Anda di halaman 1dari 15

P-ISSN 2549-9629

E-ISSN 2549-9866

Tersedia online di http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id


Submisi: 08-01-2021
Review: 12-01-2021
Accepted : LoA No. 07/JNH-LPPM/STIKES-BS/I/2021
Publish : scheduled

PEMANFAATAN DANA DESA UNTUK BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN


DIWILAYAH KECAMATAN MOROSI KABUPATEN KONAWE

Rosnawati*1 La Ode Saafi 1, Erwin Azizi Jayadipraja 1


1
Department of Universitas Mandala Waluya Kendari, Indonesia

Jl. Jend.A.H. Nasution No.G-37Anduonohu, Kendari Telp.(0401)3110755


Email: surlinasyam1@mail.com

ABSTRAK
Cakupan sasaran pengalokasian dana desa di Provinsi Sulawesi tenggara juga di nilai belum
maksimal meskipun proporsi anggaran mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya, Sejak tahun
2015 porsi dana desa mengalami peningkatan dari Rp 496 Miliar hingga mencakup angka
Rp. Berdasarkan data BPMD Sultra berikut Rincian dana desa yang disalurkan pemerintah Sultra
terhitung mulai dari tahun 2015 senilai 496 Miliar, Tahun 2016 Rp 1,126 Triliun, tahun 2017 Rp
1,482 Miliar, tahun 2018 Rp 1,414 Triliun dan tahun 2019. Untuk menganalisis pemanfaatan dana
desa dengan pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe
Jenis Penelitian ini adalah Kualitatif dijabarkan dalam bentuk deskriptif sesuai penelitian
dengan tujuan memperoleh identifikasi dan gambaran dalam memahami penjelasan berbagai
pemanfaatan dana desa untuk bantuan pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi.
Pemanfaatan dana dengan alokasi minim untuk Kesehatan hanya lebih ke insentif
kader, dan sanitasi. Alokasi lainya di manfaatkan untuk perbaikan infrastruktur perbaika usaha tani
masyarakat dan rehap atau bedah rumah bagi masyarakat miskin, Pengawasan dalam pengunaan
dana desa di awasi oleh pendamping desa BPD, kepala kecamatan dan di laporkan
pertangungjawabannya ke BPMD kabupaten Konawe, Untuk pelaporan Disesuakan dengan
pertangung jawaban Dana Desa sesuai UUD no 6 Tahun 2016Alokasi dana desa untuk bantuan
layanan Kesehatan dinilai masih kecil dan dan efektifitasnya belum nampak jelas untuk bantuan
layanan Kesehatan..
Efisiensi Penggunaan dana desa untuk Kesehatan di kecamatan morosi, dinilai kurang
efisien sebab pendistribusian masih berdasarkan kebutuhan masyarakat yang nampak dan tidak
sesuai persentase distribusi yang sudah di tetapkan serta tidak melibatkan pihak puskesmas untuk
rapat dalam perencanaan anggaran di setiap desa, sehingga pengalokasiannya kurang efisien
khsusunya bagi Kesehatan.
Kata Kunci: Pemanfaatan Dana Desa Untuk Bantuan Pelayanan Kesehatan.
2

ABSCTRACT
The target coverage for the allocation of village funds in Southeast Sulawesi Province is not
yet maximal even though the proportion of the budget has increased for each year. Since 2015 the
portion of village funds has increased from Rp. 496 billion to include Rp. Based on the data from
BPMD Southeast Sulawesi, the details of village funds channeled by the Southeast Sulawesi
government starting from 2015 valued at 496 billion, 2016 IDR 1.126 trillion, 2017 IDR 1.482
billion, 2018 IDR 1.414 trillion and 2019. To analyze the use of village funds with health services
in Morosi District, Konawe Regency
This type of research is qualitative described in descriptive form according to research with
the aim of obtaining identification and description in understanding explanations of various uses of
village funds for health service assistance in Morosi District.
The use of funds with a minimal allocation for health is only more about incentives for
cadres and sanitation. Other allocations are used to improve infrastructure for community farming
and rehap or house renovations for the poor, Supervision in the use of village funds is supervised by
BPD village assistants, sub-district heads and reports on their accountability to BPMD Konawe
district, for reporting Adjusted to Village Fund accountability according to the UUD No. 6/2016, the
allocation of village funds for health service assistance is considered small and its effectiveness is
not yet clear for health service assistance.
Efficiency The use of village funds for health in Morosi sub-district is considered inefficient
because the distribution is still based on visible community needs and does not match the percentage
distribution that has been determined and does not involve the puskesmas for meetings in budget
planning in each village, so that the allocation is less efficient, especially for Health.

Keywords: Utilization of Village Funds for Health Service Assistance.

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


3

Pendahuluan Minimal 10% dana desa di alokasikan pada


Pemerintah Indonesia meningkatkan bidang kesehatan (Rahman, 2019)
pembangunan nasional berawal dari desa dengan Sesuai peraturan kementrian Kesehatan
harapan keseimbangan dan keserasian laju Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 mengenai
pembangunan di setiap daerah. Dana desa adalah pedoman Pelaksanaan serta Pembinaan
dana yang bersumber dari APBN dan diberikan ke Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan,
desa melalui perimbangan dana dari kabupaten Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
atau kota dengan tujuan untuk memberikan (UKBM) merupakan wahana pemberdayaan
pembangunan baik peningkatan kesejahteraan dan masyarakat yang dibentuk sesuai kebutuhan
peningkatan derajad kesehatan masyarakat. masyarakat, dikelola oleh dari serta untuk
Persentase pemanfaatan dana desa minimal 10 % masyarakat dengan bersama petugas kesehatan,
untuk UKBM (Upaya Kegiatan pemberdayaan baik lintas sektor dan lembaga terkait lainnya.
masyarakat) yang di alokasikan untuk bantuan UKBM diantaranya terdiri dari: 1 Posyandu, 2
kesehatan (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Poskesdes, 3 Pos Poskestren, 4 Pos Pembinaan
Desa, 2018) Terpadu Penyakit tidak Menular 5 (Posbindu
Pengalokasian dana desa untuk bantuan PTM) 5 Pos Tubercolosis Desa 6 Pos Malaria
layanan Kesehatan dinilai belum sesuai harapan Desa, 7 Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK),
dimana capaian program kesehatan masyarakat 8 Pos Obat Desa (POD), dan 9 Pondok Bersalin
secara global masih jauh dari target diketahui 6 Desa (Polindes). (Kementrian Kesehatan RI,
program Kesehatan Masyarakat antara lain 2018).
Pembinaan Gizi, kesehatan keluarga, kesehatan Berdasarkan Profil Kesehatan
kerja dan olahraga, dukungan manajemen, Kabupaten Konawe diketahui secara umum trend
promosi kesehatan dan penyehatan lingkungan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
dimana Terbentuknya Pos UKK di Wilayah Kerja kesehatan di ketahui 91,20% pada tahun 2014,
Puskesmas target 1020 unit hanya 818 yang pada tahun 2015 tidak mengalami peningklatan
terealisasi, persentse desa yang mengalokasikan yaitu 91,20%, untuk tahun 2016 mengalami
dana desa untuk UKBM target 30 persen hanya peningkatan menjadi 72,80%, untuk tahun 2017
6,20%, Persentase persalinan di fasilitas juga mengalami peningkatan menjadi 75,70%
pelayanan kesehatan target 81% namun hanya namun pada tahun 2018 mengalami penurunan
53,07% yang terealisasi, Persentase ibu hamil derastis menjadi 61,10%. Masalah kesehatan juga
KEK yang mendapat pemberian makanan tampak terlihat pada cakupan pelayanan
tambahan (PMT) target 95% dan tercapai 44,10%, kesehatan pada siswa SD, dimana rata-rata hanya
Jumlah pasar yang memenuhi syarat kesehatan mencakupi 76% (Kabupaten Konawe, 2019).
yang dilakukan pengawasan target 1000 tempat Masalah lainnya yang merupakan
namun hanya 256 tempat yang terealisasi dalm adanya peran pemerintah desa untuk bersama-
pengawasan, hal tersebut selain tangung jawab sama pihak Puskesmas menurunkan angka
Puskesmas sebagai ujung pelayanan kesehatan kesakitan dan kematian belum sesuai harapan.
namun perlunya dukungan bagi pemerintah desa Nampak terlihat dari data Profil Kesehatan
dalam mewujudkan program kerja kesehatan bahwa dari 27 kecamatan di Kabupaten Konawe
masyarakat tersebut (Kementrian Kesehatan RI, pada tahun 2019 urutan tertinggi kasus penyakit
2018) Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) yaitu
Secara khusus cakupan dana desa mencapai 75,93% berada di kecamatan Morosi.
diperuntukkan untuk bantuan playanan Kesehatan Selanjutnya ada beberapa program kesehatan di
belum nampak jelas pengalokasiannya meskipun wilayah kerja puskesmas Morosi yang
secara umum terdapat pengaruh yang signifikan menjadi permasalahan yaitu cakupan gizi hanya
dengan bantuan dana desa terhadap kemajuan 53% dengan target 100%, ASI ekslusif hanya
desa. Tercatat dalam periode 2015-2017 desa 51%, kesehatan lingkungan seperti jamban
sangat tertinggal di Sulawesi Tenggara berkurang keluarga sehat hanya 50%, dan imunisasi dasar
dari 228 menjadi 160 desa. Tak hanya itu, desa lengkap hanya 20% dengan target 100% (Dinas
berkembang juga bertambah 222 desa. Dari 209 Kesehatan Kabupaten Konawe, 2019).
desa berkembang menjadi 431 desa berkembang, Anggaran dana desa di kabupaten
untuk alokasi tidak terlapor secara terperinci konawe tahun 2017 berjumlah Rp221.992.207.00
sesuai peraturan Menteri Kesehatan Republik dan mengalami penurunan pada tahun 2018
Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 dimana dengan anggaran Rp201.473.903.000, pada tahun
2019 mengalami peningkatan yang signifikan

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


4

yaitu mencapai Rp222.441.807.000 dan anggaran Berdasarkan uraian tersebut diatas yang
tahun 2020 berjumlah Rp223.739.952.800, yang menjadi peneliti tertarik untuk mengetahui
terdiri dari 27 kecamatan, 57 kelurahan dan 297 kesesuaian dalam pengelolaan alokasi dana desa,
desa dengan luas wilayah 4.435,28 km² efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaannya di
dan jumlah penduduk sebesar 253.659 jiwa, Kecamatan Morosi dimana upaya pemenuhan
sementara alokasi dana desa khusus kecamatan sarana prasarana desa melalui sumber pendanaan
morosi berjumlah kisaran 9394 jiwa dengan dari alokasi dana desa dikategorikan belum
perhitungan anggaran formula desa Rp terealisasi sesuai tata aturan perundang undangan,
828.666.846 per desa dimana kecamatan Morosi dengan demikian peneliti tertarik melakukan
terdiri dari 10 desa, secara hitungan kasar penelitian dengan judul Pemanfaatan Dana Desa
anggaran dana desa tersebut sangat cukup untuk Untuk Bantuan Pelayanan Kesehatan Diwilayah
dan menjadikan masyarakat sejahtera sesuai Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe
renstra kementrian kesehatan, diaman alokasi
dana desa berdasarkan rasio jumlah jiwa per Metode
desanya (Kabupaten Konawe, 2019) Jenis Penelitian ini adalah Kualitatif
Pengalokasian dana desa diharapkan dijabarkan dalam bentuk deskriptif sesuai
adil dan merata untuk di setiap lini program penelitian dengan tujuan memperoleh identifikasi
kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat, hasil dan gambaran dalam memahami penjelasan
survey awal di beberapa kecamatan di kabupaten berbagai pemanfaatan dana desa untuk bantuan
konawe diketahui hanya sebahagian kepala desa pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi.
yang mengaplikasikan dana desa belum sesuai Penelitian ini akan dilaksanakan di 10
dengan amanat mentri keuangan paling nampak Desa/Kelurahan Kecamatan Morosi Kabupaten
pada bantuan pelayanan Kesehatan di wilayah Konawe Sulawesi Tenggara. Adapun lokasi desa
kerja di Puskesmas Morosi yang dinilai jauh dari antara lain : Desa Mendikonu, Desa Besu, Desa
target capaian sesuai amanat peraturan mentri Wonua Morini, Desa Paku, Desa Tanggobu, Desa
keuangan RI terkait alokasi dana desa, diketahui Tondowatu, Desa Paku Jaya, Desa Puuruy, Desa
fasilitas Kesehatan saat ini terdapat Puskesmas Morosi dan Desa Porara.
Pembantu 1 buah dan Pos Kesehatan Desa 4 buah, Penelitian ini telah dilaksanakan
dan terdapat 10 Desa yang merupakan wilayah selama dua bulan yaitu Bulan Oktober sampai
kerja Puskesmas Morosi, sehingga masih ada 5 dengan Bulan November tahun 2020, Informan
desa tanpa faskes terdekat, Untuk posbidu dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang
terdapat 2 dari 10 desa, untuk Pos Usaha terdiri dari keseluruhan desa dan lurah di
Kesehatan kerja terdapat 1 dari 10 desa, dengan kecamatan morosi.
data 10 penyakit terbesar ditemkan 3 tahun
terakhir di Puskesmas Morosi yaitu ISPA, Hasil
pneumonia, dyspepsia, influenza, Hipertensi, Pada penelitian ini peneliti menjamin
diare tukak lambung, penyakit lain, gastritis, kerahasiaan identitas dari informan karena
karies gigi. (Profil Kesehatan Puskesmas Morosi, menyangkut privasi dari informan tersebut,
2019). sehingga peneliti hanya akan menjelaskan
Pengalokasian dana desa di peruntukkan bagaimana latar belakang dari informan tanpa
untuk pembiayaan operasional desa dan menyebutkan identitas. Peneliti melakukan
masyarakat desa, peruntukan untuk sarana dan wawancara mendalam kepada informan yaitu
prasarana desa juga di atur dalam peraturan Pemanfaatan dana desa untuk bantuan pelayanan
kementrian keuangan dimana semua berprinsip Kesehatan di Kecamatan Morosi Kabupaten
pada menitik beratkan kesejahtraan masyarakat Konawe. Adapun informan penelitian ini adalah
baik dari sisi kesehatan maupun tempat dan sarana sebagai berikut:
umum guna kepentingan masyarakat (Kementrian
Keuangan RI, 2019).

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


5

Tabel Deskripsi Informan


Informan Pendidikan Jabatan Lama Menjabat
Informan I SMA Kepala Desa 3 tahun
Informan II SMA Kepala Desa 2 tahun
Informan III SMA Kepala Desa 3 tahun
Informan IV SMA Kepala Desa 3 tahun
Informan V S1 Kepala Desa 3 tahun
Informan VI SMA Kepala Desa 3 tahun
Informan VII SMA Kepala Desa 2 tahun
Informan VIII SMA Kepala Desa 8 Tahun
Informan IX SMA Kepala Desa 6 tahun
Informan X SMA Kepala Desa 4 tahun

1. Analisis Univariat kesesuaian bantuan pelayanan Kesehatan,


Pada deskripsi hasil penelitian, peneliti Bagaimana proses pengelolaan alokasi dana desa
akan menampilkan tabel yang menjelaskan khususnya untuk bantuan Kesehatan, Berapa
mengenai proses wawancara kepada seluruh persen pengalokasian dana desa untuk sarana
informan mengenai proses informan dalam Kesehatan, Bagaimana perencanaan dan
pemanfaatan dana desa untuk membantu pengawasan dalam pengelolaan alokasi dana desa,
pelayanan Kesehatan, dimuai dari menanyakan Apakah ada kendala dari pelaksanaan
Berapa Dana desa Yang Turun Dari Pemerintah pembangunan terkait alokasi dana desa, serta
Pusat dan Di Alokasikan untuk Apa aja Dana manfaatnya apa saja selama ini, Bagaimana
Tersebut, Bagaimana efisiensi dan desa di bentuk pertanggungjawaban mengenai
kecamatan Morosi terhadap kesesuaian bantuan pelaksanaan pembangunan terkait alokasi dana
pelayanan Kesehatan, Bagaiamana efektifitas desa.
dana desa dikecamatan Morosi terhadap
Tabel Distribusi Frekuensi Kategori dan Sub-Kategori Berdasarkan Wawancara Informan
Kategori Sub-Kategori
Alokasi Dana Desa  Jumlah Dana Desa yang diterima
untuk bantuan  Berapa persen alokasi untuk Kesehatan dan
layanan kesehatan peruntukannya
Efisiensi Pengunaan  Efisiensi terhadap Kesesuaian bantuan layanan
Dana Desa untuk Kesehatan
bantuan layanan  Proses pengelolaan
kesehatan  Perencanaan dan pengawasan

Efektifitas  Efektifitas terhadap Kesesuaian bantuan layanan


Penggunaan dana Kesehatan
Desa untuk bantuan  Manfaat dana desa
layanan kesehatan  Bentuk pertangungjawaban

Penggunaan dana Desa untuk bantuan layanan


Dari table diatas dapat dijelaskan bahwa Kesehatan diperoleh sub-kategori yaitu Efektifitas
kategori alokasi dana desa untuk bantuan layanan terhadap Kesesuaian bantuan layanan Kesehatan,
Kesehatan di dapatkan sub-kategori yaitu Jumlah Manfaat dana desa, Bentuk pertangungjawaban.
Dana Desa yang diterima, Berapa persen alokasi A. Alokasia dana desa untuk bantuan
untuk Kesehatan, untuk kategori Efisiensi layanana Kesehatan
Pengunaan Dana Desa untuk bantuan layanan 1. Jumlah Dana Desa yang diterima
Kesehatan diperoleh sub-kategori Efisiensi Berdasarkan hasil wawancara dapat
terhadap Kesesuaian bantuan layanan Kesehatan, disimpulkan bahwa dana desa yang diterima
Proses pengelolaan, Perencanaan dan oleh kepala desa disesuaikan dengan jumlah
pengawasan, dan untuk kategori Efektifitas banyak nya penduduk atau jiwa dalam sauatu

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


6

desa sehingga bervariasei nominal jumlah posyandu setiap bulan Rp. 250 ribu.” (Inf 3, 5
dana yang diterima untuk setiap masing- Desember 2020).
masing desa, sebagaimana pernyataan “pembinaan kemasyarakatan,
informan sebagai berikut : pembangunan jalan, pembangunan gedung
“……. Iye 760 yang kemaring ini tidak posyandu, adanya insentif posyandu, pada
jauh berbeda dengan 2019 dengan 2020 bu kader, 17 orng 200/bln, pmt balita, pelatihan
kapus, Iye yang APDN 700 lebih kurang lebih kader posyandu 17 orang” (Inf 4, 6 Desember
760 Lah….,”(Inf 1, 4 Desember 2020) 2020)
“………Iya kalau berbicara dana desa “digunakan untuk jlan usah tani,
tahun 2019 Rp.777.807.000……..” (Inf 2, 5 jembatn, gedung posyandu, pelatihan kader
Desember 2020) posyandu, insentif kader Rp. 200/kader dari
Dana desa yang turun dalam satu desa” (Inf 5, 6 Desember 2020)
tahun 724.733.000 dan ini bisa saja berubah “bidang pembagunan desa , pemerian
di tahun akan datang bu. (Inf 3, 5 Desember insentif posyandu, pemerian makanan
2020) tamabahan (PMT), pembangunan jaban
Oh iya Jumlah Dana desa yang kami keluarga, rehaab tidak layak rumah” (Inf 6, 6
terima kurang lebih 7ratusan bu, tepatnya…. Desember 2020)
E…. tunggu dulu sa lihat…… oh iya “pembangunan jalan usaha tani,
Rp.761.532.000 (Inf 4, 6 Desember 2020). pembangunan Dukker, pembuatan sumur Bor,
Untuk dana desa saat ini …. Perehapan rumah warga yaitu dengan
Maksudnya yang cair tahun 2019 ya bu…? pengadaan atap seng, adanya insentif kader
…….. Jumlah dana desa kami kemaren Rp. posyandu dari desa, pengadan alat kesehatan,
811.863.00 (Inf 5, 4 Desember 2020). adanyan PMT balita.” (Inf 7, 6 Desember
2. Persentase Pengalokasian Dana Desa dan 2020)
peruntukannya untuk Kesehatan “dibagi sesuai musdes bersama
Berdasarkan hasil wawancara dapat masyarakat aparat lainnya yaitu Adanya
disimpulkan bahwa persentase pengalokasian pembangunan gedung pposyandu, pelatihan
dana desa oleh kepala desa bervariatif dimana kader posyandu, adanya insentif kader
didasarkan sesuai kebutuhan masyarakat dan posyandu. Adapun dalam fisik : pembangunan
tidak sesuai anjuran peraturan kementrian jembatan, pembangunan drenase,
keuangan dimana pengalokasian minimal 10 pembangunan jalan usaha tani.” (Inf 8, 12
(sepuluh) persen untuk kesehatan, Desember 2020)
sebagaimana pernyataan dari beberapa B. Efisiensi Penggunaan dana desa untuk
informan sebagai berikut: kesehatan
“diperuntukan bangunan jalanan 1. Efisiensi terhadap Kesesuaian bantuan
usaha tani , penimbunan jalan rusak, renovasi layanan Kesehatan
balai desa yang mengalami kerusakan, insentif Berdasarkan hasil wawancara dapat
kader posyandu, pengadaan air bersih dalam disimpulkan bahwa efisiensi terhadap
hal ini pembuatan bak penampungan air kesesuaian bantuan layanan kesehatan oleh
bersih, dan sosialisasi stunting” (Inf 1, 4 kepala desa untuk masyarakat bersifat
Desember 2020) bervariatif dimana penggunaan dana desa
“dana desa tersebut digunakan untuk dinilai kurang efisien sebab pengalokasian
pembangunan fisik, Pembangunan jalan hanya di sesuaikan dengan kebutuhan
usaha tani, pembangunan Dukker, masyarakat yang nampak tanpa membuat
pemberdayaan Paud, dan adanya insentif sekala priorotas dan nampak hanya lebih ke
kader dari desa yang diberikan 3 kali dalam pembangunan social lainnya yang lebih
tiap tahun. Untuk anak anak adanya makanan kelihatan nampak hasi kerjanya secara cepat
tambabahan (PMT) 2 kali dalam tiap tahun daripada mengalokasikan untuk Kesehatan
sesuai dengan anggaran yang telah ada.” (Inf sesuai peraturan yaitu 10 persen, sebagaimana
2, 5 Desember 2020) pernyataan dari beberapa informan sebagai
“dana desa tersebut digunakan untuk berikut:
pembangunan gedung serba guna, adanya “Bendahara Desa ……………
KWH listrik, adanya makanan tambahan mengajukan proposal sesuai hasil
untuk bayi, dan adanya insentif kader musyawarah desa. Secara umum belum
terinci untuk bantuan pelayanan kesehatan,

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


7

karena rincian proposal tersebut didominasi sesuia mekanisme PP tahun 2004, dan yang
oleh pemberdayaan masyarakat belum fokus menjadi pemegang kendli yaitu dari bidang
ke bantuan pelayanan Kesehatan” (Inf 1, 4 keuangan untuk pemegang kendali baik untuk
Desember 2020) pelayanan kesehatan seperti makanan
“Sudah di laksanakan sesuai tambahan, insentif kade, dan pembangun pada
peruntukannya dan sesuai manfaatnya. Didesa kesehatan (Inf 4, 6 Desember 2020)
……… sangat efisien berjalan dengan sangat dana desa melakukan pembayaran
baik” (Inf 2, 5 Desember 2020) kader lewat bendahara desa, dan pmt,
“dengan dana desa sangat membntu sedangkan pelatiahan kader dikelola oleh
masyarakat desa ….. yang awalnya air sangat pendamping desa (Inf 5, 6 Desember 2020)
sulit sekarang air sudah gampang di dapat Ada bu di sini sesuai adanya
masyarakat. Adanya kwh listrik listrik jalan mekanisme mekanisme yang sudah di atur oleh
membantu masyarakat di malam hari.” (Inf 3, undang undanf ( Juknis ) (Inf 1, 4 Desember
5 Desember 2020) 2020)
“Bungdes berjalan dengan lancar. oh iya bu mengikuti aturan aturan
Dengan lancar bundes sehingga membuat yang tetap ada dan mengacu pada juknis saja
usaha seperti usaha tabung gas.” (Inf 4, 6 bu yang sudah dibagikan. (Inf 2, 5 Desember
Desember 2020) 2020)
“Insentif kader di serahkan secara 3. Perencanaan dan pengawasan
langsung. Dan kemudian dana untuk Perencanaan dan pengawasan dana
pemberian makanan tambahan pada bayi.” desa dari hasil wawancara yaitu sesuai dengan
(Inf 5, 6 Desember 2020) mekanisme yang ada dengan melakukan rapat
“sangat efisien, melalui dana desa desa dengan berbagai rencana pengunaan
bisa di berikan insentif kader dan pelatihan anggara serta dihadiri oleh berbagai pihak
kader posyandu” (Inf 6, 6 Desember 2020) yang berkepentingan dan bertanggung jawab,
“meminta bantuan pendamping desa baik pengunaan dan pelaporannya,
bagaiman pelaksanaan di lapangan dengan sebagaimana pernyataan dari beberapa
bantuan BPD dan LPM” (Inf 7, 6 Desember informan sebagai berikut:
2020) Oh…. Iya bu di sini mulai dari
“sangat efisien, melalui dana desa perencanaan dalam hal ini termasuk dalam
bisa di berikan insentif kader dan pelatihan pengawasannya. Serta adanya mekanisme
kader posyandu” (Inf 9, 12 Desember 2020) mekanisme yang sudah di atur oleh undang
“dana desa sangat bermanfaat untuk undanf ( Juknis ), jadi kami mengikut saja
msyarakat bu.” (Inf 8, 12 Desember 2020) kesitu bu baik di mulai dari rapat desa atau
2. Proses pengelolaan musyawarah sampai pelaporan hasil
Proses pengelolaan dana desa menurut pengunaannya(Inf 6, 6 Desember 2020)
pengakuan dari hasil wawancara yaitu sesuai ada tiga bu tahapan prosesnya
dengan mekanisme yang ada denga melibatkan dimulai dariperencanaan : dirapatkan melalui
berbagai pihak baik di lingkup desa, musdes lalu , menetapkan apa apa yang di
kecamatan dan BPMD sebagai laporan, anggarkan di bidang Kesehatan, Pengawasan
sebagaimana pernyataan dari beberapa : banyak terlibat yaitu ada masyarakat, ada
informan sebagai berikut: pendamping desa dalam hal ini BPD ,dan
e… proses pengelolaan di bu…. Untuk aparat yang mengawasinya (Inf 7, 6 Desember
alokasi dana desa khususnya bantuan 2020)
Kesehatan, yang sudah kami laksanakan, C. Efektifitas Penggunaan dana Desa untuk
sebagaimana Bendahara Desa ……. membuat bantuan layanan kesehatan
rancangan anggaran untuk insentif kader dan 1. Efektifitas terhadap Kesesuaian bantuan
sosialisasi stunting. Kemudian Bendahara layanan Kesehatan
Desa …….. mengeluarkan dana desa ke Efektifitas terhadap kesesuaian
masing-masing kader posyandu dan bantuan layanan kesehatan dapat disimpulkan
penanggungjawab sosialisasi stunting, karena sudah terlaksana namun belum sesuai
mememng stanting di desa say aini masih ada peraturan kementrian keuangan dimana
(Inf 3, 5 Desember 2020) dengan alokasi dana desa minimal 10 persen
Untuk pengelolaaan dana desa diharapkan dapat meningkatkan derajad
……….. khusus bantuan kesehatan berjala Kesehatan masyarakat baik sanitasi, kader

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


8

posyandu, perawat desa dan Kesehatan Mnfaatnya posyandu berjalan dengan


masyarakat lainnya seperti sanitasi dan baik, krna adanya insentif kader dari dana
kebutuhan air bersih, sebagaimana pernyataan desa(Inf 10, 12 Desember 2020)
dari beberapa informan sebagai berikut: Manfaat sangat banyak, posyandu
e…. efektifitas maksudnya bu berjalan setiap bulan, dan memperluas
?…….oh… kalo itu sudah sesuai namun untuk wawasan di bidang kesehatan melalui
pelayanan kesehatan yaitu dimana belum pelatihan kader posyandu (Inf 7, 6 Desember
terlihat karena dana desa untuk saat ini lebih 2020)
didominasi oleh pemberdayaan masyarakat Manfaatnya …….. lumayan bu Sangat
seperti pembangunan jalanan, usaha dan membantu dan sangat meningkatkan
sebagian kecil yang dialokasikan untuk kesejahteraan masyarakat terutama dengan
bantuan pelayanan Kesehatan, seperti adanya pembangunan gedung posyandu. Serta
kemarin untuk BLT karena pandemic covid-19 adanya pelatihan kader untuk memperluas
termasuk pembagian masker dan lainnya …. ilmu(Inf 3, 5 Desember 2020)
(Inf 8, 12 Desember 2020). Adanya… bu banyak seperti
memeng untuk saat ini Sebgian dana pembangunan jamban keluarga masyarakat
desa di pakai di tempat lain, ada perubahan sangat terbantu, terutama di bidang kesehtan
anggaran yg meleceng dari perencanaan lingungan dan kader posyandu aktif setiap
bu….(Inf 4, 6 Desember 2020) bulan karna adnya insentif dari desa (Inf 6, 6
sangat efektif menurut Desember 2020)
saya,…….melalui dana desa sudah bisa manfaatnya tanpa dana desa
memberiakn kesejahteraaan pada kader (Inf 9, walaupun kita merencanakan jika dana tidak
12 Desember 2020) ada maka kegiatan tidak berjalan dan ini saya
sangat ber efek bu….., melalui dana rasakan (Inf 4, 6 Desember 2020)
desa bisa di berikan insentif kader dan iya memeng masyarakat sangat
pelatihan kader posyandu (Inf 5, 6 Desember terbantu dengan fasilitas yang kita bangun
2020) seperti prasarana kesehatan bisa digunakan
seperti pembangunan gedung sebaik baiknya, dan insentif kader diberikan
posyandu alhamdulillah baik. Tenaga agar labih giat lagi dalam melaksanakan
kesehatan yang datang dari kecematan sudah pelayanan kepada masyarakat(Inf 5, 6
ada gedung untuk melakukan pelayanan Desember 2020)
kesehatan….. dan itu sebelumnya tidak ada 3. Bentuk pertangungjawaban
(Inf 1, 4 Desember 2020) Bentuk pertangungjawaban dana desa
2. Manfaat dana desa dapat disimpulkan sudah terlaksana dengan
Manfaat dana desa untuk bantuan baik dimana terstruktur terarah dalam
layanan kesehatan dapat disimpulkan sudah pelaporannya dan di awasi dari tingkat desa
terlaksana namun masih dalam lingkup kecil kecamatan dan kabupaten, sebagaimana
dan kurang terstruktur dimana masih adanya pernyataan dari beberapa informan sebagai
yang meski di priotitaskan dalam berikut:
pengalokasiannya justru hanya berfokus ke Iya bu untuk pertanggungjawaban
salah satu sisi saja yaitu insentif kader, dan dari pelaksanaan pembangunan terkait
selanjutnya perbaikan status gizi, sebagaimana alokasi dana desa yaitu pertanggungjawaban
pernyataan dari beberapa informan sebagai tersebut dibuat oleh Bendahara Desa berupa
berikut: buku kas desa diketahui oleh BPD dan Kepala
Iya… benar dana desa ini sangat Desa kemudian dilaporkan ke BPMD
bermanfaat dalam bidang kesehatan misalnya Kabupaten Konawe(Inf 3, 5 Desember 2020)
yang dulu kader posyandu tidak aktif Iya Setiap dana desa yang akan di
menjalankn kegiatan didesa sekarang manjadi manfaatkan oleh masyarakat di buktikan atau
aktif dikarenakn adanya insentif kepada kader dibuatkan dengan kwitansi pengelyaran, lalu
dari desa(Inf 1, 4 Desember 2020) di buatkan LPJ, tidak ada pembuktian kwitansi
Banyak manfaatnya bu kapus… maka tidak pertanggung jawaban LPJ (Inf 4, 6
seperti pelayanan kader posyandu dulunya Desember 2020)
tidak efektif , sekarang sudah ada insentif Pertanggung jawaban nya yaitu
kader, jadi posyandu aktif dan masyarakat realisasi dana desa yang di manfaatkan di
sudah terbantu. pertanggung jawab kan oleh bendaraha desa

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


9

dan di lanjutkan ke BPMD daerah (Inf 10, 12 bobot atau banyaknya (berapa kali) kemunculan
Desember 2020) Bersama kode lalu di klasifikasikan dalam bentuk
Pertanggung jawaban sudah di atur modularity_class sesuai banyaknya kemunculan
dan untuk dokumennya ada kwitansi Bersama kode yang sebagai dasar dalam
pengeluaran sebagai bukti, lalu buatkan LPJ, pembentukan tema tema sebagaimana dapat
lalu di serahkan ke inspektorat(Inf 5, 6 dijadikan informasi dari hasil penelitian ini,
Desember 2020) Ditemukan 45 koding yang peneliti telah analisis
Untuk pertangung jawabannya bu…. ditemukan beberapa kali kemunculan Bersama
sesuai UUD no 6 tahun 2016 dibuatkan LPJ kode yang kemudian dibuat modularity class
dan di serahkan ke inspektorat untuk di sebanyak 5 kelompok (0-4) dan dimana pada
periksa dan itu sama untuk semua desa kelompok dengan tersebut masing masing
bu……(Inf 1, 4 Desember 2020) memiliki tema yang berbeda yang sebagai dasar
2. Interpretative Analisis untuk dijadikan informasi bagi peneliti.
Dalam analisis diawali dengan
melakukan coding dari jawaban informan dan di Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan
lakukan analisis tematik mengunakan software dalam penjelasannya dengan gambar Graf
Atlas-ti versi-9 lalu di lakukan analysis jejaring Berarah analisis jejaring Pemanfaatan dana Desa
dengan software Gephy Versi 0.9.2 sehingga Untuk bantuan Kesehatan berikut ini:
dihasilkan Weighted Degree sebagai bentuk

Graf Berarah analisis jejaring Pemanfaatan dana Desa Untuk bantuan Kesehatan

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


10

Pada gambar di atas terdapat dijelaskan Diketahui modularitas dengan seringnya


bahwa berdasarkan pola hubungan yang telah muncul beberapa kode atau Weighted Degree
didiskripsikan dalam setiap matriks maka dapat terdapat pada komunitas terbesar dalam
dibentuk suatu graf berarah yang mana symbol pengelompokan modularity class dimana
simpul (Nodes) adalah faktor dalam jejaring dan diperoleh tema Pemanfaatan dana dengan alokasi
garis berarah (edge) adalah hubungan berdasar dibawah 10 persen untuk Kesehatan yaitu lebih ke
garis struktur antar nodes. Graf yang terbentuk pemberian insentif kader, dan perbaikan sanitasi,
berdasarkan matriks dengan menggunakan sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalokasian
bantuan software Gephi. Semakin banyaknya dana desanya belum secara mekasimal sesuai
edge atau garis berarah maka semakin banyaknya peraturan kementrian keuangan dimana
hubungan antara nodes. Pada gambar di atas dapat pengalokasian dana desa teruntuk Kesehatan
dijelaskan juga adanya kelompok nodes yang minimal 10 persen dan peruntukannya harus
terisolasi yaitu pada nodes penanganan covid, sesuai kebutuhan Kesehatan dengan demikian
alokasi dana desa yang belum secara khusus perlunya melibatkan tenaga Kesehatan setempat
teralokasikan untuk Kesehatan dan BLT serta untuk secara Bersama sama dalam membahas
kendala pendistribusian anggaran yang pengalokasian khusus Kesehatan dan bukan
dikarenakan wabah covid-19 ini sehingga adanya hanya pemberian insentif kader dan makanan
pengalihan dalam pengalokasiannya. tambahan saja.

Pembahasan
1. Pengalokasian dana desa untuk bantuan program pembangunan masuk ke desa akan
layanana Kesehatan tetapi hanya dikelola oleh Dinas. Program
Berdasarkan hasil wawancara dapat semacam itu mendulang kritikan karena program
disimpulkan bahwa dana desa yang diterima oleh tersebut tidak memberikan akses pembelajaran
kepala desa disesuaikan dengan jumlah banyak bagi Desa, dan program itu bersifat top down
nya penduduk atau jiwa dalam suatu desa sehingga tidak sejalan dengan kebutuhan Desa
sehingga bervariasi nominal jumlah dana yang dan masyarakatnya (Putra, et al., 2014).
diterima untuk setiap masing-masing desa, Dengan Posyandu dan ataupun Polindes
bahwa persentase pengalokasian dana desa oleh maka secara dini komplikasi kehamilan maupun
kepala desa bervariatif dimana didasarkan sesuai persalinan dapat segera diketahui sehingga dapat
kebutuhan masyarakat dan tidak sesuai anjuran cepat ditangani. Namun demikian
peraturan kementrian keuangan dimana Posyandu/Polindes belum secara optimal
pengalokasian minimal 10 (sepuluh) persen dimanfaatkan masyarakat, Kegiatan UKBM
untuk Kesehatan. Alokasi lainya di manfaatkan merupakan kegiatan di bidang kesehatan yang
untuk perbaikan infrastruktur perbaikan usaha melibatkan peran serta aktif masyarakat. Peran
tani masyarakat dan rehap rumah atau bedah sektor kesehatan hanya sebagai pendamping
rumah bagi masyarakat miskin. teknis. Sehingga keberlangsungan kegiatan
Salah satu strategi pemerintah untuk UKBM sangat bergantung pada keberpihakan
membantu agar desa menjadi mandiri dan dan keaktifan masyarakat sebagai
otonom dengan memberikan Dana Desa. penyelenggara. Dari hasil penelitian telah
Penggunaan Dana Desa adalah 30% untuk biaya disebutkan bahwa pemanfaatan Posyandu dan
operasional Pemerintah Desa dan Badan Polindes masih rendah. yang dikarenakan
Permusyawaratan Desa (BPD); 70% untuk masalah akses. Begitu juga dengan praktek
pemberdayaan masyarakat dan penguatan PHBS masyarakat yang masih rendah, juga
kapasitas Pemerintahan Desa, Beberapa hal yang menjadi masalah Kesehatan, dengan demikian
menyebabkan desa membutuhkan sumber dana desa di manfaatkan untuk pembangunan
pendapatan yaitu: 1) Desa memiliki Anggaran dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang Posyandu, Polindes/Poskesdes, serta promosi
kecil dan sumber pendapatannya sangat kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat
bergantung pada bantuan yang sangat kecil pula. (Tumaji & Putro, 2018).
2) Kesenjahteraan masyarakat desa yang rendah Permasalahan yang timbul bila
sehingga sulit bagi desa mempunyai Pendapatan membicarakan tentang uang dan juga keuangan,
Asli Desa (PADes) yang tinggi. 3)Masalah itu terlebih yang berkaitan dengan keuangan
diikuti dengan rendahnya dana operasional desa pemerintahan. Keuangan desa pun tak luput dari
untuk menjalankan pelayanan publik. 4)Banyak masalah. Beberapa masalah tentang keuangan

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


11

desa diantaranya: Besaran anggaran desa sangat sebagaimana pernyataan dari beberapa informan
terbatas, Pendapatan Asli Desa (PADesa) sangat sebagai.
minim, antara lain karena desa tidak mempunyai Untuk mewujudkan pembangunan desa,
kewenangan dan kepastian untuk menggali pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
potensi sumber-sumber keuangan desa. Karena melalui Undang Undang nomor 6 tahun 2014
terbatas, anggaran desa tidak mampu memenuhi tentang Desa dan Peraturan Pemerintah nomor 8
kebutuhan kesejahteraan masyarakat desa. tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Keuangan desa bukan berada pada skema Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang
kemandirian, karena keuangan desa lebih Dana Desa yang Bersumber dari APBN. Desa
ditopang oleh swadaya atau gotong royong yang memperoleh dana dari APBN dan APBD. Dana
diuangkan oleh pemerintah desa. Sebagian besar Desa (DD) merupakan dana transfer dari
anggaran pembangunan desa, terutama Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
pembangunan fisik, ditopang oleh gotong royong ke Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
atau swadaya masyarakat. Padahal kekuatan dana (APBD) kabupaten dan kota yang memiliki desa
dari masyarakat sangat terbatas, mengingat dan atau nagari yang memiliki ciri-ciri
sebagian besar warga masyarakat mengalami ketertinggalan seperti keterisolasian,
kesulitan untuk membiayai kebutuhan dasar kemiskinan, terpencil, terluar dan terdepan.
(papan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan) Sedangkan Dana Desa bersumber dari dana
bagi keluarganya masing-masing. Skema perimbangan dari dana bagi hasil dan dana
pemberian dan pemerintahan kepada desa tidak alokasi umum sebesar 10% wajib di belanjakan
memperlihatkan sebuah keberpihakan dan tidak untuk alokasi dana desa kepada APBD kabupaten
mendorong pemberdayaan (Rabb & Muchlis, di seluruh Indonesia. Selain itu desa juga
2016). memperoleh dana dalam bentuk bantuan khusus
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa keuangan (Ahmada & Putri, 2020).
pengalokasian dana desa di kecamatan morosi Demi optimalnya kegiatan Dana Desa,
untuk Kesehatan tidak mencakup 10 persen dan Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng telah
hanya ada 1 desa dengan pengalokasian mecakup mengeluarkan Peraturan Bupati Soppeng Nomor
10 persen menurut pengakuan hasil wawancara, 12 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian,
namun pada faktanya pengalokasian anggara Penetapan Besaran, dan Pengelolaan Dana Desa
untuk Kesehatan hanya sebatas pemberian untuk ditindaklanjuti dan dijadikan pedoman
insentif kader dan sanitasi lingkungan di aparat terkait yang terlibat langsung dalam
Kecamatan Morosi. mengelola Dana Desa di Kabupaten Soppeng
2. Efisiensi Penggunaan dana desa untuk terlebih di Kecamatan Ganra. Maksud pemberian
Kesehatan Dana Desa adalah memberikan daya dukung bagi
Berdasarkan hasil wawancara dapat Pemerintah Desa untuk melaksanakan kegiatan
disimpulkan bahwa efisiensi terhadap kesesuaian penyelenggarakan pemerintahan desa,
bantuan layanan kesehatan oleh kepala desa pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
untuk masyarakat bersifat bervariatif dimana pemberdayaan masyarakat. Dana Desa dikelola
penggunaan dana desa dinilai kurang efisien secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
sebab pengalokasian hanya di sesuaikan dengan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
kebutuhan masyarakat yang nampak tanpa transparan, dan bertanggung jawab dengan
membuat sekala priorotas dan nampak hanya memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta
lebih ke pembangunan social lainnya yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat
kelihatan nampak hasi kerjanya secara cepat dari setempat (Rabb & Muchlis, 2016).
pada mengalokasikan untuk Kesehatan sesuai Efektivitas pada umumnya sering
peraturan yaitu 10 persen, Proses pengelolaan dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian
dana desa sudah sesuai dengan mekanisme yang tujuan baik tujuan individu, kelompok dan
ada dengan melibatkan berbagai pihak baik di organisasi. pendekatan dalam menilai
lingkup desa, kecamatan dan BPMD sebagai keefektifan menurut tujuan dan teori sistem.
laporan, Perencanaan dan pengawasan dana desa Berdasarkan pendekatan tujuan maka untuk
yaitu sesuai dengan mekanisme yang ada dengan merumuskan dan mengukur keefektifan melalui
melakukan rapat desa dengan berbagai rencana pencapaian tujuan ditetapkan dengan usaha
pengunaan anggara serta dihadiri oleh berbagai Kerjasama, Sedangkan pendekatan teori sistem
pihak yang berkepentingan dan bertanggung menekankan pentingnya adaptasi terhadap
jawab, baik pengunaan dan pelaporannya,

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


12

tuntutan ekstern sebagai kriteria penilaian berkesinambungan dalam upaya meningkatkan


keefektifan (Aziz, 2016). kesejahteraan rakyat berdasarkan dalam undang-
Efisiensi menurut Permendagri No 13 tahun undang no.6 tahun 2014 tentang
2006, efisiensi adalah hubungan antara masukan desa. Penggunaan dana desa harus efektif agar
(input) dan keluaran (output), efisiensi tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui
merupakan ukuran apakah penggunaan barang musyawarah dapat tercapai sesuai dengan waktu
dan jasa yang dibeli dan digunakan oleh yang telah direncanakan karna efektivitas suatu
organisasi perangkat pemerintahan untuk program yang dijalankan berimplikasi pada
mencapai tujuan organisasi perangkat hasilnya (Rorong, et al., 2017).
pemerintahan dapat mencapai manfaat tertentu Penggunaan dana desa yang dialokasikan
yakni pendapatan bagi pemerintah. Input adalah untuk bidang pembangunan adalah sebesar 70%
segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan dan biaya yang dialokasikan untuk operasional
kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan desa tidak melebihi 30%. Untuk melaksanakan
keluaran yakni berupa belanja. Output adalah suatu kegiatan atau program maka perencanaan
sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dalam menentukan waktu mutlak
dari suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan diperlukan. Koordinasi antara kepala desa, BPD
non-fisik dalam hal ini adalah pendapatan dan perangkat desa serta masyarakat
(Ahmada & Putri, 2020). menciptakan komunikasi dua arah dan kerjasama
Efisiensi penggunaan dana desa dimana yang berimplikasi pada tingginya partisipasi
efisiensi tergantung dari alokasi dan pengawasan masyarakat sehingga program pembuatan jalan
dana desa dimana fakta untuk bantuan layanan rabat beton walaupun ada kendala tetapi dapat
Kesehatan dinilai masih kecil dan dan diselesaikan (Kambey, 2017).
efektifitasnya belum nampak jelas untuk bantuan Sasaran penggunaan Dana Desa adalah
layanan Kesehatan, dengan demikian perlunya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat
peningkatan alokasi dana dengan pengawasan desa, terutama dalam segi
serta melibatkan pihak puskesmas untuk ekonomi, sosial, budaya dan politik. Dana Desa
musyawarah dalam mendistribusian anggaran merupakan dana yang cukup signifikan bagi desa
dana desa. untuk menunjang program-program
3. Efektifitas Penggunaan dana Desa untuk Desa. Adanya dana desa yang bersumber dari
bantuan layanan kesehatan APBN, hal ini menunjukkan rekognisi Negara
Efektifitas terhadap kesesuaian bantuan kepada desa, Kepala Desa menyampaikan
layanan kesehatan dapat disimpulkan sudah laporan realisasi penyerapan dan capaian output
terlaksana namun belum sesuai peraturan Dana Desa setiap tahap kepada
kementrian keuangan dimana dengan alokasi bupati/walikota. Sedangkan, laporan realisasi
dana desa minimal 10 persen diharapkan dapat penyerapan dan capaian output Dana Desa tahap
meningkatkan derajad Kesehatan masyarakat I disampaikan paling lambat tanggal 7 Juli tahun
baik sanitasi, kader posyandu, perawat desa dan anggaran berjalan (Pangke, et al., 2019).
Kesehatan masyarakat lainnya seperti sanitasi
dan kebutuhan air bersih, Manfaat dana desa Pengawasan pengunaan dana desa di lakukan
untuk bantuan layanan kesehatan dapat oleh inspektorat dan pengalokasian tingkat desa
disimpulkan sudah terlaksana namun masih berdasarkan musyawarah desa, Pengolaan dana
dalam lingkup kecil dan kurang terstruktur desa sesuai mekanisme PP Tahun 2004 yang
dimana masih adanya yang meski di priotitaskan selama ini dilakukan di kabupaten konawe dan
dalam pengalokasiannya justru hanya berfokus Bentuk laporan berupa bukti transaksi sepeti
ke salah satu sisi saja yaitu insentif kader, dan kwitansi dan laporan kegiatan, Untuk pelaporan
selanjutnya perbaikan status gizi, Bentuk Disesuakan dengan pertangung jawaban DD
pertangungjawaban dana desa dapat disimpulkan sesuai UUD no 6 Tahun 2016, Alokasi dana desa
sudah terlaksana dengan baik dimana terstruktur dalam pendistribusiannya terkadang mendapat
terarah dalam pelaporannya dan di awasi dari kendala seperti jadwal yang tidak tepat dan
tingkat Desa Kecamatan dan Kabupaten. pengalihan anggaran banyak diakukan untuk
Efektifitas pembangunan yang dilakukan pencegahan dan penagannan covid serta BLT.
baik skala nasional, daerah dan Pembangunan
pedesaan merupakan proses yang

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


13

Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA


Ahmada, A. W., & Putri, G. E. (2020). Analisis
1. Kesimpulan Efisiensi dan Efektifitas Keuangan
a. Pengalokasian dana desa untuk bantuan Desa/Nagari Kabupaten Tanah Datar
layanana Kesehatan sudah terlaksana Sumatera Barat. Jurnal Akuntansi dan
namun alokasi masih kurang dari 10 persen, Governance Andalas, 2(2), 166-181.
dan itu semua diperuntukkan untuk Aziz, N. L. (2016). OTONOMI DESA DAN
peningkatan inprastruktur, sanitasi dan EFEKTIVITAS DANA DESA. Jurnal
Sebagian Kesehatan seperti insentif kader Penelitian Politik, 13(2), 193–211.
serta perbaikan gizi bagi balita. Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe. (2019).
b. Efisiensi Penggunaan dana desa untuk Profil Kesehatan. Konawe: DINKES
Kesehatan di kecamatan morosi, dinilai Kabupaten Konawe.
kurang efisien sebab pendistribusian masih Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
berdasarkan kebutuhan masyarakat yang (2018, Pebruari 15 ). berdesa.com.
nampak dan tidak sesuai persentase Retrieved 3 15, 2020, from berdesa.com:
distribusi yang sudah di tetapkan serta tidak https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/ap
melibatkan pihak puskesmas untuk rapat a-itu-alokasi-dana-desa-dan-isu-isu-
dalam perencanaan anggaran di setiap desa, yang-menyertainya-66
sehingga pengalokasiannya kurang efisien Kabupaten Konawe. (2019). Laporan keuangan
khsusunya bagi Kesehatan. Daerah. Konawe: 2020.
c. Efektifitas Penggunaan dana Desa untuk Kambey, E. (2017). EFEKTIVITAS
bantuan layanan Kesehatan dinilai tidak PENGGUNAAN DANA DESA
terlalu berefek sebab pengalokasian dana DALAM PELAKSANAAN
untuk Kesehatan hanya pada intensif kader PEMBANGUNAN DI DESA
saja dan selebihnya terkait drainase serta KAREGESAN KECAMATAN
perbaikan gizi balita, dalam pencegahan KAUTIDAN KABUPATEN
stanting sementara peningkatan derajad MINAHASA UTARA. JURNAL
Kesehatan di kecamatan morosi masih EKSEKUTIF, 1(1), 1-11.
kurang khususnya Kesehatan Ibu dan anak. Kementrian Kesehatan RI. (2018). Panduan
2. Saran Penggnaan Dana Desa untuk Kesehatan.
a. Pengalokasian dana desa disarankan selain Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
merujuk pada juknis dan musywarah desa Kementrian Kesehatan RI. (2018). Pendekatan
seharusya melibatkan pihak puskesmas Program Kesehatan Masyarakat (1 ed.).
dengan mendengar kebutuhan dan Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
perencanaan kerja agar terstruktur dan Kementrian Keuangan RI. (2019). DeFis
terencana dengan baik. (MediaKomunikasi dan Informasi
b. Disarankan bagi pemangku kepentingan di Desentralisasi Fiskal). Jakarta: Edisi
setiap desa dalam pengelolaan anggaran XXII Kementrian Keuangan RI.
lebih terstruktur dengan membuat sekala Pangke, R., Kumenaung, A., & Kalangi, J. B.
priortas dalam penyususnan anggaran serta (2019). EFEKTIVITAS PERANAN
melihat berbagai refensi dengan harapan DANA DESA TERHADAP
terlaksananya kegiatan sesuai kebutuhan PENDAPATAN MASYARAKAT DAN
c. Disarankan agar semua pengalokasian dana TINGKAT KEMISKINAN DI
desa selain terstruktur dengan pengawasan KABUPATEN KEPULAUAN SITARO.
dan pelaporan yang sesuai juknis, perlu Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 19(3), 1-
melibatkan berbagi pihak dalam 11.
penyusunan perencanaan kegiatan Profil Kesehatan Puskesmas Morosi. (2019).
sehingga efek dari semua anggaran dapat di Profil Kesehatan Puskesmas Morosi.
manfaatkan oleh masyarakat dengan sebaik Konawe: Sulawesi Tenggara.
baiknya. Putra, C. K., Pratiwi, R. N., & Suwondo. (2014).
PENGELOLAAN ALOKASI DANA
DESA DALAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA. Jurusan
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


14

Administrasi, Universtas Brawijaya,


Malang, 1(6), 1203-1212 .
Rabb, A. D., & Muchlis, M. (2016).
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DANA
DESA BERDASARKAN PERATURAN
MENTERI KEUANGAN NOMOR 93
TAHUN 2015 PADA KECAMATAN
GANRA KABUPATEN SOPPENG.
Akuntansi Peradaban, 2(1), 22-43.
Rahman, A. (2019). indopos. Retrieved 3 15, 2020
Ratna Dewi, D. K., Suwendra, I. W., & Nyoma,
N. (2016). PENGARUH TINGKAT
PENDIDIKAN DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN. e-Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha, 4(1), 1-
10.
Rorong, M., Lumolos, J., & Undap, G. J. (2017).
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DANA
DESA DALAM PEMBANGUNAN DI
DESA BANGO KECAMATAN WORI
KABUPATEN MINAHASA UTARA
TAHUN ANGGARAN 2015. JURNAL
EKSEKUTIF, 1(1), 1-11.
Tumaji, & Putro, G. (2018). PEMANFAATAN
DANA DESA UNTUK
PEMBANGUNAN KESEHATAN DI
KABUPATEN PASURUAN DAN
SAMPANG. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, 21(3), 141–151.

JNH, Vol 5 No 1 Maret 2021


Journal of Nursing and Health (JNH)
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BANI SALEH
SK. MENDIKNAS RI NO. : 128/D/0/2007
Jl. R.A Kartini No. 66 Bekasi 17113 Telp. 021 – 88345064 Fax. 021 – 88357111
E-mail: stikesbanisaleh@yahoo.co.id Website: jnh.stikesbalisaleh.ac.id

LETTER OF ACCEPTANCE (LoA)


Nomor: 07/JNH-LPPM/STIKES-BS/I/2021

Dear author
Rosnawati 1, La Ode Saafi1, Erwin Azizi Jayadipraja 1
1
Department of STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia
2
Department of Poltekkes Kemenkes Kendarii, Indonesia

Ba’da salam dari kami sampaikan semoga senantiasi dalam lindungan Allah SWT, Sholawat dan
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, dan Pengikut hingga
Akhir Zaman. Aamiin.

Kami bermaksud memberitahukan bahwa manuskrip Saudara/i dengan judul “Pemanfaatan


Dana Desa Untuk Bantuan Pelayanan Kesehatan Diwilayah Kecamatan Morosi Kabupaten
Konawe” telah diterima untuk diterbitkan pada Journal of Nursing and Health (JNH) LPPM
STIKES Bani Saleh yaitu pada Volume 5 No 1 Tahun 2021 yang akan dipublikasi pada Bulan
Maret 2021. Article Saudara/I akan tersedia secara online pada http://jnh.stikesbanisaleh.ac.id

Demikian informasi ini kami sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Bekasi, 12 Januari 2021


Hormat Kami,

Ns, Ashar Prima, M.Kep


Editor in Chief
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
STIKES Bani Saleh

Anda mungkin juga menyukai