Loa Rosnawati JNH
Loa Rosnawati JNH
E-ISSN 2549-9866
ABSTRAK
Cakupan sasaran pengalokasian dana desa di Provinsi Sulawesi tenggara juga di nilai belum
maksimal meskipun proporsi anggaran mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya, Sejak tahun
2015 porsi dana desa mengalami peningkatan dari Rp 496 Miliar hingga mencakup angka
Rp. Berdasarkan data BPMD Sultra berikut Rincian dana desa yang disalurkan pemerintah Sultra
terhitung mulai dari tahun 2015 senilai 496 Miliar, Tahun 2016 Rp 1,126 Triliun, tahun 2017 Rp
1,482 Miliar, tahun 2018 Rp 1,414 Triliun dan tahun 2019. Untuk menganalisis pemanfaatan dana
desa dengan pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe
Jenis Penelitian ini adalah Kualitatif dijabarkan dalam bentuk deskriptif sesuai penelitian
dengan tujuan memperoleh identifikasi dan gambaran dalam memahami penjelasan berbagai
pemanfaatan dana desa untuk bantuan pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi.
Pemanfaatan dana dengan alokasi minim untuk Kesehatan hanya lebih ke insentif
kader, dan sanitasi. Alokasi lainya di manfaatkan untuk perbaikan infrastruktur perbaika usaha tani
masyarakat dan rehap atau bedah rumah bagi masyarakat miskin, Pengawasan dalam pengunaan
dana desa di awasi oleh pendamping desa BPD, kepala kecamatan dan di laporkan
pertangungjawabannya ke BPMD kabupaten Konawe, Untuk pelaporan Disesuakan dengan
pertangung jawaban Dana Desa sesuai UUD no 6 Tahun 2016Alokasi dana desa untuk bantuan
layanan Kesehatan dinilai masih kecil dan dan efektifitasnya belum nampak jelas untuk bantuan
layanan Kesehatan..
Efisiensi Penggunaan dana desa untuk Kesehatan di kecamatan morosi, dinilai kurang
efisien sebab pendistribusian masih berdasarkan kebutuhan masyarakat yang nampak dan tidak
sesuai persentase distribusi yang sudah di tetapkan serta tidak melibatkan pihak puskesmas untuk
rapat dalam perencanaan anggaran di setiap desa, sehingga pengalokasiannya kurang efisien
khsusunya bagi Kesehatan.
Kata Kunci: Pemanfaatan Dana Desa Untuk Bantuan Pelayanan Kesehatan.
2
ABSCTRACT
The target coverage for the allocation of village funds in Southeast Sulawesi Province is not
yet maximal even though the proportion of the budget has increased for each year. Since 2015 the
portion of village funds has increased from Rp. 496 billion to include Rp. Based on the data from
BPMD Southeast Sulawesi, the details of village funds channeled by the Southeast Sulawesi
government starting from 2015 valued at 496 billion, 2016 IDR 1.126 trillion, 2017 IDR 1.482
billion, 2018 IDR 1.414 trillion and 2019. To analyze the use of village funds with health services
in Morosi District, Konawe Regency
This type of research is qualitative described in descriptive form according to research with
the aim of obtaining identification and description in understanding explanations of various uses of
village funds for health service assistance in Morosi District.
The use of funds with a minimal allocation for health is only more about incentives for
cadres and sanitation. Other allocations are used to improve infrastructure for community farming
and rehap or house renovations for the poor, Supervision in the use of village funds is supervised by
BPD village assistants, sub-district heads and reports on their accountability to BPMD Konawe
district, for reporting Adjusted to Village Fund accountability according to the UUD No. 6/2016, the
allocation of village funds for health service assistance is considered small and its effectiveness is
not yet clear for health service assistance.
