Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Andre Triansya

KELAS : XI MIPA 1

RANCANGAN PRAKTIKUM TITRASI ASAM-BASA

I Judul Percobaan : Titrasi Asam-Basa

II Hari/Tanggal Percobaan : 28 maret 2019

III Tujuan Percobaan

1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat

2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH

IV Dasar Teori

Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu
yang akan dianalisis (Charles W Keenan.1980:422). Titrasi merupakan metode analisis
kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan
konsentrasi dari reaktan. Titrasi merupakan salah satu prosedur dalam ilmu kimia yang
digunakan untuk menentukan molaritas dari suatu asam dan basa. Reaksi kimia pada titrasi
dikenakan pada "larutan yang sudah diketahui volumenya, namun tidak diketahui
konsentrasinya" dan "larutan yang sudah diketahui volume dan konsentrasinya". Titrasi
biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi
redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk
titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. Zat yang akan
ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer,
sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya
diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Ketika
larutan yang sudah diketahui konsentrasinya direaksikan dengan larutan yang tidak
diketahui konsentrasinya, maka akan dicapai titik dimana jumlah asam sama dengan
jumlah basa, yang disebut dengan titik ekivalen. Titik ekivalen dari asam kuat dan basa
kuat mempunyai pH 7. Untuk asam lemah dan basa lemah, titik ekivalen tidak terjadi pada
pH 7.

Ada dua metode titrasi yang mencakup titrasi asam basa yaitu:
a. Asidimetri, merupakan pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan
baku basa
b. Alkalimetri, merupakan pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan
baku asam
Larutan baku adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat dan
dapat digunakan untuk menetapkan kadar suatu larutan lain yang belum diketahui
konsentrasinya.
Berikut ini syarat-syarat yang diperlukan agar titrasi yang dilakukan berhasil :
1. konsentrasi titrasi harus diketahui
2. reaksi yang tepat antara titran dan senyawa yang dianalsis harus diketahui
3. titik stoikhiometri atau titik ekuivalen harus diketahui.
4. volume titran yang dibutuhkan untuk menentukan titik ekuivalen harus diketahui
setepat mungkin
Pada saat titik ekuivalen maka mol ekuivalen asam akan sama dengan mol ekuivalen
basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut :
Mol ekuivalen asam = mol ekuivalen basa
Mol ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume, maka
rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut :
N x Vasam = N x Vbasa
Normalitas diperoleh dari hasil perkaian antara molaritas dengan jumlah ion H+ pada
asam, atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi :
n x M x Vasam = n x M x Vbasa
V Alat dan Bahan

Alat-alat

- Statif dan klem


- Buret 100 ml
- Labu erlenmeyer 250 ml
- Pipet gondok 25 ml
- Pipet tetes
- Gelas ukur
- Gelas kimia
- Corong

Bahan-bahan

- NaOH
- C2H2O4 0,1 M
- HCl
- Phenolptalein
- Aquades
- Ekstrak tumbuhan (bunga sepatu)
VI Alur Kerja

1. Penentuan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat

NaOH C2H2O4

- Dimasukkan dalam buret - Diambil 10 ml dengan pipet


untuk bilas buret gondok
- Dimasukkan dalam buret - Dimasukkan dalam labu
hingga melebihi skala nol erlenmeyer
- Diturunkan larutannya hingga - Ditetesi 4 tetes indikator PP
skala tepat nol
NaOH C2H2O4 + Indikator PP

- Diamati

Larutan Berwarna Merah muda

- Dicatat
Volume NaOH

- Diulang 3 kali

Konsentrasi NaOH

2. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH

NaOH HCl
- Diambil 10 ml dengan pipet
- Dimasukkan dalam buret
gondok
untuk bilas buret
- Dimasukkan dalam labu
- Dimasukkan dalam buret
erlenmeyer
hingga melebihi skala nol
- Ditetesi 4 tetes indikator PP
- Diturunkan larutannya hingga
skala tepat nol
NaOH HCl + Indikator PP

- Diamati
Larutan Berwarna Merah muda

- Dicatat
Volume NaOH

- Diulang 3 kali

Konsentrasi HCl

3. Penentuan konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan indikator ekstrak


tumbuhan (bunga sepatu)

NaOH HCl
- Dimasukkan dalam buret - Diambil 10 ml dengan pipet gondok
untuk bilas buret - Dimasukkan dalam labu erlenmeyer
- Dimasukkan dalam buret - Ditetesi 4 tetes indikator ekstrak
hingga melebihi skala nol tumbuhan (bunga sepatu)
- Diturunkan larutannya hingga
skala tepat nol
NaOH HCl + Indikator PP

- Diamati

Larutan Berwarna Hijau muda

- Dicatat

Volume NaOH

- Diulang 3 kali

Konsentrasi HCl
VII Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai