Anda di halaman 1dari 7

Nama : WIWIK MULYATI

NIM : 856975114

Jawaban 1 :

-  Prinsip Keterlibatan Langsung

Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya aktif mendengar,
mengamati dan mengikuti, akan tetapi siswa  terlibat langsung di dalam melaksanakan
percobaan. 
- Penjelasan
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah:

 Mengaktifkan peran individu atau kelompok kecil dalam penyelesaian tugas.


 Menggunakan media secara langsung dan melibatkan  siswa di dalam praktik
pengguanaan tersebut.
 Memberi keleluasan kepada siswa untuk melakukan berbagai percobaan.
 Memberikan tugas-tugas praktik.

Jawaban 2 :

- Menurut Piaget yang dikutip dalam Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 162)
- Tahapan Perkembangan Kognitif Anak TK Kelompok A Tahapan perkembangan
kognitif anak menggambarkan tingkat kemampuan anak dalam berpikir. Menurut
Piaget yang dikutip dalam Yudha M. Saputra dan Rudyanto (2005: 162),
“perkembangan kognitif anak terbagi menjadi 4 tahapan yaitu, sensorimotor (0-2
tahun), praoperasional (2-7 tahun), operasional konkrit (7-11 tahun) dan operasional
formal (11-6 tahun)”. Sedangkan menurut Slamet Suyanto (2005: 55) pada tahapan
praoperasional anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas. Anak sudah
belajar nama-nama benda, menggolong-golongkan, dan menyempurnakan kecakapan
panca inderanya. Sifat egosentrisnya sangat menonjol. Anak menunjukkan
kemampuannya melakukan permainan simbolis, misalnya anak menggerakkan balok
kayu sambil menirukan bunyi mobil seakan-akan balok itu mobil. Pada tahapan
praoperasional, anak sudah menggunakan memorinya tentang mobil dan
menggunakan balok untuk mengekspresikan pengetahuannya. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan perkembangan kognitif anak TK
kelompok A berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini aktivitas berfikirnya
belum mempunyai sistem yang terorganisasi tetapi anak mulai bisa memahami
realitas di lingkungannya. Kemampuan kognitif sering disebut juga sebagai daya
pikir.

Jawaban 3 :
Gain Attention (Dapatkan Perhatian) 

Sebelum mulai menyampaikan materi, baiknya kita melakukan aktivitas yang dapat menarik
perhatian pebelajar. Harapannya, pebelajar lebih semangat dan termotivasi untuk
mempelajari materi yang akan diberikan. Beberapa aktivitas yang dapat digunakan untuk
menarik perhatian pebelajar, seperti: cerita yang mampu memancing pertanyaan, pertanyaan
atau pernyataan yang mengejutkan. Siapapun akan tertarik untuk melanjutkan apabila dimulai
dari perkenalan yang tidak biasa, bukan?

Inform Learner of Objectives (Beritahu Tujuan Pembelajaran)

Berikan penjelasan mengenai tujuan belajar yang akan dicapai, tidak hanya itu, pastikan
pebelajar paham KENAPA mereka harus mempelajari materi tersebut dan ikut aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus disampaikan diantaranya:
performa yang dibutuhkan, kriteria performa yang harus dicapai, pebelajar ikut menentukan
kriteria untuk standar performa. Dalam menyampaikan tujuan belajar, sebisa mungkin
kaitkan dengan bagaimana aplikasinya di dunia nyata, dengan demikian pebelajar dapat
melihat nilai-nilai yang akan mereka dapatkan dan kemungkinan akan lebih termotivasi untuk
belajar.

Stimulate Recall of Prior Learning (Mengingat kembali)

Event selanjutnya yaitu mengingat kembali pengetahuan atau keterampilan yang telah
dipelajari sebelumnya, hal tersebut dilakukan agar pengetahuan atau keterampilan tersebut
terus diingat dan masuk ke memori jangka panjang. Sebelum memulai kegiatan
pembelajaran, beritahu pebelajar pengetahuan atau keterampilan apa yang akan dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas tertentu, serta bagaimana kaitannya dengan apa yang akan mereka
pelajari. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti menanyakan pemahaman mereka terhadap
pengetahuan sebelumnya.

Present Stimulus Material (Menyampaikan Materi)

Dalam menyampaikan materi, sebaiknya gunakan strategi agar pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien. Susun dan bagikan konten-konten agar pebelajar mudah memahami.
Berikan penjelasan setiap kali selesai mendemonstrasikan keterampilan tertentu. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat menyusun konten, susunlah konten tersebut
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misalnya konten 1 untuk mencapai tujuan pembelajaran
1 dan seterusnya. Hal tersebut dilakukan agar pebelajar fokus untuk menguasai pengetahuan
dan keterampilan tertentu sebelum lanjut ke tujuan pembelajaran selanjutnya.

Kegiatan yang dapat dilakukan selama menyampaikan materi, diantaranya:

 Berikan kosakata baru dan penjelasannya


 Berikan contoh-contoh yang riil seperti studi kasus
 Berikan konten dengan berbagai versi, misalnya video, demonstrasi, podcast, kerja
kelompok, demonstrasi, dan lain-lain
 Gunakan berbagai media untuk memfasilitasi preferensi belajar
Provide Learner Guidance (Berikan Panduan)

Pebelajar yang paling mahir pun akan menemukan kesulitan di tengah proses pembelajaran
yang belum pernah Ia pelajari. Oleh karena itu, bantuan dari tutor/guru sangatlah diperlukan
agar tidak ada kesalahpahaman mereka dalam belajar dan pebelajar terus termotivasi untuk
belajar. Panduan dapat diberikan dengan cara-cara berikut:

 Sediakan support saat diperlukan seperti petunjuk yang dapat hilang setelah pebelajar
berhasil menjawab pertanyaan atau selesai mempelajari konten tersebut.
 Strategi belajar seperti mnemonics, peta konsep, bermain peran, dan visualisasi.
 Gunakan contoh dan non contoh, non contoh digunakan untuk membantu pebelajar
untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan atau kebalikan dari contoh yang
diberikan.
 Berikan studi kasus, analogi, gambar visual dan metafora. Studi kasus digunakan
untuk mengetahui bagaimana penerapan di dunia nyata, analogi biasanya untuk
menjelaskan konsep-konsep yang abstrak, gambar visual untuk menjelaskan
hubungan secara visual, dan metafora sebagai mendukung pembelajaran.

Jawaban 4 :

Upaya untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Menurut Adler (dalam Suryabrata


2008: 116) ada dua cara manusia menutupi rasa rendah diri yaitu dengan menyerah dan
kompensasi. Menyerah berarti rasa rendah diri dianggap sebagai perbaikan terhadap
kepercayaan pada diri sendiri yang dapat dicapai. Sedangkan kompensasi menurut Adler
(dalam Suryabrata 2008:116) bila seseorang memiliki rasa rendah diri maka ia berusaha
meniadakan perasaan tersebut, dengan menebus atau mencari pemulih. Jadi kompensasi
adalah akibat yang wajar daripada rasa rendah diri. Oleh karena itu penting bahwa seseorang
tidak berpura-pura dengan rasa percaya diri tetapi tetap mengembangkannya dari dalam
kepribadiannya. Selain itu tidak kalah penting seseorang untuk tidak hanya mengkompensasi
kelemahan dengan kelebihan dan dapat menerima kenyataan diri pribadinya.

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka seseorang harus
memulainya dari dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting karena hanya dirinyalah yang
dapat mengatasi rasa rendah diri yang dimiliki. Berbeda dengan pendapat Enung Fatimah
(2006: 153) memupuk rasa percaya diri dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Evaluasi diri secara obyektif

b. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri

c. Positive thinking

d. Gunakan self-affirmation

e. Berani mengambil risiko

Sedangkan Lauster (1997: 15) menjelaskan petunjuk untuk meningkatkan


kepercayaan diri.
a. Mencari penyebab dari rasa rendah diri

b. Mengatasi kelemahan yang dimiliki.

c. Mengembangkan bakat dan kemampuan.

d. Berbangga dan berbahagia dengan keberhasilan yang telah dicapai.

e. Bebaskan diri dari pendapat orang lain.

f. Kembangkan bakat melalui hobi.

g. Melakukan pekerjaan dengan rasa yang optimis.

h. Miliki cita-cita yang realistis.

i. Jangan terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain.

j. Berpikir bahwa tak seorangpun mempunyai hasil yang sama dalam tiap bidang.

Thursan Hakim (2005) mengemukakan pendapat yang berbeda dalam memupuk rasa
percaya diri disekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memupuk keberanian untuk bertanya.

2) Peran aktif pendidik untuk bertanya kepada siswanya.

3) Mengerjakan soal di depan kelas.

4) Aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler maupun organisasi sekolah.

5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar.

6) Penerapan disiplin yang konsisten

Upaya untuk memupuk rasa percaya diri menurut Tarmudji (1998:47) adalah pertama,
dengan melenyapkan rasa takut dan bimbang yang memojokkan bila dibiarkan. Kedua, untuk
mencapai sukses dalam segala sesuatu perlu mengambil risiko dalam mencoba sesuatu yang
baru. Ketiga, bersikap adil jika orang lain mengalami kegagalan juga dan pujilah kesuksesan
dan prestasi orang lain. Keempat, gunakan daya khayal untuk memperoleh pekerjaan yang
diinginkan.

Sedangkan meningkatkan rasa percaya diri menurut Harter (dalam Santrock


2003:339) terdapat empat cara, yaitu melalui:

1) Mengidentifikasi penyebab dari rendahnya rasa percaya diri dan domain-domain


kompetensi diri yang penting.
2) Dukungan emosional dan penerimaan sosial.
3) Prestasi.
4) Mengatasi masalah (coping).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa yaitu dengan

a. Mengetahui penyebab dari rasa tidak percaya diri siswa.


b. Pemberian dukungan secara emosional, baik motivasi ataupun apresiasi kepada siswa
yang bertanya aktif saat pembelajaran berlangsung di kelas.
c. Membantu siswa menumbuhkan penilaian positif terhadap diri siswa sehingga siswa
memiliki rasa optimis dan harga diri.
d. Membantu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa karena melalui prestasi dapat
membantu meningkatkan rasa percaya dirinya.

Anda mungkin juga menyukai