PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh
dunia. Perubahan pola struktur masyarakat dari agraris ke industri dan perubahan
gaya hidup, sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai suatu hal yang
epidemiologi. Salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak
juga merupakan faktor risiko penyakit jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke
melaporkan setidaknya terdapat 975 juta kasus hipertensi di dunia dan akan
meningkat menjadi 1,1 milyar kasus pada tahun 2025 atau sekitar 29 %
penduduk dunia. Dimana 333 juta kasus di negara maju dan 639 juta kasus di
tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
1
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, memiliki rentang dari normal tinggi
kesehatan sebesar 8,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum
obat sebesar 8,8 %, yang minum obat sendiri. Penyakit terbanyak pada usia lanjut
prevalensi 45,9% pada usia 55-64 tahun, 57,6% pada usia 65,74% dan 63,8%
Dari data yang terdiagnosis hipertensi tertinggi pada perempuan yaitu sebanyak
21.006 jiwa (34,47%) dan terendah pada laki-laki sebanyak 10.811 jiwa
(38.60%).
seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah
menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini.
dapat diubah maupun dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
meliputi genetik, keadaan gizi, dan umur. Faktor risiko yang dapat diubah adalah
bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah aktifitas fisik
kesehatan karena menyangkut aspek ketenagaan, sarana dan obat obatan. Obat
yang telah berhasil diproduksi teknologi kedokteran harganya masih relatif mahal
merubah gaya hidup yang meliputi mengatur pola makan, mengatur koping
hipertensi dengan obat saat ini memang telah mengalami kemajuan, tetapi
Rumah Sakit akan datang lagi dengan keluhan tekanan darahnya tidak
aktivitas fisik teratur dapat menurunkan tekanan sistolik sebesar 10 mmHg dan
Proporsi penderita hipertensi yang tidak rutin dan tidak minum obat sangat
tinggi yaitu sebesar 32,3% tidak rutin berobat dan tidak minum obat sebesar
13,3% dengan bebagai macam alasan yaitu sudah merasa sehat, tidak rutin ke
faskes, sering lupa dan tidak mampu membeli obat. (Riskesdas, 2018).
penyakit terbesar yaitu sebanyak 5238 kasus. Pada Puskesmas Wajo dalam 3
tahun terakhir terus meningkat dan menurut jenis kelamin tertinggi selalu terjadi
kelompok usia di atas 45 tahun. Tahun 2016 kasus Hipertensi di wilayah kerja
kasus dan laki-laki sebanyak 81 kasus, pada tahun 2017 kasus hipertensi
sebanyak 193 kasus dimana perempuan sebanyak 101 kasus dan laki-laki
sebanyak 92 kasus. Pada tahun 2018 kasus hipertensi di Puskesmas Wajo
semakin meningkat yaitu sebesar 212 dengan kasus tertinggi pada perempuan
sebanyak 117 kasus dan terendah laki-laki sebanyak 95 kasus. Dari wawancara
hipertensi banyak yang tidak rutin mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan
merokok, pola hidup yang tidak sehat, jika kebiasaan tersebut tidak diatasi maka
akan memicu terjadi hipertensi dan berlanjut ke komplikasi seperti gagal jantung,
studi kasus Hipertensi dalam judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. M dengan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
bau.
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
2. Manfaat Praktis
peneliti selanjutnya.
c. Bagi Puskesmas, dapat dijadikan masukan untuk petugas kesehatan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini memerlukan data obyektif dan relevan
a. Studi kepustakaan
b. Studi kasus
1) Observasi
keadaan klien
2) wawancara
3) Pemeriksaan fisik
4) Studi dokumentasi
5) Metode diskusi
bau-bau
3. Teknik penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari
Bab II: tinjauan pustaka yang mencakup konsep dasar medis meliputi
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup hasil pengkajian, analisa data,
evaluasi.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
diastoliknya.
darah diastolik diambil tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan
mengisi darah kembali. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
organ–organ tubuh secara terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto,
2014).
10
2. Etiologi
a. Hipertensi primer
akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat
hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
1) Riwayat keluarga
2) Usia
3) Jenis kelamin
lebih besar.
4) Etnis
lingkungan.
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
darah besar.
2) Stress
3) Obesitas
4) Nutrisi
pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
secara langsung.
4. Patofisiologi
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan ada juga yang
tersebut ada yang bereaksi ketika terjadi perubahan tekanan darah dan
ada yang bereaksi lebih lama. Sistem yang cepat tersebut antara lain
iskemia susunan saraf pusat, dan reflek yang berasal dari atrium, arteri
pulmonalis, dan otot polos. Sistem lain yang kurang cepat merespon
5. Manifestasi Klinis
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart,
pusat,
glomerolus.
kapiler.
6. Pemeriksaan Penunjang
ginjal.
(meningkatkan hipertensi).
diuretik.
meningkatkan hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
primer (penyebab).
katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
7. Komplikasi
terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai
berikut :
a. Jantung
b. Otak
20
c. Ginjal
d. Mata
8. Penatalaksanaan
Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum
tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apel
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013), stress memang tidak
ketika semua jalur energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan
b. Terapi farmakologis
masyarakat yang dilaksanakan pada orang baik sehat maupun sakit secara
promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif dengan pendekatan proses
1. Pengkajian
diperlukan meliputi ;
a. Biodata
Data lengkap diri klien yang meliputi nama lengkap, umur, jenis
b. Keluhan utama
darah ke otak.
yang diterima, selain itu penyakit muncul sejak beberapa waktu yang
lalu dan tindakan atau upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
berupa pusing, jantung berdebar-debar, cepat lelah, palpitasi, vertigo
dengan kehamilan.
Hipertensi lebih banyak di derita oleh wanita dan penyakit ini sangat
menderita hipertensi.
f. Riwayat psikososial
gerak tangan empati, muka tegang, gerak fisik, penurunan pola bicara
g. Riwayat spiritual
Riwayat spiritual tergatung pada masing-masing kepercayaan dan
h. Pemeriksaan Fisik
dangkal, nadi cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan
3) Review of sistem
mata.
kemih penuh.
i. Aktifitas sehari-hari
1) Aktifitas istirahat
takipnea
2) Eliminasi
Gejala : gejala ginjal saat ini dan masal lalu, adanya infeksi atau
obstruksi
Tanda : susah buang air kecil dan frekuensi bak yang meningkat tau
menurun.
1) BUN/Kreatinin
2) Kalsium serum
3) Urinalisa
4) EKG
1. Diagnosa keperawatan
adalah :
informasi
30
2. Rencana intervensi Keperawatan
tehnik ketidaknyamanan
31
manajemen nyeri nyeri masa lampau
dapat mempengaruhi
ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
nyeri
penanganan nyeri
(farmakologi, non
32
personal)
intervensi
non farmakologi
mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan
berhasil
Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan frekuensi
diperlukan atau
dari satu
Tentukan pilihan
Tentukan analgesik
teratur
pemberian analgesik
pertama kali
nyeri hebat
Evaluasi efektivitas
35
Denyut jantung gejala penurunan
sebagai indicator
penurunan perfusi
Monitor adanya
perubahan tekanan
darah
terhadap efek
pengobatan antiaritmia
menghindari kelelahan
36
Monitor toleransi
aktivitas pasien
Monitor adanya
dyspneu, fatigue,
Anjurkan untuk
menurunkan stress
37
(ADLs) secara aktivitas konsisten
kemampuan fisik,
Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
aktivitas yang
diinginkan
Bantu untuk
mendpatkan alat
bantuan aktivitas
Bantu untu
mengidentifikasi
diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga
38
untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan
beraktivitas
mengembangkan
penguatan
spiritual
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
metode per sistem melalui inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Penulis
melakukan pengkajian dengan metode auto anamnesa dan allo anamnesa dengan
1. Identitas Klien
Umur : 51 tahun
Suku/bangsa : Buton/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
40
2. Status kesehatan saat ini
puskesmas
b. Riwayat alergi : pasien tidak pernah memiliki riwayat alergi obat ataupn
makanan
warung
4. Riwayat keluarga/genogram
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
G1 : generasi pertama adalah kakek dan nenek pasien, meninggal tidak
diketahui penyebabnya
G2 : generasi kedua adalah ayah dan ibu pasien, ayah meninggal karena
hipertensi
5. Pemeriksaan fisik
Dalam pemeriksaa fisik pada tanggal 9 februari 2019, data yang ditemukan
sebagai berikut :
a. Keadaan umum ; pasien tampak lemah, kesadaran komposmentis, GCS (E4
0
teraba lemah, suhu; 37 C, pernapasan 24 x/ menit.
c. Review of sistem
1) B1 (breathing) ; hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret, tidak
ada pernapasan cuping hidung, tidak ada suara napas tambahan seperti
2) B2 (blood); tidak ada nyeri tekan pada area jangtung, suara jantung
normal, capilary refill time < 3 detik dan tidak ada edema pada
infark sisi lateral atrium kiri dan irama jantung cepat atau berdebar
wajah normal, pada saat perubahan posisi pasien merasa sakit pada
daerah kepala, konjungtiva tidak anemis, telinga simetris kiri dan kanan,
hari, warna urine kekuningan dan bau khas amoniak, tidak ada retensi
dan amandel, pasien mengalami anoreksia dan mual, tidak ada nafsu
otot dan tonus otot baik, tidak ada nyeri sendi, turgor kulit baik, tidak
6. Aktifitas sehari-hari
a. Aktifitas istirahat
Pasien mengatakan tidur siang jam 13.00-15.00, tidur malam jam 21.00-
05.00, tidak ada gangguan tidur saat sakit, aktifitas pasien dibantu oleh
b. Eliminasi
Bak 4-5 kali per hari dan bab 1 – 2 kali per hari dengan konsistensi lunak
Pola makan sebelum sakit 3-4 kali sehari, pasien senang makan ikan asin,
setelah sakit pasien kurang nafsu makan, prosi makan hanya dihabiskan ½
porsi
7. Terapi
Pasien mendapatkan terapi cairan ringer laktat 20 tetes per menit dan obat-
8. Pemeriksaan penunjang
B. Data Fokus
2. Skala nyeri 5 (sedang) pada skala 3. Pada saat perubahan posisi pasien
4. Pada saat perubahan posisi pasien 6. Pasien bertanya tentang dit yang
tidak dihabiskan
komplikasi penyakitnya
46
C. Analisis Data
Penyebab (pohon
No Masalah Data
masalah)
Pasien mengatakan
Penyumbatan pembuluh DO :
N : 76x/menit
0
Nyeri kepala S : 37 C
P : 24x/menit
47
Vasokonstriksi perubahan posisi
Pasien mengatakan
Fatique DO :
saat beraktifitas
DO :
Perut pasien
menjadi 54 kg
48
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral d.d. pasien sakit kepala
sejak tiga hari yang lalu, pasien mengatakan merasa pusing, skala nyeri 5
2. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan d.d saat perubahan posisi pasien merasa
keadaan umum lemah, pasien di bantu dalam beraktifitas, denyut nadi lemah,
N:76x/menit.
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak adequat d.d pasien
49
E. Rencana Tindakan Keperawatan
tekanan vaskuler serebral tindakan 3 x 24 jam Lakukan pengkajian Data nyeri yang
d.d. pasien sakit kepala klien diharapkan nyeri secara lengkap dapat
sejak tiga hari yang lalu, mencapai : komprehensif termasuk memberikan informasi
nmpak meringis, TD; level Kriteria Observasi reaksi dapat mengukur skala
50
bahwa nyeri ruangan, pencahayaan Tindakan yang tepat
51
sendiri oleh pasien
Analgetik bersifat
simpatis
merasa sakit kepala, pasien mencapai NOC: aktivitas yang mampu menentukan respon
berdebar-debar saat Activity tolerance Bantu untuk memilih latihan yang diperlukan
beraktifitas, keadaan Self Care : ADLs aktivitas konsisten yang Aktifitas yang
umum lemah, pasien di Kriteria Hasil : sesuai dengan dimampu oleh pasien
52
denyut nadi lemah, dalam aktivitas fisik psikologi dan social dtingkatkan sesuai
53
Bantu pasien/keluarga toleransi pasien secra
spiritual lanjutan.
kebutuhan tubuh b.d intake tindakan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi tetap
yang tidak adequat d.d keperawatan makan sedikit demi sedikit terpenuhi dan mencegah
pasien mengatakan tidak 3x24jam, Klien dengan porsi kecil namun terjadinya mual dan
nafsu makan, porsi makan Dapat mencapai sering. muntah yang berlanjut.
54
mengatakan makan sedikit Nutritional status : lunak dan makanan yang mempermudah pasien
merasa mual, BB turun 1 Nutrient intake di sukai pasien/di gemari. dalam mengunyah
hipertimpani, keadaan - Keadaan umum 3. lakukan oral higyne 2x 3. kebersihan mulut akan
dll
55
vitamin
F. Implementasi Keperawatan
Jam.11.15 Hasil: pasien mengatakan skala nyeri 4 mulai berkurang dengan skala 4
kualitas tumpul dan timbul saat duduk Pasien mengatakan nyeri berkurng
0
S;37 C, P:24x/menit merasa pusing
56
3. Mempertahankan posisi tirah baring Obyektif
termotivasi
57
6. Mengajarkan keluarga pasien teknik
pasien
melakukan
tempat tidur dan tidak dispnea dan Pasien mengatakan dapat berjalan
nyeri dada, pasien merasa agak pusing tetapi dibantu oleh keluarga dan
58
2. Mengindetifikasi aktifitas sehari hari perawat
Hasil; mandi, makan dan meyikat gigi Keadaan umum masih lemah
beraktifitas N : 76x/menit
ditoleransi
59
Hasil; pasien dapat sendiri dengan
dibantu
60
Hasil: pasien mengatakan mengikuti rumahsakit
Jam.09.15 Hasil: pasien mengatakan skala nyeri 2 mulai berkurang dengan skala 2
61
0
S;37,3 C, P:20x/menit Obyektif
1 tab
62
10/02/2019 pasien terhadap aktifitas Pasien mengatakan sudah bisa
beraktifitas N : 80x/menit
63
diri sesuai jadwal dan yang dapat
ditoleransi
dengan perlahan
64
tapi sering sesuai program diet Pasien sudah tidak mual dan
65
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada keluarga Tn. M sesuai dengan
dan juga menggali informasi dari pengalaman anggota keluarga untuk memenuhi
mengatakan merasa pusing, sakit kepala, nyeri pada leher belakang, terasa berat
pada belakang kepala, dengan nyeri terasa hilang timbul dengan skala nyeri 5 dan
dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil 160/90 mmHg, selain itu
didapatkan juga kelemahan fisik, kondisi mual dan muntah serta anoreksia.
Keluhan yang didapatkan penulis pada pengkajian sesuai dengan tanda dan
gejala Hipertensi menurut Wijaya dan Putri, (2013) yaitu nyeri kepala saat
terjaga, terkadang disertai muntah, peningkatan tekanan intrakranial, penglihatan
kabur akibat retinopati karena hipertensi, langkah kaki tidak stabil karena
kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal
kapiler. Menurut Brunner dan Suddart (2015) gejala yang timbul selain dari
peningkatan darah yang tinggi, dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
mkanan berkuah santan, jarang olahraga dan juga stress dengan pekerjaan, faktor
hipertensi ini sesuai dengan pernyatan Brunner dan Suddart (2015) bahwa
berlebihan, konsumsi kopi, obat-obatan dan faktor keturunan. Menurut black dan
Hakws (2014) faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah adalah riwayat
keluarga, usia, jenis kelamin dan ras/etnis sedangkan faktor resiko yang dapat
diubah adalah stress, obesitas, konsumsi garam, pola makan, penyalagunaan obat
B. Diagnosa Keperawatan
keluarga, atau masyarakat sebagai akibat dari masalah keperawatan yang proses
67
kehidupan yang aktual atau potensial. (carpenito, 1995). Diagnosa keperawatn
2. Intoleransi aktivitas
6. Ketidakefektifan koping
7. Defisit pengetahuan
8. Ansietas
9. Resiko cidera
Pada studi kasus ini penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan pada Tn. M
2. Intoleransi aktifitas
keperawatan pasien Tn. M ditandai dengan adanya keluhan nyeri pada bagian
kepala belakang, pusing, kepala terasa berat, nyeri kepala saat terjadi perubahan
Diagnosa tersebut sesuai dengan teori dimana tanda dan gejala atau respon
tubuh yang mengalami hipertensi menurut crowin (2000) yaitu nyeri kepala saat
perifer.
Diagnosa kedua yaitu intoleransi aktifititas dimana diagnosa ini didukung oleh
data keterbatasan pergerakan pasien karena nyeri saat perubahan posisi, aktifitas
sehari hari dan perawatan diri dibantu Diagnosa tersebut sesuai dengan teori
robbins (2007), beberapa faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau
seperti stressor, kegemukan, merokok dan kurangnya aktifitas fisik dan konsumsi
garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi.
resistensi perifer dan curah jantung serta akan dapat menstimulasi aktifitas saraf
simpatis. Stress adalah masalah persepsi dan interpretasi orang terhadap kejadian
yang menciptakan banyak stressor dan respon stress yang menimbulkan
kecemasan.
Diagnosa ketiga yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana diagnosa ini
didukung oleh data adanya anoreksia, mual dan muntah, keterbatasan pergerakan
pasien karena nyeri saat perubahan posisi. Diagnosa tersebut sesuai dengan teori
menurut crowin (2000) yaitu nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai
ayunan langkah yang tidak stabil. Sedangkan Black dan Hawks (2014)
menyatakan bahwa stress meningkatkan resistensi perifer dan curah jantung serta
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
Pada intervensi dalam diagnosa keperawatan nyeri akut (sakit kepala) karena
70
menidentifikasi karakteristik nyeri, melakukan tindakan non farmakologis dan
program menu diet hipertensi yang sesuai dengan makan secara perlahan sidikit
tapi sering.
D. Implementasi Keperawatan
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
(Setiadi, 2012).
Pada tahap ini penulis melaksanakan implementasi yang telah disusun secara
didapatkan pada pasien yaitu pada diagnosa nyeri akut penulis melakukan
E. Evaluasi Keperawatan
subyektif dari wawancara atau ungkapan langsung pasien, O(obyektif) berisi data
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dalam studi kasus ini, maka penulis
kepala saat terjadi perubahan posisi, mual dan muntah, anoreksia dan
aktifitas dan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dimana masalah
akan mendapatkan intervensi yang dapat dan mudah dikerjakan oleh keluarga
Hasil evaluasi yang dilakukan selama tiga hari menunjukan semua masalah
dapat teratasi.
B. Saran
Untuk menjaga pola dan gaya hidup maupun faktor lain yang menyebabkan
resiko hipertensi, minum obat secara teratur sesuai dengan indikasi yang di
tempat tinggal.
psiko, sosial, spritual, kultural kepada klien. Petugas kesehatan baik itu
3. Bagi Peneliti
Semoga Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan
75
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta.
Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta
Potter dan Perry, 2009. Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses dan
praktik. Vol.1. edisi 4. EGC. Jakarta
Wijayaningsih, KS. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. CV. Trans info media.
Jakarta
2
PEMERINTAH KOTA BAUBAU
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WAJO
Jalan Dr. Wahidin No. 137 Kel. Lamangga Kee.
Murhum
Telp (0402) 2822829, Kode Pos 93725
Email : puskesmaswaio@qmail.com
Telah selesai melaksanakan penelitian dengan judul " Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Tn. M Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler : Hipertensi di Puskesmas
Wajo Kota Baubau" mulai tanggal 04 Maret 2019 sampai selesai.
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan
NIM : P00320018110
Benar-benar mahasiswa yang tersebut namanya di atas sampai saat ini tidak mempunyai
sangkut paut di Perpustakaan Poltekkes Kendari baik urusan peminjaman buku maupun urusan
administrasi lainnya.
Demikian surat keterangan ini diberikan untuk digunakan sebagai syarat untuk mengikuti
Benar-benar telah telah melunasi SPP Semester I s.d VI yang terkait dengan
Jurusan Keperawatan, dengan bukti sebagai berikut: