NIM : 201810330311054
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan setiap individu.
Seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain melalui komunikasi. Pesan yang diterima
dengan baik oleh lawan bicara apabila komunikasi yang dilakukan secara efektif dan efisien.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberi informasi, memberi pendapat, atau perilaku baik yang disampaikan
secara lisan maupun tidak langsung.
Oleh karena itu, The Americans with Disabilities Act (ADA) menyaratkan kepada
para klinisi untuk meningkatkan komunikasi efektif dengan pasien disabilitas. Tidak ada
patokan khusus bagaimana cara mencapai goal/ tujuan komunikasi efektif dengan pasien
disabilitas. Sebaliknya, ADA membutuhkan bahwa preferensi pasien diprioritaskan saat
memilih di antara pilihan komunikasi — seperti bahasa isyarat / penerjemah, akses
komunikasi terjemahan secara real time, atau alat bantu tambahan untuk orang-orang dengan
gangguan pendengaran/ tuna rungu, serta pembaca yang berkualifikasi, huruf braille, dan
pembesar huruf untuk orang dengan tuna netra/ penglihatan rendah. Kemudian juga
diperlukan berbagai teknik untuk berkomunikasi dengan penyandang disabilitas intelektual.
Komunikasi dengan pasien penyandang disabilitas intelektual merupakan suatu tantangan
tersendiri bagi para klinisi.
Hambatan komunikasi yang efektif merupakan masalah universal yang dialami oleh
para dokter/klinisi dalam menghadapi pasien disabilitas. Dokter tetap diharuskan untuk
mengakomodasi pasien berdasarkan preferensi pribadi pasien untuk menangani beragam
kebutuhan. Penting bagi dokter untuk melibatkan pasien dalam mengambil keputusan untuk
membantu memastikan otonomi pengalaman pelayanan dan perawatan kesehatan pasien.
Referensi :