, jalan ini ramai seperti di wilayah Weltevreden, dibuka pada 1825 (Voskuil
jalan pertokoan di Eropa, penuh dengan orang 1989:85). Pasar pertama adalah Pasar Senen yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Eropa dan turis dari Amerika dan Australia. Semua dibuka pada 1735.

326
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Kayutangan (2) utara ini kita melihat dari kiri ke kanan: toko
buku, conisserie (toko manisan), toko susu,
tahun: Dikirim 1939 toko kacamata, toko roti, toko baju, studio foto,
Lokasi: Jalan Basuki rahmat, Malang toko baju lagi, dan toko bahan pangan. Dengan
nama-nama toko dalam bahasa Belanda, Jerman,
Pada pergantian abad ke-19, Kayutangan (kini Jalan Prancis, dan Inggris, Kayutangan bernuansa
Basuki Rahmat) di Malang masih dirindangi barisan Eropa. Tak heran, ada toko baju bernama Prancis
pohon peneduh (halaman 198). Pada 1919 pohon “Maison Jeanne”. Toko buku (di belakang pohon)
tersebut ditebang dan sebuah trotoar dibangun. merupakan cabang dari jaringan Kolff yang saat
Pada 1920, jalan ini adalah jalan pertama di Malang itu memiliki sembilan cabang di Pulau Jawa.
yang diaspal. Waktu itu, Kayutangan dikembangkan Juga terdapat sebuah toko bernama “Kawie”
sebagai daerah pertokoan eksklusif yang nyaman (dimaksudkan Gunung Kawi). Sayangnya tidak
untuk berbelanja dan jalan-jalan. Banyak gedung ada informasi barang apa yang dijual.
bergaya art déco yang merupakan lambang Sampai sekarang, banyak gedung lama di
www.facebook.com/indonesiapustaka

modernitas pada zamannya. jalan ini tetap berfungsi sebagai toko, walaupun
Inilah lokasi pertokoan penjual bermacam- sering kali wajah bangunan tertutup papan iklan
macam barang. Pada foto yang mengarah ke atau bungkusan pelat seng.

327
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n
www.facebook.com/indonesiapustaka

328
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

tunjungan
tahun: sekitar 1935
Lokasi: Jalan tunjungan, surabaya
Judul: toendjoengan, sourabaya, Java
(D.E.I.)

Pada awal abad ke-20, pusat keramaian di


Surabaya mengikuti perluasan kota dan bergeser
dari downtown (kota bawah) ke uptown (kota
atas). Tunjungan mengganti kawasan Pasar Besar
sebagai pusat perbelanjaan bergengsi di Surabaya.
Di sepanjang jalan arteri ini dibangun banyak
toko, hotel, dan restoran bergaya internasional.
Marka tanah putih sebelah kiri jalan, hingga
kini merupakan gapura selamat datang bagi yang
masuk Tunjungan dari arah utara. Inilah toko
Whiteaway Laidlaw yang dibangun pada 1919
(Rimmer 2009:162). Toko serbaada ini merupakan
bagian dari jaringan pertokoan besar dengan 20
cabang di Afrika dan Asia, yang mulai didirikan
pada 1879 oleh dua warga Skotlandia: Edward
Whiteaway dan Robert Laidlaw (1856-1915).
Sejak 1960 toko ini dikenal dengan nama SIOLA,
singkatan nama kongsi pemiliknya: Soemitro,
Ing Wibisono, Ong, Liem, Ang. Sekarang menjadi
Tunjungan City.
Gedung dengan menara bundar sebelah
kanan jalan punya nama Prancis: Toko Louvre.
Padahal pendirinya, Ignacz Bäck (1873-1955),
bukan orang Prancis sama sekali. Orang Yahudi
miskin dari Austria-Hungaria ini mencari
keberuntungan di Hindia Belanda pada 1890.
Setelah berhasil menikah dengan perempuan
kaya, ia membuka antara lain Toko Louvre di
www.facebook.com/indonesiapustaka

Surabaya. Sejak 1916 Toko Louvre dikelola oleh


keponakannya. Pada masa itu, gedung Louvre
yang tampak di foto ini sedang dibangun.

329
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

toko Oen bersejarah yang beroperasi sejak tahun 1936


hingga kini: Toko Oen. Dalam bahasa Belanda,
tahun: sekitar 1940 kata oen berarti seorang dungu. Nama lucu ini
Lokasi: Jalan Pemuda, semarang sangat membantu mempopulerkan restoran, yang
Judul: Bodjong semarang sejak awal menyediakan masakan Indonesia dan
Belanda tradisional. Perusahaan dimulai dengan
Pada pertengahan pertama abad ke-20, pusat pembukaan tempat penjualan kue di Yogyakarta
keramaian di Semarang pindah dari kota lama ke pada 1912 oleh Ibu Liem Gien Nio. Toko diberi
Jalan Bojong yang sebelumnya masih bersuasana nama mengikuti nama suaminya, Oen Tjoen Hok.
pedesaan. Foto memperlihatkan pemandangan Dalam waktu singkat toko dilengkapi dengan toko
di Jalan Bojong bagian utara. Foto dibuat ke arah es krim dan rumah makan. Kemudian, cabang
barat daya. Tampak jalan lebar dengan beraneka di Batavia, Malang, dan Semarang dibuka yang
macam toko di sepanjang trotoar rapi di kedua masing-masing dikelola oleh anak pendirinya.
sisinya. Sekarang hanya tinggal cabang Semarang yang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Sebelah kiri terlihat sebuah rumah makan masih dikelola oleh keluarga pendiri.

330
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

toko ramee ruko tetangga ketiga yang berarsitektur Tionghoa,


tampak papan Toko Kwik Twa Gong & Co. Toko ini
tahun: sekitar 1925 dikelola oleh Kwik Twa Gong (ayahnya Kwik Hwat
Lokasi: Jalan ahmad Yani, Wonosobo Sing) bersama company-nya, yaitu keponakannya
Judul: Hoofdweg Wonosobo (Jalan utama Kwik Tjoei Ghe (1881-?). Tiga orang tersebut
Wonosobo) datang dari Tiongkok ke Jawa pada 1899 (Tan
Penerbit: toko D. Penf, Wonosobo 1935:174) dan mereka cukup beruntung dalam
bisnis. Mereka berjualan BBM dan di seberang
Hingga kini, Jalan Ahmad Yani merupakan pusat jalan mereka mengelola pompa bensin Socony
pertokoan di Wonosobo. Jalan panjang dan (singkatan Standard Oil Company Of New York).
lebar yang memotong kota dari alun-alun di ujung Selain itu, mereka memiliki armada mobil angkutan
utara hingga pecinan sisi selatan, oleh Belanda yang berpangkalan di stanplat bis di belakang
disebut dengan Hoofdweg yang berarti jalan pompa bensin.
utama. Fotografer berdiri di perempatan Jalan Setelah pasar tradisional di belakang
www.facebook.com/indonesiapustaka

Parman, di mana seorang petugas polisi sedang stanplat direlokasi ke tempat sekarang,
bertugas. Kamera mengarah ke utara ke alun- sekitar 100 meter ke arah lurus di sebelah kiri
alun. Digambarkan pusat pecinan Wonosobo, yang jalan, di sana dibangun bioskop Dieng Theater.
seperti biasanya, dibangun dekat pasar. Setelah 1985 menjadi Taman Plaza dengan di
Sebelah kiri terlihat bangunan cantik dengan belakangnya Rita Pasaraya Mall. Sekarang Toko
dua menara, yaitu Toko Ramee yang didirikan Ramee menjadi toko elektronik Sinar Dunia,
oleh Kwik Hwat Sing yang berjualan konveksi. Pada sedangkan Toko Kwik menjadi Jaya Digital.

331
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

toko Jepang dan toko Bombay yang biasanya berjualan kain sutra yang dalam
waktu sehari saja bisa ditransformasi menjadi baju
tahun: sekitar 1920
berkualitas tinggi (Ponder 1941:30).
Lokasi: Jalan aBC, Bandung
Sebelah kanan tampak toko Jepang “Nanyo
Judul: a.B.C. straat (Jalan a.B.C.)
& Co.” yang mengadakan “GROOTE UITVERKOOP”
Penerbit: tio tek Hong, Weltevreden
atau obral besar. Dalam bahasa Jepang, nama
(Batavia), no. t11572
Nanyo berarti Laut Selatan.
Pencetak: Weenenk & snel, Den Haag
Sejak 1920-an pasaran Hindia Belanda
(Belanda)
kebanjiran barang-barang murah dari Jepang yang
menggeser produk lain. Karena pemasokan barang
Seorang petugas polisi menjaga keamanan di kurang teratur dan tertentu, akhirnya Jepang tidak
perempatan Jalan ABC dengan Jalan Pasar Besar pernah berhasil mendominasi pasaran (Faber
di Bandung, foto mengarah ke timur. Jalan ABC 1935:228). Kegiatan ekonomi Jepang di Hindia
dibangun sekitar 1920 dan bernama demikian Belanda tampak sebagai kedok untuk spionase
www.facebook.com/indonesiapustaka

karena menuju ke toko ABC, yaitu bangunan (Taselaar 1995:1081). Mau tidak mau, para
pojok sebelah kanan fotografer di luar sudut pedagang Jepang berlaku sebagai mata-mata.
kamera. Tampak dua bangunan toko yang Siapa pemimpin, mana gedung penting, kekuatan
simetris. Pada bangunan sebelah kanan tertulis: tentara dan keterangan lain sebagainya dicatat
“D. CHELLAR - TOKO BOMBAY DARI SINGAPORE - dan dikirim ke tanah air mereka. Pada saat perang
HARGA MOERAH”. Dengan istilah “Toko Bombay” berlangsung, mereka sudah tahu semua yang
dimaksudkan toko milik orang Hindia Inggris perlu dikejar, dihancurkan, dan diambil alih.

332
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Istana es krim Zangrandi Siola), pada 1930 didirikan “Tutti Frutti Ice-
Cream Palace” (Istana Es Krim Buah-Buahan),
tahun: sekitar 1935 oleh seorang pengusaha Italia bernama Renato
Lokasi: Jalan tunjungan, surabaya Zangrandi (Buitenweg 1980:90). Sekarang istana
Judul: tutti frutti Ice-Cream Palace. es krim ini masih beroperasi, tetapi pada 1950-an
Eigenaar r. Zangrandi (Istana pindah ke Jalan Yos Sudarso. Alamat lama di foto
Es Krim Buah-Buahan. Pemilik r. ini sekarang menjadi parkiran.
Zangrandi) Rekaman malam memperlihatkan teras yang
Penerbit: tob Groen & Co., amsterdam sangat penuh. Sepertinya diadakan pesta. Terlihat
dari papan iklan pada dinding, di kafe restaurant
Di seluruh dunia, es krim dari Italia mendapat ternama ini, selain pesan es krim, tamu juga dapat
reputasi sebagai es krim paling enak. Siapa yang pesan bir Jerman bermerek Beck’s, atau bermerek
bisa membuatnya lebih enak daripada orang Kloster (artinya: biara). Di seluruh dunia, bir hasil
Italia sendiri? Di ujung utara Jalan Tunjungan produksi biarawan mendapat reputasi sebagai bir
www.facebook.com/indonesiapustaka

di Surabaya, di samping Toko Whiteaway (kini paling enak.

333
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n

Isi Bensin
tahun: sekitar 1925
Lokasi: Jalan Gemblongan, surabaya
Judul: Benzine-depot BPM op
Gemblongan soerabaia (Depot Bensin
BPM di Gemblongan surabaya)
Penerbit: G.C.t. Van Dorp & Co,
surabaya

Sebuah mobil sedang diisi bensin oleh


pegawai toko bensin. Kaleng-kaleng minyak
pelumas berbaris di etalase kios. Pompa bensin
dari BPM yaitu singkatan dari Bataafsche
Petroleum Maatschappij (Perusahaan Minyak
Bataf) berlokasi di ujung utara Gemblongan
(kini Jalan Gemblongan), bekas pusat home
industry kue gemblong yang saat foto dibuat
sudah menjadi bagian arteri utara-selatan
Surabaya. Foto dibuat mengarah ke utara ke
Alun-Alun Contong. Di sebelah kanan terlihat
Jembatan Peneleh di atas Kali Mas.
Inilah pompa bensin generasi pertama
di Surabaya yang mulai didirikan tahun
1913, dan menyediakan bensin hasil minyak
Sumatra. Dahulu, bensin impor dari Amerika
Serikat dijual dalam kaleng ukuran 2 atau
10 liter. Di pompa bensin yang baru ini,
bensin langsung dimasukkan ke tangki
mobil lewat alat ukur yang mengukur jumlah
bensin yang dibeli. Namun pada awalnya
para pemilik mobil tidak percaya dengan
kejujuran alat ukur tersebut. Pada awalnya,
mereka ingin mengisi kaleng pengukur dulu
untuk memeriksa jumlah bensin yang keluar
pompa itu, sebelum bensin dimasukkan ke
tangki (Faber 1935:249).
Setelah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan
www.facebook.com/indonesiapustaka

Bakar Umum) ini hancur akibat kebakaran


tahun 1980-an, tanahnya menjadi tempat
parkir. Fotografer membelakangi lokasi yang
sekarang menjadi Masjid Al Munir.

334
Le ng g a k - Le ng g ok di J a la n Pe rtokoa n
www.facebook.com/indonesiapustaka

335
Daftar PustaKa

Akhudiat: Masuk kampung keluar kampung, Bruggen, M.P. van & Wassing, R.S.: Djokja en
Surabaya kilas balik (Henk Publika, Surabaya Solo Beeld van de Vorstensteden (Asia Maior,
2008) Purmerend 1998)
Akihary, H.: Architectuur & stedebouw in Indonesië Bruijn, M. de & Kist, B.: Johannes Rach 1720-1783
1870/1970 (De Walburg Pers, Zutphen 1990) Artist in Indonesia and Asia (National Library of
Akihary,H.: Ir. F.J.L. Ghijsels Architect in Indonesia Indonesia, Jakarta/ Rijksmuseum, Amsterdam
(1910-1929) (Seram Press, Utrecht 1996) 2001)
Ananda Astrid Adrianne & Anastasia Dwirahmi: Budi Rahayu Tamsyah: Kamus lengkap Sunda-
Pecinan Semarang. Sepenggal Kisah, Sebuah Indonesia Indonesia-Sunda Sunda-Sunda (Pustaka
Perjalanan (KPG, Jakarta 2013) Setia, Bandung 1996)
Atas S. Danusubroto: RAA Cokronagoro 1 Pendiri Buitenweg, H.: Slenter door Semarang (Thomas &
Kabupaten Purworejo (2008) Eras, Den Haag, 1975)
Ballegoijen de Jong, M. van: Spoorwegstations op Buitenweg, H.: Bandoeng (Servire, Katwijk 1976)
Java (De Bataafsche Leeuw, Amsterdam 1993) Buitenweg, H.: Krokodillenstad (Servire, Katwijk
Begrooting van Nederlandsch-Indië voor het 1980)
dienstjaar 1890, afdeeling IV, Burgerlijke en Colijn, H.: Neerlands Indië, Eerste Deel (Elsevier,
openbaare werken Amsterdam 1911)
Bijlmer, J: Ambulante Straatberoepen in Surabaya Colijn, H.: Neerlands Indië, Tweede Deel (Elsevier,
(VU, Amsterdam 1987) Amsterdam 1912)
Blink, H.: Nederlandsch Oost- en West-Indië Coolhaas, W.P.: Insulinde mensch en maatschappij
(Boekhandel en Drukkerij v.h. E.J. Brill, Leiden (W. van Hoeve, Deventer 1941)
1905) Couperus, L.: Oostwaarts (L.J. Veen, Amsterdam/
Blussé. L.: Chinezen in de Archipel (majalah: Antwerpen 1992)
Weerzien met Indië, jilid 23, Waanders, Zwolle Davison, J.: Singapore Shophouse (Talisman
1995) Publishing, Singapore 2010)
Boeke, J.H.: Inleiding tot de economie der Devina S. Raditya, e.a.: Ministry of Finance
inheemsche samenleving in Nederlandsch-Indië Building, The White House of Weltevreden (Pusat
(H.E. Stenfert Kroese’s uitgevers-mij, Leiden/ Dokumentasi Arsitektur, Jakarta 2005)
Amsterdam 1936)
Diessen, J.R. van: Soerabaja 1900-1950 (Asia
www.facebook.com/indonesiapustaka

Broek, S. van den: Stille Krachten (majalah: Maior, 2004)


Weerzien met Indië, jilid 4, Waanders, Zwolle
Diessen, J.R. van: Jakarta/Batavia: Het centrum
1994)
van het Nederlandse koloniale rijk in Azië en zijn
Broeshart, A.C., e.a.: Soerabaja Beeld van een stad cultuurhistorische nalatenschap (Cantecleer, De
(Asia Maior, Purmerend 1994) Bilt 1989)
Brommer, B., e.a.: Semarang, Beeld van een stad Dijck, J.Z. van: Garoet en omstreken, zwerftochten
(Asia Maior, Purmerend 1995) door de Preanger (Kolff & Co., Batavia 1922)
D a f ta r P u sta ka

Douglas, Carstairs: Chinese-English Dictionary Gunawan Tjahjono (ed) e.a.: Indonesian heritage
of the Vernacular or Spoken Language of Amoy volume 6 Architecture (Archipelago Press,
(Presbyterian Church of England, London 1899) Singapore 1998)
Drissen, E. : Vastgelegd voor later, Indische foto’s Haslinghuis, E.J. & Janse, H.: Bouwkundige termen
van Thilly Weissenborn (Sijthoff, Amsterdam 1983) (Primavera Pers, Leiden 2005)
Dulleman, C.J. van: Tropical Modernity, Life and Hattstein, M. & Delius, P.: Islam, Kunst und
Work of C.P. Wolff Schoemaker (SUN, Amsterdam Architektur (Könemann, Köln 2000)
2010) Heijboer, P.: Reizen door een onvoltooid verleden
Duparc, H.J.A.: De elektrische stadstrams op Java (De Haan, Haarlem 1980)
(WYT, Rotterdam 1972) Heuken S.J., A. : Historical Sites of Jakarta (Cipta
Dwi Cahyono: Malang telusuri dengan hati (Inggil, Loka Caraka, Jakarta 2000)
Malang 2007) Hoëvell, R.V. van: Reis over Java, Madura en Bali
Eliot, J., e.a.: Footprint Indonesia Handbook (1849)
(Footprint, Bath 2001) Huyssen van Kattendyke, W.J.C.: Met prins Hendrik
Elout, C.K.: Indisch Dagboek (van Stockum, Den naar de Oost. de reis van W.J.C. Huyssen van
Haag 1936) Kattendijke naar Nederlands-Indie, 1836-1838.
(Walburg Pers, Zutphen 2004)
Faber, G. H. von: Oud Soerabaia (Soerabaia, G.
Kolff & Co, 1931) Ichsan M.: Bandung Digambar Euy! (Art Paper
Publishing House, Bandung 2006)
Faber, G. H. von: Nieuw Soerabaia (Soerabaia, H.
van Ingen, 1935) Janssen, J.H.: Uittrekselen uit aanteekeningen
gehouden op eene reize in Oost-Indië (dalam
Fiell, C. & Fiell, P.: The Story of Design (Goodman
majalah: De Oosterling (K. van Hulst, 1834).
Fiell, London 2013)
Jansz, P.: Practisch Javaansch-Nederlandsch
Fokker, H.G. jr.: Automatische verkeersregeling op
Woordenboek (G.C.T. van Dorp, Semarang/
kruispunten van wegen (majalah Locale Techniek,
Soerabaja/Bandoeng/’s-Gravenhage 1906)
edisi Oktober 1932)
Jongh Visscher, J.H.: Geschiedenis der bouwkunst
Gonggryp, G.F.E.: Geïllustreerde Encyclopaedie van
(Gottmer, Haarlem – Antwerpen 1948)
Nederlandsch-Indië (Leidsche Uitgeverij, Batavia/
Leiden 1934) Jonkie Tio: Semarang City, a Glance into the Past
(Semarang 2007)
Graaf, H.J. de: De Javaansche Vorstenlanden
www.facebook.com/indonesiapustaka

in oude ansichten (Europese Bibliotheek, Handinoto, M.T.: Arsitektur dan Kota-kota di Jawa
Zaltbommel 1973) pada Masa Kolonial (Graha Ilmu, Yogyakarta 2010)
Graaf, H.J. de: Batavia in oude ansichten (Europese Handinoto, M.T.: Perkembangan Kota & Arsitektur
Bibliotheek, Zaltbommel 1970) Kolonial Belanda di Malang (Andi, Yogyakarta
1996)
Graaf, H.J. de: Wonderlijke verhalen uit de Indische
historie (Moesson, Den Haag 1981) Ki Sabdacarakatama: Sejarah Keraton Yogyakarta
(Narasi, Yogyakarta 2009)

337
D a f ta r P u sta ka

Knaüd, J.M.: Herinneringen aan Soekaboemi Ovek, A.: Stortdammen en Leidingen (dari majalah:
(Moesson, Den Haag 1980) Tijdschrift van het Koninklijk instituut van
Komunitas Lintas – Budaya Indonesia: Peranakan ingenieurs, Afdeeling Nederlandsch-Indië, Nr.1,
Tionghoa Indonesia (Intisari, Jakarta 2009) Januari 1897, lampiran A)
Kong Yuanzhi: Musim Tionghoa Cheng Ho, Misteri Oey, E.: Java (Periplus, Singapore 1997)
Perjalanan Muhibah di Nusantara (Obor, jakarta Peterson, K.: In het voetspoor van Louis Couperus,
2000) Pasoeroean door de lens van Salzwedel (KIT,
Amsterdam 2009)
Krisnina Maharani Tandjung: House of Solo (Times,
Singapore 2001) Peverelli, P.: De zorg voor de volksgezondheid in
Nederlandsch-Indië (W. van Hoeve, ‘s-Gravenhage
Leerdam, B.F. van: Architect Henry Maclaine
1947 )
Pont, een speurtocht naar het wezenlijke van de
Javaanse architectuur (Eburon, Delft 1995) Pfeiffer, B.B. : Frank Lloyd Wright (Benedict
Taschen, Köln 1991)
Loosjes, A.: Algemene konst-en letterbode voor het
jaar 1835 (Haarlem, 1835) Ponder, H.: Java’s pracht en praal (Deventer, W.
van Hoeve, 1941)
Mahandis Y. Thamrin: Sang Naga di Barat Jakarta
(dalam majalah: National Geographic Indonesia, Prinsen Geerlings, H.C.: Van Java’s noordkust
Februari 2014) (Amersfoort, S.W. Melchior, 1935)
Maurik, J. van: Indrukken van een totok Prinsen Geerlings, H.C.: Van Java’s noordkust
(Amsterdam, van Holkema & Warendorf, 1897) tweede serie (Amersfoort, S.W. Melchior, 1935)
Merrilees, S.: Batavia in nineteenth century Rachmat Ruchiat: Asal-usul nama tempat di
photographs (Archipelago Press, Singapore2004) Jakarta (Masup, Jakarta 2011)
Merrilees, S. Greetings from Jakarta, Postcards of a Ravesteijn, W. & Kop., J.: Bouwen in de Archipel,
capital 1900-1950 (Equinox, Jakarta/Kuala Lumpur Burgerlijke openbare werken in Nederlands-Indië
2012) en Indonesië 1800-2000 (Walburg Pers, Zutphen
2004)
Multatuli: Max Havelaar of de kofiveilingen der
Nederlandsche Handelmaatschappy (Bert Bakker, Rimmer, P.J., Dick, H.: The city in Southeast Asia
Amsterdam 2005) (National University of Singapore, 2009)
Nieuwenhuys, R.: Baren en Oudgasten Rusyanti: Pecinan kuno di Kota Cirebon (Skripsi
(Amsterdam, Querido 1981) FIB UI, Depok 2006)
Nieuwenhuys, R.: Komen en blijven (Amsterdam, Rutten-Pekelharing, C.J.: Verhalen over Indië
Querido 1982) (Koloniaal Instituut, Amsterdam 1925)
Nieuwenhuys, R.: Met vreemde ogen (Amsterdam, Schaik, A. van: Malang Beeld van een stad (Asia
Querido 1988) Maior, Purmerend 1996)
Nijs, B. de: Tempo Doeloe, fotograische Schoppert, P. & Tara Sosrowardoyo: Java style
documenten uit het oude Indië (Querido, (Thames and Hudson, Didier Millet, Singapore
Amsterdam 1961) 1997)
www.facebook.com/indonesiapustaka

Nuhout van der Veen. J.: Irrigatie en landbouw op Segaar-Höweler, D. C., & Boersma, T.: A.F. Aalbers
Java (majalah Onze Eeuw , jaargang 7 eerste deel) (1897-1961) Ondogmatisch modernist in een
(erven F. Bohn, Haarlem 1907) koloniale samenleving (Bonas, Rotterdam 2000)
Olivier, J. Jz.: De Oosterling nr. 2 (Van Hulst, Purwanto, L.M.F. & Soenarto, R.: Menapak jejak-
Kampen 1834) jejak sejarah kota lama Semarang (Bina Manggala
Widya, Bandung 2012)

338
D a f ta r P u sta ka

Slamet Mulyono: Kamus Pepak Basa Jawa Tio Tek Hong: Keadaan Jakarta Tempo Doeloe,
(Pustaka Widyamata, jakarta 2008) Sebuah Kenangan 1882-1959 (Masup, Jakarta
2006)
Slamet S. & Moechtar: Senen 200 tahun
(Kelurahan Senen, Jakarta 1969) Tjatja Kusawara: Gedung Sate Monumen Terindah
di Nusantara (Biro Hubungan Masyarakat,
Smitt, A. De waterleiding van Batavia
Bandung 2000)
(Landsdrukkerij, Batavia 1922)
Turner, J. (ed): The Dictionary of Art (Grove, New
Soetrisno, R. : Ensiklopedia Seni Budaya Jawa
York – Macmillan, London 1996)
Timur Pendekatan Kajian Budaya (SIC, Surabaya
2008) Veth, P.J.: Uit Oost en West, Verklaring van
1000 woorden uit Nederlands-Indië (L.J. Veen,
Sudarsono Katam Kartodiwirio: Bandung kilas
Amsterdam/Antwerpen 2003)
peristiwa di mata ilatelis (Kiblat, Bandung 2006)
Vos, H.B.: Kratonkoetsen op Java (De Bataafsche
Sudarsono Katam & Lulus Abadi: Album
Leeuw, Amsterdam/Dieren 1986)
Bandoeng Tempo Doeloe (NavPress, Bandung
2006) Voskuil, R.P.G.A., e.a.: Bandoeng Beeld van een stad
(Asia Maior, Purmerend 1996)
Sugeng Priyadi: Sejarah Kota Purwokerto (dalam:
Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 9, No. 1, Voskuil, R.P.G.A.: Batavia Beeld van een stad
Februari 2008: 106-118) (Fibula, Houten 1989),
Suryadinata, L.: Prominent Indonesian Chinese, Warren, W: Asia’s Legendary hotels (Periplus,
Biographical Sketches (Institute of Southeast Asian Singapore 2007)
Studies, Singapore 1995) Westermann: Grosser Atlas zur Weltgeschichte,
Suyadi Atmodikoesoemo: Babad Banyumas dan (Georg Westermann Verlag, Braunsweig 1981)
Sekitarnya (Purwokerto, 1988) Wit, A. de: Java facts and fancies (Singapore,
Taselaar, A.: Op weg naar de Tweede Wereldoorlog Oxford University Press, 1953)
(majalah: Weerzien met Indië, jilid 45, Waanders, Wormser, C.W.: Drie en dertig jaren op Java (Ten
Zwolle 1995) Have/ Vorkink, Amsterdam/Bandoeng 1941)
Taylor, J.G.: The Social World of Batavia: European Zein M. Wiryoprawiro: Perkembangan Arsitektur
and Eurasian in Dutch Asian (University of Masjid di Jawa Timur (Bina Ilmu, Surabaya 1986)
Wisconsin Press, London 1983) Zoetmulder, P.J.: Kamus Jawa Kuna-Indonesia,
cetakan keenam. (Gramedia, Jakarta 2011)
www.facebook.com/indonesiapustaka

339
InDEKs KOta

A K 189, 193, 219, 230, 232, 271,


Ambarawa 114 Kediri 17, 71, 123, 171, 221, 273, 275, 283, 304, 330
289, 318 Serang 35
B Kepanjen 78 Solo 6, 30, 31, 53, 66, 68, 76, 90,
Bandung 16, 29, 34, 47, 93, 115, Klaten 159, 192 112, 163, 166, 176, 208, 212,
170, 173, 194, 197, 225, 252, Kudus 85 280, 291, 292, 324
259, 261, 264, 267, 268, 274, Sukabumi 46, 116, 321
276, 278, 284, 288, 298, 306, L Surabaya 20, 39, 51, 60, 88, 94,
307, 310, 317, 322, 332 Lawang 77 105, 106, 108, 109, 128, 129,
Banyuwangi 22, 50, 237, 303 Lumajang 4 133, 134, 135, 138, 148, 151,
Blitar 18 154, 158, 179, 184, 190, 191,
Bogor (Buitenzorg) 32, 38, 111, M 204, 210, 223, 226, 235, 236,
172, 209, 211, 217, 287 Madiun 89, 120, 224 238, 242, 248, 255, 256, 258,
Bondowoso 14, 131 Magelang 28, 37, 79, 113, 169, 260, 263, 265, 277, 290, 294,
218 301, 305, 314, 315, 329, 333,
C Malang 10, 11, 21, 54, 70, 119, 334
Cianjur 99 157, 180, 187, 198, 215, 216,
Cilacap 121 252, 311, 312, 313, 328 T
Cirebon 26, 72, 86, 122, 124, Manonjaya 48 Tangerang 101
162, 185, 239, 240, 254, 293 Mojokerto 177, 222, 309 Tegal 65, 87, 234

D P W
Demak 44 Pasuruan 62, 231, 279 Wonosobo 15, 27, 146, 262, 330
Pekalongan 188
G Probolinggo 220, 233 Y
Garut 13, 49, 81, 175, 323 Purwakarta 82 Yogyakarta 5, 7, 36, 67, 69, 91,
Purwokerto 84 143, 161, 165, 200, 308, 325
J Purworejo 12, 45
Jakarta (Batavia) 57, 58, 59, 80,
83, 92, 98, 102, 103, 107, 110, R
117, 127, 137, 149, 182, 195, Rangkasbitung 186
www.facebook.com/indonesiapustaka

199, 205, 206, 207, 213, 214, Rembang 40, 61


229, 241, 246, 247, 249, 250,
253, 257, 272, 281, 295, 297, S
302, 326 Salatiga 19
Jember 147, 174 Semarang 9, 63, 64, 104, 130,
Jombang 33 132, 152, 153, 160, 181, 183,
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka
www.facebook.com/indonesiapustaka
Masa sekitar pergantian abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20 merupakan zaman emas untuk kartu
pos. Demikian juga yang terjadi di Nusantara. Pada masa itu, saat telepon masih belum umum digunakan
atau dianggap terlalu mahal, kartu pos merupakan media korespondensi terpenting untuk kalangan yang bisa
baca tulis. Banyak penerbit swasta mengedarkan beraneka macam kartu pos bergambar yang menarik, sesuai
dengan keinginan para pelanggan. Menariknya, bukan sekadar media korespondensi dalam dan luar negeri,
kartu pos sering memberikan gambaran dari suatu zaman yang luput dari perhatian media lain.

Buku ini menyajikan sejarah kota-kota di Pulau Jawa. Sebanyak 277 lembar kartu pos koleksi penulis akan
membawa pembaca pada sejarah 44 kota yang terletak di ujung barat hingga ujung timur Jawa. Pemandangan
kota yang indah, unsur pembentuk kota berikut struktur dan sejarahnya, serta toponimi suatu kota diceritakan
dengan lugas dan jernih dalam buku ini. Membaca jejak-jejak lama lewat kartu pos dalam buku ini, bukan tak
mungkin kita bakal membuka narasi baru suatu kota.
www.facebook.com/indonesiapustaka

SEJARAH
ISBN: 978-979-91-0887-6
KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)
Gedung Kompas Gramedia, Blok 1 Lt. 3
Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta 10270
Telp. 021-53650110, 53650111 ext. 3362-3363
Fax. 53698044, www.penerbitkpg.com
redaksi.kpg@gramediapublishers.com
KPG: 59 15 01001
Facebook: Penerbit KPG; Twitter: @penerbitkpg

Anda mungkin juga menyukai