Datu Arya Wirajati Al-Arif
Datu Arya Wirajati Al-Arif
NIM : P07131180 06
TUGAS 1
TUGAS 2
Pada tahun 1561 – 1636 Santorio Sanctorius yang berasal dari italia melalukan percobaan
dalam metabolisme manusia yaitu dengan cara menimbang badannya sendiri setelah makan lalu
menganalisis apa yang terjadi apakah berat badan naik atau turun. Pada tahun 1683-1757 Rene
Reamur yang berasal dari prancis melakukan percobaaan yang sama yaitu percobaan dalam
metabolisme hewan dengan cara memberi makan burung kemudian dipeajari apa yang terjadi.
Tahun 1774 Lind yang berasal dari Britania Raya melakukan percobaan dengan cara memberi
jus lemon pada orang yang terkena sariawan. Tahun 1894 Atwater yang berasal dari Amerika
mencoba membuat Tabel Komposisi Bahan Makanan. Tahun 1897 Eijkman dari Belanda
mempelajari perkembangan beri beri pada anak ayam yang diberi beras giling. Pada tahun 1904
Mc Carrison berasal dari india melakukan penelitian tentang gondok di bagian barat laut india.
Pada tahun 1945 FAO (Food and Agriculture Organization of United Nations) mulai dibentuk.
Pada tahun 1948 WHO (World Health Organization) di bentuk.
• Masalah Gizi Mikro (GAKY, KVA, Anemia, dan masalah gizi mikro lain (Zn, Se)
• Masalah Gizi Makro (KEP, KEK, BBLR, Gizi Lebih berikut penyakit degeneratif lainnya
seperti : Hipertensi, PJK, Asam Urat dll)
• Kekurangan Gizi
• Kelebihan Gizi
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) disusun sesuai arahan Visi dan Misi
Presiden yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP). RPJM selanjutnya
dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan sebagai dasar pada penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN). RPJM juga kemudian diturunkan menjadi
Rencana Strategis Kementerian dan Lembaga (Rentra K/L) dan menjadi dasar dalam penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA K/L) yang berisi laporan kinerja
pembangunan, kinerja anggaran dan kinerja organisasi.
1. Paradigma Sehat: adalah pola pikir pembangunan kesehatan yang bersifat holistik, proaktif
antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak
faktor secara dinamis dan lintas sektoral
3. Kemandirian masyarakat
4. Pemerataan
Dalam hal ini Peralatan dalam kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan
standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan
perundangundangan, dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang. dan mempunyai SDM puskesmas yaitu Tenaga Kesehatan
merupakan salah satu profesi yang mempunyai tanggung jawab sosial yang sangat besar, tenaga
kesehatan yang bertugas merawat pasien dan tenaga non kesehatan. Sebagai Pusat Penggerak
Pembangunan Kesehatan Menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan Aktif memantau & melaporkan dampak
kesehatan dr setiap penyelenggaraan program pembangunan Mengutamakan pemeliharaan kesh
& pencegahan penyakit tnp mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
Tata kerja dalam melakukan kerja puskesmas yaitu mempunyai Koordinasi dengan
kantor kecamatan dan Bertanggung jawab kepada Dinas kesehatan Kota/Kab, Bermitra dengan
sarana pelayanan kesehatan tk pertama lainnya,Menjalin kerjasama dengan fasilitas rujukan,
Berkoordinasi dengan lintas sektor, Bermitra dg TOMA yg peduli kesmas.
1. Kepala TU
3. Jaringan pelayanan
• Puskesmas keliling: adalah kegiatan puskesmas yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama yang berhubungan dengan promotif dan preventif. ... Memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu
• Bidan Desa/komunitas
PROSES ASUHAN GIZI (PAG) PADA PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK
(PMBA)
Sistematika Penyajian
1. PENGKAJIAN GIZI
a. Pengukuran Antropometri
b. Data biokimia, tes medis, dan prosedur data laboratorium
c. Data pemeriksaan fisik/klinis terkait gizi
d. Riwayat terkait asupan makanan dan gizi
e. Riwayat klien
2. DIAGNOSIS GIZI
Rangkuman masalah gizi dari data penilaian gizi (kesehatan pasien, hasil lab,
diagnosa medis, masalah atau gejala), bersifat sementara sesuai dengan perubahan respon
pasien/klien. Bertujuan untuk mengidentifikasi dan menggambarkan masalah gizi
spesifik yang dapat diatasi atau diperbaiki melalui intervensi gizi oleh seorang tenaga
kesehatan. Kategori diagnosis gizi yaitu domain asupan, domain klinis dan domain
perilaku dan lingkungan.
Cara menentukan diagnosis gizi:
• Integrasi dan analisis data hasil asesmen
• Penelusuran kemungkinan problem
• Tentukan etiologi (penyebab problem)
Contoh: Diagnosis Medis = Dislipidemia, Diagnosis Gizi = P E S
Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan seringnya mengonsumsi makanan cepat
saji ditandai dengan pemeriksaan kolesterol 230 mg/dl dan mengkonsumsi
hamburger/sandwich 5 kali/minggu.
3. INTERVENSI GIZI
Memperbaiki atau meningkatkan kondisi gizi berdasarkan rencana dan penerapan
intervensi gizi yang tepat sesuai kebutuhan. Tujuan intervensi mengarah pada problem
(P) berdasarkan etiologi (E) dengan target memperbaiki sign/ symptom (S) yang harus
terukur dan waktu tertentu. Intervensi gizi pada masyarakat berfokus pada promosi
kesehatan dan mencegah penyakit yang dirancang atau direncanakan untuk merubah
kondisi sebelumnya yang berakaitan dengan perilaku masyarakat, lingkungan dan
kebijakan.
Status gizi merupakan salah satu indikator kualitas sumber daya manusia yang
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Penilaian status gizi pada balita dilakukan dengan
cara membandingkan hasil penimbangan dengan standar antropometri berdarkan indeks BB/U,
TB/U, BB/TB.