Anda di halaman 1dari 3

Nama :Isy Fina Choirunisa

Nim :2042100022

Prodi :Hukum

Makul :Hukum Pidana (UTS)

-Jawaban-

1. - Hukum Pidana dalam arti sempit adalah hukum positif yang sedang berlaku. Hukum
pidana terdiri dari norma-norma. Doktrin hukum pidana bahkan doktrin hukum pada
umumnya sangat berpengaruh dan bahkan menjadi landasan dibentuknya norma hukum
pidana. Oleh sebab itu dalam hal ini tugas ilmu hukum pidana adalah berusaha merumuskan
dan menjelaskan asas yang menjadi dasar bagi norma yang berlaku, baik mengenal aturan
umum ataupun khusus mengenal kasus yang satu dengan yang lain kemudian menyatukannya
kedalam sebuah sistem yang bulat.

- Hukum pidana dalam arti luas ialah hukum pidana tidak saja terbatas pada kajian dogmatis
sebagaimana yang diterangkan menjelaskan perihal norma hukum yang sedang berlaku saja.

2. Hukum pidana Secara umum di bagi menjadi dua yakni:

- hukum publik, mengacu pada hukum yang mengatur hubungan antar setiap
warganya dengan negara. Hukum ini bersifat menyeluruh dan berlaku pada setiap
warga negara.

Contoh: Hukum tata negara, Hukum administrasi negara, hukum pidana, dan hukum
internasional.

- hukum privat, hukum ini mengatur hubungan antar sesama manusia antara satu
orang dengan orang lainnya yang menyangkut kepentingan perorangan.

Contoh: hukum perdata, hukum dagang, hukum perdata internasional, hukum acara
perdata, hukum acara peradilan agama.

Hukum pidana objektif terbagi atas:

- Hukum pidana materiil, yang berisi tentang peraturan yang menjelaskan apa yang
dapat dihukum,siapa yang dapat dihukum dan bagaimana orang dapat dihukum

Contoh: Pasal 199 KUH Perdata tentang putusnya perkawinan

Pasal UUP jo. Pasal 20 ayat (1) PP 9/1975 tentang cerai gugat

- Hukum pidana Formil, ialah hukum yang mengatur cara menghukum seseorang
yang melanggar peraturan pidana, sehingga dapat dikatakan bahwa hukum pidana
formil merupakan pelaksanaan hukum pidana materiil.
Contoh: Pasal 209 KUHPerdata tentang alasan perceraian

Pasal 234 KUHPerdata tentang pihak yang berwenang memproses


gugatan cerai

3. A. Hukum pidana berdasarkan Waktu:

- Asas legalitas, jaminan untuk suatu kebebasan seseorang dengan ada batas
aktivitas apa yang dilarang secara jelas dan tepat. Asas tersebut juga
melindungi dari penyimpangan wewenang tentang perbuatan ilegal serta
hukumannya.

- Asas temporisundang yang berlaku adalah undang-undang yang ada pada


saat delik terjadi, asas ini disebut juga dengan asas non-retroaktif.

B. Hukum pidana Berdasarkan tempatnya:

- Asas teritorial atau asas wilayah

- Asas personalitas atau asas Nasionalitas aktif

- Asas Perlindungan atau asas Nasional pasif

- Asas Universal

C. Hukum pidana Berdasarkan Orang

4. kegunaan dari sosiologi hukum adalah pertama : dapat diperoleh


kemampuankemampuan bagi pemahaman terhadap hukum didalam kontekssosialnya.
Kedua : Penguasaan konsep-konsep sosiologi hukum juga dapat memberikan
kemampuan untuk mengadakan analisis terhadap efektifitas hukum dalam masyarakat
baik sebagai sarana pengendalian sosial maupun sarana mengubah masyrakat agar
mencapai keadaan – keadaan tertentu. Keempat Sosiologi hukum juga memberi
kemungkinan-kemungkinan serta kemampuan untuk mengadakan evaluasi terhadap
efektifitas hukum dalam masyrakat.

Sedangkan dalam ilmu psikologiSudut pandang yang mengkaji hukum sebagai


pengamat dari faktor dapat melihat dari kacamata psikologi hukum. Psikologi akan
melihat pada efek-efek yang muncul dari perilaku (behaviour) dalam mengikuti gerak
langkah berjalannya suatu peraturan perundang-undangan. Tidak hanya melihat pada
benar salahnya peraturan. Psikologi hukum akan memberikan alternatif tentang
perlunya pembaharuan undang-undang.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh kalangan psikologi akan menjadi argumentasi
tertulis (brief) untuk memperkuatnya perlunya ada penyadaran terhadap penegak
hukum. Faktor internal yang akan mempengaruhi hakim dalam menjatuhkan putusan
sangat mendominasi. Disini hakim tidak dilihat sebagai mesin undang-undang yang
akan mengkopi paste lembaran undang-undang. Factor psikologis yang berpengaruh
diantaranya: kecerdasan hakim, kepribadian, jenis kelamin, dan pengalaman.

5. Monisme menyatakan bahwa sistem hukum nasional dan internasioal membentuk


satu kesatuan . aturan hukum nasional dari internasioanal yang telah diterima oleh
suatu negara sama-sama menentukan apakah suatu tindakan itu sesuai dengan hukum
atau tidak. Di suatu negara yang murni menganut monisme, hukum internasional
sama sekali tidak perlu diubah menjadi hukum nasional. Hukum tersebut secara
otomatis berlaku di ranah hukum nasional, dan hukum internasional dapat langsung
diterapkan oleh hakim di tingkatan nasional, dan dapat langsung digunakan sebagai
landasan hukum dalam perkara oleh warga negara.Seorang hakim dapat menyatakan
aturan nasional tidak sah jika bertentangan dengan aturan internasional karena di
beberapa negara, hukum yang paling baru dikeluarkan memiliki prioritas

Dualisme Konsep dualisme menekankan perbedaan antara hukum nasional dan


internasional, dan mewajibkan pengubahan hukum internasional menjadi hukum
nasional. Tanpa pengubahan, hukum internasional tidak diakui sebagai hukum.
Hukum internasional harus menjadi hukum nasional, atau bukan hukum sama sekali.
Jika suatu negara menerima sebuah perjanjian, tetapi tidak menyesuaikan hukum
nasionalnya supaya sesuai dengan perjanjian tersebut; atau tidak menciptakan
undang-undang nasional yang secara eksplisit memasukkan perjanjian tersebut, maka
hal tersebut melanggar hukum internasional.

Anda mungkin juga menyukai