Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MARIA GORETI JEMIMAN

NIM : 2018010139

UTS : TATANIAGA PERTANIAN A

1. sarang laba-laba (cobweb) merupakan salah satu penerapan analisa supply-demand


untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian dan peternakan
menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi
tersebut adalah adanya reaksi yang “terlambat” dari pihak produsen terhadap harga.

Pada kondisi keseimbangan pasar (Qs = Qd), harga bawang merah sebesar Rp 100.000,- dan
jumlah produksi 20 kg. Tetapi karena terjadi ledakan hama jumlah bawang merah yang
ditawarkan di pasar turun menjadi 10 kg (Qt), hal ini mendorong kenaikan harga menjadi Rp
150.000,- (Pt). Ketika harga naik para produsen bawang merah berusaha menambah jumlah
produksi, hingga pada periode tertentu jumlah produksi bawang merah meningkat kembali
25 kg (Qt+1). Meningkatnya produksi bawang merah menyebabkan banyaknya bawang
merah yang terdapat di pasar, hal ini mendorong turunnya harga menjadi Rp 80.000,- (Pt+1).
Turunnya harga ini menyebabkan produsen mengurangi penawaran bawang merah , begitu
seterusnya. Siklus berputar kembali.

2. Keseimbangan Pasar adalah terbentuknya suatu harga keseimbangan.

Harga keseimbangan adalah harga dimana konsumen atau produsen sama-sama tidak ingin
menambah atau mengurangi barang/jasa yang dijual ataupun dikonsumsi.
Harga keseimbangan ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran. Penjual dan
pembeli biasanya akan selalu mengambil tindakan agar mencapai kesepakatan.

Situasi dimana jumlah penawaran lebih besar dari permintaan disebut


dengan surplus. Sebaliknya, situasi dimana jumlah permintaan lebih besar dari penawaran
disebut dengan kekurangan (shortage).

1. Keseimbangan Jangka Pendek

Kekuatan pasar yang menentukan harga dan kuantitas penjualan dapat dianggap sebagai
mewujudkan diri melalui permintaan agregat dan fungsi penawaran.

2. Keseimbangan Pasar Jangka Panjang

Biaya jangka panjang dan kurva penawaran termasuk “laba yang normal”, yaitu remunerasi
minimum yang diperlukan bagi perusahaan untuk tetap ada.

Ini adalah keuntungan yang menimbulkan kepada pengusaha sebagai sistem pembayaran
untuk layanan manajerial , untuk menyediakan organisasi, untuk bantalan resiko dan lain-
lain.

3. Marginal utility atau utilitas marjinal adalah istilah ekonomi yang mengukur manfaat
pelanggan dalam membeli layanan dari suatu organisasi. Hukum utilitas marjinal
yang semakin berkurang menggambarkan bagaimana manfaat atau utilitas produk
memiliki efek yang berlawanan pada jumlah unit kontemporer yang sudah mereka
miliki.
Utilitas marjinal suatu produk dapat didasarkan pada persepsi pelanggan terhadap suatu
merek yang mempengaruhi keputusan mereka untuk tetap setia padanya atau melihat produk
serupa yang dibuat oleh perusahaan yang berbeda karena tingkat kepuasan mereka.

Selanjutnya, pemasar perlu bekerja mengembangkan strategi yang menjaga permintaan tetap
tinggi untuk produk dan layanan meskipun utilitas marjinalnya menurun.

4. Diperlukan untuk menguji perbedaan antara manfaat agregat yang diterima perusahaan dari
jumlah barang dan jasa yang diproduksi periode lalu dan periode saat ini dengan satu unit
tambahan peningkatan tingkat produksi. Pendapatan marginal adalah alat mendasar untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam pengaturan perusahaan, bersama dengan biaya
marjinal yang harus dipertimbangkan.

5. Pemasaran Hasil Pertanian atau Tata niaga Pertanian merupakan serangkaian kegiatan
ekonomi berturut-turut yang terjadi selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian mulai
dari produsenprimer sampai ke tangan konsumen (FAO pada tahun 1958). emasaran hasil
pertanian berarti kegiatan bisnis dimana menjual produk berupa komoditas pertanian sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan harapan konsumen akan puas dengan
mengkonsumsi komoditas tersebut. Pemasaran hasil pertanian dapat mencakup perpindahan
barang atau produk pertanian dari produsen kepada konsumen akhir, baik input ataupun
produk pertanian itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai