XI MIPA 1
1LARUTAN PENYANGGA
1Landasan Teori
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pHnya dari
penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan)
setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu menetralkan
penambahan asam maupun basa dari luar. Secara umum, larutan penyangga digambarkan sebagai
campuran yang terdiri dari Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini menghasilkan
larutan bersifat asam. Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH+), campuran ini menghasilkan larutan
bersifat basa. Komponen larutan penyangga terbagi menjadi: 1.
Larutan penyangga yang bersifat asam Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa
konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu
basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan
garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat
yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain. 2.
Larutan penyangga yang bersifat basa Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari
asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat
dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Adom, 2009 : 5). Larutan buffer atau larutan penyangga
adalah larutan yang harga pH nya tidak berubah dengan penambahan sedikit asam, basa, atau air.
Larutan penyangga dapat dibedakan atas larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Larutan
penyangga asam mempertahankan pH pada daerah asam (pH <7 ), sedangkan larutan penyangga basa
mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga asam mengandung suatu asam
lemah dan basa konjugasi sedangkan ;larutan penyangga basa mengandung suatu basa lemah dan
asaam konujugasi(Sunardi, 2006 : 34). Cara kerja larutan penyangga :
2. Telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam
dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+
maupun ion OH
. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pHnya secara signifikan.
Berikut ini cara kerja larutan penyangga: 1. Larutan penyangga asam Contoh : CH3COOH dengan CH3
COONa ; H
CO
dengan NaHCO
; dan NaHCO
dengan Na
CO
. Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung ; H
CO
dan HCO
3-
3-
membentuk molekul H
CO
. HCO
3-
aq
+H
+(
aq
CO
3
(
aq
membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion
H
CO
), bukan ion H
CO
3-
dan air. H
2
CO
aq
+ OH
-(
aq
HCO
3-
aq
+H
)
2. Larutan penyangga basa Contoh : NH
OH dengan NH
Cl. Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH
dan NH
4+
dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH
), bukannya ion OH
membentuk ion NH
4+
. NH
3
aq
)+H
aq
NH
4+
aq
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi
ion OH
dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH
4+
3
) dan air. NH
4+
aq
) + OH
aq
NH
aq
)+H
O(
) (Farx, 2011 : 2). Sifat-sifat larutan penyangga yaitu nilai Ka selalu tetap pada suhu tetap sedangkan [H
] bergantung pada [HA] dan [MA]. Berdasarkan eksperimen perbandingan [HA] dan [MA] berada dalam
rentang dan mempunyai pH paling stabil jika [HA]/[MA] = 1, sehingga [H
] = Ka atau pH = pKa. PH larurtan penyangga baik asam maupun basa dapat ditulis : v
Untuk asam [H
+
] = Ka x pH = - Log ( Ka x ) = - Log Ka
Log
pH = 14
pOH Dengan keterangan : Ka = tetapan ionisasi asam lemah Kb = tetapan ionisasi basa lemah A =
jumlahmol asam lemah b = jumlah mol bas lemah (Achmad, 2001 : 91). Larutan penyangga digunakan
secara luas dalam kimia analitis, biokimia, bakteriologi, fotografi, industri kulit, dan zat warna.Terutama
dalam biokimia dan bakteriologi diperlukan rentang pH tertentu yang sempit untuk mencapai hasil
optimum. Kerja suatu enzim, tumbuhnya kultur bakteri, dan proses biokimia lainnya sangat sensitif
terhadap perubahan pH. Cairan tubuh, baik cairan intrasel maupun cairan luar sel merupakan larutan
penyangga, yaitu pasangan dihidrogen fosfat-monohidrogenfosfat ( H
PO
4-
- HPO
42-
). Sistem reaksi ini bereaksi dengan asam dan basa (Michel, 2006 : 102 )
Find new research papers in:
Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology
Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science