Anda di halaman 1dari 10

RUMUS-RUMUS FISIKA SMP

Persiapan menghadapi ujian

NAMA :
KELAS / NO :
NO RUMUS SIMBOL SATUAN INFORMASI PENTING REFERENSI
(SI)

Massa Jenis ρ = massa jenis Kg/m3 1 g/cm3 =1000 Kg/m3 Massa jenis dari satu jenis benda tetap sama meskipun
m m = massa Kg 1 Kg/m3 = 0,001 g/cm3 benda tersebut dipotong-potong menjadi bagian-bagian
ρ=
V v = volum m3 yang lebih kecil
Suhu TA = titik tetap atas Celcius Rumus umum konversi suhu :
Celcius ke Fahrenheit TB = titik tetap bawah TA = 100oC TB = 0oC
(C x 9/5) + 32 Fahrenheit ℎ − ℎ ℎ −
=
Celcius ke Fahrenheit TA = 212oC TB = 32oC − −
(F-32) x 5/9 Reamur Titik tetap atas
Celcius ke Reamur TA = 80oR TB = 0oR = suhu air mendidih pada tekanan normal
C x 4/5 Kelvin Titik tetap bawah
Reamur ke Celcius TA = 373 K TB = 273 K = suhu es mencair pada tekanan normal
R x 5/4
Celcius ke Kelvin
C + 273
Kelvin ke Celcius
K - 273

Pemuaian panjang zat  Pada zat cair dam gas hanya terjadi pemuaian volume
padat  Contoh penerapan pemuaian : pemasangan roda
    o . .  T  = pertambahan panjang m Khusus bagian ini  dan o tidak pedati
o = panjang mula-mula m harus dalam meter asalkan satuan  Contoh mengatasi masalah pemuaian : bingkai kaca
 = koefisien muai zat padat /oC atau keduanya sama misal dalam cm lebih besar, rel KA dibuat bersekat
t  o   /K
o
C

1
∆T = perubahan suhu m
t = panjang akhir
Kalor Benda mengalami penurunan suhu jika melepas kalor
a. Kalor untuk menaikan Q = kalor Joule 1 kalori = 4,2 Joule Benda akan mengalami kenaikan suhu jika memperoleh
suhu benda m = massa Kg 1 Joule = 0,24 kalori kalor
Q = m.c.∆T c = kalor jenis J/KgoC
b. Kalor untuk merubah L = kalor laten (kalor uap, kalor J/kg Kalor = energi panas
wujud benda embun, kalor beku, kalor
Q = m.L lebur) Pada alat pemanas terjadi perubahan energi listrik (W
= P.t) menjadi energi panas (Q = m.c.∆T)
c. Asas Black
m1.c1.(T1-Tc) = m2.c2.(Tc-T2) T1>T2 (Benda yang mempunyai suhu
lebih diletakkan di ruas kiri)

d. Alat Pemanas P = daya alat pemanas watt


P.t  m.c.T t = waktu untuk menaikan suhu sekon
Gerak Lurus Beraturan s = jarak m 5 GLB mempunyai ciri kelajuan dan kecepatannya tetap
1 km/jam = 1 x m/s
s = v.t v = kecepatan m/s 18
t = waktu s 18
1 m/s = 1 x km/jam
5
Gerak Lurus Berubah vo = kecepatan awal m/s Untuk perlambatan a bernilai GLBB mempunyai ciri percepatan tetap meskipun
Beraturan Vt = kecepatan akhir m/s negatif kecepatannya bertambah atau berkurang
Vt = vo+at a = percepatan m/s2
Vt2 = vo2 + 2as t = waktu sekon
S = vot+(1/2)a.t2 s = jarak m
a=
Gaya F = gaya Newton Besarnya massa selalu tetap, Berat merupakan gaya yang dipengaruhi oleh gaya
F = m.a m = massa kg namun berat tergantung gravitasi bumi
a = percepatan m/s2 percepatan gravitasi di mana
Berat w = berat N benda tsb berada
w = m.g g = percepatan gravitasi m/s2

2
Tekanan Zat Padat p = tekanan Pascal (Pa) 1 Pa = 1 N/m2 Jika benda diletakan di atas suatu permukaan maka
F F = gaya N gaya yang bekerja adalah gaya berat
p A = luas permukaan bidang m2
A
w m.g
p 
A A

Tekanan Zat Cair ρ = massa jenis cairan Kg/m3 Sistem hidrolik diaplikasikan pada Jika diketahui diameter piston (D) atau jari-jarinya
p   .g .h g = percepatan gravitasi m/s2 mesin pengangkat mobil sehingga (R) maka rumus dapat di ubah menjadi :
h = kedalaman zat cair m beban yang berat dapat diangkat
Sistem hidrolik F1 = gaya pada penampang 1 N dengan gaya yang lebih kecil, =
F1 F 2 F2 = gaya pada penampang 2 N satuan A1 harus sama dengan A2
 A1 = Luas penampang piston 1 m dan satuan F1 harus sama dengan
A1 A2
A2 = Luas penampang piston 2 F2
=
Gaya apung / gaya ke
atas ρ.V.g merupakan berat zat cair
FA = wu – wf FA = Gaya ke atas N yang dipindahkan benda ketika
Penerapan hukum Pascal antara lain : dongkrak hidrolik<
wu= berat benda ditimbang di N benda dicelupkan ke dalam suatu
alat suntik, sistem rem pada mobil
udara N cairan
wf = berat benda dalam cairan
FA = ρ.V.g
V = volum zat cair yang
dipindahkan / volum bagian
yang tercelup ke dalam
cairan saja
Pipa U
ρ1 = massa jenis cairan 1 g/cm3
ρ1.h1 = ρ2.h2
ρ2 = massa jenis cairan 2 g/cm3
cm
h1 = tinggi cairan 1
cm
h2 = tinggi cairan 2

Tekanan gas pada ruang P = Tekanan atm Suhu gas dianggap tetap Setiap kenaikan 10 m maka tekanan udara berkurang 1

3
tertutup V = Volume gas m3 1 atm = 76 cmHg mmHg hal ini berarti setiap kenaikan 100 m maka
P1.V1 = P2.V2 1 bar = 100.000 Pa tekanan udara berkurang 10 mmHg (= 1 cmHg)

Manometer raksa Penerapan konsep terapung, melayang , tenggelam


terbuka terdapat pada hidrometer (pengukur massa jenis),
Jika gas menekan raksa h = kenaikan / penurunan raksa jembatan ponton, kapal laut, kapal selam dan balon
ke bawah sehingga air udara
raksa di bawahnya turun
sejauh h maka: Untuk manometer raksa tertutup besarnya tekanan
Pgas = 76 cmHg + h cmHg gas akan sama dengan perbedaan ketinggian permukaan
raksa
Jika gas tertekan oleh
raksa ke bawah sehingga
air raksa di bawahnya
naik sejauh h maka:
Pgas = 76 cmHg + h cmHg

Energi potensial m = massa kg Pada saat buah kelapa jatuh dari


Ep = m.g.h g = percepatan gravitasi m/s2 pohon, buah mengalami perubahan
h = ketinggian m bentuk energi dari energi
Energi Kinetik potensial menjadi energi kinetik
1 2 v = kecepatan m/s
Ek = mv
2

Usaha W = usaha Joule Usaha = perubahan energi Usaha bernilai nol jika tidak ada perpindahan,
W = ∑F.s F = gaya Newton contohnya pada saat orang menahan beban (bukan
S = perpindahan M mengangkat); pada saat seorang kembali lagi ketempat
Kaitan usaha dengan v = kecepatan m/s semula.
energi kinetik h = ketinggian m

4
W= m(v − v )

Kaitan usaha dengan


energi potensial
W = m.g.(h2 – h1)

Pesawat Sederhana w = berat beban N Pada takal / sistem katrol, Pesawat sederhana bukan dimaksudkan untuk
Pengungkit F = gaya / kuasa N besarnya KM ditentukan oleh meniadakan usaha tetapi mempermudahnya.
w.  w =  F. F  w = lengan beban m jumlah banyak tali yang Maksudnya : usaha yang dikeluarkan jumlahnya tetap
Keuntungan mekanis  F = lengan kuasa m menanggung beban atau kadang sama namun gaya yang dikeluarkan menjadi jauh lebih
Pengungkit KM = keuntungan mekanis - sama dengan jumlah katrol dalam kecil.
w F s = panjang bidang miring m sistem tsb. Meskipun demikian kita tetap mengalami kerugian yaitu
KM = =
F w h = tinggi bidang miring dari m jarak yang ditempuh menjadi makin jauh.
Katrol permukaan tanah
w
KM =
F
Bidang Miring
w s
KM = =
F h

Getaran f = frekuensi getaran / Hertz Hertz = 1/sekon Berdasarkan arah getar gelombang dibedakan menjadi
n 1 gelombang sekon gel transversal (contoh: gel air dan tali) dan gel
f= =
t T T = periode getaran / gelombang - longitudinal (contoh : bunyi)
t 1 n = jumlah getaran / gelombang m/s
T= = v = cepat rambat gelombang m Berdasarkan keperluan akan medium dibedakan menjadi
n f
 = panjang (satu) gelombang gel elektromagnetik (contoh : cahaya) dan gel mekanik
Gelombang
(contoh : gel tali dan bunyi)
v = . f
Bunyi d = kedalaman m Rumus ini dapat digunakan untuk Bunyi infrasonik : < 20 Hz
v.t v = cepat rambat gelombang m/s mengukur kedalaman air atau Bunyi audiosonik: 20 Hz – 20.000 Hz
d=
2 bunyi sekon kedalaman gua. Bunyi ultrasonik : > 20.000 Hz

5
t = selang waktu antara suara
(atau sonar) dikirim sampai
didengar / diterima kembali
Cahaya f = jarak fokus cermin cm f cermin cekung (+) Sifat bayangan yang dibentuk cermin datar bersifat
Cermin Lengkung (cekung R = jari-jari kelengkungan cermin cm f cermin cembung (-) maya, tegak, sama besar, terbalik kanan-kiri
dan cembung) So = jarak benda di depan cermin cm Si (+)=bayangannyata
1 Si = jarak bayangan dari cermin cm Si (-)=bayangan maya Pemantulan terjadi pada cermin
f  R Hi = Tinggi bayangan cm Pembiasan terjadi pada lensa
2
1 1 1 Ho = Tinggi benda cm M > 1 bay diperbesar
  M = Perbesaran - (kali) M = 1 bay sama besar Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat
f So Si
M < 1 bay diperkecil (indeks biasnya lebih kecil) menuju medium yang lebih
Si Hi rapat (indeks biasnya lebih besar ) maka cahaya akan
M  
So Ho dibiaskan mendekati garis normal
Pada cermin cekung : Bayangan yang dibentuk cermin
Ruang Ruang Sifat Bayangan cembung selalu bersifat : maya, Kecepatan cahaya di udara / ruang hampa = 3 x 10 8 m/s
Benda Bayangan
Menentukan sifat tegak, diperkecil namun kecepatan tersebut menurun jika cahay
I IV maya, tegak,
bayangan cermin cekung diperbesar
menembus benda bening.
Ruang Benda+Ruang Bay = 5
II III nyata, terbalik,
diperbesar
III II I IV III II nyata, terbalik,
diperkecil
tepat tepat di nyata, terbalik,
R f O
di R R sama besar
tepat tepat di tidak terbentuk
di f f bayangan

P = kekuatan lensa dioptri Untuk mencari kekuatan lensa,


f = jarak fokus lensa jarak fokus harus dalam meter
Lensa (cekung dan Pada lensa cembung : f lensa cembung (+)
cembung) Ruang Ruang Sifat Bayangan f lensa cekung (-)
Benda Bayangan
P
1
O-F2 di depan maya, tegak,
Si (+)=bayangannyata
f lensa diperbesar Si (-)=bayangan maya
F2 – di kanan nyata, terbalik,

6
1 1 1 2F2 2F1 diperbesar M > 1 bay diperbesar
  2F2 2F1 nyata, terbalik,
f So Si M = 1 bay sama besar
sama besar
tepat - -
M < 1 bay diperkecil
Si Hi
M   di F2
So Ho
(depan) ( belakang)
Bayangan yang dibentuk lensa
cekung selalu bersifat : maya,
2F2 F2 O F1 2F1
tegak, diperkecil

Alat Optik Ma = Perbesaran untuk mata - (kali) Lensa okuler merupakan lensa yang
Lup berakomodasi maksimum berada di dekat mata pengamat
25cm Mt = Perbesaran untuk mata - (kali) Lensa obyektif berada di dekat
Ma= 1
f tidak berakomodasi / rileks obyek yang diamati
f = fokus lup
25cm
Mt=
f M = Perbesaran Mikroskop - (kali)
Mikroskop fob = fokus lensa obyektif cm
M = fob x fok fok = fokus lensa okuler cm

Kacamata rabun jauh PR = punctum remotum (batas cm


F = - PR penglihatan jauh penderita
P = 1/F miopi)

Kacamata rabun dekat PP = punctum proximum ( untuk cm Masukan 25 cm jika tidak


1 1 1
= − normal 25 cm – 30 cm) diketahui di soal
Si = jarak baca penderita
hipermetropi

7
Listrik Statis F = gaya coulomb N Setelah digosok dengan wol/ rambut plastik akan
k .Q1Q2 k = konstanta coulomb Nm2/c2 bermuatan negatif
F Q = muatan listrik coulomb Setelah digosok dengan sutra kaca akan bermuatan
d2
Q d = jarak antar muatan m positif
I I = arus listrik ampere
t
t = waktu sekon
Listrik Dinamis
W V = beda potensial volt
V
Q W = energi listrik joule
Hukum Coulomb Q = muatan listrik coulomb
V = I.R R = hambatan ohm(Ω)
Hambatan Penghantar
ρ = hambatan jenis

R  = panjang kawat penghantar Ωm
A A = Luas penampang penghantar m
m2
Rangkaian Seri R
Rt = R1+R2+....+Rn

Rangkaian Paralel R
1 1 1 1
   .... 
Rt R1 R2 Rn
Rangkaian Paralel terdiri
dari 2 Resistor
R1 xR2
Rt =
R1  R2
I = kuat arus
Hukum Kirchoff 1
 I masuk =  I keluar
ampere

Rangkaian Listrik dengan


n = jumlah elemen
hambatan dalam
E = GGL (gaya gerak listrik) GGL merupakan beda potensial

8
a. Baterai Seri r = hambatan dalam sumber baterai yang dihitung saat
n. tegangan - rangkaian terbuka atau beda
I R = hambatan luar total Volt potensial asli baterai
n.r  R
b. Baterai Paralel ohm
E
I ohm
r
R
n

Energi Listrik dan Daya Biaya listrik rumah tangga dihutung berdasarkan KWH.
Listrik Contoh: 2 TV @100 watt digunakan selama 10 jam per
a. Energi Listrik W = Energi Listrik joule i kalori – 4,2 Joule hari, tarif listrik Rp 600/kWH maka biaya listrik
W = Q.V Q = Muatan Listrik coulomb I J = 0,24 kal selama 30 hari untuk kedua TV di atas adalah :
W = V.I.t V = tegangan / beda potensial volt
W = I2Rt I = Kuat Arus Listrik ampere 100
2
1000
10 . 600 30 ℎ
V 2 P = Daya Listrik watt
W= t t = waktu sekon
R
b. Daya Listrik
P = V.I
P= I2R
V2
P=
R
W
P=
t

Gaya Lorentz F = Gaya Lorentz N


F = B.i.  B = Kuat medan magnet Tesla
i = kuat arus listrik A

9
 = panjang kawat m
Transformator
Np Vp Vp = tegangan primer / masukan V

Ns Vs Vs = teg. Sekunder / keluaran V
Vp Is Ip = Arus primer / masukan A
 Is = Arus sekunder / keluaran A
Vs Ip
Np = jumlah lilitan primer -
Np Is Ns = Jumlah lilitan sekunder -

Ns Ip Ws = Energi keluaran J
Wp = Energi masukan J
Efisiensi Transformator Ps = Daya keluaran watt
Ws Pp = Daya masukan watt
 x100%
Wp
Ps
 x100%
Pp
Design by Denny © 2011 SMPK 4 BPK PENABUR

Catatan Siswa :
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________________________

10

Anda mungkin juga menyukai