Efficiency The use of village funds for health in Morosi sub-district is considered inefficient
because the distribution is still based on visible community needs and does not match the percentage
distribution that has been determined and does not involve the puskesmas for meetings in budget
planning in each village, so that the allocation is less efficient, especially for Health.
yaitu mencapai Rp222.441.807.000 dan anggaran Berdasarkan uraian tersebut diatas yang
tahun 2020 berjumlah Rp223.739.952.800, yang menjadi peneliti tertarik untuk mengetahui
terdiri dari 27 kecamatan, 57 kelurahan dan 297 kesesuaian dalam pengelolaan alokasi dana desa,
desa dengan luas wilayah 4.435,28 km² efektifitas dan efisiensi dalam pengelolaannya di
dan jumlah penduduk sebesar 253.659 jiwa, Kecamatan Morosi dimana upaya pemenuhan
sementara alokasi dana desa khusus kecamatan sarana prasarana desa melalui sumber pendanaan
morosi berjumlah kisaran 9394 jiwa dengan dari alokasi dana desa dikategorikan belum
perhitungan anggaran formula desa Rp terealisasi sesuai tata aturan perundang undangan,
828.666.846 per desa dimana kecamatan Morosi dengan demikian peneliti tertarik melakukan
terdiri dari 10 desa, secara hitungan kasar penelitian dengan judul Pemanfaatan Dana Desa
anggaran dana desa tersebut sangat cukup untuk Untuk Bantuan Pelayanan Kesehatan Diwilayah
dan menjadikan masyarakat sejahtera sesuai Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe
renstra kementrian kesehatan, diaman alokasi
dana desa berdasarkan rasio jumlah jiwa per Metode
desanya (Kabupaten Konawe, 2019) Jenis Penelitian ini adalah Kualitatif
Pengalokasian dana desa diharapkan dijabarkan dalam bentuk deskriptif sesuai
adil dan merata untuk di setiap lini program penelitian dengan tujuan memperoleh identifikasi
kegiatan sesuai kebutuhan masyarakat, hasil dan gambaran dalam memahami penjelasan
survey awal di beberapa kecamatan di kabupaten berbagai pemanfaatan dana desa untuk bantuan
konawe diketahui hanya sebahagian kepala desa pelayanan kesehatan di Kecamatan Morosi.
yang mengaplikasikan dana desa belum sesuai Penelitian ini akan dilaksanakan di 10
dengan amanat mentri keuangan paling nampak Desa/Kelurahan Kecamatan Morosi Kabupaten
pada bantuan pelayanan Kesehatan di wilayah Konawe Sulawesi Tenggara. Adapun lokasi desa
kerja di Puskesmas Morosi yang dinilai jauh dari antara lain : Desa Mendikonu, Desa Besu, Desa
target capaian sesuai amanat peraturan mentri Wonua Morini, Desa Paku, Desa Tanggobu, Desa
keuangan RI terkait alokasi dana desa, diketahui Tondowatu, Desa Paku Jaya, Desa Puuruy, Desa
fasilitas Kesehatan saat ini terdapat Puskesmas Morosi dan Desa Porara.
Pembantu 1 buah dan Pos Kesehatan Desa 4 buah, Penelitian ini telah dilaksanakan
dan terdapat 10 Desa yang merupakan wilayah selama dua bulan yaitu Bulan Oktober sampai
kerja Puskesmas Morosi, sehingga masih ada 5 dengan Bulan November tahun 2020, Informan
desa tanpa faskes terdekat, Untuk posbidu dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang
terdapat 2 dari 10 desa, untuk Pos Usaha terdiri dari keseluruhan desa dan lurah di
Kesehatan kerja terdapat 1 dari 10 desa, dengan kecamatan morosi.
data 10 penyakit terbesar ditemkan 3 tahun
terakhir di Puskesmas Morosi yaitu ISPA, Hasil
pneumonia, dyspepsia, influenza, Hipertensi, Pada penelitian ini peneliti menjamin
diare tukak lambung, penyakit lain, gastritis, kerahasiaan identitas dari informan karena
karies gigi. (Profil Kesehatan Puskesmas Morosi, menyangkut privasi dari informan tersebut,
2019). sehingga peneliti hanya akan menjelaskan
Pengalokasian dana desa di peruntukkan bagaimana latar belakang dari informan tanpa
untuk pembiayaan operasional desa dan menyebutkan identitas. Peneliti melakukan
masyarakat desa, peruntukan untuk sarana dan wawancara mendalam kepada informan yaitu
prasarana desa juga di atur dalam peraturan Pemanfaatan dana desa untuk bantuan pelayanan
kementrian keuangan dimana semua berprinsip Kesehatan di Kecamatan Morosi Kabupaten
pada menitik beratkan kesejahtraan masyarakat Konawe. Adapun informan penelitian ini adalah
baik dari sisi kesehatan maupun tempat dan sarana sebagai berikut:
umum guna kepentingan masyarakat (Kementrian
Keuangan RI, 2019).
desa sehingga bervariasei nominal jumlah posyandu setiap bulan Rp. 250 ribu.” (Inf 3, 5
dana yang diterima untuk setiap masing- Desember 2020).
masing desa, sebagaimana pernyataan “pembinaan kemasyarakatan,
informan sebagai berikut : pembangunan jalan, pembangunan gedung
“……. Iye 760 yang kemaring ini tidak posyandu, adanya insentif posyandu, pada
jauh berbeda dengan 2019 dengan 2020 bu kader, 17 orng 200/bln, pmt balita, pelatihan
kapus, Iye yang APDN 700 lebih kurang lebih kader posyandu 17 orang” (Inf 4, 6 Desember
760 Lah….,”(Inf 1, 4 Desember 2020) 2020)
“………Iya kalau berbicara dana desa “digunakan untuk jlan usah tani,
tahun 2019 Rp.777.807.000……..” (Inf 2, 5 jembatn, gedung posyandu, pelatihan kader
Desember 2020) posyandu, insentif kader Rp. 200/kader dari
Dana desa yang turun dalam satu desa” (Inf 5, 6 Desember 2020)
tahun 724.733.000 dan ini bisa saja berubah “bidang pembagunan desa , pemerian
di tahun akan datang bu. (Inf 3, 5 Desember insentif posyandu, pemerian makanan
2020) tamabahan (PMT), pembangunan jaban
Oh iya Jumlah Dana desa yang kami keluarga, rehaab tidak layak rumah” (Inf 6, 6
terima kurang lebih 7ratusan bu, tepatnya…. Desember 2020)
E…. tunggu dulu sa lihat…… oh iya “pembangunan jalan usaha tani,
Rp.761.532.000 (Inf 4, 6 Desember 2020). pembangunan Dukker, pembuatan sumur Bor,
Untuk dana desa saat ini …. Perehapan rumah warga yaitu dengan
Maksudnya yang cair tahun 2019 ya bu…? pengadaan atap seng, adanya insentif kader
…….. Jumlah dana desa kami kemaren Rp. posyandu dari desa, pengadan alat kesehatan,
811.863.00 (Inf 5, 4 Desember 2020). adanyan PMT balita.” (Inf 7, 6 Desember
2. Persentase Pengalokasian Dana Desa dan 2020)
peruntukannya untuk Kesehatan “dibagi sesuai musdes bersama
Berdasarkan hasil wawancara dapat masyarakat aparat lainnya yaitu Adanya
disimpulkan bahwa persentase pengalokasian pembangunan gedung pposyandu, pelatihan
dana desa oleh kepala desa bervariatif dimana kader posyandu, adanya insentif kader
didasarkan sesuai kebutuhan masyarakat dan posyandu. Adapun dalam fisik : pembangunan
tidak sesuai anjuran peraturan kementrian jembatan, pembangunan drenase,
keuangan dimana pengalokasian minimal 10 pembangunan jalan usaha tani.” (Inf 8, 12
(sepuluh) persen untuk kesehatan, Desember 2020)
sebagaimana pernyataan dari beberapa B. Efisiensi Penggunaan dana desa untuk
informan sebagai berikut: kesehatan
“diperuntukan bangunan jalanan 1. Efisiensi terhadap Kesesuaian bantuan
usaha tani , penimbunan jalan rusak, renovasi layanan Kesehatan
balai desa yang mengalami kerusakan, insentif Berdasarkan hasil wawancara dapat
kader posyandu, pengadaan air bersih dalam disimpulkan bahwa efisiensi terhadap
hal ini pembuatan bak penampungan air kesesuaian bantuan layanan kesehatan oleh
bersih, dan sosialisasi stunting” (Inf 1, 4 kepala desa untuk masyarakat bersifat
Desember 2020) bervariatif dimana penggunaan dana desa
“dana desa tersebut digunakan untuk dinilai kurang efisien sebab pengalokasian
pembangunan fisik, Pembangunan jalan hanya di sesuaikan dengan kebutuhan
usaha tani, pembangunan Dukker, masyarakat yang nampak tanpa membuat
pemberdayaan Paud, dan adanya insentif sekala priorotas dan nampak hanya lebih ke
kader dari desa yang diberikan 3 kali dalam pembangunan social lainnya yang lebih
tiap tahun. Untuk anak anak adanya makanan kelihatan nampak hasi kerjanya secara cepat
tambabahan (PMT) 2 kali dalam tiap tahun daripada mengalokasikan untuk Kesehatan
sesuai dengan anggaran yang telah ada.” (Inf sesuai peraturan yaitu 10 persen, sebagaimana
2, 5 Desember 2020) pernyataan dari beberapa informan sebagai
“dana desa tersebut digunakan untuk berikut:
pembangunan gedung serba guna, adanya “Bendahara Desa ……………
KWH listrik, adanya makanan tambahan mengajukan proposal sesuai hasil
untuk bayi, dan adanya insentif kader musyawarah desa. Secara umum belum
terinci untuk bantuan pelayanan kesehatan,
karena rincian proposal tersebut didominasi sesuia mekanisme PP tahun 2004, dan yang
oleh pemberdayaan masyarakat belum fokus menjadi pemegang kendli yaitu dari bidang
ke bantuan pelayanan Kesehatan” (Inf 1, 4 keuangan untuk pemegang kendali baik untuk
Desember 2020) pelayanan kesehatan seperti makanan
“Sudah di laksanakan sesuai tambahan, insentif kade, dan pembangun pada
peruntukannya dan sesuai manfaatnya. Didesa kesehatan (Inf 4, 6 Desember 2020)
……… sangat efisien berjalan dengan sangat dana desa melakukan pembayaran
baik” (Inf 2, 5 Desember 2020) kader lewat bendahara desa, dan pmt,
“dengan dana desa sangat membntu sedangkan pelatiahan kader dikelola oleh
masyarakat desa ….. yang awalnya air sangat pendamping desa (Inf 5, 6 Desember 2020)
sulit sekarang air sudah gampang di dapat Ada bu di sini sesuai adanya
masyarakat. Adanya kwh listrik listrik jalan mekanisme mekanisme yang sudah di atur oleh
membantu masyarakat di malam hari.” (Inf 3, undang undanf ( Juknis ) (Inf 1, 4 Desember
5 Desember 2020) 2020)
“Bungdes berjalan dengan lancar. oh iya bu mengikuti aturan aturan
Dengan lancar bundes sehingga membuat yang tetap ada dan mengacu pada juknis saja
usaha seperti usaha tabung gas.” (Inf 4, 6 bu yang sudah dibagikan. (Inf 2, 5 Desember
Desember 2020) 2020)
“Insentif kader di serahkan secara 3. Perencanaan dan pengawasan
langsung. Dan kemudian dana untuk Perencanaan dan pengawasan dana
pemberian makanan tambahan pada bayi.” desa dari hasil wawancara yaitu sesuai dengan
(Inf 5, 6 Desember 2020) mekanisme yang ada dengan melakukan rapat
“sangat efisien, melalui dana desa desa dengan berbagai rencana pengunaan
bisa di berikan insentif kader dan pelatihan anggara serta dihadiri oleh berbagai pihak
kader posyandu” (Inf 6, 6 Desember 2020) yang berkepentingan dan bertanggung jawab,
“meminta bantuan pendamping desa baik pengunaan dan pelaporannya,
bagaiman pelaksanaan di lapangan dengan sebagaimana pernyataan dari beberapa
bantuan BPD dan LPM” (Inf 7, 6 Desember informan sebagai berikut:
2020) Oh…. Iya bu di sini mulai dari
“sangat efisien, melalui dana desa perencanaan dalam hal ini termasuk dalam
bisa di berikan insentif kader dan pelatihan pengawasannya. Serta adanya mekanisme
kader posyandu” (Inf 9, 12 Desember 2020) mekanisme yang sudah di atur oleh undang
“dana desa sangat bermanfaat untuk undanf ( Juknis ), jadi kami mengikut saja
msyarakat bu.” (Inf 8, 12 Desember 2020) kesitu bu baik di mulai dari rapat desa atau
2. Proses pengelolaan musyawarah sampai pelaporan hasil
Proses pengelolaan dana desa menurut pengunaannya(Inf 6, 6 Desember 2020)
pengakuan dari hasil wawancara yaitu sesuai ada tiga bu tahapan prosesnya
dengan mekanisme yang ada denga melibatkan dimulai dariperencanaan : dirapatkan melalui
berbagai pihak baik di lingkup desa, musdes lalu , menetapkan apa apa yang di
kecamatan dan BPMD sebagai laporan, anggarkan di bidang Kesehatan, Pengawasan
sebagaimana pernyataan dari beberapa : banyak terlibat yaitu ada masyarakat, ada
informan sebagai berikut: pendamping desa dalam hal ini BPD ,dan
e… proses pengelolaan di bu…. Untuk aparat yang mengawasinya (Inf 7, 6 Desember
alokasi dana desa khususnya bantuan 2020)
Kesehatan, yang sudah kami laksanakan, C. Efektifitas Penggunaan dana Desa untuk
sebagaimana Bendahara Desa ……. membuat bantuan layanan kesehatan
rancangan anggaran untuk insentif kader dan 1. Efektifitas terhadap Kesesuaian bantuan
sosialisasi stunting. Kemudian Bendahara layanan Kesehatan
Desa …….. mengeluarkan dana desa ke Efektifitas terhadap kesesuaian
masing-masing kader posyandu dan bantuan layanan kesehatan dapat disimpulkan
penanggungjawab sosialisasi stunting, karena sudah terlaksana namun belum sesuai
mememng stanting di desa say aini masih ada peraturan kementrian keuangan dimana
(Inf 3, 5 Desember 2020) dengan alokasi dana desa minimal 10 persen
Untuk pengelolaaan dana desa diharapkan dapat meningkatkan derajad
……….. khusus bantuan kesehatan berjala Kesehatan masyarakat baik sanitasi, kader
dan di lanjutkan ke BPMD daerah (Inf 10, 12 bobot atau banyaknya (berapa kali) kemunculan
Desember 2020) Bersama kode lalu di klasifikasikan dalam bentuk
Pertanggung jawaban sudah di atur modularity_class sesuai banyaknya kemunculan
dan untuk dokumennya ada kwitansi Bersama kode yang sebagai dasar dalam
pengeluaran sebagai bukti, lalu buatkan LPJ, pembentukan tema tema sebagaimana dapat
lalu di serahkan ke inspektorat(Inf 5, 6 dijadikan informasi dari hasil penelitian ini,
Desember 2020) Ditemukan 45 koding yang peneliti telah analisis
Untuk pertangung jawabannya bu…. ditemukan beberapa kali kemunculan Bersama
sesuai UUD no 6 tahun 2016 dibuatkan LPJ kode yang kemudian dibuat modularity class
dan di serahkan ke inspektorat untuk di sebanyak 5 kelompok (0-4) dan dimana pada
periksa dan itu sama untuk semua desa kelompok dengan tersebut masing masing
bu……(Inf 1, 4 Desember 2020) memiliki tema yang berbeda yang sebagai dasar
2. Interpretative Analisis untuk dijadikan informasi bagi peneliti.
Dalam analisis diawali dengan
melakukan coding dari jawaban informan dan di Untuk lebih jelasnya dapat di uraikan
lakukan analisis tematik mengunakan software dalam penjelasannya dengan gambar Graf
Atlas-ti versi-9 lalu di lakukan analysis jejaring Berarah analisis jejaring Pemanfaatan dana Desa
dengan software Gephy Versi 0.9.2 sehingga Untuk bantuan Kesehatan berikut ini:
dihasilkan Weighted Degree sebagai bentuk
Graf Berarah analisis jejaring Pemanfaatan dana Desa Untuk bantuan Kesehatan
Pembahasan
1. Pengalokasian dana desa untuk bantuan program pembangunan masuk ke desa akan
layanana Kesehatan tetapi hanya dikelola oleh Dinas. Program
Berdasarkan hasil wawancara dapat semacam itu mendulang kritikan karena program
disimpulkan bahwa dana desa yang diterima oleh tersebut tidak memberikan akses pembelajaran
kepala desa disesuaikan dengan jumlah banyak bagi Desa, dan program itu bersifat top down
nya penduduk atau jiwa dalam suatu desa sehingga tidak sejalan dengan kebutuhan Desa
sehingga bervariasi nominal jumlah dana yang dan masyarakatnya (Putra, et al., 2014).
diterima untuk setiap masing-masing desa, Dengan Posyandu dan ataupun Polindes
bahwa persentase pengalokasian dana desa oleh maka secara dini komplikasi kehamilan maupun
kepala desa bervariatif dimana didasarkan sesuai persalinan dapat segera diketahui sehingga dapat
kebutuhan masyarakat dan tidak sesuai anjuran cepat ditangani. Namun demikian
peraturan kementrian keuangan dimana Posyandu/Polindes belum secara optimal
pengalokasian minimal 10 (sepuluh) persen dimanfaatkan masyarakat, Kegiatan UKBM
untuk Kesehatan. Alokasi lainya di manfaatkan merupakan kegiatan di bidang kesehatan yang
untuk perbaikan infrastruktur perbaikan usaha melibatkan peran serta aktif masyarakat. Peran
tani masyarakat dan rehap rumah atau bedah sektor kesehatan hanya sebagai pendamping
rumah bagi masyarakat miskin. teknis. Sehingga keberlangsungan kegiatan
Salah satu strategi pemerintah untuk UKBM sangat bergantung pada keberpihakan
membantu agar desa menjadi mandiri dan dan keaktifan masyarakat sebagai
otonom dengan memberikan Dana Desa. penyelenggara. Dari hasil penelitian telah
Penggunaan Dana Desa adalah 30% untuk biaya disebutkan bahwa pemanfaatan Posyandu dan
operasional Pemerintah Desa dan Badan Polindes masih rendah. yang dikarenakan
Permusyawaratan Desa (BPD); 70% untuk masalah akses. Begitu juga dengan praktek
pemberdayaan masyarakat dan penguatan PHBS masyarakat yang masih rendah, juga
kapasitas Pemerintahan Desa, Beberapa hal yang menjadi masalah Kesehatan, dengan demikian
menyebabkan desa membutuhkan sumber dana desa di manfaatkan untuk pembangunan
pendapatan yaitu: 1) Desa memiliki Anggaran dan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang Posyandu, Polindes/Poskesdes, serta promosi
kecil dan sumber pendapatannya sangat kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat
bergantung pada bantuan yang sangat kecil pula. (Tumaji & Putro, 2018).
2) Kesenjahteraan masyarakat desa yang rendah Permasalahan yang timbul bila
sehingga sulit bagi desa mempunyai Pendapatan membicarakan tentang uang dan juga keuangan,
Asli Desa (PADes) yang tinggi. 3)Masalah itu terlebih yang berkaitan dengan keuangan
diikuti dengan rendahnya dana operasional desa pemerintahan. Keuangan desa pun tak luput dari
untuk menjalankan pelayanan publik. 4)Banyak masalah. Beberapa masalah tentang keuangan
desa diantaranya: Besaran anggaran desa sangat sebagaimana pernyataan dari beberapa informan
terbatas, Pendapatan Asli Desa (PADesa) sangat sebagai.
minim, antara lain karena desa tidak mempunyai Untuk mewujudkan pembangunan desa,
kewenangan dan kepastian untuk menggali pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
potensi sumber-sumber keuangan desa. Karena melalui Undang Undang nomor 6 tahun 2014
terbatas, anggaran desa tidak mampu memenuhi tentang Desa dan Peraturan Pemerintah nomor 8
kebutuhan kesejahteraan masyarakat desa. tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas
Keuangan desa bukan berada pada skema Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang
kemandirian, karena keuangan desa lebih Dana Desa yang Bersumber dari APBN. Desa
ditopang oleh swadaya atau gotong royong yang memperoleh dana dari APBN dan APBD. Dana
diuangkan oleh pemerintah desa. Sebagian besar Desa (DD) merupakan dana transfer dari
anggaran pembangunan desa, terutama Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
pembangunan fisik, ditopang oleh gotong royong ke Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
atau swadaya masyarakat. Padahal kekuatan dana (APBD) kabupaten dan kota yang memiliki desa
dari masyarakat sangat terbatas, mengingat dan atau nagari yang memiliki ciri-ciri
sebagian besar warga masyarakat mengalami ketertinggalan seperti keterisolasian,
kesulitan untuk membiayai kebutuhan dasar kemiskinan, terpencil, terluar dan terdepan.
(papan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan) Sedangkan Dana Desa bersumber dari dana
bagi keluarganya masing-masing. Skema perimbangan dari dana bagi hasil dan dana
pemberian dan pemerintahan kepada desa tidak alokasi umum sebesar 10% wajib di belanjakan
memperlihatkan sebuah keberpihakan dan tidak untuk alokasi dana desa kepada APBD kabupaten
mendorong pemberdayaan (Rabb & Muchlis, di seluruh Indonesia. Selain itu desa juga
2016). memperoleh dana dalam bentuk bantuan khusus
Dengan demikian peneliti berasumsi bahwa keuangan (Ahmada & Putri, 2020).
pengalokasian dana desa di kecamatan morosi Demi optimalnya kegiatan Dana Desa,
untuk Kesehatan tidak mencakup 10 persen dan Pemerintah Daerah Kabupaten Soppeng telah
hanya ada 1 desa dengan pengalokasian mecakup mengeluarkan Peraturan Bupati Soppeng Nomor
10 persen menurut pengakuan hasil wawancara, 12 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pembagian,
namun pada faktanya pengalokasian anggara Penetapan Besaran, dan Pengelolaan Dana Desa
untuk Kesehatan hanya sebatas pemberian untuk ditindaklanjuti dan dijadikan pedoman
insentif kader dan sanitasi lingkungan di aparat terkait yang terlibat langsung dalam
Kecamatan Morosi. mengelola Dana Desa di Kabupaten Soppeng
2. Efisiensi Penggunaan dana desa untuk terlebih di Kecamatan Ganra. Maksud pemberian
Kesehatan Dana Desa adalah memberikan daya dukung bagi
Berdasarkan hasil wawancara dapat Pemerintah Desa untuk melaksanakan kegiatan
disimpulkan bahwa efisiensi terhadap kesesuaian penyelenggarakan pemerintahan desa,
bantuan layanan kesehatan oleh kepala desa pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan
untuk masyarakat bersifat bervariatif dimana pemberdayaan masyarakat. Dana Desa dikelola
penggunaan dana desa dinilai kurang efisien secara tertib, taat pada ketentuan peraturan
sebab pengalokasian hanya di sesuaikan dengan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
kebutuhan masyarakat yang nampak tanpa transparan, dan bertanggung jawab dengan
membuat sekala priorotas dan nampak hanya memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta
lebih ke pembangunan social lainnya yang lebih mengutamakan kepentingan masyarakat
kelihatan nampak hasi kerjanya secara cepat dari setempat (Rabb & Muchlis, 2016).
pada mengalokasikan untuk Kesehatan sesuai Efektivitas pada umumnya sering
peraturan yaitu 10 persen, Proses pengelolaan dihubungkan dengan efisiensi dalam pencapaian
dana desa sudah sesuai dengan mekanisme yang tujuan baik tujuan individu, kelompok dan
ada dengan melibatkan berbagai pihak baik di organisasi. pendekatan dalam menilai
lingkup desa, kecamatan dan BPMD sebagai keefektifan menurut tujuan dan teori sistem.
laporan, Perencanaan dan pengawasan dana desa Berdasarkan pendekatan tujuan maka untuk
yaitu sesuai dengan mekanisme yang ada dengan merumuskan dan mengukur keefektifan melalui
melakukan rapat desa dengan berbagai rencana pencapaian tujuan ditetapkan dengan usaha
pengunaan anggara serta dihadiri oleh berbagai Kerjasama, Sedangkan pendekatan teori sistem
pihak yang berkepentingan dan bertanggung menekankan pentingnya adaptasi terhadap
jawab, baik pengunaan dan pelaporannya,
Dear author
Rosnawati 1, La Ode Saafi1, Erwin Azizi Jayadipraja 1
1
Department of STIKES Mandala Waluya Kendari, Indonesia
2
Department of Poltekkes Kemenkes Kendarii, Indonesia
Ba’da salam dari kami sampaikan semoga senantiasi dalam lindungan Allah SWT, Sholawat dan
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, Sahabat, dan Pengikut hingga
Akhir Zaman. Aamiin.
Demikian informasi ini kami sampaikan dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih