Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FISIOLOGI HEWAN

HOMEOSTASIS

Oleh :
RATNA PERMATA SARI
G1A011029

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2014
HOMEOSTASIS
I. Pendahuluan
Studi fisiologi telah dilakukan sejak zaman sebelum masehi terutama tentang
hal-hal yang berkaitan dengan pengobatan. Pada masa itu studi tersebut banyak
dilakukan di Yunani, Cina dan Timur Tengah. Studi yang dilakukan berkutat pada
fisiologi manusia. Awal ketertarikan manusia terhadap fisiologi hewan mungkin erat
kaitannya dengan usaha manusia untuk mengembangkan ternak dan budidaya ikan.
Orang-orang Asia terutama di Cina dan juga Indonesia sejak zaman kuno telah
mempelajari bagimana ikan bertelur. Kebutuhan pakan ikan telah dipelajari sejak
pertama kali orang mengenal pancing.
Fisiologi eksperimental dipelopori François Magendie (1783-1855). Magendie
meletakkan landasan dalam bidang farmakologi eksperimental dan ia menerbitkan
hampir semua cabang fisiologi. Landasan metode penelitian Magendie adalah
viviseksi (pengoperasian pada hewan hidup), eksperimen yang “sadis” ini memicu
gerakan anti-viviseksionis. Berbeda dengan Magendie, Claude Bernard menjelaskan
fenomena fisiologi dengan cara baru, ia menunjukkan bahwa banyak fungsi vital
ternyata lebih baik dipandang dari segi kimia ketimbang dari segi viviseksi.
Penemuannya yang sangat penting meliputi fungsi glukogenik hati, peran cairan
pankreas dalam pencernaan, fungsi saraf vasometer, dan sifat kerja karbon monoksida
dan racun lainnya. Hewan karnivora maupun herbivora, pada masa itu diyakini
menggunakan materi yang asalnya diseintesis oleh tumbuhan untuk mendukung
pembakaran yang terjadi baik dalam darah maupun dalam paru-paru.
Claude Bernard merevolusi pengetahuan metabolisme hewan, ia
membuktikan bahwa darah hewan mengandung gula walaupun bila tidak dipasok dari
makanan. Ia membuktikan bahwa gula yang diabsorbsi dari makanan dipecah ketika
melewati hati, paru-paru dan jaringan lainnya. Eksperimen yang dilakukan oleh
Claude Bernard selanjutnya mengantarkannya pada penemuan glikogen maupun
sintesis dan pemecahan glikogen. Semua jaringan hewan nampaknya memiliki enzim
yang bekerja pada glukosa.
Di Amerika Serikat konsep konstansi lingkungan (milieu) internal menarik
perhatian Lawrence J. Henderson (1878-1942). Kemudian Walter Bradford Cannon
(1871-1945) dengan tulisan-tulisannya membantu menyebar luaskan gagasan
mengenai mekanisme pengaturan fisiologis. Cannon memperkenalkan istilah
homeostasis yaitu suatu kondisi yang mempertahankan konstansi lingkungan internal.
Istilah ini tidak dimaksudkan sebagai suatu keadaan lingkungan internal tubuh yang
tetap dan tidak berubah, melainkan suatu kondisi yang relatif konstan, terkoordinasi
dengan baik dan stabil. Cannon mengajukan empat postulat penting dalam
homeostasis, yaitu:

1.      Peran sistem syaraf dalam mempertahankan kesetimbangan antara lingkungan


dalam tubuh dengan lingkungan luar.
2.      Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat tonik.
3.      Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.
4.      Suatu sinyal kimia dapat memberikan pengaruh yang berbeda pada jaringan yang
berbeda.
Homeostasis menjadi prinsip yang mengarahkan riset dibidang fisiologi.
Fisiologi sendiri berasal dari 2 kata yaitu fisio artinya fungsi dan logos berarti ilmu,
yaitu ilmu yang mempelajari fungsi struktur anatomi serta proses-proses biologi yang
memungkinkan kehidupan itu ada dan berfungsi.

II. HOMEOSTASIS
1. Pengertian
Homeostasis berasal dari bahasa yunani yaitu, homeo yang berati sama dan
stasis yang berati mempertahankan keadaan. Homeostasis merupakan keadaan relatif
konstan di dalam lingkungan internal tubuh. Semua proses yang terjadi dalam
organisme hidup untuk mempertahankan lingkungan internal, dalam kondisi tertentu
agar tecipta kondisi yang optimal bagi kehidupan organisme yang bersangkutan.
Hemeostasis adalah mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan yang dinamis
di dalam tubuh hewan yang konstan. Dalam homeostasis keadaan konstan terdapat
dua jenis, yaitu yang pertama adalah sistem tertutup yakni sebuah keseimbangan statis
yang dimana keadaan dalam tubuh tidak berubah. Sedangkan yang kedua adalah
sistem terbuka, yaitu kesetimbangan dinamis dimana keadaan dalam tubuh yang
konstan, sedangkan sistem terus berubah.
Homeostasis dipertahankan secara alami oleh mekanisme adaptasi fisiologis.
Adaptasi fisiologis merupakan usaha organisme untuk memelihara lingkungan
internalnya dalam batas-batas toleransi tertentu sehingga proses-proses biologis dapat
berfungsi dengan optimal. Kemampuan adaptif ini adalah bentuk dinamik dari
equilibrium lingkungan internal tubuh. Lingkungan internal seara konstan berubah,
dan mekanisme adaptif tubuh secara kontinyu berfungsi untuk menyesuaikan diri
terhadap perubahan ini dan untuk mempertahankan homeostasis. Homeostasis
dipertahankan oleh mekanisme fisiologis yang mengontrol fungsi tubuh, sebagian
besar mekanisme ini dikontrol oleh sistem saraf dan endokrin. Berikut merupakan
bagan dari homeostasis :

Bagan pengendalian homeostasis


Dalam menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa memantau
adanya perubahan-perubahan nilai berbagai parameter, lalu mengkoordinasikan
respons yang sesuai sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itusel-sel
tubuh harus mampu berkomunikasi satu dengan lainnya. Komunikasi antar sel ini
merupakan media yang menopang pengendalian fungsi sel atau organ tubuh.
Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara local (intrinsik), yaitu yang
dilakukan dengan komunikasi antara sel yang berdekatan. Pengendalian ekstrinsik
(ekstrinsik) lebih kompleks dan dimungkinkan melalui refleks yang melibatkan sistem
saraf (lengkung refleks) maupun sistem endokrin (pengaturan umpan balik).

Pengendalian jarak jauh melalui sistem endokrin dan syaraf

2. Faktor yang Mempengaruhi Homeostasis


Kemampuan homeostasis suatu organisme dipengaruhi beberapa hal
diantaranya adalah :
1.      Variasi diurnal
Suhu tubuh akan bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah
manusia yang tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada awal
pagi dan tertinggi pada awal malam. Pada hasil pengamatan, hal ini dibuktikan
dengan tingginya temperatur tubuh sebelum tidur malam (sekitar pukul 23.30 wib)
yaitu 36,6˚C. Temperatur tubuh pada kegiatan yang lain rata rata berada dibawah
temperatur tersebut

2.      Kerja jasmani / aktivitas fisik

Setelah melakukan latihan fisik atau kerja jasmani suhu tubuh akan naik
terkait dengan kerja yang dilakukan oleh otot rangka. Setelah melakukan latihan
berat, suhu tubuh dapat mencapai 40 ºC. Pada hasil pengamatan, terlihat bahwa
suhu tubuh setelah melakukan olahraga tergolong tinggi dibandingkan setelah
melakukan kegiatan lain, yaitu sebesar 36,5˚C.

3. Jenis kelamin

Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada
wanita. Suhu tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh
wanita pada pagi hari saat bangun meningkat 0,3 – 0,5 ºC.

4. Lingkungan

Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh. Udara


lingkungan yang lembab juga akan meningkatkan suhu tubuh karena
menyebabkan hambatan penguapan keringat, sehingga panas tertahan di dalam
tubuh. Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa suhu tubuh setelah aktivitas di
malam hari lebih tinggi daripada aktivitas yang dilakukan malam hari.

3. Mekanisme Homoestasis
Perubahan kondisi lingkungan internal dapat timbul karena 2 hal, yaitu adanya
perubahan aktifitas sel tubuh dan perubahan lingkungan eksternal yang berlangsung
terus- menerus. Untuk menyelenggarakan seluruh aktifitas sel dalam tubuhnya, hewan
selalu memerlukan pasokan berbagai bahan dari lingkungan luar secara konstan,
misalnya oksigen, nutrient dan garam. Sementara itu, aktivitas sel juga menghasilkan
bermacam – macam hasil sekresi sel yang bermanfaat dan berbagai zat sisa, yang di
alirkan ke lingkungan internal yaitu cairan ekstraseluler (CES). Apabila aktifitas sel
berubah pengambilan zat dari lingkungan internal dan pengeluarran berbagai zat dari
dalam sel ke lingkungan internal juga berubah. Perubahan aktifitas sel semacam itu
akan mengubah keadaan lingkungan internal. Perubahan lingkungan internal yang
ditimbulkan oleh sebab manapun ( penyebab pertama atau kedua ) harus selalu
dikendalikan agar kondisi homeostasis selalu terjaga.
Mekanisme pengendalian kondisi homeostasis pada hewan berlangsung
melalui sistem sistem umpan balik. Ada 2 macam sistem umpan balik, yaitu umpan
balik positif dan negatif. Sistem umpan balik yang berfungsi dalam pengendalian
kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah sistem umpan balik negatif.

4. Sistem Umpan Balik


Sistem umpan balik dapat didefinisikan sebagai perubahan suatu variable yang
dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut dalam
keadaan semula. Didalam proses umpan balik, informasi indrawi tentang variabel
suhu atau pH misalnya, digunakan untuk mengendalikan proses dalam sel dan
jaringan serta organ yang berpengaruh terhadap level variabel tersebut. Mekanisme
homeostasis yang utama adalah diatur oleh hipotalamus. Sistem umpan balik ada dua
macam, yaitu sistem umpan balik positif dan sistem umpan balik negatif. Tetapi
sistem umpan balik yang befungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada
tubuh hewan adalah adalah sistem balik negatif. Mengapa yang digunakan dalam
proses pengendalian kondisi homeostasis, hanya menggunakan umpan balik negatif,
karena sistem umpan balik negatif didefinisikan sebagai perubahan suatu variable
yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke
keadaan semula. Juga perlu diketahui umpan balik negatif dalam pengendalian
homeostasis sesungguhnya merupkan keseimbangan antara input dan output.

Terdapat dua macam pengaturan umpan balik dalam homeostasis, yaitu:

1.      Umpan balik negatif (negatif feedback)

Sebagai gambaran tentang umpan balik negatif adalah dengan mengamati


bekerjanya thermostat yang dipasang dalam akuarium untuk menjaga agar suhu air
dalam akuarium tersebut berada pada suhu yang diinginkan. Bilamana suhu air
medium lebih rendah dari suhu yang diinginkan, sensor memberikan informasi agar
pemanas memanaskan medium. Jadi pengaturan suhu tubuh membutuhkan
“thermostat” yang informasinya harus diberikan pada sistem pengendali suhu. Jika
informasi yang sampai pada sistem pengendali suhu adalah bahwa suhu tubuh lebih
rendah dari yang semestinya, maka sistem pengendali akan meningkatkan suhu tubuh
sampai kondisi semestinya dan pemanasan berhenti sampai terjadinya penurunan suhu
lebih rendah dari yang semestinya.
Pada mamalia yang senantiasa mempertahankan suhu tubuh konstan,
meningkatnya suhu tubuh menghasilkan respon yang mengembalikan suhu tubuh
sebagaimana kondisi yang semestinya. Jadi, umpan balik negatif mengarahkan pada
stabilitas sistem fisiologis. Hal ini merupakan kebalikan dari sistem umpan balik
positif dimana perubahan awal suatu variable menghasilkan perubahan lebih lanjut.

Sebagai contoh, peristiwa yang terjadi pada burung dan mamalia pada waktu
mempertahankan suhu tubuhnya supaya tetap konstan. Peningkatan suhu tubuh
sebesar 0,5o C akan mendorong timbulnya tanggapan yang akan mengembalikan suhu
tubuh ke suhu awal, yaitu suhu seharusnya. Pada mamalia, suhu seharusnya adalah
37o C dengan demikian, sistem umpan balik negatif pada contoh di atas akan selalu
membawa sistem fisiologis kepada suhu tubuh 37o C.

2. Umpan Balik Positif (Positive Feedback)

Peristiwa yang terjadi pada sistem umpan balik positif berlawan dengan
peristiwa yang terjadi pada sistem umpan balik negatif. Pada sistem umpan balik
positif, perubahan aawal suatu variable akan menghasilkan perubahan yang semakin
besar, misalnya proses pembekuan darah. proses pembekuan darah sebenarnya
bekerja melalui mekanisme sistem umpan balik positif, yang bertujuan untuk
menghentikan pendarahan. Namun, hasil dari proses tersebut selanjutnya bermakna
sangat penting untuk memepertahankan volume darah yang bersirkulasi agar tetap
konstan.

Mekanisme umpan balik posistif tidak terlibat dalam proses menjaga kondisi
homeostasis, tetapi terlibat dalam penyelenggaraan fungsi fisiologis tertentu (proses
pembekuan darah dan fungsi sel saraf). Mekanisme umpan balik positif dalam
mengendalikan fungsi fisiologis pada hewan dapat berbahaya.Misalnya, suhu tubuh
mamalia meningkat, jika gangguan awal ini kemudian mengalami umpan balik positif
maka hasilnya adalah peningkatan suhu tubuh lebih lanjut yang tentunya berbahaya
bagi hewan tersebut. Contoh lain umpan balik positif adalah pada fungsi saraf. Jika
terdapat rangsang pada sel syaraf akan menyebabkan perubahan permeabilitas selaput
yang memungkinkan adanya aliran ion sodium (Na+) masuk kedalam neuron. Aliran
masuk ion Na+ pada fase awal terjadinya potensial aksi menghasilkan respon
depolarisasi yang menyebabkan aliran masuk ion Na+ lebih lanjut.

Osmoregulasi pada ikan

Ikan air laut Ikan air tawar

Ikan laut yang hiposmotik menghadapi masalah kehilangan air tubuh, dan
sekaligus menghadapi masalah masuknya zat-zat terlarut ke dalam tubuhnya karena
gradien konsentrasi. Permukaan tubuh, terutama permukaan insangnya agak
permeabel terhadap air. Air banyak hilang melalui insang, urin, dan feses. Untuk
mengganti air yang hilang, ikan air laut minum air laut.
Konsentrasi garam air tawar tergantung pada asal air tersebut, tetapi kadar
tersebut selalu sangat rendah. Jadi lingkungan luar sangat hipoosmotik terhadap cairan
tubuh internal daril hewan air tawar, dan hewan ini harus menghadapi kecenderungan
air untuk berdifusi kedalam tubuh, terutama ke bagian yang berlapis tipis, seperti
insang. Garam cenderung berdifusi keluar dan cairan tubuh internal kehilangan garam
melalui ekskresi.

Rangkuman
Walter Bradford Cannon (1871-1945) memperkenalkan istilah homeostasis
yaitu suatu kondisi yang mempertahankan konstansi lingkungan internal. Homeostasis
menjadi prinsip yang mengarahkan riset dibidang fisiologi yakni ilmu yang
mempelajari fungsi struktur anatomi serta proses-proses biologi yang memungkinkan
kehidupan itu ada dan berfungsi. Homeostasis berasal dari bahasa yunani, homeo
yang berati sama dan stasis yang berati mempertahankan keadaan. Dalam homeostasis
keadaan konstan terdapat dua jenis, yang pertama adalah sistem tertutup yakni sebuah
keseimbangan statis yang dimana keadaan dalam tubuh tidak berubah. Sedangkan
yang kedua adalah sistem terbuka, yaitu kesetimbangan dinamis dimana keadaan
dalam tubuh yang konstan, sedangkan sistem terus berubah. Adapun beberapa faktor
yang mempengaruhi kemampuan homeostasis suatu organisme adalah variasi diurnal,
kerja jasmani/aktivitas fisik, jenis kelamin dan lingkungan. Mekanisme pengendalian
kondisi homeostasis pada hewan berlangsung melalui sistem umpan balik. Ada 2
macam sistem umpan balik, yaitu umpan balik positif dan negatif. Sistem umpan balik
yang berfungsi dalam pengendalian kondisi homeostasis pada tubuh hewan adalah
sistem umpan balik negatif.

Soal
1. Sebutkan parameter cairan eksternal (CES) yang harus dipertahankan melalui
homeostasis.

Jawab : - Kadar nutrien, kadar O2 dan CO2, kadar sisa metabolisme, pH, suhu,
volume dan tekanan, kadar air, garam dan elektrolit.
2. Tentukan yang manakah dari gambar berikut termasuk ikan air laut dan air tawar.
A B

Jawab :
Ikan A adalah ikan air tawar enderung meyerap air dan ion-ion dari lingkungannya
dengan cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan lebih
tinggi dibandingkan lingkungannya. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan
garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
Ikan B adalah ikan air laut, hal ini terlihat dengan urine yang dihasilkan mengandung
konsentrasi air yang tinggi. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel
tubuhnya karena proses osmosis melalui kulit, untuk itu insang ikan laut secara aktif
mengeluarkan garam dari tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA

http//: www.lontar.ui.ac.id
Siagian, Minarma. 2004. Homeostasis : Keseimbangan Ynag Halus dan Dinamis.
Universitas Indonesia
Tim Dosen Fisiologi Hewan. 2009. Fisiologi Hewan 1. Universitas Jenderal
Soedirman.
Marieb, Elaine. 1994. Essentials of Human Anatomy and Fisiology 5th ed. San
Francisco : The Benjamin/Cummings Publishing company, Inc.

Anda mungkin juga menyukai